BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal
a. Situasi Kelas
Hasil observasi kelas menyatakan bahwa ada kelebihan dari tindakan `perbaikan ini
antara lain : siswa mulai termotivasi untuk belajar, siswa secara aktif dan penuh
kesungguhan mengerjakan tugas yang diberikan guru, bila diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusi atau hasil pelaksanaan latihan siswa berlomba-lomba
mengacungkan jari terlebih dahulu, siswa mulai berani tampil di depan kelas, siswa mulai
berani mengajukan usul, pertanyaan dan saran.
b. Prosentase Hasil Belajar Siswa
Dalam penelitian ini diterapkan ketuntasan belajar secara individual dan secara
klasikal , dengan kriteria minimal (KKM) 75. Sementara itu, secara klasikal dinyatakan
tuntas apabila siswa yang nilainya sudah tuntas mencapai 75 % dari jumlah keseluruhan
siswa. Masalah diidenifikasi bersama-sama dengan teman sejawat guru berdasarkan studi
kasus yang ditulis guru. Studi kasus ini secara narativ dan detail akan menjelaskan
perencanaan dan pelaksanaaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru,
serta refleksi oleh guru. Dari studi kasus, diidentifikasi bahwa guru merasa kesulitan dalam
mengajarkan operasi hitung bilangan kepada siswa, dan pencapaian hasil belajar siswa
rendah. Berdasarkan diskusi dengan rekan sejawat guru dan juga dari beberapa pustaka,
tindakan yang dipilih guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar tersebut dengan
memberikan latihan yang lebih banyak kepada siswa. Selanjutnya guru membuat
perencanaan tindakan, terdiri dari penyusunan RPP untuk kegiatan belajar mengajar,
mempersiapkan bahan pelajaran dari berbagai sumber, mengembangkan latihan dan butir
soal untuk evaluasi hasil belajar, menyiapkan lembar observasi, meminta dua orang rekan
guru untuk melakukan observasi kegiatan belajar, serta membuat denah kelas untuk
memudahkan pelaksanaan observasi. Perolehan hasil belajar Pra Siklus disajikan dalam
tabel berikut:
35
Tabel 4.1
Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika pada pra siklus
Nilai Jumlah
siswa % KKM
Nilai
rata-rata
Keterangan
< 75 10 40
Belum tuntas
> 75 15 60
Tuntas
Jumlah 25 Anak 100% 75 74,80
Dari data tersebut terlihat 15 siswa atau 60% yang tuntas, sedangkan sisanya 10
siswa atau 40% belum tuntas, dan nilai rata-rata keseluruhannya yaitu 74,80.
Tabel nilai prasiklus dapat disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 4.1 :
nilai prasiklus
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Nilai <75 Nilai >75
Jum
lah
An
ak
Nilai PraSiklus
36
4.1.2 Deskripsi Siklus I
4.1.2.1 Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
rencana pembelajaran berbasis inkuiri pada materi pokok operasi hitung bilangan pada
sifat komutatif dan asosiatif, soal tes formatif dan alat-alat pembelajaran yang mendukung.
4.1.2.2 Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 20
dan 22 Agustus 2013 di Kelas IV dengan jumlah siswa 25 orang. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan
dengan pelaksanaan belajar mengajar. Langkah-langkah pertemuan pertama dan kedua
sama, hanya beda pada indikator. Adapun langkah-langkahnya adalah: 1) menyampaikan
tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai, 2) memberikan motivasi dengan tanya
jawab yang berhubungan dengan materi.
Pertemuan pertama pada siklus I kegiatan inti: 1) mengidentifikasi dan merumuskan
masalah berkaitan operasi hitung bilangan pada sifat komutatif terhadap penjumlahan dan
perkalian, 2) merumuskan hipotesis, 3) merancang dan melakukan percobaan, 4)
menganalisis data, 5) menyajikan hasil hipotesis, 6) merumuskan kesimpulan.
Pada kegiatan akhir 1) siswa mengumpulkan penugasan diskusi kelompok, 2) siswa
mengerjakan soal-soal latihan, 3) guru melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara terpogram dan terencana, 4) guru memberikan umpan balik terhadap
proses hasil pembelajaran, 5) guru menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan
datang dan 6) guru menutup pelajaran dengan memotivasi siswa agar lebih giat belajar
sebagai tindak lanjut.
