BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA...

30
61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian pada SD Negeri 1 Sukorejo dan SD Negeri 2 Sukorejo Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dimulai dari bulan Februari sampai Maret. Penelitian ini diawali dengan meminta ijin kepada pihak sekolah SD Negeri 1 Sukorejo dan SD Negeri 2 Sukorejo yang akan dijadikan tempat penelitian, dengan subjek penelitian siswa kelas 4 dari kedua sekolah. Dalam meminta ijin peneliti menjelaskan tujuan dan rencana pelaksanaan penelitian kepada kepala sekolah dan guru kelas 4. Peneliti menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektifitas antara model problem based learning dan inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut manakah yang lebih efektif diterapkan untuk mata pelajaran IPA di kelas 4 SD. Setelah mendapatkan ijin dari kedua sekolah, peneliti mulai melakukan wawancara kepada guru kelas dan siswa, serta melakukan pendekatan kepada siswa kelas 4 yang akan menjadi subjek penelitian dengan tujuan untuk memahami karakter dari masing-masing siswa dari kedua kelompok, karena berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas dari masing- masing kelompok yang akan mengimplemantasikan model PBL dan model inquiry adalah peneliti. Sedangkan guru kelas bertindak sebagai observer atau pengamat. Sedangkan mengenai rencana pelaksanaan penelitian secara garis besar yaitu dimulai dari pemberian pretest, lalu dilanjutkan dengan penerapan treatment yang berbeda pada masing-masing kelompok yaitu model PBL pada SDN 1 Sukorejo dan model inquiry pada SDN 2 Sukorejo. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dan pada pertemuan ketiga dilakukan tes hasil belajar IPA pada masing-masing kelompok. Berikut ini disajikan jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian di SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo beserta rencana kegiatan dalam tabel 20.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian pada SD Negeri 1 Sukorejo dan SD Negeri 2

Sukorejo Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dimulai dari bulan Februari

sampai Maret. Penelitian ini diawali dengan meminta ijin kepada pihak sekolah

SD Negeri 1 Sukorejo dan SD Negeri 2 Sukorejo yang akan dijadikan tempat

penelitian, dengan subjek penelitian siswa kelas 4 dari kedua sekolah. Dalam

meminta ijin peneliti menjelaskan tujuan dan rencana pelaksanaan penelitian

kepada kepala sekolah dan guru kelas 4.

Peneliti menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui perbedaan efektifitas antara model problem based learning dan

inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan

SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut manakah yang lebih efektif

diterapkan untuk mata pelajaran IPA di kelas 4 SD. Setelah mendapatkan ijin dari

kedua sekolah, peneliti mulai melakukan wawancara kepada guru kelas dan siswa,

serta melakukan pendekatan kepada siswa kelas 4 yang akan menjadi subjek

penelitian dengan tujuan untuk memahami karakter dari masing-masing siswa dari

kedua kelompok, karena berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas dari masing-

masing kelompok yang akan mengimplemantasikan model PBL dan model

inquiry adalah peneliti. Sedangkan guru kelas bertindak sebagai observer atau

pengamat.

Sedangkan mengenai rencana pelaksanaan penelitian secara garis besar yaitu

dimulai dari pemberian pretest, lalu dilanjutkan dengan penerapan treatment yang

berbeda pada masing-masing kelompok yaitu model PBL pada SDN 1 Sukorejo

dan model inquiry pada SDN 2 Sukorejo. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan

sebanyak dua kali pertemuan dan pada pertemuan ketiga dilakukan tes hasil

belajar IPA pada masing-masing kelompok. Berikut ini disajikan jadwal kegiatan

pelaksanaan penelitian di SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo beserta rencana

kegiatan dalam tabel 20.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

62

Tabel 20

Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian di SDN 1 Sukorejo dan

SDN 2 Sukorejo Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016

No. Hari/tanggal Uraian Kegiatan

1. Selasa,

15-03-2016

Memberikan soal tes uji kesetaraan (pretest) pada

kelompok eksperimen1 (PBL) dan kelompok

eksperimen2 (inquiry).

2. Rabu,

23-03-2016

Pertemuan 1, pelaksanaan pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran inquiry pada kelompok

eksperimen2.

3. Kamis,

24-03-2016

Pertemuan 2, pelaksanaan pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran inquiry pada kelompok

eksperimen2.

4. Sabtu,

26-03-2016

Pertemuan 3, pemberian soal tes hasil belajar IPA

setelah diterapkan perlakuan model inquiry pada

kelompok eksperimen2.

5. Selasa,

29-03-2016

Pertemuan 1, pelaksanaan pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran PBL pada kelompok

eksperimen1.

6. Rabu,

30-03-2016

Pertemuan 2, pelaksanaan pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran PBL pada kelompok

eksperimen1.

7. Jum’at,

01-04-2016

Pertemuan 3, pemberian soal tes hasil belajar IPA

setelah diterapkan perlakuan model PBL pada kelompok

eksperimen1.

Berdasarkan tabel 20 jadwal pelaksanaan penelitian diatas dapat dilihat

bahwa rencana pelaksanaan penelitian dimulai dengan pemberian prestest kepada

kedua kelompok tersebut dengan tujuan untuk uji kesetaraan antara kedua

kelompok dalam penelitian ini yaitu SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo,

apakah kedua kelompok dalam penelitian ini memiliki kemampuan awal yang

setara atau tidak. Pemberian pretest dilaksanakan pada hari selasa, 15 Maret 2016,

untuk kelompok eksperimen1 yaitu SDN 1 Sukorejo dilakukan pada pukul 07.00

– 08.10 WIB. Sedangkan untuk kelompok eksperimen2 yaitu SDN 2 Sukorejo

dilakukan pada hari yang sama yaitu pukul 09:00 – 10:10 WIB. Data nilai untuk

tes uji kesetaraan atau pretest diperoleh dari 25 butir soal berbentuk pilihan ganda

dengan menggunakan materi yang sama digunakan dalam penelitian ini, yaitu

materi sumber daya alam. Soal tersebut merupakan 25 butir soal yang sudah di uji

validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas instrumen soal tes hasil

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

63

belajar IPA dilaksanakan sebelum uji pretest yaitu pada hari Sabtu, 5 Maret 2016.

Soal tes hasil belajar IPA dengan materi sumber daya alam di uji cobakan diluar

subjek penelitian, yaitu di ujikan pada siswa kelas 5 SDN 1 Sukorejo dengan

jumlah 32 anak.

Setelah data pretest diperoleh dan dilakukan analisis data, kemudian

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan treatment yang berbeda pada masing-

masing sekolah. Yaitu penerapan model PBL pada SDN 1 Sukorejo dan

penerapan model inquiry pada SDN 2 Sukorejo. Dalam praktik pelaksanaannya

dilakukan pada kelompok eksperimen2 terlebih dahulu daripada kelompok

eksperimen1. Hal ini dikarenakan pada minggu keempat bulan Maret tepatnya

tanggal 23-26 Maret 2016 siswa kelas 4 dari kelompok eksperimen1 sebagian

besar mengikuti lomba di kecamatan. Jadi peneliti berfikir untuk memanfaatkan

waktu, alangkah lebih baik dapat digunakan untuk pelaksanaan pada kelompok

eksperimen2 terlebih dahulu. Sedangkan pelaksanaan pada kelompok

eksperimen1 disusul pada minggu berikutnya.

