BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN -...
Transcript of BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN -...
57
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Diskripsi Subjek Penelitian
Identitas responden yang turut dikumpulkan
datanya meliputi: status kepegawaian, umur, masa,
kerja, dan tingkat pendidikan. Berikut ini distribusi
responden menurut identitasnya.
4.1.1 Distribusi Penelitian menurut Status Kepe-
gawaian
Distribusi responden yang menjadi subjek pene-
litian menurut status kepegawaian terlihat dalam
Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Distribusi Subyek Penelitian Menurut Status
Kepegawaian
Sumber: Data Primer diolah 2011
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa
subjek penelitian ini terbanyak pada kelompok guru
No Status Kepegawaian Frekuensi Prosentase
1 Guru Tetap 18 23,08
2 Guru Tidak Tetap 35 44,87
3 Kep. Sek Difinitif 2 2,56
4 Kep. Sek yang ditunjuk 23 29,49
Jumlah 78 100%
58
tidak tetap, yaitu 44,87% sedangkan status kepega-
waian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi
yang paling sedikit yaitu 2,56%. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa distribusi status kepegawaian
guru TK/RA dI UPTD Pendidikan Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang masih banyak guru
dengan status tidak tetap, kebanyakan yang menjadi
kepala sekolah karena ditunjuk bukan kepala sekolah
difinitif.
4.1.2 Distribusi Subjek Penelitian menurut Kelom-
pok Umur
Distribusi responden yang menjadi subjek pene-
litian menurut kelompok umur terlihat dalam Tabel
4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Distribusi Subyek Penelitian menurut
Kelompok Umur
Sumber: Data Primer diolah 2011]
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa
subyek penelitian ini terbanyak pada kelompok umur
20 - 29, yaitu 55,13% sedangkan kelompok umur 50
No Kelompok Umur Frekuensi Prosentase
1 20 - 29 43 55,13
2 30 - 39 23 29,49
3 40 - 49 10 12,82
4 50 - 59 1 1,28
5 >59 1 1,28
Jumlah 78 100%
59
– 59 dan kelompok umur >59 mempunyai presentasi
yang paling sedikit yaitu 1,28%. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa distribusi kelompok umur
guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang relatif masih berusia
produktif dan berpotensi.
4.1.3 Distribusi Subyek Penelitian menurut Masa
Kerja
Distribusi responden yang menjadi subjek pene-
litian menurut masa kerja terlihat dalam Tabel 4.3
berikut ini
Tabel 4.3 Distribusi Subyek Penelitian menurut Masa Kerja
Sumber: Data Primer diolah 2011
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa
subjek penelitian ini terbanyak memiliki masa kerja 5
– 9 tahun, yaitu sebesa 34,62% sedangkan masa kerja
20 – 24 tahun dan masa kerja >24 tahun mempunyai
presentasi yang paling sedikit yaitu 6,41%. Dengan
No Kelompok Umur Frekuensi Prosentase
1 <5 Tahun 22 28,21
2 5 – 9 Tahun 27 34,62
3 10 – 14 Tahun 10 12,82
4 15 – 19 Tahun 9 11,54
5 20 – 24 Tahun 5 6,41
6 >24 Tahun 5 6,41
Jumlah 78 100%
60
demikian dapat diketahui bahwa distribusi masa kerja
guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang memiliki masa kerja
yang cukup dengan pengalaman mengajar mayoritas
lebih dari 5 tahun.
4.1.4 Distribusi Subjek Penelitian menurut Tingkat
Pendidikan
Distribusi responden yang menjadi subjek pene-
litian menurut masa kerja terlihat dalam Tabel 4.4
berikut ini.
Tabel 4.4 Distribusi Subyek Penelitian menurut
Tingkat Pendidikan
Sumber: Data Primer diolah 2011
bahwa subjek penelitian ini terbanyak tingkat
pendidikannya adalah SLTA/SPG yaitu sebesar
41,02% sedangkan yang memiliki ijasah DII/PGTK dan
Sarjana/S1 mempunyai presentasi yang paling sedikit
yaitu 11,54%. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa distribusi tingkat pendidikan guru TK/RA di
UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten
No Status Kepegawaian Frekuensi Prosentase
1 SLTA / SPG 32 41,02
2 D II / PGTK 28 35,90
3 D II / PGSD 9 11,54
4 Sarjana / S 1 9 11,54
Jumlah 78 100%
61
Semarang masih banyak yang belum memiliki kualifi-
kasi ijasah sarjana/SI.
