BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

26
55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi awal subjek penelitian Observasi awal yang dilakukan di kelas V SD Negeri Candisari I Ampel, peneliti berhasil menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di dalam proses pembelajaran. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran IPA berlangsung. Proses pembelajaran IPA cenderung bersifat konvensional. Guru masih menggunakan metode ceramah. Alasan penggunaan metode ini adalah banyaknya materi yang harus diajarkan sedangkan guru menganggap waktu yang tersedia tidak cukup banyak. Pembelajaran IPA dapat menggunakan metode lain, seperti percobaan atau eksperimen. Akan tetapi, ada beberapa materi yang kurang tepat jika diajarkan dengan metode eksperimen. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa terlihat tenang. Siswa mengatakan paham dengan materi yang disampaikan Akan tetapi ketika guru bertanya mengenai materi, siswa tidak mampu menjawab. Daya serap siswa masih rendah. Siswa masih kurang paham walau sudah mendengarkan penjelasan guru. Daya ingat siswa juga kurang baik karena hanya terbiasa mendengarkan dan mencatat saja. Catatan yang dibuat hanya berisi daftar saja, tanpa gambar dan hanya terdiri dari satu warna saja. Hal ini memperlihatkan daya kreativitas siswa juga kurang. Siswa kelas 5 berjumlah 26 siswa. terdapat 5 siswa yang mengalami keterlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan khusus. Sedangkan 20 siswa lainnya merupakan siswa yang mampu menerima pelajaran dengan baik. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, terlihat dari nilai ulangan harian siswa sebelum tindakan pada mata pelajaran IPA sebagian besar siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=63), sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Candisari I.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi awal subjek penelitian

Observasi awal yang dilakukan di kelas V SD Negeri Candisari I Ampel,

peneliti berhasil menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di dalam proses

pembelajaran. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran IPA berlangsung.

Proses pembelajaran IPA cenderung bersifat konvensional. Guru masih

menggunakan metode ceramah. Alasan penggunaan metode ini adalah banyaknya

materi yang harus diajarkan sedangkan guru menganggap waktu yang tersedia

tidak cukup banyak. Pembelajaran IPA dapat menggunakan metode lain, seperti

percobaan atau eksperimen. Akan tetapi, ada beberapa materi yang kurang tepat

jika diajarkan dengan metode eksperimen. Pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung, siswa terlihat tenang. Siswa mengatakan paham dengan materi yang

disampaikan Akan tetapi ketika guru bertanya mengenai materi, siswa tidak

mampu menjawab. Daya serap siswa masih rendah. Siswa masih kurang paham

walau sudah mendengarkan penjelasan guru. Daya ingat siswa juga kurang baik

karena hanya terbiasa mendengarkan dan mencatat saja. Catatan yang dibuat

hanya berisi daftar saja, tanpa gambar dan hanya terdiri dari satu warna saja. Hal

ini memperlihatkan daya kreativitas siswa juga kurang.

Siswa kelas 5 berjumlah 26 siswa. terdapat 5 siswa yang mengalami

keterlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan khusus. Sedangkan

20 siswa lainnya merupakan siswa yang mampu menerima pelajaran dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, terlihat dari

nilai ulangan harian siswa sebelum tindakan pada mata pelajaran IPA sebagian

besar siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=63),

sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Candisari I.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

Berdasarkan hasil observasi guru kelas dapat dilihat dalam tabel ketuntasan

siswa sebagai berikut:

Kategori

Tuntas Belum tuntas

Rata

Maksimal

Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa perolehan nilai

pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai diatas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM=63) sebanyak 10 siswa dengan

sedangkan yang belum mencapai ketuntasan minimal

persentase 61,5 %. Rata

61,08. Sedangkan nilai tertinggi 78 dan nilai terendah 40.

Melihat kenyataan tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian di

kelas V SD Candisari I Ampel dengan menerapkan model pembelajaran PAPA

PEPI agar siswa lebih mudah memahami dan hafal materi secara lebih baik.

Model pembelajaran PAPA PEPI merupaka

pembelajaran peta pikiran. Model pembelajaran ini diterapkan pada mata

Berdasarkan hasil observasi guru kelas dapat dilihat dalam tabel ketuntasan

siswa sebagai berikut:

Tabel 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

Siswa Kelas V SD Negeri Candisari I

Tahun Pelajaran 2013-2014

Kategori Nilai Frekuensi Persentase

≥ 63 10 38,5 Belum tuntas < 63 16 61,5

Jumlah 26

Rata-rata 61,08

Minimal 40 Maksimal 78

menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa perolehan nilai

pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai diatas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM=63) sebanyak 10 siswa dengan persentase

sedangkan yang belum mencapai ketuntasan minimal sebanyak 16 siswa dengan

61,5 %. Rata-rata nilai siswa kelas V SD Negeri I Ampel sebesar

61,08. Sedangkan nilai tertinggi 78 dan nilai terendah 40.

Gambar 4.1

Persentase Nilai Pra Siklus

Melihat kenyataan tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian di

kelas V SD Candisari I Ampel dengan menerapkan model pembelajaran PAPA

PEPI agar siswa lebih mudah memahami dan hafal materi secara lebih baik.

Model pembelajaran PAPA PEPI merupakan pengembangan dari model

pembelajaran peta pikiran. Model pembelajaran ini diterapkan pada mata

61,5

38,5Belum Tuntas

Tuntas

56

Berdasarkan hasil observasi guru kelas dapat dilihat dalam tabel ketuntasan

(%)

100

menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa perolehan nilai

pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai diatas Kriteria

persentase 38,5 %,

sebanyak 16 siswa dengan

rata nilai siswa kelas V SD Negeri I Ampel sebesar

Melihat kenyataan tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian di

kelas V SD Candisari I Ampel dengan menerapkan model pembelajaran PAPA

PEPI agar siswa lebih mudah memahami dan hafal materi secara lebih baik.

n pengembangan dari model

pembelajaran peta pikiran. Model pembelajaran ini diterapkan pada mata

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

57

pelajaran IPA. Peneliti mengharapkan siswa lebih cepat dalam memahami materi.

Selain itu, peneliti berharap agar daya kreativitas siswa meningkat karena

pembuatan peta pikiran menggunakan banyak warna, garis, gambar dan simbol.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari dua

siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : penyusunan rencana,

pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan dan refleksi. Hasil dari penelitian ini

adalah aktivitas guru selama proses pembelajaran IPA dengan menggunakan

model pembelajaran PAPA PEPI. Hasil penelitian yang lain meliputi kreativitas

dan hasil belajar siswa. Kreativitas siswa dilihat dari hasil penghitungan skor

pada rubrik kreativitas yang diisi sesuai dengan hasil karya pembuatan peta

pikiran. Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai tes setelah pembelajaran

berlangsung. Selain itu, terdapat hasil pengamatan terhadap aktivitas guru selama

proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti menjadi pengajar pada

pelaksanaan siklus. Pelaksanaan siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Setiap

siklus dilaksanakan selama dua jam pelajaran.

