BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan...

14
30 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Sebelum pengumpulan data penulis, meminta surat ijin penelitian kepada Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk melakukan penelitian di SMK PGRI 1 Salatiga. Peneliti menyebarkan Skala kebiasaan belajar kepada siswa kelas XII.A, setelah mendapat ijin dari pihak sekolah. Penulis membagikan Skala kebiasaan belajar kepada respondenpada tanggal 27 Juni 2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi lembar soal dengan nama dan kelas dilanjutkan dengan membacakan cara pengisian dan mencontohkan satu pernyataan Skala kebiasaan belajar agar responden memahami cara pengisian secara benar. Responden diminta mengisi secara jujur danapa adanya.Waktu yang diberikan hanya 15 menit untuk pengisian Skala kebiasaan belajar.Setelah selesai penulis mengucapkan terimakasih kepada responden . Setelah data hasil dari angket tersebut diolah peneliti membagi dua kelompok menjadi sama rata untuk kelompok control dan kelompok eksperimen, peneliti juga mempersiapkan satuan layanan untuk melakukan bimbingan kelompok dengan metode homeroom. Bimbingan kelompok dilaksanakan pada tanggal 19sampai 24November 2012 dikelas dengan mengambil waktu atau jam pelajaran BK yaitu dengan ketentuan kegiatan sebagai berikut : 1. Tanggal 19 November 2012 siswa mengikuti Bimbingan kelompok dengan tema layanan Arisan keluarga dan Pemanfaatan Waktu Luang Untuk Meningkatkan Potensi Diri. Dalam kegiatan ini siswa Diberikan modul managemen waktu dan secangkir teh.

Transcript of BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan...

Page 1: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Datarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3546/5/T1_132007061_BAB IV.pdf2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi

30

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan Data

Sebelum pengumpulan data penulis, meminta surat ijin penelitian kepada Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk melakukan penelitian di SMK PGRI 1 Salatiga. Peneliti

menyebarkan Skala kebiasaan belajar kepada siswa kelas XII.A, setelah mendapat ijin dari pihak

sekolah. Penulis membagikan Skala kebiasaan belajar kepada respondenpada tanggal 27 Juni

2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi lembar soal dengan nama dan

kelas dilanjutkan dengan membacakan cara pengisian dan mencontohkan satu pernyataan Skala

kebiasaan belajar agar responden memahami cara pengisian secara benar. Responden diminta

mengisi secara jujur danapa adanya.Waktu yang diberikan hanya 15 menit untuk pengisian Skala

kebiasaan belajar.Setelah selesai penulis mengucapkan terimakasih kepada responden.Setelah

data hasil dari angket tersebut diolah peneliti membagi dua kelompok menjadi sama rata untuk

kelompok control dan kelompok eksperimen, peneliti juga mempersiapkan satuan layanan untuk

melakukan bimbingan kelompok dengan metode homeroom. Bimbingan kelompok dilaksanakan

pada tanggal 19sampai 24November 2012 dikelas dengan mengambil waktu atau jam pelajaran

BK yaitu dengan ketentuan kegiatan sebagai berikut :

1. Tanggal 19 November 2012 siswa mengikuti Bimbingan kelompok dengan tema layanan

Arisan keluarga dan Pemanfaatan Waktu Luang Untuk Meningkatkan Potensi Diri.

Dalam kegiatan ini siswa Diberikan modul managemen waktu dan secangkir teh.

Page 2: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Datarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3546/5/T1_132007061_BAB IV.pdf2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi

31

2. Tanggal 3 September 2012 siswa Bimbingan kelompok dengan tema layanan Persiapan

Belajar di Kelas. Dalam kegiatan ini siswa diajak duduk bersama untuk melihat video

tentang suasana dan sikap belajar.

3. Tanggal 21 November 2012 siswa Bimbingan kelompok dengan tema layanan

Pemahaman Materi Belajar. Dalam kegiatan ini siswa diajak kegiatan dengan coffee

break.

4. Tanggal 24 November 2012 siswa Bimbingan kelompok dengan tema layanan makan

bersama dan Membaca Grafik, Gambar atau Tabel di dalam materi belajar. Dalam

kegiatan ini siswa diajak untuk memasak kue dan berdiskusi bersama tentang materi

layanan.

Setelah melaksanakan bimbingan kelompok siswa kembali diminta untuk mengisi skala

kebiasaan belajar pada tanggal 24November 2012.Setelah selesai penulis mengucapkan

terimakasih kepada respondenyang telah bersedia mengisi skala kebiasaan belajar. Peneliti

mengecek kelengkapan dan jumlah responden sebanyak 26 siswa.