Pertemuan kedua siklus I langkah-langkah kegiatan pembelajaran berbasis inkuiri
hampir sama dengan pertemuan pertama. Pada penjelasan materi media yang digunakan
sama dengan pertemuan pertama karena pada pertemuan kedua. Indikatornya adalah
mengenal sifat operasi hitung asosiatif terhadap penjumlahan dan perkalian. Pada akhir
proses belajar mengajar, siswa diberi soal evaluasi siklus I dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat kenberhasilan tindakan guru yang telah dilakukan dengan menerapkan
pembelajaran berbasis inkuiri.
37
4.1.2.3 Hasil Tindakan
Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran Matematika dengan menerapkan
pembelajaran berbasis inkuiri pada siklus I memperoleh penilaian yang dilakukan oleh
observasi tertera pada Tabel 4 di bawah ini
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas IV SDN Wonotunggal 03 pada Siklus I
Pelaksanaan Skor yang diperoleh Presentase Kriteria
Pertemuan I 35 62,50 Cukup Baik
Pertemuan II 43 76,78 Baik
Pada pertemuan pertama Siklus I hasil penilaian pengamatan siswa hanya 62,50%
dengan kategori cukup baik dan pada pertemuan kedua siklus I 76,78% dengan kategori
baik. Secara klasikal aktivitas siswa kelas IV kurang berani bertanya ataupun
mengemukakan pendapat dikarenakan anak masih malu dan canggung.
Dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, penulis kurang memberikan
pembelajaran yang bervariasi. Perolehan hasil belajar Siklus 1 disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika pada siklus I
Nilai Jumlah
siswa % KKM
Nilai
rata-rata
Keterangan
< 75 7 28
Belum tuntas
> 75 18 72
Tuntas
Jumlah 25 Anak 100% 75 80,00
Dari data tersebut terlihat 18 siswa atau 72% yang tuntas, sedangkan sisanya 7 siswa
atau 28% belum tuntas, dan nilai rata-rata keseluruhannya yaitu 80,00.
38
Tabel nilai siklus 1 dapat disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 4.2 :
nilai siklus 1
4.1.2.4 Hasil Observasi
Penilaian dilakukan oleh observer pada proses pembelajaran berlangsung dengan
cara melakukan pengamatan menggunakan lembar observasi kinerja guru dalam
menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri memperoleh nilai tampak pada Tabel 4.4
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Nilai <75 Nilai >75
Jum
lah
An
ak
Nilai Siklus I
39
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Siklus I Pertemuan I
No Aspek yang diamati Dilakukan Skor ya tidak 1 2 3 4
I Kegiatan awal pembelajaran 1. Memberi salam berdoa dan presensi √ √ 2. Mengkondisikan kelas dan peralatan √ √ 3. Memberi motivasi pada siswa √ √ 4. Melakukan apersepsi √ √ 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √ II Kegiatan Inti Pembelajaran 1. Membagi siswa dalam kelompok. √ √ 2. Identifikasi dan merumuskan masalah √ √ 3. Membantu siswa merumuskan hipotesis √ √ 4. Meminta siswa melakukan
percobaan/kegiatan inkuiri √ √
5. Membantu siswa menganalisis data √ √ 6. Menjadi fasilitator saat penyajian hasil
hipotesis √ √
7. Merumuskan kesimpulan bersama siswa √ √ III Kegiatan Akhir 1. Memberi penguatan √ √ 2. Memberikan soal-soal latihan √ √ 3. Melakukan tindak lanjut √ √
Jumlah Skor 38 Presentase Nilai 63,33
Kategori Cukup
Baik
Pada pertemuan kedua siklus I kinerja guru sudah meningkat bila dibandingkan
dengan pertemuan pertama ini bisa dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini :
40
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Siklus I Pertemuan II
No Aspek yang diamati Dilakukan Skor ya tidak 1 2 3 4
I Kegiatan awal pembelajaran 1. Memberi salam berdoa dan presensi √ √ 2. Mengkondisikan kelas dan peralatan √ √ 3. Memberi motivasi pada siswa √ √ 4. Melakukan apersepsi √ √ 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √ II Kegiatan Inti Pembelajaran 1. Membagi siswa dalam kelompok. √ √ 2. Identifikasi dan merumuskan masalah √ √ 3. Membantu siswa merumuskan hipotesis √ √ 4. Meminta siswa melakukan
percobaan/kegiatan inkuiri √ √
5. Membantu siswa menganalisis data √ √ 6. Menjadi fasilitator saat penyajian hasil
hipotesis √ √
7. Merumuskan kesimpulan bersama siswa √ √ III Kegiatan Akhir 1. Memberi penguatan √ √ 2. Melakukan evaluasi √ √ 3. Melakukan tindak lanjut √ √
Jumlah Skor 44 Presentase Nilai 73,33
Kategori Baik
Pada pembelajaran Siklus I pertemuan kedua aspek yang direncanakan sudah
dilaksanakan tapi belum maksimal.
