BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

48
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Sekolah SD Negeri Genuk 01 terletak di Jl. Letjen S. Parman No. 108 Kelurahan Genuk Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Sekolah ini dibangun di atas tanah seluas 1.705 m2 yang letaknya sangat strategis, karena selain berada di perbatasan antara Kelurahan Gedanganak dan Kelurahan Genuk juga terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk. Untuk mencapai sekolah ini juga sangat mudah, dapat ditem- puh dengan berjalan kaki atau menggunakan kenda- raan. Sebagian besar wali murid SDN Genuk 01 ber- mata pencaharian sebagai karyawan atau buruh pabrik. Hanya sebagian kecil yang bekerja sebagai PNS ataupun petani. Jam kerja sebagai karyawan pabrik yang sangat ketat, sehingga masalah pendidikan dise- rahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah. Visi SDN Genuk 01 adalah “Maju dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa serta peduli terhadap lingkungan”, Untuk mencapai visi tersebut SDN Genuk 01 menyusun misi sebagai berikut: (a) Melaksanakan pembelajaran secara ”RILEK” (Rekreatif, Interaktif Lugas, Efektif dan Kondusif) sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal dalam situasi aman dan nyaman; (b) Menumbuhkan semangat untuk maju

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah

SD Negeri Genuk 01 terletak di Jl. Letjen S.

Parman No. 108 Kelurahan Genuk Kecamatan Ungaran

Barat, Kabupaten Semarang. Sekolah ini dibangun di

atas tanah seluas 1.705 m2 yang letaknya sangat

strategis, karena selain berada di perbatasan antara

Kelurahan Gedanganak dan Kelurahan Genuk juga

terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk. Untuk

mencapai sekolah ini juga sangat mudah, dapat ditem-

puh dengan berjalan kaki atau menggunakan kenda-

raan.

Sebagian besar wali murid SDN Genuk 01 ber-

mata pencaharian sebagai karyawan atau buruh

pabrik. Hanya sebagian kecil yang bekerja sebagai PNS

ataupun petani. Jam kerja sebagai karyawan pabrik

yang sangat ketat, sehingga masalah pendidikan dise-

rahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah.

Visi SDN Genuk 01 adalah “Maju dalam prestasi

berdasarkan iman dan taqwa serta peduli terhadap

lingkungan”, Untuk mencapai visi tersebut SDN Genuk

01 menyusun misi sebagai berikut: (a) Melaksanakan

pembelajaran secara ”RILEK” (Rekreatif, Interaktif

Lugas, Efektif dan Kondusif) sehingga setiap siswa

dapat berkembang secara optimal dalam situasi aman

dan nyaman; (b) Menumbuhkan semangat untuk maju

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

36

secara intensif dan kompetitif kepada warga sekolah

melalui pembelajaran terpadu; (c) Menumbuhkan peng-

hayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama yang

dianut dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber

kearifan dalam bertindak.

Berdasarkan visi dan misi tersebut, sekolah me-

rumuskan tujuan seperti berikut: (1) Siswa beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berakhlak mulia; (2) Memiliki kecakapan hidup; (3)

Mengenali dan mencintai bangsa, masyarakat dan

kebudayaan; (4) Meraih prestasi akademik maupun non

akademik minimal tingkat Kecamatan; (5) Menguasai

dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai

bekal untuk me-lanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi;

(6) Menjadi sekolah yang diminati di masyarakat; (7)

Menjalankan pola hidup bersih, sehat serta peduli

terhadap lingkungan sekitar dan dapat memanfaatkan

dalam kehidupan sehari-hari; (8) Berpartisipasi dalam

kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga

terhadap bangsa dan tanah air.

SD Negeri Genuk 01 memiliki guru sejumlah 10

orang, yang terdiri dari guru kelas dan guru mata

pelajaran. Rincian jumlah guru dan kualifikasi pendi-

dikan SD Negeri Genuk 01 dapat dilihat di Tabel di

bawah ini

Tabel 4.1. Jumlah Guru SD Negeri Genuk 01

Jenis Guru Jumlah Guru

Laki-laki Perempuan Jumlah

Guru PNS 3 7 10

Guru Non PNS 1 - 1

Jumlah 4 7 11

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

37

Lanjutan Tabel 4.1. Jumlah Guru SD Negeri Genuk 01

Kualifikasi Pendidikan Guru SD Negeri Genuk 01

Tingkat Pendidikan Jumlah

SPG 1

D2 1

S1 9

Jumlah 11

Sumber: Data primer SD Negeri Genuk 01 Tahun pelajaran

2014/2015

Dengan melihat tabel di atas, hampir seluruh

guru SDN Genuk 01 sudah berpendidikn Strata satu

(S1) dan hanya dua orang guru yang masih berijazah

SPG dan D2.

Jumlah siswa SD Negeri Genuk 01 pada tahun

pelajaran 2014/2015 adalah 236, terdiri dari:

Kelas I : laki-laki 24, perempuan 15, jumlah 39

Kelas II : laki-laki 18, perempuan 17, jumlah 35

Kelas III : laki-laki 19, perempuan 20, jumlah 39

Kelas IV : laki-laki 26, perempuan 18, jumlah 44

Kelas V : laki-laki 14, perempuan 25, jumlah 39

Kelas VI : laki-laki 27, perempuan 13, jumlah 40

Dari 236 siswa tersebut terbagi menjadi 6 rom-

bongan belajar (rombel).

1.1.2 Sumber Daya Sekolah

Sumber daya sekolah bermacam-macam, dalam

penelitian ini, akan dijelaskan tentang sumber daya

sekolah yang terdapat di SD Negeri Genuk 01 yang

terbagi menjadi empat sumber daya, yaitu:

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

38

a. Sumber Daya bukan Manusia.

Terkait dengan sumber daya bukan manusia

kepala sekolah menyatakan:

“Sumber daya bukan manusia yang terdapat di SDN

Genuk 01 adalah program-program sekolah, dianta-

ranya: program jangka panjang berupa Rencana

Pengembangan Sekolah (RPS), program jangka mene-

ngah berupa Rencana Kerja Sekolah (RKS), program tahunan, dan RKAS. Sedangkan salah satu per-

wujudan dari pelaksanaan program, adalah adanya

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pem-

belajaran untuk mencapai tujuan pendidikan”.

b. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan bukti dokumen administrasi yang

ada di sekolah, dapat diperoleh data, bahwa yang men-

dukung terlaksananya program-program sekolah ada-

lah: seorang kepala sekolah, 6 guru kelas, 4 guru mata

pelajaran, satu tenaga Tata Usaha, seorang penjaga

sekolah, seorang satpam, 236 siswa, orang tua siswa,

dan masyarakat yang memiliki kepedulian kepada se-

kolah.

c. Sumber Daya Fisik.

Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi,

bahwa sumber daya fisik yang terdapat di SDN Genuk

01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah,

ruang guru, 6 ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang

UKS, ruang ibadah, aula, gudang, 6 kamar kecil, pos

satpam, dapur, rumah dinas penjaga, laboratorium

IPA, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang perpus-

takaan, kantin sekolah, peralatan kantor, dan alat

peraga pendidikan.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

39

Data tersebut diperjelas oleh kepala sekolah,

dengan mengatakan:

“Bangunan di sekolah ini lengkap seperti yang bisa

dilihat, namun ada beberapa ruang yang masih dalam

proses perbaikan, seperti: ruang perpustakaan dan

ruang Kepala sekolah. Kondisi bangunan rata-rata

masih dalam kondisi yang baik”.

d. Sumber Daya Keuangan.

Sumber daya keuangan merupakan keseluruh-

an dana pengelolaan sekolah baik yang diterima dari

pemerintah maupun masyarakat.

Terkait dengan sumber dana yang digunakan

untuk memenuhi seluruh kebutuhan pengelolaan

pendidikan di SD Negeri Genuk 01, kepala sekolah

menjelaskan:

“Sumber keuangan yang diterima sekolah hanya-

lah bersumber dari pemerintah yaitu dana BOS.”

Keseluruhan dana tersebut dikelola untuk men-

dukung kelancaran program. Pernyataan dari kepala

sekolah didukung oleh salah seorang guru yang me-

rangkap tugas sebagai bendahara BOS. Guru tersebut

mengatakan:

“Sumber dana sekolah hanya dari BOS, namun

dulu kadang kala wali murid juga peduli dan dengan

sukarela memberikan sumbangan pada sekolah,

apabila ada kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi dari

dana BOS.”

4.1.3 MBS di SDN Genuk 01 Kecamatan Ungaran

Barat

Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indone-

sia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

40

demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Penge-

lolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik

berubah menjadi desentralistik. Bentuk nyata dari

desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah di-

berikannya kewenangan kepada sekolah untuk meng-

ambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pen-

didikan. Kewenangan sekolah dalam pengelolaan pendi-

dikan diwujudkan dalam bentuk Manajemen Berbasis

sekolah (MBS), yang memberikan otonomi lebih besar

kepada sekolah untuk mengelola sekolahnya, sehingga

sekolah lebih mandiri dan mampu mengembangkan

program-program yang sesuai dengan kebutuhan dan

potensinya.

Kepala sekolah menjelaskan bahwa MBS di SD

Negeri Genuk 01 dilaksanakan sesuai dengan visi dan

misi yang telah disusun dengan tujuan agar mutu pen-

didikan dapat ditingkatkan. Adapun manajemen model

MBS di sekolah ini tersirat di dalam program jangka

panjang dan program jangka menengah. Inilah pernya-

taan kepala sekolah terkait dengan hal tersebut di atas:

“Kami menerapkan manajemen pola MBS dalam

mewujudkan program-program sekolah yang tertuang

dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan

Rencana Kerja Sekolah (RKS) dengan mengembangkan

delapan standar pendidikan”.