4.2 Siklus I

4.2.1 Penyusunan Rencana

Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran PAPA PEPI. Model ini diterapkan karena peneliti melihat kondisi

siswa yang kesulitan memahami dan menghafal materi. Selain itu, siswa masih

mencatat dengan metode lama. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya inovasi

dalam pencatatan materi. Peta pikiran membantu siswa dalam mencatat serta

menumbuhkan kreativitas. Tahap penyusunan rencana yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Melakukan pengajaran pra siklus di kelas V SD Negeri Candisari I.

2. Berdiskusi dengan guru kelas untuk menganalisis kompetensi dasar yang

akan disampaikan kepada siswa.

3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan

kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

58

4. Menyusun kelompok heterogen yang akan digunakan pada pembuatan peta

pikiran.

5. Membuat peta pikiran kosong untuk penyampaian informasi mengenai

jenis batuan.

6. Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk membuat peta pikiran siswa.

7. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi aktivitas guru untuk

mengetahui aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran PAPA PEPI.

8. Membuat lembar kerja siswa, paparan materi, soal tes pada akhir siklus.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Tahap tindakan pada penelitian ini adalah pelaksanaan skenario

pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berikut

merupakan jadwal pelaksanaan tindakan siklus I yang terdiri dari 3 pertemuan.

Tabel 4.2

Jadwal Pelaksanaan Siklus I

No. Pertemuan

ke-

Tanggal pelaksanaan Alokasi waktu

1. I 19 Maret 2014 3 x 35 menit

2. II 20 Maret 2014 2 x 35 menit

3. III 24 Maret 2014 2 x 35 menit

Rincian pelaksanaan tindakan pada siklus I sebagai berikut:

a. Pertemuan I

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 19

Maret 2014. Pada pertemuan I guru mengawali pembelajaran dengan berdoa,

melakukan presensi, mengecek kesiapan siswa, melakukan apersepsi dan

menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memperkenalkan pembelajaran

dengan menggunakan peta pikiran. Guru menunjukkan karton yang berisi

cabang-cabang peta pikiran. Cabang-cabang masih kosong.

Pada tahap penyampaian informasi kompetensi, guru menjelaskan

secara singkat mengenai batuan. Guru bertanya jawab mengenai tempat

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

59

ditemukan batu. Guru menyebutkan jenis batuan berdasarkan proses

pembentukannya.

Tahap kedua adalah tahap sajian masalah terbuka. Guru membagikan

gambar contoh batuan dan ciri-ciri batuan tersebut kepada siswa. Siswa

berdiskusi dengan teman sebangku untuk menentukan nama batuan dari

gambar yang mereka dapat. Siswa yang sudah menemukan nama batuan

tersebut, menempelkan gambar dan ciri pada karton peta pikiran yang

kosong. Guru membimbing siswa dalam menempelkan gambar tersebut.

Pada pertemuan ini, tahap pembagian kelompok tidak dilakukan. Hal

ini dikarenakan peneliti ingin memperkenalkan penggunaan peta pikiran di

kalangan siswa. Tahap ini akan dilakukan pada pertemuan II siklus I.

Tahap pembuatan simpulan dilakukan oleh guru dan siswa. guru

membahas peta pikiran yang sudah jadi. Guru menyebutkan satu persatu

batuan tersebut. Siswa diminta membaca ciri-ciri masing-masing batuan.

Setelah nama dan ciri batuan disebutkan, siswa mencari kegunaan batuan

tersebut. Guru menuliskan kegunaan batuan pada karton peta pikiran.

Pada tahap evaluasi guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum

diketahui siswa. Pada tahap ini, guru juga memberikan lima pertanyaan pada

siswa. Siswa yang mampu menjawab diberi reward oleh guru. Siswa yang

belum bisa menjawab atau menjawab dengan jawaban yang kurang tepat,

diberi penguatan oleh guru.

Kegiatan akhir dilakukan refleksi. Selain itu, siswa diberi kertas berisi

cabang-cabang peta pikiran kosong. Kertas tersebut diisi oleh siswa sesuai

dengan gambar peta pikiran yang telah dibahas. Guru mengucapkan salam

untuk mengakhiri pertemuan I tersebut.

b. Pertemuan II

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 20 Maret 2014.

Alokasi waktu pada pertemuan kedua tidak sesuai dengan yang direncanakan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

60

di RPP. Penulis mengharapkan alokasi waktu pelaksanaan 3 x 35 menit. Akan

tetapi dalam pelaksanaannya, penenliti hanya dapat menggunakan waktu

2x35 menit. Maka dari itu, ada beberapa tahap yang tidak dilaksanakan.

Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam. Pertemuan kedua

dilaksanakan setelah istirahat pertama pukul 09.30 wib. Guru melakukan

apersepsi berupa pertanyaan mengenai materi yang telah diajarkan pada

pertemuan pertama. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai.

Tahap informasi kompetensi tidak terlaksana sesuai RPP dikarenakan

guru belum menyiapkan LCD untuk memperlihatkan video. Tahap ini

digantikan oleh penyampaian cara-cara membuat peta pikiran. Penjelasan ini

diberikan secara singkat.

Tahap sajian masalah terbuka, guru memaparkan materi apa saja yang

akan digunakan siswa untuk membuat peta pikiran. Materi jenis pelapukan

dan jenis tanah diberikan pada siswa. Siswa dalam kelompok akan

mempelajari materi yang didapat dengan metode berdiskusi.

Siswa kelas V SD Negeri Candisari I dibagi menjadi 5 kelompok.

Setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Pembagian materi peta pikiran

sebagai berikut, 3 kelompok membuat peta pikiran dari materi pelapukan.

Sedangkan 2 kelompok lainnya membuat materi peta pikiran materi tanah.

Siswa dalam diskusi mempelajari secara bersama dan membagi tugas. Dalam

satu kelompok ada siswa yang bertugas menggambar. Siswa lainnya

mengarahkan dalam pembuatan peta pikiran. Pada tahap ini, guru berkeliling

mengecek kinerja kelompok. Bagi kelompok yang kurang paham, guru

menjelaskan dan mencari jalan keluar bersama. Siswa membuat peta pikiran

sesuai dengan kreativitas mereka.

Tahap presentasi hasil kelompok terjadi sedikit kendala. Waktu yang

tidak sesuai dengan perencanaan di RPP membuat siswa tidak bisa

mempresentasikan hasil karya mereka. Akan tetapi, siswa tetap diminta

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

61

menempelkan hasil karya peta pikiran di papan tulis. Sebagai alternatif dari

permasalahan ini, guru yang mempresentasikan hasil secara umum.

Tahap evaluasi, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai hal-hal

yang belum diketahui siswa. Siswa kurang antusias dalam tahap ini

dikarenakan keadaan yang sudah mendekati istirahat.

Tahap pembuatan kesimpulan terkesan terburu-buru. Hal ini

dikarenakan waktu yang kurang. Pada tahap ini, siswa diminta mencatat hasil

pembelajaran di rumah masing-masing. Hasil karya siswa dibawa pulang

untuk pedoman mencatat.

