BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV...

48
55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso pada awalnya bernama Sekolah Rakyat (SR) yang berdiri pada tahun 1925, namun dalam perkembangannya pada tahun1955 sesuai Intruksi Presiden menjadi SD Inppres dan dalam perjalanan menjadi SDN II Temanggung , selanjutnya pada tahun 1985 sesuai dengan peraturan pemerintah namanya berubah menjadi SDN 2 Jampiroso sampai sekarang. SD Negeri 2 Jampiroso letaknya sangat strategis karena berada di tengah kota Kabupaten Temanggung, jarak dari jalan raya kurang lebih 100 meter. Jalan raya tersebut menghubungkan Kabupaten Magelang dengan Kabupaten Wonosobo. Disamping itu juga letaknya ditengah perkampungan penduduk sehingga sebagian masyarakat ada yang memanfaatkan fasilitas sekolah .Keadaan yang demikian kadang menjadikan keamanan sekolah kurang terjaga. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban sekolah, maka diperlukan satpam sebagai penjaga keamanan sekolah. Mulai tahun ajaran 2013/ 2014 SD Negeri 2 Jampiroso menjadi piloting yang telah ditujuk melaksanakan kurikulum 2013. DI Kabupaten Temanggung ada 7 SD negeri dan swasta yang melaksanakan kurikulum 2013. Sehingga pada tahun ajaran ini 2014/ 2015 atas perintah dari Dinas

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil SDN 2 Jampiroso

SD Negeri 2 Jampiroso pada awalnya bernama

Sekolah Rakyat (SR) yang berdiri pada tahun 1925,

namun dalam perkembangannya pada tahun1955

sesuai Intruksi Presiden menjadi SD Inppres dan

dalam perjalanan menjadi SDN II Temanggung ,

selanjutnya pada tahun 1985 sesuai dengan peraturan

pemerintah namanya berubah menjadi SDN 2

Jampiroso sampai sekarang.

SD Negeri 2 Jampiroso letaknya sangat strategis

karena berada di tengah kota Kabupaten Temanggung,

jarak dari jalan raya kurang lebih 100 meter. Jalan

raya tersebut menghubungkan Kabupaten Magelang

dengan Kabupaten Wonosobo. Disamping itu juga

letaknya ditengah perkampungan penduduk sehingga

sebagian masyarakat ada yang memanfaatkan fasilitas

sekolah .Keadaan yang demikian kadang menjadikan

keamanan sekolah kurang terjaga. Untuk menjaga

keamanan dan ketertiban sekolah, maka diperlukan

satpam sebagai penjaga keamanan sekolah.

Mulai tahun ajaran 2013/ 2014 SD Negeri 2

Jampiroso menjadi piloting yang telah ditujuk

melaksanakan kurikulum 2013. DI Kabupaten

Temanggung ada 7 SD negeri dan swasta yang

melaksanakan kurikulum 2013. Sehingga pada tahun

ajaran ini 2014/ 2015 atas perintah dari Dinas

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

56

Pendidikan Kabupaten Temanggung masih tetap

melanjutkan pelaksanakan Kurikulum 2013.

SD Negeri 2 Jampiroso memiliki Visi dan misi

dan tujuan sekolah yang tertuang dalam dokumen

sekolah sebagai berikut.

1. Visi Sekolah

Prima dalam Prestasi, Santun Perilaku,

Berwawasan Budaya.

2. Misi Sekolah

1) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan

hidup beragama sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing siswa;

2) Menanamkan nilai-nilai aqidah dan budi

pekerti luhur dengan maksimal;

3) Mengimplementasikan proses pembelajaran

dengan efektif dan maksimal;

4) Menumbuhkan prestasi siswa yang cakap dan

handal serta mampu bersaing di dunia

pendidikan maupun lingkungan masyarakat;

5) Menumbuhkan karakter siswa yang dapat

dipercaya (trustworthines), mempunyai rasa

hormat dan perhatian (respect), tekun

(diligence), tanggung jawab (responsibility),

berani (Courage), integritas (integrity), peduli

(caring), jujur (fairnes), dan kewarganegaraan

(citizenship);

6) Menanamkan nilai-nilai budaya bangsa sesuai

dengan kepribadian bangsa Indonesia;

7) Mendorong siswa untuk memahami dan

mengkaji serta menumbuhkan potensi siswa

dengan berbagai ilmu pengetahuan dan

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

57

teknologi yang sesuai dengan situasi dan

kondisi siswa melalui proses pembelajaran

dan pembimbingan;

4.1.1 Data siswa

Jumlah siswa SD Negeri 2 Jampiroso yang

masuk dari tahun ke tahun disesuaikan dengan situasi

dan kondisi sekolah meskipun antusias masyarakat

untuk menyekolahkan di SD Negeri 2 Jampiroso tinggi.

Pada penerimaan pesera didik baru hanya mengacu

pada juknis dari dinas pendidikan yaitu menggunakan

kriteria usia, tidak diperkenankan dengan seleksi

akademis, sehingga meskipun siswa yang masuk

banyak bukan berati potensi awal siswa semuanya

sudah bagus. Tabel 4.1 Jumlah Siswa 4 Tahun Terakhir

No Th Kelas

I II III IV V VI 1

2011/

2012 L 26 21 31 21 23 18

P 18 18 12 16 25 22 JML 44 39 43 37 48 40 TOTAL L = 140 + 101 = 241

2

2012/

2013 L 27 26 21 31 21 23

P 22 18 18 12 16 25 JML 49 44 39 43 37 48 TOTAL L = 149 + 111 = 260

3

2013/

2014 L 22 27 26 21 31 21

P 27 22 18 18 12 16 JML 49 49 44 39 43 37 TOTAL L = 151 + 112 = 260

4

2014/

2015 L 20 25 28 25 18 29

P 13 24 21 18 22 14 JML 43 49 49 43 40 34 TOTAL L = 145 + 112 = 257

Sumber: Dokumen SD Negeri 2 Jampiroso

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

58

4.1.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4.2 Kualifikasi Akademik Guru SDN 2 Jampiroso

No Jabatan PNS WB

Jml S 1 D 2 SPG S 1 D 2

1 Guru Kelas 4 1 1 - - 6

2 Guru Mapel 2 - - - - 2

Jumlah 6 1 1 - - 8

Sumber: Dokumen SD Negeri 2 Jampiroso

4.1.3 Sarana Prasarana

1. Sarana

Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan

studi dokumentasi dapat dijelaskan bahwa SDN 2

Jampiroso memiliki sarana pembelajaran yang belum

lengkap. Sarana yang sudah ada diantaranya: TIK 9,

Printer 7, Mesin Ketik 2, alat rebana 1 unit dan

perlengkapan olah raga (bola sepak, matras, alat senam

lantai, alat batminton, alat tenis meja)

2. Prasarana

Prasarana SDN 2 Jampiroso sementara ini

dalam tahap pembangunan ruang kelas baru sampai

pada lantai 2 yang jumlahnya ada 8 ruang kelas,

tempat berolah raga masih kurang luas, mushola yang

ada masih kecil, ruang aula kurang luas. Keadaan

prasarana lebih jelasnya bisa di amati pada tabel

berikut.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

59

Tabel 4.3 Keadaan Prasarana Pendidikan SDN 2 Jampiroso

No Jenis Ruang

Keadaan Ukuran (Meter)

Jml Ket Baik Rusak

1 Kelas

7x8 8 Proses pembangunan

2 Perpust 7x8 1 3 Laborat

4 Kantor Kepsek

7x8 1

5 Kantor Guru

5x7 1

6 Mushola

4x5 1 Luas Belum memenuhi

7

Aula/ Ruang serba guna

5x7 1

Luas Belum memenuhi

8 UKS 4x5 1 9 Koperasi 4x5 1

10 Jamban Siswa

11 Jamban Guru

12 Gudang 3x6 1

13 Sirkulasi

Luas Belum memenuhi

14

Tempat bermain/ berolahra ga

Luas Belum memenuhi

15 Tempat Parkir

Sumber: Dokumen SD Negeri 2 Jampiroso

4.2 Hasil Pengembangan

4.2.1 Hasil Tahap Potensi dan Masalah

a. Masalah

Sekolah merupakan wadah tempat proses

pendidikan dilakukan memiliki sistem yang komplek

dan dinamis. Dalam kegiatannya, sekolah adalah

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

60

tempat yang bukan hanya tempat berkumpul guru dan

murid, melainkan berada dalam suatu tatanan sistem

yang rumit dan saling berkaitan. Program sekolah

digerakkan untuk mengatasi serangkaian masalah

dengan berbagai strategi sebagai cara memecahkan

masalah sekolah. Maslah-masalah itu diantaranya:

Jumlah siswa tiap kelas melebihi Standar Pelayanan

Minimal (SPM). Kelas yang memiliki siswa yang

melebihi kapasitas berpengaruh pada proses

pembelajaran, khususnya penguasaan materi ajar dan

guru pun dalam memahami karateristik siswa kurang

maksimal.

