BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

58
57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Pelaksanaan Siklus 1 Siklus 1 dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 13, 16, 18 Maret 2013 di kelas 4SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati. Siklus 1 ini dilakukan dengan membahas materi pengertian globalisasi, pengaruh globalisasi terhadap lingkungan dan sikap kita terhadap globalisasi. Penjelasan lebih lanjut tentang penelitian siklus 1 ini sebagai berikut. 1.1.1.1.Perencanaan Pada tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian pada setiap pertemuan adalah: Pada perencanaan pertemuan pertama di siklus pertama ini, yang dilakukan peneliti adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP tentang pengertian globalisasi dan pengaruh globalisasi terhadap lingkungan. Pada RPP terdapat langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match dan termasuk juga dengan kartu indeks siswa, lembar pengamatan pembelajaran, lembar pengamatan implementasi RPP, lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar pengamatan aktivitas siswa. Kemudian setelah itu guru dan peneliti yang dibantu oleh guru lain sebagai observer dalam penelitian ini melaksanakan diskusi tentang penerapan model kooperatif tipe index card match dengan langkah-langkah kerjanya secara tepat. Guru, peneliti dan observer berdiskusi untuk menentukan strategi bagaimana membagi semua siswa menjadi dua kelompok yaitu separoh kelompok yang mendapatkan kartu soal dan separoh kelompok sisanya mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran. Pembagian ini secara acak atau heterogen yaitu masing-masing kelompok terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan serta tingkat intelegensi yang berbeda-beda antara 57

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1. Pelaksanaan Tindakan

1.1.1. Pelaksanaan Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 13, 16, 18

Maret 2013 di kelas 4SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati. Siklus 1 ini dilakukan

dengan membahas materi pengertian globalisasi, pengaruh globalisasi terhadap

lingkungan dan sikap kita terhadap globalisasi. Penjelasan lebih lanjut tentang

penelitian siklus 1 ini sebagai berikut.

1.1.1.1.Perencanaan

Pada tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan

penelitian pada setiap pertemuan adalah:

Pada perencanaan pertemuan pertama di siklus pertama ini, yang dilakukan

peneliti adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP tentang

pengertian globalisasi dan pengaruh globalisasi terhadap lingkungan. Pada RPP

terdapat langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe index card match dan termasuk juga dengan kartu indeks siswa,

lembar pengamatan pembelajaran, lembar pengamatan implementasi RPP, lembar

pengamatan aktivitas guru dan lembar pengamatan aktivitas siswa. Kemudian setelah

itu guru dan peneliti yang dibantu oleh guru lain sebagai observer dalam penelitian ini

melaksanakan diskusi tentang penerapan model kooperatif tipe index card match

dengan langkah-langkah kerjanya secara tepat. Guru, peneliti dan observer berdiskusi

untuk menentukan strategi bagaimana membagi semua siswa menjadi dua kelompok

yaitu separoh kelompok yang mendapatkan kartu soal dan separoh kelompok sisanya

mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

Pembagian ini secara acak atau heterogen yaitu masing-masing kelompok terdiri dari

siswa laki-laki dan perempuan serta tingkat intelegensi yang berbeda-beda antara

57

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

58

siswa satu dengan yang lainnya. Peneliti, observer dan guru juga

mengidentifikasi masalah apa saja yang mungkin dapat muncul dalam pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match ini.

Perencanaan pada pertemuan kedua ini merupakan tindak lanjut dari hasil

pembelajaran pada pertemuan pertama. Persiapan yang dilakukan adalah sama

dengan pertemuan pertama yaitu menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

atau RPP tentang sikap kita terhadap pengaruh globalisasi, kartu indeks siswa, lembar

pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar pengamatan

pembelajaran dan lembar pengamatan implementasi RPP. Pada perencanaan

pertemuan kedua ini juga membahas kekurangan yang terjadi pada pertemuan

pertama, kemudian guru, observer dan peneliti bersama-sama mencari solusi untuk

memperbaiki agar tidak terjadi hal yang sama.

Pada pertemuan ketiga ini, yang akan dilakukan adalah mengulas sedikit materi

yang sudah diajarkan pada pertemuan 1 dan 2 dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe index card match kemudian dilanjutkan dengan

mengerjakan soal evaluasi pembelajaran dan skala sikap untuk mengukur sejauh

mana pemahaman siswa akan materi yang diberikan dan bagaimana sikap siswa

terhadap materi pengaruh globalisasi terhadap lingkungan. Soal evaluasi dan skala

sikap ini sudah disediakan oleh guru kemudian siswa diminta untuk mengerjakan.

Persiapan yang dilakukan hampir sama dengan 2 pertemuan sebelumnya yaitu

menyiapkan RPP, kartu indeks siswa, lembar pengamatan aktivitas guru, lembar

pengamatan aktivitas siswa, lembar pengamatan pembelajaran dan lembar

pengamatan implementasi RPP.

1.1.1.2.Implementasi Tindakan

Pertemuan pertama pada siklus 1 ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 13 Maret

2013 di kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati dengan alokasi waktu 2x35

menit atau 2 jam pelajaran (70 menit). Pada pertemuan pertama ini, materi yang

diajarkan kepada siswa adalah tentang pengertian globalisasi dan pengaruh

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

59

globalisasi terhadap lingkungan. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama

ini adalah sebagai berikut:

Pada kegiatan awal, guru mengajak siswa berdoa bersama untuk mengawali

pembelajaran di kelas. Setelah itu guru melakukan presensi untuk mengecek siapa

saja siswa yang tidak masuk untuk mengikuti pembelajaran dan dilanjutkan dengan

mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, mulai dari buku pelajaran

sampai sikap duduk siswa. Sebelum guru masuk ke dalam materi pelajaran, guru

memberikan dorongan atau semangat kepada siswa agar siswa merasa senang untuk

mengikuti pelajaran. Guru memberikan apersepsi berupa tanya jawab dengan siswa

terkait dengan materi yang akan dipelajari. Berdasarkan jawaban-jawaban yang

diungkapkan siswa tersebut, guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan

dilakukan.

Guru menggali pemahaman awal siswa yang sudah dimilikinya terhadap materi

pembelajaran yang akan diajarkan dengan cara melakukan tanya jawab yang dibantu

dengan alat peraga berupa globe dan gambar-gambar tentang pengaruh globalisasi

terhadap lingkungan.

Kegiatan selanjutnya guru dan siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan

model pembelajaran kooperatif tipe index card match. Pertama guru mengeluarkan

kartu indeks yang telah peneliti siapkan sebelumnya, kemudian guru

mencampuradukkan semua kartu (kartu warna merah berisi soal dan kartu warna biru

berisi jawaban) yang ada ditangannya. Semua siswa diminta untuk berdiri dan

mengambil kartu indeks yang sudah dicampuradukkan oleh guru secara bergiliran.

Guru menghimbau kepada semua siswa bahwa bagi siswa yang sudah mengambil

kartu indeks akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu siswa yang mendapat kartu

warna merah (soal) akan menempati bangku sebelah kiri sedangkan siswa yang

mendapat kartu warna biru (jawaban) akan menempati bangku sebelah kanan. Setelah

semua siswa menempati bangku masing-masing, guru memberikan waktu kepada

seluruh siswa untuk mencari dan mencocokkan kartu indeks yang berada ditangannya

dengan kartu indeks milik teman lain. Untuk satu kartu soal dapat memuat lebih dari

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

60

satu kartu jawaban, jadi setiap siswa dapat memiliki pasangan kartu lebih dari satu.

Selama kegiatan pencocokan kartu indeks berlangsung, guru juga ikut memantau

jalannya pencocokan kartu indeks dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan

dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Ketika waktu yang diberikan oleh guru untuk mencari dan mencocokkan kartu

indeks habis, semua siswa harus sudah berhenti untuk mencari pasangan kartunya.

Selanjutnya guru dan siswa membahas hasil pencocokan kartu indeks bersama-sama.

Siswa yang sudah berhasil menemukan pasangan kartu indeks yang dimilikinya

dengan teman lain diminta untuk maju dan menyampaikan hasil pencocokan kartu

indeks miliknya. Setelah semua siswa menyampaikan hasil pencocokan kartu indeks

masing-masing, guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya

tentang hal-hal yang belum dipahami siswa terkait dengan materi. Guru juga

meluruskan kesalahpahaman yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung,

memberikan penguatan kepada siswa yang sudah berhasil maupun yang belum

berhasil menemukan pasangan kartu indeksnya serta membantu siswa membuat

kesimpulan pembelajaran.

Di akhir pembelajaran guru melakukan refleksi dengan bembahas kelebihan dan

kekurangan pembelajaran yang sudah dilakukan. Pada siklus 1 pertemuan pertama

ini, semua siswa sudah mulai menunjukkan ketertarikannya dalam menyimak

pelajaran. Siswa tertarik dengan model pembelajaran kooperatif tipe index card

match yang digunakan oleh guru. Namun dalam penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe index card match dalam PBM belum maksimal, karena siswa masih

bingung atau belum mengerti kearah mana pembelajaran yang akan dilakukan oleh

guru. Sehingga banyak siswa yang belum berhasil melakukan pencocokan kartu

indeks seperti yang diharapkan yaitu sekitar 10 siswa.

Pertemuan kedua pada siklus 1 ini diadakan pada hari Sabtu tanggal 16 Maret

2013 di kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati. Pertemuan ini dilakukan

selama 70 menit atau setara dengan 2 jam pelajaran. Materi yang dibahas pada

pertemuan ini adalah tentang sikap kita terhadap globalisasi.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

61

Untuk mengawali pembelajaran guru mengajak siswa berdoa bersama,

melakukan presensi dan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Sebelum guru masuk ke dalam materi pelajaran, guru memberikan motivasi dan

apersepsi berupa tanya jawab dengan siswa terkait dengan materi sebelumnya yaitu

pengertian globalisasi dan pengaruh globalisasi terhadap lingkungan. Setelah itu guru

mengarahkan siswa pada materi yang akan dipelajari. Dan berdasarkan jawaban yang

diungkapkan oleh siswa, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan.

Guru mengeksplor kemampuanawal siswa terhadap materi pembelajaran

dengan cara melakukan tanya jawab yang dibantu dengan alat peraga berupa gambar-

gambar tentang pengaruh positif dan negatif globalisasi terhadap lingkungan.

Selanjutnya guru dan siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan model

pembelajaran kooperatif tipe index card match. Sebelum guru mengeluarkan kartu

indeks yang telah disiapkan sebelumnya, guru terlebih dahulu menjelaskan kepada

siswa bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe index card match ini

dalam PBM supaya siswa lebih paham dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Guru mencampuradukkan semua kartu (kartu warna merah berisi soal dan kartu

warna biru berisi jawaban) yang ada ditangannya. Semua siswa diminta untuk berdiri

dan mengambil kartu indeks yang sudah dicampuradukkan oleh guru secara

bergiliran. Guru juga menghimbau kepada semua siswa bahwa bagi siswa yang sudah

mengambil kartu indeks langsung membagi diri menjadi dua kelompok yaitu siswa

yang mendapat kartu warna merah (soal) menempati bangku sebelah kiri sedangkan

siswa yang mendapat kartu warna biru (jawaban) menempati bangku sebelah kanan.

Setelah semua siswa menempati bangku masing-masing, guru langsung memberikan

waktu kepada seluruh siswa untuk mencari dan mencocokkan kartu indeks yang

berada ditangannya dengan kartu indeks milik teman lain. Guru juga menghimbau

kepada seluruh siswa bahwa satu kartu soal dapat memuat lebih dari satu kartu

jawaban, jadi setiap siswa dapat memiliki pasangan kartu lebih dari satu. Selama

kegiatan pencocokan kartu indeks berlangsung, guru juga ikut memantau jalannya

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

62

pencocokan kartu indeks dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan dalam

melakukan kegiatan pembelajaran. Guru juga memberikan perhatian ekstra bagi

siswa yang pada pertemuan pertama masih bingung dalam melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card

match dan belum berhasil melakukan pencocokan kartu indeks.

Ketika waktu yang diberikan oleh guru untuk mencari dan mencocokkan kartu

indeks telah habis, semua siswa harus sudah berhenti untuk mencari pasangan kartu

indeksnya. Selanjutnya guru dan siswa membahas hasil pencocokan kartu indeks

bersama-sama di kelas. Siswa yang sudah berhasil menemukan pasangan kartu indeks

yang dimilikinya diminta untuk maju ke depan kelas dan menyampaikan hasil

pencocokan kartu indeks miliknya. Setelah semua siswa menyampaikan hasil

pencocokan kartu indeks masing-masing, guru memberikan kesempatan kepada

semua siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami siswa terkait

dengan materi atau pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe index card

matchdalam kegiatan pembelajaran. Guru meluruskan kesalahpahaman yang terjadi

ketika pembelajaran berlangsung, memberikan penguatan kepada siswa yang sudah

berhasil maupun belum berhasil menemukan pasangan kartu indeksnya serta

membantu siswa membuat kesimpulan pembelajaran.

Setelahitu guru melakukan refleksi pembelajaran yang dilakukan pada

pertemuan kedua siklus 1, yaitu pembelajaran yang dilakukan sudah cukup baik

apabila dibandingkan pada pertemuan pertama. Jumlah siswa yang belum paham atau

belum berhasil mencocokkan kartu indeks miliknya sudah berkurang. Kalau pada

pertemuan pertama masih ada 10 siswa yang belum bisa menemukan pasangan kartu

indeksnya sekarang masih ada 5 siswa yang belum berhasil menemukan pasangan

kartu indeksnya. Walaupun masih ada siswa yang belum berhasil menemukan

pasangan kartu indeksnya, semua siswa merasa senang dengan model pembelajaran

yang diterapkan guru karena di dalam model pembelajaran kooperatif tipe index card

match ini terdapat unsur permainan yang menyenangkan.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

63

Pertemuan ketiga siklus 1 ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 Maret

2013 di kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati. Pertemuan ini dilakukan

selama 70 menit atau setara dengan 2 jam pelajaran. Materi yang dibahas pada

pertemuan ini adalah pengulasan sedikit materi yang telah dipelajari pada pertemuan

1 dan 2 yaitu tentang pengertian globalisasi, pengaruh globalisasi terhadap

lingkungan dan sikap kita terhadap globalisasi. Kemudian dilanjutkan dengan

mengerjakan soal evaluasi pembelajaran dan skala sikap.

Seperti biasa untuk mengawali pembelajaran guru mengajak siswa berdoa

bersama, kemudian melakukan presensi siswadan mengecek kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran.Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa agar

siswa lebih antusias lagi dalam mengikuti pelajaran. Guru menyampaikan tujuan dari

pembelajaran yang akan dilakukan.

