BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi...

43
28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian Secara geografi Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107º’52’-108º36 BT dan 6º15-6º40’ LS (Lampiran 1) dengan batas wilayah sebagai berikut: - Sebelah utara berbatasan dengan laut jawa - Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Cirebon. Cakupan wilayah administrasi pemerintah Kabupaten Indramayu saat ini terdiri dari 31 Kecamatan, 307 desa dan 8 kelurahan, dengan luas wilayah 204,011 ha atau 2.040.110 km dengan panjang pantai 114,1 km yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon sampai Subang. Berdasarkan topografinya ketinggian wilayah pada umumnya berkisar antara 0 18 m diatas permukaan laut dan wilayah dataran rendahnya berkisar antara 0 6 m diatas permukaan laut berupa rawa, tambak, sawah, pekarangan. Pada tahun 2009 berdasarkan hasil registrasi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Indramayu tercatat sebanyak 1.744.897 jiwa terdiri dari laki-laki 888.579 jiwa dan perempuan 856.318 jiwa dengan sex rasio 103.81 dan pada akhir 2010 angka tersebut telah berubah menjadi 1.769.423 jiwa terdiri dari laki-laki 885.345 jiwa dan perempuan 884.078 jiwa (Vihera, 2011). Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang pantai utara Pulau Jawa membuat suhu udara di Kabupaten Indramayu cukup tinggi berkisar antara 22.9º - 30ºC. Tipe iklim di Indramayu termasuk iklim tropis, menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk iklim tipe D (iklim sedang) dengan karakteristik iklim antara lain: 1. Suhu udara harian berkisar antara 22,9ºC - 30ºC dengan suhu udara tertinggi 32ºC dan terendah 22ºC 2. Kelembaban udara antara 70 80% 3. Curah hujan rata-rata tahunan 1.587 mm pertahun dengan jumlah hari hujan 91 hari.

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi...

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian

Secara geografi Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107º’52’-108º36

BT dan 6º15-6º40’ LS (Lampiran 1) dengan batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah utara berbatasan dengan laut jawa

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, Kabupaten

Sumedang, dan Kabupaten Cirebon.

Cakupan wilayah administrasi pemerintah Kabupaten Indramayu saat ini

terdiri dari 31 Kecamatan, 307 desa dan 8 kelurahan, dengan luas wilayah 204,011

ha atau 2.040.110 km dengan panjang pantai 114,1 km yang membentang

sepanjang pantai utara antara Cirebon sampai Subang. Berdasarkan topografinya

ketinggian wilayah pada umumnya berkisar antara 0 – 18 m diatas permukaan laut

dan wilayah dataran rendahnya berkisar antara 0 – 6 m diatas permukaan laut

berupa rawa, tambak, sawah, pekarangan. Pada tahun 2009 berdasarkan hasil

registrasi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Indramayu tercatat sebanyak

1.744.897 jiwa terdiri dari laki-laki 888.579 jiwa dan perempuan 856.318 jiwa

dengan sex rasio 103.81 dan pada akhir 2010 angka tersebut telah berubah

menjadi 1.769.423 jiwa terdiri dari laki-laki 885.345 jiwa dan perempuan 884.078

jiwa (Vihera, 2011).

Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang pantai utara

Pulau Jawa membuat suhu udara di Kabupaten Indramayu cukup tinggi berkisar

antara 22.9º - 30ºC. Tipe iklim di Indramayu termasuk iklim tropis, menurut

klasifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk iklim tipe D (iklim sedang) dengan

karakteristik iklim antara lain:

1. Suhu udara harian berkisar antara 22,9ºC - 30ºC dengan suhu udara

tertinggi 32ºC dan terendah 22ºC

2. Kelembaban udara antara 70 – 80%

3. Curah hujan rata-rata tahunan 1.587 mm pertahun dengan jumlah hari

hujan 91 hari.

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

29

4. Curah hujan tertinggi sekitar 2.008 mm dan jumlah hari hujan

sebanyak 84 hari sedangkan curah hujan terendah sekitar 1.603 mm

dengan jumlah hari hujan 68 hari.

5. Angin barat dan angin timur tertiup secara bergantian setiap 5 – 6

bulan sekali.

Kondisi geografis Indramayu berada pada jalur pantura yang merupakan

jalur utama perekonomian nasional dan berbatasan langsung dengan Laut Jawa.

Kabupaten Indramayu selain memiliki wilayah darat juga memiliki wilayah pulau-

pulau kecil yaitu pulau Biawak, Pulau Gosong dan Candikian serta memiliki

wilayah perairan dengan garis pantai sepanjang 114 km yang membentang

sepanjang pantai utara Cirebon dan Subang yang merupakan daya tarik investasi

karena memiliki aksesbilitas yang tingi. Dari gambaran tersebut Kabupaten

Indramayu memiliki keanekaragaman hayati (biodiversity) yang tinggi (Dinas

Kelautan dan Perikanan, 2009).

4.1.1 Kondisi Umum Desa Karangsong

Desa Karangsong terletak di Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu

Propinsi Jawa Barat.

Batas desa wilayah Karangsong adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Desa Pabean Udik

- Sebelah Selatan : Desa Tambak

- Sebelah Timur : Laut Jawa

- Sebelah Barat : Kelurahan Paoman

Desa Karangsong memiliki panjang garis pantai 0,9 km dan merupakan

desa dengan tipologi desa pesisir atau pantai dengan wilayah yang langsung

berbatasan dengan Laut Jawa. Sebagai desa pantai atau pesisir, letaknya berada di

dataran rendah dengan ketinggian 0,5 meter sampai 1,0 meter di atas permukaan

laut, dengan curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun, dan bersuhu udara rata-rata

27ºC. Penggunaan lahan Desa Karangsong seperti pada tabel berikut.

Desa Karangsong memiliki luas 391,45 hektar dengan penggunaan lahan seperti

pada Tabel 1.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

30

Tabel 1. Penggunaan Lahan Desa Karangsong Kec. Indramayu

No Penggunaan Luas (ha)

1. Sertifikat hak milik 158,18

2. Tanah Kas Desa

a. Tanah bengkok 16,66

b. Tanah titisara 1,84

3. Jalan 0,03

4. Empang/pertambakan 204,07

5. Pemukiman/perumahan 7,87

6 Perkantoran 0,02

7 Perkuburan 0,03

8 Sawah irigasi tadah hujan 2,75

JUMLAH 391,45

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Indramayu (2009)

Luas desa Karangsong seluas 391,45 hektar (BAPPEDA Indramayu 2009).

Penduduk yang menetap di Desa Karangsong sebagian besar adalah penduduk asli

dan hanya sebagian kecil yang berasal dari luar desa. Penduduk Desa Karangsong

berjumlah 4.510 jiwa, dengan komposisi laki-laki 2.261 jiwa dan perempuan

2.249 jiwa. Mata pencaharian masyarakat Desa Karangsong cukup bervariasi

sehingga memiliki kegiatan yang berbeda-beda dalam kehidupan sehari-harinya.

Adapun mata pencaharian pokok adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Jenis-Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Desa Karangsong

No Jenis Pekerjaan Jumlah(orang) Prosentase(%)

1 Nelayan 769 53,00

2 Petani 89 6,08

3 Buruh tani 269 18,36

4 Jasa 32 2,18

5 Pertukangan 41 2,80

6 Wiraswasta/pedagang 144 9,84

7 Pegawai Negeri Sipil 60 4,10

8 Swasta 25 1,70

9 ABRI 2 0,01

10 Pensiunan 5 0,03

JUMLAH 1436 100,00

Sumber : Buku Potensi Desa Karangsong Tahun (2007)

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

31

Pada musim tertentu, serta jauhnya daerah penangkapan karena merosotnya

kondisi lingkungan membuat nelayan tradisional beralih ke mata pencaharian lain.

Faktor yang menyebabkan terhentinya kegiatan penangkapan antara lain

keterbatasan modal dalam membangun kapal, membeli mesin, membeli peralatan

tangkap serta area penangkapan ikan yang jauh. Hal ini menyebabkan beberapa

nelayan Karagsong mengikuti kegiatan wisata bahari untuk mencari sumber

pendapatan (Vihera, 2011).

4.1.2 Perkembangan Perikanan Tangkap di Desa Karangsong

Perkembangan perikanan tangkap di Desa Karangsong telah mengalami

perubahan pada sektor produksi penangkapan di Karangsong berdasarkan data

dari Dinas Kelautan dan Perikanan Indramayu mengalami kenaikan pada tahun

2007 sampai tahun 2010 yaitu pada tahun 2007 hasil tangkapan mencapai

11.484.029 kg dan mengalami kenaikan di tahun 2008 sebesar 13.407.995 kg

pada tahun 2009 juga mengalami kenaikan mencapai 14.126.363 kg dan tahun

2010 mengalami kenaikan mencapai 16.535.820.00 kg.

