BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...

27
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Gudang Garam, Tbk. Perjuangan PT Gudang Garam Tbk hingga mencapai sukses seperti sekarang ini dimulai sejak tahun 1958. Pada tanggal 26 Juni 1958, Bapak Surya Wonowidjojo memulai usaha membuat rokok kretek dengan merek dagang “Gudang Garam” dengan bercirikan industri rumah t angga yang hanya menggunakan alat tradisional sederhana. Pada saat itu jumlah tenaga kerjanya hanya sekitar 50 orang dan menempati lahan sewaan seluas 1000 m2 yang berlokasi di jalan Semampir II/1 Kediri. Gudang Garam memulai produksi perdananya, berupa Sigaret kretek Klobot (SKL) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan hasil produksi hanya sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. Pada mulanya pemasaran hasil produksi hanya meliputi sekitar daerah Kediri (Karesidenan Kediri). Setelah menjalankan usaha selama 10 tahun Gudang Garam menjadi semakin terkenal sehingga pendirinya mempertimbangkan untuk memperluas usaha. Pada tahun 1969, perusahaan beralih status menjadi sebuah Firma guna mengikuti perkembangan dunia usaha. Gudang Garam juga mendapat dukungan dari BNI 1946 untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang berawal dari hanya jumlah jutaan rupiah hingga menjadi milyaran rupiah.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Gudang Garam, Tbk.

Perjuangan PT Gudang Garam Tbk hingga mencapai sukses seperti

sekarang ini dimulai sejak tahun 1958. Pada tanggal 26 Juni 1958, Bapak

Surya Wonowidjojo memulai usaha membuat rokok kretek dengan merek

dagang “Gudang Garam” dengan bercirikan industri rumah tangga yang

hanya menggunakan alat tradisional sederhana. Pada saat itu jumlah

tenaga kerjanya hanya sekitar 50 orang dan menempati lahan sewaan

seluas 1000 m2 yang berlokasi di jalan Semampir II/1 Kediri.

Gudang Garam memulai produksi perdananya, berupa Sigaret kretek

Klobot (SKL) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan hasil produksi

hanya sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. Pada mulanya pemasaran

hasil produksi hanya meliputi sekitar daerah Kediri (Karesidenan Kediri).

Setelah menjalankan usaha selama 10 tahun Gudang Garam menjadi

semakin terkenal sehingga pendirinya mempertimbangkan untuk

memperluas usaha. Pada tahun 1969, perusahaan beralih status menjadi

sebuah Firma guna mengikuti perkembangan dunia usaha. Gudang

Garam juga mendapat dukungan dari BNI 1946 untuk memenuhi

kebutuhan modal kerja yang berawal dari hanya jumlah jutaan rupiah

hingga menjadi milyaran rupiah.

2

Kemudian pada tahun 1971, status perusahaan berubah menjadi

Perseroan Terbatas (PT) dan mendapatkan fasilitas PMDN. Dengan

status Perseroan Terbatas, PT. Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam

semakin berkembang, baik dari segi kualitas produksi, menejemen

maupun teknologi, sehingga pada tahun 1979 mulai memproduksi Sigaret

Kretek Mesin (SKM). Produksi sigaret kretek mesin ini tidak merubah sifat

PT. Gudang Garam sebagai perusahaan yang menganut sistem padat

karya, bahkan semakin memperluas kesempatan kerja.

Pada tahun 1985, Bapak Surya Wonowidjojo wafat dengan

meninggalkan kenangan indah kepada seluruh karyawan. Saat itu justru

persaingan di industri rokok semakin ketat, dengan kondisi demikian

perusahaan harus berjuang demi kelestarian perusahaan dan

kesejahteraan karyawan yang merupakan cita-cita beliau. Untuk

memperkuat struktur permodalan dan posisi keuangan perusahaan, maka

pada tahun 1990 PT. Gudang Garam melakukan penawaran umum untuk

menjual sebagian saham perusahaan kepada masyarakat melalui bursa

effek.

Pada tahun 1991, perusahaan mengembangkan usaha di bidang

kertas industri melalui PT Surya Pamenang, berkedudukan di Kediri.

Prosentase pemilikan saham PT Gudang Garam Tbk. pada PT Surya

Pamenang saat ini adalah 100% kurang 1 (satu) saham. Salah satu tujuan

pengembangan bidang usaha ini adalah untuk menjamin kesinambungan

akan pasok bahan pengepakan bermutu tinggi, yang sebelumnya

3

kebutuhan bahan pengepakan berkualitas tertentu masih harus diimpor.

