BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN -...

27
   57  BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Diskripsi Subjek Penelitian Identitas responden yang turut dikumpulkan datanya meliputi: status kepegawaian, umur, masa, kerja, dan tingkat pendidikan. Berikut ini distribusi responden menurut identitasnya. 4.1.1 Distribusi Penelitian menurut Status Kepe- gawaian Distribusi responden yang menjadi subjek pene- litian menurut status kepegawaian terlihat dalam Tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Distribusi Subyek Penelitian Menurut Status Kepegawaian Sumber: Data Primer diolah 2011 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa subjek penelitian ini terbanyak pada kelompok guru No Status Kepegawaian Frekuensi Prosentase 1 Guru Tetap 18 23,08 2 Guru Tidak Tetap 35 44,87 3 Kep. Sek Difinitif 2 2,56 4 Kep. Sek yang ditunjuk 23 29,49 Jumlah 78 100%

Transcript of BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN -...

Page 1: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

 

 

 

57  

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Diskripsi Subjek Penelitian

Identitas responden yang turut dikumpulkan

datanya meliputi: status kepegawaian, umur, masa,

kerja, dan tingkat pendidikan. Berikut ini distribusi

responden menurut identitasnya.

4.1.1 Distribusi Penelitian menurut Status Kepe-

gawaian

Distribusi responden yang menjadi subjek pene-

litian menurut status kepegawaian terlihat dalam

Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Distribusi Subyek Penelitian Menurut Status

Kepegawaian

Sumber: Data Primer diolah 2011

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa

subjek penelitian ini terbanyak pada kelompok guru

No Status Kepegawaian Frekuensi Prosentase

1 Guru Tetap 18 23,08

2 Guru Tidak Tetap 35 44,87

3 Kep. Sek Difinitif 2 2,56

4 Kep. Sek yang ditunjuk 23 29,49

Jumlah 78 100%

Page 2: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

58

tidak tetap, yaitu 44,87% sedangkan status kepega-

waian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi

yang paling sedikit yaitu 2,56%. Dengan demikian

dapat diketahui bahwa distribusi status kepegawaian

guru TK/RA dI UPTD Pendidikan Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang masih banyak guru

dengan status tidak tetap, kebanyakan yang menjadi

kepala sekolah karena ditunjuk bukan kepala sekolah

difinitif.

4.1.2 Distribusi Subjek Penelitian menurut Kelom-

pok Umur

Distribusi responden yang menjadi subjek pene-

litian menurut kelompok umur terlihat dalam Tabel

4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Distribusi Subyek Penelitian menurut

Kelompok Umur

Sumber: Data Primer diolah 2011]

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa

subyek penelitian ini terbanyak pada kelompok umur

20 - 29, yaitu 55,13% sedangkan kelompok umur 50

No Kelompok Umur Frekuensi Prosentase

1 20 - 29 43 55,13

2 30 - 39 23 29,49

3 40 - 49 10 12,82

4 50 - 59 1 1,28

5 >59 1 1,28

Jumlah 78 100%

Page 3: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

 

 

 

59  

– 59 dan kelompok umur >59 mempunyai presentasi

yang paling sedikit yaitu 1,28%. Dengan demikian

dapat diketahui bahwa distribusi kelompok umur

guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang relatif masih berusia

produktif dan berpotensi.

4.1.3 Distribusi Subyek Penelitian menurut Masa

Kerja

Distribusi responden yang menjadi subjek pene-

litian menurut masa kerja terlihat dalam Tabel 4.3

berikut ini

Tabel 4.3 Distribusi Subyek Penelitian menurut Masa Kerja

Sumber: Data Primer diolah 2011

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa

subjek penelitian ini terbanyak memiliki masa kerja 5

– 9 tahun, yaitu sebesa 34,62% sedangkan masa kerja

20 – 24 tahun dan masa kerja >24 tahun mempunyai

presentasi yang paling sedikit yaitu 6,41%. Dengan

No Kelompok Umur Frekuensi Prosentase

1 <5 Tahun 22 28,21

2 5 – 9 Tahun 27 34,62

3 10 – 14 Tahun 10 12,82

4 15 – 19 Tahun 9 11,54

5 20 – 24 Tahun 5 6,41

6 >24 Tahun 5 6,41

Jumlah 78 100%

Page 4: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

60

demikian dapat diketahui bahwa distribusi masa kerja

guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang memiliki masa kerja

yang cukup dengan pengalaman mengajar mayoritas

lebih dari 5 tahun.

4.1.4 Distribusi Subjek Penelitian menurut Tingkat

Pendidikan

Distribusi responden yang menjadi subjek pene-

litian menurut masa kerja terlihat dalam Tabel 4.4

berikut ini.