Rencana pelaksanaan pembelajaran dari kedua kelompok tersebut sudah

dibuat oleh peneliti dengan detail sesuai dengan sintaks dari masing-masing

model serta disesuaikan dengan standar proses dalam pembelajaran. Tidak lupa

juga dilengkapi dengan lembar observasi tindakan guru dalam penerapan masing-

masing model dan lembar observasi aktivitas siswa dalam penerapan model pada

masing-masing kelompok. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan pada tiap kelompok. Kemudian pada pertemuan terakhir yaitu

pertemuan ketiga dilakukan tes hasil belajar IPA pada kedua kelompok tersebut

untuk mengetahui hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen1 dan kelompok

eksperimen2 setelah diterapkan model pembelajaran yang berbeda pada masing-

masing kelompok. Berikut ini disajikan lebih rinci uraian pelaksanaan kegiatan

pembelajaran masing-masing pertemuan dari kelompok eksperimen1 dan

kelompok eksperimen2.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

64

4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelompok Eksperimen1

4.1.1.1 Pertemuan 1

Pertemuan 1 kelompok eksperimen1 siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo

dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret 2016. Peneliti datang sebelum pukul

07.00 WIB, karena pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada jam pertama yaitu

pukul 07.00 sampai 08.10 WIB. Siswa-siswa sudah tidak kaget lagi dengan

datangnya peneliti yang akan mengajar pada kelas tersebut, selain karena siswa

sudah mengenal peneliti juga karena guru kelas sudah menginformasikan kepada

anak-anak pada hari sebelumnya bahwa pembelajaran hari ini mata pelajaran IPA

akan di sampaikan oleh peneliti. Sebelum memulai pembelajaran peneliti

memberikan salam dan mengajak semua siswa berdoa serta memeriksa kehadiran

siswa, pada petemuan pertama seluruh siswa berangkat semua dengan jumlah 27

siswa. Kemudian peneliti memeriksa kesiapan siswa dilanjutkan dengan membuat

kontrak belajar dan menanyakan kepada siswa mengenai materi pelajaran

sebelumnya. Setelah itu masuk kegiatan apersepsi sekaligus orientasi siswa pada

masalah yaitu melalui kegiatan tanya jawab berkaitan proses hujan serta disajikan

sebuah cerita yang berjudul “Liburan Nobita dan Doraemon”. Peneliti

menggunakan semacam wayang-wayangan bertokoh Nobita dan Doraemon untuk

menarik perhatian siswa. Pertama-tama peneliti menceritakan sendiri cerita

tersebut, lalu pada pertengahan cerita siswa ikut berpartisipasi aktif menceritakan

cerita tersebut didepan kelas. Anak-anak terlihat sangat tertarik dan antusias

mendengarkan cerita. Setelah cerita selesai guru memberikan pertanyaan kepada

siswa berkaitan cerita serta membantu siswa merumuskan permasalahan. Peneliti

menginformasikan materi yang akan dipelajari serta rencana kegiatan dalam

pertemuan kali ini. Indikator dalam pertemuan pertama dikedua kelompok

eksperimen1 dan kelompok eksperimen2 sama, yaitu: a) mendiskripsikan

pengertian sumber daya alam; b) mengidentifikasi berbagai jenis sumber daya

alam; c) mengelompokkan jenis sumber daya alam yang dapat diperbaruhi; d)

mengelompokkan jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbaruhi.

Kegiatan berikutnya kegiatan inti, peneliti menggali pengetahuan siswa

tentang sumber daya alam. Selanjutnya siswa dibuat berkelompok dengan masing-

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

65

masing kelompok terdiri 4 anak dengan cara yang sudah disiapkan peneliti.

Masing-masing kelompok mendapatkan Lembar Diskusi Siswa (LDS) dan teks

cerita “Liburan Nobita dan Doraemon”. Langkah pertama peneliti mengarahkan

siswa untuk menuliskan kembali rumusan masalah yang telah ditentukan diawal

pembelajaran. Lalu peneliti mengorganisasikan siswa untuk belajar dengan

mengarahkan siswa untuk mencari bukti dan menemukan jawaban permasalahan.

Selama siswa berdiskusi, guru membimbing dan berkeliling kelas untuk

mengamati kegiatan diskusi yang dilakukan siswa. Menurut pengamatan peneliti

siswa bersemangat dalam kegiatan diskusi dan berebut menulis dalam LDS. Siswa

mendiskusikan permasalahan mengelompokkan sumber daya alam yang dapat

diperbaruhi dan tidak diperbaruhi. Setelah semua kelompok sudah menyelesaikan

LDS masuk ke kegiatan inti berikutnya yaitu elaborasi.

Kegiatan elaborasi dalam fase mengembangkan dan menyajikan hasil karya,

guru mengarahkan siswa untuk membuat laporan dari informasi/data. Siswa

membuatnya dalam kolom kesimpulan pada LDS masing-masing kelompok. Lalu

setiap kelompok mempresentasikannya didepan kelas, dan siswa yang sudah

berani maju mendapatkan bintang sebagai bentuk apresiasi bagi siswa. Kegiatan

berikutnya yaitu konfirmasi dalam fase menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah. Dalam kegiatan ini peneliti memberikan analisis, komentar,

sekaligus mengkonfirmasi terhadap hasil presentasi dan jawaban permasalahan

masing-masing kelompok.

Kegiatan akhir yaitu kegiatan penutup, peneliti bersama-sama dengan siswa

menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa nampak memberikan respon yang

positif dan memberikan jawaban secara bersaut-sautan. Peneliti mengutarakan

rencana kegiatan tindak lanjut untuk pertemuan berikutnya. Beberapa siswa

menjawab dengan harapan besok ada cerita dengan wayang-wayangan lagi.

Peneliti menutup pembelajaran dengan salam dan menyerahkan kembali siswa

kelas 4 kepada guru kelas.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

66

4.1.1.2 Pertemuan 2

Pertemuan 2 kelompok eksperimen1 siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo

dilaksanakan pada hari berikutnya yaitu hari Rabu, 30 Maret 2016. Peneliti datang

sebelum pukul 07.00 WIB, karena pelaksanaan pembelajaran kembali dilakukan

pada jam pertama yaitu pukul 07.00 sampai 08.10 WIB. Sebelum memulai

pembelajaran peneliti memberikan salam dan mengajak semua siswa berdoa serta

memeriksa kehadiran siswa, pada petemuan kedua seluruh siswa berangkat semua

dengan jumlah 27 siswa. Kemudian peneliti memeriksa kesiapan siswa

dilanjutkan dengan membuat kontrak belajar dan menanyakan kepada siswa

mengenai materi pelajaran sebelumnya. Setelah itu masuk kegiatan apersepsi

sekaligus orientasi siswa pada masalah yaitu melalui kegiatan tanya jawab

mengenai manfaat air hujan dan minyak bumi bagi kehidupan manusia, serta

bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk memelihara dan menghemat sumber

daya alam. Dalam kegiatan orientasi siswa pada masalah juga dilanjutkan cerita

“Liburan Nobita dan Doraemon”. Tapi dalam pertemuan kedua ini peneliti lupa

tidak membawa wayang-wayangan tokoh Nobita dan Doraemon. Namun hal

tersebut tidak menyurutkan semangat dan antusias anak-anak. Hal ini terbukti dari

siswa yang berebut ingin membacakan cerita tersebut didepan kelas, lalu guru

mengambil tindakan yaitu memilih siswa yang pada pertemuan pertama belum

maju. Setelah cerita selesai guru memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan

cerita serta membantu siswa merumuskan permasalahan. Peneliti

menginformasikan materi yang akan dipelajari serta rencana kegiatan dalam

pertemuan kali ini. Indikator dalam pertemuan kedua dikedua kelompok

eksperimen1 dan kelompok eksperimen2 sama, yaitu: a) mengidentifikasi manfaat

sumber daya alam yang dapat diperbaruhi; b) mengidentifikasi manfaat sumber

daya alam yang tidak dapat diperbaruhi; c) memberikan contoh kegiatan yang

dapat memelihara dan menghemat sumber daya alam yang dapat diperbaruhi; d)

memberikan contoh kegiatan yang dapat memelihara dan menghemat sumber

daya alam yang tidak dapat diperbaruhi.

Kegiatan berikutnya kegiatan inti, peneliti menggali pengetahuan siswa

tentang manfaat sumber daya alam bagi lingkungan. Selanjutnya siswa kembali

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

67

berkumpul dengan anggota kelompoknya kemaren. Dalam kegiatan ini anak-anak

cukup tertib karena pembagian kelompok peneliti buat meja depan dengan meja

belakangnya. Masing-masing kelompok mendapatkan Lembar Diskusi Siswa

(LDS) dan lanjutan teks cerita “Liburan Nobita dan Doraemon”. Langkah pertama

peneliti mengarahkan siswa untuk menuliskan kembali rumusan masalah yang

telah ditentukan diawal pembelajaran. Lalu peneliti mengorganisasikan siswa

untuk belajar dengan mengarahkan siswa untuk mencari bukti dan menemukan

jawaban permasalahan melalui kegiatan penyelidikan. Namun dalam kegiatan

penyelidikan yang kedua ini sebagian siswa masih kebingungan dalam

mengerjakan LDS. Akhirnya peneliti memberikan penjelasan ulang dan

memunculkan beberapa pertanyaan untuk memberikan umpan aktivitas

penyelidikan dan diskusi siswa. Selama siswa berdiskusi, guru membimbing dan

berkeliling kelas untuk mengamati kegiatan diskusi yang dilakukan siswa.