PT Surya Pamenang akan ikut serta memenuhi kebutuhan pasar di

Indonesia dan di luar negeri di samping juga untuk memenuhi kebutuhan

kertas kemasan PT Gudang Garam Tbk. sendiri.

4.1.2 Falsafah Perusahaan

Kiat-kiat manajemen yang menjadikan PT. Gudang Garam Tbk,

menjadi seperti sekarang ini, bercermin pada pandangan hidup Almarhum

Surya Wonowidjojo yang juga menjadi falsafah perusahaan, yaitu Catur

Dharma Perusahaan yaitu :

1. Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat

luas merupakan suatu kebahagiaan.

2. Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat

kesuksesan.

3. Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerjasama

dengan orang lain.

4. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.

4

Anggaran dasar Perseroan menetapkan bahwa Perseroan diurus

oleh suatu direksi di bawah pengawasan dewan komisaris yang semuanya

diangkat oleh rapat umum pemegang saham, untuk jangka waktu lima

tahun, dan dapat diangkat kembali. Tugas dan wewenang dewan

komisaris dan direksi diatur dalam anggaran dasar Perseroan.

Susunan dewan komisaris dan Direksi Perseroan akhir maret 2012

adalah sebagai berikut :

a. Presiden Komisaris : Juni Setiawati Wonowidjojo

b. Komisaris – Komisaris : Yudiono Muktiwidjojo

Frank Willem Van Gelder

Lucas Mulia Suhardja

c. Presiden Direktur : Susilo Wonowidjojo

d. Direktur – Direktur : Heru Budiman

Edijanto

Herry Susianto

Buana Susilo

Fajar Sumeru

4.1.3 Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM) PT Gudang Garam Tbk

menerapkan prinsip padat karya sekaligus padat modal secara bersama

sama. Untuk memproduksi rokok yang berkualitas tinggi PT Gudang

Garam Tbk harus menggunakan peralatan dan mesin yang canggih, yang

berarti butuh pengadaan dengan modal besar. Disisi lain perusahaan

5

mempunyai komitmen besar terhadap pemberdayaan sumber daya

manusia. PT Gudang Garam Tbk memiliki jumlah karyawan lebih dari

41.000 orang yang tersebar di berbagai sektor pekerjaan.Kesuksesan

Gudang Garam tidak lepas dari hasil kerja keras pendirinya, yaitu Surya

Wonowidjojo yang pandai meramu racikan rokok kretek dengan prinsip

bahwa setiap rokok kretek sejati haruslah “harum, gurih, dan nikmat”,

yang kemudian menjadi slogan Gudang Garam. Filosofi Surya

Wonowidjojo yang kemudian menjadi filosofi PT Gudang Garam Tbk

sebagai dasar pertumbuhan perusahaan disebut Catur Darma

Perusahaan, sebagai berikut:

1. Kebahagiaan adalah memberikan kehidupan yang bermakna dan

bermanfaat.

2. Kunci sukses adalah kerja keras, ketekunan, kejujuran, kesehatan

dan iman

3. Sukses dimungkinkan oleh peran dan kerjasama dengan orang

lain.

4. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.

4.1.4 Produksi

Kantor pusat perseroan, administrasi, dan pabrik utamanya yang

memproduksi sigaret kretek linting (SKL) atau rokok klobot, dan empat

bulan kemudian sigaret kretek tangan (SKT). Total 50 batang ini

dipasarkan ke kota-kota terdekat,sebuah cabang produksi SKT dan SKL

di gurah, 13km arah tenggara kota Kediri guna memenuhi permintaan

6

pasar yang semakin meningkat mengikuti perkembangannya dan

kemajuan usahanya, perusahaan yang awalnya berdiri dengan status

industry Rumah Tangga (home industry) berubah status dari perusahaan

perseorangan menjadi firma.unit produk si di pindah dari gura ke

Kediri,perusahaan mengembangkan jenis produk sigaret kretek mesin

(SKM). Perusahaan memproduksi jenis rokok baru,yaitu kretek mild yang

di tandai dengan berdirinya direktorat produksi gempol di pasuruan jawa

timur. Perusahaan juga mengembangkan unit kretek mesin di gempol

pasuruaan jawa timur. di arah tenggara kota kediri.

