BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN -...

23
1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian terdiri dari 25 orang yang diambil dari pengurus komite sekolah dari 3 SMP Negeri yang ada di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, yang terdiri dari SMP Negeri 1 Musuk sebanyak 8 orang, dari SMP Negeri 2 Musuk sebanyak 10 orang dan dari SMP Negeri 3 Musuk berjumlah 7 orang. Tingkat pendidikan mereka adalah SD berjumlah 5 orang, SMP sebanyak 2 orang, SLTA sebanyak 13 orang , D2 berjumlah 2 orang dan sarjana (S1) sebanyak 3 orang. Pekerjaan pengurus Komite Sekolah bervariasi, petani 7 orang, wiraswasta 5 orang, perangkat desa 2 orang, karyawan swasta 1 orang, pensiunan PNS/TNI 4 orang, dan guru/PNS sebanyak 6 orang. Rata-rata masa kerja mereka sebagai pengurus komite sekolah sudah lebih dari 10 tahun dan tidak pernah diadakan reformasi kepengurusan. 4.2 Analisis Data Dari hasil penelitian diadakan analisis terhadap empat peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu peran sebagai badan pertimbangan (Advisory Agency), peran sebagai badan pendukung (Supporting Agency), peran

Transcript of BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN -...

Page 1: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

1

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

Subyek penelitian terdiri dari 25 orang yang

diambil dari pengurus komite sekolah dari 3 SMP

Negeri yang ada di Kecamatan Musuk, Kabupaten

Boyolali, yang terdiri dari SMP Negeri 1 Musuk

sebanyak 8 orang, dari SMP Negeri 2 Musuk

sebanyak 10 orang dan dari SMP Negeri 3 Musuk

berjumlah 7 orang. Tingkat pendidikan mereka

adalah SD berjumlah 5 orang, SMP sebanyak 2

orang, SLTA sebanyak 13 orang , D2 berjumlah 2

orang dan sarjana (S1) sebanyak 3 orang. Pekerjaan

pengurus Komite Sekolah bervariasi, petani 7 orang,

wiraswasta 5 orang, perangkat desa 2 orang,

karyawan swasta 1 orang, pensiunan PNS/TNI 4

orang, dan guru/PNS sebanyak 6 orang. Rata-rata

masa kerja mereka sebagai pengurus komite sekolah

sudah lebih dari 10 tahun dan tidak pernah

diadakan reformasi kepengurusan.

4.2 Analisis Data

Dari hasil penelitian diadakan analisis

terhadap empat peran komite sekolah dalam

penyelenggaraan pendidikan yaitu peran sebagai

badan pertimbangan (Advisory Agency), peran

sebagai badan pendukung (Supporting Agency), peran

Page 2: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

2

sebagai badan pengontrol (Controlling Agency) dan

peran sebagai badan penghubung (Mediator Agency).

Hasil penelitian peran komite sekolah dapat dilihat

pada Tabel 4.1 berikut ini !

Tabel 4. 1

Peran Komite Sekolah

No Peran

Komite

Sekolah

SMP N 1 Musuk

SMP N 2 Musuk

SMP N 3 Musuk

Rata -

rata Min

Maks

Mean SD Min Mak

s Mean SD Min

Maks

Mean SD

1

Peran Komite sebagai badan pertimbangan

1 4 2,39 0,485 1 3 1,96 0,585 1 4 1,80 0,789 2,05

2 Peran Komite sebagai badan pendukung

1 4 2,56 0,692 1 4 2,06 0,632 1 4 1,68 0,934

2,10

3 Peran Komite sebagai badan

pengontrol

1 3 2,45 0,480 1 3 1,84 0,668 1 4 2,06 0,851

2,19

4 Peran Komite sebagai badan

penghubung

1 4 3,03 0,556 1 4 2,63 0,425 1 4 2,14 1,111 2,60

4.2.1 Peran Komite Sekolah Sebagai Badan

Pertimbangan (Advisory Agency)

