BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian yang diperoleh dari
SMK Negeri 2 Salatiga, melalui proses observasi, wawancara dan studi
dokumentasi. Dalam penelitian ini dilakukan analisis untuk menjawab tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui implementasi sistem manajemen mutu ISO
9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga, kendala – kendala yang dihadapi, strategi
penyelesaian dari kendala tersebut, hal – hal yang mendukung, dan dampak dari
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008.
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Visi dan Misi SMK Negeri 2 Salatiga
SMK Negeri 2 Salatiga menerapkan visi yang digunakan sebagai pedoman
dalam setiap kegiatan pembelajaran yaitu:
“Menyiapkan tamatan yang mampu bersaing di era global
dan ber Imtaq tinggi ”1
Misi SMK Negeri 2 Salatiga yang merupakan pengembangan dari visi
SMK Negeri 2 Salatiga sebagai berikut:
1. Menyiapkan tamatan yang menguasai IPTEK dan
mempunyai iman dan taqwa.
2. Menyiapkan tamatan siap masuk kerja.
3. Menyiapkan tamatan yang mempunyai jiwa
kewirausahaan.
4. Menyiapkan tamatan yang cerdas, jujur dan bermoral.
1 SMK Negeri 2 Salatiga, Profil SMK Negeri 2 Salatiga, Salatiga, hal. 4
25
5. Menyiapkan tamatan dengan kompetensi bertaraf
internasional.
6. Menyelenggarakan sekolah dengan pelayanan bertaraf
internasional.”2
4.1.2. Tujuan SMK Negeri 2 Salatiga
Tujuan yang ditentukan sebelumnya, akan memacu SMK negeri 2 Salatiga
untuk menjadi sekolah yang lebih berkualitas. Berikut adalah tujuan yang
ditentukan oleh SMK Negeri 2 salatiga:
1. Tahun 2013 siswa memiliki kompetensi penguasaan
konsep untuk seluruh mata pelajaran secara komprehensif
dan benar sehingga mampu berkompetisi ditingkat
nasional dan tahun 2012 mampu berkompetisi di tingkat
internasional.
2. Tahun 2013 siswa mampu menggunakan Bahasa Inggris
sebagai alat komunikasi untuk mendapatkan pengetahuan
yang lebih luas.
3. Tahun 2013 siswa mampu membangun kebiasaan yang
aktif untuk mencari informasi menggunakan teknologi
informasi.
4. Tahun 2013 sekolah memiliki sarana dan prasarana
penunjang PBM yang lengkap.
5. Tahun 2013 sekolah memiliki guru dan tenaga pendukung
yang handal untuk mendukung seluruh manajemen
sekolah.
6. Sekolah memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan
seluruh warga sekolah, stake holders dan instansi serta
institusi pendukung pendidikan lainnya.
7. Siswa memiliki, mengaplikasikan dan meningkatkan nilai-
nilai ketuhanan serta nilai-nilai kehidupan yang bersifat
universal dalam kehidupannya.
2 SMK Negeri 2 Salatiga, Profil SMK Negeri 2 Salatiga, Salatiga, hal. 5
26
4.1.3. Janji Kinerja
Supaya dalam setiap pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak melenceng
dari tujuan sebelumnya, maka SMK Negeri 2 Salatiga memiliki 12 janji kinerja
yakni sebagai berikut:
a. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001: 2008)
b. Empat Pelajaran Produktif Disampaikan Dalam Bahasa
Inggris
c. Sertifikat Internasional
d. Memiliki Standard Training Workshop
e. Memiliki Advance Training Workshop
f. Score TOEIC siswa diatas 400
g. Adanya Teaching Factory
h. Penataan sekolah menjadi Green School,
i. Adanya orang asing
j. Adanya Partner Asing
k. Adanya Lulusan bekerja di Luar Negeri
l. Program ICT.”3
SMK Negeri 2 Salatiga menerapkan 12 janji kinerja tersebut dengan baik.
Pernyataan tersebut dibuktikan dengan adanya kepercayaan orang tua, untuk
menyekolahkan anak - anak mereka di SMK Negeri 2 Salatiga. Serta telah berdiri
teaching factory bengkel permesinan yang terletak di jalan Kridanggo.
12 janji kinerja SMK Negeri 2 Salatiga merupakan sebuah rambu-rambu
SMK Negeri 2 Salatiga. Karena notabene SMK Negeri 2 Salatiga merupakan
Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI).
