BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14194/4/T1... · 35...

18
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan di kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Diantaranya mencakup kondisi awal, pelaksanaan siklus I , siklus II dan observasi. 4,1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model pembelajaran Example non-Example seluruh siswa mendapatkan hasil belajar belum tuntas atau belum memenuhi KKM ( 75). Berdasarkan data awal yang diperoleh dari guru kelas hasil belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada materi Merajut Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila diketahui bahwa seluruh siswa mendapatkan hasil belajar dibawah KKM. Hal ini dapat dilihat didalam tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Hasil Belajar PPKn Siswa Kelas VIIIF Pada Tahap Pra siklus ( Kondisi Awal) Rentang nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan 0 9 2 7,41 % Belum Tuntas 10 - 19 4 14,81 % Belum Tuntas 20 - 29 4 40,74 % Belum Tuntas 30 39 7 25,93 % Belum Tuntas 40 49 5 18,52 % Belum Tuntas 50 59 5 18,52 % Belum Tuntas Jumlah Persentase 100 % 27 50 0 28,90 Jumlah Siswa Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-Rata Sumber : Data penelitian Berdasarkan data diatas dapat diperoleh informasi hasil belajar siswa, seluruh siswa kelas VIIIF mengalami ketidaktuntasan belajar 100% dibawah KKM (≥75), Nilai terendah yang didapatkan siswa yaitu 0 dan nilai tertinggi 50. Yang mendapatkan rentang nilai antara

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14194/4/T1... · 35...

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan dari pelaksanaan tindakan yang

dilakukan di kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.

Diantaranya mencakup kondisi awal, pelaksanaan siklus I , siklus II dan observasi.

4,1 Kondisi Awal

Hasil belajar siswa kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga sebelum dilakukan penelitian tindakan

kelas (PTK) dengan model pembelajaran Example non-Example seluruh siswa mendapatkan

hasil belajar belum tuntas atau belum memenuhi KKM ( ≥75). Berdasarkan data awal yang

diperoleh dari guru kelas hasil belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada materi Merajut Manusia

dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila diketahui bahwa seluruh siswa mendapatkan hasil

belajar dibawah KKM. Hal ini dapat dilihat didalam tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Hasil Belajar PPKn Siswa Kelas VIIIF Pada Tahap Pra siklus ( Kondisi Awal)

Rentang nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan

0 – 9 2 7,41 % Belum Tuntas

10 - 19 4 14,81 % Belum Tuntas

20 - 29 4 40,74 % Belum Tuntas

30 – 39 7 25,93 % Belum Tuntas

40 – 49 5 18,52 % Belum Tuntas

50 – 59 5 18,52 % Belum Tuntas

Jumlah Persentase 100 %

27

50

0

28,90

Jumlah Siswa

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Nilai Rata-Rata

Sumber : Data penelitian

Berdasarkan data diatas dapat diperoleh informasi hasil belajar siswa, seluruh siswa

kelas VIIIF mengalami ketidaktuntasan belajar 100% dibawah KKM (≥75), Nilai terendah

yang didapatkan siswa yaitu 0 dan nilai tertinggi 50. Yang mendapatkan rentang nilai antara

34

0 – 9 ada 2 siswa, yang mendapatkan rentang nilai 10 – 19 ada 4 siswa, yang mendapatkan

rentng nilai 20 – 29 ada 4 siswa, yang mendapatkan rentang nilai 30 – 39 ada 7 siswa, yang

mendapatkan rentang nilai 40 – 49 ada 5 siswa dan yang mendapatkan rentang nilai 50 – 59

ada 5 siswa. Nilai rata-rata kelas 28,90 Berikut hasil belajar siswa dalam bentuk diagram

batang.

Gambar 4.1

Diagram Batang Hasil Belajar PPKn siswa kelas pada VIIIF Pra siklus

( Kondisi Awal)

Sumber : Data peneliti

Dari diagram batang diatas bahwa seluruh siswa mendapatkan hasil belajar dibawah KKM

(≥75). Jadi dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa tidak mencapai ketuntasan belajar.

Berikut ketuntasan hasil belajar siswa dalam bentuk diagram lingkaran.

