BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46...

20
46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 02 dan SD Negeri Sidorejo Lor 06 yang berada di Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Kedua SD ini berada pada satu gugus yaitu Gugus Imam Bonjol serta status sekolah dan kelompok sekolah SD Negeri Sidorejo Lor 02 dan SD Negeri Sidorejo Lor 06 sama yaitu sekolah negeri dan sekolah imbas. Subjek pada penelitian ini yaitu semua siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 02 yang berjumlah 21 siswa sebagai kelompok eksperimen dan semua siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06 yang berjumlah 25 siswa sebagai kelompok kontrol. Jadi, jumlah keseluruhan subjek penelitian yaitu 46 siswa. 4.1.2. Gambaran Pelaksanaan Penelitian Sebelum penelitian dilakukan tahap pra penelitian, yaitu melakukan uji validitas instrumen soal pilihan ganda dan uji kesetaraan. Uji coba soal untuk mengetahui validitas soal yang akan digunakan dilakukan pada tanggal 22 Februari 2012 dilakukan. Uji coba soal ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 38 siswa. Hasil dari uji validitas soal ini diketahui bahwa semua indikator sudah terwakili terdapat paling sedikit 1 soal yang valid. Hal ini berarti instrumen soal dapat digunakan untuk melakukan uji kesetaraan dan penelitian. Uji kesetaraan digunakan untuk menentukan desain penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini. Uji kesetraan yang dilakukan menggunakan instrumen soal pilihan ganda dengan materi pesawat sederhana. Uji kesetaraan dilakukan pada dua sekolah, yaitu SD Negeri Sidorejo Lor 02 yang dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2012 dan SD Negeri Sidorejo Lor 06 yang dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2012. Setelah dilakukan uji kesetaraan didapatkan hasil bahwa SD Negeri Sidorejo Lor 02 dan SD Negeri Sidorejo Lor 06, berdistribusi normal, mempunyai varian yang sama, tetapi tidak setara. Oleh karena itu, pada

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

46

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Penelitian

4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 02 dan SD Negeri

Sidorejo Lor 06 yang berada di Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa

Tengah. Kedua SD ini berada pada satu gugus yaitu Gugus Imam Bonjol serta

status sekolah dan kelompok sekolah SD Negeri Sidorejo Lor 02 dan SD Negeri

Sidorejo Lor 06 sama yaitu sekolah negeri dan sekolah imbas.

Subjek pada penelitian ini yaitu semua siswa kelas V SD Negeri Sidorejo

Lor 02 yang berjumlah 21 siswa sebagai kelompok eksperimen dan semua siswa

kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06 yang berjumlah 25 siswa sebagai kelompok

kontrol. Jadi, jumlah keseluruhan subjek penelitian yaitu 46 siswa.

4.1.2. Gambaran Pelaksanaan Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan tahap pra penelitian, yaitu melakukan uji

validitas instrumen soal pilihan ganda dan uji kesetaraan. Uji coba soal untuk

mengetahui validitas soal yang akan digunakan dilakukan pada tanggal 22

Februari 2012 dilakukan. Uji coba soal ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 01

Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 38 siswa. Hasil dari uji validitas soal ini

diketahui bahwa semua indikator sudah terwakili terdapat paling sedikit 1 soal

yang valid. Hal ini berarti instrumen soal dapat digunakan untuk melakukan uji

kesetaraan dan penelitian.

Uji kesetaraan digunakan untuk menentukan desain penelitian yang akan

dilakukan pada penelitian ini. Uji kesetraan yang dilakukan menggunakan

instrumen soal pilihan ganda dengan materi pesawat sederhana. Uji kesetaraan

dilakukan pada dua sekolah, yaitu SD Negeri Sidorejo Lor 02 yang dilaksanakan

pada tanggal 28 Februari 2012 dan SD Negeri Sidorejo Lor 06 yang dilaksanakan

pada tanggal 2 Maret 2012. Setelah dilakukan uji kesetaraan didapatkan hasil

bahwa SD Negeri Sidorejo Lor 02 dan SD Negeri Sidorejo Lor 06, berdistribusi

normal, mempunyai varian yang sama, tetapi tidak setara. Oleh karena itu, pada

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

47

penelitian ini menggunakan desainPretest-Posttest, Non-Equivalent Control

Group Design.