Fasilitas dan media pembelajaran sekolah belum

memadai. Proses pembelajaran membutuhkan fasilitas

yang lengakap, sehingga membantu ketercapaian

tujuan pendidikan. Demikiaan pula kualifikasi pendidik

yang belum SI, sangat berpengaruh terjadinya proses

pembelajaran. Pembelajaran yang bermutu, dimana

siswa aktif dan kreatif serta pembelajaran yang inovatif

berdampak pada prestasi siswa. Hal ini sangat

dipengaruhi oleh guru yang profesional.

Supervisi oleh kepala sekolah sangat penting

keberadaannya dalam upaya membantu guru dalam

kegiatan belajar- mengajar. Sehingga tingkat kesukaran

dapat terpantau oleh kepala sekolah.

b. Potensi

Sebagai suatu organisasi yang menumbuhkan

Sumber Daya Manusia yang cerdas, berkwalitas,

mandiri dan bertanggung jawab, sekolah memiliki

beberapa potensi yang dapat dikembangkan dan

mendukung tercapainya sekolah yang bermutu,

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

61

diantaranya: letak sekolah yang strategis yang tidak

jauh dari jalan raya dan mudah dijangaku serta

prestasi sekolah menjadikan pilihan masyarakat untuk

menyekolahkan anaknya , dan peran serta masyarakat

yang mendukung progam- program sekolah.Hal ini

sebagai modal awal untuk sekolah dapat berkembang.

4.2.2. Hasil Tahap Pengumpulan Data

a. Wawancara

Pelaksanaan Wawancara pada hari Rabu, 16

April 2015 bertempat di SD Negeri 2 Jampiroso.

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik

tertentu. Wawancara digunakan sebagai tehnik dalam

pengumpulan data. Dengan wawancara, maka peneliti

akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang

persiapan dalam menginterprestasikan situasi dan

fenomena yang terjadi tentang strategi peningkatan

mutu sekolah.

b. Observasi

Pelaksanaan Observasi pada hari Sabtu, Tanggal

19 April 2015 di SD Negeri 2 Jampiroso. Observasi

adalah tehnik pengumpulan data melalui pengamatan.

Dalam observasi peneliti mengamati secara langsung

kegiatan pembelajaran di kelas saat guru mengajar dan

bagaimana situasi kelas, mengamati kegitan

ekstrakurikuler yang diikuti oleh siswa.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

62

c. FGD

Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan di

SDN 2 Jampiroso, pada hari Selasa tanggal,21 April

2015 pada pukul 13.30-17.00 WIB. Dengan

pembahasan masalah quisioner SWOT yang terlebih

dahulu sudah dipersiapkan. Dalam musyawarah terjadi

curah pendapat antara guru, kepala sekolah dan

komite sekolah dan kemudian disimpulkan oleh

peserta FGD.Pelaksanaan FGD ini juga menghadirkan

dosen pembimbing. Dari hasil pembahasan quisioner

SWOT satu persatu dianalisa, sehingga menghasilkan

kevaliditan data yang disesuaikan dengan situasi dan

kondisi sekolah.FGD dilakukan dengan menggunakan

panduan pertanyaan yang disusun berdasarkan hasil

wawancara, observasi serta hasil studi dokumen.

Analisis SWOT

Analisa SWOT dilakukan dengan

mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman berdasarkan pada hasil FGD di SD Negeri

2 Jampiroso meliputi tiga aspek yaitu input, proses dan

output.

Dalam pelaksanaan FGD masing-masing peserta

memiliki pendapat yang berbeda-beda sehingga terjadi

brainstorming pada waktu mengidentifikasi faktor-

faktor strategi internal dan faktor-faktor strategi

eksternal. Data dibagi dalam tiga matrik IFAS (Internal

Factors Analysis Summary), matrik EFAS (External

Factors Analysis Summary), dan matrik SWOT

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

63

(Strength, Weaknesses, Opportunities, and Threats).

Analisi SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi faktor

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi

peningkatan mutu sekolah SDN 2 Jampiroso dalam tiga

aspek yaitu Input, proses dan output yang diuraikan

sebagai berikut:

1. Aspek Input

Yang termasuk dalam aspek input berdasarkan

pendekatan terbuka Lewis dan Smith (dalam Tjiptono &

Diana, 2003) adalah meliputi kemampuan dasar siswa,

sumber daya finansial, fasilitas, program dan jas

pendukung.

Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan

aspek input, serta pembiaran skor sampai diperoleh

matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary), dapat

dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

64

Tabel 4.4 Matrik IFAS Aspek Input

No Elemen SWOT

Bobot Skor Bobot

x Skor

KEKUATAN

1 Minat dan motivasi belajar siswa tinggi

0,10 3 0,30

2 Jumlah buku ajar untuk guru dan siswa terpenuhi

0,10 4 0,40

3 Dana untuk operasional sekolah 2 tahun memenuhi dari murid yang tersedia

0,10 4 0,40

4 Kepemimpinan kepala sekolah yang kompeten

0,15 4 0,60

5 Sekolah mempunyai program kerja yang jelas

0,10 3 0,30

6 Tenaga pengajar/ guru yang profesional 75%

0,15 3 0,45

7 75% guru berpendidikan S1 0,10 3 0,30 8 Lokasi sekolah sangat strategis 0,10 4 0,40

9 Keberadaan komite berperan dalam program sekolah

0,10 4 0,40

Total Skor 1,00 32 3,55 KELEMAHAN

1 Jumlah siswa tiap kelas melebihi Standar Pelayanan Minimal (SPM)

0,10 4 0,40

2 Fasilitas seni belum memadai 0,10 3 0,30

3 Media pembelajaran berupa audio visual sangat kurang

0,15 2 0,30

4 Halaman sekolah yang sempit untuk tempat bermain, dengan rasio jumlah siswa yang banyak

0,15 2 0,30

5 Area sekolah kurang hijau dan kurang bersih lingkungan

0,15 2 0,30

6 Belum ada ruang kegiatan ekstrakurikuler dan serba guna (aula)

0,10 4 0,40

7 Belum ada tim evaluasi program sekolah

0,10 4 0,40

8 Kualitas pendidik ada yang belum S 1 0,10 2 0,20 9 Ruang Mushola masih sempit 0,10 2 0,20 Total Skor 1,00 2,8

Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan)

0,75

Sumber: Hasil Fokus Group Discussion, 21-05- 2015

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

65

Untuk hasil input, kekuatan yang paling

berpengaruh adalah kepemimpinan kepala sekolah

yang kompten dengan bobot 0,15 dan skor 4.

Kepemimpinan sekolah memegang peranan yang

penting karena maju mundurnya suatu sekolah berada

pada pucuk pimpinan yang mampu mengarahkan dan

memberi motivasi pada guru. Hal itu semakin

bersinergi tenaga pengajar /guru yang provesional

dengan bobot 0,15 dan skor 3. Ditunjang buku ajar

untuk guru dan siswa terpenuhi dengan satu anak satu

buku akan lebih maksimal dalam belajar. Usaha

untuk siswa juga ditunjang oleh dana operasional

sekolah yang mencukupi, yang diberi bobot 0,10 dan

skor 4. Dengan dana yang cukup maka sekolah bisa

memberi honor guru-guru wiyata bhakti yang terdiri

dari 6 orang untuk mengatasi jumlah guru PNS yang

kurang dan juga bisa mencukupi kebutuhan

operasional lainnya. Meskipun demikian dana yang ada

belum bisa untuk memenuhi kebutuhan sarana dan

prasarana sekolah, sehingga disamping menunggu

bantuan dari pemerintah juga tetap membutuhkan

bantuan dari komite sekolah.Dengan demikian

keberadaan komite berperan dalam program sekolah

dengan bobot 1,10 dan skor 4

Lokasi sekolah yang strategis dengan bobot 0,10

dan skor 4, ini menjadi daya tarik masyarakat untuk

menyekolahkan putra-putrinya di SD Negeri 2

Jampiroso.Kwalifikasi tenaga pendidik yang profesional

dengan bobot 0,15 dan skor 3, disertai minat dan

motivasi belajar siswa tinggi diberi bobot 0,10 dan skor

3 dan disertai sekolah mempunyai program kerja yang

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

66

jelas adalah merupakan kekuatan bagi sekolah.Dengan

keberadaan ini sekolah mempunyai kekuatan untuk

menyiapkan diri dalam usaha meningkatkan mutu

sekolah khususnya mutu input. Total bobot dikalikan

skor untuk faktor kekuatan aspek input adalah 3,55.

