BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00426-MN Bab...
Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00426-MN Bab...
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT JACOLINTEX adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada usaha manufaktur
dari bahan baku kain menjadi pakaian jadi (garmen), mengekspor hasil produk dan
mengimpor bahan baku yang bermula dari suatu home industry. Home industry tersebut
awalnya bernama Jacolin Fitrab yang memulai usahanya sejak tahun 1976 dengan produk
utamanya adalah kaos dan berlokasi di Jl. Dr. Saharjo, Jakarta Selatan.
Pada tanggal 29 September 1979, Jacolin Fitrab berubah nama menjadi PT
JACOLINTEX. Masih dengan produk utamanya kaos namun jenis produk diperluas dengan
kemeja dan celana. Dalam tahun-tahun pertama, hasil produksinya masih dikonsumsi untuk
keperluan pasar lokal, baru pada tahun 1984 mulai dilakukan kegiatan eksportasi.
Pada akhir tahun 80-an industri garmen di Indonesia mengalami booming,
peningkatan pangsa pasar ini menginspirasi manajemen PT JACOLINTEX untuk
mengembangkan infrastruktur produksi dengan membuka fasilitas produksi baru di wilayah
Bogor yang berbatasan dengan Jakarta Selatan. Seiring dengan lahirnya kota Depok pada
tahun 2003 sebagai pemekaran atau pemecahan dari wilayah Bogor, wilayah tersebut masuk
dalam daerah administratif Depok. Fasilitas produksi baru mulai beroperasi pada tahun 1991
dengan merekrut karyawan baru dan sebagian karyawan merupakan karyawan yang
dipindahkan dari fasilitas produksi di Jl. Saharjo. Sejak tahun 1991 aktivitas PT JACOLINTEX
dilakukan di dua pabrik dengan pusat kendali barada di Jl. Saharjo.
Merespon tren peningkatan pangsa pasar yang terus meningkat, manajemen PT
JACOLINTEX pada tahun 1992 memutuskan untuk kembali mengembangkan atau menambah
51
kapasitas produksi dengan menyewa PT Minner Sabur sebuah perusahaan garmen berlokasi
di Bandung, kerjasama ini berlangsung hingga tahun 2001.
Sejalan dengan kebijakan Pemda DKI mengenai peruntukan wilayah di mana wilayah
Jl. Saharjo tidak diperuntukkan untuk kegiatan industri manufaktur, maka pada tahun 2001
manajemen menutup fasilitas produksi di Jl. Saharjo dan memindahkan ke fasilitas produksi
di Depok dengan melakukan sejumlah perluasan. Sementara kantor representative
dipindahkan dari Jl. Saharjo ke Jl. Prof. Dr. Supomo.
Saat ini dengan total karyawan sebanyak 700 orang (mayoritas perempuan), PT
JACOLINTEX memproduksi garmen dengan merek; Tommy Hilfiger, Machupichu, Napapijry,
Replay, Abercrombie, Speedy dan lain - lain. Merek - merek tersebut untuk memenuhi order
dari buyer – buyer utama; seperti Lerner, Limited, Meijer, Swire, Tommy H, Wet Seal, Royal
Robin, Carter’s, Hollister, A & F, Esprit, Zara dan Sara Lee dengan kapasitas produksi
maksimum 7000 Dz/ bulan. Keseluruhan produk tersebut dikirim ke Negara tujuan ekspor,
antara lain Amerika Serikat, Jepang, Italia, Australia, Canada, Jerman dan lain – lain.
Sedangkan untuk supplier bahan sendiri berdasarkan atas keinginan buyer. Dan saat ini PT
JACOLINTEX memiliki beberapa supplier, yaitu Ek – Fair Limited di Hongkong, Rimir
Enterprise di Singapura, Winnitex di Hongkong, Ming Shi Dyeing Factory Co. Ltd dan Rich
Tide (Ching Hing) Internasional Ltd.
Untuk menjamin kepercayaan buyer, PT JACOLINTEX mengupayakan sertifikasi yang
secara luas dikenal dan diakui oleh komunitas buyer USA. Maka pada pertengahan tahun
2005, PT JACOLINTEX memberlakukan program sertifikasi hingga akhirnya memperoleh
sertifikasi dari WRAP (Worldwide Responsible Apparel Production), suatu badan sertifikasi
untuk para produsen garmen (juga produsen sepatu) yang mendapat pengakuan terluas di
USA berbasis di Arlington, Virginia Amerika Serikat.
