BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

17
31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Dadapayam 02 Jumlah murid di SD ini ada 117 siswa. Penelitian ini dilakukan di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan subyek penelitian kelas 5 dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang. SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh terletak di Desa Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Dengan letaknya yang jauh dari jalan raya menjadikan SDN Dadapayam 02 ini memiliki suasana yang tenang dan nyaman sehingga cocok untuk dijadikan tempat belajar. Fasilitas pembelajaran di SDN Dadapayam 02 masih terbatas, yakni masih kurangnya alat peraga, masih kurangnya laboratorium baik multimedia maupun ilmu pengetahuan. Buku paket di SD ini cukup menunjang untuk sarana belajar siswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan bagi siswa yang tersedia di perpustakaan. Adapun tenaga mengajar di SDN Dadapayam 02 terdiri dari guru kelas dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan setiap kelas diampu oleh 1 guru, 1 guru olahraga, 1 guru agama, dan 1 guru Bahasa Inggris. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1. Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas 5 SDN Dadapayam 02 yang berjumlah 24 siswa pada mata pelajaran IPA, terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan, dimana sebagian besar peserta didik memperoleh nilai di bawah KKM yang ditentukan ( 65).

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum SDN Dadapayam 02

Jumlah murid di SD ini ada 117 siswa. Penelitian ini dilakukan di SDN

Dadapayam 02 Kecamatan Suruh semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan

subyek penelitian kelas 5 dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang. SDN

Dadapayam 02 Kecamatan Suruh terletak di Desa Dadapayam Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang. Dengan letaknya yang jauh dari jalan raya menjadikan

SDN Dadapayam 02 ini memiliki suasana yang tenang dan nyaman sehingga

cocok untuk dijadikan tempat belajar.

Fasilitas pembelajaran di SDN Dadapayam 02 masih terbatas, yakni masih

kurangnya alat peraga, masih kurangnya laboratorium baik multimedia maupun

ilmu pengetahuan. Buku paket di SD ini cukup menunjang untuk sarana belajar

siswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan bagi

siswa yang tersedia di perpustakaan.

Adapun tenaga mengajar di SDN Dadapayam 02 terdiri dari guru kelas

dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan setiap kelas diampu oleh 1 guru, 1 guru

olahraga, 1 guru agama, dan 1 guru Bahasa Inggris.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1. Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas

dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas 5 SDN

Dadapayam 02 yang berjumlah 24 siswa pada mata pelajaran IPA, terlihat bahwa

hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada hasil evaluasi siswa

pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan, dimana sebagian besar peserta

didik memperoleh nilai di bawah KKM yang ditentukan ( 65).

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

32

Gambar 3

Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

Perbandingan siswa yang mencapai KKM adalah 9 siswa atau 37.5% dan

siswa yang belum mencapai KKM berjumlah 15 siswa atau 62.5%. Nilai rata-rata

yang diperoleh kelas adalah 60,62, dengan perolehan nilai terendah yaitu 50 dan

tertinggi 70.

Mengacu pada KKM 65, maka persentase keseluruhan siswa yang

mencapai kriteria ketuntasan maupun belum tuntas belajar, disajikan pada tabel

berikut ini:

Tabel 4

Persentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

No Nilai Sebelum Tindakan

Keterangan Jumlah

Siswa

Persentase

(%)

1 < 65 15 62.5 Belum tuntas

2 ≥ 65 9 37.5 Tuntas

Jumlah 24 100

Rata-rata 60,62

Nilai tertinggi 70

Nilai terendah 50

Persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02

sebelum dilakukan tindakan, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai

kurang dari Kriteria ketuntasan minimal yaitu (KKM = 65) sebanyak 15 siswa

atau 62.5% dari total keseluruhan siswa; sedangkan siswa yang mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal sebanyak 9 siswa atau 37.5% dari total seluruh siswa.

Berpatokan pada data hasil belajar awal atau data hasil belajar sebelum

dilakukan tindakan, penulis melakukan sebuah penelitian tindakan kelas (PTK)

Belum Tuntas

Tuntas

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

33

sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

Dalam penelitian di SDN Dadapayam 02, penulis akan menggunakan model

pembelajaran mind mapping. Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus,

dimana tiap siklus akan dilakukan dua pertemuan.

