BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...

34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Terbentuknya Toili Barat Berhembusnya angin reformasi membawa nuansa baru disemua kehidupan di belahan bumi nusantara ini yang kita cintai, hal ini dapat kita amati dari para digma pemerintahan yang disentralisasi dari pusat sampai ke daerah yang tercermin dalam Undang-undang otonomi daerah. Menyikapi realita yang terjadi saat ini, hampir semua wilayah atau daerah dibelahan bumi nusantara ini mulai berbenah dengan memekarkan wilayah menjadi provinsi, kabupaten / kota menjadi kecamatan / kelurahan, namun (kesemuanya itu masih dalam bingkai Negara kesatuan Indonesia ( NKRI ). Tuntutan suatu otonomi daerah merupakan usaha untuk mendapatkan cara untuk menghidupkan semangat dan kekuatan rakyat di daerah-daerah guna menata masa depan rakyat di daerah saat ini. gaung otonomi daerah telah bergema sampai ke wilayah Propinsi Sulawesi Tengah, dengan di deklarasikannya provinsi timur. Khusunya di kabupaten pemekaran kecamatan mulai diperjuangkan oleh masyarakat yang peduli dengan kehidupan yang akan datang. Inisiatif pemekaran kecamatan Toili menjadi Kecamatan Toili dan Kecamatan Toili Barat (selanjutnya disebut pemekaran Kecamatan Toili Barat muncul ketika

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Terbentuknya Toili Barat

Berhembusnya angin reformasi membawa nuansa baru disemua kehidupan di

belahan bumi nusantara ini yang kita cintai, hal ini dapat kita amati dari para digma

pemerintahan yang disentralisasi dari pusat sampai ke daerah yang tercermin dalam

Undang-undang otonomi daerah.

Menyikapi realita yang terjadi saat ini, hampir semua wilayah atau daerah

dibelahan bumi nusantara ini mulai berbenah dengan memekarkan wilayah menjadi

provinsi, kabupaten / kota menjadi kecamatan / kelurahan, namun (kesemuanya itu

masih dalam bingkai Negara kesatuan Indonesia ( NKRI ).

Tuntutan suatu otonomi daerah merupakan usaha untuk mendapatkan cara

untuk menghidupkan semangat dan kekuatan rakyat di daerah-daerah guna menata

masa depan rakyat di daerah saat ini. gaung otonomi daerah telah bergema sampai ke

wilayah Propinsi Sulawesi Tengah, dengan di deklarasikannya provinsi timur.

Khusunya di kabupaten pemekaran kecamatan mulai diperjuangkan oleh masyarakat

yang peduli dengan kehidupan yang akan datang.

Inisiatif pemekaran kecamatan Toili menjadi Kecamatan Toili dan Kecamatan

Toili Barat (selanjutnya disebut pemekaran Kecamatan Toili Barat muncul ketika

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris Hakim

Sebagai camat Toili).

Jauh sebelum kecamatan toili Barat berdiri secara geografis istilah/

Penyebutan Toili Barat telah di Gunakan oleh masyarakat untuk menyebutkan

dataran Toili Barat yang meliputi : 1) Pandan Wangi, 2) Dongin, 3) Kamiwangi,

4) Sindang Sari, 5) Makapa, 6) Karya Makmur, 7) Mentawa Pasir Lamba, 8)

Bonebae, 9) Gunung Keramat, 10) Lembah Keramat, 11) Rata, 12) Bukit Makarti,

13) Bumi Harapan, 14) Uwelolu, 15) Mekar Jaya, 16) Mekar Sari.

Kenyataan ini didukung oleh factor pembagian wilayah kerja puskemas

sedataran Toili menjadi 3 Wilayah ;

1. Puskesmas Toili I ( Toili Bagian Timur )

2. Puskesmas Toili II ( Toili Bagian Tengah )

3. Puskesmas Toili III ( Toili Bagian Barat )

Istilah atau penyebutan Toili Barat juga telah lazim digunakan oleh organisasi

social kemasyarakatan / keagamaan. Untuk merealisasikan inisiatif pemekaran

kecamatan toili barat pada tanggal 17 Februari 2002 dilakukan pertemuan tokoh-

tokoh masyarakat guna membentuk panitia persiapan pemekaran kecamatan Toili

tanpa mengalami hambatan yang berarti, terbentuklah panitia persiapan pemekaran

kecamatan Toili Barat dengan pengurus :

- Ketua : I Gusti Suardika

- Sekretaris : I Nyoman Gita

- Bendahara : I Nyoman Sukarya

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

Hal ini adalah sebuah bentuk cerminan dari keinginan dan aspirasi masyarakat

Toili Barat dalam rangka menyelenggarakan otonomi daerah yang dilandasi oleh

peraturan perundang undangan yang berlaku. Sehubungan dengan otonomi daerah

yang menjadi konsekuensi masyarakat Indonesia yang tertuang dalam undang-undang

nomor 22 tahun 1999 dan undang-undang nomor 25 tahun 1999 mengandung makna

bahwa pemerintahan harus bersifat disentralisasi.

Selanjutnya efektifitas administrasi pencapaian tujuan pembangunan efesiensi

menejerial ekonomi dan pelayanan pembangunan serta kemampuan pemerintah

dalam memberdayakan masyarakat dalam pembangunan. Memekarkan suatu

kecamatan telah termaksud dalam kepmendagri nomor 4 tahun 2000 sebagai wujud

aplikasi Otonomi Daerah.

Setelah melakukakn berbagai kegiatan konsultasi, sosialisasi, dan konsolidasi

akhirnya titik terang terbentuknya Kecamatan Toili barat diperoleh berdasarkan

arahan Bapak Bupati banggai pada tanggal 17 April 2003 dan arahan Bapak Camat

Toili pada tanggal 2 mei 2003 yang menghendaki agar segera dibentuk panitia

peresmian kecamatan Toili Barat dan dengan dipimpin langsung oleh Bapak Camat

Toili pada tanggal 4 Mei 2003 terbentuk panitia peresmian Kecamatan Toili Barat

dengan pengurus inti ;

Ketua : I Putu Agus Suardika

Sekretaris : Ahmad M Suripno

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

Bendahara : I Nyoman Sukarya

Atas berkat tuhan Yang Maha Kuasa telah berbagai kegiatan dilakukan

akhirnya pada hari Rabu 24 Desember 2003 bertempat di Balai Desa Sindang Sari

diselenggarakan acara peresmian kecamatan Toili Barat berdasarkan Perda kabupaten

Banggai nomor 5 tahun 2003 sekaligus pelantikan Bapak Drs. IrfanPoma sebagai

Camat Toili Barat berdasarkan SK Bupati Banggai Nomor 821.27/ 295/ bag.peg

4.1.2 Letak Geografis

Kecamatan Toili Barat adalah wilayah yang sebelum dibentuk Kecamatan

merupakan wilayah kerja Camat Toili yang berkedudukan di Toili.