3 SMK Negeri 2 Salatiga, Profil SMK Negeri 2 Salatiga, Salatiga, hal. 22
"
27
4.1.4. Implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008
SMK Negeri 2 Salatiga memperoleh sertifikat SMM ISO 9001: 2000 pada
tahun 2007 oleh PT. TUV Rheinland Indonesia sebagai bukti penerapan Sistem
Manajemen Mutu. Perolehan sertifikat ISO tersebut menjadikan SMK Negeri 2
Salatiga sebagai SMK pertama di kota Salatiga yang menerapkan Sistem
Mananjemen Mutu ISO 9001. Pada tahun 2010 SMK Negeri 2 Salatiga mulai me-
reward dengan versi baru yaitu SMM ISO 9001: 2008 pada tahun 2010. Bahkan
pada tanggal 4 Mei 2012, SMK Negeri 2 Salatiga telah melaksanakan audit
lanjutan yang terakhir. Sehingga sertifikat TUV Rheiland Cert no. 01 100 075168
dapat dilanjutkan untuk membagi pengalaman implementasinya kepada sekolah
lain.
Dokumen – dokumen yang dipersiapkan untuk memperoleh sertifikat
mulai dari Dokumen tingkat I hinga dokumen tingkat IV. Seperti yang diperoleh
dari hasil wawancara penulis dengan wakil manajemen mutu SMK Negeri 2
Salatiga:
“Instrumen yang dipersiapkan dokumen yang digunakan
sebagai standar. Dokumen yang pertama adalah dokumen
tingkat I namanya pedoman mutu, dokumen tingkat II namanya
POS (Prosedure Operational Standard) itupun juga masih
umum yang berlandaskan pada klausul ISO, selanjutnya
dokumen tingkat III yaitu IK (Instruksi kerja) yang bersifat lebih
tekhnis, lalu dokumen tingkat IV yang berisi Form dan
Rekaman.”4
4 Wawancara, Sodiq, Wakil Manajemen Mutu, SMK Negeri 2 Salatiga, 24 Mei 2012
28
Dokumen tingkat I yang disahkan oleh kepala sekolah. Dokumen yang
mencakup mulai dari visi dan misi hingga sasaran mutu, terdapat pada dokumen
tingkat I. Dokumen tingkat II disahkan oleh Wakil manajemen mutu yang berisi
SOP (Strandar Operasional Prosedur). SOP berpedoman pada delapan prinsip
manajemen mutu, yang terdapat pada klausul yang ditetapkan oleh ISO.
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh beberapa hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan SMM ISO 9001: 2008. Berikut pernyataan dari Hadi
Sutjipto:
“Segala sesuatu itu kalau tersistem akan lebih baik artinya
sebenarnya hal-hal yang sudah kami lakukan ini, pada saat itu
masih banyak yang belum terdokumen dan sekarang itu harus
terdokumen. Artinya kemampunan telusurnya seandainya kita
mencari data itu tidak susah. Apabila semua lini dalam
pendidikan itu menggunakan Manajemen Mutu ISO, sebenarnya
akan menjadi terstruktur.” 5
Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa dengan adanya sistem
manajemen mutu ISO 9001: 2008. Seluruh kegiatan yang ada di sekolah telah
terstruktur dan tersistem dengan baik. Dimana dokumen – dokumen yang
sebelumnya terarsip secara tidak teratur, kini telah tertata dengan rapi. Sehingga
ketika akan mencari dokumen tersebut lebih mudah untuk mencarinya.
Mengingat pelanggan utama dari sekolah adalah siswa, penulis melakukan
wawancara dengan perwakilan siswa. Adhe wakil ketua OSIS dan merupakan
salah salah satu siswa kelas X TKJ. Adhe menyatakan beberapa hal yang
berkaitan dengan sarana prasarana serta kompetensi guru:
5 Wawancara, Hadi Sutjipto, Kepala Sekolah, SMK Negeri 2 Salatiga, 24 Mei 2012
29
“Sudah cukup semuanya, mereka mengajar di bidang masing-
masing dimana mereka ahli di dalam bidangnya.”6
Setiap guru memiliki kompetensi dalam mengajar yang cukup baik.
Dengan latar belakang pendidikan minimal S1, sangat dikatakan berkompetensi
sebagai pengajar. Guru juga mengajar sesuai dengan bidang keahlian masing-
masing.
Keterangan yang sama dinyatakan oleh guru adaptif di SMK Negeri 2
Salatiga yaitu Umi Masruroh yang mengajar Matematika:
“Sangat menunjang, membuka peluang kepada siswa untuk
mengembangkan diri, baik itu dibengkel maupun itu di ruang
teori. Sehingga anak-anak punya kebebasan untuk saling
meningkatkan pengembangan dirinya yang berkaitan dengan
kompeten dan keahlian mereka”7
Sarana dan prasarana yang sangat menunjang memacu siswa untuk belajar.