2

4 4

7

5 5

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 - 9 10 - I9 20 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59

Jumlah Siswa

35

Gambar 4.2

Diagram lingkaran ketuntasan Hasil Belajar PPKn pada Pra siklus

(Kondisi Awal)

Sumber : Data penelitian

Berdasarkan diagram lingkaran di atas dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan tindakan

seluruh siswa mendapatkan nilai 100% dibawah KKM.

4.2 Pelaksanaan Siklus 1

Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 18

Oktober dan 25 Oktober 2016. Adapun tahap yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

4.2.1 Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini adalah memilih materi yang akan disampaikan dan menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran PPKn berkonsultasi dengan guru kelas. Peneliti

menyiapkan segala sesuatu yang menunjang segala proses belajar pembelajaran diantaranya

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran

Example non-Example pada materi Menjelaskan pengertian norma dan kebiasaan antar

daerah. Lembar observasi pengamatan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran

serta menyiapkan alat dan media yang digunakan dalam pembelajaran seperti kliping yang

digunakan untuk memberi contoh gambar – gambar yang sesuai contoh perbuatan / perilaku

yang sesuai dan tidak sesuai dengan norma agama, kesusilaan, kesopanan dan agama antar

daerah. Gambar ada juga yang ditayangkan menggunakan OHP, serta menyiapkan soal

evaluasi/tes.

0%

100%

Ketuntasan Hasil Belajar PPKn pada Pra Siklus

Tuntas (≤75)0

Belum Tuntas (≥ 75)

36

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini yang mengajar adalah peneliti sendiri

sedangkan yang menjadi obsever adalah guru mata pelajaran PPKn kelas VIIIF. Hal ini

dilakukan karena guru bersangkutan menganggap bahwa didalam kegiatan pembelajaran ini

peneliti lebih mengerti sistematikanya. Adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :

4.2.3 Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilakukan pada hari Selasa, 18 Oktober 2016 yang berlangsung pada jam ke 1 –

3 dengan alokasi waktu 3x40 menit dengan materi Pengertian Norma dan Kebiasaan Antar

daerah di Indonesia.

a) Kegiatan awal

Adapun kegiatan awal yang dilakukan adalah guru mengatur tempat duduk dan mengecek

kesiapan belajar siswa, guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa menurut

kepercayaannya masing-masing, guru mengabsen kehadiran siswa, setelah itu guru

memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran siswa sesuai kompetensi yang

akan dicapai.

b) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan sistematika belajar menggunakan model pembelajaran Example non-

Example kepada siswa, kemudian guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan

materi, guru menempelkan di papan tulis dan ditayangkan melalui OHP, guru membagi siswa

kedalam 5 kelompok yang heterogen yang beranggotakan 5 dan 6 siswa setelah itu siswa

memilih ketua kelompok. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan gambar contoh

norma agama, kesopanan, kesusilaan dan hukum, contoh pelanggaran norma yang ada di

lingkungan seperti perbedaan pendapat sering menimbulkan pertikaian dan sikap menghargai

dan tidak mengharagai perbedaan agama dan contoh keberagaman kebiasaan antar daerah

Jawa,Sumatera dan Toraja agar siswa lebih antusias dalam pelajaran kemudian guru

membagikan lembar kertas yang berisi gambar-gambar mengenai norma dan kebiasaan antar

daerah dan mengarahkan siswa menganalisis gambar norma agama, kesusilaan, hukum dan

kesopanan dalam bentuk gambar yang menunjukkan perilaku/perbuatan yang sesuai dan tidak

sesuai dengan norma antar daerah secara berkelompok, siswa saling memberi komentar pada

37

analisis gambar kelompok lain, setelah itu guru dan siswa mengoreksi hasil analisis gambar

tersebut dan menyimpulkan materi pelajaran.

c) Kegiatan penutup

Selanjutnya guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada

pertemuan berikutnya dan menginformasikan kepada siswa akan ada tes evaluasi siklus 1

agar siswa bersungguh-sungguh mengerjakannya dan memberi penghargaan kepada

kelompok dengan skor tertinggi sebagai motivasi untuk kelompok lain. Kemudian guru

memberi penguatan dan menutup dengan doa bersama dan salam.