4.1.1. Analisis Deskriptif Skor Pretest

Skala kebiasaan belajar yang terkumpul masing-masing terdiri dari 26 lembar. Untuk

menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel kebiasaan belajar digunakan 3 kategori,

banyaknya pilihan jawaban 4 dengan skor 4,3,2,1. Lebar interval dapat dihitung sebagai berikut:

I= skor tertinggi - terendah

Banyaknya kategori

I= 112 – 72 = 13,3

3

Page 3: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Datarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3546/5/T1_132007061_BAB IV.pdf2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi

32

Tabel 4.1

KualitasKebiasaan Belajar Kelas XII.A SMK PGRI Salatiga

Sebelum Perlakuan

Kategori Skor Frekuensi Prosentase (%)

Rendah 98,6 - 111,9 8 30%

Sedang 85,3 - 98,6 10 40%

Tinggi 72 - 85,3 8 30%

100%

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat prosentase kebiasaan belajar siswa Kelas XII.A SMK PGRI 1

Salatiga terbesar pada kategori sedang (40%). Dihasilkan bahwa 8 orang siswa (30%) berada

pada kategori tinggi, 10 siswa (40%) lainnya berada pada kategori sedang dan 8 orang (30%)

siswa berada pada kategori rendah

4.1.2. Analisis Diskriptif Skor Posttest

Setelah melakukan treatment bimbingan kelompok dengan metode homeroom siswa

diminta mengisi angket untuk post test dengan hasil :

Lebar interval dapat dihitung sebagai berikut.

I= skor tertinggi - terendah

Banyaknya kategori

I= 106 – 77 = 9,6

3

Tabel 4.2

Kategori Kebiasaan Belajar Kelas XII.A SMK PGRI Salatiga

Kategori Skor Frekuensi Prosentase (%)

Rendah 77 - 86,6 6 25%

Sedang 86,6 - 96,2 12 40%

Tinggi 96,2 - 105,8 8 35%

100%

Dari Tabel 4.2 prosentase kebiasaan belajar siswa kelas XII.ASMK PGRI 1

Salatigaterbesar pada kategori sedang yaitu mendapat (40%).Dihasilkan bahwa 10 orang siswa

Page 4: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Datarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3546/5/T1_132007061_BAB IV.pdf2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi

33

berada pada kategori sedang, 9 siswa lainnya berada pada kategori tinggi dan 7 orang siswa

berada pada kategori rendah.

4.2. Analisis Data Pretest

Tabel 4.3

Jumlah Rerata Dua Kelompok

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Responden Skor Kebiasaan

Belajar

Responden Skor Kebiasaan

Belajar

A 89 F 89

L 77 Q 77

E 93 I 93

J 87 Y 87

B 72 O 74

C 84 T 84

H 94 S 93

D 81 K 80

M 111 N 112

W 102 R 101

V 106 X 96

Z 85 P 99

U 90 G 88

Jumlah Skor 1171 Jumlah Skor 1173

Page 5: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Datarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3546/5/T1_132007061_BAB IV.pdf2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi

34

Dilihat dari tabel 4.2 rerata dua kelompok diperoleh dari perbandingan rata-rata skor

antara kelompok kontrol dan klompok eksperimen. Untuk rata-rata kelompok eksperimen

diperoleh hasil 1173 : 26 = 45,11 dan kelompok kontrol 1171 : 26 = 45,03, jadi perbandingan

antara kedua kelompok tidak begitu besar yaitu 45,11 – 45,03 = 0,08 sehingga pembagian

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama.

4.2.1. Uji Beda Mann-Whitney Kelompok Kontrol dengan Kelompok Eksperimen

Sebelum Perlakuan

Perbandingan dua kelompok yang berbeda melalui uji mann whitney dapat dilihat pada

Tabel 4. 4

Tabel 4.4

Mean Rank Pretest

Kebiasaan Belajar pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Ranks

NTILES of jumkebbel

N Mean Rank Sum of Ranks

jumkebbel 1 13 13.62 177.00

2 13 13.38 174.00

Total 26

Tabel 4.5.

Uji Mann Whitney Pretest

Kebiasaan Belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Test Statisticsb

jumkebbel

Mann-Whitney U 83.000

Wilcoxon W 174.000

Z -.077

Asymp. Sig. (2-tailed) .939

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .960a

Page 6: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Datarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3546/5/T1_132007061_BAB IV.pdf2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi

35

Dilihat dari tabel mean rank yang dihasilkan kelompok eksperimen (1) sebesar

13,3sedangkan kelompok kontrol (2) sebesar 13,62. Hasil uji beda mann whitney, diperoleh nilai

uji Z yang besar yaitu -077 dan nilai sig.2-tailed adalah 0,939 > 0,05. Dengan demikian tidak

ada perbedaan kebiasaan belajar antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sebelum

perlakuan karena hasil uji tidak signifikan secara statistik.