Baik di ruang kelas teori maupun bengkel praktek semua peralatan sudah sangat
menunjang. Dalam kegiatan praktek siswa diberi kesempatan untuk merangkai
atau merakit sendiri komponen yang disediakan. Sehingga siswa terpacu dalam
belajar dan dapat mengembangkan kemampuan masing-masing siswa.
Berkaitan dengan sarana prasarana, guru normatif SMK Negeri 2 Salatiga
yaitu Purnomo yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia berpendapat:
“Sarana prasarana banyak yang sudah menunjang, walaupun
mungkin masih ada yang belum lengkap tetapi sedang dalam
proses. Kalau dalam pembelajaran adaptif normatif itu saran
sudah cukup mulai dari LCD dan lain-lain juga sudah ada.”8
6 Wawancara, Adhe, Siswa Kelas X TKJ, SMK Negeri 2 Salatiga, 2 Juni 2012 7 Wawancara, Umi Masruroh, Guru Matematika, SMK Negeri 2 Salatiga, 28 Mei 2012 8 Wawancara, Purnomo, Guru Bahasa Indonesia, SMK Negeri 2 Salatiga,
30
Dalam kegiatan pembelajaran normatif dan adaptif sudah dikatakn
mencukupi. Di setiap kelas sudah tersedia LCD, white board, dan speaker aktif.
Sebab dalam kegiatan pembelajaran normatif dan adaptif misalkan bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris, sangat memerlukan peralatan tersebut. Sebagai
contoh apabila listening dalam pelajaran bahasa inggris, diperlukan speaker aktif
untuk belajar mendegarkan kosa kata dalam bahasa inggris.
Berdasarkan observasi yang dilaksanakan pada tanggal 5 juni 2012.
Terdapat beberapa kondisi ekternal dan internal, yang dapat mempengaruhi
program pembelajaran dan implementasi SMM ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2
Salatiga sebagai berikut:
a. Kondisi Internal
1. Kekuatan (Strenght)
Kekuatan (Strenght) yang dimiliki SMK Negeri 2 Salatiga yaitu
guru, fasilitas dan peralatan yang memadahi, lulusan akan
langsung disalurkan ke industri yang bekerja sama dengan SMK
Negeri 2 salatiga, lingkungan sekolah yang tenang dan asri.
2. Kelemahan (Weakness)
Siswa kurang patuh terhadap peraturan, ruang guru produktif
terpisah dengan guru lain (normatif dan adaptif) sehingga kurang
adanya komunikasi.
28 Mei 2012
31
b. Kondisi Eksternal
1. Peluang (Opportunity)
Minat siswa untuk bekerja yang sangat tinggi, kerja sama dengan
Dunia Usaha(DU)/Dunia Industri (DI), perkembangan teknologi
dan sarana prasarana, kualitas layanan.
2. Ancaman (Threaths)
Semakin banyak SMK dengan predikat RSBI dan menerapkan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008, sekolah favorit yang
ditunjang teknologi dan sarana prasarana yang lengkap.
4.1.5. Kendala-Kendala yang Dihadapi Dalam Implementasi Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001: 2008
Dalam pelaksanaan suatu sistem, ada beberapa kendala yang muncul dari
berbagai aspek. Secara tidak langsung kendala tersebut akan menjadi hambatan
dalam setiap pelaksanaannya.
Kendala tersebut akan memberikan dampak buruk terhadap sistem.
Apabila kendala tersebut dibiarkan berlarut-larut dan tidak di cari solusi
penyelesaiannya. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan oleh Wakil
Manajemen Mutu SMK Negeri 2 Salatiga, kendala-kendala tersebut masih tetap
terjadi.
Kendala-kendala yang diperoleh dari wawancara dapat dilihat dalam tabel
berikut:
32
Tabel 4.2.2.1. Hasil Penelitian Kendala-kendala yang Dihadapi Dalam
Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2
Salatiga
No. Faktor Penghambat Keterangan
1. Sumber Daya Manusia 1. Kurangnya tenaga administrasi yang menangani
dokumen-dokumen ISO
2. Ada beberapa yang meremehkan pelaksanaan
SMM ISO.