Tahap akhir, guru menutup pembelajaran dengan salam.

c. Pertemuan III

Pertemuan ketiga diadakan pada hari Senin, 24 Maret 2014. Pada awal

pertemuan, guru mengucap salam dan menayakan kesiapan siswa. guru

melanjutkan dengan pengulangan materi tentang batuan, pelapukan dan jenis

tanah.

Pertemuan ketika lebih difokuskan pada evaluasi. Siswa dibagikan soal

evaluasi. Soal terdiri dari 20 butir soal pilhan ganda, siswa mampu

menyelesaikan dalam waktu 1 x 35 menit. Guru mengakhiri pembelajaran

dengan salam.

4.2.3 Observasi

Observasi / pengamatan pada penelitian ini meliputi observasi aktivitas guru

dalam mengajar. Observasi menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan

aktivitas guru yang telah dibuat peneliti. Peneliti berperan sebagai guru dalam

menjelaskan materi dalam menerapkan model pembelajaran peta pikiran.

Observer dalam penelitian ini adalah guru kelas dan teman peneliti. Hasil

observasi guru dengan menggunakan model pembelajaran PAPA PEPI pada

siklus I adalah pada saat pembelajaran siklus ini, peneliti meminta bantuan

observer untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

62

Observer menuangkan hasil pengamatan dengan cara mengisi lembar observasi

yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut berisi 25 item untuk mengetahui

aktivitas guru selama mengajar. Peneliti berperan sebagi guru dalam pembelajaran

ini. dalam lembar observasi berisi poin-poin kegiatan pembelajaran yang harus

dilakukan guru. Pilihan berupa ya/tidak. Pilihan (ya) dipilih apabila guru

melaksanakan pembelajaran tersebut. Sedangkan apabila guru tiidak

melaksanakan pembelajaran tersebut, maka kolom (tidak) yang harus dipilih.

Pengisian ini berdasarkan keadaan yang terjadi.

Hasil Observasi guru, dituangkan dalam tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru

Siklus I

No. Aspek Yang dinilai

Keterlaksanaan (%)

Pertemuan I Pertemuan II

1. Awal Pembelajaran 100 75

2. Tahap Informasi Kompetensi 33,3 66,6

3. Tahap Sajian Masalah terbuka 75 100

4. Tahap pembuatan peta pikiran 50 100

5. Tahap Presentasi Kelompok 33,3 66,6

6. Tahap Akhir Pembelajaran 80 80

Rata-rata 62 81, 4

Berdasarkan tabel 4.3, Hasil Observasi guru pada pertemuan 1 keterlaksanaan

kegiatan guru siklus I pada tahap I yaitu melakukan kegiatan awal memperoleh

jumlah skor 4 atau terlaksana 100 %, untuk tahap II yaitu penyampaian informasi

memperoleh jumlah skor 1 atau terlaksana 33,3 %, untuk tahap III yaitu tahap

sajian masalah terbuka memperoleh jumlah skor 3 atau terlaksana 75 %, untuk

tahap IV pembuatan peta pikiran memperoleh jumlah skor 3 atau terlaksana 100

%, untuk tahap V yaitu tahap presentasi kelompok memperoleh jumlah skor 1

atau terlaksana 33,3 %, untuk tahap VI yaitu akhir pembelajaran memperoleh

jumlah skor 4 atau terlaksana 80 %. Jumlah dari keenam tahap adalah 16 atau

62% pencapaian kegiatan. Pertemuan II pada tahap I yaitu melakukan kegiatan

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

63

awal memperoleh jumlah skor 3 atau terlaksana 75 %, untuk tahap II yaitu

penyampaian Informasi memperoleh jumlah skor 2 atau terlaksana 66,6 %, untuk

tahap III yaitu tahap sajian masalah terbuka memperoleh jumlah skor 4 aatu

terlaksana 100 %, untuk tahap IV pembuatan peta pikiran memperoleh jumlah

skor 6 atau terlaksana 100 %, untuk tahap V yaitu tahap presentasi kelompok

memperoleh jumlah skor 2 atau terlaksana 66,6 %, untuk tahap VI yaitu akhir

pembelajaran memperoleh jumlah skor 4 atau terlaksana 80 %. Jumlah dari

keenam tahap adalah 21 atau 81,4% dari keseluruhan pencapaian aktivitas

mengajar.

4.2.4 Hasil Tindakan Siklus I

4.2.4.1 Hasil Rubrik Kreativitas

Rubrik kreativitas digunakan untuk menghitung daya kreativitas siswa.

rubrik diisi sesuai dengan hasil karya peta pikiran yang mereka buat. Penilaian

juga dilihat berdasarkan pada proses pengerjaan peta pikiran. Hasil dari rubrik

dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Hasil Rubrik Kreativitas Siswa Pada Siklus I

Kelp Respon Ide Keterkaitan Ketekunan Skill Estetika Jumlah Persentase (%)

1 2 3 3 3 3 2 16 88,9

2 2 2 2 3 3 3 15 83,3

3 3 2 3 3 2 3 16 88,9

4 2 3 3 3 3 2 16 88,9

5 3 2 3 3 2 2 15 83,3

Total 12 12 14 15 13 12 78 433,3

Rata-rata

2,4 2,4 2,8 3 2,6 2,4 15,6 86,7

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ada enam aspek yang dinilai. Aspek-aspek

tersebut adalah respon, ide, keterkaitan, ketuntasan, skill, dan estetika. Daya

kreativitas siswa kelas V SD Negeri Candisari I mencapai 86,7 %. Ini

menunjukkan bahwa daya kreativitas siswa masuk dalam kategori baik. Hal ini

dapat dilihat dari hasil karya masing-masing kelompok.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

64

4.2.4.2 Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan tes evaluasi. Guru

memberikan evaluasi secara tertulis kepada siswa pada akhir siklus I yaitu pada

pertemuan III. Terlihat peningkatan dari hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan

tindakan dan sesudah dilaksanakan tindakan. Hal ini terlihat dari hasil rekap

ulangan harian sebelum dilaksanakan tindakan dan hasil tes evaluasi siswa setelah

dilaksanakan tindakan siklus I. Jumlah siswa yang tuntas pada rekap nilai ulangan

harian sebelum tindakan berjumlah 10 siswa (KKM=63) sedangkan 16 siswa

lainnya belum tuntas. Setelah tindakan, jumlah siswa yang tuntas bertambah

menjadi 14 siswa sedangkan 12 siswa belum mencapai ketuntasan ( KKM=63) .

hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Ketuntasan Belajar siklus I

Siswa Kelas V SD Negeri Candisari I

Kategori Nilai frekuensi persentase (%)

Tuntas ≥ 63 14 53,8

Belum tuntas < 63 12 46,2

Jumlah 26 100

Rata-rata 65,6

Minimal 50

Maksimal 95

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa. pada siklus I

dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki nilai yang telah mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM=63) sebanyak 14 siswa dengan persentase 53,8 %,

sedangkan yang belum mencapai ketuntasan minimal sebanyak 12 siswa dengan

persentase 46, 2 %. Rata-rata nilai siswa 65,58 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai

terendah 50. Berdasarkan ketuntasan belajar pada tabel 4.5 dapat digambarkan

dalam grafik lingkaran sebagai berikut:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

Dengan demikian dalam penerapan model pembelajaran PAPA PEPI hasil

belajar siswa meningkat dibandingkan hasil belajar sebelum dilaksanakan

tindakan. Namun untuk lebih meningkatkan hasil

diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan penerapan model

pembelajaran PAPA PEPI dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa.