Kecamatan Toili mempunyai luas wilayah 1.967 km2 dengan jumlah

penduduk 60.518 jiwa. 51,02 % Wilayah Kecamatan ini terletak di bagian barat

yang masih memiliki Sarana dan Prasaran komunikasi dan tranportasi yang relatif

masih terbatas. Dengan Kondisi Geografis yang agak jauh dari Ibu kota Kecamatan

maka sudah selayaknya jika bagian barat dari Kecamatan Toili tersebut dibentuk

Kecamatan yang berdiri sendiri, guna mempercepat pemberian pelayanan kepada

masyarakat.

Kabupaten Banggai pada umumnya dan Kecamatan Toili Barat pada

khususnya, meskipun telah menunjukan kemajuan dalam penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan, dalam

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

perkembangannya perlu ditingkatkan sesuai dengan potensi ekonomi, luas wilayah,

dan kebutuhan masa mendatang.

Dengan terbentuknya Kecamatan Toili Barat maka wilayah Kerja Kecamatan

ini meliputi wilayah seluas 1.003,66 km2

, membina dan melakukan pelayanan

terhadap 17.821 jiwa Penduduk yang terbesar di 15 (lima belas) Desa.

Bahwa perkembangan dan kemajuan kabupaten banggai pada umunya serta

Kecamatan Toili pada khususnya, dan adanya inspirasi yang berkembang dalam

masyarakat, maka di pandang perlu melakukan pemekaran terhadap Kecamatan Toili

guna meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan untuk mempercepat pemberian pelayanan kepada masyarakat agar

tetap terjaganya perkembangan dan kemajuan di maksud pada masa mendatang.

Table Letak Geografis Wilayah Menurut Desa / Kelurahan di Kecamatan Toili Barat

No Desa / kelurahan

Pesisir

(2007-2011)

Lembah/das

(2007-2011)

Lereng

(2007-2011)

Dataran

(2007-2011)

1

2

3

4

5

6

Lembah keramat

Gunung

keramat

Rata

Bone bae

Pasir lamba

-

-

1

-

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

1

-

1

-

1

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Mantawa

Karya makmur

Makapa

Bumi harapan

Bukit makarti

Sindang sari

Kami wangi

Dongin

Pandan wangi

Uwelolu

Mekar sari

Mekar jaya

-

-

-

-

-

1

1

1

-

-

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

-

-

-

-

-

-

-

-

1

-

-

1

1

-

-

-

1

1

-

kecamatan Toili

Barat

6 - 1 10

Sumber : Kepala Desa / Kelurahan Se-Kecamatan Toili Barat

4.1.3 Letak Dan Luas Wilayah

Wilayah kecamatan Toili Barat dengan Ibu Kota Sindang Sari mempunyai

luas Wilayah kecamatan 1027,02 Km² dan luas lahan pertanian ( 189766 Ha )

dengan batas-batas :

- Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Bunta

- Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Peling

- Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Toili

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

- Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Morowali

Wilayah Kecamatan Toili Barat terdiri dari 17 belas desa dan wilayah

kecamatan Toili Barat dipengaruhi oleh 2 musim yaitu ;

a. Musim hujan yang berlangsung dari bulan April sampai dengan bulan

September

b. Musim panas yang berlangsung dari bulan oktober sampai dengan bulan

maret

Bentuk topografi kecamatan Toili Barat adalah daerah dataran Tinggi.

Dimana menurut klasifiksi ketinggiannya adalah berkisar 500 M dari laut. Adapun

jarak ibu kota pemerintahan kecamatan ke kabupaten adalah 120 Km dan jarak ibu

kota Pemerintahhan kecamatan ke Provinsi adaah 755 Km.

Table Luas Wilayah Dan Persentase Terhadap Luas Kecamatan Menurut

Desa/Kelurahan Di Kecamatan Toili Barat

No Desa / Kelurahan

Luas Wilayah (km2

)

(2007-2011)

Persentase Terhadap

Luas Kecamatan (%)

(2007-2011)

1

2

3

4

5

6

Lembah keramat

Gunung keramat

Rata

Bone bae

Pasir lamba

Mantawa

108,15

107,67

103,99

1,66

105,97

94,93

10,88

10,84

10,47

0,17

10,66

9,55

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Karya makmur

Makapa

Bumi harapan

Bukit makarti

Sindang sari

Kami wangi

Dongin

Pandan wangi

Uwelolu

Mekar sari

Mekar jaya

102,25

101,37

93,04

5,00

12,35

10,80

7,00

8,00

125,27

1,07

5,15

10,29

10,20

9,36

0,50

1,24

1,09

0,70

0,81

12,61

0,11

1,25

Jumlah

Kecamatan Toili

Barat 993,67 100,00

Sumber : Kepala Desa / Kelurahan Se-Kecamatan Toili Barat

4.1.4 Aksebilitas

Dilihat dari eksebilitas, kecamatan Toili Barat sangat sudah memadai karena

biasanya sudah dilalui oleh sarana dan prasarana umum yang fasilitas TK 17 unit,

SD/MI 21 unit, SMP/MTS 6 unit, SMA/MA 2 Unit dan perguruan Tinggi cabang 3

unit.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

4.2 Keadaan Penduduk

4.2.1 Jumlah Penduduk Menurut Desa / Kelurahan Di Kecamatan Toili

Barat

Jumlah penduduk menurut desa bila di lihat dari table di bawah ini, desa Kami

Wangi tahun 2010 menempati urutan terbanyak dari jumlah penduduk, dikarenakan

desa kami wangi ini memiliki letak georgafis yang strategis sehingga kebanyakan

masyarakat menempati desa tersebut. Sedangkan desa yang kurang penduduknya di

tahun 2010 yaitu desa Bone Bae, desa bone bae ini sebagian besar masyarakatnya

berasal dari suku bugis. Sehingga penduduknya kurang mendiami tempat tersebut

dikarenakan sebagaian besar masyarakat yang ada di toili barat pekerjaannya sebagai

petani, jadi kebanyakan orang bugis saja yang mendiami desa Bone bae.