Penerapan desainPretest-Posttest, Non-Equivalent Control Group Design,

yaitu sebelum diberikan perlakuan, pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol diberikan pretest. Pretest pada kelompok eksperimen diberikan pada

tanggal 5 Maret 2012, sedangkan pretes pada kelompok kontrol diberikan pada

tanggal 8 Maret 2012. Pretest digunakan untuk mengukur variabel terikat sebelum

perlakuan dilakukan. Setelah diberikan pretest maka kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol diberikan perlakuan (treatment). Pada penelitian ini,

pelaksanaan perlakuan (treatment) telah sesuai dengan sintak yang dibuat. Untuk

mengetahui hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran.

Pada akhir pembelajaran diberikan posttest untuk mengetahui hasil belajar IPA

pada siswa setelah diberikan perlakuan (treatment).

Dalam pemberian perlakuan ini yang bertindak sebagai guru (pengajar)

adalah guru kelas V pada kedua SD. Sebelumnya guru telah berlatih menerapkan

metode yang akan digunakan untuk memberikan perlakuan atau treatment. Hasil

dari latihan memperlihatkan bahwa kedua guru telah memahami dan dapat

menerapkan metode yang akan digunakan pada saat penelitian sesuai dengan

sintak.

Tabel 4.1

Hasil Observasi Latihan Treatment Metode Investigasi Kelompok

No. Sintak Total

Item

Item

Terlaksana Persentase

1. Mengidentifikasikan topik dan

mengatur murid ke dalam kelompok. 6 6 35%

2. Merencanakan tugas yang akan

dipelajari. 1 1 6%

3. Melaksanakan investigasi. 2 2 12%

4. Menyiapkan laporan akhir. 4 4 24%

5. Mempresentasikan laporan akhir. 2 1 6%

6. Evaluasi

Penilaian proses kerja dan hasil proyek

siswa.

2 2 12%

Jumlah 17 16 94%

Dari hasil observasi latihan perlakuan atau treatment pada kelompok

eksperimen yang menggunakan metode investigasi kelompok dapat diketahui

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

48

bahwa presentase keterlaksanaan perlakuan atau treatment adalah 94% berarti 6%

dari pelaksaan treatment tidak terlaksana. Oleh karena itu, perlakuan atau

treatment dengan menggunakan metode investigasi kelompok dapat digunakan

dalam penelitian. Untuk hasil observasi latihan perlakuan atau treatment dengan

menggunakan metode demonstrasi dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Hasil Observasi Latihan Treatment Metode Demonstrasi

No. Sintak Total

Item

Item

Terlaksana Presentase

A. Persiapan

1 1 4% 1. Guru mengkaji kesesuaian

metode dengan tujuan yang akan

dicapai.

2. Memilih, memilah peralatan yang

akan dipakai. 1 1 4%

3. Memperkirakan waktu yang akan

diperlukan. 1 1 4%

4. Mencoba peralatan terlebih

dahulu. 1 1 4%

B. Pelaksanaan

2 2 7%

1. Guru menjelaskan tujuan yang

akan dicapai dengan demonstrasi

tersebut.

2. Mempersiapkan siswa untuk

mengikuti demonstrasi dengan

menjelaskan prosedur atau cara

kerja peralatan yang dipakainya.

1 0 0%

3. Memperagakan suatu proses atau

prosedur yang disertai penjelasan,

ilustrasi, pertanyaan-pertanyaan

yang diikuti oleh seluruh siswa

secara seksama.

16 16 59%

C. Tindak Lanjut

1 1 4%

1. Siswa diberi kesempatan untuk

mendiskusikan, menanyakan

terhadap suatu proses atau urutan

langkah-langkah yang baru saja

selesai didemonstrasikan.

2. Siswa diberi kesempatan untuk

mendemonstrasikan ulang, bila

belum tepat atau salah guru dapat

memperagakan ulang.

1 1 4%

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

49

3. Guru memberikan tugas-tugas

kepada siswa untuk lebih

memperjelas terhadap bahan yang

baru saja didemonstrasikan.

