Pelanggaran Tata Tertib Sekolah

15
OLEH : ETIKA PANGUDIANA (13) LANJAR YUNITA (22) VIKI TIAS DEVI PRATIWI (31) YOVITA YULIANTI (33) Pelanggaran Tata Tertib Sekolah

description

(ppt) pelanggaran tata tertib sekolah

Transcript of Pelanggaran Tata Tertib Sekolah

OLEH :

ETIKA PANGUDIANA (13)

LANJAR YUNITA (22)

VIKI TIAS DEVI PRATIWI (31)

YOVITA YULIANTI (33)

Pelanggaran Tata Tertib Sekolah

• Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya.

• Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.

Latar Belakang Masalah

• Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba dan gang motor.

• Di sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi,seperti : kasus bolos, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk  penyimpangan perilaku lainnya.

Disiplin di Sekolah

Penyebab Perilaku Siswa yang Tidak Disiplin

• Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.

• Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang berasal dari keluarga yang broken home.

• Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam  proses belajar mengajar  (pada khususnya) dan dalam proses pendidikan (pada umumnya).

1. Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan terhadap ketentuan sekolah yang ringan.

2. Hukuman pemberian tugas yang sifatnya mendidik, misalnya membuat rangkuman buku tertentu, menterjemahkan tulisan berbahasa Inggris dan lain-lain.

3. Melaporkan secara tertulis kepada orang tua siswa tentang pelanggaran yang dilakukan putera-puterinya.

4. Memanggil yang bersangkutan bersama orang tuanya agar yang bersangkutan tidak mengulangi lagi pelanggaran yang diperbuatnya.

5. Melakukan skorsing kepada siswa apabila yang bersangkutan melakukan pelanggaran peraturan sekolah berkali-kali dan cukup berat.

6. Mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolah, misalnya pelanggaran berat terus dilakukan.

Sanksi Apa yang Diberikan Kepada Siswa yang Melanggar Tata Tertib ?

Perilaku Siswa yang Melanggar Tata Tertib Sekolah

1. Menyontek

Pengertian menyontek adalah menjiplak. Dalam konteks pendidikan atau sekolah, beberapa perbuatan yang termasuk dalam kategori menyontek antara lain adalah meniru pekerjaan teman, bertanya langsung pada teman ketika sedang mengerjakan tes/ujian, membawa catatan pada kertas, pada anggota badan atau pada pakaian masuk ke ruang ujian, menerima dropping jawaban dari pihak luar, mencari bocoran soal, saling tukar mengerjakan tugas dengan teman, menyuruh atau meminta bantuan orang lain dalam menyelesaikan tugas ujian di kelas ataupun take home test

2. Terlambat datang ke sekolah

Datang terlambat ke sekolah dikarenakan berbagai

macam hal. Terkadang siswa bangun kesiangan, ban sepeda

motor gembos, bahkan kadang-kadang dandan terlalu lama

sehingga siswa sampai telat datang ke sekolah. Mungkin

wajar bagi siswa yang rumahnya jauh dari sekolah, namun

bagaimana dengan siswa yang datang terlambat padahal

jarak rumah ke sekolah dekat? Mungkin karena sudah

terbiasa bangun kesiangan. Hal ini perlu adanya kesadaran

dan niat pada diri sendiri untuk memperbaiki hal tersebut.

3. Membuang sampah sembarangan

SMA N Banyumas adalah sekolah yang merencanakan "Sekolah Hijau" atau “Green School”, yakni istilah lain dari sekolah yang

mengusung wawasan lingkungan hidup. Aktivitas yang ada didalamnya pun tidak lepas dari kepedulian manusia terhadap lingkungan. Namun saat ini kesadaran siswa masih sangat

kurang, seperti halnya membuang sampah sembarangan. Kebanyakan sampah berserakan

di kelas sendiri, terutama di laci meja. Inilah, seharusnya siwa lebih sadar akan indahnya

kebersihan

4. Membolos

Perilaku membolos adalah perilaku siswa yang tidak masuk sekolah atau tidak mengikuti pelajaran tanpa alasan atau dengan alasan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Faktor pendukung munculnya perilaku membolos sekolah pada remaja ini antara lain:

5. Sebab dari Dalam Diri Anak itu Sendiri

• Ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah,dan dari banyaknya kasus di sekolah, ternyata faktor pada anak yaitu kekurangan motivasi belajar yang jelas mempengaruhi anak

2. Sebab dari Luar Anak

• Keluarga : Keadaan keluarga tidak selalu memudahkan anak didik dalam menggunakan waktu untuk belajar sekehendak hatinya. Banyak keluarga yang masih memerlukan bantuan anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas di rumah, bahkan tidak jarang pula terlihat ada anak didik yang membantu orang tuanya mencari nafkah

• Sekolah : Hubungan anak dengan sekolah dapat dilihat dari anak-anak lain yang menyebabkan ia tidak senang di sekolah, lalu membolos. Anak tidak senang ke sekolah karena tidak senang dengan gurunya.

Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2003) mengemukakan strategi umum merancang disiplin siswa, yaitu :

1. Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima,hangat dan terbuka;

2. Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa;

3. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapatmenunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah;

4. Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannyasendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri;

5. Analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang dewasaterutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah;

6. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan danmeningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab

Upaya-Upaya yang Bisa Dilakukan Warga Sekolah Dalam Meningkatkan Penerapan Disiplin di Sekolah

• Dari hasil penelitian, kita dapat mengetahui bahwa tingkat kedisiplinan setiap siswa ternyata berbeda-beda, perlu

usaha yang lebih serius dari pihak sekolah dalam upaya meningkatkan kesadaran siswa terhadap kedisiplinan.

Bukan hanya dengan peraturan yang terkesan mengikat siswa, kedisiplinan bisa tumbuh bila siswa sering diberikan penyuluhan dan pengarahan -pengarahan oleh berbagai

pihak terutama lingkungan sekolah. Beberapa siswa terbukti mempunyai tingkat kedisiplinan yang baik, itu berarti faktor

utama dalam pelaksanaan disiplin adalah adanya kesadaran, bukanhanya sebuah aturan.Tinggal bagaimana

pihak sekolah selaku pembimbing dan pelaksana pendidikan di sekolah, mensiasati permasalahan ini.

Pembahasan Hasil Penelitian

TERIMAKASIH