BAB IV HASIL ANALISIS 4.1. Gambaran Umum Respondenrepository.unika.ac.id/15265/5/13.60.0141 Rio...

19
38 BAB IV HASIL ANALISIS 4.1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan kriteria pemilihan perusahaan pada bab sebelumnya, jumlah perusahaan yang diperoleh 43 hotel. Total kuesioner yang disebar sebanyak 43 kuesioner. Dari jumlah tersebut, kuesioner yang kembali dan terisi lengkap sebanyak 43 kuesioner. Berikut ini dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini. Tabel 4.1 Jumlah kuesioner yang kembali No. Nama Hotel Kuesioner Dikirim Kembali Diolah 1 Hotel Candi Baru 1 1 1 2 Hotel Grand Saraswati 1 1 1 3 Hotel Merbabu 1 1 1 4 Hotel Olympic 1 1 1 5 Hotel Permata Hijau 1 1 1 6 Hotel Bali 1 1 1 7 Hotel Blambanagan 1 1 1 8 Hotel Elizabeth 1 1 1 9 Hotel Pantes 1 1 1 10 Wisma Idea 1 1 1 11 Djajanti House 1 1 1 12 Hotel Rinjani 1 1 1 13 Sumi Hotel 1 1 1 14 Whiz Hotel 1 1 1 15 Andelir Hotel 1 1 1

Transcript of BAB IV HASIL ANALISIS 4.1. Gambaran Umum Respondenrepository.unika.ac.id/15265/5/13.60.0141 Rio...

38

BAB IV

HASIL ANALISIS

4.1. Gambaran Umum Responden

Berdasarkan kriteria pemilihan perusahaan pada bab sebelumnya,

jumlah perusahaan yang diperoleh 43 hotel. Total kuesioner yang disebar

sebanyak 43 kuesioner. Dari jumlah tersebut, kuesioner yang kembali dan terisi

lengkap sebanyak 43 kuesioner. Berikut ini dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah

ini.

Tabel 4.1

Jumlah kuesioner yang kembali

No. Nama Hotel Kuesioner

Dikirim Kembali Diolah

1 Hotel Candi Baru 1 1 1

2 Hotel Grand Saraswati

1 1 1

3 Hotel Merbabu

1 1 1

4 Hotel Olympic

1 1 1

5 Hotel Permata Hijau

1 1 1

6 Hotel Bali

1 1 1

7 Hotel Blambanagan

1 1 1

8 Hotel Elizabeth 1 1 1

9 Hotel Pantes 1 1 1

10 Wisma Idea 1 1 1

11 Djajanti House 1 1 1

12 Hotel Rinjani

1 1 1

13 Sumi Hotel

1 1 1

14 Whiz Hotel

1 1 1

15 Andelir Hotel 1 1 1

39

16 Dalu Hotel

1 1 1

17 Hotel Surya

1 1 1

18 Just Inn Hotel

1 1 1

19 Hotel Amaris

1 1 1

20 Hotel Singosari

1 1 1

21 Hotel Telomoyo

1 1 1

22 Hello Hotel

1 1 1

23 Serrata Hotel

1 1 1

24 Hotel Amanda Hills

1 1 1

25 Hotel Grand Saraswati

1 1 1

26 Hotel Muria

1 1 1

27 Hotel Quirin

1 1 1

28 Hotel Puri Garden

1 1 1

29 Hotel Siliwangi

1 1 1

30 Whiz Hotel

1 1 1

31 Hotel Dafam

1 1 1

32 Pandanaran Hotel

1 1 1

33 Quest Hotel

1 1 1

34 Hotel Neo Candi

1 1 1

35 Hotel Semesta

1 1 1

36 Hotel Grasia

1 1 1

37 Hotel Plaza

1 1 1

38 New Metro Hotel

1 1 1

39 Hotel Santika

1 1 1

40 Hotel Ibis 1 1 1

41 Hotel Arjuna 1 1 1

42 Hotel Kudus 1 1 1

43 Hotel CemaraResidence 1 1 1

44 Hotel Fave 1 0 0

45 Hotel Ibis 1 0 0

46 Hotel Aston 1 0 0

47 Hotel @Hom 1 0 0

48 Hotel Star 1 0 0

Total Kuesioner 48 43 43

Sumber : Data yang diolah, 2017

Tabel 4.2

40

Karakteristik Responden ( n = 43 )