Menurut pengamatan peneliti, siswa bersemangat dalam kegiatan diskusi dan

berebut menulis dalam LDS. Siswa mendiskusikan permasalahan manfaat SDA

yang dapat diperbaruhi dan tidak dapat diperbaruhi serta kegiatan yang dapat

memelihara dan menghemat SDA yang dapat diperbaruhi dan tidak dapat

diperbaruhi. Setelah semua kelompok sudah menyelesaikan LDS masuk ke

kegiatan inti berikutnya yaitu elaborasi.

Kegiatan elaborasi dalam fase mengembangkan dan menyajikan hasil karya,

guru mengarahkan siswa untuk membuat laporan dari informasi/data. Siswa

membuatnya dalam kolom kesimpulan pada LDS masing-masing kelompok. Lalu

setiap kelompok mempresentasikannya didepan kelas, dan siswa yang sudah

berani maju medapatkan bintang sebagai apresiasi bagi siswa. Kegiatan

berikutnya yaitu konfirmasi dalam fase menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah. Dalam kegiatan ini peneliti memberikan analisis, komentar,

sekaligus mengkonfirmasi terhadap hasil presentasi masing-masing kelompok.

Kegiatan akhir yaitu kegiatan penutup, peneliti bersama-sama dengan siswa

menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa nampak memberikan respon yang

positif dan memberikan jawaban secara bersaut-sautan. Peneliti mengutarakan

rencana kegiatan tindak lanjut untuk pertemuan berikutnya yaitu akan diadakan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

68

tes hasil belajar IPA materi sumber daya alam. Peneliti menutup pembelajaran

dengan salam dan menyerahkan kembali siswa kelas 4 kepada guru kelas.

Selama pelaksanaan penerapan pembelajaran model PBL pada kelompok

eksperimen1 di SDN 1 Sukorejo dalam dua kali pertemuan peneliti sudah

berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik

dan runtut sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah

dibuat. Guru kelas 4 yang bertindak sebagai observer juga memberikan komentar

bahwa pelaksanaan sudah sesuai dengan RPP dan runtut. Guru kelas juga

menambahkan bahwa interaksi antara peneliti dengan siswa juga sudah baik, dan

dalam pembelajaran juga sudah memunculkan interkasi antara siswa dengan siswa

yang bermanfaat. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil observasi tindakan guru

dalam penerapan model PBL dalam tabel 21 berikut.

Tabel 21

Hasil Observasi Tindakan Guru Penerapan Model PBL di

Kelompok Eksperimen1 SDN 1 Sukorejo Tahun Pelajaran 2015/2016

No.

Aspek yang

diamati

Indikator

Pengamatan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jumlah Persentase

(%)

Jumlah (%) Jumlah (%)

1. Kegiatan Awal 6 24% 6 24% 6 24%

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi 8 32% 8 32% 7 28%

b. Elaborasi 3 12% 3 12% 3 12%

c. Konfirmasi 5 20% 5 20% 4 16%

3. Kegiatan

Penutup

3 12% 3 12% 3 12%

Jumlah 25 100% 25 100% 23 92%

Berdasarkan hasil observasi tindakan guru dalam penerapan model PBL pada

tabel 21 dapat dilihat bahwa tindakan guru dalam mengimplementasikan model

PBL pada pertemuan 1 semua indikator terlaksana yaitu 25 dengan persentase

sebesar 100%. Sedangkan pada pertemuan 2 tindakan guru dalam

mengimplementasikan model PBL indikator yang terlaksana yaitu 23 dengan

persentase sebesar 92%. Secara umum menurut pengamat yaitu guru kelas

pelaksanaan pembelajaran model PBL sudah berjalan dengan baik dan lancar

karena proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika 80% sintaks terlaksana

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

69

dengan baik. Berikut ini disajikan hasil observasi aktivitas siswa saat pelaksanaan

pembelajaran pada tabel 22.

Tabel 22

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Penerapan Model PBL di

Kelompok Eksperimen1 SDN 1 Sukorejo Tahun Pelajaran 2015/2016

No. Aspek yang

diamati

Indikator

Pengamatan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jumlah Persentase

(%)

Jumlah (%) Jumlah (%)

1. Kegiatan

Awal

6 24% 6 24% 6 24%

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi 8 32% 6 24% 8 28%

b.Elaborasi 3 12% 3 12% 3 12%

c.Konfirmasi 4 16% 3 12% 3 12%

3. Kegiatan

Penutup

4 16% 4 16% 4 16%

Jumlah 25 100% 22 88% 24 96%

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam penerapan model PBL pada

tabel 22 dapat dilihat bahwa aktivitas siswa saat pelaksanaan pembelajaran model

PBL pada pertemuan 1 indikator yang dilakukan siswa berjumlah 22 dengan

persentase 88% dari total keseleuruhan 25 indikator. Sedangkan pada pertemuan

2 indikator yang dilakukan siswa berjumlah 24 dengan persentase 96% dari total

keseluruhan 25 indikator.

4.1.1.3 Pertemuan 3

Pertemuan 3 kelompok eksperimen1 siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dengan

agenda pemberian soal tes hasil belajar IPA setelah diterapkan treatment

dilaksanakan pada hari Jum’at, 1 April 2016. Peneliti datang pukul 07.00 WIB,

walaupun dalam jadwal pelaksanaannya tes akan diberikan setelah istirahat

pertama yaitu pukul 09.00 sampai 10.10 WIB, karena pada hari tersebut jam

pertama siswa kelas 4 mata pelajaran olahraga. Setelah istirahat bel masuk

berbunyi peneliti segera memasuki ruangan kelas dan memastikan semua anak

sudah berganti seragam dan sudah masuk kelas semua. Setelah semua siswa sudah

masuk peneliti memeriksa kesiapan siswa dan mengecek kehadiran siswa, pada

pertemuan ketiga ini seluruh siswa berangkat. Lalu peneliti memberikan

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

70

penjelasan tentang tes yang akan dilakukan dalam pertemuan kali ini. Peneliti juga

memberikan aturan-aturan ketika siswa mengerjakan soal tes hasil belajar IPA.

Soal tes hasil belajar berisi 25 butir soal pilihan ganda yang sudah diuji validitas

dan reliabilitasnya. Peneliti membagikan lembar soal dan jawaban dengan bantuan

salah satu siswa. Setelah semua siswa mendapatkan lembar soal dan jawaban,

siswa mulai mengerjakan soal tes hasil belajar IPA materi sumber daya alam pada

lembar jawaban yang telah disediakan. Selama siswa mengerjakan, peneliti

mengawasi siswa dan sesekali berkeliling kelas. Dalam pelaksanaannya siswa

mengerjakan soal lebih cepat dari waktu yang diperkirakan, dalam rencana

pelaksanaan diberi waktu selama 50 menit. Namun dalam praktiknya baru

berjalan 30 menit sebagian besar siswa sudah selesai mengerjakan, tapi masih

juga ada beberapa siswa yang belum selesai. Peneliti memberikan penjelasan bagi

siswa yang sudah selesai harus menghargai temannya yang belum selesai. Setelah

semua siswa sudah selesai mengerjakan seluruh lembar soal dan lembar jawaban

dikumpulkan. Setelah itu peneliti sedikit berbagi cerita kepada siswa dengan

tujuan memberikan penguatan dan motivasi untuk belajar lebih giat. Sekaligus

peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada anak-anak kelas 4 SDN 1

Sukorejo karena sudah membantu pelaksanaaan penelitian. Lalu peneliti

menyerahkan kelas 4 kepada guru kelas.

