BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun...

60
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 1 Ngadirejo SDN 1 Ngadirejo merupakan lembaga pendidik- an milik pemerintah yang berdiri tahun 1951 yang sebelumnya juga sebagai Sekolah Rakyat pada jaman Belanda menjajah Indonesia, sehingga sampai seka- rang pun telah dikenal banyak masyarakat. SDN 1 Ngadirejo berada pada lokasi yang sangat strategis karena berada di pusat persimpangan 4 kecamatan, yaitu kecamatan Candiroto, kecamatan Wonoboyo, kecamatan Jumo, dan kecamatan Parakan, bahkan di sebelah barat berbatasan dengan Kabu- paten Wonosobo. Hubungan dengan keamanan, SDN 1 Ngadirejo dalam keadaan kondusif. Hal ini terbukti jauh dari kejahatan, hanya yang perlu menjadi per- hatian adalah keamanan siswa terkait penyeberangan jalan karena ramainya lalu lintas kendaraan, sehingga sekolah bekerjasama dengan tukang parkir untuk membantu siswa menyeberang jalan. Keberadaan SDN 1 Ngadirejo ditujukan untuk mewujudkan program pemerintah yaitu “Mencerdas- kan kehidupan bangsa”, sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia 4 dan UU No. 20

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Profil SDN 1 Ngadirejo

SDN 1 Ngadirejo merupakan lembaga pendidik-

an milik pemerintah yang berdiri tahun 1951 yang

sebelumnya juga sebagai Sekolah Rakyat pada jaman

Belanda menjajah Indonesia, sehingga sampai seka-

rang pun telah dikenal banyak masyarakat.

SDN 1 Ngadirejo berada pada lokasi yang sangat

strategis karena berada di pusat persimpangan 4

kecamatan, yaitu kecamatan Candiroto, kecamatan

Wonoboyo, kecamatan Jumo, dan kecamatan Parakan,

bahkan di sebelah barat berbatasan dengan Kabu-

paten Wonosobo. Hubungan dengan keamanan, SDN 1

Ngadirejo dalam keadaan kondusif. Hal ini terbukti

jauh dari kejahatan, hanya yang perlu menjadi per-

hatian adalah keamanan siswa terkait penyeberangan

jalan karena ramainya lalu lintas kendaraan, sehingga

sekolah bekerjasama dengan tukang parkir untuk

membantu siswa menyeberang jalan.

Keberadaan SDN 1 Ngadirejo ditujukan untuk

mewujudkan program pemerintah yaitu “Mencerdas-

kan kehidupan bangsa”, sesuai dengan Pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 alenia 4 dan UU No. 20

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

60

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Oleh

karena itu SDN 1 Ngadirejo secara berkelanjutan

selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dalam

penuntasan Wajib Belajar 9 tahun. Pada tanggal 1 Juli

2008 SDN 1 Ngadirejo ditetapkan sebagai Sekolah

Dasar Standar Nasional setelah Tim menyatakan lulus

verifikasi.

SDN 1 Ngadirejo memiliki visi dan misi yang

tertuang dalam dokumen sekolah sebagai berikut.

1. Visi

Iman dan taqwa, unggul dalam prestasi, santun

dalam perilaku, berwawasan budaya bangsa

serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Misi

1) Memantapkan penghayatan dan pengamalan hidup

beragama sesuai dengan agama dan kepercayaan

masing-masing;

2) Menanamkam nilai-nilai Aqidah dan budi pekerti

luhur dengan maksimal;

3) Mengimplementasikan proses pembelajaran dengan

efektif dan maksimal;

4) Menumbuhkembangkan prestasi siswa yang cakap

dan handal serta mampu bersaing di dunia pen-

didikan maupun lingkungan masyarakat;

5) Menumbuhkembangkan karakter siswa yang dapat

dipercaya (trustworthiness), mempunyai rasa

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

61

hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence),

tanggung jawab (responsibility), berani (courage),

integritas (integrity), peduli (caring), jujur (fairnes),

dan kewarganegaraan (citizenship);

6) Menanamkan nilai-nilai budaya bangsa sesuai

dengan kepribadian bangsa Indonesia;

7) Mendorong siswa untuk memahami dan mengkaji

serta menumbuhkembangkan potensi siswa dengan

berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang

sesuai dengan situasi dan kondisi siswa melalui

proses pembelajaran maupun bimbingan karir.

4.1.1 Data Siswa

Dari tahun ke tahun siswa SDN 1 Ngadirejo

semakin bertambah. Penerimaan siswa baru hanya

mengacu juknis dari dinas pendidikan yaitu hanya

menggunakan kriteria usia, tidak ada seleksi akade-

mik atau lainnya sehingga meskipun jumlah siswa

banyak bukan berarti potensi awal siswa semuanya

bagus.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

62

Tabel 4.1 Jumlah Siswa 4 Tahun Terakhir

No Th Kelas

Ia Ib IIa IIb IIIa IIIb IVa IVb Va Vb VI

1

20

10

/20

11

L 13 14 14 12 15 16 10 10 23 - 15

P 20 15 15 20 15 11 9 18 16 - 17

Jml 33 29 29 32 30 27 19 28 39 - 32

Total L 142 + P 156 = 298

2

2011/2

012

L 22 24 13 9 11 10 14 15 13 - 22

P 24 20 15 20 16 15 17 15 15 - 14

Jml 46 44 28 29 27 25 31 30 38 - 36

Total L 153 + P 181 = 334

3

2012/2

013

L 24 17 21 18 10 12 11 9 25 - 12

P 21 24 23 20 16 16 14 16 24 - 24

Jml 45 41 44 38 26 28 25 25 49 - 36

Total L 159 + P 198 = 357

4

2013/2

014

L 21 18 17 16 19 19 10 14 15 8 20

P 14 17 22 22 19 16 17 16 12 17 24

Jml 35 35 39 38 38 35 27 30 27 25 44

Total L 177 + P 196 = 373

4.1.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4.2

Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDN 1 Ngadirejo

No Jabatan PNS WB

Jml Keterangan L P L P

1 Kepsek 1 - - - 1

2 Guru Kelas 1 5 - 5 11

3 Gr Ag Islam - 1 - - 1

4 Gr Ag Kristen - 1 - - 1

5 Gr Ag Katolik - 1 - - 1

6 Gr Penjasorkes 2 2 - - 4

Semuanya gr pengampu (divinitif di SD lain)

7 Gr PKS Ag Islam - - - 1 1

8 Penjaga 1 - - - 1

Jml 5 10 - 6 21

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

63

Jumlah guru yang mengajar di SDN 1 Ngadirejo

ada 19 orang, ditambah 1 kepala sekolah dan 1

penjaga sekolah. SDN 1 Ngadirejo terdiri dari 11

rombel dengan guru kelas 11 orang, guru agama islam

1 orang, guru PKS agama Islam 1 orang, guru agama

Katholik 1 orang, guru agama Kristen 1 orang, guru

penjaskes 4 orang yang semuanya merupakan guru

pengampu dan devinitif di SD lain. Dari 19 guru

tersebut yang PNS ada 13 orang, yang wiyata bhakti 6

orang.

Tabel 4.3 Kualifikasi Akademik Guru SDN 1 Ngadirejo

No Jabatan PNS WB

Jml S1 D2 S1 D2

1 Guru Kelas 6 - 4 1 11

2 Guru Mapel 6 1 1 - 8

Jumlah 12 1 5 1 19

Guru-guru di SDN 1 Ngadirejo hampir semua

mempunyai ijasah S1, hanya tinggal 2 guru yang

berijasah D2 dan keduanya sekarang dalam proses

mengikuti S1. Dari guru yang PNS maupun guru yang

wiyata bhakti semuanya ada 89% yang sudah

memenuhi kualifikasi pendidikan S1.

4.1.3 Sarana Prasarana

1. Sarana

Dari hasil pengamatan dan telaah dokumen

dapat dijelaskan bahwa SDN 1 Ngadirejo memiliki

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

64

sarana pembelajaran yang masih jauh dari sempurna.

Sarana tersebut meliputi: buku teks pelajaran bebe-

rapa tahun terakhir ini sudah memenuhi jumlah

siswa, alat peraga cukup (seperti peta/atlas, globe,

torso, kit bhs Indonesia, alat peraga IPS dan lain-lain).

Media pembelajaran berbasis TIK masih sangat minim

diantaranya: LCD 1 unit, komputer 3, laptop 3, TV 21

inci 2, VCD I unit, tape recarder 1, sound sistem 3.

Sarana kegiatan ekstrakurikuler sudah ada tetapi

belum lengkap, yaitu: alat drumband I unit, alat

rebana 1 unit, tenda 2, dan alat olah raga yang sudah

ada diantaranya bola sepak 1, matras 2, alat senam

lantai 1 set, alat badminton 1 set, dan alat tenis meja

1 set.

2. Prasarana

Prasarana SDN 1 Ngadirejo sementara ini juga

belum lengkap, diantaranya: ruang kelas kurang satu

ruang, laborat dan kantor pimpinan belum ada, ruang

sirkulasi belum memenuhi ketentuan, tempat ber-

main/olah raga luas dan sarananya kurang, gudang

luasnya belum memenuhi, aula dan mushola belum

ada, bahkan jamban siswa jumlahnya masih sangat

kurang dibandingkan jumlah siswa. Keadaan prasa-

rana lebih jelasnya bisa diamati pada tabel berikut:

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

65

Tabel 4.4 Keadaan Prasarana Pendidikan SDN 1 Ngadirejo

No Jenis Ruang Keadaan Ukuran

(Meter) Jml Ket

Baik Rusak

1 Kelas √ - 7X8 10 Kurang 1

ruang

2 Perpust √ - 7X8 1

3 Laborat - - - - Belum ada

4 Kantor

Pimpinan - - - - Belum ada

5 Kantor Guru √ - 7X8 1 Luas belum memenuhi

6 Mushola - - - - Belum ada

7 Aula / ruang serba guna

- - - - Belum ada

8 UKS √ - 3X6 1

9 Koperasi √ - 2X3 1

10 Jamban Siswa

√ - 1X2 2 Jml sangat

kurang

11 Jamban Guru √ - 1X2 2

12 Gudang √ - 2X3 1 Luas

kurang

13 Sirkulasi √ - 2X8 1 Luas belum memenuhi

14 Tempat bermain/

berolahraga √ - 10X51

Luas dan sarana belum

memenuhi

15 Tempat Parkir √ - 2,8X7,5 1

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Wawancara, Observasi, dan Studi

Dokumen

Pada bagian ini disajikan hasil wawancara yang

dilakukan dengan kepala sekolah dan guru SDN 1

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

66

Ngadirejo tentang upaya-upaya yang sudah dilakukan

sekolah dalam rangka peningkatan mutu. Berdasar-

kan hasil wawancara dapat diketahui ada beberapa

upaya yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam

rangka peningkatan mutu seperti tercantum dalam

Tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5

Upaya yang Sudah Dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam Rangka Peningkatan Mutu

NO Upaya dalam

Rangka Peningkatan mutu

Keterangan

1 Merencanakan program yang jelas dan berkelanjutan

1. Merumuskan visi misi yang jelas 2. Menyusun rencana kerja tahunan dan

rencana kerja empat tahunan atau rencana kerja jangka menengah.