Tabel 4.4 Distribusi Subyek Penelitian menurut

Tingkat Pendidikan

Sumber: Data Primer diolah 2011

bahwa subjek penelitian ini terbanyak tingkat

pendidikannya adalah SLTA/SPG yaitu sebesar

41,02% sedangkan yang memiliki ijasah DII/PGTK dan

Sarjana/S1 mempunyai presentasi yang paling sedikit

yaitu 11,54%. Dengan demikian dapat diketahui

bahwa distribusi tingkat pendidikan guru TK/RA di

UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten

No Status Kepegawaian Frekuensi Prosentase

1 SLTA / SPG 32 41,02

2 D II / PGTK 28 35,90

3 D II / PGSD 9 11,54

4 Sarjana / S 1 9 11,54

Jumlah 78 100%

Page 5: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

 

 

 

61  

Semarang masih banyak yang belum memiliki kualifi-

kasi ijasah sarjana/SI.

4.2 Analisis Validitas Item dan Reliabilitas

Instrumen yang telah diujicobakan dan diguna-

kan untuk pengumpulan data penelitian dilakukan

pengujian validitas dan reliabilitasnya sebelum dianali-

sis lebih lanjut. Hasil uji validitas item menggunakan

Corrected Item Total Correlation Coeffecient dengan

bantuan SPSS versi 16. Hasilnya secara lengkap

terdapat dalam lampiran dan secara ringkas terlihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Hasil Uji Validas dan Reliabilitas Tahap Uji Coba

Variabel Supervisi

Item r Validitas Item r Validitas Suprvs1 0,668 Valid Suprvs14 593 Valid Suprvs2 0,363 Valid Suprvs15 598 Valid Suprvs3 0,566 Valid Suprvs16 0,618 Valid Suprvs4 0,345 Valid Suprvs17 0,710 Valid Suprvs5 0,526 Valid Suprvs18 0,664 Valid Suprvs6 0,554 Valid Suprvs19 0,704 Valid Suprvs7 0,580 Valid Suprvs20 0,532 Valid Suprvs8 0,643 Valid Suprvs21 0,801 Valid Suprvs9 0,664 Valid Suprvs22 0,804 Valid

Suprvs10 0,549 Valid Suprvs23 0,775 Valid Suprvs11 0,749 Valid Suprvs24 0,710 Valid Suprvs12 0,693 Valid Suprvs25 0,649 Valid Suprvs13 0,606 Valid

Alpha Cronbach’s 0,943 Sumber: Data Primer diolah 2011

Pada Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa

ada 25 item indikator empirik untuk variabel super-

Page 6: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

62

visi. Dari 25 indikator tersebut semua nilai r lebih

besar dari 0,30. Dengan demikian semua item dinya-

takan valid dan dapat digunakan untuk analisis selan-

jutnya.

Tabel 4.6 Hasil Uji Hasil Uji Validas dan Reliabilitas

Tahap Uji Coba Variabel Motivasi Kerja

Item r Validitas Item r Validitas Motvs 1 0,692 Valid Motvs 9 0,527 Valid Motvs2 0,764 Valid Motvs10 0,593 Valid Motvs3 0,721 Valid Motvs11 0,482 Valid Motvs4 0,626 Valid Motvs12 0,495 Valid Motvs5 0,586 Valid Motvs13 0,568 Valid Motvs6 0,520 Valid Motvs14 0,577 Valid Motvs7 0,385 Valid Motvs15 0,542 Valid Motvs8 0,655 Valid Motvs16 0,619 Valid

Alpha Cronbach’s 0,907 Sumber: Data Primer diolah 2011

Pada Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa

ada 16 item indikator emperik untuk variabel motivasi.

Dari 16 indikator tersebut semua nilai r lebih besar

dari 0,30. Dengan demikian semua item dinyatakan

valid dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

Page 7: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

 

 

 

63  

Tabel 4.7 Hasil Uji Validas dan Reliabilitas Tahap Uji Coba

Variabel kinerja

Item r Validitas Item r Validitas Kinrj1 0,708 Valid Kinrj 14 0,569 Valid Kinrj 2 0,440 Valid Kinrj 15 0,622 Valid Kinr j3 0,706 Valid Kinrj16 0,618 Valid Kinrj 4 0,501 Valid Kinrj 17 0,573 Valid Kinrj 5 0,407 Valid Kinrj18 0,637 Valid Kinrj 6 0,625 Valid Kinrj 19 0,749 Valid Kinrj 7 0,656 Valid Kinrj20 0,663 Valid Kinrj 8 0,642 Valid Kinrj 21 0,668 Valid Kinrj 9 0,526 Valid Kinrj22 0,612 Valid

Kinrj 10 0,618 Valid Kinrj 23 0,608 Valid Kinrj11 0,621 Valid Kinrj24 0,671 Valid Kinrj 12 0,679 Valid Kinrj 25 0,687 Valid Kinrj13 0,515 Valid

Alpha Cronbach’s 0,941 Sumber: Data Primer diolah 2011

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas 14 item dari nilai

r indikator empirik untuk variabel motivasi, semua

item lebih besar dari 0,30. Dengan demikian semua

item dinyatakan valid dan dapat dipergunakan untuk

analisis berikutnya. Hasil uji reliabilitas dengan meto-

de Cronbach Alpha dengan bantuan program SPSS

versi 16 secara ringkas hasilnya nampak pada tabel

berikut.

