BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN -...

38
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 1.1. Luas dan Letak Lokasi Penelitian Wilayah Pohuwato pada mulanya merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Boalemo, namun sejak dikeluarkannya UU RI No. 6 Tahun 2003 maka terbentuklah Kabupaten Pohuwato (bersamaan dengan terbentuknya Kabupaten Bone Bolango) yang mandiri. Menurut penjelasan UU tersebut luas wilayah Pohuwato sebesar 4.244,31 Km2 atau 36,77 % dari total luas Provinsi Gorontalo dengan kata lain yang terluas dari seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi Gorontalo. Pada saat pembentukan Kabupaten Pohuwato terdiri dari lima kecamatan, yaitu Popayato, Lemito, Marisa, Randangan, dan Paguat. Kabupaten Pohuwato berkembang sangat pesat dan saat ini memiliki 13 kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Popayato, Popayato Barat, Popayato Timur, Lemito, Wanggarasi, Marisa, Buntulia, Duhiadaa, Patilanggio, Randangan, Taluditi, Paguat dan Dengilo. Visi Kabupaten Pohuwato adalah “Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Pohuwato di atas nilai spiritual melalui pembangunan sumberdaya manusia dan pengembangan ekonomi kerakyatan”. Misi Kabupaten Pohuwato “ Membangun kemitraan pemerintahan dan kerakyatan yang kuat, maju dan berakhlak mulia”. Secara geografis Kabupaten Pohuwato terletak antara 00.22’ - 00.57’ Lintang Utara dan 1210.23’ -1220.19’ Bujur Timur, secara administrasi batas wilayah adalah sebelah Utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Buol dan Kabupaten Gorontalo Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Boalemo, sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Teluk Tomini dan sebelah Barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Parigi Moutong (Sulewesi tengah), (BPS Kabupaten Pohuwato 2011). Kecamatan Patilanggio merupakan salah satu dari 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato. Kecamatan ini terletak disebelah selatan marisa, Ibukota

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN -...

1

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

1.1. Luas dan Letak Lokasi Penelitian

Wilayah Pohuwato pada mulanya merupakan bagian dari wilayah

Kabupaten Boalemo, namun sejak dikeluarkannya UU RI No. 6 Tahun 2003 maka

terbentuklah Kabupaten Pohuwato (bersamaan dengan terbentuknya Kabupaten

Bone Bolango) yang mandiri. Menurut penjelasan UU tersebut luas wilayah

Pohuwato sebesar 4.244,31 Km2 atau 36,77 % dari total luas Provinsi Gorontalo

dengan kata lain yang terluas dari seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi

Gorontalo. Pada saat pembentukan Kabupaten Pohuwato terdiri dari lima

kecamatan, yaitu Popayato, Lemito, Marisa, Randangan, dan Paguat. Kabupaten

Pohuwato berkembang sangat pesat dan saat ini memiliki 13 kecamatan yang

terdiri dari Kecamatan Popayato, Popayato Barat, Popayato Timur, Lemito,

Wanggarasi, Marisa, Buntulia, Duhiadaa, Patilanggio, Randangan, Taluditi,

Paguat dan Dengilo. Visi Kabupaten Pohuwato adalah “Terwujudnya

kesejahteraan masyarakat Pohuwato di atas nilai spiritual melalui pembangunan

sumberdaya manusia dan pengembangan ekonomi kerakyatan”. Misi Kabupaten

Pohuwato “ Membangun kemitraan pemerintahan dan kerakyatan yang kuat, maju

dan berakhlak mulia”.

Secara geografis Kabupaten Pohuwato terletak antara 00.22’ - 00.57’

Lintang Utara dan 1210.23’ -1220.19’ Bujur Timur, secara administrasi batas

wilayah adalah sebelah Utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Buol dan

Kabupaten Gorontalo Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten

Boalemo, sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Teluk Tomini dan sebelah

Barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Parigi Moutong (Sulewesi tengah),

(BPS Kabupaten Pohuwato 2011).

Kecamatan Patilanggio merupakan salah satu dari 13 kecamatan yang ada

di Kabupaten Pohuwato. Kecamatan ini terletak disebelah selatan marisa, Ibukota

2

Kabupaten Pohuwato. Kecamatan dengan luas wilayah 298,83 km² ini berbatasan

dengan Kecamatan Marisa di sebelah utara, Teluk Tomini di sebelah timur, Teluk

Tomini di sebelah selatan, serta Kecamatan Randangan di sebelah barat (Bappeda

Kabupaten Pohuwato,2012). Secara rinci lokasi penelitian disajikan pada Gambar

2 di bawah ini.

Gambar 2. Peta Lokasi PenelitianPeta Lokasi PenelitianKecamatan Patilanggio

3

1.2. Kondisi Iklim Wilayah Penelitian

Curah hujan pada suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan

iklim, keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus angin. Oleh karena itu

jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Catatan

curah hujan Tahun 2010 berkisar antara 38 mm sampai 378 mm.

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya

tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun

2010 suhu udara rata-rata pada siang hari berkisar antara 30,6°C sampai 32,9° C,

sedangkan pada malam hari berkisar antara 23,0°C sampai 24,9° C. Kelembaban

udara di Kabupaten Pohuwato relatif tinggi. Pada tahun 2010, kelembaban relatif

berkisar antara 72 % (Februari) sampai dengan 89 % (Maret). (BPS Kabupaten

Pohuwato, 2011).

1.3. Perkembangan Pertumbuhan Daerah

Pembangunan Kabupaten Pohuwato telah mengalami kemajuan yang

cukup pesat, hal ini ditunjukan oleh beberapa indikator antara lain adalah

peningkatan pertumbuhan ekonomi dari Tahun 2004 PDRB Kabupaten Pohuwato

atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 438.829 dan meningkat pada Tahun 2011

hingga mencapai sebesar Rp. 1.425.610, investasi daerah, peningkatan pendapatan

perkapita masyarakat, dan sarana prasarana.

Keberhasilan pemerintah daerah dalam memacu pembangunan diterapkan

melalui program-program yang terarah dan menyentuh langsung ke lapisan

masyarakat. Namun pembangunan yang merata ke seluruh wilayah tidak serta

merta dapat dilakukan mengingat keterbatasan yang dimiliki pemerintah daerah.

Pembangunan Ekonomi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan

serangkaian dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat Kabupaten Pohuwato (BPS Kabupaten Pohuwato, 2011).

1.4. Gambaran Penduduk Wilayah Penelitian

Penduduk adalah objek utama dari perencanaan pembangunan suatu

daerah. Kondisi kependudukan merupakan dasar untuk melakukan perencanaan,

4

evaluasi dan tindak lanjut hasil evaluasi. Gambaran penduduk Kabupaten

Pohuwato berdasarkan luas, jumlah dan kepadatan penduduk menurut kecamatan

secara rinci disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk MenurutKecamatan di Kabupaten Pohuwato

KecamatanLuas Penduduk Kepadatan

PendudukKm² % Jumlah %

Popayato 90,92 2,14 9 775 7,16 107Popayato Barat 578,24 13,62 7 281 5,33 13Popayato Timur 723,74 17,05 8 137 5,96 11Lemito 619,50 14,60 11 789 8,63 19Wanggarasi 188,08 4,43 5 011 3,67 27Marisa 34,65 0,82 18 510 13,55 534Buntulia 375,64 8,85 9 238 6,76 25Duhiadaa 39,53 0,93 10 688 7,83 270Patilanggio 298,82 7,04 11 422 8,36 38Randangan 331,90 7,82 15 383 11,26 46Taluditi 159,97 3,77 7 407 5,42 46Paguat 560,93 13,22 16 111 11,80 29Dengilo 242,39 5,71 5 829 4,27 24

KabupatenPohuwato

4 244,31 100,00 136 581 100,00 32

Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2012

Efektivitas besaran penduduk dalam setiap unit distrik atau kecamatan

sangat mempengaruhi perencanaan pembangunan oleh sebab itu penduduk

merupakan salah satu point yang tidak bisa dipisahkan dengan perencaan

pembangunan, untuk mempermudah dalam melihat besaran jumlah penduduk di

Kabupaten Pohuwato maka jumlah penduduk secara rinci dipersentasikan dalam

diagram chart pada Gambar 2 di bawah ini.

5

T

Tabel 1. dan Gambar 2 menunjukkan bahwa luas wilayah terbesar yakni di

Kecamatan Popayato Timur dengan luas wilayah 733,74 km²dengan persentase

17,05% dan yang terrendah di Kecamatan Marisa dengan luas wilayah 34,65 km²

dengan persentase 0,82% selanjutnya untuk jumlah penduduk terbesar yakni di

Kecamatan Marisa dengan jumlah 18.510 jiwa dengan persentase 13,55%

(kuning) dan yang terrendah adalah Kecamatan Wanggarasi dengan jumlah 5011

jiwa dengan persentase 3,67% (biru tua) dan selanjutnya untuk kepadatan

penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Marisa dengan jumlah kepadatan

penduduk sebesar 534 per km². Jumlah penduduk di Kecamatan Patilanggio

sebesar 11.422 jiwa yang terbagi atas 6 desa yaitu Desa Iloheluma, Dudepo,

Balayo, Manawa, san Suka Makmur.

