BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Gudang Garam, Tbk.
Perjuangan PT Gudang Garam Tbk hingga mencapai sukses seperti
sekarang ini dimulai sejak tahun 1958. Pada tanggal 26 Juni 1958, Bapak
Surya Wonowidjojo memulai usaha membuat rokok kretek dengan merek
dagang “Gudang Garam” dengan bercirikan industri rumah tangga yang
hanya menggunakan alat tradisional sederhana. Pada saat itu jumlah
tenaga kerjanya hanya sekitar 50 orang dan menempati lahan sewaan
seluas 1000 m2 yang berlokasi di jalan Semampir II/1 Kediri.
Gudang Garam memulai produksi perdananya, berupa Sigaret kretek
Klobot (SKL) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan hasil produksi
hanya sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. Pada mulanya pemasaran
hasil produksi hanya meliputi sekitar daerah Kediri (Karesidenan Kediri).
Setelah menjalankan usaha selama 10 tahun Gudang Garam menjadi
semakin terkenal sehingga pendirinya mempertimbangkan untuk
memperluas usaha. Pada tahun 1969, perusahaan beralih status menjadi
sebuah Firma guna mengikuti perkembangan dunia usaha. Gudang
Garam juga mendapat dukungan dari BNI 1946 untuk memenuhi
kebutuhan modal kerja yang berawal dari hanya jumlah jutaan rupiah
hingga menjadi milyaran rupiah.
2
Kemudian pada tahun 1971, status perusahaan berubah menjadi
Perseroan Terbatas (PT) dan mendapatkan fasilitas PMDN. Dengan
status Perseroan Terbatas, PT. Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam
semakin berkembang, baik dari segi kualitas produksi, menejemen
maupun teknologi, sehingga pada tahun 1979 mulai memproduksi Sigaret
Kretek Mesin (SKM). Produksi sigaret kretek mesin ini tidak merubah sifat
PT. Gudang Garam sebagai perusahaan yang menganut sistem padat
karya, bahkan semakin memperluas kesempatan kerja.
Pada tahun 1985, Bapak Surya Wonowidjojo wafat dengan
meninggalkan kenangan indah kepada seluruh karyawan. Saat itu justru
persaingan di industri rokok semakin ketat, dengan kondisi demikian
perusahaan harus berjuang demi kelestarian perusahaan dan
kesejahteraan karyawan yang merupakan cita-cita beliau. Untuk
memperkuat struktur permodalan dan posisi keuangan perusahaan, maka
pada tahun 1990 PT. Gudang Garam melakukan penawaran umum untuk
menjual sebagian saham perusahaan kepada masyarakat melalui bursa
effek.
Pada tahun 1991, perusahaan mengembangkan usaha di bidang
kertas industri melalui PT Surya Pamenang, berkedudukan di Kediri.
Prosentase pemilikan saham PT Gudang Garam Tbk. pada PT Surya
Pamenang saat ini adalah 100% kurang 1 (satu) saham. Salah satu tujuan
pengembangan bidang usaha ini adalah untuk menjamin kesinambungan
akan pasok bahan pengepakan bermutu tinggi, yang sebelumnya
3
kebutuhan bahan pengepakan berkualitas tertentu masih harus diimpor.
PT Surya Pamenang akan ikut serta memenuhi kebutuhan pasar di
Indonesia dan di luar negeri di samping juga untuk memenuhi kebutuhan
kertas kemasan PT Gudang Garam Tbk. sendiri.
4.1.2 Falsafah Perusahaan
Kiat-kiat manajemen yang menjadikan PT. Gudang Garam Tbk,
menjadi seperti sekarang ini, bercermin pada pandangan hidup Almarhum
Surya Wonowidjojo yang juga menjadi falsafah perusahaan, yaitu Catur
Dharma Perusahaan yaitu :
1. Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat
luas merupakan suatu kebahagiaan.
2. Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat
kesuksesan.
3. Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerjasama
dengan orang lain.
4. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.
4
Anggaran dasar Perseroan menetapkan bahwa Perseroan diurus
oleh suatu direksi di bawah pengawasan dewan komisaris yang semuanya
diangkat oleh rapat umum pemegang saham, untuk jangka waktu lima
tahun, dan dapat diangkat kembali. Tugas dan wewenang dewan
komisaris dan direksi diatur dalam anggaran dasar Perseroan.