3. Mengembangkan kurikulum yang inovatif

2 Meningkatkan mutu akademik dan non akademik

1. Mengefektifkan alokasi waktu pembelajaran. 2. Menerapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) 3. Melaksanakan program perbaikan dan

pengayaan 4. Meningkatkan rata-rata pencapaian KKM 5. Meningkatkan rata-rata nilai UN dan

prosentase kelulusan 6. Meningkatkan peringkat dalam lomba siswa

baik lomba akademik maupun non akademik

3 Memberdayakan dan meningkatkan profesional guru

1. Melibatkan semua guru dalam kegiatan sekolah

2. Mendukung studi lanjut S1 3. Memberdayakan guru dalam kegiatan KKG 4. Mengikutsertakan guru dalam pelatihan-

pelatihan inovatif seperti pelatihan karya ilmiah, workshop tematik dan lain-lain.

4 Memberdayakan potensi peserta didik

1. Memberi tambahan jam pelajaran 2. Memfasilitasi siswa dalam kegiatan

ekstrakurikuler 3. Melaksanakan pendidikan karakter dan

pendidikan kecakapan hidup

5 Kerja sama dengan orangtua dan masyarakat

1. Mengadakan pertemuan rutin setiap awal tahun dan akhir semester

2. Memberdayakan komite dalam program-program sekolah.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

67

Menurut penjelasan dari kepala sekolah, dalam

pelaksanaannya upaya-upaya peningkatan mutu ter-

sebut kadang dilakukan secara simultan karena

antara kegiatan yang satu dengan yang lainnya ada

yang saling terkait dan saling mendukung. Dan dari

upaya-upaya yang sudah dilakukan sekolah ternyata

sudah banyak hasil yang diraih meskipun ada bebe-

rapa yang belum mencapai target yang diharapkan.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

studi dokumen maka peneliti juga dapat mengum-

pulkan data tentang hasil yang sudah dicapai oleh

sekolah atas upaya peningkatan mutu tersebut. Untuk

lebih jelasnya hubungan antara upaya peningkatan

mutu yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dengan

hasil yang telah dicapai dapat dilihat pada tabel 4.6

berikut:

Tabel 4.6 Hubungan Antara Upaya Peningkatan Mutu SDN 1

Ngadirejo dengan Hasil yang dicapai

NO Upaya Peningkatan Mutu

Hasil yang Dicapai

1 Merencanakan program yang jelas dan berkelanjutan

1. Mempunyai visi misi yang jelas 2. Mempunyai program tahunan dan program

jangka menengah 3. Mempunyai kurikulum yang inovatif

2 Meningkatkan mutu akademik dan non akademik

1. Rata-rata pencapaian KKM per kelas 99% tercapai

2. Rata-rata pencapaian UN - Thn 2009 : 8,36 peringkat 1 Kec - Thn 2010 : 8,70 peringkat 2 Kec - Thn 2011 : 8,59 peringkat 1 Kec - Thn 2012 : 8,85 peringkat 1 Kec - Thn 2013 : 8,68 peringkat 1 Kec

Prosentase kelulusan selalu 100% 3. Kejuaraan lomba

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

68

Tahun 2010 Juara 1 kec : olimpiade Mat IPA, LCC Mapel, Dokcil, cipta puisi, menyanyi tunggal, OR Atletik. Juara 3 kec : pidato Juara kab : juara 2 olimpiade Mat, Juara 2 olimpiade IPA, juara 1 cipta puisi Tahun 2011

Juara 1 kec : olimpiade Mat, olimpiade IPA , LCC Mapel, siswa prestasi, cipta puisi Juara 2 kec : OR Atletik, drumband, pramuka Juara 3 kec : pidato, Mapsi, seni lukis. Juara kab : juara 1 olimpiade IPA, juara 3 olimpiade matematika, juara 3 LCC Mapel. Tahun 2012

Juara 1 kec : olimpiade mat, olimpiade IPA , LCC Mapel, siswa prestasi, cipta puisi, lomba gugus. Juara kab : juara 2 olimpiade mat, juara 5 lomba gugus Tahun 2013

Juara kec : juara 2 olimpiade mat, juara 2 LLC Mapel, juara 1 Dokcil, juara 1 cipta puisi, juara 2 Pramuka Juara kab : juara 1 cipta puisi

3 Memberdayakan dan meningkatkan profesional guru

1. 89% guru berijazah S1 2. KKG seminggu sekali 3. Guru bisa menyusun Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) 4. Guru bisa merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran Tematik

4 Memberdayakan potensi peserta didik

1. Les kelas VI seminggu 4 kali, les kelas IV dan V seminggu 2 kali

2. Terlaksana kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan drumband.

3. Terlaksana sebagian program pendidikan karakter

4. Terlaksana pendidikan kecakapan meskipun belum maksimal.

5 Kerja sama dengan orangtua dan masyarakat

1. Rapat pleno setiap awal tahun, rapat wali murid pengambilan raport setiap akhir semester, rapat koordinasi ujian kelas VI dan rapat komite secara insidental.

2. Bantuan dana dari komite: a. Tahun 2008 : perbaikan pagar halaman Rp

7.500.000.- b. Tahun 2009 : membantu pembangunan

ruang kelas IB dan tralis ruang perpustakaan Rp 10.000.000.-

c. Tahun 2010 : pembangunan ruang kelas 1A Rp 41.000.000.-

d. Tahun 2011 : menambah keramik 1 ruang kelas Rp 10.000.000.-

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

69

e. Tahun 2013 : pembangunan joglo dan pintu gerbang Rp 35.000.000.-

Total bantuan komite yang sudah diterima oleh sekolah dari tahun 2008 sampai tahun 2013 sejumlah Rp 103.500.000,-

Sumber : data primer yang diolah

Hasil dari upaya peningkatan mutu yang dila-

kukan SDN 1 Ngadirejo bila kaji/dikaitkan dengan

indikator mutu pendidikan ternyata sangat terkait dan

sangat relevan. Analisa hasil yang dicapai dalam

rangka peningkatan mutu dengan indikator mutu

pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini.

Tabel 4.7

Analisa Hasil yang dicapai dalam Rangka Peningkatan Mutu dengan Indikator

Mutu Pendidikan

NO Indikator mutu pendidikan Hasil yang dicapai

1 Hasil akhir pendidikan 1. Dalam 5 tahun terakhir prosentase kelulusan kelas 6 selalu 100%, ranking 2 kecamatan 1 kali dan ranking 1 kecamatan 4 kali

2 Hasil langsung pendidikan 1. Pencapaian KKM tiap kelas 99% tercapai

2. Mencapai prestasi akademik tingkat kecamatan maupun kabupaten

3 Proses pendidikan 1. Penerapan PAIKEM dalam KBM 2. Program perbaikan pengayaan 3. Pendidikan karakter dan

kecakapan hidup

4 Instrumen input 1. Guru yang bersemangat dan berkomitmen tinggi

2. Kurikulum yang inovatif 3. Dukungan sarana dan prasarana

5 Raw input dan lingkungan 1. Kepedulian orang tua terhadap belajar anak

2. Dukungan komite terhadap dana pendidikan

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

70

4.2.2 Analisis SWOT

Analisis dilakukan peneliti bersama kepala

sekolah, guru dan komite di SDN 1 Ngadirejo dalam

Focus Group Discussion (FGD) selama dua kali

pertemuan yaitu pada tanggal 22 dan 27 Juli 2013,

yang setiap pertemuan berlangsung kurang lebih 2

sampai 3 jam. FGD dilakukan dengan menggunakan

panduan pertanyaan yang disusun berdasarkan hasil

wawancara, observasi, serta hasil studi dokumen.

Dalam pelaksanaan FGD masing-masing peserta

memiliki pendapat yang berbeda-beda sehingga terjadi

brainstorming pada waktu mengidentifikasi faktor-

faktor strategi internal dan faktor-faktor strategi

eksternal. Data dibagi dalam tiga matrik yaitu matrik

IFAS (Internal Factors Analysis Summary), matrik EFAS

(External Factors Analysis Summary) dan matrik SWOT

(Strength, Weaknesses, Opportunities, and Treats).

Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi

faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

bagi peningkatan mutu sekolah di SDN 1 Ngadirejo

dalam tiga aspek yaitu input, proses dan output yang

diuraikan sebagai berikut:

1. Aspek Input

Yang termasuk dalam aspek input berdasarkan

pendekatan terbuka Lewis dan Smith (dalam Tjiptono

& Diana, 2003) adalah meliputi kemampuan dasar

siswa, sumber daya finansial, fasilitas, program dan

jasa pendukung.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

71

Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan

aspek input, serta pemberian skor sampai diperoleh

matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dapat

dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Matrik IFAS Aspek Input

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor

KEKUATAN

1 Minat dan motivasi belajar siswa tinggi 0,21 4 0,84

2 Jumlah buku ajar untuk guru dan siswa cukup

0,19 4 0,76

3 Dana untuk operasional sekolah mencukupi 0,15 4 0,6

4 Kepemimpinan kepala sekolah sudah relevan

0,12 4 0,48

5 Sekolah mempunyai program kerja yang jelas

0,10 4 0,4

6 Kerjasama antar guru bagus 0,08 4 0,32

7 89% guru berpendidikan S1 0,06 5 0,3

8 Lokasi sekolah sangat strategis 0,05 3 0,15

9 Jumlah siswa semakin banyak 0,04 4 0,16

Total Skor 1 4,01

KELEMAHAN

1 Jumlah ruang kelas belum memenuhi jumlah rombel

0,22 4 0,88

2 Jumlah guru yang PNS kurang 0,18 2 0,36

3 Tingkat kemampuan siswa beragam 0,15 2 0,3

4 Fasilitas olah raga dan seni belum memadai 0,11 2 0,22

5 Media pembelajaran berupa media audio visual sangat kurang

0,10 2 0,2

6 Guru OR semuanya guru pengampu dan divinitif di SD lain

0,09 3 0,27

7 Area sekolah kurang hijau dan kebersihan lingkungan sekolah masih kurang

0,07 3 0,21

8 Belum ada ruang serba guna (aula), mushola dan ruang kegiatan ekstra kurikuler

0,05 2 0,1

9 Belum ada tim evaluasi program sekolah 0,03 2 0,06

Total Skor 1 2,6

Total Skor Akhir

(Kekuatan - Kelemahan) 1,41

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

72

Untuk hasil input, kekuatan yang paling berpe-

ngaruh adalah minat dan motivasi belajar siswa yang

tinggi dengan bobot 0,21 dan skor 4. Meskipun jumlah

siswa banyak tetapi kemampuan siswa sangat bera-

gam disebabkan penerimaan siswa baru hanya berda-

sarkan usia, tidak ada seleksi akademik sehingga yang

paling mempengaruhi mutu adalah minat dan motivasi

belajar siswa yang tinggi. Hal itu semakin bagus

dengan ditunjang jumlah buku ajar untuk guru dan

siswa yang cukup, dengan bobot 0,19 dan skor 4.

