BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1...
Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1...
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Eksplorasi
Eksplorasi dalam penciptaan karya seni kriya bertujuan untuk
melahirkan ide dan konsep awal sekaligus menjadi data pendukung yang
dapat memicu proses penciptaan.
Dalam tahap ini, pencipta memfokuskan proses eksplorasi pada
observasi jumlah limbah sedotan plastik yang dihasilkan adalah sebanyak
45.712 sedotan/hari. Kalkulasi ini didasari sesuai dengan observasi awal
yang dilakukan terdapat 180.127 jiwa penduduk Kota Gorontalo (BPS Kota
Gorontalo) dengan menghasilkan sampah sebanyak 2,6 Kg/jiwa limbah padat
dalam satu hari (Dinas Tata Kota). Jadi dapat dikalkulasi jumlah limbah padat
seluruh penduduk Kota Gorontalo dalam satu hari adalah 468330,2 Kg (468,3
Ton).
Jumlah limbah sedotan berbanding lurus dengan jumlah limbah gelas
plastik minuman yang dihasilkan dari konsumsi masyarakat Kota Gorontalo.
Limbah gelas plastik yang masuk digilingan/penampungan limbah plastik
dalam sehari dirata-ratakan ada 285.7 Kilogram dalam sehari penduduk Kota
Gorontalo. 80% diantaranya yaitu limbah plasik gelas minuman dan dapat
kalkulasi menjadi 228,56 Kg. Jika berat gelas minuman air mineral, cup
drink, cup tea, coffe cup adalah 5 gram maka dalam satu hari ada 45.712
gelas plastik minuman yang menjadi limbah. Dengan demikian dapat
disimpulkan, jumlah limbah sedotan sama dengan jumlah limbah gelas plastik
minuman yaitu 45.712 sedotan dalam satu hari.
Dari kondisi itulah maka lahir ide awal untuk menciptakan langkah
praktis berupa pemanfaatan limbah plastik sedotan menjadi produk-produk
Kriya yang dianggap mampu menjawab permasalahan lingkungan yang
disebab limbah plastik sedotan tersebut.
4.2 Perancangan
Hasil temuan berupa ide produk berbahan dasar limbah plastik sedotan
tertuang dalam bentuk desain produk. Adapun desain produk itu terbagi atas
dua jenis yaitu desain terapan (Fungsional) dan desain Kriya Murni.
a. Desain Terapan (Fungsional)
Gambar 1 : Karya I, Papan Nama Meja
Gambar 2 : Karya II, Papan Informasi Akses
4.3 Perwujudan
Tahap perwujudan yaitu mewujudkan rancangan atau desain kedalam
wujud nyata yang melalui beberapa tahap yaitu :
(1) Mengumpulkan limbah plastik sedotan
Limbah plastik sedotan merupakan bahan baku yang hendak diolah menjadi
produk yang memiliki nilai fungsi dan estetik. Sehingga dalam pembuatannya,
diperlukan jumlah sedotan yang cukup untuk mengkomposisikan antar elemen
yang ada didalam karya. Maka diperlukan proses untuk memperoleh beberapa
limbah plastik.
Tempat pembuangan sampah Kota Gorontalo merupakan muara dari berbagai
macam limbah yang dihasilkan dari berbagai macam pula aktivitas masyarakat
Kota Gorontalo, maka sangat strategis dijadikan sasaran utama sebagai tempat
mengumpulkan limbah plastik sedotan. Karena dengan sendirinya, limbah plastik
juga ikut terbawa oleh mobil pengangkut sampah ke Tempat Pembuangan
Sampah Kota, dengan demikian limbah plastik sedotan juga sangat mudah
ditemukan di Tempat Pembuangan Sampah Kota.
Adapun cara untuk mengumpulkan aneka sedotan ditempat pembuangan
sampah kota yakni memberdayakan para pemulung sampah untuk dapat
mengumpulkan limbah plastik sedotan mengingat para pemulung mimiliki
kegiatan yang berhubungan langsung dengan sampah.
Hasil aktivitas mengumpulkan limbah plastik sedotan yang dilakukan oleh
pemulung sampah dapat dibeli dengan harga kurang lebih sama dengan harga beli
limbah plastik gelas minuman.
(2) Persiapan alat dan bahan
Dalam menciptakan dan mewujudkan karya kriya, bahkan merupakan faktor
yang penting dalam mewujudkan karya seni tersebut. Kualitas suatu bahan yang
akan digunakan sangat berpengaruh terhadap karya-karya yang akan diwujudkan.