4.1.3.1 Konteks MBS

Konteks merupakan unsur eksternal sekolah

yang berupa tuntutan dan dukungan yang berpengaruh

terhadap input sekolah. Faktor penting dalam proses

pendidikan adalah manajemen atau pengelolaan yang

tepat. Dalam hal ini implementasi manajemen berbasis

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

41

sekolah diharapkan dapat meningkatkan mutu pendi-

dikan di SD Negeri Genuk 01. Hal ini sebagaimana

dikemukakan oleh kepala sekolah:

“Tujuan utama diterapkannya manajemen berbasis

sekolah di SD Negeri Genuk 01 ini adalah agar

sekolah diberi wewenang untuk mengelola segala

sumberdaya sesuai dengan kebutuhan sekolah”.

Hal yang sama juga disampaikan oleh guru kelas

6, dengan mengatakan:

“…dengan adanya model pengelolaan seperti mana-

jemen berbasis sekolah, maka sekolah bisa lebih

kreatif dalam mengembangkan kemampuannya.

Guru juga bisa berinovasi dalam kegiatan belajar

mengajar”.

Latar belakang yang mendasari penerapan Mana-

jemen Berbasis Sekolah di SD negeri Genuk 01 Keca-

matan Ungaran Barat diantaranya adalah dengan ada-

nya kebijakan di tingkat UPTD, yaitu dengan member-

kan kewenangan kepada sekolah untuk mengelola

sekolahnya dengan memanfaatkan sumberdaya yang

dimiliki guna mencapai tujuan pendidikan. Selain itu

sekolah juga diberikan kewenangan untuk menyeleng-

garakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kreati-

vitas masing-masing sekolah. Sebagaimana dijelaskan

oleh Pengawas Sekolah dengan mengatakan:

“Apabila sekolah tidak diberikan keleluasaan dalam

mengelola sumberdaya yang ada, yang terjadi adalah

sikap ketergantungan dari pihak sekolah dalam

pengelolaan pendidikan, sehingga warga sekolah

menjadi pasif dan kemampuannya tidak berkem-bang”.

Hal lain yang mendasari perlunya manajemen

berbasis sekolah adalah terbatasnya ruang gerak pihak

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

42

sekolah dalam mengelola keuangan yang ada dalam

upaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan sekolah.

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh guru kelas 2 yang

merangkap sebagai bendahara sekolah:

“Sebenarnya banyak sarana dan prasarana yang

dibutuhkan oleh sekolah tapi belum bisa terpenuhi,

seperti: mushola, kantin sekolah, perabot sekolah ataupun segala sesuatu yang diperlukan untuk mem-

perindah dan menghijaukan lingkungan. Namun kebu-

tuhan tersebut tidak boleh didanai dari dana BOS,

karena penggunaannya dibatasi oleh peraturan yang

dituangkan dalam Juknis pengelolaan dana BOS.”

Penjelasan guru tersebut dipertegas oleh kepala

sekolah dengan mengatakan:

“Untuk memenuhi semua itu kami harus menunggu

bantuan pemerintah yang kadang tidak bisa dipastikan

kapan akan terealisasi. Sedangkan mengharap adanya peran serta masyarakat atau wali murid juga tidak

mungkin, karena sekolah tidak diperbolehkan memu-

ngut apapun dari wali murid. Pada dasarnya sekolah

boleh menerima bantuan dari wali murid tetapi tidak

boleh meminta sumbangan dengan jumlah dan waktu yang ditentukan. Namun sangat sulit untuk membang-

kitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya duku-

ngan masyarakat dalam mencapai tujuan pendidikan.”

Kondisi atau kesesuaian daerah sekitar ditinjau

dari sosial budaya kehidupan masyarakat sangat berpe-

ran terhadap pelaksanaan program di sekolah. Dari

hasil wawancara dengan penjaga sekolah yang tinggal

di rumah dinas, menyatakan:

“Di sekolah ini aman, walaupun sekolah berada di

tengah-tengah pemukiman penduduk tetapi tidak

pernah ada yang mengganggu atau merusak ling-

kungan. Halaman sekolah sering dijadikan arena ber-main bagi masyarakat sekitar, tetapi tanaman atau-

pun barang-barang yang ada di luar tidak ada yang

menjamah”

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

43

Selain itu, dari hasil observasi di lingkungan

masyarakat, dapat dikatakan bahwa kerukunan antara

umat beragama dan adat istiadat masyarakat di sekitar

sekolah tergolong kondusif. Masyarakat yakin dan per-

caya terhadap penyelenggaraan pendidikan di SD Negeri

Genuk 01. Hal itu terbukti sebagian besar peserta didik

berasal dari daerah sekitar sekolah.

Jarak sekolah dengan tempat tinggal siswa yang

tidak terlalu jauh dan mudah dijangkau, dapat mendu-

kung sukses dan berkembangnya program sekolah.

Keterjangkauan siswa menuju ke sekolah akan mem-

perlancar kegiatan belajar. Kondisi tersebut dapat men-

dukung implementasi manajemen berbasis sekolah di

SD negeri Genuk 01.

Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar SDN

Genuk 01, berdasarkan wawancara dengan beberapa

warga sekitar sekolah, diperoleh keterangan bahwa

kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar sekolah

dilihat dari tingkat pendidikan masyarakatnya bera-

gam, dari yang berpendidikan SD sampai dengan Sar-

jana. Sementara itu berdasarkan data yang diperoleh

dari masing-masing wali kelas, bahwa wali murid dari

siswa-siswi SDN Genuk 01 rata-rata berpendidikan

SMA.

Apabila dilihat dari pekerjaan, sebagian besar dari

wali murid bermata pencaharian sebagai buruh pabrik,

sebagian buruh serabutan, sebagian kecil menjadi pe-

dagang, dan hanya beberapa orang yang berprofesi

sebagai PNS. Terkait dengan kondisi tersebut di atas

dapat disimpulkan bahwa secara umum kondisi rata-

rata tingkat perekonomian dari mereka tergolong kelas

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

44

menengah ke bawah. Seperti dikatakan oleh kepala

sekolah.

“Wali murid di sekolah ini rata-rata bekerja di pabrik,

hanya 5 peserta didik yang orang tuanya PNS, selain

itu ada sebagian kecil adalah buruh serabutan”.

Dengan melihat kondisi rata-rata sosial ekonomi

masyarakat atau wali murid yang sebagian besar dari

waktunya dihabiskan untuk bekerja di pabrik yang

terpancang jam kerja sangat berpengaruh terhadap ha-

sil belajar peserta didik. Dalam kondisi yang seperti ini

diperlukan suatu pogram yang tepat untuk dapat

membantu peserta didik secara maksimal dalam men-

capai tujuan pendidikan.

Selain itu dituntut adanya kreativitas guru de-

ngan menerapkan pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan seperti yang dipersyaratkan

dalam MBS, agar prestasi peserta didik bisa meningkat.

Hal itu sejalan dengan harapan masyarakat yang begitu

besar, agar putra-putrinya memeroleh pendidikan yang

terbaik. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh kepala

sekolah, dengan mengatakan:

“Masyarakat atau orang tua menganggap bahwa SD

Negeri Genuk 01 ini merupakan salah satu sekolah

yang menjadi pilihan masyarakat karena dinilai

sebagai sekolah yang mempunyai kredibilitas untuk meraih prestasi”.

Selanjutnya masyarakat mengharapkan anak-

anaknya mendapatkan nilai hasil ujian yang maksimal,

sehingga bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh

salah satu pengurus komite sekolah:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

45

“Sebagian orang tua sangat berambisi agar anaknya berhasil dengan nilai yang memuaskan, selain minta

pihak sekolah untuk memberikan les tambahan juga

memasukkan putra putrinya ke lembaga bimbingan

belajar”.

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di

SD Negeri Genuk 01, diperlukan adanya dukungan

atau partisipasi masyarakat pada pendidikan/sekolah.

Adapun bentuk dukungan yang diharapkan sekolah

bisa berupa pemikiran, fisik, dana, dukungan moral,

ataupun bidang tek-nis edukatif. Tetapi sangat di-

sayangkan bahwa dukungan masyarakat dan orang tua

di SD Negeri Genuk 01 belum maksimal. Sebagaimana

dikatakan oleh kepala sekolah:

“Masyarakat atau wali murid kurang merespon

program-program yang disusun oleh pihak sekolah.

Wali murid hanya menggantungkan kemajuan pendi-dikan dan prestasi siswa kepada pihak sekolah. Pe-

mikiran mereka hanya sederhana, bahwa sekolah itu

gratis, semuanya sudah ditanggung pemerintah”. Dengan melihat kondisi yang seperti ini diper-

lukan manajemen model MBS yang melibatkan masya-

rakat secara langsung untuk mendukung pendidikan.

Simpulan dari hasil penelitian di atas me-

nunjukkan bahwa, kebijakan pemerintah belum terwu-

jud secara menyeluruh. Sementara itu kondisi geografis

mendukung terlaksananya program sekolah, namun

kondisi sosial ekonomi orang tua kurang mendukung

sehingga berdampak pada prestasi peserta didik.

Di sisi lain, dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa orang tua menuntut prestasi maksimal dari

peserta didik tanpa diimbangi dengan dukungan ter-

hadap pendidikan. Dengan demikian diperlukan adanya

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

46

bentuk pengelolaan pendidikan yang tepat untuk me-

ningkatkan mutu pendidikan.

4.1.3.2 Input MBS

Input atau masukan adalah unsur yang harus

tersedia sebelum program MBS di SD Negeri Genuk 01

dilaksanakan guna mendukung terselenggaranya pro-

gram. Unsur tersebut adalah: sumber daya manusia,

kurikulum, sarana dan peralatan yang mendukung,

dana dan anggaran sekolah.

1. Sumber daya manusia.

Keberhasilan MBS tidak terlepas dari kemam-

puan dari sumber daya manusia di sekolah tersebut.