Guru mengulas kembali sedikit materi yang sudah diajarkan pada pertemuan 1

dan 2 yaitu tentangpengertian globalisasi, pengaruh globalisasi terhadap lingkungan

dan sikap kita terhadap globalisasi.Guru memberi kesempatan siswa untuk

melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh siswa berdasarkan

materi pembelajaran yang sudah disampaikan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2.

Selanjutnya guru dan siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan model

pembelajaran kooperatif tipe index card match.

Guru mengeluarkan kartu indeks yang sudah disiapkan sebelumnya dan

kemudian mencampuradukkan semua kartu (kartu warna merah berisi soal dan kartu

warna biru berisi jawaban) yang ada ditangannya. Guru menjelaskan kembali

bagaimana penerapan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe index

card match ini dalam kegiatan pembelajaran. Semua siswa diminta untuk berdiri dan

mengambil kartu indeks yang sudah dicampuradukkan oleh guru secara bergiliran.

Bagi siswa yang sudah mengambil kartu indeks langsung membagi diri menjadi dua

kelompok yaitu siswa yang mendapat kartu warna merah (soal) langsung menempati

bangku sebelah kiri sedangkan siswa yang mendapat kartu warna biru (jawaban)

langsung menempati bangku sebelah kanan. Setelah semua siswa menempati bangku

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

64

masing-masing, guru memberikan waktu kepada seluruh siswa untuk mencari dan

mencocokkan kartu indeks yang berada ditangannya dengan kartu indeks milik teman

lain. Tidak lupa guru juga menghimbau semua siswa bahwa satu kartu soal dapat

memuat lebih dari satu kartu jawaban, jadi setiap siswa dapat memiliki pasangan

kartu lebih dari satu. Selama kegiatan pencocokan kartu indeks berlangsung, guru

ikut memantau jalannya kegiatan pencocokan kartu indeks dan membantu siswa

apabila mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Ketika waktu yang diberikan oleh guru untuk mencari dan mencocokkan kartu

indeks habis, semua siswa harus sudah berhenti untuk mencari pasangan kartunya.

Selanjutnya guru dan siswa membahas hasil pencocokan kartu indeks bersama-sama.

Siswa yang sudah berhasil menemukan pasangan kartu indeks yang dimilikinya

dengan teman lain diminta untuk maju dan menyampaikan hasil pencocokan kartu

indeks miliknya di depan kelas. Setelah semua siswa menyampaikan hasil

pencocokan kartu indeks masing-masing, guru memberikan kesempatan kepada

semua siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami siswa terkait

dengan materi maupun pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe index card

match dalam pembelajaran. Guru juga meluruskan kesalahpahaman yang terjadi

ketika pembelajaran berlangsung, memberikan penguatan serta membantu siswa

membuat kesimpulan pembelajaran.

Pada akhir pembelajaran siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi

pembelajaran dan skala sikap yang sudah disiapkan oleh guru. Soal evaluasi yang

harus dikerjakan terdiri dari 20 butir soal, sedangkan skala sikapnya terdiri dari 10

instrumen pertanyaan atau pernyataan mengenai bagaimana sikap siswa terhadap

materi pengaruh globalisasi terhadap lingkungan. Selanjutnya guru melakukan

refleksi terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan. Pada pertemuan ketiga ini yaitu

akhir dari pembelajaran siklus 1, pembelajaran yang dilakukan sudah lebih baik lagi

jika dibandingkan dengan dua pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan 1 dan

pertemuan 2. Siswa lebih aktif dalam menyimak pelajaran di kelas, siswa lebih

senang dalam mengikuti pembelajaran dan yang lebih menarik lagi sudah tidak ada

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

65

lagi siswa yang belum berhasil dalam mencari pasangan kartu indeksnya. Namun

demikian masih ada 1 pasang siswa yang salah dalam mengambil pasangan kartu

indeksnya sehingga membuat 1 pasang siswa lain merasa bingung dalam

mencocokkan kartu indeksnya karena pasangan kartu indeksnya salah. Guru juga

melakukan tindak lanjut berupa analisis hasil tes evaluasi hasil belajar dan skala

sikap.

1.1.1.3.Observasi

Hasil dari pengamatan kegiatan pembelajaran, pengamatan terhadap

implementasi RPP, pengamatan aktivitas guru dan pengamatan aktivitas siswa pada

siklus I ini dipantau dengan menggunakan panduan observasi yang telah dibuat

sebelumnya. Lembar observasi yang disiapkan ini memuat beberapa aspek kegiatan,

baik dari kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti sampai

pembelajaran ini selesai dilakukan. Aspek-aspek yang dinilai dalam hal ini adalah

perencaan pembelajaran, strategi pembelajaran, manajemen kelas, dan penilaian.

Pada pertemuan pertama ini keseluruhan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru sudah berjalan dengan cukup baik, yaitu mulai dari persiapan sebelum

melakukan pembelajaran, apersepsi yang disampaikan untuk membuka pemahaman

siswa pada awal pembelajaran,penyampaian tujuan pembelajaran kepada siswa,

mengeksplor pengetahuan awal siswa mengenai materi pembelajaran yang akan

diajarkan, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe index card match,

penerapan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe index card match

didalamkegiatan pembelajaran, memantau dan membantu siswa jika mengalami

kesulitan dalam pembelajaran, pengelolaan waktu yang digunakan dalam

pembelajaran, mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran, menarik kesimpulan

pembelajaran, memberikan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan

sampai kemampuan menutup pembelajaran. Hal ini akan dikemukakan dengan lebih

jelas pada tabel 12dibawah ini:

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

66

Tabel 12

Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card

Match oleh Guru Siklus 1 Pertemuan 1

No Aspek yang Diamati Skor

Nilai 1 2 3 4 5

1 Menyiapkan ruang kelas dan alat peraga yang akan dipakai

untuk PBM

75

2 Membuka PBM dengan doa √ 75

3 Memeriksa kesiapan siswa sebelum melakukan PBM √ 75

4 Melalukan apersepsi (misalnya pertanyaan atau lagu yang

terkain materi pelajaran)

80

5 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

dalam PBM

80

6 Menyiapkan kartu index yang akan digunakan dalam PBM

sejumlah siswa di dalam kelas

80

7 Membagi kartu index menjadi dua bagian yang sama (separoh

bagian berisi soal dan separoh bagian lainnya berisi jawaban

soal)

80

8 Mencampuraduk kartu index secara acak (mencampuradukan

antara kartu soal dan kartu jawaban soal)

80

9. Membagikan kartu index kepada semua siswa √ 80

10. Menjelaskan peraturan kegiatan pencocokan kartu

index(menekankan kepada siswa bahwa ini adalah kegiatan

mencari pasangan kartu indeks)

75

11 Memantau siswa dalam melakukan kegiatan pencocokan

kartu index

75

12 Membantu siswa ketika mengalami kesulitan dalam

melakukan pencocokan kartu index (kesulitan mencari

pasangan kartu)

75

13 Mengevaluasi kegiatan siswa dalam melakukan pencocokan

kartu index

75

14 Mengevaluasi hasil kegiatan siswa dalam melakukan

pencocokan kartu index

80

15 Memberikan penilaian terhadap kegiatan PBM yang

dilakukan

75

16 Memberikan penilaian terhadap materi pelajaran berupa soal

evaluasi

-

-

17 Menarik kesimpulan dari kegiatan PBM yang dilakukan √ 75

18 Memberikan refleksi (menemukan hal positif atau negatif dari

pembelajaran dan pesan moral)

80

19 Memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah √ 75

20 Menutup PBM dengan doa √ 75

TOTAL 19 1465

Rata-rata 77,11

Walaupun tampak berjalan dengan cukup baik, namun masih ada beberapa hal

yang harus diperbaiki agar dalam pelaksanaan pada pertemuan berikutnya dapat

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

67

berjalan dengan lebih baik lagi. Misalnya saja, penjelasan guru terhadap penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe index card match pada pembelajaran supaya

lebih jelas lagi dan tidak membuat siswa merasa bingung atau tidak paham ketika

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Perhatian guru terhadap siswa ketika PBM

berlangsung kurang. Pengawasan guru terhadap kegiatan pencocokan kartu indeks

juga kurang.

Untuk mengatasi masalah-masalah diatas peneliti, guru dan observer melakukan

diskusi untuk memperbaiki kesalahan atau kekurangan. Hal ini dilakukan agar

pembelajaran berikutnya dapat berjalan maksimal. Hasil dari diskusi antara guru,

peneliti dan observer harus mampu membuat guru secara intensif memberi pengertian

kepada siswa tentang kondisi siswa ketika pembelajaran berlangsung, kerjasama antar

pasangan dan keikutsertaan siswa dalam pencocokan kartu indeks.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa pada pertemuan pertama ini

belum begitu maksimal, namun beberapa hal sudah cukup berjalan dengan baik

seperti kesiapan siswa untuk melakukan PBM, siswa tampak tertarik dalam

mengikuti pembelajaran, mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,

antusias dalam melaksanakan pencocokan kartu indeks dan mulai tampak berani

bertanya kepada guru tentang materi pembelajaran.

Sedangkan yang menjadi kelemahan siswa selama mengikuti pembelajaran

yaitu siswa belum cukup mampu untuk menjelaskan materi pelajaran dengan baik,

siswa belum cukup mampu untuk menjawab pertanyaan dari guru, siswa juga masih

terlihat malu-malu untuk mengungkapkan pendapatnya. Selain itu kemampuan siswa

dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card

match belum maksimal. Hal ini terlihat dari kerjasama antar teman dalam melakukan

kegiatan pencocokan kartu indeks belum cukup baik dan masih banyak siswa yang

belum berhasil dalam mencari pasangan kartu indeksnya yaitu ada 10 siswa. Hal ini

akan dikemukakan dengan lebih jelas pada tabel 13dibawah ini:

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

68

Tabel 13

Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Index Card MatchSiklus 1 Pertemuan 1

No. Aspek yang Diamati Skor Nilai

1 2 3 4 5

1 Kesiapan untuk melalukan PBM √ 75

2 Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan √ 70

3 Bekerjasama dengan teman untuk mencocokkan kartu

index

√ 70

4 Mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik √ 70

5 Aktif dalam mengikuti PBM √ 75

6 Serius memperhatikan penjelasan guru √ 75

7 Serius melaksanakan pencocokan kartu index √ 70

8 Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan √ 75

9 Menyampaikan hasil pencocokan kartu index di depan

kelas

√ 70

10 Berani bertanya tentang materi pelajaran √ 70

11 Mampu menjawab pertanyaan dari guru √ 70

12 Berani mengungkapkan pendapat √ 70

13 Mampu mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dan

sungguh-sungguh

- -

TOTAL 12 860

Rata-rata 71,67

Pada pertemuan kedua ini pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah

berjalan dengan lebih baik lagi apabila dibandingkan pada pertemuan pertama.

Keseluruhan proses pembelajaran mulai dari awal yaitu tahap persiapan sebelum

melakukan pembelajaran, kemampuan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe index card match dan menjelaskan penerapan langkah-langkah model

pembelajaran kooperatif tipe index card match kepada siswa ke dalam kegiatan

pembelajaran, perhatian dan pengawasan guru terhadap kegiatan pembelajaran,

kemampuan pengelolaan kelas dan pengelolaan waktu dalam pembelajaran sampai

kemampuan menutup pembelajaran sudah sangat tepat. Hal ini akan dikemukakan

dengan lebih jelas pada tabel 14 dibawah ini:

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

69

Tabel 14

Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card

Match oleh Guru Siklus 1 Pertemuan 2

No Aspek yang Diamati Skor

Nilai 1 2 3 4 5

1 Menyiapkan ruang kelas dan alat peraga yang akan dipakai

untuk PBM

80

2 Membuka PBM dengan doa √ 80

3 Memeriksa kesiapan siswa sebelum melakukan PBM √ 80

4 Melalukan apersepsi (misalnya pertanyaan atau lagu yang

terkain materi pelajaran)

80

5 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

dalam PBM

80

6 Menyiapkan kartu index yang akan digunakan dalam PBM

sejumlah siswa di dalam kelas

80

7 Membagi kartu index menjadi dua bagian yang sama (separoh

bagian berisi soal dan separoh bagian lainnya berisi jawaban

soal)

80

8 Mencampuraduk kartu index secara acak (mencampuradukan

antara kartu soal dan kartu jawaban soal)

80

9. Membagikan kartu index kepada semua siswa √ 80

10. Menjelaskan peraturan kegiatan pencocokan kartu index

(menekankan kepada siswa bahwa ini adalah kegiatan mencari

pasangan kartu index)

80

11 Memantau siswa dalam melakukan kegiatan pencocokan kartu

index

80

12 Membantu siswa ketika mengalami kesulitan dalam

melakukan pencocokan kartu index (kesulitan mencari

pasangan kartu)

80

13 Mengevaluasi kegiatan siswa dalam melakukan pencocokan

kartu index

80

14 Mengevaluasi hasil kegiatan siswa dalam melakukan

pencocokan kartu index

80

15 Memberikan penilaian terhadap kegiatan PBM yang dilakukan √ 80

16 Memberikan penilaian terhadap materi pelajaran berupa soal

evaluasi

-

80

17 Menarik kesimpulan dari kegiatan PBM yang dilakukan √ 80

18 Memberikan refleksi (menemukan hal positif atau negatif dari

pembelajaran dan pesan moral)

80

19 Memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah √ 80

20 Menutup PBM dengan doa √ 80

TOTAL 19 1520

Rata-rata 80

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini tampak berjalan dengan

sangat baik, akan tetapi masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki lagi agar dalam

pelaksanaan pembelajaran di pertemuan berikutnya dapat berjalan lebih baik lagi dari

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

70

dua pertemuan sebelumnya. Pengawasan guru terhadap kegiatan pencocokan kartu

indeks harus dimaksimalkan lagi agar hasilnya juga lebih maksimal. Kegiatan tanya

jawab harus diperhatikan agar semua siswa aktif dalam pembelajaran. Penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe index card match kepada siswa ketika PBM

berlagsung juga lebih dimaksimalkan.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas peneliti, guru dan observer

melakukan diskusi diakhir pembelajaran untuk memperbaiki kesalahan dan

kekurangan yang timbul ketika pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan supaya

pada pembelajaran berikutnya tidak terjadi kesalahan yang sama. Hasil dari diskusi

tersebut harus mampu membuat guru lebih bisa merangsang siswa untuk aktif dalam

melakukan tanya jawab ketika PBM berlangsung. Guru harus lebih memberikan

perhatian kepada siswa-siswa yang masih bingung dalam melaksanakan pencocokan

kartu indeks. Guru juga harus bisa memberi pengertian kepada siswa agar lebih

maksimal lagi dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe index card

match di kelas.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa pada pertemuan kedua sudah lebih

baik dan sudah menunjukkan adanya perubahan jika dibandingkan pada pertemuan

pertama. Hal ini terbukti dari kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan model kooperatif tipe index card match sudah lebih baik.