1 1 4%

4. Guru mengadakan evaluasi. 1 1 4%

Jumlah 27 26 96%

Pemberian perlakukan yang dilanjutkan dengan pemberian posttest pada

kelompok eksperimen dilakukan pada tanggal 13 dan 15 Maret 2012, sedangkan

perlakuan pada kelas kontrol diberikan pada tanggal 16 dan 17 Maret 2012.

Posttest untuk mengukur variabel terikat setelah diberikan perlakuan. Hasil

observasi pelaksanaan treatment pada kedua kelompok sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Treatment dengan Metode Investigasi Kelompok

No. Sintak Total

Item

Item

Terlaksana Persentase

1. Mengidentifikasikan topik dan

mengatur murid ke dalam kelompok. 6 6 35%

2. Merencanakan tugas yang akan

dipelajari. 1 1 6%

3. Melaksanakan investigasi. 2 2 12%

4. Menyiapkan laporan akhir. 4 4 24%

5. Mempresentasikan laporan akhir. 2 2 12%

6. Evaluasi

Penilaian proses kerja dan hasil proyek

siswa.

2 2 12%

Jumlah 17 17 100%

Dari hasil observasi treatment dengan menggunakan metode ivestigasi

kelompok dapat diketahui bahwa pelaksanaan treatment 100% terlaksana. Hal ini

berarti semua komponen sintak telah dilakukan pada saat pembelajaran. Hasil

observasi pelaksanaan treatment dengan menggunakan metode demonstrasi dapat

dilihat pada Tabel 4.4.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

50

Tabel 4.4

Hasil Observasi Treatment Metode Demonstrasi

No. Sintak Total

Item

Item

Terlaksana Presentase

A. Persiapan

1 1 3% 1. Guru mengkaji kesesuaian

metode dengan tujuan yang akan

dicapai.

2. Memilih, memilah peralatan yang

akan dipakai. 1 1 3%

3. Memperkirakan waktu yang akan

diperlukan. 1 1 3%

4. Mencoba peralatan terlebih

dahulu. 1 1 3%

B. Pelaksanaan

2 2 6%

1. Guru menjelaskan tujuan yang

akan dicapai dengan demonstrasi

tersebut.

2. Mempersiapkan siswa untuk

mengikuti demonstrasi dengan

menjelaskan prosedur atau cara

kerja peralatan yang dipakainya.

1 1 3%

3. Memperagakan suatu proses atau

prosedur yang disertai penjelasan,

ilustrasi, pertanyaan-pertanyaan

yang diikuti oleh seluruh siswa

secara seksama.

20 20 65%

C. Tindak Lanjut

1 1 3%

1. Siswa diberi kesempatan untuk

mendiskusikan, menanyakan

terhadap suatu proses atau urutan

langkah-langkah yang baru saja

selesai didemonstrasikan.

2. Siswa diberi kesempatan untuk

mendemonstrasikan ulang, bila

belum tepat atau salah guru dapat

memperagakan ulang.

1 1 3%

3. Guru memberikan tugas-tugas

kepada siswa untuk lebih

memperjelas terhadap bahan yang

baru saja didemonstrasikan.

1 1 3%

4. Guru mengadakan evaluasi. 1 1 3%

Jumlah 31 31 100%

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

51

Dari hasil observasi treatment dengan menggunakan metode demonstrasi

dapat diketahui bahwa pelaksanaan treatment 100% terlaksana. Hal ini berarti

bahwa keseluruhan komponen sintak metode demonstrasi telah dilakukan.

4.2. Analisis Data

Analisis data hasil belajar IPA pada siswa yang didapat dari hasil

selisihposttest-pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu

analisis diskriptif dan analisis parametik. Analisis data pada penelitian ini

menggunakan SPSS window’s version 16.

4.2.1.Analisis Deskriptif

Tes hasil belajar IPA pada siswa menghasilkan skor pretest dan posttest.

Dari skor pretest dan posttest dapat diketahui selisihnya dengan cara

mengurangkan skor posttest dengan skor pretest. Hasil pretest, posttest, dan

selisih posttest dan pretest kelompok eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran.

Dari skor maksimum dan minimum pretest kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol, kemudian dibuat tabel distribusi frekuensi skor pretest hasil

belajar IPA. Oleh karena itu, perlu ditentukan interval kelas yang akan digunakan.

