BAB IV Generator 3 Phase

33
BAB IV ANALISA DATA 4.1. PERHITUNGAN DATA a. Generator beban nol Pada generator dengan beban nol, maka didapatkan besarnya arus yang keluar sama dengan tegangan yang keluar. Dalam menghitung besarnya frekuensi yang dihasilkan oleh generator tanpa beban menggunakan rumus : f= P×n 120 Dimana: P :Jumlah kutub n :putaran pada motor Sudut fasa : sudut antara arus dan tegangan Contoh perhitungan dengan menggunakan Vfasa : 110, p : 4 serta putaran pada motor (n) : 1488 f= 4 × 1488 120 = 49,6 Hz Rumus tersebut akan digunakan untuk semua perhitungan frekuensi pada generator beban nol Tabel hasil percobaan dengan beban nol: No Im V out F perhitun gan F Putaran 1 0,2 110 49,6 53 1488 2 0,4 180 49,4 53 1482 3 0,6 220 49,3 53 1479 4 0,8 240 49,2 53 1475 5 1 250 49,1 53 1473 b. Generator berbeban lampu pijar

description

perhitungan praktikum generator 3 phase

Transcript of BAB IV Generator 3 Phase

Page 1: BAB IV Generator 3 Phase

BAB IV

ANALISA DATA

4.1. PERHITUNGAN DATAa. Generator beban nol

Pada generator dengan beban nol, maka didapatkan besarnya arus yang keluar sama dengan tegangan yang keluar. Dalam menghitung besarnya frekuensi yang dihasilkan oleh generator tanpa beban menggunakan rumus :

f= P×n120

Dimana: P :Jumlah kutubn :putaran pada motorSudut fasa : sudut antara arus dan teganganContoh perhitungan dengan menggunakan Vfasa : 110, p : 4 serta putaran pada motor (n) : 1488

f=4×1488120

= 49,6 Hz

Rumus tersebut akan digunakan untuk semua perhitungan frekuensi pada generator beban nol

Tabel hasil percobaan dengan beban nol:

No Im V outF

perhitunganF Putaran

1 0,2 110 49,6 53 14882 0,4 180 49,4 53 14823 0,6 220 49,3 53 14794 0,8 240 49,2 53 14755 1 250 49,1 53 1473

b. Generator berbeban lampu pijarpada generator berbeban lampu pijar menggunakan beban 40 watt. Dalam menghitung besarnya daya maka menggunakan rumus :P = 3 V I cos Dimana:V :Tegangan fasaI :Arus fasaCos : sudut antara arus dan teganganContoh perhitungan daya pada generator berbeban lampu pijar dengan Vfasa sebesar 208 , dengan arus fasa sebesar 0.14 A serta cos sebesar 0.65.

Page 2: BAB IV Generator 3 Phase

Maka :P = 3 V I cos = 3 x 208 x 0.14 x 0.65 = 56,78 wattUntuk frekuensi sendiri, menggunakan rumus :

f= P×n120

f=4×1458120

= 48,6 HzKarena nilai yang didapatkan pada percobaan dan hitungan berbada maka perlu diperhitungkan nilai error frekuensi:

error= f percobaan−f h itunganf h itungan

x 100 %

¿ 52.5−48,648,6

x100 %

= 8,02%Dimana:P :Jumlah kutubn :putaran motor

Dengan memakai rumus yang sama seperti di atas,maka akan diperoleh hasil seperti

pada tabel berikut:

No V I cos φ RPM Frekuensi P F hitungan % eror

1 208 0,14 0,65 1458 52,5 56,784 48,6 8,02%

2 200 0,31 0,65 1443 51,5 120,9 48,1 7,07%

3 198 0,46 0,65 1428 51 177,606 47,6 7,14%

4 190 0,59 0,65 1408 50,5 218,595 46,9 7,60%

c. generator berbeban lampu TLPada generator berbeban lampu TL menggunakan beban 36 watt. Dalam menghitung besarnya daya maka menggunakan rumus :P = 3 V I cos Contoh perhitungan dengan menggunakan beban sebesar 36 watt, I line sebesar 0.26 A dan juga tegangan fasa sebesar 199 serta cos sebesar 0.67 , maka didapatkan:P = 3 V I cos = 3 x 199 x 0.26 x 0.67 = 103,99 wattUntuk frekuensi sendiri, menggunakan rumus :

f= P×n120

Menghitung besarnya nilai f hitungan pada beban 36 watt dengan putaran 1461 ,

Page 3: BAB IV Generator 3 Phase

f= P×n120

f=4×1461120

= 48,7 Hz

error= f percobaan−f h itunganf h itungan

x 100 %

= 52 – 48,7

= 6,78%

Dimana:V :Tegangan fasaI :Arus fasaCos : sudut antara arus dan teganganP :Jumlah kutubn :putaran motor

Dengan memakai rumus yang sama seperti di atas,maka akan diperoleh hasil seperti

pada tabel berikut:

No V I cos φ RPM Frekuensi P F hitungan % eror

1 199 0,26 0,67 1461 52103,997

4 48,7 6,78%

2 185 0,44 0,65 1454 50 158,73 48,5 3,16%

d. Generator berbeban lampu TL dengan kapasitorPada generator berbeban lampu TL dengan kapasitor menggunakan beban 36 watt. Dalam menghitung besarnya daya maka menggunakan rumus :P = 3 V I cos Contoh perhitungan dengan menggunakan beban sebesar 36 watt, I line sebesar 0.9 A dan juga tegangan fasa sebesar 231 serta cos sebesar 0.96 , maka didapatkan:P = 3 V I cos = 3 x 231 x 0.9 x 0.96 = 598,75 wattUntuk frekuensi sendiri, menggunakan rumus :

Page 4: BAB IV Generator 3 Phase

f= P×n120

Menghitung besarnya nilai f hitungan pada beban 36 watt,

f= P×n120

f=4×1444120

= 48,1 Hz

error= f percobaan−f h itunganf h itungan

x 100 %

= 52 – 48,1

= 8,03%

Dimana:V :Tegangan fasaI :Arus fasaCos : sudut antara arus dan teganganP :jumlah kutubn :putaran motor

Dengan memakai rumus yang sama seperti di atas,maka akan diperoleh hasil seperti

pada tabel berikut:

No V I cos φ RPM Frekuensi P F hitungan % eror

1 231 0,9 0,96 1444 52 598,752 48,1 8,03%

2 230 1,46 0,95 1398 50 957,03 46,6 7,30%

e. Generator berbeban lampu TL + pijar dengan kapasitorPada generator berbeban lampu TL + pijar dengan kapasitor menggunakan beban 76 watt. Dalam menghitung besarnya daya maka menggunakan rumus :P = 3 V I cos Contoh perhitungan dengan menggunakan beban sebesar 76 watt,I line sebesar 1 dan juga tegangan fasa sebesar 221 serta cos sebesar 0,96 , maka didapatkan:P = 3 V I cos = 3 x 221 x 0,96 x 0,98 = 623,75 wattUntuk frekuensi sendiri, menggunakan rumus :

f= P×n120

Menghitung besarnya nilai f hitungan pada beban 76 watt dengan puataran 1422

f= P×n120

Page 5: BAB IV Generator 3 Phase

f=4×1422120

= 47,4 Hz

error= f percobaan−f h itunganf h itungan

x 100 %

= 51 – 47,4= 7,59%

Dimana:V :Tegangan fasaI :Arus fasaCos : sudut antara arus dan teganganP :Dayan :putran motor

Dengan memakai rumus yang sama seperti di atas,maka akan diperoleh hasil seperti

pada tabel berikut:

No V I cos φ RPM Frekuensi P F hitungan % eror

1 221 0,96 0,98 1422 51623,750

4 47,4 7,59%

2 210 1,46 0,98 1344 48 901,404 44,8 7,14%

f. Generator berbeban lampu TL + pijar tanpa kapasitor

Pada generator berbeban lampu TL menggunakan beban 76 watt. Dalam menghitung besarnya daya maka menggunakan rumus :P = 3 V I cos Contoh perhitungan dengan menggunakan beban sebesar 76 watt, I line sebesar 0.34 A dan juga tegangan fasa sebesar 185 serta cos sebesar 0.5 , maka didapatkan:P = 3 V I cos = 3 x 185 x 0.34 x 0,5 = 31,45 watt

Untuk frekuensi sendiri, menggunakan rumus :

f= P×n120

Menghitung besarnya nilai f hitungan pada beban 76 watt ,

f= P×n120

Page 6: BAB IV Generator 3 Phase

f=4×1447120

= 48,2 Hz

error= f percobaan−f h itunganf h itungan

x 100 %

= 52 – 48,2= 7,81%

Dimana:V :Tegangan fasaI :Arus fasaCos : sudut antara arus dan teganganP : jumlah kutubn : putaran motor

Dengan memakai rumus yang sama seperti di atas,maka akan diperoleh hasil seperti

pada tabel berikut:

No V I cos φ RPM Frekuensi P F hitungan % eror1 185 0,34 0,5 1447 52 31,45 48,2 7,81%2 175 0,59 0,4 1423 51 41,3 47,4 7,52%

4.2. ANALISA GRAFIK

a. Generator berbeban nol

No Im V outF

perhitunganF Putaran

1 0,2 110 49,6 53 14882 0,4 180 49,4 53 14823 0,6 220 49,3 53 14794 0,8 240 49,2 53 14755 1 250 49,1 53 1473

Grafik hubungan tegangan dengan arus medan

Page 7: BAB IV Generator 3 Phase

100 120 140 160 180 200 220 240 2600

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

V dengan Arus Eksitasi (Im)

V dengan ImLinear (V dengan Im)

V

Im

Dari grafik diatas menunjukkan hubungan antara tegangan dan arus medan berbanding lurus. Berdasarkan rumus yang ada yaitu Eo = c n Φ. Dimana Φ adalah

fluks yang dihasilkan dari eksitasi. Dimana rumus Φ = μ i NLAcosθ. Berdasarkan

rumus tersebut semakin besar arus yang mengalir maka fluks yang dihasilkan juga semakin besar. Dimana apabila fluks yang dihasilkan besar maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan.

Grafik hubungan antara tegangan dengan putaran

100 120 140 160 180 200 220 240 2601465

1470

1475

1480

1485

1490

V dengan RPM

V dengan RpmLinear (V dengan Rpm)

V

RPM

Grafik diatas meunjukkan bahwa hubungan antara putaran pada motor berbanding terbalik dengan tegangan yang dihasilkan. Berdasarkan rumus yang ada Eo = c n Φ, dimana apabila putaran pada motor besar maka tegangan yang dihasilkan juga besar. Hal ini tidak sesuai dengan rumus yang ada.

Page 8: BAB IV Generator 3 Phase

Grafik hubungan antara Arus medan dengan putaran

0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.11465

1470

1475

1480

1485

1490

Arus medan dengan RPM

Arus medan dengan RPmLinear (Arus medan dengan RPm)

Arus Medan

RPM

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara arus medan dan putaran pada motor berbanding terbalik. Berdasarkan rumus Eo = c n Φ, dimana Φ adalah fluks yang

dihasilkan oleh eksitasi. Dengan rumus Φ = μ i NLAcosθ menjelaskan apabila

semakin besar arus yang mengalir maka fluks yang dihasilkan juga akan semakin besar tetapi putaran pada motor akan semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa putaran dan arus medan berbanding terbalik.

b. Generator berbeban lampu pijar

No V I cos φ RPM Frekuensi P F hitungan % eror

1 208 0,14 0,65 1458 52,5 56,784 48,6 8,02%

2 200 0,31 0,65 1443 51,5 120,9 48,1 7,07%

3 198 0,46 0,65 1428 51 177,606 47,6 7,14%

4 190 0,59 0,65 1408 50,5 218,595 46,9 7,60%

Grafik hubungan antara beban dengan tegangan

Page 9: BAB IV Generator 3 Phase

20 40 60 80 100 120 140 160 180180

185

190

195

200

205

210

Beban dengan V

Beban dengan VLinear (Beban dengan V)

Beban

V

Grafik diatas menunjukkan bahwa hubungan antara beban dan tegangan berbanding terbalik.Dimana apabila beban naik maka tegangan akan turun. Hal ini disebabkan akibat daya output yang besar sehingga akan menyebabkan drop voltage, dimana apabila beban naik maka tegangan akan turun sehingga arus eksitasi juga besar.