Komite sekolah dalam peranannya sebagai

badan pertimbangan diharapkan mampu

memberikan pertimbangan dalam penentuan dan

pelaksanaan kebijakan pendidikan sekolah. Sesuai

dengan peranannya tersebut komite sekolah

Page 3: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

3

diharapkan mampu memberikan pertimbangan dan

masukan dalam hal merumuskan dan menetapkan

visi, misi dan tujuan sekolah, memberikan

pertimbangan dan masukan dalam penyusunan

kurikulum sekolah(KTSP),memberikan pertimbangan

dalam merumuskan dan menetapkan rencana

strategis pengembangan sekolah dan rencana kerja

tahunan sekolah, memberikan masukan,

pertimbangan, dan rekomendasi dalam penyusunan,

pembahasan dan penetapan anggaran sekolah

(APBS), memberikan masukan dalam merumuskan

dan menetapkan pedoman tentang struktur

organisasi sekolah, memberikan masukan dalam

menetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata

tertib pendidik, tenaga kependidikan dan peserta

didik, serta memberikan masukan dalam dalam

penggunaan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana. Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa peran

komite sekolah sebagai badan pertimbangan

(Advisory Agency) baik SMP N 1 Musuk, SMP N 2

Musuk maupun SMP N 3 Musuk termasuk dalam

kategori rendah(1,75≤x<2,50). Ini berarti bahwa

sebagian besar responden menyatakan bahwa komite

sekolah belum dengan baik menjalankan perannya

sebagi badan pertimbangan. Dari 7 indikator peran

komite sebagai badan pertimbangan terdapat 1 peran

yang tergolong paling rendah sekali (1,00≤x<1,75)

yaitu dalam hal menyampaikan pertimbangan dan

masukan kepada sekolah dalam merumuskan dan

menetapkan pedoman tentang struktur organisasi

Page 4: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

4

sekolah, hal ini dikarenakan struktur organisasi

sekolah sudah diatur dari Dinas Pendidikan sekolah

hanya menentukan personalnya yang akan

menduduki struktur organisasi tersebut, dan ketika

dimintai pertimbangan komite sekolah menyerahkan

sepenuhnya kepada sekolah. Peran yang paling

menonjol sebagai badan pertimbangan adalah dalam

memberikan masukan, pertimbangan, dan

rekomendasi dalam penyusunan, pembahasan dan

penetapan anggaran sekolah (APBS).

4.2.2 Peran Komite Sekolah Sebagai Badan

Pendukung (Supporting Agency)

Komite sekolah dalam peranannya sebagai

badan pendukung diharapkan mampu memberikan

dukungan baik yang berwujud financial, pemikiran

maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan

di sekolah diharapkan mampu melakukan

penggalangan dana dari orang tua/wali murid ,

masyarakat, dunia usaha dan industri untuk

pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di sekolah

dan pemberian bantuan bagi siswa tidak mampu,

ikut berperan aktif dalam mengelola kontribusi

masyarakat baik yang berupa uang, tenaga, pikiran,

barang dan peluang yang diberikan kepada sekolah,

memberikan persetujuan dalam kegiatan sekolah

di bidang non-akademik, memberikan persetujuan

dalam pelaksanaan pengelolaan sekolah yang tidak

sesuai dengan rencana kerja, membuat pedoman

Page 5: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

5

tentang pengelolaan biaya investasi dan operasional

sekolah, memberikan motivasi atau penghargaan

(baik berupa materi maupun non materi) kepada

guru, staf dan siswa, memberikan otonomi

professional kepada guru dalam melaksanakan tugas

-tugas kependidikannya sesuai kaidah dan

kompetensi guru, memberikan dukungan kepada

sekolah untuk secara preventif dan kuratif dalam

penyebarluasan narkoba di sekolah, serta

mengidentifikasi berbagai permasalahan dan

memecahkannya bersama-sama pihak sekolah.

Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa peran komite

sekolah sebagai badan pendukung (Supporting

Agency) di SMP N 1 Musuk termasuk dalam kategori

cukup (2,50≤x<3,25), di SMP N 2 Musuk termasuk

dalam kategori rendah(1,75≤x<2,50) dan di SMP N 3

Musuk termasuk rendah sekali (1,00≤x<1,75). Ini

berarti peran komite sekolah dalam mendukung

penyelenggaraan pendidikan di SMP N 1 Musuk

sudah cukup baik, sedangkan di SMP N 2 Musuk

dan di SMP N 3 Musuk dukungan komite sekolah

dalam penyelenggaraan pendidikan masih rendah.

Dari 9 indikator peran komite sebagai badan

pendukung terdapat 1 peran yang tergolong paling

rendah sekali (1,00≤x<1,75) yaitu dalam membuat

pedoman tentang pengelolaan biaya investasi dan

operasional sekolah, hal ini dikarenakan pedoman

tentang pengelolaan biaya investasi dan operasional

sekolah diatur oleh pemerintah kabupaten dengan

Page 6: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

6

Peraturan Bupati Boyolali yang ditetapkan setiap

tahun. Peran yang paling menonjol sebagai badan

pendukung adalah dalam memberikan otonomi

professional kepada guru dalam melaksanakan tugas

-tugas kependidikannya sesuai kaidah dan

kompetensi guru dan dalam hal memberikan

dukungan kepada sekolah untuk secara preventif

dan kuratif dalam penyebarluasan narkoba di

sekolah.