Untuk menentukan interval kelas digunakan rumus:

Range/ jangkauan = skor maksimal – skor minimal

= 60 – 27

= 33

Banyaknya kategori Sturges (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 33

= 1 + 5,011

= 6,011 dibulatkan menjadi 6

interval = Range

Banyaknya kategori

= 33

6

= 5,5 dibulatkan menjadi 6

Dari perhitungan dapat diketahui bahwa interval kelas adalah 5,5 yang

kemudian dibulatkan menjadi 6. Jadi, interval kelas yang digunakan dalam

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

52

penelitian ini adalah 6. Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi skor hasil

belajar IPA dari pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA dari Pretest pada Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol

No. Interval

Kelompok

Eksperimen Kelompok Kontrol

Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

1 27 − 32 3 14% 0 0%

2 33 − 38 4 19% 3 12%

3 39 − 44 4 19% 7 28%

4 45 − 50 5 24% 4 16%

5 51 − 56 3 14% 7 28%

6 57 − 62 2 10% 4 16%

Jumlah 21 100% 25 100%

Dari Tabel 4.5. dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi skor pretest pada

kelompok eksperimen dengan jumlah frekuensi 21 dan total presentase 100%,

pada interval 27 – 32 frekuensinya 3 dengan presentase 14%. Pada interval 33 –

38 nilai frekuensinya 4 dengan presentase 19%. Pada interval 39 – 44 nilai

frekuensinya 4 dengan presentase 19%. Pada interval 45 – 50 nilai frekuensinya 5

dengan presentase 24%. Pada interval 51 – 56 nilai frekuensinya 3 dengan

presentase 14%. Pada interval 57 – 62 nilai frekuensinya 2 dengan presentase

10%. Hal ini berarti presentase terendah pada distribusi frekuensi skor selisih

posttest-pretest kelompok eksperimen yaitu 10% yang berada pada interval 57 –

62 dengan frekuensi 2, sedangkan presentase tertinggi yaitu 24% yang berada

pada interval 45 – 50 dengan frekuensi 5.

Distribusi frekuensi skor pretest pada kelompok kontrol dengan jumlah

frekuensi 25 dan total presentase 100%, pada interval 27 – 32 frekuensinya 0

dengan presentase 0%. Pada interval 33 – 38 nilai frekuensinya 3 dengan

presentase 12%. Pada interval 39 – 44 nilai frekuensinya 7 dengan presentase

28%. Pada interval 45 – 50 nilai frekuensinya 4 dengan presentase 16%. Pada

interval 51 – 56 nilai frekuensinya 7 dengan presentase 28%. Pada interval 57 –

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

53

62 nilai frekuensinya 4 dengan presentase 16%. Hal ini berarti presentase terendah

pada distribusi frekuensi skor pretest kelompok eksperimen yaitu 0% yang berada

pada interval 27 – 32 dengan frekuensi 0, sedangkan presentase tertinggi yaitu

28% yang berada pada interval 39 – 44 dan 51 – 56 dengan frekuensi 7. Untuk

lebih jelas mengetahui distribusi frekuensi skor pretest kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dapat dilihat pada gambar diagram distribusi frekuensi skor

pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Gambar 4.1. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA dariPretest pada

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Sedangkan untuk mengetahui distribusi frekuensi skor posttest hasil

belajar IPA, maka perlu ditentukan interval kelas yang akan digunakan. Dalam

menentukan interval kelas digunakan skor maksimum dan minimum posttest

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk menentukan interval kelas

digunakan rumus:

Range/ jangkauan = skor maksimal – skor minimal

= 93 – 53

= 40

Banyaknya kategori Sturges (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 40

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

54

= 1 + 5,286

= 6,286 dibulatkan menjadi 6

interval = Range

Banyaknya kategori

= 40

6

= 6,666 dibulatkan menjadi 7

Dari perhitungan dapat diketahui bahwa interval kelas adalah 6,666 yang

kemudian dibulatkan menjadi 7. Jadi, interval kelas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 7. Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi skor hasil

belajar IPA dari skor posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA dari Posttest pada Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol

No. Interval

Kelompok

Eksperimen Kelompok Kontrol

Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

1 53 − 59 1 5% 3 12%

2 60 − 66 1 5% 3 12%

3 67 − 73 10 48% 11 44%

4 74 − 80 6 29% 3 12%

5 81 − 87 2 10% 3 12%

6 88 − 94 1 5% 2 8%

Jumlah 21 100% 25 100%

Dari Tabel 4.6. dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi skor posttest pada

kelompok eksperimen dengan jumlah frekuensi 21 dan total presentase 100%,

pada interval 53 – 59 frekuensinya 1 dengan presentase 5%. Pada interval 60 – 66

nilai frekuensinya 1 dengan presentase 5%. Pada interval 67 – 73 nilai

frekuensinya 10 dengan presentase 48%. Pada interval 74 – 80 nilai frekuensinya

6 dengan presentase 29%. Pada interval 81 – 87 nilai frekuensinya 2 dengan

presentase 10%. Pada interval 88 – 94 nilai frekuensinya 1 dengan presentase 5%.

Hal ini berarti presentase terendah pada distribusi frekuensi skor posttest

kelompok eksperimen yaitu 5% yang berada pada interval 53 – 59,60 – 66, dan 88

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

55

– 94 dengan frekuensi 1, sedangkan presentase tertinggi yaitu 48% yang berada

pada interval 67 – 73dengan frekuensi 10.

Distribusi frekuensi skor posttest pada kelompok kontrol dengan jumlah

frekuensi 25 dan total presentase 100%, pada interval 53 – 59 frekuensinya 3

dengan presentase 12%. Pada interval 60 – 66 nilai frekuensinya 3 dengan

presentase 12%. Pada interval 67 – 73 nilai frekuensinya 11 dengan presentase

44%.Pada interval 74 – 80 nilai frekuensinya 3 dengan presentase 12%. Pada

interval 81 – 87 nilai frekuensinya 3 dengan presentase 12%. Pada interval 88 –

94 nilai frekuensinya 2 dengan presentase 8%. Hal ini berarti presentase terendah

pada distribusi frekuensi skor posttest kelompok kontrol yaitu 8% yang berada

pada interval 88 – 94 dengan frekuensi 2, sedangkan presentase tertinggi yaitu

44% yang berada pada interval 67 – 73 dengan frekuensi 11. Untuk lebih jelas

mengetahui distribusi frekuensi skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dapat dilihat pada gambar diagram distribusi frekuensi skor posttest

kelompok kontrol dan kelompok kontrol.

Gambar 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA dariPretest pada

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Sedangkan untuk mengetahui distribusi frekuensi skor selisih pretest-

posttest hasil belajar IPA, perlu ditentukan interval kelas terlebih dahulu.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

56

Penentuan interval kelas menggunakan skor maksimum dan minimum selisisih

posttest dan pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perhitungan

untuk menentukan interval kelas sebagai berikut:

Range/ jangkauan = skor maksimal – skor minimal

= 47 – 0

= 47

Banyaknya kategori Sturges (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 47

= 1 + 5,517

= 6,517 dibulatkan menjadi 7

interval = Range

Banyaknya kategori

= 47

7

= 6,714 dibulatkan menjadi 7

Dari perhitungan dapat diketahui bahwa interval kelas adalah 6,714 yang

kemudian dibulatkan menjadi 7. Jadi, interval kelas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 7. Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi skor hasil

belajar IPA dari selisih posttest-pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA dari Selisih Posttest-Pretest pada

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

No. Interval Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

1 0 − 6 0 0% 2 8%

2 7 − 13 2 10% 2 8%

3 14 − 20 3 14% 6 24%

4 21 − 27 3 14% 7 28%

5 28 − 34 5 24% 4 16%

6 35 − 41 4 19% 4 16%

7 42− 48 4 19% 0 0%

Jumlah 21 100% 25 100%

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

57

Dari Tabel 4.7. dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi skor selisih

posttest-pretest pada kelompok eksperimen dengan jumlah frekuensi 21 dan total

presentase 100%, pada interval 0 – 6 frekuensinya 0 dengan presentase 0%. Pada

interval 7 – 13 nilai frekuensinya 2 dengan presentase 10%. Pada interval 14 – 20

nilai frekuensinya 3 dengan presentase 14%. Pada interval 21 – 27 nilai

frekuensinya 3 dengan presentase 14%. Pada interval 28 – 34 nilai frekuensinya 5

dengan presentase 24%. Pada interval 35 – 41 nilai frekuensinya 4 dengan

presentase 19%. Pada interval 42 – 48 nilai frekuensinya 4 dengan presentase

19%. Hal ini berarti presentase terendah pada distribusi frekuensi skor selisih

posttest-pretest kelompok eksperimen yaitu 0% yang berada pada interval 0 – 6

dengan frekuensi 0, sedangkan presentase tertinggi yaitu 24% yang berada pada

interval 28 – 34 dengan frekuensi 5. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram distribusi frekuensi skor selisih posttest-pretest kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.