4.2.4 Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 25 oktober 2016 yang berlangsung pada jam

pelajaran 1 – 3 dengan alokasi waktu 3 x 40 menit, dengan model pembelajaran Example-

Non Example pada materi Macam-macam norma kebiasaan Antar daerah.

a) Kegiatan Awal

Adapun kegiatan awal yang dilakukan pada pertemuan kedua yaitu guru mengatur tempat

duduk siswa dan mengecek kesiapan siswa, guru mengucap salam, berdoa menurut

kepercayaanya masing-masing dan mengabsen kehadiran siswa.

b) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan model pembelajaran Example – non Example selanjutnya menyampaikan

tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dicapai, guru dan siswa mengevaluasi materi

pelajaran kemarin, guru membagi siswa kedalam kelompok yang beranggotakan 5 – 6

anggota, guru menyiapkan gambar-gambar yang ditayangkan di OHP dengan contoh macam

– macam lingkungan masyarakat yang sesuai dan tidak sesuai norma agama, kesopanan,

kesusilaan dan hukum, dan beberapa contoh lingkungan masyarakat dengan kebiasaan antar

daerah di Toraja, Sumatera dan Jawa, perbedaan adat istiadat,bahasa dan makanannya.

Kemudian guru memberikan penjelasan lanjutan materi Pengertian norma dan kebiasaan

antar daerah, siswa saling berdiskusi contoh macam- macam perbuatan / perilaku manusia di

masyarakat yang tidak sesuai dan sesuai dengan norma dan membandingkan kebiasaan antar

daerah di Sumatera, Jawa dan Toraja , perbedaan kehidupan masyarakat pada upacara adat

Jawa yang berbeda dengan Toraja dan Sumatera sesuai gambar yang ditayangkan di OHP.

Guru kemudian memberi kesempatan pada siswa untuk memberi komentar hasil analisis

38

kelompok lain setelah itu guru dan siswa bersama-sama mengoreksi dan menganalisis

gambar contoh perbuatan/prilaku yang sesuai norma tersebut dan membandingkan kebiasaan

antar daerah. Kegiatan pembelajaran PPKn pertemuan kedua siklus 1 ini sudah sesuai dengan

yang direncanakan sebelumnya sama seperti pada pertemuan pertama. Guru memberikan

motivasi lalu melanjutkan dengan tes evaluasi siklus 1 sesuai dengan materi pada pertemuan

pertama. Guru memberikan 25 soal pilihan ganda dan siswa diberi waktu mengerjakan 60

menit. Setelah soal tes evaluasi siklus 1 selesai dikerjakan siswa. Selanjutnya guru

menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

c) Kegiatan penutup

Kemudian guru memberi penguatan dan motivasi kepada siswa dan mengakhiri pelajaran

dengan berdoa dan salam.

4.3 Observasi Siklus I Pertemuan Pertama dan Pertemuan kedua

Pada tahap observasi peneliti sebagai guru, dan guru PPKn kelas VIIIF sebagai observer.

Observasi ini dilakukan pada saat kegiatan belajar – mengajar berlangsung, hal-hal yang

diobservasi pada tahap ini antara lain adalah cara guru menyajikan materi, apakah

pelaksanaan tindakan sesuai dengan skenario pada perencanaan. Jenis observasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terstruktur dan siap pakai, sehingga obsever

tinggal mengisi kolom sesuai dengan petunjuk pada lembar observasi yang sudah disediakan

peneliti dengan keadaan lapangan, lembar observasi tersebut ada lembar observasi guru dan

lembar observasi siswa.

Pada pertemuan pertama dalam pembelajaran PPKn pada materi menjelaskan

Pengertian norma dan Kebiasaan Antar daerah, Observer mengamati guru diawal kegiatan

memberi salam dan menjelaskan model pembelajaran example non-example. Guru sudah

melaksanakan tahap-tahap sesuai perencanaan, guru sudah menyiapkan gambar-gambar yang

ditayangkan pada OHP sesuai dengan materi, namun guru masih kurang menguasai kelas dan

penjelasan model pembelajaran kurang dimengerti siswa sehingga siswa masih terlihat malu-

malu dan tidak terbiasa dalam menyampaikan pendapat dan mempresentasikan hasil diskusi

di depan kelas karena peneliti yang menjadi guru kurang menguasai kelas dengan baik dan

siswa masih belum mengerti model pembelajaran Example non-Example. Setelah dilakukan

evaluasi oleh guru mata pelajaran PPKn sebagai observer, peneliti sebagai guru diharapkan

lebih percaya diri, mengajarnya harus dengan suara yang lebih keras dan menguasai kelas

39

dengan baik. Pada pertemuan kedua, Pada pertemuan kedua terjadi peningkatan antusias

belajar siswa dalam pelajaran PPKn tentang macam-macam norma dan kebiasaan antar

daerah. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti pelajaran PPKn dengan memberi pertanyaan

dan sanggahan kepada kelompok lain dan menganalisis gambar yang ditayangkan pada OHP.