4.1.3 Jumlah Armada Kapal di Kecamatan Indramayu

Jumlah Armada penangkapan di Kecamatan Indramayu dapat dilihat pada

tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Armada Kapal

Desa <10 GT 10 - 20 GT > 30 GT

Pabean Udik 535 24

Karangsong 231 24 2

Singajaya 9

Paoman 137 1

Singaraja 153 116 30

Margadadi 14 2 2

Lemah Mekar 5 7

Pekandangan Jaya 2

Jumlah 1081 174 34

Sumber : Rencana Kerja UPTD. Perikanan dan Kelautan Kecamatan Indramayu

(2011)

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

32

Umumnya armada perahu yang terpusat di TPI Karangsong merupakan

jenis perahu ukuran sedang dan besar, perahu yang beroperasi di daerah

Karangsong dengan kapasitas dibawah 10 GT mencapai 231 armada kapal yang

mampu mempekerjakan nelayan sebanyak 1.442 nelayan. Dengan banyaknya

nelayan kecil yang ada di Desa Karangsong dan daerah fishing ground yang

cukup jauh, maka nelayan kecil yang kebanyakan menggunakan alat yang

tradisional cukup kesulitan untuk melakukan penangkapan pada musim paceklik.

Pada penelitian ini jumlah responden diambil dari kapal dibawah 10 GT di daerah

Karangsong karena memiliki jumlah yang mewakili nelayan buruh Karangsong

dan metode pengambilan jumlah responden diambil dengan menggunakan metode

slovin dengan galat ketidaktelitian sebesar 20% (Lampiran 2).

4.2 Tingkat Pendapatan Nelayan

Tingkat pendapatan nelayan buruh di Desa Karangsong dari 46 responden

pada kapal di bawah 10 GT dapat di lihat pada tabel 4.

Tabel 4. Tingkat Pendapatan Nelayan Buruh

Pendapatan/Bulan Jumlah (Nelayan) Persentase

Rp 1.000.000-2.000.000/Bulan 20 43%

Rp 2.240.000-2.800.000/Bulan 10 22%

Rp 3.180.000-3.960.000/Bulan 12 26%

Rp 5.000.000-5.960.000/Bulan 4 9%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 4, tingkat pendapatan nelayan buruh dari 46 responden

yang diteliti pada 23 kapal di bawah 10 GT di desa Karangsong per bulannya

paling banyak berkisar antara Rp. 1.000.000 - 2.000.000,- pada 20 orang nelayan

dengan persentase sebanyak 43%, sedang yang paling sedikit berkisar antara Rp.

5.000.000 – 5.960.000,- per bulannya dengan jumlah 4 orang nelayan atau hanya

9%. Pendapatan lebih banyak diperoleh dari hasil menangkap ikan dibandingkan

kegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-

rata hasil tangkapan per kilo nya Rp. 30.000,-. Dari hasil olahan data didapatkan

nilai mean atau rata-rata sebesar 2.593.913, median atau nilai tengahnya

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

33

2.250.000, modus atau frekuensi pemunculan terbanyaknya 1.200.000.

Berdasarkan data dari Disnakertrans Jawa Barat tahun 2013 Upah Minimum

Regional atau UMR untuk kabupaten Indramayu sebesar Rp. 1.125.000,- maka

dapat disimpulkan tingkat pendapatan nelayan buruh dari 23 kapal di bawah 10

GT di Desa Karangsong cukup tinggi. Data tingkat pendapatan nelayan buruh

lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.

4.3 Faktor – Faktor Internal

4.3.1 Umur Nelayan

Umur merupakan salah satu faktor yang mendukung nelayan dalam

kegiatan menangkap ikan di laut. Sebab pada usia produktif seseorang dapat

melakukan pekerjaan dengan maksimal, berdasarkan data BKKBN usia produktif

berkisar antara 15 – 64 tahun (Repelita 1989 dalam Vihera 2011). Umur nelayan

buruh berdasarkan jumlah 46 responden dari kapal di bawah 10 GT di Desa

Karangsong dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5.Umur Responden

Umur Jumlah(Nelayan) Presentase

25-30 11 24%

31-35 10 22%

36-40 9 19%

41-45 4 9%

>45 12 26%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa dari 46 responden didapati usia di

atas 45 tahun merupakan usia terbanyak yaitu berjumlah 12 orang atau 26 % . Dan

yang paling sedikit responden pada rentang usia 41 – 45 yaitu berjumlah 4 orang

atau hanya 9 % . Jumlah mean atau jumlah rata-rata didapat 39 tahun nilai median

atau nilai tengahnya 37, modus atau jumlah frekuensi pemunculan terbanyaknya

35. Data umur responden lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

34

Gambar 2. Presentase Umur Responden

4.3.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan nelayan buruh dari 46 responden pada kapal di bawah

10 GT di TPI Karangsong dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Tingkat Pendidikan

Pendidikan Terakhir Jumlah (Nelayan) Presentase

Tidak Pernah Sekolah 9 20%

Tidak Tamat SD 11 24%

Tidak Tamat SMP 1 2%

SD 24 52%

SMP 1 2%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan data Mentah

Dapat dilihat pada tabel 6 bahwa nelayan buruh di TPI Karangsong tingkat

pendidikannya lebih banyak hanya sampai tamat SD yaitu sebanyak 24 orang dari

46 responden atau 52%, paling sedikit dengan tingkat pendidikan tamat SMP dan

tidak tamat SMP yaitu masing-masing 1 orang atau 2% saja. Tingkat Pendidikan

ini cukup berpengaruh terhadap penyesuaian teknologi baru dalam kegiatan

penangkapan. Tingkat pendidikan yang tinggi pada nelayan umumnya akan

meningkatkan kemampuan dalam melakukan teknik penangkapan ikan yang tepat,

sehingga dapat menghasilkan hasil tangkapan yang optimal. Rendahnya tingkat

pendidikan akan berdampak pada sulitnya nelayan dalam menerima teknologi

24%

22% 19%

9%

26%

Jumlah 25-30 31-35 36-40 41-45 >45

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

35

baru akibatnya produksi hasil tangkapan sulit mengalami peningkatan (Vihera

2011). Data tingkat pendidikan nelayan lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 5.

Gambar 3. Presentase Tingkat Pendidikan

4.3.3 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga nelayan buruh TPI Karangsong dari 46

responden pada kapal dibawah 10 GT dapat dilihat pada tabel 7

Tabel 7. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah Tanggungan Jumlah (Nelayan) Persentase

1 Orang 1 2%

2 Orang 16 35%

3 Orang 20 43%

4 Orang 9 20%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan Tabel 7, jumlah tanggungan keluarga nelayan buruh paling

banyak yaitu 3 orang pada 20 nelayan buruh atau 43% dari 46 responden.

Sedangkan jumlah tanggungan paling sedikit hanya 1 orang ditanggung oleh 1

orang atau 2%. Jumlah mean atau jumlah rata-rata dari data diatas 3 nilai median

atau nilai tengahnya adalah 3, modus atau jumlah frekuensi pemunculan

terbanyaknya 3. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga atau anggota keluarga

berhubungan dengan tingkat pengeluaran dari pendapatan yang diperoleh nelayan,

semakin banyak anggota keluarga semakin tinggi beban tanggungan yang harus

20%

24%

2%

52%

2%

Jumlah

Tidak Pernah Sekolah Tidak Tamat SD Tidak Tamat SMP SD SMP

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

36

dipenuhi karena tanggungan keluarga merupakan beban yang harus dipenuhi

setiap hari. Data jumlah tanggungan keluarga lebih lengkap dapat dilihat pada

lampiran 6.

Gambar 4. Presentase Jumlah Tanggungan

4.3.4 Pengalaman Sebagai Nelayan Buruh

Pengalaman nelayan buruh TPI Karangsong dalam melaut dari jumlah 46

responden dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Lama Profesi Sebagai Nelayan Buruh

Pengalaman Jumlah (Nelayan) Presentase

10-15 Tahun 9 20%

16-20 Tahun 8 18%

21-25 Tahun 8 17%

26-30 Tahun 8 17%

>30 Tahun 13 28%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa pengalaman sebagai nelayan

buruh paling banyak berada di atas 30 tahun yaitu sebanyak 13 orang atau 28%,

sedangkan yang paling sedikit berkisar antara 21 - 25 tahun dan 26 - 30 tahun

dimana keduanya sama-sama pada angka 17%. Jumlah mean atau jumlah rata-rata

dari pengalaman sebagai nelayan dari 46 responden nelayan buruh pada kapal di

bawah 10 GT adalah 26, median atau nilai tengahnya 25, dan modus atau jumlah

2%

35%

43%

20%

Jumlah

1 Orang 2 Orang 3 Orang 4 Orang

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

37

frekuensi pemunculan terbanyak 14. Data pengalaman sebagai nelayan buruh

lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 7.

Gambar 5. Presentase Pengalaman Sebagai Nelayan Buruh

4.3.5 Pekerjaan Selain Sebagai Nelayan Buruh

Nelayan buruh TPI Karangsong yang memiliki pekerjaan dan pendapatan

sampingan selain sebagai nelayan dari jumlah 46 responden pada kapal dibawah

10 GT dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Pekerjaan Selain Sebagai Nelayan Buruh

Jenis Pekerjaan Penghasilan Jumlah (Nelayan) Presentase

Tidak Ada Rp. 0,- 41 89%

Menarik Becak Rp 200.000-300.000 2 4%

Kuli Rp. 100.000 - 150.000 3 7%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 9 diatas dapat disimpulkan bahwa nelayan buruh di TPI

Karangsong banyak yang tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan diluar

kegiatan melaut yaitu sebanyak 41 orang atau sampai 89% dan sedikit sisanya

memiliki pekerjaan sebagai tukang becak dan kuli dengan presentase 4% dan 7%.