Dalam perwujudan karya seni kriya yang berjudul ”pemanfaatan limbah
plastik sedotan menjadi produk-produk kriya” ini, pencipta menggunakan bahan
dasar limbah plastik sedotan, multiplek, kaca riben 5 milimeter, mesin jam, resin,
bibit pigment, balon pepaya, kabel, viting, pilox, clear, mesin jam, thiner.
Gambar 9: Resin, Catalist dan Aceton
Gambar 10 : Bibit Pigment
Gambar 10 : pilox
Gambar 11 : Bahan Limbah Plastik Sedotan
Dokumentasi : Sarwo Edi
Selain Bahan, untuk menunjang keberhasilan dalam pengolahan bahan,
pencipta menggunakan beberapa peralatan penunjang. Diantaranya adalah sebagai
berikut.
Gunting Rakitan
Cutter
Mistar
Suntikan
Printer
Komputer PC
(3) Pengolahan limbah plastik sedotan
Pengolahan limbah plastik sedotan menjadi potongan-potongan sesuai
kebutuhan, kemudian disesuaikan dengan pola dasar susun sedotan hingga
nampak seperti sarang lebah.
Gambar 12: alat
Gambar 13 : Potongan-Potongan Limbah Sedotan
Teknik memotong limbah sedotan diperlukan alat yang dapat memotong
dengan panjang sedotan relatif sama serta dapat menghasilkan proses yang
singkat. Sebelum proses pemotongan limbah plastik, pencipta terlebih dahulu
membuat alat potong yang sesuai aspek kebutuhan. Untuk membuat alat
diperlukan beberapa buah gunting dan pipa yang dirangkai menjadi satu.
Peletakkan gunting disejajarkan dengan jarak 2 cm. Kemudian pipa dimasukkan
kedalam masing-masing cincin jari gunting guna mempermudah menggunakan
banyak gunting dalam sekali potong. Untuk menciptakan alat ini, dibutuh waktu
yang cukup lama dan perlu beberapa eksperimen.
Gambar 14 : Alat Potong sedotan
Selanjutnya, setelah alat disiapkan maka langkah selanjutnya yaitu memotong
sedotan menjadi potongan-potongan yang dibutuhkan
Gambar 15 : Proses pemotongan sedotan
Setelah proses pemotongan dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah
merakit bingkai kaca sebagai wadah potongan sedotan yang disusun.
Gambar 16 : Proses Pemasangan Bingkai Kaca
Kemudian, Setelah bingkai siap untuk digunakan, maka proses penyusunan
sedotan pun dilakukan, proses ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Teknik
penyusunan dimulai dari tepi.
Gambar 17 : Penyusunan Sedotan
Proses pencampuran warna dilakukan setalah sedotan tersusun pada wadah
kaca. Proses pencampuran resin dan katalis memiliki perbandingan 20:1 yaitu 20
takaran resin dan 1 takaran katalist sebagai pengeras resin.
Tahap selanjutnya memasukkan resin kedalam sedotan guna mendapatkan
bentuk ornament. Tahap ini dilakukan dengan dua cara yaitu teknik
memasukkandengan menggunakan sedotan yang sudah terisi resin masih dalam
bentuk gel/agar-agar. Sedangkan cara kedua yaitu menggunakan suntikan.
Gambar 18 : pencampuran warna pada resin
Gambar 19 : memasukkan resin kedalam sedotan
(4) Finishing
Finishing adalah proses akhir dalam suatu perwujudan karya yang bertujuan
untuk memperkuat karakter dan keindahan karya. Karya akan terlihat lebih indah
tergantung bagaimana cara pencipta menentukan dan menerapkan proses
finishing. Dalam proses finishing pencipta melakukan beberapa tahapan yakni
menutup bagian depan dengan kaca atau mika, menutup bagian belakang karya
dengan tripleks melamin, dan memasang bingkai sebagai katalisator bagian-
bagian produk.
Proses akhir adalah memasang kaca pada bagian depan karya, agar tidak
mudah kotor kemudian memasang tripleks melamin pada bagian belakang karya,
hal ini bertujuan untuk mengontrol background sedotan agar terlihat bersih.
Proses ini diterapkan pada keseluruhan karya.
Setelah melakukan serangkaian proses, maka karya pun siap dipublikasikan
melalui pameran tugas akhir yang bertujuan mengkritisi pencapaian kualitas
karya.
4.4 Wujud Karya
1. Karya I
Gambar 20 : Papan Nama Meja
Kontruksi : Limbah Sedotan, Resin dan Kaca
Papan Nama Meja yang berfungsi sebagai pelengkap yang memberikan
informasi kegiatan seseorang dan karya ini berjudul ”pelupa”, terinspirasi dari
aktivitas seorang atasan/pengatur atau dalam bahasa Inggris disebut Manager
yang sering mengalami konflik dengan bawahan yang pada umumnya lupa bahwa
seorang atasan yang dibesarkan oleh bawahannya.