4.2.2. Deskripsi Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Sebelum dilaksanakan tindakan, ada beberapa langkah yang

dilakukan oleh penulis, antara lain:

1) Memeriksa RPP yang telah disusun, sambil mencermati

kembali setiap butir yang direncakan akan dilaksanakan pada

pelaksanaan tindakan.

2) Menyiapkan semua alat peraga dan sarana lain yang akan

digunakan.

3) Mengecek kembali kelengkapan dan ketersediaan alat

pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah disepakati

dengan guru yang mendampingi sebagai observer.

b. Pelaksanaan Tindakan

Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran,

pengajar bersama observer menyepakati untuk melakukan kegiatan

pembelajaran yang terdiri dari dua pertemuan pembelajaran yaitu:

Pertemuan I

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi

beberapa kegiatan seperti yang telah didesain dalam rencana

pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam,

berdoa, mengabsen, dan melakukan apersepsi. Kegiatan

apersepsi yang dilakukan untuk memancing minat belajar

siswa tentang materi yang akan dajarkan.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

34

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, yang dilakukan oleh pengajar adalah

menjelaskan materi pembelajaran yaitu tentang jenis – jenis

batuan, siswa diminta untuk mendiskusikan tentang macam –

macam batuan. Setelah selesai berdiskusi perwakilan siswa

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, guru mencatat

hal – hal penting yang diungkapkan dalam presentasi. Dari

kata – kata penting atau kata – kata kunci yang ditulis oleh

guru siswa diminta menyusun Mind Mapping sesuai dengan

materi dengan bimbingan guru.

Persoalan muncul ketika siswa diminta untuk mulai

melakukan pembelajaran dengan model Mind Mapping.

Suasana menjadi agak ribut, karena masih banyak siswa belum

memahami dengan benar bagaimana menggunakan model

mind mapping, sehingga kelas menjadi gaduh karena siswa

saling bertanya kepada temannya bagaimana memulai sebuah

ide dengan kata kunci tertentu. Untuk mengendalikan suasana

agar tidak terlalu ribut, pengajar meminta siswa untuk

menanyakan apa yang belum dipahami. Pengajar kemudian

mendampingi para siswa, memperhatikan cara kerja mereka

dengan menggunakan model mind mapping, sambil

memberikan stimulus yang dapat memicu pengetahuan-

pengetahuan siswa terkait dengan materi.

3) Kegiatan penutup

Pengajar bersama-sama dengan siswa mengambil

kesimpulan tentang materi yang ditelah dipelajari dengan

menggunakan model mind mapping, sekaligus memberikan

kesempatan kepada siswa yang masih belum memahami materi

pelajaran yang diberikan, guru memberikan pesan kepada

siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut di rumah, karena

masih akan dilakukan lagi pertemuan berikutnya.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

35

Pertemuan II

1) Kegiatan awal

Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran

dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa,

mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi dengan

mengulang materi sebelumnya.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti pertemuan kedua ini, yang dilakukan oleh

penulis hampir sama dengan langkah – langkah pertemuan

pertama dengan perbedaaan materi yaitu tentang pelapukan

batuan. Pengajar mendampingi selama siswa melakukan

pemetaan materi tersebut, sambil membantu siswa mengaitkan

materi tersebut dengan pengetahuan – pengetahuan yang telah

didapatkan sebelum – sebelumnya untuk mempermudah

mengembangkan konsep-konsep. Pada pertemuan kedua ini,

siswa sudah lebih tenang, dimana masing – masing sudah lebih

fokus untuk mengerjakan bagiannya sendiri-sendiri.

3) Kegiatan penutup

Pada kegiatan penutup pengajar memberi kesempatan

kepada siswa untuk bertanya, pengajar juga memberikan

kesimpulan daripenyampaian materi. Memberi soal evaluasi

untuk mengukur keberhasilan ketercapaian tujuan

pembelajaran, dan memberi motivasi kepaada siswa untuk

tetap rajin belajar.

c. Observasi

Dalam penelitian ini pengamatan dilaksanakan dengan

menggunakan lembar observasi atau pengamatan yang mengacu pada

kegiatan guru pada saat melakukan pembelajaran. Hasil observasi

digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan rencana

tindakan pada pertemuan berikutnya.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

36

Berdasarkan data hasil lembar observasi aktivitas guru (terlampir)

yang dilakukan oleh observer disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 5

Rekapitulasi Skor Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I

NO PERTEMUAN SKOR JUMLAH

TOTAL 1 2 3 4

1 Pertemuan I - 3 15 15 111

2 Pertemuan II - 2 11 20 117

Catatan:

Skor maksimal = 132

Sesuai dengan tabel 5 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan

jumlah total skor lembar observasi aktivitas guru yang menandakan bahwa

proses perbaikan mengajar berhasil dilakukan.