Karakteristik Responden Jumlah Persentase

Gender

Pria

Wanita

23

20

53,48 %

46,52 %

Usia

< 30 tahun

31 – 40 tahun

41 – 50 tahun

> 50 tahun

11

16

9

7

25,58 %

37,72 %

20,93 %

16,28 %

Pendidikan

SMA

D3

S1

S2

S3

1

9

30

2

1

2,33 %

20,93 %

69,76 %

4,65 %

2,33 %

Jabatan

Owner

Manager

Supervisor

5

36

2

11,63 %

80,72 %

4,65 %

Masa Kerja

1 – 3 tahun

4 - 10 tahun

> 10 tahun

8

23

12

18,60 %

53,50 %

27,90 %

Sumber : Lampiran

Dari tabel 4.2 menunjukkan komposisi yang lebih banyak pada pria,

yaitu sebesar 53,48%. Hal ini menunjukkan bahwa pria lebih banyak menjabat

sebagai manager di industri perhotelan yang ada di Semarang. Sifat alamiah

pria sebagai orang yang dominan dalam pekerjaan nampak dalam karakter jenis

kelamin yang berpartisipasi dalam penelitian ini.

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa usia responden yang terbanyak

pada rentang 31-40 tahun yaitu sebanyak 37,72%. Diikuti oleh responden yang

berusia antara 41-50 tahun dan < 30 tahun yaitu sebanyak 20,93% dan 25,58%.

41

Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkatan umur produktif masih mendominasi

posisi penting pada industri perhotelan.

Tabel 4.2 menunjukkan tingkat pendidikan responden yang terbanyak

adalah jenjang S1 yaitu sebanyak 69,76%. Hal ini memberi kesan bahwa

pendidikan juga merupakan salah satu syarat untuk menduduki jabatan yang

penting di perusahaan.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja

sebagai manajer, sebesar 80,72%. Hal ini menunjukkan bahwa manajer

dipercaya oleh pemilik sebagai pengelola kegiatan bisnisnya. Selain itu,

sebagian responden bekerja sebagai supervisor, dimana supervisor bertindak

untuk mengawasi para karyawan. Sisanya, para pemilik hotel sendiri juga ikut

serta bekerja mengelola hotel.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja

selama 4-10 tahun sebesar 53,50% dan 27,90% bagi responden yang bekerja

selama > 10 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

sudah memiliki cukup pengalaman dalam pekerjaannya dan dipercaya untuk

melakukan penyusunan anggaran. Sisanya 18,60% adalah tenaga kerja yang

berusia muda, Hal ini menunjukkan bahwa para penyedia kerja lebih memilih

para pencari kerja yang masih dalam usia produktif.

4.2 Uji Kualitas Data

4.2.1 Validitas Internal

42

Uji validitas konstruk digunakan untuk mengukur seberapa benar

instrument yang digunakan dalam pengukuran sesuai dengan teori yang

digunakan untuk mendefinisikan konstruk. Validitas konstruk terdiri dari

validitas konvergen dan validitas diskriminan. Dala PLS indicator validitas

konvergen adalah loading factor, AVE( Average Variance Extracted) dan

Communality. Sedangkan validitas diskriminan dengan akar AVE dan cross

loadings. Validitas diuji menggunakan smartPLS-Algorithm. Dengan kriteria

pengujian validitas berikut (Palupi,dkk., 2013) :

Tabel 4.3 Ukuran Validitas

Ukuran Nilai Ukuran Nilai

Loading factor > 0,6 /0,7 Akar AVE √AVE > korelasi variabel laten

AVE > 0,5 Cross Loading > 0,7 dalam satu konstruk

Communality > 0,5

Validitas Konvergen Validitas Diskriminan

Tabel 4.4 Validitas Konvergen

AVE Communality

KINERJA_ORG 0.668755 0.668755

PERSAINGAN 0.663246 0.663246

SAM-BROAD 0.766898 0.766898

STRATEGI 0.675816 0.675816

Sumber: Lampiran

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa keempat variabel memenuhi

kriteria validitas yaitu memberikan nilai AVE dan Communality masing-masing

43

sebesar 0.668755; 0.663246; 0.766898; 0.675816. Karena nilai AVE dan

Communality > 0,50 maka dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaannya

valid.