Walaupun memiliki beberapa kekuatan yang

diandalkan, sekolah juga memiliki kelemahan-

kelemahan yang perlu diatasi, jumlah siswa tiap kelas

melebihi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diberi

bobot 0,10 dan skor 4. Jumlah siswa yang melebihi

kapasitas juga kurang efektif pada proses

pembelajaran.Sehingga guru kurang memahami

karakteristik siswa.Belum ada ruang kegiatan

ekstrakurikuler /aula dengan bobot 0,10 dan skor 4 ,

demikian pula belum ada tim evaluasi program sekolah

juga berpengaruh dalam meningkatkan mutu sekolah.

Disamping itu, fasilitas seni belum memadai

dengan bobot 0,10 dan skor 3, media pembelajaran

berupa audio visual sangat kurang diberi bobot 0,15

dan skor 2, halaman sekolah yang sempit untuk

bermain dengan rasio jumlah siswa yang banyak ini

perlu mendapat perhatian agar sumber daya yang ada

dapat berkembang .

Demikian pula area sekolah kurang hijau dan

kurang bersih lingkungan dengan bobot 0,15 dan skor

2.Lingkungan sekolah yang asri ini, dapat diupayakan

karena sangat mendukung proses pembelajaran.

Kualitas pendidik ada yang belum SI dengan bobot

0,10 dan skor 2 berpengaruh terhadap minat belajar

siswa. Ruang mushola masih sempit dengan bobot 0,10

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

67

dan skor 2, hal ini menjadikan kegiatan sholat

berjamaah tidak dapat dilaksanakan disekolah. Hal ini

merupakan kegiatan untuk meningkatkan imtaq

kepada peserta didik

Total bobot dikalikan skor untuk faktor

kelemahan adalah 2,8. Total skor akhir kekuatan

dikurangi kelemahan untuk aspek input adalah 0,75,

berarti faktor kekurangan lebih dominan daripada

kelemahan. Ini bearti sekolah bisa menggunakan

kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan-

kelemahan yang muncul.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman

aspek input dapat dilihat pada Tabel 4.7. Selanjutnya

diberi bobot dan skor serta dilakukan perhitungan skor

akhir dan diperoleh Matriks External Factor Analysis

Summary (EFAS) sebagai berikut.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

68

Tabel 4.5 Matrik EFAS Aspek Input

No Elemen SWOT

Bobot Skor Bobot x

Skor PELUANG

1 Kebijakan pemerintah yang mendukung program sekolah

0,30 4 1,20

2 Kepedulian masyarakat terhadap pendidikan tinggi

0,30 4 1,20

3 Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin mudah diakses

0,20 3 0,60

4

Hubungan dengan dinas pendidikan kecamatan, Kabupaten dan Propinsi sangat kondusif

0,20 3 0,60

Total Skor 1,00 14 3,60 ANCAMAN

1 Prestasi sekolah lain semakin bersaing

0,40 3 1,20

2 Banyak sekolah lain yang vasilitasnya lebih lengkap

0,20 3 0,60

3 Sebagian kecil masyarakat masih menggunakan aset sekolah (anak-anak)

0,20 2 0,40

4 Keamanan sekolah masih kurang optimal

0,20 2 0,40

Total Skor 1,00 10 2,60

Total Skor Akhir (Peluang-Ancaman)

1,00

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, tanggal 21-05- 2015

Ada beberapa hal yang menjadi peluang bagi

SDN 2 Jampiroso dalam meningkatkan mutu. Menurut

pihak sekolah peluang yang memiliki bobot paling

tinggi pada aspek input adalah kebijakan Pemerintah

yang mendukung program sekolah, yang diberi bobot

0,30 dan skor 4. Selain itu kepedulain masyarakat

terhadap pendidikan tinggi, dengan bobot 0,30 dan

skor 4. Faktor tersebut dengan bobot tinggi karena

sangat penting untuk mendukung kemajuan belajar

siswa dan kemajuan sekolah. Sedangkan skor diberi

tinggi karena kepedulian orang tua dan keberadaan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

69

komite yang bagus memberikan pengaruh besar pada

peningkatan mutu sekolah. Peluang berikutnya adalah

perkembangan teknologi komunikasi dan informasi

semakin mudah di akses, yang diberi bobot 0,20 dan

skor 3. Jika guru dapat menangkap peluang ini dengan

baik guru akan berkembang optimal. Peluang yang

terakhir adalah hubungan dengan dinas pendidikan

kecamatan, Kabupaten dan Propinsi sangat kondusif

dengan bobot 0,20 dan skor 3. Hal tersebut

memudahkan koordinasi sehingga tidak ada

miskomunikasi terkait dengan informasi dinas. Total

akhir bobot dikalikan skor untuk faktor peluang adalah

3,60.

Di samping mempunyai peluang yang tinggi

sekolah juga menemui beberapa ancaman pada aspek

input, banyak sekolah lain yang fasilitasnya lebih

lengkap dengan bobot 0,20 dan skor 3, serta sebagian

kecil masyarakat masih menggunakan aset sekolah

yang di beri bobot 0,20 dan skor 2. Kalau SDN 2

Jampiroso tidak memperhatikan hal ini dengan serius

maka bisa saja pada waktu selanjutnya SDN 2

Jampiroso tertinggal dengan SD yang lain. Termasuk

juga keamanan sekolah kurang optimal, diberi bobot

0,20 dan skor 2,keamanan sekolah menunjukkan

kenyamanan warga sekolah, demikian pula prestasi

sekolah lain makin bersaing. Hal tersebut kalau tidak

segera ditangani bisa menyebabkan turunnya prestasi

belajar siswa dan otomatis mutu sekolah juga pasti

akan menurun.Total akhir untuk faktor ancaman bobot

dikalikan skor adalah 2,6.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

70

Total skor akhir faktor peluang dikurangi faktor

ancaman untuk aspek input adalah 1,00, berarti

faktor peluang lebih dominan daripada faktor

ancaman. Sehingga sekolah bisa memanfaatkan

peluang yang ada untuk meminimalisir ancaman yang

datang.

2. Aspek Proses

Komponen proses meliputi kemampuan guru,

desain pembelajaran, metode pembelajaran, fasilitas

belajar, kurikulum, media dan evaluasi. Hasil analisis

faktor kekuatan dan faktor kelemahan untuk aspek

proses sampai diperoleh Matrik Internal Factors

Analysis Summary (IFAS) dapat dilihat pada tabel 4.8

berikut.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

71

Tabel 4.6 Matrik IFAS Aspek Proses

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x

Skor KEKUATAN

1 Memiliki kurikulum yang inovatif

0,25 4 1,00

2 Ditetapkan pembelajaran pendekatan saintifik

0,20 4 0,80

3 Guru menentukan KKM setiap mata pelajaran

0,20 3 0,60

4 Kerjasama antar guru kondusif 0,15 3 0,45

5 Ada jam pelajaran tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI.

0,10 3 0,30

6

Menerapkan konsep pendidikan yang prima dalam prestasi , santun berperilaku, dan berwawasan budaya

0,10 3 0,30

Total Skor 1,00 3,45 KELEMAHAN

1 Penguasaan guru terhadap TIK masih kurang

0,20 3 0,60

2 Masih ada guru yang mengajar secara konvensional

0,20 2 0,40

3 Lab komputer belum optimal 0,20 4 0,80

4 Kegiatan siswa yang bersifat keagamaan belum maksimal

0,10 3 0,30

5 Supervisi dan pembinaan dari kepala sekolah belum maksimal

0,20 4 0,80

6 Kedisiplinan guru belum optimal

0,10 4 0,40

Total Skor 1,00 3,30

Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan)

0,15

Sumber: Hasi Focus Group Discussion tanggal 21 April 2015

Faktor kekuatan yang paling berpengaruh pada

aspek proses yaitu sekolah memiliki kurikulum yang

inovatif dengan bobot 0,25 dan skor 4. Kalau semua

kegiatan dilaksanakan sesuai kurikulum tentu mutu

pendidikan SDN 2 Jampiroso akan sangat bagus. Hal

itu ditunjang dengan penerapan pendekatan saintifik

dengan bobot 0,20 dan skor 4 sehingga pembelajaran

lebih bermakna bagi siswa. Kekuatan yang lain adalah

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

72

guru menentukan KKM setiap mata pelajaran, yang

diberi bobot 0,20 dan skor 3. Hal tersebut untuk

mendorong siswa untuk semakin berpacu dalam

meraih prestasi baik saat ulangan harian maupun

ulangan semester. Ditunjang lagi dengan kerjasama

antar guru kondusif, dengan bobot 0,15 dan skor 3.