Walaupun masih ada 5 siswa yang belum berhasil dalam melakukan pencocokan

kartu indeks. Semua siswa tertihat lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran

karena terdapat unsur permainan didalam penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe index card match ini. Kemampuan kerjasama antar teman sudah lebih baik jika

dibandingkan pada pertemuan pertama. Sedangkan untuk keseluruhan pembelajaran

mulai dari kesiapan untuk melalukan PBM, keaktifan dan keseriusan siswa dalam

mengikuti pembelajaran serta kemampuan siswa dalam menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan sudah sangat baik lagi. Hal ini akandikemukakan lebih jelas

pada tabel 15 dibawah ini:

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

71

Tabel 15

Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Index Card Match Siklus 1 Pertemuan 2

No. Aspek yang Diamati Skor Nilai

1 2 3 4 5

1 Kesiapan untuk melalukan PBM √ 75

2 Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan √ 75

3 Bekerjasama dengan teman untuk mencocokkan kartu

index

√ 75

4 Mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik √ 75

5 Aktif dalam mengikuti PBM √ 75

6 Serius memperhatikan penjelasan guru √ 75

7 Serius melaksanakan pencocokan kartu index √ 75

8 Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan √ 75

9 Menyampaikan hasil pencocokan kartu index di depan

kelas

√ 75

10 Berani bertanya tentang materi pelajaran √ 75

11 Mampu menjawab pertanyaan dari guru √ 75

12 Berani mengungkapkan pendapat √ 75

13 Mampu mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dan

sungguh-sungguh

- -

TOTAL 12 900

Rata-rata 75

Disamping kelebihan masih ada beberapa kelemahan siswa selama mengikuti

pembelajaran seperti keaktifan siswa dalam pembelajaran belum menyeluruh karena

kegiatan tanya jawab masih didominasi oleh siswa yang pandai-pandai saja.

Kemampuan siswa dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe index card match belum maksimal. Hal ini terbukti dengan masih

adanya 5 siswa yang belum berhasil menemukan pasangan kartunya.

Pada pertemuan ketiga ini pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah

berjalan dengan lebih baik lagi apabila dibandingkan dengan dua pertemuan

sebelumnya. Secara keseluruhan proses pembelajaran mulai dari awal pembelajaran

sampai akhir sudah lebih maksimal. Guru dapat merangsang siswa untuk lebih aktif

dalam melakukan tanya jawab. Guru juga dapat meningkatkan kemampuan belajar

siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match. guru

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

72

dapatpengelola waktu pembelajaran dengan baik dan mampu memberikan evaluasi

pembelajaran kepada siswa dengan tepat. Hal ini akan dikemukakan dengan lebih

jelas pada tabel 16 dibawah ini:

Tabel 16

Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card

Matcholeh Guru Siklus 1 Pertemuan 3

No Aspek yang Diamati Skor

Nilai 1 2 3 4 5

1 Menyiapkan ruang kelas dan alat peraga yang akan dipakai

untuk PBM

80

No. Aspek yang Diamati Skor Nilai

2 Membuka PBM dengan doa √ 80

3 Memeriksa kesiapan siswa sebelum melakukan PBM √ 80

4 Melalukan apersepsi (misalnya pertanyaan atau lagu yang

terkain materi pelajaran)

80

5 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

dalam PBM

80

6 Menyiapkan kartu index yang akan digunakan dalam PBM

sejumlah siswa di dalam kelas

80

7 Membagi kartu index menjadi dua bagian yang sama (separoh

bagian berisi soal dan separoh bagian lainnya berisi jawaban

soal)

80

8 Mencampuraduk kartu index secara acak (mencampuradukan

antara kartu soal dan kartu jawaban soal)

80

9. Membagikan kartu index kepada semua siswa √ 80

10. Menjelaskan peraturan kegiatan pencocokan kartu index

(menekankan kepada siswa bahwa ini adalah kegiatan mencari

pasangan kartu index)

80

11 Memantau siswa dalam melakukan kegiatan pencocokan kartu

index

80

12 Membantu siswa ketika mengalami kesulitan dalam

melakukan pencocokan kartu index (kesulitan mencari

pasangan kartu)

80

13 Mengevaluasi kegiatan siswa dalam melakukan pencocokan

kartu index

80

14 Mengevaluasi hasil kegiatan siswa dalam melakukan

pencocokan kartu index

80

15 Memberikan penilaian terhadap kegiatan PBM yang dilakukan √ 80

16 Memberikan penilaian terhadap materi pelajaran berupa soal

evaluasi

80

17 Menarik kesimpulan dari kegiatan PBM yang dilakukan √ 80

18 Memberikan refleksi (menemukan hal positif atau negatif dari

pembelajaran dan pesan moral)

80

19 Memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah √ 80

20 Menutup PBM dengan doa √ 80

TOTAL 20 1600

Rata-rata 80

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

73

Sedikit berbeda pada pertemuan pertama dan kedua, dipertemuan ketiga ini

guru melaksanakan pembelajaran seperti biasa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe index card match untuk mengulas kembali materi yang

sudah dipelajari pada dua pertemuan sebelumnya. Kegiatan selanjutnya guru

memberikan soal evaluasi pembelajaran kepada siswa sebagai tolak ukur sejauh mana

siswa dapat menyerap pembelajaran yang diberikan oleh guru. Selain kemampuan

kognitif yang diukur, guru juga mengukur kemampuan afektif siswa dengan

memberikan skala sikap untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap materi

pengaruh globalisasi terhadap lingkungan.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa pada pertemuan ketiga ini sudah

lebih maksimal dan sudah menunjukkan adanya perubahan jika dibandingkan pada

pertemuan pertama dan kedua. Secara keseluruhan siswa sudah mengerti dan mampu

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe index card match dengan baik dan lancar. Hal ini terbukti dari kemampuan siswa

dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe index

card match sudah lebih baik dan maksimal. Semua siswa telah berhasil melakukan

pencocokan kartu indeks sehingga tidak ada lagi siswa yang belum mendapatkan

pasangan kartu. Kerjasama yang baik antar teman juga semakin meningkat begitu

pula dalam penyampaian hasil pencocokan kartu indeks sudah benar. Walaupun

dalam pelaksanaannya masih ada 1 pasang siswa yang salah dalam mengambil

pasangan kartu indeksnya. Sehingga membuat 1 pasang siswa lainnya merasa

bingung karena pasangan kartu indeksnya tidak ada atau salah dengan teman yang

lain. Sedangkan untuk keseluruhan pembelajaran mulai dari kesiapan untuk

melalukan PBM, keaktifan siswa dalam melakukan pembelajaran, keseriusan siswa

dalam mengikuti pembelajaran dan keseriusan siswa dalam melakukan pencocokan

kartu indeks serta kemampuan siswa dalam menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan, tidak membosankan dan menjenuhkan sudah sangat baik lagi. Hal ini

akan dikemukakan dengan lebih jelas pada tabel 17 di bawah ini:

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

74

Tabel 17

Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Index Card Match Siklus 1 Pertemuan 3

No. Aspek yang Diamati Skor Nilai

1 2 3 4 5

1 Kesiapan untuk melalukan PBM √ 80

2 Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan √ 80

3 Bekerjasama dengan teman untuk mencocokkan kartu

index √ 80

4 Mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik √ 80

5 Aktif dalam mengikuti PBM √ 80

6 Serius memperhatikan penjelasan guru √ 80

7 Serius melaksanakan pencocokan kartu index √ 80

8 Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan √ 80

9 Menyampaikan hasil pencocokan kartu index di depan

kelas √ 80

10 Berani bertanya tentang materi pelajaran √ 80

11 Mampu menjawab pertanyaan dari guru √ 75

12 Berani mengungkapkan pendapat √ 75

13 Mampu mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dan

sungguh-sungguh 80

TOTAL 13 1030

Rata-rata 79,23

Sedikit berbeda dengan pertemuan sebelumnya yaitu pada pertemuan satu dan

dua, di pertemuan ketiga ini siswa mengerjakan soal evaluasi dan skala sikap yang

sudah dipersiapkan oleh guru. Hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana

pemahaman siswa akan materi yang sudah diajarkan oleh guru dan mengukur

bagaimana sikap siswa terhadap materi pengaruh globalisasi terhadap lingkungan.

Siswa mampu mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan mandiri, siswa juga

mampu menyelesaikan soal-soal evaluasi tersebut sesuai dengan alokasi waktu yang

telah ditentukan oleh guru. Selain itu siswa juga mampu mengerjakan skala sikap

yang diberikan oleh guru dengan baik.

Berdasarkan Hasil pengamatan peneliti dan observer selama proses

pembelajaran siklus 1, pengamatan siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas

belum mewujudkan keaktifan siswa secara maksimal. Pembelajaran belum mampu

menggali kompetensi siswa secara makasimal, karena kegiatan pencocokan kartu

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

75

indeks di kelas masih didominasi oleh siswa-siswa yang pandai saja. Kegiatan tanya

jawab juga masih didominasi oleh siswa yang pandai-pandai saja. Siswa masih

bingung dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe index card match

yang dipakai oleh guru. Namun demikian antusias siswa dalam melaksanakan

pencocokan kartu indeks sangat tinggi dan siswa merasa sangat senang.

Sedangkan pengamatan guru sudah memadai pada kriteria struktur dan model

pengajaran, yaitu guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, sudah

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe index

card match, melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, memantau siswa

dalam kegiatan pencocokan kartu indeks, dan sudah melakukan penilaian akhir sesuai

dengan kompetensi atau tujuan yang ingin dicapai.

1.1.1.4.Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1, selanjutnya

diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan

atau temuan dari observer dan peneliti pada siklus 1.

Kegiatan pembelajaran secara keseluruhan pada siklus 1 berlangsung sudah

cukup sesuai dengan harapan dan berjalan dengan cukup baik. Walaupun masih

terlihat beberapa kekurangan dan siswa masih bingung dengan arah pembelajaran

yang dilakukan oleh guru, akan tetapi siswa terlihat lebih tertarik pada pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran tampak lebih aktif dan antusias siswa lebih meningkat jika

dibandingkan pada kondisi pra siklus. Rencana pembelajaran dengan pelaksanaannya

sudah sesuai walaupun masih ada beberapa yang belum maksimal. Keberanian siswa

dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat juga lebih tumbuh.

Berdasarkan observasi siklus 1, hal-hal yang perlu diperhatikan dan diperbaiki

untuk siklus selanjutnya adalah memberi pengarahan kepada siswa untuk melakukan

kegiatan pembelajaran dengan lebih baik lagi. Meningkatkan penguasaan model

pembelajaran kooperatif tipe index card match kepada siswa. Meningkatkan

keaktifan siswa dalam melakukan tanya jawab dan pengungkapan pendapat.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

76

Secara garis besar data yang diperoleh dalam penelitian ini, akan dipahami

beberapa hal yaitu pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1 belum berhasil

secara maksimal. Hal tersebut diketahui berdasarkan data yang dihimpun dalam

penelitian ini.

1.1.2.Pelaksanaan Siklus 2

Penelitian pada siklus 2 ini dilakukan pada tanggal 21, 25 dan 27 Maret 2013 di

kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati. Penelitian ini dilakukan dalam 2

siklus dengan masing-masing siklus terdapat 3 kali pertemuan. Pembelajaran pada

siklus 2 ini merupakan pemantapan pembelajaran yang dilakukan pada pembelajaran

siklus 1 dengan menggunakan model kooperatif tipe index card match. Materi

pembelajaran yang digunakan pada siklus 2 ini adalah keanekaragaman budaya

Indonesia dan budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan

internasional.

1.1.2.1.Perencanaan

Pada tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan

penelitian pada setiap pertemuan adalah:

Pada perencanaan pertemuan pertama di siklus 2 ini, yang dilakukan adalah

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP tentang keanekaragaman

budaya Indonesia. Pada RPP terdapat langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match dan termasuk

juga dengan kartu indeks siswa, lembar pengamatan pembelajaran, lembar

pengamatan implementasi RPP, lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar

pengamatan aktivitas siswa. Kemudian setelah itu guru dan peneliti yang dibantu oleh

guru lain sebagai observer dalam penelitian ini melaksanakan diskusi tentang

penerapan model kooperatif tipe index card match dengan langkah-langkah kerjanya

secara tepat. Guru, peneliti dan observer berdiskusi untuk menentukan strategi

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

77

penerapan model pembelajaran kooperati tipe index card match dikelas supaya lebih

maksimal dan memperbaiki kekurangan pembelajaran yang terjadi pada siklus 1.

Perencanaan pada pertemuan kedua ini merupakan tindak lanjut dari hasil pada

pertemuan pertama dan perbaikan kekurangan pembelajaran pada siklus 1. Persiapan

yang dilakukan hampir sama seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya yaitu

menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP tentang jenis budaya

Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional, kartu

indeks siswa, lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas siswa,

lembar pengamatan pembelajaran dan lembar pengamatan implementasi RPP. Pada

perencanaan pertemuan kedua ini juga membahas kekurangan pembelajaran yang

terjadi pada pertemuan pertama dan kekurangan pembelajaran pada siklus 1,

kemudian guru, observer dan peneliti bersama-sama mencari solusi untuk

memperbaiki agar tidak terjadi hal yang sama dan memantapkan pembelajaran agar

lebih maksimal.

Pertemuan ketiga ini, yang akan dilakukan adalah sama dengan pembelajaran

pada siklus 1 pertemuan ketiga yaitu pertemuan tatap muka mengulas sedikit materi

yang sudah diajarkan pada pertemuan 1 dan 2 di siklus 2 dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe index card match kemudian dilanjutkan dengan

mengerjakan soal evaluasi pembelajaran dan skala sikap untuk mengukur sejauh

mana pemahaman siswa akan materi yang diberikan dan bagaimana sikap siswa

terhadap materi globalisasi tentang keanekaragaman budaya Indonesia dan budaya

Indonesia yang perah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. Soal

evaluasi dan skala sikap ini sudah disediakan oleh guru kemudian siswa diminta

untuk mengerjakan. Disamping itu pembelajaran pada siklus 2 pertemuan tiga ini

juga digunakan sebagai tolak ukur apakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan

oleh peneliti berhasil atau tidak.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

78

1.1.2.2.Implementasi Tindakan

Pertemuan pertama siklus 2 ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 21 Maret

2013 di kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati dengan alokasi waktu 2x35

menit atau 2 jam pelajaran (70 menit). Pada pertemuan pertama ini, materi yang

diajarkan kepada siswa adalah tentang keanekaragaman budaya Indonesia. Kegiatan

yang dilakukan pada pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut:

Sebagai kegiatan awal, Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama, melakukan

presensi siswa dan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Setelah

itu guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa yang berupa tanya jawab

dengan siswa terkait dengan materi yang akan dipelajari. Berdasarkan jawaban yang

diungkapkan siswa, guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan

dilakukan.