4.2.3 Peran Komite Sekolah Sebagai Badan

Pengontrol (Controlling Agency)

Komite sekolah dalam peranannya sebagai

badan pengontrol dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran

pendidikan di sekolah diharapkan mampu

melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan

pengelolaan sekolah untuk menilai efisiensi,

efektivitas dan akuntabilitas sekolah, kualitas proses

pelayanan dan hasil pendidikan disekolah;

melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap

kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran

(out put) pendidikan; menerima laporan dari kepala

sekolah yang beris hasil evaluasi pengelolaan sekolah

setiap akhir semester; menerima pertanggung-

jawaban pelaksanaan pengelolaan pendidikan dari

kepala sekolah dalam rapat dengan dewan pendidik;

serta mengevaluasi program sekolah secara

proporsional meliputi : penggunaan perlengkapan

Page 7: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

7

dan alat penunjang kegiatan sekolah serta

penggunaan keuangan sekolah secara bertahap dan

berkesinambungan.

Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa peran komite

sekolah sebagai badan Pengontrol (Controlling

Agency) baik di SMP N 1 Musuk, SMP N 2 Musuk

maupun SMP N 3 Musuk semuanya termasuk dalam

kategori rendah (1,75≤x<2,50). Ini berarti sebagian

besar responden menyatakan bahwa komite sekolah

belum dengan baik menjalankan perannya sebagi

badan pengontrol.Dari 5 indikator peran komite

sebagai badan pengontrol terdapat 1 peran yang

tergolong paling rendah yaitu dalam mengevaluasi

program sekolah secara proporsional yang meliputi :

penggunaan perlengkapan dan alat penunjang

kegiatan sekolah serta penggunaan keuangan

sekolah secara bertahap dan berkesinambungan.

4.2.4 Peran Komite Sekolah Sebagai Badan

Penghubung (Mediator Agency)

Komite sekolah dalam peranannya sebagai

mediator antara pemerintah (eksekutif) dan dewan

perwakilan rakyat daerah/DPRD (legislatif) dengan

masyarakat diharapkan mampu melakukan kerja

sama dengan masyarakat baik perorangan maupun

kelompok/organisasi/dunia usaha dan dunia

industri (DUDI) dan pemerintah berkenaan dengan

penyelengaraan pendidikan bermutu; membina

Page 8: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

8

hubungan dan kerjasama yang harmonis dengan

seluruh stakeholders pendidikan disekitar sekolah;

menampung dan dan menganalisis aspirasi, ide,

tuntutan, dan berbagai kebutuhan yang diajukan

oleh masyarakat,serta menyampaikan usul atau

rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk

meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sesuai

dengan kebutuhan sekolah. Dari Tabel 4.1 diketahui

bahwa peran komite sekolah sebagai badan

Penghubung (Mediator Agency) di SMP N 1 Musuk

dan SMP N 2 Musuk termasuk dalam kategori cukup

(2,50≤x<3,25) sedangkan di SMP N 3 Musuk

termasuk kategori rendah (1,75≤x<2,50). Ini berarti

sebagian besar responden menyatakan bahwa komite

sekolah sudah berperan dengan cukup baik sebagai

penghubung antara pemerintah dengan masyarakat.

Dari 4 indikator peran komite sebagai badan

penghubung terdapat 1 peran yang tergolong paling

rendah yaitu dalam menyampaikan usul atau

rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk

meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sesuai

dengan kebutuhan sekolah. Peran yang paling

menonjol sebagai badan penghubung adalah dalam

hal menampung dan menganalisis gagasan,

pandangan, ide, usulan dan berbagai kebutuhan

pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

4.3 Pembahasan

Page 9: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

9

Dari hasil analisis data, dari ke empat peran

komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di

tiga SMP Negeri Kecamatan Musuk Kabupaten

Boyolali hanya peran komite sekolah sebagai badan

penghubung yang termasuk dalam kategori cukup,

sedangkan tiga peran lainnya tergolong masih

rendah. Selanjutnya dibahas setiap aspek peran

komite sekolah sekolah dalam penyelenggaraan

pendidikan di di tiga SMP Negeri Kecamatan Musuk

Kabupaten Boyolali.