Observasi atau pengamatan juga dilakukan kepada siswa ketika

mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan data yang didapat dari

lembar observasi aktivitas belajar siswa dapat disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 6

Rekapitulasi Skor Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

NO PERTEMUAN SKOR JUMLAH

TOTAL 1 2 3 4

1 Pertemuan I - 5 7 11 75

2 Pertemuan II - 2 4 17 84

Catatan:

Skor maksimal = 92

d. Deskripsi Hasil Belajar Siklus I

Hasil prestasi belajar siswa pada siklus I yang diperoleh setelah

proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model mind mapping

kelas 5 SDN Dadapayam 02, adalah sebanyak 12 siswa atau 50%

sedangkan siswa yang belum mencapai kentuntasan belajar sebanyak 12

siswa atau 50%. Pada kondisi awal, diketahui bahwa ada 15 siswa atau

62% dari total siswa yang memperoleh nilai di bawah 65. Kondisi ini

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

37

berubah setelah diberikan tindakan pada siklus I. Siswa yang mendapatkan

nilai pada rentang 50 – 54, 60 – 64 dan 65 – 69 berjumlah 12 siswa. Nilai

rata-rata siswa meningkat dari awal sebelum tindakan yaitu 60.62 menjadi

63.95 pada siklus I. Nilai terendah dicapai dengan nilai 50 dan nilai

tertinggi adalah 70.

Persentase ketuntasan hasil belajar siswa SDN Dadapayam 02,

sebelum dilakukan tindakan diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai

kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 15 siswa atau 62.5%;

sedangkan yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 9 siswa

dengan persentase 37.5%. Kondisi ini berubah setelah dilaksanakan

tindakan pada siklus I, dimana siswa yang berhasil lulus KKM meningkat

dan yang sudah berhasil berimbang yaitu masing – masing sebanyak 12

siswa atau 50%.

Tabel 7

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

No Nilai Setelah Tindakan

Keterangan Jumlah

Siswa

Persentase

(%)

1 < 65 12 50 Belum tuntas

2 ≥ 65 12 50 Tuntas

Jumlah 24 100

Rata-rata 63.95

Nilai tertinggi 80

Nilai terendah 55

Berikut ini disajikan dalam bentuk diagram lingkaran persentase

ketuntasan siswa berdasarkan data tabel 7 yang menggambarkan hasil dari

tindakan siklus I:

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

38

Gambar 4

Persentase Ketuntasan Siswa Siklus I

e. Refleksi

Walaupun secara langsung meningkatkan hasil belajar IPA siswa

SDN Dadapayam 02, namun pelaksanaan siklus I masih jauh dari kata

sempurna karena hanya mampu meningkatkan ketuntasan menjadi 50%

yang berarti hanya 12 anak yang mampu tuntas. Hasil diskusi dengan

observer memberi gambaran kekurangan – kekurangan yang masih

dialami pada pelaksanaan siklus I.

Hasil refleksi siklus I pertemuan 1 :

1. Suasana kelas yang masih gaduh saat siswa diminta untuk

menyusun mind mapping.

2. Pengajar harus membimbing satu persatu langkah – langkah

pembelajaran mind mappig, karena siswa baru pertama kali

mendapatkan pengajaran dengan model pembelajaran mind

mapping.

Hasil refleksi siklus I pertemuan 2 :

1. Saat berdiskusi belum semua siswa berperan aktif.

Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran mind mapping dapat menigkatkan hasil

belajar IPA siswa SDN Dadapayam 02 sebesar 12.5% pada siklus I.

Berdasarkan kekurangan – kekurangan yang terurai akan diperbaiki pada

siklus II dengan cara:

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

39

1. Membimbing siswa secara perlahan dan membantu siswa

mengeksplor konsep – konsep yang mereka ketahui untuk

kemudian dikembangkan pada mind mapping yang sesuai

dengan materi.