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen2

4.1.2.1 Pertemuan 1

Pertemuan 1 kelompok eksperimen2 siswa kelas 4 SDN 2 Sukorejo

dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Maret 2016. Peneliti datang pukul 07.00 WIB,

pelaksanaan pembelajaran dilakukan setelah istirahat pertama yaitu pukul 09.00

sampai 10.10 WIB. Siswa-siswa sudah tidak kaget lagi dengan datangnya peneliti

yang akan mengajar pada kelas tersebut, selain karena siswa suadah mengenal

peneliti juga karena peneliti sudah sering berangkat ke SDN 2 Sukorejo untuk

sekedar membantu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Namun guru kelas

tetap menginformasikan kepada anak-anak pada hari sebelumnya bahwa

pembelajaran hari ini mata pelajaran IPA akan di sampaikan oleh peneliti.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

71

Sebelum memulai pembelajaran peneliti memberikan salam serta memeriksa

kehadiran siswa, pada petemuan pertama seluruh siswa berangkat semua dengan

jumlah 30 siswa. Kemudian peneliti memeriksa kesiapan siswa dilanjutkan

dengan membuat kontrak belajar dan menanyakan kepada siswa mengenai materi

pelajaran sebelumnya. Setelah itu masuk kegiatan apersepsi sekaligus orientasi

yaitu dengan mengajak siswa menyanyikan sebuah lagu berjudul “Sumber Daya

Alam” dengan nada lagu Potong Bebek Angsa. Dalam kegiatan apersepsi siswa

nampak bersemangat dan antusias dalam menyanyikan lagu terutama yang

perempuan-perempuan, yang laki-laki ada beberapa yang kurang antusias. Setelah

kegiatan apersepsi peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan isi dari

syair lagu yang telah dinyanyikan. Melalui kegiatan tanya jawab peneliti

membantu siswa merumuskan masalah dan menuliskannya di papan tulis. Dalam

kegiatan ini beberapa siswa cukup antusias dengan memberikan pendapat

mengenai rumusan masalah. Peneliti menginformasikan materi yang akan

dipelajari serta rencana kegiatan dalam pertemuan kali ini. Indikator dalam

pertemuan pertama kelompok eksperimen2 sama dengan indikator pertemuan

pertama pada kelompok eksperimen1.

Kegiatan berikutnya kegiatan inti, peneliti menggali pengetahuan siswa

tentang sumber daya alam. Selanjutnya peneliti kembali menanyakan rumusan

masalah yang telah ditulis di papan tulis untuk siswa memberikan jawaban

sementara dari permasalahan atau hipotesis. Dalam kegiatan ini siswa nampak

memberikan pendapatnya dalam merumuskan hipotesis. Lalu siswa dibuat

berkelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 anak dengan cara

meja depan satu kelompok dengan meja belakangnya. Masing-masing kelompok

mendapatkan Lembar Penemuan Kelompok (LPK). Langkah pertama peneliti

mengarahkan siswa untuk menuliskan kembali rumusan masalah dan hipotesis

yang telah ditentukan diawal pembelajaran. Lalu peneliti mengarahkan siswa

untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin dari berbagai sumber, dalam

diskusi ini digunakan sumber dari buku paket yang dimiliki siswa serta syair lagu

yang telah dinyanyikan sebelumnya. Siswa berdiskusi menemukan sumber daya

alam yang dapat diperbaruhi dan tidak dapat diperbaruhi. Berdasarkan

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

72

pengamatan peneliti dalam kegiatan ini siswa laki-laki kurang berpartisipasi aktif

dalam kegiatan pengumpulan data. Lalu ketika peneliti membimbing kegiatan

pengumpulan data, peneliti juga berkeliling kelas untuk memberikan semangat

dan mengecek hasil penemuan kelompok. Setelah semua data yang dibutuhkan

terkumpul, siswa membuat laporan sederhana dalam kolom kesimpulan. Namun

ketika kegiatan ini sebagian besar siswa masih bingung dan akhirnya peneliti

menjelaskan ulang dan membimbing siswa secara perlahan. Setelah semua

kelompok selesai masuk kegiatan inti berikutnya yaitu elaborasi.

Kegiatan elaborasi dalam fase menguji hipotesis, setiap kelompok

mempresentasikan data yang telah didapatkan. Dalam kegiatan ini peneliti juga

memberikan contoh cara menguji hipotesis, yaitu hipotesis bukan lagi menjadi

jawaban sementara apabila didukung data yang telah anak-anak temukan.

Kegiatan presentasi didepan kelas lebih banyak dilakukan oleh siswa perempuan,

walaupun peneliti sudah memberikan motivasi untuk anak laki-laki namun tetap

saja kurang berhasil. Kegiatan berikutnya yaitu konfirmasi. Dalam kegiatan ini

peneliti memberikan konfirmasi terhadap hasil uji hipotesis dari masing-masing

kelompok.

Kegiatan akhir yaitu kegiatan penutup, peneliti bersama-sama dengan siswa

menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa nampak memberikan respon yang

positif dan memberikan jawaban secara bersaut-sautan. Peneliti mengutarakan

rencana kegiatan tindak lanjut untuk pertemuan berikutnya. Peneliti menutup

pembelajaran dengan salam dan menyerahkan kembali siswa kelas 4 kepada guru

kelas.

4.1.2.2 Pertemuan 2

Pertemuan 2 kelompok eksperimen2 siswa kelas 4 SDN 2 Sukorejo

dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Maret 2016. Peneliti datang sebelum pukul

07.00 WIB, karena pelaksanaan pembelajaran II dilakukan pada jam pertama

yaitu pukul 07.00 sampai 08.10 WIB. Sebelum memulai pembelajaran peneliti

memberikan salam dan doa serta memeriksa kehadiran siswa, pada petemuan

kedua terdapat satu anak yang tidak berangkat karena sedang sakit. Lalu peneliti

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

73

mengajak anak-anak untuk mendoakan temannya yang sedang sakit agar lekas

sembuh. Kemudian peneliti memeriksa kesiapan siswa dilanjutkan dengan

membuat kontrak belajar dan menanyakan kepada siswa mengenai materi

pelajaran sebelumnya. Setelah itu masuk kegiatan apersepsi sekaligus orientasi

yaitu dengan mengajak siswa menyanyikan sebuah lagu lagi berjudul “Manfaat

Sumber Daya Alam” dengan nada lagu Balonku Ada Lima. Dalam kegiatan

apersepsi siswa nampak bersemangat dan antusias dalam menyanyikan lagu

terutama yang perempuan-perempuan, yang laki-laki ada beberapa yang kurang

antusias. Setelah kegiatan apersepsi peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa

berkaitan isi dari syair lagu yang telah dinyanyikan. Melalui kegiatan tanya jawab

peneliti membantu siswa merumuskan masalah dan menuliskannya di papan tulis.

Dalam kegiatan ini beberapa siswa cukup antusias dengan memberikan pendapat

mengenai rumusan masalah. Peneliti menginformasikan materi yang akan

dipelajari serta rencana kegiatan dalam pertemuan kali ini. Indikator dalam

pertemuan kedua kelompok eksperimen2 sama dengan indikator pertemuan

pertama pada kelompok eksperimen1.

Kegiatan berikutnya kegiatan inti, peneliti menggali pengetahuan siswa

tentang sumber daya alam. Selanjutnya peneliti kembali menanyakan rumusan

masalah yang telah ditulis di papan tulis untuk siswa memberikan jawaban

sementara dari permasalahan atau hipotesis. Dalam kegiatan ini siswa nampak

memberikan pendapatnya dalam merumuskan hipotesis. Selanjutnya siswa

kembali berkumpul dengan anggota kelompoknya kemaren, tapi beberapa anak

laki-laki minta kelompoknya di ganti dari yang kemaren. Lalu karena sebagian

kelompok sudah berkumpul dan daripada membuang waktu akhirnya peneliti

memberikan pengertian. Masing-masing kelompok mendapatkan Lembar

Penemuan Kelompok (LPK). Langkah pertama peneliti mengarahkan siswa untuk

menuliskan kembali rumusan masalah dan hipotesis yang telah ditentukan diawal

pembelajaran. Lalu peneliti mengarahkan siswa untuk mengumpulkan data

sebanyak mungkin dari berbagai sumber, dalam diskusi ini digunakan sumber dari

buku paket yang dimiliki siswa serta syair lagu yang telah dinyanyikan

sebelumnya. Siswa berdiskusi menemukan manfaat SDA yang dapat diperbaruhi

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

74

dan tidak dapat diperbaruhi serta menentukan cara dan tindakan untuk menghemat

dan memeliha SDA. Selama siswa berdiskusi, guru membimbing dan berkeliling

kelas untuk mengamati kegiatan yang dilakukan siswa. Lalu peneliti memberikan

motivasi nanti kelompok yang paling serius dan bertanggung jawab terhdap

kelompoknya akan mendapatkan rewards dari peneliti. Hal ini terbukti mampu

membuat beberapa kelompok menjadi lebih serius dalam mengerjakan. Setelah

semua data yang dibutuhkan terkumpul, siswa membuat laporan sederhana dalam

kolom kesimpulan. Setelah semua kelompok selesai masuk kegiatan inti

berikutnya yaitu elaborasi.