4.3.1 Peran Komite Sekolah Sebagai Badan

Pertimbangan (Advisory Agency)

Peran komite sekolah sebagai badan

pertimbangan termasuk dalam kategori rendah, ini

berarti komite sekolah di tiga SMP Negeri di

Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali belum

banyak memberikan pertimbangan dalam

penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan

di sekolah. Dalam merumuskan dan menetapkan

visi, misi dan tujuan sekolah maupun dalam

penyusunan kurikulum sekolah (KTSP) komite

sekolah belum banyak berperan memberikan

pertimbangan dan masukan. Dari hasil wawancara

sebagian besar pengurus komite tidak mengetahui

visi dan misi sekolahnya, demikian pula komite

sekolah belum cukup berperan dalam memberikan

pertimbangan dalam merumuskan dan menetapkan

rencana strategis pengembangan sekolah dan

rencana kerja tahunan sekolah. Dalam penetapan

Page 10: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

10

anggaran sekolah (APBS) komite sekolah sudah

memberikan masukan, pertimbangan, dan

rekomendasi dalam penyusunan dan

pembahasannya. Hal ini didukung dari hasil

wawancara dengan komite sekolah,1

Setiap tahun rata-rata komite diundang oleh pihak sekolah hanya 2 kali, satu kali rapat

dengan dewan guru dan satu kali rapat pleno

komite. Masalah yang sering dibicarakan dalam

rapat dengan dewan guru adalah rencana kerja

tahunan sekolah, peningkatan mutu/les untuk

kelas 3, masalah pengembangan ruang/ pembangunan dan APBS/keuangan. Dalam

rapat dengan dewan guru kami juga pernah

menerima informasi dari sekolah tentang visi,

misi dan tujuan sekolah, serta kurikulum

sekolah (KTSP). Mohon maaf, saya sendiri sudah lupa apa visi maupun misi sekolah.

Dalam rapat pleno komite menentukan

besarnya iuran/dana orang tua/wali murid

serta masalah ketertiban siswa.

Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa

komite sekolah belum cukup terlibat dalam

merumuskan dan menetapkan visi, misi dan tujuan

sekolah maupun dalam penyusunan kurikulum

sekolah (KTSP) namun dalam hal merumuskan dan

menetapkan rencana strategis pengembangan

sekolah dan rencana kerja tahunan sekolah

termasuk penyusunan APBS komite sekolah sudah

cukup memberikan pertimbangan dan masukan

walaupun komite sekolah selalu diundang ketika

sekolah mengadakan pembahasan tentang rencana

1 Wawancara tanggal 12 Mei 2012

Page 11: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

11

kerja tahunan sekolah. Hal ini sesuai dengan hasil

FGD, salah satu peserta FGD mengatakan :2

Setiap tahun sekali kami mengadakan

pembahasan rencana kerja tahunan sekolah

termasuk mengadakan revisi visi,misi dan tujuan sekolah serta kurikulum sekolah (KTSP),

dan kami selalu mengundang komite sekolah

dalam kegiatan tersebut.Namun komite sekolah

jarang memberikan masukan tentang visi, misi,

tujuan dan kurikulum sekolah, komite sekolah lebih banyak memberikan masukan masalah

pendanaan dan kegiatan siswa.

Dalam hal memberikan masukan dalam

menetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata

tertib pendidik, tenaga kependidikan dan peserta

didik, komite sekolah sudah cukup berperan. Hal ini

terlihat dalam menetapkan jam masuk sekolah yaitu

pukul 07.15, dalam hal penentuan seragam sekolah

dan dalam menetapkan angka kredit pelanggaran

siswa.

Komite sekolah dalam hal memberikan

masukan dalam penggunaan dan pemeliharaan

sarana dan prasarana sudah cukup berperan, ini

terlihat dalam APBS dialokasikan dana untuk

pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.

Peran komite sekolah sebagai badan

pertimbangan dalam penyelenggaraan pendidikan

disekolah secara keseluruhan termasuk dalam

kategori rendah, ini berarti komite sekolah di tiga

SMP Negeri di Kecamatan Musuk Kabupaten

2 FGD tanggal 17 Desember 2013

Page 12: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

12

Boyolali belum banyak memberikan pertimbangan

dan masukan kepada sekolah dalam rangka

merumuskan dan menetapkan visi, misi dan tujuan

sekolah, penyusunan kurikulum sekolah (KTSP),

rencana strategis pengembangan sekolah dan

rencana kerja tahunan sekolah, tata tertib sekolah

maupun penggunaan sarana dan prasarana sekolah.