Peneliti memperbaiki kekurangannya pada pertemuan pertama dengan cara lebih percaya diri

dan mempersiapkan materi yang mudah dimengerti siswa dengan gambar-gambar dan video

yang menarik perhatian siswa sehingga pada pertemuan kedua siswa menjadi aktif dalam

belajar, peneliti juga belajar menguasai kelas dengan cara aktif bertanya jawab dengan siswa.

Observer mengamati peneliti sudah lebih percaya diri dari pertemuan sebelumnya dan dapat

menguasai kelas dengan baik.

4.4 Hasil Tindakan

Hasil tindakan dilihat dari nilai evaluasi siswa pada siklus 1. Hasil belajar PPKn siswa kelas

VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga pada pertemuan pertama dan kedua dengan materi pelajaran

Pengertian Norma dan Kebiasaan Antar daerah, dapat dilihat dalam table 4.2 berikut :

Tabel 4.2

Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada Siklus 1

Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangam

49 – 61 1 3,70 % Belum Tuntas

62 – 74 3 11,11 % Belum Tuntas

75 – 87 16 59,26 % Tuntas

88 – 100 7 25,93 % Tuntas

JumlahPersentase 100 %

27

96

56

81,03

Jumlah Siswa

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Nilai Rata-rata

Sumber : Data penelitian

Berdasarkan tabel 4.2 hasil belajar PPKn pada siklus 1 23 siswa yang tuntas atau mencapai

KKM ( ≥75) dan 4 siswa yang belum tuntas, nilai tertinggi adalah 96 dan nilai terendah 56.

Yang mendapatkan retang nilai 49 – 61 ada 1 siswa, yang mendapatkan rentang nilai 62 – 74

ada 3 siswa, yang mendapatkan rentang nilai 75 – 87 ada 16 siswa dan yang mendapatkan

rentang nilai 88 – 100 ada 7 siswa, Ketuntasan hasil belajar ini meningkat dibandingkan pada

pra siklus sebelum diberikan tindakan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran

40

Example – Non Example. Berikut gambar diagram batang 4,3 nilai ketuntasan hasil belajar

PPKn pada siklus 1

Gambar 4.3

Diagram Batang Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada Siklus 1

Sumber : Data peneliti

Berdasarkan diagram batang di atas dapat disimpulkan bahwa hasil tes siklus 1 nilai di

rentang 49 – 61 ada 1 siswa, rentang nilai 62 – 74 terdapat 3 siswa, rentang nilai 76 – 87

terdapat 16 siswa dan rentang nilai 88 – 100 terdapat 7 siswa. Berikut diagram lingkaran

dalam bentuk ketuntasan persentase hasil belajar PPKn pada siklus 1.

Gambar 4.4

Diagram Lingkaran Hasil Belajar siswa VIIIF pada Siklus 1

Sumber : Data peneliti

Berdasarkan diagram lingkaran diatas , dapat diketahui bahwa setelah dilakukan tindakan

dengan model pembelajaran Example – non Example pada mata pelajaran PPKn siswa kelas

13

16

7

0

5

10

15

20

49 - 61 62 - 74 75 - 87 88 - 100

Jumlah Siswa

85,19%

14,81%

Ketuntasan Hasil Belajar PPKn pada Siklus 1

Tuntas ≥75 Belum Tuntas ≤75

41

VIIIF hasil belajar PPKn mengalami peningkatan dari 27 siswa terdapat 85,19 % yang tuntas

dan 14,81 % yang belum tuntas. Peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus seluruh siswa

mendapatkan nilai 100% di bawah KKM (≥75) pada siklus 1 menjadi 85,19 % mendapatkan

nilai diatas KKM (≥75) dan 14,81 % yang belum tuntas.

4.5 Hasil Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan refleksi didasarkan formasi dari hasil pengamatan dan evaluasi.

