BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN -...
Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN -...
1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi
1. Visi dan Misi Kecamatan Patilanggio
Visi dan misi dalam pemerintahan merupakan salah satu acuan serta menjadi
pegangan untuk membangun suatu daerah. Pembangunan dan pelayanan menjadi
salah satu aspek utama dalam membantu kemajuan daerah. Oleh karena itu bentuk
dari visi dan misi suatu daerah harus di jalankan dengan sebaik-baiknya kepada
seluruh pihak yang terlibat di dalamnya dalam rangka meningkatkan pengembangan
untuk kemajuan suatu daerah.
a) Visi :
yaitu “ Terciptanya Kecamatan Patilanggio Yang Dinamis Dan Harmonis “.
b) Misi :
1. Menumbuhkan sistem manajemen pemerintah kecamatan dan Desa yang
bertanggung jawab.
2. Meningkatkan kualitas aparatur pemerintah kecamatan dan Desa dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik.
3. Mendorong dan mengembangkan inovasi, kreatifitas aparatur pemerintah dan
masyarakat dalam melaksanakan pembangunan material dan spiritual
berlandaskan keimanan, dan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa.
2. Keadaan Geografis
Kecamatan Patilanggio merupakan salah satu dari 13 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Pohuwato. Kecamatan ini terletak disebelah selatan Marisa, ibukota
Kabupaten Pohuwato. Kecamatan dengan luas wilayah 298,83 km2
.
Secara geografis Kecamatan Patilanggio memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut:
Sebelah utara : Kecamatan Taluditi
Sebelah timur : Kecamatan Duhiadaa
2
Sebelah selatan : Teluk Tomini
Sebelah barat : Kecamatan Randangan
Kecamatan Patilanggio terdiri atas 6 desa yaitu : Desa Iloheluma, Balayo,
Manawa, Suka Makmur, Dudepo, Dulomo. Secara rinci luas wilayah Kecamatan
Patilanggio dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. Luas Lahan Kecamatan Patilanggio Berdasarkan Desa Tahun 2012.
No Desa Luas (km2) Persentase (%) 1 Iloheluma 100,33 33,58 2 Balayo 83,33 27,89 3 Manawa 7,83 2,62 4 Suka Makmur 20,00 6,69 5 Dudepo 80,00 26,77 6 Dulomo 7,33 2,45
Jumlah 298,83 100
Sumber : BPS kabupaten pohuwato, 2012.
Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa Desa Iloheluma memiliki luas wilayah
terluas yaitu 100,33 km2
atau sebesar (33,58 %) sedangkan Desa Dulomo merupakan
desa yang memiliki luas wilayah terkecil yaitu 7,33 km2 atau sebesar (2,24 %). Desa
Iloheluma merupakan daerah aliran sungai dan lereng pungung bukit.
3. Penduduk dan Tenaga Kerja
a. Penduduk
Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah 8.903 jiwa, terdiri dari penduduk
laki-laki 4.577 jiwa dan penduduk perempuan 4.326 jiwa. Kepadatan penduduk
Patilanggio pada tahun 2011 sebesar 30 jiwa per km2. Desa yang paling padat
penduduknya Manawa yaitu 261 jiwa per km2 sedangkan yang terendah adalah Desa
Dudepo yaitu 9 jiwa per km2. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.
3
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Desa di Kecamatan Patilanggio Tahun 2012.
No Desa Penduduk (Orang) Persentase (%) 1 Iloheluma 2.235 25,10 2 Balayo 1.464 16,44 3 Manawa 2.052 23,04 4 Suka Makmur 1.253 14,07 5 Dudepo 750 8,42 6 Dulomo 1.150 12,92
Jumlah 8.903 100
Sumber data : BPS kabupaten Pohuwato, 2012.
Tabel 3 menunjukan bahwa Desa Iloheluma dengan jumlah penduduk
terbanyak 2.235 jiwa atau sebesar (25,10%) sedangkan Desa dengan penduduk paling
sedikit adalah Desa Dudepo yaitu sebanyak 750 jiwa atau sebesar (8,42%). Hal ini
menujukkan Desa Iloheluma adalah daerah aliran sungai yang luas.
b. Tenaga Kerja
Dari segi ketenagakerjaan, sebagian besar penduduk Patilanggio bekerja
disektor pertanian. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk Kecamatan Patilanggio
Tahun 2012.
No Desa Pertanian Pertam Bangan
Industri Perda gangan
Jasa
1 Iloheluma - - - - 2 Balayo - - - - 3 Manawa - - - - 4 Suka Makmur - - - - 5 Dudepo - - - - 6 Dulomo - - - -
Sumber : Kantor Desa se- Kecamatan Patilanggio
Tabel 3 menunjukan bahwa penghasilan sebagian besar penduduk yang ada di
Kecamatan Patilanggio adalah dari sektor pertanian.
4. Pertanian
Subsektor tanaman bahan makanan merupakan salah satu subsektor pada sektor
pertanian. Subsektor ini mecakup tanaman padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang
4
tanah, dan kacang kedelei. Luas panen padi dan jagung di kecamatan patilanggio
pada tahun 2011 sebesar 745 hektar dan 12.533 hektar, sedangkan produksinya
masing-masing sebanyak 4.415,62 ton dan 63.918,30 ton. Sementara itu untuk
produksi ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah. hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Luas Panen Pertanian Kecamatan Patilanggio Tahun 2011
Komoditi
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5)
Padi 758 745 4.191 4.415,62 Jagung 15.263 12.533 89.441 63.918 Kedelai - - - - Kacang Tanah 21,00 12 28,35 16,32 Kacang Hijau - - - - Ubi Kayu 12,00 9 144,12 108,09 Ubi Jalar 12,00 16 114,29 152,40
sumber: BPS KabupatenPohuwato, 2011.
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa Kecamatan Patilanggio Kabupaten
Pohuwato sangat strategis untuk usaha tani komoditi jagung. Dengan melihat potensi
lahan yang cukup luas pada tahun 2010, yaitu 15.263 Ha dengan hasil produksi
89.441 ton. Tahun 2011 luas lahan terbesar 12.533 Ha, dengan jumlah produksi
63.918 Ton. Tahun 2011 terjadi penurunan jumlah produksi jagung disebabkan
sebagian lahan digunakan untuk menanam komoditi kacang tanah dan ubi kayu.
5. Pemerintahan
Kecamatan Patilanggio terdiri dari 6 Desa yaitu Iloheluma, Balayo, Manawa,
Suka Makmur, Dudepo dan Dulomo dengan Ibukota Kecamatan terletak di Dulomo.
Kecamatan Patilanggio memiliki 26 Dusun. Menurut Bagian Pemerintahan
Kecamatan Patilanggio, status pemerintahan seluruh Desa di Patilanggio adalah Desa.
Jika dilihat dari status hukumnya maka semua Desa di Patilanggio sudah tergolong
definitif. hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
5
Tabel 5. Jumlah Aparat Menurut Desa Dan Tingkat Pendidikan Tahun 2011.
No Desa Tingkat Pendidikan
SD SMP SMA PT
1 Iloheluama 5 2 4 1 2 Balayo 2 3 6 1 3 Manawa 3 4 3 - 4 Suka Makmur 4 4 3 - 5 Dudepo 4 - 7 - 6 Dulomo 2 1 6 1 Kec. Patilanggio 20 14 29 3
sumber: BPS KabupatenPohuwato, 2011.
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan aparat desa lebih besar
adalah berpendidikan SMA dengan jumlah 29 Orang sedangkan tingkat pendidikan
aparat yang paling rendah adalah tingkat pendidikan PT dengan jumlah 3 Orang.
6. Transportasi dan Komunikasi
a. Transportasi
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk
memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha
pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk
memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu
daerah ke daerah lain. Pada Tahun 2011, sebagian besar permukaan jalan antar Desa
di Patilanggio adalah sudah diperkeras dan diaspal. hal ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 7. Jalan Antar Desa / Kelurahan Menurut Desa dan Jenis Permukaan Terluas di
Kecamatan Patilanggio Tahun 2011.
No Desa Aspal/Beton Diperkeras Tanah
1 Iloheluma 2 Balayo 3 Manawa 4 Suka Makmur 5 Dudepo 6 Dulomo
sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2011.