Hal ini bertentangan dengan pendapat Fattah (2004)

yang menyatakan bahwa MBS mempunyai tujuan

agar otonomi sekolah dan partisipasi masyarakat

atau local stakeholders mempunyai keterlibatan yang

tinggi.

4.3.2 Peran Komite Sekolah Sebagai Badan

Pendukung (Supporting Agency )

Peran komite sekolah sebagai badan

pendukung (Supporting Agency) termasuk dalam

kategori rendah, ini berarti komite sekolah di tiga

SMP Negeri di Kecamatan Musuk Kabupaten

Boyolali belum banyak memberikan dukungan baik

yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga

dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Selama ini komite sekolah belum pernah melakukan

penggalangan dana dari dunia usaha dan dunia

industry untuk pembiayaan penyelenggaraan

pendidikan maupun pemberian bantuan bagi siswa

tidak mampu, penyebabnya adalah di Kecamatan

Musuk tidak terdapat perusahaan ataupun pabrik

yang dapat dimintai dana untuk penyelenggaraan

Page 13: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

13

pendidikan di sekolah. Penggalangan dana yang

dilakukan komite sekolah masih terbatas dari orang

tua/wali murid, saat ini komite tidak lagi

menggalang dana dari orang tua/wali murid untuk

penyelenggaraan pendidikan di sekolah,

penyebabnya adalah semua siswa SMP di kecamatan

Musuk dibebaskan dari iuran untuk biaya

operasional sekolah, sekolah dilarang menarik dana

dari orang tua/wali murid karena pemerintah telah

memberikan dana BOS kepada semua sekolah

berdasarkan jumlah murid disetiap sekolah. Kondisi

ini didukung oleh hasil wawancara dengan Komite

Sekolah,3

Biasanya komite sekolah menggalang dana dari orang tua/wali murid secara rutin untuk

membantu penyelenggaraan pendidikan

disekolah dan untuk pengembangan sekolah

yang besarnya ditentukan pada rapat pleno

komite, dengan adanya dana BOS dari pemerintah, saat ini sekolah dilarang menarik

iuran dari orang tua/wali murid baik untuk

biaya penyelenggaraan pendidikan maupun

untuk pengembangan sekolah, jadi saat ini

komite sekolah tidak melakukan penggalangan dana dari orang tua/wali murid.

Hal ini didukung pula oleh wawancara dengan

komite sekolah,4

Komite belum pernah melakukan pendekatan

kepada dunia usaha agar memberi bantuan dana kepada sekolah maupun siswa yang tidak

mampu,karena di Musuk tidak ada

3 Wawancara tanggal 14 Mei 2012

4Wawancara tanggal 16 Mei 2012

Page 14: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

14

perusahaan atau pabrik, selama ini

penggalangan dana yang kami lakukan sebatas

dari orang tua/wali murid. Dana yang terkumpul kami serahkan sepenuhnya untuk

dikelola sekolah, kami tidak ikut mengelola, dan

kami juga tidak membuat pedoman tentang

pengelolaan biaya investasi dan operasional

sekolah, karena menurut informasinya

pedoman pengelolaan dana sudah diatur oleh pemerintah kabupaten.

Dari wawancara tersebut menunjukkan

bahwa komite sudah berperan dalam

penggalangan dana dari orang tua/wali murid,

namun belum berperan dalam pengelolaan dananya.

Demikian juga komite belum berperan dalam

membuat pedoman tentang pengelolaan biaya

investasi dan operasional sekolah karena sudah ada

pedoman pengelolaan dana dari pemerintah daerah.

Dalam hal memberikan persetujuan dalam

kegiatan sekolah dibidang non akademik maupun

dalam pelaksanaan pengelolaan sekolah yang tidak

sesuai dengan rencana kerja masih dikategorikan

rendah, hal ini terjadi karena bila ada perubahan

kegiatan dari rencana awal pelaksanaannya

diserahkan sepenuhnya kepada sekolah dengan

pemberitahuan kepada ketua komite sekolah, tanpa

harus mengundang seluruh anggota komite.

Kondisi ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan komite sekolah,5

Komite sekolah datang kesekolah hanya bila

diundang, rata-rata 2 kali dalam satu tahun,

5 Wawancara tanggal 14 Mei 2012

Page 15: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

15

pada saat rapat perencanaan sudah kami

sampaikan, kalau ada perubahan dari rencana

awal kepala sekolah untuk berkoordinasi dengan ketua komite, tanpa harus mengundang

semua pengurus.