4.2.5 Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui kreativitas dan hasil belajar siswa

dalam penerapan model pembelajaran PAPA PEPI. Refleksi ini juga digunakan

sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses

pembelajaran. Hasil

diharapkan. Refleksi diadakan dalam

proses pembelajaran. Diskusi berisi tentang evaluasi mengenai kegiatan

pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PAPA PEPI bagi guru

(peneliti), guru observer, dan siswa. dari diskusi ini didapatkan bahwa guru

(peneliti) dapat menyampaikan banyak materi dalam waktu singkat, bagi siswa

merasa lebih mudah mengingat materi dan menghafal. Selain itu kreativitas siswa

tersalurkan.

Siklus I pada penelitian tindakan kelas ini menunjukkan peningkatan

kreativitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa

kreativitas siswa menunjukkan nilai sebesar 86,7 %. Namun peningkatan

Gambar 4.2

Persentase Nilai Siklus I

Dengan demikian dalam penerapan model pembelajaran PAPA PEPI hasil

belajar siswa meningkat dibandingkan hasil belajar sebelum dilaksanakan

tindakan. Namun untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa di atas KKM

diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan penerapan model

pembelajaran PAPA PEPI dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar

Refleksi dilakukan untuk mengetahui kreativitas dan hasil belajar siswa

m penerapan model pembelajaran PAPA PEPI. Refleksi ini juga digunakan

sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses

tindakan dibandingkan dengan indikator keberhasilan yang

diharapkan. Refleksi diadakan dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam

proses pembelajaran. Diskusi berisi tentang evaluasi mengenai kegiatan

pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PAPA PEPI bagi guru

eneliti), guru observer, dan siswa. dari diskusi ini didapatkan bahwa guru

(peneliti) dapat menyampaikan banyak materi dalam waktu singkat, bagi siswa

merasa lebih mudah mengingat materi dan menghafal. Selain itu kreativitas siswa

da penelitian tindakan kelas ini menunjukkan peningkatan

kreativitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa

kreativitas siswa menunjukkan nilai sebesar 86,7 %. Namun peningkatan

53,8

46,2Tuntas

Belum Tuntas

65

Dengan demikian dalam penerapan model pembelajaran PAPA PEPI hasil

belajar siswa meningkat dibandingkan hasil belajar sebelum dilaksanakan

belajar siswa di atas KKM

diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan penerapan model

pembelajaran PAPA PEPI dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar

Refleksi dilakukan untuk mengetahui kreativitas dan hasil belajar siswa

m penerapan model pembelajaran PAPA PEPI. Refleksi ini juga digunakan

sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses

tindakan dibandingkan dengan indikator keberhasilan yang

bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam

proses pembelajaran. Diskusi berisi tentang evaluasi mengenai kegiatan

pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PAPA PEPI bagi guru

eneliti), guru observer, dan siswa. dari diskusi ini didapatkan bahwa guru

(peneliti) dapat menyampaikan banyak materi dalam waktu singkat, bagi siswa

merasa lebih mudah mengingat materi dan menghafal. Selain itu kreativitas siswa

da penelitian tindakan kelas ini menunjukkan peningkatan

kreativitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa

kreativitas siswa menunjukkan nilai sebesar 86,7 %. Namun peningkatan

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

66

kreativitas tersebut masih rendah dan belum menunjukkan indikator keberhasilan

sehingga perlu adanya perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya. Hasil penilaian

kreativitas siswa tersebut masuk dalam kategori baik. Kategori ini dilihat dari

tabel 3.5 .

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan mengacu pada kriteria

ketuntasan minimal sebesar 63 maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa, terdapat

14 siswa tuntas dengan persentase 53,8 % dengan rata-rata 61,8. Berdasarkan

indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu tercapainya KKM pada hasil

belajar siswa, peneliti memberikan patokan 80 % dari jumlah keseluruhan siswa

dinyatakan hasil belajarnya meningkat. Dari evaluasi siswa pada siklus I ternyata

ketuntasan siswa baru mencapai 53,8 %. Artinya jika dilihat dari hasil belajar

yang ditentukan hasil evaluasi tertulis siklus I belum mencapai indikator

keberhasilan yang diharapkan.

Kinerja guru pada siklus I cukup baik. Berdasarkan hasil observasi kinerja

guru pada siklus I menunjukkan nilai sebesar 74 %. Guru sudah melakukan

kegiatan pembelajaran dengan sebaik mungkin dan telah berusaha melaksanakan

langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP. Namun, guru masih kurang

baik dalam penggunaan waktu. Guru masih belum melaksanakan beberapa

tindakan dikarenakan penghitungan waktu yang kurang baik.

Berdasarkan hasil tindakan siklus I perlu dilaksanakannya siklus II. Siklus

II dilaksanakan sesuai dengan penerapan siklus I. Siklus II juga akan menerapkan

model pembelajaran PAPA PEPI agar meningkatkan kreativitas dan hasil belajar

siswa. berdasarkan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I

adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan

1. Siswa lebih tertarik dalam belajar dengan menggunakan model

pembelajaran PAPA PEPI.

2. Kegiatan pembelalajaran tampak lebih baik, kretivitas dan kerjasama antar

siswa meningkat.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

67

3. Siswa mampu mengingat materi lebih cepat dan mampu menjawab

pertanyaan secara lisan dengan cepat.

4. Siswa sudah terarah dalam kegiatan kerjasama kelompok

b. Kekurangan

Hambatan

1. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran kurang sesuai.

2. Waktu kurang sesuai dengan perencanaan waktu pada rencana

pembelajaran.

3. Video tidak diputar karena tidak mempersisapkan LCD.

4. Beberapa siswa belum terbiasa menggunakan peta pikiran dalam metode

pencatatan sehingga siswa masih menulis catatan dengan cara biasa.

Penyelesaian

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat lebih terprogram dan

disesuaikan dengan kekurangan. Rencana dibuat dengan perbandingan

kekurangan siklus I.

2. Rencana pembelajaran disesuaikan dengan waktu pelaksanaan sehingga

tidak terjadi kesalahan lagi.

3. Persiapan perlengkapan lebih diperhatikan lagi. Misalnya, memastikan

LCD sebelum pelaksanaan pembelajaran.

4. Lebih memperhatikan lagi dalam pembagian kelompok sehingga dalam

kelompok siswa yang lebih paham cara kerja peta pikiran bisa membantu

siswa lain yang kurang mengerti.

4.3 Siklus II

4. 3. 1 Penyusunan Rencana

Rencana pembelajaran siklus II dilaksanakan 3 pertemuan yaitu pertemuan

I, pertemuan II, dan pertemuan III. Sama halnya dengan siklus I, pada siklus II

peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran.