4.1.2.5 Hasil Refleksi
Pada tahap ini akan mengkaji proses pembelajaran pada siklus I dengan melibatkan
teman sejawat dengan tujuan agar mendapatkan kritik dan saran dari teman sejawat
selaku observer. Menurut pengamatan observer pada pertemuan pertama dan kedua pada
siklus I, kinerja guru mendapat nilai presentase 63,33% dan 73,33% karena dalam proses
pembalajaran guru kurang maksimal dan siswa kurang aktif, masih ada anak yang
berbicara dengan teman sebangku. Saran dari observer agar guru lebih baik dalam
41
mempersiapkan pembelajaran dan guru menasehati anak yang berbicara dengan teman
sebangku ketika guru menerangkan.
4.1.3 Deskripsi Siklus II
4.1.3.1 Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari dua
rencana pelajaran, soal evaluasi dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Pelaksanaan
Siklus II tanggal 27 Agustus 2013 dan 29 Agustus 2013. Pada perencanaan menyusun: 1)
rencana pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri pada materi
operasi hitung bilangan pada sifat distributif dan mengurutkan bilangan, 2) menyiapkan
media pembelajaran, 3) menyiapkan lembar observasi kinerja guru dan aktivitas belajar
siswa yang digunakan dalam pengamatan oleh observer, 4) menyiapkan soal evaluasi
dengan materi operasi hitung bilangan pada sifat distributif dan mengurutkan bilangan.
4.1.3.2 Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 27
Agustus 2013 dan 29 Agustus 2013 di Kelas IV dengan jumlah siswa 25 orang. Dalam hal
ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada
rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau
kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada awal pertemuan
guru: 1) menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai, 2) memberikan
motivasi dengan tanya jawab yang berhubungan dengan materi.
Pada kegiatan inti guru: 1) mengidentifikasi dan merumuskan masalah berkaitan
dengan operasi hitung bilangan pada sifat distributif dan mengurutkan bilangan, 2)
merumuskan hipotesis, 3) merancang dan melakukan percobaan, 4) menganalisis data, 5)
menyajikan hasil hipotesis, 6) merumuskan kesimpulan.
Pada kegiatan akhir 1) siswa mengumpulkan penugasan diskusi kelompok, 2) siswa
mengerjakan soal-soal latihan, 3) guru melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara terpogram dan terencana, 4) guru memberikan umpan balik terhadap
proses hasil pembelajaran, 5) guru menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan
datang dan 6) guru menutup pelajaran dengan memotivasi siswa agar lebih giat belajar
sebagai tindak lanjut.
42
Pertemuan kedua siklus II langkah-langkah pembelajaran berbasis inkuiri hampir
sama dengan pertemuan pertama. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi soal
evaluasi siklus II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan guru yang
telah dilakukan dengan menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri.
4.1.3.3 Hasil Tindakan
Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran Matematika dengan menerapkan
pembelajaran berbasis inkuiri pada siklus II memperoleh penilaian yang dilakukan oleh
observasi tertera pada Tabel 4.6 di bawah ini :
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas IV SDN Wonotunggal 03 pada Siklus II
Pelaksanaan Skor yang diperoleh Presentase Kriteria
Pertemuan I 50 89,28 Baik Sekali
Pertemuan II 53 94,64 Baik Sekali
Pada pertemuan pertama Siklus II hasil penilaian pengamatan siswa 89,28% dengan
kategori baik sekali dan pada pertemuan kedua presentasenya 94,64% dengan kategori
baik sekali. Secara klasikal aktivitas siswa kelas IV sudah melakukan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan.
Hasil belajar siswa dari evaluasi yang dilaksanakan pada pertemuan kedua siklus II
setelah diadakan perbaikan dan pengayaan tertera pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.7
Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika pada siklus II
Nilai Jumlah
siswa % KKM
Nilai
rata-rata
Keterangan
< 75 4 16
Belum tuntas
> 75 21 84
Tuntas
Jumlah 25 Anak 100% 75 83,60
43
Dari data tersebut terlihat 21 siswa atau 84% yang tuntas, sedangkan sisanya 4 siswa
atau 16% belum tuntas, dan nilai rata-rata keseluruhannya yaitu 83,60.