1.5. Aktivitas Pertanian Wilayah Penelitian

Aktivitas pertanian merupakan segala kegiatan manusia yang termasuk di

dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan.

Kabupaten Pohuwato mempunyai luas penggunaan lahan pertanian yang cukup

luas terdapat pada penggunaana lahan tegalan dengan luas lahan mencapai 48,655

ha dan penggunaan lahan terrendah terdapat pada penggunaan lahan tadah hujan

sebesar 681 ha. Kegiatan pertanian masih merupakan komponen yang

memberikan kontribusi baik untuk pekerjaan maupun penggunaan lahan.

7.16 5.33

5.96

8.63

3.67

13.55

6.767.838.36

11.26

5.42

11.84.27

Persentase Jumlah Penduduk Kabupaten Pohuwato

Popayato Popayato Barat Popayato Timur Lemito Wanggarasi

Marisa Buntulia Duhiadaa Patilanggio Randangan

Taluditi Paguat Dengilo

Gambar 2. Persentase jumlah penduduk Kabupaten Pohuwato, 2011

6

Penggunaan lahan pertanian di Kabupaten Pohuwato di sajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Penggunaan Lahan Pertanian Kabupaten Pohuwato

No Uraian Luas Lahan Pertanian (Ha)1. Lahan Pertanian

a. Sawah 3.642

b. Tadah hujan 681

c. Pekarangan 5.051

d. Tegal 48.655

e. Ladang 13.163

2. Lahan Perkebunan 21.913

Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato setelah diolah, 2011

Penggunaan lahan pertanian di Kabupaten Pohuwato dengan luas lahan

pertanian terbesar terdapat pada lahan tegal dengan luas lahan 48,655 ha dan lahan

peranian dengan luas lahan terendah adalah lahan tadah hujan dengan luas lahan

sebesar 681 ha.

Usahatani dalam hal ini mencakup dari pengolahan lahan sampai dengan

pemasaran yang tentunya sangat membutuhkan sarana dan prasarana pendukung

untuk tercapainya harapan yang sesuai dengan keinginan petani. Sarana dan

prasarana pendukung dalam bidang pertanian di Kabupaten Pohuwato dapat

dilihat pada Tabel 3 dibawah ini.

7

Tabel 3. Sarana/Prasarana Produksi Pertanian di Kabupaten Pohuwato

No Sarana dan PrasaranaProduksi Pertanian

Volume Lokasi

1. Pengadaan alat pengolah pupukorganik

2 unit Randangan

2. Pengadaan alat angkut roda 31 unit Randangan

3. Pengadaan perontok jagung8 unit Popayato Barat, Popayato,

Randangan, Lemito,Patilanggio, Duhiadaa

4. Pengadaan pemipil jagungberkolobot dan sarana lainnya

2 unit Patilanggio, Randangan

5. Pengadaan Tractor mini roda 4(KCR 140)

3 unit Dinas Pertanian

6. Pengadaan Hand Tractor 5 unit Dinas Pertanian, Patilanggio

7. Pembangunan/Pengembanganjalan pertanian

14 Km Marisa, Patilanggio,Randangan, Taluditi

8. Pembangunan gedung cadanganpangan

1 unit Randangan

9. Pembangunan lantai jemur dangudang

1 paket Taluditi

10. Saprodi Jagung 213 Ha Patilanggio, Lemito

11. Kegiatan Penanganan Pasca Panenda Pengolahan Hasil PertanianPengadaan mesin penggilingjagung

5 unit Dinas Pertanian KabupatenPohuwato

12. SL-PTT Jagung Hibrida 2250 Ha 13 Kecamatan

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Ketahanan Pangan, 2011

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa sarana dan prasarana produksi

pertanian di Kabupaten Pohuwato telah dilaksanakan dengan jumlah prasarana

terbanyak pada perontok jagung 8 unit yang tersebar di Kecamatan Popayato,

Popayato Barat, Randangan, Lemito, Patilanggio dan Duhiadaa untuk sarana

produksi jagung sebesar 213 ha dan untuk SL-PTT jagung hibrida dengan luas

lahan sebesar 2250 ha.

8

2. Konsep Agropolitan2.1. Sembilan (9) Pilar Program Agropolitan di Kecamatan Patilanggio

Kabupaten Pohuwato

Kegiatan revitalisasi pertanian di Provinsi Gorontalo tertumpu pada 9

faktor yang dikenal sebagai pilar yang dilakukan oleh pemerintah,

masyarakat/petani dan stakeholder yang sekaligus menjadi indikator pertanian

modern dalam pembangunan pertanian melalui program agropolitan berbasis

tanaman jagung. Sembilan pilar ini terintegrasi dalam suatu perencanaan dan

koordinasi dalam mendukung program agropolitan, secara rinci 9 pilar agropolitan

dijelaskan sebagai berikut.

2.1.1. Alsintan dan Angkutan Agropolitan

Alat dan mesin pertanian merupakan input penting dan utama bahkan

diklaim sebagai yang terpenting dalam usaha pertanian. Ada tiga sumber

tenaga yang umumnya digunakan yaitu alat dan mesin, manusia dan hewan dan

tenaga mesin. Di Negara-negara berkembang 80% tenaga yang digunakan

dalam usaha pertanian yaitu tenaga manusia. Sementara di negara-negara maju

lebih dominan penggunaan mesin-mesin bertenaga sedangkan penggunaan

tenaga manusia sangat kurang. Penggunaan alat-alat dan mesin-mesin

bertenaga di bidang pertanian disebut mekanisasi pertanian. Tingkat

penggunaan, pemilihan peralatan dan mesin serta penggunaan yang tepat dari

input mekanisasi secara langsung dan signifikan berpengaruh pada

produktivitas lahan, tenaga kerja, keuntungan usahatani, lingkungan dan yang

terenting kualitas kehidupan dari petani. Pemerintah Provinsi Gorontalo

menetapkan strategi dalam upaya mekanisasi pertanian dengan menyediakan

alat mesin pertanian (alsintan) melalui unit Usaha Pelayanan Jasa Alsintan

(UPJA) yang bekerjasama dengan BUMD dan swasta.

Kegiatan ini merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam upaya

memberikan pelayanan kepada petani baik untuk kegiatan pra panen maupun

pasca panen. Penyediaan alat dan mesin pertanian di Kabupaten Pohuwato

9

telah dilaksanakan dengan adanya pengadaan beberapa alat dan mesin

pertanian antara lain hand traktor/traktor roda dua di Kecamatan patilanggio,

pemipil jagung berjumlah 2 unit di Desa Suka Makmur dan Desa Manawa,

traktor roda empat berjumlah 3 buah yang disediakan langsung oleh Dinas

Pertanian Kabupaten Pohuwato dan perontok jagung berjumlah 8 unit

Angkutan Agropolitan di Kabupaten Pohuwato belum ada.

2.1.2. Penyediaan Dana Penjaminan Petani

Penyediaan Dana Penjaminan untuk petani di Kabupaten Pohuwato

dilaksanakan berdasarkan program-program tertentu salah satunya adalah

Pengelolaan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), akan tetapi secara

keseluruhan untuk penyediaan dana penjaminan pada petani di Kabupaten

Pohuwato belum dilaksanakan baik ditingkat kabupaten, kecamatan sampai ke

tingkat desa.

2.1.3. Saprodi

Pengadaan sarana produksi pertanian di Kabupaten Pohuwato telah di

adakan oleh pemerintah daerah sampai ke petani melalui kelompok-kelompok

tani yang sudah dibentuk. Pengadaan saprodi untuk petani ini antara lain benih

(jagung Bisi 2), pupuk (NPK, Ponska, Urea). Pemberian saprodi ini dilakukan

setahun sekali tergantung pada petani di ambil pada musim tanam pertama atau

ke dua, untuk pemberian saprodi, disesuaikan dengan luas tanam petani.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan oleh petani yang bekerjasama

dengan petugas hama.

2.1.4. Pemasaran

Pemasaran hasil produksi jagung di Kabupaten Pohuwato dilakukan

dengan kegiatan promosi dan kerjasama dengan pengusaha diluar daerah

maupun diluar negeri. Penetapan harga jagung di Kabupaten Pohuwato masih

mengikuti tetapan harga di tingkat Provinsi. Tetapan harga dsar jagung melalui

surat keputusan Gubernur Provinsi Gorontalo nomor: 370 tahun 2002 adalah,

1) Rp. 700/kg, 2) 800/kg, 3), selanjutnya pada Tahun 2006 pemerintah

10

mengeluarkan kembali kebijakan harga dasar jagung yang telah disesuaikan

menjadi 850/kg dan 950/kg dengan kadar air 17%, selanjutnya tetapan harga

dasar jagung sesuai dengan SK Gubernur 2012 sebesar Rp. 1.800/kg dengan

kadar air 17%. Harga jagung di Kabupaten Pohuwato 2100/kg. Hal ini untuk

mendorong petani tetap melakukan produksi jagung dilahan pertanian

produktif. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten

Pohuwato, 2012.