Persiapan tersebut antara lain:

1. Berdiskusi dengan guru kelas untuk menganalisis kompetensi dasar yang akan

disampaikan pada siswa.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

68

2. Menyiapkan RPP untuk siklus II. RPP dibuat dengan melengkapi kekurangan

pada siklus I sehingga kekurangan pembelajaran di suklus II tidak diulangi

pada siklus II. Pokok bahasan pada siklus II adalah mengenai sumber daya

alam.

3. Menyusun kelompok heterogen siswa. Penyusunan ini berdasarkan pada hasil

observasi nilai dan keaktifan siswa. Peneliti membagi siswa dengan kelompok

berbeda dengan kelompok pada siklus I.

4. Menyiapkan peralatan (Karton, majalah BOBO, gunting, lem, dan pewana)

yang diperlukan untuk membuat peta pikiran siswa.

5. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi aktivitas guru untuk mengetahui

aktivitas guru selama proses pembelajaran serta mempersiapkan rubrik

kreativitas siswa..

6. Membuat lembar kerja siswa, paparan materi dan soal tes pada akhir siklus.

4. 3. 2 Pelaksanaan Tindakan

Tahap tindakan pada penenlitian ini adalah pelaksanaan skenario

pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Berikut

merupakan jadwal pelaksanaan tindakan siklus II yang terdiri dari 3 pertemuan.

Tabel 4.6

Jadwal Pelaksanaan Siklus I

No. Pertemuan

ke-

Tanggal pelaksanaan Alokasi waktu

1. I 28 April 2014 3 x 35 menit

2. II 29 April 2014 2 x 35 menit

3. III 30 April 2014 2 x 35 menit

Rincian pelaksanaan tindakan pada siklus I sebagai berikut:

a. Pertemuan I

Pelaksanaan siklus II pertemuan I dilakukan pada hari Senin, 28 April

2014. Pada awal pembelajaran, guru mengajak untuk berdoa, salam kemudian

absensi dan dilanjutkan dengan bercerita mengenai pengalaman membeli

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

69

bensin sampai tumpah. Siswa mendengarkan dengan penuh perhatian. Guru

bertanya jawab mengenai bensin sebelum menyebutkan tujuan pembelajaran.

Tahap penyampaian informasi dilakukan setelah guru menyampaikan

tujuan pembelajaran, kegiatan inti dimulai. Siswa diminta menyebutkan

sumber daya alam yang ada disekitar mereka. Guru menjelaskan bahwa sumber

daya alam digolongkan menjadi dua. Guru menjelaskan secara singkat

mengenai jenis-jenis sumber daya alam beserta contohnya.

Tahap sajian masalah terbuka, guru menggambar peta pikiran di papan

tulis. Guru menggambar pusat dan membuat dua cabang. Penjelasan pada tahap

penyampaian informasi ditulis secara singkat. Siswa menggolongkan sumber

daya yang mereka sebutkan tadi dan guru menuliskannya di papan tulis sesuai

dengan cara pembuatan peta pikiran .

Tahap pembuatan kesimpulan, siswa bersama guru membahas ulang

mengenai peta pikiran yang sudah jadi. Tahap selanjutnya adalah pembagian

kelompok. Pembagian kelompok pada siklus II lebih heterogen. Peneliti

menngunakan hasil observasi sebagai acuan. Siswa dengan nilai tinggi dibagi

rata. Siswa yang aktif dalam kelompok juga dibagi rata. Siswa yang kurang

bias menangkap kerja peta pikiran juga dibagi. Sehingga pembagian kelompok

lebih heterogen. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. Dua kelompok terdiri dari

6 siswa. Sedangkan dua kelompok lainnya terdiri dari 7 siswa. Tugas tiap

kelompok sama yaitu membuat peta pikiran sumber daya alam. Setiap

kelompok dibagikan peralatan (Karton, majalah BOBO, gunting, lem,dan

pewarna). Selain itu, setiap kelompok juga mendapatkan lembar kerja siswa,

cara membuat peta pikiran, dan paparan materi. Siswa bekerja secara

kelompok. Mereka membuat peta pikiran sesuai dengan kretivitas masing-

masing. Mereka menyambut secara antusias tugas ini. Pada saat mereka

mengerjakan, guru berkeliling mengecek kinerja dalam kelompok.

Tahap evaluasi, guru bertanya jawab mengenai hal yang belum diketahui

siswa. Pada saat bertanya jawab, ada siswa yang menjawab dengan jawaban

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

70

yang kurang tepat. Guru juga meluruskan kesalahpahaman dan memberi

penguatan pada siswa tersebut.

Tahap refleksi dilaksanakan pada kegiatan akhir. Guru bersama siswa

membuat rangkuman untuk pembelajaran hari itu. Guru menutup pembelajaran

dengan salam dan siswa istirahat.

b. Pertemuan II

Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan II dilaksanakan pada hari

Selasa, 29 April 2014. Pada awal pembelajaran, guru mengucapkan salam dan

berdoa. Setelah mengecek kesiapan siswa, guru menempelkan daur oksigen.

Guru menjelaskan daur oksigen sesuai gambar. Penyampaian daur oksigen

termasuk dalam tahap penyampaian informasi kompetensi.

Tahap pembagian kelompok tetap dilakukan lagi. Siswa diberi kesempatan

untuk lebih mematangkan lagi hasil diskusi mereka. Beberapa kelompok ada

yang belum selesai mengerjakan. Pengerjaan peta pikiran dilanjukan lagi.

Guru juga meminta kelompok untuk mennetukan salah satu siswa yang akan

mempresentasikan peta pikiran yang mereka buat. Kelompok I diwakili oleh

Jihan, kelompok 2 oleh Tia Ristyana, kelompok 3 oleh Erika dan kelompok 4

oleh Lina M. Presentasi yang dilakukan sudah baik. Perwakilan siswa

menyampaikan hasil diskusi dengan baik. Hasil pembuatan peta pikiran juga

lebih baik daripada siklus I. Pada siklus ini, siswa lebih mampu menuangkan

pemikiran mereka. siswa juga bekerja sama dengan baik.

Guru melakukan konfirmasi dengan bertanya jawab mengenai hal-hal

yang belum diketahui siswa. Pada tahap pembuatan kesimpulan, guru bersama

siswa membuat peta pikiran rangkuman di papan tulis. Siswa mencatat peta

pikiran rangkuman dikertas yang telah disediakan.

Tahap terakhir adalah tahap refleksi. Guru mengadakan refleksi dengan

memberi pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan. Siswa yang

mampu menjawab pertanyaan, diberi reward berupa gambar “jempol”. Siswa

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

71

antusias dalam menjawab pertanyaan sampai bel istirahat berbunyi. Siswa yang

belum mapu menjawab diberi penguatan.

Guru menutup pembelajaran dengan salam.

c. Pertemuan III

Pertemuan III pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 30 April 2014.