Kekuatan lain yang juga mempengaruhi mutu adalah

adanya jam pelajaran tambahan (les) untuk kelas IV, V

dan VI yang diberi bobot 0,10 dan skor 3. Di samping

les sangat berguna meningkatkan prestasi siswa di

kelas masing-masing, juga berpengaruh dalam

peningkatan hasil UN karena materi UN terdiri dari

materi kelas IV, V dan VI sehingga kematangan materi

di kelas bawahnya akan mendukung prestasi UN.

Kekuatan terakhir yaitu sekolah menerapkan

konsep pendidikan yang prima dalam prestasi, santun

dalam berperilaku, dan berwawasan budaya sesuai

yang tertuang dalam visi misi sekolah, dengan bobot

0,10 dan skor 3. Kalau guru memahami konsep

pendidikan tersebut dan melaksanakan semua kegiatan

visi misi sekolah maka mutu pendidikan di SDN 2

Jampiroso akan maksimal. Total bobot dikalikan skor

untuk faktor kekuatan adalah 3,45.

Adapun beberapa kelemahan yang dimiliki

sekolah dalam aspek proses adalah Penguasaan guru

terhadap TIK masih kurang bobot 0,20 dan skor 3.

Serta tersedianya lab komputer dengan bobot 0,20 dan

skor 4. Memiliki kurikulum yang inovatif harus

ditunjang dengan kemampuan guru dalm penguasaan

IPTEK, tetapi kalau tidak dilaksanakan secara

maksimal hasilnya tetap saja tidak ada peningkatan.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

73

Disamping itu, supervisi dan pembinaan dari kepala

sekolah belum maksimal dengan bobot 0,20 dan skor 4,

juga masih ada guru yang mengajar secara

konvensional, serta kedisiplinan guru belum optimal

termasuk kegiatan siswa yang bersifat keagamaan

belum maksimal dengan bobot 0,10 dan skor 3. Dengan

kurang maksimalnya supervisi dan pembinaan dari

kepala sekolah maka hal-hal yang menjadi

kekukarangan dan ket guru ketidaktahuan guru

mengajar tidak segera diperbaiki dan guru cenderung

mengelola kelas dengan apa adanya tidak kreatif. Hal

itu menyebabkan potensi siswa tidak berkembang

secara maksimal.

Total bobot dikalikan skor untuk faktor

kelemahan yaitu 3,30. Sedangkan total skor akhir

faktor kekuatan dikurangi faktor kelemahan adalah

0,15. Dari kedua faktor yang mempengaruhi aspek

prosesSDN 2 Jampiroso tersebut ternyata faktor

kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan

dibandingkan faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan

yang ada bisa diatasi dengan mengoptimalkan

kekuatan yang lebih dominan.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman

aspek proses dapat dilihat pada Matrik External Factors

Analysis Summary (EFAS) pada tabel 4.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

74

Tabel 4.7 Matrik EFAS Aspek Proses

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x

Skor PELUANG

1 Ada kesadaran dari wali murid untuk menyumbang dana pendidikan

0,30 4 1,20

2 Semakin banyak media pembelajaran yang bisa diakses

0,20 4 0,80

3 Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang aktif di gugus Pergiwa

0,20 4 0,80

4 Kebutuhan orang tua terhadap kegiatan keagamaan anak sangat tinggi

0,30 3 0,90

Total Skor 1,00 3,70

ANCAMAN

1 Semakin tinggi persaingan positif antar sekolah

0,20 4 0,80

2 Banyak muncul bimbel di luar sekolah sehingga ada siswa yang tidak serius les disekolah

0,30 4 1,20

3 Munculnya sekolah favorit lain yang mempunyai kelebihan dibidang keagamaan

0,20 3 0,60

4 Masyarakat semakin kritis menilai kualitas guru

0,30 3 0,90

Total Skor 1,00 3,50

Total Skor Akhir (Peluang-Ancaman)

0,20

Sumber: Hasil Focus Group Discussion tanggal 21 April 2015

Untuk aspek peluang adanya kesadaran dari

wali untuk menyumbang dana pendidikan dengan

bobot 0,30 dan skor 4. kebutuhan orang tua terhadap

kegiatan keagamaan anak sangat tinggi di beri bobot

0,30 dan skor 3. Hal tersebut sangat penting untuk

pengembangan sarana dan prasarana sekolah yang

menunjang pendidikan. Disamping itu semakin banyak

media pembelajaran yang bisa diakses yang diberi

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

75

bobot 0,20 dan skor 4, sehingga guru bisa mencari

sumber belajar baik berupa materi pokok, materi

pengayaan maupun materi-materi untuk penugasan

siswa. Ada Kegiatan Kelompok Kerja (KKG) yang aktif di

gugus Pergiwa dengan bobot 0,20 dan skor 4. Dengan

adanya pelatihan-pelatihan tersebut diharapkan guru

dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya yang

berimbas pada peningkatan hasil belajar siswa. Kalau

sekolah bisa memfasilitasi harapan orang tua tersebut

hasilnya sekolah akan semakin bermutu. Total bobot

dikalikan skor untuk faktor peluang adalah 3,70.

Untuk faktor ancaman yang mempunyai bobot

paling tinggi adalah banyak muncul bimbel diluar

sekolah sehingga ada siswa yang tidak serius les di

sekolah yang diberi bobot 0,30 dan skor 4. Disamping

itu masyarakat semakin kritis menilai kualitas guru

diberi bobot 0,30 dan skor 3. semakin tingginya

persaingan positif antar sekolah dengan bobot 0,20 dan

skor 4. Demikian pula munculnya sekolah favorit lain

yang mempunyai kelebihan dibidang keagamaan

dengan bobot 0,30 dan skor 3.Hal tersebut ditandai

sekolah lain baik negeri maupun swasta bersaing

dalam meraih prestasi baik prestasi akademik dan non

akademik. Bagaimanapun guru kelas pasti lebih paham

dengan karakteristik siswanya dibandingkan dengan

guru yang lain, bahkan guru kelas juga sangat paham

dengan materi pelajaran yang kurang dikuasai siswa

sehingga les di sekolah sangat diperlukan utamanya

untuk memperdalam materi yang dianggap sulit oleh

siswa.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

76

Kadang les yang bermunculan diluar sekolah

cenderung mengarah ke komersial bukan ke kualitas,

sehingga kalau ada siswa yang mengandalkan les

diluar sekolah dan tidak serius les di sekolah

prestasinya bisa tertinggal dibanding siswa yang lain..

Klau SDN 2 Jampiroso tidak berlomba dalam bidang

tersebut bisa jadi suatu saat kalah dalam bersaing . Hal

tersebut harus menjadi kewaspadaan sekolah agar

senantiasa menjaga dan meningkatkan kualitas guru.

Total bobot dikalikan skor untuk faktor ancaman

adalah 3,50 sehingga total skor akhir faktor peluang

dikurangi faktor ancaman adalah 0,20.

Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut

diketahui bahwa SDN 2 Jampiroso memiliki banyak

peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada

beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek

proses yang perlu mendapat perhatian, tetapi faktor

peluang masih lebih dominan.