2. Memberi penguatan tentang konsep mind mapping agar tidak

terjadi miss konsepsi tentang mind mapping.

3. Mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan tanya jawab

maupun diskusi kelas.

4.2.3. Deskripsi Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Bersama-sama observer penulis yang berperan sebagai pengajar

merevisi RPP dan menyiapkan kembali skenario tindakan yang akan

dilaksanakan pada perbaikan pembelajaran siklus II. Berdasarkan hasil

diskusi dengan observer dan refleksi siklus I maka penulis selaku pengajar

melakukan upaya perbaikan pembelajaran sesuai dengan masalah –

masalah yang ditemui pada siklus I.

b. Pelaksanaan

Pertemuan I

1) Kegiatan awal

Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran

dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa,

mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi. Apersepsi

menggunakan benda riil yang ada disekitar sekolah agar anak

mudah menangkap makna apersepsi tersebut.

2) Kegiatan inti

Melalui diskusi kelompokkecil 2 – 3 siswa, siswa dituntut

untuk menjawab permasalahan yang disajikan oleh pengajar.

Setelah selesai berdiskusi perwakilan beberapa

kelompokmaju ke depan kelas untuk mempreentasikan hasil

diskusi. Siswa yang tidak maju mempunyai tugas

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

40

utukmncatat kata – kata penting atau kata- kata kunci yang

akan disusun menjadi mind mapping nantinya. Guru

membimbing penyusunan mind mapping dan membantu

mengeksplor konsep – konsep yang diketahui siswa yang

sesuai dengan materi.

3) Kegiatan akhir

Pada kegiatan ini tugas pengajar adalah membuat

kesimpulan dari materi yang telah diajarkan dan mmeri

kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal – hal

yang belum dipahaminya. Memberikan pekerjaan ruah dan

memotivasi siswa akan giat belajar.

Pertemuan II

1) Kegiatan awal

Seperti pada kegiatan awal pada pertemuan sebelum –

sebelumnya yaitu memberi salam, doa, mempersiapkan kelas,

absensi, apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan inti

Melanjutkan materi sebelumnya yaitu tentang jenis – jenis

tanah dan manfaatnya. Pada pertemuan kedua siklus II ini,

terlihat siswa sangat tenang dalam mengerjakan tugasnya,

siswa paham menggunakan model mind mapping, ini terlihat

dengan beragam warna yang digunakan siswa dalam

membuat cabang-cabang dan ranting-ranting dari konsep

utama yang diberikan. Siswa mulai menemukan kesenangan

dari penyusunan mind mapping.

3) Kegiatan akhir

Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya, penulis

memberikan kesempatan siswa untuk bertanya pada hal-hal

yang belum dipahami. Memberikan evaluasi sebagai alat

ukur ketercapaian tujuan pembelajaran.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

41

c. Observasi

Bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar,

pengajar meminta observer untuk melakukan observasi dengan

menggunakan lembar observasi guru dan siswa yang telah disiapkan

sebelumnya. Berdasarkan data hasil lembar observasi aktivitas guru

(terlampir) yang dilakukan oleh observer disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 8

Rekapitulasi Skor Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II

NO PERTEMUAN SKOR JUMLAH

TOTAL 1 2 3 4

1 Pertemuan I - 2 15 16 113

2 Pertemuan II - 1 12 20 118

Catatan:

Skor maksimal = 132

Hasil lembar observasi seperti pada tabel 8 didapat dari proses

belajar mengajar yang telah disesuaikan dengan hasil refleksi pada

kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya.

Observasi atau pengamatan juga dilakukan kepada siswa ketika

mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan data yang didapat dari

lembar observasi aktivitas belajar siswa dapat disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 9

Rekapitulasi Skor Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

NO PERTEMUAN SKOR JUMLAH

TOTAL 1 2 3 4

1 Pertemuan I - 5 7 11 75

2 Pertemuan II - 2 4 17 84

Catatan:

Skor maksimal = 92

d. Deskipsi Hasil Belajar Siklus II

Hasil prestasi belajar siswa pada siklus II dengan menggunakan

model mind mapping kelas 5 SDN Dadapayam 02, adalah diketahui bahwa

terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

42

dibandingkan dengan pada siklus I. Pada siklus ini semua siswa

mengalami ketuntasan dengan nilai rata – rata 74.58 dengan nilai terendah

65 dan tertinggi 90.