Susunan dewan komisaris dan Direksi Perseroan akhir maret 2012
adalah sebagai berikut :
a. Presiden Komisaris : Juni Setiawati Wonowidjojo
b. Komisaris – Komisaris : Yudiono Muktiwidjojo
Frank Willem Van Gelder
Lucas Mulia Suhardja
c. Presiden Direktur : Susilo Wonowidjojo
d. Direktur – Direktur : Heru Budiman
Edijanto
Herry Susianto
Buana Susilo
Fajar Sumeru
4.1.3 Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM) PT Gudang Garam Tbk
menerapkan prinsip padat karya sekaligus padat modal secara bersama
sama. Untuk memproduksi rokok yang berkualitas tinggi PT Gudang
Garam Tbk harus menggunakan peralatan dan mesin yang canggih, yang
berarti butuh pengadaan dengan modal besar. Disisi lain perusahaan
5
mempunyai komitmen besar terhadap pemberdayaan sumber daya
manusia. PT Gudang Garam Tbk memiliki jumlah karyawan lebih dari
41.000 orang yang tersebar di berbagai sektor pekerjaan.Kesuksesan
Gudang Garam tidak lepas dari hasil kerja keras pendirinya, yaitu Surya
Wonowidjojo yang pandai meramu racikan rokok kretek dengan prinsip
bahwa setiap rokok kretek sejati haruslah “harum, gurih, dan nikmat”,
yang kemudian menjadi slogan Gudang Garam. Filosofi Surya
Wonowidjojo yang kemudian menjadi filosofi PT Gudang Garam Tbk
sebagai dasar pertumbuhan perusahaan disebut Catur Darma
Perusahaan, sebagai berikut:
1. Kebahagiaan adalah memberikan kehidupan yang bermakna dan
bermanfaat.
2. Kunci sukses adalah kerja keras, ketekunan, kejujuran, kesehatan
dan iman
3. Sukses dimungkinkan oleh peran dan kerjasama dengan orang
lain.
4. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.
4.1.4 Produksi
Kantor pusat perseroan, administrasi, dan pabrik utamanya yang
memproduksi sigaret kretek linting (SKL) atau rokok klobot, dan empat
bulan kemudian sigaret kretek tangan (SKT). Total 50 batang ini
dipasarkan ke kota-kota terdekat,sebuah cabang produksi SKT dan SKL
di gurah, 13km arah tenggara kota Kediri guna memenuhi permintaan
6
pasar yang semakin meningkat mengikuti perkembangannya dan
kemajuan usahanya, perusahaan yang awalnya berdiri dengan status
industry Rumah Tangga (home industry) berubah status dari perusahaan
perseorangan menjadi firma.unit produk si di pindah dari gura ke
Kediri,perusahaan mengembangkan jenis produk sigaret kretek mesin
(SKM). Perusahaan memproduksi jenis rokok baru,yaitu kretek mild yang
di tandai dengan berdirinya direktorat produksi gempol di pasuruan jawa
timur. Perusahaan juga mengembangkan unit kretek mesin di gempol
pasuruaan jawa timur. di arah tenggara kota kediri.
Adapun proses produksi pembuatan rokok kretek dapat digambarkan
sebagai berikut :
a. Letakkan tembakau seukuran sebatang rokok kedalam alat
penggulung rokok, ratakan dari kanan ke kiri, masukkan gabus filter
b. Dorong penggulung secara perlahan, setelah rokok tergulung
setengah, selipkan kertas dan oleskan lem, lanjutkan mendorong alat
penggulung secara cepat. Akhirnya jadilah sebuah batang rokok
tercipta, lakukan proses tersebut secara berulang-ulang jika anda
ingin membuat beberapa batang rokok filter. Setelah selesai rokok-
rokok tersebut dikemas lalu di distribusikan.
4.1.5 Pemasaran
a. Sigaret Kretek Tangan (SKT) :
Nusa
7
Gudang Garam Merah
Gudang Garam Djaja
Sriwedari Lurik
Sriwedari Biru Lurik
b. Sigaret Kretek Linting (SKL) :
Klobot Manis
c. Full Flawored
Gudang Garam Internasional
Surya 16
Surya 12
Surya 12 Premium
Surya Professional
d. Light & Mild
Surya Professional Mild
Surya Slims
Surya Slims Menthol
Surya Slims Premium
4.1.7 Sejarah Singkat PT. HM. Sampoerna, Tbk.
Pada tahun 1913 di Surabaya, almarhum Liem Seng Tee
memprakarsai berdirinya suatu perusahaan industri rumah tangga
penghasil Sigaret Kretek Tangan (SKT) dengan merk Dji Sam Soe (234).