Distribusi frekuensi skor selisih posttest-pretest pada kelompok kontrol

dengan jumlah frekuensi 25 dan total presentase 100%, pada interval 0 – 6

frekuensinya 2 dengan presentase 8%. Pada interval 7 – 13 nilai frekuensinya 2

dengan presentase 8%. Pada interval 14 – 20 nilai frekuensinya 6 dengan

presentase 24%. Pada interval 21 – 27 nilai frekuensinya 7 dengan presentase

28%. Pada interval 28 – 34 nilai frekuensinya 4 dengan presentase 16%. Pada

interval 35 – 41 nilai frekuensinya 4 dengan presentase 16%. Pada interval 42 –

48 nilai frekuensinya 0 dengan presentase 0%. Hal ini berarti presentase terendah

pada distribusi frekuensi skor selisih posttest-pretest kelompok eksperimen yaitu

0% yang berada pada interval 42 – 48 dengan frekuensi 0, sedangkan presentase

tertinggi yaitu 28% yang berada pada interval 21 – 27 dengan frekuensi 7. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram distribusi frekuensi skor selisih posttest-

pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

58

Gambar 4.3. Diagram Batang Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA dari Selisih

Posttest-Pretest pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Hasil analisis deskriptif skor selisih posttest-pretest antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol yang dilihat dari skor minimum,

maksimum, mean, dan standar deviasi dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Analisis Deskriptif Skor Selisih Posttest-Pretest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Dari hasil uji deskriptif dapat dilihat bahwa pada kelompok eksperimen

dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa dihasilkan skor minimum 7,00, skor

maksimum 47,00, mean 32,0476, dan standar devisiasi 11,39946. Pada kelompok

kontrol dengan siswa yang berjumlah 25 menghasilkan skor minimum 0, skor

maksimum 40, mean 25,0800, dan standar deviasi (ukuran persebaran) 10,80478.

Semakin kecil standar deviasi berarti semakin kecil persebarannya atau semakin

tidak terlalu jauh dari rata-rata berarti data tersebar disekitar rata-rata.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

59

4.2.2.Analisis Parametrik

Analisisparametik yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji t dengan

independent sample t-test. Independent sample t-test digunakan untuk mengetahui

ada tidaknya perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.Data yang digunakan pada analisis uji t yaitu selisih antara skor posttest

dengan skor pretest (skor posttest-skor pretest).

Setelah diketahui selisih skor posttest-pretest, kemudian dilakukan uji

prasyarat sebelum uji t, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas

data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS

window’s version 16. Kriterianya yaitu apabila signifikansi hasil perhitungan lebih

besar dari > 0,05 berarti data berdistribusi normal. Hasil normalitas skor selisih

posttest dengan pretest dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas Skor Selisih Pretest dengan Posttest

Dari hasil analisis normalitas pada Tabel 4.9.diketahui bahwa skor

signifikasi kelompok eksperimen sebesar 0,200 dan skor signifikasi kelompok

kontrol 0,103, berarti skor signifikasi kedua kelompok lebih besar dari 0,05. Oleh

karena itu, dapat diartikan bahwa skor selisih posttest dengan pretest pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal. Pada Gambar

4.4. ditampilkan gambar plot yang menunjukkan bahwa kelompok eksperimen

berdistribusi normal.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

60

Gambar 4.4. Grafik Hasil Uji Normalitas Skor Selisih Posttest-Pretest

Kelompok Eksperimen

Sedangkan pada Gambar 4.5.ditampilkan gambar plot yang menunjukkan

bahwa kelompok kontrol berdistribusi normal.