Dengan motivasi belajar yang tinggi ditunjang buku

yang cukup anak akan lebih maksimal dalam belajar.

Usaha siswa ditunjang juga oleh dana operasional

sekolah yang mencukupi, yang diberi bobot 0,15 dan

skor 4. Dengan dana yang cukup maka sekolah bisa

memberi honor guru-guru wiyata bhakti yang terdiri

dari 6 orang untuk mengatasi jumlah guru PNS yang

kurang dan juga bisa mencukupi kebutuhan operasi-

onal lainnya. Meskipun demikian dana yang ada

belum bisa untuk memenuhi kebutuhan sarana dan

prasarana sekolah, sehingga disamping menunggu

bantuan dari pemerintah juga tetap membutuhkan

bantuan dari komite sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah yang relevan dan

program sekolah yang jelas adalah merupakan

kekuatan bagi sekolah. Dengan kepemimpinan yang

relevan dan adanya program kerja yang jelas maka

sekolah bisa melaksanakan kegiatan dengan lebih

mudah dan lebih terarah. Kekuatan yang lain adalah

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

73

kerjasama antar guru yang bagus dengan bobot 0,08

dan skor 4, serta 89% guru berpendidikan S1 yang

diberi bobot 0,06 dan skor 5, dan Lokasi sekolah yang

sangat strategis dengan bobot 0,05 skor 3. Selain itu

jumlah siswa yang semakin banyak juga mempenga-

ruhi mutu pendidikan yang diberi bobot 0,04 dan skor

4. Memang benar jumlah guru SDN 1 Ngadirejo yang

PNS kurang, tetapi karena kerjasama antar guru

bagus didukung kualifikasi pendidikan guru sebagian

besar S1 maka kegiatan pembelajaran berjalan lancar.

Apalagi ditunjang lokasi sekolah yang sangat strategis

menambah minat orang tua menyekolahkan anaknya

di SDN 1 Ngadirejo semakin tinggi, sehingga jumlah

murid semakin banyak dan otomatis dana pendidikan

dari pemerintah juga semakin banyak.

Dengan kekuatan ini sekolah mempunyai

kesempatan untuk menyiapkan diri dalam usaha

meningkatkan mutu sekolah khususnya mutu input.

Total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan

aspek input adalah 4,01.

Walaupun memiliki beberapa kekuatan yang

diandalkan, sekolah juga memiliki kelemahan-kele-

mahan yang perlu diatasi seperti jumlah ruang kelas

yang belum memenuhi jumlah rombel, yang diberi

bobot 0,22 dan skor 4. Selain itu jumlah guru yang

PNS juga kurang yang diberi bobot 0,18 dan skor 2.

Tingkat kemampuan siswa SDN 1 Ngadirejo juga

sangat beragam disebabkan seleksi siswa baru hanya

berdasarkan usia tidak ada seleksi akademik, yang

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

74

diberi bobot 0,15 dan skor 2. Fasilitas olahraga dan

seni belum memadai dengan bobot 0,11 dan skor 1,

media pembelajaran yang berupa media audio visual

juga sangat kurang dengan bobot 0,1 dan skor 0,2,

bahkan guru olahraga yang terdiri dari 4 orang

semuanya guru pengampu yang definitif di SD lain

dengan bobot 0,09 dan skor 3. Dalam program sekolah

sebenarnya pengembangan sarpras dan penambahan

guru PNS sudah diprogramkan, tetapi pengembangan

sarpras tidak terlepas dari dana sehingga perlu

dilaksanakan secara bertahap sesuai dana yang ada.

Sedangkan masalah kekurangan guru PNS, sekolah

menunggu jatah dari dinas pendidikan dan sementara

sebagai solusinya sekolah menerima beberapa guru

wiyata bhakti yang cukup berpotensi.

Kelemahan yang lain adalah area sekolah

kurang hijau dan kebersihan lingkungan sekolah

masih kurang diberi bobot 0,07 dan skor 3. Area

sekolah yang kurang hijau dan kebersihan lingkungan

sekolah yang masih kurang tentu saja mengurangi

kenyamanan siswa selama aktivitas di luar kelas.

Sekolah juga belum mempunyai ruang serba guna

(aula), mushola dan ruang kegiatan ekstra kurikuler

yang diberi bobot 0,05 dan skor 2. Hal tersebut

menyebabkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

kurang maksimal. Kelemahan yang terakhir adalah

untuk mengevaluasi program sekolah sudah terlaksa-

na atau belum, sekolah juga belum mempunyai tim

evaluasi program sekolah yang diberi bobot 0,03 dan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

75

skor 2. Seandainya sekolah mempunyai tim evaluasi

program sekolah maka sekolah akan mempunyai gam-

baran yang jelas tentang program yang belum terlak-

sana, apa kendalanya, dan bagaimana tindaklanjut-

nya untuk menyusun program yang akan datang.

Total bobot dikalikan skor untuk faktor kele-

mahan adalah 2,6. Total skor akhir kekuatan diku-

rangi kelemahan untuk aspek input adalah 1,41, ber-

arti faktor kekuatan lebih dominan daripada kelemah-

an. Ini berarti sekolah bisa menggunakan kekuatan

yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan-kelemahan

yang muncul.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman

aspek input dapat dilihat pada Tabel 4.9. Selanjutnya

diberi bobot dan skor serta dilakukan perhitungan

skor akhir, dan diperoleh Matriks External Factor

Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

76

Tabel 4.9 Matrik EFAS Aspek Input

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor

PELUANG

1 Kepedulian orang tua terhadap pendidikan bagus

0,35 5 1,75

2 Keberadaan komite cukup bagus 0,25 4 1

3 Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin mudah diakses

0,21 3 0,63

4 Hubungan dengan dinas pendidikan kecamatan sangat dekat

0,19 4 0,76

Total Skor 1 4,14

ANCAMAN

1 Prestasi sekolah lain semakin bersaing 0,35 4 1,4

2 Banyak sekolah lain yang vasilitasnya lebih bagus

0,30 3 0,9

3 Ada pendapat SDSN tidak layak kalau pendidiknya banyak guru wiyata bhakti

0,20 2 0,4

4 Pemanfaatan teknologi untuk hal-hal negative yang mengganggu belajar siswa

0,15 2 0,3

Total Skor 1 3

Total Skor Akhir (Peluang - Ancaman)

1,14

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013

Ada beberapa hal yang menjadi peluang bagi

SDN 1 Ngadirejo dalam peningkatan mutu. Menurut

pihak sekolah peluang yang memiliki bobot paling

tinggi pada aspek input adalah kepedulian orang tua

terhadap pendidikan bagus, yang diberi bobot 0,35

dan skor 5. Selain itu keberadaan komite cukup

bagus, dengan bobot 0,25 dan skor 4. Faktor tersebut

diberi bobot tinggi karena sangat penting untuk

mendukung kemajuan belajar siswa dan kemajuan

sekolah. Sedangkan skor diberi angka tinggi karena

kepedulian orang tua dan keberadaan komite yang

bagus memberikan pengaruh besar pada peningkatan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

77

mutu sekolah. Peluang berikutnya adalah perkem-

bangan teknologi komunikasi dan informasi semakin

mudah diakses, yang diberi bobot 0,21 dan skor 3.

Jika guru dapat menangkap peluang ini dengan baik

guru akan berkembang optimal. Peluang yang terakhir

adalah hubungan dengan dinas pendidikan kecamatan

yang sangat dekat dengan bobot 0,19 dan skor 4. Hal

tersebut memudahkan koordinasi sehingga tidak

pernah ada miskomunikasi terkait dengan informasi

dinas. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor

peluang adalah 4,14.

Di samping mempunyai peluang yang tinggi

sekolah juga menemui beberapa ancaman pada aspek

input antara lain prestasi sekolah lain yang semakin

bersaing, dengan bobot 0,35 dan skor 4. Banyak juga

sekolah lain yang fasilitasnya lebih bagus, yang diberi

bobot 0,30 dan skor 3, bahkan ada pendapat bahwa

SDSN tidak layak kalau pendidiknya banyak guru

wiyata bhakti, yang diberi bobot 0,20 dan skor 2.

Kalau SDN 1 Ngadirejo tidak memperhatikan hal ini

dengan serius maka bisa saja pada waktu selanjutnya

SDN 1 Ngadirejo tertinggal dengan SD yang lain.

Termasuk juga pemanfaatan teknologi untuk hal-hal

negatif yang bisa mengganggu belajar siswa, seperti HP

yang bisa mengakses gambar porno dan lain-lain,

diberi bobot 0,15 dan skor 2. Hal tersebut kalau tidak

segera ditangani bisa menyebabkan turunnya prestasi

belajar siswa dan otomatis mutu sekolah juga pasti

akan menurun.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

78

Total skor untuk faktor ancaman bobot dikali-

kan skor adalah 3. Total skor akhir faktor peluang

dikurangi faktor ancaman untuk aspek input adalah

1,14, berarti faktor peluang lebih dominan daripada

faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan

peluang yang ada untuk meminimalkan ancaman yang

datang.