3. Aspek Output

Komponen output meliputi prestasi siswa dan

pasca kelulusan. Hasil analisis faktor kekuatan dan

kelemahan aspek output yang diperoleh melalui FGD

dapat dilihat pada Tabel 4.10 dibawah ini. Tahap

selanjutnya diberi bobot dan penilaian, serta dilakukan

perhitungan skor akhir dan diperoleh Matrik Internal

Factors Analysis Summary (IFAS) sebagai berikut:

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

77

Tabel 4.8 Matrik IFAS Aspek output

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x

Skor KEKUATAN

1 Nilai rata-rata UN/ US tinggi 0,25 4 1,00 2 Prosentase kelulusan 100% 0,25 4 1,00

3 Lulusan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik

0,25 3 0,75

4 Sebagian besar melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan diterima di sekolah favorit

0,25 4 1,00

Total Skor 1,00 3,75 KELEMAHAN

1 Sebagian kecil siswa masih ada nilai UN/ US dibawah rata-rata

0,40 3 1,20

2 Prestasi dalam bidang non akademis belum merata

0,30 3 0,90

3 Beberapa lulusan tidak di terima di sekolah favorit

0,30 3 0,90

Total Skor 1,00 2,80

Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan)

0,95

Sumber: Hasil Focus Group Discussion tanggal 21 April 2015

Untuk aspek output, kekuatan berasal dari nilai

rata-rata UN/ US tinggi yang diberi bobot 0,25 skor 4,

juga presentase kelulusan 100% dengan bobot 0,25 dan

skor 4. Di samping itu, sebagian besar melanjutkan

kejenjang yang lebih tinggi dan diterima di sekolah

favorit dengan bobot 0,25 dan skor 4, lulusan

berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik

dengan bobot 0,25 dan skor 3. Prestasi tersebut dapat

menjadi daya tarik sekolah, karena orang tua

cenderung tertarik menyekolahkan putra-putrinya ke

sekolah yang berprestasi.. Itu disebabkan karena rata-

rata perolehan nilai UN tinggi sehingga bisa bersaing

dengan siswa yang berasal dari sekolah lain. Total akhir

bobot dikalikan skor adalah 3,75.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

78

Selain kekuatan, sekolah juga mempunyai

kelemahan dalam aspek output. Faktor kelemahan yang

mempunyai bobot paling tinggi adalah sebagian kecil

siswa masih ada nilai UN/ US dibawah rata-rata

dengan bobot 0,40 dan skor 3. Hal tersebut di

sebabkan karena prestasi dalam bidang non akademik

belum merata bobot 0,30 dan skor 3. Kelemahan

berikutnya adalah beberapa lulusan tidak diterima di

sekolah favorit diberi bobot 0,30 dan skor 3.

Total bobot dikalikan skor untuk faktor

kelemahan pada aspek output adalah 2,80 sehingga

total skor akhir IFAS adalah faktor kekuatan dikurangi

faktor kelemahan 0,95 pada aspek output SDN 2

Jampiroso tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi

faktor yang lebih dominan daripada faktor kelemahan.

Kelemahan-kelemahan yang ada bisa diatasi dengan

mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman

aspek output dapat dilihat pada tabel 4.11. Selanjutnya

faktor-faktor tersebut diberi bobot dan skor, serta

dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matrik

Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS). Sebagai

berikut:

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

79

Tabel 4.9 Matrik EFAS Aspek Output

No Elemen SWOT

Bobot Skor Bobot x

Skor PELUANG

1

Hasil UN dapat dijadikan pertimbangan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

0,20 4 0,80

2 Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah semakin tinggi

0,20 3 0,60

3

Harapan orang tua agar lulusan tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik tetapi juga maksimal dalam bidang non akademik (ekstrakurikuler).

0,20 4 0,80

4

Harapan orang tua agar lulusan menjadi generasi yang cerdas, agamis dan siap menghadapi tantangan masa depan.

0,20 4 0,80

5 Mempunyai peluang yang bagus untuk menjalin kerjasama dengan alumni.

0,20 3 0,60

Total Skor 1,00 3,60 ANCAMAN

1

Kekhawatiran orang tua bahwa kemungkinan lulusan hanya bagus dalam kompetensi akademik

0,40 4 1,60

2 Kompetitis lulusan antar sekolah sangat tinggi

0,30 3 0,90

3 Tuntutan wali murid terhadap mutu sekolah semakin tinggi

0,30 3 0,90

Total Skor 1,00 3,40

Total Skor Akhir (Peluang-Ancaman)

0,20

Sumber: Hasil Focus Group Discussion tanggal 21 April 2015

Salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan

sekolah adalah hasil UN/ US dapat dijadikan

pertimbangan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih

ting diberi bobot 0,20 dan skor 4. Dengan harapan

orang tua agar lulusan tidak hanya berprestasi dalam

bidang akademik tetapi juga maksimal dalam bidang

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

80

non akademik (ekstrakurikuler) diberi bobot 0,20 dan

skor 4. Disamping itu orang tua juga menaruh harapan

agar lulusan tidak menjadi generasi yang cerdas,

agamis dan siap menghadapi tantangan masa depan

dengan bobot 0,20 dan skor 4. Kepercayaan

masyarakat terhadap sekolah semakin tinggi yang

diberi bobot 0,20 dan skor 3. Terakhir sekolah juga

mempunyai peluang untuk menjalin kerjasama dengan

alumni yang diberi bobot 0,20 dan skor 3 faktor

peluang aspek output adalah 3,60.Total akhir bobot

dikalikan skor adalah 3,60

Untuk faktor ancaman yang paling berpengaruh

adalah kekhawatiran orang tua bahwa kemungkinan

kelulusan hanya bagus dalam kompetensi akademik

yang diberi bobot 0,40 dan skor 4. Termasuk juga

tuntutan wali murid terhadap mutu sekolah semakin

tinggi yang diberi bobot 0,30 dan skor 3. Ancaman yang

terakhir adalah kompetitis lulusan antar sekolah

sangat tinggi dengan bobot 0,30 dan skor 4. Total bobot

dikali skor untuk faktor ancaman adalah 3,40

.Sehingga total akhir faktor peluang dikurangi faktor

ancaman adalah 0,20.

Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut

diketahui bahwa SDN 2 Jampiroso memiliki banyak

peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Meskipun ada

beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek

output yang perlu mendapat perhatian, tetapi sekolah

bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi

ancaman-ancaman yang muncul.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

81

4.2.3 Hasil Draf Awal

1. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah

Aspek Input

Tabel 4.10 Skor Akhir IFAS Aspek Input

IFAS EFAS Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan (S) 3,5 Peluang (O) 3,6 Kelemahan (W) 2,8 Ancaman (T) 2.6

Total (S-W) 0,75 Total (O-T) 1,00

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal

dan eksternal untuk aspek input di SDN 2 Jampiroso

diperoleh hasil skor akhir IFAS (kekuatan-kelemahan)

adalah 0,75 sedangkan skor akhir EFAS (Peluang-

Ancaman) adalah 1,00. Hasil analisis ini menunjukkan

bahwa strategi berada di kuadran SO (Strength-

Opportunity) yang mendukung strategi agresif,

menggunakan kekuatan dari lingkungan internal

sekolah dan meraih peluang yang ada pada lingkungan

eksternal untuk meningkatkan mutu sekolah

khususnya pada aspek input (Umar, 2002). Hasil

analisis tersebut digambarkan pada gambar 4.1

berikut:

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

82

Peluang

Ancaman

Gambar 4.1 Diagram SWOT Aspel Input

4

3 2

1

-4 -3 -2 -1 1 2 4 -1

-2

-3

-4

3 Kelemahan Kekuatan

(0,75;1,00)

Kuadran SO Strategi Agresif

Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang yang ada

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

83

Gambar 4.2 Matrik SWOT untuk Aspek Input

Eksternal Faktor

Internal Faktor

Peluang

Kekuatan 1. Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK

sebagai sarana untuk belajar peserta didik. 2. Mengembangkan lingkungan sekolah menuju

komunitas belajar melalui program 9 K. 3. Mengembangkan sarana dan prasarana. 4. Membentuk klub-klub sesuai dengan bakat

dan minat 5. Membentuk klub-klub prestasi untuk

mengembangkan potensi siswa.

Minat dan motivasi belajar siswa tinggi Jumlah buku ajar untuk guru dan siswa terpenuhi Dana untuk operasi sekolah 2 tahun terakhir terpenuhi Kepemimprnan kepala sekolah sudah kompeten Sekolah mempunyai program kerja yang jelas Tenaga pengajar/ guru yang profesional 75% 75% guru berpendidikan S 1 Lokasi sekolah sangat strategis Keberadaan komite berperan dalam program sekolah

Kebijakan

pem

eri

nta

h y

an

g

men

du

ku

ng p

rogra

m s

ekola

h

Kepedu

lian

masyara

kat

terh

adap p

en

did

ikan

tin

ggi

Perk

em

ban

gan

tekn

olo

gi

kom

un

ikasi dan

in

form

asi

sem

akin

mu

dah

dia

kses

Hu

bu

ngan

den

gan

din

as

pen

did

ikan

Kec,

Kab,

Dan

Pro

pin

si san

gat

kon

du

sif

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

84

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka

rencana strategis yang perlu di buat sebagai upaya

peningkatan mutu sekolah untuk aspek input di SDN 2

Jampiroso adalah:1) Pengembangan fasilitas sekolah

berbasis TIK sebagai sarana untuk belajar peserta

didik. 2) Mengembangkan lingkungan sekolah menuju

komunitas belajar melalui program 9 K. 3)

Mengembangkan sarana dan prasarana. 4) Membentuk

klub-klub sesuai dengan bakat dan minat.

5)Membentuk klub-klub prestasi untuk

mengembangkan potensi siswa.

2. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Proses

Setelah mengidentifikasi berbagai faktor

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk

aspek proses kemudian diberi bobot dan skor maka

hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.11 Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Proses

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan (S) 3,45 Peluang (O) 3,70

Kelemahan (W) 3,30 Ancaman (T) 3,50

Total (S-W) 0,15 Total (O-T) 0,20

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal

(IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek

proses SDN 2 Jampiroso diperoleh hasil skor akhir

IFAS aspek proses (kekuatan-kelemahan) adalah 0,15.

Sedangkan skor akhir EFAS aspek proses (peluang-

ancaman) adalah 0,20. Hasil analisis ini menunjukkan

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

85

bahwa strategi berada dikuadran SO (strengh-

opportunity) yang mendukung strategi agresif,

memanfaatkan kekuatan yang ada untuk menangkap

peluang yang ada dari luar. Hasil analisis tersebut pada

gambar 4.2 berikut:

Peluang

Ancaman

Gambar 4.3 Diagram Swot Aspek Proses

4

3 2

1

-4 -3 -2 -1 1 2 4 -1

-2

-3

-4

3

Kelemahan Kekuatan

(0,15;0,20

Kuadran SO Strategi Agresif

Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang

yang ada

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

86

Gambar 4.4 Matrik SWOT untuk Aspek Proses

Eksternal Faktor

Internal Faktor

Peluang

Kekuatan 1. Mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran.

2. Mengefektifkan kegiatan supervisi kepala sekolah 3. Mengefektifkan kegiatan KKG untuk memecahkan

masalah-masalah yang ditemui guru dalam PBM dan membntu guru dalam menyusun PKB

Memiliki kurikulum yang inovatif Diterapkan Pembelajaran Pendekatan Saintifik Guru menentukan KKM setiap mata pelajaran dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan Kerjasama antara guru kondusif Ada jam pelajaran tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI Menerapkan konsep pendidikan yang prima, beriman dan berkarakter dan akademis sesuai visi misi sekolah

Ada k

esadara

n d

ari

wali m

uri

d u

ntu

k

men

yu

mban

g d

an

a

pen

did

ikan

Sem

akin

ban

yak m

edia

pem

bela

jara

n y

an

g b

isa

dia

kses

KK

G y

an

g a

kti

f di

gu

gu

s P

erw

iga

Kebu

tuh

an

ora

ng t

ua

terh

adap k

egia

tan

keagam

aan

an

ak

san

gat

tin

ggi

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

87

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut,

maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai

upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek proses

di SDN 2 Jampiroso adalah: 1) Mengoptimalkan peran

guru dalam proses pembelajaran. 2) Mengefiatektifkan

kegiatan supervisi kepala sekolah .3) Mengefektifkan

kegiatan KKG untuk memecahkan masalah – masalah

yang ditemui guru dalam PBM dan membantu guru

dalam menyusun PKB

3. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Output

Setelah hasil analisis lingkungan internal (IFAS)

dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek output di

SDN 2 Jampiroso diperoleh hasil skor akhir IFAS aspek

output (kekuatan-kelemahan) adalah 3,75. Sedangkan

skor akhir EFAS aspek output (peluang-ancaman)

adalah 2,80. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa

strategi berada dikuadran SO (strengt-opportunity)

yang mendukung strategi agresif, memanfaatkan

peluang yang ada dari luar untuk mengatasi ancaman

yang muncul dari lingkungan eksternal sekolah pada

aspek output. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada

gambar 4.3 berikut:

Tabel 4.12 Skor Akhir IFAS Aspek Output

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan (S) 3,75 Peluang (O) 3,60

Kelemahan (W) 2,80 Ancaman (T) 3,40

Total (S-W) 0,95 Total (O-T) 0,20

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

88

Peluang

Ancaman

Gambar 4.5 Diagram SWOT Aspek Output

4

3 2

1

-4 -3 -2 -1 1 2 4 -1

-2

-3

-4

3

Kelemahan Kekuatan

(0,95;0,20)

Kuadran SO Strategi Agresif

Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang yang ada

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

89

Gambar 4.6 Matrik SWOT untuk Aspek Output

Eksternal Faktor

Internal Faktor

Peluang

Kekuatan 1. Membangun kepercayaan masyarakat melalui prestasi akademik dan non akademik

2. Meninh[gkatkan pelaksanaan pendidikan karakter

3. Membangun jaringan alumni untuk diberdayakan dalam kegiatan sekolah

Nilai rata-rata UN/ US tinggi Proses kelulusan 100% Lulusan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik Sebagian besar melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan diterima di sekolah vaforit

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka

rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya

peningkatan mutu sekolah untuk aspek output di SDN

2 Jampiroso adalah : (1) Membangun kepercayaan

masyarakat melalui prestasi akademik dan non

akademik , (2) Meningkatkan pelaksanaan pendidikan

karakter, (3) Membentuk jaringan alumni untuk

diberdayakan dalam kegiatan sekolah.

Adapun hasil pengembangan produk dalam

bentuk Draf Awal Renstra selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 1.

Keperc

ayaan

masyara

kat

terh

adap s

ekoalh

Hara

pan

ora

ng t

ua

agar

lulu

san

sekola

h

tidak h

an

ya

berp

resta

si dala

m

Hara

pan

ora

ng t

ua

agar

lulu

san

men

jadi gen

era

si

yan

g c

er d

as, agam

is

Hasil U

N d

apat

dijadik

an

pert

imban

gan

un

tuk

Mem

pu

nyai pelu

an

g

bagu

s u

nt u

k

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

90

4.2.4 Hasil Tahap Uji Pakar

Uji pakar dilakukan untuk menguji kelayakan

produk sebelum di uji coba di lapangan berupa Strategi

Peningkatan Mutu Sekolah. Uji pakar dilakukan

perancangan model atau produk yaitu Prof. Dr.

Slameto,M.Pd Kegiatan dilakukan untuk mereview

produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan.

Prof. Dr. Slameto, M.Pd memberikan komentar/

masukan sebagai berikut:

1.) Dalam menentukan faktor (SWOT) perlu

difokuskan pada faktor yang bersifat temporer dalam

arti yang bisa di treatmen secara manajerial, abaikan

faktor-faktor yang bersifat tetap, karena sekolah tidak

bisa berbuat apa-apa.

2.) Pilih strategi terkait faktor yang

mempengaruhi misal hal 162: “mengoptimalkan peran

guru dalam proses pembelajaran”. Pada dasarnya ini

bukan strategis, akan lebih baik misalnya melakukan

IHT atau supervisi kunjungan kelas untuk

mengoptimalkan peran guru.

3.) Saya tidak yakin apakah “indikator sekolah

bermutu” menjadi dasar dalam pengembangan renstra

ini. Sehingga muncul di analisis SWOT dan pemilihan

strategi yang dikembangkan dengan SWOT. Disamping

itu juga memberikan masukan pada renstra agar

indikator yang diberi tanda centang () perlu dijadikan

strategi mutu, karena bisa dikelola sekolah sedang

yang lain menjadi faktor yang tidak bisa dimanupulasi

SD, hanya disyukuri.

4.) Pada matrik EFAS aspek input indikator pada

peluang yang dimasukkan menjadi strategi adalah:

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

91

kepedulian masyarakat terhadap pendidikan tinggi.

Sedang pada ancaman dimasukkan indikator

Keamanan sekolah kurang optimal.

5.) Pada matrik IFAS aspek proses pada

kekuatan dimasukkan indikator: Guru menentukan

KKM setiap mata pelajaran serta melaksanakan

program perbaikan dan pengayaan, menerapkan

konsep pendidikan yang prima, beriman, berkarakter

dan agamis sesuai visi, misi sekolah. Pada kelemahan

indikator belum semua kegiatan berjalan sesuai

kurikulum diberi tanda tanya, elemen SWOT kekuatan

ada indikator memiliki kurikulum yang inovatif.

Kemudiaan juga masih ada guru yang mengajar secara

konvensional, supervisi dan pembinaan dari kepala

sekolah belum maksimal, dan kedisiplinan guru belum

optimal.

6.) Masukan dari matrik EFAS aspek proses yang

perlu dimasukkan pada renstra, dari elemen peluang

adalah;ada kesadaran dari wali untuk menyumbang

dana pendidikan, Kegiatan KKG yang aktif di gugus

Pergiwa,kebutuhan orang tua terhadap kegiatan

keagamaan anak tinggi. Sedang dari elemen ancaman

indikator masyarakat semakin kritis menilai kualitas

guru.

7.) Dari matrik IFAS aspek autput elemen yang

dimasukkan pada renstra adalah indikator sebagian

besar melanjutkan jenjang yang lebih tinggi dan

diterima disekolah favorid. Dari elemen kelemahan

indikator, beberpa lulusan tidak diterima disekolah

favorid.