Umumnya nelayan buruh yang memiliki pekerjaan lain selain menangkap ikan

dilaut adalah wajar sebab hal tersebut cukup membantu untuk meningkatkan

20%

18%

17% 17%

28%

Jumlah

10-15 Tahun 16-20 Tahun 21-25 Tahun 26-30 Tahun >30 Tahun

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

38

pendapatan dan memenuhi kebutuhan rumah tangga nelayan karena posisi sebagai

nelayan buruh mendapat bagian yang paling kecil di banding nahkoda dan

pemilik. Data pekerjaan selain sebagai nelayan lebih lengkap dapat dilihat

dilampiran 8.

Gambar 6. Presentase Pekerjaan Selain Sebagai Nelayan Buruh

4.3.6 Harga Beli Alat Tangkap

Harga beli masing-masing alat tangkap yang digunakan nelayan buruh TPI

karangsong dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Harga Beli Alat Tangkap

Kisaran harga Jumlah (Kapal) Persentase

Rp. 3.000.000-15.000.000 6 26%

Rp. 19.000.000-55.000.000 6 26%

Rp. 66.000.000-75.000.000 5 22%

> Rp. 76.000.000 6 26%

JUMLAH 23 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan pada tabel 10, alat tangkap dengan harga paling tinggi yaitu

diatas Rp. 76.000.000,- dengan jumlah 6 alat tangkap atau 26%, sedangkan yang

menggunakan alat tangkap dengan harga paling rendah berkisar antara Rp.

3.000.000 – 15.000.000,- juga dengan jumlah 6 alat tangkap. Jumlah mean atau

jumlah rata-rata didapatkan 68.177.826, median atau nilai tengahnya 52.500.000,

89%

4%

7%

Jumlah

Tidak ada Narik Becak Kuli

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

39

dan modus atau frekuensi jumlah pemunculan terbanyak 66.000.000. Data harga

beli alat tangkap lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 9.

Gambar 7. Presentase Harga Beli Alat Tangkap

4.3.7 Alat Tangkap yang Digunakan

Jenis alat tangkap yang digunakan nelayan buruh TPI Karangsong dari

jumlah 46 responden pada kapal dibawah 10 GT dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Alat Tangkap yang digunakan

Jenis Alat Jumlah (Alat Tangkap) Presentase

Jaring Play Millenium 12 27%

Jaring Pukat Kuro 2 4%

Jaring Unyil 2 4%

Jaring 10 23%

Jaring Kembung 2 4%

Arad 2 4%

Bubu 8 18%

Gill net 2 4%

Pukat 2 4%

Pukat Senar 2 4%

JUMLAH 44 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan Tabel 11 diatas jenis alat tangkap yang digunakan nelayan

buruh paling banyak adalah jaring play milenium yang digunakan oleh 12 orang

atau 23% dan yang paling sedikit adalah alat tangkap gill net, pukat dan pukat

26%

26% 22%

26%

Jumlah

3.000.000-15.000.000 19.000.000-55.000.000

66.000.000-75.000.000 >76.000.000

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

40

senar masing-masing digunakan oleh 2 orang dengan presentase hanya 2%. Jenis

alat tangkap yang digunakan berpengaruh terhadap jenis tangkapan yang

diperoleh, sebab setiap alat tangkap memiliki bentuk, fungsi dan cara

pengoperasian masing-masing yang berbeda untuk menangkap jenis ikan tertentu.

Data alat tangkap yang digunakan lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 10.

Gambar 8. Presentase Alat Tangkap yang Digunakan

4.3.8 Jumlah Alat Tangkap

Jumlah alat tangkap yang digunakan nelayan buruh TPI Karangsong dari

46 responden pada kapal di bawah 10 GT dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Jumlah Alat Tangkap

Jumlah Alat Jumlah(Nelayan) Presentase

1 Alat tangkap 34 76%

2 Alat tangkap 2 4%

3 Alat tangkap 2 4%

700 Alat tangkap 2 4%

840 Alat tangkap 2 4%

850 Alat tangkap 2 4%

900 Alat tangkap 2 4%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 12, nelayan buruh yang menggunakan hanya 1 alat

tangkap paling banyak mendominasi yaitu sebanyak 34 orang atau 76%, sisanya

yang menggunakan alat tangkap lebih dari satu masing-masing 2 orang saja atau

4%. Jumlah mean atau jumlah rata-rata didapatkan 144, median atau nilai

27%

4%

4%

23%

4%

4%

18%

4% 4% 4%

Jumlah Jaring Play Millenium Jaring Pukat Kuro Jaring UnyilJaring(biasa) Jaring Kembung AradBubu Gill net PukatPukat Senar

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

41

tengahnya 1, dan modus atau frekuensi jumlah pemunculan terbanyak 1. Jumlah

alat tangkap yang digunakan nelayan buruh Karangsong tergantung pada

komoditas ikan yang akan ditangkap, misalnya untuk menangkap rajungan atau

ikan demersal, alat tangkap yang digunakan salah satunya adalah bubu dimana

jumlah bubu yang digunakan beberapa nelayan dari 46 responden pada satu kapal

lebih dari satu. Data jumlah alat tangkap lebih lengkap dapat dilihat dilampiran

11.

Gambar 9. Presentase Jumlah Alat Tangkap

4.3.9 Umur Alat Tangkap

Rata-rata umur alat tangkap yang digunakan nelayan buruh Karangsong

dari 46 responden pada kapal di bawah10 GT dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Umur Alat Tangkap

Umur Teknis Jumlah (Alat) Presentase

1 Tahun 6 26%

1,5 Tahun 1 4%

2 Tahun 2 9%

2,5 Tahun 1 4%

3 Tahun 4 18%

4 Tahun 1 4%

5 Tahun 4 18%

6 Tahun 2 9%

10 Tahun 2 9%

JUMLAH 23 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Pribadi

Berdasarkan tabel 13, umur alat tangkap yang paling lama adalah 10 tahun

dengan jumlah 2 alat tangkap atau 9%, sedangkan alat tangkap yang terhitung

masih baru berumur 1 tahun berjumlah 6 atau 18%. Jumlah mean atau rata-rata

76% 4%

4% 4%

4% 4% 4%

Jumlah

1 Alat tangkap 2 Alat tangkap 3 Alat tangkap

700 Alat tangkap 840 Alat tangkap 850 Alat tangkap

900 Alat tangkap

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

42

didapat 3, median atau nilai tengahnya 3, dan modus atau frekuensi jumlah

pemunculan terbanyak adalah 1. Data umur alat tangkap lebih lengkap dapat

dilihat pada lampiran 12.

Gambar 10. Presentase Umur Alat Tangkap

4.3.10 Jarak Tempuh Melaut

Rata-rata jarak tempuh melaut nelayan buruh TPI Karangsong dari 46

responden pada kapal di bawah 10 GT dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Jarak Tempuh Melaut

Jarak Jumlah (Nelayan) Persentase

3-6 mil 8 17%

6-12 mil 28 61%

>12 mil 10 22%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 14 diatas didapat nelayan buruh dengan jarak tempuh

melaut paling banyak pada jarak 6-12 mil yaitu 28 orang atau 61 %, sedangkan

jarak melaut yang paling sedikit ditempuh 3-6 mil dengan jumlah 8 orang atau

hanya 17 %. Jarak melaut diatas 12 mil rata-rata ditempuh kapal besar dengan

mesin kekuatan tinggi, selain itu jauhnya jarak tempuh yang dituju juga

berpengaruh pada besar sedikitnya biaya pengeluaran selama berlayar seperti

BBM, biaya makan atau makanan ringan nelayan buruh dan nahkoda yang

26%

4% 9%

4%

18%

4%

17%

9% 9%

Jumlah

1 Tahun 1,5 Tahun 2 Tahun

2,5 Tahun 3 Tahun 4 Tahun

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

43

ditanggung nelayan pemilik kapal. Data jarak tempuh melaut lebih lengkap dapat

dilihat dilampiran 13.

Gambar 11. Presentase Jarak Tempuh Melaut

4.3.11 Jumlah Mesin Kapal

Jumlah mesin kapal yang digunakan nelayan buruh Karangsong dari 46

responden pada kapal di bawah 10 GT dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Jumlah Mesin Kapal

Mesin Kapal Jumlah (Mesin) Persentase

1 Mesin 14 31%

2 Mesin 20 45%

3 Mesin 11 24%

JUMLAH 45 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 15 diatas, jumlah mesin kapal yang paling banyak

digunakan adalah 2 mesin dengan jumlah 20 mesin atau 45 %, dan paling sedikit

3 mesin dengan jumlah 12 mesin atau 24 %. Jumlah mean atau jumlah rata-rata

didapat 2, median atau nilai tengahnya 2, dan modus atau frekuensi jumlah

pemunculan terbanyak adalah 2. Jumlah mesin yang digunakan membantu

keefektifan nelayan saat melakukan kegiatan penangkapan sebab untuk beberapa

17%

61%

22%

Jumlah

3-6 mil 6-12 mil >12 mil

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

44

kapal dengan jumlah mesin lebih dari satu atau dua, salah satu mesin tersebut

berfungsi sebagai penarik alat tangkap yang digunakan. Data jumlah mesin kapal

lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 14.