2.1.5. Sarana Irigasi dan Akses Agropolitan

Tanaman jagung ditanam dilahan-lahan kering yang ketersediaan airnya

tergantung pada curah hujan. Adaya batas yang tegas antara musim kemarau

dan musim penghujan menyebabkan frekuensi penanaman maksimum 2 kali

dalam setahun. Masalah kekurangan air selalu menghantui petani yang

berakibat keada ketidakpastian usahatani. Berdasarkan masalah yang dihadapi

petani inilah pemerintah melakukan pembangunan infrastruktur seperti irigasi

yang disesuaikan dengan potensi setiap wilayah baik pemanfaatan air

permukaan maupun air bawah tanah. Pembangunan irigasi di Kabupaten

Pohuwato telah dilaksanakan yang berlokasi di Kecamatan Patilanggio dan

Kecamatan Duhiadaa.

Pembangunan sarana irigasi disesuaikan dengan potensi setiap wilayah

baik pemanfaatan air permukaan maupun air bawah tanah. Sarana irigasi ini

merupakan salah satu kebutuhan petani dalam berusaha tani guna untuk

meningkatkan pertumbuhan tanaman, sarana irigasi di Kabupaten Pohuwato

yang telah dilaksanakan memiliki luas 3000 m yang tersebar di Kecamatan

Duhiadaa, Buntulia, Paguat dan Suka Makmur. Sarana irigasi di Kecamatan

Patilanggio masih merupakan lingkup layanan irigasi dari Kecamatan

Randangan, oleh karena itu sarana irigasi belum tersedia di Kecamatan

Patilanggio.

Akses jalan Agropolitan di Kabupaten Pohuwato telah dilaksanakan

sejak Tahun 2003 dengan jarak 14 KM yang tersebar di Kecamatan Patilanggio

dan Randangan. Akses Jalan Agropolitan di Kecamatan Patilanggio dapat

11

dilihat pada Gambar 20 di bawah ini.

2.1.6. Show Window

Show Window jagung dibentuk untuk mendekatkan pelayanan teknologi

sekaligus sebagai percontohan kepada petani/kelompok tani yang sekaligus

berperan sebagai cerminan pembangunan infrastruktur pembangunan

agropolitan berbasis tanaman jagung di Kabupeten Pohuwato. Show Window

jagung di Kabupaten Pohuwato terletak di Kecamatan Patilanggio dengan luas

tanam sebesar 68.486 ha, luas panen 64. 760 dengan produksi 330.342 ton pada

Tahun 2012.

2.1.7. Peningkatan SDM Pertanian

Keberhasilan Agropolitan sangat tergantung pada sumber daya manusia

yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan Agropolitan

seperti petani, petugas pertanian dan pihak swasta. Sumberdaya Manusia

pertanian merupakan pendukung utama dalam keberhasilan pembangunan

pertanian itu sendiri sehingga langkah yang dilakukan adalah melaksanakan

kegiatan yang mengarah pada peningkatan kemandirian petani/kelompok tani

dan peningkatan kuantitas dan kualitas penyuluh/petugas. Keberhasilan

Agropolitan ini sangat tergantung kepada SDM yang terlibat langsung maupun

tidak langsung dalam kegiatan Agropolitan seperti petani, petugas pertanian

dan pihak swasta. Strategi yang ditempuh untuk meningkatkan kualitas SDM

pertanian adalah meningkatkan kualitas petugas pertanian melalui pendidikan

Gambar 3. Akses jalan Agropolitan

Kabupaten Pohuwato

12

dan latihan jangka pendek dan jangka panjang serta membangun sekolah-

sekolah lapang dan training bagi petani baik didalam maupun luar daerah.

SDM pertanian merupakan pendukung utama dalam keberhasilan

pembangunan pertanian itu sendiri sehingga langkah yang dilakukan adalah

kegiatan yang mengarah kepada peningkatan kemandirian petani/kelompok

tani dalam berusahatani dan peningkatan kuantitas serta kualitas penyuluh

dengan mengikutkan para penyuluh pertanian pada kegiatan pelatihan dasar

penyuluhan yang dilaksanakan dalam bidang pertanian. Peningkatan SDM

pertanian juga dilakukan kepada aparat/petugas dengan pemberian beasiswa

D3, S1 dan untuk petani dilakukan kegiatan penyuluhan serta sekolah lapang

pengganggu hama terpadu (SL-PHT) dan sekolah lapang tanaman terpadu (SL-

PTT) yang dilaksanakan seminggu sekali selama 12 kali pertemuan melalui

kelompok tani.

2.1.8. Maize Center

Penelitian dan pengembangan jagung di dunia mengalami perkembangan

yang cukup pesat.Kegiatan penelitian ini dilaksanakan baik oleh lembaga-

lembaga Pemerintah maupun swasta. Lembaga Internasional yang

melaksanakan kegiatan penelitian jagung diantaranya adalah Centro

Internacional de Mejoramiento de Maize Trigo (CYMMYT) atau International

Maize and Wheat Improvement Center di Mexico. Di Indonesia, penelitian

jagung dilaksanakan oleh Balai Penelitian Jagung dan Serealia, Maros,

Sulawesi Selatan, yng merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian Dan

Pengembangan Pertanian, di Gorontalo, Balitbang Pertanian memiliki Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Institusi ini telah menjadi sumber

teknologi jagung.

Maize Center merupakan pusat informasi dan pembelajaran jagung

bertaraf internasional. pusat informasi jagung di Provinsi Gorontalo tepatnya

di Balai Penelitian dan Informasi Jagung (BPIJ) yang berada di Desa Moutong

Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, kompleks MAN Insan

Cendekia, akan tetapi para petani di Kabupaten Pohuwato belum terlalu

13

memahami keberadaan maize center di Provinsi Gorontalo ini.

2.1.9. Perencanaan dan Koordinasi

Perencanaan dan kordinasi dilakukan untuk efektifitas dan efisien

dalam pembangunan baik dalam bentuk pembangunan infrastruktur maupun

pengadaan saprodi untuk petani/kelompok tani. Perencanaan program

Agropolitan di Kabupaten Pohuwato sudah terkoordinasi sampai ketingkat

petani. Perencaan program yang dilakukan oleh pemerintah provinsi yang

dilaksanakan melalui rapat antar instansi se Provinsi Gorontalo yang kemudian

oleh daerah dirapatkan kembali bersama pemerintah daerah sampai ke

kecamatan dan di implementasikan sampai ke tingkat desa kepada para

petani/kelompok tani. Perencanaan program telah dilaksanakan maka

dilakukan kembali rapat koordinasi antar instansi se Provinsi Gorontalo.

2.2. Konsep Agropolitan Model Friedman di Kecamatan Patilanggio

Kabupaten Pohuwato

Konsep pengembangan wilayah agropolitan (termasuk didalamnya distri-

distrik agropolitan) bukan saja diarahkan untuk membangun sektor pertanian yang

tangguh, tetapi juga memperbaiki arah dan dasar-dasar pertumbuhan daerah

secara konsisten dalam program jangka panjang. Hal ini memberikan terobosan

bagi Pemerintah daerah untuk tidak memilih berbagai arah dan tujuan

pembangunan yang terlalu banyak dan dibuat sangat kompleks.

Kondisi yang diperlukan adalah pembangunan pedesaan untuk mengurangi

kesenjangan pertumbuhan desa-kota melalui keterkaitan yang saling

menguntungkan dan penyamaan dasar kemitraan berusaha. Sering masalah sosial-

budaya menjadi kendala dalam penyamaan kemitraan untuk membangun

pertumbuhan wilayah yang saling menguntungkan ini. Dalam kaitan ini

pembangunan desa-desa dan kota-kota tani dalam program transmigrasi dapat

dirancang untuk memulai penyamaan kemitraan dalam mengurangi kesenjangan

spatial pertumbuhan desa-kota.