52
4.2 Program Kerja Manajemen PT JACOLINTEX
Adapun visi dari PT JACOLINTEX adalah sebagai berikut:
• Menjalankan amanah yang dititipkan oleh Allah S.W.T di dalam kehidupan dunia
melalui (Alm) H.J.M. Pattiasina sebagai pencetus berdirinya PT JACOLINTEX
sebagai bentuk amal beliau yang harus bersama – sama dijaga dan
dipertahankan keutuhannya.
• Turut memajukan Negara Republik Indonesia dengan membantu pemulihan
ekonomi bangsa yang saat ini sedang sulit yakni dengan jalan menampung
tenaga kerja lokal sekaligus meningkatkan ekspor yang dapat menjadi devisa
bagi Negara.
• Meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham beserta para pekerja yang
selama ini telah mengabdikan dirinya dalam melakukan salah satu ibadah yakni
bekerja sebagai wujud rasa syukur kepada Allah S.W.T.
Sedangkan misi dari PT JACOLINTEX yaitu:
• Memperbaiki sistem serta melakukan penyesuain seiring berkembangnya Sistem
Informasi Manajemen (SIM) yang sangat cepat sekali perkembangannya dalam
era globalisasi dan mengaplikasikannnya secara professional dalam semua
bidang terutama bidang marketing.
• Melakukan kerjasama dengan pihak yang mempunyai jaringan yang luas dengan
para pembeli di seluruh dunia, untuk menjamin kelangsungan order dalam
memenuhi kebutuhan pabrik sesuai dengan kapasitas mesin terpasang minimum
6.000 lusin per bulan. Dan mengupayakan fasilitas pendanaan dalam menunjang
kerjasama yang berorientasi 100% ekspor serta menguntungkan.
• Mengadakan rekonstruksi mesin tua yang kurang produktif dalam menekan biaya
produksi akibat dari timbulnya timecost waktu perbaikan yang seringkali terjadi.
53
Dan menambah beberapa mesin khusus untuk menunjang adanya lintasan kritis
dalam flowprocess di produksi agar dapat menekan biaya lembur.
• Memberi kesempatan kepada tenaga pimpinan produksi pribumi dalam
mengembangkan keahliannya agar lebih terambil dalam mengatur jalannya
proses produksi sebagai program proses alih teknologi.
• Menjalankan perencanaan proses produksi yang lebih tajam dalam hal kualitas
serta waktu pengiriman barang jadi, agar dapat meminimalkan terjadinya klaim
dari pihak pembeli. Dengan menerapkan sistem berdasarkan disiplin ilmu yang
dibutuhkan, antara lain Production Planning Control (PPC) yang terkait dengan
industrial Engineering.
• Meneruskan program inhouse training pada kepala bagian/ supervisor mengenai
Total Quality Control (TQC) dan Total Quality Manajemen (TQM) untuk
memotivasi jiwa sadar mutu sebagai bagian dari peningkatan sumber daya
manusia sebagai pengendali dalam proses produksi. Dalam meningkatkan saling
percaya di antara para pekerja agar terbentuk dan terbina kerjasama yang solid,
pelaksanaannya melalui program outbond dengan pihak terkait secara
professional.
• Memelihara beberapa fasilitas kemudahan yang diberikan Pemerintah di bidang
ekspor-impor terhadap perusahaan dan adanya penambahan fasilitas sesuai
dengan kebutuhan atas permintaan berdasarkan Business Plan yang dibuat. Dan
menghindari segala upaya yang berakibat mencemarkan nama baik perusahaan
dan reputasi pimpinan perusahaan
• Mengontrol secara professional dan berkesinambungan dalam menjalankan
sistem manajemen yang telah disepakati serta ditunjang dengan komitmen
diantara para pelaku manajemen terutama di bidang keuangan melalui audit,
54
agar seluruh aset perusahaan maupun semua fasilitas keuangan yang diberikan
oleh lembaga keuangan tetap terjaga kredibilitas perusahaan.
Strategi yang dijalankan PT JACOLINTEX dalam menghadapi persaingan di perusahaan
garmen dewasa ini adalah sebagai berikut:
• Menjalin kerjasama dengan pihak – pihak yang memilki jaringan luas dengan
para pembeli di dunia.
• Mengutamakan pelanggan dengan mempertahankan kualitas dan pengiriman
tepat waktu.