Table Jumlah Penduduk Menurut Desa / Kelurahan Di Kecamatan Toili Barat

No Desa / kelurahan 2007 2008 2009 2010 2011

1

2

3

4

5

6

Lembah keramat

Gunung keramat

Rata

Bone bae

Pasir lamba

Mantawa

1.170

1.097

884

268

1. 530

2.472

1.181

1.119

934

277

1.553

2.500

1.486

1.057

1.118

281

1.642

1.464

1.502

1.068

1.130

284

1.659

1. 480

1.262

1.144

999

232

1.662

1.377

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Karya makmur

Makapa

Bumi harapan

Bukit makarti

Sindang sari

Kami wangi

Dongin

Pandan wangi

Uwelolu

Mekar sari

Mekar jaya

1.575

2.500

474

778

2.008

2.456

519

873

1.236

-

-

1.601

1.743

486

798

2.055

2.488

529

882

1.251

781

-

1.894

1.770

498

857

2.089

2.323

445

836

1.218

809

918

1.914

1.789

503

866

2.111

2.346

451

844

1.231

817

928

1.697

1.786

493

813

2.057

2.410

503

730

1.827

811

905

Jumlah

Kecamatan Toili

Barat 19.840 20.177 20.705 20.923 20.708

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai

4.2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Di

Kecamatan Toili Barat

Jika kita bandingkan antara jumlah penduduk pria dengan jumlah penduduk

wanita yang paling dominan adalah pria dengan jumlah 10.842 sedangkan penduduk

wanita dengan jumlah sebesar 9.866. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

Tabel Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Di Kecamatan

Toili Barat

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65-69

70-74

75+

1.007

1.229

1.150

899

833

918

953

897

683

559

455

372

318

269

148

152

897

1.135

1.003

792

729

866

945

740

643

465

423

295

341

230

149

123

1994

2.364

2.153

1.691

1.562

1.784

1.898

1.637

1.326

1.024

878

667

659

499

297

275

Jumlah 10.842 9.866 20.708

Kecamatan Toili Barat

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

2011

2010

10.842

10.791

9.866

10.123

20.708

20923

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai

4.2.3 Jumlah Penduduk Menurut Agama Di Kecamatan Toili Barat

Masyarakat Toili Barat mayoritas memiliki agama islam. tingkat pemahaman

terhadap ajaran islam sudah sangat meningkat. Hal ini terlihat dalam kehidupan

sehari, misalkan melaksanakan sholat 5 waktu, sholat jum’at, acara pengajian dan

sebagainya.

Table Jumlah Penduduk Menurut Agama Di Kecamatan Toili Barat

Agama 2009 2010 2011

Islam

Kristen

Katholik

Hindu

Budha

53,91

4,97

0,07

40,33

0,72

49,24

5,36

0,08

44,55

0,77

50,84

5,38

0,08

43,70

0,00

Jumlah 100,00 100,00 100,100

Sumber : Departemen Agama Kabupaten Banggai

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

4.2.4 Sumber Penghasilan Sebagian Besar Penduduk Menurut Desa /

Kelurahan Di Kecamatan Toili Barat

Pada umumnya masyarakat Toili Barat memiliki mata pencaharian sebagai

petani. Mata pencaharian ini sebagai mata pencaharian utama dan juga terdapat mata

pencaharian lainnya. Untuk mengetahui lebih jelas mata pencaharian masyarakat toili

barat dapat di lihat pada table di bawah ini :

Table Sumber Penghasilan Sebagaian Besar Penduduk Menurut Desa / Kelurahan Di

Kecamatan Toili Barat

No Desa / kelurahan Sumber penghasilan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Lembah keramat

Gunung keramat

Rata

Bone bae

Pasir lamba

Mantawa

Karya makmur

Makapa

Bumi harapan

Bukit makarti

Sindang sari

Pertanian tanaman pangan

Pertanian tanaman pangan

Nelayan

Pertanian tanaman pangan

Pertanian tanaman pangan

Pertanian tanaman pangan

Pertanian tanaman pangan

Pertanian tanaman pangan

Pertanian tanaman pangan

Pertanian tanaman pangan

Pertanian tanaman pangan

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

12

13

14

15

16

17

Kami wangi

Dongin

Pandan wangi

Uwelolu

Mekar sari

Mekar jaya

Pertanian tanaman pangan

Nelayan

Pertanian tanaman pangan

Pertanian tanaman pangan

Pertanian tanaman pangan

Pertanian tanaman pangan

Sumber : Kepala Desa Se-Kecamatan Toili Barat

4.2.5 Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan proses pembudayaan manusia yang bertujuan untuk

menumbuhkan, mengelola, dan meningkatkan kualitas kecerdasan kehidupannya,

baik kecerdasan kejiwaan yang meliputi religio-spiritualitas (takwa), moralitas

(karsa), emosionalitas (rasa), dan intelektualitasnya (cipta), maupun kesehatan dan

pengembangan raganya. Oleh karena itu, kepada peserta didik bukan hanya dibekali

ilmu pengetahuan, teknologi, dan ketrampilan teknis suatu pekerjaan, melainkan

harus ditanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang amat mendasar bagi

kehidupannya sebagai makhluk yang berbudaya.

Penyelenggaraan pendidikan harus mengedepankan penanganan dan

penyediaan fasilitas yang baik bagi penumbuhan, pengelolaan, dan peningkatan

ketakwaan, akhlak atau budi pekerti, kesopansantunan, seni budaya, kecakapan,

ketrampilan, dan kesehatan beserta ketrampilan jasmani peserta didik. Penyenggaraan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

pendidikan harus membuka peluang seluas-luasnya bagi aktualisasi diri dan

pengembangan atas segenap potensi yang dimiliki peserta didik.