Kegiatan elaborasi dalam fase menguji hipotesis, setiap kelompok

mempresentasikan data yang telah didapatkan. Dalam kegiatan uji hipotesis di

pertemuan II siswa sudah tidak lagi mengalami kebingungan seperti pertemuan 1.

Kegiatan berikutnya yaitu konfirmasi. Dalam kegiatan ini peneliti memberikan

konfirmasi terhadap hasil uji hipotesis dari masing-masing kelompok.

Kegiatan akhir yaitu kegiatan penutup, peneliti bersama-sama dengan siswa

menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa nampak memberikan respon yang

positif dan memberikan jawaban secara bersaut-sautan. Peneliti mengutarakan

rencana kegiatan tindak lanjut untuk pertemuan berikutnya yaitu akan diadakan

tes hasil belajar IPA materi sumber daya alam. Peneliti menutup pembelajaran

dengan salam dan menyerahkan kembali siswa kelas 4 kepada guru kelas.

Selama pelaksanaan penerapan pembelajaran model inquiry pada kelompok

eksperimen2 di SDN 2 Sukorejo dalam dua kali pertemuan peneliti sudah

berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik

dan runtut sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah

dibuat. Guru kelas 4 yang bertindak sebagai observer juga memberikan komentar

bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah baik dan sesuai dengan dengan apa yang

ditulis di RPP. Guru kelas juga menambahkan bahwa memang anak laki-laki agak

sedikit susah untuk diatur, karena mereka sering berkumpul dengan anak-anak

kelas 6. Namun secara keseluruhan pengelolaan kelas masih bisa diatasi. Hal

tersebut dibuktikan dengan hasil observasi tindakan guru dan tindakan siswa

dalam penerapan model inquiry dalam tabel 23 berikut.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

75

Tabel 23

Hasil Observasi Tindakan Guru Penerapan Model Inquiry di

Kelompok Eksperimen2 SDN 2 Sukorejo Tahun Pelajaran 2015/2016

No.

Aspek yang

diamati

Indikator

Pengamatan

Pertemuan I Pertemuan II

Jumlah Persentase

(%)

Jumlah (%) Jumlah (%)

1. Kegiatan

Awal

7 28% 7 28% 7 28%

2. Kegiatan Inti

a.Eksplorasi 7 28% 6 24% 6 24%

b. Elaborasi 2 8% 1 4% 1 4%

c.Konfirmasi 6 24% 5 20% 6 24%

3. Kegiatan

Penutup

3 12% 3 12% 3 12%

Jumlah 25 100% 22 88% 23 92%

Berdasarkan hasil observasi tindakan guru dalam penerapan model inquiry

pada tabel 23 dapat dilihat bahwa tindakan guru dalam implementasikan model

inquiry pada pertemuan 1 indikator yang terlaksana yaitu 22 dengan persentase

88% dar keseluruhan 25 indikator. Sedangkan pada pertemuan 2 tindakan guru

dalam implementasikan model inquiry indikator yang terlaksana yaitu 23 dengan

persentase sebesar 92%. Secara umum menurut observer / guru kelas pelaksanaan

pembelajaran model PBL sudah berjalan dengan baik dan lancar. Berikut ini

disajikan hasil observasi aktivitas siswa saat pelaksanaan pembelajaran pada tabel

24.

Tabel 24

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Penerapan Model Inquiry di

Kelompok Eksperimen2 SDN 2 Sukorejo Tahun Pelajaran 2015/2016

No.

Aspek yang

diamati

Indikator

Pengamatan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jumlah Persentase

(%)

Jumlah (%) Jumlah (%)

1. Kegiatan Awal 7 25% 7 25% 6 21,4%

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi 9 32,1% 8 28,6% 7 25%

b. Elaborasi 4 14,3% 4 14,3% 4 14,3%

c. Konfirmasi 4 14,3% 4 14,3% 4 14,3%

3. Kegiatan

Penutup

4 14,3% 3 10,7% 3 10,7%

Jumlah 28 100% 26 92,9% 24 85,7%

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

76

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam penerapan model PBL pada

tabel 24 dapat dilihat bahwa aktivitas siswa saat pelaksanaan pembelajaran model

inquiry pada pertemuan 1 indikator yang dilakukan siswa berjumlah 26 dengan

persentase 92,9% dari total keseluruhan 25 indikator. Sedangkan pada pertemuan

2 indikator yang dilakukan siswa berjumlah 24 dengan persentase 85,7% dari total

keseluruhan 25 indikator.

4.1.2.3 Pertemuan 3

Pertemuan 3 kelompok eksperimen2 siswa kelas 4 SDN 2 Sukorejo dengan

agenda pemberian soal tes hasil belajar IPA setelah diterapkan treatment

dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Maret 2016. Peneliti datang sebelum pukul

07.00 WIB, karena tes hasil belajar IPA diberikan pada pertemuan pertama yaitu

pukul 07.00 sampai 08.10 WIB. Seperti biasa peneliti memulai dengan salam dan

doa serta memeriksa kesiapan siswa dan mengecek kehadiran siswa, pada

pertemuan ketiga ini seluruh siswa berangkat. Lalu peneliti memberikan

penjelasan tentang tes yang akan dilakukan dalam pertemuan kali ini. Peneliti juga

memberikan aturan-aturan ketika siswa mengerjakan soal tes hasil belajar IPA.

Soal tes hasil belajar berisi 25 butir soal pilihan ganda yang sudah diuji validitas

dan reliabilitasnya. Siswa mengerjakan di lembar jawaban yang sudah disiapkan

guru. Selama siswa mengerjakan, peneliti mengawasi siswa dan sesekali

berkeliling kelas. Setelah semua siswa sudah selesai mengerjakan seluruh lembar

soal dan lembar jawaban dikumpulkan. Setelah itu peneliti sedikit berbagi cerita

kepada siswa dengan tujuan memberikan penguatan dan motivasi untuk belajar

lebih giat. Sekaligus peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada anak-anak

kelas 4 SDN 2 Sukorejo karena sudah membantu pelaksanaaan penelitian. Lalu

peneliti menyerahkan kelas 4 kepada guru kelas.

4.2 Data Hasil Penelitian

Data hasil penelitian berisi data skor hasil belajar siswa setelah diterapkan

treatment (posttest). Kelompok eksperimen1 diterapkan model PBL pada siswa

kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan kelompok eksperimen2 diterapkan model inquiry

learning pada siswa kelas 4 SDN 2 Sukorejo. Data yang diperoleh diolah secara

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

77

deskriptif dengan menggunakan tabel deskriptif frekuensi serta diagram garis

penyebaran data nilai hasil belajar IPA. Tabel distribusi frekuensi dari kelompok

eksperimen1 dan kelompok eksperimen2 disusun dengan menentukan banyaknya

kelas dan interval kelas terlebih dahulu. Berikut ini rumus dan cara menentukan

banyaknya kelas dan interval kelas menurut Sugiyono (2010:35), dari data skor

hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen1.

a. Banyaknya kelas ( k ) = 1 + 3,3 Log n ( n = jumlah data )

b. Interval kelas =

Berdasarkan rumus tersebut, berikut ini banyaknya kelas dan interval kelas

dari data skor hasil belajar IPA kelompok eksperimen1, dengan lumlah data 27

siswa.

a. Banyaknya kelas ( k ) = 1 + 3,3 Log n ( n = jumlah data )

= 1 + 3,3, Log 27

= 1 + 4,7

= 5,7 dibulatkan menjadi 6

b. Interval kelas =

=

=

= 8

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa banyaknya kelas ada 6

dengan panjang interval kelas dari masing-masing kelas adalah 8. Berikut ini

disajikan distribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen1

dalam tabel 25.