Adapun proses produksi pembuatan rokok kretek dapat digambarkan

sebagai berikut :

a. Letakkan tembakau seukuran sebatang rokok kedalam alat

penggulung rokok, ratakan dari kanan ke kiri, masukkan gabus filter

b. Dorong penggulung secara perlahan, setelah rokok tergulung

setengah, selipkan kertas dan oleskan lem, lanjutkan mendorong alat

penggulung secara cepat. Akhirnya jadilah sebuah batang rokok

tercipta, lakukan proses tersebut secara berulang-ulang jika anda

ingin membuat beberapa batang rokok filter. Setelah selesai rokok-

rokok tersebut dikemas lalu di distribusikan.

4.1.5 Pemasaran

a. Sigaret Kretek Tangan (SKT) :

Nusa

7

Gudang Garam Merah

Gudang Garam Djaja

Sriwedari Lurik

Sriwedari Biru Lurik

b. Sigaret Kretek Linting (SKL) :

Klobot Manis

c. Full Flawored

Gudang Garam Internasional

Surya 16

Surya 12

Surya 12 Premium

Surya Professional

d. Light & Mild

Surya Professional Mild

Surya Slims

Surya Slims Menthol

Surya Slims Premium

4.1.7 Sejarah Singkat PT. HM. Sampoerna, Tbk.

Pada tahun 1913 di Surabaya, almarhum Liem Seng Tee

memprakarsai berdirinya suatu perusahaan industri rumah tangga

penghasil Sigaret Kretek Tangan (SKT) dengan merk Dji Sam Soe (234).

Pada tahun 1930 perusahaan industri rumah tangga ini diresmikan

8

dengan dibentuknya Handel Maatschapij Liem Seng Tee yang selanjutnya

menjadi PT. Handel Maatschapij Sampoerna.

sSeiring dengan perkembangan industri rokok, Aga Sampoerna putra

kedua almarhum, bersama-sama dengan kakaknya mendirikan PT.

Hanjaya Mandala Sampoerna (semula bernama PT. Perusahaan Dagang

dan Industri Panamas), selanjutnya disebut PT. Panamas berkedudukan

di Surabaya berdasarkan akta No. 69 tanggal 19 oktober 1963, yang

dibuat dihadapan Anwar Mahajudin, Notaris Surabaya dan telah disetujui

oleh Menteri Kehakiman RI melalui surat keputusan No. J. A./5/59/15

tanggal 30 April 1964 dan telah diumumkan dalam tambahan nomor 357

Berita Negara RI nomor 94 tanggal 24 november 1964.

Pada tahun 1978, Aga Sampoerna (Putera Sampoerna) mengambil

alih manajemen Handel dan Panamas dan dengan sadar memutuskan

untuk melakukan modernisasi dan ekspansi, sehingga menjadi salah satu

penghasil utama rokok kretek di Indonesia. Modernisasi dan ekspansi

tersebut diawali pada tahun 1982 dengan mendirikan fasilitas-fasilitas

tembakau dan prasarana pembelian tembakau diberbagai daerah

perkebunan tembakau di pulau Madura dan Jawa Timur. Empat tahun

kemudian dilanjutkan dengan pengembangan prasarana dan jaringan

distribusi Sampoerna yang ekstensif. Keberhasilan Sigaret Kretek Mesin

(SKM) juga merupakan wujud dari modernisasi dan ekspansi tersebut.

Pada tahun 1988, Panamas mengambil alih aktiva dan operasi

Handel yang kemudian tidak aktif lagi dan mengubah namanya menjadi

9

PT. Hanjaya Mandala Sampoerna. Pada waktu yang sama juga dimulai

dengan pembangunan fasilitas baru yang mutakhir didaerah Pandaan

seluas 150 Ha.

Pada tahun 1990, Sampoerna berkembang pesat dan menjadi

perseroan publik. Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip

Morris International Inc. (PMI), salah satu perusahaan tembakau

terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris

Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas

Sampoerna.

Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi industri dan

perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan

lain. Perusahaan berkedudukan di Surabaya, dengan kantor pusat

berlokasi di Jl. Rungkut Indutri Raya No. 18, Surabaya serta memiliki

pabrik berlokasi di Surabaya, Pandaan, dan Malang. Perusahaan juga

mempunyai kantor perwakilan korporat di Jakarta.

4.1.8 Falsafah Perusahaan

Produk utama Perseroan adalah sigaret kretek tangan Dji Sam Soe,

yang merupakan salah satu rokok kretek lintingan pertama yang dibuat

untuk tujuan komersial, yang sampai saat ini masih merupakan acuan

falsafah perusahaan. Falsafah ini didasarkan atas konsep hubungan

kepercayaan antara pembuat, pedagang, dan konsumen, yang masing-

masing saling melayani. Jika ketiga pihak menikmati keuntungan, maka

bisa dianggap terdapat bisnis yang berhasil.