Table Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Kecamatan Toili Barat

No Tingkat pendidikan Jumlah

1

2

3

4

5

6

Lulusan TK

Lulusan Sekolah Dasar ( SD)

Lulusan SMP

Lulusan SMA

Lulusan Diploma

Lulusan Sarjana

623

2.145

2.462

959

125

472

Jumlah 6786

Sumber : Kepala Desa Se-Kecamatan Toili Barat

4.3 Pembahasan

4.3.1 Prosesi Perkawinan Adat Jawa Di Toili Barat

Menurut Nasirun seorang tokoh agama (wawancara pada tanggal 15 april

2012 ) menyatakan bahwa Pernikahan adalah suatu rangkaian upacara yang dilakukan

sepasang kekasih untuk menghalalkan semua perbuatan yang berhubungan dengan

kehidupan suami-istri guna membentuk suatu keluarga dan meneruskan garis

keturunan.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

Perkawinan adat Jawa melambangkan pertemuan antara pengantin wanita

yang cantik dan pengantin pria yang gagah dalam suatu suasana yang khusus

sehingga pengantin pria dan pengantin wanita seperti menjadi raja dan ratu sehari.

Hal ini harus memenuhi semua syarat yang di tetapkan oleh tradisi untuk masuk ke

dalam tata alam sakral (suci).

Menurut Murdi seorang pemangku adat (wawancara pada tanggal 10 april

2012 ) menyatakan bahwa Macam – macam acara serta upacara yang harus dilakukan

menurut perkawinan adat Jawa adalah :

Pertama Nontoni, nontoni ini Melihat dari dekat keadaan keluarga dan gadis

yang sesungguhnya. Di lakukan oleh seorang congkok (wali) atau wakil dari keluarga

pemuda yang akan mencari jodoh. dalam hal ini di bicarakan sekitar kebutuhan untuk

biaya perkawinan.

kedua Meminang, Setelah taraf nontoni selesai, di teruskan dengan taraf

meminang. Jika keduanya sudah merasa cocok, maka orangtua pengantin laki-laki

mengirim utusan ke orangtua pengantin perempuan untuk melamar puteri mereka.

Orangtua dari kedua pengantin telah menyetujui lamaran perkawinan.

Ketiga Peningset, Bila pinangan tersebut berhasil, di teruskan dengan upacara

pemberian peningset. Biasanya berupa pakaian lengkap, dan di sertai cincin kawin

(tukar cincin).

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

Keempat Serahan, Kedua keluarga menyetujui pernikahan. Mereka akan

menjadi besan. Keluarga dari pengantin laki-laki berkunjung ke keluarga dari

pengantin perempuan sambil membawa hadiah sejumlah hasil bumi, peralatan rumah

tangga, dan di sertai sejumlah uang. Barang-barang dan uang tersebut di pergunakan

untuk menambah biaya penyelenggaraan perkawinan nantinya. Dalam kesempatan

ini, kedua keluarga beramah tamah. Dalam wawancara oleh Misiyah seorang tokoh

adat ( pada tanggal 7 april 2012 ). (Kepapat serahan, nek loro keluorgo wes nyetujui

pernikahane. Mereka ape dadi besan. Keluorgo teko penganten lanang lunggo neng

keluorgo penganten wedo ambe gowo hadiah sejumloh hasil bumi, peralatan umah

tonggo, karo di tambahne sejumloh duet. Barang-barange karo duet iku di gae kange

tambah biayane nyelenggarakno pernikahane engkone. Podo wektu iki loro keluorgo

beramah-tamah. Dalam wawancara oleh misiyah wong took adat (pada tanggal 7

april 2012).

Kelima Pingitan, Menjelang saat perkawinan, kurang lebih tujuh hari

sebelumnya, calon pengantin putri di larang keluar rumah dan tidak boleh menemui

calon pengantin putra dan kadang-kadang di anjurkan untuk berpuasa. Selama masa

pingitan calon pengantin putri melulur seluruh badan.

Keenam Persiapan perkawinan, Menurut Safingi seorang tokoh pemuda yang

di (wawancarai pada tanggal 16 april 2012) menggemukakan bahwa Segala persiapan

tentu harus dilakukan. Dalam pernikahan jawa yang paling dominan mengatur

jalannya upacara pernikahan adalah Pemaes yaitu dukun pengantin wanita yang

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

menjadi pemimpin dari acara Pernikahan Adat / Perkawinan Adat, Dia mengurus

dandanan dan pakaian pengantin laki-laki dan pengantin perempuan yang bentuknya

berbeda selama pesta pernikahan. Karena upacara pernikahan adalah pertunjukan

yang besar, maka selain Pemaes yang memimpin acara pernikahan, dibentuk pula

Panitia kecil terdiri dari teman dekat, keluarga dari kedua mempelai.

Ketujuh Pemasangan Tarub Dan Dekorasi, Biasanya sehari sebelum pesta

pernikahan, pintu gerbang dari rumah orangtua wanita dihias dengan Tarub (dekorasi

tumbuhan), Yang terdiri dari pohon pisang, buah pisang, tebu, buah kelapa dan daun

beringin yang memiliki arti agar Pasangan pengantin akan hidup baik dan bahagia

dimana saja. Pasangan pengantin saling cinta satu sama lain dan akan merawat

keluarga mereka. Dekorasi yang lain yang disiapkan adalah kembang mayang, yaitu

suatu karangan bunga yang terdiri dari sebatang pohon pisang dan daun pohon

kelapa.

Kedelapan Siraman, selanjutnya Jumiatun (dalam wawancara 18 april 2012)

juga menggemukakan bahwa Makna dari pesta Siraman adalah untuk membersihkan

jiwa dan raga. Pesta Siraman ini biasanya diadakan di siang hari, sehari sebelum

acara pernikahan. Siraman diadakan di rumah orangtua pengantin masing-masing.

Siraman biasanya dilakukan di kamar mandi atau di taman. Biasanya orang yang

melakukan Siraman yaitu orangtua dan keluarga dekat atau orang yang dituakan.

(Wolu siraman, selanjutne jumiatun ( dalam wawancara 18 april 2012) jugo

menyampekno bahwa maknane teko pesta siraman adalah gae Bersihno jiwo lan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

rogo. pesta siraman biasane dilaksanake awan dino.sedino seurung acara kawin.