4.2 Analisis Validitas Item dan Reliabilitas
Instrumen yang telah diujicobakan dan diguna-
kan untuk pengumpulan data penelitian dilakukan
pengujian validitas dan reliabilitasnya sebelum dianali-
sis lebih lanjut. Hasil uji validitas item menggunakan
Corrected Item Total Correlation Coeffecient dengan
bantuan SPSS versi 16. Hasilnya secara lengkap
terdapat dalam lampiran dan secara ringkas terlihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.5 Hasil Uji Validas dan Reliabilitas Tahap Uji Coba
Variabel Supervisi
Item r Validitas Item r Validitas Suprvs1 0,668 Valid Suprvs14 593 Valid Suprvs2 0,363 Valid Suprvs15 598 Valid Suprvs3 0,566 Valid Suprvs16 0,618 Valid Suprvs4 0,345 Valid Suprvs17 0,710 Valid Suprvs5 0,526 Valid Suprvs18 0,664 Valid Suprvs6 0,554 Valid Suprvs19 0,704 Valid Suprvs7 0,580 Valid Suprvs20 0,532 Valid Suprvs8 0,643 Valid Suprvs21 0,801 Valid Suprvs9 0,664 Valid Suprvs22 0,804 Valid
Suprvs10 0,549 Valid Suprvs23 0,775 Valid Suprvs11 0,749 Valid Suprvs24 0,710 Valid Suprvs12 0,693 Valid Suprvs25 0,649 Valid Suprvs13 0,606 Valid
Alpha Cronbach’s 0,943 Sumber: Data Primer diolah 2011
Pada Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa
ada 25 item indikator empirik untuk variabel super-
62
visi. Dari 25 indikator tersebut semua nilai r lebih
besar dari 0,30. Dengan demikian semua item dinya-
takan valid dan dapat digunakan untuk analisis selan-
jutnya.
Tabel 4.6 Hasil Uji Hasil Uji Validas dan Reliabilitas
Tahap Uji Coba Variabel Motivasi Kerja
Item r Validitas Item r Validitas Motvs 1 0,692 Valid Motvs 9 0,527 Valid Motvs2 0,764 Valid Motvs10 0,593 Valid Motvs3 0,721 Valid Motvs11 0,482 Valid Motvs4 0,626 Valid Motvs12 0,495 Valid Motvs5 0,586 Valid Motvs13 0,568 Valid Motvs6 0,520 Valid Motvs14 0,577 Valid Motvs7 0,385 Valid Motvs15 0,542 Valid Motvs8 0,655 Valid Motvs16 0,619 Valid
Alpha Cronbach’s 0,907 Sumber: Data Primer diolah 2011
Pada Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa
ada 16 item indikator emperik untuk variabel motivasi.
Dari 16 indikator tersebut semua nilai r lebih besar
dari 0,30. Dengan demikian semua item dinyatakan
valid dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
63
Tabel 4.7 Hasil Uji Validas dan Reliabilitas Tahap Uji Coba
Variabel kinerja
Item r Validitas Item r Validitas Kinrj1 0,708 Valid Kinrj 14 0,569 Valid Kinrj 2 0,440 Valid Kinrj 15 0,622 Valid Kinr j3 0,706 Valid Kinrj16 0,618 Valid Kinrj 4 0,501 Valid Kinrj 17 0,573 Valid Kinrj 5 0,407 Valid Kinrj18 0,637 Valid Kinrj 6 0,625 Valid Kinrj 19 0,749 Valid Kinrj 7 0,656 Valid Kinrj20 0,663 Valid Kinrj 8 0,642 Valid Kinrj 21 0,668 Valid Kinrj 9 0,526 Valid Kinrj22 0,612 Valid
Kinrj 10 0,618 Valid Kinrj 23 0,608 Valid Kinrj11 0,621 Valid Kinrj24 0,671 Valid Kinrj 12 0,679 Valid Kinrj 25 0,687 Valid Kinrj13 0,515 Valid
Alpha Cronbach’s 0,941 Sumber: Data Primer diolah 2011
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas 14 item dari nilai
r indikator empirik untuk variabel motivasi, semua
item lebih besar dari 0,30. Dengan demikian semua
item dinyatakan valid dan dapat dipergunakan untuk
analisis berikutnya. Hasil uji reliabilitas dengan meto-
de Cronbach Alpha dengan bantuan program SPSS
versi 16 secara ringkas hasilnya nampak pada tabel
berikut.