• Membangun tenaga kerja yang bermutu.
• Meningkatkan penggunaan dan perkembangan teknologi informasi dalam
perusahaan.
55
4.3 Struktor Organisasi PT JACOLINTEX
4.4 SDM Pada PT JACOLINTEX
PT JACOLINTEX merupakan perusahaan yang bergerak di dalam industri garmen
dimana berorientasi ekspor. Kondisi perubahan lingkungan makro dan lingkungan industri
yang cepat, mengharuskan perusahaan untuk dapat menciptakan strategi yang tepat,
dimana akan meningkatkan performansi perusahaan sendiri dan mempertahankan eksistensi
COMMISSIONER
Jetty E.P
DIRECTOR
Sjamsul Hary
QTY ASS
ADV
Production
MGR
Personnel/
HRD
SECRETARY
Marketing
Nitin
Export/Im
port
M Dahlan
Finance
M.Surach
manSAMPLE
WAREHOUSE
FINISHING
CUTTING
SEWING
PERSONNE
L RECORD
SECURITY
PAYROLL
PURCHASHI
NG
MERCHANDI
SER
TAXATION
PATTY
CASH
MAIN
CASHIER
56
perusahan. Persaingan semakin terasa kompetitif terutama bagi perusahaan yang memasuki
pasar global. Sumber daya manusia merupakan roda penggerak utama sebuah perusahaan,
kemudian sumber daya manusia digunakan untuk mendukung kegiatan manajemen serta
operasional perusahaan. Oleh karena itu, sumber daya manusia tersebut memerlukan
dukungan manajemen sumber daya manusia yang baik, agar sumber daya yang dimiliki
sebuah perusahaan dapan memberikan yang terbaik bagi perusahaan dalam mencapai
tujuan yang di inginkan.
Secara umum, PT JACOLINTEX masih menerapkan manajemen personalia dan belum
adanya manajemen sumber daya manusia yang mendukung di perusahaan tersebut, dimana
manajemen personalia di PT JACOLINTEX baru terfokus kepada bidang yang bersifat
administratif, Sehingga mengakibatkan perusahaan melakukan pembenahan kepada seluruh
manajemen. Belum lama ini, telah dilakukan pergantian manajer personalia yang baru
dikarenakan adanya konflik internal perusahaan yang mengakibatkan keluarnya manajer
personalia yang lama. Berangkat dari keadaan tersebut, kini perusahaan, khususnya manajer
personalia yang baru saja menjabat dan membutuhkan data yang menggambarkan keadaan
sumber daya manusia pada perusahaan tersebut. Manajer personalia yang baru belum
sepenuhnya mengetahui seluk beluk SDM yang ada di PT JACOLINTEX secara menyeluruh,
dikarenakan status aktif bekerja-nya yang baru beberapa bulan di perusahaan ini.
Namun, tidak sedikit masalah-masalah SDM yang terjadi di perusahaan ini yang
diantaranya adalah masalah kedisiplinan karyawan. Masih ada beberapa karyawan yang
datang terlambat dan beberapa karyawan banyak yang tidak hadir kerja. Masalah indisipliner
lainnya yaitu adanya beberapa karyawan yang tidak memperhatikan absen bahkan tidak
mengabsenkan dirinya. Selain masalah indisipliner, adanya masalah internal yang terjadi di
manajemen personalia diantaranya adalah tindakan penyalahgunaan wewenang oleh
manajer personalia yang lama. Masalah ini akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas kerja
manajemen personalia, karena dapat mengganggu proses berjalannya kegiatan manajemen
57
personalia di perusahaan. Masalah yang lain adalah, beberapa karyawan belum dapat
menerima teknologi sepenuhnya. Hal itu didasari oleh adanya sistem informasi manajemen
yang diterapkan oleh perusahaan.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, sering terjadi perbedaan pendapat antara
bawahan dengan atasan ataupun sebaliknya. Walaupun ini merupakan hal yang wajar di
suatu perusahaan. Selain itu, perbedaan pandangan dalam menyelesaikan pekerjaan sering
kerap terjadi dan jika hal tersebut dibiarkan berlarut-larut, maka dapat menimbulkan ketidak
cocokan antara bawahan dengan atasan. Sehingga karyawan merasa tidak diperhatikan atau
tidak diberikan pengarahan yang cukup oleh atasan mereka. Gaya kepemimpinan atasan
juga mempengaruhi hubungan ataupun pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Sering kali
karyawan mengeluh akan tindakan atau keputusan yang diambil oleh atasan. Karyawan
seringkali menilai keputusan yang diambil atasan itu tidak tepat, sehingga timbulnya masalah
terhadap pekerjaan yang ia lakukan. Setelah dilakukan pengamatan, beberapa pimpinan dan
karyawan masih ada yang tidak menaati SOP. SOP merupakan suatu standard operating
proscedure untuk para pegawai dalam divisinya. Jika SOP tersebut dilanggar, maka prosedur
pekerjaan di divisi tersebut, tidak akan berjalan sesuai target yang diinginkan.