2. Aspek Proses

Komponen proses meliputi kemampuan guru,

desain pembelajaran, metode pembelajaran, fasilitas

belajar, kurikulum, media, dan evaluasi. Hasil analisis

faktor kekuatan dan faktor kelemahan untuk aspek

proses sampai diperoleh Matrik Internal Factors

Analysis Summary (IFAS) dapat dilihat pada Tabel 4.10

berikut:

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

79

Tabel 4.10 Matrik IFAS Aspek Proses

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor

KEKUATAN

1 Memiliki kurikulum yang inovatif 0,25 5 1,25

2 Diterapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)

0,20 4 0,8

3 Guru menentukan KKM setiap mata pelajaran dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

0,18 4 0,72

4 Tenaga pengajar banyak yang menguasai TIK

0,15 4 0,6

5 Ada jam pelajaran tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI.

0,12 3 0,36

6 Mempunyai konsep pendidikan yang beriman, berkarakter dan akademis sesuai visi misi sekolah

0,10 3 0,3

Total Skor 1 4,03

KELEMAHAN

1 Belum semua kegiatan berjalan sesuai kurikulum

0,25 2 0,5

2 Masih ada guru yang mengajar secara konvensional

0,20 2 0,4

3 Belum ada lab komputer sebagai penunjang proses KBM

0,16 2 0,32

4 Kegiatan siswa yang bersifat keagamaan belum maksimal

0,15 3 0,45

5 Supervisi dan pembinaan dari kepala sekolah belum maksimal

0,14 2 0,28

6 Kerjasama dengan tenaga pengajar/pelatih dari luar sekolah untuk kegiatan ekstrakurikuler masih kurang

0,10 3 0,3

Total Skor 1 2,25

Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan)

1,78

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013

Faktor kekuatan yang paling berpengaruh pada

aspek proses yaitu sekolah memiliki kurikulum yang

inovatif dengan bobot 0,25 dan skor 5. Kalau semua

kegiatan dilaksanakan sesuai kurikulum tentu mutu

pendidikan SDN 1 Ngadirejo akan sangat bagus. Hal

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

80

itu ditunjang dengan penerapan Pembelajaran Aktif,

Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)

dengan bobot 0,20 dan skor 4 sehingga pembelajaran

lebih bermakna bagi siswa. Kekuatan yang lain adalah

guru menentukan KKM setiap mata pelajaran dan

melaksanakan program perbaikan dan pengayaan,

yang diberi bobot 0,18 dan skor 4. Hal tersebut untuk

mendorong siswa semakin berpacu dalam meraih

prestasi baik saat ulangan harian maupun ulangan

semester. Ditunjang lagi dengan banyaknya tenaga

pengajar yang menguasai TIK, dengan bobot 0,15 dan

skor 4. Seandainya sekolah mempunyai lab komputer

dengan adanya guru-guru yang menguasai TIK pasti

sangat menunjang proses KBM. Kekuatan lain yang

juga mempengaruhi mutu adalah adanya jam pelajar-

an tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI yang diberi

bobot 0,12 dan skor 3. Di samping les sangat berguna

meningkatkan prestasi siswa di kelas masing-masing,

juga berpengaruh dalam peningkatan hasil UN karena

materi UN terdiri dari materi kelas IV, V dan VI

sehingga kematangan materi di kelas bawahnya akan

mendukung prestasi UN.

Kekuatan terakhir yaitu sekolah mempunyai

konsep pendidikan yang beriman, berkarakter dan

akademis sesuai yang tertuang dalam visi misi

sekolah, dengan bobot 0,10 dan skor 3. Kalau guru

memahami konsep pendidikan tersebut dan melaksa-

nakan semua kegiatan sesuai visi misi sekolah maka

mutu pendidikan di SDN 1 Ngadirejo akan maksimal.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

81

Total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan

adalah 4,03.

Adapun beberapa kelemahan yang dimiliki

sekolah dalam aspek proses adalah belum semua

kegiatan berjalan sesuai kurikulum yang diberi bobot

0,25 dan skor 2. Meskipun kurikulumnya inovatif

sesuai kebutuhan siswa dan perkembangan IPTEK,

tetapi kalau tidak dilaksanakan secara maksimal

hasilnya tetap saja tidak ada peningkatan. selain itu

masih ada guru yang mengajar secara konvensional

yang diberi bobot 0,20 dan skor 2. Sekolah juga belum

mempunyai lab komputer sebagai penunjang KBM

dengan bobot 0,16 dan skor 2, termasuk kegiatan

siswa yang bersifat keagamaan belum dilaksanakan

secara maksimal dengan bobot 0,15 dan skor 3.

Supervisi dan pembinaan dari kepala sekolah juga

belum maksimal yang diberi bobot 0,14 dan skor 2.

Dengan kurang maksimalnya supervisi dan pembina-

an dari kepala sekolah maka hal-hal yang menjadi

kekurangan dan kesalahan guru ketika mengajar tidak

segera diperbaiki dan guru cenderung mengelola kelas

dengan apa adanya tidak kreatif. Kelemahan yang

terakhir adalah kerjasama dengan tenaga pengajar/

pelatih dari luar sekolah untuk kegiatan ekstra

kurikuler masih kurang yang diberi bobot 0,10 dan

skor 3. Hal itu menyebabkan potensi siswa tidak

berkembang secara maksimal.

Total bobot dikalikan skor untuk faktor kele-

mahan yaitu 2,25. Sedangkan total skor akhir faktor

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

82

kekuatan dikurangi faktor kelemahan adalah 1,78.

Dari kedua faktor yang mempengaruhi aspek proses

SDN 1 Ngadirejo tersebut ternyata faktor kekuatan

menjadi faktor yang lebih dominan dibandingkan

faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang ada

bisa diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang

lebih dominan.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman

aspek proses dapat dilihat pada Matrik External

Factors Analysis Summary (EFAS) pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Matrik EFAS Aspek proses

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor

PELUANG

1 Kesadaran wali murid menyumbang dana belajar cukup besar

0,38 4 1,52

2 Semakin banyak media pembelajaran yang bisa diakses

0,25 3 0,75

3 Ada pelatihan-pelatihan guru satu gugus yang menunjang PBM

0,22 3 0,66

4 Kebutuhan orang tua terhadap kegiatan keagamaan anak sangat tinggi

0,15 4 0,6

Total Skor 1 3,53

ANCAMAN

1 Semakin tinggi persaingan positif antar sekolah

0,31 2 0,62

2 Banyak muncul les di luar sekolah sehingga ada siswa yang tidak serius les di sekolah

0,26 1 0,26

3 Munculnya sekolah favorit lain yang mempunyai kelebihan di bidang keagamaan

0,23 3 0,69

4 Masyarakat semakin kritis menilai kualitas guru

0,20 2 0,6

Total Skor 1 2,17

Total Skor Akhir (Peluang – Ancaman)

1,36

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

83

Untuk aspek peluang kesadaran wali murid

menyumbang dana belajar cukup besar dengan bobot

0,38 dan skor 4. Hal tersebut sangat penting untuk

pengembangan sarana dan prasarana sekolah yang

menunjang kemajuan pendidikan. Di samping itu

semakin banyak media pembelajaran yang bisa

diakses yang diberi bobot 0,25 dan skor 3, sehingga

guru bisa mencari sumber belajar baik berupa materi

pokok, materi pengayaan maupun materi-materi

untuk penugasan siswa. Ada pelatihan-pelatihan guru

satu gugus yang menunjang PBM dengan bobot 0,22

dan skor 3. Dengan adanya pelatihan-pelatihan terse-

but diharapkan guru dapat meningkatkan kemampu-

an mengajarnya yang berimbas pada peningkatan

hasil belajar siswa. Peluang aspek proses yang lain

adalah kebutuhan orang tua terhadap kegiatan

keagamaan anak sangat tinggi dengan bobot 0,15 dan

skor 4. Meskipun SDN 1 Ngadirejo bukan merupakan

sekolah dari yayasan keagamaan, tetapi orang tua

berharap anaknya tidak hanya memiliki ilmu pengeta-

huan saja tetapi juga memiliki moral agama yang

tinggi. Kalau sekolah bisa memfasilitasi keinginan

orang tua tersebut hasilnya sekolah akan semakin

bermutu. Total bobot dikalikan skor untuk faktor

peluang adalah 3,53.

Untuk faktor ancaman yang mempunyai bobot

paling tinggi adalah semakin tingginya persaingan

positif antar sekolah dengan bobot 0,31 dan skor 2.

Hal tersebut ditandai sekolah lain baik negeri maupun

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

84

swasta bersaing dalam meraih prestasi baik prestasi

akademik dan non akademik. Faktor ancaman beri-

kutnya adalah banyak muncul les di luar sekolah

sehingga ada siswa yang tidak serius les di sekolah

yang diberi bobot 0,26 dan skor 1. Bagaimana pun

guru kelas pasti lebih paham dengan karakteristik

siswanya dibandingkan dengan guru yang lain,

bahkan guru kelas juga sangat paham dengan materi

pelajaran yang kurang dikuasai siswa sehingga les di

sekolah sangat diperlukan utamanya untuk memper-

dalam materi yang dianggap sulit oleh siswa.

Kadang les yang bermunculan di luar sekolah

cenderung mengarah ke komersial bukan ke kualitas,

sehingga kalau ada siswa yang mengandalkan les di

luar sekolah dan tidak serius les di sekolah prestasi-

nya bisa tertinggal dibanding siswa yang lain. Bahkan

ancaman yang lain adalah munculnya sekolah favorit

yang mempunyai kelebihan dibidang keagamaan diberi

bobot 0,23 dan skor 3. Kalau SDN 1 Ngadirejo tidak

berlomba dalam bidang tersebut bisa jadi suatu saat

siswanya berkurang. Di samping itu masyarakat juga

semakin kritis menilai kualitas guru diberi bobot 0,20

dan skor 2. Hal tersebut harus menjadi kewaspadaan

sekolah agar senantiasa menjaga dan meningkatkan

kualitas guru. Total bobot dikalikan skor untuk faktor

ancaman adalah 2,17 sehingga total skor akhir faktor

peluang dikurangi faktor ancaman adalah 1,36.

Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut

diketahui bahwa SDN 1 Ngadirejo mempunyai banyak

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

85

peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada

beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek

proses yang perlu mendapat perhatian, tetapi faktor

peluang masih lebih dominan.

3. Aspek Output

Komponen output meliputi prestasi siswa dan

pasca kelulusan. Hasil analisis faktor kekuatan dan

kelemahan aspek output yang diperoleh melalui FGD

dapat dilihat pada Tabel 4.12 di bawah ini. Tahap se-

lanjutnya diberi bobot dan penilaian, serta dilakukan

perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matrik Internal

Factors Analysis Summary (IFAS) sebagai berikut:

Tabel 4.12

Matrik IFAS Aspek Output

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor

KEKUATAN

1 Nilai rata-rata UN tinggi 0,30 5 1,5

2 Prosentase kelulusan tinggi 0,30 4 1,2

3 Lulusan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik

0,25 4 1

4 Semua lulusan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan banyak diterima di sekolah favorit

0,15 4 0,6

Total Skor 1 4,3

KELEMAHAN

1 Prestasi lulusan dalam bidang non akademik belum maksimal

0,4 2 0,8

2 Lulusan kurang mempunyai karakter yang kuat terkait bidang kerokhanian

0,3 2 0,6

3 Output yang dihasilkan kurang kompeten dalam pendidikan kecakapan hidup

0,2 2 0,4

4 Belum ada jaringan alumni 0,1 1 0,1

Total Skor 1 1,9

Total Skor Akhir (Kekuatan – Kelemahan)

2,4

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

86

Untuk aspek output, kekuatan berasal dari nilai

rata-rata UN yang tinggi yang diberi bobot 0,3 dan

skor 5, juga prosentase kelulusan yang tinggi dengan

bobot 0,3 dan skor 4. Di samping itu kelulusan

berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik

dengan bobot 0,25 dan skor 4. Prestasi tersebut dapat

menjadi daya tarik sekolah, karena orang tua cende-

rung tertarik menyekolahkan putra-putrinya ke seko-

lah yang berprestasi. Bahkan semua lulusan melanjut-

kan ke jenjang yang lebih tinggi dan banyak diterima

di sekolah favorit yang diberi bobot 0,15 dan skor 4.

