BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada BAB IV ini akan diuraikan hal-hal sebagai berikut yaitu hasil
penelitian yang terdiri kondisi tempat penelitian, pembahasan hasil penelitian
terdiri dari siklus 1, siklus II daan hasil aktivitas belajar siswa dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi subyek penelitian
Penelitian tentang penerapan metode kooperatif tipe STAD berbantuan
media gambar ini dilaksanakan kurang lebih selama 2 minggu dari tanggal 28
November 2016 sampai 15 Desember 2016. Penelitian ini merupakan
penelitain tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar pada materi tersebutdengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Selanjutnya akan dibahas tentang pelaksanaan tindakan kelas tiap
siklus dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian
Tindakan Kelas ini dilaksanakan 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 3 x
pertemuan.Penelitian Tindakan Kelas dengan Metode Kooperatif Tipe STAD
berbantuan Media Gambar terdiri dari 4 sintak yaitu perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Di bawah ini akan dijelaskan langkah-langkah
penerapan model STAD berbantaun Media Gambar.
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Pelaksanaan Pra Siklus
Pra Siklus ( Kondisi awal )
Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas
dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 4 SD
Ngurensiti 01 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016 /
2017 yang berjumlah 30 siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat
bahwa keaktifan dan hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari
39
40
nilai hasil ulangan siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan dimana
sebagian besar siswa belum mencapai nilai KKM yaitu sebanyak 25siswa
belum mencapai nilai KKM sedangkan 5 siswa sudah mencapai nilai KKM
dengan jumlah rata-rata nilai 70 dengan prosentase 16,67 %.Dibawah ini
adalah nilai siswa pra siklus.
Berdasarkan tabel nilai siswa pra siklus diatas dapat disimpulkan dengan
rekapitulasi prosentase dibawah ini.
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Nilai IPA pada siswa kelas 4
( Pra Siklus )
Berdasarkan tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar siswa
sebelum diadakan tindakan berjumlah 20 siswa yang tidak tuntas dengan
prosentase 66,67 % dengan rata-rata 58,67 %. Sedangkan yang sudah mencapai
ketuntasan berjumlah 10 siswa dengan prosentase 33,33 %. Nilai terendah
adalah 44 dan nilai tertinggi 70. Sehingga peneliti perlu melakukan tindakan
pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya
siswa kelas 4 SDN Ngurensiti 01. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram lingkaran dibawah ini.
No Nilai
Interval Ketuntasan
Sebelum Tindakan Keterangan
Frekuensi Prosentase
1 40 – 50 Tidak tuntas 8 26,67 % Tidak tuntas
( 20 ) 2 51 – 60 Tidak tuntas 12 39, 99 %
3 61 - 70 Tuntas 10 33,33 % Tuntas ( 10 )
Total 30 100 %
Rata-rata 58,67
Nilai Tertinggi 70
Nilai Terendah 44
41
Gambar 1
Diagram Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Berdasarkan dari hasil nilai pra siklus diatas dapat juga dilihat dari grafik
dibawah ini nilai terendah dan nilai tertinggi.
Grafik 3.
Hasil Nilai Pra Siklus
Dari hasil nilai yang dilakukan sebelum tindakan / pra siklus tersebut
peneliti mendapatkan informasi tentang kondisi dikelas pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Guru yang mengajar dikelas tersebut
menggunakan metode ceramah dan menggunakan papan tulis sehingga dalam
proses belajar siswa masih kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, karena
44
70
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Nilai terendah nilai tertinggi
Nilai Pra siklus
Nilai terendah
nilai tertinggi
tidak tuntas 66,67%
tuntas 33,33%
Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
42
siswa hanya mendengarkan ceramah yang diberikan oleh guru, sehingga siswa
tidak antusias dalam menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan
pembelajaran diatas perlu diadakan perbaikan untuk peningkatan kualitas
pembelajaran dikelas. Penggunaan media selain dapat memudahkan guru
dalam penyampaian materi juga dapat meningkatkan hasil dan perhatian siswa
untuk menyimak dan mendengarkan isi materi yang disampaikan oleh guru.