Pada tahun 1930 perusahaan industri rumah tangga ini diresmikan
8
dengan dibentuknya Handel Maatschapij Liem Seng Tee yang selanjutnya
menjadi PT. Handel Maatschapij Sampoerna.
sSeiring dengan perkembangan industri rokok, Aga Sampoerna putra
kedua almarhum, bersama-sama dengan kakaknya mendirikan PT.
Hanjaya Mandala Sampoerna (semula bernama PT. Perusahaan Dagang
dan Industri Panamas), selanjutnya disebut PT. Panamas berkedudukan
di Surabaya berdasarkan akta No. 69 tanggal 19 oktober 1963, yang
dibuat dihadapan Anwar Mahajudin, Notaris Surabaya dan telah disetujui
oleh Menteri Kehakiman RI melalui surat keputusan No. J. A./5/59/15
tanggal 30 April 1964 dan telah diumumkan dalam tambahan nomor 357
Berita Negara RI nomor 94 tanggal 24 november 1964.
Pada tahun 1978, Aga Sampoerna (Putera Sampoerna) mengambil
alih manajemen Handel dan Panamas dan dengan sadar memutuskan
untuk melakukan modernisasi dan ekspansi, sehingga menjadi salah satu
penghasil utama rokok kretek di Indonesia. Modernisasi dan ekspansi
tersebut diawali pada tahun 1982 dengan mendirikan fasilitas-fasilitas
tembakau dan prasarana pembelian tembakau diberbagai daerah
perkebunan tembakau di pulau Madura dan Jawa Timur. Empat tahun
kemudian dilanjutkan dengan pengembangan prasarana dan jaringan
distribusi Sampoerna yang ekstensif. Keberhasilan Sigaret Kretek Mesin
(SKM) juga merupakan wujud dari modernisasi dan ekspansi tersebut.
Pada tahun 1988, Panamas mengambil alih aktiva dan operasi
Handel yang kemudian tidak aktif lagi dan mengubah namanya menjadi
9
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna. Pada waktu yang sama juga dimulai
dengan pembangunan fasilitas baru yang mutakhir didaerah Pandaan
seluas 150 Ha.
Pada tahun 1990, Sampoerna berkembang pesat dan menjadi
perseroan publik. Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip
Morris International Inc. (PMI), salah satu perusahaan tembakau
terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris
Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas
Sampoerna.
Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi industri dan
perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan
lain. Perusahaan berkedudukan di Surabaya, dengan kantor pusat
berlokasi di Jl. Rungkut Indutri Raya No. 18, Surabaya serta memiliki
pabrik berlokasi di Surabaya, Pandaan, dan Malang. Perusahaan juga
mempunyai kantor perwakilan korporat di Jakarta.
4.1.8 Falsafah Perusahaan
Produk utama Perseroan adalah sigaret kretek tangan Dji Sam Soe,
yang merupakan salah satu rokok kretek lintingan pertama yang dibuat
untuk tujuan komersial, yang sampai saat ini masih merupakan acuan
falsafah perusahaan. Falsafah ini didasarkan atas konsep hubungan
kepercayaan antara pembuat, pedagang, dan konsumen, yang masing-
masing saling melayani. Jika ketiga pihak menikmati keuntungan, maka
bisa dianggap terdapat bisnis yang berhasil.