Efektifitas besaran penduduk dalam setiap unit distrik agropolitan sangat

tergantung kepada skala efisiensi produk komoditas pertaniannya yang pada

14

akhirnya memberikan dampak kepada jaminan besaran tingkat pendapatan

perkapita penduduknya. Konsep Agropolitan menurut Friedman memiliki 7 model

yaitu:

2.2.1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk dalam suatu wilayah menjadi salah satu karakteristik

dalam konsep agropolitan menurut Friedman karena besaran penduduk dalam

distrik agropolitan sangat tergantung pada skala efisiensi produk komoditas

pertaniannya yang pada akhirnya memberikan dampak kepada jaminan besaran

tingkat pendapatan perkapita penduduknya. Jumlah penduduk Kabupaten

Pohuwato per Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut KecamatanKecamatan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Popayato

Lemito

Randangan

Taluditi

Patilanggio

Marisa

Paguat

Popayato Barat

Popayato Timur

Buntulia

Duhiadaa

Wanggarasi

Dengilo

20.498

13.211

12.381

6.380

7.195

29.004

17.791

-

-

-

-

-

-

21.117

13.809

12.237

5.627

7.330

30.141

18.283

-

-

-

-

-

-

21.999

14.401

13.071

6.321

8.031

31.816

19.012

-

-

-

-

-

-

21.972

4.064

12.733

6.394

7.520

32.788

19.538

-

-

-

-

-

-

8.706

10.755

15.148

7.919

8.058

10.085

14.750

6.806

7.830

9.672

10.085

4.688

5.188

9.206

11.005

15.398

8.014

8.608

16.767

14.758

6.956

7.725

9.697

10.105

4.863

5.193

9.499

11.725

14.462

6.985

9.043

18.064

16.034

7.173

7.955

10.688

11.240

5.027

5.724

9.775

11.789

15.383

7.407

11.422

18.510

16.111

7.281

8.137

9.238

10.688

5.011

5.829

Total (Jiwa) 106.865 108.544 114.650 115.760 123.726 128.049 133.619 136.581

Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2004-2012

Berdasarkan Tabel 4 diatas bahwa pada Tahun 2004 jumlah penduduk

Kabupaten Pohuwato terus meningkat yang di dominasi oleh Kecamatan

Marisa dengan jumlah penduduk terbanyak berjumlah 29.004 jiwa dan pada

Tahun 2007 berjumlah 32.788 jiwa, pada Tahun 2008 terjadi pemekaran dari 7

kecamatan menjadi 13 kecamatan, tetapi setelah Kabupaten pohuwato

menjadi 13 kecamatan jumlah penduduk menurun. Jumlah penduduk

15

Kecamatan Marisa menurun menjadi 10.085 jiwa dan terus meningkat sampai

dengan sekarang berjumlah 18.510 jiwa. Jumlah penduduk terrendah dari

Tahun 2004-2007 adalah Kecamatan Taluditi dengan jumlah 6.380-6.394 jiwa

dan pada Tahun 2008 jumlah penduduk terrendah adalah Kecamatan

Wanggarasi dengan jumlah 4.688-5.011 jiwa. Namun secara umum terjadi

pningkatan jumlah penduduk Kabupaten Pohuwato dari Tahun 2004-2011

sebesar 106.865-136-581 jiwa.

Khusus jumlah penduduk di Kecamatan Patilanggio Tahun 2004

berjumlah 7.195 jiwa belum sesuai dengan konsep pembangunan agropolitan

berdasarkan Friedman, namun pada Tahun 2011 sudah memenuhi syarat

berdasarkan konsep Friedman yaitu > 10.000 jiwa yakni 11.422 jiwa.

2.2.2. Pusat Pelayanan

Pusat pelayanan merupakan salah satu karakteristik dari konsep

agropolitan menurut Friedman. Pusat pelayanan sangat penting bagi

masyarakat karena memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi langsung

dengan pemerintah serta mudah dalam menyelesaikan segala urusan terutama

urusan maupun kegiatan dalam bidang pertanian, seperti pusat pelayanan

usahatani (pembudidayaan), pemasaran, lembaga penunjang (kelompok tani,

BP3K, Toko Sarana Produksi Pertanian), untuk pengolahan hasil di Kecamatan

Patilanggio belum tersedia. Pusat pelayanan di Kabupaten Pohuwato masih

bisa dijangkau dengan mengendarai sepeda maupun sepeda motor. Jarak pusat

pelayanan setiap Kecamtan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

16

Tabel 5. Jarak antara Ibukota Kabupaten Pohuwato dengan IbukotaKecamatan

Kecamatan Jarak(km)

Distance(km)

(1) (2)Marisa – Popayato 88Marisa – Dudewulo 10

3Marisa – Maleo 84Marisa – Lemito 69

Marisa – Wonggarasi Timur 44Marisa – Patilanggio 14Marisa – Buntulia Utara 7Marisa – Padengo 6Marisa – Randangan 33Marisa – Taluditi 93Marisa – Paguat 18

Marisa – Popaya 27

Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2011

Jarak antara ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan dilihat pada

Tabel 5 di atas bahwa jarak yang paling jauh antara ibukota Kabupaten

Pohuwato (Marisa) dengan ibukota Kecamatan Taluditi dengan jarak 93 km

dan yang paling dekat adalah jarak antara ibukota Kabupaten (Marisa) dengan

ibukota Kecamatan Padengo yang berjarak 6 km, untuk jarak antara ibukota

Kabupaten Pohuwato (Kecamatan Marisa) dengan ibukota Kecamatan

Patilanggio adalah 14 km.

Berdasarkan hasil penelitian lapangan bahwa pusat layanan terjangkau

dengan kendaraan roda 2 dan roda 4, hal ini ditunjang dengan fasilitas jalan

yang sudah baik (aspal) serta tersedianya tempat sarana produksi pertanian.

Secara rinci kondisi jalan dan ketersediaan sarana produksi pertanian tersebut

disajikan pada Gambar 3, 4 dan 5 di bawah ini.

17

Jalan merupakan akses yang menghubungkan antara satu wilayah

dengan wilayah lainnya oleh sebab itu jalan merupakan salah satu yang harus

diperhatikan dalam perencanaan pembangunan suatu wilayah khususnya pada

perencanaan pembangunan kawasan agropolitan.

2.2.3. Fasilitas Publik

Fasilitas pelayanan publik di Kabupaten Pohuwato terdiri dari pusat

pelayanan publik standar yang terdiri dari pasar, sekolah (SD, SMP, SMA),

fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas olah raga, pusat pelayanan pemerintah

seperti Kantor Camat, Kantor Pos dan Telekomunikasi, Kantor Polisi, Pusat

Perkantoran dan Bisnis, dan terminal Angkutan, untuk pusat pelayanan publik

standar (sekolah SD, SMP, SMA), setiap tahun meningkat lebih jelasnya

jumlah sekolah dari SD, SMP dan SMA dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah

ini.

Gambar 4. Akses jalan di Kecamatan Marisa Gambar 5. Akses jalan/jembatan di Kecamatan Patilanggio

18

Tabel 6. Jumlah Sekolah di Kabupaten Pohuwato

No TahunJumlah Sekolah

SD SMP SMA

1. 2004 101 25 9

2. 2005 103 27 11

3. 2006 105 31 11

4. 2007 112 42 11

5. 2008 119 44 14

6. 2009 117 45 19

7. 2010 122 47 21

8. 2011 121 46 23

Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2011

Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah sekolah di Kabupaten Pohuwato

yang terbagi atas SD, SMP dan SMA/sederajat dengan jumlah terbanyak

untuk SD terdapat pada Tahun 2010 dengan jumlah 122 buah dan terrendah

pada Tahun 2004 dengan jumlah 101 buah, untuk SMP jumlah tertinggi pada

Tahun 2010 berjumlah 47 buah dan terrendah pada Tahun 2004 berjumlah 25,

selanjutnya jumlah sekolah untuk SMA dengan jumlah tertinggi pada Tahun

2011 yang berjumlah 23 buah dan terrendah pada Tahun 2004 dengan jumlah

9 buah.

Sekolah merupakan fasilitas pelayanan publik standar sebagai wadah

bagi masyarakat untuk menimbah ilmu guna untuk meningkatkan

sumberdaya manusia (SDM). Sekolah juga merupakan salah satu fasilitas

pelayanan publik yang sangat mempengaruhi perencanaan pembagunan.

Keadaan sekolah SD, SMP dan SMA di Kabupaten Pohuwato khususnya

pada Kecamatan Patilanggio dapat dilihat pada Gambar 7, 8 dan 9 yang

disajikan di bawah ini.

19

Fasilitas pelayanan kesehatan, kantor camat, kantor pos, kantor polisi,

pusat perkantoran dan terminal angkutan merupakan fasilitas pelayanan

publik yang dapat membantu komunikasi antar masyarakat dan pemerintah,

fasilitas pelayanan ini dapat dilihat pada Gambar 11, 12, 13, 14, 15, 16 dan 17

di bawah ini.

Gambar 8. SMKN. 1 Patilanggio

Gambar 6. SDN Dulomo Kec. Patilanggio Gambar 67 SMP Negeri. 1 Patilanggio

20

Kantor Camat merupakan fasilitas pelayanan publik yang digunakan

untuk membantu masyarakat dalam hal administrasi dan hal-hal yang masih

berhubungan dengan kecamatan. Kantor Camat Patilanggio sampai dengan saat

ini masih aktif dan masih dimanfaatkan oleh masyarakat.

Kepolisian Negara merupakan suatu tempat yang dibentuk untuk

melindungi masyarakat dari kekerasan, ketidakadilan berdasarkan hukum dan

undang-undang yang berlaku. Sektor Patilanggio yang terletak di jalan Trans

Sulawesi di Kecamatan Patilanggio dan Resor Pohuwato yang berada di

Kecamatan Marisa sampai sekarang masih dimanfaatkan oleh masyarakat dan

pemerintah terkait.