2. Rasa ketidakpedulian 1. Kurangnya rasa ingin tahu sebagian guru tentang
SMM ISO
3. Inkonsisten
(ketidakkonsistenan)
1. Kurang patuh terhadap peraturan dari ISO
2. Komitmen yang tidak stabil
3. Kurangnya keinginan untuk melaksanakan
peraturan Sistem Manajemen Mutu ISO, sehingga
peraturan yang sudah dibuat tidak dilaksanakan
4. Kurangnya
Sarana/tempat
1. Kurangnya tempat yang digunakan untuk
rekrutmen kerja
5. Beban Kerja 1. Karena waktu guru yang relatif banyak digunakan
di dalam kelas, sehingga tidak sempat
mengerjakan dokumen-dokumen ISO
Sumber: Data Primer (Wawancara) Tanggal 24 dan 28 Mei 2012
4.1.6. Strategi Pemecahan Kendala Implementasi Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001: 2008
Dari hasil wawancara diperoleh strategi pemecahan yang digunakan untuk
menyelesaikan kendala yang dihadapi tersebut. Seperti yang diutarakan oleh
Wakil Manajemen Mutu (WMM):
“Apabila ada yang belum disosialisasi, kita akan sosialisasi
dengan workshop intinya tentang isi Sistem Manajemen Mutu
ISO itu seperti apa?, untuk komitmen yang tidak stabil itu
solusinya adalah aturan main yang ada di sini harus diterapkan
33
dengan semaksimal mungkin, misalkan dia melanggar itu
seharusnya di beri punishment ya harus di punishment. Dan
apabila yang mempunyai prestasi di beri penghargaan.”9
Wakil Manajemen Mutu (WMM) bertugas sebagai koordinator
pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008. Sehingga WMM tersebut,
yang memantau kondisi warga SMK Negeri 2 Salatiga dalam melaksanakan
sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008. Sehingga apabila ditemukan sebuah
kendala, WMM segera mencari solusi dari permasalahan tersebut. Hal yang
dilakukan WMM untuk saat ini adalah dengan mengadakan sosialisasi,
memberikan punishment bagi yang melanggar, dan memberi penghargaan bagi
yang mempunyai prestasi.
Menurut kepala sekolah yaitu Hadi Sutjipto, strategi pemecahan yang
digunakan SMK Negeri 2 Salatiga adalah sebagai berikut:
“Diadakan share dengan cara berkomunikasi antara guru satu
dengan guru lain, sehingga apabila muncul masalah kami
memberikan waktu 1 minggu, bagaimana supaya hal tersebut
tidak menjadi masalah lagi.”10
Adanya share setiap 1 minggu sekali, antara guru satu dengan yang
lain. Hal tersebut merupakan solusi penyelesaian dari kendala-kendala yang
dihadapi SMK Negeri 2 Salatiga. Setiap diadakan share tersebut, guru
memaparkan masalah apa yang sedang dihadapi. Di bicarakan bersama dan
mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Dan guru diberi kesempatan 1 minggu
9 Wawancara, Sodiq, Wakil Manajemen Mutu, SMK Negeri 2 Salatiga,
24 Mei 2012 10 Wawancara, Hadi Sutjipto, Kepala Sekolah, SMK Negeri 2 Salatiga, 24 Mei 2012
34
untuk melaksanakan solusi tersebut. Sehingga masalah dapat terselesaikan dengan
baik.
4.1.7. Hal-Hal yang Mendukung Implementasi Sistem Manajemen Mutu
(SMM) ISO 9001: 2008
Supaya dalam implementasi SMM ISO 9001 : 2008 dapat berjalan dengan
baik. Harus ada beberapa hal yang mendukung implementasi SMM ISO 9001:
2008. Beberapa hal yang mendukung implemtasi SMM ISO 9001: 2008 di SMK
Negeri 2 Salatiga, dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.2.4.1 Hasil Penelitian Hal-Hal yang Menjadi Pendukung Dalam
Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2
Salatiga
No. Faktor pendukung Keterangan
1. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang melaksanakan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
2. Sarana Prasarana Sarana prasarana yang lengkap, baik dalam
bengkel maupun ruang teori.
3. Komitmen Komitmen yang tinggi dari sumber daya
manusia itu sendiri
Sumber: Data Primer (Wawancara) Tanggal 24 dan 28 Mei 2012
4.1.8. Dampak dari Implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO
9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga
Ada beberapa dampak yang terjadi setelah mengimplementasikan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga. Berdasarkan
wawancara yang dilaksanakan penulis selama dilapangan adalah sebagai berikut:
35
“Ketika praktek lebih tertata dan sistem administrasi lebih
rapi.”11
Setelah melaksanakan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008
tersebut. Banyak sekali dampak positif yang diperoleh SMK Negeri 2 Salatiga.
Seperti halnya dalam pelaksanaan seluruh kegiatan di SMK Negeri 2 Salatiga,
sudah terstruktur dengan baik. Serta sistem administrasi menjadi lebih rapi dan
lebih tertata.
Pendapat lain diutarakan oleh kepala sekolah, Hadi Sutjipto yakni:
“Dengan adanya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008,
kami diakui bahwa kami sudah melaksanakan organisasi
dengan sehat”12
Organisasi yang sehat dan kepercayaan masyarakat timbul, setelah
SMK Negeri 2 Salatiga melaksanakan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008.