Wujud dari komite sekolah memberikan

otonomi professional kepada guru dalam

melaksanakan tugas - tugas kependidikannya sesuai

kaidah dan kompetensi guru adalah bahwa komite

sekolah tidak pernah mencampuri pelaksanaan

proses pembelajaran disekolah, bahkan komite

sekolah tidak pernah membicarakan pelaksanaan

pembelajaran didalam kelas, semua diserahkan

tanggung jawab kepada kepala sekolah. Demikian

juga dalam hal komite sekolah memberikan

dukungan kepada sekolah untuk secara preventif

dan kuratif dalam penyebarluasa narkoba di sekolah

komite mendukung, namun pelaksanaan

sepenuhnya diserahkan kepada sekolah.

Komite sekolah sudah mengidentifikasi

berbagai permasalahan dan memecahkannya

bersama-sama pihak sekolah, namun masalah-

masalah yang diidentifikasi masih terbatas masalah

non akademik seperti masalah pendanaan, masalah

ketertiban siswa dan masalah pengembang sarana

prasarana sekolah, sedangkan masalah akademik

baru sebatas upaya bagaimana siswa kelas 3 bisa

lulus 100 %, masalah akademik yang menyangkut

proses dan mutu pembelajaran di kelas tidak pernah

dibicarakan. Masalah pendanaan (sebelum

Page 16: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

16

pemerintah memberikan dana BOS yang mencukupi)

diselesaikan dengan mencari dukungan dana dari

orang tua wali murid, baik untuk les kelas 3 maupun

untuk pengembangan gedung.

Secara umum peran komite sekolah sebagai

badan pendukung (Supporting Agency) di tiga SMP N

Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali belum

banyak memberikan dukungan, baik yang berwujud

financial, pemikiran maupun tenaga dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah, walaupun

demikian sudah ada komite sekolah yang membantu

tenaga dan peralatan dengan melatih tari dan

ekstrakurikuler karawitan di rumah salah satu

pengurus komitenya. Hal ini sejalan dengan

pendapat Fattah (2004) yang menyatakan bahwa

MBS mempunyai tujuan agar otonomi sekolah dan

partisipasi masyarakat atau local stakeholders

mempunyai keterlibatan yang tinggi.

4.3.3 Peran Komite Sekolah Sebagai Badan

Pengontrol (Controlling Agency)

Peran komite sekolah sebagai badan

pengontrol (Controlling Agency) termasuk dalam

kategori rendah. Komite sekolah belum melakukan

pemantauan secara maksimal terhadap pelaksanaan

pengelolaan sekolah untuk menilai efisiensi,

efektivitas dan akuntabilitas sekolah, maupun

kualitas proses pelayanan dan hasil pendidikan di

Page 17: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

17

sekolah. Demikian pula dalam hal melakukan

pengawasan dan evaluasi terhadap kebijakan,

program, penyelenggaraan, dan keluaran (out put)

pendidikan maupun dalam pengawassan program

sekolah yang meliputi: pengawasan penggunaan

sarana dan prasarana sekolah, pengawasan

keuangan secara berkala dan berkesinambungan

belum dilakukan secara proporsional. Hal ini terjadi

karena pengurus komite sekolah yang ada lebih

bersifat pasif, mereka datang ke sekolah hanya bila

diundang oleh pihak sekolah dan rata-rata hanya 2

kali dalam satu tahun. Pertemuan/rapat antara

pengurus komite sekolah sendiri juga belum

dilakukan secara rutin. Pengawasan keuangan

secara berkala telah dilakukan oleh ketua komite

sekolah, dengan membubuhkan tandatangan pada

laporan penggunaan keuangan.

Dalam hal komite sekolah menerima laporan

dari kepala sekolah yang berisi hasil evaluasi

pengelolaan sekolah setiap akhir semester dilakukan

secara tertulis, sedangkan pertanggungjawaban

pelaksanaan pengelolaan pendidikan dari kepala

sekolah yang disampaikan kepada komite dalam

rapat dengan dewan guru dilaksanakan hanya satu

kali bersamaan dengan perencanaan program

sekolah. Hal ini menunjukkan peran komite sebagai

badan pengontrol masih rendah.