Gambar 11. Resor Pohuwato

Gambar 9. Kantor Camat Patilanggio Gambar 10. Sektor Patilanggio

21

Pusat Kesahatan Masyarakat (PUSKESMAS) merupakan pusat

pelayanan masyarakat dalam bidang kesehatan, PUSKESMAS Patilanggio

yang terletak di Jalan Lingkar Patilanggio yang beraktivitas dan melakukan

pelayanan pada masyarakat dari hari senin sampai dengan hari jum’at.

Pusat Perkantoran di Kabupaten Pohuwato terletak sangat strategis di

Kecamatan Marisa yang di tata dengan baik guna mempermudah masyarakat

maupun pengunjung dari luar daerah untuk langsung ke kantor-kantor yang

ingin dituju karena letak kantor hanya ada dalam satu area.

Pasar merupakan tempat berkumpulnya pembeli dan penjual yang

melakukan transaksi atas sejumlah produk atau kelompok produk tertentu.

Pasar Marisa merupakan pusat perbelanjaan yang terletak sangat strategis dan

terbesar di Kabupten Pohuwato.

Gambar 12. PUSKESMAS Patilanggio Gambar 13. Pusat Perkantoran

Gambar 14. Pasar Marisa Kab. Pohuwato

22

Salah satu fasilitas pelayanan publik adalah terminal bus. Terminal bus

merupakan pusat masyarakat yang melakukan perjalanan jauh antar

kabupaten dengan menggunakan angkutan umum penumpang. Terminal bus

di Kabupaten Pohuwato hanya ada di Kecamatan Marisa, khusus untuk

Kecamatan Patilanggio belum tersedia.

Kantor pos merupakan tempat pengiriman berupa surat, barang dan

sejenisnya yang dilakukan antar daerah maupun Provinsi, Kabupaten

Pohuwato memiliki salah satu Kantor Pos yang terletak di Kecamatan Marisa

dan sampai sekarang masih aktif digunakan oleh masyarakat, kantor pos ini

belum tersedia di Kecamatan Patilanggio.

2.2.4. Jarak Antar Kecamatan

Setiap pusat kecamatan dihubungkan dengan pusat kecamatan lainnya

dalam suatu wilayah kabupaten dengan jaringan akses jalan yang memadai

yang memungkinkan untuk dilewati, para pejalan kaki, pengendara sepeda,

sepeda motor, mobil, kendaraan yang ditarik hewan, bus maupun truk. Jarak

antar kecamatan dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini.

Tabel 7. Jarak Antar Kecamatan se Kabupaten Pohuwato

Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 131. Popayato …

2. Pop Barat 15 …

3. Pop Timur 2 19 …

4. Lemito 19 34 15 …

5. Wanggarasi 44 59 40 25 …

6. Marisa 88 103 84 69 44 …

7. Patilanggio 74 89 70 55 30 14 …

8. Buntulia 81 96 77 62 37 7 9 …

9. Duhiadaa 82 97 78 63 38 6 8 1 …

10. Randangan 55 70 51 36 11 33 19 26 27 …

11. Taluditi 77 92 73 58 33 63 41 48 49 22 …

12. Paguat 112 121 102 87 62 18 32 25 24 51 81 …

13. Dengilo 115 130 111 96 71 27 41 34 33 60 90 9 …

Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2011

23

Tabel 7 menunjukkan bahwa jarak antar kecamatan se Kabupaten

Pohuwato dengan jarak yang cukup jauh adalah jarak antara Kecamatan

Popayato Barat dengan Kecamatan Dengilo jarak 130 km.

2.2.5. Ketersediaan Energi Listrik

Ketersediaan energi listrik juga merupakan salah satu karakteristrik dari

konsep agropolitan yang sangat berpengaruh terhadap pembangunan suatu

wilayah, kerena energi listrik ini dibangun untuk kebutuhan rumah tangga dan

pelayanan publik. Ketersediaan energi listrik di Kabupaten Pohuwato dapat

dilihat pada Tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8. Jumlah Pelanggan Listrik Menurut Unit di Kabupaten Pohuwato

Unit 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Ranting Marisa 2.959 3.232 3.348 3.422 3.349 3.653 3.724 -

Sub Ranting Paguat 2.431 2.576 2.623 2.728 2.623 2.828 2.866 -

Sub RantingManunggal Karya

750 806 862 1.089 862 1.120 1.140 -

Sub Ranting PancaKarya

441 485 500 517 500 583 583 -

Sub RantingIloheluma

242 254 267 282 267 328 329 -

Sub Ranting Lemito 1.772 1.867 1.947 2.369 1.947 2.431 2.452 -

Sub RantingMolosifat

406 433 436 472 436 495 495 -

Jumlah 9.001 9.653 9.983 10.879 9.984 11.438 11.589

Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2004-2010

Tabel 8 ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten

Pohuwato telah menggunakan listrik dari Tahun 2004-2008 dengan jumlah

pelanggan sebesar 9.001-10.879 dan pada Tahun 2008 jumlah pelanggan listri

menurun dengan jumlah 9.984, selanjutnya meningkat lagi pada Tahun 2009-

2010 dengan jumlah 11.438-11.589. Energi listrik di kecamatan Patilanggio

dilayani melalui sub ranting Iloheluma yang jumlah pelanggannya terus

meningkat dari Tahun 2005 sampai dengan 2010 yakni 242-329 pelanggan

listrik.

Listrik merupakan salah satu energi yang sangat mempengaruhi

24

aktivitas masyarakat maupun pemerintah. Listrik juga merupakan salah satu

kebutuhan rumah tangga dalam hal penyinaran serta untuk alat komunikasi,

untuk pemerintah dapat mempermudah pelayanan kepada masyarakat dalam

hal administrasi. Jaringan listrik di Kabupaten Pohuwato dapat di lihat pada

Gambar 18 di bawah ini.

Gambar 15. Jaringan Energi Listrik di Kecamatan Patilanggio

2.2.6. Ketersediaan Industri

Industri merupakan suatu kegiatan usaha yang yang dilakukan dengan

mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi guna untuk meningkatkan nilai

tambah suatu produk, di Kabupaten Pohuwato belum tersedia industri yang

mengolah bahan mentah menjadi barang jadi yang berbahan dasar jagung,

sama halnya di Kecamatan Patilanggio semenjak dicanangkan program

agropolitan di Kabupaten Pohuwato sampai dengan sekarang Kecamatan

patilanggio belum mempunyai industri.

2.2.7. Program Ekonomi Berimbang

Untuk mencapai tujuan menumbuh kembangkan ekonomi rakyat yang

ditetapkan adalah dengan meningkatkan ketersediaan pangan dan pengelolaan

kelembagaan pertanian di setiap wilayah serta meningkatkan pengelolaan

secara kelembagaan terhadap penanganan pasca panen dan pemasaran hasil

pertanian. Sektor pertanian merupakan pemicu utama pertumbuhan ekonomi

25

di Kabupaten Pohuwato. Pendekatan Pertumbuhan ekonomi didasarkan pada

PDRB Kabupaten Pohuwato dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini.

Tabel. 9 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pohuwato MenurutLapangan Usaha (Jutaan Rupiah)

Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2007-2012

Berdasarkan Tabel 9 di atas bahwa terjadi peningkatan melalui PDRB 5

tahun terakhir, dari 9 sektor penyumbang PDRB sektor pertanian yang terbesar.

Tahun 2011 kontribusi pertanian sebesar 42,11%, namun belum sepenuhnya

berasal dari program agropolitan.

B. Pembahasan1. Implementasi Sembilan (9) Pilar Agropolitan di Kecamatan Patilanggio

Kabupaten Pohuwato

Pencanangan Agropolitan sekaligus pengukuhan Provinsi Gorontalo

sebagai penyangga Pangan Nasional yang sejalan dengan Visi Provinsi Gorontalo

untuk mewujudkan masyarakat mandiri. Visi Agropolitan Jagung yaitu

No Sektor Tahun2007 2008 2009 2010 2011 %

1 Pertanian 315.596 383.877 439.022 510.884 600.368 42,11

2 Pertambangan 5.090 5.915 6.802 7.238 7.988 0,56

3 Industri &Pengolahan 35.701 47.391 56.669 64.997 73.616 5,16

4 Listrik, gas &air 6.670 6.738 7.144 7.999 8.970 0,63

5 Bangunan 35.904 46.979 56.180 62.373 69.053 4,84

6 PerdaganganHotel&Restoran 107.835 125.158 143.079 164.680 199.480 13,99

7 Pengangkutan& Komunikasi 23.467 32.234 36.140 40.369 45.386 3,18

8Keuangan,Persewaan &Jasa Perusahaan

78.518 99.764 115.997 136.397 153.922 10,80

9 Jasa-jasa 103.596 140.490 175.312 211.095 266.823 18,72

Jumlah 712.378 888.546 1.036.344 1.206.033 1.425.610 100%

26

“mewujudkan Masyarakat di Bidang Ekonomi melalui Pengembangan Maize

Based Economy (Ekonomi Berbasis Jagung)”, dengan misi yaitu:

1. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi berbasis

jagung.

2. Memberdayakan masyarakat agar mampu meningkatkan produksi dan

produktivitas komoditas pertanian serta menghasilkan produk-produk olahan

melalui pengembangan sistem agribisnis yang efisien.