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas
Sumber: Data Primer diolah 2011
Konsep Alpha Katagori
Supervisi 0,943 Sangat Baik
Motivasi Kerja 0,907 Sangat Baik
Kinerja 0,941 Sangat Baik
64
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat diketahui
bahwa hasil uji reliabilitas pada konsep supervisi
menghasilkan nilai alpha sebesar 0,943 yang berarti
nilai tersebut berada pada katagori sangat baik.
Dengan demikian instrumen tersebut reliabel. Nilai
alpha pada konsep motivasi kerja sebesar 0,907 yang
berarti nilai tersebut berada pada kategori sangat baik.
Dengan demikian konsep motivasi kinerja dinyatakan
reliabel. Sedangkan konsep kinerja menghasilkan nilai
alpha sebesar 0,941 yang berarti nilai tersebut berada
pada katagori sangat baik. Dengan demikian konsep
kinerja dinyatakan reliabel.
4.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Hasil analisis diskriptif yang dibantu dengan
program SPSS versi 16 secara lengkap akan dibahas
pada uraian berikut.
4.3.1 Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel
Supervisi
Variabel supervisi memiliki 25 item pertanyaan.
Tiap item pertanyaan memiliki skor tertinggi 5 dan
terendah 1. Hasil pengukuran variabel supervisi kepa-
la sekolah di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang dalam 5 interval dapat ditampil-
kan pada Tabel 4.9 berikut ini.
65
Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Variabel Supervisi
Sumber: Data Primer diolah 2011
Berdasarkan data pada Tabel 4.9 diketahui
bahwa distribusi frekuensi supervisi guru TK/RA
UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang terbanyak pada katagori sedang atau pada
rentang skor 92-97dengan prosentasi 34,62%, diikuti
oleh katagori rendah yaitu 25,64% dengan rentang
skor 86-91 sedangkan kategori sangat rendah yaitu
pada rentang 80-85 dengan prosentasi sebesar 0%.
Selain itu, pada Tabel 4.9 dapat diketahui pula
bahwa mean variabel supervisi guru TK/RA di
Kecamatan Bandungan sebesar 92,35 berada pada
katagori sedang, dengan standar deviasi sebesar
7,966. Skor minimum sebesar 89, skor maksimum
sebesar 105. Berdasarkan nilai rata-rata dapat dikata-
kan bahwa supervisi kepala sekolah guru TK/RA di
Katagori Range Skor Frekuensif
Prosentasi %
Sangat tinggi 104 -109 16 20,51 Tinggi 98 - 103 15 19,23
Sedang 92 - 97 27 34,62 Rendah 86 - 91 20 25,64
Sangat Rendah 80 - 85 0 0 Jumlah 78 100%
Mean 92,35 Standar Deviasi 7,966 Maximum 105 Minimum 89 N 78
66
Kecamatan Bandungan dalam katagori sedang, sehing-
ga masih perlu peningkatan lagi.
4.3.2 Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel
Motivasi
Variabel motivasi kerja memiliki 16 item perta-
nyaan. Tiap item pertanyaan memiliki scor tertinggi 5
dan terendah 1. Hasil pengukuran variabel motivasi
kerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang dalam 5 interval
dapat ditampilkan pada tabel 4.11 berikut ini.
Tabel 4.10
Hasil Pengukuran Variabel Motivasi
Sumber: Data Primer diolah 2011
Berdasarkan data pada tabel 4.10 diketahui
bahwa distribusi frekuensi motivasi kerja guru TK/RA
UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang terbanyak pada katagori rendah atau pada
rentang skor 54-57 dengan prosentasi 39,74%, diikuti
oleh katagori tinggi yaitu 32,05% dengan rentang skor
Katagori Range Skor Frekuensi Prosentasi Sangat tinggi 66 - 70 0 0
Tinggi 62 - 65 25 32,05 Sedang 58 - 61 22 28,21 Rendah 54 - 57 31 39,74
Sangat rendah 50 - 53 0 0 Jumlah 78 100%
Mean 55,923 Standar Deviasi 7,5002 Maximum 64 Minimum 58 N 78
67
62 - 65 sedangkan katagori sangat rendah dan sangat
tinggi yaitu pada rentang 80 – 85 dengan prosentasi
sebesar 0%.