Guru menggali pemahaman awal siswa terhadap materi pelajaran yang akan

diajarkan dengan cara melakukan tanya jawab yang dibantu dengan alat peraga

berupa gambar-gambar tentang keanekaragaman budaya Indonesia. Guru

menjelaskan hal-hal yang terkait dengan materi keanekaragaman budaya Indonesia.

Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum dimengerti

oleh siswa yang terkait dengan materi. Guru mengukur pemahaman siswa terhadap

materi yang dijelaskan dengan bantuan kartu indeks.

Guru dan siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran

kooperatif tipe index card match. Sebelumnya guru menjelaskan kembali bagaimana

penerapan pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe

index card match supaya semua siswa lebih mengerti dan paham dengan model

pembelajaran ini. Guru mengeluarkan kartu indeks yang telah peneliti siapkan

sebelumnya, kemudian guru mencampuradukkan semua kartu (kartu warna merah

berisi soal dan kartu warna biru yang berisi jawaban) yang ada ditangannya. Semua

siswa diminta untuk berdiri dan mengambil kartu indeks yang sudah

dicampuradukkan oleh guru secara bergiliran. Tidak lupa guru juga menghimbau

kepada semua siswa bahwa bagi siswa yang sudah mengambil kartu indeks langsung

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

79

membagi diri menjadi dua kelompok yaitu siswa yang mendapat kartu warna merah

(soal) akan menempati bangku sebelah kiri sedangkan siswa yang mendapat kartu

warna biru (jawaban) akan menempati bangku sebelah kanan. Setelah semua siswa

menempati bangku masing-masing, guru memberikan waktu kepada seluruh siswa

untuk mencari dan mencocokkan kartu indeks yang berada ditangannya dengan kartu

indeks milik teman lain. Guru juga menghimbau bahwa satu kartu soal dapat memuat

lebih dari satu kartu jawaban, jadi setiap siswa dapat memiliki pasangan kartu lebih

dari satu. Selama kegiatan pencocokan kartu indeks berlangsung, guru memantau

jalannya pencocokan kartu index dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan

dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Guru juga memberikan perhatian lebih bagi

siswa-siswa yang kemarin pada pembelajaran siklus 1 belum berhasil menemukan

pasangannya atau salah dalam mengambil pasangan kartu indeks.

Ketika waktu yang diberikan oleh guru untuk mencari dan mencocokkan kartu

indeks habis, semua siswa harus sudah berhenti untuk mencari pasangan kartunya.

Selanjutnya guru dan siswa membahas hasil pencocokan kartu indeks bersama-sama.

Siswa yang sudah berhasil menemukan pasangan kartu indeksnya diminta untuk maju

ke depan kelas dan menyampaikan hasil pencocokan kartu indeks miliknya. Setelah

semua siswa menyampaikan hasil pencocokan kartu indeks masing-masing, guru

memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang

belum dipahami siswa terkait dengan materi ataupun pelaksanaan kegiatan

pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru juga meluruskan kesalahpahaman yang

terjadi ketika pembelajaran berlangsung, memberikan penguatan kepada siswa serta

membantu siswa membuat kesimpulan pembelajaran.

Di akhir pembelajaran guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran

yang sudah dilakukan. Secara keseluruhan pembelajaran sudah berjalan dengan baik

dan mengalami perubahan jika dibandingkan pada pembelajaran siklus 1.

Pembelajaran siklus II ini telah mampu memperbaiki kekurangan pembelajaran pada

siklus1. Semua siswa sudah berhasil melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match. Semua siswa

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

80

sudah berhasil menemukan pasangan kartunya dengan benar dan tepat waktu sesuai

dengan waktu yang sudah ditentukan oleh guru. Siswa juga mampu menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan, aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru,

mampu mengungkapkan pendapatnya dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

Namun masih ada 1 atau 2 siswa yang masih belum percaya diri dalam menjawab

pertanyaan atau mengungkapkan pendapatnya kalau tidak diminta atau ditunjuk oleh

guru. Guru juga melakukan tindak lanjut kepada siswa untuk membaca dan

mempelajari materi selanjutnya yaitu tentang jenis budaya Indonesia yang pernah

ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional.

Pertemuan kedua ini diakan pada hari Senin tanggal 25 Maret 2013 di kelas 4

SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati. Pertemuan ini dilakukan selama 70 menit

atau setara dengan 2 jam pelajaran. Materi yang dibahas pada pertemuan ini adalah

tentang jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan

internasional. Penjelasan lebih lanjut untuk pertemuan kedua ini adalah sebagai

berikut:

Untuk mengawali pembelajaran, guru mengajak siswa berdoa bersama,

melakukan presensi siswa serta dilanjutkan dengan mengecek kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa lebih

semangat untuk mengikuti pelajaran. Guru memberikan apersepsi berupa tanya jawab

dengan siswa terkait dengan materi sebelumnya yaitu tentang keanekaragaman

budaya Indonesia, kemudian mengarahkan siswa pada materi yang akan dipelajari.

Berdasarkan jawaban dari tanya jawabyang diungkapkan siswa, guru menyampaikan

tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan.

Guru mengekplor pengetahuan awal siswa terhadap materi dengan cara

melakukan tanya jawab yang dibantu dengan alat peraga berupa gambar-gambar

tentang keanekaragaman budaya Indonesia. Melalui tanya jawab ini guru menggali

pengetahuan yang dimiliki siswa dan mengajak siswa untuk lebih aktif dalam

pembelajaran. Karena tugas guru disini adalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran.

Guru menyampaikan berbagai informasi secara verbal sedangkan siswa mengajukan

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

81

pertanyaan yang belum ia mengerti dan saling menyampaikan pendapatnya di dalam

kelas sehingga pembelajaran lebih terlihat aktif.

Kegiatan selanjutnya untuk memudahkan siswa menyerap materi pelajaran,

guru dan siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran

kooperatif tipe index card match. Guru mengambil kartu indeks yang telah disiapkan

sebelumnya, kemudian guru mencampuradukkan semua kartu (kartu warna merah

berisi soal dan kartu warna biru berisi jawaban) yang ada ditangannya. Tanpa diminta

dan tanpa ada instruksi dari guru semua siswa langsung berdiri dan mengambil kartu

indeks yang sudah dicampuradukkan oleh guru secara bergiliran. Kemudian siswa

yang sudah mendapatkan kartu langsung membagi diri menjadi dua kelompok dan

menempati posisi masing-masing yaitu siswa yang mendapat kartu warna merah

(soal) langsung menempati bangku sebelah kiri sedangkan siswa yang mendapat

kartu warna biru (jawaban) langsung menempati bangku sebelah kanan. Setelah

semua siswa menempati bangku masing-masing, guru memberikan waktu kepada

seluruh siswa untuk mencari dan mencocokkan kartu indeks yang berada ditangannya

dengan kartu indeks milik teman lain. guru menghimbau bahwa untuk satu kartu soal

dapat memuat lebih dari satu kartu jawaban, jadi setiap siswa dapat memiliki

pasangan kartu lebih dari satu. Selama kegiatan pencocokan kartu indeks

berlangsung, guru juga ikut memantau jalannya pencocokan kartu indeks dan

membantu siswa apabila mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan

pembelajaran. Tetapi sepertinya semua siswa sudah dapat menguasai model

pembelajaran kooperatif tipe index card match ini karena tanpa dibantu dengan

instruksi guru siswa sudah bisa memahami langkah-langkah pembelajaran apa saja

yang harus ia lakukan. Sampai-sampai sebelum batas waktu yang diberikan guru

habis, semua siswa sudah berhasil menemukan pasangan kartu indeksnya. Mereka

sangat antusias sekali dalam mengikuti pembelajaran.

Selanjutnya guru dan siswa membahas hasil pencocokan kartu indeks bersama-

sama. Siswa yang sudah berhasil menemukan pasangan kartu indeks yang

dimilikinya diminta untuk maju dan menyampaikan hasil pencocokan kartu indeks

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

82

miliknya. Setelah semua siswa menyampaikan hasil pencocokan kartu indeks masing-

masing, guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya tentang

hal-hal yang belum dipahami siswa terkait dengan materi maupun kegiatan

pembelajaran yang dilakukan. Guru meluruskan kesalahpahaman yang terjadi ketika

pembelajaran berlangsung, memberikan penguatan kepada siswa serta membantu

siswa membuat kesimpulan pembelajaran.

Pada akhir pelajaran guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran

yang sudah dilakukan, yaitu secara keseluruhan keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran dikelas sudah maksimal dan meningkat. Siswa lebih aktif dalam

melakukan tanya jawab, berani pengungkapkan pendapat dan bertanya tentang hal-

hal yang belum mereka ketahui. Siswa sudah menguasai model pembelajaran

kooperatif tipe index card match dengan tepat. Keaktifan siswa dalam menyimak

pelajaran juga sudah maksimal. Siswa mampu bekerjasama dengan baik antar sesama

teman. Siswa mampu mencipkakan suasana yang gembira dan menyenangkan dalam

pembelajaran. Guru juga melakukan tindak lanjut kepada siswa untuk membaca

kembali semua materi yang sudah dipelajari pada pertemuan 1 dan 2 yaitu tentang

keanekaragaman budaya Indonesia dan jenis budaya Indonesia yang pernah

ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional.

Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Maret 2013 di

kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati. Pertemuan ini dilakukan selama 70

menit atau setara dengan 2 jam pelajaran. Materi yang dibahas pada pertemuan ini

adalah pengulasan sedikit materi yang telah dipelajari pada pertemuan 1 dan 2 yaitu

tentang keanekaragaman budaya Indonesia dan jenis budaya Indonesia yang pernah

ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional, kemudian dilanjutkan dengan

mengerjakan soal evaluasi pembelajaran dan skala sikap. Penjelasan lebih lanjut

adalah sebagai berikut:

Guru mengajak siswa berdoa bersama untuk mengawali pembelajaran. Setelah

itu guru melakukan presensi siswa dan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Sebelum guru masuk ke dalam materi pelajaran, guru memberikan

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

83

motivasi dan apersepsi kepada siswa dengan melakukan tepuk semangat supaya siswa

lebih semangat lagi dalam mengikuti pelajaran. Setelah melakukan tepuk semangat,

Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan.

Guru mengeksplor pengetahuan siswa dengan mengulas kembali sedikit materi

yang sudah diajarkan pada pertemuan 1 dan 2 yaitu tentangkeanekaragaman budaya

Indonesia dan jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi

kebudayaan internasional. Sebelum guru meninjau ulang materi sebelumnya dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match, terlebih dahulu

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang

belum dimengerti terkait dengan materi pembelajaran.

Kegiatan selanjutnya guru dan siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan

model pembelajaran kooperatif tipe index card match. Guru mengeluarkan kartu

indeks yang telah disiapkan sebelumnya, kemudian guru mencampuradukkan semua

kartu (kartu warna merah berisi soal dan kartu warna biru berisi jawaban) yang ada

ditangannya. Ketika guru mencampuradukkan semua kartu indeks, seluruh siswa

langsung berdiri disamping bangku dan mengambil kartu indeks yang sudah

dicampuradukkan oleh guru secara bergiliran. Tanpa menunggu instruksi dari guru,

siswa yang sudah mendapatkan kartu langsung membagi diri menjadi dua kelompok

dan menempatkan diri ke posisi masing-masing sesuai dengan kartu yang

diterimanya. Siswa yang mendapat kartu warna merah (soal) menempati bangku

sebelah kiri sedangkan siswa yang mendapat kartu warna biru (jawaban) menempati

bangku sebelah kanan. Setelah semua siswa menempati bangku masing-masing, guru

memberikan waktu kepada seluruh siswa untuk mencari dan mencocokkan kartu

indeks yang berada ditangannya dengan kartu indeks milik teman lain. Seperti biasa

satu kartu soal dapat memuat lebih dari satu kartu jawaban, jadi setiap siswa dapat

memiliki pasangan kartu lebih dari satu. Selama kegiatan pencocokan kartu indeks

berlangsung, guru ikut memantau jalannya pencocokan kartu indeks di kelas dan

membantu siswa apabila mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan

pembelajaran.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

84

Sebelum guru mengumumkan batas waktu pencarian, semua siswa sudah

terlihat antusias dan bersemangat berdiri berdekatan dengan pasangannya, sehingga

membuat guru untuk segera memutuskan batas waktu dan segera membahas hasil

pencocokan kartu indeks bersama-sama dengan siswa. Secara bergiliran siswa yang

berhasil menemukan pasangan dan mencocokkan kartu indeks miliknya

menyampaikan hasil pencocokan kartu indeks bersama pasangan kartunya di depan

kelas. Setelah semua siswa menyampaikan hasil pencocokan kartu indeks masing-

masing, guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya tentang

hal-hal yang belum dipahami siswa terkait dengan materi maupun kegiatan

pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru meluruskan kesalah pahaman yang terjadi

ketika pembelajaran berlangsung, memberikan penguatan kepada siswa, serta

membantu siswa membuat kesimpulan pembelajaran.

Di akhir pembelajaran, siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi dan

skala sikap yang sudah disiapkan oleh guru. Soal evaluasi yang harus dikerjakan

terdiri dari 20 butir soal, sedangkan skala sikapnya terdiri dari 10 instrumen

pertanyaan atau pernyataan mengenai bagaimana sikap siswa terhadap materi

keanekaragaman budaya Indonesia dan budaya Indonesia yang pernah ditampilkan

dalam misi kebudayaan internasional. Selanjutnya guru melakukan refleksi terhadap

pembelajaran yang sudah dilakukan yaitu pembelajaran secara keseluruhan sudah

berjalan maksimal dan lancar. Siswa sudah menguasai model pembelajaran

kooperatif tipe index card match dengan tepat. Keaktifan siswa dalam menyimak

pelajaran, tanya jawab dengan guru dan melakukan pembelajaran juga sudah

maksimal. Guru juga melakukan tindak lanjut berupa analisis hasil tes evaluasi dan

skala sikap.

1.1.2.3.Observasi

Observasi di siklus 2 ini digunakan untuk melihat bagaimana perkembangan

pembelajaran yang terjadi pada siklus 2, apakah ada peningkatan atau malah

penurunan. Karena pada siklus 2 ini merupakan tahap pemantapan dari pembelajaran

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

85

siklus 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match.