Grafik Hubungan anatara beban dengan putaran

20 40 60 80 100 120 140 160 1801380

1390

1400

1410

1420

1430

1440

1450

1460

1470

beban dengan Rpm

beban dengan Rpm

Beban

Rpm

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara beban dengan putaran pada motor berbanding terbalik. Grafik diatas menunjukkan hubungan antara beban dengan putaran dimana apabila beban naik maka tegangan akan turun sehingga arus eksitasi akan menjadi lebih besar. Sehingga beban akan semakin membebani rotor dan kecepatan rotor untuk berputar berkurang. Sehingga putaran berbanding terbalik.

Grafik hubungan anatara beban dengan arus medan

Page 10: BAB IV Generator 3 Phase

0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.30

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Beban terhadap arus medan

Beban dengam arus medanLinear (Beban dengam arus medan)

Arus Medan

Beba

n

Grafik diatas menunjukkan bahwa beban dan arus medan berbanding lurus jika dilihat berdasarkan garis linear. Hal tersebut diakibatkan karena karena semakin bertambahnya beban maka akan mengurangi tegangan sedangkan arus outputan harus besar sehingga dibutuhkan arus medan yang besar untuk mendapatkan arus keluaran yang besar.

Grafik hubungan antara beban dengan I jaringan

20 40 60 80 100 120 140 160 1800

2

4

6

8

10

12

Beban dengan I jaringan

Beban dengan I jaringanLinear (Beban dengan I jaringan)

Beban

I jar

inga

n

Grafik diatas menunjukkan bahwa hubungan antara beban dengan arus jaringan berbanding lurus. Hal ini sesuai dengan rumus P = 3 V I cos .apabila beban yang

Page 11: BAB IV Generator 3 Phase

diberikan semakin besar maka semakin besar pula arus jaringan yang dihasikan tetapi tegangan mengalami penurunan.

Arus medan dengan RPM

0.64 0.64 0.64 0.641380

1390

1400

1410

1420

1430

1440

1450

1460

1470

Im vs RPM

Im vs RPM

Arus medan

RPM

Grafik diatas menunjukkan bahwa hubungan antara arus medan dengan RPM

berbanding terbalik. Berdasarkan teori yang ada apabila semakin besar arus yang

masuk ke kumparan medan maka putaran dari motor akan menurun. Hal ini

dikarenakan jika arus medan semakin besar maka maka medan magnet yang

ditabrak oleh kumparan jangkar juga semakin banyak sehingga putaran motor akan

menurun.

c. Generator berbeban lampu TL

No V I cos φ RPM Frekuensi P F hitungan % eror

1 199 0,26 0,67 1461 52103,997

4 48,7 6,78%

2 185 0,44 0,65 1454 50 158,73 48,5 3,16%

Grafik hubungan antara beban dengan tegangan

Page 12: BAB IV Generator 3 Phase

30 35 40 45 50 55 60 65 70 75175

180

185

190

195

200

205

Beban dengan V

beban dengan V

Beban

V

Grafik diatas menunjukkan bahwa hubungan antara beban dan tegangan berbanding terbalik. Dimana apabila beban naik maka tegangan akan turun. Hal ini disebabkan akibat daya output yang besar sehingga akan menyebabkan drop voltage, dimana apabila beban naik maka tegangan akan turun sehingga arus eksitasi juga besar.