Persentase ketuntasan belajar siklus II siswa SDN Dadapayam 02

Kecamatan Suruh disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 10

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

No Nilai

Setelah Tindakan

Keterangan Jumlah

Siswa

Persentase

(%)

1 < 65 - - -

2 ≥ 65 24 100 Tuntas

Jumlah 24 100

Rata-rata 74.58

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 65

Untuk memperjelas persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas

5 SDN Dadapayam 02 pada siklus II dapat dilihat pada gambar 5 diagram

lingkaran di bawah ini:

Gambar 5

Persentase Ketuntasan Siswa Siklus II

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

43

e. Perbandingan Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan pengamatan setelah diadakanya penelitian tindakan

siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Terjadinya

kenaikan hasil belajar siswa tersebut karena siswa merasa senang dalam

proses pembelajaran, sebelum dilakukan tindakan dapat diketahui bahwa

siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM

= 65) sebanyak 15 siswa pada siklus I kemudian terjadi penurunan

menjadi 12 siswa setelah dilakukan siklus II tidak ada lagi siswa yang

tidak berada pada di bawah KKM. Sedangkan, yang mencapai ketuntasan

minimal sebelum dilaksanakan tindakan yaitu sebanyak 9 siswa pada

siklus I kemudian meningkat menjadi 12 siswa dan pada siklus II

mengalami peningkatan lagi menjadi 100% tuntas dalam belajar IPA.

Di bawah ini akan disajikan dalam tabel, perbandingan

keseluruhan ketuntasan hasil belajar mulai dari kondisi awal, siklus I,

sampai siklus II.

Tabel 11

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus

II

No Pembelajaran

Tuntas Belum tuntas

Jumlah

siswa Persentase

Jumlah

siswa Porsentase

1 Kondisi Awal 9 37.5% 15 62.5%

2 Siklus I 12 50% 12 50%

3 Siklus II 24 100% - -

Berdasarkan tabel 11, diketahui bahwa terjadi peningkatan

ketuntasan hasil belajar baik pada siklus I maupun ke siklus II. Pada

kondisi awal menuju siklus I, terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar

sedangkan ketuntasan hasil belajar pada siklus I ke siklus II meningkat

hasil ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model mind

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

44

mapping berhasil pada pelajaran IPA pada siswa kelas 5 SDN Dadapayam

02 Kecamatan Suruh semester II tahun pelajaran 2012/2013.

Diagram perbandingan ketuntasan siswa pra tindakan, siklus I, dan

siklus II:

Gambar 6

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar

f. Refleksi

Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran, pengajar bersama

observer melakukan refleksi. Ternyata hasil perbaikan pembelajaran

memberikan hasil sesuai yang diharapkan, dimana semua siswa pada

siklus II berhasil tuntas dalam belajarnya. Hasil ini tidak terlepas dari

perbaikan – perbaikan yang dilakukan berdasarkan refleksi pada siklus

pertama.

4.3 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh pada

kelas 5 dengan jumlah siswa 24. Pada studi awal atau pra siklus ditemukan

masalah yaitu rendahnya hasil belajara IPA siswa kelas 5. Dari 24 siswa hanya 9

orang yang mampu melebihi KKM yang telah ditentukan untuk mata pelajaran

IPA yaitu 65. Sedangkan 15 orang lainnya belum tuntas secara akademik dalam

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

45

mata pelajaran IPA. Pembelajaran yang monoton merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa.

Penggunaan model pembelajaran Mind Mapping karena model

pembelajaran ini salah satu dari strategi pembelajaran yang mengupayakan

seorang peserta didik mampu menggali ide – ide kreatif dan aktif dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. Sehingga pembelajaran yang dilakukan akan menjadi

lebih hidup, variatif, dan membiasakan siswa memecahkan permasalahan dengan

cara memaksimalkan daya pikir dan kreatifitas. Ada beberapa kelebihan model

Mind Mapping antara lain meningkatkan kemampuan siswa untuk melihat dan

mengingat suatu informasi secara detail, memicu kreatifitas siswa dalam

mengelola informasi, membantu menjadikan belajar menjadi suatu kegiatan yang

menyenangkan dan menghemat waktu. Dengan demikian tujuan pembelajaran

yang sudah ditentukan dapat tercapai dan mampu meningkatkan hasil belajar

siswa.