Siraman biasane di laksanake neng umah wong tua penganten dewe-dewe. Siraman

biasane di laksanake neng kamar mandi opo neng taman. Biasane wong seng

ngelakukan siraman iki yaitu wong tuane ambe keluargo cedek opo wong seng wes

tua).

Kesembilan Upacara Ngerik, Upacara mengerik wulu kalong (bulu-bulu

halus) disekitar dahi agar waktu dihias akan nampak bersih dan bersinar. Disamakan/

dinamakan dengan wulu kalong, karena kalong (kelelawar) meempunyai bulu-bulu

yang sangat halus sama seperti rambut-rambut halus yang tumbuh di dahi para gadis.

Tujuan utama menurut adat adalah agar si calon benar-benar bersih baik secara

lahiriah maupun batiniah.

Kesepuluh Midodareni, Menurut Suparno seorang tokoh adat ( hasil

wawancara pada tanggal 10 april 2012 ) menggemukakan bahwa Dalam upacara

midodareni pengantin putri mengenakan busana polos artinya dilarang mengenakan

perhiasan apa-pun kecuali cincin kawin. Dalam malam midodareni itulah baru dapat

dikatakan pengantin dan sebelumnya disebut calon pengantin. Pada malam itu

pengantin putra datang ke rumah pengantin putri. Pengantin putra pada waktu malam

midodareni mengenakan jas lengkap dengan mengenakan dasi asal jangan dasi kupu-

kupu. Kira-kira pukul 19:00, pengantin putra datang ke rumah pengantin putri untuk

berkenalan dengan keluarga dan rekan-rekan pengantin putri. Setibanya pengantin

putra, maka terus diserahkan kepada Bapak dan Ibu pengantin putri. Setelah

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

penyerahan diterima pengantin putra diantarkan ke pondok yang telah disediakan

yang jaraknya tidak begitu berjauhan dengan rumah pengantin putri. Pondoknya telah

disediakan makanan dan minuman sekedarnya dan setelah makan dan minum ala

kadarnya maka pengantin putra menuju ke tempat pengantin putri untuk menemui

para tamu secukupnya kemudia pengantin putra kembali ke pondoknya untuk

beristirahat.

Kesebelas Ijab Kabul, Menurut Katijo seorang tokoh agama ( dalam

wawancara 25 april 2012 ) menggemukakan bahwa Orang Jawa biasanya bicara lahir,

menikah dan meninggal adalah takdir Tuhan. Upacara Ijab merupakan syarat yang

paling penting dalam mengesahkan pernikahan. Pelaksanaan dari Ijab sesuai dengan

agama dari pasangan pengantin. Pada saat ijab orang tua pengantin perempuan

menikahkan anaknya kepada pengantin pria. Dan pengantin pria menerima nikahnya

pengantin wanita yang disertai dengan penyerahan mas kawin bagi pengantin wanita.

Pada saat ijab ini akan disaksikan oleh Penghulu atau pejabat pemerintah yang akan

mencatat pernikahan mereka.

Keduabelas Upacara Panggih, Selanjutnya menurut Saminem seorang tokoh

adat ( dalam wawancara 22 april 2012 ) menggemukakan bahwa Dalam upacara

panggih penantin putra sebelumnya sudah bersiap-siap di muka pintu gerbang atau

pintu utama dengan di sertai para pengiring. Bagian-bagian dari upacara panggih

adalah :

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

a. Upacara Balangan Suruh

Upacara Balangan suruh dilakukan oleh kedua pengantin secara bergantian.

Gantal yang dibawa untuk dilemparkan ke pengantin putra oleh pengantin putri

disebut gondhang kasih, sedang gantal yang dipegang pengantin laki-laki disebut

gondhang tutur. Makna dari balangan suruh adalah berupa harapan semoga segala

goda akan hilang dan menjauh akibat dari dilemparkannya gantal tersebut. Gantal

dibuat dari daun sirih yang ditekuk membentuk bulatan (istilah Jawa: dilinting) yang

kemudian diikat dengan benang putih/lawe. Daun sirih merupakan perlambang bahwa

kedua penganten diharapkan bersatu dalam cipta, karsa, dan karya.

b. Ngidek Endhok

Selanjutnya menurut Jumiatun seorang pemangku adat (dalam wawancara

pada tanggal 18 april 2012 ) Upacara ngidak endhog diawali oleh juru paes, yaitu

orang yang bertugas untuk merias pengantin dan mengenakan pakaian pengantin,

dengan mengambil telur dari dalam bokor, kemudian diusapkan di dahi pengantin

pria yang kemudian pengantin pria diminta untuk menginjak telur tersebut. Ngidak

endhog mempunyai makna secara seksual, bahwa kedua pengantin sudah pecah

pamornya.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

c. Wiji Dadi

Upacara ini dilakukan setelah acara ngidak endhok. Setelah acara ngidak

endhog, pengantin wanita segera membasuh kaki pengantin pria menggunakan air

yang telah diberi bunga setaman. Mencuci kaki ini melambangkan suatu harapan

bahwa “benih” yang akan diturunkan jauh dari mara bahaya dan menjadi keturunan

yang baik. Dengan menginjak telur pengantin putra menyatakan kesanggupannya

untuk menjadi ayah dengan segala tanggung jawabnya. pengantin putri menyatakan

kesanggupanya berbakti kepada suami.

d. Kacar-Kucur

Selanjutnya menurut Meri seorang tokoh masyarakat ( hasil wawancara pada

tanggal 29 april 2012 ) menggemukakan bahwa Caranya pengantin pria menuangkan

raja kaya dari kantong kain, sedangkan pengantin wanitanya menerimanya dengan

kain sindur yang diletakkan di pangkuannya. Kantong kain berisi dhuwit recehan,

beras kuning, kacang kawak, dhele kawak, kara, dan bunga telon (mawar, melati,

kenanga atau kanthil). Makna dari kacar kucur adalah menandakan bahwa pengantin

pria akan bertanggungjawab mencari nafkah untuk keluarganya. Raja kaya yang

dituangkan tersebut tidak boleh ada yang jatuh sedikitpun, maknanya agar pengantin

wanita diharapkan mempunyai sifat gemi, nastiti, surtini, dan hati-hati dalam

mengatur rejeki yang telah diberikan oleh suaminya.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

e. Dhahar Kembul

Pasangan pengantin makan bersama dan menyuapi satu sama lain. Pertama,

pengantin laki-laki membuat tiga bulatan kecil dari nasi dengan tangan kanannya dan

di berinya ke pengantin wanita. Setelah pengantin wanita memakannya, dia

melakukan sama untuk suaminya. Setelah mereka selesai, mereka minum teh manis.