Sebab SMK Negeri 2 Salatiga diakui bahwa dapat mencetak lulusan yang siap
kerja dan berkualitas internasional. Sehingga orang tua siswa mempercayakan
SMK Negeri 2 Salatiga untuk mendidik anak-anak mereka sehingga siap bekerja.
11 Wawancara, Tri Wisnu Haryanta, Kepala Bidang Keahlian Mesin, SMK Negeri 2
Salatiga, 28 Mei 2012 12 Wawancara, Hadi Sutjipto, Kepala Sekolah, SMK Negeri 2 Salatiga, 24 Mei 2012
36
4.2. Pembahasan
4.2.1. Implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 di
SMK Negeri 2 Salatiga
SMK Negeri 2 Salatiga menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO
9001 selama 5 tahun. Pada tahun 2007 SMK Negeri 2 Salatiga menerapkan SMM
ISO 9001 versi 2000 (ISO 9001: 2000). Kemudian pada tahun 2010 SMK Negeri
2 Salatiga me-reward SMM ISO 9001 dengan versi 2008 (9001: 2008). Mulai
dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, komite sekolah, siswa hingga
karyawan harus ikut berpartisipasi melaksanakan SMM ISO 9001: 2008. Seluruh
warga SMK Negeri 2 Salatiga, sepakat untuk melaksanakan SMM ISO 9001:
2008.
Manfaat yang diperoleh di berbagai aspek kegiatan pembelajaran, setelah
menerapkan SMM ISO 9001: 2008 tersebut. Dengan adanya SMM ISO 9001:
2008 ini, dokumen-dokumen akan lebih tertata dengan baik dan lebih mudah
untuk mencari, dalam mengerjakan tugas sekolah menjadi lebih terstruktur.
Cara pengenalan SMM ISO 9001: 2008 kepada warga sekolah dengan
diadakannya workshop dan sosialisasi/penyuluhan. Workshop dan sosialisasi
tersebut dilaksanakan terhadap guru-guru baru yang notabene belum mengerti
tentang SMM ISO 9001: 2008. Implemetasi SMM ISO 9001: 2008 ini mencakup
keseluruhan dari kegiatan pembelajaran di sekolah. Hal tersebut tidak lepas dari
fokus SMM ISO 9001: 2008 itu sendiri, yakni fokus pada pelanggan. Pelanggan
di SMK Negeri 2 Salatiga adalah siswa dan industri dimana siswa akan bekerja.
37
Instrumen yang dipersiapkan SMK Negeri 2 Salatiga untuk memperoleh
sertifikat ISO 9001: 2008, adalah dengan mempersiapkan dokumen – dokumen
ISO. Dokumen ISO 9001: 2008 mencakup dokumen tingkat 1 hingga dokumen
tingkat 4.
Dokumen tingkat 1 pedoman mutu dimana Visi, Misi dan tujuan yang
ingin dicapai SMK Negeri 2 Salatiga, hingga sasaran mutu SMK Negeri 2
Salatiga yakni mencetak siswa yang mampu bersaing dalam dunia kerja.
Dokumen tingkat 2 yang berisi tentang POS ( Prosedure Operational Standart )
yang mencakup semua pasal-pasal dalam klausul ISO, POS tersebut disahkan oleh
wakil manajemen mutu. Setelah melengkapi pasal - pasal dan kemudian di sahkan
oleh wakil manajemen mutu. Dokumen yang harus dikerjakan yaitu dokumen
tingkat 3 yang berisi IK ( Instruksi Kerja ), dimana setiap guru memiliki tugas
masing – masing. Seperti wakil kepala sekolah bidang hubungan industri, yang
membuat IK tentang menyalurkan siswa. Dokumen terakhir yang harus dikerjakan
yaitu dokumen tingkat 4. Dokumen tingkat 4 yakni Form dan rekaman untuk
menjalankan dokumen tingkat 3 tersebut. Form merupakan dokumen yang belum
diisi, sedangkan rekaman merupakan dokumen yang sudah terisi dan siap
dilaksanakan.
Sekolah bertugas menciptakan siswa yang berkompeten dan berkualitas.
Sehingga ketika siswa terjun dalam dunia kerja, siswa dapat bekerja dengan baik
dan sesuai dengan standar stakeholder (industri). Dalam menciptakan siswa yang
berkompeten bukan hanya dari siswa saja yang mempunyai kualitas yang baik.
38
Kompetensi guru serta sarana prasarana sekolah yang menunjang kegiatan
pembelajaran, merupakan faktor utama terciptanya siswa yang berkualitas.