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas

Sumber: Data Primer diolah 2011

Konsep Alpha Katagori

Supervisi 0,943 Sangat Baik

Motivasi Kerja 0,907 Sangat Baik

Kinerja 0,941 Sangat Baik

Page 8: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

64

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat diketahui

bahwa hasil uji reliabilitas pada konsep supervisi

menghasilkan nilai alpha sebesar 0,943 yang berarti

nilai tersebut berada pada katagori sangat baik.

Dengan demikian instrumen tersebut reliabel. Nilai

alpha pada konsep motivasi kerja sebesar 0,907 yang

berarti nilai tersebut berada pada kategori sangat baik.

Dengan demikian konsep motivasi kinerja dinyatakan

reliabel. Sedangkan konsep kinerja menghasilkan nilai

alpha sebesar 0,941 yang berarti nilai tersebut berada

pada katagori sangat baik. Dengan demikian konsep

kinerja dinyatakan reliabel.

4.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Hasil analisis diskriptif yang dibantu dengan

program SPSS versi 16 secara lengkap akan dibahas

pada uraian berikut.

4.3.1 Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel

Supervisi

Variabel supervisi memiliki 25 item pertanyaan.

Tiap item pertanyaan memiliki skor tertinggi 5 dan

terendah 1. Hasil pengukuran variabel supervisi kepa-

la sekolah di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan

Kabupaten Semarang dalam 5 interval dapat ditampil-

kan pada Tabel 4.9 berikut ini.

Page 9: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

 

 

 

65  

Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Variabel Supervisi

Sumber: Data Primer diolah 2011

Berdasarkan data pada Tabel 4.9 diketahui

bahwa distribusi frekuensi supervisi guru TK/RA

UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten

Semarang terbanyak pada katagori sedang atau pada

rentang skor 92-97dengan prosentasi 34,62%, diikuti

oleh katagori rendah yaitu 25,64% dengan rentang

skor 86-91 sedangkan kategori sangat rendah yaitu

pada rentang 80-85 dengan prosentasi sebesar 0%.

Selain itu, pada Tabel 4.9 dapat diketahui pula

bahwa mean variabel supervisi guru TK/RA di

Kecamatan Bandungan sebesar 92,35 berada pada

katagori sedang, dengan standar deviasi sebesar

7,966. Skor minimum sebesar 89, skor maksimum

sebesar 105. Berdasarkan nilai rata-rata dapat dikata-

kan bahwa supervisi kepala sekolah guru TK/RA di

Katagori Range Skor Frekuensif

Prosentasi %

Sangat tinggi 104 -109 16 20,51 Tinggi 98 - 103 15 19,23

Sedang 92 - 97 27 34,62 Rendah 86 - 91 20 25,64

Sangat Rendah 80 - 85 0 0 Jumlah 78 100%

Mean 92,35 Standar Deviasi 7,966 Maximum 105 Minimum 89 N 78

Page 10: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

66

Kecamatan Bandungan dalam katagori sedang, sehing-

ga masih perlu peningkatan lagi.

4.3.2 Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel

Motivasi

Variabel motivasi kerja memiliki 16 item perta-

nyaan. Tiap item pertanyaan memiliki scor tertinggi 5

dan terendah 1. Hasil pengukuran variabel motivasi

kerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang dalam 5 interval

dapat ditampilkan pada tabel 4.11 berikut ini.

Tabel 4.10

Hasil Pengukuran Variabel Motivasi

Sumber: Data Primer diolah 2011

Berdasarkan data pada tabel 4.10 diketahui

bahwa distribusi frekuensi motivasi kerja guru TK/RA

UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten

Semarang terbanyak pada katagori rendah atau pada

rentang skor 54-57 dengan prosentasi 39,74%, diikuti

oleh katagori tinggi yaitu 32,05% dengan rentang skor

Katagori Range Skor Frekuensi Prosentasi Sangat tinggi 66 - 70 0 0

Tinggi 62 - 65 25 32,05 Sedang 58 - 61 22 28,21 Rendah 54 - 57 31 39,74

Sangat rendah 50 - 53 0 0 Jumlah 78 100%

Mean 55,923 Standar Deviasi 7,5002 Maximum 64 Minimum 58 N 78

Page 11: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

 

 

 

67  

62 - 65 sedangkan katagori sangat rendah dan sangat

tinggi yaitu pada rentang 80 – 85 dengan prosentasi

sebesar 0%.