Motivasi belajar siswa masih kurang dan siswa sangat pasif mengikuti pelajaran, sehingga

masih banyak siswa yang berbicara dengan temannya, siswa kurang berani bertanya,

mengemukakan pendapat menanggapi maupun menyanggah, Siswa kekurangan referensi (

buku yang sesuai materi), sehingga dalam pembahasan materi siswa kurang berkembang

terutama dalam pembahasan kelompok. Hasil belajar siswa memang meningkat mencapai

ketuntasan menjadi 23 siswa ( 85,19% ), sedangkan yang belum mencapai ketuntasan belajar

sebanyak 4 siswa ( 14,81 % ) namun belum mencapai indikator keberhasilan peneliti sebesar

90 % . Pada siklus I masih banyak kekurangan pada guru dan siswa guru kurang menguasai

kelas sehingga siswa sangat pasif mengikuti pelajaran PPKn. Oleh karena itu perlu dilakukan

siklus II agar lebih baik.

Berdasarkan hasil refleksi yang masih ditemukan kekurangan – kekurangan tersebut, maka

akan dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di siklus kedua.

Perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus 2 yang harus dilakukan guru

mencakup guru lebih mendorong siswa untuk berani bertanya, menanggapi maupun

menyanggah pendapat temannya, guru harus lebih banyak menganjurkan kepada siswa untuk

lebih banyak membaca buku, guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi

siswa sehingga siswa lebih antusias dan guru memberi penghargaan bagi siswa yang berani

mengemukakan pendapat.

4.6 Pelaksanaan Siklus 2

Pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama 3

jam pelajaran (3x40menit) yang dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 1 November 2016

dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa,tanggal 8 November 2016 dengan rincian

sebagai berikut :

42

4.7 Perencanaan

Tindakan perencanaan pada siklus 2 yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

PPKn berkonsultasi dengan guru PPKn. Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang

proses pembelajaran diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada pertemuan

pertama dengan materi Menjelaskan arti penting norma dan kebiasaan antar daerah dan

pertemuan kedua Menunjukan sikap toleransi antar daerah, lembar observasi/pengamatan

aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran serta menyiapkan alat dan media yang

digunakan dalam pembelajaran seperti kertas folio yang digunakan untuk menganalisis

gambar dan menyiapkan gambar-gambar yang sesuai dengan materi, serta menyiapkan soal

evaluasi/tes.

4.7.1 Pelaksanaan Tindakan

Dalam kegiatan awal pembelajaran ini seperti pada siklus 1 yang mengajar adalah peneliti

sedangkan obsever yaitu guru PPKn kelas VIIIF. Penjelasan pada tiap pertemuan sebagai

berikut :

4.7.2 Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 01 November 2016 yang berlangsung pada jam

pelajaran ke 1 – 3 dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran ( 3 x 40 menit ), dengan

menggunakan model pembelajaran Example Non-Example dan materi pelajaran Menjelaskan

arti penting norma dan kebiasaan antar daerah.

a) Kegiatan awal

Adapun kegiatan awal yang dilakukan adalah guru mengucap salam, berdoa menurut

kepercaannya masing-masing dan mengabsen kehadiran siswa. Guru dan siswa menyiapkan

alat-alat yang akan digunakan saat pembelajaran dan mengatur kursi siswa.

b) Kegiatan Inti

Guru memberikan motivasi agar siswa termotivasi dan aktif dalam pembelajaran serta

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kemudian guru menjelaskan materi

Arti Penting Keberagaman Norma dan Kebiasaan Antar daerah di Indonesia dengan

menggunakan model pembelajaran Example non-Example, dimulai dengan guru

mengelompokan siswa dengan beranggotakan 5- 6 orang dan memilih ketua kelompok. Guru

43

kemudian menjelaskan materi yang ditayangkan oleh OHP dengan menggunakan gambar

contoh lingkungan masyarakat yang menerapkan pentingnya norma dan kebiasaan antar

daerah dilingkungan masyarakat seperti tata krama, kebiasaan dan cara berpakaian yang baik.