6
Tabel 7 menunjukan bahwa sebagian besar permukaan jalan antar desa di
Kecamatan Patilangio seluruhnya sudah baik.
b. Komunikasi
Pembangunan pos dan komunikasi mencakup jangkauan baik pelayanan
maupun peningkatan jasa telekomunikasi dan informasi. Hingga tahun 2011, sarana
komunikasi di patilanggio seperti wartel dan kantor pos belum ada. hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Jumlah Sarana Komunikasi Menurut Desa di Kecamatan Patilanggio Tahun
2012.
No Desa Wartel Warnet Kantor
Pos Pembantu
Rumah Pos
Menara Teleko-
munikasi
1 Iloheluma 2 Balayo 1 3 Manawa 1 4 Suka Makmur 5 Dudepo 6 Dulomo
Total 0 0 0 0 2 Sumber : Kantor Desa se- Kecamatan Patilanggio
Tabel 8 menunjukan bahwa sarana komunikasi yang ada di Kecamatan
Patilanggio hanya menara telekomunikasi dengan jumlah 2 yang berada di desa
Balayo dan desa Manawa sedangkan fasilitas wartel, warnet, kantor pos pembantu
dan Rumah pos belum ada.
B. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah penyuluh dan petani di Kecamatan
Patilanggio. Karakteristik yang dimiliki petani dan penyuluh berbeda antara satu
dengan yang lainnya, oleh karena itu dalam karasteristik penelitian ini meliputi
umur, tingkat pendidikan dan luas kepemilikan lahan. Adapun penjelasan
karasteristik responden yang mengisi kuesioner penelitian sebagai berikut:
7
1. Umur
Umur adalah salah satu salah satu faktor yang terpenting. Umur responden
dalam penelitian ini adalah umur petani dan umur penyuluh. Hal ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tahun 2013.
No Tingkat
Umur
Penyuluh Petani
Jumlah (orang)
Presentase (%)
Jumlah (orang)
Presetase (%)
1 < 15 0 0 0 0 2 15-60 7 100 93 100 3 > 60 0 0 0 0
Jumlah 7 100 93 100 Sumber :Data diolah, 2013.
Tabel 9 menujukkan bahwa umur responden penyuluh berada pada umur
produktif yaitu 15 – 60 tahun sebanyak 7 orang atau sebesar 100%, begitu pula
dengan umur responden petani berada pada umur produktif antara 15 – 60 tahun
sebanyak 93 orang atau sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa umur sangat
menunjang kegiatan baik untuk penyuluhan oleh penyuluh maupun untuk mengelola
usahatani jagung bagi petani. Dengan demikian baik kegiatan penyuluhan oleh
penyuluh maupun kegiatan petani dapat dilaksanakan secara baik sehingga dapat
memberikan hasil yang optimal.
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan responden merupakan salah satu penunjang baik penyuluh
maupun petani. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi cara kerja, kemapuan dalam
pengambilan keputusan seseorang. Bagi penyuluh tingkat pendidikan formal sanagat
membantu dalam pelaksanaan tugas sebagai penyuluh baik untuk merancang materi
penyuluhan, pelaksanaan evaluasi maupun menyusun tindak lanjut hasil evaluasi.
Bagi petani akan membantu dalam pengelolaan usahatani yang meliputi pengarapan
8
lahan, pemeliharaan, panen dan pemasaran. Hasi penelitian sebaran tingkat
pendidikan responden penyuluh dan petani secara rinci disajikan pada tabel berikut.
Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013.
No Tingkat Umur
Penyuluh Petani
Jumlah (Orang)
Presentase (%)
Jumlah (Orang)
Presentase (%)
1 SD 0 0 57 61,29 2 SMP 0 0 20 21,51 3 SMA 6 85,71 16 17,20 4 D3 0 0 0 0 5 S1 1 14,29 0 0
Total 7 100 93 100 Sumber :Data diolah, 2013.
Tabel 10 menunjukan bahwa tingkat pendidikan penyuluh yang paling
dominan adalah tingkat SMA sebanyak 6 orang atau sebesar 85,71% dan S1
sebanyak 1 orang atau sebesar 14,29%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pendidikan tingkat penyuluh sangat menunjang dalam memberikan penyuluhan
kepada petani. Sebaran tingkat pendidikan petani yang paling dominan adalah tingkat
SD sebanyak 57 orang atau sebesar 61,29%, tingkat SMP sebanyak 20 orang atau
sebesar 21,51% dan tingkat SMA sebanyak 16 orang atau sebesar 17,20%. Hal ini
sangat menunjang untuk mengelola usahatani. Disamping pendidikan formal petani
sering mengikuti pendidikan informal baik kegiatan penyuluhan pertanian yang
diberikan oleh penyuluh hal ini dapat membantu dalm peningkatan, pemahaman dan
ketrampilan petani untuk lebih baik dalam mengelola usahatani jagung.
3. Luas Lahan
Luas lahan yang sempit, mempengaruhi kurangnya keinginan atau minat petani
untuk menerapkan teknologi baru guna meningkatkan usaha taninya. Luas lahan
berpengaruh terhadap hasil produksi, semakin luas lahan yang digarap semakin
banyak juga hasil produksi yang petani terima, begitu pula sebaliknya, semakin kecil
9
luas lahan yang digarap semakin kecil pula hasil produksi yang diterima oleh petani.
Sebaran kepemilikan lahan disajikan pada tabel berikut:
Tabel 11. Luas Lahan Responden Tahun 2013.
No Luas lahan (Ha) Petani
Jumlah (orang) Persentase (%)
1 <1 Ha 15 16,13 2 1-2 Ha 68 73,12 3 >2 Ha 10 10,75
Jumlah 93 100 Sumber :Data diolah, 2013.
Tabel 11 menunjukan bahwa luas lahan responden di lokasi penelitian sebagian
besar antara 1 – 2 Ha sebanyak 68 orang atau sebesar (73,12%), sebanyak 15 orang
atau sebesar (16,13%) luas lahan petani sebesar <1 Ha, sedangkan luas lahan
responden yang paling sedikit adalah luas lahan > 2 sebanyak 10 orang atau sebesar
(13%). Luas lahan sangat mempengaruhi petani dalam penerimaan dan penerapan
teknologi sebagai upaya peningkatan hasil produksi. Makin luas lahan usahatani
membutuhkan pengelolaan dan biaya yang tinggi.
4. Status Lahan
Lahan merupakan unsur pokok usahatani menjadi sangat penting, kepemilikan
lahan akan berpengaruh pada pendapatan petani. Hasil penelitian pada petani
responden status kepemilikan lahan secara rinci disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Status Lahan Petani di Kecamatan Patilanggio, Kabupaten Pohuwato
Tahun 2013.
No Status lahan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Pemilik 76 81,72
2 Penggarap 17 18,28
Jumlah 93 100
Sumber :Data diolah, 2013.
Tabel 12 menunjukan bahwa status lahan responden di daerah penelitian ini
rata-rata memiliki lahan sendiri, dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pemilik lahan
10
lebih besar sebanyak 76 orang atau sebesar (81,72%) dari pada jumlah petani
penggarap hanya 17 orang atau sebesar (18,28%).
C. Keadaan Penyuluh Pertanian di Kecamatan Patilanggio
Penyuluhan pertanian memberikan peranan yang berarti dalam pengembangan
pertanian di Kecamatan Patilanggio. Kondisi awal pertanian ketika petugas penyuluh
pertanian ditempatkan di Kecamatan Patilanggio belum berkembang seperti saat ini.
Jika dibandingkan dengan kondisi saat ini dulu produksi pertanian masih rendah,
pengetahuan petani terbatas dan penggunaan pupuk anorganik masih rendah dan tidak
beraturan. Bila dibandingkan dengan sekarang menunjukkan keadaan yang berbeda,
dimana produksi pertanian mengalami kenaikan dan keadaan pertanian menjadi lebih
baik dari pada sebelumnya.
Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) di Kecamatan
Patilanggio adalah salah satu dari 13 kantor (BP3K) yang terdapat di Kabupaten
Pohuwato. Balai penyuluhan ini sudah memiliki kantor tersendiri dengan fasilitas
ruangan pertemuan, ruangan perpustakaan, ruang pengolahan data. Akan tetapi semua
ruangan ini belum digunakan secara maksimal, contohnya seperti ruangan
perpustakaan yang belum tersedianya media cetak seperti buku, majalah, dan koran
pertanian. Ruangan pengolahan data yang belum memiliki aliran listrik sehingga
untuk pengolahan data mengunakan komputer, laptop dan printer tidak bisa
digunakan sehingga hal ini menyebabkan terbatasnya informasi yang dapat diakses
oleh penyuluh selanjutnya diterapkan kepada petani.
Jumlah penyuluh di Kecamatan Patilanggio Kabupaten berjumlah 7 orang
dimana 1 orang kepala Balai penyuluhan dan juga selaku kordinator penyuluhan dan
3 orang penanggung jawab bidang yaitu penangung jawab dalam bidang pertanian,
bidang perikanan, bidang kehutanan dan 3 orang penyuluh lapang. Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut.
11
Tabel 13. Daftar Penyuluh di BP3K Kecamatan Patilanggio Tahun 2013.
No Nama Jabatan
1 Mohamad Dau Kepala BP3K
2 Roys Hamani, S.Hut PUP Kehutanan
3 Yunus Paluwala PUP Perikanan
4 Ramang Pakaya PUP Pertanian
5 Aida Abdul Gani PPL
6 Sukrin Djaelani PPL
7 Ilyas Abay PPL
Sumber :Data diolah, 2013
Lama masa kerja penyuluh yang ada di (BP3K) Kecamatan Patilanggio
Kabupaten Pohuwato sudah sangat berpengalaman rata-rata >10 Tahun hal ini dalam
memberikan solusi dan membantu permasalahan yang dihadapi petani. Pengalaman
sebagai penyuluh yang cukup lama menjadikan penyuluh tersebut memiliki
pengalaman yang lebih baik. secara rinci pengalaman petugas BP3K Kecamatan
Patilanggio Kabupaten Pohuwato disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Lama Masa Kerja Penyuluh di BP3K Kecamatan Patilanggio Tahun 2013.
No Nama Lama Masa Kerja
1 Mohamad Dau 21 Tahun
2 Ramang Pakaya 21 Tahun
3 Sukrin Djailani 20 Tahun
4 Yunus Paluala 18 Tahun
5 Aida Abdul Gani 18 Tahun
6 Rois Hamani, S.Hut 12 Tahun
7 Ilyas Abay 10 Tahun
Sumber :Data diolah, 2013.
Berdasarkan data pada Tabel 14 menunjukan bahwa penyuluh pertanian
cukup berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya hal ini dapat dilihat pada masa
kerja penyuluh dominan 18 Tahun keatas ( >18 Tahun ) sebanyak 5 orang atau
12
sebesar 71,43% dan 2 Orang memiliki masa kerja 12 Tahun atau sebesar 28,57%.
Dengan demikian baik tingkat pendidikan maupun pengalaman kerja penyuluh baik
dalam menunjang sebagai penyuluh pertanian.
Dalam mengembangkan tugasnya penyuluh yang ada di BP3K Kecamatan
Patilanggio Kabupaten Pohuwato tidak hanya berada pada satu posisi saja tetapi
penyuluh bisa menempatkan dirinya pada posisi didepan, ditengah atau dibelakang.
a) . Posisi Depan
Penyuluh diposisi depan yaitu penyuluh harus bisa memberi tauladan kepada
petani seperti cara bertani menggunakan teknologi maju, mengatasi serangan
hama penyakit.
b) . Posisi tengah
Penyuluh diposisi tengah yaitu penyuluh berada ditengah-tengah petani,
berdialog dengan petani dan bisa mengkreasikan hal-hal yang baru bersama
petani, mengintegrasikan modernisasi dengan tradisi petani sehingga tercipta
suatu sistem yang sangat berharga.
c) . Posisi belakang
Penyuluh berada diposisi belakang yaitu penyuluh menjadi pendorong para
petani sehingga para petani sebagai pelaksana agribisnis bisa berorientasi
mencapai nilai tambah dari produk-produk yang dihasilkan.
Selain pendidikan formal yang dimiliki oleh penyuluh dalam memberikan
penyuluhan kepada petani bisanya penyuluh yang ada di Kecamatan Patilanggio
menambah wawasan dan pengetahuan mereka dengan mengikuti sekolah informal
berupa mengikuti program pelatihan penyuluhan tingkat Kecamatan dan diklat
penyuluh ditingkat Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi.
D. Peran Penyuluh Dalam Pengembangan Usahatani Jagung
Penyuluh pertanian bertugas membantu petani untuk memberi informasi,
pengalaman untuk mencapai hasil yang diharapkan sehingga petani menjadi lebih
baik dari pada sebelumnya. Agar dapat berkomunikasi dengan petani, maka seorang
13
penyuluh harus memiliki dasar-dasar pengetahuan praktek usahatani, dapat
memahami tantang keadaan petani, mau mendengarkan dan mengerti terhadap
keluhan-keluhan yang disampaikan oleh petani. Selain itu penyuluh harus memiliki
kemampuan bergaul, sikap sabar, penuh pengertian dan perhatian serta randah hati.
Keberadaan penyuluh pertanian dalam pembangunan pertanian di Kabupaten
Pohuwato telah memberikan kontribusi yang cukup baik hal ini terlihat pada
peningkatan hasil pertanian yang terus menangani perbaikan dan peningkatan.
1. Peran Penyuluh Dalam Aspek Peningkatan Produksi
Penyuluhan dalam aspek peningkatan produksi adalah merupakan pendidikan
non formal bagi petani beserta keluarganya dimana kegiatan ini tujuanya untuk
merubah pengetahuan dan ketrampilan petani dari pengolahan lahan sampai dengan
pasca panen melalui proses belajar mengajar.
Dalam sebulan penyuluh yang ada di Kecamatan Patilanggio memberikan 16
kali penyuluhan pada masyarakat, dalam memberikan penyuluhan maka penyuluh
mengunakan cara-cara yang mudah dan bisa diadopsi oleh petani dalam hal
pengarapan tanah sampai dengan pasca panen.
1.1 Penyuluh
Kehadiran penyuluh pertanian bisa diterima dengan baik oleh petani hal ini
terlihat dari para petani yang berpartisipasi untuk mendukung program penyuluhan
pertanian yang dilakukan oleh penyuluh. Dalam penelitian ini untuk mengetahui
peran penyuluh dalam aspek peningkatan produksi tanaman jagung di Kecamatan
Patilanggio Kabupaten Pohuwato dilakukan dengan menyajikan 7 pernyataan kepada
penyuluh yaitu dukungan petani dalam program penyuluhan, penguasaan penyuluh
terhadap permasalahan petani, kesesuaian media penyuluhan dengan materi
(produksi), keseriusan petani dalam mengikuti setiap penyuluhan dilaksanakan,
kesesuaian materi pada 6 desa dalam hal aspek produksi, penyampaian informasi
mengenai ide dan cara baru dalam aspek produksi, kerja sama penyuluh dengan pihak
lain untuk memperoleh cara baru dalam aspek produksi.
14
Berdasarkan hasil wawancara dengan tenaga penyuluh pertanian tentang peran
penyuluh dalam upaya peningkatan produksi jagung di Kecamatan Patilanggio
disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 15. Rekapitulasi dan Rangkuman Peran Penyuluh dalam Aspek Peningkatan
Produksi
No
Uraian Pertanyaan angket
Jawaban Responden Total Ya Kadang-
kadang Tidak
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
1 Dukungan petani dalam program penyuluhan
7 100
0
0
0
0
7
100
2 Penguasaan penyuluh terhadap masalah dan kendala petani
7 100
0
0
0
7
100
3 Kesesuaian penggunaan media penyuluhan dengan materi (produksi)
7 100
0
0
0
0
7
100
4 Keseriusan petani dalam mengikuti setiap penyuluhan di lakukan
7 100
0
0
0
0
7
100
5 Kesesuaian materi pada 6 desa dalam hal produksi
7 100
0
0
0
0
7
100
6 Informasi mengenai ide baru cara peningkatan produksi
7 100 0 0 0 0 7 100
7 Kerja sama penyuluh dengan pihak lain untuk memperoleh informasi-informasi baru dalam aspek produksi
7 100 0 0 0 0 7 100
Sumber : Data diolah 2013
Berdasarkan Tabel 15 menunjukan bahwa hasil rekapitulasi dalam aspek
peningkatan produksi sangat baik yaitu 100% menjawab Ya dari ke 7 pertanyaan.