3. Mewujudkan Gorontalo sebagai Pusat Celebes Corn Belt (Sabuk Jagung

Sulawesi) dalam upaya mmperkuat ketahanan pangan nasional.

Tujuan dari Agropolitan yaitu: 1). Meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan petani melalui optimalisasi pemanfaatan lahan dan teknologi, 2).

Memacu pertumbuhan ekonomi pedesaan dalam mendukung percepatan

pembangunan wilayah, 3). Memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan luar

negeri, 4). Mewujudkan Gorontalo sebagai pusat Celebes Corn Belt (Muhammad

dan Akuba, 2007:90). Langkah awal membangun Agropolitan adalah meumuskan

visi, misi, tujuan dan strategi sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Langkah

selanjutnya melakukan analisis eksternal dan internal yang dikenal dengan

analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) dan merumuskan

strategi. Keluaran Analisis SWOT yaitu strategi yang disebut 9 Pilar Agropolitan.

1.1. Penyediaan Alat, Mesin Pertanian dan Angkutan Agropolitan

Pemerintah Provinsi menyediakan alsintan di setiap daerah

Kabupaten/kota dengan alat mesin pertanian seperti traktor, alat pemipil

jagung, PATM dan angkutan Agropolitan namun tidak semua kelompok tani

mendapatkan alsintan sesuai dengan lamanya kelompok tersebut berusahatani

dan tingkat kebutuhan yang sesuai dengan luas lahan yang tersedia disetiap

kelompok. Ada juga alsintan yang disediakan oleh pemerintah namun dalam

bentuk sewa dimana petani yang ingin menggunakan alsintan seperti traktor di

lalu menyewa sesuai kesepakatan antara kedua pihak. Penyediaan alat mesin

pertanian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi dan mempercepat

proses pembudidayaan.

27

Penyediaan Alsintan ditingkat Provinsi telah teralisasi sampai di tingkat

daerah khususnya di daerah Kabupaten Pohuwato telah diadakan alat mesin

pertanian seperti traktor roda empat 3 buah yang disediakan oleh Dinas

Pertanian Kabupaten Pohuwato yang disewakan pada petani, traktor roda dua 2

buah di Kecamatan Patilanggio, alat pemipil jagung 2 unit di Desa Manawa

dan Suka Makmur serta alat perontok jagung 8 unit di Kecamatan Popayato,

Kecamatan Popayato Barat, Kecamatan Lemito, Kecamatan Randangan,

Kecamatan Duhiadaa dan Kecamatan Patilanggio. Penyediaan alat mesin

pertanian ini dilakukan tidak kesemua kelompok tani tetapi diberikan ke

kelompok yang sudah lama berusahatani dengan luas lahan yang lebih besar

diantara kelompok tani lain serta kemampuan petani dalam mengoperasikan

alat mesin pertanian. Dalam rangka meningkatkan efisiensi pengangkutan

hasil-hasil produksi pertanian dalam wilayah pengembanagan agropolitan perlu

adanya dukungan sarana dan prasarana angkutan namun di Kabupaten

Pohuwato belum ada pengadaan angkutan agropolitan. Kabupaten Pohuwato

telah melaksanakan pengadaan alsintan seperti traktor roda 2, traktor roda 4,

dan pemipil jagung yang diberikan kepada kelompok tani yang sangat

membutuhkan dengan dukungan luas lahan dan kemampuan masyarakat tani

dalam mengoperasikan alat mesin pertanian.

BP3K (Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan) yang

merupakan salah satu dari beberapa balai penyuluhan yang ada di Kabupaten

Pohuwato, yang memiliki tugas untuk melayani dan membantu petani dalam

kegiatan pertanian. Kecamatan Patilanggio mempunyai alat mesin pertanian

seperti traktor roda dua di Desa Suka Makmur dan alat pemipil jagung 2 unit di

Desa Manawa dan Suka Makmur dan perontok jagung 2 unit akan tetapi dalam

pengolahan lahan pertanian di Kecamatan Patilanggio sebagian besar petaninya

masih menggunakan alat tradisional seperti bajak/ternak hal ini disebabkan

oleh jumlah alat mesin pertanian yang tidak seimbang dengan jumlah petani

dan luas lahan dengan sistem penanaman yang serentak tentunya dalam

pengolahan lahan juga secara bersama-sama tentunya membutuhkan waktu

yang cukup lama agar bisa menggunakan alat seperti traktor roda 2 yang saat

28

ini hanya tersedia 2 buah di Desa Suka Makmur dengan lama bekerja ± 2 hari

dalam 1 ha dan ± 3 jam dengan menggunakan traktor roda 4 yang disewakan,

dengan mempertimbangkan hal-hal seperti ini maka sebagian besar petani lebih

baik menggunakan alat tradisional mengingat sebagian besar juga petani

mempunyai hewan ternak jadi mereka mempergunakan ternak sebagai alat

pengolah lahan.

Sesuai dengan realita di lapangan bahwa pengelolaan alsintan secara

perorangan tidak mampu memberikan pelayanan yang lebih efektif dan efisien,

manajemen pengelolaan perlu didukung oleh tenaga-tenaga profesional. Hal

lain yang menjadi pertimbangan petani adalah ketidakmampuan petani dalam

mengoperasikan alat mesin pertanian serta biaya yang akan dikeluarkan untuk

menyewa peminjaman alsintan.

1.2. Penyediaan dana Penjaminan Petani

Petani umumnya kesulitan untuk memperoleh dana untuk penyediaan

saprodi, dana yang tersedia di bank-bank berupa Kredit Usaha Kecil dan

Menengah belum dapat diakses secara maksimal karena pengambilan kredit di

bank memerlukan jaminan, salah satu jaminan yang dimiliki petani adalah

lahan pertanian, namun lahan-lahan pertanian milik petani sebagian besar

belum memiliki sertifikat sehingga tidak dapat digunakan sebagai jaminan,

selain itu sebagian petani adalah petani penggarap. Tanpa intervensi

pemerintah untuk menangani masalah yang dihadapi petani dan pertanian

umumnya tidak akan berubah untuk mengatasi masalah ini Pemerintah

Provinsi Gorontalo bekerjasama dengan PT Asuransi Kredit Indonesia (PT.

Askrindo) mendirikan Lembaga Penjamin Kredit Daerah (LPKD) sebagai

jaminan kredit petani yang diambil di bank-bank pemerintah yang berasal dari

LKPD. Akan tetapi untuk penyediaan dana penjaminan petani sampai dengan

saat ini di Kabupaten Pohuwato belum ada.

29

1.3. Penyediaan Benih, Pupuk dan Pengendalian Hama dan Penyakit

Sebagian besar petani jagung di Provinsi Gorontalo menanam jagung

lokal dengan produktivitas rata-rata 1,5 ton per hektar, dengan tingkat

produktivitas sebesar ini, petani sulit memperoleh pendapatan yang layak oleh

karena itu langkah awal yang harus dilakukan adalah mengganti varietas lokal

dengan varietas unggul. Pemerintah Provinsi Gorontalo menggalakkan

penggunaan varietas jagung hibrida seperti Pioneer, Bisi 2, Hibrida C-4.

Potensi produksi varietas jagung hibrida sekitar 8-10 ton pipilan kering per

hektar. Benih-benih hibrida disebarkan kepada petani melalui kelompok-

kelompok tani dalam bentuk bantuan bergulir. Introduksi varietas jagung

unggul di Gorontalo menyebabkan peningkatan penggunaan varietas jagung

unggul yaitu jagung hibrida 53,9 %, jagung komposit 22,1% sedangkan jagung

lokal 24%.

Program penggunaan varetas unggul terus dilakukan sehingga

penggunaan varietas lokal dapat dikurangi sampai 5%. Kendala yang dihadapi

dalam penggunaan varietas jagung hibrida adalah benih yang mahal berkisar

Rp. 50.000-Rp. 55.000 per kg benih hibrida ini masih didatangkan dari luar

daerah sehingga seringkali kebutuhan benih tidak dapat terpenuhi tepat waktu

saat musim tanam, untuk mengatasi masalah ini seperti harga dan ketersediaan

benih jagung unggul, Pemerintah Provinsi Gorontalo memberikan bantuan

benih kepada petani melalui kelompok tani yang sudah dibentuk di setiap

kecamatan sampai di desa-desa. Khususnya di Kabupaten Pohuwato

penyediaan benih sudah dilakukan dan sampai dengan saat ini masih berlanjut.

Jagung memerlukan suplai unsur hara yang banyak setelah fase

perkecambahan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembudidayaan adalah

keseimbangan antar unsur hara dalam tanah. Kelebihan unsur hara akan

mempengaruhi ketersediaan unsur hara lainnya. Menyadari pentingnya

pemupukan dalam upaya peningktan produksi, strategi yang ditempuh dalam

rangka pengembangan Agropolitan yaitu: 1). Menjamin ketersediaan pupuk

melalui cara kerjasama pabrik dengan pabrik pupuk secara kontinu mensuplai

pupuk, 2). Membangun Blending Plant Pupuk NPK di Gorontalo bekerjasama

30

dengan PT Pupuk Kalimantan Timur dengan bentuk kerjasamanya yaitu PT.