10
Falsafah ini terwujud dalam lambang “tiga tangan” yang dewasa ini
muncul dalam bentuk grafis modern, meski dirumah keluarga tempat
asalnya, yang terletak dekat pabrik yang masih berfungsi di Taman
Sampoerna. Lambang itu muncul dalam berbagai kesempatan, antara lain
pada jendela kaca berwarna, pahatan pada kursi, pada genteng atap, dan
sebagainya. Hal ini sebagai peringatan akan komitmen falsafah almarhum
pendiri Perseroan (Liem Seng Tee)
11
Jajaran Komisaris dan Direksi yang terbentuk kemudian merupakan
paduan dari para eksekutif PMI yang memiliki pengalaman internasional
dari seluruhdunia, dengan pimpinan PT. HM. Sampoerna, Tbk. yang telah
teruji.
a. Dewan Komisaris :
Presiden Komisaris : Matteo Lorenzo Pellegrini
Wakil Presiden Komisaris : Douglas Walter Werth
Komisaris : Eunice Carol Hamilton
Komisaris Independen : Phang Cheow Hock
Komisaris Independen : Ekadharmajanto Kasih
b. Direksi :
Presiden Direktur : John Gledhiil
Direktur : Paul Janelle
Direktur : Shea Lih Goh
Direktur : Yos Adiguna Ginting
Direktur : Wayan Mertasana Tantra
12
4.1.9 Sumber Daya Manusia
Perseroan menyadari sedalam-dalamnya peranan dari sumber daya
manusia menentukan keberhasilan usaha. Oleh karena itu secara
bersungguh-sungguh memusatkan perhatian untuk selalu meningkatkan
kualitas sumber daya manusianya melalui berbagai program pelatihan,
pengembangan, pengasuhan, pemeliharaan. Pelayanan kesejahteraan
(Astek, Koperasi, Poliklinik, Keluarga Berencana, dan KKB) bagi seluruh
karyawannya.
Karyawan yang tergabung secara administrative dalam PT. HM.
Sampoerna meliputi 16.422 orang, terdiri dari :
a. Manajemen Puncak : 6 orang
b. Manajemen Atas : 18 orang
c. Manajemen Madya : 72 orang
d. Karyawan Kantor : 450 orang
e. Karyawan Produksi, Processing, dan Pemasaran : 15.876 orang
Pada akhir 2009, jumlah karyawan Sampoerna dan anak
perusahaan mencapai sekitar 28.300 orang.
4.1.10 Produksi
Kantor pusat perseroan, administrasi, dan pabrik utamanya yang
memproduksi rokok kretek tangan dan rokok kretek mesin terletak di
Rungkut Industri, Surabaya. Di samping lokasi ini, Perseroan juga
mempunyai fasilitas produksi rokok kretek tangan di Taman Sampoerna
Surabaya dan Malang.
13
Perseroan melakukan sendiri proses sendiri proses pembelian,
pengeringan, dan pemeliharaan tembakau dan cengkeh. Pencampuran
tembakau dilakukan pada masing-masing pabrik di masing-masing lokasi.
Perseroan juga mempunyai laboratorium yang mengawasi secara teliti
proses pencampuran ini untuk menjamin mutu produk. Rokok kretek
tangan digulung dan dibungkus oleh tenaga-tenaga terampil. Sedangkan
untuk rokok kretek mesin, penggulungan dan pembungkusan dilakukan
oleh mesin-mesin secara otomatis.
Adapun proses produksi rokok pada prinsipnya sederhana namun
diperlukan suatu ketelitian yang cukup tinggi baik dalam hal pemilihan
tembakau dan cengkeh, juga pada saat pencampuran.
Pada umumnya campuran daripada rokok kretek terdiri dari 30%
cengkeh dan 70% campuran tembakau. Namun demikian, rasio yang pasti
dari komposisi ini dapat bervariasi dan sangat tergantung pada formula
yang dikehendaki. Proses pembuatan rokok kretek dapat digambarkan
sebagai berikut :
a. Berbagai macam tembakau dibersihkan dan kemudian dicampur
menurut formula tertentu
b. Cengkeh dicuci dan diproses, kemudian dicampur dengan
tembakau campuran tersebut diatas
c. Hasil campuran ditaruh di dalam tempayan-tempayan yang
kemudian digulung (dilinting) baik dengan mesin maupun tenaga
14
manusia. Seorang tenaga kerja ahli mampu menggulung 325
batang rokok per jam dan 3000 batang per menit dengan satu
mesin.
d. Setelah digulung, rokok tersebut dipotong baik oleh tenaga
manusia maupun mesin. Tenaga kerja yang ahli dapat memotong
sejumlah 1000 batang per jam. Rokok-rokok yang telah dipotong
kemudian dimasukkan kedalam bungkus masing-masing.