Dengan demikian upaya yang dilakukan tenaga penyuluh dalam peningkatan
produksi tanaman jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato sudah baik.
15
Dalam melakukan penyuluhan penyuluh yang ada di BP3K Kecamatan
Patilanggio Kabupaten Pohuwato mengunakan cara-cara yang mudah yang bisa
diadopsi oleh petani contoh dan cara yang digunakan demonstrasi plot (Demplot),
kunjungan perorangan. Sebelum memberikan penyuluhan kepada petani penyuluh
tidak secara langsung menyampaikan informasi, inovasi maupun program baru
tersebut kepada petani. Sebagai langkah awal, penyuluh terlebih dahulu menimbang
informasi, inovasi maupun program baru tersebut sesuai dengan kondisi pertanian
dan karakteristik petani di Kecamatan Patilanggio, sekaligus mampu memberikan
tambahan pendapatan bagi petani. Sebagai contoh kasus, pada awalnya petani yang
ada di Kecamatan Patilanggio masih menggunakan Bibit lokal atau biasa disebut
dengan binde kiki pada tahun 2000 Dinas Pertanian memberikan program penanaman
jagung hibrida yaitu bibit Bisi 2. Akan tetapi pada saat itu, petugas penyuluh lapang
memilih untuk belum memberikan informasi tersebut kepada petani dengan alasan
apakah jagung tersebut bisa tumbuh dengan baik di lahan petani yang ada di
Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato.
Apabila informasi, inovasi maupun program baru dirasa sesuai untuk
diterapkan di Kecamatan Patilanggio, tahap selanjutnya adalah melaksnakan demplot
atau uji coba tanam sebelum menyampaikan kepada petani. Manfaat dari demplot
adalah sebagai sarana penelitian bagi petugas sekaligus sebagai sarana percontohan
bagi petani. Lahan untuk demplot biasanya menggunakan lahan anggota kelompok
tani yang bersedia digunakan lahannya. Salah satu bentuk pelaksanaan demplot yang
dilaksanakan petugas penyuluh lapang adalah melaksanakan demplot untuk
penanaman jagung hibrida.
Pada Tahun 2000, Pemerintah mencanangkan program Agropolitan dengan
upaya memberikan bantuan jagung hibrida dengan harapan untuk peningkatan
produksi. Tetapi sebelum memberikan kepada petani penyuluh terlebih dahulu
melakukan uji coba bantuan melalui Demonstrasi plot (Demplot) penanamanan
jagung hibrida. Demplot jagung hibrida di Kecamatan Patilanggio dilaksanakan di
Desa Suka Makmur dengan luas lahan 0,2 Ha. Setelah melakukan penelitian pada
16
lahan demplot dan hasil baik maka diinformasikan kepada petani, langkah selanjutnya
adalah mensosialisasikan informasi, inovasi maupun program baru tersebut kepada
petani. Penyampaian informasi, inovasi maupun program baru biasa dilakukan pada
saat pertemuam rutin yang dilaksanakan kelompok tani di setiap desa yang
dilaksanakan 16 kali sebulan, informasi, inovasi maupun program baru juga biasa
disampaikan pada pertemuan GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) yang
dihadiri para pengurus kelompok tani dari setiap desa.
Setelah petani memiliki minat untuk mencoba suatu inovasi maupun program
baru tersebut, tahap selanjutnya adalah penyuluh melakukan demonstrasi plot kepada
petani, baik demonstrasi cara maupun demonstrasi hasil. Biasanya guna menambah
minat petani, yang terlebih dahulu ditawarkan oleh petugas penyuluh adalah
demonstrasi hasil dengan cara melakukan survey ke daerah lain yang telah berhasil
menerapkan suatu inovasi maupun program baru yang disosialisasikan petugas
penyuluh. Demonstrasi hasil biasanya hanya diikuti perwakilan dari pengurus
kelompok tani yang selanjutnya perwakilan kelompok tani tersebut bertugas
menyampaikan informasi yang diperoleh kepada anggota kelompok tani.
Keuntungan dari pelaksanaan demonstrasi adalah adanya kesanggupan melihat
suatu metode baru untuk dituangkan dalam praktek. Tidak diperlukan adanya rasa
saling percaya yang tinggi antara petani dan penyuluh, karena petani dapat melihat
sendiri segala sesuatunya dengan jelas. Secara psikologis, dalam pelaksanaan
demonstrasi dapat menjadi sangat sulit apabila masih merupakan percontohan. Harus
diperoleh hasil yang baik selama proses demonstrasi, sekaligus menunjukkan
hasilnya.
Kegiatan lain yang dilakukan oleh penyuluh adalah kunjungan individu biasa
dilaksanakan ketika petani dalam proses penerapan inovasi maupun program
penyuluhan. Tujuan kunjungan ini adalah untuk mendiskusikan berbagai kendala
yang dihadapi petani selama menerapkan inovasi maupun program penyuluhan.
Untuk mengetahui keadaan umum petani, petugas penyuluh lapang terlebih dahulu
berkunjung ke rumah ketua kelompok tani guna menggali informasi keadaan anggota
17
kelompok tani dalam mengikuti program tersebut. Dari kunjungan tersebut petugas
dapat mengetahui kondisi umun petani pasca mengikuti program penyuluhan,
sehingga apabila ada kendala yang dihadapi petani dapat segera ditindak lanjuti.
Setelah mendapatkan informasi dari ketua kelompok tani dan mendapakan
informasi nama-nama petani yang menemui kendala dalam mengikuti program
tersebut, petugas melanjutkan kunjung ke rumah-rumah petani tersebut. Kunjungan
tersebut dapat dimanfaatkan sebagi tempat berdiskusi antara petani dengan penyuluh.
Setelah mengetahui kendala yang dihadapi petani dan memberikan solusi secara teori,
langkah selanjutnya adalah melaksanakan kunjungan ke lahan petani sehingga
petugas penyuluh juga dapat menjelaskan penanganan masalah yang dihadapi petani
secara praktek. Apabila kendala dialami lebih dari satu petani, langkah yang
ditempuh adalah mengadakan studi lapang secara kelompok yang biasanya bertempat
di salah satu lahan petani yang juga dihadiri oleh petani lain.
1.2. Petani
Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian sasaran utama adalah petani, yaitu
dalam upaya meningkatkan pemahan dan keterampilan petani dalam mengelolah
usahatani. Untuk mengetahui peran penyuluhan dalam aspek peningkatan produksi
petani sebagai penerima penyuluhan dilakukan wawancara dengan menyatakan 5
pertanyaan yang berhubungan dengan upaya peningkatan produksi jagung. Ke 5
pertanyaan tersebut adalah keikutsertaan petani dalam penyuluhan pertanian untuk
menambah informasi petani dalam aspek produksi petani antusias hadir dalam
mengikuti penyuluhan yang diberikan oleh penyuluh, kesesuaian materi penyuluhan
dengan permasalahan yang dihadapi petani, penerapan hasil penyuluhan dalam usaha
tani jagung, informasi atau ide baru dalam peningkatan produksi, kesesuaian
penggunaan media materi penyuluhan. Hasil yang diperoleh secara rinci disajikan
pada tabel berikut:
18
Tabel 16. Rekapitulasi Jawaban Petani Tentang Peran Penyuluh dalam Aspek
Produksi.
No
Uraian
Jawaban Responden
Total Ya Kadang-kadang
Tidak
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
1 Keikutsertaan petani dalam dalam mengikuti penyuluhan
70 75,27 18 19,35 5 5,38 93 100
2 Kesesuaian materi penyuluhan dengan permaslahan petani
34 36,56 50 53,76 9 9,68 93 100
3 Informasi atau ide baru dalam aspek produksi
27 29,03 48 51,61 18 19,35 93 100
4 Penerapan hasil penyuluhan pada usahatani jagung
26 27,96 49 52,69 18 19,35 93 100
5 Kesesuaian penggunaan media dalam penyuluhan
17 18,28 72 77,42 4 4,30 93 100
Sumber : Data diolah 2013
Berdasarkan Tabel 16 menunjukan bahwa dari kelima pertanyaan kepada
petani dominan jawaban yang diperoleh adalah kadang-kadang yang meliputi:
Antusias petani ikut serta mengikuti penyuluhan pertanian sudah baik yaitu
Sebanyak 70 orang atau sebesar 75,27% petani responden mengikuti penyuluhan
yang dilakukan, dan yang jarang atau kadang- kadang mengikuti penyuluhan
sebanyak 18 orang atau sebesar 19,35% dan yang tidak mengikuti berjumlah
sebanyak 5 orang atau sebesar 5,38% petani selalu mengikuti penyuluhan. Hal ini
baik untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan petani dalam hal peningkatan
produksi tanaman jagung yang diusahakan petani.