Itu disebabkan karena rata-rata perolehan nilai UN

tinggi sehingga bisa bersaing dengan siswa yang

berasal dari sekolah lain. Total akhir bobot dikalikan

skor adalah 4,3.

Selain kekuatan, sekolah juga mempunyai

kelemahan dalam aspek output. Faktor kelemahan

yang mempunyai bobot paling tinggi adalah prestasi

lulusan dalam bidang non akademik belum maksimal

dengan bobot 0,4 dan skor 2. Hal tersebut disebabkan

karena pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler belum

maksimal. Kelemahan yang lain adalah lulusan

kurang mempunyai karakter yang kuat terkait bidang

kerokhanian yang diberi bobot 0,3 dan skor 2. Salah

satu penyebabnya adalah sarana dan prasarana untuk

kegiatan keagamaan belum memadai yaitu belum

mempunyai mushola untuk tempat kegiatan agama

Islam, begitu juga sarana prasarana untuk kegiatan

agama lain. Kelemahan berikutnya adalah output yang

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

87

dihasilkan kurang kompeten dalam pendidikan keca-

kapan hidup diberi bobot 0,2 dan skor 2.

Pendidikan kecakapan hidup yang diprogramkan

oleh sekolah adalah pendidikan TIK, tetapi pelaksana-

annya terkendala oleh kurangnya fasilitas komputer

untuk pembelajaran siswa. Sekolah baru mempunyai

3 unit komputer dan 3 laptop sehingga belum

mencukupi. Kelemahan yang terakhir adalah sekolah

belum mempunyai jaringan alumni dengan bobot 0,1

dan skor 1. Jaringan alumni sangat dibutuhkan oleh

sekolah untuk diberdayakan dalam kegiatan-kegiatan

sekolah, jika sudah ada jaringan alumni maka

berbagai keperluan lulusan maupun kegiatan sekolah

dapat dikomunikasikan.

Total bobot dikalikan skor untuk faktor kele-

mahan pada aspek output adalah 1,9 sehingga total

skor akhir IFAS pada aspek output adalah 2,4. Dari

kedua faktor yang mempengaruhi output SDN 1

Ngadirejo tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi

faktor yang lebih dominan daripada faktor kelemahan.

Kelemahan-kelemahan yang ada bisa diatasi dengan

mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman

aspek output dapat dilihat pada Tabel 4.13. Selanjut-

nya faktor-faktor tersebut diberi bobot dan skor, serta

dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh

Matrik Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS).

Sebagai berikut:

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

88

Tabel 4.13 EFAS Aspek Output

No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor

PELUANG

1 Hasil UN dapat dijadikan pertimbangan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

0,30 4 1,2

2 Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah semakin bagus

0,25 4 1

3

Harapan orang tua agar lulusan tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik tetapi juga maksimal dalam bidang non akademik (ekstrakurikuler)

0,18 4 0,72

4 Harapan orang tua agar lulusan menjadi generasi yang cerdas, agamis dan siap menghadapi tantangan masa depan

0,15 4 0,6

5 Mempunyai peluang yang bagus untuk menjalin kerjasama dengan alumni.

0,12 3 0,36

Total Skor 1 3,88

ANCAMAN

1 Kekhawatiran orang tua bahwa kemung-kinan lulusan hanya bagus dalam kom-petensi duniawi

0,30 3 0,9

2 Semakin meningkatnya saran kualitas lulusan dari stakeholder

0,25 2 0,5

3 Semakin kompleksnya tuntutan masya-rakat terhadap mutu sekolah

0,20 2 0,4

4 Orang tua melihat keberhasilan anak dari sisi hasil/nilai, bukan proses

0,15 2 0,3

5 Kemampuan lulusan untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi

0,10 1 0,1

Total Skor 1 2,2

Total Skor Akhir (Peluang – Ancaman)

1,68

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013

Salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan

sekolah adalah hasil UN dapat dijadikan pertimbangan

untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yang

diberi bobot 0,30 dan skor 4. Dengan hasil UN yang

tinggi maka kepercayaan masyarakat terhadap sekolah

semakin bagus diberi bobot 0,25 dan skor 4. Di

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

89

samping itu orang tua juga menaruh harapan agar

lulusan tidak hanya berprestasi dalam akademik

tetapi juga maksimal dalam bidang non akademik

(ekstra kurikuler) dengan bobot 0,18 dan skor 4.

Harapan orang tua yang lain adalah agar lulusan

menjadi generasi yang cerdas, iman dan taqwa yang

diberi bobot 0,15 dan skor 4. Terakhir sekolah juga

mempunyai peluang yang sangat bagus untuk men-

jalin kerjasama dengan alumni yang diberi bobot 0,12

dan skor 3. Total akhir bobot dikalikan skor untuk

faktor peluang aspek output adalah 3,88.

Untuk faktor ancaman yang paling berpengaruh

adalah kekhawatiran orang tua bahwa kemungkinan

lulusan hanya bagus dalam kompetensi duniawi yang

diberi bobot 0,30 dan skor 3. Di samping itu semakin

meningkatnya saran kualitas lulusan dari stakeholder

dengan bobot 0,25 dan skor 2. Termasuk juga semakin

kompleksnya tuntutan masyarakat terhadap mutu

sekolah yang diberi bobot 0,20 dan skor 2. Ada juga

orang tua yang melihat keberhasilan anak hanya dari

sisi hasil/nilai bukan proses dengan bobot 0,15 dan

skor 2. Ancaman yang terakhir adalah kemampuan

lulusan untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi

dengan bobot 0,10 dan skor 1. Total bobot dikali skor

untuk faktor ancaman adalah 2,2 maka total akhir

faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 1,68.

Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut

diketahui bahwa SDN 1 Ngadirejo mempunyai banyak

peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

90

beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek

output yang perlu mendapat perhatian, tetapi sekolah

bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk menga-

tasi ancaman-ancaman yang muncul.

4.2.3 Rencana Strategis

1. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah

Aspek Input

Tabel 4.14

Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Input

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan (S)

4,01 Peluang

(O) 4,14

Kelemahan (W)

2,6 Ancaman

(T) 3

Total (S-W) 1,41 Total (O-T) 1,14

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal

dan eksternal untuk aspek input di SDN 1 Ngadirejo

diperoleh hasil skor akhir IFAS (kekuatan – kelemah-

an) adalah 1,41 sedangkan skor akhir EFAS (peluang –

ancaman) adalah 1,14. Hasil analisis ini menunjukkan

bahwa strategi berada di kuadran SO (strength –

opportunity) yang mendukung strategi agresif, menggu-

nakan kekuatan dari lingkungan internal sekolah dan

meraih peluang yang ada pada lingkungan eksternal

untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya pada

aspek input (Umar, 2002). Hasil analisis tersebut

digambarkan pada Gambar 4.1 berikut:

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

91

Gambar 4.1

Matrik SWOT untuk Aspek Input

1

3

-1

4

2

1

-4

-3

-2

2 3 4

(1,41; 1,14)

Kekuatan Kelemahan

Ancaman

Kuadran SO

Strategi Agresif

Memanfaatkan kekuatan

untuk menangkap peluang

yang ada

Peluang

-1 -2 -3 -4

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

92

Eksternal Faktor

Internal Faktor

Peluang

Kepedulia

n o

rang t

ua

terh

ad

ap

pe

nd

idik

an

bagus

Kebera

daan k

om

ite

cukup

ba

gus

Perk

em

ba

ng

an

te

kn

olo

gi

kom

un

ikasi d

an

info

rma

si sem

akin

mudah

dia

kse

s

Hubun

ga

n d

en

ga

n d

inas

pendid

ikan k

ecam

ata

n

sanga

t d

eka

t

Kekuatan 1. Mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan.

2. Mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar melalui program 7K (Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan, Keamanan, Keamanan, dan Kekeluargaan).

3. Memberdayakan guru dalam pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja.

4. Mengembangkan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar

5. Membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi siswa.

6. Dibentuk Tim Evaluasi program sekolah

Minat dan motivasi belajar siswa tinggi

Jumlah buku ajar untuk guru dan siswa cukup

Dana untuk operasional sekolah mencukupi

Kepemimpinan kepala sekolah sudah relevan

Sekolah mempunyai program kerja yang jelas

Kerjasama antar guru bagus

90% guru berpendidikan S1

Lokasi sekolah sangat strategis

Jumlah siswa semakin banyak

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka

rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya

peningkatan mutu sekolah untuk aspek input di SDN

1 Ngadirejo adalah: (1) Mengembangkan sarana dan

prasarana pendidikan; (2) Mengembangkan lingkung-

an sekolah menuju komunitas belajar melalui program

7K (Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan,

Keamanan, Keamanan, dan Kekeluargaan); (3) Mem-

berdayakan guru dalam pelatihan-pelatihan yang

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

93

dapat meningkatkan kinerja; (4) Mengembangkan

fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar;

(5) Membentuk klub-klub prestasi untuk mengem-

bangkan potensi siswa; (6) Dibentuk Tim Evaluasi

program sekolah.

2. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah

Aspek Proses

Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuat-

an, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk aspek

proses kemudian diberi bobot dan skor maka hasil

perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.15

Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Proses

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan

(S) 4,03

Peluang

(O) 3,53

Kelemahan

(W) 2,25

Ancaman

(T) 1,97

Total (S-W) 1,78 Total (O-T) 1,56

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal

(IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek

proses di SDN 1 Ngadirejo diperoleh hasil skor akhir

IFAS aspek proses (kekuatan – kelemahan) adalah

1,78. Sedangkan skor akhir EFAS aspek proses

(peluang – ancaman) adalah 1,56. Hasil analisis ini

menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

94

(strength – opportunity) yang mendukung strategi

agresif, memanfaatkan kekuatan yang ada untuk

menangkap peluang yang ada dari luar. Hasil analisis

tersebut pada Gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2. Matrik SWOT untuk Aspek Proses

-1 -2 -3 -4

1

3

-1

4

2

1

-4

-3

-2

2 3 4

(1,78; 1,56)

Kekuatan Kelemahan

Ancaman

Kuadran SO

Strategi Agresif Memanfaatkan kekuatan

untuk menangkap

peluang yang ada

Peluang

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

95

Eksternal Faktor

Internal Faktor

Peluang

Kesadara

n w

ali

mu

rid

menyum

bang d

an

a b

ela

jar

cuku

p

besar

Sem

akin

banyak m

ed

ia

pem

bela

jara

n y

an

g b

isa d

iakse

s

Ada p

ela

tihan

-pe

latih

an g

uru

sa

tu

gugus y

ang m

en

un

jan

g P

BM

Kebutu

han o

ran

g tu

a te

rha

da

p

kegia

tan k

eaga

ma

an a

na

k s

an

ga

t

tinggi

Kekuatan 1. Memberdayakan guru untuk menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar

2. Mengintensifkan kegiatan keagamaan untuk membentuk siswa yang iman dan taqwa

3. Meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau pelatih dari luar sekolah untuk mendukung kegiatan ekstra kurikuler

4. Mengintensifkan kegiatan supervisi dan monitoring oleh kepala sekolah

5. Mengefektifkan kegiatan KKG untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui guru dalam PBM

Memiliki kurikulum yang inovatif

Diterapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)

Guru menentukan KKM setiap mata pelajaran dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

Tenaga pengajar banyak yang menguasai TIK

Ada jam pelajaran tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI.