Gambar 12. Presentase Jumlah Mesin Kapal

4.3.12 Kekuatan Mesin

Kekuatan mesin kapal yang digunakan nelayan buruh Karangsong dari 46

responden pada kapal di bawah 10 GT dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Kekuatan Mesin Kapal

Kekuatan Mesin Jumlah Persentase

8-9 PK 8 18%

11-22 PK 16 35%

24-25 PK 18 40%

>25 PK 3 7%

JUMLAH 45 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 16 diatas, kekuatan mesin kapal paling banyak berkisar

antara 24-25 PK yaitu 18 mesin atau 40 %, dan paling sedikit diatas 25 PK dengan

jumlah 3 mesin atau hanya 7 %. Kekuatan mesin berpengaruh pada kecepatan

kapal saat berlayar, banyaknya solar yang diisi dan saat menarik alat tangkap,

biasanya kekuatan mesin disesuaikan dengan ukuran kapal yang digunakan,

31%

45%

24%

Jumlah

1 Mesin 2 Mesin 3 Mesin

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

45

kapal-kapal kecil umumnya menggunakan mesin dengan kekuatan antara 8-9 PK,

11-12 PK dan 24-25 PK. Data kekuatan mesin kapal lebih lengkap dapat dilihat

dilampiran 15.

Gambar 13. Presentase Kekuatan Mesin Kapal

4.3.13 Harga Beli Mesin

Harga mesin kapal yang digunakan nelayan buruh Karangsong dapat

dilihat pada tabel 17

Tabel 17. Harga Beli Mesin

Harga Beli Jumlah(Mesin) Persentase

Rp. 1.500.000-3.000.000 10 22%

Rp. 3.500.000-5.000.000 23 51%

Rp. 5.300.000-10.000.000 8 18%

> Rp. 10.000.000 4 9%

JUMLAH 45 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 17, mesin kapal dengan harga beli sekitar Rp. 3.500.000

– 5.000.000,- merupakan yang terbanyak dengan jumlah 23 mesin atau 51 %,

sedangkan mesin dengan harga beli diatas Rp. 10.000.000 paling sedikit hanya

mencapai 4 mesin atau 9 % saja. Dari data diatas didapat nilai mean atau jumlah

rata-rata 6.642.222, median atau nilai tengahnya 22.500.000, nilai modus atau

18%

35%

40%

7%

Jumlah

8-9 PK 11-22 PK 24-25 PK >25 PK

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

46

frekuensi jumlah pemunculan terbanyak 2.000.000. Tidak semua mesin pada

kapal yang digunakan nelayan buruh untuk berlayar dalam kondisi baru, hal itu

menyebabkan mesin kapal dengan kekuatan sama pada beberapa kapal yang

berbeda harganya tidak sama, karena harga beberapa mesin bekas ditentukan dari

lamanya mesin tersebut digunakan oleh pemakai sebelumnya. Data harga beli

mesin lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 16.

Gambar 14. Presentase Harga Beli Mesin

4.3.14 Umur Mesin

Umur mesin kapal yang digunakan nelayan buruh Karangsong dari 46

responden pada kapal di bawah 10 GT dapat dilihat pada tabel 18

Tabel 18. Umur Mesin

Umur Jumlah (Mesin) Persentase

1 Tahun - 3 Tahun 22 49%

4 Tahun -6 Tahun 13 29%

7 Tahun - 10 tahun 10 22%

JUMLAH 45 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan Tabel 18, mesin dengan umur pemakaian paling lama

sekaligus paling sedikit digunakan berkisar antara 7-10 tahun dengan jumlah 10

mesin atau 22 %, sedangkan umur mesin dengan pemakaian yang masih terhitung

22%

51%

18% 9%

Jumlah

1.500.000-3.000.000 3.500.000-5.000.000

5.300.000-10.000.000 >10.000.000

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

47

baru berkisar dari 1-3 tahun dan paling banyak digunakan dengan jumlah 22

mesin atau 49 %. Nilai mean atau jumlah rata-rata pada data diatas didapat 4

median atau nilai tengahnya 4, nilai modus atau frekuensi jumlah pemunculan

terbanyak 2. Data Umur mesin lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 17.

Gambar 15.Presentase Umur Mesin

4.3.15 Jumlah Awak Kapal

Jumlah awak kapal atau nelayan buruh dari 46 responden pada kapal

dibawah 10 GT di TPI Karangsong dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 19. Jumlah Awak Kapal

Awak Kapal Jumlah(Kapal) Presentase

3 Orang 6 26%

4 Orang 8 35%

5 Orang 5 22%

6 Orang 1 4%

7 Orang 1 4%

8 Orang 1 4%

9 Orang 1 4%

JUMLAH 23 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 19, jumlah awak kapal nelayan buruh Karangsong dari

46 responden paling banyak 9 orang pada 1 kapal atau hanya 4 %, sedangkan

awak kapal paling sedikit berjumlah 3 orang pada 6 kapal atau 26 %. Nilai mean

49%

29%

22%

Jumlah

1 Tahun - 3 Tahun 4 Tahun -6 Tahun

7 Tahun - 10 tahun

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

48

atau jumlah rata-rata dari data diatas didapat 4, median atau nilai tengahnya 4,

modus atau frekuensi jumlah pemunculan terbanyak 4. Banyaknya jumlah awak

kapal mempengaruhi pendapatan masing-masing nelayan buruh sebab uang dari

hasil komoditas yang telah ditangkap dan dijual dibagi berdasarkan jumlah awak

kapal. Data jumlah awak kapal lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 18.

Gambar 16. Presentase Jumlah Awak Kapal

4.3.16 Pendapatan/Trip/Bulan

Pendapatan nelayan buruh Karangsong satu trip dan perbulannya dari 46

responden pada kapal di bawah 10 GT dapat dilihat pada tabel 20.

Tabel 20. Pendapatan/Trip/Bulan

Pendapatan/trip/Bulan Jumlah(Nelayan) Presentase

250.000/Trip,1.000.000/Bulan - 560.000/Trip,2.240.00/Bulan 14 31%

600.000/Trip,1.800.000/Bulan -

800.000/Trip2.400.000/Bulan 12 26%

2.000.000Trip/Bulan - 1.645.000/Trip,3.290.000/Bulan 14 30%

2.500.000/Trip,5.000.000/Bulan -

2.980.000/Trip5.960.000/Bulan 6 13%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 20, pendapatan nelayan buruh dalam 1 trip sekaligus

dalam satu bulan yang paling besar berkisar antara Rp. 2.500.000/trip-

5.000.000/bulan dan Rp. 2.980.000/trip– 5.960.000/bulan diperoleh oleh 6

26%

35%

22%

5% 4% 4% 4%

Jumlah

3 Orang 4 Orang 5 Orang 6 Orang

7 Orang 8 Orang 9 Orang

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

49

nelayan buruh atau hanya 13 %, sedangkan paling sedikit sekitar Rp. 250.000/trip-

1.000.000/bulan dan Rp. 560.000/trip - 2.240.000/bulan diperoleh oleh 14

nelayan buruh atau 31 %. Beberapa kapal kecil dibawah 10 GT memiliki nahkoda

yang mendapat 2 bagian dengan sistem bagi hasil 60% untuk pemilik dan sisanya

40 % untuk awak kapal dan nahkoda yang telah dibagi terlebih dahulu, untuk

kapal yang tidak ada jabatan nahkoda didalamnya atau semua awak kapal dapat

melakukan pekerjaan yang sama maka hasil pendapatan dibagi sama rata. Data

pendapatan/trip/bulan lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 19.

Gambar 17. Presentase Pendapatan/Trip/Bulan

4.3.17 Pengeluaran Pokok Pangan

Pengeluaran pokok pangan rumah tangga nelayan buruh Karangsong dari

46 responden pada kapal di bawah 10 GT dapat dilihat pada tabel 21.

Tabel 21. Pengeluaran Pokok Pangan

Pengeluaran Jumlah(Nelayan) Persentase

Rp. 300.000-500.000/bulan 13 28%

Rp. 550.000-700.000/bulan 10 22%

Rp. 750.000-900.000/bulan 15 33%

Rp. > 900.000 8 17%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 21 diatas, pengeluaran pokok pangan rumah tangga

yang terdiri atas beras, minyak goreng, sayur, tepung dan lauk pauk lainnya

didapati 8 orang nelayan buruh dengan pengeluaran pokok pangan paling besar

15%

18%

8%

59%

Jumlah ± 600.000/1.800.000 - ± 800.000/2.400.000

± 2.000.000 - ±1.645.000/3.290.000

± 2.500.000/5.000.000 - ±2.980.000/5.960.000

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

50

mencapai diatas Rp. 900.000 perbulannya atau 17 %, sedangkan pengeluaran

pokok pangan paling sedikit yaitu Rp. 300.000– 500.000,- perbulan oleh 13 orang

nelayan buruh atau 28%. Jumlah mean atau jumlah rata-rata didapatkan 788.043,

median atau nilai tengahnya 725.000, mods atau frekuensi terbanyaknya 750.000.

Pada beberapa nelayan yang memiliki pendapatan sama besar tidak sama jumlah

biaya pokok pangan yang dikeluarkan, hal tersebut disebabkan oleh jumlah

keluarga yang menjadi tanggungan, hutang dan biaya lain sesuai kebutuhan

sehari-hari tiap nelayan buruh yang berbeda-beda. Data pengeluaran pokok

pangan lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 20.