Sarana prasarana dan kompetensi guru yang mendukung dalam kegiatan
pembelajaran di SMK Negeri 2 Salatiga dikatakan lebih dari cukup. Mulai dari
kegiatan pembelajaran praktek maupun teori. Sebagai contoh pada setiap bengkel
terdapat peralatan serta mesin-mesin yang sangat menunjang kegiatan
pembelajaran. Begitu pula pada kelas teori di setiap kelas terdapat proyektor,
speaker aktif dan white board. Serta guru-guru SMK Negeri 2 Salatiga
mempunyai kompetensi mengajar yang baik.
Kurikulum merupakan pengembangan strategi pembelajaran untuk
mewujudkan sekolah yang produktif, berkualitas dan berprestasi. Dalam
pembuatan kurikulum, SMK Negeri 2 Salatiga tetap menagacu pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum yang dibuat sesuai dengan
kurikulum dari pemerintah. Namun ditambah dengan inovasi yang baru supaya
dalam setiap kegiatan pembelajaran siswa tidak mengalami kebosanan. Ketika
membuat kurikulum, SMK Negeri 2 Salatiga berdiskusi dengan mitra industri.
Hal tersebut dilakukan mengingat industri merupakan fokus pelanggan kedua
setelah siswa. Kurikulum dibuat sesuai dengan kebutuhan industri supaya pada
setiap pembelajaran dapat sesuai dengan kebutuhan kerja industri.
39
4.2.2. Kendala dalam Implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO
9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga
Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 merupakan alat
merubah sekolah menuju profesionalisme dan ini membutuhkan perubahan sikap
dan perilaku seluruh unsur yang ada di sekolah. Pelaksanaan sistem dalam suatu
organisasi sebaik apapun tidak akan lepas dari hal-hal yang menjadi kendala
dalam pelaksanaannya. Adapun kendala yang dihadapi SMK Negeri 2 Salatiga
dalam melaksanakan SMM ISO 9001: 2008 adalah sumber daya manusia,
ketidakpedulian, inkonsisten (ketidakkonsistenan), kurang sarana/tempat dan
beban kerja.
Pembahasan mengenai hal-hal yang menjadi kendala dalam Implementasi
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 akan dibahas satu persatu sebagai
berikut:
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
“Keberadaan sumber daya manusia (SDM) dalam organisasi pendidikan
adalah untuk menghitung kontribusi SDM ini pada tingkat pemerintah,
pemerintah daerah, dan sekolah yang menunjukkan hasil-hasil pendidikan
semakin berkualitas, kompetitif dan dapat menjamin layanan belajar yang
berkualitas untuk semua peserta didik.”13
Tanpa adanya Sumber Daya
Manusia, suatu sistem tidak akan berguna dan bermanfaat. Sebab Sumber Daya
Manusia tersebut merupakan pelaksana sistem itu sendiri. Namun dalam setiap
pelaksaannya Sumber Daya Manusia justru menjadi penghambat.
13 Syaiful Sagala, 2009, Memahami Organisasi Pendidikan, Alfabeta. Bandung, hal. 229
40
Sebagai contoh kurangnya Sumber Daya Manusia yang khusus bertugas
dalam mendokumentasikan dokumen-dokumen ISO. Hal tersebut diperlukan
sebab tugas utama guru dalam mengajar, terkadang terbengkalai dengan
tugasnya dalam kegiatan pembelajaran karena mendokumentasikan data-data
dari ISO tersebut. Jadi sangat dibutuhkan tenaga administrasi yang khusus
mendokumentasikan dokumen-dokumen ISO 9001: 2008.
b. Ketidakpedulian
Perbedaan watak dan sifat seseorang terutama dalam kepedulian itu sangat
berpengaruh terhadap implementasi SMM ISO 9001: 2008. Terutama
anggapan bahwa melaksanakan SMM ISO 9001: 2008 yang terkadang sangat
merepotkan. Sehingga menyebabkan terjadinya kesalahan dalam memahami
konsep SMM ISO 9001: 2008.
Bahkan ada beberapa yang belum mengetahui tentang SMM ISO
9001:2008 yang diterapkan di sekolah. Namun rasa tidak peduli dan tidak ingin
tahu terhadap SMM ISO 9001: 2008 yang menghambat setiap pelaksanaan
sistem tersebut. Bahkan ada beberapa yang menganggap remeh pelaksanaan
Sistem Manajemen Mutu ISO tersebut.
c. Inkonsisten (tidak konsisten)
Permasalahan yang muncul disini adalah inkonsistensi pada pelaksanaan
sistem yang sesuai dengan dokumen-dokumen yang ada pada SMM ISO 9001:
2008 tersebut. Sebagai contoh koordinator audit belum melaksanakan audit
41
internal secara maksimal dan belum dilaksanakan secara periodik sesuai
prosedur operasional standar yang ditetapkan.