Mempunyai konsep pendidikan yang beriman, berkarakter dan akademis sesuai visi misi sekolah

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut,

maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai

upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek proses

di SDN 1 Ngadirejo adalah: (1) Memberdayakan guru

untuk menggunakan teknologi informasi dalam proses

belajar mengajar; (2) Mengintensifkan kegiatan keaga-

maan untuk membentuk siswa yang iman dan taqwa;

(3) Meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau

pelatih dari luar sekolah untuk mendukung kegiatan

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

96

ekstra kurikuler; (4 Mengintensifkan kegiatan super-

visi dan monitoring oleh kepala sekolah); (5) Meng-

efektifkan kegiatan KKG untuk memecahkan masalah-

masalah yang ditemui guru dalam PBM.

3. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah

Aspek Output

Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuat-

an, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk faktor

output kemudian diberi bobot dan skor maka hasil

perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.16

Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Output

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan

(S) 4,3

Peluang

(O) 3,88

Kelemahan

(W) 1,9

Ancaman

(T) 2,2

Total (S-W) 2,4 Total (O-T) 1,68

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal

(IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek

output di SDN 1 Ngadirejo diperoleh hasil skor akhir

IFAS aspek output (kekuatan – kelemahan) adalah 2,4.

Sedangkan skor akhir EFAS aspek output (peluang –

ancaman) adalah 1, 68. Hasil analisis ini menunjuk-

kan bahwa strategi berada di kuadran SO (strength –

opportunity) yang mendukung strategi agresif, meman-

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

97

faatkan peluang yang ada dari luar untuk mengatasi

ancaman yang muncul dari lingkungan eksternal

sekolah pada aspek output. Hasil analisis tersebut

dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3 Matrik SWOT untuk Aspek Output

-1 -2 -3 -4

1

3

-1

4

2

1

-4

-3

-2

2 3 4

(2,4; 1,68)

Kekuatan Kelemahan

Ancaman

Kuadran SO

Strategi Agresif Memanfaatkan kekuatan

untuk menangkap

peluang yang ada

Peluang

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

98

Eksternal Faktor

Internal Faktor

Peluang

Hasil

UN

dapat dija

dik

an p

ert

imb

an

ga

n u

ntu

k

mela

nju

tkan k

e jenja

ng y

ang le

bih

tin

gg

i

Keperc

ayaan m

asyara

kat te

rha

da

p s

eko

lah

sem

akin

bagus

Hara

pan o

rang tua a

gar

lulu

sa

n t

ida

k h

an

ya

berp

resta

si dala

m b

idan

g a

kad

em

ik te

tap

i ju

ga

maksim

al dala

m b

idang n

on a

ka

de

mik

(ekstr

akurikule

r)

Hara

pan o

rang tua a

gar

lulu

sa

n m

en

jad

i

genera

si yang c

erd

as, agam

is d

an s

iap

menghadapi ta

nta

ngan m

asa d

ep

an

Mem

punyai pelu

ang y

ang b

agus u

ntu

k m

en

jalin

kerjasam

a d

engan a

lum

ni

Kekuatan 1. Membangun image positif sekolah melalui output yang dihasilkan

2. Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik maupun non akademik

3. Meningkatkan pelaksanaan pendidikan karakter 4. Meningkatkan pelaksanaan pendidikan

kecakapan hidup sesuai yang tertuang dalam kurikulum

5. Membentuk jaringan alumni untuk diberdayakan dalam kegiatan sekolah

Prosentase kelulusan tinggi

Nilai rata-rata UN tinggi

Lulusan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik

Semua lulusan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan banyak diterima di sekolah favorit

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka

rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya

peningkatan mutu sekolah untuk aspek output di SDN

1 Ngadirejo adalah: (1) Membangun image positif

sekolah melalui output yang dihasilkan; (2) Meningkat-

kan prestasi siswa dalam bidang akademik maupun

non akademik; (3) Meningkatkan pelaksanaan pendi-

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

99

dikan karakter; (4) Meningkatkan pelaksanaan pendi-

dikan kecakapan hidup sesuai yang tertuang dalam

kurikulum; (5) Membentuk jaringan alumni untuk

diberdayakan dalam kegiatan sekolah.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Hasil Wawancara, Observasi, dan Studi

Dokumen

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

studi dokumen diperoleh data tentang upaya-upaya

yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam rangka

peningkatan mutu antara lain:

1. Merencanakan Program yang Jelas dan Berke-

lanjutan

SDN 1 Ngadirejo mempunyai visi, misi dan

tujuan sekolah yang jelas menuju tercapainya pening-

katan mutu pendidikan. Kepala sekolah bersama

dengan dewan guru dan komite sekolah menyusun

Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang terdiri dari Rencana

Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja

Tahunan (RKT). Rencana Kerja Jangka Menengah

(RKJM) tersebut disusun yang mengacu pada visi,

misi, dan tujuan sekolah. Satu perangkat RKJM

dijabarkan dalam empat Rencana Kerja Tahunan

(RKT), kemudian RKT dikembangkan dalam bentuk

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

100

Terkait dengan rencana kegiatan pembelajaran

selama satu tahun, sekolah menyusun kurikulum

yang inovatif berdasarkan kemajuan IPTEK serta

dikembangkan secara sistematis sejalan dengan

tujuan yang akan dicapai. Dalam setiap penyusunan

program, sekolah sudah melibatkan semua

stakeholder tetapi untuk mengevaluasi pelaksanaan

program tersebut sekolah belum mempunyai tim

evaluasi program sekolah.

2. Meningkatkan Mutu Akademik dan Non

Akademik

Dalam rangka meningkatan mutu akademik

dan non akademik maka sekolah berusaha melaksa-

nakan pembelajaran secara maksimal dengan meng-

efektifkan alokasi waktu yang ada. Dalam KBM guru

berusaha menerapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) meski-

pun satu dua guru masih ada yang mengajar secara

konfensional. Disamping itu semua guru dituntut

untuk melaksanakan program perbaikan dan penga-

yaan sehingga secara otomatis berimbas pada pening-

katan rata-rata pencapaian KKM yaitu pencapaian

KKM tiap kelas 99% tercapai.

Karena peningkatan mutu pendidikan tidak

terlepas dari peningkatan nilai UN dan prosentase

kelulusan maka SDN 1 Ngadirejo melaksanakan kiat-

kiat peningkatan mutu UN antara lain dengan cara:

semua guru kompak mulai kelas I menanamkan

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

101

konsep materi pelajaran dengan baik, dibentuk tim

sukses UN yang membantu memecahkan materi yang

sulit dan belum dapat dipecahkan oleh guru kelas VI,

les untuk kelas IV-VI mulai semester 1, kreatif

membuat bank soal sesuai kisi-kisi UN dan tukar soal-

soal try out antar kecamatan maupun kabupaten, doa

bersama/mujahadah, dan pemberian reward setiap

akhir tahun kepada guru kelas VI. Dari kiat-kiat

tersebut ternyata prestasi UN dari tahun ke tahun

semakin meningkat.

Selain itu sekolah juga meningkatkan prestasi

siswa dalam lomba akademik maupun non akademik

yaitu dengan cara memberdayakan semua guru dalam

kegiatan mendidik dan melatih siswa. Hasilnya bebe-

rapa tahun terakhir ini banyak memperoleh kejuaraan

di tingkat kecamatan maupun kabupaten meskipun

belum semuanya maksimal sesuai yang diharapkan.

3. Memberdayakan dan Meningkatkan Profesional

Guru

Sekolah berusaha memberdayakan semua guru

dalam kegiatan sekolah agar potensi dan kemampu-

annya berkembang mendukung kegiatan pembelajaran

yang bermutu. Sekolah juga sangat mendukung guru-

guru untuk ikut studi lanjut S1 sehingga dari 19 guru

tinggal 2 guru yang masih berijazah D2 dan keduanya

sekarang dalam proses mengikuti S1. Dengan demi-

kian meskipun gurunya banyak yang wiyata bhakti

tetapi dengan latar belakang pendidikan yang mema-

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

102

dai diharapkan layanan pendidikan tetap berkualitas.

Di samping itu guru juga diberdayakan dalam kegiatan

KKG agar segala permasalahan yang ditemui selama

KBM baik itu masalah materi pelajaran, pengelolaan

siswa atau masalah lainnya dapat dipecahkan

bersama dalam forum KKG.

Guru-guru SDN 1 Ngadirejo diberi kesempatan

untuk ikut pelatihan-pelatihan baik yang diadakan

oleh dinas maupun non dinas yang penting materi

yang didapat dari pelatihan itu dapat mendukung

peningkatan profesional guru. Bahkan sekolah pernah

mendatangkan narasumber dari LPMP untuk pelatih-

an guru satu gugus seperti pelatihan karya ilmiah,

workshop tematik dan lain-lain. Keikutsertaan guru

dalam pelatihan-pelatihan inovatif tersebut secara

otomatis juga akan berdampak positif pada pembela-

jaran siswa contohnya dengan guru menguasai pem-

belajaran tematik maka pembelajaran akan lebih

efektif, demikian juga dengan guru menguasai prose-

dur penyusunan PTK maka akan membantu meme-

cahkan masalah KBM di kelasnya masing-masing.

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah

dan komite dapat dijelaskan bahwa meskipun guru

SDN 1 Ngadirejo banyak yang wiyata bhakti tetapi

kemampuan dan semangat mengajarnya tidak keting-

galan dengan guru PNS. Sehingga meskipun di luar

ada wacana SDSN tidak layak kalau gurunya banyak

yang wiyata bhakti tetapi sekolah berusaha menganti-

sipasi wacana tersebut dengan meningkatkan profe-

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

103

sional guru melalui pelatihan-pelatihan. Untuk biaya

pelatihan bagi guru yang wiyata bhakti sering dibantu

menggunakan uang operasional sekolah, sedangkan

untuk guru yang PNS sering dengan biaya sendiri.

4. Memberdayakan Potensi Peserta Didik

Siswa SDN 1 Ngadirejo jumlahnya cukup banyak

dan mempunyai kemampuan yang beragam, untuk itu

sekolah berusaha memberdayakan potensi siswa agar

dapat berkembang secara maksimal sesuai karak-

teristik masing-masing. Pemberdayaan peserta didik

tersebut dilakukan oleh sekolah melalui beberapa

program yaitu dengan memberi tambahan jam pela-

jaran, memfasilitasi siswa dalam kegiatan ekstrakuri-

kuler, serta melaksanakan pendidikan karakter dan

pendidikan kecakapan hidup.