Pada pembelajaran ini diperlukan interaksi proses belajar mengajar yaitu
hubungan antara guru dengan siswa yaitu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan dapat meningkatkan aktivitas serta kompetensi belajar siswa.
Untuk mengatasi hal tersebut yang harus dilakukan peneliti adalah dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media
gambar yang didalamnya terdapat diskusi kelompok, presentasi kelompok,
pemberian skor atau reward. Dalam diskusi kelompok ini diharapkan siswa
dapat belajar secara aktif dalam mengemukakan pendapat, menerima ide atau
gagasan, saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas, saling menghargai
sesama teman, saling melengkapi pendapat teman dan dapat melatih sikap
percaya diri pada siswa.
2. Pelaksanaansiklus 1
Siklus I
Penelitian siklus I dilakukan dalam 3 kali pertemuan dengan waktu 3 hari
karena pada setiap pertemuan membahas satu materi pokok. Penelitian pada
siklus I ini dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD
dengan berbantuan media gambar. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
adalah pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil dengan jumlah tiap
anggota kelompok terdiri 5 – 6 orang siswa secara heterogen yang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin atau sesuai dengan nomor
urut absen. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I
adalah sebagai berikut :
43
a. Persiapan pembelajaran
Dalam tahap persiapan pembelajaran menggunakan model STAD ini
langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
- Sebelum menyajikan materi pembelajaran, guru menyampaikan
semua tujuan yang ingin dicapai selama pembelajaran dan juga guru
memotivasi siswa untuk belajar
- Mengomando siswa didalam kelompok secara heterogen. Masing-
masing kelompok terdiri 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang setiap
kelompok dan pembelajaran dilaksanakan di dalam kelas.
b. Pelaksanaan tindakan
Tahap penyajian materi secara garis besar memerlukan waktu 15 – 20
menit. Sebelum menyajikan materi pelajaran guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, memberi motivasi untuk berkooperatif. Guru memberikan
materi dengan menggunakan bantuan media gambar. Materi yang
diberikan guru yaitu pada kompetensi tentang sifat dan contoh perubahan
benda cair, padat dan gas. Pada siklus I pertemuan pertama kegiatan awal
pembelajaran, guru memberikan pertanyaan untuk memulai materi dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan absensi terlebih dahulu
b. Guru menjelaskan materi tentang pengertian sifat benda dan memberi
contoh
c. Guru membagi siswa dalam 6 kelompok
d. Guru membagi media gambar
e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah
pelaksanaan model kooperatif tipe STAD
f. Guru membagi lembar kerja
g. Siswa mengerjakan lembar kerja dengan diskusi berkelompok
h. Masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi
i. Pada kegiatan penutup guru memberikan pmentapan materi.
Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD ini dilaksanakan
didalam kelas. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, guru membagikan
44
media gambar tersebut dan menjelaskan tentang sifat dan contoh benda,
siswa mengamati penjelasan guru. Setelah melakukan pengamatan, guru
membagi lembar kerja siswa. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya, guru
membimbing siswa mengerjakan tugas kelompok tersebut. Kemudian
setelah itu tiap kelompok memilih satu ketua untuk membacakan hasil
diskusi di depan kelas, kelompok lain menanggapi. Guru membantu siswa
menjawab pertanyaan jika ada kesulitan.
Saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan kepada observer ( guru
lain ) atau teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran dari awal
sampai akhir dengan mengisi lembar observasi dan mengambil foto
selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi dijadikan refleksi bagi
peneliti. Kelemahan – kelemahan yang terjadi menjadi tolak ukur untuk
ditindaklanjuti pada siklus II. Pertemuan kedua ini guru melakukan
pemahaman materi, evaluasi. Adapaun langkah-langkah pertemuan pada
siklus 1 adalah pada awal kegiatan guru mengingatkan kembali materi
yang diajarkan pada pertemuan pertama serta menambahkan materi
selanjutnya. Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah :
a. Guru menjelaskan materi
b. Guru dan siswa melakukan tanya jawab dengan mengamati gambar
yang sudah
c. Siswa berdiskusi mengamati dan memberikan kesimpulan
d. Guru memberi contoh kembali agar siswa lebih memahami
e. Guru membagi lembar kerja sebagai evaluasi
Pembelajaran pertemuan kedua ini guru membagikan media gambar
tersebut dan menjelaskan tentang sifat dan contoh benda, siswa mengamati
penjelasan guru. Setelah melakukan pengamatan, guru membagi lembar
kerja siswa. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya, dan melakukan tanya
jawab. guru membimbing siswa mengerjakan tugas kelompok tersebut.
Kemudian setelah itu tiap kelompok memilih satu ketua untuk
membacakan hasil diskusi di depan kelas, kelompok lain menanggapi.
45
Guru membantu siswa menjawab pertanyaan jika ada kesulitan. Kemudian
hasil refleksi digunakan untuk evaluasi pada pembelajaran selanjutnya.
Selanjutnya dilanjutkan pertemuan ketiga ini guru melakukan
pemahaman materi, pemberian soal, tanya jawab dan membagi lembar
kerja. Adapaun langkah-langkah pertemuan pada siklus 1 adalah pada
awal kegiatan guru mengingatkan kembali materi yang diajarkan pada
pertemuan pertama serta menambahkan materi selanjutnya. Pada kegiatan
ini yang dilakukan guru adalah :
a. Guru mengulas materi
b. Guru dan siswa mengamati gambar
c. Guru memberikan penjelasan terkait gambar tersebut
d. Siswa mengamati
e. Guru memberikan soal lembar kerja dan soal akhir siklus I
f. Guru membahas jawaban yang dikerjakan siswa
g. Kemudian guru memberikan remidi bagi siswa yang nilainya di
bawah KKM
Sesuai rencana pada pengamatan ini, proses pengumpulan data dengan
tehnik observasi dilakukan pada saat pembelajaran yang dibantu oleh
observer.
c. Pengamatan
Pada kegiatan pengamatan ini dilakukan terhadap persiapan, proses,
aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Guru mengkaji lembar observasi
yang sudah disediakan oleh peneliti. Observasi dilakukan langsung untuk
mengamati dan mengumpulkan data dari penggunaan media gambar yang
dilakukan pada proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan dikelas
setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
sebagai berikut :
a. Siswa dikelompokkan menjadi 6 kelompok setiap kelompok terdiri
dari 5 orang
46
b. Sebagian siswa masih bingung dalam menentukan tempat duduk
karena siswa belum terbiasa dengan model pembelaaran yang akan
diajarkan dan siswa masih malu-malu dengan temannya.
c. Siswa masih canggung dalam mengeluarkan pendapat pada saat
diskusi dan masih di dominasi oleh siswa yang merasa lebih pintar
d. Sebagian kelompok kurang aktif dalam berdiskusi
e. Banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan dari guru dan
bermain sendiri dengan teman kelompoknya
f. Proses belajar mengajar berjalan dengan baik meskipun masih banyak
mengalami kekurangan seperti ada anak yang kurang mendengarkan
dan bercanda dengan temannya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan guru pada Pra siklus atau
tindakan sebelumnya dapat dibandingkan dengan siklus I ini bahwa nilai
siswa mengalami peningkatan. Dibawah ini adalah hasil observasi
aktivitas guru siklus I siswa pada mata pelajaran IPA.
Tabel 7.
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1
NO ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN
YA TIDAK
1 Pra pembelajaran v
2 Memulai dengan pertanyaan v
3 Membuat desain rencana
proyek
v
4 Membuat jadwal v
5 Memantau siswa v
6 Menilai siswa v
7 Refleksi v
8 penutup v
47
Tabel 8.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1
Berdasarkan tabel observasi aktivitas siklus I diatas dapat disimpulkan
bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan.
Tabel 9.