Berdasarkan data yang ada, bahwa sumber daya manu-

sia yang mendukung terlaksananya MBS di SDN Genuk

01 terdiri dari: seorang kepala sekolah dan 9 guru yang

rata-rata berpendidikan S1 termasuk guru mata pe-

lajaran, peserta didik, penjaga sekolah, dan masyarakat

atau wali murid.

Seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidik-

an selalu bekerja sama berusaha semaksimal mungkin

untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri

Genuk 01.

Setiap guru selain tugas utamanya mengajar,

juga mendapat tugas tambahan sesuai dengan kemam-

puan masing-masing. Tugas tersebut diberikan dengan

tujuan untuk memperlancar pelaksanaan program-pro-

gram sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah men-

jelaskan:

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

47

“Walaupun guru-guru harus mengajar, tapi mereka

masih bisa melaksanakan tugas-tugas lain yang dibe-

bankan, sehingga program sekolah bisa terlaksana

dengan lancar.”

Keberadaan peserta didik, diawali dengan kegiatan

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yang dilakukan

pada akhir tahun pelajaran. Penerimaan peserta didik

baru melalui proses seleksi berdasarkan persyaratan-

persyaratan yang ditentukan oleh pemerintah. Sebagai-

mana dijelaskan oleh kepala sekolah:

“Dalam penerimaan peserta didik baru, kami mengacu pada peraturan dari dinas pendidikan yaitu berdasar-

kan usia dan jarak tempat tinggal calon peserta didik

dengan sekolah.”

Berdasarkan keterangan dari guru-guru, bahwa

tingkat kemampuan peserta didik di SD Negeri Genuk

01, rata-rata di setiap kelas yang termasuk katagori

baik sekitar 30%, tingkat kemampuan dengan katagori

sedang sekitar 30%, sedangkan yang termasuk katagori

kurang sekitar 40%. Perbedaan karakteristik dari peser-

ta didik salah satunya dipengaruhi oleh faktor keluarga.

Hal tersebut dipertegas oleh guru kelas 4, dengan

mengatakan:

“Rata-rata orang tua peserta didik bekerja di pabrik

dengan jam kerja dari pagi hingga sore atau malam

hari. Waktu mereka terbatas untuk bisa mengawasi

atau membantu anak-anak belajar, sehingga peserta

didik memperoleh pendidikan hanya sebatas dari guru

di sekolah.”

Peran serta orang tua dalam membantu anak

belajar di rumah sangat berpengaruh terhadap prestasi

peserta didik.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

48

2. Kurikulum

Kurikulum berisi rencana dan pengaturan me-

ngenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pembela-

jaran. SD Negeri Genuk 01, pada setiap awal tahun

pelajaran menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pen-

didikan (KTSP). Dalam hal ini Kepala sekolah me-

ngatakan:

“KTSP kami susun setiap awal tahun pelajaran, untuk

tahun 2014 ini KTSP yang kami susun merupakan

perpaduan antara kurikulum 2006 untuk kelas 3 dan 6, dan kurikulum 2013 untuk kelas 1,2,4, dan 5”.

Kurikulum Sekolah Dasar Negeri Genuk 01,

UPTD Pendidikan Kecamatan Ungaran Barat, Kabupa-

ten Semarang dikembangkan sebagai perwujudan dari

kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum

ini merupakan sebuah dokumen yang akan diimple-

mentasikan sebagai panduan proses pembelajaran pada

tahun pelajaran 2014/2015 dalam masa transisi dari

kurikulum 2006 ke kurikulum 2013. Dalam kurikulum

tersebut tertuang visi dan misi sekolah, dengan ha-

rapan dapat dicapai dengan MBS.

Berdasarkan dokumen KTSP yang dimiliki SD

Negeri Genuk 01, bahwa dalam KTSP tersebut termuat

kurikulum muatan lokal provinsi, yaitu Bahasa Jawa,

muatan lokal kabupaten yaitu Tembang Jawa dan

BTQ/PAI, dan muatan lokal sekolah yaitu Bahasa

Inggris. Selain itu di dalam KTSP juga tertulis tentang

adanya kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan

dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

49

Dokumen KTSP tidak terlepas dari keseluruhan

aspek yang harus dilakukan oleh guru dalam proses

pembelajaran, yaitu: menyusun silabus, program ta-

hunan, program semester, program evaluasi, menyu-

sun analisis KKM, membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran, membuat jurnal, daftar nilai, melakukan

analisis penilaian, menyusun program tindak lanjut,

dan melaksanakan bimbingan konseling.

Para guru mengatakan bahwa kegiatan rutin me-

reka pada setiap pelajaran awal tahun adalah mela-

kukan review silabus untuk disesuaikan dengan kebu-

tuhan pembelajaran. Selanjutnya mereka menghitung

jumlah hari efektif dalam satu tahun ajaran sebagai

dasar penyusunan program tahunan. Program semester

dan program evaluasi disusun dengan mengacu pada

program tahunan yang sudah dibuat. Analisis KKM

setiap mata pelajaran dibuat dengan diawali analisis per

kompetensi dasar, kemudian dirata-rata, dan hasil rata-

rata tersebut ditetapkan sebagai KKM per mata pela-

jaran.

Seperti yang dikatakan oleh salah satu guru di

SD Negeri Genuk 01:

”Silabus sudah ada, kami hanya mereview untuk

disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran, bisa pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

strategi yang dianggap lebih baik.”

Selain itu para guru juga menjelaskan bahwa

sebelum melaksanakan KBM mereka membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu seba-

gai acuan dalam mengajar agar bisa terarah dan

mencapai tujuan. Kegiatan administrasi lainnya yaitu,

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

50

membuat jurnal, daftar nilai, melakukan analisis peni-

laian, menyusun program tindak lanjut, dan melaksa-

nakan bimbingan konseling. Dari keseluruhan kegiatan

dibuat dokumen administrasi kegiatan. Dokumen admi-

nistrasi merupakan bukti tertulis tentang apa yang

telah dikerjakan guru terkait dengan kegiatan pembe-

lajaran dan pengembangan kurikulum.

3. Sarana dan peralatan yang mendukung.

Berdasarkan observasi di lapangan, terlihat sara-

na dan prasarana yang ada saat ini dapat mendukung

terlaksanakannya MBS di SDN Genuk 01. Sarana pen-

didikan yang berupa peralatan dan perlengkapan yang

secara langsung dipergunakan dan menunjang proses

pendidikan atau proses belajar mengajar, yaitu: 6 ruang

kelas yang memenuhi standar dilengkapi dengan kursi

dan bangku siswa yang cukup, ruang UKS, ruang per-

pustakaan yang berisi buku-buku pelajaran, buku re-

ferensi, buku fiksi dan non fiksi yang dapat diman-

faatkan siswa sebagai sarana belajar, ruang labora-

torium, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan terdapat

juga kantin sekolah.

Kemudian untuk sarana pendukung kegi-atan

belajar mengajar menurut guru-guru sudah tercukupi,

seperti: whiteboard, LCD, tape recorder dan alat peraga

yang cukup lengkap, alat-alat olah raga, alat-alat kese-

nian juga ada walaupun belum lengkap. Sarana lain

berupa komputer untuk melatih siswa dalam pengua-

saan IT walaupun jumlahnya belum memadai.

Terkait dengan sarana prasarana yang tersedia,

kepala sekolah mengatakan:

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

51

”Secara bertahap kami akan melengkapi ataupun memperbaharui alat-alat pendidikan yang ada di se-

kolah ini.”

Adapun prasarana pendidikan atau fasilitas yang

tidak secara langsung menunjang proses pendidikan di

SD Negeri Genuk 01, yaitu halaman sekolah, kebun,

taman sekolah, ataupun akses menuju sekolah cukup

memadai.

4. Dana dan anggaran sekolah.

Pendidikan yang berkualitas membutuhkan biaya

yang tidak sedikit, bahkan bisa dikatakan mahal. Se-

mentara itu dana dan anggaran yang diperlukan untuk

memperlancar terlaksananya program pendidikan di SD

Negeri Genuk 01 hanya bersumber dari pemerintah

berupa dana BOS, yang besarnya di tahun 2014 Rp

580.000/peserta didik/tahun. Jumlah total dana yang

diterima adalah Rp 136.880.000,00 dan di tahun 2015

sebesar Rp 800.000,00/peserta didik/tahun. Seperti

yang disampaikan oleh guru kelas 2 yang merangkap

sebagai bendahara BOS:

”Untuk memenuhi seluruh kebutuhan sekolah, baik untuk belanja pegawai, pembelian barang habis pakai,

untuk biaya PPDB, kegiatan ekstrakurikuler, pera-

watan sekolah, dll. Kami hanya mengandalkan uang

dari dana BOS. Sementara pengelolaan dana tersebut

dibatasi oleh peraturan yang tertuang dalam buku Ju-

knis pengelolaan dana BOS”. Sejalan dengan hal tersebut dalam wawancara

kepala sekolah membenarkan bahwa dana BOS yang

diterima sekolah tersebut digunakan untuk memenuhi

seluruh kebutuhan dari delapan kegiatan pendidikan.

Namun tidak semua yang diperlukan sekolah bisa

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

52

didanai dari dana BOS, karena terikat oleh batasan

penggunaannya yang tertuang dalam Juknis penge-

lolaan dana BOS.

Oleh karena itu diperlukan sumber dana lain

guna memenuhi seluruh kebutuhan sekolah, dan dana

tersebut didapat dari sumbangan wali murid yang

sifatnya sukarela tidak mengikat baik jumlah maupun

waktunya. Namun dalam dua tahun terakhir ini belum

ada sumber dana dari masyarakat ataupun dunia

usaha.