4.1.11 Pemasaran
Produk rokok kretek Sampoerna yang dapat ditemui di pasar adalah :
a. DJI SAM SOE (234) : Rokok Kretek Tangan
b. Sampoerna A Hijau : Rokok Kretek Tangan
c. PANAMAS Kuning : Rokok Kretek Tangan
d. A King Size : Rokok Kretek Tangan
e. Sampoerna A Exclusive : Rokok Kretek Mesin, Filter
f. Sampoerna A International : Rokok Kretek Mesin, Filter
g. Sampoerna A Universal : Rokok Kretek Mesin, Filter
h. Sampoerna A Mild : Rokok Kretek Mesin, Filter
i. Dji Sam Soe Filter &Gold : Rokok Kretek Mesin, Filter
j. Sampoerna Millennium : Rokok Kretek Mesin, Filter
k. Sampoerna Dark Classics : Rokok Kretek Mesin, Filter
l. Sampoerna Menthol Classics : Rokok Kretek Mesin, Filter
m. U Mild : Rokok Kretek Mesin, Filter
n. Avolution : Rokok Kretek Mesin, Filter
15
o. Vegas Mild : Rokok Kretek Mesin, Filter
p. Marlboro : Rokok Kretek Mesin, Filter
Kadar :
a. Nikotin : 1,2 mg/batang
b. Tar : 14 mg/batangS
Produk Perseroan disalurkan melalui pedagang-pedagang besar di
luar perseroan dengan menggunakan jasa angkutan luar yang dikontrak,
sehingga pengawasan Perseroan atas saluran distribusinya menjadi
sangat terbatas. Mulai tahun 1986, PT. HM. Sampoerna, Tbk. membentuk
divisi penjualan dan pemasarannya sendiri secara agresif dan memulai
integrasi vertikal, dimana divisi ini akhirnya dirubah menjadi PT.
Sampoerna Transportasi Nusantara, salah satu perusahaan afiliasi.
Tonggak utama prasaran PT. HM. Sampoerna, Tbk. adalah jaringan
distribusinya, yang dapat dibanggakan karena mengkaryakan lebih dari
3000 orang, menggunakan lebih dari 600 van, lebih dari 1500 sepeda
motor yang beroperasi di seluruh Nusantara, melalui 51 cabang utama
dan 84 cabang pembantu. Melalui jaringan distribusi ini, PT. HM.
Sampoerna, Tbk. berkemampuan untuk menyalurkan produk konsumen
apa saja termasuk produk dari pihak ketiga kemanapun di Indonesia.
Dengan jaringan yang ada sekarang, Perseroan dapat lebih mudah
mengawasi aktivitas distribusi dan promosi produknya. Walaupun
infrastruktur yang ada dapat memberikan jasa bagi distribusi produk pihak
16
ketiga namun pada saat ini jaringan distribusi tersebut hanya digunakan
untuk menyalurkan produk Sampoerna.
Perseroan mengoperasikan enam pabrik rokok di Indonesia, dua
pabriksigaret kretek mesin berlokasi di Pandaandan Karawang, tiga pabrik
sigaret kretektangan berlokasi di Surabaya dan satu pabriksigaret kretek
tangan di Malang. Selain itu,Perseroan juga bekerja sama dengan 37 unit
Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang berada diPulau Jawa dalam
memproduksi sigaret kretektangan, dan secara keseluruhan memilikilebih
dari 60.000 orang karyawan. Perseroanmenjual dan mendistribusikan
rokok melalui59 kantor penjualan.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Earning Per Share (EPS)
Earning per share perusahaan rokok dalam hal ini PT. Gudang
Garam, Tbk dan PT. HM. Sampoerna, Tbk adalah sebagai berikut:
17
Tabel 4.1
Earning Per Share
Tahun EPS
GGRM HMSP
2001 1.085 212
2002 1.085 371
2003 956 313
2004 930 454
2005 982 544
2006 524 805
2007 750 827
2008 977 889
2009 1.796 1.161
2010 2.155 1.465
sumber olahan data
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, PT. Gudang Garam Tbk,
pada tahun 2001 dan 2002 cukup baik dan stabil. Hal ini dikarenakan
tidak dapat perubahan jumlah dividen yang terlampau besar, kemudian
pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh Kenaikan cukai rokok
dan pajak pertambahan nilai, Tingginya pajak rokok membuat rendahnya
daya beli masyarakat terhadap rokok sehingga terjadi penurunan
permintaan rokok. (PPN) juga merupakan pendorong utama turunnya
profitabilitas. menurut Departemen Riset IFT. Profitabilitas perusahaan
yang diukur dari margin kotor tercatat turun sebesar 4,8% dibandingkan
tahun sebelumnya, kemudian penjualan tahun 2009 dan 2010 mengalami
peningkatan. Kenaikan ini disebabkan adanya perusahaan berhasil
menekan jumlah beban pajak penghasilan dan beban usaha namun tetap
18
mengalami defisit sehingga berpengaruh, tetapi jumlah laba yang
dihasilkan perusahaan dapat dikatakan cukup berkualitas.