Selain itu, pada Tabel 4.10 dapat diketahui pula

bahwa mean variabel motivasi kerja guru TK/RA di

Kecamatan Bandungan sebesar 55,923 berada pada

katagori rendah, dengan standar deviasi sebesar

7,5002. Skor minimum sebesar 58, skor maksimum

sebesar 64. Berdasarkan nilai rata-rata dapat dikata-

kan bahwa motivasi kerja guru TK/RA di Kecamatan

Bandungan dalam kategori rendah, sehingga sangat

perlu peningkatan lagi.

4.3.2 Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel

Kinerja

Hasil deskriptif pengukuran variabel kinerja

berdasarkan nilai rata-rata setelah diolah dengan

program SPSS Versi 16 hasilnya pada Tabel 4.11

sebagai berikut.

Page 12: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

68

Tabel 4.11 Hasil Pengukuran Variabel Kinerja

Sumber: Data Primer diolah 2011

Berdasarkan data pada Tabel 4.11 diketahui

bahwa distribusi frekuensi kinerja guru TK/RA UPTD

Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten

Semarang terbanyak pada katagori sedang atau pada

rentang skor 92-97 dengan prosentasi 41,03%, diikuti

oleh katagori tinggi yaitu 35,90% dengan rentang skor

98-103 sedangkan kategori sangat rendah pada

rentang 80-85 dengan prosentasi sebesar 0%.

Selain itu, pada Tabel 4.11 dapat diketahui pula

bahwa mean variabel kinerja guru TK/RA di Kecamat-

an Bandungan sebesar 92,97 berada pada kategori

sedang, dengan standar deviasi sebesar 7,504. Skor

minimum sebesar 89, skor maksimum sebesar 105.

Berdasarkan nilai rata-rata dapat dikatakan bahwa

motivasi kerja guru TK/RA di Kecamatan Bandungan

dalam katagori sedang, sehingga sangat perlu pening-

katan lagi. Hasil analisis diskriptif tersebut juga mem-

Katagori Range Skor Frekuensi Prosentasi Sangat Tinggi 104 -109 12 15,38

Tinggi 98 - 103 28 35,90

Sedang 92 - 97 32 41,03 Rendah 86 - 91 6 7,69

Sangat rendah 80 - 85 0 0

Jumlah 78 100% Mean 92,97 Standar Deviasi 7,504 Maximum 105 Minimum 89 N 78

Page 13: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

 

 

 

69  

berikan makna bahwa masih terdapat guru mendapat

perhatian dalam peningkatan kinerjanya.

4.4 Uji Korelasi antar Variabel

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui

adanya hubungan antar variabel penelitian. Perhitung-

an dilakukan dengan bantuan program SPSS,17,00 for

windows. Hasilnya secara lengkap dapat dilihat pada

lampiran dn secara ringkas nampak pada Tabel 4.14

berikut.

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Korelasi

Kinerja Motivasi Supervisi

Kendall’s tau b

Kinerja Correlation Coefficient Sig.(1-tailed) N

1.000 .

78

-.055 .247

78

-.038 .327 76

Motivasi

Correlation Coefficient Sig.(1-tailed) N

-.055 .247

78

1.000 .

78

.069

.199 76

Supervisi

Correlation Coefficient Sig.(1-tailed) N

-.038 .327 76

.069

.199 76

1.000 .

76

Sumber: Data Primer diolah, 2011

Berdasarkan perhitungan korelasi sebagaimana

tercantum dalam Tabel 4.12 di atas, dapat dilihat

bahwa koefisien korelasi antara motivasi dengan kiner-

ja sebesar -0,055 dengan p=0,247 pada tingkat signi-

fikansi 1%. Korelasi yang dihasilkan berada pada kate-

Page 14: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

70

gori sangat rendah (tidak berkorelasi) karena berada di

bawah 0,000 atau kurang dari 0,000. Nilai r negatif,

hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan

dan tidak signifikan antara komponen motivasi

dengan kinerja.

Dari tabel diketahui juga bahwa koofisien kore-

lasi antara supervisi dengan kinerja -0,038 dengan

p=0,327 pada tingkat signifikansi 1%. Korelasi yang

dihasilkan berada pada katagori sangat rendah (tidak

berkorelasi) karena berada di bawah 0,000 atau

kurang dari 0,000. Nilai r negatif, hal ini menunjukan

bahwa tidak terdapat hubungan dan tidak signifikan

antara komponen supervisi dengan kinerja.