Selain itu, pada Tabel 4.10 dapat diketahui pula
bahwa mean variabel motivasi kerja guru TK/RA di
Kecamatan Bandungan sebesar 55,923 berada pada
katagori rendah, dengan standar deviasi sebesar
7,5002. Skor minimum sebesar 58, skor maksimum
sebesar 64. Berdasarkan nilai rata-rata dapat dikata-
kan bahwa motivasi kerja guru TK/RA di Kecamatan
Bandungan dalam kategori rendah, sehingga sangat
perlu peningkatan lagi.
4.3.2 Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel
Kinerja
Hasil deskriptif pengukuran variabel kinerja
berdasarkan nilai rata-rata setelah diolah dengan
program SPSS Versi 16 hasilnya pada Tabel 4.11
sebagai berikut.
68
Tabel 4.11 Hasil Pengukuran Variabel Kinerja
Sumber: Data Primer diolah 2011
Berdasarkan data pada Tabel 4.11 diketahui
bahwa distribusi frekuensi kinerja guru TK/RA UPTD
Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang terbanyak pada katagori sedang atau pada
rentang skor 92-97 dengan prosentasi 41,03%, diikuti
oleh katagori tinggi yaitu 35,90% dengan rentang skor
98-103 sedangkan kategori sangat rendah pada
rentang 80-85 dengan prosentasi sebesar 0%.
Selain itu, pada Tabel 4.11 dapat diketahui pula
bahwa mean variabel kinerja guru TK/RA di Kecamat-
an Bandungan sebesar 92,97 berada pada kategori
sedang, dengan standar deviasi sebesar 7,504. Skor
minimum sebesar 89, skor maksimum sebesar 105.
Berdasarkan nilai rata-rata dapat dikatakan bahwa
motivasi kerja guru TK/RA di Kecamatan Bandungan
dalam katagori sedang, sehingga sangat perlu pening-
katan lagi. Hasil analisis diskriptif tersebut juga mem-
Katagori Range Skor Frekuensi Prosentasi Sangat Tinggi 104 -109 12 15,38
Tinggi 98 - 103 28 35,90
Sedang 92 - 97 32 41,03 Rendah 86 - 91 6 7,69
Sangat rendah 80 - 85 0 0
Jumlah 78 100% Mean 92,97 Standar Deviasi 7,504 Maximum 105 Minimum 89 N 78
69
berikan makna bahwa masih terdapat guru mendapat
perhatian dalam peningkatan kinerjanya.
4.4 Uji Korelasi antar Variabel
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui
adanya hubungan antar variabel penelitian. Perhitung-
an dilakukan dengan bantuan program SPSS,17,00 for
windows. Hasilnya secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran dn secara ringkas nampak pada Tabel 4.14
berikut.
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Korelasi
Kinerja Motivasi Supervisi
Kendall’s tau b
Kinerja Correlation Coefficient Sig.(1-tailed) N
1.000 .
78
-.055 .247
78
-.038 .327 76
Motivasi
Correlation Coefficient Sig.(1-tailed) N
-.055 .247
78
1.000 .
78
.069
.199 76
Supervisi
Correlation Coefficient Sig.(1-tailed) N
-.038 .327 76
.069
.199 76
1.000 .
76
Sumber: Data Primer diolah, 2011
Berdasarkan perhitungan korelasi sebagaimana
tercantum dalam Tabel 4.12 di atas, dapat dilihat
bahwa koefisien korelasi antara motivasi dengan kiner-
ja sebesar -0,055 dengan p=0,247 pada tingkat signi-
fikansi 1%. Korelasi yang dihasilkan berada pada kate-
70
gori sangat rendah (tidak berkorelasi) karena berada di
bawah 0,000 atau kurang dari 0,000. Nilai r negatif,
hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
dan tidak signifikan antara komponen motivasi
dengan kinerja.
Dari tabel diketahui juga bahwa koofisien kore-
lasi antara supervisi dengan kinerja -0,038 dengan
p=0,327 pada tingkat signifikansi 1%. Korelasi yang
dihasilkan berada pada katagori sangat rendah (tidak
berkorelasi) karena berada di bawah 0,000 atau
kurang dari 0,000. Nilai r negatif, hal ini menunjukan
bahwa tidak terdapat hubungan dan tidak signifikan
antara komponen supervisi dengan kinerja.
4.5 Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil uji korelasi diperoleh bahwa
komponen kinerja tidak memiliki korelasi dan tidak
signifikan dengan komponen motivasi kerja dan super-
visi. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan meng-
gunakan analisa regresi berganda untuk mengetahui
pengaruh supervisi baik sendiri –sendiri maupun
bersama-sama terhadap motivasi dan kinerja.