4.2.2 Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

konsistensi hasil pengukuran variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai

Cronbachs Alpha lebih besar dari 0,6 (Hair, 2008 dalam Palupi,dkk., 2013) dan

Composite Reliability lebih besar dari 0,7.

Tabel 4.5 Reliabilitas

Cronbachs Alpha Composite

Reliability

KINERJA_ORG 0.917318 0.933685

PERSAINGAN 0.832376 0.887323

SAM-BROAD 0.924008 0.94265

STRATEGI 0.918202 0.935335

Sumber: Lampiran

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ketiga variabel memenuhi kriteria

reliabilitas yaitu memberikan nilai Cronbach’s Alpha masing-masing 0.917318

; 0.832376 ; 0.924008; 0.918202. Karena nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka

dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaannya reliabel. Begitu juga

dengan nilai Composite Reliability yang ada diatas 0,7 sehingga semua item

reliabel.

44

4.3. Statistik Deskriptif

Tujuan digunakannya dalam penelitian ini adalah semakin tinggi

tingkat persaingan, kinerja akan semakin baik. Penelitian ini juga menggunakan

broadscope sebagai variabel intervening. Berikut ini disajikan ringkasan

jawaban responden untuk masing-masing item pertanyaan kuesioner. Hasil

statistik indicator tersaji pada tabel dibawah ini dan disajikan tabel yang

menunjukkan rata-rata masing-masing item variabel dengan range :

1 – 2,33 : Rendah

2,33 – 3,67 : Sedang

3,67 – 5 : Tinggi

Tabel 4.6 Statistik Deskriptif

Sumber : Lampiran

Berdasarkan tabel 4.6 statistik deskriptif diatas, menunjukkan bahwa

variabel Persaingan, Strategi dan Kinerja Organisasi termasuk dalam kategori

tinggi. Ini berarti persepsi responden mengenai pengaruh tingkat intensitas

persaingan terhadap tercapainya target kinerja organisasi adalah tinggi. Berarti

45

pula, persepsi responden mengenai pengaruh frekuensi perubahan strategi yang

dilakukan terhadap pencapaian kinerja organisasi juga termasuk tinggi.

Sedangkan untuk variabel SAM-Broadscope termasuk dalam kategori sedang,

yang berarti bahwa perpepsi responden mengenai penggunaan SAM-

Broadscope terhadap pencapaian kinerja organisasi masih terbilang sedang atau

biasa saja.

4.4. Compare Mean Variabel dengan Bintang Hotel

Tabel 4.7 Compare Mean Variabel dengan Bintang Hotel

Bintang

1

Bintang

2

Bintang

3

Bintang

4

Bintang

5 Sig

20 10 9 3 1

Persaingan 3.825 3.725 3.825 3.675 4.000 0.969

Strategi 3.875 4.133 3.933 4.433 3.333 0.527

SAM 3.553 3.820 3.633 3.875 3.600 0.819

Kinerja

Org 3.675 4.087 3.778 3.733 3.333 0.189

Sumber: Lampiran

Dari tabel 4.7 menunjukkan hasil compare mean jawaban responden

berdasarkan bintang hotel tempat responden bekerja. Dari tabel tersebut dapat

dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi antara responden yang bekerja

pada hotel bintang 1 sampai bintang 5. Masing-masing responden yang

bekerja di hotel bintang 1 sampai 5 tidak ada yang mememiliki perbedaan

persepsi antara tingkat persaingan, frekuensi perubahan strategi dan

pengaplikasian karakteristik broadscope serta pencapaian kinerja organisasi.

46

Sehingga untuk tingkat persaingan, strategi dan penggunaan informasi sistem

akuntansi manajemen baik hotel bintang 1 sampai dengan bintang 5, semua

responden memiliki persepsi yang sama karena nilai signifikansinya lebih dari

0.05.

4.5 Pengujian Outer Model

Gambar 4.1 Hasil PLS-Loading factor

Sumber: Lampiran

Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa loading factor dari masing-

masing instrumen telah memenuhi criteria loading factor > 0,6 , kecuali untuk

intrumen P1, KO1, KO7 dan KO10. Apabila terdapat intrumen yang

menunjukkan loading factor kurang dari 0,6, maka instrumen tersebut dihapus.