Upacara itu melukiskan bahwa pasangan akan menggunakan dan menikmati hidup

bahagia satu sama lain.

f. Sungkeman

Menurut Umi Sulehah seorang tokoh masyarakat (dalam wawancara pada

tanggal 27 april 2012) Kedua mempelai bersujut kepada kedua orangtua untuk mohon

doa restu dari orangtua mereka masing-masing. Pertama ke orangtua pengantin

wanita, kemudian ke orangtua pengantin laki-laki. Selama Sungkeman sedang

berlangsung, Pemaes mengambil keris dari pengantin laki-laki. Setelah Sungkeman,

pengantin laki-laki memakai kembali kerisnya. (Pendapate umi sulehah wong tokoh

masyarakat (dalam wawancara pada tanggal 27 april 2012) loro penganten bersujut

podo loro wong tuane gae mohon doa restune teko wong tuo dewe-dewe. Kesiji wong

tuo penganten wedo,langsungan neng wong tuo penganten lawang. Selama

sungkeman lage dilaksanake,dukun penganten jimo kerise teko penganten lanang.

Setelah sungkeman, penganten lanang gae maneh kerise).

Ketigabelas Resepsi, Menurut Anton seorang kepala desa ( dalam wawancara

pada tanggal 5 april 2012 ) Resepsi di rumah dapat di selenggarakan beberapa saat

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

setelah upacara adat telah selesai. Dalam resepsi ini Sesudah seluruh rangkaian

upacara perkawinan selesai, dilakukan resepsi, dimana kedua temanten baru, dengan

diapit kedua belah pihak orang tua, menerima ucapan selamat dari para tamu.

Dalam acara resepsi, hadirin dipersilahkan menyantap hidangan yang sudah

disediakan, sambil beramah tamah dengan kerabat dan kenalan. Ada kalanya,

sebelum resepsi dimulai, diadakan pementasan fragmen tari Jawa klasik yang sesuai

untuk perkawinan seperti fragmen Pergiwo Gatotkaca atau tari Karonsih, yang

melukiskan hubungan cinta kasih wanita dan pria.

4.3.2 Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Tahap-Tahap Pelaksanaan

Perkawinan Adat Jawa Di Toili Barat

1. Nilai Pendidikan

Menurut Suripno (dalam wawancara pada tanggal 5 april 2012) Ilmu

pengetahuan yang di peroleh di lingkungan pendidikan dan bimbingan orang tua

seorang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang harus

di tinggalkan dan mana yang harus di pertahankan serta di lestarikan. Masyarakat

yang sudah banyak menempuh pendidikan, mengubah wawasan mereka tentang

budaya perkawinan yang merupakan budaya mereka sendiri.

Wawasan yang makin luas seiring dengan tingginya tingkat pendidikan yang di

tempuh oleh generasi muda di segala bidang ilmu seperti ilmu-ilmu agama serta ilmu

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

pengetahuan umum lainnya mendorong mereka untuk mengedepankan sikap yang

lebih bersifat rasionalistik.

Walaupun masyarakat Toili Barat adalah masyarakat yang sudah memiliki

pendidikan yang lebih tinggi, namun sistem perkawinan tetap di pertahankan dan di

laksanakan masyarakat pada umumnya.

Hal ini di sebabkan karena nilai-nilai pendidikan dari upacara perkawinan itu

benar-benar dapat memberikan nilai konstribusi positif terhadap masyarakat terutama

kepada generasi yang akan datang. Pelaksanaan upacara perkawinan tersebut berarti

masyarakat akan mengingat kembali para pendahulu-pendahulu sebagai tokoh

pencetus dari upacara perkawinan tersebut, dengan melalui ingatan masyarakat maka

budaya tersebut akan tetap di pertahankan dan di laksananakan oleh generasi

selanjutnya.

2. Nilai Ekonomi

Persoalan ekonomi merupakan persoalan yang sangat penting sehubungan

dengan kelangsungan hidup manusia. Di mana dalam persoalan ini menyentuh

lansung dengan kelangsungan hidup manusia. Di dalam penggunaan kebutuhan hidup

terdapat perbedaan yang sangat mendalam karena tidak semua masyarakat dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik tetapi di sesuaikan dengan kemampuan

dan status sosialnya.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

Menurut Fantoni seorang tokoh pemuda ( dalam wawancara tanggal 19 april

2012 ) menyatakan bahwa Masyarakat toili barat pada umunya dalam upacara

perkawinan adat jawa memerlukan biaya yang sangat besar yang harus di persiapkan

baik itu dalam bentuk bahan maupun dalam bentuk uang harus di penuhi. Oleh karena

itu, masyarakat Toili Barat banyak yang tidak mampu atau mungkin tak akan

melaksanakan upacara-upacara perkawinan adat jawa hanya melaksanakan ijab Kabul

saja. Dengan demikian selaku generasi muda yang belum mempunyai pekerjaan yang

tetap tidak mampu untuk melaksanakan upacara adat tersebut.

3. Nilai Sosial

Satu bagian penting dari kebudayaan atau suatu masyarakat adalah nilai

sosial. Suatu tindakan dianggap sah, dalam arti secara moral diterima, kalau tindakan

tersebut harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung tinggi oleh

masyarakat di mana tindakan tersebut dilakukan. Dalam sebuah masyarakat yang

menjunjung tinggi kasalehan beribadah, maka apabila ada orang yang malas

beribadah tentu akan menjadi bahan pergunjingan, cercaan, celaan, cemoohan, atau

bahkan makian. Sebaliknya, kepada orang-orang yang rajin beribadah, dermawan,

dan seterusnya, akan dinilai sebagai orang yang pantas, layak, atau bahkan harus

dihormati dan diteladani.