4.5.1 Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh
Supervisi terhadap Motivasi dan Kinerja
Pengujian hippotesis untuk untuk mengetahui
pengaruh supervisi terhadap motivasi dan kinerja
secara sendiri-sendiri dilakukan dengan melihat hasil
71
perhitungan uji t regresi linear berganda. Hasil perhi-
tungan analisis regresi berganda antara variabel
supervisi dengan kinerja dan motivasi yang dilakukan
dengan bantuan program SPSS 17,00 for windows
secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.13
Hasil Perhitungan Uji t Regresi Linear Berganda
a. ependent Variable: Kinerja
Sumber: Data primer diolah, 2011
Berdasarkan hasil uji t regresi berganda sebagai-
ana tersaji dalam Tabel 4.13 dapat diketahui koefisien
regresi variabel motivasi sebesar -0,19 dengan nilai
thitung sebesar -0,272 lebih kecil dari t-tabel yang
nilainya sebesar 1,992 dan p-value sebesar 0,787.
Penentuan ttabel dicari pada = 5% :2 =2,5%(uji 2 sisi)
dengan derajad kebebasan (df) 75 (n-k=1=78-2-1).
Karena hasil thitung dalam uji regresi motivasi lebih
kecil dari t-tabel dan memiliki p-value 0,787 yang lebih
besar dari 0,05 maka pengaruhnya dinyatakan tidak
signifikan, sehingga dalam penelitian ini Ho diterima
dan H1 ditolak yang menyatakan bahwa tidak ada
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig B Std Error Beta
1 (Constan) Motivasi
Supervisi
3.541 -.019 .071
.451
.070
.071
-.032 .077
7.826 -272 .660
.000
.787
.511
72
pengaruh positif dan signifikan motivasi terhadap
kinerja guru. Hal ini mengandung arti bahwa pening-
katan motivasi guru tidak akan meningkatkan kinerja
guru. Arah pengaruh negatif sebesar -0,19 yang berarti
bahwa jika variabel independen lainnya nilainya tetap
dan variabel motivasi mengalami kenaikan sebesar
1%, maka kompetensi kinerja guru tidak akan meng-
alami kenaikan.
Selanjutnya koefisien regresi supervisi sebesar
0,071 dengan nilai thitung 0,660 lebih kecil dari
t-tabel yang nilainnya sebesar 1,992 dan p-value
sebesar 0,787. Penentuan ttabel dicari pada = 5% :2
=2,5%(uji 2 sisi) dengan derajad kebebasan (df) 75 (n-
k=1=78-2-1). Karena hasil thitung dalam uji regresi
motivasi lebih kecil dari ttabel dan memiliki p-value
0,511 yang lebih besar dari 0,05 maka pengaruhnya
dinyatakan tidak signifikan, sehingga dalam penelitian
ini Ho diterima dan H1 ditolak yang menyatakan
bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan
supervisi terhadap kinerja guru. Hal ini mengandung
arti bahwa peningkatan supervisi guru tidak akan
meningkatkan kinerja guru. Arah pengaruh negatif
sebesar -0,32 yang berarti bahwa jika variabel inde-
penden lainnya nilainya tetap dan variabel supervisi
mengalami kenaikan sebesar 1%, maka kompetensi
kinerja guru tidak akan mengalami kenaikan.
Pengujian hipotesis untuk mengetahui signifi-
kansi pengaruh variabel bebas secara bersama-sama
terhadap variabel terikat dilakukan dengan uji F atau
73
Anova. Hasil analisis regresi linear berganda dengan
bantuan SPSS, 17,00 for windows untuk uji F atau
Anova sebagai berikut:
Tabel 4.14
Hasil Perhitungan Uji F (Anova) Regresi Linear Berganda
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression Residual
Total
.039 5.895 5.934
2 73 75
.020
.081 .244 .784(a)
a. Predictors: (Contant),Supervisi,Motivasi
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data primer diolah, 2011
Berdasarkan hasil uji F (Anova) dalam Tabel
4.14 di atas, diperoleh nila F-hitung supervisi dan
motivasi sebesar 0,244 lebih kecil dari F-tabel sebesar
3,968 dan p-value sebesar 0,784. F-tabel diperoleh
dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, =5%
df 75(n-k-1). Karena besarnya F-hitung lebih kecil dari
F-tabel dan besarnya p-value 0,244 lebih besar dari =
0,05 maka nilai tersebut dinyatakan tidak signifikan,
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
kinerja. Dapat dikatakan bahwa secara bersama-sama
supervisi dan motivasi tidak berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap kinerja guru. Dengan demi-
kian dalam penelitian ini Ho diterima dan menolak H1
yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif
74
dan tidak signifikan motivasi dan supervisi secara
bersama-sama terhadap kinerja guru. Hal ini berarti
bahwa kenaikan pemberian motivasi dan supervisi
secara bersama-sama tidak akan memberikan pening-
katan kinerja guru.