Selanjutnya guru membagikan lembar kertas yang berisikan keberagaman norma

agama,kesopanan,kesusilaan dan agama selanjutnya mengarahkan siswa menganalisis

gambar contoh tindakan yang sesuai dan tidak sesuai dengan norma

agama,kesusilaan,kesopanan dan hukum secara berkelompok, siswa saling memberi

komentar pada analisis gambar gambar yang sesuai tidak sesuai pada norma hukum,agama,

kesopanan dan kesusilaan kelompok lain. Setelah itu guru dan siswa mengoreksi hasil

analisis gambar tersebut dan menyimpulkan materi pelajaran yang sudah dipelajari, guru

menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya

dan menginformasikan kepada siswa akan ada tes evaluasi siklus 2 agar siswa bersungguh-

sungguh mengerjakannya.

c) Kegiatan penutup

Setelah itu guru kembali memberi motivasi dan penguatan kepada siswa dengan memberi

penghargaan kepada kelompok yang memiliki skor tertinggi, kemudian guru mengakhiri

pelajaran dengan salam dan berdoa bersama.

4.7.3 Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada Selasa 08 November 2016 yang berlangsung pada jam

pelajaran ke 1 - 3 dengan alokasi waktu 3 x 40 menit.

a) Kegiatan awal

Adapun kegiatan awal yang dilakukan adalah guru mengucap salam, berdoa menurut

kepercayaanya masing-masing dan mengabsen kehadiran siswa.

b) Kegiatan Inti

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dicapai serta guru dan

siswa mengevaluasi materi pelajaran kemarin. Guru membagi siswa kedalam kelompok yang

beranggotakan 5 – 6 anggota, guru menyiapkan gambar contoh sikap toleransi yang sesuai

norma dan tidak sesuai norma dan ditayangkan di OHP gambar yang ditapilkan guru adalah

contoh tolerasi umat beragama yang sesuai dan tidak sesuai norma di Indonesia dan beberapa

contoh sikap masyarakat di lingkungan yang berbeda – beda suku,agama dan etnis dengan

44

menanamkan sikap tolerans dan intoleransi. Kemudian guru memberikan penjelasan lanjutan

materi Menghargai Norma dan Kebiasaan Antardaerah di Indonesia. siswa saling berdiskusi

antar kelompok mengenai sikap menghargai norma pada masyarakat yang berbeda

agama,etnis dan suku dan guru memberi kesempatan pada siswa untuk memberi komentar

hasil analisis kelompok lain setelah itu guru dan siswa bersama-sama mengoreksi dan

menganalisis gambar tersebut. Selanjutnya dilakukan tes/evaluasi siklus 2 sesuai dengan

materi pada pertemuan pertama dan kedua. Guru memberikan 25 soal pilihan ganda yang

diberi waktu mengerjakan 60 menit.

c) Kegiatan penutup

Kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan berdoa bersama.

4.1.3.4 Hasil Observasi Siklus II pada pertemuan I dan II

Dari hasil observasi setelah dilakukan beberapa perbaikan pembelajaran dengan mengacu

hasil refleksi siklus 1, terjadi peningkatan yang signifikan pada keaktifan belajar siswa. Siswa

aktif pada tahap sanggahan maupun komentar pada kelompok lain. Pada pertemuan pertama

dengan materi Arti penting norma dan kebiasaan antar daerah peneliti yang menjadi guru

telah menguasai kelas dengan baik dan lebih percaya diri, dan siswa juga sudah mengerti

pelaksananaan model pembelajaran Example non-Example. Dalam pembelajaran siswa lebih

percaya diri dan lebih baik dalam presentasi hasil diskusi kelompoknya. Pada pertemuan dua

terjadi peningkatan motivasi siswa dimana setelah selesai mempresentasikan hasil diskusi,

guru memberikan penguatan konsep dan memberikan soal evaluasi kepada siswa .

4.9 Hasil Tindakan

Hasil tindakan dilihat dari nilai tes evaluasi siswa pada siklus 2. Hasil belajar PPKn siswa

kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga, pada pertemuan pertama dan kedua dengan materi

Menjelaskan arti penting norma dan kebiasaan antar daerah

45

Tabel 4.3

Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada siklus 2

Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan

63 – 74 - - Belum Tuntas

75 – 86 7 25,93% Tuntas

87 – 98 20 74,07% Tuntas

Jumlah Persentase 100 %

27

96

76

84,29

Jumlah Siswa

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Nilai Rata-rata

Sumber : Data peneliti

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dikatakan bahwa hasil belajar PPKn sudah meningkat,

tingkat ketuntasan siswa pada siklus ini cukup signifikan yaitu 100% diatas nilai KKM (

>75). Yang mendapatkan rentang nilai 75 – 86 ada 7 siswa dan yang mendapatkan rentang

nilai 87 – 98 ada 20 siswa. Berikut gambar diagram batang 4,5 nilai ketuntasan hasil belajar

PPKn pada siklus 2.