10

Falsafah ini terwujud dalam lambang “tiga tangan” yang dewasa ini

muncul dalam bentuk grafis modern, meski dirumah keluarga tempat

asalnya, yang terletak dekat pabrik yang masih berfungsi di Taman

Sampoerna. Lambang itu muncul dalam berbagai kesempatan, antara lain

pada jendela kaca berwarna, pahatan pada kursi, pada genteng atap, dan

sebagainya. Hal ini sebagai peringatan akan komitmen falsafah almarhum

pendiri Perseroan (Liem Seng Tee)

11

Jajaran Komisaris dan Direksi yang terbentuk kemudian merupakan

paduan dari para eksekutif PMI yang memiliki pengalaman internasional

dari seluruhdunia, dengan pimpinan PT. HM. Sampoerna, Tbk. yang telah

teruji.

a. Dewan Komisaris :

Presiden Komisaris : Matteo Lorenzo Pellegrini

Wakil Presiden Komisaris : Douglas Walter Werth

Komisaris : Eunice Carol Hamilton

Komisaris Independen : Phang Cheow Hock

Komisaris Independen : Ekadharmajanto Kasih

b. Direksi :

Presiden Direktur : John Gledhiil

Direktur : Paul Janelle

Direktur : Shea Lih Goh

Direktur : Yos Adiguna Ginting

Direktur : Wayan Mertasana Tantra

12

4.1.9 Sumber Daya Manusia

Perseroan menyadari sedalam-dalamnya peranan dari sumber daya

manusia menentukan keberhasilan usaha. Oleh karena itu secara

bersungguh-sungguh memusatkan perhatian untuk selalu meningkatkan

kualitas sumber daya manusianya melalui berbagai program pelatihan,

pengembangan, pengasuhan, pemeliharaan. Pelayanan kesejahteraan

(Astek, Koperasi, Poliklinik, Keluarga Berencana, dan KKB) bagi seluruh

karyawannya.

Karyawan yang tergabung secara administrative dalam PT. HM.

Sampoerna meliputi 16.422 orang, terdiri dari :

a. Manajemen Puncak : 6 orang

b. Manajemen Atas : 18 orang

c. Manajemen Madya : 72 orang

d. Karyawan Kantor : 450 orang

e. Karyawan Produksi, Processing, dan Pemasaran : 15.876 orang

Pada akhir 2009, jumlah karyawan Sampoerna dan anak

perusahaan mencapai sekitar 28.300 orang.

4.1.10 Produksi

Kantor pusat perseroan, administrasi, dan pabrik utamanya yang

memproduksi rokok kretek tangan dan rokok kretek mesin terletak di

Rungkut Industri, Surabaya. Di samping lokasi ini, Perseroan juga

mempunyai fasilitas produksi rokok kretek tangan di Taman Sampoerna

Surabaya dan Malang.

13

Perseroan melakukan sendiri proses sendiri proses pembelian,

pengeringan, dan pemeliharaan tembakau dan cengkeh. Pencampuran

tembakau dilakukan pada masing-masing pabrik di masing-masing lokasi.

Perseroan juga mempunyai laboratorium yang mengawasi secara teliti

proses pencampuran ini untuk menjamin mutu produk. Rokok kretek

tangan digulung dan dibungkus oleh tenaga-tenaga terampil. Sedangkan

untuk rokok kretek mesin, penggulungan dan pembungkusan dilakukan

oleh mesin-mesin secara otomatis.

Adapun proses produksi rokok pada prinsipnya sederhana namun

diperlukan suatu ketelitian yang cukup tinggi baik dalam hal pemilihan

tembakau dan cengkeh, juga pada saat pencampuran.

Pada umumnya campuran daripada rokok kretek terdiri dari 30%

cengkeh dan 70% campuran tembakau. Namun demikian, rasio yang pasti

dari komposisi ini dapat bervariasi dan sangat tergantung pada formula

yang dikehendaki. Proses pembuatan rokok kretek dapat digambarkan

sebagai berikut :

a. Berbagai macam tembakau dibersihkan dan kemudian dicampur

menurut formula tertentu

b. Cengkeh dicuci dan diproses, kemudian dicampur dengan

tembakau campuran tersebut diatas

c. Hasil campuran ditaruh di dalam tempayan-tempayan yang

kemudian digulung (dilinting) baik dengan mesin maupun tenaga

14

manusia. Seorang tenaga kerja ahli mampu menggulung 325

batang rokok per jam dan 3000 batang per menit dengan satu

mesin.

d. Setelah digulung, rokok tersebut dipotong baik oleh tenaga

manusia maupun mesin. Tenaga kerja yang ahli dapat memotong

sejumlah 1000 batang per jam. Rokok-rokok yang telah dipotong

kemudian dimasukkan kedalam bungkus masing-masing.