Dari kedua variabel yang dimasukan dalam
model regresi,berdasarkan nilai konstanta dan koefi-
sien regresi berganda yang diperoleh dapat dibuat
persamaan regresi untuk pengaruh motivasi dan
supervisi secara bersama-sama terhadap kinerja guru
sebagaiberikut:
Y= 3,541+ (-0,19) X1 + 0,071 X2
Konstanta sebesar 3,541 mengandung arti
bahwa jika supervisi (X1) dan motivasi (X2) nilainya
adalah 0 maka kinerja guru nilainya adalah 3,541.
Analisis determinasi digunakan untuk mengeta-
hui protentasesumbangan variabel independen (super-
visi dan motivasi) secara serentak terhadap variabel
dependen (kinerja). Hasil analisis determinasi yang
dapat diperoleh dari uji regresi linier berganda dari
tabel Model Summary dapat disajikan pada tabel
berikut:
75
Tabel 4.15 Hasil Analisis Determinasi Regresi Linier Berganda
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .081(a) .007 -.021 .28416
a. Predictors: (Constant),Supervisi, Motivasi
b. Dependen Variable: Kinerja
Sumber : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan hasil analisis determinasipada uji
regresi berganda sebagaimana tampak pada Tabel 4.15
dapat diketahui bahwa nilai sebesar -0,021 yang ber-
arti bahwa -2,1% kinerja guru tidak dapat dijelaskan
oleh variabel supervisi dan motivasi secara bersa-
ma,102,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya seper-
ti masa kerja, tingkat pendidikan, ketersediaan sarana
dan prasarana pendidikan.
4.5.2 Uji Regresi Berganda Menggunakan Variabel
Moderating
Uji regresi dengan menggunakan Variabel
Moderating dilakukan dengan cara uji interaksi atau
yang dikenal dengan nama Moderated Regresion
Analysis (MRA). Dalam uji ini menggunakan variabel
supervisi dan motivasi sebagai variabel moderating
pengaruh antara supervisi dan motivasi terhadap
kinerja guru. Kedua variabel independen bersama di-
masukan dalam regresi dan diuji dengan variabel
moderating atau yang merupakan interaksi (perkalian)
76
antara motivasi dengan kinerja dan supervisi dengan
kinerja.
Dilakukan analisis regresi berganda dengan
motivasi dan supervisi sebagai variabel moderating.
Regresi dilakukan dengan memasukan interaksi atau
perkalian antara variabel supervisi dengan motivasi.
Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.16 Hasil Uji Anova Regresi Berganda
Dengan Variabel Moderating
Model Sum of Squares
df Mean Squares
F Sig
1 Regression
Residual Total
.039 5.895 5.934
2 73 75
.020
.081 .244 .784(a)
a. Predictor: (Constant),Supervisi, Motivasi
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data primer diolah, 2011
Berdasarkan uji Anova (Uji F) dengan menggu-
nakan variabel moderating sebagaimana tampak pada
Tabel 4.16 diperolah F-hitung sebesar 0,240 dengan
nilai signifikan 0,784. Karena signifikansinya berada di
atas 0,05 maka model regresinya tidak dapat - untuk
memprediksi kinerja. Hal ini berarti bahwa variabel
supervisi dan variabel motivasi (moderat 1 dan mode-
rat 2) ternyata secara bersama-sama tidak mempe-
ngaruhi kinerja guru.
77
Hasil regresi berganda menggunakan moderating
menghasilkan koefisien regresi sebagai berikut.
Tabel 4.17
Hasil Regresi Interaksi Supervisi dengan Motivasi Sebagai Moderating Terhadap Kinerja Guru
a.Dependent Variabel: Kinerja
Sumber: Data primer diolah, 2011
Dari dua variabel independen yang dimasukan
dalam regresi berganda ditambah variabel moderat 1
dan moderat 2 dalam uji t diperoleh koefisien regresi
variabel motivasi sebesar -.0,019 dengan tingkat
signifikan 0,787. Koefisien regresi variabel supervisi
sebesar 0,071 dengan tingkat signifikan 0,511.