Distribusi Frekuensi Nilai IPA pada siswa kelas 4
(Siklus I )
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa Nilai ketuntasan belajar siswa
setelah diadakan pembelajaran STAD tersebut pada siklus I berjumlah 15
siswa yang tidak tuntas dengan prosentase 50 % dengan rata-rata 83,66 %.
Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan berjumlah 15 siswa dengan
prosentase 50 %. Nilai terendah adalah 55 dan nilai tertinggi 100. Dari
tabel nilai hasil kentuntasan belajar siklus I dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berbantuan Media Gambar dapat
No Nilai
Interval Ketuntasan
Sebelum Tindakan Keterangan
Frekuensi Prosentase
1 50 - 60 Tidak tuntas 11 36,66 % Tidak tuntas
( 15 ) anak 2 61 – 70 Tidak tuntas 4 13,33 %
3 71 - 80 Tuntas 1 3,33 % Tuntas ( 15 )
anak 4 81 - 90 Tuntas 10 33,33 %
5 91 - 100 Tuntas 4 13,33 %
Total 30 100 %
Rata-rata 73,66
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 55
NO ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN
SL SR KD TP
1 Pra pembelajaran v
2 Memulai dengan pertanyaan v
3 Mengamati media gambar v
4 Membuat jadwal v
5 Memantau siswa v
6 Menilai siswa v
7 Refleksi v
8 Penutup v
48
meningkatkan hasil belajar IPA dikelas 4 terbukti dengan hasil
peningkatan pada siklus I tersebut yang sudah mencapai nilai KKM 70.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram lingkaran dibawah ini.
Gambar 2
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
Dari gambar 2 diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode
Kooperatif tipe STAD berbantuan Media Gambar pada siklus I mengalami
peningkatan sebesar 50 % mengalami ketuntasan dibanding nilai pada pra
siklus yaitu sebesar 33,33 % yang mengalami peningkatan yang signifikan.
Berdasarkan dari hasil nilai Siklus I dapat dilihat pada grafik dibawah ini
nilai terendah dan nilai tertinggi pada siklus I :
Grafik 4.
Hasil nilai siklus I
50
100
0
20
40
60
80
100
120
nilai terendah nilai tertinggi
Nilai siklus I
nilai terendah
nilai tertinggi
tidak tuntas 50%
tuntas 50%
Nilai Hasil Belajar Siklus I
49
Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah data nilai siswa tuntas dan tidaknya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 10.
Data hasil siswa siklus 1 berdasarkan nilai KKM
d. Refleksi
Refleksi dilakukan dengan mengkaji hasil observasi serta permasalahan
yang dihadapi selama tindakan yang berlangsung pada siklus pertama.
Pada siklus pertama diperoleh data bahwa siswa memiliki semangat
bekerjasama dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan media gambar ini. Tetapi masih ada beberapa siswa yang
tidak memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan ini
yaitu membandingkan antara hasil kondisi awal dengan hasil pengamatan
pada siklus I. Kegiatan ini diawali dengan diskusi bersama guru kelas
kemudian dilanjutkan dengan pembahasan hasil siklus I. Berdasarkan
hasil kondisi awal dengan siklus I maka dapat disajikan tabel seperti
dibawah ini.
Tabel 11.
Perbandingan hasil kondisi awal dengan hasil siklus I
NO KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE
1 Tuntas 15 50 %
2 Belum tuntas 15 50 %
Jumlah 30 100 %
No Kondisi Awal Siklus I
Ulangan pada pra siklus Ulangan pada siklus I
1
2
3
Nilai terendah = 44
Nilai tertinggi = 70
Nilai rata-rata = 58,67
Nilai terendah = 50
Nilai tertinggi = 100
Nilai rata-rata = 73,66
50
Berdasarkan tabel dan diagram diatas diperoleh nilai terendah dan
tertinggi pada pra siklus dan siklus I. Nilai pada pra siklus sebelum
menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbantuan
media gambar diperoleh nilai terendah 44 dengan jumlah 20 siswa dan
setelah menerapkan model pembelajaran STAD berbantuan media
gambar nilai terendah pada siklus I yaitu 50 dengan jumlah 15 siswa.
Dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan nilai hasil belajar siswa
setelah diterapkannya model kooperatif STAD berbantuan media gambar
tersebut. Sedangkan nilai tertinggi pra siklus sebelum menerapkan model
kooperatif STAD berbantuan media gambar diperoleh nilai 70 dengan
jumlah 10 siswa sedangkan pada siklus I diperoleh nilai tertinggi 100
dengan jumlah 15 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada pra
siklus dan siklus I terdapat peningkatan hasil belajar, walaupun masih
ada beberapa siswa yang belum mencapai nilai KKM 70. Dan hal itu
masih perlu dilakukan inovasi-inovasi dan semangat baik dari guru
maupun siswa.
Tabel 12.
Diagram Peningkatan Persentase Hasil Observasi
Nilai Siswa Pra Siklus Dan Siklus I
58,67
73,66
0
10
20
30
40
50
60
70
80
pra siklus siklus I
siklus I
pra siklus
51
3. Pelaksanaan siklus II
Siklus II
Penelitian siklus kedua ini dilakukan dalam 3 kali pertemuan yaitu dimulai
pada awal bulan November 2016 sampai bulan Desember. Berdasarkan hasil
refleki siklus I, pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat didiskripsikan
sebagai berikut :
a. Persiapan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dalam siklus II berdasarkan hasil refleksi pada
siklus I yaitu dengan membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
yang dalam kegiatan inti lebih ditekankan pada peningkatan
kompetensidengan materi yang berbeda pada siklus II. Pelaksanaan
tindakan pada siklus I belum sesuai rencana awal sebelum tindakan
dilakukan. Siswa masih belum optimal dalam berdiskusi dan
menyampaikan pendapat dengan baik. Keaktifan siswa dalam berdiskusi
juga masih kurang. Nilai rata-rata siswa pada siklus I terendah mencapai
55 yang artinya nilai rata-rata tersebut belum mencapai nilai
KKM.Mengacu pada hasil refleksi siklus I itulah guru berasumsi bahwa
perlu dilakukan tindakan pada tahap selanjutnya yaitu tahap siklus II.
b. Pelaksanaan tindakan
Pada siklus II ini dilaksanakan 3 kali pertemuan dengan materi sifat dan
contoh perubahanbenda. Selama pelaksanaan tindakan siswa diberi
aktivitas mandiri maupun kelompok agar siswa terlatih untuk bertanggung
jawab dan menyampikan ide. Pada siklus II pertemuan pertama kegiatan
awal pembelajaran, guru memberikan pertanyaan untuk memulai materi
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Guru membuka pelajaran dengan berdo’a
b. Guru menjelaskan materi tentang pengertian sifat benda dan memberi
contoh
c. Guru membagi siswa dalam 6 kelompok
d. Guru membagi media gambar
52
e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tentang pelaksanaan metode
kooperatif STAD berbantuan media gambar
f. Guru membagi lembar kerja
g. Siswa mengerjakan lembar kerja dengan diskusi berkelompok
h. Masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi
i. Pada kegiatan penutup guru memberikan pemantapan materi dan
memberikan motivasi untuk belajar
c. Pengamatan
Pengamatan pada siklus II ini setelah dilakukan penerapan dengan model
pembelajaran STAD. Pada siklus II ini peneliti memperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II telah berjalan
sesuai dengan rencana awal yang telah dibuat sebelum pelaksanaan
tindakan siklus I. Hal tersebut dapat dibuktikan pada pertemuan siklus II.
Proses pembelajaran terlihat tenang, siswa tertarik dengan materi yang
diberikan oleh guru. Pada saat menyelesaikan tugas yang diberikan
olehguru siswa sudah meningkat aktivitasnya sehingga tidak lagi
mengandalkan hasil pekerjaan teman yang dianggap mampu / pintar.