4.5 Penanggulangan Masalah SDM Pada PT JACOLINTEX Oleh Manajer Personalia
Setelah melihat adanya beberapa permasalahan SDM di PT JACOLINTEX, Manajemen
personalia merumuskan suatu penanggulangan untuk menurunkan tingkat masalah SDM
yang ada di PT JACOLINTEX. Diantaranya adalah diberlakukannya teguran, teguran secara
lisan, sp1, sp2, sp3, dan DO bagi karyawan yang melanggar disiplin atau melakukan
Indisipliner di perusahaan. Dengan diadakannya peratutar disiplin ini, diharapkan para
karyawan dapat menegakkan disiplin di PT JACOLINTEX.
Karyawan di PT JACOLINTEX mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi.
Dengan ketekunan, ketelitian, serta disiplin yang baik dalam melakukan pekerjaannya,
58
Manajemen personalia merencanakan untuk megadakan reward kembali bagi karyawan
yang berprestasi. Ini merupakan suatu penanggulangan untuk meningkatkan motivasi kerja
karyawan, sekaligus dapat meningkatkan kepuasan kerja serta peningkatan disiplin.
Dalam penerapan sistem informasi manajemen di perusahaan. Beberapa karyawan
belum dapat menerima atau menggunakan sistem informasi manajemen secara baik. Ini
dibutuhkan suatu pendekatan sehingga karyawan dapat menerima atau menggunakan
sistem informasi dengan baik. Penanggulangan yang dilakukan adalah melakukan
pembelajaran secara individu, dilaksanakan setiap istirahat dan setelah jam kerja untuk
pembelajaran komputer.
4.6 Rencana dan Harapan Manajemen Personalia Pada PT JACOLINTEX
Sebagai divisi yang mempunyai tanggung jawab besar terhadap kelangsungan
sumber daya manusia di perusahaan PT JACOLINTEX, tentu memiliki rencana dan harapan
untuk kelangsungan masa depan sumber daya manusia perusahaan, serta rencana dan
harapan tersebut dapat digunakan untuk kemajuan dan perkembangan divisi personalia PT
JACOLINTEX. Dalam hasil wawancara dengan manajer personalia yang baru, divisi personalia
telah merumuskan suatu perencanaan kedepan yang diharapkan dapat memajukan SDM di
PT JACOLINTEX. Manajemen personalia merencanakan sebuah Standard Operating
Proscedure (prosedur-prosedur untuk kepegawaian) bagi karyawan-karyawan di seluruh lini
perusahaan, dan diharapkan seluruh karyawan hingga pimpinan di PT JACOLINTEX wajib
mengikuti SOP yang diberlakukan di perusahaan tersebut. Dengan adanya SOP tersebut,
diharapkan prosedur kerja kepegawaian dapat terlaksana secara teratur. kemudian Selain
diterapkannya SOP pada perusahaan, Manajemen Personalia akan melakukan pembenahan
Administrasi dan kepegawaian yang mencakup kontrak kerja, administrasi cuti, dan
administrasi surat menyurat, hingga pembenahan job description dan penempatan karyawan
yang tepat untuk setiap pekerjaannya. Kemudian dalam wawancara lebih lanjut, perusahaan
59
mengharapkan adanya manajemen sumber daya manusia yang baik agar roda perusahaan
terus berjalan, sehingga produktivitas dan kinerja perusahaan akan terdongkrak.