Upaya penggalian sumber dana dari masyarakat

atau orang tua belum dilakukan oleh sekolah. Hal itu

disebabkan adanya kekhawatiran dari kepala sekolah

terhadap peraturan yang melarang adanya pungutan

dalam jumlah berapapun. Hal ini sebagaimana dikata-

kan oleh kepala sekolah:

”Sangat sulit untuk membangkitkan kesadaran orang

tua terutama mereka yang tingkat ekonominya cukup mapan agar secara ikhlas turut membantu pihak se-

kolah dalam hal pendanaan.”

Dari uraian hasil penelitian tersebut dapat diam-

bil suatu kesimpulan, bahwa sumber daya manusia

yang mendukung terlaksananya MBS di SDN Genuk 01

sudah memadai sesuai dengan yang disyaratkan, yaitu

dari faktor jumlah personil sudah lengkap dan rata-rata

berpendidikan S1 termasuk guru mata pelajaran.

Latar belakang kecerdasan peserta didik di SD

Negeri Genuk 01 pada tingkat rata-rata, untuk itu pe-

ran guru sangat menentukan prestasi peserta didik.

Dari hasil penelitian tergambar jelas bahwa di SD

Negeri Genuk 01, Kecamatan Ungaran Barat, Kabu-

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

53

paten Semarang telah mengembangkan KTSP dan

menerapkan kurikulum muatan lokal Propinsi, muatan

lokal Kabupaten, dan muatan lokal sekolah.

Secara umum sarana dan segala peralatan yang

mendukung terselenggaranya MBS di SD Negeri Genuk

01 sudah tersedia cukup lengkap dan dalam kondisi

yang masih baik.

4.1.3.3 Proses MBS

Proses merupakan rangkaian kegiatan untuk

merubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Proses

penyelenggaraan MBS meliputi: proses pengambilan

keputusan, proses pengelolaan MBS, proses belajar

mengajar, dan proses evaluasi sekolah. Unsur-unsur

tersebut dijabarkan berdasarkan hasil wawancara de-

ngan kepala sekolah, guru, dan siswa.

1. Proses Pengambilan Keputusan.

Pengambilan keputusan memegang peranan pen-

ting dalam kegiatan manajemen. Demikian pula dalam

MBS diperlukan adanya penetapan tujuan, penyusunan

rencana, pengorganisasian, dan juga dalam memilih

serta menempatkan orang-orang yang sesuai dengan

kemampuannya. Hal tersebut diperlukan pemikiran

yang tepat dan semuanya dilakukan dengan cara mem-

buat suatu keputusan

Dalam pengambilan keputusan, SD Negeri Genuk

01 dalam hal ini kepala sekolah selalu melibatkan

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan untuk diajak

musyawarah sebelum keputusan diambil. Sebagaimana

dikatakan oleh kepala sekolah:

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

54

“Segala sesuatu yang menyangkut kebutuhan dan kemajuan sekolah, ataupun segala permasalahan

yang ada di sekolah ini selalu saya bicarakan lebih

dulu dengan guru dan karyawan untuk menentukan

alternatif yang terbaik.”

Sementara itu dari wawancara dengan salah satu

pengurus komite didapat keterangan, bahwa wali murid

diajak bermusyawarah hanya terbatas pada program-

program pembangunan sekolah. Tentang penyusunan

program-program yang lain mereka belum dilibatkan.

Hal itu masih menurut komite, mereka percaya bahwa

sekolah sudah membuat program sesuai dengan harap-

an masyarakat, yaitu meningkatkan mutu pendidikan

di sekolah tersebut.

2. Proses Pengelolaan MBS

Pengelolaan merupakan rangkaian kegiatan dari

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan/evaluasi.

Menurut kepala sekolah, sebelum program dilak-

sanakan, sekolah menyusun visi, misi, dan tujuan. Ke-

mudian dilanjutkan dengan menyusun rencana jangka

panjang, rencana kerja sekolah, dan menyusun pro-

gram tahunan. Dalam Rencana Pengembangan Seko-

lah menyiratkan adanya program MBS yang menjadi

sasaran penelitian dari penulis.

Dalam penjelasannya, kepala sekolah mengata-

kan:

“Setelah program tersusun, sekolah akan melaksa-

nakan program sesuai dengan pedoman yang ada dan

melaksanakan seluruh kegiatan sekolah, baik bidang kesiswaan, bidang pendidik dan kependidikan, sampai

dengan peran serta masyarakat. Selain itu sekolah

juga menyusun struktur organisasi sekolah.”

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

55

Pada tahap akhir dari proses pengelolaan MBS

adalah tahap pengawasan dan evaluasi. Tujuannya un-

tuk mengukur keberhasilan suatu program. Demikian

juga SD Negeri Genuk 01 yang melakukan evaluasi

setiap akhir tahun pelajaran. Sebagaimana dijelaskan

oleh kepala sekolah:

“Setiap akhir tahun pelajaran kami melakukan eva-

luasi terhadap pelaksanaan program dalam setahun yang menyangkut delapan standar pendidikan seba-

gai dasar untuk penyusunan program di tahun beri-

kutnya.”

Kepala sekolah melakukan evaluasi secara ber-

sama-sama, dengan melibatkan seluruh guru dan te-

naga lainnya seperti penjaga, satpam, dan tenaga ke-

pendidikan, agar mereka dapat memahami setiap peni-

laian yang dilakukan, untuk selanjutnya bisa mem-

berikan masukan sebagai alternatif pemecahan.

Selanjutnya dari masukan-masukan tersebut bisa

dijadikan dasar untuk penyusunan program tahun be-

rikutnya. Dari hasil evaluasi tersebut dibuat laporan

yang berupa Evaluasi Diri sekolah (EDS).

3. Proses belajar mengajar di SDN Genuk 01

Pembelajaran merupakan salah satu unsur pe-

nentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu

sistem pendidikan. Untuk mewujudkan lulusan yang

berkualitas, maka SDN Genuk 01 merumuskan misi

“melaksanakan pembelajaran secara ”RILEK” (Rekreatif,

Interaktif Lugas, Efektif dan Kondusif) sehingga setiap

siswa dapat berkembang secara optimal dalam situasi

aman dan nyaman.” Misi tersebut sejalan dengan pem-

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

56

belajaran PAKEM yang merupakan bagian dari tiga pilar

Manajemen Berbasis Sekolah.

Pada saat penelitian ini berlangsung, seko-lah

menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas 1, 2, 4, dan 5

sedangkan kelas 3 dan 6 masih menggunakan kuri-

kulum 2006.

Penelitian terhadap Proses Belajar Mengajar, dia-

wali dengan wawancara terhadap guru-guru yang me-

nerapkan kurikulum 2013, guru kelas 4 mengatakan:

“Pembelajaran dengan penerapan Kurikulum 2013

sebenarnya tidak sulit, tapi cukup melelahkan. Kare-

na setiap hari kita dituntut untuk menyiapkan alat

pembelajaran yang cocok dengan materi pelajaran.”

Dalam keterangannya, guru kelas 1, 2, dan 5 me-

ngatakan bahwa hal yang sangat merepotkan adalah

dengan buku pegangan peserta didik dan guru yang

belum ada. Kesulitan terbesar dalam penerapan K 13

adalah dalam melakukan penilaian yang cukup rumit.

Selain itu juga kesulitan dalam membangkitkan kebe-

ranian peserta didik untuk menyampaikan pendapat-

nya.

Pada saat pengamatan langsung terhadap proses

pembelajaran di kelas 5, terlihat guru sebelum mengajar

mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), RPP yang disusun guru, baik strategi maupun

tujuan pembelajaran sudah dikaitkan dengan tujuan

pembelajaran sebelumnya. Aktivitas pembelajaran yang

direncanakan sesuai dengan tingkat usia, kesiapan be-

lajar, tingkat pembelajaran, dan cara belajar peserta

didik.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

57

Selama PBM berlangsung, guru berusaha meman-

cing peserta didik untuk bertanya dan menyampaikan

pendapatnya. Guru menggunakan alat peraga yang

relevan dengan materi yang disampaikan. Selain itu

guru mengatur posisi tempat duduk peserta didik

sesuai dengan skenario dan membantu peserta didik

dalam belajar dengan cara berkeliling membantu anak

yang mengalami kesulitan. Dalam keterangannya, guru

tersebut mengatakan:

“Tempat duduk anak, saya atur sesuai dengan tingkat

kemampuan mereka, dengan tujuan agar saya lebih

mudah untuk membantu kesulitan yang dialami seca-

ra kelompok, agar lebih efektif.”

Pembelajaran dengan menerapkan kurikulum

2013, peserta didik tampak aktif. Mereka belajar de-

ngan senang dan suasana tidak menegangkan, walau-

pun kelas sedikit gaduh.

Kemudian selanjutnya pengamatan dilakukan di

kelas 6 yang belum menerapkan kurikulum 2013,

suasana kelas sangat berbeda dengan kelas 2 dan

kelas 5. Suasana kelas sangat tenang tidak ada

keributan. Model pembelajaran yang digunakan guru

adalah konvensional, di mana siswa lebih banyak men-

dengarkan penjelasan guru di depan kelas dan melak-

sanakan tugas jika guru memberikan latihan soal-soal

kepada peserta didik. Metode yang digunakan guru

antara lain metode ceramah, metode tanya jawab,

metode diskusi, metode penugasan.

Selain model pembelajaran yang kurang mem-

bangkitkan kreativitas siswa tersebut, alat peraga yang

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

58

tersedia di sekolah belum dimanfaatkan secara optimal,

sehingga tidak terlihat adanya keaktifan siswa.

Kepala sekolah mengatakan:

“Kreativitas guru sangat tampak, ketika pembela-

jaran menggunakan kurikulum 2013, di mana guru

sangat bersemangat memanfaatkan sumber belajar dan alat pembelajaran yang relevan dengan materi

yang diajarkan.”