47

Setelah dihapus, loading factor masing-masing instrumen dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 4.2` Hasil PLS-Loading Factor

Sumber: Lampiran

Tabel 4.8 Loading factor

No. Variabel

Loading

factor

sebelum

Kriteria

Loading

factor

sesudah

1 PERSAINGAN

P1 0.579 > 0,7 -

P2 0.802 > 0,7 0.819

P3 0.734 > 0,7 0.788

P4 0.798 > 0,7 0.817

P5 0.786 > 0,7 0.833

2 STRATEGI

S1 0.743 > 0,7 0.738

S2 0.783 > 0,7 0.783

S3 0.913 > 0,7 0.913

S4 0.702 > 0,7 0.704

S5 0.807 > 0,7 0.808

48

S6 0.882 > 0,7 0.884

S7 0.904 > 0,7 0.906

3 SAM-BROADSCOPE

SAM1 0.883 > 0,7 0.882

SAM2 0.885 > 0,7 0.885

SAM3 0.912 > 0,7 0.913

SAM4 0.846 > 0,7 0.846

SAM5 0.849 > 0,7 0.851

4 KINERJA-

ORGANISASI

KO1 0.632 > 0,7 -

KO2 0.831 > 0,7 0.811

KO3 0.826 > 0,7 0.830

KO4 0.847 > 0,7 0.891

KO5 0.792 > 0,7 0.785

KO6 0.779 > 0,7 0.748

KO7 0.533 > 0,7 -

KO8 0.839 > 0,7 0.873

KO9 0.745 > 0,7 0.769

KO10 0.635 > 0,7 -

Sumber: Lampiran

Selain dilihat dari nilai factor loading, convergent validity juga dapat

dilihat dari nilai Average Variance Extracted (AVE). Pada penelitian ini nilai

AVE masing-masing konstruk berada di atas 0,5. Oleh karenanya tidak ada

permasalahan konvergen validity pada model yang diuji.

Tabel 4.9 Hasil AVE

AVE

KINERJA_ORG 0.668755

PERSAINGAN 0.663246

SAM-BROAD 0.766898

STRATEGI C

Sumber: Lampiran

49

Dikarenakan tidak ada nya permasalah convergen validity maka

berikutnya yang diuji adalah permasalahan yang terkait dengan discriminant

validity. Discriminant validity dapat di uji dengan membandingkan nilai akar

kuadrat AVE dengan nilai korelasi antar konstruk.

Tabel 4.10 Validitas Diskriminan

AVE √AVE

KINERJA_ORG 0.668755 0.817774419

PERSAINGAN 0.663246 0.814399165

SAM-BROAD 0.766898 0.875727126

STRATEGI 0.675816 0.822080288

KINERJA_ORG

PERSAING

AN

SAM-

BROAD STRATEGI

KINERJA_ORG 0.81777442

PERSAINGAN 0.493921 0.814399165

SAM-BROAD 0.697772 0.554579 0.87572713

STRATEGI 0.754946 0.373898 0.648352 0.82208029

Sumber: Lampiran

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai akar kuadrat dari AVE

(0.81777442; 0.814399165; 0.87572713 dan 0.82208029) lebih besar dari

korelasi masing-masing konstruk.

Metode lain yang dapat digunakan untuk menguji discriminant validity adalah

dengan melihat dari tabel cross loading.