4.5 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil uji korelasi diperoleh bahwa

komponen kinerja tidak memiliki korelasi dan tidak

signifikan dengan komponen motivasi kerja dan super-

visi. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan meng-

gunakan analisa regresi berganda untuk mengetahui

pengaruh supervisi baik sendiri –sendiri maupun

bersama-sama terhadap motivasi dan kinerja.

4.5.1 Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh

Supervisi terhadap Motivasi dan Kinerja

Pengujian hippotesis untuk untuk mengetahui

pengaruh supervisi terhadap motivasi dan kinerja

secara sendiri-sendiri dilakukan dengan melihat hasil

Page 15: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

 

 

 

71  

perhitungan uji t regresi linear berganda. Hasil perhi-

tungan analisis regresi berganda antara variabel

supervisi dengan kinerja dan motivasi yang dilakukan

dengan bantuan program SPSS 17,00 for windows

secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.13

Hasil Perhitungan Uji t Regresi Linear Berganda

a. ependent Variable: Kinerja

Sumber: Data primer diolah, 2011

Berdasarkan hasil uji t regresi berganda sebagai-

ana tersaji dalam Tabel 4.13 dapat diketahui koefisien

regresi variabel motivasi sebesar -0,19 dengan nilai

thitung sebesar -0,272 lebih kecil dari t-tabel yang

nilainya sebesar 1,992 dan p-value sebesar 0,787.

Penentuan ttabel dicari pada = 5% :2 =2,5%(uji 2 sisi)

dengan derajad kebebasan (df) 75 (n-k=1=78-2-1).

Karena hasil thitung dalam uji regresi motivasi lebih

kecil dari t-tabel dan memiliki p-value 0,787 yang lebih

besar dari 0,05 maka pengaruhnya dinyatakan tidak

signifikan, sehingga dalam penelitian ini Ho diterima

dan H1 ditolak yang menyatakan bahwa tidak ada

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig B Std Error Beta

1 (Constan) Motivasi

Supervisi

3.541 -.019 .071

.451

.070

.071

-.032 .077

7.826 -272 .660

.000

.787

.511

Page 16: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

72

pengaruh positif dan signifikan motivasi terhadap

kinerja guru. Hal ini mengandung arti bahwa pening-

katan motivasi guru tidak akan meningkatkan kinerja

guru. Arah pengaruh negatif sebesar -0,19 yang berarti

bahwa jika variabel independen lainnya nilainya tetap

dan variabel motivasi mengalami kenaikan sebesar

1%, maka kompetensi kinerja guru tidak akan meng-

alami kenaikan.

Selanjutnya koefisien regresi supervisi sebesar

0,071 dengan nilai thitung 0,660 lebih kecil dari

t-tabel yang nilainnya sebesar 1,992 dan p-value

sebesar 0,787. Penentuan ttabel dicari pada = 5% :2

=2,5%(uji 2 sisi) dengan derajad kebebasan (df) 75 (n-

k=1=78-2-1). Karena hasil thitung dalam uji regresi

motivasi lebih kecil dari ttabel dan memiliki p-value

0,511 yang lebih besar dari 0,05 maka pengaruhnya

dinyatakan tidak signifikan, sehingga dalam penelitian

ini Ho diterima dan H1 ditolak yang menyatakan

bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan

supervisi terhadap kinerja guru. Hal ini mengandung

arti bahwa peningkatan supervisi guru tidak akan

meningkatkan kinerja guru. Arah pengaruh negatif

sebesar -0,32 yang berarti bahwa jika variabel inde-

penden lainnya nilainya tetap dan variabel supervisi

mengalami kenaikan sebesar 1%, maka kompetensi

kinerja guru tidak akan mengalami kenaikan.

Pengujian hipotesis untuk mengetahui signifi-

kansi pengaruh variabel bebas secara bersama-sama

terhadap variabel terikat dilakukan dengan uji F atau

Page 17: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

 

 

 

73  

Anova. Hasil analisis regresi linear berganda dengan

bantuan SPSS, 17,00 for windows untuk uji F atau

Anova sebagai berikut:

Tabel 4.14

Hasil Perhitungan Uji F (Anova) Regresi Linear Berganda

Model Sum of Squares

df Mean Square

F Sig.

