BAB IV dan V oke
-
Upload
reza-nazarsyah -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
description
Transcript of BAB IV dan V oke
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Pengamatan dan Hasil Pengolahan Data
Tabel 4.1 Data Variasi Laju Alir
No. Laju Alir (L/menit)I II III IV V
1 0,063 0,169 0,536 1,02 1,432 0,056 0,165 0,517 1,02 1,463 0,062 0,164 0,531 1,00 1,464 0,062 0,181 0,522 1,02 1,435 0,060 0,172 0,526 1,00 1,43
Rata-rata 0,061 0,170 0,526 1,01 1,44
Tabel 4.2 Waktu Tinggal Limbah di dalam ReaktorI II III IV V
Laju Alir (L/menit) 0,061 0,170 0,526 1,01 1,44
Waktu Tinggal (jam) 13,4 4,8 1,6 0,8 0,6
Tabel 4.3 Degradasi Kandungan Organik dalam Limbah pada Waktu Tinggal 1,6 jam.
Waktu Uji (jam) COD (mg/L) Amoniak (mg/L) Nitrat-N (mg/L)0 35,2 0,12 2,21224 32 0,08 2,19648 30 0,08 2,08372 24 0,05 2,06796 22,4 0,02 1,762120 16 0,01 1,682144 18 0,01 1,601168 18 0,01 1,296
4.2. Pembahasan
4.2.1. Penetapan Laju Alir Reaktor Trickling Filter
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa variasi dari laju alir umpan untuk
reaktor trickling filter dengan 5 kali pengulangan menggunakan pompa
27
28
submersible. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan laju alir ideal untuk
penggunaan reaktor yang dibuat. Dari data di atas didapat laju alir yang
ideal adalah III yaitu 0,526 L/menit dengan waktu tinggal selama 1,6 jam.
Hal ini disebabkan karena laju alir pada I dan II terlalu lambat sehingga
umpan tidak dapat terdistribusi secara optimal di dalam reaktor, sedangkan
laju alir IV dan V terlalu cepat sehingga waktu tinggal limbah untuk
terdegradasi terlalu cepat yaitu 0,8 dan 0,6 jam. Selain itu, banyak air
limbah yang terbuang ke luar melalui pinggiran reaktor karena laju alir yang
terlalu cepat sehingga sangat tidak efektif.
4.2.2. Hubungan COD dengan Waktu Degradasi Limbah
Chemical Oxygen Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia
(KOK) merupakan jumlah miligram oksigen (mg O2) yang dibutuhkan
untuk mengosidasi zat-zat organik yang terkandung di dalam 1 liter sampel
air. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat
organik yang dapat terdegradasi secara biologis serta senyawa-senyawa
anorganik yang tidak dapat terdegrdasi secara biologis keduanya
mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air (Sihaloho, 2008).
Dalam penelitian ini, dilakukan analisa penurunan kadar COD dalam
sampel dengan hasil seperti yang terlihat pada Gambar 4.1.
29
Gambar 4.1 Hubungan COD terhadap waktu degradasi limbah
Dari Gambar 4.1 menunjukkan bahwa semakin lama waktu tinggal
limbah maka semakin besar COD yang terdegradasi. Hal ini dapat dilihat
bahwa pada waktu degradasi limbah 0; 24; 48; 72; 96; 120; 144; dan 168
jam diperoleh COD berturut-turut yaitu 35,2; 32; 30; 24; 22,4; 16; 18; dan
18 mg/L. Konsentrasi COD outlet cenderung lebih kecil dibandingkan
dengan konsentrasi COD inlet, hal ini disebabkan karena terjadi proses
degradasi khususnya bahan organik pada air limbah. Banyaknya bakteri
pada biofilter berpengaruh pada banyaknya bahan organik yang terdegradasi
(Isnadina dan Herumurti, 2012).
Penelitian ini memiliki efisiensi trickling filter dalam penurunan COD
sebesar 50%.Hal ini disebabkan karena aliran air umpan kurang merata pada
seluruh permukaan media filter dan distributor yang tertutup oleh ampas
limbah, dan kemungkinan reaksi nitrifikasi dan denitrifikasi tidak
berlangsung secara seimbang.
4.2.3. Hubungan Amoniak dengan Waktu Degradasi Limbah
Amoniak (NH3) adalah gas atau cairan tak berwarna yang merupakan
kontaminan yang umum di tanah maupun air limbah. Konsentrasi amoniak
dalam air limbah dapat bervariasi dari 5 hingga 1.000 mg/L. Amoniak yang
terlarut di dalam air tidak dapat diuapkan dan dapat menyebabkan masalah
lingkungan yang serius (Ekasari, 2013). Dalam penelitian ini, dilakukan
analisa penurunan kadar amoniak dalam sampel dengan hasil seperti yang
terlihat pada Gambar 4.2.