Tabel nilai siklus 2 dapat disajikan dalam grafik berikut ini:
Grafik 4.3 :
nilai siklus 2
4.1.3.4 Hasil Observasi
Penilaian dilakukan oleh observer pada proses pembelajaran berlangsung dengan
cara melakukan pengamatan menggunakan lembar observasi kinerja guru dalam
menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri memperoleh nilai tampak pada tabel di bawah
ini :
0
5
10
15
20
25
Nilai <75 Nilai >75
Jum
lah
An
ak
Nilai Siklus II
44
Tabel 4.8
Hasil Penilaian Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Siklus II Pertemuan I
No Aspek yang diamati Dilakukan Skor
ya Tidak 1 2 3 4 I Kegiatan awal pembelajaran 1. Memberi salam berdoa dan presensi √ √ 2. Mengkondisikan kelas dan peralatan √ √ 3. Memberi motivasi pada siswa √ √ 4. Melakukan apersepsi √ √ 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √ II Kegiatan Inti Pembelajaran 1. Membagi siswa dalam kelompok. √ √ 2. Identifikasi dan merumuskan masalah √ √ 3. Membantu siswa merumuskan hipotesis √ √ 4. Meminta siswa melakukan
percobaan/kegiatan inkuiri √ √
5. Membantu siswa menganalisis data √ √ 6. Menjadi fasilitator saat penyajian hasil
hipotesis √ √
7. Merumuskan kesimpulan bersama siswa √ √ III Kegiatan Akhir 1. Memberi penguatan √ √ 2. Memberikan soal-soal latihan √ √ 3. Melakukan tindak lanjut √ √
Jumlah Skor 51 Presentase Nilai 85%
Kategori Baik
Sekali
Pada pertemuan kedua siklus II kinerja guru sudah meningkat bila dibandingkan
dengan pertemuan pertama, ini bisa dilihat pada Tabel 4.9 di bawah ini :
45
Tabel 4.9 Hasil Penilaian Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Siklus II Pertemuan II
No Aspek yang diamati Dilakukan Skor
ya Tidak 1 2 3 4 I Kegiatan awal pembelajaran 1. Memberi salam berdoa dan presensi √ √ 2. Mengkondisikan kelas dan peralatan √ √ 3. Memberi motivasi pada siswa √ √ 4. Melakukan apersepsi √ √ 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √ II Kegiatan Inti Pembelajaran 1. Membagi siswa dalam kelompok. √ √ 2. Identifikasi dan merumuskan masalah √ √ 3. Membantu siswa merumuskan hipotesis √ √ 4. Meminta siswa melakukan
percobaan/kegiatan inkuiri √ √
5. Membantu siswa menganalisis data √ √ 6. Menjadi fasilitator saat penyajian hasil
hipotesis √ √
7. Merumuskan kesimpulan bersama siswa √ √ III Kegiatan Akhir 1. Memberi penguatan √ √ 2. Melakukan evaluasi √ √ 3. Melakukan tindak lanjut √ √
Jumlah Skor 55 Presentase Nilai 91,67%
Kategori Baik
Sekali
Kinerja guru pada pertemuan kedua Siklus II memeproleh skor 55 dengan presentase
91,67% ini dikategorikan baik sekali.
4.1.3.5 Hasil Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih
kurang, baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran berbasis
inkuiri. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar, guru telah melaksanakan semua pembelajaran
dengan baik meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna tetapi presentase
pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
46
2) Berdasarkan data hasil pengamatan, diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar
berlangsung.
3) Kekurangan-kekurangan pada siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan
peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan yang lebih baik.
4.2 Hasil Analisis Data
Pengambilan data dilakukan dengan observasi untuk memperoleh gambaran tentang
proses pelaksanaan perbaikan dan proses formatif untuk mengetahui sejauh mana
prestasi belajar yang dicapai siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada
proses pembelajaran sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan-
tindakan (siklus I dan siklus II) menunjukkan adanya peningkatan. Untuk lebih jelasnya
dapat kita lihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Perbandingan Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika pada
Prasiklus, siklus 1, siklus 2
Skor
Ketuntas
an
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
Keterangan Banyak
siswa
Persentase
(%)
Banyak
siswa
Persentase
(%)
Banyak
siswa
Persentase
(%)
<75 10 40 7 28 4 16 Tidak tuntas
>75 15 60 18 72 21 84 Tuntas
Jumlah 25 100 25 100 25 100
Rata2 74,80 80,00 83,60
Peningkatan pemahaman belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan skor pra
siklus, siklus 1, dan siklus 2, yaitu :
1. Ketuntasan belajar meningkat dari 60% pada pra siklus menjadi 72% pada siklus 1
dan 84% pada siklus 2.