Hasil dari pengamatan selama pembelajaran, pengamatan terhadap implementasi

RPP, pengamatan aktivitas guru dan pengamatan aktivitas siswa pada siklus 2 ini

dipantau dengan menggunakan panduan observasi yang telah dibuat sebelumnya

dengan menggunakan kisi-kisi pedoman observasi yang telah ditentukan sebelumnya

pula. Lembar observasi yang disiapkan disini memuat beberapa aspek kegiatan, baik

dari kegiatan pra pembelajaran sampai pembelajaran ini selesai dilakukan. Aspek-

aspek yang dinilai dalam hal ini adalah perencaan pembelajaran, strategi

pembelajaran, manajemen kelas, dan penilaian.

Pada pertemuan pertama ini guru berusaha memperbaiki kekurangannya pada

pembelajaran yang dilakukan di siklus 1. Kekurangan pembelajaran itu seperti

menggali kompetensi siswa secara maksimal, mengajak siswa untuk lebih aktif lagi

dalam melakukan tanya jawab, mengajarkan bagaimana penerapan pembelajaran

menggunakan model kooperatif tipe index card match supaya siswa lebih paham dan

bisa menerapkannya pada PBM. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh

peneliti dan observer secara keseluruhan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

terus mengalami peningkatan jika dibandingkan pada pembelajaran pada siklus 1.

guru mampu memperbaiki kekurangan pembelajaran pada siklus 1, dan hasilnya

mulai dari tahap persiapan sebelum melakukan pembelajaran, apersepsi yang

disampaikan untuk menggali pemahaman siswa pada awal pembelajaran, penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe index card matchpada PBM, pengelolaan waktu

yang digunakan dalam pembelajaran sampai kemampuan menutup pembelajaran

terus mengalami peningkatan kearah yang lebih baik lagi. Guru mampu memperbaiki

kekurangan yang dilakukan pada pembelajaran pada siklus 1 dengan baik di

pemantapan pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 1 ini. Sehingga pembelajaran pada

siklus 2 pertemuan 1 menjadi lebih baik lagi, siswa juga terlihat lebih aktif dan

antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Hal ini akan dikemukakan dengan

lebih jelas pada tabel 18 dibawah ini:

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

86

Tabel 18

Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card

Match oleh Guru Siklus 2 Pertemuan 1

No Aspek yang Diamati Skor

Nilai 1 2 3 4 5

1 Menyiapkan ruang kelas dan alat peraga yang akan dipakai

untuk PBM

√ 90

2 Membuka PBM dengan doa √ 85

3 Memeriksa kesiapan siswa sebelum melakukan PBM √ 85

4 Melalukan apersepsi (misalnya pertanyaan atau lagu yang

terkain materi pelajaran)

√ 85

5 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

dalam PBM

√ 85

6 Menyiapkan kartu index yang akan digunakan dalam PBM

sejumlah siswa di dalam kelas

√ 85

7 Membagi kartu indeks menjadi dua bagian yang sama

(separoh bagian berisi soal dan separoh bagian lainnya berisi

jawaban soal)

√ 85

8 Mencampuraduk kartu index secara acak (mencampuradukan

antara kartu soal dan kartu jawaban soal)

√ 85

9. Membagikan kartu index kepada semua siswa √ 85

10. Menjelaskan peraturan kegiatan pencocokan kartu

index(menekankan kepada siswa bahwa ini adalah kegiatan

mencari pasangan kartu indeks)

√ 85

11 Memantau siswa dalam melakukan kegiatan pencocokan kartu

indeks

√ 85

12 Membantu siswa ketika mengalami kesulitan dalam

melakukan pencocokan kartu indeks (kesulitan mencari

pasangan kartu)

√ 58

13 Mengevaluasi kegiatan siswa dalam melakukan pencocokan

kartu indeks

√ 85

14 Mengevaluasi hasil kegiatan siswa dalam melakukan

pencocokan kartu indeks

√ 85

15 Memberikan penilaian terhadap kegiatan PBM yang dilakukan √ 85

16 Memberikan penilaian terhadap materi pelajaran berupa soal

evaluasi

- -

17 Menarik kesimpulan dari kegiatan PBM yang dilakukan √ 85

18 Memberikan refleksi (menemukan hal positif atau negatif dari

pembelajaran dan pesan moral)

√ 85

19 Memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah √ 85

20 Menutup PBM dengan doa √ 85

TOTAL 19 1620

Rata-rata 85,26

Walaupun secara keseluruhan PBM sudah mengalami peningkatan seperti

semua siswa sudah berhasil melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

87

pembelajaran kooperatif tipe index card match dengan tepat dan benar sehingga tidak

ada lagi siswa yang belum mendapatkan pasangan atau salah mengambil pasangan

kartunya. Siswa terlihat lebih aktif dalam pelajaran, menjawab pertanyaan guru dan

mampu mengungkapkan pendapatnya. Akan tetapi masih ada 1 atau 2 siswa yang

terlihat masih tidak percaya diri dalam menjawab pertanyaan dan menyampaikan

pendapatnya di kelas apabila tidak diminta oleh guru. Dan untuk mengatasi hal

tersebut guru harus bisa menumbuhkan rasa percaya diri siswa dengan cara

memberikan perhatian, memberikan nasihat dan sering mengajak siswa untuk

melakukan tanya jawab dikelas supaya siswa tersebut terbiasa untuk tidak malu dan

lebih percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya dimuka kelas.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa pada pertemuan pertama ini sudah

lebih baik dan menunjukkan adanya perubahan jika dibandingkan pada pembelajaran

pada siklus 1. Hal ini terlihat jelas pada kesiapan siswa untuk mengikuti

pembelajaran di kelas sudah lebih baik. Siswa terlihat lebih aktif dan antusias lagi

dalam mengikuti pembelajaran serta melakukan tanya jawab dengan guru. Siswa

mampu melaksanakan pencocokan kartu indeks dengan baik sehingga tidak ada lagi

siswa yang terlihat belum menemukan pasangan kartu indeksnya atau salah dalam

mengambil pasangan kartu indeksnya dengan teman lain. Siswa terlihat lebih berani

dalam bertanya kepada guru tentang materi pembelajaran dan mengungkapkan

pendapatnya jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya yaitu pada

pembelajaran siklus 1. Siswa mampu untuk menjelaskan materi pembelajaran dengan

baik, mampu mempresentasikan hasil kegiatan pencocokan kartu indeks dengan tepat

dan benar sesuai dengan kecocokan materi yang tertera dalam bentuk kartu indeks.

Siswa mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, tidak

menjenuhkan dan membosankan. Kerjasama antar siswa juga semakin baik dan

kokoh sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan lancar dan maksimal sesuai

dengan yang diharapkan. Hal ini akan dikemukakan dengan lebih jelas pada tabel 19

dibawah ini:

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

88

Tabel 19

Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Index Card Match Siklus 2 Pertemuan 1

No. Aspek yang Diamati Skor Nilai

1 2 3 4 5

1 Kesiapan untuk melalukan PBM √ 85

2 Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan √ 85

3 Bekerjasama dengan teman untuk mencocokkan kartu

index √ 85

4 Mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik √ 85

5 Aktif dalam mengikuti PBM √ 85

6 Serius memperhatikan penjelasan guru √ 85

7 Serius melaksanakan pencocokan kartu index √ 85

8 Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan √ 85

9 Menyampaikan hasil pencocokan kartu index di depan

kelas √ 85

10 Berani bertanya tentang materi pelajaran √ 85

11 Mampu menjawab pertanyaan dari guru √ 85

12 Berani mengungkapkan pendapat √ 85

13 Mampu mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dan

sungguh-sungguh - -

TOTAL 12 1020

Rata-rata 85

Pada pertemuan kedua ini pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu

memperbaiki kekurangan pada pertemuan pertama dan berusaha meningkatkan

pembelajaran yang lebih baik. Guru memperbaiki kekurangan pembelajaran dengan

cara merangsang keaktifan siswa dalam melakukan tanya jawab untuk menggali

pengetahuan siswa akan materi pelajaran. Disamping itu juga untuk melatih siswa

untuk berani mengungkapkan pendapat dan bertanya tentang hal-hal yang belum

diketahuinya di dalam kelas. Guru juga meningkatkan pemahaman siswa terhadap

materi pelajaran dengan menggunakan bantuan kartu indeks serta meningkatkan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card

match. Kemampuan guru dalam mempersiapkan pembelajaran, membuka pelajaran

dan menutup pelajaran juga semakin meningkat. Hal ini akan dikemukakan dengan

lebih jelas pada tabel 20dibawah ini:

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

89

Tabel 20

Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card

Match oleh Guru Siklus 2 Pertemuan 2

No Aspek yang Diamati Skor

Nilai 1 2 3 4 5

1 Menyiapkan ruang kelas dan alat peraga yang akan dipakai

untuk PBM

√ 90

2 Membuka PBM dengan doa √ 90

3 Memeriksa kesiapan siswa sebelum melakukan PBM √ 90

4 Melalukan apersepsi (misalnya pertanyaan atau lagu yang

terkain materi pelajaran)

√ 90

5 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

dalam PBM

√ 90

6 Menyiapkan kartu index yang akan digunakan dalam PBM

sejumlah siswa di dalam kelas

√ 90

7 Membagi kartu indeks menjadi dua bagian yang sama

(separoh bagian berisi soal dan separoh bagian lainnya berisi

jawaban soal)

√ 90

8 Mencampuraduk kartu index secara acak (mencampuradukan

antara kartu soal dan kartu jawaban soal)

√ 90

9. Membagikan kartu index kepada semua siswa √ 90

10. Menjelaskan peraturan kegiatan pencocokan kartu index

(menekankan kepada siswa bahwa ini adalah kegiatan mencari

pasangan kartu index)

√ 90

11 Memantau siswa dalam melakukan kegiatan pencocokan kartu

index

√ 90

12 Membantu siswa ketika mengalami kesulitan dalam

melakukan pencocokan kartu index (kesulitan mencari

pasangan kartu)

√ 90

13 Mengevaluasi kegiatan siswa dalam melakukan pencocokan

kartu index

√ 90

14 Mengevaluasi hasil kegiatan siswa dalam melakukan

pencocokan kartu index

√ 90

15 Memberikan penilaian terhadap kegiatan PBM yang dilakukan √ 90

16 Memberikan penilaian terhadap materi pelajaran berupa soal

evaluasi

- -

17 Menarik kesimpulan dari kegiatan PBM yang dilakukan √ 90

18 Memberikan refleksi (menemukan hal positif atau negatif dari

pembelajaran dan pesan moral)

√ 90

19 Memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah √ 90

20 Menutup PBM dengan doa √ 90

TOTAL 19 1710

Rata-rata 90

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa sudah lebih maksimal, lebih baik

dan sudah menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan pada pertemuan

pertama dan pembelajaran siklus 1. Hal ini terbukti dari kemampuan siswa dalam

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

90

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe index card

match sudah tepat dan lancar. Kerjasama yang baik antar teman sudah meningkat.

Siswa lebih aktif dalam pembelajaran termasuk dalam melakukan tanya jawab

dengan guru.Siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapan di kelas. Siswa

lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dan mampu menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan. Secara keseluruhan pembelajaran mulai dari

kesiapan untuk melalukan PBM, kerjasama, keaktifan dan keseriusan siswa dalam

mengikuti pembelajaran serta keberanian siswa untuk bertanya dan mengungkapkan

pendapat sudah sangat baik. Hal ini akan dikemukakan dengan lebih jelas pada tabel

21 dibawah ini:

Tabel 21

Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Index Card Match Siklus 2 Pertemuan 2

No. Aspek yang Diamati Skor

Nilai 1 2 3 4 5

1 Kesiapan untuk melalukan PBM √ 90

2 Menyimak tujuan pembelajaran yang

disampaikan √ 90

3 Bekerjasama dengan teman untuk mencocokkan

kartu index √ 90

4 Mampu menjelaskan materi pelajaran dengan

baik √ 90

5 Aktif dalam mengikuti PBM √ 90

6 Serius memperhatikan penjelasan guru √ 90

7 Serius melaksanakan pencocokan kartu index √ 90

8 Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan √ 90

9 Menyampaikan hasil pencocokan kartu index di

depan kelas √ 90

10 Berani bertanya tentang materi pelajaran √ 90

11 Mampu menjawab pertanyaan dari guru √ 90

12 Berani mengungkapkan pendapat √ 90

13 Mampu mengerjakan soal evaluasi secara mandiri

dan sungguh-sungguh - -

TOTAL 12 1080

Rata-rata 90

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

91

Pada pertemuan ketiga ini pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah

berjalan dengan lebih maksimal lagi apabila dibandingkan pada pertemuan-

pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2. Keseluruhan proses

pembelajaran mulai dari mengkondisikan kelas yang meliputi tahap persiapan

sebelum melakukan pembelajaran, membuka pembelajaran dengan doa, kemampuan

guru memberikan apersepsi untuk menggali pemahaman siswa pada awal

pembelajaran, dan menyampaikan tujuan pembelajaran sudah lebih maksimal.