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

92

8.) Pada matrik EFAS aspek output elemen SWOT

yang dimasukkan di renstra adalah indikator, harapan

orang tua agar lulusan tidak hanya berprestasi dalam

bidang tetapi juga dalam bidang non akademik,

harapan orang tua agar lulusan menjadi generasi yang

cerdas,agamis dan siap menghadapi tantangan masa

depan, mempunyai peluang yang bagus untuk menjalin

kerjasama dengan alumni.Sedang elemen ancaman

adalah indikator tutan wali murid terhadap mutu

sekolah semakin tinggi. Strategi-strategi itu agar dapat

terwujud, maka disertai dengan langkah-langkanya

Drs Abdul Haris Boge, memberikan

masukan/komentarnya adalah: renstra adalah besaran

yang akan dicapai periode waktu 2015-2019, sedang

strategi bagian dari renstra yang perlu pembanding

yang tegas antara kondisi umum, prestasi dan

permasalahan. Capaian tahapan pertama dengan

menyesuaiakan visi, misi dan target fungsional. Renstra

dialokasikan arah kebijakan, strategi kerangka regulasi

dan kerangka kelembagaan.

4.2.5 Hasil Tahap Revisi Produk

Berdasarkan masukan dari pakar, kemudian dilakukan

perbaikan terhadap draf renstra sebagai berikut:

Pokok-Pokok Pembahasan Rencana Strategis

a. Rencana Strategis Aspek Input

SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di

kuadran SO (Strength-opportunities), yaitu strategi

agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini

menggunakan kekutan internal sekolah untuk meraih

peluang-peluang yang ada di luar sekolah (Robbin &

Coulter, 2009) Berikut ini adalah rencana strategi yang

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

93

dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input di

SDN 2 Jampiroso.

Renstra Pertama, mengembangkan sarana

prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana sekolah

sangat diperlukan dalam proses pembelajaran menuju

peningkatan prestasi belajar siswa. Sarana dan

prasarana yang perlu dikembangkan di SDN 2

jampiroso diantaranya ruang kelas jumlah murid yang

melebihi standar menjadikan proses pembelajaran

kurang efektif, mushola perlu dilebarkan agar kegiatan

praktek keagamaan dapat dilaksanakan, ruang aula

untuk kegiatan ekstrakurikuler perlu dilebarkan

sehingga kegiatan untuk mengembangkan bakat dapat

dimunculkan pada diri , ruang TIK beserta perabotanya

agar siswa dapat memanfatkan untuk mengembangkan

kemampuannya dan sarana menambah wawasan.

Renstra Kedua, area sekolah kurang hijau dan

kurang bersih lingkungan.Sekolah harus mampu

menciptkan area sekolah yang asri. Lingkungan yang

hijau penuh dengan tanaman dan bersih serta alami

akan menambah peserta didik nyaman dalam belajar .

Suasana yang nyaman, rindang dan menimbuhkan

peserta didik kerasan pada lingkungan sekolahan

berdampak pada peningkatan prestasi sekolah .

Renstra ketiga, membentuk klub-klub

penelusuran bakat dan minat. Potensi pada anak perlu

diketahui sejak dini agar dapat berkembang sesuai

dengan bakat dan minat yang dimiliki. Sekolah perlu

menelusuri potensi yang ada pada siswa melalui

kegiatan dengan melibatkan tenaga ahli. Selanjutnya

setelah diketahui potensinya, kemudian dibentuk klub-

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

94

klub untuk mempersiapakan prestasi kejuaraan antar

sekolah. Dengan terbentuknya klub- klub potensi yang

dimiliki anak, maka sekolah sudah mempersiapakan

sejak dini dalam menghadapi lomba-lomba baik

kademis maupun non akademis.

Renstra Keempat, Kepedulian masyarakat

terhadap pendidikan tinggi. Jalinan yang harmonis

antara sekolah dan orang tua murid akan memberikan

dampak yang berarti bagi peningkatan mutu sekolah.

Perhatian orang tua murid terhadap pendidikan dapat

berupa ide-ide atau bantuan yang diwujudkan melalui

dana atau tenaga.Demikin pula sarana dan fasilitas

belajar yang diperlukan oleh peserta didik dalam proses

pembelajaran tidak semuanya disediakan oleh

pemerintah, hal berkaitan dengan prinsip yang

menyebutkan bahwa pendidikan merupakan tanggung

jawab bersama segenap komponen masyarakat dengan

tidak membedkan satu dengan lainnya.

Renstra Kelima, Keamanan sekolah masih

kurang optimal. Keadaan ini masih ada sebagian warga

yang memanfatkan fasilitas sekolah.Kenyamanan

sekolah tercermin dari keadaan sekolah yang nyaman

jauh dari gangguan luar. Keadaan ini didukung dengan

pagar pembatas sekolah yang kuat dengan lingkungan

sekitar serta ada petugas keamanan baik siang

maupun malam dijaga oleh satpam yang menjaga pintu

gerbang. Sehingga pada jam akhir sekolah, keadaan

sekolah tetap terjaga dengan kondusif.

Renstra Keenam, Dibentuk Tim Evaluasi

program dan kegiatan sekolah secara efektif dan

efisien.Sekolah belum mempunyai tim evaluasi

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

95

program, dimana tim ini berperan sangat penting untuk

memonitor dan mengevaluasi program yang telah

dilaksanakan tercapai atau ada kendala yang

menyertainya.Sebaiknya sekolh segera membentuk Tim

evaluasi program sekolah, agar kekurangan maupun

kelemahan yang ada segera dapat diketahui dan

selanjutnya dicari akar permasalahan dan diperbaiki.

b. Rencana Strategi Aspek Proses

Renstra Pertama, guru menetukan KKM setiap

mata pelajaran.Kriteria Ketuntasan Minimal yang

dicapai oleh peserta didik pada saat menempuh

ulangan harian menjadi penentu tercapainya

kompetensi yang harus dikuasai.Dengan telah

ditentukannya KKM, kewajiban guru bila ada siswa

yang nilai ulangan harian dibawah KKM adalah

melaksanakan remidi . Sebaliknya bila ada siswa yang

nilai ulangan harian diatas KKM, maka kewajiban guru

adalah memberi pengayaan. Bila pelaksanaan kegiatan

renmidi terlaksana dengan baik, maka pesert didik

tidak ada yang tidak naik kelas. Dengan demikian

dengan kegiatan remidi, maka peningkatan mutu

sekolah dapat tercapai.

Renstra Kedua, menerapkan konsep

pendidikan yang prima dalam prestasi, santun

berperilaku, berwawasan budaya bangsa serta memiliki

pengetahuan dan tehnologi.Sesuai dengan visi sekolah,

maka guru disekolah harus dapat memberi tauladan

bagi peserta didik dan dapat memberikan pelayanan

yang ramah pada anak serta dapat menjadi sumber

pengetahuan untuk tempat bertanya.

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

96

Renstra Ketiga, masih ada guru yang mengajar

secara konvensional.Kulifikasi guru mempengaruhi

kualitas dalam pembelajaran.Bila guru dalam mengajar

masih konvensional, maka yang dilakukan sekolah

adalah memberikan wawasan kepada guru agar

meningkatkan kompetensinya. Melalui media cetak

atau media elektronik sebagai solusi untuk

meningkatkan kompetensinya.Diharapkan guru yang

masih mengajarnya konvensional hendaknya mau

belajar, dengan memiliki berbagai sumber- sumber

belajar seperti dengan dimilikinya berbagai referensi

buku untuk dibacanya. Melalui kegiatan banyak

membaca, maka menambah kosakata yang berarti

menambah pengetahuan.

Renstra Keempat, penguasaan guru terhadap

TIK masih kurang.Sekolah memiliki Kurikulum yang

inovatif dengan ditunjang penguasaan guru di bidang

TIK. Guru dituntuk untuk menyesuaikan pengetahuan

dengan perkembangan jaman. Dengan dikuasainya TIK,

maka pengetahuan guru tidak tertinggal dengan

peserta didik. Pada saat sekarang ini, peserta didik

lebih menguasai dan canggih dalam menggunakan

fasilitas Tehnologi Informatika.

Renstra Kelima, laboratorium komputer belum

optimal.Pemenuhan sarana laboratorium diera

sekarang menjadi kebutuhan. Sekolah seyoyanya dapat

menguasahakan dan melengkapai sarana laboratorium

komputer dengan mengalokasikan dana bos untuk tiap

tahunnya maupuan mengadakan kerjasama dengan

komite sebagai patner sekolah dalam membantu

pemenuhannya.