Ini merupakan pertemuan terakhir. Pada awal pertemuan guru mengucapkan

salam dan berdoa. Dalam RPP pertemuan ketiga diisi dengan presentasi

kelompok. Akan tetapi, presentasi kelompok sudah selesai pada pertemuan

kedua. Sehingga pada pertemuan ketiga langsung kepada tahap pembuatan

kesimpulan. Pembuatan kesimpulan dilakukan dengan membahas lagi catatan

yang sudah dibuat pada pertemuan kedua.

Tahap berikutnya adalah tahap evaluasi. Evaluasi ini hanya dilakukan pada

pertemuan terakhir. Evaluasi ini dalam bentuk tes tertulis berisi 20 butir soal.

Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru secara

mandiri.setelah pengerjaan soal, siswa diberi kesempatan untuk bertanya

mengenai hal-hal yang belum diketahui siswa. Ini merupakan tahap refleksi.

Guru memberi beberapa pertanyaan secara lisan. Siswa yang dapat menjawab

diberi reward.

4. 3. 3 Observasi

Hasil observasi siklus II mengenai pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran PAPA PEPI dapat dipaparkan sebagai berikut:

Pengamatan dilaksanakan peneliti dibantu oleh guru kelas dan dimulai

bersamaan dengan dimulainya pembelajaran. Bapak Joko Widiyanto, S. Pd

mengamati peneliti menyajikan materi. Pengamatan dilaksanakan dengan

menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang telah disiapkan peneliti.

Lembar pengamatan mengacu pada tahap-tahap pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran PAPA PEPI.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

72

Hasil observasi guru dituangkan dalam tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7 Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru

Siklus II

No. Aspek Yang dinilai

Keterlaksanaan (%)

Pertemuan I Pertemuan II

1. Awal Pembelajaran 75 100

2. Tahap Informasi Kompetensi 100 100

3. Tahap Sajian Masalah terbuka 100 100

4. Tahap pembuatan peta pikiran 100 83,3

5. Tahap Presentasi Kelompok 0 100

6. Tahap Akhir Pembelajaran 80 100

Rata-rata 75,8 97,2

Berdasarkan tabel 4.7, pada pertemuan 1 jumlah skor hasil observasi guru

siklus II pertemuan I pada tahap I yaitu melakukan kegiatan awal memperoleh

jumlah skor 3 atau terlaksana 75 %, untuk tahap II yaitu penyampaian Informasi

memperoleh jumlah skor 3 atau terlaksana 100 %, untuk tahap III yaitu tahap

sajian masalah terbuka memperoleh jumlah skor 4 atau terlaksana 100%, untuk

tahap IV pembuatan peta pikiran memperoleh jumlah skor 6 atau terlaksana

100%, untuk tahap V yaitu tahap presentasi kelompok memperoleh jumlah skor 0

karena pertemuan pertama tidak diadakan presentasi, untuk tahap VI yaitu akhir

pembelajaran memperoleh jumlah skor 4 atau terlaksana 80 %. Jumlah dari

keenam tahap adalah 20 atau 75,8 % dari keseluruhan pencapaian aktivitas

mengajar. Pertemuan II pada tahap I yaitu melakukan kegiatan awal memperoleh

jumlah skor 4 atau terlaksana 100 %, untuk tahap II yaitu penyampaian Informasi

memperoleh jumlah skor 3 atau terlaksana 100 %, untuk tahap III yaitu tahap

sajian masalah terbuka memperoleh jumlah skor 4 atau terlaksana 100 %, untuk

tahap IV pembuatan peta pikiran memperoleh jumlah skor 5 atau terlaksana

83,3%, untuk tahap V yaitu tahap presentasi kelompok memperoleh jumlah skor 3

atau terlaksana 100 %, untuk tahap VI yaitu akhir pembelajaran memperoleh

jumlah skor 5 atau terlaksana 100 %. Jumlah dari keenam tahap adalah 24 atau

97,2% dari keseluruhan pencapaian aktivitas mengajar.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

73

4. 3. 4 Hasil Tindakan

4. 3. 4. 1 Hasil Rubrik Kreativitas

Rubrik kreativitas menilai enam aspek dalam kinerja siswa membuat

peta pikiran . Enam aspek tersebut adalah respon, ide, keterkaitan, ketekunan, skill

dan estetika. Penilaian dilihat berdasarkan hasil pembuatan peta pikiran dan

proses pengerjaan peta pikiran . Hasil dari rubrik kreativitas siswa dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8 Hasil Rubrik Kreativitas Siswa

Siswa Kelas V SD Negeri Candisari I Siklus II

Kelp Respon Ide Keterkaitan Ketekunan Skill Estetika Jumlah Persentase (%)

1 3 3 3 3 2 2 16 88,9

2 2 3 3 3 2 2 15 83,3

3 3 2 3 3 2 3 16 88,9

4 3 3 3 3 3 3 18 100,0

Total 11 11 12 12 9 10 65 361,1

Rata-rata

2,8 2,8 3,0 3 2,3 2,5 16,3 90,3

Tabel 4.8 menunjukkan hasil rubrik kreativitas siswa. Dari data

tersebut, dapat diketahui bahwa daya kreativitas siswa kelas V SD Negeri

Candisari I mencapai 90,3 %. Menurut kategori penilaian kreativitas, data

kreativitas siswa masuk dalam kategori baik sekali. Hal ini dapat dilihat dari hasil

karya pembuatan peta pikiran yang dibuat oleh masing-masing kelompok.

4. 3. 4. 2 Hasil Belajar Siswa

Evaluasi dilakukan pada pertemuan III. Soal evaluasi pada siklus II ini

berisi 20 butir soal yang telah lolos dalam uji validitas. Siswa mengerjakan soal-

soal secara mandiri. Nilai yang diperoleh siswa tercantum dalam tabel 4.9. Tabel

tersebut menunjukkan nilai siswa mengalami peningkatan. Siswa yang mendapat

nilai diatas KKM sebanyak 24 siswa.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

Untuk lebih jelasnya, ketuntasan belajar siklus II dapat

berikut:

Kategori

Tuntas

Belum tuntas

Rata

Minimal

Maksimal

Tabel 4.9 menunjukkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II. Dari

tabel tersebut dapat dilihat bahwa 24 dari 26 siswa mendapat nilai diatas nilai 63

dengan persentase 92,3 %. Sedangkan hanya 2 siswa dengan persentase 7,7 yang

belum mencapai nilai diatas 63. Rata

tertinggi 100 dan nilai terendah 55.

Jika dilihat dalam grafik lingkaran, data ketuntasan hasil belajar akan

terlihat sebagai berikut:

4. 3. 5 Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan I, II

dan III maka selanjutnya diadakan refleksi

kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini berisi tentang evaluasi mengenai

Untuk lebih jelasnya, ketuntasan belajar siklus II dapat dilihat pada tabel

Tabel 4.9 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Siswa Kelas V SD Negeri Candisari I

Kategori Keterangan Frekuensi persentase

≥ 63 24 92,3

Belum tuntas < 63 2 7,7

Jumlah 26

Rata-rata 74, 4

Minimal 55

Maksimal 100

Tabel 4.9 menunjukkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II. Dari

tabel tersebut dapat dilihat bahwa 24 dari 26 siswa mendapat nilai diatas nilai 63

dengan persentase 92,3 %. Sedangkan hanya 2 siswa dengan persentase 7,7 yang

lai diatas 63. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa 74,4. Nilai

tertinggi 100 dan nilai terendah 55.