4.1.11 Pemasaran

Produk rokok kretek Sampoerna yang dapat ditemui di pasar adalah :

a. DJI SAM SOE (234) : Rokok Kretek Tangan

b. Sampoerna A Hijau : Rokok Kretek Tangan

c. PANAMAS Kuning : Rokok Kretek Tangan

d. A King Size : Rokok Kretek Tangan

e. Sampoerna A Exclusive : Rokok Kretek Mesin, Filter

f. Sampoerna A International : Rokok Kretek Mesin, Filter

g. Sampoerna A Universal : Rokok Kretek Mesin, Filter

h. Sampoerna A Mild : Rokok Kretek Mesin, Filter

i. Dji Sam Soe Filter &Gold : Rokok Kretek Mesin, Filter

j. Sampoerna Millennium : Rokok Kretek Mesin, Filter

k. Sampoerna Dark Classics : Rokok Kretek Mesin, Filter

l. Sampoerna Menthol Classics : Rokok Kretek Mesin, Filter

m. U Mild : Rokok Kretek Mesin, Filter

n. Avolution : Rokok Kretek Mesin, Filter

15

o. Vegas Mild : Rokok Kretek Mesin, Filter

p. Marlboro : Rokok Kretek Mesin, Filter

Kadar :

a. Nikotin : 1,2 mg/batang

b. Tar : 14 mg/batangS

Produk Perseroan disalurkan melalui pedagang-pedagang besar di

luar perseroan dengan menggunakan jasa angkutan luar yang dikontrak,

sehingga pengawasan Perseroan atas saluran distribusinya menjadi

sangat terbatas. Mulai tahun 1986, PT. HM. Sampoerna, Tbk. membentuk

divisi penjualan dan pemasarannya sendiri secara agresif dan memulai

integrasi vertikal, dimana divisi ini akhirnya dirubah menjadi PT.

Sampoerna Transportasi Nusantara, salah satu perusahaan afiliasi.

Tonggak utama prasaran PT. HM. Sampoerna, Tbk. adalah jaringan

distribusinya, yang dapat dibanggakan karena mengkaryakan lebih dari

3000 orang, menggunakan lebih dari 600 van, lebih dari 1500 sepeda

motor yang beroperasi di seluruh Nusantara, melalui 51 cabang utama

dan 84 cabang pembantu. Melalui jaringan distribusi ini, PT. HM.

Sampoerna, Tbk. berkemampuan untuk menyalurkan produk konsumen

apa saja termasuk produk dari pihak ketiga kemanapun di Indonesia.

Dengan jaringan yang ada sekarang, Perseroan dapat lebih mudah

mengawasi aktivitas distribusi dan promosi produknya. Walaupun

infrastruktur yang ada dapat memberikan jasa bagi distribusi produk pihak

16

ketiga namun pada saat ini jaringan distribusi tersebut hanya digunakan

untuk menyalurkan produk Sampoerna.

Perseroan mengoperasikan enam pabrik rokok di Indonesia, dua

pabriksigaret kretek mesin berlokasi di Pandaandan Karawang, tiga pabrik

sigaret kretektangan berlokasi di Surabaya dan satu pabriksigaret kretek

tangan di Malang. Selain itu,Perseroan juga bekerja sama dengan 37 unit

Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang berada diPulau Jawa dalam

memproduksi sigaret kretektangan, dan secara keseluruhan memilikilebih

dari 60.000 orang karyawan. Perseroanmenjual dan mendistribusikan

rokok melalui59 kantor penjualan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Earning Per Share (EPS)

Earning per share perusahaan rokok dalam hal ini PT. Gudang

Garam, Tbk dan PT. HM. Sampoerna, Tbk adalah sebagai berikut:

17

Tabel 4.1

Earning Per Share

Tahun EPS

GGRM HMSP

2001 1.085 212

2002 1.085 371

2003 956 313

2004 930 454

2005 982 544

2006 524 805

2007 750 827

2008 977 889

2009 1.796 1.161

2010 2.155 1.465

sumber olahan data

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, PT. Gudang Garam Tbk,

pada tahun 2001 dan 2002 cukup baik dan stabil. Hal ini dikarenakan

tidak dapat perubahan jumlah dividen yang terlampau besar, kemudian

pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 mengalami penurunan dari

tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh Kenaikan cukai rokok

dan pajak pertambahan nilai, Tingginya pajak rokok membuat rendahnya

daya beli masyarakat terhadap rokok sehingga terjadi penurunan

permintaan rokok. (PPN) juga merupakan pendorong utama turunnya

profitabilitas. menurut Departemen Riset IFT. Profitabilitas perusahaan

yang diukur dari margin kotor tercatat turun sebesar 4,8% dibandingkan

tahun sebelumnya, kemudian penjualan tahun 2009 dan 2010 mengalami

peningkatan. Kenaikan ini disebabkan adanya perusahaan berhasil

menekan jumlah beban pajak penghasilan dan beban usaha namun tetap

18

mengalami defisit sehingga berpengaruh, tetapi jumlah laba yang

dihasilkan perusahaan dapat dikatakan cukup berkualitas.

Dibandingkan PT. HM Sampoerna, Tbk laba yang diperoleh dari

tahun 2001 merupakan tahun dasar naiknya laba sebesar 212, hal ini

perusahaan mengalami kenaikan yang signifikan beranjak sampai dengan

tahun 2010 mencapai nilai sebesar 1.465, penjualan laba mengalami

peningkatan, Peningkatan penjualan produk inilah perusahaan mampu

menghasilkan laba yang kemudian dibagikan kepada para pemegang

saham dalam bentuk deviden dan juga Menguasai pangsa pasar : Produk-

produk rokok sampoerna secara keseluruhan menguasai pangsa pasar

rokok Indonesia dengan pangsa pasar 24,2%, posisi kedua Gudang

Garam 23,6%, dan ketiga Djarum 20,4%.

Semakin tinggi nilai EPS suatu perusahaan maka semakin besar

pengembalian modal dari setiap lembar sahamnya.

4.2.2 Harga Saham

Perkembangan Harga Saham selama tahun 2001sampai dengan

tahun 2010 dari PT. Gudang Garam, Tbk. Dan PT. HM. Sampoerna, Tbk.

Adalah sebagai berikut :

19

Tabel 4.2

Harga Saham

Tahun HargaSaham

GGRM HMSP

2001 8650 3.200

2002 8300 3.700

2003 13.600 4.475

2004 13.550 6.650

2005 11.650 8.900

2006 10.200 9.700

2007 8.500 14.300

2008 4.250 8.100

2009 21.550 10.400

2010 40.000 28.150

Sumber olahan data

Dari hasil penelitian diperoleh data perkembangan harga saham PT.

Gudang Garam Tbk Sebagaimana tertera pada tabel 4.2 yang

menunjukkan penurunan harga saham yang turun tahun 2002, hal ini

mengakibatkan Inflasi yang semakin tinggi dapat berdampak pada

kegiatan operasional maupun non operasional perusahaan yang

membuat biaya penyediaan manjadi tinggi yang diakibatkan oleh nilai

tukar rupiah ke dollar yang turun. kemudian mengalami peningkatan,

disebabkan oleh adanya harga saham dipengaruhi oleh profitabilitas di

masa yang akan datang. Oleh karena itu, dengan meningkatnya

pertumbuhan penjualan para investor tertarik untuk membeli saham

tersebut sehingga harga saham akan terus meningkat. Kondisi ini

berdampak positif pada penguatan mata uang rupiah dan peningkatan

Index Harga Saham Gabungan (IHSG). cenderung turun lagi tahun 2004

terus-menerus hingga sampai tahun 2007, hal ini disebabkan produk

20

yang dihasilkan perusahaan telah masuk ketahap kedewasaan

tumbuh (growth maturity), dimana tingkat pertumbuhan penjualan

mulai menurun. Maka, dengan adanya penurunan pertumbuhan

penjualan diharapkan banyak produsen mempunyai banyak produk

untuk dijual, kemudian tahun 2009 sampai dengan tahun 2010

mengalami peningkatan yang signifikan, maka perusahaan tersebut

mampu membiayai kegiatan usahanya dengan saldo laba yang

dimilikinya, sehingga perusahaan tersebut akan menggunakan hutang

dalam jumlah relatif sedikit. Dan harga saham PT. HM Sampoerna Tbk

dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2001 hingga sampai tahun 2007