Guru kelas 6 memberikan keterangan seperti be-rikut:

“Menghadapi Ujian Sekolah, target materi harus se-

lesai pada akhir semester 1, karena pada bulan Februari biasanya sudah dilaksanakan try out,

sehingga mau tidak mau guru kelas 6 akan me-ngejar target materi semaksimal mungkin. Sehingga

kegiatan pembelajaran di akhir bulan Nopember

hingga pelaksanaan ujian, penyampaian materi le-

bih banyak menggunakan model konvensional.”

Pada akhir pembelajaran, guru melakukan peni-

laian, kemudian menjelaskan tingkat keberhasilan da-

lam pembelajaran dan mengidentifikasi bagian yang

perlu diperbaiki.

4. Proses evaluasi sekolah.

Dalam proses evaluasi sekolah, penelitian me-

liputi dua hal yaitu evaluasi terhadap proses pembe-

lajaran dan evaluasi terhadap program kerja tahunan

sekolah.

Dari hasil studi dokumen terhadap hasil evaluasi

proses pembelajaran menunjukkan bahwa pada kelas

dengan kurikulum 2013 yaitu kelas 1, 2, 4, dan 5,

penilaian dilakukan secara komprehensif untuk meni-

lai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari

masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pem-

belajaran. Penilaian dilakukan pada setiap akhir pem-

belajaran.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

59

Menurut guru kelas 4, penilaian cukup rumit,

terutama pada penilaian sikap, karena ada beberapa

teknik, yaitu: melalui observasi, penilaian diri, penilaian

antar teman, dan jurnal. Sebagaimana disampaikan

oleh guru kelas 5:

“Kami baru semester ini melaksanakan kurikulum

2013, ternyata penilaiannya sangat rumit dan mele-

lahkan. Kami harus bisa mengelola waktu dengan

sebaik-baiknya agar semua unsur yang dinilai bisa terlaksana.”

Sementara itu, untuk kelas 3 dan 6 yang masih

menggunakan kurikulum 2006, dari hasil studi doku-

mentasi menunjukkan bahwa aspek penilaiannya juga

sama dengan kelas lain meliputi aspek kognitif, afektif,

dan psikomotor. Penilaian dilakukan pada setiap akhir

pembahasan per kompetensi dasar. Terkait dengan

penilaian guru kelas 5 mengatakan:

“Setiap selesai penilaian per tema/topik/kompetensi

dasar, guru akan menganalisa nilai hasil belajar pe-

serta didik. Dari hasil analisa akan diketahui taraf

serap terhadap materi yang diajarkan. Kemudian dari hasil analisa tersebut digunakan guru untuk mem-

perbaiki proses pembelajaran dan juga hasil belajar

peserta didik.

Semua kelas pada setiap pertengahan semester,

baik semester satu ataupun dua dilakukan evaluasi.

Kemudian pada akhir semester satu dan dua juga

dilakukan evaluasi. Hasil penilaian secara keseluruhan

akan dijadikan sebagai bahan laporan kepada orang tua

tentang kemajuan belajar peserta didik.

Berdasarkan studi dokumentasi diperoleh data

bahwa program kerja tahunan SD negeri Genuk 01

disusun pada setiap awal tahun pelajaran. Isi dari pro-

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

60

gram tahunan meliputi sasaran, program, kegiatan

strategis, dan penanggungjawab. Program yang disasar

meliputi bidang kesiswaan, pendidik dan tenaga kepen-

didikan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran, sarana

dan prasarana, serta peran serta masyarakat.

Para guru menjelaskan bahwa pada setiap akhir

tahun pelajaran, kepala sekolah bersama-sama guru

dan karyawan mengumpulkan hasil-hasil evaluasi ter-

hadap kinerja siswa, seperti hasil US, hasil ulangan

umum, hasil lomba, dan kinerja siswa yang lain yang

dapat teramati secara jelas. Bagian tata usaha juga

memberikan keterangan apabila tiap akhir pelajaran

diadakan pendataan terhadap pelaksanaan kurikulum,

keadaan pendidik dan tenaga kependidikan, keadaan

sarpras, pengelolaan keuangan, berikut administrasi

pelaksanaannya. Penjelasan dari guru dan tata usaha

dipertegas oleh kepala sekolah dengan mengatakan:

“Kami melakukan evaluasi terhadap program kerja

setelah satu tahun pelaksanaan, untuk mengetahui

sampai sejauh mana program kerja tersebut dapat

dicapai. Program yang belum dapat tercapai akan di-

masukkan kembali pada program tahun berikutnya.”

Lebih lanjut kepala sekolah menjelaskan, bahwa

hasil dari evaluasi tersebut, akan dijadikan sebagai

bahan laporan tentang kinerja sekolah selama satu

tahan yang disebut Evaluasi Diri sekolah (EDS).

Berdasarkan paparan di atas dapat diambil ke-

simpulan bahwa pada aspek proses belum sepenuhnya

sesuai dengan yang diharapkan dari pelaksanaan MBS,

terutama pada pengambilan keputusan dan pada pro-

ses pembelajan. Di mana proses pengambilan keputus-

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

61

an belum melibatkan masyarakat atau orang tua secara

maksimal. Sedangkan dalam proses belajar mengajar

belum semua guru menciptakan pembelajaran yang

aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan seperti yang

diharapkan dari pelaksanaan MBS.

4.1.3.4 Produk MBS

Hasil dari pendidikan merupakan hasil nyata

pelaksanaan MBS, yaitu berupa prestasi siswa baik

akademik ataupun non akademik.

a. Prestasi siswa di SD Negeri Genuk 01.

Prestasi yang diraih sekolah meliputi prestasi

akademik dan non akademik. Prestasi akademik adalah

suatu keberhasilan yang dicapai setelah belajar secara

optimal. Adapun prestasi akademik yang diraih SD

Negeri Genuk 01 yang berupa hasil nilai Ujian Sekolah

dan prestasi sekolah dalam 3 tahun terakhir dapat

dilihat di Tabel 4.2

Tabel 4.2 Prestasi SD Negeri Genuk 01

No Mata

Pelajaran

2011/2012 2012/2013 2013/2014

N

TDH

N

TTG RATA2

N

TDH

N

TTG RATA2 N TDH

N

TTG RATA2

1. B. Indonesia 6,85 8,92 7,92 6,80 9,60 8,16 7,20 9,60 8,63

2. Matematika 6,72 9,24 7,63 4,50 9,50 7,26 3,00 10,00 8,01

3. IPA 6,80 8,74 7,70 5,40 9,50 7,70 5,50 9,75 7,77

Prestasi yang Dicapai Sekolah 3 Tahun Terakhir

No. Kejuaraan Tingkat Tahun Keterangan

1. Lomba sholat putra Kecamatan 2012 Juara III

2. Lomba K-3 Kabupaten 2012 Juara I

3. Lomba Pentas seni Jawa Kecamatan 2012 Juara II

4, Pesta siaga Pramuka Kabupaten 2012 Juara IV

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

62

Lanjutan Tabel 4.2 Prestasi SD Negeri Genuk 01

5. Lomba Bahasa Jawa Kecamatan 2012 Juara I

6. Lomba Geguritan Kecamatan 2012 Juara II

7. Lomba Seni tari Kecamatan 2012 Juara III

8. Lomba sekolah adi wiyata Kabupaten 2013 Juara II

9. Pesta siaga putra Pramuka Kecamatan 2013 Juara II

10. Pesta Siaga putri Pramuka Kabupaten 2013 Juara II

11 Lomba Adzan Kabupaten 2014 Juara II

12. Lomba Baca tulis hitung kelas 3 Kecamatan 2014 Juara III

14. Siswa berprestasi Kecamatan 2014 Juara II

15 OSN Kecamatan 2014 Juara V

Berdasarkan data prestasi yang diraih SD Negeri

Genuk 01 di atas, menunjukkan bahwa prestasi aka-

demik peserta didik mengalami kenaikan, sementara

pretasi non akademik dari tahun ke tahun mengalami

penurunan. Penyebab turunnya prestasi non akademik

diakui kepala sekolah pada saat FGD, bahwa guru

memberikan bimbingan pada peserta didik pada saat

akan diadakannya lomba. Waktu yang singkat me-

nyebabkan pembimbingan dari guru kepada peserta

didik tidak dapat dilakukan secara optimal.

Merujuk uraian di atas, dapat diambil kesim-

pulan, bahwa prestasi akademik di SD Negeri Genuk 01

terkait dengan hasil ujian sekolah sudah sesuai dengan

harapan masyarakat, namun prestasi non akademik

belum optimal. Hal itu disebabkan kegiatan pembim-

bingan yang belum terprogram. Dengan demikian sa-

saran yang ingin dicapai oleh sekolah belum maksimal.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Evaluasi Konteks MBS

Pengelolaan pendidikan dalam era otonomi dae-

rah, menyiratkan bahwa peran dan tanggung jawab

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

63

pelaksanaan pendidikan telah diserahkan kepada dae-

rah, termasuk tanggungjawab dalam meningkatkan

mutu pendidikan.

Selanjutnya pengelolaan pendidikan diserahkan

kepada sekolah di mana sekolah diberikan kewenangan

untuk mengelola sekolahnya. Demikian halnya dengan

SD Negeri Genuk 01, dengan adanya otonomi sekolah

tersebut menjadikan sekolah lebih mandiri dan mampu

mengembangkan program-program yang sesuai dengan

kebutuhan dan potensinya.

Kewenangan sekolah dalam pengelolaan pendi-

dikan diwujudkan dalam bentuk Manajemen Berbasis

sekolah. Hal tersebut sesuai dengan PP 19/2005:SNP

Ps 49:1 yang menjelaskan bahwa: Pengelolaan satuan

pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan mene-

ngah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang

ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisi-

pasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

Dengan adanya otonomi sekolah, SD Negeri

Genuk 01 lebih leluasa untuk mengelola sumberdaya

yang tersedia di sekolah tersebut. Namun dalam

pengelolaan keuangan, sekolah belum diberikan kele-

luasaan secara penuh seperti yang tersirat pada kebi-

jakan MBS. Sehingga hal itu cukup menyulitkan seko-

lah untuk memenuhi kebutuhan sekolah.