Terlihat dari aktifitas siswa ketika pembelajaran siklus I dan siklus II,

siswa yang semula pasif ketika pembelajaran – pembelajaran lampau berubah

menjadi aktif dengan mulai aktif bertanya dan aktif berdiskusi ketika pengajar

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping. Penggunaan model

pembelajaran Mind Mapping juga berpengaruh signifikan dengan hasil belajar

IPA siswa SDN Dadapayam 02. Terlihat dari hasil evaluasi yang meningkat dari

pra siklus atau sebelum tindakan rata – rata kelas memperoleh nilai 60,62, ketika

siklus I dengan penerapan model pembelajaran Mind Mapping rata – rata kelas

naik menjadi 63, 95 dengan persentase ketuntasan 50%, siklus II terjadi

peningkatan yang signifikan yaitu 100% siswa mendapat nilai di atas KKM yang

telah ditentukan yaitu 65 dengan rata – rata kelas 74,58.

Peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02 tidak

lepas dari beberapa faktor, antara lain pemilihan model pembelajaran yang tepat,

faktor intern dari siswa itu sendiri maupun faktor ekstern. Faktor intern yang

berperan besar dalam peningkatan hasil belajar dalam penelitian ini adalah faktor

psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,

kesiapan dengan minat dan perhtian siswa yang tinggi terhadap pelajaran yang

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

46

berlangsung berdampak terhadap hasil belajar yang meningkat.minat dan

perhatian tersebut juga tidak lepas dari faktor pemilihan model pembelajaran yang

tepat, Mind Mapping merubah pembelajaran yang monoton menjadi pembelajaran

yang riang dan menyenangkan dengan penggunaan catatan yang penuh warna dan

bebas dalam segi bentuk yang nudah diingat oleh siswa.

Mind Mapping akan dapat mengaktifkan seluruh otak, membereskan akal

dari kekusutan mental, memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan,

membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling

terpisah, memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian,

memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita

membandingkannya, dan mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada

pokok bahasan atau materi yang membantu mengalihkan informasi tentang hal

yang ada dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

Pengaruh penerapan model pembelajarn Mind Mapping terlihat dari

peningkatan hasil belajar IPA siswa SDN Dadapayam 02. Dengan model

peembelajaran Mind Mapping siswa lebih mudah dalam mengingat materi yang

telah diajarkan. Siswa lebih termotivasi dalam belajar, belajar menjadi kegiatan

yang lebih menyenangkan dengan Mind Mapping. Pemilihan kata – kata kunci

tentang materi yang diajarkan dan kemudian disusun menjadi Mind Mapping

dengan warna – warna yang menarik akan memotivasi siswa daam belajar, belajar

menjadi kegiatan yang mengasyikkan. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh John

W. Budd bahwa “A Mind Map is an outline in which the major categories radiate

from a central image and lesser categories are portrayed as branches of larger

branch”. Dapat diartikan peta pikiran (mind mapping) merupakan garis besar dari

kategori utama dan pikiran-pikiran kecil yang digambarkan sebagai cabang dari

cabang pikiran yang lebih besar. Dengan peta pikiran daftar informasi yang

panjang dapat dialihkaan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan

mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam

melakukan berbagai hal. Dengan mudahnya siswa mengingat materi atau kata –

kata penting dalam bentuk Mind Mapping, ketika dilakukan evaluasi siswa akan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/5/T1_292009195_BAB IV.pdfsiswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan

47

mudah menjawab dengan membayangkan konsep – konsep materi yang telah

dibuat menjadi Mind Mapping ketika proses pembelajaran.

Hasil penelitian yang didapat sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh

Oktoyuana Hardian Perwitasari dengan judul ”Penggunaan mind map (peta

pikiran) untuk meningkatkan pembelajaran IPA kelas V SDN Bareng 5 Malang”.

Penelitian kedua oleh Susiyati dengan judul “PENERAPAN MODEL MIND MAP

(PETA KONSEP) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

PESAWAT SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V

SDN SOROPADAN KECAMATAN LAWEYAN TAHUN PELAJARAN

2011/2012”.