Gambar 18. Presentase Pengeluaran Pokok Pangan

4.3.18 Biaya Pendidikan Anak

Biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan pendidikan anak nelayan buruh

Karangsong dari 46 responden pada kapal di bawah 10 GT dapat dilihat pada tabel

22.

Tabel 22. Biaya Pendidikan Anak Nelayan

Biaya Pendidikan Jumlah(Anak Nelayan) Presentase

Belum Sekolah 6 9%

SD(Dana BOS) 10 16%

SMP(Dana BOS) 32 49%

28%

22% 33%

17%

Jumlah

300.000-500.000/bulan 550.000-700.000/bulan

750.000-900.000/bulan >900.000

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

51

Biaya Pendidikan Jumlah(Anak Nelayan) Presentase

70.000/Bulan(SMK Pelayaran Kelas

1,2,3) 6 9%

100.000/Bulan (Kelas 1 SMA) 2 3%

125.000/Bulan (Kelas 2 SMA) 5 8%

150.000/Bulan (Kelas 3 SMA) 4 6%

JUMLAH 65 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 22 diatas, jumlah anak nelayan buruh dari 46 responden

sebanyak 65 orang, didapati biaya pendidikan paling mahal pada tingkat

pendidikan kelas 3 SMA yaitu Rp. 150.000 perbulannya untuk 4 orang atau hanya

8 %, sedangkan biaya pendidikan paling murah Rp. 70.000 perbulan untuk 6

orang yang diantaranya duduk dikelas 1, 2 dan 3 SMK Pelayaran dengan

presentase 9 %, selebihnya pada anak nelayan buruh yang duduk dibangku SD

dan SMP menikmati pendidikan gratis yang merupakan program dari pemerintah

atau dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Data biaya pendidikan anak

nelayan lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 21.

Gambar 19. Presentase Biaya Pendidikan Anak

9% 16%

49%

9%

3% 8% 6%

Jumlah Belum SekolahSD(Gratis)SMP(Gratis)70.000/Bulan(SMK Pelayaran Kelas 1,2,3)100.000/Bulan (Kelas 1 SMA)125.000/Bulan (Kelas 2 SMA)150.000/Bulan (Kelas 3 SMA)

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

52

4.3.19 Biaya Listrik dan Air Selama Sebulan

Biaya air dan listrik yang dikeluarkan selama sebulan oleh nelayan buruh

Karangsong dari 46 responden pada kapal di bawah 10 GT dapat dilihat pada tabel

23.

Tabel 23. Biaya Listrik dan Air Selama Sebulan

Biaya

Jumlah

(Nelayan) Persentase

Rp. 35.000(Listrik)& 30.000(Air) – Rp. 60.000(Listrik)& 30.000(Air) 8 17%

Rp.70.000(Listrik)& 40.000(Air) – Rp. 90.000(Listrik)& 60.000(Air) 10 22%

Rp.100.000(Listrik)& 40.000(Air) – Rp. 120.000(Listrik)& 50.000(Air) 18 39%

Rp. 140.000(Listrik)& 60.000(Air) - 200.000(Listrik)& 70.000(Air) 10 22%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 23 diatas, didapati biaya listrik dan air selama sebulan

paling besar mencapai Rp. 100.000 (Listrik) & 40.000 (Air) – Rp. 120.000

(Listrik) & 50.000 (Air) perbulannya oleh 18 nelayan buruh atau 39 %, sedangkan

paling kecil sekitar Rp. 70.000 (Listrik) &40.000 (Air) – Rp. 90.000(Listrik) &

60.000(Air) perbulan oleh 8 nelayan buruh atau sebanyak 22 %. Dari penuturan

responden biaya yang dikeluarkan untuk membayar listrik serta air rumah tangga

nelayan selain ditentukan dari pemakaian air dan listrik selama sebulan

dipengaruhi juga oleh jumlah keluarga dan pendapatan yang diperoleh. Data

biaya listrik dan air selama sebulan lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 22.

Gambar 20. Presentase Biaya Air dan Listrik Selama Sebulan

17%

22% 39%

22%

Jumlah

35.000/30.000 - 60.000/30.000 70.000/40.000 - 90.000/60.000

100.000/40.000 - 120.000/50.000 140.000/60.000 - 200.000/70.000

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

53

4.3.20 Biaya Kesehatan

Biaya kesehatan yang dikeluarkan nelayan buruh Karangsong dalam satu

bulan dari 46 responden pada kapal di bawah 10 GT dapat dilihat pada tabel 24.

Tabel 24. Biaya Kesehatan

Biaya Jumlah(Nelayan) Presentase

Rp. 20.000 - 35.000/Bulan 15 33%

Rp. 40.000 - 50.000/Bulan 16 35%

Rp. 60.000 - 80.000/Bulan 8 17%

Rp. 100.000 - 200.000/Bulan 7 15%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 24 diatas, didapati biaya kesehatan yang dikeluarkan

paling banyak berkisar antara Rp. 40.000 sampai 50.000,- perbulan pada 16

nelayan buruh atau 35 %, sedangkan biaya kesehatan paling sedikit antara Rp.

100.000 sampai 200.000,- perbulan oleh 7 nelayan buruh. Jumlah mean atau

jumlah rata-rata didapatkan 61.521 median atau nilai tengahnya 47.500, dan

modus atau frekuensi jumlah pemunculan terbanyak 50.000. Biaya untuk membeli

perlengkapan yang berkaitan dengan kesehatan meliputi sabun, sikat gigi,

shampo, pasta gigi, obat-obatan atau suplemen makanan yang dikeluarkan

masing-masing nelayan buruh untuk seluruh anggota keluarganya. Data biaya

kesehatan dapat dilihat dilampiran 23.

Gambar 21. Presentase Biaya Kesehatan

33%

35%

17%

15%

Jumlah

20.000 - 35.000/Bulan 40.000 - 50.000/Bulan

60.000 - 80.000/Bulan 100.000 - 200.000/Bulan

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

54

4.3.21 Pendapatan Berdasar Jenis Kapal

Jenis – jenis kapal yang digunakan nelayan buruh Karangsong dari 46

responden pada kapal di bawah 10 GT dapat dilihat pada tabel 25.

Tabel 25. Pendapatan Berdasar Jenis Kapal

Jenis Kapal Pendapatan/Bulan Jumlah(Kapal) Presentase

2 GT Rp. 1.000.000-2.400.000 8 35%

3 GT Rp. 1.800.000-3.650.000 5 22%

4 GT Rp. 2.240.000-3.960.000 5 22%

5 GT Rp. 2.000.000 1 4%

6 GT Rp. 3.520.000-3.880.000 2 9%

7 GT Rp. 5.600.000 1 4%

9 GT Rp. 5.960.000 1 4%

JUMLAH

23 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 25 diatas, jenis kapal dengan muatan 2 GT adalah yang

paling banyak dengan jumlah 8 kapal atau mencapai 35 % dengan pendapatan

rata-rata berkisar antara Rp. 1.000.000 – 2.400.000,- per bulannya , sedangkan

jumlah kapal paling sedikit dengan muatan 5, 7 dan 9 GT dengan jumlah masing –

masing 1 kapal atau hanya 4 % dengann pendapatan rata-rata Rp. 2.000.000/

bulan pada kapal 5 GT, Rp. 5.600.000/bulan pada kapal 7 GT, Rp. 5.960.000

untuk kapal 9 GT. Jumlah mean atau jumlah rata-rata didapatkan 2.593.913

median atau nilai tengahnya 2.250.000, dan modus atau frekuensi jumlah

pemunculan terbanyak 1.200.000. Muatan tempat penyimpanan hasil tangkapan

atau GT kapal merupakan faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan buruh,

karena jumlah GT pada kapal menentukan seberapa banyak hasil tangkapan yang

dapat diangkut oleh kapal. Data pendapatan berdasar jenis kapal lebih lengkap

dapat dilihat dilampiran 24.

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

55

Gambar22. Presentase Pendapatan Berdasar Jenis Kapal

4.3.22 Biaya Makan Dalam 1 Trip

Biaya makan yang dikeluarkan untuk 1 trip pada nelayan buruh

Karangsong dapat dilihat pada tabel 26.

Tabel 26. Biaya Makan 1 trip

Biaya Jumlah(Nelayan) Presentase

Rp. 350.000 - 500.000/Trip 10 22%

Rp. 600.000 - 950.000/Trip 22 48%

Rp. > 1.000.000/Trip 14 30%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 26 diatas, biaya yang dikeluarkan untuk makan nelayan

buruh Karangsong pada kapal dibawah 10 GT dari 46 responden dalam 1 trip

paling banyak berkisar antara Rp. 600.000-950.000,- dengan jumlah 22 orang atau

48 %, sedangkan paling sedikit Rp. 350.000-500.000,- dengan jumlah 10 orang

atau 22 %. Jumlah mean atau jumlah rata-rata didapatkan 1.490.217 median atau

nilai tengahnya 600.000, dan modus atau frekuensi jumlah pemunculan terbanyak

500.000. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk keperluan makan dalam 1 trip

tergantung dari banyaknya jumlah awak kapal. Data biaya makan dalam 1 trip

lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 25.