Menurut kepala sekolah pemberian tambahan

jam pelajaran diprogramkan untuk kelas IV sampai

kelas VI mulai awal semester satu, dengan pertim-

bangan bahwa mulai kelas IV materi pelajarannya

sudah semakin luas dan rumit. Pertimbangan yang

lain bahwa mulai di kelas IV siswa biasanya diikutkan

lomba-lomba mata pelajaran baik di tingkat kecamat-

an maupun kabupaten sehingga perlu dibimbing

secara maksimal agar mencapai hasil dan kejuaraan

yang maksimal. Selain itu mulai di kelas IV siswa

mulai dipersiapkan untuk menguasai materi pelajaran

yang akan diujikan dalam UN kelas VI, sehingga

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

104

diharapkan setelah di kelas VI siswa tidak banyak

mengalami kesulitan.

Sedangkan untuk memfasilitasi kegiatan ekstra-

kurikuler selama ini sudah berjalan tetapi belum

maksimal. Sesuai hasil wawancara dengan siswa

sekolah melaksanakan kegiatan kurikuler hanya pada

waktu tertentu saja belum melaksanakan secara rutin.

Seperti dicontohkan oleh siswa bahwa latihan

Pramuka dilaksanakan setiap menjelang kemah

penggalang dan pesta siaga, latihan drumband juga

dilaksanakan setiap akan ada kegiatan karnaval saja.

Latihan olah raga dan seni seperti sepak takraw, tenis

meja, bulu tangkis, seni tari, seni lukis, seni musik

dan vokal juga diintensifkan hanya setiap menjelang

lomba. Bahkan ada kegiatan kurikuler yang dipro-

gramkan dalam kurikulum tetapi tidak pernah dilak-

sanakan di antaranya pencak silat dan seni karawitan.

Hal tersebut tentu saja mengakibatkan potensi siswa

dalam bidang ekstrakurikuler kurang berkembang.

Dan menurut hasil wawancara, observasi, dan studi

dokumen dapat disimpulkan bahwa penyebab kurang

maksimalnya pelaksanaan kegiatan kurikuler adalah

karena fasilitas kurang memadai, guru tidak melak-

sanakan kegiatan sesuai dengan kurikulum, tidak

semua guru bisa mengampu kegiatan kurikuler, dan

sekolah kurang menjalin kerjasama dengan nara

sumber atau pelatih dari luar sekolah.

Untuk memberdayakan potensi peserta didik

sekolah juga memprogramkan pelaksanaan pendidik-

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

105

an karakter dan pendidikan kecakapan hidup. Pendi-

dikan karakter ditujukan untuk mengembangkan atau

membentuk karakter siswa. Nilai karakter yang dikem-

bangkan meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin,

kerja keras, kreatif, mandiri,demokratis, rasa ingin

tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghar-

gai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca,

peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Pada prinsipnya pendidikan karakter yang dikem-

bangkan di SDN 1 Ngadirejo terintegrasi dalam mata

pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah.

Pengintegrasian dalam mapel sudah dicantum-

kan dalam RPP, pengintegrasian dalam budaya

sekolah tercakup dalam kegiatan kurikuler dan ekstra-

kurikuler serta interaksi sosial di sekolah, penginte-

grasian dalam pengembangan diri melalui: (1) Kegiat-

an rutin sekolah seperti upacara hari besar, pemerik-

saan kebersihan badan, kegiatan-kegiatan ibadah/

keagamaan, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran,

dan budaya salam; (2) Kegiatan spontan yaitu apabila

ada siswa yang berperilaku kurang baik langsung

dikoreksi dan dibetulkan oleh guru; (3) Keteladanan

yaitu guru memberi contoh sikap dan perilaku yang

mencerminkan nilai-nilai karakter agar jadi panutan;

(4) Pengkondisian yaitu sekolah harus dikondisikan

agar mencerminkan nilai karakter yang diharapkan

seperti lingkungan sekolah harus selalu bersih, rapi

dan teratur.

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

106

Pendidikan karakter di SDN 1 Ngadirejo belum

terlaksana dengan maksimal utamanya untuk

mengembangkan nilai religius masih sangat kurang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru hal itu

disebabkan karena fasilitas untuk kegiatan keaga-

maan belum memadai bahkan tempat ibadah atau

mushola saja belum ada. Sedangkan untuk pendidik-

an kecakapan hidup yang dicantumkan dalam kuri-

kulum adalah Teknologi Informatika, diprogramkan

mulai dari kelas I sampai kelas VI. Tetapi kenya-

taannya kegiatan tersebut belum bisa berjalan sesuai

yang diharapkan. Sebenarnya sekolah mempunyai

beberapa guru yang menguasai TIK tetapi fasilitas

yang ada belum memenuhi. Sekolah baru mempunyai

3 unit komputer dan 3 unit laptop sehingga untuk

memfasilitasi pembelajaran TIK belum mencukupi.

5. Menjalin Kerjasama dengan Orang Tua dan

Masyarakat

Kerjasama dengan orang tua dan masyarakat

dilakukan secara intensif oleh sekolah melalui perte-

muan rutin tiap awal tahun pelajaran dan setiap akhir

semester, menjelang ujian kelas VI, dan rapat komite

secara insidental. Kepedulian orang tua dan komite

terhadap pendidikan sangat bagus, utamanya dalam

membantu pendanaan untuk melengkapi sarana

prasarana sekolah. Meskipun dana bantuan dari

pemerintah yang berupa dana BOS cukup besar, tetapi

itu hanya bisa digunakan untuk mencukupi biaya

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

107

operasional sekolah tidak boleh untuk membangun

prasarana sekolah. Sarana prasarana sekolah yang

saat ini masih kurang/belum ada adalah mushola,

laboratorium, aula, ruang kelas kurang 1 ruang,

jamban siswa kurang, dan ruang pimpinan. Wacana

ke depan untuk melengkapi sarana prasarana tersebut

sekolah mau mencari terobosan bantuan dana tidak

hanya mengandalkan dari pemerintah saja, bahkan

yang pasti tidak lepas dari kerjasamanya dengan orang

tua dan komite sekolah. Bantuan dari komite sejak

tahun 2008 sampai 2013 yang sudah diterima oleh

sekolah sejumlah Rp 103.500.000,- . Bantuan tersebut

sangat berarti bagi sekolah karena secara bertahap

prasarana sekolah menjadi lebih lengkap.

Kerjasama dengan orang tua dan masyarakat

diharapkan tidak hanya terfokus pada pendanaan saja

tetapi juga berupa ide serta masukan demi pening-

katan mutu pendidikan di SDN 1 Ngadirejo. Hal

tersebut sudah dilaksanakan yaitu setiap penyusunan

program sekolah komite selalu dilibatkan.

4.3.2 Analisis SWOT Aspek Input

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap

faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan

eksternal aspek input SDN 1 Ngadirejo maka diperoleh

hasil skor akhir lingkungan internal aspek input

(kekuatan – kelemahan) adalah 1,41. Angka ini

menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

108

dari faktor kelemahan sehingga dengan kekuatan

minat dan motivasi belajar siswa yang tinggi, jumlah

buku ajar untuk guru dan siswa yang cukup, serta

dana operasional sekolah yang mencukupi dan kerja

sama guru yang bagus serta 89% guru berpendidikan

S1 dapat mengatasi kelemahan dalam menangani

tingkat kemampuan siswa yang beragam, fasilitas

sekolah yang kurang dan jumlah guru PNS yang

kurang. Sedangkan kepemimpinan kepala sekolah

yang relevan, program sekolah yang jelas dapat

mengatasi kelemahan dalam pengelolaan sekolah.

Skor akhir lingkungan eksternal aspek input

(peluang – ancaman) adalah 1,14. Ini menunjukkan

bahwa faktor peluang masih lebih dominan dari faktor

ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan pelu-

ang yang ada untuk mereduksi ancaman-ancaman

yang muncul. Hasil perhitungan IFAS dan EFAS

menunjukkan bahwa posisi SDN 1 Ngadirejo berada

pada titik (1,41; 1,14) berarti ada pada kuadran SO

(strength – opportunities), hal ini merupakan situasi

yang sangat menguntungkan karena sekolah memiliki

kekuatan dan peluang yang lebih dominan sehingga

perlu diterapkan strategi agresif yang mendukung

kebijakan pertumbuhan yang agresif dengan menggu-

nakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk me-

manfaatkan peluang dari luar.

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

109

4.3.3 Analisis SWOT Aspek Proses

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap

faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan

eksternal aspek proses SDN 1 Ngadirejo maka diper-

oleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek proses

(kekuatan – kelemahan) adalah 1,78. Angka ini me-

nunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan dari

faktor kelemahan sehingga sekolah bisa memanfaat-

kan kekuatan untuk mengatasi kelemahan yang

muncul.

Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal

aspek proses (peluang – ancaman) adalah 1,56. Angka

ini menunjukkan bahwa peluang SDN 1 Ngadirejo

lebih besar daripada ancaman yang ada. Dari hasil ini

dapat disimpulkan bahwa posisi SDN 1 Ngadirejo

berada pada titik (1,78; 1,56) yaitu berada pada

kuadran SO (strength – opportunities) yang mengin-

dikasikan perlu dilakukannya strategi agresif, memfo-

kuskan upaya menggunakan kekuatan internal SDN 1

Ngadirejo untuk dapat memanfaatkan peluang.

4.3.4 Analisis SWOT Aspek Output

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap

faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan

eksternal aspek output di SDN 1 Ngadirejo maka

diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek

output (kekuatan – kelemahan) adalah 2,4. Angka ini

menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

110

dari faktor kelemahan sehingga sekolah bisa meman-

faatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kele-

mahan yang terjadi. Sedangkan skor akhir lingkungan

eksternal aspek output (peluang – ancaman) adalah

1,68. Ini menunjukkan bahwa faktor peluang lebih

dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa

memanfaatkan peluang yang ada untuk mereduksi

ancaman-ancaman yang muncul. Dari hasil ini dapat

disimpulkan bahwa posisi SDN 1 Ngadirejo berada

pada titik (2,4; 1,68) berarti pada posisi atau kuadran

SO (strength – opportunities) yang mengindikasikan

perlu diterapkan strategi agresif yaitu menggunakan

kekuatan yang ada pada sekolah untuk menangkap

peluang dari luar.

4.3.5 Rencana Strategis Aspek Input

Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS

dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO

(strength – opportunities), yaitu strategi agresif yang

mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan

kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-

peluang yang ada di luar sekolah (Robbin & Coulter,

2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang

dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input

di SDN 1 Ngadirejo.