Kemudian menurut Dewi Anggreni seorang tokoh masyarakat ( hasil

wawancara pada tanggal 29 april ) Sebagai mahluk social tidak mampu bertahan

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

hidup tanpa bantuan orang lain atau sesamanya guna mengembangkan potensi yang

di miliki. Maka mereka sebaiknya harus menciptakan suasana yang kondusif bersama

manusia dengan kehidupan sekitarnya. Hal tersebut dapat terlihat dalam masyarakat

toili barat yang mana dalam kehidupan keseharian mereka atau dalam sebuah acara-

acara seperti perkawinan telah mencerminkan adanya suatu sikap atau bentuk

hubungan di antara mereka yang berlatar belakang etnik budaya yang berbeda tetapi

mereka tetap saling menjaga hubungan satu sama lain.

4. Nilai Budaya

Istilah budaya atau kebudayaan memiliki cakupan makna yang amat luas,

karena pada hakikatnya kebudayaan merupakan seluruh aktivitas manusia, baik yang

bersifat lahiriah maupun batiniah. Memahami aktivitas manusia sebagai makhluk

sosio-kultural berarti melahirkan tuntutan untuk memahami sistem atau konfigurasi

nilai-nilai yang dipegang oleh manusia, karena cara berpikir, cara berekspresi, cara

berperilaku, dan hasil tindakan manusia pada dasarnya bukan hanya sekadar reaksi

spontan atas situasi objektif yang menggejala di sekitarnya, melainkan jauh lebih

dalam dikerangkai oleh suatu sistem atau tata nilai tertentu yang berlaku dalam suatu

kebudayaan.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

4.3.3 Akulturasi Budaya Pada Perkawinan Masyarakat Toili Barat Terhadap

Prosesi Perkawinan Adat Jawa

Proses dari wujud akulturasi kebudayaan, terjadi ketika beberapa kebudayaan

saling berhubungan secara intensif dalam jangka waktu yang cukup lama, kemudian

masing-masing dari kebudayaan tersebut berubah saling menyesuaikan diri menjadi

satu kebudayaan.

Dalam masyarakat Toili Barat hasil dari proses wujud akulturasi kebudayaan

tersebut, dapat dilihat pada Bahasa, gotong royong, hidup bermasyarakat. Bentuk dari

perwujudan akulturasi budaya, merupakan salah satu hasil aktivitas manusia dalam

menjalankan proses perpaduan budaya. Hasil wawancara dari Halim seorang tokoh

masyarakat (pada tanggal 23 april 2012 ).

Dalam tata upacara adat jawa terdapat perbedaan bila sang pengantin putra

bukan berasal dari jawa melainkan dari suku lain. Perbedaan tersebut adalah pada

waktu upacara panggih, pengantin putra duduk di sebelah kiri pengantin putri.

Selain itu juga perbedaan tersebut pada Upacara ngunduh mantu, ini di

selenggarakan di rumah orang tua pengantin putra, setelah di adakan upacara di

rumah orang tua pengantin putri. Upacara ini di langsungkan beberapa hari setelah

upacara adat di rumah orang tua putri. Upacara ini tepat sekali di laksanakan apabila

pasangan pengantin berlainan suku, misalnya pengantin putra dari suku jawa

sedangkan pengantin putri berasal dari suku lain atau sebaliknya. Dari masing-masing

pihak menghendaki berlangsungnya upacara perkawinan adat dari daerah asalnya.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

Hal ini untuk saling menghargai upacara perkawinan adat masing-masing. pada

dasarnya upacara perkawinan adat secara tradisional di daerah indonesia adalah sama,

bersifat sakral dan bersifat pengharapan kepada tuhan yang maha esa agar

mendapatkan keselamtan dan kebahagiaan di kemudian hari.

Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk (multietnik), selalu

menimbulkan perpaduan antara kebudayaan inti (kebudayaan asli) dengan

kebudayaan luar lainnya. Konsep melting pot (tempat bertemunya berbagai suku,

agama dan tempat persinggahan antar bangsa) merupakan salah satu hasil dari sebuah

wujud akulturasi budaya, ketika unsur-unsur kebudayaan saling bertemu dan melebur

menjadi satu kebudayaan. Proses perubahan kebudayaan tersebut, terjadi dikarenakan

adanya kontak langsung terus menerus dengan kebudayaan asing yang berbeda (ada

unsur kebudayaan asing yang mudah diterima, ada juga yang sukar diterima bahkan

ditolak).

Kehidupan masyarakat Toili Barat di tandai dengan adanya perkembangan

yang berkelanjutan, perkembangan ini karena adanya usaha masyarakat yang di tuntut

dan di perhadapkan dalam berbagai persoalan kehidupan, tuntutan atau dorongan

yang paling mendasar adalah untuk bertahan hidup dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari, sehingga dari situlah masyarakat sudah berakulturasi atau membaur

dalam satu kelompok atau desa.

Masyarakat Toili Barat terbentuk oleh perpaduan antara berbagai suku yaitu

suku jawa,bali,Lombok,bugis yang masyarakatnya saling menciptakan kerukunan

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

anatr suku, golongan dan menjaga solidaritas yang tinggi serta mempererat tali

persaudaraan antar masyarakat di toili barat. Dalam sebuah perkawinan masyarakat

toili barat berkumpul dan merasakan kerukunan antar sesama manusia. Sehingga

terjadilah proses akulturasi budaya.

4.3.4 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Akulturasi Budaya Di

Toili Barat

a. Bahasa

Bahasa Jawa merupakan bahasa yang masih dipergunakan dalam keseharian

masyarakat Toili Barat, di samping bahasa Indonesia dan bahasa asing. Sebagai

“arsip kebudayaan”, Bahasa Jawa memuat begitu banyak kearifan yang telah

diciptakan dan dipraktekkan oleh komunitas Jawa dalam sepanjang sejarahnya.

Sebagai sarana komunikasi, Bahasa Jawa menunjukkan dan sekaligus mengatur

hubungan antarmanusia, baik strata usia, strata sosial, hubungan kekerabatan, maupun

konteks komunikasinya. Itulah mengapa, dalam Bahasa Jawa dikenal tingkatan-

tingkatan berbahasa dalam berkomunikasi sesuai posisi masing-masing pihak dalam

tata komunikasi, agar harmoni pergaulan sosial tetap terjaga dengan baik.