35%

22% 22%

4% 9%

4% 4%

Jumlah

2 GT 3 GT 4 GT 5 GT 6 GT 7 GT 9 GT

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

56

Gambar 23. Presentase Biaya Makan 1 Trip

4.3.23 Biaya Solar dalam 1 Trip

Biaya bahan bakar kapal atau BBM yang dikeluarkan untuk 1 trip pada

nelayan buruh Karangsong dapat dilihat pada tabel 27.

Tabel 27. Biaya Solar Dalam 1 Trip

Biaya (Solar) Jumlah (Nelayan) Presentase

Rp. 150.000 -250.000/Trip 8 17%

Rp. 300.000 - 450.000/Trip 20 44%

Rp. 600.000 - 800.000/Trip 6 13%

Rp. 1.000.000 - 10.000.000/Trip 12 26%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 27 diatas, untuk biaya bahan bakar solar yang

dikeluarkan paling banyak pada kisaran Rp. 300.000-450.000/trip nya dengan

jumlah 20 orang atau 44%, sedangkan paling sedikit pada kisaran Rp. 600.000-

800.000,- dengan jumlah 6 orang atau hanya 13%. Jumlah mean atau jumlah rata-

rata didapatkan 1.490.217 median atau nilai tengahnya 350.000, dan modus atau

frekuensi jumlah pemunculan terbanyak 300.000. Besarnya biaya tersebut

tergantung pada jauhnya jarak yang akan ditempuh, semakin banyak persediaan

22%

48%

30%

Jumlah

350.000 - 500.000 600.000 - 950.000 > 1.000.000

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

57

solar pada kapal semakin jauh jarak yang dapat ditempuh untuk menangkap ikan

pada perairan-perairan dengan ikan yang melimpah sehingga berpeluang untuk

mendapat hasil tangkapan lebih banyak. Data biaya solar dalam 1 trip lebih

lengkap dapat dilihat dilampiran 26.

Gambar 24. Presentase Biaya Solar Dalam 1 Trip

4.3.24 Biaya Perawatan Kapal Selama Setahun

Biaya perawatan kapal nelayan Karangsong pada kapal 10 GT dari 46

responden dapat di lihat pada tabel 28

Tabel 28. Biaya Perawatan Kapal Selama Setahun

Biaya/Tahun Jumlah(Nelayan) Persentase

Rp. 1.000.000 - 1.500.000 22 48%

Rp. 1.700.000 - 2.500.000 10 22%

Rp. 2.700.000 - 8.000.000 14 30%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 28 diatas, biaya untuk perawatan kapal yang

dikeluarkan nelayan selama setahun paling banyak pada kisaran Rp. 1.000.000-

1.500.000,- dengan jumlah 22 orang nelayan buruh pada 10 kapal atau 48 %,

sedangkan paling sedikit yaitu pada kisaran Rp. 1.700.000-2.500.000,- dengan

jumlah 10 orang pada 5 kapal atau 22 %. Jumlah mean atau jumlah rata-rata

didapatkan 2.208.695 median atau nilai tengahnya 1.700.000, dan modus atau

17%

44% 13%

26%

Jumlah

150.000 -250.000/Trip 300.000 - 450.000/Trip

600.000 - 800.000/Trip 1.000.000 - 10.000.000/Trip

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

58

frekuensi jumlah pemunculan terbanyak 1.000.000. Perawatan yang dilakukan

pada kapal meliputi pengecatan, dempul pada bagian kapal, biaya mengamplas

dan mengganti beberapa papan kapal yang sudah lapuk. Data biaya perawatan

kapal selama setahun dapat dilihat dilampiran 27.

Gambar 25. Presentase Biaya Perawatan Kapal Selama Setahun

4.3.25 Biaya Perawatan Mesin Selama Setahun

Biaya perawatan mesin selama satu tahun yang dikeluarkan nelayan

Karangsong pada kapal dibawah 10 GT dari 46 responden dapat dilihat pada tabel

29.

Tabel 29.Biaya Perawatan Mesin Dalam Satu Tahun

Biaya Jumlah(Nelayan) Presentase

Rp. 500.000 - 1.000.000 / Tahun 8 17%

Rp.1.200.000 - 2.000.000 / Tahun 18 39%

Rp. 2.400.000 - 4.000.000 / Tahun 6 13%

Rp. 5.000.000 - 12.000.000 /Tahun 14 31%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 29 diatas, biaya perawatan mesin kapal selama satu

tahun paling banyak berkisar antara Rp. 1.200.000-2.000.000,- per tahun pada 18

orang atau 39 %, paling sedikit Rp. 2.4000.000 – 4.000.000,- pertahun pada 6

orang atau hanya 13 %. Jumlah mean atau jumlah rata-rata didapatkan 3.230.434

48%

22%

30%

Jumlah

1.000.000 - 1.500.000 1.700.000 - 2.500.000 2.700.000 - 8.000.000

Page 32: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

59

median atau nilai tengahnya 2.000.000, dan modus atau frekuensi jumlah

pemunculan terbanyak 500.000. Kerusakan pada mesin cukup sering terjadi pada

setiap trip yang disebabkan oleh gelombang besar atau terbentur karang,

perawatan yang dilakukan pada mesin sekitar mengganti oli mesin dan mengganti

beberapa sparepat yang rusak. Data biaya perawatan mesin kapal dalam satu tahun

lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 28.

Gambar 26. Presentase Biaya Perawatan Mesin Selama Setahun

4.3.26 Biaya Perawatan Alat Tangkap Selama Setahun

Biaya perawatan alat tangkap yang dikeluarkan nelayan buruh Karangsong

pada kapal dibawah 10 GT dari 46 responden dapat dilihat pada tabel 30.

Tabel 30. Biaya Perawatan Alat Tangkap Dalam Satu Tahun

Biaya Jumlah(Nelayan) Presentase

Rp. 500.000 - 1.800.000/Tahun 12 26%

Rp. 2.000.000 - 3.750.000/Tahun 14 31%

Rp. 5.000.000 - 10.000.000/Tahun 14 30%

Rp. >10.000.000/Tahun 6 13%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 30 dan diagram pie diatas, biaya yang dikeluarkan untuk

perawatan alat tangkap selama setahun paling banyak berkisar antara Rp.

2.000.000 - 3.750.000,- dan Rp. 5.000.000 – 10.000.000,- dengan jumlah

17%

39% 13%

31%

Jumlah

500.000 - 1.000.000 / Tahun 1.200.000 - 2.000.000 / Tahun

2.400.000 - 4.000.000 / Tahun 5.000.000 - 12.000.000 /Tahun

Page 33: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

60

sebanyak masing-masing 14 orang atau 30-31 %, paling sedikit diatas Rp.

10.000.000 dengan jumlah 6 orang atau 13 %. Jumlah mean atau jumlah rata-rata

didapatkan 5.724.782 median atau nilai tengahnya 3.600.000, dan modus atau

frekuensi jumlah pemunculan terbanyak 500.000. Perawatan yang dilakukan pada

jaring meliputi mengganti atau menambal beberapa bagian alat tangkap yang

rusak disebabkan oleh arus kencang, tersangkut karang atau bagian kapal dan

karena faktor umur alat tangkap itu sendiri. Data biaya perawatan alat tangkap

selama setahun lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 29.

Gambar 27. Presentase Biaya Perawatan Alat Tangkap Dalam Satu Tahun

4.4 Faktor – Faktor Eksternal

4.4.1 Daerah Penangkapan pada Musim Barat

Daerah yang menjadi lokasi penangkapan nelayan buruh selama musim

barat dari 46 responden pada kapal di bawah 10 GT dapat dilihat pada tabel 31.

Tabel 31. Daerah Penangkapan Musim Barat

Daerah Jumlah (Nelayan) Presentase

Balongan 22 48%

Pulau Seribu 4 9%

Pulau Biawak 4 9%

Pulau Biawak dan Pulau Rakit 2 4%

Pulau Rakit 2 4%

Tegal 2 4%

Cirebon 2 4%

Tangerang 2 4%

Pantai Balok 2 4%

Pantai Dadap 4 9%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

26%

31% 30%

13%

Jumlah

500.000 - 1.800.000 2.000.000 - 3.750.000

5.000.000 - 10.000.000 >10.000.000

Page 34: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

61

Berdasarkan tabel 31 diatas, lokasi penangkapan pada musim barat yang

paling banyak dituju nelayan adalah daerah Balongan dengan jumlah 22 orang

atau mencapai 48 %, sedangkan Pulau Biawak, Pulau Rakit, Tegal, Cirebon,

Tangerang dan pantai Balok daerah yang paling sedikit dituju oleh nelayan

dimusim barat dimana ke enam daerah tersebut dikunjungi oleh 2 orang nelayan

atau hanya 4 %. Data daerah penangkapan musim barat lebih lengkap dapat dilihat

dilampiran 30.

Gambar 28. Presentase Daerah Penangkapan Musim Barat

4.4.2 Daerah Penangkapan pada Musim Timur

Daerah yang menjadi lokasi penangkapan nelayan buruh selama musim

timur dari 46 responden pada kapal di bawah 10 GT dapat dilihat pada tabel 32.

Tabel 32. Daerah Penangkapan Musim Timur

Daerah Jumlah(Nelayan) Presentase

Pulau Biawak 16 35%

Pulau Rakit 2 4%

Karawang 2 4%

Pantai Eretan 2 4%

Pulau Seribu 4 9%

Laut Jawa 4 9%

Kalimantan 4 9%

Balongan 6 13%

Cirebon 6 13%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

48%

9%

9%

5%

4%

4% 4%

4% 4% 9%

Jumlah Balongan Pulau SeribuPulau Biawak Pulau Biawak dan Pulau RakitPulau Rakit Tegal

Page 35: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

62

Berdasarkan tabel 32 diatas, lokasi penangkapan di musim timur yang

paling banyak dituju adalah pulau Biawak dengan jumlah 16 nelayan atau 35 %,

sedangkan Pulau Rakit, Karawang dan Pantai Eretan adalah wilayah daerah

penangkapan yang paling sedikit dikunjungi pada musim timur dengan jumlah

masing-masing 2 nelayan atau hanya 4 %. Data daerah penangkapan musim timur

lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 31.

Gambar 29. Presentase Daerah Penangkapan Musim Timur

4.4.3 Penangkapan Ikan pada Musim Panen

Penangkapan ikan yang dilakukan nelayan buruh Karangsong pada musim

panen dari 46 responden pada kapal di bawah 10 GT dapat dilihat pada tabel 33.

Tabel 33. Penangkapan Ikan pada Musim Panen

Musim Penangkapan Jumlah(Nelayan) Presentase

Bulan 1,2,3 - Bulan 5 ,6,7,8 12 26%

Bulan 6 ,7,8 - Bulan 7,8,9,10,12 22 48%

Bulan 8,9,10,11,12,1,2 - Bulan 9,10,11,12 12 26%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 33 diatas, rata-rata penangkapan ikan pada musim panen

dilakukan nelayan pada kisaran bulan 6, 7, 8 (Juni – Agustus) sampai bulan 7, 8,

9, 10, 11, 12 (Juli – Desember) dengan jumlah 22 orang atau 48 %, sedangkan

sisanya bulan 1, 2 ,3 (Januari – Maret) sampai bulan 5, 6, 7, 8 (Mei – Agustus)

35%

4% 4% 4%

9%

9%

9%

13% 13%

Jumlah

Pulau Biawak Pulau Rakit Karawang

Pantai Eretan Pulau Seribu Laut Jawa

Kalimantan Balongan Cirebon

Page 36: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

63

dan Bulan 8, 9, 10, 11, 12, 1, 2 (Agustus –Februari) sampai bulan 9, 10, 11, 12

(September – Desember) dilakukan masing-masing oleh 12 orang atau 26 %. Data

penangkapan ikan pada musim panen lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 32.

Gambar 30. Presentase Penangkapan Ikan Pada Musim Panen

4.4.4 Penangkapan Ikan pada Musim Paceklik

Penangkapan ikan yang dilakukan nelayan buruh Karangsong pada musim

paceklik dari 46 responden pada kapal di bawah 10 GT dapat dilihat pada tabel

34.

Tabel 34. Penangkapan Ikan pada Musim Paceklik

Musim Penangkapan Jumlah (Nelayan) Presentase

Bulan 1,2,3,4 - Bulan 2,3,4,5 28 61%

Bulan 3 ,4 - Bulan 4,5,6,7,8 10 22%

Bulan 5,6,7,8 - Bulan 11,10,11,12,1 8 17%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 34 diatas, bulan-bulan penangkapan pada musim

paceklik paling banyak dilakukan nelayan pada kisaran bulan 1, 2, 3, 4 (Januari –

April) sampai bulan 2, 3, 4, 5 (Februari – Mei) dengan jumlah 28 orang atau 61

26%

48%

26%

Jumlah

Bulan 1 - 3/Bulan 5 - 8

Bulan 6 - 8/Bulan 7 - 12

Bulan 8 -2/Bulan 9 -12

Page 37: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

64

%, sedangkan bulan 5, 6, 7, 8 ( Mei – Agustus) dan bulan 11, 12, 1 (November –

Januari) merupakan bulan-bulan paling sedikit bagi nelayan yang melakukan

kegiatan penangkapan dengan jumlah hanya 8 orang atau 17 %. Data

penangkapan ikan pada musim paceklik lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 33.

Gambar 31. Presentase Penangkapan Ikan pada Musim Paceklik

4.4.5 Hasil Tangkapan Musim Panen

Faktor musim memiliki pengaruh cukup besar pada pendapatan nelayan

karena kondisi cuaca dan perairan yang mendukung untuk mendapatkan hasil

tangkapan yang banyak tergantung pada keadaan musim ketika nelayan berlayar.

Hasil tangkapan nelayan Karangsong pada musim panen dapat dilihat pada tabel

35.

Tabel 35. Hasil Tangkapan Musim Panen

Hasil Tangkapan Hasil Penjualan

Jumlah

(Nelayan) Presentase

1 Kuintal -2 Kuintal Rp. 3.000.000 - 6.000.000 18 39%

2,5 Kuintal - 5 Kuintal Rp. 7.500.000 - 15.000.000 12 26%

6 Kuintal - 3 Ton Rp. 18.000.000 - 90.000.000 16 35%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

61% 22%

17%

Jumlah

Bulan 1 - 4/Bulan 2 - 5 Bulan 3 - 4/Bulan 4 - 8

Bulan 5 - 8/Bulan 11 - 1

Page 38: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

65

Berdasarkan tabel 35 diatas, hasil tangkapan nelayan buruh Karangsong

untuk kapal dibawah 10 GT pada 46 responden pada musim panen rata-rata 1 - 2

kuintal dengan jumlah 18 orang atau 39 %, dan hasil penjualan berkisar antara

Rp. 3.000.000 - 6.000.000,- sedangkan paling sedikit sekitar 2,5 - 5 kuintal pada

12 orang atau 26 % dengan hasil penjualan berkisar antara Rp. 7.500.000 –

15.000.000,-. Jumlah mean atau jumlah rata-rata didapatkan 19.700.000 median

atau nilai tengahnya 9.000.000, dan modus atau frekuensi jumlah pemunculan

terbanyak 6.000.000. Data hasil tangkapan musim panen lebih lengkap dapat

dilihat dilampiran 34.

Gambar 32. Presentase Hasil Tangkapan Musim Panen

4.4.6 Hasil Tangkapan Musim Paceklik

Hasil tangkapan nelayan Karangsong pada musim paceklik dapat dilihat

pada tabel 36.

Tabel 36. Hasil Tangkapan Musim Paceklik

Hasil Tangkapan Hasil Penjualan Jumlah (Nelayan) Presentase

10 kg - 20 kg Rp. 300.000 - 600.000 18 39%

25 kg - 70 kg Rp. 750.000 - 2.100.000 8 17%

1 Kuintal - 1 Ton Rp. 3.000.000 - 30.000.000 20 44%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

39%

26%

35%

Jumlah

1 Kuintal -2 Kuintal 2,5 Kuintal - 5 Kuintal

6 Kuintal - 3 Ton

Page 39: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

66

Berdasarkan tabel 36 di atas, untuk hasil tangkapan pada musim paceklik

dari 46 responden pada kapal di bawah 10 GT paling banyak 1 kuintal sampai 1

ton pada 20 orang nelayan atau 44 % dengan hasil penjualan tangkapan berkisar

antara Rp. 3.000.000 – 30.000.000,- sedangkan paling sedikit 25-70 kg pada 8

orang atau 17 % dengan hasil jual tangkapan berkisar antara Rp. 750.000 –

2.100.000,-. Jumlah mean atau jumlah rata-rata didapatkan 3.913.043 median atau

nilai tengahnya 1.500.000, dan modus atau frekuensi jumlah pemunculan

terbanyak 3.000.000. Dari penuturan beberapa responden ada beberapa yang tidak

melakukan kegiatan penangkapan untuk sementara jika terjadi cuaca buruk dalam

kondisi ekstrim dan menunggu sampai reda terutama nelayan dari kapal yang

tidak dilengkapi mesin penarik alat tangkap atau mengoperasikan alat tangkap

secara manual, kerusakan dan kurangnya kinerja alat tangkap pada cuaca ekstrim

juga sering terjadi, kendala paling banyak yang dialami nelayan ialah kesusahan

dalam menarik jaring atau jenis alat tangkap lainnya karena arus kencang. Data

hasil tangkapan musim paceklik lebih lengkap dapat dilihat dilampiran 35.

Gambar 33. Presentase Hasil Tangkapan Musim Paceklik

4.4.7 Jumlah Trip Dalam 1 Bulan

Besar pendapatan yang diperoleh nelayan buruh juga dipengaruhi faktor

jumlah trip yang dilakukan dalam 1 bulan, jumlah trip yang dilakukan nelayan

buruh dalam 1 bulan dapat dilihat pada tabel 37.