Permasalahan yang muncul di sekolah tersebut,

yaitu ketika sekolah membutuhkan sarana dan pra-

sarana yang mendukung pembelajaran, namun tidak

da-pat didanai dari dana yang diberikan pemerintah

pada pihak sekolah yang berupa dana BOS. Terutama

kebutuhan yang terkait dengan belanja modal. Maka

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

64

salah satu cara yang bisa ditempuh oleh sekolah yaitu

dengan melibatkan masyarakat atau wali murid untuk

ikut berperan secara aktif membantu sekolah dalam

memenuhi kebutuhan tersebut, seperti yang tersirat

dalam manajemen berbasis sekolah.

Aspek lain yang melatarbelakangi terselengga-

rakannya MBS adalah kondisi geografis dan kondisi

sosial ekonomi masyarakat. Kondisi dan kesesuaian

daerah sekitar SD Negeri Genuk 01 ditinjau dari sosial

budaya kehidupan masyarakat dapat dikatakan bahwa

masyarakat sekitar mendukung pelaksanaan MBS.

Masyarakat berpartisipasi dalam hal keamanan dan

kenyamanan sekitar sekolah.

Dengan kondisi yang demikian akan membuat

kegiatan pembelajaran menjadi nyaman dan dapat

berjalan dengan lancar. Hal ini sesuai dengan pendapat

Raharjo (2004:9), bahwa lingkungan sekolah yang aman

dan tertib, dapat menciptakan suasana proses belajar

mengajar yang nyaman dan efektif.

Kondisi Alam sekitar SD Negeri Genuk 01 yang

jauh dari gangguan bencana alam dan jarak yang ter-

jangkau peserta didik dapat mendukung penye-

lenggaraan pendidikan di sekolah dan memiliki potensi

besar untuk sukses dan berkembangnya MBS. Keter-

jangkauan peserta didik menuju ke sekolah akan mem-

perlancar kegiatan pembelajaran yang sudah ter-jadwal

secara tertib.

Seperti yang dijelaskan dalam ketentuan dari

standar pelayanan minimal bidang pendidikan, yang

intinya bahwa harus tersedia satuan pendidikan dalam

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

65

jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu mak-

simal tiga kilometer untuk SD/MI.

Sementara itu kerukunan antara umat beragama

dan adat istiadat masyarakat di sekitar SD Negeri

Genuk 01 tergolong kondusif. Masyarakat juga memiliki

keyakinan terhadap penyelenggaraan pendidikan di SD

Negeri Genuk 01. Hal itu terbukti sebagian besar ma-

syarakat di sekitar sekolah memercayakan anak-

anaknya untuk belajar di sekolah tersebut.

Keberlangsungan proses pendidikan tidak terle-

pas dari latar belakang orang tua peserta didik, terkait

dengan kondisi sosial ekonominya. Dilihat dari tingkat

pendidikan orang tua yang rata-rata masih tergolong

rendah dan sumber mata pencaharian sebagai karya-

wan pabrik, berpengaruh terhadap prestasi peserta

didik. Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk

memberikan perhatian pada anak selama di rumah.

Tetapi kenyataan yang ada, waktu orang tua banyak

tersita di tempat bekerja, sehingga nyaris tidak ada

kesempatan untuk mendampingi anak belajar.

Kondisi tersebut tentu saja memengaruhi tingkat

keberhasilan anak di sekolah. Dengan kondisi seperti

diperlukan upaya maksimal dari guru untuk mencip-

takan pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk

meningkatkan prestasi peserta didik. Dalam hal ini

model PAKEM digunakan sebagai salah satu model

pembelajaran yang diterapkan di SD Negeri Genuk 01.

Animo masyarakat terhadap dunia pendidikan

sangat tinggi. Terbukti setiap tahun ajaran baru, ratus-

an siswa menyerbu sekolah-sekolah yang ada baik se-

kolah negeri ataupun swasta. Keinginan masyarakat

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

66

untuk melanjutkan pendidikan anaknya yang lebih

tinggi, tidak terpengaruh oleh kondisi sosial ekonomi

mereka.

Persaingan yang ketat untuk memasuki sekolah

ke jenjang yang lebih tinggi, membuat masyarakat

menuntut hasil ujian sekolah juga tinggi. Hal itu

terungkap dalam FGD, bahwa wali murid SD Negeri

Genuk 01 sangat berharap hasil ujian sekolah bisa

maksimal, sehingga peserta didik bisa dengan mudah

memasuki sekolah yang diinginkan.

Hal ini menunjukkan, bahwa perlu adanya stra-

tegi yang tepat untuk dapat memenuhi harapan orang

tua/masyarakat tersebut. Terselenggaranya MBS tidak

terlepas dengan adanya dukungan dari masyarakat dan

wali murid atau peran serta masyarakat dalam me-

ningkatkan mutu pendidikan.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan memang

telah menyediakan serangkaian materi, sarana dan

prasarana yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran. Walau sebenarnya tanggung-

jawab pendidikan bukan semata-mata menjadi tang-

gungjawab sekolah, namun juga menjadi tanggung

jawab masyarakat atau orang tua untuk ikut serta

berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Pentingnya partisipasi masyarakat diamanatkan

dalam UU Sisdiknas Pasal 9 bahwa: “Masyarakat ber-

kewajiban untuk memberikan dukungan sumber daya

dalam penyelenggaraan pendidikan”; dan Pasal 54 Ayat

(1) dan (2) “Peran serta masyarakat dalam pendidikan

meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga,

organisasi profesi, pengusaha dan organisasi kema-

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

67

syarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian

mutu pelayanan pendidikan”, serta masyarakat dapat

berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan peng-

guna hasil pendidikan”.

Kenyataan yang ada masih terdapat jurang pe-

misah yang terjadi dalam konsep pendidikan kita saat

ini. Banyak orang tua yang menyerahkan sepe-nuhnya

tanggungjawab pendidikan ke sekolah, tanpa mempe-

dulikan kemajuan pendidikan.

Demikian halnya dengan wali murid SDN Genuk

01 sebagian besar merasa sudah melaksanakan kewa-

jiban mendidik anak, dengan hanya menyerahkannya

kepada sekolah. Tidak ada seorangpun yang datang ke

sekolah menemui wali kelas untuk menanyakan kema-

juan pendidikan anak-anaknya, apalagi menanyakan

tentang program-program sekolah. Pemikiran mereka

sangat sederhana, bahwa pemerintah sudah menang-

gung semua biaya pendidikan. Sehingga orang tua tidak

lagi berpikir bagaimana sekolah tempat anaknya belajar

bisa memenuhi kebutuhan guna menunjang kemajuan

pendidikan.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa di

SD Negeri Genuk 01 dukungan atau partisipasi masya-

rakat pada pendidikan/sekolah dalam bentuk pemikir-

an, fisik, dana, ataupun bidang teknis edukatif belum

banyak dilakukan, sebagaimana yang diharapkan dari

pelaksanaan MBS dan UU Sisdiknas.

Untuk mendapatkan dukungan dari orang tua

dan masyararakat adalah dengan meningkatkan hu-

bungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat.

Apabila hubungan antara sekolah dan masyarakat ter-

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

68

jalin dengan baik, maka rasa tanggung jawab dan par-

tisipasi masyarakat untuk ikut serta memajukan pen-

didikan di sekolah tersebut akan baik dan meningkat.

Dengan hubungan yang harmonis tersebut dapat men-

jembatani pemenuhan kebutuhan yang diperlukan oleh

sekolah dan masyarakat itu sendiri.

Selain itu perlu dilakukan komunikasi interaktif

mengenai program-program sekolah dan menginforma-

sikan mengenai gambaran dan kondisi sekolah kepada

masyarakat atau wali murid. Informasi dapat dilakukan

melalui laporan tahunan kepada orang tua, pameran

sekolah, bulletin bulanan, kunjungan ke rumah peserta

didik, atau penjelasan oleh kepala sekolah, guru, dan

staf sekolah. Di samping itu paguyuban wali murid

yang sudah terbentuk di SD Negeri Genuk 01 dapat di-

optimalkan fungsinya yaitu dengan cara mendorong

paguyuban untuk membuat program kegiatan yang

berorientasi pada program-program sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disim-

pulkan bahwa program manajemen berbasis sekolah

dibutuhkan oleh warga sekolah untuk mengelola pendi-

dikan secara maksimal sehinggan dapat meningkatkan

mutu pendidikan di SD Negeri Genuk 01 Kecamatan

Ungaran Barat, Kabu-paten Semarang.

4.2.2 Evaluasi Input MBS

Evaluasi Input dilakukan pada aspek: sumber

daya manusia, kurikulum, sarana dan prasarana, dana

dan anggaran.

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

69

1. Sumber daya manusia.

MBS bukan hanya sekadar memiliki kewenangan

dalam pengelolaan pendidikan saja, melainkan men-

syaratkan kemampuan dan kemandirian dari sumber

daya manusia yang terlibat di dalam pengelolaan satu-

an pendidikan tersebut, seperti: kepala sekolah, guru,

staf, serta komite sekolah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa efektivitas dan

efisiensi belajar dan pembelajaran siswa di sekolah

sangat bergantung kepada peran guru. Guru yang

profesional sangat menentukan keberhasilan dari

pendidikan. Selain itu keberhasilan suatu program di-

pengaruhi juga oleh jumlah maupun tingkat pendidikan

dari personil pendukung proses pendidikan itu sendiri.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya terkait

dengan sumber daya manusia yang mendukung ter-

selenggaranya MBS yaitu kemampuan dari setiap

personil untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab

sesuai dengan pekerjaan yang dibebankannya.