Karena nilai signifikansi kedua variabel tersebut
lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan kedua
variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap kinerja
guru. Dengan demikian dalam penelitian ini menerima
Ho dan menolak H1. Hipotesis yang menyatakan
bahwa motivasi merupakan variabel moderating dan
supervisi terhadapat kinerja guru tidak dapat diterima.
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig
B Std. Error
Beta
1 (Constant)
Motivasi
Supervisi
3.541
-.019 .071
.453
.071
.107
-.032 .077
7.826 -.272 .660
.000
.787
.511
78
Dengan demikian dalam uji regresi berganda ini
menunjukan bahwa kompetensi kinerja guru tidak
dapat dijelaskan oleh variabel supervisi dan motivasi
secara bersama 102,1% dijelaskan oleh faktor-faktor
lainnya seperti masa kerja, tingkat pendidikan, keter-
sediaan sarana dan prasarana pendidikan dan faktor
lain di luar model.
4.6 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan analisis regresi dan uji hipotesis
yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa hipotesis
1, 2, dan 3 terbukti secara statistik. Berikut ini pem-
bahasan yang dapat diuraikan terhadap hasil uji
hipoteisis dalam penelitian ini.
4.6.1 Pengaruh Supervisi terhadap Kinerja Guru
Hipotesis penelitian pertama yang diajukan
dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif dan
signifikan antara supervisi dengan kinerja guru. Ber-
dasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan diperoleh
hasil bahwa Ho diterima dan menolak H1. Dengan
demikian supervisi tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja guru TK/RA di Kecamatan
Bandungan. Hal ini mengandung arti bahwa diberi
supervisi maupun tidak diberi supervisi, tidak berpe-
ngaruh terhadap kinerja guru.
Berdasarkan analisis diskriptif variabel supervisi
nampak bahwa guru TK/RA di Kecamatan Bandungan
79
terbanyak pada katagori sedang. Hal ini dapat dikata-
kan bahwa pemberian supervisi kepada guru TK/RA di
Kecamatan Bandungan tidak berpengaruh terhadap
kinerja guru.
Temuan dalam penelitian ini yang menyatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara supervisi dengan kinerja guru. Hal ini tidak
sejalan dengan pendapat Mulyasa (2007) bahwa ke-
berhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara
lain dapat ditunjukkan oleh: (1) meningkatnya kesa-
daran tenaga kependidikan (guru) untuk meningkat-
kan kinerjanya, (2) meningkatnya keterampilan tenaga
kependidikan (guru) dalam melaksanakan tugasnya.
Hasil uji hipotesis yang menyatakan bahwa tidak
ada pengaruh positif dan signifikan supervisi dengan
kinerja guru memiliki makna bahwa pemberian super-
visi kepada guru tidak dapat meningkatkan kinerja
guru. Dengan demikian implimasi yang dapat dilaku-
kan adalah peningkatan pemberian supervisi karena
berdasarkan analisis diskriptif terbanyak masih pada
katagori sedang dan peningkatan kinerja guru melalui
faktor lain misalnya diklat.
4.6.2 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru
Hipotesis penelitian yang diajukan dalam peneli-
tian ini adalah ada pengaruh positif dan signifikan
antara motivasi dengan kinerja guru. Berdasarkan
hasil uji hipotesis yang dilakukan diperoleh hasil
80
bahwa Ho diterima dan menolak H1. Dengan demikian
motivasi tidak berpengaruh positif dan signifikan ter-
hadap kinerja guru TK/RA di Kecamatan Bandungan.
Hal ini mengandung arti bahwa pemberian motivasi
tidak berpengaruh terhadap kinerja guru.
Berdasarkan analisis diskriptif variabel motivasi
nampak bahwa guru TK/RA di Kecamatan Bandungan
terbanyak pada katagori sedang. Hal ini dapat dikata-
kan bahwa pemberian supervisi kepada guru TK/RA di
Kecamatan Bndungan tidak berpengaruh terhadap
kinerja guru.
Temuan dalam penelitian ini yang menyatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara motivasi dengan kinerja guru. Hal ini tidak
sejalan dengan pendapat Mulyasa (2007) bahwa ke-
berhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara
lain dapat ditunjukkan oleh: (1) meningkatnya kesa-
daran tenaga kependidikan (guru) untuk meningkat-
kan kinerjanya, (2) meningkatnya keterampilan tenaga
kependidikan (guru) dalam melaksanakan tugasnya.