Grafik Hubungan anatara beban dengan putaran

30 35 40 45 50 55 60 65 70 751450

1452

1454

1456

1458

1460

1462

beban dengan rpm

beban dengan rpm

Beban

RPM

Grafik diatas menjelaskan bahwa hubungan antara beban dengan putaran pada motor berbanding terbalik. Grafik diatas menunjukkan hubungan antara beban dengan putaran dimana apabila beban naik maka tegangan akan turun sehingga arus eksitasi akan menjadi lebih besar. Sehingga beban akan semakin membebani rotor dan kecepatan rotor untuk berputar berkurang. Sehingga putaran berbanding terbalik.

Grafik hubungan anatara beban dengan arus medan

Page 13: BAB IV Generator 3 Phase

0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.30

10

20

30

40

50

60

70

80

beban dengan arus medan

beban dengan arus medan

Arus Medan

Beba

n

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara beban dengan arus medan adalah

berbanding lurus. Hal tersebut diakibatkan karena karena semakin bertambahnya

beban maka akan mengurangi tegangan sedangkan arus outputan harus besar

sehingga dibutuhkan arus medan yang besar untuk mendapatkan arus keluaran

yang besar.

Grafik hubungan antara beban dengan I jaringan

30 35 40 45 50 55 60 65 70 750

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

0.5

beban dengan I jaringan

beban dengan I jaringan

Beban

I Ja

ringa

n

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara beban dengan arus jaringan adalah berbanding lurus.Hal ini sesuai dengan rumus P = 3 V I cos . apabila beban yang diberikan semakin besar maka semakin besar pula arus jaringan yang dihasikan tetapi tegangan mengalami penurunan.

Arus medan dengan RPM

Page 14: BAB IV Generator 3 Phase

0.64 0.641450

1452

1454

1456

1458

1460

1462

Im vs RPM

Im vs RPM

Arus medan

RPM

Grafik diatas menunjukkan bahwa hubungan antara arus medan dengan RPM

berbanding terbalik. Berdasarkan teori yang ada apabila semakin besar arus yang

masuk ke kumparan medan maka putaran dari motor akan menurun. Hal ini

dikarenakan jika arus medan semakin besar maka maka medan magnet yang

ditabrak oleh kumparan jangkar juga semakin banyak sehingga putaran motor akan

menurun.

d. Generator berbeban lampu TL + kapasitor

No V I cos φ RPM Frekuensi P F hitungan % eror

1 231 0,9 0,96 1444 52 598,752 48,1 8,03%

2 230 1,46 0,95 1398 50 957,03 46,6 7,30%

Grafik hubungan antara beban dengan tegangan

Page 15: BAB IV Generator 3 Phase

30 35 40 45 50 55 60 65 70 75229.4

229.6

229.8

230

230.2

230.4

230.6

230.8

231

231.2

beban dengan V

beban dengan V

Beban

Tega

ngan

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara beban dengan tegangan adalah terbalik.Hal Dimana apabila beban naik maka tegangan akan turun. Hal ini disebabkan akibat daya output yang besar sehingga akan menyebabkan drop voltage, dimana apabila beban naik maka tegangan akan turun sehingga arus eksitasi juga besar.

Grafik Hubungan anatara beban dengan putaran

30 35 40 45 50 55 60 65 70 751370

1380

1390

1400

1410

1420

1430

1440

1450

beban dengan putaran

beban dengan putaran

Beban

Puta

ran

Grafik diatas menunjukkan hubungan anatara beban denga putaran pada mesin berbanding terbalik. Hal tersebut diakibatkan oleh beban yang naik sehingga output juga akan naik sehingga arus eksitasi juga besar. Karena arus eksistasi yang besar maka fluks yang dihasilkan juga besar sehingga fluks tersebur akan membebani rotor sehingga putaran motor turun.

Grafik hubungan anatara beban dengan arus medan

Page 16: BAB IV Generator 3 Phase

0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.30

10

20

30

40

50

60

70

80

beban dengan arus medan

beban dengan arus medan

Arus Medan

Beba

n

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara beban dengan arus medan adalah

berbanding lurus. Hal tersebut diakibatkan karena karena semakin bertambahnya

beban maka akan mengurangi tegangan sedangkan arus outputan harus besar

sehingga dibutuhkan arus medan yang besar untuk mendapatkan arus keluaran

yang besar.