2. Skor rata-rata hasil belajar meningkat dari 74,80 pada pra siklus menjadi 80,00
pada siklus 1 dan 83,60 pada siklus 2.
47
3. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari 25 siswa, 15 siswa pada pra siklus
menjadi 18 siswa pada siklus 1 dan 21 siswa pada siklus 2.
Perbandingan persentasi ketuntasan belajar pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2
dapat ditunjukkan pada grafik berikut ini :
Tabel perbandingan nilai prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 di atas dapat disajikan
dalam grafik berikut ini:
Grafik 4.4 :
Perbandingan Nilai Prasiklus, Siklus 1 Dan Siklus 2
4.3 Pembahasan
4.3.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengajaran kontekstual komponen
inkuiri memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat
dari semakin membaiknya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah
disampaikan guru selama ini. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah
0
5
10
15
20
25
nilai < 75 nilai > 75
Jum
lah
An
ak
Perbandingan Nilai PraSiklus, Siklus I, Siklus II
siklus 2 siklus 1 prasiklus
48
tercapai. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran sampai dengan siklus II, dari 25 siswa
kelas IV SD Negeri Wonotunggal 03 tahun pelajaran 2013/2014 Kecamatan Wonotunggal
Kabupaten Batang diperoleh rata-rata nilai sebagai berikut dari kondisi awal sampai dua
kali perbaikan :
Tahap awal : 74,80
Siklus I : 80
Siklus II : 83,60
Ternyata dengan memberikan contoh-contoh yang bervariasi dan penggunaan
pendekatan kontekstual komponen inkuiri secara maksimal dapat meningkatkan hasil
pembelajaran. Dari hasil prosentase secara klasikal juga mengalami peningkatan, yaitu :
Tahap awal = Nilai lebih dari 75 ada 15 anak = 60 %
Nilai kurang dari 75 ada 10 anak = 40 %
Pada kondisi ini dari 25 siswa diperoleh data bahwa terdapat 10 atau 40% anak yang
memperoleh nilai kurang dari KKM dan 15 atau 60% anak yang nilainya lebih dari KKM,
sehingga diperlukan perbaikan pembelajaran.
Siklus I = Nilai lebih dari 75 ada 18 anak = 72 %
Nilai kurang dari 75 ada 7 anak = 28 %
Pada kondisi ini dari 25 siswa diperoleh data bahwa terdapat 7 atau 28% anak yang
memperoleh nilai kurang dari KKM dan 18 atau 72% anak yang nilainya lebih dari KKM,
sehingga diperlukan perbaikan pembelajaran.
Siklus II = Nilai lebih dari 75 ada 21 anak = 84 %
Nilai kurang dari 75 ada 4 anak = 16 %
Pada kondisi ini dari 25 siswa diperoleh data bahwa terdapat 4 atau 16% anak yang
memperoleh nilai kurang dari KKM dan 21 atau 84% anak yang nilainya lebih dari KKM,
sehingga tidak diperlukan perbaikan pembelajaran. Dari pra siklus ke siklus I dan siklus II
semua anak mengalami peningkatan nilai hasil tes.
Kenaikan hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 4.11 di bawah ini :
49
Tabel 4.11
Hasil Belajar Siswa Matematika Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kelas IV
SDN Wonotunggal 03
Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 15 18 21
Tidak Tuntas 10 7 4
Jumlah 25 25 25
4.3.2 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
pendekatan kontekstual komponen inkuiri dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal
ini berdampak positif terhadap proses mengingat kembali materi yang telah diterima
selama ini yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap
siklus yang terus meningkat.
4.3.3 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
pendekatan kontekstual komponen inkuiri yang paling dominan adalah bekerja dengan
menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi
antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa
dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-
langkah pengajaran pendekatan kontekstual komponen inkuiri dengan baik. Hal ini terlihat
dari aktivitas guru yang muncul diantaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa
dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memebri umpan
balik/evalusi/tanya jawab di mana prosentasenya untuk aktivitas di atas cukup besar.