Tabel 4.11 Cross Loadings

KINERJA_ORG PERSAINGAN

SAM-

BROAD STRATEGI

KO2 0.8109 0.415351 0.688562 0.722551

50

KO3 0.830479 0.355937 0.490312 0.751661

KO4 0.891007 0.537305 0.665668 0.62522

KO5 0.785364 0.353444 0.508059 0.482635

KO6 0.748301 0.307114 0.45297 0.32923

KO8 0.878523 0.458603 0.602846 0.621426

KO9 0.769144 0.357226 0.52877 0.653781

P2 0.51283 0.819135 0.534394 0.34459

P3 0.382631 0.787802 0.465645 0.270322

P4 0.316262 0.816963 0.338875 0.246843

P5 0.351935 0.833032 0.424029 0.335554

S1 0.758294 0.183798 0.50063 0.737611

S2 0.674737 0.570288 0.632801 0.78041

S3 0.575242 0.277689 0.57805 0.909769

S4 0.591892 0.31016 0.313514 0.703651

S5 0.488613 0.296215 0.505077 0.807703

S6 0.601385 0.179321 0.55209 0.884032

S7 0.596963 0.264938 0.574768 0.906038

SAM1 0.711625 0.454896 0.882122 0.722284

SAM2 0.522294 0.56803 0.885122 0.600261

SAM3 0.632883 0.529618 0.913367 0.522113

SAM4 0.562718 0.411973 0.845649 0.476768

SAM5 0.605562 0.461773 0.850618 0.481082

Sumber: Lampiran

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai loading dari masing-masing

item terhadap konstruk nya lebih besar dari pada nilai cross loading nya. Dari

hasil analisa cross loading tampak bahwa tidak terdapat permasalahan

discriminant validity.

Untuk memastikan bahwa tidak ada masalah terkait pengukuran maka

langkah terakhir dalam evaluasi outer model adalah menguji undimensionality

dari model. Uji unidimensionality dilakukan dengan menggunakan indikator

51

composite reliability dan cronbach alpha. Untuk kedua indikator ini titik cut-

off value adalah 0,7.

Tabel 4.12 Composite Reliability

Composite Reliability

KINERJA_ORG 0.933685

PERSAINGAN 0.887323

SAM-BROAD 0.942650

STRATEGI 0.935335

Sumber: Lampiran

Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh konstruk memiliki nilai

composite reliability di atas 0,7. Oleh karena itu tidak ditemukan

permasalahan reliabilitas pada model yang dibentuk.

4.6 Pengujian Inner Model

Evaluasi inner model dapat dilakukan dengan tiga cara. Ketiga cara

tersebut adalah dengan melihat dari R2, Q2 dan GoF.

Tabel 4.13 R-Square

R Square

KINERJA_ORG 0.659095

PERSAINGAN

SAM-BROAD 0.533642

STRATEGI 0.139799

Sumber: Lampiran

52

Berikut untuk pengujian Inner model dapat dilakukan dengan melihat

nilai Q2 (predictive relevance). Untuk menghitung Q2 dapat digunakan

rumus:

Q2 = 1 - (1 - R12 ) (1 - R22 )……(1 - Rp2 )…

Q2 = 1 - (1 - 0.659095 ) (1 - 0.533642 ) (1 - 0.139799 )

Q2 = 0.90024

Yang terakhir adalah dengan mencari nilai Goodness of Fit (GoF).

Nilai GoF pada PLS harus dicari secara manual dengan rumus berikut.

√GoF =√(AVE x R2)

√GoF =√(0.686 x 0.474)

√GoF = 0.57023

Menurut Tenenhau (2004) dalam Hussein (2015), nilai GoF small = 0,1; GoF

medium = 0,25; dan GoF big = 0,38. Berarti Goodness of Fit-nya termasuk

besar.

4.7 Hasil Hipotesis

4.7.1 Pengujian Pengaruh Langsung

Tabel 4.14 Total Effect

Original

Sample

(O)

Sample Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

Standard

Error

(STERR)

T Statistics

(|O/STERR|)

53

PERSAINGAN -

>

KINERJA_ORG 0.510292 0.522495 0.104049 0.104049 4.904364

PERSAINGAN -

> SAM-BROAD 0.553524 0.56256 0.103817 0.103817 5.331707

PERSAINGAN -

> STRATEGI 0.370637 0.398715 0.119742 0.119742 3.095306

SAM-BROAD ->

KINERJA_ORG 0.253544 0.248535 0.116546 0.116546 2.175497

STRATEGI ->

KINERJA_ORG 0.732958 0.74172 0.07288 0.07288 10.057076

STRATEGI ->

SAM-BROAD 0.513405 0.521259 0.093272 0.093272 5.504383

Sumber: Lampiran

Dari tabel statistik total effect diatas, yang mana menyajikan hasil

pengujian baik yang sifatnya pengujian langsung (direct).

1. Hasil pengujian hipotesis 1.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat Persaingan yang

terjadi maka semakin sering organisasi melakukan perubahan Strategi. Hal ini

dibuktikan dengan nilai t statistic yang lebih besar dari t hitung 1,96 yaitu

sebesar 3.095306. Hasil pengujian ini berarti hipotesis 1 diterima.