Pupuk Kaltim menyediakan dana 20% dari kebutuhan dana sekitar RP. 4

Milyar untuk penyediaan alat dan mesin serta pemasangannya, 3). Menjamin

distribusi pupuk ke daerah-daerah sentra produksi dengan menggalakkan usaha

kios saprodi disetiap kecamatan. Upaya-upaya menggalakkan pemupukan

berakibat pada peningkatan pengguanaan pupuk untuk jagung, hal ini

dibuktikan dengan adanya bantuan pupuk untuk petani melalui kelompok tani

sampai ke desa-desa dengan jenis pupuk Urea, Ponska, NPK yang diberikan

sesuai dengan kebutuhan.

Hama dan penyakit merupakan kendala utama terhadap produksi

jagung karena menyebabkan kehilangan hasil dan penurunan kualitas hasil.

Tingkat serangan hama dan penyakit bervariasi dari tahun ke tahun dan dari

daerah ke daerah. Strategi yang ditempuh untuk mengamankan program

Agropolitan dari serangan hama dan penyakit adalah dengan membentuk

kantor perlindungan tanaman dan hewan yang bertugas mengawasi, mengamati

dan memberantas hama dan penyakit tanman, hewan dan ternak di Provinsi

Gorontalo, selanjutnya mengadakan pendidikan dan pelatiha bagi petugas dan

kelompok tani tentang pengendalian hama dan penyakit, namun hal ini belum

dilakukan sampai ke kelompok-kelompok tani sebab para petani yang

tanamannya terserang penyakit langsung dibasmi oleh petani itu sendiri tanpa

ada sentuhan langsung dari pengamat hama.

1.4. Memperlancar Pemasaran dan Jaminan Harga Dasar

Pemerintah Provinsi Gorontalo melakukan penciptaan pasar seluas-

luasnya bagi jagung dengan melakukan promosi yang gencar didalam dan

diluar negeri. Tujuan dari promosi adalah membangun Branding Image bahwa

provinsi Gorontalo merupakan daerah penghasil utama jagung berkualitas di

Indonesia. Hasilnya provinsi Gorontalo berhasil berhasil membangun

kerjasama pemasaran jagung dengan Korea Selatan, Malaysia dan Jepang.

Untuk menjamin penerimaan yang layak bagi usahatani jagung, Pemerintah

Provinsi Gorontalo menetapkan harga dasar jagung melalui surat keputusan

31

Gubernur Provinsi Gorontalo Nomor: 370 tahun 2002. Harga dasar jagung

700/kg dengan kadar air 17%, namun harga dasar ini terus meningkat sesuai

dengan permintaan pasar yang menetapkan kadar air yang dibutuhkan oleh

perusahaan. Hingga saat ini harga jagung Rp. 2300/kg ditingkat pedagang.

Pemasaran jagung di Provinsi Gorontalo sampai ke Jakarta, Surabaya, Medan,

Filiphina dan Vietnam sementara di Kabupaten Pohuwato sebagian besar

melalui tengkulak namun ada juga petani yang menjual langsung ke PT. Harim

dengan harga yang sesuai ditingkat petani. Petani jagung di Kecamatan

Ptilanggio ada yang langsung di jual ke tengkulak dan ada juga yang langsung

dipasarkan ke PT. Harim. Harga dasar jagung di Kabupaten Pohuwato masih

menyesuaikan dengan harga dasar yang telah ditetapkan oleh pemerintah Pusat.

1.5. Pembangunan Irigasi Sederhana dan Jalan Akses Agropolitan

Pembangunan jalan akses agropolitan bertujuan untuk 1). Mendekatkan

daerah sentra produksi dan pasar, 2). Memperlancar angkutan sarana produksi

dan hasil, 3). Membuka daerah-daerah yang terisolir. Jalan akses Agropolitan

ini dibangun denganbiaya yang murah Rp. 200.000/km yang dilaksanakn sejak

tahun 2002 sampai tahun 2005 panjang jalan agropolitan mencapai 120,6 km.

Secara keseluruhan panjang jalan akses Agropolitan di provinsi Gorontalo dari

tahun 2002 sampai tahun 2005 mengalami kenaikan lebih dari delapan kali

yaitu 14.350 m pada tahun 2002 dan menjadi 120.661 m pada tahun 2005.

Pembangunan akses jalan Agropolitan di Kabupaten pohuwato dimulai pada

tahun 2004 dengan panjang 19.700 m yang berlokasi di Kecamatan Patilanggio

dan Kecamatan Randangan.

1.6. Show Window

Keberadaan Show Window jagung memungkinkan petani mencoba

sendiri teknologi-teknologi baru sehingga proses transfer teknologi dapat

dipercepat. Upaya mempercepat transfer teknologi keseluruh daerah sentra

produksi juga dilakukan dengan membentuk Posko Agropolitan disetiap

Kecamatan, sejak tahun 2005. Posko Agropolitan berfungsi sebagai 1). Pusat

32

informasi teknologi ditingkat Kecamatan dan 2). Pemantau aktivitas

Agropolitan yang setiap saat melaporkan perkembangan Agropolitan terutama

masalah-masalah yang dihadapi. Keberadaan Show Window jagung

memungkinkan petani mencoba sendiri teknologi-teknologi baru sehingga

proses transfer teknologi dapat dipercepat.

Show Window jagung di Kabupaten Pohuwato adalah di kecamatn

Patilanggio hal in disebabkan karena Kecamatan Patilanggio merupakan

produksi terbesar tanaman jagung di Kabupetan Pohuwato. Show Window

jagung ini dapat mendekatkan pelayanan teknologi sekaligus sebagai

ercontohan kepada petani/kelompok tani dengan lokasi yang strategis dalam

suatu kawasan 50-100 dan juga sebagi pusat pembinaan SDM

(petani/kelompok tani) serta sebagai objek kunjungan yang sekaligus sebagai

objek wisata Agro.

1.7. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia di Bidang Pertanian

Kabupaten Pohuwato dalam meningkatkan kualitas SDM salah satunya

adalah dengan memberikan beasiswa kepada penyuluh yang masih mengenyam

pendidikan di bangku kuliah, serta memberikan pelatihan untuk petai/kelompo

tani dengan kegiatan SL-PHT dan SL-PTT, kegiatan ini sudah dilaksanakan

oleh Pemerintah Kabupaten khususnya di Kecamatan Patilanggio.

1.8. Pembanguan Maize Center

Maize Center dibangun untuk mengatasi berbagai keterbatasan

lembaga-lembanga penelitian publik yang berfungsi sebagi usat informasi

regional, sebagi pusat penelitian jagung yang akan menangani penelitian

adaktif spesifik lokasi Gorontalo, sebagai pusat pelatihan jagung bagi petani

dikawasan indonesia Timur serta sebagai objek wisata ilmiah. Maize Center ini

telah implementasikan di Kabupaten Pohuwato dengan melakukan pengkajian

teknologi, penerapan teknologi baru yang bertujuan untuk mempermudah

petani untuk mendapatkan informasi jagung, akan tetapi petani di Kecamatan

Patilanggio belum tertalalu mengetahui adanya Maize Center di Provinsi

33

Gorontalo namun para petani hanya mengatahui implementasinya disetiap

kecamatan yaitu dengan adanya kegiatan uji coba teknologi baru di lahan

pertanian di kabupaten Pohuwato khusunya di Kecamatan patilanggio serta

sebagai pusat informasi untuk para siswa, mahasiswa dan dosen-dosen yang

melakukan penelitian di lokasi show windownya jagung.

1.9. Perencanaan dan Koordinasi

Perencanaan program dari Pemerintah pusat terkoordinasi dengan baik

sampai di Kabupaten bahan sampai di Kecamatan khusunya untuk Kabupaten

Pohuwato sampai ke Kecamatn Patilanggio baik dari pengadaan Saprodi

sampai dengan pelaksanaan kegiatan penyuluhan, pelatihan serta pemasaran

yang dalam hal ini sangat mebantu masyarakat tani dengan tujuan untuk

mengkatkan kesejahteraan petani.

Keselarasan kebijakan (Policy Coherence) merupakan salah satu kunci

keberhasilan pembangunan pertanian di Provinsi Gorontalo. Program

Agropolitan jagung merupakan program unggulan sehingga implementasinya

dilaksanakan sevara lintas pemerintahan, lintas sektoral dan terpadu. Sumber

dana untuk membiayai Agropolitan berasal dari APBN, APBD Provinsi dan

APBD Kabupaten/Kota. Implementasi program Agropolitan berdasarkan 9

pilar agropolitan di Kabupaten Pohuwato sudah dilaksanakan akan tetapi ada

salah satu pilar yag memang belum dilaksanakan sampai ke petani dan ada pula

ketersediaan sarana dan prasaranan pendukung yang belum sesuai dengan

kebutuhan petani, akan tetapi secara keseluruhan sudah sebagian besar program

agropolitan telah terrealisasi sampai ketingkat petani.