Grafik hubungan antara beban dengan I jaringan

30 35 40 45 50 55 60 65 70 750

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

beban dengan I jaringan

beban dengan I jaringan

Beban

I jar

inga

n

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara beban dengan arus jaringan berbanding lurus.. Hal ini sesuai dengan rumus P = 3 V I cos . apabila beban yang diberikan semakin besar maka semakin besar pula arus jaringan yang dihasikan tetapi tegangan mengalami penurunan

Arus medan dengan RPM

Page 17: BAB IV Generator 3 Phase

0.64 0.641370

1380

1390

1400

1410

1420

1430

1440

1450

Im vs RPM

Im vs RPM

Arus medan

RPM

Grafik diatas menunjukkan bahwa hubungan antara arus medan dengan RPM

berbanding terbalik. Berdasarkan teori yang ada apabila semakin besar arus yang

masuk ke kumparan medan maka putaran dari motor akan menurun. Hal ini

dikarenakan jika arus medan semakin besar maka maka medan magnet yang

ditabrak oleh kumparan jangkar juga semakin banyak sehingga putaran motor akan

menurun.

e. Generator berbeban lampu pijar + TL + kapasitor

No V I cos φ RPM Frekuensi P F hitungan % eror

1 221 0,96 0,98 1422 51623,750

4 47,4 7,59%

2 210 1,46 0,98 1344 48 901,404 44,8 7,14%

Grafik hubungan antara beban dengan tegangan

Page 18: BAB IV Generator 3 Phase

70 80 90 100 110 120 130 140 150 160204

206

208

210

212

214

216

218

220

222

beban dengan tegangan

beban dengan tegangan

Beban

Tega

ngan

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara beban dengan tegangan adalah terbalik. Hal Dimana apabila beban naik maka tegangan akan turun. Hal ini disebabkan akibat daya output yang besar sehingga akan menyebabkan drop voltage, dimana apabila beban naik maka tegangan akan turun sehingga arus eksitasi juga besar.

Grafik Hubungan antara beban dengan putaran

70 80 90 100 110 120 130 140 150 1601300

1320

1340

1360

1380

1400

1420

1440

beban dengan Rpm

beban dengan Rpm

Beban

Puta

ran

Grafik diatas menunjukkan hubungan anatara beban denga putaran pada mesin berbanding terbalik. Hal tersebut diakibatkan oleh beban yang naik sehingga output juga akan naik sehingga arus eksitasi juga besar. Karena arus eksistasi yang besar maka fluks yang dihasilkan juga besar sehingga fluks tersebur akan membebani rotor sehingga putaran motor turun.

Grafik hubungan anatara beban dengan arus medan

Page 19: BAB IV Generator 3 Phase

0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.30

20

40

60

80

100

120

140

160

beban dengan arus medan

beban dengan arus medan

Arus Medan

Beba

n

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara beban dengan arus medan adalah

berbanding lurus. Hal tersebut diakibatkan karena karena semakin bertambahnya

beban maka akan mengurangi tegangan sedangkan arus outputan harus besar

sehingga dibutuhkan arus medan yang besar untuk mendapatkan arus keluaran

yang besar.

Grafik hubungan antara beban dengan I jaringan

70 80 90 100 110 120 130 140 150 1600

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

beban dengan I jaringan

beban dengan I jaringan

Beban

Arus

Jarin

gan

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara beban dengan arus jaringan berbanding lurus.. Hal ini sesuai dengan rumus P = 3 V I cos . apabila beban yang diberikan semakin besar maka semakin besar pula arus jaringan yang dihasikan tetapi tegangan mengalami penurunan