Materi penyuluhan disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi petani,
hasil wawancara dengan petani adalah petani responden yang menjawab Ya
sebanyak 34 orang atau 36,56%, petani sebanyak 50 orang atau sebesar 53,76%
19
menyatakan kadang-kadang, sebanyak 9 orang atau sebesar 9,68% petani menyatakan
tidak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemahaman petani dalam
menerima penyuluhan berbeda, namun dapat dilakukan penyuluhan susulan setiap
ada kegiatan penyuluhan, agar supaya permasalahan petani dapat teratasi.
Informasi atau ide baru dalam aspek peningkatan produksi berdasarkan hasil
wawancara yaitu sebanyak 48 orang atau sebesar 51,61% petani menyatakan kadang-
kadang, sebanyak 27 orang atau sebesar 29,03% petani menyatakan Ya, sebanyak 18
orang atau sebesar 19,35% petani menyatakan tidak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penyuluh selalu memberikan ide-ide baru dalam pemberian
meteri penyuluhan tentang aspek peningkatan produksi.
Penerapan hasil penyuluhan pada usahatani jagung sebanyak 49 orang atau
sebesar 52,69% petani menyatakan kadang-kadang, sebanyak 26 orang atau sebesar
27,96% petani menyatakan Ya, sedangkan 18 orang atau sebesar 19,35% petani
menyatakan tidak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa biasanya ada juga cara
dan saran yang diberikan oleh penyuluh tidak sesuai dengan keinginan petani itu
sendiri.
Kesesuaian penggunaan media dalam penyuluhan sebanyak 72 orang atau
sebesar 77,42% petani menyatakan kadang-kadang, sebanyak 17 orang atau sebesar
18,28% petani menyatakan Ya. Sedangkan sebanyak 4 orang atau sebesar 4,30%
petani menyatakan tidak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam
pemberian penyuluhan dalam aspek peningkatan produksi penyuluh tidak
menggunakan media seperti liflet, presentasi melalui media infokus, tetapi
memberikan penyuluhan langsung dilahan petani, dengan bersama-sama membuat
kebun-kebun contoh dan menggunakan lahan petani.
Berdasarkan hasil analisis data dan uraian diatas maka peran penyuluh
pertanian di Kecamatan Patilanggio dalam aspek peningkatan produksi tanaman
jagung dapat dilihat pada peran penyuluh berdasarkan Undang-undang No 16 Tahun
2006, yaitu penyuluh sebagai inisiator, yang senantiasa selalu memberikan
gagasan/ide-ide baru. Hal ini telah dilakukan penyuluh dalam setiap melakukan
20
penyuluhan maka penyuluh selalu berupaya mencari ide-ide atau inovasi baru yang
berhubungan dengan upaya peningkatan produksi jagung. Hasil analisis data jawaban
responden terhadap pertanyaan apakah penyuluh tiap melakukan penyuluhan selalu
mencari informasi atau ide-ide baru dalam upaya peningkatan produksi, juga petani
menyampaikan bahwa tiap penyuluhan penyuluh menyampaikan ide baru kepada
petani. Hal lain yang telah dilakukan penyuluh adalah penyampaian ide-ide baru
selanjutnya dilakukan pembuatan demplot penanaman jagung sehingga petani mudah
mengakses dan mampu melakukan penanaman jagung sesuai anjuran penyuluh. Hal
tersebut juga telah terkait dengan peran penyuluh sebagai motivator, yang senantiasa
membuat petani tahu, mau dan mampu. Dengan adanya demplot dan kunjungan
lapangan maka petani cepat mengetahui, mau dan mampu melaksanakan anjuran atau
informasi yang diperoleh melalui kegiatan penyuluhan.
Penyuluh sebagai fasilitator, yang senantiasa memberikan jalan keluar/
kemudahan-kemudahan, baik dalam menyuluh/proses belajar mengajar, maupun
fasilitas dalam memajukan usahataninya. Dalam hal penyuluh memfasilitasi dalam
hal : kemitraan usaha, berakses ke pasar, permodalan dan sebagainya. Hal tersebut
telah terjaring melalui wawancara dengan petani yaitu kesesuaian materi penyuluhan
dengan permasalahan yang dihadapi petani, antara lain penyuluh mau melakukan
hubungan kerja dengan pihak lain untuk memperoleh informasi baru, antara lain
tempat penangkaran benih dan cara memperoleh benih, juga informasi pasar dan
sarana produksi (pupuk dan pestisida). Dengan upaya-upaya tersebut petani dapat
dengan mudah memperoleh kebutuhan sarana produksi, juga hal lain yang telah
dilakukan oleh penyuluh adalah sebagai penghubung yaitu penyampai aspirasi
masyarakat tani dan pemerintah, yang dapat dilihat pada pemberian bantuan kepada
petani berupa bajak gratis dan pemberian sarana produksi (bibit, pupuk dan pestisida).
2. Peran penyuluh dalam aspek pengolahan hasil
21
Penyuluh dalam aspek pengolahan hasil adalah suatu jasa pendidikan non
formal dan informasi pertanian yang diberikan oleh penyuluh kepada petani maupun
pihak lain yang memerlukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Dalam aspek pengolahan hasil ini penyuluh yang ada di Kecamatan Patilanggio
Kabupaten Pohuwato memberikan penyuluhan untuk meningkatkan nilai tambah
yang lebih kepada petani dengan cara membuat stik jagung dan dodol jagung. sehinga
dapat meningkatkan penerapan tenaga kerja, dalam hal ini istri-istri dari petani.
2.1. Penyuluh
Dalam penelitian ini untuk mengetahui peran penyuluh dalam aspek
pengolahan hasil tanaman jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato
disajikan 7 pertanyaan kepada penyuluh yaitu memberikan penyuluhan tentang
pengolahan hasil, terobosan dari pemerintah untuk pengolahan hasil, minat petani
setelah diberikan penyuluhan dalam pengolahan hasil, penyuluhan tentang peluang
pasar dalam aspek pengolahan hasil, sampai dengan sekarang program itu masi
berjalan, penyuluh mendengarkan keluhan petani. Secara rinci dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 17. Rekapitulasi dan Rangkuman Peran Penyuluh dalam Aspek Pengolahan
Hasil.
No
Uraian Pertanyaan angket
Jawaban Responden Total Ya Kadang-
kadang Tidak
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
1 Memberikan penyuluhan tentang pengolahan hasil
7 100 0
0
0
0
7
100
2 Terobosan dari pemerintah untuk pengolahan hasil
7 100 0
0
0
0
7
100
3 Minat petani setelah diberikan penyuluhan dalam aspek pengolahan hasil
7 100 0
0
0
0
7
100
4 Penyuluhan tentang peluang pasar dalam aspek pengolahan hasil
7 100 0
0
0
0
7
100
22
5 Sampai dengan sekarang program itu masih berjalan
7
100 0
0
0
0
7
100
6 Penyuluh mendengarkan keluhan petani
7 100 0 0 0 0 7 100
Sumber : Data diolah 2013
Berdasarkan Tabel 17 menunjukan hasil rekapitulasi peran penyuluh dalam
aspek pengolahan hasil sangat baik yaitu 100% penyuluh menyatakan Ya dari ke 6
pertanyaan dengan demikian upaya yang dilakukan oleh tenaga penyuluh dalam
aspek pengolahan hasil untuk meningkatkan nilai tambah jagung di Kecamatan
Patilanggio Kabupaten Pohuwato sudah optimal. Hal ini dapat dilihat bahwa petugas
penyuluh yang ada di BP3K Kecamatan Patilanggio sering memberikan penyuluhan
tentang aspek pengolahan hasil yaitu mulai Tahun 2005 pemerintah Kabupaten
Pohuwato memberikan dana dan fasilitas yang lengkap kepada petani tentang
pengolahan hasil jagung untuk meningkatkan nilai tambah petani antara lain
pembuatan stik jagung dan dodol jagung kepada istri-istri petani. Dalam penyuluhan
secara langsung mengajak istri-istri petani bersama-sama membuat kedua produk
dengan bahan dasar jagung, akan tetapi hasil penyuluhan belum sepenuhnya
dilaksanakan terus-menerus. Hal ini masih terkendala dengan pengetahuan petani
yang sering mengangap bantuan sudah sepenuhnya milik mereka tampa
mengembalikan kepada pemerintah sehingga petani suka-suka dalm menggunakan
bantuan tersebut.