30
Gambar 4.2 Hubungan Amoniak terhadap waktu degradasi limbah
Dari Gambar 4.2 menunjukkan bahwa semakin lama waktu tinggal
limbah maka semakin besar Amoniak yang terdegradasi. Hal ini dapat
dilihat bahwa pada waktu degradasi limbah 0; 24; 48; 72; 96; 120; 144; dan
168 jam diperoleh Amoniak berturut-turut yaitu 0,12; 0,08; 0,08; 0,05; 0,02;
0,01; 0,01; dan 0,01 mg/L. Hal ini disebabkan karena terjadi proses
nitrifikasi dimana NH3 akan terdegradasi dengan memanfaatkan oksigen
oleh bakteri nirifier sehingga kadar limbah NH3 menurun seiring
berjalannya waktu (Sudaryanto dan Suherman, 2008). Konsentrasi amoniak
outlet konstan pada waktu tinggal 120; 144; 168 jam di angka 0,01 mg/L,
dikarenakan reaktor trickling filter telah bekerja secara optimum dalam
mendegradasi kadar amoniak dalam air limbah.
4.2.4. Hubungan Nitrat dengan Waktu Degradasi Limbah
Nitrat (NO3-) adalah bentuk senyawa utama nitrogen di dalam air
permukaan dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan
alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Nitrat
merupakan salah satu parameter pencemar yang berasal dari limbah
domestik (Sudaryanto dan Suherman, 2008). Dalam penelitian ini,
31
dilakukan analisa penurunan kadar amoniak dalam sampel dengan hasil
seperti yang terlihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Hubungan Nitrat terhadap waktu degradasi limbah
Dari Gambar 4.3 menunjukkan bahwa semakin lama waktu tinggal
limbah maka semakin besar Nitrat yang terdegradasi. Hal ini dapat dilihat
bahwa pada waktu degradasi limbah 0; 24; 48; 72; 96; 120; 144; dan 168
jam diperoleh Nitrat berturut-turut yaitu 2,212; 2,196; 2,083; 2,067; 1,762;
1,682; 1,601; dan 1,296 mg/L. Hal ini disebabkan karena terjadi proses
denitrifikasi di mana NO3 akan terdegradasi dengan bantuan
mikroorganisme sehingga kadar NO3 didalam limbah domestik menurun
menjadi gas nitrogen (Nugroho, 2005).
32
4.2.5. Hubungan Efisiensi Reaktor dengan Parameter Uji
Gambar 4.4 Hubungan Efisiensi Reaktor terhadap Parameter Uji
Dari Gambar 4.4 menunjukkan bahwa efisiensi reaktor paling tinggi
adalah degradasi amoniak yaitu 91,67%. Sedangkan efisiensi reaktor dalam
mendegradasi COD dan Nitrat adalah 48,96% dan 41,41%. Hal ini
disebabkan karena didalam reaktor terjadi reaksi nitrifikasi dimana NH3
akan bereaksi dengan gas oksigen terdegradasi dengan bantuan
mikroorganisme sehingga kadar NH3 didalam limbah domestik menurun
dan meningkatkan efisiensi reaktor (Sudaryanto dan Suherman, 2008).
33
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Laju alir sampel optimal yang diperoleh dalam penelitian adalah 0,526
L/menit.
2. Waktu tinggal sampel optimal yang diperoleh dalam penelitian adalah 1,6
jam.
3. Pada waktu degradasi limbah 0; 24; 48; 72; 96; 120; 144; dan 168 jam
diperoleh kadar COD dalam sampel berturut-turut yaitu 35,2; 32; 30; 24;
22,4; 16; 18; dan 18 mg/L.
4. Pada waktu degradasi limbah 0; 24; 48; 72; 96; 120; 144; dan 168 jam
diperoleh kadar Amoniak dalam sampel berturut-turut yaitu 0,12; 0,08; 0,08;
0,05; 0,02; 0,01; 0,01; dan 0,01 mg/L.
5. Pada waktu degradasi limbah 0; 24; 48; 72; 96; 120; 144; dan 168 jam
diperoleh kadar Nitrat dalam sampel berturut-turut yaitu 2,212; 2,196; 2,083;
2,067; 1,762; 1,682; 1,601; dan 1,296 mg/L.
6. Efisiensi reaktor dalam mendegradasi Amoniak adalah sebesar 91,67% , COD
48,96% serta Nitrat sebesar 41,41% pada laju alir optimal penelitian ini
(0,526 L/menit).
5.2 Saran
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan dampak positif dalam
pengembangan teknologi Trickling Filter yang ada di Indonesia serta dapat
dilanjutkan dengan cara memvariasikan beberapa variabel yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas dalam penelitian yang berhubungan dengan degradasi
limbah kota.
33