Gambar 4.5

Diagram Batang Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada Siklus 2

Sumber : Data peneliti

Berdasarkan diagram diatas terdapat 7 siswa yang mendapatkan rentang nilai 75 – 85 dan 20

siswa mendapatkan rentang nilai 86 – 96 , dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai

0

7

20

0

5

10

15

20

25

64 - 74 75 - 86 87 - 98

Jumlah Siswa

46

dibawah KKM (≥75). Jadi dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siklus 1 ke

siklus 2 hasil belajar semua siswa kelas VIIIF hasil belajarnya tuntas. Berikut diagram

lingkaran yang menunjukkan persentase ketuntasan hasil belajar PPKn siklus 2.

Gambar 4.6

Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar PPKn Siklus 2

Sumber : Data peneliti

Berdasarkan diagram lingkaran di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar

siswa mencapai minimal 100% (27 siswa). Hal ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan

model pembelajaran Example non-Example dapat meningkatkan hasil belajar PPKn siswa

kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga.

4.10 Hasil Refleksi

Pada pelaksanaan tindakan pada siklus 2 dilaksanakan 2x pertemuan dengan alokasi

waktu 3 x 40 menit menunjukkan hasil yang lebih baik dari siklus 1. Siswa kelas VIIIF

sudah bersemangat dan aktif dalam pembelajaran. sudah banyak siswa yang berani

mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat temannya. Ada kerjasama sesama

kelompok maupun antar kelompok. Hasil belajar siswa juga meningkat dibanding dengan

siklus 1 setelah diberikan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Example non-

Example. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Example non-Example pada siklus 2 berhasil meningkatkan hasil belajar siswa

dalam mata pelajaran PPKn karena semua siswa kelas VIIIF mencapai nilai KKM (≥75).

100%

0%

Ketuntasan Hasil Belajar PPKn Siklus 2

Tuntas ≥75 Belum Tuntas ≤75

47

4.11 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar PPKn pada Pra siklus, Siklus 1 dan Siklus

2

Ketuntasan hasil belajar PPKn siswa kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga mulai dari pra

siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dari tabel berikut

Tabel 4.4

Ketuntasan Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF

pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

No Ketuntasan

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Jumlah

Siswa Persentase

Jumlah

Siswa Persentase

Jumlah

Siswa Persentase

1. Tidak Tuntas(≤75) 27 0% 4 14,81 % 0 0%

2. Tuntas (≥75) 0 100% 23 85.19% 27 100%

Jumlah 27 27 27

Nilai Tertinggi 50 96 96

Nilai Terendah 0 56 76

Nilai rata-rata 28,90 81,03 84,29

Sumber : Data Peneliti

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal ( pra siklus )

terdapat seluruh siswa mendapatkan nilai dibawah KKM (≥75) dengan rata-rata nilai 28,90.

Setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran Example non-Example,

hasil belajar pada siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 23 siswa atau 85,19% yang sudah

tuntas sedangkan yang belum tuntas 4 siswa atau 14,81% dengan nilai rata – rata 81,03. Pada

siklus 2 peningkatan hasil belajar siswa lebih signifikan, seluruh siswa mendapatkan nilai

diatas KKM (≥75) dengan nilai rata-rata 84,29. Berdasarkan gambar diagram batang di

bawah ini dapat dilihat ketuntasan hasil belajar PPKn mulai Pra siklus, siklus 1 dan siklus 2

yang mengalami peningkatan.

48

Gambar 4.7

Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF

pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Sumber : Data peneliti

Berdasarkan diagram batang di atas dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal ( pra siklus )

terdapat seluruh siswa atau 100 % tidak tuntas di bawah nilai KKM (≥75). Hasil belajar pada

siklus 1 mengalami peningkatan terdapat 23 siswa ( 85.19% ) yang mendapat nilai tuntas

diatas KKM ≥75 sedangkan yang tidak tuntas ada 4 siswa ( 14,81% ). Selanjutnya pada siklus

2 mengalami peningkatan dengan seluruh siswa mendapatkan nilai diatas KKM (≥75) atau

100% telah tuntas.