Arus medan dengan putaran

Page 20: BAB IV Generator 3 Phase

0.64 0.641300

1320

1340

1360

1380

1400

1420

1440

Im vs RPM

Im vs RPM

Arus medan

RPM

Grafik diatas menunjukkan bahwa hubungan antara arus medan dengan RPM

berbanding terbalik. Berdasarkan teori yang ada apabila semakin besar arus yang

masuk ke kumparan medan maka putaran dari motor akan menurun. Hal ini

dikarenakan jika arus medan semakin besar maka maka medan magnet yang

ditabrak oleh kumparan jangkar juga semakin banyak sehingga putaran motor akan

menurun.

f. Generator berbeban lampu TL + Pijar tanpa kapasitor

No V I cos φ RPM Frekuensi P F hitungan % eror1 185 0,34 0,5 1447 52 31,45 48,2 7,81%2 175 0,59 0,4 1423 51 41,3 47,4 7,52%

Grafik hubungan antara beban dengan tegangan

Page 21: BAB IV Generator 3 Phase

70 80 90 100 110 120 130 140 150 160170

172

174

176

178

180

182

184

186

beban dengan tegangan

beban dengan tegangan

Beban

Tega

ngan

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara beban dengan tegangan adalah terbalik.Hal Dimana apabila beban naik maka tegangan akan turun. Hal ini disebabkan akibat daya output yang besar sehingga akan menyebabkan drop voltage, dimana apabila beban naik maka tegangan akan turun sehingga arus eksitasi juga besar.

Grafik Hubungan antara beban dengan putaran

70 80 90 100 110 120 130 140 150 1601410

1415

1420

1425

1430

1435

1440

1445

1450

beban dengan putaran

beban dengan putaran

Beban

RPM

Grafik diatas menunjukkan hubungan anatara beban denga putaran pada mesin berbanding terbalik. Hal tersebut diakibatkan oleh beban yang naik sehingga output juga akan naik sehingga arus eksitasi juga besar. Karena arus eksistasi

Page 22: BAB IV Generator 3 Phase

yang besar maka fluks yang dihasilkan juga besar sehingga fluks tersebur akan membebani rotor sehingga putaran motor turun.

Grafik hubungan anatara beban dengan arus medan

70 80 90 100 110 120 130 140 150 1600

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

beban dengan arus medan

beban dengan arus medan

Beban

Arus

med

an

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara beban dengan arus medan adalah

berbanding lurus. Hal tersebut diakibatkan karena karena semakin bertambahnya

beban maka akan mengurangi tegangan sedangkan arus outputan harus besar

sehingga dibutuhkan arus medan yang besar untuk mendapatkan arus keluaran

yang besar.

Grafik hubungan antara beban dengan I jaringan

70 80 90 100 110 120 130 140 150 1600

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

beban dengan I jaringan

beban dengan I jaringan

Beban

Arus

jarin

gan

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara beban dengan arus jaringan berbanding lurus.. Hal ini sesuai dengan rumus P = 3 V I cos . apabila beban

Page 23: BAB IV Generator 3 Phase

yang diberikan semakin besar maka semakin besar pula arus jaringan yang dihasikan tetapi tegangan mengalami penurunan

Beban dengan frekuensi

0.64 0.641410

1415

1420

1425

1430

1435

1440

1445

1450

Im vs RPM

Im vs RPM

Arus medan

RPM

Grafik diatas menunjukkan bahwa hubungan antara arus medan dengan RPM

berbanding terbalik. Berdasarkan teori yang ada apabila semakin besar arus yang

masuk ke kumparan medan maka putaran dari motor akan menurun. Hal ini

dikarenakan jika arus medan semakin besar maka maka medan magnet yang

ditabrak oleh kumparan jangkar juga semakin banyak sehingga putaran motor akan

menurun.

g. Beban Tak Berimbang

Beban RO SO TO IR IS IT RPMR S T80 120 160 200 195 192 0,29 0,44 0,59 1426120 160 80 195 190 195 0,45 0,58 0,29 1426160 80 120 195 193 190 0,6 0,28 0,44 1428

Beban dengan IT

Page 24: BAB IV Generator 3 Phase

160 80 1200

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

Beban vs IT

Beban vs IT

Beban

IT

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa ketika beban tak berimbang maka arus pada phase T juga akan fluktuatif. Saat beban 160 watt maka IT bernilai 0,59. Saat beban 80 watt maka IT bernilai 0,29. Saat beban 120 watt maka IT bernilai 0,44.