Berdasarkan latar belakang pendidikan yang

dimiliki, bahwa sumber daya manusia yang mendukung

terlaksananya MBS di SDN Genuk 01 sudah sesuai

dengan yang disyaratkan, yaitu dari faktor jumlah per-

sonil sudah lengkap dan rata-rata berpendidikan S1

termasuk guru mata pelajaran. Hal itu sesuai dengan

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun

2007 tentang Standar Kualifikasi akademik dan Kom-

petensi Guru, yang berbunyi :

“Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sede-

rajat, harus memiliki kualifikasi akademik pen-

didikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

70

IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.”

Dengan demikian secara umum sumber daya

manusia yang ada di SD Negeri Genuk 01 memiliki

kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawab yang dibebankannya. Selain

itu terdapat seorang tenaga administrasi berpendidikan

S1 yang mengerjakan kegiatan administrasi dan me-

rangkap tugas mengajar komputer bagi seluruh siswa.

Untuk merawat lingkungan sekolah dibebankan kepada

seorang penjaga sekolah.

Jumlah guru yang lengkap, proses pembelajaran

menjadi lancar dan peserta didik bisa belajar dengan

maksimal karena selalu ada guru yang mengajar di

kelas. Selain itu dengan tingkat pendidikan dari guru

yang sudah memadai sangat menunjang kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran.

Kepala sekolah berusaha memaksimalkan pem-

berdayaan semua personil di SD Negeri Genuk 01

dengan memberikan tugas tambahan selain tugas uta-

manya mengajar sesuai dengan kemampuan masing-

masing. Tugas tersebut diberikan dengan tujuan untuk

memperlancar pelaksanaan program-program sekolah.

Demikian pula tenaga kependidikan yang ada di SD

Negeri Genuk 01 dapat melaksanakan tugas dan tang-

gungjawab dengan baik, sesuai dengan tugas dan

fungsinya masing-masing. Kepala sekolah selalu me-

motivasi semua guru dan karyawan untuk melaksa-

nakan tugas secara optimal. Kepala sekolah juga

menghimbau kepada mereka agar menyumbangkan

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

71

segenap kemampuannya untuk kepentingan sekolah

dan bekerja lebih baik dari hari ke hari.

Semua kegiatan yang ada di sekolah, baik yang

berkenaan dengan manajemen pembelajaran, tenaga

pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, keu-

angan, hubungan sekolah dengan masyarakat, kese-

muanya diarahkan pada peserta didik agar mendapat

layanan pendidikan yang bermutu.

Keberhasilan pendidikan juga dipengaruhi oleh

bakat, minat, dan tingkat kecerdasan peserta didik.

Mencermati latar belakang kecerdasan peserta didik di

SD Negeri Genuk 01 pada tingkat rata-rata, maka guru

dituntut untuk menyusun strategi pembelajaran yang

tepat dengan memerhatikan karakteristik peserta didik.

2. Kurikulum.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyeleng-

garaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu (Depdiknas, 2008). Terkait dengan

hal itu, maka setiap sekolah harus mengembangkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Dalam Permendiknas nomor 19 tahun 2007 ten-

tang Standar Pengelolaan, dijelaskan bahwa: KTSP

dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah, potensi

atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat

setempat, dan peserta didik.

Demikian halnya dengan SD Negeri Genuk 01,

setiap awal tahun pelajaran kepala sekolah bersama tim

pengembang menyusun KTSP sebagai perwujudan dari

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

72

kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum

yang tersusun merupakan sebuah dokumen yang akan

diimplementasikan sebagai panduan proses pembelajar-

an pada tahun pelajaran 2014/2015 dalam masa

transisi dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013.

Dalam kurikulum tersebut tertuang visi dan misi se-

kolah, dengan harapan dapat dicapai dengan MBS.

Dalam dokumen KTSP SD Negeri Genuk 01,

tertulis dengan jelas visi dan misi yang dirumuskan

berdasarkan kondisi sekolah, diantaranya memasuk-

kan wawasan lingkungan sebagai langkah ke depan

dalam upaya mengurangi polusi udara. Dalam KTSP

tersebut juga termuat tentang muatan lokal Bahasa

Jawa, Tembang Jawa, dan Bahasa Inggris, serta me-

muat kegiatan pengembangan diri yang dilakukan

dalam bentuk ekstrakurikuler.

Selain itu dalam Permendiknas nomor 19 tahun

2007 juga dijelaskan bahwa setiap guru bertang-

gungjawab menyusun silabus setiap mata pelajaran

yang diampunya sesuai dengan standar isi, standar

kompetensi lulusan, dan panduan penyusunan KTSP.

Para guru di SD Negeri Genuk 01 pada awal

tahun pelajaran melakukan review silabus untuk

disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Selanjut-

nya mereka menghitung jumlah hari efektif dalam satu

tahun ajaran sebagai dasar penyusunan program

tahunan. Program semester dan program evaluasi di-

susun dengan mengacu pada program tahunan yang

sudah dibuat. Analisis KKM setiap mata pelajaran

dibuat dengan diawali analisis per kompetensi dasar,

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

73

kemudian dirata-rata, dan hasil rata-rata tersebut

ditetapkan sebagai KKM per mata pelajaran.

Berdasarkan paparan di atas, tergambar jelas

bahwa di SD Negeri Genuk 01, Kecamatan Ungaran

Barat Kabupaten Semarang telah mengembangkan

KTSP dan menerapkan kurikulum muatan lokal Pro-

vinsi, muatan lokal Kabupaten, dan muatan lokal seko-

lah. Para guru juga telah mengembangkan kurikulum

dalam bentuk silabus, prota, promes, program evaluasi,

dan sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kurikulum yang disusun oleh sekolah siap

digunakan untuk penyelenggaraan MBS di SD Negeri

Genuk 01.

3. Sarana dan peralatan yang mendukung.

Secara umum sarana dan segala peralatan yang

mendukung terselenggaranya MBS di SD Negeri Genuk

01 sudah tersedia cukup lengkap dan dalam kondisi

yang masih baik. Sarana dan prasarana yang ada

mencakup: (a) Alat pelajaran, seperti: papan tulis, alat-

alat olah raga dan kesenian, alat-alat untuk praktikum

IPA, dan sebagainya; (b) alat peraga, seperti: torso,

rangka manusia, globe, peta, dan sebagainya; (c) media

pengajaran/pendidikan, seperti: chart, tape recorder,

televisi, komputer, dan LCD.

Selain sarana prasarana pendidikan yang meli-

puti segala macam alat, perlengkapan, atau benda-ben-

da yang dapat digunakan untuk memudahkan penye-

lenggaraan pendidikan di SDN Genuk 01 yaitu: ruang

kelas, ruang perpustakaan, bangku siswa, kursi, dan

sebagainya.

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

74

MBS akan efektif apabila didukung oleh sarana

dan prasarana yang memadai. Demikian halnya dengan

SD Negari Genuk 0, menyediakan sarana dan peralatan

yang cukup lengkap untuk mendukung kegiatan belajar

mengajar agar dapat mencapai tujuan secara maksimal.

Hal ini sejalan dengan ketentuan yang tertulis dalam

UU No 20 taun 2003 tentang Sisdiknas pasal 45 ayat 1

yang menyatakan bahwa: ”Setiap satuan pendidikan

formal dan non formal menyediakan sarana dan pra-

sarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai

dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,

kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan

peserta didik."

4. Dana dan anggaran.

Dana dan anggaran merupakan sumber daya

yang sangat diperlukan untuk menunjang efektivitas

dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hampir semua

kegiatan yang ada di sekolah membutuhkan biaya.

Saat ini sumber dana yang diterima SD Negeri

Genuk 01 hanya berasal dari pemerintah berupa dana

BOS dan dana pendamping berupa dana BOSDA.

Penggunaan dana untuk kegiatan di sekolah tidak bo-

leh menyimpang dari juknis pengelolaan dana BOS.

Kondisi demikian cukup mempersulit pihak sekolah

untuk menggunakan dana sesuai dengan kebutuhan

sekolah secara luas. Namun secara umum dana yang

ada cukup untuk menyuplai terselenggaranya MBS.

Sebenarnya dalam rangka MBS, sekolah diberi

kewenangan untuk mencari dan memanfaatkan sumber

dana lain sesuai dengan keperluan sekolah, sepanjang

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

75

tidak melanggar peraturan yang ada. Sumber dana

yang dimaksud bersumber dari pemerintah, orang tua

peserta didik, ataupun masyarakat. Namun demikian,

SD Negeri Genuk 01 belum melakukan upaya-upaya

penggalian dana dari sumber lain, selain dana BOS.

Dari paparan hasil penelitian dapat diambil suatu

kesimpulan, bahwa sumber daya manusia, kurikulum,

sarana prasarana, serta dana yang tersedia di SD

Negeri Genuk 01 sudah dapat mendukung imple-

mentasi MBS di SD Negeri Genuk 01 Kecamatan

Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

4.2.3 Evaluasi Proses MBS

Evaluasi proses dilakukan pada aspek: proses

pengambilan keputusan, pengelolaan MBS, proses bela-

jar mengajar, proses evaluasi.

1. Proses Pengambilan Keputusan.

Faktor penting dalam kegiatan MBS adalah

proses pengambilan keputusan. Sekolah merupakan

suatu organisasi, tentu diperlukan adanya penetapan

tujuan, penyusunan rencana, pengorganisasian, pe-

nempatan personil, sampai dengan tahap pelaksanaan.

Semua kegiatan tersebut tidak terlepas dari proses

pengambilan keputusan yang dianggap paling tepat.

Dalam penyelenggaraan MBS di SD Negeri Genuk

01, pengambilan keputusan dilakukan oleh kepala

sekolah dengan melibatkan seluruh tenaga pendidik

dan tenaga kependidikan. Keputusan diambil secara

demokratis dan melalui musyawarah untuk mufakat.

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

76

Semua peserta musyawarah diberikan kesempatan

yang sama untuk menyampaikan saran dan pendapat.