Dibandingkan PT. HM Sampoerna, Tbk laba yang diperoleh dari
tahun 2001 merupakan tahun dasar naiknya laba sebesar 212, hal ini
perusahaan mengalami kenaikan yang signifikan beranjak sampai dengan
tahun 2010 mencapai nilai sebesar 1.465, penjualan laba mengalami
peningkatan, Peningkatan penjualan produk inilah perusahaan mampu
menghasilkan laba yang kemudian dibagikan kepada para pemegang
saham dalam bentuk deviden dan juga Menguasai pangsa pasar : Produk-
produk rokok sampoerna secara keseluruhan menguasai pangsa pasar
rokok Indonesia dengan pangsa pasar 24,2%, posisi kedua Gudang
Garam 23,6%, dan ketiga Djarum 20,4%.
Semakin tinggi nilai EPS suatu perusahaan maka semakin besar
pengembalian modal dari setiap lembar sahamnya.
4.2.2 Harga Saham
Perkembangan Harga Saham selama tahun 2001sampai dengan
tahun 2010 dari PT. Gudang Garam, Tbk. Dan PT. HM. Sampoerna, Tbk.
Adalah sebagai berikut :
19
Tabel 4.2
Harga Saham
Tahun HargaSaham
GGRM HMSP
2001 8650 3.200
2002 8300 3.700
2003 13.600 4.475
2004 13.550 6.650
2005 11.650 8.900
2006 10.200 9.700
2007 8.500 14.300
2008 4.250 8.100
2009 21.550 10.400
2010 40.000 28.150
Sumber olahan data
Dari hasil penelitian diperoleh data perkembangan harga saham PT.
Gudang Garam Tbk Sebagaimana tertera pada tabel 4.2 yang
menunjukkan penurunan harga saham yang turun tahun 2002, hal ini
mengakibatkan Inflasi yang semakin tinggi dapat berdampak pada
kegiatan operasional maupun non operasional perusahaan yang
membuat biaya penyediaan manjadi tinggi yang diakibatkan oleh nilai
tukar rupiah ke dollar yang turun. kemudian mengalami peningkatan,
disebabkan oleh adanya harga saham dipengaruhi oleh profitabilitas di
masa yang akan datang. Oleh karena itu, dengan meningkatnya
pertumbuhan penjualan para investor tertarik untuk membeli saham
tersebut sehingga harga saham akan terus meningkat. Kondisi ini
berdampak positif pada penguatan mata uang rupiah dan peningkatan
Index Harga Saham Gabungan (IHSG). cenderung turun lagi tahun 2004
terus-menerus hingga sampai tahun 2007, hal ini disebabkan produk
20
yang dihasilkan perusahaan telah masuk ketahap kedewasaan
tumbuh (growth maturity), dimana tingkat pertumbuhan penjualan
mulai menurun. Maka, dengan adanya penurunan pertumbuhan
penjualan diharapkan banyak produsen mempunyai banyak produk
untuk dijual, kemudian tahun 2009 sampai dengan tahun 2010
mengalami peningkatan yang signifikan, maka perusahaan tersebut
mampu membiayai kegiatan usahanya dengan saldo laba yang
dimilikinya, sehingga perusahaan tersebut akan menggunakan hutang
dalam jumlah relatif sedikit. Dan harga saham PT. HM Sampoerna Tbk
dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2001 hingga sampai tahun 2007
meningkat, ini diakibatkan oleh tingginya tingkat penjualan produk
perusahaan (portofolio SigaretKretekMesin “SKM”). dan tahun 2008
mengalami penurunan disebabkan karena sektor consumer goods bukan
merupakan industri musiman sehingga konsumen akan terus
membutuhkan produk yang dihasilkan industri ini untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Dan tahun 2009 dan tahun 2010 mengalami
peningkatan kembali Hal tersebut juga dikarenakan atas kebutuhan
konsumen terhadap suatu produk berbeda - beda. Oleh karena itu,
dengan naik atau turunnya tingkat pertumbuhan penjualan belum tentu
dapat menaikkan harga saham. Karena bisa jadi dengan naiknya
tingkat penjualan tetapi harga saham tetap stabil atau sebaliknya.