Jika dilihat dalam grafik lingkaran, data ketuntasan hasil belajar akan

terlihat sebagai berikut:

Gambar 4.3 Persentase Hasil Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan I, II

dan III maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala

kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini berisi tentang evaluasi mengenai

Tuntas

Belum Tuntas

74

dilihat pada tabel

tase (%)

100

Tabel 4.9 menunjukkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II. Dari

tabel tersebut dapat dilihat bahwa 24 dari 26 siswa mendapat nilai diatas nilai 63

dengan persentase 92,3 %. Sedangkan hanya 2 siswa dengan persentase 7,7 yang

rata nilai yang diperoleh siswa 74,4. Nilai

Jika dilihat dalam grafik lingkaran, data ketuntasan hasil belajar akan

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan I, II

dalam bentuk diskusi atas segala

kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini berisi tentang evaluasi mengenai

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

75

kegiatan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PAPA PEPI. Hasil

dari diskusi ini didapatkan bahwa tidak hanya hasil belajar siswa yang meningkat

tapi juga nilai rata-rata siswa juga meningkat. Selain itu, penerapan model

pembelajaran ini juga meningkatkan kreativitas siswa. Pemahaman siswa akan

materi lebih cepat.

Siklus II pada penelitian tindakan kelas ini menunjukkan peningkatan

kreativitas dan hasil belajar siswa. Hasil rubrik kreativitas siswa 90,3 %. Sesuai

dengan kategori penilaian kreativitas, daya kreativitas siswa kelas V SD Negeri

Candisari I termasuk baik sekali. Berdasarkan hasil rubrik kreativitas siswa,

indikator keberhasilan yang ditentukan sudah tercapai. Hasil evaluasi yang

diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar (KKM=63) maka diperoleh sebanyak

24 siswa dengan persentase 92,3 % siswa telah tuntas dan rata-rata dari

keseluruhan 74,4. Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu

ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa, peneliti memberikan patokan 80 %

dari jumlah keseluruhan siswa dinyatakan hasil belajarnya meningkat yaitu

dengan mencapai nilai ≥ 63. Dari hasil evaluasi siswa pada siklus II, ketuntasan

siswa mencapai 92,3 %. Artinya jika dilihat dari indikator keberhasilan yang

ditentukan hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang

ditentukan penulis.

Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara keseluruhan

hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai berikut:

1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram dan sudah dilaksanakan dengan

baik.

2. Siswa antusias mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran PAPA PEPI.

3. Kegiatan pembelajaran nampak lebih baik beradampak positif pada semangat

belajar siswa.

4. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.

5. Siswa bekerjasama dengan baik dalam proses pembelajaran.

6. Penerapan PAPA PEPI terbukti meningkatkan kreativitas, pemahaman, daya

ingat siswa.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

76

4. 4 Analisis Data Rekapitulasi Nilai Pra siklus, Siklus I dan Siklus II

Berikut ini dapat dilihat tabel nilai pra siklus, siklus I dan siklus II serta

rekapitulasi pengelompokan nilai kreativitas dalam tabel berikut:

Tabel 4.10 Rekapitulasi nilai Kreativitas Siswa

Kelas V SD Negeri Candisari I

Tindakan Siklus I Siklus II

Rata-rata 86,7 90,3

Minimal 83,3 83,3

Maksimal 89,9 100

Kategori Baik Baik sekali

Dari tabel 4.10 dapat diketahui rata-rata kreativitas siswa pada siklus I 86,7

dengan nilai terendah 83,3 dan nilai tertinggi 89,9. Nilai ini menunjukkan bahwa

siswa kelas V SD Negeri Candisari I masuk pada kategori baik. Pada siklus II

rata-rata kreativitas 90,3 dengan nilai terendah 83,3 dan nilai tertinggi 100.

Kategori nilai kreativitas siklus II adalah baik sekali. Dapat dilihat adanya

peningkatan kreativitas siswa pada setiap siklusnya. Grafik rata-rata kreativitas

siswa dapat digambarkan sebagai berikut:

.

Gambar 4.4 Histogram Rata-Rata Kreativitas

Analisis data kuantitatif yang berasal dari hasil belajar siswa pada saat pra

siklus, siklus I dan siklus II akan disajikan dalam sebuah tabel dan grafik.

84

85

86

87

88

89

90

91

Siklus I Siklus II

Kreativitas

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

Perbandingan ketuntasan siswa kelas V saat

dilihat pada tabel sebagai beri

Dari tabel 4.11 rekapitulasi pengelompokkan nilai diatas dapat dilihat

adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas. Sebelum tindakan (

jumlah siswa yang tuntas ada 10 siswa, setelah siklus I jumlah

siswa. Sedangkan setelah siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa

klasifikasi tidak tuntas, sebelu

siklus I teradapat 12 siswa yang tidak tuntas dan siklus II hanya 2 siswa yang

belum tuntas. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran PAPA PEPI dapat meningkatkan hasil belaja

siswa meningkat setiap siklusnya. Berdasarkan tabel 4.11 diatas tentang siswa

tuntas dan tidak tuntas dapat dilihat pada gambar berikut:

Diagram Linear Pengelompokkan Nilai

0

5

10

15

20

25

30

Pra siklus

Nilai

Kriteria

≥ 63 Tuntas

< 63 Tidak tuntas

Perbandingan ketuntasan siswa kelas V saat pra siklus, siklus I

dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.11 Rekap Ketuntasan Siswa

Siswa Kelas V SD Negeri Candisari I

Dari tabel 4.11 rekapitulasi pengelompokkan nilai diatas dapat dilihat

adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas. Sebelum tindakan (

jumlah siswa yang tuntas ada 10 siswa, setelah siklus I jumlah siswa

gkan setelah siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa

klasifikasi tidak tuntas, sebelum tindakan ada 14 siswa yang belum tuntas, setelah

siklus I teradapat 12 siswa yang tidak tuntas dan siklus II hanya 2 siswa yang

belum tuntas. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran PAPA PEPI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar

siswa meningkat setiap siklusnya. Berdasarkan tabel 4.11 diatas tentang siswa

tuntas dan tidak tuntas dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.5 Diagram Linear Pengelompokkan Nilai

Pra siklus, Siklus I dan Siklus II

Pra siklus Siklus I Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

Pra siklus Siklus I

Jumlah siswa

Persentase (%)

Jumlah siswa

Presentase (%)

Jumlah siswa

10 38,5 14 53,8

16 61,5 12 46,2

77

, siklus I dan siklus II

Dari tabel 4.11 rekapitulasi pengelompokkan nilai diatas dapat dilihat

adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas. Sebelum tindakan (pra siklus)

siswa tuntas ada 14

gkan setelah siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa. Pada

tindakan ada 14 siswa yang belum tuntas, setelah

siklus I teradapat 12 siswa yang tidak tuntas dan siklus II hanya 2 siswa yang

belum tuntas. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model

r siswa. Hasil belajar

siswa meningkat setiap siklusnya. Berdasarkan tabel 4.11 diatas tentang siswa

Tidak Tuntas

Siklus II

Jumlah siswa

Presentase (%)