Page 18: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

18

4.3.4. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan

Penghubung (Mediator Agency)

Peran komite sekolah sebagai badan

penghubung(Mediator Agency) termasuk dalam

kategori cukup. Komite sekolah telah melakukan

kerja sama dengan masyarakat/orangtua/walimurid

dan pemerintah berkenaan dengan penyelengaraan

pendidikan, demikian juga komite sekolah telah

membina hubungan dan kerjasama yang harmonis

dengan seluruh stakeholders pendidikan disekitar

sekolah, hal ini terbukti tidak ada keluhan dari

masyarakat disekitar sekolah berkaitan dengan

kegiatan sekolah, masyarakat disekitar sekolah telah

ikut menjaga keamanan sekolah, bahkan ada

diantara warga masyarakat yang merelakan

rumahnya untuk tempat penitipan sepeda anak-

anak. Komite sekolah belum bekerja sama dengan

dunia usaha dan dunia industry berkenaan dengan

penyelenggaraan pendidikan, hal ini karena

kurikulum di SMP tidak ada materi siswa magang,

seperti kurikulum SMK.

Dalam hal komite sekolah menampung dan

menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai

kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh

masyarakat dilakukan secara lisan dan disampaikan

kepada sekolah oleh komite sekolah juga secara lisan

di sampaikan pada saat rapat dengan pihak sekolah.

Selama ini belum ada surat dari masyarakat maupun

Page 19: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

19

dari komite sekolah yang diajukan ke sekolah. Dalam

hal menyampaikan usul atau rekomendasi kepada

pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas

pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan

sekolah dilakukan bersama-sama dengan sekolah,

tidak dilakukan sediri oleh komite sekolah, hal ini

terlihat dari setiap proposal yang di buat sekolah

baik proposal untuk mendapatkan Beasiswa Siswa

Miskin (BSM), proposal pengajuan dana pendamping

BOS, proposal rehap gedung ataupun proposal

tambahan ruang harus selalu mendapat persetujuan

(ditandatangani) oleh ketua komite sekolah. Selama

ini komite sekolah belum menyampaikan usulan

langsung kepada pemerintah daerah, hal ini karena

mekanisme pengajuan proposal ke Pemda harus

melalui sekolah dengan persetujuan komite sekolah.

Secara keseluruhan peran komite sekolah sebagai

badan penghubung termasuk dalam kategori cukup.

Secara umum hasil penelitian ini menunjuk-

kan bahwa partisipasi komite sekolah dalam

penyelenggaraan pendidikan di tiga SMP Negeri

Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali rendah. Hal

ini terjadi dari pihak sekolah sendiri, belum semua

sekolah memberdayakan komite secara optimal, hal

ini nampak adanya pendapat dari salah satu kepala

sekolah yang mengatakan bahwa selama 2 tahun

terakhir ini komite sekolah tidak diberdayakan

karena sekolah tidak menarik uang/iuran dari orang

tua/wali murid, pendapat ini menganggap bahwa

Page 20: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

20

peran komite sekolah hanya sebatas dalam

menggalang dana dari orang tua/wali murid. Dalam

FGD pendapat ini di tolak oleh sebagian besar

peserta FGD, salah satu peserta FGD yang juga

kepala sekolah mengatakan :6

Tidak benar kalau komite sekolah selama 2

tahun terakhir ini tidak diberdayakan, karena di

sekolah kami komite sekolah terlibat dalam hampir semua kegiatan sekolah, mulai dari

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program

sekolah. Sebagai contoh dalam kegiatan

ekstrakurikuler karawitan komite sekolah

terlibat aktif melatih dan memfasilitasi dengan

peralatan yang digunakan, karena sekolah tidak mempunyai perangkat karawitan maka

karawitan dilaksanakan di rumah salah seorang

anggota komite. Demikian juga dalam hal

bantuan tenaga, karena tidak ada guru seni tari

maka salah satu anggota masyarakat yang merupakan lulusan sekolah seni tari membantu

mengajar tari di sekolah. Walaupun komite

tidak menggalang dana dari orang tua/wali

murid tetapi peran komite sangat penting dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah kami.

Saat ini bersama komite kami sedang mengadakan pendekatan kepada pemerintah,

dalam hal ini kepala desa untuk menambah area

tanah sekolah dari kas desa, karena tanah

sekolah kurang luas.