Rencana perusahaan dengan dilakukannya audit SDM di PT JACOLINTEX belum
pernah di canangkan sebelumnya, sehingga data dan informasi yang berkaitan dengan
personalia dan karyawan yang perusahaan miliki sedikit dan kurang spesifik, dimana hal ini
dapat memberikan kesulitan kepada manajer dan perusahaan dalam melaksanakan strategi
dan penerapan sistem yang berjalan. Perusahaan berharap agar data yang dihasilkan oleh
audit SDM dapat memberikan informasi penting mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan
kepegawaian perusahaan. Berikut adalah beberapa harapan perusahaan yang belum di
sebutkan:
• Peningkatan disiplin oleh seluruh pegawai perusahaan dan atasannya.
• Tumbuhnya rasa loyalitas yang tinggi bagi para karyawan.
• Meningkatkan semangat dan motivasi kerja karyawan.
• Para pekerja mempunyai rasa sense of belonging di PT JACOLINTEX.
4.7 Rencana Penerapan evaluasi kepuasan Kerja, gaya Kepemimpinan dan
efektivitas MSDM Pada PT JACOLINTEX
Keadaan SDM di PT JACOLINTEX setelah melalui beberapa wawancara dan
pengamatan, serta dengan acuan data-data yang di dapat dari manajer personalia dapat
diketahui bahwa sumber daya manusia pada PT JACOLINTEX mengalami masalah yang
dapat menghambat perusahaan. Pada awalnya, perusahaan hanya melakukan konsultasi,
teguran secara non-formal seperti berbicara langsung kepada karyawan yang bermasalah
maupun secara formal yaitu berupa surat teguran, namun hal tersebut tidak kunjung
menyelesaikan masalah yang terdapat pada perusahaan tersebut. Kondisi internal
perusahaan yang bermasalah dan tak kunjung menemui titik terang disinyalir menyebabkan
manajer personalia perusahaan mengalami pergantian, serta membuat sistem yang berlaku
60
yang terdapat pada perusahaan tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, penulisan skripsi
ini bertujuan membantu perusahaan dengan melakukan evaluasi SDM yang dilakukan kepada
karyawan atau sumber daya manusia perusahaan. Dengan melakukan penelitian terhadap
lingkup SDM yang memiliki peran vital atau menjadi issue sentral perusahaan dalam masalah
sumber daya manusia yang dihadapi oleh perusahaan, tentunya dengan langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan evaluasi SDM terlebih dahulu.
Penerapan evaluasi sumber daya manusia dalam tahap kedua akan dilakukan melalui
desain riset deskriptif dengan memberikan kuisioner yang berkaitan lingkup sdm yang akan
diteliti sebagai langkah analisis evaluasi. Dengan dilakukannya evaluasi SDM, diharapkan
hasil audit SDM dapat membantu manajer personalia dan perusahaan untuk mengetahui dan
menyelesaikan masalah dalam lingkup SDM yang sedang menjadi issue sentral, dengan
dilakukannya audit sumber daya manusia, data atau hasil yang diperoleh dapat dijadikan
gambaran untuk melakukan penanggulangan atau perencanaan manajemen SDM yang lebih
matang dimana hasilnya akan memenuhi harapan tercapainya kinerja SDM yang lebih baik di
PT JACOLINTEX.
untuk mendapatkan dan menyediakan informasi yang reliabel, riset SDM
menggunakan metode yang sistematis dan objektif. Artinya, dalam riset SDM diterapkan
beberapa tahap yang merupakan kesatuan logis, sehingga hasilnya dapat diterima semua
pihak secara objektif. Penggunaan tahap-tahap dalam riset SDM diperlukan untuk menjamin
informasi yang dihasilkan benar-benar berkualifikasi, namun perlu diingant bahwa, tahapan-
tahapan dalam evaluasi SDM tidak bersifat baku.
Berikut ini adalah pelaksanaan kegiatan evaluasi SDM tahap pertama di PT
JACOLINTEX:
1. Mengamati Kegiatan. Periset dapat memulai tugasnya dengan mengamati atau
melakukan observasi secara langsung atas aktivitas-aktivitas organisasi dalam
perspektif manajemen SDM. Melalui pengamatan ini periset dapat mengumpulkan
61
data atau informasi dan mendeteksi apakah terdapat gejala-gejala adanya
penyimpangan atau kesenjangan-kesenjangan yang bersifat kritis atau signifikan
sehingga memerlukan perhatian lebih mendalam.
2. Meminta penjelasan atau menanyakan. Periset dapat menggali informasi dengan
cara meminta penjelasan dari responden mengenai objek-objek yang telah
direncanakan dalam lingkup evaluasi. Pendekatan dengan meminta penjelasan
adalah pendekatan evaluasi yang paling mudah dilakukan. Periset bebas meminta
penjelasan objek apapun yang dipandang relevan dan signifikan untuk menggali
informasi.