24 92,3

2 7,7

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

78

Pada tabel 4.11 dan diagram linear 4.5 menunjukkan pembelajaran yang

menerapkan model pembelajaran PAPA PEPI dapat meningkatkan jumlah siswa

yang tuntas dan menurunkan jumlah siswa yang tidak tuntas

4. 5 Pembahasan

Dari pemaparan hasil observasi awal untuk kreativitas siswa pada pra siklus,

siklus I dan siklus II tampak adanya peningkatan kreativitas. Penggunaaan model

pembelajaran PAPA PEPI pada materi Pembentukan tanah (siklus I) telah

mencapai 86,7 % atau masuk dalam kategori baik dan sumber daya alam (siklus

II) telah mencapai 90,3 % atau masuk dalam kategori baik sekali. Hal ini dilihat

dari hasil pembuatan peta pikiran . Siswa dalam kelompok membuat peta pikiran

dengan memaksimalkan ide kreatif mereka. Siswa menggunakan banyak warna,

gambar dan simbol. peta pikiran yang mereka buat memudahkan pemahaman

materi. Siswa lebih mudah menghafal dan memahami materi dengan memahami

peta pikiran yang mereka buat. PAPA PEPI memaksimalkan penggunaan peta

pikiran (Mind Mapping). Mind map (peta pikiran) adalah alat pemikiran kreatif

yang betul-betul hebat, mind map adalah sarana untuk menggali kreativitas (Tony

Buzan: 2012). Penggunaaan peta pikiran sangat tepat untuk meningkatkan

kreativitas siswa.

Salah satu kelompok yang beranggotakan 6 siswa, membuat peta pikiran

dengan kreatif. Perpaduan warna yang mereka buat sangat baik. Mereka

menyajikan materi Sumber Daya Alam dengan menarik. Mereka menggambar

bunga sebagai pusat dari peta pikiran . kemudian mereka membuat dua cabang

dengan warna hijau. Cabang pertama berisi sumber daya alam yang dapat

diperbarui dan cabang kedua berisi sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

Setiap cabang mereka membuat dengan tulisan berbeda warna. Disamping kata

kunci yang mereka buat, terdapat gambar yang mereka gunting dari majalah

BOBO. Gambar tersebut mendukung kata kunci pada cabang yang mereka tulis.

mereka menggunakan lebih dari tiga warna.dalam pembuatan peta pikiran mereka

antusias. Ide-ide yang mereka tuangkan begitu banyak. Hal ini membuat suasana

pembelajaran menjadi menyenangkan.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

79

Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan Vina

Agustina tahun 2013 dengan judul Penerapan Metode Mind mapping Dalam

Pembelajaran IPA Pada Materi Daur Air Untuk Meningkatkan Kemampuan

Kreatif Siswa : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cibodas

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013.

Berdasarkan hasil penelitian dari Vina Agustina disimpulkan bahwa model

pembelajaran Peta pikiran dapat meningkatkan kemampuan kreatif siswa dalam

pembelajaran IPA.

Model Pembelajaran PAPA PEPI juga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Berdasarkan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II tampak

peningkatan hasil belajar. Pada pra siklus, siswa hanya mencapai ketuntasan

38,5%, mengalami peningkatan pada siklus I yaitu tercapai ketuntasan 53,8 %.

Tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran PAPA PEPI pada mata

pelajaran IPA dalam materi pembentukan tanah dan sumber daya alam di kelas V

SD Negeri Candisari I telah mencapai keberhasilan ketuntasan pada siklus II

sebesar 92,3 %. Buzan pada bukunya yag berjudul “Mind Map untuk Anak : agar

anak lulus ujian dengan nilai bagus.” Mengatakan bahwa Mind map (peta pikiran

akan mempermudah kamu mengulang semua pelajaran untuk ujian-Mind map

akan membantumu memilah, menyusun pekerjaanmu, mengerjakan ujian dan

mendapat nilai bagus. Hal ini juga terjadi pada siswa kelas V SD Negeri Candisari

I. dengan menggunakan peta pikiran siswa lebih mudah dalam mengingat dan

memahami. Semakin paham, maka siswa akan semakin mudah mengerjakan tes

yang diberikan.

Hasil penelitian ini juga relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan

Hasil penelitian dari Farija Roslaini pada tahun 2012 dengan judul Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Mind mapping Pada IPA Di

Kelas IV SD Negeri 104188 Medan Krio Tahun Ajaran 2011/2012. Berdasarkan

hasil penelitian dari Farija Roslain, terjadi peningkatan nilai rata-rata dan

persentase jumlah siswa yang tuntas. Hal ini menujukkan bahawa menerapkan

model pembelajaran PAPA PEPI dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/4/T1_292010246_BAB IV.pdfketerlambatan belajar dan 1 orang siswa yang berkebutuhan ... nilai ulangan

80

Proses pembelajaran dalam pelaksanaan praktik di lapangan yang dilakukan

oleh peneliti terdapat beberapa hal yang menyebabkan adanya peningkatan

kreativitas dan hasil belajar siswa pada penerapan model pembelajaran PAPA

PEPI. Dalam proses pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PAPA

PEPI siswa dituntut untuk mengembangakan ide kreatif mereka. Mereka bebas

menuangkan ide dalam pembuatan peta pikiran. Mereka menggunakan banyak

warna, gambar dan simbol untuk menghasilkan sebuah karya peta pikiran yang

mengesankan. Selain PAPA PEPI juga terbukti memaksimalkan kinerja otak.

Kinerja otak kanan dan kiri berkesinambungan. Penerapan PAPA PEPI secara

langsung membuat siswa memiliki daya kreatif tinggi. Pembuatan peta pikiran

juga menjadikan siswa paham dan hafal secara lebih mudah. Pengolahan materi

secara langsung membuat mereka semakin paham. peta pikiran menggunakan

kata-kata singkat tapi menjelaskan secara luas. Cara kerja peta pikiran juga

menyenangkan. Tanpa sadar, ketika mereka memperhatikan presentasi, mereka

secara cepat memahami materi.

Proses pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PAPA PEPI

secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Saat pembelajaran

siswa yang berkemampuan tinggi dapat membantu siswa yang berkemampuan

rendah bekerjasama meringkas materi menjadi lebih singkat. Pemberian materi

pembelajaran dikemas dengan suasana menyenangkan. Daya ingat siswa

meningkat terbukti dengan cepat siswa dapat menghafal materi. Siswa dapat

menjawab pertanyaan secara lisan maupun tulisan dengan cepat dan tepat.

Berdasarkan perolehan nilai kreativitas dan hasil belajar yang didapatkan

pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

PAPA PEPI memudahkan siswa memahami materi sehingga dapat meningkatkan

kreativitas dan hasil belajar siswa siswa kelas V SD Negeri Candisari I

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2013/2014.