2.2. Petani
Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian sasaran utama adalah petani, yaitu
dalam upaya meningkatkan pemahan dan keterampilan petani dalam mengelolah
usahatani dalam aspek pengolahan hasil. Dalam penelitian ini diajukan 5 pertanyaan
yang berhubungan dengan materi penyuluhan yang diterima petani dalam aspek
pengolahan hasil ke lima pertanyaan itu adalah. Pemberian penyuluhan dalam aspek
pengolahan hasil, keikutsertaan petani dalam mengikuti penyuluhan dalam aspek
pengolahan hasil, penerapan ide-ide untuk meningkatkan nilai tamba, materi yang
23
diberikan mudah diterapkan oleh petani, kesulitan yang dihadapi petani untuk
menerapkan nilai tambah. Hasil wawancara petani secara rinci disajikan pada tabel 18
berikut:
Tabel 18. Rekapitulasi Jawaban Petani Tentang Peran Penyuluh dalam Aspek
Pengolahan Hasil
No Uraian
Jawaban Responden Total Ya Kadang-
kadang Tidak
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
1 Pemberian penyuluhan dalam aspek pengolahan hasil
33
35,48
42
45,16
18
19,4
93 100
2 Keikutsertaan petani dalam mengikuti penyuluhan aspek pengolahan hasil
41
44,1
32
34,41
20
21,51
93 100
3 Penerapan ide-ide untuk meningkatkan nilai tambah
28
30,11
49
52,69
16
17,20
93 100
4 Materi yang diberikan mudah diterapkan
15
16,13
50
53,76
28
30,11
93 100
5 Kesulitan yang dihadapi petani untuk menerapkan nilai tambah
34
36,56
47
50,54
12
12,90
93 100
Sumber : Data diolah 2013
Berdasarkan Tabel 18 menunjukan bahwa dari kelima pertanyaan kepada petani
dominan jawaban yang diperoleh adalah kadang-kadang yang meliputi:
Penyuluh yang ada di Kecamatan Patilanggio sering memberikan penyuluhan
tentang aspek pengolahan hasil sebanyak 33 atau sebesar 35,48% petani menyatakan
Ya, sebanyak 42 orang atau sebesar 45,16% petani menyatakan kadang-kadang dan
sebanyak 18 orang atau sebesar 19,4% petani menyatakan tidak. Dengan demikian
dapat di simpulkan bahwa penyuluh sering memberikan penyuluhan tentang aspek
pengolahan hasil kepada petani.
Keikutsertaan petani dalam mengikuti penyuluhan sudah baik yaitu sebanyak
41 orang atau sebesar 44,1% responden menjawab Ya, kadang-kadang sebanyak 32
orang atau sebesar 34,41% tidak mengikuti sebanyak 20 orang atau sebesar 21,51%.
24
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa para petani selalu mengikuti penyuluhan
dalam aspek pengolahan hasil karena petani yang ada di Kecamatan Patilanggio
Kabupaten Pohuwato sebagai besar berpendidikan SD, untuk menambah wawasan
petani dalam hal pengolahan hasil untuk meningkatkan nilai tambah petani, petani
sering mengikuti sekolah informal yang diberikan oleh penyuluh. Hal ini dapat dilihat
pada tabel diatas dimana jawaban responden paling menonjol adalah Ya.
Penerapan ide-ide untuk meningkatkan nilai tambah menunjukan bahwa
sebanyak 49 orang atau sebesar 52,69% petani menyatakan kadang-kadang tentang
penyuluh memberikan ide-ide untuk meningkatkan nilai tambah, sebanyak 28 orang
atau sebesar 30,11% petani menyatakan Ya, sedangkan sebanyak 16 orang atau
sebesar 17,20% petani menyatakan tidak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
masih perlu upaya untuk meningkatkan peyuluhan tentang pengolahan hasil sehingga
upaya peningkatan nilai tambah produk dapat dilakukan oleh petani.
Materi yang diberikan mudah diterapkan bahwa sebanyak 50 orang atau sebesar
53,76% petani menyatakan kadang-kadang, sebanyak 28 orang atau sebesar 30,11%
petani menyatakan tidak karena pemberian penyuluhan dalam aspek pengolahan hasil
untuk meningkatkan nilai tambah tidak terlalu penting dari pada pekerjaan yang
dikerjakan petani dilahan mereka masing-masing, sedangkan sebesar 15 orang atau
sebesar 16,13% petani menyatakan Ya, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
masih minimnya keterbatasan alat-alat pertanian dan teknologi yang digunakan
penyuluh dalam memberikan penyuluhan sehingga masih ada juga petani yang sulit
menerapkan hasil penyuluhan yang diberikan oleh penyuluh dalam aspek pengolahan
hasil. .
Kesulitan yang dihadapi petani untuk menerapkan nilai tambah, sebanyak 34
orang atau sebesar 36,56% petani menyatakan Ya, sebanyak 47 orang atau sebesar
50,54% petani menyatakan kadang-kadang, sedangkan sebanyak 12 orang atau
sebesar 12,90% petani menyatakan tidak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
petani yang mempunyai pendidikan yang minim atau SD sehingga sulit menerapkan
ide-ide atau cara yang diberikan oleh penyuluh dalam aspek pengolahan hasil.
25
Berdasarkan hasil analisis data dan uraian diatas maka peran penyuluh
pertanian di Kecamatan Patilanggio dalam aspek pengolahan hasil untuk
meningkatkan nilai tambah dapat dilihat pada peran penyuluh berdasarkan Undang-
undang No 16 Tahun 2006, yaitu penyuluh sebagai inisiator, yang senantiasa selalu
memberikan gagasan/ide-ide baru. Hal ini telah dilakukan penyuluh dalam setiap
melakukan penyuluhan maka penyuluh selalu berupaya mencari ide-ide atau inovasi
baru yang berhubungan dengan meningkatkan nilai tambah kepada petani. Hasil
analisis data jawaban responden terhadap pertanyaan apakah penyuluh tiap
melakukan penyuluhan selalu mencari informasi atau ide-ide baru dalam upaya
meningkatkan nilai tambah kepada petani, juga petani menyampaikan bahwa tiap
penyuluhan penyuluh menyampaikan ide baru kepada petani. Hal lain yang telah
dilakukan penyuluh adalah penyampaian ide-ide baru selanjutnya penyuluh
memberikan contoh dan cara pembuatan stik jagung dan dodol jagung kepada petani
sehingga petani mudah mengakses dan mampu melakukan pembuatan stik jagung dan
dodol jagung sesuai anjuran penyuluh. Hal tersebut juga telah terkait dengan peran
penyuluh sebagai motivator, yang senantiasa membuat petani tahu, mau dan mampu.
Dengan adanya pemberian contoh dan cara tersebut maka petani cepat mengetahui,
mau dan mampu melaksanakan anjuran atau informasi yang diperoleh melalui
kegiatan penyuluhan.