Gambar 4.5. Grafik Hasil Uji Normalitas Skor Selisih Posttest-Pretest

Kelompok Kontrol

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

61

Setelah diketahui normalitas data, maka dilakukan uji homogenitas untuk

mengetahui kesamaan varian. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10

Hasil Uji Homogenitas Skor Selisih Posttest-Pretest

Hasil uji homogenitas dapat dilihat dari output Test of Homogeneity of

Variances. Dapat diketahui bahwa signifikasi sebesar 0,721. Karena signifikasi

lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol mempunyai varian yang sama. Angka Levene Statistic

menunjukkan semakin kecil nilainya maka semakin besar homogenitasnya. df1=

jumlah kelompok data-1 atau 2-1=1, sedangkan df2= jumlah data-jumlah

kelompok data atau 46-2=44.

Setelah diketahui bahwa skor kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol berdistribusi normal dan memiliki varian yang sama, maka dilakukan uji t

dengan independent sample t-test. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11

Hasil Uji t

Karena kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varian sama

atau dengan kata lain kedua kelas homogen, maka analisis uji beda t-test

menggunakan asumsi equal variance assumed. Pada hasil uji t dapat diketahui

bahwa nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,039 dan perbedaan rata-rata (mean

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

62

difference) sebesar 6,96762 dengan perbedaan rata-ratanya berkisar antara

0,35831 sampai 13,57693.

4.3.Uji Hipotesis

Tahap yang dilakukan setelah melakukan uji beda pada kelompok

penelitian yaitu uji hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui diterima atau

tidaknya hipotesis yang sudah diajukan. Uji hipótesis pada penelitian ini

didasarkan pada uji t dengan independent sample t-test. Menurut Priyatno (2010),

H0 diterima jika signifikansi lebih besar dari 0,05 dan H0 ditolak jika signifikansi

lebih kecil dari 0,05.

Pada hasil uji beda sebagaimana yang telah disajikan pada Tabel 4.11.

diketahui bahwa nilai t adalah 2,125 dengan signifikasi sebesar 0,039. Karena

signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka kesimpulannya H0 ditolak, ini berarti bahwa

H1 diterima. Secara empirik, hasil dari pengujian hipotesis yaitu terbukti ada

perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara penggunaan metode

investigasi kelompok dengan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA di

kelas V SD Imbas Gugus Imam Bonjol Salatiga semester II tahun ajaran

2011/2012. Nilai t positif menunjukkan bahwa rata-rata penggunaan metode

investigasi kelompok lebih tinggi daripada rata-rata penggunaan metode

demonstrasi.

4.4. Pembahasan Hasil penelitian

Treatment atau perlakuan yang diterapkan pada dua kelompok dapat

terlaksana dengan baik. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada kelompok

eksperimen dan kelompok kotrol sudah sesuai dengan sintak pada metode

pembelajaran yang digunakan. Sebelum kedua kelompok diberikan perlakuan atau

treatment, kedua kelompok diberikan pretest. Setelah kedua kelompok diberikan

treatment, maka diberikan posttest. Dari skor pretest dan posttest yang telah

didapatkan, kemudian diketahui selisihnya. Selisihposttest dan pretest pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontroldilakukan pengujian perbedaan rata-

rata dengan uji t yang dilakukan dengan bantuan SPSS window’s version 16.

Teknik ini digunakan untuk menguji perbedaan mean hitung dari kelompok kelas

eksperimen dan kelas kontrol (untuk mencari efektivitas). Teknik uji t yang dipilih

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

63

yaitu uji Independent Samples Test. Sebelum data diuji t, dilakukan uji prasyarat

terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan homogenitas.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol berdistribusi normal atau tidak. Pada uji normalitas ini

menggunakanskor selisih pretest dengan posttest. Dari hasil uji normalitas skor

selisih pretest dengan posttest dengan menggunakan one-sample kolmogorov-

smirnov test, diketahui bahwa signifikasi pada kelompok eksperimen adalah 0,200

dan signifikasi pada kelompok kontrol adalah 0,103. Hal ini menunjukkan bahwa

nilai signifikasi lebih besar dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa skor selisih

posttest dengan pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

berdistribusi normal.Dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol berdistribusi normal.