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

97

Renstra Keenam, supervisi dan pembinaan dari

kepala sekolah belum maksimal.Salah satu kompetensi

yang dimilki kepala sekolah adalah supervisi. Kepala

sekolah memilki program supervisi, untuk membantu

guru dalam mengatasi masalah yang dihadapi

dikelas.Dengan komunikasi yang terjalin dengan

kondusif, maka guru tidak akan segan mengutarakan

permasalahannya kepada kepala sekolah. Dampak dari

supervisi diharapkan dapat meningkatkan mutu

sekolah

Renstra Keenam, kedisiplinan guru belum

optimal.Guru merupakan ujung tombak keberhasilan

proses pembelajaran di kelasnya.Keberhasilan ini tentu

dimulai dengan sikap disiplin diawali dengan jam

keberangkatan tidak terlambat, dan pulang sekolah

tepat waktu. Sesuai jam kerja PNS bahwa setiap

minggunya jam kerjanya adalah 37,5 jam. Dengan

alokasi waktu yang telah ditetapkan, maka kompetensi

yang diharapkan dikuasai oleh peserta didik dapat

tercapai.

Renstra Ketujuh, ada kesadaran dari wali murid

untuk menyumbang dana pendidikan.Kesadaran wali

murid SD Negeri 2 sangat bagus. Hal ini terbukti

dengan terkumpulnya sumbangan sukarela dari tahun

ketahun dapat diketahui jumlahnya. Dana sumbangan

itu dapat digunakan untuk melengkapi sarana dan

prasarana sekolah untuk menunjang proses

pembelajaran seperti penambahan ruang kelas yang

saat ini pada proses pembangunan.

Renstra kedelapan, kegiatan Kelompok Kerja

Guru (KKG) yang aktif. Melalui kegiatan KKG,maka

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

98

dapat saling tukar pengalaman dan berbagi

pengetahuan juga sarana mengatasi permasalahan

kegiatan pembelajaran dikelasnya. KKG yang aktif

sangat banyak manfaatnya bagi giru untuk menambah

khasanah pengetahuan yang mungkin belum

dikuasainya.

Renstra kesembilan, masyarakat semakin kritis

menilai kinerja guru.Dengan diterimanya kesejahteraan

bagi guru yaitu tunjangan sertififikasi, maka sebagai

konsekuensinya guru harus dapat menunjukkan

tingkat keprofesionalnya pada masyarakat. Dimulai

dari jam keberangkatan dan pulang sekolah serta

tingkat penguasaan materi ajar yang akan disampaikan

kepada peserta didik.

c. Rencana strategi Aspek Output

Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan

EFAS menghasilkan strategi di kudran SO(strength-

opportunities), yaitu strategi agresif yang mendukung

pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan

internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang

ada di luar sekolah (Robin & Coulter, 2009). Ada

beberapa rencana strategis berikut ini dalam upaya

peningkatan mutu untuk input di SDN 2 Jampiroso.

Renstra Pertama, beberapa lulusan tidak

diterima di sekolah favorit. Harapan dari semua sekolah

adalah semua lulusan diterima disekolah favorit,

namun bila terjadi ada sebagian yang tidak diterima

maka hal ini menjadi cambuk bagi sekolah untuk lebih

mengintensifkan proes pembelajaran. Agar kelak

dikemudian tahun dapat diatasi sedini mungkin untuk

mengatasi dengan strategi yang lebih intensif.

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

99

Renstra Kedua, harapan orang tua agar lulusan

tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik tetapi

juga maksimal dalam bidang non akademik

(ekstrakurikuler). Dalam kurikulum telah dicantumkan

program-program yang harus dilaksanakan oleh

sekolah.. Namun kadang, karena keterbatasan waktu

dan kesempatan dan padatnya acara maka semua

program belum dapat dilaksanakan secara

maksimal.Untuk mengatasi hal itu peran serta

masyarakat dapat dilibatkan untuk ikut melatih

peserta didik maupun sumbangan dana untuk

melaksanakan program ekstrakurikuler. Sehingga

harapan dari orang tua dapat diwujudkan kwalitas

lulusan tidak hanya memiliki prestasi akademik,

namun juga memiliki non akademik.

Renstra Ketiga, harapan orang tua agar lulusan

menjadi generasi yang cerdas, agamis dan siap

menghadapi tantangan masa depan. Pelaksanaan

pendidikan karakter adalah untuk menumbuhkan

kwalitas lulusan tidak hanya pandai dalam ilmu

pengetahuan, namun juga memilki budi pekerti yang

baik, serta siap menghadapi tantangan. Sikap peserta

didik harus terbentuk sejak dini, seperti dibangku

sekolah dasar. Pada masa ini adalah masa yang sangat

penting untuk pembentukan karakter seprti; sikap

kejujuran, kedisiplinan, kepedulian, rasa

kesetiakawanan, rela berkorban dan lain

sebagainya.Dengan pembentukan budi pekerti

tertanam sejak dini, maka menjadi bekal untuk dimasa

yang akan datang untuk mampu menghadapi

tantangan dimasa depan.

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

100

Renstra Keempat, mempunyai peluang yang

bagus untuk menjalin kerjasama dengan alumni.

Alumni dari SD Negeri 2 Jampiroso memilki jalinan

yang erat dengan keberadaan sekolah. Hal dapat

dimintai sumbangan pemikiran untuk pengembangan

sekolah. Dengan terbentuknya alumni akan

memudahkan dalam berkomunikasi dan menjalin

hunbungan baik dengan sekolah.

Renstra Kelima, tuntutan wali murid terhadap

mutu sekolah semakin tinggi. Tuntutan dari wali murid

pada umumnya adalah putra-putrinya dapat

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan

cita-citanya. Hal ini akan dapat tercapai bila terjadi

komunikasi yang baik antara sekolah dengan wali

murid. Masalah kesulitan belajar siswa dapat

dibicarakan dengan wali murid secara terbuka,

sehingga permasalahan mudah teratasi. Demikian pula

permasalahan dirumah juga dapat menjadi

penghambat siswa untuk mencapai prestasi yang

diharapakan. Dengan kerjasama yang tercipta dengan

baik, maka tanggung jawab pendidikan tidak hanya

dilimpahkan kepada sekolah namun orang tua siswa

ikut terlibat. Damapak dari tanggungjawab bersama

antara sekolah dan orang tua siswa adalah untuk

meningkatkan mutu peserta didik.

4.3 Pembahasan

Apa yang dilakukan sudah sesuai dengan

langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono,

yaitu meliputi:

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

101

1. Potensi dan masalah

Potensi adalah segala sesuatu yang bila

digunakan akan memiliki nilai tambah.

Sedangkan masalah adalah penyimpangan

antara yang diharapkan dengan yang

terjadi.Potensi dan masalah yang dikemukakan

dalam penelitian ditunjukkan dengan data yang

empirik dan masih up to date.

2. Mengumpulkan Informasi

Setelah potensi dan masalah yang ada di

sekolah ditunjukkan secara faktual,

selanjutnya dikumpulkan berbagai informasi

yang dapat digunakan sebagai bahan untuk

merencanakan suatu strategi yang diharapkan

mampu mengatasi masalah tersebut. Data yang

diperlukan bisa dari berbagai cara seperti

wawancara, observasi, studi dokumen dan

Focus Group Discussion (FGD).

3. Desain produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini

adalah rencana strategis yang dapat dijadikan

sebagai pedoman untuk peningkatan mutu

sekolah. Rencana strategis ini masih bersifat

hipotetik karena karena efektifitasnya belum

terbukti dan akan diketahui setelah melalui

pengujian.

4. Validasi desain

Validasi desain dilakukan sebagai proses

kegiatan untuk menilai apakah rencana

strategis yang dibuat secara rasional akan

efektif digunakan sebagai usaha peningkatan

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15856/4/T2...55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 2 Jampiroso SD Negeri 2 Jampiroso

102

mutu sekolah. Validasi desain dapat

menghadirkan beberapa pakar atau tenaga

akhli untuk menilai desain tersebut,

selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan

kekuatan

Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Parjuni (2011), Suharti

(2013), dan Edi Sujoko (2014) yaitu bentuknya Renstra

Peningkatan Mutu Sekolah, namun dari sisinya strategi

berbeda karena renstra ini khusus di buat untuk SD

Negeri 2 Jampiroso Temanggung. Sedangkan Parjuni

untuk SMP Negeri 6 Temanggung, Suharti untuk SD

Negeri 1 Ngadirejo Temanggung, dan Edi Sujoko untuk

SMP Negeri 1 Bawen Kabupaten Semarang.