Penyuluh sebagai fasilitator, yang senantiasa memberikan jalan keluar/
kemudahan-kemudahan, baik dalam menyuluh atau proses belajar mengajar, maupun
fasilitas dalam memajukan usahataninya. Dalam hal ini penyuluh memfasilitasi dalam
hal : kemitraan usaha, berakses ke pasar, dan sebagainya. Hal tersebut telah terjaring
melalui wawancara dengan petani yaitu kesulitan yang dihadapi petani untuk
menerapkan nilai tambah, antara lain penyuluh bisa mengetahui kesulitan-kesulitan
yang dihadapi petani sehingga penyuluh bisa mencari bagaimana jalan keluar untuk
mengatasi keluhan-keluhan dan kesulitan yang dihadapi petani tersebut, hal lain yang
telah dilakukan oleh penyuluh adalah sebagai penghubung yaitu penyampai aspirasi
masyarakat tani kepada pemerintah yang dapat dilihat antara lain penyuluh
26
memasukan proposal kepada pemerintah Daerah maupun pemerintah Propinsi
sehingga petani mendapatkan dana dan fasilitas yang lengkap untuk meningkatkan
nilai tambah petani. Dengan upaya-upaya tersebut pendapatan petani lebih meningkat
dari pada sebelumnya, sehingga bukan saja petani yang bekerja akan tetapi istri-istri
dari petani juga bisa bekerja sehingga pendapatan keluarga tersebut bisa bertambah
melalui bantuan dana dan fasilitas yang lengkap yang diberikan oleh pemerintah.
3. Peran Penyuluh Dalam Aspek Pemasaran
Penyuluhan dalam aspek pemasaran hasil tanaman jagung adalah merupakan
pendidikan nonformal bagi petani beserta keluarganya dimana kegiatan ini tujuanya
untuk meningkatakan harga jual petani dalam memasarkan hasil produksi.
Penyuluh yang ada di Kecamatan Patilanggio memberikan penyuluhan dalam
aspek pemasaran setelah petani memanen hasil produksi biasanya penyuluh
memberikan penyuluhan tentang aspek produksi setiap 4 bulan sampai 8 kali, hal ini
terjadi karena petani yang ada di Kecamatan Patilanggio tidak serentak dalam
menananam jadi begitu pula panen yang dilakukan petani juga tidak serentak. Secara
rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 19. Rekapitulasi dan Rangkuman Peran Penyuluh dalam Aspek Pemasaran
No
Uraian Pertanyaan angket
Jawaban Responden Total
Ya Kadang-kadang
Tidak
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
1 Penyuluhan tentang aspek pemasaran pada petani.
7 100 0
0
0
0
7
100
2 Masalah dalam pemberian penyuluhan tentang aspek pemasaran.
7 100 0
0
0
0
7
100
3 Pengetahuan penyuluh pada Tempat harga jagung yang tinggi.
7 100 0
0
0
0
7
100
4 Penyuluh menggunakan media untuk mengetahui
7 100 0
0
0
0
7
100
27
harga jagung.
5 Publikasi pemerintah tentang harga jagung.
7
100 0
0
0
0
7
100
Sumber : Data diolah 2013
Berdasarkan Tabel 19 menunjukan hasil rekapitulasi Peran Penyuluh Dalam Aspek
Pemasran sangat baik yaitu 100% menjawab Ya dari ke 5 pertanyaan. Hal ini dapat
dilihat bahwa setelah pasca panen penyuluh memberikan penyuluhan aspek
pemasaran kepada petani agar hasil penjualan petani jagung tersebut lebih tinggi dari
pada harga jagung yang diberikan oleh tengkulak dan pedagang pengumpul yang ada
di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato.
Selain itu setelah pemberian penyuluhan tentang aspek pemasaran penyuluh
mendapatkan beberapa masalah, hal ini menunjukan bahwa penyuluh menemukan
petani yang ada di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato sudah mempunyai
hutang kepada pedagang pengumpul ketika petani memerlukan biaya yang mendadak
seperti kedukaan dan kecelakaan maka petani langsung meminjam uang kepada
pedagang pengumpul meskipun petani belum memanen hasil penenya tersebut.
Sebelum penyuluh memberikan penyuluhan dalam aspek pemasaran pastinya
penyuluh telah mengetahui dimana tempat harga jagung yang tinggi agar pendapatan
petani dalam memasarkan hasil produksi lebih tinggi dari pada harga jagung yang ada
pada pedagang tengkulak dan pedagang pengumpul yang ada di Kecamatan
Patilanggio Kabupaten Pohuwato, untuk mengetahui harga jagung yang tinggi
penyuluh sering membaca media cetak seperti koran, selain penyuluh sering
membaca media cetak untuk mengetahui harga jagung yang tinggi, penyuluh juga
mengetahui dari publikasi-publikasi pemerintah daerah tentang standar harga jagung
yang ada di Provinsi Gorontalo melalui media elektronik radio.
3.2. Petani
Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian sasaran utama adalah petani yaitu
dalam upaya meningkatan pemahaman dan ketrampilan petani dalam mengelola
usahatani. Dalam penelitian ini diajukan 3 pertanyaan yang berhubungan dengan
28
materi penyuluhan yang diterima petani dalam aspek pemasaran ke 3 pertanyaan itu
adalah dukungan petani dalam program penyuluhan, pemberian penyuluhan dalam
aspek pemasaran, pengetahuan petani pada harga jagung. Hasil yang diperoleh secara
rinci disajikan pada tabel berikut.
Tabel 20. Rekapitulasi Jawaban Petani Tentang Peran Penyuluh dalam Aspek
Pemasaran
No
Uraian
Jawaban Responden Total
Ya Kadang-kadang
Tidak
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
1 Dukungan petani dalam program penyuluhan
37
39,78
37
39,78
19
20,43
93 100
2 Pemberian penyuluhan dalam aspek pemasaran
27
29,03
50
53,76
16
17,20
93 100
3 Pengetahuan petani pada harga jagung
51
54,84 22 23,66 20 21,51
93 100
Sumber : Data diolah 2013
Berdasarkan Tabel 20 menunjukan bahwa dari ke 3 pertanyaan kepada petani
dominan jawaban yang diperoleh adalah kadang-kadang yang meliputi:
Dukungan petani dalam program penyuluhan sebanyak 37 orang atau sebesar
39,78% petani menyatakan kadang-kadang dan petani menyatakan Ya tentang petani
mendukung program penyuluhan, sebanyak 19 orang atau sebesar 20,43% petani
menyatakan tidak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyuluh yang ada di
Kecamatan Kabupaten pohuwato sering membantu petani sehingga semua program
yang diberikan penyuluh sangat didukung oleh petani.
Pemberian penyuluhan dalam aspek pemasaran, sebanyak 50 orang atau sebesar
53,76% petani menyatakan kadang-kadang, sebanyak 27 orang atau sebesar 29,03%
petani menyatakan Ya, sebanyak 16 orang atau sebesar 17,20% petani menyatakan
tidak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa petani yang ada di Kecamatan
29
Patilanggio kadang-kadang mengikuti penyuluhan dalam aspek pemasaran, hal ini
karena petani menganggap pemberian penyuluhan dalam aspek pemasaran tidak
terlalu penting bagi petani tersebut.
Petani sudah mengetahui harga jagung yang tinggi, sebanyak 51 orang atau
sebesar 54,84% petani menyatakan Ya, sebanyak 22 orang atau sebesar 23,66%
petani menyatakan kadang-kadang dan sebanyak 20 orang atau sebesar 21,51% petani
menyatakan tidak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa petani mengetahui
harga jagung yang tinggi melalui publikasi radio meskipun tanpa ada penyuluhan
dari penyuluh.
Berdasarkan hasil analisis data dan uraian diatas maka peran penyuluh
pertanian di Kecamatan Patilanggio dalam aspek pemasaran dapat dilihat pada peran
penyuluh berdasarkan Undang-undang No 16 Tahun 2006, yaitu penyuluh sebagai
inisiator, yang senantiasa selalu memberikan gagasan/ide-ide baru dalam hal
pemasaran. Hal ini telah dilakukan penyuluh dalam setiap melakukan penyuluhan
maka penyuluh selalu berupaya meberikan pengetahuan kepada petani tentang harga
jagung yang paling tinggi sehingga pemasran jagung oleh petani lebih tinggi dari
pada harga jagung yang diberikan pedagang pengumpul yang ada di Kecamatan
Patilanggio, Hasil analisis data jawaban responden terhadap pertanyaan apakah
penyuluh memberikan penyuluhan tentang aspek pemasaran kepada petani, juga
petani menyampaikan bahwa tiap penyuluhan penyuluh menyampaikan ide baru
kepada petani dalam aspek pemasaran. Hal lain yang telah dilakukan penyuluh
adalah penyuluh selalu mencari informasi melalui media cetak dan media elektronik
dimana tempat harga jagung yang tinggi sehinga petani memasarkan hasil panen
mereka dengan harga yang tinggi. Hal tersebut juga telah terkait dengan peran
penyuluh sebagai motivator, yang senantiasa membuat petani tahu, mau dan mampu.