1 Regression Residual

Total

.039 5.895 5.934

2 73 75

.020

.081 .244 .784(a)

a. Predictors: (Contant),Supervisi,Motivasi

b. Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Data primer diolah, 2011

Berdasarkan hasil uji F (Anova) dalam Tabel

4.14 di atas, diperoleh nila F-hitung supervisi dan

motivasi sebesar 0,244 lebih kecil dari F-tabel sebesar

3,968 dan p-value sebesar 0,784. F-tabel diperoleh

dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, =5%

df 75(n-k-1). Karena besarnya F-hitung lebih kecil dari

F-tabel dan besarnya p-value 0,244 lebih besar dari =

0,05 maka nilai tersebut dinyatakan tidak signifikan,

model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

kinerja. Dapat dikatakan bahwa secara bersama-sama

supervisi dan motivasi tidak berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap kinerja guru. Dengan demi-

kian dalam penelitian ini Ho diterima dan menolak H1

yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif

Page 18: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

74

dan tidak signifikan motivasi dan supervisi secara

bersama-sama terhadap kinerja guru. Hal ini berarti

bahwa kenaikan pemberian motivasi dan supervisi

secara bersama-sama tidak akan memberikan pening-

katan kinerja guru.

Dari kedua variabel yang dimasukan dalam

model regresi,berdasarkan nilai konstanta dan koefi-

sien regresi berganda yang diperoleh dapat dibuat

persamaan regresi untuk pengaruh motivasi dan

supervisi secara bersama-sama terhadap kinerja guru

sebagaiberikut:

Y= 3,541+ (-0,19) X1 + 0,071 X2

Konstanta sebesar 3,541 mengandung arti

bahwa jika supervisi (X1) dan motivasi (X2) nilainya

adalah 0 maka kinerja guru nilainya adalah 3,541.

Analisis determinasi digunakan untuk mengeta-

hui protentasesumbangan variabel independen (super-

visi dan motivasi) secara serentak terhadap variabel

dependen (kinerja). Hasil analisis determinasi yang

dapat diperoleh dari uji regresi linier berganda dari

tabel Model Summary dapat disajikan pada tabel

berikut:

Page 19: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

 

 

 

75  

Tabel 4.15 Hasil Analisis Determinasi Regresi Linier Berganda

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .081(a) .007 -.021 .28416

a. Predictors: (Constant),Supervisi, Motivasi

b. Dependen Variable: Kinerja

Sumber : Data primer diolah, 2011

Berdasarkan hasil analisis determinasipada uji

regresi berganda sebagaimana tampak pada Tabel 4.15

dapat diketahui bahwa nilai sebesar -0,021 yang ber-

arti bahwa -2,1% kinerja guru tidak dapat dijelaskan

oleh variabel supervisi dan motivasi secara bersa-

ma,102,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya seper-

ti masa kerja, tingkat pendidikan, ketersediaan sarana

dan prasarana pendidikan.

4.5.2 Uji Regresi Berganda Menggunakan Variabel

Moderating

Uji regresi dengan menggunakan Variabel

Moderating dilakukan dengan cara uji interaksi atau

yang dikenal dengan nama Moderated Regresion

Analysis (MRA). Dalam uji ini menggunakan variabel

supervisi dan motivasi sebagai variabel moderating

pengaruh antara supervisi dan motivasi terhadap

kinerja guru. Kedua variabel independen bersama di-

masukan dalam regresi dan diuji dengan variabel

moderating atau yang merupakan interaksi (perkalian)

Page 20: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

76

antara motivasi dengan kinerja dan supervisi dengan

kinerja.

Dilakukan analisis regresi berganda dengan

motivasi dan supervisi sebagai variabel moderating.

Regresi dilakukan dengan memasukan interaksi atau

perkalian antara variabel supervisi dengan motivasi.

Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.16 Hasil Uji Anova Regresi Berganda

Dengan Variabel Moderating

Model Sum of Squares

df Mean Squares

F Sig

1 Regression

Residual Total

.039 5.895 5.934

2 73 75

.020

.081 .244 .784(a)

a. Predictor: (Constant),Supervisi, Motivasi

b. Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Data primer diolah, 2011

Berdasarkan uji Anova (Uji F) dengan menggu-

nakan variabel moderating sebagaimana tampak pada

Tabel 4.16 diperolah F-hitung sebesar 0,240 dengan

nilai signifikan 0,784. Karena signifikansinya berada di

atas 0,05 maka model regresinya tidak dapat - untuk

memprediksi kinerja. Hal ini berarti bahwa variabel

supervisi dan variabel motivasi (moderat 1 dan mode-

rat 2) ternyata secara bersama-sama tidak mempe-

ngaruhi kinerja guru.

Page 21: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

 

 

 

77  

Hasil regresi berganda menggunakan moderating

menghasilkan koefisien regresi sebagai berikut.