2. Karya II
Gambar 22 : Informasi Akses Bangunan
Kontruksi : Limbah Sedotan, Resin dan Kaca
Masih dengan bahan yang sama dengan papan nama meja yakni limbah
sedotan resin dan kaca yang berfungsi sebagai media informasi kepada pengguna
akses, karya ini diberi judul ”bunuh diri” terinspirasi kejadian-kejadian bunuh diri
pada seseorang yang terlalu berat menanggung beban di dalam hidupnya,
ketidakmampuan mengatasi permasalahan itu sebagian mengambil langkah untuk
membunuh dirinya sendiri, keluar dari masalah merupakan alasan yang sering
ditemui sebagai alasan dari langkah bunuh diri.
3. Karya III
Gambar 23 : Jam Dinding
Kontruksi : Limbah Sedotan, Resin, Kayu dan Kaca
Karya jam dinding ini berfungsi sebagai fasilitas yang memberikan
informasi waktu bagi penggunanya. Karya ini di beri judul ”Balon Air Mata”
yang terinpirasi dari televisi yang menvisualisasikan tetesan air mata, pada
perwujudannya pencipta menemukan dalam setetes air mata terdapat
beberapa bidang lingkaran yang dibatasi oleh warna. Kemudian inpirasi itu
pun tuangkan pada sebuah karya sebagai fungsi jam dinding.
4. Karya IV
Gambar 24 : Papan Nama Teller
Kontruksi : Limbah Sedotan, Resin dan Kaca
Papan nama yang memberi informasi kegiatan dalam suatu organisasi ini
diberi judul ”Kekuatan Mesin” karya ini terinspirasi pada aktivitas seseorang
yang berulang, dengan keterbatasan kreatifitas. Aktivitas ini memiliki
kesamaan dengan sistem kerja yang terdapat pada mesin seperti Gear.
Makna yang ingin disampaikan dalam karya ini adalah seseorang yang dapat
melaksanakan fungsinya dalam sebuah sistem, akan memberikan kekuatan
dalam lingkungannya.
5. Karya V
Gambar 25 : Nomor Ruang
Kontruksi : Limbah Sedotan, kain dan Kaca
Karya yang berjudul ”Penakluk Malam” ini berfungsi sebagai lampu tidur.
Diambil dari inspirasi kerawang yang memiliki bentuk mirip dengan tameng
prajurit perang sebagai pejuang yang dapat menaklukkan lawan.
6. Karya VI
Gambar 26 : Lukisan Abstrak
Kontruksi : Limbah Sedotan, Resin dan Kaca
Karya yang bejudul ”tak tersampaikan” ini memberi manfaat sebagai
dekoratif ruangan. Karya ini sengaja diciptakan tanpa penekanan atau
empasis karena berkonsep pada satu ruangan hanya ada satu empasis,
sedangkan karya-karya penunjang diharamkan menguasai empasis dalam
tatanan ruang dimana karya ini berada.
7. Karya VII
Gambar 27 : Lukisan Bunga Sakura
Kontruksi : Limbah Sedotan, Resin dan Kaca
Lukisan bunga sakura ini diberi judul ”terkapar di salju”, terinpirasi pada
latarbelakang bunga yang kosong berwarna putih. Lukisan ini sengaja dibuat
sesederhana mungkin untuk mengikuti mode interior rumah yang
minimalisme.
8. Karya VIII
Gambar 28 : Lukisan Kaligrafi
Kontruksi : Limbah Sedotan, Resin dan Kaca
Lukisan ini diberi judul ”Tuhan Kok Dipaksa?” sebagai karya yang ingin
menyampaikan pengiman yang manja dan sering melakukan pemaksaan
kehendaknya kepada Tuhan.
4.5 Evaluasi dan Publikasi
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara gagasan dengan
hasil perwujudannya serta mengkritisi pencapaian kualitas karya menyangkut segi
fisik (tekstual) dan segi makna (kon.tekstual).
Evaluasi dilakukan melalui proses pembimbingan oleh dosen pembimbing,
sedangkan publikasi dilakukan dalam bentuk pameran tugas akhir.
Persiapan untuk pameran tugas akhir adalah; penentuan lokasi pameran,
pembuatan undangan kegiatan pameran dan persyaratan administratif. Persiapan
ini melibatkan seluruh mahasiswa Jurusan Teknik Kriya.
Lokasi pelaksanaan pamerain tugas akhir ini adalah pintu masuk utama
lantai I Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo. Pamean dilaksanakan pada
tanggal 5 – 6 Februari 2012.