Hasil uji hipotesis yang menyatakan bahwa tidak
ada pengaruh positif dan signifikan motivasi dengan
kinerja guru memiliki makna bahwa pemberian super-
visi kepada guru tidak dapat meningkatkan kinerja
guru. Dengan demikian implimasi yang dapat dilaku-
kan adalah peningkatan pemberian motivasi karena
berdasarkan analisis diskriptif terbanyak masih pada
81
katagori sedang dan peningkata kinerja guru melalui
faktor lain misalnya diklat.
4.6.3 Pengaruh Supervisi dan Motivasi terhadap
Kinerja Guru
Arikunta (2005) mengatakan bahwa peningkatan
Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini
adalah ada pengaruh positif dan signifikan antara
supervisi dan motivasi secara bersama-sama terhadap
kinerja guru. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang
dilakukan diperoleh hasil bahwa Ho diterima dan
menolak H1. Dengan demikian supervisi dan motivasi
secara bersama-sama tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja guru TK/RA di Kecamatan
Bandungan. Hal ini mengandung arti bahwa pening-
katan pemberian supervisi dan motivasi secara ber-
sama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja guru.
Analisis diskriptif menunjukkan bahwa supervisi
di Kecamatan Bandungan terbanyak pada kategori
sedang. Hal ini karena motivasi kerjanya dalam kate-
gori rendah, sedangkan kinerjanya terbanyak pada
katagori sedang. Tidak adanya pengaruh supervisi dan
motivasi terhadap kinerja guru ini dimungkinkan ada
pengaruh atau faktor lain yang mempengaruhi dan
membentuk kinerja guru. Hal ini sejalan dengan
pendapat yang dikemukakan oleh kinerja guru TK,
dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya faktor
82
tentang supervisi kepala TK dan motivasi kinerja guru
TK.
Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini membe-
rikan makna bahwa rendahnya supervisi dan motivasi
dapat menyebabkan rendahnya pula kinerja guru.
Implimentasinya meningkatkan pemberian supervisi
dan motivasi agar kinerja guru TK/RA di Kecamatan
Bandu ngan juga meningkat.
4.6.4 Peran Variabel Moderating Supervisi dan
Motivasi terhadap Kinerja Guru
Hasil moderator regresi analsysis (MRA) menun-
jukkan bahwa interaksi supervisi dengan kinerja, dan
supervisi dengan kinerja keduanya tidak signifikan
(signifikansi t ≥ 0,05). Koefisien β tidak signifikan
menunjukan bahwa supervisi dan motivasi merupakan
variabel moderating terhadap kinerja. Adanya peran
supervisi dan supervisi sebagai variabel moderating
mengidentifikasi bahwa pengaruh supervisi dan
motivasi rendah kinerja guru juga rendah. Semakin
rendah supervisi dan motivasi kerja ,semakin rendah
pula kinerja guru.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menun-
jukkan bahwa pengaruh supervisi dan motivasi terha-
dap kinerja guru dapat berperan sebagai variabel
moderating pengaruh supervisi dan motivasi terhadap
kinerja guru. Hal ini disebabkan supervisi dan moti-
vasi kepala sekolah yang rendah atau jarang diberikan
akan menjadikan kinerja guru juga rendah. Hal ini
83
sejalan dengan pendapat Torrence (1981) dalam
Mudjiati (2009) yang menyatakan bahwa untuk dapat
melakukan semua proses kreatifitas itu diperlukan
adanya dorongan atau drive dari lingkungan yang
didasari oleh potensi kreatif yang telah ada dalam
individu. Proses kreatifitas ini dapat juga mencakup
kegiatan dalam mengikuti diklat maupun supervisi.
Juga sejalan dengan pendapat Hamalik (2001) yang
menyatakan bahwa kemampuan kerja seseorang di-
pengaruhi oleh motivasi yang adadalam dirinya.
Pembuktian model MRA menempatkan supervisi
dan motivasi sebagai moderating dalam pengaruh
kinerja guru. Hal ini bermakna penting bagi pengelola
pendidikan dalam penentuan upaya meningkatkan
kinerja guru dengan tidak hanya peningkatan super-
visi dan motivasi saja tetapi dengan peningkatan ke-
ikutsertaan guru dalam diklat,memberikan dorongan,
kesempatan guru, dan penghargaan guru dalam me-
laksanakan tugasnya.