Terbukti bahwa ketika guru memberi sebuah pertanyaan hampir semua
siswa mnegacungkan jari karena ingin bertanya. Disamping itu juga
terlihat pada nilai siklus II yang meningkat dengan signifikan. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel hasil nilai di bawah ini.
Tabel 13.
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1
NO ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN
YA TIDAK
1 Pra pembelajaran v
2 Memulai dengan pertanyaan v
3 Membuat desain rencana
proyek
v
4 Membuat jadwal v
5 Memantau siswa v
6 Menilai siswa v
7 Refleksi v
8 penutup v
53
Tabel 14.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1
Berdasarkan tabel observasi aktivitas siklus I diatas dapat disimpulkan
bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan.
Berdasarkan tabel nilai siswa pada siklus II diatas dapat disimpulkan
dengan rekapitulasi prosentase dibawah ini.
Tabel 15.
Distribusi Frekuensi Nilai IPA pada siswa kelas 4
(Siklus II )
Berdasarkan tabel 13 dapat dilihat bahwa Nilai ketuntasan belajar siswa
setelah diadakan pembelajaran STAD tersebut pada siklus II berjumlah 29
siswa dengan kategori tuntas sedangkan 1 siswa dengan kategori tidak
tuntas. Nilai terendah yaitu 70 sedangkan nilai tertinggi 100. Hal dapat
No Nilai
Interval Ketuntasan
Sebelum Tindakan Keterangan
Frekuensi Prosentase
1 50 - 60 Tidak tuntas 0 0 % Tidak tuntas
( 1 ) anak 2 61 – 70 Tidak tuntas 1 3,33 %
3 71 - 80 Tuntas 13 43,33 % Tuntas ( 29 )
anak 4 81 - 90 Tuntas 4 13,33 %
5 91 - 100 Tuntas 12 39,99 %
Total 30 100 %
Rata-rata 96,67 %
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 70
NO ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN
SL SR KD TP
1 Pra pembelajaran v
2 Memulai dengan pertanyaan v
3 Mengamati media gambar v
4 Membuat jadwal v
5 Memantau siswa v
6 Menilai siswa v
7 Refleksi v
8 Penutup v
54
menjadi bukti bahwa penerapan model kooperatif STAD berbantuan media
gambar dapat meningkatkan nilai belajar dan keaktifan siswa ketika di
dalam kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram lingkaran
dibawah ini.
Gambar 3
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
Dari diagram lingkaran pada gambar 3 diatas dapat dijelaskan bahwa
dengan penerapan metode Kooperatif STAD berbantuan media gambar
mengalami peningkatan sebesar 96,66 % dengan kategori tuntas,
sedangkan 3,33 % dengan kategori tidak tuntas. Jumlah nilai tertinggi 100
senbanyak 29 siswa sedangkan dengan nilai terendah sebanyak 1 siswa .
Hal itu dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Berdasarkan dari hasil nilai Siklus II dapat dilihat pada grafik dibawah ini
nilai terendah dan nilai tertinggi siklus II.
3,33%
96,66%
Nilai Hasil Belajar Siklus II
tidak tuntas tuntas
55
Grafik 5.
Hasil nilai siklus II
d. Refleksi
Pada akhir siklus II guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan
tindakan yang dilakukan pada siklus II yaitu pada permulaan
pembelajaran, proses pembelajaran dan akhir pembelajaran.
Pada siklus II nilai hasil belajar meningkat mencapai prosentase 96,66 %
dengan jumlah 29 siswa. Sedangkan yang 3,33 % atau 1 siswa belum bisa
dikategorikan tuntas. Karena pada siklus II ini siswa sudah aktif dalam
pembelajaran dan berdiskusi tetapi masih ada beberapa siswa yang
memang kurang memperhatikan dan masih bercanda sendiri. Karena siswa
tersebut memang siswa tinggal kelas dan membutuhkan perhatian khusus
karena kurangnya dukungan dan motivasi dari orang tua. Sehingga pada
tahap ini siswa tersebut harus diberi dukungan dan motivasi untuk belajar
agar siswa tersebut dapat mengikuti teman-temannya. Untuk siswa yang
belum tuntas guru harus memberikan evaluasi tersendiri agar tersebut
dapat mengikuti dan belajar dengan baik. Selain itu untuk siswa yang
sudah tuntas dan mencapai nilai KKM diberi reward dengan memberikan
nilai tambahan dan bagi siswa yang belum mencapai nilai KKM diberi
dorongan, motivasi dan semangat untuk meningkatkan hasil belajar
mereka.