2. Implementasi Konsep Friedmann di Kecamatan Patilanggio Kabupaten

Pohuwato

Kunci keberhasilan pembangunan agropolitan adalah memberlakukan

setiap distrik atau kecamatan agropolitan sebagai satu unit tunggal otonom

mandiri tetapi terintegrasi secara sinergik dengan keseluruhan sistem

pengembangan wilayahnya. Pengertian otonom mandiri ini selain menjaga tidak

34

terlalu besar intervensi sektor-sektor pusat terkait, juga dari segi ekonomi mampu

untuk mengatur perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pertaniannya sendiri.

Pemahaman terhadap konsep Agropolitan dalam penataan kawasan

khusus sesuai dengan UUTR, merupakan hal yang mendasar karena hal ini akan

memberikan arah dasar perencanaan pemukiman dan aktivitasnya dalam bentuk

proses pengembangan wilayah selanjutnya. Harun. UR dalam (Sipayung, et. all.,

1999:58) Pengembangan kawasan agropolitan diharapkan dapat mendukung

terjadinya sistem kota-kota tani yang terintegrasi . Kegiatan antar kota terjadi

dalam bentuk pergerakan barang, modal dan manusia. Dukungan sistem

infrastruktur transportasi yang memadai diperlukan agar keterkaitan antar

kawasan agropolitan dan pasar dapat terwujud.

Pembangunan pertanian di Provinsi Gorontalo berdasarkan program

agropolitan itu pada awalnya dilakukan pendekatan pertanian dengan melihat luas

lahan pertanian, antusias masyarakat untuk berusahatani khususnya berusahatani

jagung yang sesuai dengan program pemerintah yakni penanaman jagung, hal ini

telah dilaksanakan di Kabupaten Pohuwato yang masyaraktanya sudah terbiasa

membudidayakan tanaman jagung. Masyarakat Kabupaten Pohuwato sangat

antusias dengan adanya program agropolitan ini sehingga Kabupaten Pohuwato

termasuk dalam pengembangan kawasan agropolitan dengan Kecamatan

Patilanggio adalah Show Windownya jagung. Kabupten Pohuwato ditetapkan

sebagai kawasan Agropolitan jagung pada Tahun 2004 namun jika dilihat dengan

konsep agropolitan menurut Friedman secara keseluruhan jumlah penduduk

Kabupaten Pohuwato sudah memenuhi syarat sebagai kawasan agropolitan

dengan jumlah 106.865 jiwa pada Tahun 2004 dan 136.581 pada Tahun 2011

akan tetapi jika dilihat dengan jumlah penduduk perkecamatan yang

ditetapkannya sebagai kawasan agropolitan yaitu Kecamatan Patilanggio dengan

jumlah penduduk sebesar 7.195 jiwa itu belum memenuhi syarat sebagai kawasan

Agropolitan menurut Friedman. Efektivitas besaran penduduk dalam setiap unit

distrik agropolitan sangat tergantung kepada skala efisiensi produk komoditas

pertanian yang pada akhirnya membeikan dampak kepada jaminan besaran tingkat

pendapatan perkapitan penduduknya.

35

Pusat pelayanan ini merupakan salah satu konsep Friedman yang sangat

berpengaruh kepada pemerintah maupun masyarakat/tani, karena dengan adanya

pusat pelayanan inilah masyarakat bisa berkomunikasi langsung dengan

Pemerintah begitu juga sebaliknya. Pusat pelayanan menurut Friedman di

Kabupaten Pohuwato belum seluruhnya tersedia, khususnya untuk Kecamatan

Patilanggio yang pusat pelayanannya dari usahatani, pemasaran, lembaga

penunjang sudah tersedia namun untuk pengolahan hasil dari tanaman jagung itu

sendiri belum ada, maka pusat pelayanan di Kecamatan patilanggio belum sesuai

dengan konsep Friedman karena sebagian belum tersedia di kecamatan

Patilanggio. Setiap kecamatan di Kabupaten Pohuwato sudah memiliki beberapa

pusat pelayanan yang mudah ditempuh baik dengan jalan kaki dan bersepeda

seperti Kantor Camat, Puskesmas namun ada pusat pelayanan lain seperti BP3K

Kecamatan Patilanggio yang tidak bisa dilalai dengan berjalan kaki atau

bersepeda akan tetapi ditempuh dengan kenderaan bermotor atau mobil.

Kabupaten Pohuwato sudah memiliki fasilitas pelayan publik seperti pusat

pelayan publik standar antara lain, pasar, sekolah SD (2004:101 buah, 2011:121

buah), SMP (2004:25 buah, 2011: 46 buah), SMA (2004: 9 buah, 2011: 23 buah)

bahkan sekarang sudah ada Perguruan tinggi, fasilitas pelayanan kesehatan serta

pusat pelayanan pemerintah seperti kantor pos, kantor polisi, terminal angkutan,

serta pusat perkantoran dan bisnis. Beberapa jenis fasilitas pelayanan ini telah ada

di Kecamatan Patilanggio. Setiap pusat Kecamatan ini dihubungkan dengan pusat

kecamatan lainnya dalam satu wilayah Kabupaten dengan jaringan jalan segala

musim, akses jalan di Kabupaten Pohuwato sudah memadai dan bisa terhubung

antar Kecamatan yang bisa ditempuh dengan kenderaan bermotor, pejalan kaki,

sepeda, sepda motor, kenderaan yang ditarik hewan bus dan truk.

Penggunaan listrik merupakan salah satu penunjang dalam pembangunan

suatu wilayah, selain sebagai kebutuhan rumah tangga masyarakat juga sebagai

kebutuhan Pemerintah untuk melengkapi fasilitas pelayanan kepada masyarakat,

terutama untuk indusri manufuktur skala kecil yang tersebar sampai di Desa-desa

yang sangat membutuhkan energi listrik dalam pengolahan hasil industri. UKM

yang sampai dengan sekarang aktif aalah UKM Salafia Safi’iah di Kecamatan

36

Randangan dan Toko Paris di Kecamatan Marisa. Tujuan dari pengembangan

Agropolitan adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang yang

seertiga pendapatannya berasal adari pertanian dan kegiatan yang berhubungan

dengan pertanian hal ini dibuktikan dengan PDRB Kabupaten Pohuwato tertinggi

pada sektor pertanian, 20% dari hasil industri serta sekitar 50% pendapatan

berasal dari perdagangan dan jasa dari sektor pemerintah.

Berdasarkan hasil analisis data bahwa program agropolitan berdasarkan

konsep Friedman di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato belum

sepenuhnya diimplementasikan hal ini dikarenakan ada beberapa konsep yang

belum tersedia di Kecamatan Patilanggio. Program agropolitan konsep Friedman

yang dilihat dari jumlah penduduk 10.000-15.000 jiwa sudah memenuhi syarat

karena jumlah penduduk di Kecamatan Patilanggio sudah mencapai 11.422 jiwa

yang tersebar di 6 desa, selanjutnya adalah pusat pelayanan seperti jalan (aspal)

dan pusat usahatani (show window jagung), penyediaan fasilitas pelayanan publik

seperti Sekolah Taman Kanak-kanak berjumlah 7 buah, Sekolah Dasar 7 buah,

Sekolah Menengah Pertama berjumlah 3 buah, selanjutnya untuk Sekolah

Menengah Atas belum tersedia akar tetapi Sekolah Menengah Kejuruan sudah ada

di Kecamatan Patilanggio berjumlah 1 buah namun di Kecamatan Patilanggio

juga sudah tersedia fasilitas publik yang dibutuhkan oleh masyarakat yaitu Kantor

Camat, Kantor Resor dan Puskesmas serta penyediaan energi tenaga listik yang

dilayani melalui sub ranting Iloheluma.

Kota tani dalam lingkup pusat distrik atau kecamatan agropolitan yang

berfungsi sebagai pusat kegiatan agroindustri berupa pengolahan barang pertanian

jadi dan setengah jadi serta kegiatan agribisnis, hal ini yang belum tersedia di

Kecamatan Patilanggio yakni industri pengolahan hasil komoditi jagung misalnya

industri pakan ternak dan tepung jagung. Hasil panen jagung di Kecamatan

Patilanggio suluruhnya dijual dalam bentuk pipilan melalui pemasaran lokal yaitu

dari petani dikumpulkan oleh pedagang pengumpul dan selanjutnya ke pedagang

besar (PT. Harim). PT. Harim selanjutnya menjual hasil jagung diantar

pulaukan/luar negeri yaitu ke Surabaya, Jakarta, Medan, Vietnam dan bahkan

sampai ke Philiphina. Sarana produksi/toko saprodi belum tersedia di lingkungan

37

Kecamatan Patilanggio, dimana petani membeli sarana produksi pertanian (bibit

jagung, pupuk dan obat-obatan) di pusat Kabupaten Pohuwato yaitu Kota Marisa,

namun untuk penyediaan energi listrik di Kecamatan Patilanggio sudah tersedia

melalui layanan sub ranting Iloheluma yang merupakan salah satu desa yang ada

di Kecamatan Patilanggio.

.

38