Konsisten dan komitmen yang tidak stabil merupakan kendala dari SMM
ISO 9001: 2008. Berdasarkan fakta yang diperoleh melalui wawancara, apabila
ada seorang guru atau siswa yang melakukan suatu kesalahan namun tidak
diberi hukuman. Hal tersebut akan menyebabkan kesenjangan/ kecemburuan
antara guru atau siswa satu dengan yang lain.
Sehingga beberapa orang beranggapan bahwa untuk apa berprestasi tetapi
tidak ada penghargaan yang diperoleh. Serta muncul anggapan lain bahwa
tidak akan punishment apabila melanggar, sehingga dengan mudah seseorang
akan melanggar sistem tersebut.
d. Kurangnya Tempat/ Gedung
Tempat/ gedung untuk pembelajaran baik praktek maupun teori mungkin
sudah memenuhi standar dalam pelaksanaan pembelajaran. Tempat yang
belum tersedia adalah gedung untuk test rekrutmen kerja Industri. Selama ini
masih menggunakan bengkel otomotif untuk test rekrutmen. Sehingga
mengakibatkan kegiatan pembelajaran di bengkel otomotif menjadi terganggu.
Hal tersebut akan berdampak pula pada pelaksanaan SMM ISO 9001:
2008 di SMK Negeri 2 Salatiga. Mengingat fokus pelanggan dari SMK Negeri
2 Salatiga adalah siswa dan industri. Apabila gedung yang digunakan untuk
rekrutmen kerja tidak ada, maka proses perekrutan kerja siswa akan terhambat.
Siswa yang seharusnya sudah melaksanakan test rekrutmen menjadi tertunda.
42
e. Beban Kerja
Sebagian guru mempunyai waktu yang sangat padat dengan berbagai tugas
sekolah. Karena guru berkewajiban mengajar minimal 24 jam perminggu.
Belum lagi terbeban tugas yang berhubungan dengan kegiatan ektrakulikuler.
Dengan adanya hal tersebut, sebagian guru harus membagi waktu dengan
sebaik-baiknya.
Kendala yang dihadapi sebagian guru di SMK Negeri 2 Salatiga,
berhubungan dengan beban kerja guru. Guru yang memiliki tugas yang sangat
banyak, seperti mengajar, menyiapkan materi untuk mengajar dan kegiatan di
luar sekolah (Ekstrakulikuler). Dengan adanya Sistem Manajemen Mutu ISO
9001: 2008, guru memiliki tugas tambahan yakni mendokumentasikan dalam
bentuk tulisan. Sehingga terkadang tugas guru dalam mengajar menjadi
terbengkalai. Karena guru harus mengurus banyak hal yang berkaitan dengan
penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 tersebut. Bukan semua
pekerjaan berjalan dengan lancar, namun yang terjadi justru sebaliknya.
4.2.3. Strategi Pemecahan Kendala Implementasi Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001: 2008
Apabila kendala-kendala tersebut tidak teratasi, sistem yang seharusnya
berjalan dengan baik pasti akan tersendat-sendat. Oleh karena itu kendala-kendala
tersebut harus dicari strategi pemecahannya.
Strategi pemecahannya yang dipilih SMK Negeri 2 Salatiga dalam
mengatasi kendala-kendala tersebut adalah dengan mengadakan workshop serta
43
sosialisasi kembali tentang Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008.
Memberikan punishment/ hukuman pada warga SMK Negeri 2 Salatiga yang
melanggar sistem yang ada. Agar tidak terjadi kecemburuan sosial terhadap satu
dan lainnya. Mencoba untuk menambah tempat/ gedung untuk tempat test
rekrutmen. Menambah tenaga administrasi yang khusus menangani dokumentasi
ISO 9001: 2008, sehingga tidak lagi mengganggu tugas utama guru dalam
mengajar.
Strategi pemecahan masalah tersebut harus dilaksanakan seluruh warga
SMK Negeri 2 Salatiga. Di harapkan dengan adanya strategi pemecahan masalah
tersebut, implementasi SMM ISO 9001: 2008 akan kembali berjalan dengan baik.
4.2.4. Hal-Hal yang Mendukung Implementasi Sistem Manajemen Mutu
(SMM) ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga
Selain adanya kendala dalam implementasi SMM ISO 9001: 2008 di SMK
Negeri 2 salatiga. Terdapat beberapa faktor pendukung dalam implementasi SMM
ISO tersebut. Beberapa hal yang mendukung impelementasi SMM ISO 9001:
2008 antara lain sebagai berikut:
a. Sumber Daya Manusia
Dalam setiap organisasi harus memiliki personel yang berkualitas dan
memadahi terkait dengan pekerjaan untuk kepentingan mencapai tujuan.