Tabel 4.17

Hasil Regresi Interaksi Supervisi dengan Motivasi Sebagai Moderating Terhadap Kinerja Guru

a.Dependent Variabel: Kinerja

Sumber: Data primer diolah, 2011

Dari dua variabel independen yang dimasukan

dalam regresi berganda ditambah variabel moderat 1

dan moderat 2 dalam uji t diperoleh koefisien regresi

variabel motivasi sebesar -.0,019 dengan tingkat

signifikan 0,787. Koefisien regresi variabel supervisi

sebesar 0,071 dengan tingkat signifikan 0,511.

Karena nilai signifikansi kedua variabel tersebut

lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan kedua

variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap kinerja

guru. Dengan demikian dalam penelitian ini menerima

Ho dan menolak H1. Hipotesis yang menyatakan

bahwa motivasi merupakan variabel moderating dan

supervisi terhadapat kinerja guru tidak dapat diterima.

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig

B Std. Error

Beta

1 (Constant)

Motivasi

Supervisi

3.541

-.019 .071

.453

.071

.107

-.032 .077

7.826 -.272 .660

.000

.787

.511

Page 22: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

78

Dengan demikian dalam uji regresi berganda ini

menunjukan bahwa kompetensi kinerja guru tidak

dapat dijelaskan oleh variabel supervisi dan motivasi

secara bersama 102,1% dijelaskan oleh faktor-faktor

lainnya seperti masa kerja, tingkat pendidikan, keter-

sediaan sarana dan prasarana pendidikan dan faktor

lain di luar model.

4.6 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan analisis regresi dan uji hipotesis

yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa hipotesis

1, 2, dan 3 terbukti secara statistik. Berikut ini pem-

bahasan yang dapat diuraikan terhadap hasil uji

hipoteisis dalam penelitian ini.

4.6.1 Pengaruh Supervisi terhadap Kinerja Guru

Hipotesis penelitian pertama yang diajukan

dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif dan

signifikan antara supervisi dengan kinerja guru. Ber-

dasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan diperoleh

hasil bahwa Ho diterima dan menolak H1. Dengan

demikian supervisi tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja guru TK/RA di Kecamatan

Bandungan. Hal ini mengandung arti bahwa diberi

supervisi maupun tidak diberi supervisi, tidak berpe-

ngaruh terhadap kinerja guru.

Berdasarkan analisis diskriptif variabel supervisi

nampak bahwa guru TK/RA di Kecamatan Bandungan

Page 23: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

 

 

 

79  

terbanyak pada katagori sedang. Hal ini dapat dikata-

kan bahwa pemberian supervisi kepada guru TK/RA di

Kecamatan Bandungan tidak berpengaruh terhadap

kinerja guru.

Temuan dalam penelitian ini yang menyatakan

bahwa tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan

antara supervisi dengan kinerja guru. Hal ini tidak

sejalan dengan pendapat Mulyasa (2007) bahwa ke-

berhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara

lain dapat ditunjukkan oleh: (1) meningkatnya kesa-

daran tenaga kependidikan (guru) untuk meningkat-

kan kinerjanya, (2) meningkatnya keterampilan tenaga

kependidikan (guru) dalam melaksanakan tugasnya.

Hasil uji hipotesis yang menyatakan bahwa tidak

ada pengaruh positif dan signifikan supervisi dengan

kinerja guru memiliki makna bahwa pemberian super-

visi kepada guru tidak dapat meningkatkan kinerja

guru. Dengan demikian implimasi yang dapat dilaku-

kan adalah peningkatan pemberian supervisi karena

berdasarkan analisis diskriptif terbanyak masih pada

katagori sedang dan peningkatan kinerja guru melalui

faktor lain misalnya diklat.

4.6.2 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru

Hipotesis penelitian yang diajukan dalam peneli-

tian ini adalah ada pengaruh positif dan signifikan

antara motivasi dengan kinerja guru. Berdasarkan

hasil uji hipotesis yang dilakukan diperoleh hasil

Page 24: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

80

bahwa Ho diterima dan menolak H1. Dengan demikian

motivasi tidak berpengaruh positif dan signifikan ter-

hadap kinerja guru TK/RA di Kecamatan Bandungan.

Hal ini mengandung arti bahwa pemberian motivasi

tidak berpengaruh terhadap kinerja guru.

Berdasarkan analisis diskriptif variabel motivasi

nampak bahwa guru TK/RA di Kecamatan Bandungan

terbanyak pada katagori sedang. Hal ini dapat dikata-

kan bahwa pemberian supervisi kepada guru TK/RA di

Kecamatan Bndungan tidak berpengaruh terhadap

kinerja guru.

Temuan dalam penelitian ini yang menyatakan

bahwa tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan

antara motivasi dengan kinerja guru. Hal ini tidak

sejalan dengan pendapat Mulyasa (2007) bahwa ke-

berhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara

lain dapat ditunjukkan oleh: (1) meningkatnya kesa-

daran tenaga kependidikan (guru) untuk meningkat-

kan kinerjanya, (2) meningkatnya keterampilan tenaga

kependidikan (guru) dalam melaksanakan tugasnya.