Salah satu faktor penyebab komite sekolah

belum melaksanakan perannya secara optimal baik

sebagai badan pertimbangan, badan pendukung,

badan pengontrol maupun sebagai mediator adalah

komite sekolah tidak mengetahui peran dan

fungsinya, hal ini terlihat dari hasil wawancara

6 FGD tanggal 17 Desember 2013

Page 21: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

21

dengan pengurus komite, ketika ditanya tentang

peran dan fungsi komite, rata-rata mereka tidak

mengetahuinya. Berikut ini salah satu hasil

wawancara dengan komite sekolah,7

Sebagai pengurus komite sekolah kami tidak

mengetahui apakah peran dan fungsi komite

sekolah, kami belum pernah mengikuti

sosialisasi tentang komite sekolah. Saya menjadi pengurus komite karena dulu menjadi

anggota BP 3, sejak tahun 1995, pada saat itu

semua anggota BP 3 menjadi pengurus komite,

sampai sekarang saya masih menjadi pengurus

komite.

Pendapat ini sesuai dengan hasil FGD yang

menyatakan bahwa rata-rata pengurus komite

sekolah tidak mengetahui tugas pokok dan fungsinya

sebagai komite sekolah, sehingga sekolah perlu

memberikan penerangan/pembekalan kepada

pengurus komite supaya komite sekolah dapat

menjalankan peran dan fungsinya secara optimal.

Selama ini memang pihak sekolah belum pernah

mengadakan sosialisasi kepada pengurus komite

tentang tugas dan fungsi komite.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan

salah satu ketua komite yang menunjukkan bahwa

pernah ada sosialisasi dari Kabupaten tentang

komite sekolah kepada ketua–ketua komite di

Kecamatan Musuk, namun dari pihak sekolah

maupun komite tidak mensosialisasikan kepada

7 Wawancara tanggal 12 Mei 2012

Page 22: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

22

anggota komite yang lain, berikut hasil

wawancaranya, 8

Pernah ada sosialisasi tentang komite sekolah

(kalau tidak salah tahun 2008) dari Kabupaten,

yang diundang ketua komite beserta kepala sekolah SD/SMP/SMA se Kecamatan Musuk,

tetapi tidak kami tindak lanjuti dengan

sosialisasi ke pengurus yang lain, karena tidak

wajib.

Faktor lain yang menyebabkan komite sekolah

belum melaksanakan perannya adalah rendahnya

tingkat pendidikan pengurus komite sekolah, dari 25

responden hanya 20% (5orang) yang tingkat

pendidikannya diatas SLTA (Diploma dan Sarjana),

20% lagi lulusan sekolah dasar dan rata-rata

berpendidikan SLTA (52%) sehingga mereka pasif,

hanya datang kesekolah bila ada undangan saja, ada

kesan bahwa keberadaan komite sekolah hanya

merupakan badan pelengkap yang harus ada di

sekolah, hal ini terlihat bahwa banyak pengurus

komite yang menjadi pengurus sudah lebih dari 10

tahun, bahkan sejak menjadi anggota BP 3 sampai

sekarang masih menjadi pengurus. Hal ini

terungkap dalam FGD, salah seorang peserta FGD

mengatakan:9

Memang benar rata-rata pengurus komite tidak

pernah diganti, sehingga mereka sungkan kalau

mau datang kesekolah, sehingga kurang

komunikasi antara komite dengan sekolah.

8 Wawancara tanggal 14 Mei 2012

9FGD tanggal 17 Desember 2013

Page 23: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5103/5/T2_942009033_BAB IV.pdfmenetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik,

23

Sebaiknya minimal 1 bulan sekali komite datang

ke sekolah, dan 1 semester sekali mengadakan

pleno komite untuk membahas kemajuan sekolah.

Dalam FGD muncul suatu usulan untuk

memberdayakan komite sekolah dilakukan dengan

memberikan insentif/gaji kepada pengurus komite,

karena tidak mendapat imbalan maka pengurus

menjadi pasif, namun usulan ini ditolak oleh

sebagian besar peserta FGD, berikut salah satu

pendapat peserta :10

Saya sangat tidak setuju kalau komite sekolah di

gaji, karena tujuan pembentukan komite sekolah adalah untuk membantu sekolah, salah

satuanya untuk menggalang dana dari

masyarakat, dunia usaha dan dunia industri.

Memang benar selama ini komite belum

berperan secara aktif, hal ini karena pengurus

komite sekolah tidak memahami tugas dan fungsinya, sementara pihak sekolah tidak

memberdayakan komite sekolah secara optimal.

Sebenarnya peran komite sekolah dalam

penyelenggaraan pendidikan untuk mengingkatkan

mutu sekolah sangatlah besar, oleh karena itu

komite sekolah perlu di berdayakan agar dapat

melaksanakan perannya secara baik dan optimal.

10

FGD tanggal 17 Desember 2013