Beban dengan IS

120 160 800

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

Beban vs IS

Beban vs IS

Beban

IS

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa ketika beban tak berimbang maka arus pada phase S juga akan fluktuatif. Saat beban 120 watt maka IS bernilai 0,44. Saat beban 160 watt maka IS bernilai 0,58. Saat beban 80 watt maka IT bernilai 0,28.

Beban dengan IR

Page 25: BAB IV Generator 3 Phase

80 120 1600

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

Beban vs IR

Beban vs IR

Beban

IR

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa ketika beban tak berimbang maka arus pada phase R juga akan fluktuatif. Saat beban 80 watt maka IR bernilai 0,29. Saat beban 120 watt maka IR bernilai 0,45. Saat beban 160 watt maka IR bernilai 0,6.

Tegangan dengan IT

0.59 0.29 0.44187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

IT vs V

IT vs V

IT

V

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa ketika IT bernilai 0,59 maka tegangan bernilai 192V. Saat IT bernilai 0,29 maka tegangan bernilai 195V. Saat IT bernilai 0,44 maka tegangan bernilai 190V.

Tegangan dengan IS

Page 26: BAB IV Generator 3 Phase

0.44 0.58 0.28186

188

190

192

194

196

198

200

IS vs V

IS vs V

IS

V

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa ketika IS bernilai 0,44 maka tegangan bernilai 195V. Saat IS bernilai 0,58 maka tegangan bernilai 190V. Saat IS bernilai 0,28 maka tegangan bernilai 198V.

Tegangan dengan IR

0.29 0.45 0.6192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

IR vs V

IR vs V

IR

V

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa ketika IR bernilai 0,29 maka tegangan bernilai 200V. Saat IR bernilai 0,45 maka tegangan bernilai 195V. Saat IR bernilai 0,6 maka tegangan bernilai 195V.

4.3. PEMBAHASAN

1. Pada saat generator berbeban nol, apabila arus dinaikkan maka tegangan akan naik. Hal ini disebabkan oleh

Page 27: BAB IV Generator 3 Phase

2. Pada Lampu pijar bahwa terjadi beban semakin tinggi maka nilai daya semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan rumus P = 3 V I cos Φ.

3. Kondensator adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Nama lain dari kondensator adalah kapasitor. Fungsi dari kapasitor adalah sebagai filter (penyaring) dalam rangkaian Power Supply, sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian antena ataupun dalam rangkaian lainnya, sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain, menghilangkan loncatan api (bouncing) bila saklar dari beban di pasang, menghemat daya listrik, meredam Noise, dan lain sebagainya. Sedangkan fungsi kapasitor yang diparalel dengan beban dapat membuat daya kapasitif untuk memperbaiki nilai cos ϕ atau faktor daya.

4. Dengan penambahan beban dapat mempengaruhi putaran dan arus exitasi. Yaittu beban semakin tinggi maka putaran semakin rendah dan arusnya semakin tinggi. Hal ini seperti dalam percobaan lampu TL dengan kapasitor.

5. Dengan menggunakan kapasitor peningkatan tegangan semakin tinggi. Karena kapasitor dapat menyimpan arus sehingga tegangannya menjadi lebih tinggi.

6. Penambahan beban pada generator dapat mempengaruhi putaran pada generator dan peningkatan pada daya. Seperti pada Grafik Daya – Beban. Hal ini sesuai dengan rumus P = 3 V I cos Φ.

7. Dalam pengamatan grafik 4.6 Grafik Im - Tegangan. Dimana, pada grafik tersebut terjadi perbedaan arah grafik. Yang mungkin disebabkan karena faktor pengamatan pada waktu pengambilan data.

Page 28: BAB IV Generator 3 Phase