Dengan adanya penyuluhan tersebut maka petani dapat mengetahui, harga jagung
yang tinggi sehingga petani mengetahui dimana tempat harga yang tinggi untuk
memasarkan hasil panen mereka melalui kegiatan penyuluhan.
30
Penyuluh sebagai fasilitator, yang senantiasa memberikan jalan keluar/
kemudahan-kemudahan, baik dalam menyuluh/proses belajar mengajar, maupun
fasilitas dalam memajukan usahataninya. Dalam hal penyuluh memfasilitasi dalam
hal : kemitraan usaha, berakses ke pasar, dan sebagainya. Hal tersebut telah terjaring
melalui wawancara dengan petani yaitu penyuluh berupaya mengetahui apa saja yang
menjadi permasalan dan kendala petani dalam aspek pemasaran, akan tetapi petani
yang sudah memiliki hutang kepada pedagang pengumpul sehingga penyuluh sulit
dalam memberikan penyuluhan kepada petani dalam aspek pemasaran karena petani
menganggap penyuluhan dalam aspek pemasaran tidak terlalu penting bagi mereka.
hal lain yang telah dilakukan oleh penyuluh adalah sebagai penghubung yaitu
penyampai aspirasi masyarakat tani kepada pemerintah yang dapat dilihat antara lain
penyuluh selalu berupaya mengetahui harga standar jagung yang dipublikasikan
pemerintah melalui saluran radio atau biasanya permasalahan-permasalahan atau
seluruh aspirasi petani dalam aspek pemasaran selalu disampaikan kepada
pemerintah.
31
60
Tabel 21. Rekapitulasi dan Rangkuman Peran Penyuluh dalam Aspek Peningkatan Produksi, Aspek Pengolahan Hasil dan
Aspek Pemasaran.
No
Uraian Pertanyaan angket
Jawaban Responden Total
Ya Kadang-kadang Tidak
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
A Peran penyuluh dalam aspek peningkatan produksi
A-1 Dukungan petani dalam program penyuluhan 7 100 0 0 0 0 7 100
A-2 Penguasaan penyuluh terhadap masalah dan kendala petani 7 100 0 0 0 0 7 100
A-3 Kesesuaian penggunaan media penyuluhan dengan materi (produksi) 7 100 0 0 0 0 7 100
A-4 Keseriusan petani dalam mengikuti setiap penyuluhan di lakukan 7 100 0 0 0 0 7 100
A-5 Kesesuaian materi pada 6 desa dalam hal produksi 7 100 0 0 0 0 7 100
A-6 Informasi mengenai ide baru cara peningkatan produksi 7 100 0 0 0 0 7 100
A-7 Kerja sama penyuluh dengan pihak lain untuk memperoleh informasii baru dalam aspek produksi
7 100 0 0 0 0 7 100
B Peran penyuluh dalam aspek pengolahan hasil.
B-1 Memberikan penyuluhan tentang pengolahan hasil 7 100 0 0 0 0 7 100
B-2 Terobosan dari pemerintah untuk pengolahan hasil 7 100 0 0 0 0 7 100
B-3 Minat petani setelah diberikan penyuluhan dalam aspek pengolahan hasil 7 100 0 0 0 0 7 100
B-4 Penyuluhan tentang peluang pasar dalam aspek pengolahan hasil 7 100 0 0 0 0 7 100
B-5 Sampai dengan sekarang program itu masih berjalan 7 100 0 0 0 0 7 100
B-6 Penyuluh mendengarkan keluhan petani 7 100 0 0 0 0 7 100
C Peran penyuluh dalam aspek pemasaran
C-1 Penyuluhan tentang aspek pemansaran pada petani. 7 100 0 0 0 0 7 100
C-2 Masalah dalam pemberian penyuluhan tentang aspek pemasaran. 7 100 0 0 0 0 7 100
C-3 Pengetahuan penyuluh pada Tempat harga jagung yang tinggi. 7 100 0 0 0 0 7 100
C-4 Penyuluh menggunakan media untuk mengetahui harga jagung. 7 100 0 0 0 0 7 100
C-5 Publikasi pemerintah tentang harga jagung. 7 100 0 0 0 0 7 100
Sumber : Data diolah 2013
61
Berdasarkan Tabel 21, menunjukkan bahwa keseluruhan responden penyuluh
memberikan jawaban “Ya” yang meliputi tiga aspek yaitu aspek peningkatan produksi, aspek
pengolahan hasil dan aspek pemasaran. Dari pertanyaan yang terdapat pada tiga aspek tersebut,
menunjukkan bahwa penyuluh benar-benar memberikan materi penyuluhan sesuai dengan
kebutuhan dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh petani.
Tabel 21. Rekapitulasi Jawaban Petani Tentang Peran Penyuluh dalam Aspek Peningkatan
Produksi, Aspek Pengolahan Hasil dan Aspek Pemasaran
No Uraian Pertanyaan Angket Jawaban Responden
Total Ya Kadang-Kadang
Tidak
62
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
A Peran penyuluh dalam aspek peningkatan produksi
A-1 Keikutsertaan petani dalam dalam mengikuti penyuluhan
70 75,27 18 19,35 5 5,38 93 100
A-2 Kesesuaian materi penyuluhan dengan permaslahan petani
34 36,56 50 53,76 9 9,68 93 100
A-3 Informasi atau ide baru dalam aspek produksi
27 29,03 48 51,61 18 19,35 93 100
A-4 Penerapan hasil penyuluhan pada usahatani jagung
26 27,96 49 52,69 18 19,35 93 100
A-5 Kesesuaian penggunaan media dalam penyuluhan
17 18,28 72 77,42 4 4,30 93 100
B Peran penyuluh dalam aspek pengolahan hasil.
B-1 Pemberian penyuluhan dalam aspek pengolahan hasil
33
35,48
42
45,16
18
19,4
93 100
B-2 Keikutsertaan petani dalam mengikuti penyuluhan aspek pengilahan hasil
41
44,1
32
34,41
20
21,51
93 100
B-3 Penerapan ide-ide untuk meningkatkan nilai tambah
28
30,11
49
52,69
16
17,20
93 100
B-4 Materi yang diberikan mudah diterapkan
15
16,13
50
53,76
28
30,11
93 100
B-5 Kesulitan yang dihadapi petani untuk menerapkan nilai tambah
34 36,56 47 50,54 12 12,90 93 100
C Peran penyuluh dalam aspek pemasaran
C-1 Dukungan petani dalam program penyuluhan
37 39,78
37
39,78
19 20,43
93 100
C-2 Pemberian penyuluhan dalam aspek pemasaran
27
29,03
50
53,76
16
17,20
93 100
C-3 Pengetahuan petani pada harga jagung
51
54,84 22 23,66 20 21,51
93 100
Sumber : Data diolah 2013
Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 21 secara rinci dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar 1. Grafik Hasil Rekapan Jawaban Petani Terhadap Peran Penyuluh di Kecamatan
Patilanggio Kabupaten Pohuwato.
63
Sumber : Data diolah 2013
Berdasarkan Gambar 3, menunjukkan bahwa jawaban petani yang paling dominan adalah
kadang-kadang. Jawaban tersebut telah mencakup 3 aspek yaitu aspek peningkatan produksi,
aspek pengolahan hasil dan aspek pemasaran. Adapun jawaban dengan jumlah petani responden
paling banyak yaitu jawaban” Kadang-kadang” yang terdapat pada pertanyaan menyangkut
aspek peningkatan produksi. Sedangkan jawaban dengan jumlah petani responden paling sedikit
yaitu jawaban “tidak” yang terdapat pada pertanyaan menyangkut tentang aspek produksi.
70
34
27 26
17
33
41
28
15
34 37
27
51
18
50 48 49
72
42
23
49 50 47
37
50
22
5 9
18 18
4
18 20 16
28
12
19 16
20
0
10
20
30
40
50
60
70
80
A-1 A-2 A-3 A-4 A-5 B-1 B-2 B-3 B-4 B-5 C-1 C-2 C-3
Jum
lah
Jaw
aban
Pe
tan
i
Kelompok Pertanyaan kepada Petani
Ya
Kadang-Kadang
Tidak