Renstra pertama, mengembangkan sarana dan

prasarana pendidikan. Dengan adanya kepedulian

orang tua dan komite yang bagus terhadap pendidikan

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

111

merupakan peluang bagi sekolah untuk bersama-sama

membuat program pengembangan sarana prasarana

yang sekarang masih banyak kekurangan. Di samping

itu pendekatan dengan dinas pendidikan sangat di-

perlukan agar usulan bantuan baik berupa bangunan

maupun sarana pendidikan bisa diwujudkan. Sekolah

juga bisa melakukan terobosan-terobosan dengan

mengajukan proposal kemana pun yang kira-kira ada

peluang untuk memberi bantuan. Hal tersebut sangat

diperlukan untuk melengkapi sarana prasarana seper-

ti ruang kelas, ruang pimpinan, ruang laboratorium,

mushola, aula/ruang serba guna, dan perangkat tek-

nologi informatika. Kalau sarana prasarana pendidik-

an sudah memenuhi maka diharapkan mutu pendi-

dikan di SDN 1 Ngadirejo akan lebih meningkat lagi.

Renstra kedua, mengembangkan lingkungan

sekolah menuju komunitas belajar melalui program 7K

(Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan,

Keamanan, Kenyamanan, dan Kekeluargaan). Pengem-

bangan komunitas belajar di SDN 1 Ngadirejo bisa

dimulai dengan menata lingkungan fisik melalui

program 7K, sehingga nyaman dan kondusif untuk

belajar. Bersamaan dengan itu, kebiasaan belajar

ditumbuhkan melalui kegiatan gemar membaca. Guru

dapat menugasi siswa untuk membaca buku yang

relevan dengan topik/materi pelajaran yang dibahas,

bisa ditugaskan secara individual atau kelompok yang

penting membiasakan anak membaca. Pola tersebut

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

112

mampu mendorong tumbuhnya komunitas belajar di

sekolah.

Renstra ketiga, memberdayakan guru dalam

pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja.

Sekolah dengan jumlah siswa banyak secara otomatis

bantuan operasional dari pemerintah juga banyak.

Dana tersebut sebagian bisa dimanfaatkan untuk

memberdayakan guru dalam pelatihan-pelatihan yang

dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan

guru sehingga pada gilirannya diharapkan para guru

dapat memperoleh keunggulan kompetitif dan dapat

memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Dengan

kata lain, mereka dapat bekerja secara lebih produktif

dan mampu meningkatkan kualitas kinerjanya

Renstra keempat, mengembangkan fasilitas

sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar. Sekolah

perlu memfasilitasi siswa dengan sarana belajar ber-

basis TIK agar siswa dapat memanfaatkan kemajuan

teknologi informasi dan komunikasi untuk mengem-

bangkan kemampuan yang dimilikinya dan sebagai

sarana belajar sehingga bisa meningkatkan prestasi-

nya di sekolah. Dengan kemajuan teknologi siswa bisa

mencari materi-materi pelajaran yang diperlukan

melalui internet sehingga wawasan anak semakin luas.

Renstra kelima, membentuk klub-klub prestasi

untuk mengembangkan potensi siswa. Dengan adanya

siswa yang banyak dengan kemampuan yang beragam

serta minat dan motivasi belajar siswa yang tinggi,

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

113

maka sekolah perlu mengembangkan potensi siswa

secara maksimal sesuai dengan kebutuhan, bakat dan

minat siswa masing-masing. Sekolah perlu memben-

tuk klub-klub prestasi sehingga siswa yang mempu-

nyai bakat atau kemampuan yang lebih baik dalam

bidang akademik, olah raga maupun seni dapat di-

kembangkan kemampuannya melalui klub-klub pres-

tasi tersebut seperti klub bahasa dan sastra, klub

sains, klub sepak bola, klub basket, klub seni dan

lain-lain. Klub ini dikembangkan di bawah bimbingan

seorang guru ataupun pelatih yang mempunyai

kemampuan di bidang tersebut.

Renstra keenam, dibentuk Tim Evaluasi program

sekolah. Meskipun program sudah berjalan tetapi

sekolah perlu membentuk tim evaluasi program yang

tugasnya secara periodik mengevaluasi program

sekolah untuk mengetahui prosentase ketercapaian

program, apa target yang diharapkan, sejauh mana

hasil yang sudah dicapai, kesenjangannya apa, dan

pemecahannya bagaimana. Hasil dari evaluasi

program tersebut bisa dijadikan dasar penyusunan

program yang akan datang agar menjadi lebih baik.

4.3.6 Rencana Strategis Aspek Proses

Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS

dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO

(strength – opportunities), yaitu strategi agresif yang

mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

114

kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-

peluang yang ada di luar sekolah (Robbin & Coulter,

2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang

dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input

di SDN 1 Ngadirejo.

Renstra pertama, memberdayakan guru untuk

menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar

mengajar. Dengan bantuan media informasi guru

dapat melakukan pembelajaran yang kreatif dan

menarik sehingga tidak hanya meningkatkan minat

belajar siswa tetapi juga meningkatkan kualitas guru

dalam tugas mengajar. Selain itu melalui media

internet guru dapat mencari materi-materi sebagai

tambahan dalam menyiapkan bahan ajar bagi siswa.

Renstra kedua, mengintensifkan kegiatan keaga-

maan untuk membentuk siswa yang iman dan taqwa.

Sesuai dengan visi misi sekolah untuk membentuk

kepribadian siswa yang iman dan taqwa maka guru

harus memantapkan penghayatan dan pengamalan

hidup beragama siswa sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing. Selain itu guru juga

harus menanamkan nilai-nilai Aqidah dan budi pekerti

luhur dengan maksimal. Kegiatan keagamaan tersebut

secara rinci sudah dijabarkan dalam kurikulum,

sehingga kalau semuanya dilaksanakan sesuai yang

tertuang dalam kurikulum maka hasilnya akan

maksimal.

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

115

Renstra ketiga, meningkatkan kerjasama dengan

pengajar atau pelatih dari luar sekolah untuk mendu-

kung kegiatan ekstra kurikuler, meningkatkan kerja-

sama dengan pengajar atau pelatih dari luar sekolah

untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler. Sekolah

perlu mengalokasikan dana untuk kegiatan ekstra-

kurikuler termasuk untuk honor pelatih dari luar

sekolah. Hal tersebut sangat penting untuk memaksi-

malkan potensi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Renstra keempat, mengintensifkan kegiatan

supervisi dan monitoring oleh kepala sekolah. Dengan

melaksanakan supervisi dan monitoring secara intensif

maka kepala sekolah dapat memberikan bantuan

teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar

personal tersebut mampu meningkatkan kualitas

kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksa-

nakan proses belajar mengajar

Renstra kelima, mengefektifkan kegiatan KKG

untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui

guru dalam PBM. Masalah-masalah yang dihadapi

oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas beragam

bentuk dan modelnya. Penanganan terhadap setiap

persoalan untuk mencari jalan keluar antara guru

yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Guru senior

kadang memiliki lebih banyak teknik dan cara-cara

dalam mengatasi persoalan terlebih lagi persoalan

belajar mengajar. Untuk itulah guru-guru baru atau

guru lain yang memiliki persoalan yang menurutnya

sulit bisa dipecahkan melalui KKG dengan cara

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

116

berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan guru

lainnya.

4.3.7 Rencana Strategis Aspek Output

Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS

dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO

(strength – opportunities), yaitu strategi agresif yang

mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan

kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-

peluang yang ada di luar sekolah (Robbin & Coulter,

2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang

dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input

di SDN 1 Ngadirejo.

Renstra pertama, membangun image positif

sekolah melalui output yang dihasilkan. Output adalah

hasil akhir dari suatu proses yang dilakukan sekolah.

Oleh karena itu output yang dihasilkan diharapkan

dapat memenuhi kriteria seperti yang diharapkan

masyarakat antara lain lulusan tidak hanya berpres-

tasi dalam bidang akademik tetapi juga maksimal

dalam bidang non akademik (ekstrakurikuler), lulusan

menjadi generasi yang cerdas, agamis dan siap

menghadapi tantangan masa depan.

Renstra kedua, meningkatkan prestasi siswa

dalam bidang akademik maupun non akademik.

Untuk mencapai hal tersebut maka segala kegiatan

pembelajaran harus dilaksanakan secara maksimal

sesuai kurikulum. Guru harus mau bekerja keras

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

117

dalam memberikan layanan kepada siswa baik dalam

kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler.

Renstra ketiga, meningkatkan pelaksanaan pen-

didikan karakter. Pendidikan karakter sangat penting

karena akan menjadi dasar dalam pembentukan

karakter siswa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai

sosial seperti toleransi, kebersamaan, kegotong-

royongan, saling membantu, menghormati dan seba-

gainya. Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi

unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan

kognitif saja namun memiliki karakter yang mampu

mewujudkan kesuksesan. Pendidikan karakter pada

intinya bertujuan membentuk pribadi siswa yang

tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, ber-

toleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkem-

bang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan

teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa

kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

Renstra keempat, meningkatkan pelaksanaan

pendidikan kecakapan hidup sesuai yang tertuang

dalam kurikulum. Dengan pendidikan kecakapan

hidup siswa akan mendapat bekal kecakapan dalam

hal keberanian menghadapi problema hidup dan

kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan,

kemudian secara kreatif menemukan solusi serta

mampu mengatasinya. Pendidikan kecakapan hidup di

SDN 1 Ngadirejo difokuskan pada teknologi infor-

matika, berarti secara bertahap harus dilengkapi

fasilitasnya. Dengan bekal kecakapan hidup tersebut,

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5137/5/T2... · Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ... buku teks pelajaran bebe- ... rebana

118

diharapkan para lulusan akan mudah menyesuaikan

diri dengan lingkungan yang sudah memanfaatkan

kemajuan teknologi, dapat memecahkan problema

kehidupan yang dihadapi, termasuk mencari atau

menciptakan pekerjaan bagi mereka yang suatu saat

tidak melanjutkan pendidikannya sampai jenjang

tertingg

Renstra kelima, membentuk jaringan alumni

untuk diberdayakan dalam kegiatan sekolah. Alumni

merupakan aset penting yang harus dirangkul dan

dikembangkan oleh sekolah. Salah satu indikator

keberhasilan proses pendidikan dapat dilihat dari ke-

berhasilan alumni dalam menjalankan peran mereka

di jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun

berbagai bidang pekerjaan yang mereka jalani secara

profesional sesuai minat dan kemampuan.

Alumni memiliki posisi strategis karena meski-

pun mereka tidak lagi merupakan bagian aktif dalam

proses pendidikan di sekolah, namun pengalaman

mereka selama menjadi siswa dan ikatan batin serta

rasa memiliki mereka yang kuat terhadap sekolah

dapat menghasilkan dan menawarkan berbagai

konsep, ide, pemikiran, masukan dan kritik memba-

ngun untuk sekolah. Jadi jaringan alumni merupakan

satu wadah yang perlu ditumbuhkembangkan peran

dan fungsinya serta didukung keberadaannya. Melalui

pengorganisasian alumni secara profesional, berbagai

macam peluang dan kesempatan akan dapat terko-

munikasikan dengan baik.