meningkat, ini diakibatkan oleh tingginya tingkat penjualan produk

perusahaan (portofolio SigaretKretekMesin “SKM”). dan tahun 2008

mengalami penurunan disebabkan karena sektor consumer goods bukan

merupakan industri musiman sehingga konsumen akan terus

membutuhkan produk yang dihasilkan industri ini untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Dan tahun 2009 dan tahun 2010 mengalami

peningkatan kembali Hal tersebut juga dikarenakan atas kebutuhan

konsumen terhadap suatu produk berbeda - beda. Oleh karena itu,

dengan naik atau turunnya tingkat pertumbuhan penjualan belum tentu

dapat menaikkan harga saham. Karena bisa jadi dengan naiknya

tingkat penjualan tetapi harga saham tetap stabil atau sebaliknya.

21

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis Regresi Sederhana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Earning Per

Share terhadap Harga Saham PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. HM.

Sampoerna, Tbk tahun2001 – 2010. Dimana persamaan regresinya

adalah :

Berikut ini data hasil SPSS (Statistical Product Service Solution)

versi 16. tentang hasil persamaan regresi tentang pengaruh EPS

terhadap Harga Saham.

Tabel 4.3.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2552.312 2299.512 -1.110 .282

EPS 15.802 2.236 .857 7.068 .000

a. Dependent Variable: Harga_Saham

Berdasarkan tabel 4.3 Coefficientsa di atas, maka persamaan regresi

linear sederhana adalah sebagai berikut :

ŷ = -2.552,31 + 15,802

Berdasarkan data di atas, yang menyatakan hasil persamaan regresi

tentang pengaruh EPS terhadap Harga Saham, maka hasil pengujian

ŷ = a + bx

22

hipotesis menunjukkan persamaan ŷ =-2.552,31 + 15,802. Hal ini berarti

bahwa Constant sebesar -2.552,31 menyatakan bahwa jika tidak ada

variabel EPS maka variabel Harga Saham adalah -2,552 dan Koefisien

regresi sebesar 15.802 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu

satuan variabel EPS akan meningkatkan variabel Harga Saham sebesar

15,802 dengan asumsi bahwa variabel bebas lain tidak berubah

4.3.2 Koefisien Determinasi (R Square)

Koefisien Determinasi mencerminkan besarnya perngaruh

perubahan variabel independen dalam menjalankan perubahan pada

variabel dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur

kebenaran dan kebaikan pengaruh antar variabel dalam model yang

digunakan. Untuk hasil pengolahan datanya dapat dilihat pada table

berikut ini :

Tabel 4.4

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .857a .735 .720 4715.23761

a. Predictors: (Constant), EPS

b. Dependent Variable: Harga_Saham

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa pengaruh EPS

terhadap harga Saham yakni sebesar 0,735atau 73,5%. Hal ini

menunjukkan bahwa pengaruh EPS terhadap Harga saham sebesar

73,5% yang berarti bahwa tingkat pengaruh variabel EPS terhadap

23

variabel Harga saham Kuat. Sementara sisanya sebesar 27,5%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian

ini. Faktor lain yang mempengaruhi Harga Saham Perusahaan rokok

tersebut bisa dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran akan saham

tersebut atau informasi tentang perusahaan, dalam hal ini Perusahaan

rokok regulasi pemerintah, serta pengaruh politik.

4.3.3 Pengujian Keberartian (Uji t)

Selanjutnya uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Uji t

dilakukan untuk membandingkan antara thitung dengan ttabel pada taraf

signifikan () = 5%, berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dengan

kriteria sebagai berikut :

H0 = tidak berpengaruh EPS terhadap Harga Saham pada kedua

perusahaan rokok.

H1 = berpengaruh EPS terhadap Harga Saham pada kedua perusahaan

rokok.

atau,

Jika thitung<ttabel : H0 ditolak dan H1 diterima

Jika thitung ≥ ttabel : H0 diterima dan H1 ditolak

Untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian yang menyatakan

bahwa EPS berpengaruh pada Harga Saham, perlu dibandingkan

besarnya nilai thitung dengan besarnya nilai ttabel. Pada penelitian ini nilai

ttabel dari koefisien hasil analisis regresi dapat diikhtisarkan uji dua sisi dan

derajat kebebasan (df)19 =2,093. Dalam penelitian ini nilai thitung pada tabel

24

4.3 sebelumnya menunjukkkan nilai sebesar 7,068 sehingga thitung 7,068

>ttabel2,093, maka H1diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat

pengaruh EPS terhadap Harga Saham.