39%

17%

44%

Jumlah

10 kg - 20 kg 25 kg - 70 kg 1 Kuintal - 1 Ton

Page 40: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

67

Tabel 37. Jumlah Trip Dalam 1 Bulan

Jumlah Trip Jumlah (Nelayan) Presentase

1 Trip 4 4%

2 Trip 10 22%

3 Trip 20 43%

4 Trip 10 22%

5 Trip 2 4%

JUMLAH 46 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 37 diatas, jumlah trip paling banyak dalam 1 bulan yang

dilakukan nelayan buruh Karangsong dengan kapal dibawah 10 GT dari 46

responden adalah 3 trip dilakukan sebanyak 20 orang atau 43 %, sedangkan

jumlah trip paling sedikit yaitu 5 trip dan hanya dilakukan 2 nelayan buruh atau 4

%. Jumlah mean atau jumlah rata-rata didapatkan 3 median atau nilai tengahnya 3,

dan modus atau frekuensi jumlah pemunculan terbanyak 3. Banyak sedikitnya trip

dalam satu bulan selain tergantung dari lamanya satu trip yang dilakukan selama

melaut, proses penjualan hasil tangkapan di TPI, waktu istirahat nelayan serta

persiapan untuk trip selanjutnya. Data jumlah trip dalam satu bulan lebih lengkap

dapat dilihat dilampiran 36.

Gambar 34. Presentase Jumlah Trip Dalam 1 Bulan

9%

22%

43%

22%

4%

Jumlah

1 Trip 2 Trip 3 Trip 4 Trip 5 Trip

Page 41: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

68

4.5 Pengeluaran Nelayan Buruh

4.5.1 Pengeluaran Total Rumah Tangga Nelayan Buruh

Biaya pengeluaran yang dikeluarkan untuk keperluan pokok pangan dan

non pokok pangan nelayan buruh Karangsong dari 46 responden pada kapal di

bawah 10 GT selama sebulan dapat di lihat pada tabel 38

Tabel 38. Pengeluaran Total Rumah Tangga/Bulan

Konsumsi (Rp) Pendidikan (Rp)

Kesehatan (Rp) Rekreasi (Rp) Tabungann (Rp) Total

Pengeluaran (Rp)

300.000-500.000 /bulan

(13 Orang)

(28%)

Belum Sekolah (6 Orang) (9%)

20.000-35.000 /Bulan(15Orang)

(33%)

Tidak Ada (0%) Tidak Menabung

(7 Orang)

(15%)

385.000 –

725.000/bulan

(19%) 550.000-

700.000 /bulan

(10 Orang) (22%)

SD&SMP(Gratis)

(42 Orang) (65%)

40.000-50.000

/Bulan(16Orang)

(35%)

Tidak Ada

(0%)

100.000 -

150.000

(10 Orang) (22%)

790.000 –

1.070.000 /bulan

(22%)

750.000-900.000 /bulan

(15 Orang) (33%)

SMK Pelayaran Kelas 1, 2, 3

(70.000/Bulan) (6 Orang) (9%)

60.000-80.000 /Bulan(8Orang)

(17%)

Tidak Ada (0%)

200.000 - 250.000

(Orang) (28%)

1.130.000 –

1.435.000 /bulan

(37%)

> 900.000 (8 Orang) (8%)

Kelas 1 SMA (100.000/Bulan)

(2 Orang) (3%)

100.000-200.000 /Bulan(7Orang)

(15%)

Tidak Ada (0%)

300.000 - 350.000

(9 Orang)(20%)

1.540.000 –

3.185.000/bulan

(22%)

Kelas 2 SMA

(125.000/Bulan)

(5 Orang) (8%)

400.000 -

650.000

(7 Orang)(15%)

150.000/Bulan

(Kelas 3 SMA) (4 Orang) (6%)

Sumber : Hasil Olahan Data Mentah

Berdasarkan tabel 36 di atas, biaya pengeluaran total rumah tangga yang

dikeluarkan nelayan buruh terdiri untuk konsumsi, pendidikan, kesehatan, rekreasi

dan tabungan. Dari jumlah biaya pengeluaran yang dikeluarkan paling besar rata-

rata di alokasikan untuk konsumsi sedangkan sisa pengeluaran lainnya tidak lebih

besar dari biaya konsumsi. Untuk pendidikan nelayan menyekolahkan anaknya

paling tinggi hanya sampai tamat SMA dengan biaya paling tinggi Rp. 150.000

perbulannya untuk kelas 3 SMA, dari penuturan responden didapati tidak ada

yang melanjutkan untuk menyekolahkan anaknya sampai tingkat perguruan tinggi

disebabkan dana yang tidak mencukupi, hal itu berdampak kepada beberapa anak

Page 42: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

69

nelayan yang setelah tamat SD, SMP atau SMA menganggur, mencari pekerjaan

lain atau bahkan ikut kelaut menjadi nelayan.

Kesehatan merupakan salah satu modal pembangunan, dengan memiliki

kesehatan yang baik masyarakat dapat bekerja, anak-anak dapat berkonsentrasi

dalam belajar sehingga akan dihasilkan produktivitas yang baik pula (Arenawati

2010). Pola pengeluaran rumah tangga merupakan dasar yang biasa dipakai untuk

memprediksi sebuah rumah tangga akan dapat mengalami catastrophic

payment(pembayaran ketika terjadi bencana) atau tidak saat ada anggota

keluarganya yang jatuh sakit (Sihombing 2013). Biaya kesehatan yang

dikeluarkan oleh nelayan buruh Karangsong untuk anggota keluarganya berkisar

dari Rp. 20.000 - 200.000 per bulannya. Dilihat dari biaya untuk kesehatan yang

dikeluarkan nelayan buruh Karangsong dengan jumlah maksimum Rp.200.000

dapat dikatakan masih kurang sebab faktor yang mempengaruhi catastrophic

payment dalam kesehatan adalah ciri pelayanan kesehatan yang tidak dapat

diprediksi besar biayanya, tingkat keparahan penyakit, serta cara pembiayaan

yang digunakan apakah harus mencicil atau tunai saat itu juga dan mengingat

semakin mahalnya biaya rawat inap dirumah sakit saat ini (Sihombing dan Thinni,

2013).

Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan rekreasi dari 46 responden tidak

ada sama sekali, sebab dari penuturan para responden mereka tidak dapat

meluangkan waktu untuk berekreasi disebabkan kesibukan melaut, memperbaiki

alat tangkap, mengecek kondisi mesin kapal atau mengangkut hasil tangkapan ke

tempat pelelangan. Biaya terakhir yang dikeluarkan dialokasikan untuk tabungan.

Tabungan rumah tangga adalah pendapatan rumah tangga yang tidak dikonsumsi

habis dan merupakan selisih pendapatan dengan pengeluaran rumah tangga

(Kamus Bisnis dan Bank 2013), rata-rata tabungan yang dimiliki nelayan buruh

Karangsong berkisar antara Rp. 100.000 - 650.000,- perbulannya sedangkan ada 7

nelayan buruh yang tidak menabung sama sekali. Besarnya biaya konsumsi atau

kebutuhan pangan yang dikeluarkan melebihi pengeluaran lainnya terutama

tabungan menggambarkan perilaku nelayan buruh yang masih sangat konsumtif

dan tidak berpikir ke depan atau visioner, sebab tabungan dibutuhkan untuk

Page 43: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi …media.unpad.ac.id/thesis/230110/2008/230110080001_4_3401.pdfkegiatan diluar menangkap ikan, dimana dari penuturan seluruh responden rata-rata

70

mengantisipasi pengeluaran tak terduga ke depannya jika terjadi sesuatu terhadap

anggota keluarga nelayan seperti bencana atau ada yang jatuh sakit sehingga

membutuhkan biaya pengobatan yang besar atau untuk membiayai kebutuhan

anak nelayan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Banyak sedikitnya

tabungan yang dimiliki nelayan buruh berpengaruh terhadap kemampuan untuk

mengambil kredit. Nelayan membutuhkan kredit untuk menambah modal dalam

kegiatan perikanan tangkap yang dijalankan, terhadap fasilitas kredit, keputusan

terhadap permintaan dan penyaluran kredit dipengaruhi oleh perilaku rumah

tangga nelayan (Dewi dan Alimudin, 2009).

Pola pengeluaran yang dilakukan nelayan berhubungan dengan tingkat

kesejahteraan keluarga nelayan, berdasarkan Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional pada Tahun 1996 tingkat kesejahteraan nelayan buruh

Karangsong dari 46 responden termasuk kategori keluarga sejahtera tahap-1 (S-1),

yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya tetapi belum dapat

memenuhi keseluruhan kebutuhan psikologisnya seperti pendidikan, Keluarga

Berencana (KB), interaksi dalam keluarga, lingkungan tempat tinggal serta

kebutuhan transportasi. Sedangkan tingkat kesejahteraan menurut Sajogyo (1997)

nelayan buruh Karangsong dari 46 responden termasuk kategori tidak miskin, hal

itu dipertimbangkan berdasar pendapatan per kapita per tahun yang lebih tinggi

dari 480 kg beras, sebab dari penuturan responden harga beras per kilo di

Indramayu berkisar dari Rp.7.500 – 9.500,- per kilo dan bila dilihat dari konsumsi

per bulan yang didominasi oleh 15 orang dari 46 responden dengan pengeluaran

konsumsi Rp. 750.000 – 9.00.000/bulan dimana jumlah pengeluaran tersebut

melebihi harga dari 480 kg beras bila dikalikan 12 bulan dengan total pengeluaran

untuk konsumsi dalam 1 tahun Rp.9.000.000 – 10.800.000,- sedang harga dari

480 kg beras untuk Rp.7.500 yaitu Rp. 3.600.000 dan Rp. 4.560.000 untuk harga

beras Rp. 9.500,-.