Tabel 25

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA pada

Kelompok Eksperimen1 SDN 1 Sukorejo

No. Interval Frekuensi Persentase

1. 52 – 59 3 11,1%

2. 60 – 67 3 11,1%

3. 68 – 75 3 11,1%

4. 76 – 83 5 18,5%

5. 84 – 91 8 29,7%

6. 92 keatas 5 18,5%

Jumlah 27 100%

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

78

Berdasarkan tabel 25 terlihat bahwa pada kelompok eksperimen1 nilai hasil

belajar IPA dengan nilai interval 52-59, 60-67, dan 68-75 merupakan interval nilai

yang paling sedikit diperoleh siswa yaitu masing-masing 3 anak atau 11,1% dari

jumlah seluruh siswa. Sedangkan interval nilai 76-83 dan 92 keatas masing-

masing terdapat 5 anak yang mendapatkan nilai dengan interval tersebut, yaitu

18,5% dari keseluruhan siswa. Sedagkan interval nilai 84 – 91 merupakan interval

nilai yang paling banyak didapat siswa dari kelompok eksperimen1 yaitu

sebanyak 8 anak atau 29,7% dari jumlah keseluruhan siswa kelas 4. Berikut ini

disajikan penyebaran data hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen1 dalam

bentuk diagram garis.

Gambar 2

Diagram Garis Penyebaran Data Nilai Hasil Belajar IPA (posttest)

Kelompok Eksperimen1 SDN 1 Sukorejo

Data skor hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen2 yang penerapannya

menggunakan model inquiry learning pada siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo juga

ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi dan diagram batang. Berikut ini

perhitungan banyaknya kelas dan interval kelas dari data skor hasil belajar IPA

pada kelompok eksperimen2 dengan jumlah data 30.

a. Banyaknya kelas ( k ) = 1 + 3,3 Log n ( n = jumlah data )

= 1 + 3,3, Log 30

= 1 + 4,9

= 5,9 dibulatkan menjadi 6

Kelompok Eksperimen1

52 – 59

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

79

b. Interval kelas =

=

=

= 10

Berdasarkan perhitungan tersebut. Dapat dilihat bahwa banyaknya kelas ada

6 dengan panjang interval kelas dari masing-masing kelas adalah 10. Berikut ini

disajikan distribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen2

dalam tabel 26.

Tabel 26

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA pada

Kelompok Eksperimen2 SDN 2 Sukorejo

No. Interval Frekuensi Persentase

1. 32 – 41 2 6,6%

2. 42 – 51 6 20%

3. 52 – 61 6 20%

4. 62 – 71 3 10%

5. 72 – 81 8 26,7%

6. 82 keatas 5 16,7%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel 26 terlihat bahwa pada kelompok eksperimen2 nilai hasil

belajar IPA dengan nilai interval 32-41 dan 62-71 merupakan interval nilai yang

paling sedikit diperoleh siswa yaitu masing-masing 2 dan 3 anak atau 6,6% dan

10% dari jumlah seluruh siswa. Sedangkan interval nilai 42-51 dan 52-61 sama-

sama diperoleh oleh 6 siswa atau 20% dari jumlah seluruh siswa. Interval nilai

yang paling banyak diperoleh siswa adalah 72-81 diperoleh oleh 8 anak atau

26,7% dari jumlah seluruh siswa. Sedangkan interval kelas tertinggi yaitu 82

keatas hanya diperoleh oleh 5 anak atau 16,7% dari jumlah seluruh siswa. Berikut

ini disajikan penyebaran data hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen2

dalam bentuk diagram garis.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

80

Gambar 3

Diagram Garis Penyebaran Data Nilai Hasil Belajar IPA (posttest)

Kelompok Eksperimen2 SDN 2 Sukorejo

4.3 Analisis Data Hasil Penelitian

Data hasil belajar siswa setelah diterapkan treatment atau data posttest yang

telah diperoleh dilakukan analisis. Pertama yaitu analisis deskriptif, karena

analisis deskriptif merupakan analisis mendasar yang mewakili data yang

diperoleh. Analisis deksriptif memberikan gambaran atau deskripsi data dilihat

dari nilai minimal, nilai maksimal, mean, dan standar deviasi. Setelah itu

dilakukan uji homogenitas, normalitas, dan uji t terhadap data hasil belajar IPA

siswa pada kelompok eksperimen1 dan kelompok eksperimen2 setelah diterapkan

treatment. Analisis data dilakukan dengan bantuan program software SPSS 23 for

windows.

4.3.1 Analisis Deskriptif

Berikut ini disajikan hasil analisis deskriptif data atau nilai hasil belajar

siswa dari kelompok eksperimen1 setelah diterapkan treatment model PBL pada

siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan dari kelompok eksperimen2 setelah diterapkan

treatment model inquiry learning pada siswa kelas 4 SDN 2 Sukorejo dalam tabel

27.

Kelompok Eksperimen2

32 – 41 42 – 51

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

81

Tabel 27

Hasil Analisis Deskriptif Nilai Posttest Kelompok Eksperimen1

di SDN 1 Sukorejo dan Kelompok Eksperimen2 di SDN 2 Sukorejo

Tahun Pelajaran 2015/2016

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kelompok_Eksperimen1 27 52 100 78.07 13.144

Kelompok_Eksperimen2 30 32 92 64.53 16.798

Valid N (listwise) 27

Dari tabel 27 dapat dilihat bahwa variabel dari kelompok eksperimen1

dengan jumlah data (N) sebanyak 27 siswa (SDN 1 Sukorejo) dan dari kelompok

eksperimen2 sebanyak 30 siswa (SDN 2 Sukorejo). Kelompok eksperimen1

memperoleh hasil belajar posttest dengan nilai terendah (minimum) 52,00 dan

nilai tertinggi (maximum) 100,00 dengan rata-rata (mean) sebesar 78,07 dan

standar deviasi 13,144. Sedangkan dari kelompok eksperimen2 hasil belajar

pretest dengan nilai terendah (minimum) 32,00 dan nilai tertinggi (maximum)

92,00 dengan rata-rata (mean) sebesar 64,53 dan standar deviasi 16,798.

Setelah data hasil belajar siswa (posttest) dianalis secara deskriptif yang

menggambarkan perolehan data secara umum, selanjutnya data dianalisis dengan

menggunakan uji perbedaan dua rata-rata dengan uji independent sample t-test.

Sebelum data dianalisis dengan menggunakan uji independent sample t-test perlu

dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat terdiri dari uji normalitas

dan uji homogenitas. Karena untuk uji independent sample t-test syarat dari data

harus berdistribusi normal dan mempunyai varians yang sama di antara anggota

grup data tersebut. Berikut ini disajikan hasil uji normalitas dan uji homogenitas

dari data posttest hasil belajar IPA siswa.

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data hasil belajar IPA

siswa telah berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

bantuan program SPSS 23 for windows. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada

tabel 28 berikut.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

82

Tabel 28

Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen1

SDN 1 Sukorejo dan Kelompok Eksperimen2 SDN 2 Sukorejo

Tahun Pelajaran 2015/2016 Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Niai Eksperimen1 .155 27 .093 .933 27 .084

Eksperimen2 .119 30 .200* .954 30 .220

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Data berdistribusi normal jika nila signifikansi lebih besar dari 0,05 (> 0,05).

Namun jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (< 0,05) maka data tidak

berdistribusi normal. Berdasarkan tabel 28 diatas terlihat bahwa pada kelompok

eksperimen1, SD Negeri 1 Sukorejo jika dibaca dengan Kolmogrov-Smirnov

memiliki nilai signifikansi 0,093 dan berarti ( 0,093 > 0,05 ). Sedangkan jika

dibaca dengan Shapiro-Wilk memilki nilai signifikansi 0,084 dan berarti ( 0,084 >

0,05 ). Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar posttest pada kelompok eksperimen1 yaitu SDN 1 Sukorejo

berdistribusi normal.

Sedangkan pada kelompok eksperimen2, SD Negeri 2 Sukorejo jika dibaca

dengan Kolmogrov-Smirnov memiliki nilai signifikansi 0,200 dan berarti ( 0,200 >

0,05 ). Sedangkan jika dibaca dengan Shapiro-Wilk memilki nilai signifikansi

0,220 dan berarti ( 0,220 > 0,05 ). Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar postest pada kelompok eksperimen2

yaitu SDN 2 Sukorejo berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data

skor hasil belajar IPA posttest kedua kelompok tersebut berdistribusi normal.

Normalitas skor hasil belajar IPA (posttest) dari kelompok eksperimen1 dan

kelompok eksperimen2 dapat disajikan secara visual. Berikut ini disajikan grafik

hasil uji normalitas dari data hasil belajar IPA siswa pada gambar 4.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

83

Berdasarkan gambar 4 tampak

bahwa bahwa data berdistribusi

normal terlihat dari kurva yang

membentuk lonceng.

4.3.2 Uji Homogenitas

Gambar 4

Grafik Uji Normalitas Hasil Belajar IPA (posttest) Kelompok Eksperimen1

dan Kelompok Eksperimen2

4.3.2 Uji Homogenitas

Uji prasyarat yang kedua yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan

untuk mengetahui apakah suatu data mempunyai varians yang sama atau homogen

diantara anggota grup data tersebut. Uji homogenitas dilakukan dengan

menggunakan bantuan program SPSS 23 for windows. Hasil uji homogenitas

dapat dilihat pada tabel 29 berikut.

Tabel 29

Hasil Analisis Uji Homogenitas Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen1

SDN 1 Sukorejo dan Kelompok Eksperimen2 SDN 2 Sukorejo

Tahun Pelajaran 2015/2016

Test of Homogeneity of Variances

Niai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.067 1 55 .085

Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Levene’s Statistic. Kedua data

dikatakan homogen jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (> 0,05). Namun

jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (< 0,05) maka data tidak berasal dari

varian yang sama atau tidak homogen. Berdasarkan tabel 25 diketahui bahwa

Levene Statistic (F) sebesar 3,067 dengan dF1 1 dan dF2 55 dengan nilai

Eksperimen 1 Eksperimen 2

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

84

signifikansi 0,085. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,085 (

0,085 > 0,05 ). Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil IPA pada kelompok

eksperimen1 dan kelompok eksperimen2 mempunyai varian yang sama atau

homogen.

4.3.3 Uji Independent Sample T-Test

Setelah uji prasyarat dilakukan dan terpenuhi, yaitu kedua data hasil belajar

IPA (posttest) kelompok eksperimen1 dan kelompok eksperimen2 berdistribusi

normal dan homogen maka uji beda dengan Independent Sample T-Test dapat

dilakukan. Uji Independent Sample T-Test dilakukan dengan menggunakan

bantuan program SPSS 23 for windows. Berikut ini hasil uji Independent Sample

T-Test yang disajikan dalam tabel 30.

Tabel 30

Hasil Analisis Uji Independent Sample T-Test Hasil Belajar IPA Kelompok

Eksperimen1 SDN 1 Sukorejo dan Kelompok Eksperimen2 SDN 2 Sukorejo

Tahun Pelajaran 2015/2016

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

Hasil Belajar Post-test

Equal variances assumed

3.362 55 .001 13.541 4.027

Equal variances not assumed

3.406 54.002 .001 13.541 3.976

Berdasarkan tabel hasil uji Independent Sample t Test pada tabel 30 pada

kolom Equal Varianced Assumed diketahui nilai t hitung data skor hasil belajar

IPA kelas 4 pada kelompok eksperimen1 dan kelompok eksperimen2 sebesar

3,362 dengan nilai signifikansi (2-tailed) 0,001.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian diawali uji hipotesis terlebih dahulu dan

dilanjutkan pembahasan hasil penelitian. Uji hipotesis penting untuk dilakukan

karena uji hipotesis menjawab rumusan masalah dalam penelitian serta menguji

hipotesis yang telah ditentukan, apakah Ho diterima dan Ha ditolak atau

sebaliknya. Sedangkan pembahasan hasil penelitian akan diuraikan pembahasan

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

85

berdasarkan hasil analisis data penelitian dan hasil proses pembelajaran yang telah

dilakukan serta setelah dilakukan uji hipotesis.

4.4.1 Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji Independent Sample T-Test dan hasil atau output dapat

dilihat pada tabel 26 maka tahap selanjutnya yaitu dilakukan uji hipotesis

berdasarkan hasil uji Independent Sample T-Test. Uji hipotesis dilakukan untuk

menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan

efektivitas antara model Problem Based Learning dan Inquiry Learning terhadap

hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 1 Sukorejo dan SD Negeri 2 Sukorejo

Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran

2015/2016. Selain itu juga untuk menguji hipotesis berdasarkan rumusan masalah

dan telah dirumuskan dalam bab 2. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Ho : Tidak ada perbedaan efektivitas antara model Problem Based Learning

dan Inquiry Learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 1

Sukorejo dan SD Negeri 2 Sukorejo Kecamatan Tegowanu Kabupaten

Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.

b. Ha : Ada perbedaan efektivitas antara model Problem Based Learning dan

Inquiry Learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 1

Sukorejo dan SD Negeri 2 Sukorejo Kecamatan Tegowanu Kabupaten

Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.

Penelitian ini ditetapkan taraf signifikansi sebesar 5% (0,05) yang

merupakan batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis, karena

penelitian ini merupakan penelitian sosial, jadi biasanya taraf signifikansi

kesalahan dalam penelitian sosial sebesar 5%. Dasar pengambilan keputusan hasil

uji hipotesis dalam penelitian ini berdasarkan pada hasil atau output uji

Independent Sample T-test, yaitu dengan melihat nilai signifikansi (2 tailed). Jika

nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 ( > 0,05 ) maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Namun sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 ( < 0,05 ) maka Ho

ditolak dan Ha diterima.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

86

Berdasarkan output hasil uji Independent Sample T-Test pada tabel 26

diketahui bahwa nilai signifikansi 2-tailed sebesar 0,001, yang artinya lebih kecil

dari 0,05 ( 0,001 < 0,05 ) maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Karena Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti ada perbedaan efektivitas antara

model Problem Based Learning dan Inquiry Learning terhadap hasil belajar IPA

siswa kelas 4 SD Negeri 1 Sukorejo dan SD Negeri 2 Sukorejo Kecamatan

Tegowanu Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 diterima.

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan efektivitas antara model Problem Based

Learning dan Inquiry Learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD

Negeri 1 Sukorejo dan SD Negeri 2 Sukorejo Kecamatan Tegowanu Kabupaten

Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 yang dibuktikan dengan nilai

signifikansi 2-tailed sebesar 0,001, yang artinya lebih kecil dari 0,05 ( 0,001 <

0,05 ) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model

problem based learning (PBL) yang diterapkan pada kelompok eksperimen1

lebih efektif diterapkan untuk pembelajaran IPA yang dilihat dari hasil belajar

IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo daripada model inquiry learning yang

diterapkan pada kelompok eksperimen2. Karena menurut Trianto (2009:20)

“untuk mengetahui keefektifan mengajar, dengan memberikan tes, sebab hasil tes

dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek proses pengajaran”.

Model PBL lebih efektif daripada model inquiry bukan hanya dilihat dari

hasil analisis uji hipotesis, tapi dilihat pula dari hasil analisis deskriptif data hasil

belajar siswa (posttest) dari kelompok eksperimen1 dan kelompok eksperimen2

yang menunjukkan nilai terendah, nilai tertinggi, dan rata-rata dari nilai yang

diperoleh kedua kelompok. Nilai terendah dari kelompok eksperimen1 yaitu siswa

kelas 4 SDN 1 Sukorejo adalah 52 dan nilai tertinggi 100, sedangkan pada

kelompok eksperimen2 yaitu siswa kelas 4 SDN 2 Sukorejo nilai terendah adalah

32 dan nilai tertinggi 92. Rata-rata hasil belajar dari kedua kelompok tersebut juga

menunjukkan hasil yang berbeda. Rata-rata hasil belajar pada kelompok

eksperimen1 dari tes hasil belajar IPA setelah diterapkan model PBL (posttest)

adalah sebesar 78,07. Sedangkan rata-rata hasil belajar pada kelompok

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

87

eksperimen2 dari tes hasil belajar IPA setelah diterapkan model inquiry (posttest)

adalah 64,53. Dari hasil tersebut ternyata rata-rata hasil belajar IPA pada

kelompok eksperimen1 lebih baik dibandingkan dengan rata-rata pada kelompok

eksperimen2.