Demikian pula berkaitan dengan pelaksanaan SMM ISO 9001: 2008. Karena
tanpa adanya sumber daya manusia seperti guru, siswa dan karyawan,
pelaksanaan dari Sistem Manajemen Mutu ISO tidak akan berjalan.
44
Ketika ada guru dan karyawan namun tidak ada siswa, kegiatan belajar
tidak akan berlangsung. Begitu pula sebaliknya, apabila ada siswa namun tidak
ada guru yang membimbing dalam belajar, bagaimana sekolah akan
“mencetak” siswa yang berkualitas dan mampu bersaing di dunia industri.
Sebab kegiatan pembelajaran dengan menciptakan siswa yang berkualitas dan
mampu bersaing di dunia industri, merupakan salah satu fokus dalam
penerapan Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008.
b. Sarana Prasarana
Hal yang mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:
2008 yang kedua adalah sarana prasarana.
“Sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan
kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu
dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka
kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi
kerja.”14
Sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan karena
sebagai alat penggerak suatu pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan
dapat berguna untuk menunjang proses belajar mengajar, baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam suatu lembaga pendidikan.
Dalam kegiatan pembelajaran di bengkel SMK Negeri 2 Salatiga. Siswa
belajar merangkai komponen-komponen sesuai dengan jurusan masing-masing.
Apabila sarana dan prasarana tidak memadahi bagaimana mereka belajar
14
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/pengertian sarana prasarana, Diunduh Tanggal 27 Juni 2012
45
menggunakan alat-alat tersebut. Siswa dilatih untuk terbiasa menggunakan
alat-alat yang mungkin nanti ketika mereka bekerja di industri alat tersebut
yang akan mereka gunakan.
Sekolah yang dilengkapi dengan jaringan internet seperti fasilitas hotspot
(wifi). Serta lingkungan sekolah yang asri dan terdapat gazebo dimana biasa
digunakan sebagai kegiatan pembelajaran kelas alam terbuka.
Lingkungan sekolahpun di buat sedemikian rupa menyerupai suasana
lingkungan yang ada di pabrik. Hal tersebut terlihat dengan adanya jalur hijau
di sepanjang jalan, yang menyatakan bahwa jalur tersebut merupakan jalur
pejalan kaki. Selain jalur hijau, nampak pula tanda-tanda yang digunakan
sebagai penunjuk arah atau penunjuk tempat. Hal tersebut digunakan supaya
siswa terbiasa dengan sesuatu yang digunakan dalam industri.
c. Komitmen
Kunci utama dalam Implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO
9001: 2008 di SMK Negeri 1 Salatiga adalah sebuah komitmen. Bukan hanya
kepala sekolah saja yang harus memiliki komitmen yang tinggi, namun juga
seluruh warga SMK Negeri 2 Salatiga harus berkomitmen yang kuat. Dengan
adanya suatu komitmen yang kuat dalam melaksanakan SMM ISO 9001: 2008
secara bersama-sama, maka SMM ISO 9001: 2008 akan berjalan dengan baik.
Membangun komitmen inilah yang harus dibangun dari kesadaran diri
sendiri. Rasa kecintaan terhadap sekolahlah yang akan menguatkan komitmen
dalam melaksanakan Implementasi SMM ISO 9001: 2008. Sehingga akan
46
tercipta sekolah yang bermutu dan dapat mencetak siswa yang berkualitas dan
mampu bersaing di dunia industri baik di dalam maupun luar negeri.
4.2.5. Dampak dari Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008
di SMK Negeri 2 Salatiga
Seiring dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008,
berdampak pada perubahan SMK Negeri 2 Salatiga. Sejauh ini setelah
menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008, ada beberapa dampak
postif yang diperoleh SMK Negeri 2 Salatiga. Adapun dampak yang diperoleh
SMK Negeri 2 Salatiga setelah mengiplementasikan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001: 2008 adalah sebagai berikut:
a. Dalam setiap praktek dan sistem administrasinya lebih tertata dan
terkontrol.
b. Lebih mudah menemukan dokumen-dokumen yang disimpan dan lebih
rapi.
c. Sekolah menjadi diakui telah melaksanakan sistem organisasi yang sehat.
d. Ketika dalam bekerja mengerjakan tugas sekolah ada aturan yang
mengontrol, sehingga lebih mudah dalam melaksanakannya.
e. Adanya keseragaman dan satu pandangan dalam setiap melaksanakan
tugas sekolah.
f. Dipercaya oleh industri dalam maupun luar negeri dapat menciptakan
lulusan yang berkualitas, sehingga semakin banyak mitra industri yang
mau bekerja sama dengan SMK Negeri 2 Salatiga.