Setelah dilakukan uji normalitas dan hasilnya kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol berdistribusi normal, maka dilakukan uji homogenitas. Uji

homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol mempunyai varian yang sama atau tidak. Pada uji homogenitas

ini menggunakan skor selisih pretest dengan posttest. Hasil uji homogenitas dapat

dilihat dari output Test of Homogeneity of Variances. Dapat diketahui bahwa

signifikasi sebesar 0,721. Karena signifikasi lebih besar dari 0,05 (0,721>0,05)

maka dapat disimpulkan bahwa antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol mempunyai varian yang sama.

Hasil uji normalitas dan homogenitas menunjukan bahwa pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan mempunyai varian

yang sama, sehingga dapat dilakukan uji t. Dari nilai t hitung selanjutnya dilihat

dengan signifikasi atau probabilitas. Jika diperoleh signifikasi > 0,05 maka H0

diterima dan H1 ditolak. Akan tetapi, apabila signifikasi < 0,05 maka H1 diterima

dan H0 ditolak. Pada hasil uji beda diketahui bahwa nilai t adalah 2,125 dengan

signifikasi sebesar 0,039. Karena signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka

kesimpulannya H0 ditolak, ini berarti bahwa H1 diterima. Secara empirik, hasil

dari pengujian hipotesis yaitu memang ada perbedaan efektivitas pembelajaran

yang signifikan antara penggunaan metode investigasi kelompok dengan metode

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

64

demonstrasi dalam pembelajaran IPA di kelas V SD Imbas Gugus Imam Bonjol

Salatiga semester II tahun ajaran 2011/2012.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa antara metode investigasi

kelompok dan metode demonstrasi lebih bagus metode investigasi kelompok. Hal

ini dibuktikan dengan hasil analisis deskriptif skor selisih posttest-pretest pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yang menunjukkan bahwa mean

kelompok eksperimen sebesar 32,0476 dan mean kelompok kontrol 25,0800. Hal

ini berarti bahwa mean atau rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dari pada

mean kelompok kontrol. Melalui ketercapaian kriteria kentutasan minimum

(KKM) juga dapat diketahui metode mana yang lebih bagus. Sesuai dengan KKM

mata pelajaran IPA yaitu 64, dapat diketahui bahwa dari 21 siswa pada kelompok

eksperimen hanya 2 siswa yang tidak lulus KKM, sedangkan pada kelompok

kontrol dari 25 siswa ada 6 siswa yang tidak lulus KKM. Hal ini berarti bahwa

ketercapaian KKM yang lebih banyak yaitu pada kelompok eksperimen. Sehingga

dapat diketahui bahwa metode investigasi kelompok lebih bagus daripada metode

demonstrasi.

Antara metode investigasi kelompok dan metode demonstrasi lebih bagus

metode investigasi kelompok dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan dari penerapan pembelajaran dengan metode investigasi kelompok

yang telah dipaparkan pada kajian teori, ada pada saat pelaksanaan pembelajaran.

Pembelajaran yang terlaksana berpusat pada siswa, membuat suasana saling

bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar

belakang, siswa memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, adanya

motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap

pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Pembelajaran menggunakan metode

investigasi kelompok melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam

menentukan sub topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.

Hal ini berarti siswa lebih aktif dalam pencarian pengetahuan dan guru hanya

berlaku sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam pembelajaran. Melalui

metode investigasi kelompok, siswa akan mendapatkan pengalaman langsung

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/833/5/T1...46 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1.

65

dengan menemukan sendiri. Belajar akan lebih bermakna apabila menemukan

sendiri.

Hasil penelitian pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ratih Endarini Sudarmono pada tahun 2009 dengan judul

”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Melalui Penerapan

Metode Group Investigations pada Pembelajaran IPAdi SD Sidorejo Lor 02

Salatiga Semester I Tahun Ajaran 2009/2010”. Kesimpulan penelitian dari Ratih

Endarini Sudarmono, yaitu aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN Sidorejo

Lor 02 Salatiga dapat ditingkatkan melalui metode group investigations yang di

dalamnya meliputi 6 tahap yaitu: tahap pengelompokan, tahap perencanaan, tahap

penyelidikan, tahap pengorganisasian, tahap presentasi, dan tahap evaluasi.