Kemampuan guru melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe index card

match, menerapkan model pembelajaran kooperatif tipeindex card match dalam

proses belajar mengajar, membuat siswa untuk aktif dalam melakukan tanya jawab,

memantau siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran, membantu siswa ketika

mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi

kegiatan pembelajaran, memberikan penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan,

penilaian terhadap materi pelajaran yang berupa soal evaluasi,pengelolaan waktu

pelajaran serta keterampilan mengelola kelas juga sudah lebih baik lagi dan

maksimal. Kemampuan dalam menutup pembelajaran, memberikan refleksi kegiatan

pembelajaran, memberikan tindak lanjut dan menutup proses belajar mengajar

dengan doa sudah sangat tepat. Guru mampu meningkatkan pembelajaran dengan

menggunakan model membelajaran kooperatif tipe index card match dengan

maksimal. Mampu membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran dan memahami materi pembelajaran dengan baik. Mampu

menumbuhkan semangat dan antusiasme siswa untuk mengikuti pelajaranserta

mengelola kelas menjadi lebih maksimal. Guru juga mampu menumbuhkan rasa

percaya diri siswa dan keberanian siswa untuk aktif dalam tanya jawab dan

mengemukakan pendapatnya.Hal ini akan dikemukakan dengan lebih jelas pada

paparan tabel 22 dibawah ini:

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

92

Tabel 22

Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card

Match oleh Guru Siklus 2 Pertemuan 3

No Aspek yang Diamati Skor

Nilai 1 2 3 4 5

1 Menyiapkan ruang kelas dan alat peraga yang akan dipakai

untuk PBM

√ 90

2 Membuka PBM dengan doa √ 90

3 Memeriksa kesiapan siswa sebelum melakukan PBM √ 90

4 Melalukan apersepsi (misalnya pertanyaan atau lagu yang

terkain materi pelajaran)

√ 90

5 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

dalam PBM

√ 90

6 Menyiapkan kartu index yang akan digunakan dalam PBM

sejumlah siswa di dalam kelas

√ 90

7 Membagi kartu index menjadi dua bagian yang sama (separoh

bagian berisi soal dan separoh bagian lainnya berisi jawaban

soal)

√ 90

8 Mencampuraduk kartu index secara acak (mencampuradukan

antara kartu soal dan kartu jawaban soal)

√ 90

9. Membagikan kartu index kepada semua siswa √ 90

10. Menjelaskan peraturan kegiatan pencocokan kartu index

(menekankan kepada siswa bahwa ini adalah kegiatan mencari

pasangan kartu index)

√ 95

11 Memantau siswa dalam melakukan kegiatan pencocokan kartu

index

√ 95

12 Membantu siswa ketika mengalami kesulitan dalam

melakukan pencocokan kartu index (kesulitan mencari

pasangan kartu)

√ 95

13 Mengevaluasi kegiatan siswa dalam melakukan pencocokan

kartu index

√ 95

14 Mengevaluasi hasil kegiatan siswa dalam melakukan

pencocokan kartu index

√ 95

15 Memberikan penilaian terhadap kegiatan PBM yang dilakukan √ 95

16 Memberikan penilaian terhadap materi pelajaran berupa soal

evaluasi

√ 90

17 Menarik kesimpulan dari kegiatan PBM yang dilakukan √ 95

18 Memberikan refleksi (menemukan hal positif atau negatif dari

pembelajaran dan pesan moral)

√ 95

19 Memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah √ 90

20 Menutup PBM dengan doa √ 90

TOTAL 20 1840

Rata-rata 92

Sama pada pertemuan ketiga siklus 1, di pertemuan ketiga siklus 2 ini guru juga

melaksanakan pembelajaran seperti biasa dengan menggunakan model pembelajaran

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

93

kooperatif tipe index card match untuk mengulas kembali materi yang sudah

dipelajari pada dua pertemuan sebelumnya. Hal ini dilakukan supaya siswa lebih

paham lagi dengan materi budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi

kebudayaan internasional. Selain itu pada pertemuan ketiga ini siswa juga dapat

bertanya kepada guru tentang materi pelajaran yang belum ia mengerti pada

pertemuan sebelumnya. Kemudian kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan

memberikan soal evaluasi pembelajaran kepada siswa sebagai tolak ukur sejauh mana

siswa dapat menyerap pembelajaran yang diberikan oleh guru dan juga pengukuran

kemampuan afektif siswa dengan memberikan skala sikap untuk mengetahui

bagaimana sikap siswa terhadap materi globalisasi tentang budaya Indonesia yang

pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. Pertemuan ketiga siklus 2

ini juga dijagikan tolak ukur apakah penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh

peneliti berhasil atau tidak.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa sudah lebih maksimal, lebih baik

dan sudah menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan pada pertemuan-

pertemuan sebelumnya. Siswa sudah mengerti dan mampu melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card

match dengan tepat dan lancar. Hal ini terbukti dari kemampuan siswa dalam

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe index card

match sudah lebih baik dan maksimal. Semua siswa telah berhasil melakukan

pencocokan kartu indekssebelum batas waktu yang ditentukan habis sehingga tidak

ada lagi siswa yang belum mendapatkan pasangan kartu ataupun salah dalam

mengambil pasangan kartu. Kerjasama yang baik antar teman juga semakin

meningkat begitu pula dalam penyampaian hasil pencocokan kartu indeks sudah

benar semuanya. Sedangkan untuk keseluruhan pembelajaran mulai dari kesiapan

untuk melalukan PBM, keaktifan dan keseriusan siswa dalam mengikuti

pembelajaran serta kemampuan siswa dalam menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan sudah sangat maksimal. Hal ini akan dikemukakan dengan lebih jelas

pada tabel 23 dibawah ini:

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

94

Tabel 23

Lembar Observasi Aktivitas siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Index Card Match Siklus 2 Pertemuan 3

No. Aspek yang Diamati Skor

Nilai 1 2 3 4 5

1 Kesiapan untuk melalukan PBM √ 95

2 Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan √ 90

3 Bekerjasama dengan teman untuk mencocokkan kartu index √ 95

4 Mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik √ 90

5 Aktif dalam mengikuti PBM √ 95

6 Serius memperhatikan penjelasan guru √ 90

7 Serius melaksanakan pencocokan kartu index √ 95

8 Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan √ 95

9 Menyampaikan hasil pencocokan kartu index di depan kelas √ 95

10 Berani bertanya tentang materi pelajaran √ 90

11 Mampu menjawab pertanyaan dari guru √ 95

12 Berani mengungkapkan pendapat √ 95

13 Mampu mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dan

sungguh-sungguh √ 90

TOTAL 13 1210

Rata-rata 93,08

Pada pertemuan ketiga siklus 2 ini siswa mengerjakan soal evaluasi dengan

sungguh-sungguh. Siswa mengerjakan soal secara mandiri dan dengan perasaan

gembira. Selain mengerjakan soal evaluasi siswa juga mengerjakan skala sikap yang

sudah guru siapkan sebelumnya. Skala sikap ini digunakan untuk mengukur sikap

siswa terhadap materi pelajaran globalisasi tentang keanekaragaman budaya

Indonesia dan budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan

internasional. Siswa mampu menyelesaikan soal-soal evaluasi tersebut sesuai dengan

alokasi waktu yang telah disediakan oleh guru. Selain itu siswa juga mampu

mengerjakan skala sikap yang diberikan oleh guru dengan baik.

Berdasarkan Hasil pengamatan peneliti dan observer selama proses

pembelajaran siklus 2, pengamatan siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas

sudah mewujudkan keaktifan siswa secara maksimal. Pembelajaran sudah mampu

menggali kompetensi siswa secara maksimal, karena kegiatan pencocokan kartu

indeks di kelas sangat membantu dan memudahkan siswa dalam menyerap materi

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

95

yang diajarkan guru dengan cara yang menyenangkan. Melalui permainan

pencocokan kartu indeks ini siswa akan lebih mudah dalam mempelajari materi,

siswa belajar berdasarkan pengalamannya sendiri dalam pencarian pasangan kartu

yang ada di tangannya dengan kartu indeks milik teman. Selama melakukan tanya

jawab dengan guru, semua siswa terlihat aktif untuk mengungkapkan pendapatnya.

Sudah tidak ada lagi siswa yang terlihat malu-malu atau tidak percaya diri untuk

bertanya ataupun mengungkapkan pendapatnya. Pada pembelajaran siklus 2 ini

semua siswa sangat aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu siswa

juga lebih antusias dan mampu menciptakan suasana belajar yang lebih

menyenangkan, sampai-sampai pada waktu mengerjakan soal evaluasi pembelajaran

semua siswa mengerjakannya dengan perasaan gembira dan tidak ada beban.

Sedangkan untuk pengamatan guru sudah memadai pada kriteria struktur dan

model pengajaran, yaitu guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

dengan baik. Guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model

pembelajaran kooperatif tipe index card matchdan mampu meningkatkan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match.

Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, melakukan tanya jawab

dan mengungkapkan pendapat. Mampu memperbaiki kekurangan pembelajaran dan

mampu meningkatkan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Mampu

melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi atau tujuan yang ingin dicapai.

1.1.2.4.Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 yang merupakan

pemantapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index

card match, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan

berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer dan peneliti pada siklus 2 dan

perbaikan kekurangan pembelajaran pada siklus 1.

Kegiatan pembelajaran secara keseluruhan pada siklus 2 berlangsung sudah

sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik. Siswa terlihat lebih tertarik pada

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

96

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tampak lebih aktif dan antusias siswa lebih

meningkat. Rencana pembelajaran dengan pelaksanaannya sudah sesuai dan berjalan

maksimal. Keberanian siswa dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat juga

lebih meningkat jika dibandingkan pada pembelajaran siklus 1.

Berdasarkan observasi siklus 2, kemampuan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe index card match baik bagi guru dan siswa sudah tepat. Dalam

pelaksanaan pembelajarannya guru juga sudah melakukan variasi model

pembelajaran dengan baik dan maksimal. Kerjasama, keaktifan dan antusias siswa

dalam mengikuti pelajaran juga mengalami peningkatan.

1.2. Hasil Penelitian

1.2.1.Deskripsi Data

1.2.1.1.Data Siklus 1

Pada akhir pembelajaran siklus 1 masih terdapat 18 siswa yang mendapat nilai

dibawah KKM. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman siswa terhadap soal,

kurangnya latihan, atau kondisi siswa pada saat mengikuti pelajaran kurang

menunjukan adanya rasa keseriusan atau motivasi serta belum berjalannya kerjasama

siswa dalam mengerjakan tugas pencocokan kartu indeks. Siswa tersebut enggan

bertanya kepada guru atau teman pasangan kartu indeksnya.

Kenaikan nilai siswa belum maksimal atau belum sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Nilai hasil belajar tertinggi adalah 95 dan terendah adalah 50. Rata-rata

nilai hasil belajar siswa dalam kelas pada pembelajaran di siklus 1 adalah 70,32. Data

ini menunjukkan bahwa hasil pembelajaran belum mencapai target karena minimal

harus dicapai 90% dari jumlah siswa yaitu minimal 28 siswa memperoleh nilai tuntas.

Hasil belajar pada siklus 1 ini sudah dapat kita lihat dan bandingkan dengan

perolehan nilai hasil belajar yang didapat siswa pada waktu pembelajaran pra siklus.

Pada siklus 1 ini hasil belajar siswa sudah mengalami kenaikan jika dibandingkan

dengan hasil belajar pada pra siklus. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai dibawah

50 pada pembelajaran siklus 1 sudah tidak ada lagi, semua siswa mendapatkan nilai

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

97

diatas 50. Walaupun jumlah siswa yang harus memenuhi KKM 75 hanya 13 siswa

dan itu tergolong belum masuk kriteria berhasil tetapi pada siklus 1 sudah bisa

dikatakan berhasil meningkatkan nilai hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan

hasil belajar pra siklus, karena jumlah siswa yang hampir memenuhi kriteria KKM 75

sangat banyak yaitu siswa yang memperoleh nilai 70. Jumlah siswa yang memperoleh

70 ada 6 siswa dengan persentase 19,35%.

Hasil belajar PKn siswa kelas 4 selama mengikuti pembelajaran pada siklus 1

ini dapat dilihat dan dijelaskan lebih rinci pada tabel 24berikut ini:

Tabel 24

Distribusi Frekwensi Hasil Belajar PKn Siklus 1 Siswa Kelas 4 SD Negeri

Ketip Juwana Kabupaten Pati Semester 2/2012-2013

No Nilai Frekwensi Persentase

1 < 50 0 0%

2 50 6 19,35%

3 55 1 3,23%

4 60 2 6,45%

5 65 3 9,68%

6 70 6 19,35%

7 75 3 9,68%

8 80 4 12,90%

9 85 2 6,45%

10 90 1 3,23%

11 95 3 9,68%

Jumlah 31 100%

Berdasarkan keterangan tabel di atas, siswa yang mendapat nilai di bawah 50

tidak ada. Siswa yang mendapat nilai50 ada 6 siswa dengan jumlah persen 19,35%.

Siswa yang mendapat nilai 55 ada 1 siswa dengan jumlah persen 3,23%. Nilai 60

diperoleh oleh 2 siswa dengan jumlah persen 6,45%. Nilai 65 diperoleh oleh 3 siswa

dengan jumlah persen 9,68%. Nilai siswa 70 ada 6 siswa dengan jumlah persen

19,35%. Siswa yang mendapat nilai 75 ada 3 siswa dengan jumlah persen 9,68%.

Siswa yang mendapat nilai 80 ada 4 siswa dengan jumlah persen 12,90%. Siswa yang

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

98

mendapat nilai 85 ada 2 siswa dengan jumlah persen 6,45%. Jumlah siswa yang

mendapat nilai 90 ada 1 siswa dengan jumlah persen 3,23%. Dan siswa yang

mendapat nilai 95 ada 3 siswa dengan jumlah persen 9,68%.

Selain pengukuran kemampuan kognitif yaitu hasil belajar, peneliti juga

melakukan pengukuran pada kemampuan afektif yaitu sikap dengan menggunakan

bantuan skala likert. Pengukuran sikap ini dilakukan satu kali pada akhir

pembelajaran siklus 1 yaitu pada pertemuan ketiga untuk mengukur bagaimana sikap

siswa tentang materi pengaruh globalisasi terhadap lingkungan. Menurut hasil

pengukuran kemampuan afektif siswa dengan menggunakan skala sikap

menunjukkan bahwa sebagian besar sikap siswa kelas 4 SD sangat terpengaruh

adanya globalisasi terhadap lingkungan. Sikap siswa tidak hanya dipengaruhi oleh

dampak positif adanya globalisasi tetapi juga dampak negatif dari adanya globalisasi

terhadap lingkunganitu juga sudah mempengaruhi perilaku siswa-siswa sekarang ini.

Dampak negatif dari adanya globalisasi terhadap lingkungan yang sudah

mempengaruhi perilaku siswa-siswa sekarang ini misalnya mengkonsumsi makanan

instan atau cepat saji, sering bermain playstation dan membuat siswa malas untuk

belajar serta bersikap individualisme meniru gaya hidup orang Barat. Sedangkan

dampak positif dari adanya globalisasi yang mempengaruhi perilaku siswa adalah

penggunaan handphone untuk memudahkan kita berkomunikasi dengan keluarga

yang berada jauh dari tempat tinggal kita dan penggunaan internet yang memudahkan

kita untuk mengetahui segala informasi yang berada dibelahan dunia manapun.