70 100
0
20
40
60
80
100
120
nilai terendah nilai tertinggi
Nilai siklus II
nilai terendah
nilai tertinggi
56
Dibawah ini adalah tabel nilai perbandingan dari nilai pra siklus, siklus I,
dan siklus II.
Tabel 16.
Perbandingan Nilai hasil pra siklus, siklus I, dan siklus II
Selain itu jumlah siswa dengan kategori tuntas dan tidak tuntas dari pra
siklus, siklus I, dan siklus II dapat pula disajikan dalam bentuk diagram
batang seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.
Nilai Perbandingan tiap siklus
No
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Ulangan pada pra
siklus
Ulangan pada
siklus I
Ulangan pada
siklus II 1
2
3
Nilai terendah = 44
Nilai tertinggi = 70
Nilai rata-rata = 58,67
Nilai terendah = 50
Nilai tertinggi = 100
Nilai rata-rata = 73,66
Nilai terendah = 70
Nilai tertinggi = 100
Nilai rata-rata = 96,66
0
5
10
15
20
25
30
pra siklus siklus I siklus II
terendah 20 15 1
tertinggi 10 15 29
Frek
uen
si
Diagram Nilai Perbandingan tiap siklus
57
C. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Pra siklus
Fokus pembelajaran ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan media gambar. Metode ini menggambarkan kerjasama antar
kelompok dengan siswa yang aktif kegiatan pembelajaran.
Hasil observasi sebelum tindakan menyatakan bahwa nilai hasil belajar siswa
dan keaktifan siswa ketika di dalam kelas masih sangat rendah khususnya
pada mata pelajaran IPA. Hal itu disebabkan cara penyampaian materi
pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode
ceramah. Proses pembelajaran menunjukkan hasil belajar yang rendah pada
sebagian besar jumlah siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM ada 20
anak dengan terendah 44 sedangkan tertinggi ada 10 anak dengan nilai
tertinggi 70 .
2. Siklus I
Setelah adanya tindakan dan penerapan metode kooperatif STAD berbantuan
media gambar ini teruatama pada mata pelajaran IPA mengalami peningkatan
baik dari siswa maupun dari guru. Pada siklus I ini siswa sudah mulai aktif
ketika berada di ruang kelas. Walaupun masih ada beberapa anak yang tidak
mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Nilai hasil belajar siklus I
nilai terendah 50 dengan jumlah 15 siswa sedangkan nilai tertinggi 100
dengan jumlah 15 anak. Pada siklus ini mengalami perkembangan yang
cukup baik.
3. Siklus II
Dengan menggunakan metode kooperatif STAD pada mata pelajaran IPA
siklus II mencapai peningkatan yang signifikan yaitu 29 siswa mencapai nilai
diatas KKM dengan kategori tuntas sedangkan 1 siswa dengan kategori tidak
tuntas. Hal ini disebabkan karena siswa yang mengalami nilai tidak tuntas
tersebut memang siswa tinggal kelas. Siswa tersebut harus diberi perhatian
khusus karena perkembangan dan daya pikirnya tidak seperti anak-anak pada
umumnya. Maka dari itu guru harus bisa memotivasi dan memberikan
dukungan penuh terhadap siswa tersebut.
58
Berdasarkan hasil perolehan nilai hasil evaluasi yang dicapai pada pra siklus,
siklus I, dan siklus II dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
kooperatif tipe STAD berbantuan media gambar ini dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan dapat melatih siswa dalam berbicara dan melatih daya fikir
agar terus berkembang. Selain itu juga dapat meningkatkan keaktifan siswa
didalam kelas.