3. Menelaah Dokumen. Bila perusahaan telah memiliki manual manajemen SDM yang
membuat penjelasan mengenai mekanisme kegiatan manajemen SDM, termasuk
program-program pengembangan SDM secara lengkap dan terdokumentasi. Periset
dapat meminjam dokumen-dokumen tersebut untuk dipelajari atau ditelaah apakah
terdapat azas-azas yang tidak dipatuhi atau sudah usang, tidak relevan lagi dengan
perkembangan keadaan atau kebutuhan organisasi. Melalui proses penelaahan
dokumen periset mencatat berbagai informasi signifikan untuk ditanyakan lebih jauh
kepada responden.
4. Mencari Bukti-bukti. Dalam proses evaluasi, orientasi periset adalah mencari
informasi dan bukti-bukti objektif. Bukti objektif dapat berupa catatan, dokumen,
atau kondisi faktual yang dapat dianalisa dan dibuktikan kebenarannya.
5. Memeriksa Silang. periset dapat mengumpulkan data dan informasi dari bagian-
bagian lain sebagai bahan untuk menilai fakta-fakta yang ada pada suatu fungsi
yang yang telah evaluasi.
6. Mewawancarai responden. Periset dapat mewawancarai beberapa personil pada unit
yang sedang diperiksa untuk meminta penjelasan, menanyakan, mengklarifikasikan
permasalahan untuk diwawancarai diundang ke ruangan yang telah disediakan.
62
Periset mengarahkan pertanyaan untuk mendapat informasi mengenai hal-hal yang
tengah disoroti.
7. Melakukan survei dengan angket. Langkah ini masuk pada pelaksanaan evaluasi
tahap ke dua. Evaluasi dengan perangkat angket survei dapat dilakukan untuk
pengecekan hal-hal tertentu, misalnya mengenai tingkat kepuasan kerja, efektivitas
komunikasi, masalah kepemimpinan dan sebagainya. Evaluasi SDM dengan cara
survei melalui angket seperti ini tidak langsung menghasilkan informasi. Data yang
masuk perlu diolah dan hasilnya dianalisa. Dari hasil analisa akan bisa diketahui
apakah ada indikasi awal mengenai aspek-aspek yang ingin diketahui.
8. Menilai Data dan Fakta (Menganalisa). Dalam hal ini, periset dapat mengakses
berbagai catatan atau bukti tentang kegiatan yang telah dilaksanakan untuk
mengumpulkan data dan informasi sebagai dasar menilai kemajuan periset.
9. Menyimpulkan. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari berbagai kegiatan
selama proses evaluasi, diolah menjadi informasi dan akhirnya periset harus
menyimpulkan. Kesimpulan periset dapat bersifat positif, artinya tidak ada
permasalahan yang perlu ditinjaklanjuti, dan dapat berupa kesimpulan signifikan
yang merupakan temuan audit yang mengandung nilai substansial untuk ditindak
lanjuti. Dalam pelaksanaannya aktivitas-aktivitas yang disebutkan diatas tidak mesti
dilakukan secara terpisah-pisah melainkan dapat dikombinasikan dalam satu
kesempatan evaluasi.
63
Berikut ini adalah pelaksanaan tahap ke-dua evaluasi SDM dengan desain riset deskriptif :
Gambar 4.1 Tahapan Riset SDM
sumber: Isjianto, Riset Sumber Daya Manusia (2006, p8)
Kuantitatif
Penentuan masalah riset
Penulisan dan penyampaian laporan
khi
Analisis dan pengiterpretasian hasil riset
Pengrditan, pengkodean, tabulasi, dan
pemrosesan data
Pengumpulan data
(kerja lapangan)
Penentuan desain riset
Deskriptif
Rancangan alat analis
KuantitatifTertutup
Rancangan pernyataan
Interval
Rancangan skala
Metode pengumpulan data
Survei
Primer
Quota
Non probability sampling
Metode pengambilan sample
64
4.8 Penentuan Masalah Riset SDM Pada PT JACOLINTEX
Evaluasi SDM tahap awal menghasilkan informasi mengenai kondisi SDM yang ada di
PT JACOLINTEX. Perolehan informasi mengenai SDM tersebut dapat dilihat pada lampiran.