Model PBL lebih efektif dibandingkan model inquiry juga dibuktikan

dengan peningkatan rata-rata nilai hasil belajar IPA siswa sebelum diberi

perlakuan/treatment (pretest) dibandingkan dengan rata-rata nilai hasil belajar

IPA siswa setelah diberi perlakuan/treatment (posttest). Perbedaan peningkatan

rata-rata nilai hasil belajar juga dilakukan karena instrument soal tes pretest dan

posttest menggunakan materi yang sama yaitu sumber daya alam. Nilai rata-rata

pretest kelompok eksperimen1 adalah 61,85 dan nilai rata-rata posttest kelompok

eksperimen1 sebesar 78,07. Berarti peningkatan nilai sebesar 16,22. Sedangkan

nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen2 adalah 57,23 dan nilai rata-rata

posttest kelompok eksperimen2 sebesar 64,53. Berarti peningkatan nilai sebesar

7,3. Dari hasil tersebut ternyata peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dari pretest

ke posttest lebih besar peningkatan kelompok eksperimen1 yang diterapkan model

PBL daripada kelompok eksperimen2 yang diterapkan model inquiry learning.

Hasil penelitian menujukkan terdapat perbedaan efektifitas antara model

Problem Based Learning dan Inquiry Learning terhadap hasil belajar IPA siswa

kelas 4 SD Negeri 1 Sukorejo dan SD Negeri 2 Sukorejo. Hal tersebut sesuai

dengan kajian teori menurut Amir (2009:37) yang menyatakan bahwa perumusan

masalah yang dekat dengan konteks nyata seperti persyaratan PBL, memang

menjadi salah satu keunggulan model ini. Jadi melalui rumusan masalah yang

nyata dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari lebih mampu membuat siswa

memahami apa yang akan dipelajari, sehingga anak bisa mencari dan menemukan

pemecahan masalah melalui kegiatan penyelidikan. Jadi pengetahuan yang anak

temukan dapat lebih bermakna karena anak menemukan sendiri. Hal ini sejalan

dengan kajian teori menurut Warsono dan Hariyanto (2014:152) yang

mengemukakan salah satu kelebihan PBL adalah siswa akan terbiasa menghadapi

masalah dan merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah. Karena anak

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

88

merasa tertantang dan penasaran untuk menyelesaikan masalah jadi anak lebih

semangat dalam kegiatan pembelajaran menemukan pemecahan masalah.

Model PBL lebih efektif daripada model inquiry learning juga diperkuat oleh

kajian teori mengenai karakteristik PBL yang dikemukakan oleh Tan (dalam

Amir, 2009) yaitu sebagai berikut: (1) masalah digunakan sebagai awal

pembelajaran; (2) biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia

nyata yang disajikan secara mengambang; (3) masalah membuat pemelajar

tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru; (4)

sangat mengutamakan belajar mandiri; (5) memanfaatkan sumber pengetahuan

yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja; (6) pembelajarannya kolaboratif,

komunikatif, dan kooperatif.

Sedangkan model inquiry learning juga memiliki beberapa kelebihan.

Kelebihan model pembelajaran Inquiri yang utama menurut Hosnan (2013:344)

adalah menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran Inquiri dianggap lebih

bermakna. Namun model inquiry juga memiliki kelemahan yaitu sulit mengontrol

kegiatan dan keberhasilan peserta didik serta membutuhkan waktu yang panjang.

Berkaitan kelemahan yang tersebut. Karena kelemahan model inquiry tersebut,

model PBL lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran untuk mata pelajaran IPA

di SD. Karena kekuatan dari model PBL yang sangat mempengaruhi langkah-

langkah pembelajaran terletak pada penyajian masalah. Masalah yang disajikan di

awal pembelajaran harus mampu menarik perhatian siswa untuk dicari

solusi/pemecahan dari masalah tersebut melalui kegiatan penyelidikan.

Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian dalam kajian yang

relevan antara lain penelitian yang dilakukan oleh Ade Febriyanto Wegar dengan

judul penelitian “Efektifitas Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL)

dalam pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas V SD Semester II Desa Depok

Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat

perbedaan efektivitas antara pembelajaran Matematika yang dilaksanakan

menggunakan model PBL dengan model pembelajaran konvensional. Selain itu

juga penelitian yang dilakukan oleh Zuhi Utomo dengan judul penelitian

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

89

“Efektivitas Penggunaan Model Problem Based Learning Dibanding dengan

Model Discovery dalam Pembelajaran Matematika Materi Keliling Persegi dan

Persegi Panjang Kelas 3 SD”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa model

problem based learning lebih efektif digunakan dalam pembelajaran matematika

materi keliling persegi dan persegi panjang kelas 3 SD dibanding dengan model

discovery.

Model Problem Based Learning (PBL) memang lebih efektif untuk

diterapkan dalam pembelajaran sehingga memberikan dampak pada hasil belajar.

Model pembelajaran yang dibandingkan dalam penelitian ini yaitu model PBL

dan model inquiry learning, karena kedua model pembelajaran tersebut

berlandaskan teori pembelajaran konstruktivisme. Jadi diharapkan melalui

penerapan kedua model pembelajaran tersebut siswa dapat membangun

pengetahuan baru dalam diri siswa sendiri, karena jika siswa mampu menemukan

dan membangun pengetahuan sendiri pasti akan lebih bermakna dalam diri siswa.

Hal ini sesuai dengan kajian teori menurut Kukla (dalam Wardoyo, 2013:22) yang

menyatakan “all our concepts are constructed”. Berdasarkan pandangan diatas

berarti segala konsep yang manusia miliki merupakan hasil yang telah dibangun

dalam diri individu. Jadi jika siswa diharapkan memahami konsep pembelajaran

dengan kuat dan benar maka siswa harus membangunnya dalam diri mereka

sendiri. Jadi jika siswa benar-benar melalui proses pembelajaran dengan sungguh-

sungguh, pasti anak akan mampu membangun pengetahuan dalam dirinya dengan

kuat, sehingga akan lebih tahan lama dalam ingatan dan lebih bermakna, karena

dibangun sendiri oleh dirinya, daripada hanya sekedar langsung diberi tahu oleh

guru.

Keunggulan model PBL muncul dalam pelaksanaan pembelajaran ketika

pelaksanaan penelitian berlangsung. Dari proses pembelajaran dikelas dengan

model PBL mampu menarik perhatian dan minat siswa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung. Terlebih lagi pada kegiatan awal pembelajaran yang juga

merupakan pelaksanaan fase sintaks pertama dari model PBL yaitu orientasi siswa

pada masalah. Dalam kegiatan awal tersebut siswa nampak bersemangat dan

antusias. Selain itu juga karena dalam model PBL permasalahan disajikan sesuai

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · inquiry learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Sukorejo dan SDN 2 Sukorejo. Jadi diantara dua model tersebut

90

dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat lebih dipahami siswa. Ketika

pelaksanaan kegiatan penyelidikan siswa juga terlihat bersemangat dan antusias,

karena dalam kegiatan penyelidikan anak-anak peneliti buat berkelompok. Jadi

mungkin siswa senang dengan situasi seperti ini yaitu belajar bersama dengan

teman sebaya mereka.

Hal ini berbeda dari kelompok eksperimen2 yang diterapkan model

pembelajaran inquiry. Meskipun dalam kegiatan awal pembelajaran yang juga

pelaksanaan sintaks orientasi dari model inquiry siswa nampak tertarik dan

antusias. Namun ketika masuk kegiatan inti yaitu kegiatan penemuan siswa

mengalami kebingungan mengenai apa yang harus anak-anak lakukan dan apa

yang harus anak-anak temukan. Walaupun peneliti sudah memberikan penjelasan

ulang mengenai hal tersebut, namun tetap saja ada beberapa siswa yang belum

mampu memahaminya. Hal ini sesuai dengan kelemahan inquiry yaitu sulit

mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik serta membutuhkan waktu

yang panjang.