Harmoni pergaulan sosial akan tetap terjaga dengan baik, apabila setiap orang

mengerti dengan tepat posisinya dan dapat menggunakan bahasa dengan tepat pula:

tepat penggunaan kata-kata baik dalam mentaati kaidah-kaidah Bahasa Jawa yang

baik dan benar maupun perspektif waktu, tempat, dan konteks. Barang siapa dapat

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

menggunakan bahasa dengan tepat, maka dia telah mengerti dan mampu

mempraktekkan tata krama, dan ia terjauhkan dari celaan. Sesungguhnya, cara

berbahasa seseorang menunjukkan watak dan kepribadiannya. Mengingat betapa

pentingnya bahasa ini, maka Pemerintah Daerah dan seluruh lapisan masyarakat

Toili Barat harus menjaga, melestarikan, dan mengembangkan bahasa Jawa, baik

dalam bentuk tuturan maupun tulisan, di dalam pergaulan hidup yang wajar, dan

menjadikannya salah satu mata ajaran dalam dunia pendidikan.

b. Gotong Royong

Menurut Jaenuri seorang tokoh agama ( Dalam wawancara 11 april 2012 )

Secara umum dalam pelaksanaan upacara perkawinan terdapat nilai-nilai gotong

royong yang terkandung di dalamnya. Di mana terlihat ketika di langsungkan suatu

perkawinan di hadiri oleh seluruh sanak keluarga maupun orang banyak yang

tujuannya adalah bekerja sama untuk membantu dan meringankan beban keluarga

yang sedang melaksanakan acara tersebut. Misalnya pemasangan tenda mereka

bersama-sama membuat dengan penuh rasa tanggung jawab tanpa mengharapkan

imbalan dari apa yang mereka kerjakan.

Begitulah gotong royong, sebuah budaya khas Indonesia sebagai perwujudan

harmoni kebersamaan dan kekeluargaan penduduknya. Dalam perjalanan sejarah

kehidupan bangsa, gotong royong menjadi perekat sosial paling efektif. Di dalam

bergotong royong terjadi sinergi antar-partisipator sehingga kegiatan berjalan lancar,

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

lebih hemat biaya dan memberikan kebanggaan khusus bagi yang terlibat. Selain itu,

gotong royong merupakan kepedulian dan kepekaan sosial. Untuk itu, gotong royong

perlu terus didorong dan dilaksanakan agar tidak terkikis budaya individulistis yang

tidak sensitif terhadap situasi dan kondisi sekitar.

c. Hidup Bermasyarakat

Masyarakat dipahami sebagai suatu keluarga tetapi keluarga yang besar.

Landasan utama suatu keluarga ialah kasih sayang di antara para anggotanya. Hidup

bermasyarakat haruslah dilandasi oleh kasih sayang dengan mewujudkan dan

senantiasa menjaga kerukunan.

Kerukunan merupakan tiang utama kehidupan kemasyarakatan, karena

kerukunan memberikan kekuatan, sedangkan pertikaian mendatangkan kehancuran.

Apabila timbul persoalan di antara anggota masyarakat, maka harus diselesaikan

sebaik-baiknya dengan bermusyawarah secara kekeluargaan, karena masyarakat itu

sejatinya merupakan suatu keluarga besar.

Menurut Mustopa seorang tokoh pemuda (hasil wawancara pada tanggal 17

april 2012) Hidup bersama dalam masyarakat toili barat dituntut adanya solidaritas

atau kesetiakawanan sosial antar anggota masyarakat, baik dalam keadaan senang

maupun susah. Satu sama lain harus tolong-menolong, bantu-membantu, sehingga

setiap permasalahan yang timbul dapat dihadapi dan diselesaikan secara lebih ringan

dan memadai. Terlebih lagi, dalam menangani urusan yang berkaitan dengan

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

kepentingan bersama, antar anggota masyarakat hendaknya bekerja sama,

bergotong-royong bahu-membahu merampungkan urusan bersama dengan sebaik-

baiknya. Bahkan, demi kepentingan umum, orang janganlah berhitung-hitung akan

imbalan bagi pekerjaan yang dilakukannya karena bekerja demi kepentingan umum

itu merupakan wujud keutamaan tugas yang harus diemban manusia sebagai makhluk

Tuhan dalam rangka memperindah dan menjaga kelestarian dunia, agar dunia

senantiasa dapat memberi perasaan aman dan damai bagi penghuninya.

Cita – cita kehidupan bermasyarakat adalah untuk mengalami masyarakat

yang serasi, yaitu rukun. Kerukunan ini tidak datang sebagai suatu pemberian atau

sesuatu yang datang dengan sendirinya, tetapi merupakan hasil dari kemauan aktif

untuk saling menghormati dan saling menyesuaikan diri. Kemauan itu di dasarkan

pada pengakuan bahwa orang tidak bisa sendiri atau mencukupi dirinya sendiri dan

bahkan harus memerlukan orang lain untuk menyelesaikan urusan kehidupan.

Untuk menjaga kohesi dan harmoni kehidupan sosial, hubungan antar anggota

masyarakat di Toili Barat dilandasi oleh prinsip hormat. Penghormatan ini pertama-

tama diberikan kepada kedua orang tua, mertua lelaki dan perempuan, saudara tua,

guru, kepada pemimpin atau atasan. Secara umum, yang muda harus menghormati

yang tua atau yang dituakan. Sebaliknya, yang tua atau yang dituakan wajib

menghargai, melindungi, membimbing, dan menyayangi yang muda. Prinsip hormat

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/4032/9/2012-1-87201-231408055-bab4...kepemimpinan H. Sudarto SH. Sebagai Bupati Banggai dan Drs. Abd. Haris

ini dijalankan agar tiap orang bersedia memanusiakan orang lain dan dari lain pihak

dirinya juga merasa dimanusiakan oleh orang lain.

Dengan prinsip memanusiakan orang itu ialah prinsip empati dan timbal-

balik, suatu prinsip yang menempatkan diri sendiri pada diri orang lain sehingga

orang akan berhati-hati dan bertindak adil kepada orang lain karena dalam diri orang

lain itu bersemayam pula dirinya yang akan ikut merasakan akibat tindakannya.

Dengan demikian, setiap orang tidak merasa terasing dan senantiasa menjadi bagian

yang tak terpisahkan dari orang lain dalam masyarakatnya.