Setelah dilakukannya pelaksanaan kegiatan Evaluasi SDM tahap pertama di PT JACOLINTEX,
telah ditemukan beberapa masalah SDM yang ada di perusahaan. Masalah SDM tersebut
dijadikan dasar sebagai penentuan lingkup SDM yang akan di evaluasi. Lingkup evaluasi
tersebut merupakan issue sentral di MSDM perusahaan ini. Berdasarkan hasil wawancara,
pengamatan, penjelasan, pencarian bukti-bukti dan penelaah dokumen yang dilakukan, telah
dilakukan penetapan lingkup SDM yang akan di evaluasi. Lingkup tersebut adalah kepuasan
kerja karyawan, gaya kepemimpinan atasan dan efektivitas manajemen SDM di PT
JACOLINTEX. Berikut ini adalah gambaran dan dasar ruang lingkup tersebut :
1. Kepuasan kerja karyawan. Masalah kepuasan kerja merupakan hal yang
umum di suatu perusahaan. Rata-rata karyawan di PT JACOLINTEX cocok
atau suka terhadap pekerjaan yang mereka kerjakan. Yang mendasari
diangkatnya kepuasan kerja untuk di jadikan lingkup untuk di audit beberapa
diantaranya adalah tindakan-tindakan negatif yang dilakukan oleh beberapa
karyawan. Selain itu, tidak adanya kenaikan jabatan yang pasti yang mana
hal itu dapat berdampak kepada kepuasan kerja karyawan tersebut.
Walaupun sekarang ini sudah dilakukan penyesuaian UMP di PT JACOLINTEX
yang memberikan dampak positif terhadap kepuasan kerja karyawan, masih
banyak masalah-masalah yang belum terungkap di perusahaan ini, salah
satunya adalah masalah indisipliner juga menjadi sorotan manajer, karena
beberapa karyawan masih ada yang menghiraukan kedisiplinan di
perusahaan. Beberapa buruh mengeluhkan, target produksi yang diinginkan
terlalu tinggi, sehingga tidak sesuai dengan kemampuan buruh-buruh yang
65
dimiliki. Dengan melihat beberapa dokumen yang didapat, tidak sedikit
karyawan yang mengundurkan diri dari PT JACOLINTEX yang terjadi akibat
beberapa faktor lainnya.
2. Gaya kepemimpinan. Setelah dilakukan pengamatan, telah diketahui
beberapa ciri-ciri gaya kepemimpinan atasan di PT JACOLINTEX. Ciri-ciri
tersebut diantaranya adalah, kepemiminan yang tidak otoriter, lebih bersifat
demokratis, musyawarah pengambil keputusan jika terdapat masalah pada
pengambilan keputusan, dan kondisi yang masih kondusif antara bawahan
dengan atasan. Tetapi beberapa staff ada yang mengeluhkan gaya
kepemimpinan atasan. Penyebabnya adalah, sering terjadi perbedaan
pendapat antara bawahan dengan atasan, sering terjadi perbedaan
pandangan dalam menentukan suatu prosedur pekerjaan. Bahkan beberapa
staff ada yang menyatakan kuang atau tidak cocok dengan atasannya.
Kemudian, hasil wawancara lanjutan memberikan petunjuk mengenai hal
yang berkaitan dengan perhatian dan pengarahan yang diberikan atasan
kepada bawahannya.
3. Efektivitas Manajemen SDM. Dapat diketahui bahwa masa aktif bekerja
manajer personalia yang baru, terhitung baru berjalan sekitar 6 bulan.
Sehingga diperlukan banyak waktu untuk melakukan adaptasi dan
mengetahui seluk beluk SDM di PT JACOLINTEX. Setelah dilakukan
wawancara terhadap manajer personalia dan kemudian melakukan
pengamatan, ditemukan beberapa masalah yang dapat menghambat
efektivitas manajemen sumber daya manusia perusahaan. Manajer
personalia yang baru telah berupaya melakukan penanggulangan dan
66
memberikan solusi kepada masalah-masalah sumberdaya manusia tetapi
belum menemui titik cerah, sehingga manager membuat perencanaan masa
depan untuk manajemen sumber daya manusia pada PT JACOLINTEX.
Fungsi-fungsi personalia seperti penambahan karyawan, kompensasi atau
benefit, staffing (penempatan) dan hubungan Industrial di PT JACOLINTEX,
juga telah dijalani oleh manajer personalia yang baru. Tetapi, fungsi-fungsi
Manajemen SDM di perusahaan ini belum dapat dikatakan efektif, hal ini
dapat dilihat dari tidak adanya analisis jabatan yang bersifat formal.