Semua saran, masukan, dan pendapat disimpul-

kan oleh kepala sekolah selaku pimpinan untuk menen-

tukan langkah-langkah yang hendak diambil dalam

suatu kegiatan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat

Farland (1976 dalam Rohiat 2012:20), bahwa keputus-

an adalah suatu tindakan pemilihan di mana pimpinan

menentukan suatu kesimpulan tentang apa yang harus

atau tidak harus dilakukan dalam situasi tertentu.

Tidak semua bentuk pengambilan keputusan

dilakukan oleh sekolah dengan melibatkan masyarakat,

tetapi hanya pada saat membahas program-program

pembangunan. Pembahasan dilakukan dengan cara

musyawarah pada saat ke-giatan pertemuan antara

warga sekolah dan wali murid bersama komite. Dalam

aktiitas pertemuan, usulan, saran, dan pendapat ha-

nya didominasi orang-orang tertentu saja, namun

peserta yang lain menyepakati hasil musyawarah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan

bahwa proses pengambilan keputusan dilakukan oleh

kepala sekolah bersama-sama warga sekolah dan ko-

mite didasarkan atas asas musyawarah, mufakat, dan

demokratis.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Rahardjo

(2004:3), bahwa salah satu tujuan dari MBS adalah me-

ningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat

dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambil-

an keputusan bersama/partisipatif.

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

77

2. Proses Pengelolaan MBS

Proses pengelolaan MBS di SD Negeri Genuk 01,

Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang dilak-

sanakan secara berurutan, dari tahap perencanaan,

pelaksanaaa, dan pengawasan/evaluasi.

Perencanaan merupakan kegiatan awal untuk

menyiapkan secara sistematis bentuk-bentuk kegiatan

yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dari

program sekolah. Pada tahap ini yang dilakukan SD

Negeri Genuk 01 adalah merumuskan visi, misi, tujuan.

Selain itu juga menyusun rencana kerja sekolah, baik

jangka panjang, menengah, ataupun tahunan.

Pada tahap pelaksanaan, sekolah melaksanakan

program sesuai dengan pedoman yang ada. Selain itu

sekolah juga menyusun struktur organisasi sekolah,

menyusun dan melaksanakan kegiatan sekolah dalam

keseluruhan bidang, dari bidang kesiswaan, bidang

pendidik dan kependidikan, sampai dengan peran serta

masyarakat.

Pada tahap akhir dari proses pengelolaan MBS

adalah tahap pengawasan dan evaluasi. Dalam hal ini

kepala sekolah melaksanakan pengawasan dan evaluasi

terhadap kegiatan pembelajaran dan evaluasi terhadap

program kerja tahunan sekolah.

3. Proses Belajar Mengajar.

Proses pembelajaran menentukan baik tidaknya

lulusan yang dihasilkan oleh sekolah. Pembelajaran

yang baik cenderung menghasilkan lulusan dengan

hasil belajar yang baik pula. Dalam hal ini peran guru

sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran.

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

78

Para guru di SD Negeri Genuk 01, kegiatan

pembelajaran dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,

dan penilaian hasil pembelajaran. Dalam perencanaan

proses pembelajaran, guru menyusun Rencana Pelaksa-

naan Pembelajaran (RPP) yang dijabarkan dari silabus.

Guru dituntut untuk merencanakan pembelajaran yang

interaktif, menyenangkan, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif dan kreatif.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan imple-

mentasi dari RPP. Kegiatan pembelajaran yang dilaku-

kan guru-guru SD Negeri Genuk 01 meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Pada tahap pendahuluan guru melaksanakan apersepsi

untuk merangsang kesiapan peserta didik mengikuti

pembelajaran.

Dalam pelaksanaan pembelajaran tidak semua

guru di SD Negeri Genuk 01 memanfaatkan media atau

alat peraga. Dari paparan hasil penelitian hanya kelas

1, 2, 4, dan 5 yang menggunakan media pembelajaran

dengan lengkap, karena tuntutan kurikulum 2013.

Peserta didik terlihat lebih aktif bertanya dan menyam-

paikan pendapat, selain itu peserta didik juga tampak

senang. Hal itu sesuai dengan pembelajaran PAKEM

yang dikehendaki dalam MBS.

Pembelajaran PAKEM menuntut adanya krea-

tivitas guru untuk menciptakan kegiatan belajar dan

menyediakan sarana yang dapat merangsang keingin-

tahuan siswa dan dapat merangsang siswa untuk

berpikir secara produktif.

Pada akhir kegiatan belajar mengajar, guru me-

laksanakan penilaian terhadap hasil pembelajaran

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

79

untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi pe-

serta didik, serta digunakan untuk menyusun laporan

kemajuan hasil belajar, juga digunakan untuk mem-

perbaiki proses pembelajaran.

4. Proses evaluasi sekolah.

Evaluasi adalah tahapan dalam MBS, merupakan

kegiatan penting untuk memperoleh informasi sejauh

mana tingkat keefektifan dan kesuksesan pelaksanaan

program sekolah. Hasil evaluasi akan dijadikan bahan

pertimbangan dalam mengadakan perbaikan terhadap

program-program tersebut.

Evaluasi dilakukan oleh SD Negeri Genuk 01

secara menyeluruh, menyangkut pengelolaan semua bi-

dang, yaitu bidang teknis edukatif atau pelaksanaan

kurikulum/proses pembelajaran, bidang keuangan, bi-

dang ketenagaan, sarana prasarana.

Evaluasi pelaksanaan kurikulum/proses pembe-

lajaran dilakukan oleh para guru secara periodik, yaitu

empat kali dalam setahun, pada pertengahan semester

satu dan dua serta akhir semester satu dan dua, yang

disebut tes sumatif. Selain itu evaluasi juga dilakukan

pada akhir pembahasan pada setiap kompetensi dasar

atau per topik bahasan.

Evaluasi belajar dilakukan oleh para guru di SD

Negeri Genuk 01, dengan tujuan untuk mengetahui

apakah proses belajar mengajar telah mencapai sasaran

ataukah belum. Hasil evaluasi tersebut digunakan oleh

guru untuk melakukan perbaikan terhadap proses

pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

80

Hal tersebut sesuai dengan tujuan evaluasi yang

tertulis dalam UU Sisdiknas tahun 2003, pasal 58 ayat

1, yang berbunyi: “Evaluasi hasil belajar peserta didik

dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses,

kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

SD negeri Genuk 01, selain melakukan evaluasi

terhadap proses pembelajaran juga melakukan evaluasi

terhadap program kerja tahunan. Evaluasi dilakukan

pada akhir tahun pelajaran, untuk mengetahui sejauh

mana program kerja tahunan sekolah telah dicapai.

Program kerja tahunan meliputi bidang kesiswaan,

bidang tenaga pendidik dan kependidikan, bidang keu-

angan, dan bidang sarana prasarana sekolah.

Dari hasil evaluasi tersebut, sekolah menentukan

langkah–langkah dan strategi yang tepat untuk mem-

perbaiki atau meningkatkan ketercapaian program.

SD Negeri Genuk 01 pada setiap akhir tahun

pelajaran juga melakukan evaluasi secara menyeluruh

menyangkut pengelolaan semua bidang dalam satuan

pendidikan berdasarkan delapan Standar Nasional Pen-

didikan (SNP). Rumusan hasil evaluasi secara menye-

luruh digunakan oleh sekolah untuk mengetahui kele-

bihan dan kekurangannya untuk perbaikan program

tahun berikutnya dan digunakan sebagai dasar untuk

menyusun rencana pengembangan dan peningkatan

mutu pendidikan.

Selain itu SD Negeri Genuk 01 juga menyusun

laporan hasil evaluasi dengan cara mengisi instrumen

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) sesuai dengan hasil eva-

luasi menyeluruh yang dilakukan sekolah. EDS me-

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

81

rupakan evaluasi terhadap kinerja sekolah selama satu

tahun.

Hal itu sejalan dengan penjelasan Umaedi (2012:

6.24), bahwa hasil evaluasi sekolah secara menyeluruh

salah satunya digunakan sebagai masukan bagi tin-

dakan koreksi dan perbaikan atau penyempurnaan bagi

program kerja tahun berikutnya (baik dalam peren-

canaan maupun pelaksanaan), serta penyempurnaan

kebijakan pengelolaan satuan pendidikan yang bersang-

kutan.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa proses

pengambilan keputusan dilakukan oleh kepala sekolah

bersama-sama guru dan tenaga kependidikan, namun

belum melibatkan orang tua dan komite secara mak-

simal. Proses pengelolaan MBS sudah dilakukan secara

berurutan. Proses belajar mengajar di SD Negeri Genuk

01 belum seluruhnya menerapkan PAKEM dalam ke-

giatan pembelajaran. Proses Evaluasi dilakukan terha-

dap kegiatan pembelajaran dan program sekolah.

4.2.4 Evaluasi Produk MBS

Produk atau hasil MBS di SD Negeri Genuk 01,

Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang meru-

pakan tahap akhir yang hendak dicapai oleh sekolah.

Produk merupakan bukti nyata dari keberhasilan MBS

di SD Negeri Genuk 01.

Keberhasilan dari MBS di SD Negeri Genuk 01

dapat dilihat pada setiap akhir tahun pelajaran, pada

saat sekolah melakukan evaluasi terhadap program

tahunan sekolah. Keberhasilan dari MBS berorientasi

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15458/4/T2_942012053_BAB IV... · 01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang

82

pada prestasi yang diraih oleh sekolah yang berupa

prestasi akademik dan non akademik.

Berdasarkan uraian hasil penelitian menun-

jukkan, bahwa pada prestasi akademik ataupun non

akademik di SD Negeri Genuk 01 belum maksimal.

Proses pembimbingan dalam menghadapi lomba sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada

aspek produk, implementasi manajemen berbasis seko-

lah di SD Negeri Genuk 01, produk (output) yang

dihasilkan belum sesuai dengan yang diharapkan.