4.12 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi data awal siswa sebelum dilakukan tindakan pada siswa kelas

VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga ditemukan hasil belajar PPKn siswa masih rendah. Dalam

proses pembelajaran siswa pasif dan yang aktif hanya guru karena masih menggunakan

model pembelajaran Konvensional yang hanya berpusat pada guru. Berdasarkan hasil tes

seluruh siswa mendapatkan nilai dibawah KKM (≤75). Nilai rata - rata yang dicapai adalah

28,90. Setelah dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Example non- Example dalam 2 siklus hasil belajar siswa PPKn meningkat,

hasil belajar siswa pada siklus 1 terjadi peningkatan yaitu jumlah siswa yang tuntas ( KKM

≥75) ada 23 siswa ( 85,19 % ) dan hanya 4 siswa yang ( 14.81 % ) yang tidak tuntas dengan

nilai rata – rata yang di capai 81,03. Hasil belajar PPKn pada siklus 2 meningkat lagi semua

siswa yang berjumlah 27 siswa (100 %) tuntas hasil belajarnya dengan nilai rata – rata yang

dicapai 84,29. Dengan hasil belajar PPKn tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan

0

23

2727

4

00

5

10

15

20

25

30

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Tuntas (≥75) Tidak Tuntas (≤75)

49

yaitu ketuntasan belajar siswa mencapai 90% dari KKM (≥75). Proses pembelajaran siswa

yang sesuai pada materi dengan antusias dalam kelompok masing – masing dan bekerja sama

dengan baik, memberi komentar saran/kritik pada kelompok lain dan memberi kesimpulan

dengan tepat. Guru menjelaskan materi dengan gambar – gambar yang menarik melalui OHP

sehingga pembelajaran menyenangkan dan memotivasi siswa untuk aktif dalam

pembelajaran.

Model pembelajaran Example non-Example merupakan strategi pembelajaran yang

menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran. Strategi ini

bertujuan mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis dengan memecahkan permasalahan-

permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Penggunaan media

gambar dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut untuk kemudian di

deskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah gambar, dengan demikian, strategi ini

menekankan pada konteks analisis siswa. Strategi Example non-Example juga ditujukan

untuk mengajarkan siswa dalam belajar memahami dan menganalisis sebuah konsep. Konsep

pada umumnya dipelajari melalui dua cara yakni pengamatan dan definisi. Menurut Buehl

1996 ( Miftahul Huda, 2014 : 235-236 ) strategi Example non-Example melibatkan siswa

untuk: 1) menggunakan sebuah contoh untuk memperluas pemahaman sebuah konsep dengan

lebih mendalam dan lebih kompleks; 2) melakukan proses discover (penemuan), yang

mendorong mereka membangun konsep secara progresif melalui pengalaman langsung

terhadap contoh-contoh yang mereka pelajari; dan 3) mengekplorasi karakteristik dari suatu

konsep dengan mempertimbangkan bagian non-example yang dimungkinkan masih memiliki

karakteristik konsep yang telah di paparkan pada bagian example. Menurut Jumanta

Hamdayama, (2014: 10) kelebihan model pembelajaran Example Non-Example adalah siswa

lebih kritis dalam menganalisis gambar, siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh

gambar dan siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Rahmawati,

Farida Nur (2013) dengan judul Penerapan model Example non-Example untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn di kelas IV SDN Jetis 1 Pace

Nganjuk, skripsi program studi S1 PGSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan

model Example non-Example dapat meningkatkan hasil belajar siwsa pada mata pelajaran

PPKn di SDN Jetis 1 Pace.Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada pra

siklus 59,63 meningkat menjadi 63,13 pada siklus 1 dan siklus II meningkat lagi yaitu

menjadi 82,5.

50

Selanjutnya penelitian Marlay, Albertina (2011). Dengan judul Penerapan Model

Example non-Example Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN

Madyopuro 5 Kota Malang, skripsi, jurusan KSDP Program Studi S-I PGSD. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Madyopuro 5 Kota Malang

mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran Example non-Example. Hal

ini dapat diketahui dari hasil belajar pada pra siklus sebesar 62,66 siklus 1 meningkat

sebebsar sebesar 72,82 dan siklus 2 sebesar 81,73. Nilai rata rata berdasarkan hasil penelitian

ini dan hasil penelitian terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model Example

– non Example dalam pembelajaran PPKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa.