BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... -...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... -...
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Terdapat dua hasil dalam penelitian ini yaitu hasil penelitian keterampilan
belajar IPA tanpa perlakuan dan hasil penelitian keterampilan belajar IPA dengan
perlakuan dengan pendekatan problem based learning. Pembelajaran dengan
pendekatan problem based learning menekankan kepada siswa untuk dapat
terlibat aktif dalam pembelajaran, siswa mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan serta mendorong siswa untuk berpikir
secara ilmiah. Melalui penyajian permasalahan, siswa akan aktif untuk
memecahkan masalah tersebut dan siswa lebih mudah dalam menerima materi
pelajaran karena siswa melakukan sendiri seluruh proses penemuan jawaban dari
masalah yang dipertanyakan. Selain itu siswa juga mendapat tantangan baru
dalam belajar sehingga menimbulkan semangat dalam belajar. Dalam
pembelajaran dengan pendekatan problem based learning guru hanya berperan
sebagai fasilitator yang mendampingi siswa dalam belajar agar seluruh proses
pembelajaran terlaksana dengan baik.
Pembelajaran dengan pendekatan problem based learning yang digunakan
dalam penelitian ini melalui tahap atau langkah-langkah sebagai berikut: melihat
gambar peristiwa alam, mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia,
merumuskan masalah dampak peristiwa alam yang terjadi di Indonesia,
mengumpulkan tiga dampak masing-masing peristiwa alam yang terjadi di
Indonesia, menganalisis dampak masing-masing peristiwa alam yang terjadi di
Iindonesia bagi makhluk hidup dan lingkungan mempresentasikan dampak
masing-masing peristiwa alam yang terjadi di Indonesia bagi makhluk hidup dan
lingkungan, refleksi proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
problem based learning.
Pemberian perlakuan pada sampel menggunakan pendekatan problem based
learning dilakukan pada penelitian akhir, sedangkan pada penelitan awal tidak
diberi perlakuan khusus, hanya pembelajaran yang biasa diberikan kepada siswa
35
36
setiap hari. Pada saat pembelajaran diadakan penilaian proses yaitu penilaian
keteranpilan belajar siswa. Penilaian keterampilan dalam penelitian ini
menggunakan lembar observasi yang terdiri dari enam indikator keterampilan
belajar. Indikator keterampilan tersebut yaitu: terampil melihat, terampil
menentukan, terampil bertanya, terampil mengumpulkan, terampil menganalisis,
dan terampil menjelaskan. Lembar observasi tersebut diisi oleh guru dengan
melihat keterampilan belajar yang dilakukan oleh siswa.
Langkah yang diambil untuk memperoleh perbandingan hasil pengukuran
keterampilan belajar antara pembelajaran yang dilakukan menggunakan perlakuan
pendekatan problem based learning dan pembelajaran tanpa perlakuan khusus,
yang pertama dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran keterampilan
belajar pada sampel yang dalam kegiaatan pembelajarannya dilakukan tanpa
perlakuan khusus atau pembelajaran yang dilakukan kelas tersebut sehari-hari
dengan KD “Mendeskripsikan perlunya penghematan air”. Kemudian dilakukan
pengukuran keterampilan belajar, yang dalam kegiatan pembelajarannya
menggunakan perlakuan pendekatan problem based learning pada KD
“Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi
makhluk hidup dan lingkungan”. Pada saat proses pembelajaran berlangsung,
dilakukan pengukuran keterampilan belajar siswa, untuk mengetahui pengaruh
pendekatan problem based learning terhadap keterampilan belajar IPA siswa
kelas 5 SD Negeri Ledok 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2014/2015.
Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan problem based learning pada
sampel penelitian baru pertama kali dilakukan, dengan demikian maka dilakukan
observasi untuk mengetahui apakah guru dan siswa benar-benar melaksanakan
seluruh sintaks pembelajaran dengan pendekatan problem based learning dengan
baik. Pada penelitian keterampilan belajar tanpa perlakuan khusus atau
pembelajaran konvensional tidak dilakukan observasi untuk guru, karena
pembelajaran konvensional sudah biasa dilakukan di kelas tersebut, sehingga
hanya dilakukan penilaian keterampilan belajar IPA siswa pada saat pembelajaran
berlangsung. Berdasrkan prosedur penelitian pre-experimental design tipe one-
37
group pretest-postest design. Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisis
statistik untuk mengetahui perbedaan rata-rata melakukan keterampilan belajar.
Hasil Penelitian Keterampilan Belajar IPA Tanpa Perlakuan
Penelitian keterampilan belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 01
Salatiga semester II tahun pelajaran 2014/2015 tanpa diberi perlakuan khusus,
dilaksanakan pada hari Kamis, 7 Mei 2015 pada mata pelajaran IPA SK 7.
“Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam” dan KD 7.5 “Mendeskripsikan perlunya
penghematan air”. Teknik penilaian dalam penelitian ini menggunakan teknik
observasi dengan instrumen berupa lembar observasi yang berisi enam indikator
keterampilan belajar. Pembelajaran yang dilakukan pada penelitian tanpa
perlakuan ini berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan pada penelitian
dengan perlakuan. Pada penelitian tanpa perlakuan ini pembelajaran dilaksanakan
seperti yang biasa dilakukan sehari-hari tanpa adanya perlakuan khusus seperti
yang dilaksanakan pada kelas eksperimen. Pembelajaran dibagi ke dalam tiga
kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan ini, dan kegiatan akhir. Dalam
penelitian ini guru menilai keterampilan belajar siswa pada saat proses
pembelajaran. Pengukuran keterampilan belajar menggunakan teknik observasi
dengan instrumen berupa lembar observasi yang berisi enam indikator
keterampilan belajar yang diisi guru dengan memberikan check (√) pada kolom
sesuai kriteria. Adapun aspek-aspek keterampilan yang diukur pada penelitian ini
yaitu terampil melihat, terampil menentukan masalah, terampil merumuskan,
terampil mengumpulkan data/informasi, terampil menganalisis, dan terampil
menjelaskan.
Kegiatan pendahuluan diawali dengan berdoa dan dilanjutkan dengan
mengecek kehadiran siswa. Kemudian guru menyampaikan apersepsi dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya guru bertanya jawab dengan siswa
tentang keberadaan air bersih di sekitar siswa.
Kegiatan inti, guru menyajikan materi “Keberadaan Air Bersih” dengan
tambahan gambar-gambar tentang keberadaan air bersih di bumi. Guru
38
menjelaskan bagaimana keberadaan air bersih. Guru meminta siswa mencari
jenis-jenis kegiatan manusia yang mempengaruhi keberadaan air bersih, kemudian
siswa diminta menganalisis kegiatan manusia sehingga dapat mengganggu
keberadaan air bersih, guru aktif membimbing siswa untuk menganalis kegiatan
manusia sehingga dapat mengganggu keberadaan air bersih. Setelah selesai
menganalisis tentang kegiatan manusia yang mempengaruhi keberadaan air
bersih, kemudian siswa menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas untuk
dijelaskan kepada teman-temannya, guru aktif membimbing siswa untuk
menyampaikan pekerjaannya. Kemudian guru memberikan kesimpulan terhadap
hasil yang presentasikan setiap siswa, dalam hal ini guru memberikan apresiasi
terhadap siswa yang berani menjelaskan hasil pekerjaannya. Pada seluruh
kegiatan inti, guru menyampaikan materi dengan jelas dan guru juga
menunjukkan penguasaan materi dengan baik, guru selalu memfasilitasi dan
memantau kemajuan siswa dalam belajar serta menumbuhkan semangat belajar
siswa dengan baik.
Kegiatan akhir diawali dengan membuat kesimpulan tentang kegiatan
manusia yang mempengauhi keberadaan air bersih, kemudian dilanjutkan dengan
refleksi terhadap kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran.
Guru memberikan pesan kepada siswa yang diambil dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan yaitu setelah mengetahui keberadaan air bersih dan kegiatan
manusia yang mempengauhi keberadaan air bersih, maka siswa harus menjaga
keberadaan air bersih minimal di lingkungan sekitar siswa. Kemudian guru
menutup pembelajaran dengan memberi salam, seluruh kegiatan penutup
dilakukan guru dengan baik.
Hasil yang didapat dari penelitian tanpa perlakuan ini, siswa maksimal
hanya mampu melakukan lima indikator keterampilan yaitu terampil melihat,
terampil merumuskan, terampil mengumpulkan data/informasi, terampil
menganalisis, dan terampil menjelaskan. Ada satu indikator keterampilan yaitu
menentukan masalah, karena dalam pembelajaran ini tidak menerapkan
pembelajaran berbasis masalah.
39
Berikut ditampilkan distribusi frekuensi melakukan keterampilan belajar
IPA tanpa ada perlakuan khusus dalam pembelajaran.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Keterampilan Belajar IPA Tanpa
Perlakuan Pendekatan Problem Based Learning
Jumlah
Keterampilan
Belajar IPA
Kriteria F Persentase (%)
1-2 Sedikit 10 43,5
3-4 Sedang 11 47,8
5-6 Tinggi 2 8,7
Jumlah 23 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut, jumlah keterampilan belajar antara
melakukan 1-2 dengan kriteria sedikit, dicapai sebanyak 10 siswa dengan
persentase 43,5%. Dengan jumlah melakukan 3-4 keterampilan belajar dicapai
sebanyak 11 siswa dengan persentase 47,8% dan dengan jumlah melakukan 5-6
keterampilan belajar dengan kriteria tinggi dicapai sebanyak 2 siswa dengan
persentase 8,7%. Untuk memperjelas gambaran data, berikut ini disajikan gambar
grafik distribusi frekuensi aktivitas keterampilan belajar IPA tanpa perlakuan.
40
Gambar 4.1
Grafik Distribusi Frekuensi Keterampilan Belajar IPA Tanpa
Perlakuan Pendekatan Problem Based Learning
Berdasarkan gambar 4.1 nampak bahwa siswa yang memiliki jumlah
keterampilan belajar terendah dengan jumlah satu keterampilan belajar sebanyak 4
siswa, dengan jumlah dua keterampilan belajar sebanyak 6 siswa, dengan jumlah
tiga keterampilan belajar sebanyak 7 siswa, dengan jumlah empat keterampilan
belajar sebanyak 4 siswa, dengan jumlah keterampilan belajar tertinggi dengan
jumlah lima keterampilan belajar sebanyak 2 siswa. Dalam penelitian sebelum
perlakuan ini ada keterampilan yang tidak dilakukan oleh semua siswa, yaitu
keterampilan dalam menentukan permasalahan. Tidak ada siswa yang terampil
dalam menentukan permasalahan, karena guru tidak meminta siswa menentukan
permasalahan di dalam pembelajaran. Deskripsi sampel tersebut mengalami
perubahan setelah adanya perlakuan dengan pendekatan problem based learning.
Hasil Penelitian Keterampilan Belajar IPA Dengan Perlakuan
Penelitian keterampilan belajar pada kelas 5 SD Negeri Ledok 01 Salatiga
semester II tahun pelajaran 2014/2015 dengan perlakuan pendekatan problem
0 2 4 6 8
1
2
3
4
5
6
Jumlah Siswa
Jum
lah
Mel
aku
kan
Ke
tera
mp
ilan
Bel
ajar
IPA
Jumlah Siswa
5 3 1 7
41
based learning dilakukan pada hari Jumat, tanggal 15 Mei 2015 pada mata
pelajaran IPA SK 7 “Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya
dengan menggunaan sumber daya alam”, KD 7.6 “Mengidentifikasi peristiwa
alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan
lingkungan”. Pembelajaran dibagi menjadi dalam tiga pokok yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam penelitian ini guru
menilai keterampilan belajar siswa pada saat proses pembelajaran. Pengukuran
keterampilan belajar menggunakan teknik observasi dengan instrumen berupa
lembar observasi yang berisi enam indikator keterampilan belajar yang diisi guru
dengan memberikan check (√) pada kolom sesuai kriteria. Adapun aspek-aspek
keterampilan yang diukur pada penelitian ini yaitu terampil melihat, terampil
menentukan, terampil merumuskan, terampil mengumpulkan data/informasi,
terampil menganalisis, dan terampil menjelaskan. Dalam penelitian ini juga
menggunakan lembar observasi untuk mengetahui apakah guru dan siswa benar-
benar melaksanakan seluruh sintaks pembelajaran dengan pendekatan problem
based learning dengan baik.
Kegiatan pendahuluan dimulai dengan mengucapkan salam, doa, dan
absensi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap motivasi dan apersepsi. Guru dan
siswa bertanya jawab tentang peristiwa alam. Guru juga tidak lupa menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Pada kegiatan inti, guru membagi siswa dalam 6 kelompok untuk kemudian
dibagikan gambar permasalahan terkait peristiwa alam. Dalam kegiatan ini guru
aktif membimbing siswa untuk melihat permasalahan peristiwa alam. Pada
kegiatan ini guru menilai keterampilan melihat siswa. Kemudian siswa
menentukan permasalahan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Dalam
kegiatan ini guru aktif membimbing siswa untuk dapat menentukan peristiwa
alam yang terjadi di Indonesia dengan baik. Pada kegiatan ini guru menilai
keterampilan siswa saat menentukan permasalahan peristiwa alam yang terjadi di
Indonesia. Langkah selanjutnya yaitu siswa merumuskan masalah dampak
peristiwa alam yang terjadi di Indonesia bagi makhluk hidup dan lingkungan.
Pada kegiatan ini guru menilai keterampilan siswa saat bertanya mengenai
42
masalah dampak peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Langkah selanjutnya
yaitu, siswa secara individu mengumpulkan data melalui media masa maupun
pengalanam pribadi siswa mengenai dampak peristiwa alam yang terjadi di
Indonesia. Dalam kegiatan ini guru aktif membimbing siswa untuk
mengumpulkan dampak peristiwa alam dengan baik. Pada kegiatan ini guru
menilai keterampilan siswa saat mengumpulkan data/informasi. Langkah
selanjutnya siswa kembali ke kelompoknya untuk berdiskusi menganalisis
dampak masing-masing peristiwa alam bagi makhluk hidup dan lingkungan,
dalam kegiatan ini guru aktif membimbing dan memfasilitasi siswa yang
mengalami kesulitan untuk menganalisis dampak peristiwa alam yang terjadi di
Indonesia bagi makhluk hidup dan lingkungan. Pada kegiatan ini guru menilai
keterampilan siswa saat menganalisis dampak peristiwa alam yang terjadi di
Indonesia bagi makhluk hidup dan lingkungan. Langkah selanjutnya siswa
mempresentasikan hasil diskusi mengenai peristiwa alam yang terjadi di
Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan, setiap kelompok
menjelaskan hasil diskusinya kepada teman-temannya. Pada kegiatan ini guru
menilai keterampilan siswa saat menjelaskan hasil diskusinya kepada teman-
temannya. Langkah terakhir yaitu siswa melakukan refleksi terhadap
pembelajaran dengan mengunakan pendekatan problem based learning, setiap
kelompok menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran dengan pendekatan
problem based learning yang telah dilaksanakan. Pada kegiatan inti guru
menunjukkan penguasaan materi dengan baik, memfasilitasi siswa dalam
menyelesaikan setiap langkah pembelajaran dengan sangat baik, menumbuhkan
semangat belajar siswa dengan baik, serta menunjukkan sikap terbuka terhadap
respon siswa dengan baik. Siswa juga terlihat antusias dan terpacu semangatnya
dalam mengikuti pembelajaran.
Pembelajaran akhir atau penutup, guru mengajak seluruh siswa untuk
menarik kesimpulan serta melakukan refleksi terhadap keseluruhan pembelajaran
yang telah dilaksanakan dengan baik, selanjutnya guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan salam.seluruh kegiatan akhir dilakukan guru dengan sangat
baik. Adapun hasil observasi implementasi RPP untuk aktivitas guru pada kelas
43
eksperimen terlihat pada lampiran 2. Berdasarkan lampiran 2 hasil observasi
implementasi RPP untuk aktivitas guru, semua kegiatan telah dilakukan guru. Hal
ini berarti guru telah mengimplementasikan RPP dengan sangat baik bahkan bisa
dikatakan sempurna dalam mengajar.
Penelitian ini menerapkan pendekatan problem based learning di dalam
pembelajarannya, yang langkah-langkah kegiatannya yaitu siswa mengidentifikasi
masalah, mengumpulkan data, kemudian menganalisis data, data yang telah
dianalisis kemudian dipresentasikan dengan dijelaskan kepada siswa lainnya.
Berikut ditampilkan distribusi frekuensi aktivitas keterampilan belajar IPA
dengan perlakuan pendekatan problem based learning.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Keterampilan Belajar IPA dengan
Perlakuan Pendekatan Problem Based Learning
Jumlah
Keterampilan
Belajar IPA
Kriteria F Persentase (%)
1-2 Sedikit 5 21,74
3-4 Sedang 11 47,83
5-6 Tinggi 7 30,43
Jumlah 23 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut, jumlah melakukan keterampilan belajar
antara 1-2 dengan kriteria sedikit, dicapai sebanyak 5 siswa dengan persentase
21,74%. Dengan jumlah melakukan 3-4 keterampilan belajar dengan kriteria
sedang dicapai sebanyak 11 siswa dengan persentase 47,83%dan dengan jumlah
melakukan 5-6 keterampilan belajar dengan kriteria tinggi dicapai sebanyak 7
siswa dengan persentase 30,43%. Untuk memperjelas gambaran data pengukuran
keterampilan belajar IPA, berikut disajikan gambar grafik distribusi frekuensi
keterampilan belajar IPA dengan perlakuan pendekatan problem based learning.
44
Gambar 4.2
Grafik Distribusi Frekuensi Keterampilan Belajar IPA dengan
Perlakuan Pendekatan Problem Based Learning
Berdasarkan gambar 4.2, nampak bahwa siswa yang memiliki jumlah
keterampilan belajar terendah dengan jumlah 1 sebanyak 1 siswa, dengan jumlah
2 keterampilan belajar sebanyak 3 siswa, dengan jumlah 3 keterampilan belajar
sebanyak 4 siswa, dengan jumlah 4 keterampilan belajar sebanyak 6 siswa,
dengan jumlah 5 keterampilan belajar sebanyak 5 siswa, dan dengan jumlah
keterampilan belajar tertinggi dengan jumlah 6 keterampilan belajar sebanyak 4
siswa.
Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian di atas, uji perbedaan mean hasil penelitian
sebelum perlakuan dan dengan perlakuan, teknik analisis data menggunakan uji t
paired samples test. Berikut ini disajikan tabel hasil uji t hasil penelitian sebelum
perlakuan dan hasil penelitian setelah perlakuan melalui tabel 4.3.
0 2 4 6 8
1
2
3
4
5
6
Jumlah Siswa
Jum
lah
Mel
aku
kan
Ke
tera
mp
ilan
Bel
ajar
IPA
Jumlah Siswa
45
Tabel 4.3
Uji T-Test Keterampilan Belajar IPA
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Keterampilan Belajar IPA
dengan Perlakuan -
Keterampilan Belajar IPA
tanpa Perlakuan
1,26087 ,54082 ,11277 1,02700 1,49474 11,181 22 ,000
Tabel 4.3 menunjukkan hasil analisis SPSS terlihat bahwa perbedaan rata-
rata sebesar 1,26087 dan thitung sebesar 11,181 dengan nilai signifikansi 0,000.
Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada hasil
perhitungan dalam uji t paired samples test. Berikut akan dijelaskan tentang
hipotesis statistik yang telah dirumuskan.
Ha : Terdapat pengaruh pendekatan problem based learning terhadap
keterampilan belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 01 Salatiga
semester II tahun pelajaran 2014/2015.
H0 : Tidak terdapat pengaruh pendekatan problem based learning terhadap
keterampilan belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 01 Salatiga
semester II tahun pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan analisis uji t paired samples test, hipotesis diterima jika
signifikansi < 0,05 dan thitung>ttabel sedangkan hipotesis ditolak jika signifikasi >
0,05 dan thitung<ttabel . Dari hasil analisis data uji t paired samples test diperoleh
nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan thitung>ttabel yaitu 11,181>2,074 maka Ha
diterima, jadi terdapat pengaruh pendekatan problem based learning terhadap
keterampilan belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 01 Kota Salatiga
semester II Tahun pelajaran 2014/2015.
46
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Ledok 01 Kota
Salatiga semester II Tahun pelajaran 2014/2015. Dalam kegiatan penelitian ini
dilakukan penelitian tanpa perlakuan dan dengan perlakuan pendekatan problem
based learning. Dalam penelitian keterampilan belajar yang pembelajarannya
tanpa perlakuan mengajarkan KD “Mendeskripsikan perlunya penghematan air”.
Kemudian dilakukan penelitian keterampilan belajar, yang dalam kegiatan
pembelajarannya menggunakan perlakuan pendekatan problem based learning
pada KD “Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan
dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan”.
Pembelajaran dengan perlakuan pendekatan problem based learning
dilaksanakan oleh guru kelas. Untuk mengetahui apakah seluruh langkah-langkah
pendekatan problem based learning dilaksanakan atau tidak maka dilakukan
observasi pada saat pembelajaran. Selain itu observasi saat pembelajaran juga
dilakukan pada siswa untuk mengetahui apakah siswa benar-benar melakukan
seluruh sintaks pendekatan problem based learning. Aktivitas tindakan perlakuan
menggunakan pendekatan problem based learning yang dilakukan oleh guru,
nampak bahwa kekurangan guru adalah pada aspek mengaitkan materi
pembelajaran dengan pengetahuan lain yang relevan, sehingga siswa tidak
mengetahui apabila materi “Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan
dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan” yang dipelajari juga berkaitan
dengan pengetahuan lain. Kelebihan guru adalah pada pelaksanaan pembelajaran
guru telah mengimplementasikan langkah-langkah pembelajaran yang tercantum
pada RPP dengan maksimal.
Persentase hasil penelitian keterampilan belajar tanpa perlakuan dan dengan
perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
47
Tabel 4.4
Deskripsi Perbandingan Persentase Hasil Penelitian Keterampilan
Belajar Tanpa Perlakuan dan Dengan Perlakuan
Kriteria
Hasil Penelitian
Tanpa Perlakuan % Dengan Perlakuan %
Rendah 43,5 21,74
Sedang 47,8 47,83
Tinggi 8,70 30,43
Jumlah 100 100
Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa siswa yang memiliki keterampilan
dengan kriteria rendah turun dari 43,5% menjadi 21,74 % setelah diberi
perlakuan. Siswa yang memiliki keterampilan belajar dengan kriteria sedang
naik dari 47,8% naik menjadi 47,83% setelah diberi perlakuan. Siswa yang
memiliki keterampilan belajar dengan tinggi naik dari 8,7% menjadi
30,43%. Hal ini berarti pembelajaran dengan pendekatan problem based
learning berpengaruh pada peningkatan keterampilan belajar IPA siswa.
Hal ini juga dibuktikan dari data deskripsi statistik keterampilan
belajar IPA tanpa perlakuan dan dengan perlakuan pendekatan problem
based learning.secara statistik hasil pengukuran keterampilan belajar IPA
tanpa perlakuan dan dengan perlakuan secara detil disajikan melalui tabel 5
berikut ini.
Tabel 4.5
Deskripsi Statistik Keterampilan Belajar IPA
Tanpa Perlakuan dan Dengan Perlakuan Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Tanpa Perlakuan 23 2,7391 1,21421 ,25318
Dengan Perlakuan 23 4,0000 1,44600 ,30151
48
Perbedaan rata-rata melakukan keterampilan belajar tanpa perlakuan
dan dengan perlakuan yang ditunjukkan melalui tabel 5 yakni dari 2,74
menjadi 4,00. Perbedaan rata-rata sebesar 1,26 menunjukkan adanya
peningkatan keterampilan belajar IPA siswa, karena ada perlakuan
pendekatan problem based learning.
Perbedaan perlakuan yang diberikan ternyata menghasilkan rata-rata
melakukan keterampilan yang berbeda. Dari hasil analisis data uji t paired
samples t-test, menunjukkan thitung sebesar 11,181 dengan skor signifikansi
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa skor signifikansi 0,000 < 0,05 dan
thitung>ttabel yaitu 11,181>2,074, jadi terdapat pengaruh pendekatan problem
based learning terhadap keterampilan belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri
Ledok 01 Kota Salatiga semester II Tahun pelajaran 2014/2015.
Data yang diperoleh membuktikan bahwa rata-rata jumlah
melakukan keterampilan belajar IPA dengan menggunakan pendekatan
problem based learning lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata jumlah
melakukan keterampilan belajar IPA pada pembelajaran yang berpusat pada
guru tanpa menggunakan pendekatan. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Prametasari, Merinda Dian (2011) yang menyatakan
bahwa pembelajaran dengan pendekatan problem based learning efektif
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 01 Kota Salatiga
semester II Tahun pelajaran 2014/2015. Dalam pendekatan problem based
learning, pembelajaran berbasis pada siswa. Siswa aktif melaksanakan
kegiatan-kegiatan pembelajaran, keaktifan siswa terjadi, karena ada
keterampilan belajar yang dilakukan siswa saat proses pembelajaran.
Keterampilan belajar yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran
dengan pendekatan problem based learning dapat mendukung kefeektifan
hasil belajar IPA siswa.
Terjadinya perbedaan rata-rata jumlah keterampilan belajar IPA siswa
kelas 5 SD Negeri Ledok 01 Kota Salatiga semester II Tahun pelajaran
2014/2015berdasarkan hasil penelitian, salah satunya disebabkan adanya
perlakuan pendekatan problem based learning dalam pembelajaran.
49
Pembelajaran yang digunakan juga mengajarkan siswa untuk terampil, aktif,
saling bekerjasama, mendapatkan pengalaman baru, dan percaya diri.
Faktor lain yang mempengaruhi keterampilan belajar IPA antara lain:
“pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) merupakan
salah satu pendekatan pembelajaran inovatif yang dapat memberikan
kondisi belajar aktif kepada siswa (Ngalimun 2014:89)”. Selain itu juga
Ibrahim dan Nur (2000) dalam Agus N. Cahyo (2013:285) menyebutkan
bahwa pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) memiliki
beberapa kelebihan, diantaranya: (a) siswa lebih memahami konsep yang
diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut, (b)
melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan
berpikir siswa yang lebih tinggi, (c) pengetahuan tertanam berdasarkan
skemata yang dimiliki siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna, (d)
siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran, sebab masalah-masalah yang
diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat
meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang
dipelajari, (e) menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi
aspirasi dan menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang
positif di antara siswa, (f) pengondisian siswa dalam belajar kelompok yang
saling berinteraksi terhadap pembelajar dan temannya.