2. Hasil pengujian hipotesis 2.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat Persaingan yang

terjadi maka semakin sering organisasi menggunakan informasi broadscope

sistem akuntansi manajemen . Hal ini dibuktikan dengan nilai t statistic yang

lebih besar dari t hitung 1,96 yaitu sebesar 5.331707. Hasil pengujian ini

berarti hipotesis 2 diterima.

54

3. Hasil pengujian hipotesis 3.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa makin sering melakukan perubahan

strategi maka semakin sering pula organisasi menggunakan informasi

broadscope. Hal ini dibuktikan dengan nilai t statistic yang lebih besar dari t

hitung 1,96 yaitu sebesar 5.504383. Hasil pengujian ini berarti hipotesis 3

diterima.

4. Hasil pengujian hipotesis 4.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa makin sering melakukan perubahan

strategi maka semakin tinggi kinerja organisasi. Hal ini dibuktikan dengan

nilai t statistic yang lebih besar dari t hitung 1,96 yaitu sebesar 10.057076.

Hasil pengujian ini berarti hipotesis 4 diterima.

5. Hasil pengujian hipotesis 5.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa makin sering menggunakan informasi

broadscope maka semakin tinggi kinerja organisasi. Hal ini dibuktikan

dengan nilai t-statistic yang lebih besar dari t hitung 1,96 yaitu sebesar

2.175497. Hasil pengujian ini berarti hipotesis 5 diterima.

6. Hasil pengujian hipotesis 6.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat persaingan maka

memicu manajer untuk meningkatkan kinerja organisasi. Hal ini dibuktikan

dengan nilai t statistic yang lebih besar dari t hitung 1,96 yaitu sebesar

4.904364. Hasil pengujian ini berarti hipotesis 6 diterima.

55

4.7.2 Pengujian Pengaruh Tidak Langsung

Pengujian pengaruh tidak langsung (indirect) seperti halnya hipotesis

keempat dan keenam maka perlu dilakukan pengujian lebih lanjut. Untuk

menguji pengaruh tidak langsung dilakukan dengan cara menggunakan rumus

alternatif Sobel Test. Pengujian dengan menggunakan Sobel Test perlu meng-

input hasil perhitungan t-statistik ta (IV – IVV) dan tb (IVV – DV) pada

pengujian SmartPLS yang dilakukan sebelumnya. Kemudian membandingkan

hasil kalkulasi Sobel Test dengan p-value (0.05). Apabila p-value yang

didapat menunjukkan angka < 0.05 maka terdapat pengaruh tidak langsung.

Pengujian Sobel Test dilakukan pada http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm dan

berikut adalah hasilnya:

1. Sobel Test untuk pengaruh tidak langsung hipotesis 4.

Gambar 4.3 Sobel Test

Sumber: Lampiran

Hasil pengujian dengan menggunakan Sobel Test menunjukan hasil

bahwa pengaruh tidak langsung antara strategi dengan kinerja organisasi

56

melalui broadscope ternyata signifikan. Dapat dilihat pada kolom p-value

semua pengujian baik Sobel test (0.043), Aorian test (0.046) maupun

Goodman test (0.040) menunjukkan angka lebih kecil dari α = 5%. Hal ini

menunjukkan bahwa broadscope memediasi efek strategi terhadap kinerja

organisasi sehingga hasil ini menunjukkan efek mediasi yang disebut full

mediation.

2. Sobel Test untuk pengaruh tidak langsung hipotesis 6.

Gambar 4.4 Sobel Test

Sumber: Lampiran

Hasil pengujian dengan menggunakan Sobel Test menunjukan hasil

bahwa pengaruh tidak langsung antara persaingan dengan kinerja organisasi

melalui broadscope ternyata signifikan. Dapat dilihat pada kolom p-value

semua pengujian baik Sobel test (0.043), Aorian test (0.047) maupun

Goodman test (0.040) menunjukkan angka lebih kecil dari α = 5%. Hasil

pengujian ini menunjukkan bahwa broadscope memediasi efek tingkat

persaingan terhadap kinerja organisasi sehingga hasil ini menunjukkan efek

mediasi yang disebut full mediation.