Hasil uji hipotesis yang menyatakan bahwa tidak

ada pengaruh positif dan signifikan motivasi dengan

kinerja guru memiliki makna bahwa pemberian super-

visi kepada guru tidak dapat meningkatkan kinerja

guru. Dengan demikian implimasi yang dapat dilaku-

kan adalah peningkatan pemberian motivasi karena

berdasarkan analisis diskriptif terbanyak masih pada

Page 25: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

 

 

 

81  

katagori sedang dan peningkata kinerja guru melalui

faktor lain misalnya diklat.

4.6.3 Pengaruh Supervisi dan Motivasi terhadap

Kinerja Guru

Arikunta (2005) mengatakan bahwa peningkatan

Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini

adalah ada pengaruh positif dan signifikan antara

supervisi dan motivasi secara bersama-sama terhadap

kinerja guru. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang

dilakukan diperoleh hasil bahwa Ho diterima dan

menolak H1. Dengan demikian supervisi dan motivasi

secara bersama-sama tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja guru TK/RA di Kecamatan

Bandungan. Hal ini mengandung arti bahwa pening-

katan pemberian supervisi dan motivasi secara ber-

sama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja guru.

Analisis diskriptif menunjukkan bahwa supervisi

di Kecamatan Bandungan terbanyak pada kategori

sedang. Hal ini karena motivasi kerjanya dalam kate-

gori rendah, sedangkan kinerjanya terbanyak pada

katagori sedang. Tidak adanya pengaruh supervisi dan

motivasi terhadap kinerja guru ini dimungkinkan ada

pengaruh atau faktor lain yang mempengaruhi dan

membentuk kinerja guru. Hal ini sejalan dengan

pendapat yang dikemukakan oleh kinerja guru TK,

dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya faktor

Page 26: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

82

tentang supervisi kepala TK dan motivasi kinerja guru

TK.

Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini membe-

rikan makna bahwa rendahnya supervisi dan motivasi

dapat menyebabkan rendahnya pula kinerja guru.

Implimentasinya meningkatkan pemberian supervisi

dan motivasi agar kinerja guru TK/RA di Kecamatan

Bandu ngan juga meningkat.

4.6.4 Peran Variabel Moderating Supervisi dan

Motivasi terhadap Kinerja Guru

Hasil moderator regresi analsysis (MRA) menun-

jukkan bahwa interaksi supervisi dengan kinerja, dan

supervisi dengan kinerja keduanya tidak signifikan

(signifikansi t ≥ 0,05). Koefisien β tidak signifikan

menunjukan bahwa supervisi dan motivasi merupakan

variabel moderating terhadap kinerja. Adanya peran

supervisi dan supervisi sebagai variabel moderating

mengidentifikasi bahwa pengaruh supervisi dan

motivasi rendah kinerja guru juga rendah. Semakin

rendah supervisi dan motivasi kerja ,semakin rendah

pula kinerja guru.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menun-

jukkan bahwa pengaruh supervisi dan motivasi terha-

dap kinerja guru dapat berperan sebagai variabel

moderating pengaruh supervisi dan motivasi terhadap

kinerja guru. Hal ini disebabkan supervisi dan moti-

vasi kepala sekolah yang rendah atau jarang diberikan

akan menjadikan kinerja guru juga rendah. Hal ini

Page 27: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2500/5/T2_942008140_BAB IV.pdfwaian kepala sekolah difinitif mempunyai presentasi yang

 

 

 

83  

sejalan dengan pendapat Torrence (1981) dalam

Mudjiati (2009) yang menyatakan bahwa untuk dapat

melakukan semua proses kreatifitas itu diperlukan

adanya dorongan atau drive dari lingkungan yang

didasari oleh potensi kreatif yang telah ada dalam

individu. Proses kreatifitas ini dapat juga mencakup

kegiatan dalam mengikuti diklat maupun supervisi.

Juga sejalan dengan pendapat Hamalik (2001) yang

menyatakan bahwa kemampuan kerja seseorang di-

pengaruhi oleh motivasi yang adadalam dirinya.

Pembuktian model MRA menempatkan supervisi

dan motivasi sebagai moderating dalam pengaruh

kinerja guru. Hal ini bermakna penting bagi pengelola

pendidikan dalam penentuan upaya meningkatkan

kinerja guru dengan tidak hanya peningkatan super-

visi dan motivasi saja tetapi dengan peningkatan ke-

ikutsertaan guru dalam diklat,memberikan dorongan,

kesempatan guru, dan penghargaan guru dalam me-

laksanakan tugasnya.