21
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.1 Analisis Regresi Sederhana
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Earning Per
Share terhadap Harga Saham PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. HM.
Sampoerna, Tbk tahun2001 – 2010. Dimana persamaan regresinya
adalah :
Berikut ini data hasil SPSS (Statistical Product Service Solution)
versi 16. tentang hasil persamaan regresi tentang pengaruh EPS
terhadap Harga Saham.
Tabel 4.3.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2552.312 2299.512 -1.110 .282
EPS 15.802 2.236 .857 7.068 .000
a. Dependent Variable: Harga_Saham
Berdasarkan tabel 4.3 Coefficientsa di atas, maka persamaan regresi
linear sederhana adalah sebagai berikut :
ŷ = -2.552,31 + 15,802
Berdasarkan data di atas, yang menyatakan hasil persamaan regresi
tentang pengaruh EPS terhadap Harga Saham, maka hasil pengujian
ŷ = a + bx
22
hipotesis menunjukkan persamaan ŷ =-2.552,31 + 15,802. Hal ini berarti
bahwa Constant sebesar -2.552,31 menyatakan bahwa jika tidak ada
variabel EPS maka variabel Harga Saham adalah -2,552 dan Koefisien
regresi sebesar 15.802 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu
satuan variabel EPS akan meningkatkan variabel Harga Saham sebesar
15,802 dengan asumsi bahwa variabel bebas lain tidak berubah
4.3.2 Koefisien Determinasi (R Square)
Koefisien Determinasi mencerminkan besarnya perngaruh
perubahan variabel independen dalam menjalankan perubahan pada
variabel dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur
kebenaran dan kebaikan pengaruh antar variabel dalam model yang
digunakan. Untuk hasil pengolahan datanya dapat dilihat pada table
berikut ini :
Tabel 4.4
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .857a .735 .720 4715.23761
a. Predictors: (Constant), EPS
b. Dependent Variable: Harga_Saham
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa pengaruh EPS
terhadap harga Saham yakni sebesar 0,735atau 73,5%. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh EPS terhadap Harga saham sebesar
73,5% yang berarti bahwa tingkat pengaruh variabel EPS terhadap
23
variabel Harga saham Kuat. Sementara sisanya sebesar 27,5%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian
ini. Faktor lain yang mempengaruhi Harga Saham Perusahaan rokok
tersebut bisa dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran akan saham
tersebut atau informasi tentang perusahaan, dalam hal ini Perusahaan
rokok regulasi pemerintah, serta pengaruh politik.
4.3.3 Pengujian Keberartian (Uji t)
Selanjutnya uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Uji t
dilakukan untuk membandingkan antara thitung dengan ttabel pada taraf
signifikan () = 5%, berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dengan
kriteria sebagai berikut :
H0 = tidak berpengaruh EPS terhadap Harga Saham pada kedua
perusahaan rokok.
H1 = berpengaruh EPS terhadap Harga Saham pada kedua perusahaan
rokok.
atau,
Jika thitung<ttabel : H0 ditolak dan H1 diterima
Jika thitung ≥ ttabel : H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian yang menyatakan
bahwa EPS berpengaruh pada Harga Saham, perlu dibandingkan
besarnya nilai thitung dengan besarnya nilai ttabel. Pada penelitian ini nilai
ttabel dari koefisien hasil analisis regresi dapat diikhtisarkan uji dua sisi dan
derajat kebebasan (df)19 =2,093. Dalam penelitian ini nilai thitung pada tabel
24
4.3 sebelumnya menunjukkkan nilai sebesar 7,068 sehingga thitung 7,068
>ttabel2,093, maka H1diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat
pengaruh EPS terhadap Harga Saham.