Apabila hal tersebut tidak segera ditangani maka akan berdampak buruk bagi siswa

yaitu siswa semakin terpengaruh adanya arus globalisasi yang sangat cepat merambah

dan mempengaruhi lingkungan sekitar. Apalagi jika siswa-siswa tersebut tidak

dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang globalisasi maka akan semakin

cepat terpengaruh arus globalisasi yang ada di lingkungan. Hal ini dapat kita lihat

dengan jelas dari distribusi hasil skala sikap siklus 1 pada tabel 25 dibawah ini:

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

99

Tabel 25

Distribusi Hasil Skala Sikap Siklus 1 Siswa Kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana

Kabupaten Pati Semester 2/2012-2013

No Pertanyaan/ pernyataan

Skala

Total

Siswa

Jumlah

Siswa

Setuju

Persen

(%)

Jumlah

Siswa Tidak

Setuju

Persen

(%)

1 Sikap saya terhadap adanya internet

sebagai sumber informasi 26 83,87 5 16,13 31

2 Sikap saya terhadap gaya rambut

kuning/ merah yang merupakan ciri

negatif dari globalisasi

3 9,68 28 90,32 31

3 Sikap saya dengan munculnya

restoran cepat saji di lingkungan

sekitar

16 51,61 15 48,39 31

4 Sikap saya dengan adanya

handphone untuk mempermudah

kita berkomunikasi dengan orang

lain

29 93,55 2 6,45 31

5 Sikap saya dengan adanya

playstation sebagai salah satu

hiburan yang membuat kita lebih

semangat untuk belajar

13 41,94 18 58,06 31

6 Sikap kita dengan masuknya budaya

asing yang masuk ke Indonesia 6 19,35 25 80,65 31

7 Bersikap sopan santun kepada orang

yang lebih tua 31 100 0 0 31

8 Meniru cara berpakaian artis-artis

Barat dengan memakai baju mini 0 0 31 100 31

9 Bersikap acuh terhadap teman yang

sedang kesusahan 5 16,13 26 83,87 31

10 Mencintai produk dalam negeri 27 87,10 4 12,90 31

Berdasarkan distribusi hasil skala sikap di atas, pada instrumen 1 dan 4 yang

menyatakan sikap adanya internet sebagai sumber informasi dan handphone untuk

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

100

mempermudah kita berkomunikasi dengan orang lain hampir semua siswa di dalam

kelas menjawab setuju dengan persentase 83,87% dan 93,55%. Instrumen 2, 6, 8 dan

9 menyatakan sikap masuknya budaya asing di Indonesia seperti gaya rambut kuning

atau merah, memakai baju mini serta sikap individualisme sebagian besar siswa

menjawab tidak setuju dengan persentase 90,32%, 80,65%, 100% dan 83,87%. Hal

ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan masuknya budaya

asing di Indonesia. Instrument 3 dan 5 yang menyatakan contoh pengaruh globalisasi

terhadap lingkungan seperti munculnya restoran cepat saji dan hiburan yang membuat

malas seperti playstation, banyaknya siswa yang menjawab setuju dan tidak setuju

hampir sama dengan persentase siswa yang menjawab setuju yaitu 51,61% dan

41,94% sedangkan yang menjawab tidak setuju dengan persentase 48,39% dan

58,06%. Ini menunjukkan bahwa sebagian siswa di dalam kelas sangat terpengaruh

adanya globalisasi. Untuk instrumen 7 dan 10 yang menyatakan sikap sopan santun

kepada orang yang lebih tua serta mencintai produk dalam negeri, hampir semua

siswa di dalam kelas menjawab setuju dengan persentase 100% dan 87,10%. Ini

menunjukkan bahwa semua siswa di dalam kelas tidak sepenuhnya terpengaruh

adanya arus globalisasi walaupun ada sebagian siswa yang sangat terpengaruh adanya

arus globalisasi.

1.2.1.2.Data Siklus 2

Pada akhir pembelajaran siklus 2 semua siswa sudah mendapatkan nilai sesuai

dengan KKM yang ditentukan. Jadi pada akhir pembelajaran siklus 2 ini tidak ada

lagi siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Kenaikan nilai siswa sudah

maksimal dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Nilai hasil belajar tertinggi

adalah 100 dan nilai belajar terendah adalah 75. Rata-rata kelas nilai hasil belajar

siswa pada pembelajaran di siklus 2adalah 84,03. Data ini menunjukkan bahwa hasil

pembelajaran sudah mencapai lebih dari target minimal yang harus dicapai yaitu 90%

dari jumlah siswa di kelas yaitu minimal 28 siswa menjadi 100% atau semua siswa di

dalam kelas memperoleh nilai sesuai dengan KKM yang ditentukan yaitu ≥ 75.

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

101

Hasil belajar PKn siswa kelas 4 SD selama mengikuti pembelajaran pada siklus

II ini dapat dlihat secara rinci pada tabel 26 berikut ini:

Tabel 26

Distribusi Frekwensi Hasil Belajar PKn Siklus 2 Siswa Kelas 4 SD Negeri

Ketip Juwana Kabupaten Pati semester 2/2012-2013

No. Nilai Frekwensi Persentase

1 <50 0 0%

2 50 0 0%

3 55 0 0%

4 60 0 0%

5 65 0 0%

6 70 0 0%

7 75 7 22,58%

8 80 6 19,35%

9 85 8 25,81%

10 90 7 22,58%

11 95 2 6,45%

12 100 1 3,23%

Jumlah 31 100%

Berdasarkan keterangan tabel di atas, siswa yang mendapat nilai di bawah 75

tidak ada. Siswa yang mendapat nilai antara 75 ada 7 siswa dengan jumlah persen

22,58%. Siswa yang mendapat nilai antara 80 ada 6 siswa dengan jumlah persen

19,35%. Nilai 85 diperoleh oleh 8 siswa dengan jumlah persen 25,81%. Nilai 90

diperoleh oleh 7 siswa dengan jumlah persen 22,58%. Siswa yang mendapat nilai 95

ada 2 siswa dengan jumlah persen 6,45%. Dan siswa yang mendapat nilai 100 ada 1

siswa dengan jumlah persen 3,23%.

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

102

Hasil belajar PKn siswa pada siklus 2 ini menunjukkan peningkatan sesuai

dengan yang diharapkan bahkan mencapai 100% siswa memperoleh nilai diatas

KKM 75. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran siklus 1 sudah banyak siswa yang

berhasil memperoleh nilai 70 yaitu hampir mencapai KKM yang ditentukan yaitu 75.

Jadi tidak heran jika pada pembelajaran siklus 2 semua siswa mencapai nilai tuntas

semuanya bahkan nilai tertinggi dapat memperoleh nilai 100.

Selain pengukuran kemampuan kognitif yaitu hasil belajar, peneliti juga

melakukan pengukuran pada kemampuan afektif yaitu sikap dengan menggunakan

skala likert. Pengukuran sikap ini dilakukan satu kali pada akhir siklus 2 yaitu pada

pertemuan ketiga untuk mengukur bagaimana sikap siswa tentang materi

keanekaragaman budaya Indonesia dan budaya Indonesia yang pernah ditampilkan

dalam misi kebudayaan internasional. Menurut distribusi hasil skala sikap pada siklus

2 terjadi peningkatan kemampuan afektif atau perubahan sikap siswa jika

dibandingkan dengan siklus 1. Pada siklus 1 yang hampir keseluruhan siswa kelas 4

SD menunjukkan sikap yang sangat terpengaruh akan arus globalisasi, namun pada

siklus 2 ini terjadi perubahan yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak

setuju adanya pengaruh globalisasi pada keanekaragaman budaya Indonesia yang kita

miliki. Seperti banyaknya kolaborasi penari asli Indonesia dengan seniman asing

yang membuat lunturnya budaya asli Indonesia. Banyak munculnya seniman asing

yang pandai mendalang dari pada generasi Indonesia saat ini. Hal itu dapat terjadi

karena kurangnya pengetahuan generasi penerus bangsa terhadap keanekaragaman

budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Remaja-remaja sekarang ini lebih memilih seni

kebudayaan asing yang lebih modern dari pada seni kebudayaan Indonesia. Sehingga

tidak heran jika Negara-negara lain seperti Malaysia banyak mengakui seni budaya

Indonesia seperti Reog Ponorogo dan alat musik tradisional angklung yang dimiliki

oleh masyarakat Jawa Barat itu adalah keanekaragaman budaya yang berasal dari

Negaranya. Distribusi hasil skala sikap pada siklus 2 dapat kita lihat pada table 27

dibawah ini:

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

103

Tabel 27

Distribusi Hasil Skala Sikap Siklus 2 Siswa Kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana

Kabupaten Pati Semester 2/2012-2013

No Pertanyaan/ pernyataan

Skala Total

Siswa Jumlah Siswa

Setuju

Persen

(%)

Jumlah Siswa

Tidak Setuju

Persen

(%)

1 Sikap saya dengan ditampilkannya

kebudayaan Indonesia di dunia

internasional

30 96.77 1 3,23 31

2 Sikap saya untuk menunjukkan dan

memperkenalkan budaya bangsa

Indonesia ke dunia Internasional

31 100 0 0 31

3 Sikap saya dengan diakuinya alat

musik tradisional angklung oleh

Negara Malaysia

15 48,39 16 51,61 31

4 Sikap saya dengan diakuinya tradisi

reog ponorogo oleh Negara Malaysia 12 38,71 19 61,29 31

5 Sikap saya terhadap punahnya

kesenian wayang kulit yang mulai

ditinggalkan bangsa Indonesia

6 19,35 25 80,65 31

6 Sikap saya dengan adanya pertukaran

kebudayaan yang dimiliki oleh

Indonesia yang ditularkan di Negara

lain

7 22,58 24 77,42 31

7 Banyaknya kolaborasi penari asli

Indonesia dengan seniman asing yang

membuat luntur budaya asli Indonesia

6 19,35 25 80,65 31

8 Penggunaan pakaian adat kebaya pada

peringatan hari Kartini 30 96.77 1 3.23 31

9 Banyak munculnya seniman asing

yang pandai mendalang dari pada

generasi Indonesia saat ini

11 35,48 20 64,52 31

10 Kurangnya pengetahuan generasi

sekarang terhadap keanekaragaman

budaya yang dimiliki Indonesia

16 51,61 15 48,39 31

Berdasarkan data distribusi hasil skala likert siklus II di atas, menunjukkan

bahwa pada instrument 1, 2 dan 8 yang menyatakan sikap dengan ditampilkan atau

diperkenalkannya budaya Indonesia ke dunia internasional dan penggunaan pakaian

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

104

adat kebaya pada peringatan hari Kartini hampir semua siswa didalam kelas

menjawab setuju dengan persentase 96,77%, 100% dan 96,77%. Instrument 4,5,7 dan

9 yang menyatakan mulai luntur atau punahnya budaya kesenian Indonesia serta

diakuinya budaya kesenian Indonesia oleh Negara lain hampir sebagian siswa

menjawab tidak setuju dengan persentase 61,29%, 80,65%, 80,64% dan 64,52%.

Karena budaya kesenian itu merupakan budaya asli dan kekayaan Indonesia yang

harus dijaga dan dilestarikan oleh anak bangsa. Instrument 3 dan 10 yang menyatakan

diakuinya alat musik tradisional angklung oleh Negara Malaysia dan kurangnya

pengetahuan generasi sekarang terhadap keanekaragaman budaya yang dimiliki

Indonesia, banyaknya siswa yang menjawab setuju dan tidak setuju hampir sama.

Persentase siswa yang menjawab setuju yaitu 48,39% dan 51,61% sedangkan yang

menjawab tidak setuju dengan persentase 51,61% dan 48,39%. Hal ini menunjukkan

bahwa memang benar bahwa pengetahuan generasi sekarang terhadap

keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia memang kurang. Dan untuk

instrument 6 yang menyatakan sikap adanya pertukaran kebudayaan yang dimiliki

oleh Indonesia yang ditularkan di Negara lain hampir semua siswa menjawab tidak

setuju dengan persentase 77,42%. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak

menyetujui adanya pertukarang kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia di Negara

lain karena mereka khawatir bahwa dengan adanya pertukaran kebudayaan itu,

kebudayaan asli Indonesia akan terpengaruh adanya arus globalisasi dan menjadi

luntur keasliannya.

1.2.2.Analisis Data

Analisis data yang dilakukan oleh peneliti ada dua tahapan yaitu analisis

ketuntasan dan analisis komparatif.

1.2.2.1.Analisis Ketuntasan

Pada pembelajaran siklus 1, masih ada siswa yang belum memperoleh nilai

tuntas dalam megikuti pembelajaran PKn. Siswa yang belum tuntas mencapai nilai

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

105

KKM 75 berjumlah 18 siswa dan 13 siswa lainnya berhasil mencapai batas tuntas

nilai KKM 75. Hasil belajar PKn siswa kelas 4 pada siklus 1 disajikan dalam tabel 28

berikut ini:

Tabel 28

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siklus 1 Siswa Kelas 4 SD Negeri Ketip

Juwana Kabupaten Pati Semester 2/2012-2013

No. Ketuntasan Frekwensi Persentase

1 Tuntas 13 41,94%

2 Belum Tuntas 18 58,06%

Rerata 70,32

Maksimum 95

Minimum 50

Berdasarkan Tabel 28 terlihat bahwa nilai ketuntasan siswa pada siklus I ini ada

13 siswa yang berhasil memperoleh nilai tuntas dengan persentase 41,94% dan siswa

yang tidak berhasil memperoleh nilai tuntas ada 18 siswa dengan persentase 58,06%.

Pada pembelajaran siklus 2 sudah tidak ada lagi siswa yang memperoleh nilai

dibawah KKM 75 atau belum tuntas megikuti pembelajaran. Semua siswa kelas 4 SD

Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati yang berjumlah 31 siswa berhasil mencapai

batas tuntas nilai KKM 75. Hasil belajar PKn siswa kelas 4 pada siklus 2 disajikan

dalam tabel 29 berikut ini:

Tabel 29

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siklus 2 Siswa Kelas 4 SD Negeri Ketip

Juwana Kabupaten Pati Semester 2/2012-2013

No. Ketuntasan Frekwensi Persentase

1 Tuntas 31 100%

2 Belum Tuntas 0 0%

Rerata 84,03

Maksimum 100

Minimum 75

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

106

Berdasarkan tabel 29 terlihat bahwa keseluruhan siswa kelas 4 SD Negeri

Ketip Juwana Kabupaten Pati yang berjumlah 31 siswa berhasil mencapai batas

tuntas dengan persentase 100%, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai tidak tuntas

ada 0 siswa dengan persentase 0%.

Hasil belajar PKn siswa sebelum ada tindakan, dari jumlah siswa di kelas

yaitu 31 siswa nilai rata-rata kelasnya hanya 66,81. Siswa yang berhasil mendapat

nilai diatas KKM 75 hanya ada 10 siswa dan 21 siswa yang lainnya mendapatkan

nilai dibawah KKM 75. Dengan nilai tertinggi yaitu 96 dan nilai terendah yaitu 43.

Setelah mengalami perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match, nilai hasil

belajar PKn siswa sedikit mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelasnya menjadi

70,32 dengan jumlah siswa yang berhasil mencapai nilai tuntas diatas KKM 75 yaitu

13 siswa dan 18 siswa lainnya belum berhasil mencapai nilai tuntas yaitu KKM 75.

Nilai tertinggi pada pembelajaran siklus 1 adalah 95 dan nilai terendahnya adalah 50.

Pada pemantapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe index card match di siklus 2, terjadi peningkatan hasil belajar PKn

siswa sesuai dengan harapan. Pada pembelajaran siklus 2 ini tidak ada lagi siswa yang

belum berhasil mencapai nilai tuntas. Artinya pada pembelajaran siklus 2, semua

siswa kelas 4 SD yang berjumlah 31 siswa berhasil memperoleh nilai tuntas yaitu

mencapai KKM 75 dengan persentase siswa 100%. Nilai tertinggi yang berhasil

diperoleh adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 75. Sedangkan nilai rata-rata

kelasnya adalah 84,03.