Manajemen personalia juga belum merencanakan perencanaan karir bagi
karyawan di perusahaan. Perencanaan karir hanya sebatas kenaikan jabatan
buruh menjadi supervisor, untuk mengisi satu posisi top, perusahaan masih
mengandalkan rekrutmen eksternal. Pelatihan dan pengembangan untuk
para pegawai secara formal, belum juga dilaksanakan. Yang terakhir, belum
diterapkannya penilaian prestasi kerja karyawan di perusahaan ini.
Ketiga ruang lingkup diatas, merupakan hasil yang didapat dari observasi dan
wawancara terhadap manajer personalia dan beberapa staff di PT JACOLINTEX. Masalah-
masalah yang menerpa perusahaan tersebut membuat perusahaan harus melakukan evaluasi
yang terfokus kepada sumber daya manusia, selain agar menjaga sumber daya manusia
perusahaan, evaluasi yang dilakukan kepada sumber daya manusia tersebut dapat
memberikan laporan dan memberikan solusi yang tepat guna membantu perusahaan dalam
berbagai aspek.
4.9 Penentuan Desain Riset Tahap Kedua
Desain riset merupakan kerangka kerja yang secara detail merinci prosedur yang
diperlukan untuk memperoleh informasi guna menjawab masalah riset dan menyediakan
67
informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Penetapan masalah yang
dilakukan dilakukan tahap pertama dalam proses riset sangat menentukan desain riset yang
digunakan. Berikut adalah gambar riset tahap kedua, yaitu riset deskriptif :
Gambar 4.2 Riset Deskriptif
(sumber: Istjianto, p22)
68
4.10 Hasil Uji Validitas Kuesioner
Dalam memberikan kuesioner pada karyawan perusahaan, perlu diketahui bahwa
keusioner tersebut bersifat valid, yang artinya instrumen yang digunakan periset yang
dinamakan kuesioner tersebut mampu menjalankan tugas dan fungsinya secara baik. Uji
validitas pada sebuah riset ataupun evaluasi memegang peranan penting, dimana periset
dapat mengetahui sampai sejauh mana instrumen tersebut berfungsi. Berikut adalah hasil uji
validitas yang telah dilakukan:
Tabel 4.1 Uji validitas kuesioner mengukur kepuasan kerja secara umum
Diketahui N= 80 dan r tabel = 0.220
pertanyaan Hasil uji validitas kesimpulan
1 0.361 Valid
2 0.684 Valid
3 0.344 Valid
4 0.623 Valid
5 0.428 Valid
6 0.724 Valid
7 0.542 Valid
8 0.500 Valid
9 0.597 Valid
10 0.516 Valid
11 0.623 Valid
12 0.407 Valid
13 0.578 Valid
14 0.763 Valid
15 0.656 Valid
16 0.645 Valid
17 0.452 Valid
18 0.526 Valid
19 0.572 Valid
69
Dari hasil pengujian ini, diketahui bahwa r tabel = 0.220 dan semua hasil validitas
pertanyaan dari kuesioner kepuasan kerja karyawan berada di atas angka 0.220 yang berarti
semuanya dinyatakan valid.
Tabel 4.2 Uji Validitas kuesioner identifikasi gaya kepemimpinan berdasarkan
aspek pengarahan
Diketahui N = 40, r tabel = 0.312
pertanyan Hasil uji validitas kesimpulan
1 0.738 Valid
2 0.742 Valid
3 0.642 Valid
4 0.629 valid
5 0.641 Valid
6 0.361 Valid
7 0.726 Valid
8 0.672 Valid
9 0.789 Valid
10 0.654 Valid
Dari hasil pengujian ini, diketahui bahwa r tabel = 0.312 dan semua hasil validitas
pertanyaan dari kuesioner identifikasi gaya kepemimpinan berdasarkan aspek pengarahan
berada di atas angka 0.312 yang berarti semuanya dinyatakan valid.
Tabel 4.3 Uji Validitas kuesioner identifikasi gaya kepemimpinan berdasarkan
aspek perhatian
Diketahui N = 40, r tabel = 0.312
pertanyaan Hasil uji validitas kesimpulan
1 0.525 Valid
2 0.619 Valid