Untuk mengetahui kekuatan hubungan variabel EPS terhadap Harga
saham dpat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.5
Pedoman
Inter koefisien Tingkat Pengaruh
0.00 – 0.19 Sangat Rendah
0.20 - 0.39 Rendah
0.40 – 0.59 Sedang
0.60 – 0.79 Kuat
0.80 – 1.00 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2010)
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui seberapa besar
kekuatan hubungan dari pengaruh Earning Per Share terhadap Harga
Saham PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. HM. Sampoerna, Tbk. Besarnya
pengaruh EPS terhadap Harga saham dalam penelitian ini adalah
sebesar, 73,5 % sehingga dapat dikatakan terdapat pengaruh yang cukup
kuat dari EPS terhadap Harga saham kedua perusahaan rokok tersebut.
25
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan Untuk mengetahui
pengaruh Earning Per Share(EPS) terhadap harga saham, maka peneliti
melakukan uji t yaitu pengujian secara parsial. hasil uji t yang di dapat
ialah H0 diterima, dan H1 ditolak.
Pada hasil penelitian ini hasil pengujian hipotesis sesuai dengan teori
Ang (1997), EPS merupakan perbandingan antara laba bersih setelah
pajak pada suatu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan.
EPS, yang semakin tinggi akan meningkatkan daya tarik investor,
sehingga harga saham relatif meningkat, demikian pula return saham
akan meningkat. Dengan meningkatnya EPS maka kinerja saham ditinjau
dari sisi profitabilitas semakin baik. Dengan meningkatnya EPS maka
akan menambah daya tarik investor untuk menanamkan dananya ke
dalam perusahaan. Sehingga harga saham perusahaan akan meningkat
Analisis rasio Earning Per Share(EPS) dalam analisis keuangan
mempunyai arti yang sangat penting karena merupakan salah satu tekhnik
analisis yang bersifat menyeluruh (comprehensive). Analisis rasio Earning
Per Share(EPS) merupakan teknik analisis yang lazim digunakan untuk
mengukur tingkat efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
Earning Per Share(EPS) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan investasi yang
ditanamkan dalam total asset yang digunakan untuk memperoleh
keuntungan.
26
Hubungan antara Earning Per Share(EPS) dan Harga Saham dalam
penelitian ini adalah searah, dimana jika Earning Per Share(EPS)
meningkat, maka harga saham pun akan cenderung meningkat. Hal ini
ditunjukkan dengan pengaruh hasil penelitian yakni sebesar 0.735atau
73.5% Earning Per Share(EPS) mempengaruhi Harga Saham. Jika
dihubungkan dengan kenyataan jelas bahwa keterkaitan antara Earning
Per Share(EPS) dengan Harga Saham untuk perusahaan rokok
menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel, pada taraf signifikan dengan
demikian maka H0 diterima, dan H1 ditolak. Dengan menerima Ho berarti
bahwa terdapat pengaruh antara Earning Per Share(EPS) terhadap Harga
Saham.
Sementara kekuatan hubungan antara variable X dan Y jika dilihat
dari pedoman interpretasi adalah termasuk dalam kategori kuat.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Nurmalasari Indah
(2012) dengan judul :“Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap
Harga Saham Emiten Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2005-2008”. Studi kasus yang diambil pada perusahan-perusahaan
emiten LQ45 diakhir tahun 2005-2008.Variabel independen yang
digunakan terdiri dari ROA, ROE, NPM, dan EPS. Pengujian terhadap
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang
terdiri dari 3 asumsi dasar, yaitu autokorelasi, multikoliniearitas, dan
heteroskedastisitas. Setelah itu dilakukan uji regresi linier berganda yang
dilakukan untuk menentukan persamaan regresi yang menunjukkan
27
hubungan variabel terikat yang ditentukan dengan dua atau lebih variabel
bebas.Uji F yang dilakukan untuk mengetahui apakah empat variabel
bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel terikat. Dan yang terakhir Uji-t digunakan untuk melihat
signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara individu terhadap
variabel terikat dengan menganggap variabel lain bersifat konstan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Return On Asset
(ROA) dan Earning Per Share (EPS) memilki berpengaruh terhadap harga
saham sedangkan rasio keuangan yang lainnya tidak berpengaruh.Untuk
rasio keuangan yang terdiri dari NPM, ROE, ROI dan EPS berpengaruh
secara bersama-sama terhadap harga saham pada tahun 2005-2008.