Perbandingan nilai ketuntasan hasil belajar pada mata pelajaran PKn siswa

kelas4 SD dari pembelajaran pra siklus, perbaikan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match pada siklus 1 dan

pemantapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

index card match pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 30 berikut ini:

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

107

Tabel 30

Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas 4 SD Negeri

Ketip Juwana Kabupaten Pati Semester 2/2012-2013

No. Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

f % F % F %

1 Tuntas 10 32,26 13 41,94 31 100

2 Tidak Tuntas 21 67,74 18 58,06 0 0

Rerata 66,81 70,32 84,03

Maksimum 96 95 100

Minimum 43 50 75

Dari tabel analisis komparatif ketuntasan hasil belajar PKn siswa kelas 4 SD

pada tabel 30 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Terbukti untuk klasifikasi ketuntasan, pada

waktu sebelum tindakan terdapat 21 siswa yang belum tuntas, siklus I masih ada 18

siswa yang belum tuntas, sedangkan pada siklus II semua siswa memperoleh nilai

tuntas. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe index card match ini terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Keadaan awal siswa SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati pada awalnya

cukup rendah, rata-rata nilainya hanya 66,81. Rata-rata ini diperoleh karena nilai

siswa sangat rendah, 21 (67,74%) siswa belum tuntas dan hanya 10 (32,26%) siswa

saja yang tuntas. Tingkat keberhasilannya juga sangat rendah yaitu hanya 32,26%

saja. Kemudian dilakukan penelitian pada siklus I, dan menunjukkan adanya

peningkatan hasil belajar siswa, yaitu 18 (58,06%) siswa belum tuntas, dan 13

(41,94%) siswa mencapai tuntas. Walaupun terlihat adanya peningkatan akan tetapi

ini belum mencapai target yang diharapkan, yaitu keberhasilan minimal harus 90%

dari jumlah siswa. Pada tindakan siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yang

signifikan. Keberhasilan siswa yang mendapat nilai diatas KKM ada 31 siswa atau

dapat dikatakan bahwa 100% siswa memperoleh nilai tuntas yaitu ≥ 75, dan ini sudah

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

108

mencapai lebih dari target minimal yaitu 90% dari jumlah siswa. Maka pembelajaran

dengan menggunakan model kooperatif tipe index card match dikatakan berhasil.

1.3. Pembahasan

Sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

observasi lapangan. Pembelajaran PKn di SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati

memiliki nilai yang cukup rendah. Hal ini dikarenakan guru dalam menyampaikan

materi hanya dengan menggunakan metode ceramah. Kesempatan siswa untuk

bertanya jawab itu sangat minim, sehingga perkembangan pemahaman materi siswa

tidak mampu menyeluruh. Hal ini mengakibatkan siswa cenderung pasif di dalam

kelas dan hasil belajarnya rendah.

Hasil belajar PKn sebelumnya, dari 31 siswa rata-rata kelasnya hanya 66,81.

Siswa yang mendapat nilai diatas KKM ada 10 siswa dan yang 21 siswa lainnya

mendapat nilai dibawah KKM. Nilai siswa terendah adalah 43 dan yang tertinggi

adalah 96. Setengah dari jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM ini

membuktikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan ini kurang efektif.

Perbaikan hasil belajar siswa ini menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Index Card Match.Berdasarkan hasil pengamatan, hasil belajar siswa kelas 4 di

SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati mengalami peningkatan. Pada pembelajaran

siklus 1 ini jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 13 siswa, dan jumlah siswa

yang belum tuntas menjadi turun yaitu 18 siswa. Peningkatan hasi belajar pada siklus

1 ini apabila dibandingkan dengan kondisi pra siklus sangat sedikit sekali. Akan

tetapi pada pembelajaran siklus 1 sudah dapat dikatakan terjadi peningkatan karena

jumlah siswa yang mendapatkan nilai dibawah 50 sudah tidak ada lagi. Semua siswa

sudah mendapatkan nilai diatas 50 meskipun hanya 13 siswa saja yang berhasil

mencapai tuntas. Namun apabila kita perhatikan pada distribusi frekwensi nilai hasil

belajar PKn siswa pada siklus 1, siswa yang mendapatkan nilai 70 sangat banyak, jadi

pembelajaran pada siklus 1 sudah bisa dikatakan mengalami peningkatan walaupun

belum semua siswa mencapai batas KKM yaitu 75. Walaupun demikian, tingkat

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

109

keberhasilannya masih rendah, karena hanya 41,94% saja yang mencapai tuntas.

Padahal target ketunasan yang akan dicapai adalah minimal 90% siswa tuntas.

Kekurangan pada siklus 1 ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya yaitu

kurangnya pemahaman siswa terhadap soal, kurangnya latihan, atau kondisi siswa

pada saat mengikuti pelajaran kurang menunjukkan adanya rasa keseriusan atau

motivasi belajar siswa yang kurang serta belum berjalannya kerjasama yang baik

antar siswa dalam mengerjakan tugas pencocokan kartu indeks. Siswa yang

mengalami kesulitan belajar itu juga enggan bertanya kepada guru atau teman

pasangan kartu indeksnya.

Pembelajaran pada siklus 2 ini merupakan pemantapan pembelajaran pada siklus

1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match. Pada

pembelajaran siklus 2 ini menunjukkan perubahan hasil yang lebih signifikan.

Pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatannya yaitu tidak

adanya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran, jadi dapat dikatakan bahwa

semua siswa kelas 4 SD Negeri ketip Juwana Kabupaten Pati yang berjumlah 31

siswa mampu memperoleh nilai tuntas sesuai dengan KKM yaitu ≥ 75. Nilai terendah

siswa adalah 75 dan nilai tertingginya adalah 100, dengan rata-rata kelas nilai siswa

adalah 84,03. Rata-rata ini cukup tinggi dan jumlah siswa yang mendapat nilai tuntas

adalah 31 siswa dengan jumlah persentase 100%. Hal ini membuktikan bahwa

pembelajaran pada siklus II berhasil.

Hipotesis pada penelitian ini terbukti bahwa penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran PKn di kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati.

1.3.1.Perbandingan Hasil Skala Sikap Siklus 1 dan Siklus 2

Distribusi hasil skala sikap pada Siklus 1 menunjukkan bahwa sebagian besar

sikap siswa kelas 4 SD sangat terpengaruh adanya globalisasi terhadap lingkungan.

Sikap siswa tidak hanya dipengaruhi oleh dampak positif adanya globalisasi tetapi

dampak negatif dari adanya globalisasi itu juga sudah mempengaruhi perilaku siswa-

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

110

siswa sekarang ini. Dampak negatif adanya globalisasi yang sudah banyak

mempengaruhi perilaku anak misalnya mengkonsumsi makanan cepat saji atau

makanan instan, munculnya permainan yang membuat malas seperti playstation yang

membuat anak tidak mau belajar dan munculnya sikap individualis atau acuh yang

tidak mau perduli dengan orang lain meniru gaya hidup orang Barat. Sedangkan

pengaruh positif adanya globalisasi mempermudah kita untuk dapat berkomunikasi

dengan saudara ataupun orang lain yang berada jauh dari tempat tinggal kita hanya

dengan menggunakan handphone. Selain itu kita juga dapat mengetahui berbagai

peristiwa yang terjadi di belahan dunia manapun hanya dengan menggunakan

internet.

Pada distribusi hasil skala sikap siklus 2 terjadi peningkatan kemampuan afektif

atau perubahan sikap siswa jika dibandingkan dengan siklus 1. Pada siklus 1 yang

hampir keseluruhan siswa kelas 4 SD menunjukkan sikap yang sangat terpengaruh

akan arus globalisasi, namun pada siklus 2 ini terjadi perubahan yang menunjukkan

bahwa sebagian besar siswa tidak setuju adanya pengaruh globalisasi pada

keanekaragaman budaya Indonesia yang kita miliki.

Berdasarkan data distribusi hasil skala sikap pada siklus 1 dan siklus 2 maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan afektif siswa kelas 4 SD Negeri Ketip

Juwana Kabupaten Pati dari siklus 1 yang tadinya hampir sebagian besar siswa di

kelas sangat terpengaruh adanya arus globalisasi terutama pada makanan, hiburan

yang membuat malas seperti playstation dan sikap individualisme kini mengalami

perubahan signifikan pada siklus 2. Pada siklus 2 kemampuan afektif siswa kelas 4

SD meningkat hampir sebagian besar siswa di dalam kelas tidak setuju adanya

pengaruh globalisasi pada keanekaragaman budaya Indonesia yang kita miliki, karena

keanekaragaman budaya itu adalah kekayaan budaya yang harus kita jaga dan

lestarikan. Jadi dengan adanya penelitian tindakan kelas ini tidak hanya dapat

meningkatkan kemampuan kognitif siswa yang berupa hasil belajar melainkan juga

dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa yaitu sikap siswa terhadap materi

pengaruh globalisasi.

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

111

1.3.2. Hasil Observasi Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan hasil observasi antara guru dan siswa pada siklus 1 dan siklus

2sudah mengalami peningkatan. Awalnya pada siklus 1 secara keseluruhan kegiatan

pembelajaran dikelas belum mewujudkan keaktifan siswa secara maksimal.

Pembelajaran belum mampu menggali kompetensi siswa secara maksimal karena

kegiatan pencocokan kartu indeks masih didominasi oleh siswa-siswa yang pandai

saja. Siswa masih bingung dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

index card match. Kemudian pada siklus 2 dilakukan pemantapan pembelajaran dan

perbaikan kelemahan yang terjadi pada pembelajaran siklus 1. Pada siklus 2 terjadi

peningkatan pembelajaran dan secara keseluruhan pembelajaran dikelas sudah

mewujudkan keaktifan siswa secara maksimal. Pembelajaran sudah mampu menggali

kompetensi siswa secara maksimal, karena kegiatan pencocokan kartu indeks di kelas

sangat membantu dan memudahkan siswa dalam menyerap materi yang diajarkan

guru dengan cara yang menyenangkan. Melalui permainan pencocokan kartu indeks

ini siswa akan lebih mudah dalam mempelajari materi, siswa belajar berdasarkan

pengalamannya sendiri dalam pencarian pasangan kartu yang ada di tangannya

dengan kartu indeks milik teman. Siswa merasa senang dan lebih antusias dalam

mengikuti pelajaran di kelas.

Sedangkan untuk pengamatan guru pada siklus 1 dan siklus 2 sudah memadai

pada kriteria struktur dan model pengajaran, yaitu guru sudah menyampaikan

kompetensi yang akan dicapai, sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

model pembelajaran kooperatif tipe index card match, melibatkan siswa secara aktif

dalam pembelajaran, memantau siswa dalam kegiatan pencocokan kartu indeks, dan

sudah melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi atau tujuan yang ingin

dicapai.

1.3.3.Hubungan Hasil Penelitian dengan Kajian Teori dan Kajian Hasil

Penelitian yang Relevan

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

112

Model pembelajaran kooperatif tipe index card match apabila diterapkan dalam

proses belajar mengajar di kelas dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

menerima pelajaran. Index Card Match merupakan salah satu tipe model

pembelajaran kooperatif dengan menggunakan metode pembelajaran aktif. Model

pembelajaran kooperatif tipe index card match ini merupakan model pembelajaran

yang melibatkan seluruh siswa ketika pembelajaran dalam bentuk kelompok kecil

berpasangan, setiap anggota memiliki materi yang berbeda dan bertugas mencari

pasangannya berdasarkan kecocokan materi yang tertulis dalam bentuk kartu indeks.

Prosedur pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe index card match ini khusus dirancang untuk lebih mengaktifkan siswa dalam

mengikuti pembelajaran. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe index card

match ini sangat cocok digunakan untuk meninjau ulang materi pembelajaran dengan

cara aktif dan menyenangkan. Apabila model pembelajaran ini diterapkan di dalam

kelas, maka siswa akan lebih antusias lagi dalam mengikuti pembelajaran karena

suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membuat siswa merasa jenuh

ketika belajar. Suasana belajar yang seperti itu akan menumbuhkan kegembiraan dan

ketertarikan siswa akan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru serta mampu

meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar.

Atas dasar hasil observasi penelitian tindakan kelas yang sudah dilakukan oleh

peneliti maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mendukung dan mengokohkan

teori yang disampaikan oleh beberapa ahli pada paparan bab kajian teori, menyatakan

hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa melalui pengalaman belajarnya

yang meliputi kemampuan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor

(ketrampilan). Hasil penelitian ini juga didukung oleh kajian hasil penelitian yang

sudah dilakukan oleh Gatut Saputro (2011) yang berjudul Penerapan Model

Pembelajaran Index Card Match untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Siswa Kelas III SDN Begendeng 3 Kabupaten Nganjuk,Ervan Yopi Putranto yang

berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Index Card Match untuk meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V SDN Pesanggrahan 02 Kota

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

113

Batudan Alfan Yuniawan yang berjudulPenerapan Model Index Card Match untuk

Meningkatkan IPA pada Siswa Kelas IV SDN Tulusrejo 2 Kota Malang. Ketiga hasil

penelitian yang sudah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe index card match tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe index card match terbukti dapat meningkatkan

hasil belajar baik pada mata pelajaran PKn maupun pada mata pelajaran lainnya.

1.3.4. Implikasi Teoritis dan Praktis

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat dijelaskan implikasi teoritis dan

implikasi praktis sebagai berikut:

1.3.4.1. Implikasi Teoritis

Setelah membandingkan teori penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Index Card Match dengan penelitian ini maka didapat hasil mendukung dan

mengokohkan teori yang berkenaan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Index

Card Match dalam kaitannya dengan peningkatan hasil belajar. Setelah pembelajaran

disesuaikan dengan standar proses maka didapatkan hasil bahwa pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

1.3.4.2. Implikasi Praktis

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Index

Card Match dapat digunakan dalam pembelajaran PKn dan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Hal ini terjadi karena model pembelajaran kooperatif tipe Index Card

Match khusus dirancang untuk lebih mengaktifkan siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match ini

sangat cocok digunakan untuk meninjau ulang materi pembelajaran dengan cara aktif

dan menyenangkan. Apabila model pembelajaran ini diterapkan didalam kelas, maka

siswa akan lebih antusias lagi dalam mengikuti pembelajaran karena di dalam model

ini terdapat unsur permainan yang tidak membuat siswa merasa jenuh dan bosan

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3780/5/T1_292009020_BAB IV.pdf · mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.

114

bahkan suasana pembelajaran pun menjadi lebih menyenangkan. Suasana belajar

yang seperti itu akan menumbuhkan kegembiraan dan ketertarikan siswa akan materi

pelajaran yang disajikan oleh guru serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa

mencapai taraf ketuntasan belajar.