Untuk mengetahui kekuatan hubungan variabel EPS terhadap Harga

saham dpat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.5

Pedoman

Inter koefisien Tingkat Pengaruh

0.00 – 0.19 Sangat Rendah

0.20 - 0.39 Rendah

0.40 – 0.59 Sedang

0.60 – 0.79 Kuat

0.80 – 1.00 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2010)

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui seberapa besar

kekuatan hubungan dari pengaruh Earning Per Share terhadap Harga

Saham PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. HM. Sampoerna, Tbk. Besarnya

pengaruh EPS terhadap Harga saham dalam penelitian ini adalah

sebesar, 73,5 % sehingga dapat dikatakan terdapat pengaruh yang cukup

kuat dari EPS terhadap Harga saham kedua perusahaan rokok tersebut.

25

4.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan Untuk mengetahui

pengaruh Earning Per Share(EPS) terhadap harga saham, maka peneliti

melakukan uji t yaitu pengujian secara parsial. hasil uji t yang di dapat

ialah H0 diterima, dan H1 ditolak.

Pada hasil penelitian ini hasil pengujian hipotesis sesuai dengan teori

Ang (1997), EPS merupakan perbandingan antara laba bersih setelah

pajak pada suatu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan.

EPS, yang semakin tinggi akan meningkatkan daya tarik investor,

sehingga harga saham relatif meningkat, demikian pula return saham

akan meningkat. Dengan meningkatnya EPS maka kinerja saham ditinjau

dari sisi profitabilitas semakin baik. Dengan meningkatnya EPS maka

akan menambah daya tarik investor untuk menanamkan dananya ke

dalam perusahaan. Sehingga harga saham perusahaan akan meningkat

Analisis rasio Earning Per Share(EPS) dalam analisis keuangan

mempunyai arti yang sangat penting karena merupakan salah satu tekhnik

analisis yang bersifat menyeluruh (comprehensive). Analisis rasio Earning

Per Share(EPS) merupakan teknik analisis yang lazim digunakan untuk

mengukur tingkat efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

Earning Per Share(EPS) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang

mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan investasi yang

ditanamkan dalam total asset yang digunakan untuk memperoleh

keuntungan.

26

Hubungan antara Earning Per Share(EPS) dan Harga Saham dalam

penelitian ini adalah searah, dimana jika Earning Per Share(EPS)

meningkat, maka harga saham pun akan cenderung meningkat. Hal ini

ditunjukkan dengan pengaruh hasil penelitian yakni sebesar 0.735atau

73.5% Earning Per Share(EPS) mempengaruhi Harga Saham. Jika

dihubungkan dengan kenyataan jelas bahwa keterkaitan antara Earning

Per Share(EPS) dengan Harga Saham untuk perusahaan rokok

menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel, pada taraf signifikan dengan

demikian maka H0 diterima, dan H1 ditolak. Dengan menerima Ho berarti

bahwa terdapat pengaruh antara Earning Per Share(EPS) terhadap Harga

Saham.

Sementara kekuatan hubungan antara variable X dan Y jika dilihat

dari pedoman interpretasi adalah termasuk dalam kategori kuat.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Nurmalasari Indah

(2012) dengan judul :“Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap

Harga Saham Emiten Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2005-2008”. Studi kasus yang diambil pada perusahan-perusahaan

emiten LQ45 diakhir tahun 2005-2008.Variabel independen yang

digunakan terdiri dari ROA, ROE, NPM, dan EPS. Pengujian terhadap

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang

terdiri dari 3 asumsi dasar, yaitu autokorelasi, multikoliniearitas, dan

heteroskedastisitas. Setelah itu dilakukan uji regresi linier berganda yang

dilakukan untuk menentukan persamaan regresi yang menunjukkan

27

hubungan variabel terikat yang ditentukan dengan dua atau lebih variabel

bebas.Uji F yang dilakukan untuk mengetahui apakah empat variabel

bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel terikat. Dan yang terakhir Uji-t digunakan untuk melihat

signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara individu terhadap

variabel terikat dengan menganggap variabel lain bersifat konstan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Return On Asset

(ROA) dan Earning Per Share (EPS) memilki berpengaruh terhadap harga

saham sedangkan rasio keuangan yang lainnya tidak berpengaruh.Untuk

rasio keuangan yang terdiri dari NPM, ROE, ROI dan EPS berpengaruh

secara bersama-sama terhadap harga saham pada tahun 2005-2008.