4.2.2. Topik Bimbingan Kelompok

Melalui skala data yang telah diisi oleh siswa penulis dapat menentukan masalah-masalah

yang dihadapi siswa didalam belajar. Hasil skala yang telah diisi, dipindahkan dalam microsoft

excel dan dengan menjumlahkan variabel atau item secara menurun dapat diketahui jumlah

besarnya semua item soal dengan 3 kategori dari kebiasaan belajar, maka mean dari item soal

juga dapat dihitung sebagai berikut.

Mean = jumlah skor item

Jumlah item

Mean= 2344 = 76

31

Berdasarkan mean dari 31 item soal sebesar 76, maka ada 11 soal yang mendapatkan skor

rendah dan dianggap lemah, item dan soal itu dapat dilihat dalam tabel 4.6

Page 7: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Datarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3546/5/T1_132007061_BAB IV.pdf2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi

36

Tabel 4.6

Masalah untuk Topik Satlan

No. Pernyataan Topik Satlan

1 10. Melihat lebih dahulu

keseluruhan isi buku

sebelummembaca suatu bab.

Tehnik Belajar

untuk

Pembelajaran

Persiapan Belajar

di Kelas

11. Membaca sub judul terlebih

dahulu dalam membaca suatu

bab.

2 12. Membaca dan berusaha

mengerti diagram, grafik,

gambar atau tabel yang

disajikan dalam buku

Tehnik

Membaca

Membaca Grafik,

Gambar atau Tabel

di dalam Materi

3 13. Mencatat atau menggaris

bawahi kata/istilah yang

penting.

Penguasaan

Materi

Pemahaman

Materi Belajar

15. Jika diberikan tugas oleh guru

langsung dikerjakan\

26. Setiap pelajaran yang saya

pelajari selama ini mampu

saya sikapi secara kritis

27. Saat ada materi yang belum

saya mengerti, saya akan

mencatat dan mengingat-

ingatnya sampai benar-benar

hafal

28. Saat ada materi yang belum

saya fahami, saya selalu

menanyakannya pada teman

atau guru sampai faham

4 23. Sebelum pelajaran dimulai

Saya tidak pernah terlambat

masuk kelas

Pemanfaatan

Waktu

Pemanfaatan

Waktu Luang

24. Saya membiasakan berdisiplin

untuk hadir di kelas 15 menit

sebelum pelajaran dimulai.

Page 8: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Datarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3546/5/T1_132007061_BAB IV.pdf2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi

37

25. Saya tidak pernah ketinggalan

materi pelajaran walaupun

hanya 5 menit.

4.3. Analisis Data Setelah Perlakuan

Untuk mengetahui perbedaan tingkat kebiasaan belajar antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dilakukan dengan menggunakan pre test dan post test pada masing-masing

kelompok, baik kelompok yang diberikan treatment dengan kelompok yang tidak diberikan

treatment. Hasil dari pretest dan postest masing-masing kelompok dapat dilihat pada tabel 4.7

berikut.

Tabel 4.7

Kebiasaan Belajar Pretest dan Posttest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kategori Kelompok eksperimen Kelompok kontrol

Pre test Post test Pre test Post test

Rendah 4 2 4 4

Sedang 5 6 5 6

Tinggi 4 5 4 3

Jumlah 13 13 13 13

Pada tabel 4.7. dapat dilihat bahwa pretest kelompok eksperimen dari 13 siswa terdapat 4

siswa yang mempunyai kebiasaan belajar tinggi, 5 siswa pada kebiasaan belajar sedang dan 4

siswa pada kebiasaan belajar rendah sedangkan pada post test kelompok eksperimen dari 13

siswa terdapat 5 siswa yang memiliki kebiasaan belajar tinggi, 6 siswa pada kategori sedang dan

2 siswa pada kategori rendah. Jadi ada 4 siswa yang mengalami peningkatan.

Sedangkan pada pre test pada kelompok kontrol dari 13 siswa terdapat 4 siswa yang

mempunyai kebiasaan belajar tinggi, 5 siswa pada ketegori sedang dan 4 siswa pada kategori

Page 9: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Datarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3546/5/T1_132007061_BAB IV.pdf2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi

38

rendah sedangkan post test kelompok kontrol diantara 13 siswa terdapat 3 siswa yang memiliki

kebiasaan belajar tinggi, 6 siswa pada kategori sedang dan 4 siswa pada kategori rendah.

4.3.1. Uji Mann-Whitney Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen

Mann-Whitney U test atau Mann-Whitney digunakan untuk mengevaluasi apakah mean

pretest dan posttest padakelompok eksperiment berbeda. Penulis menggunakan individu yang

sama dan tetap memperoleh 2 macam data subyek penelitian, yaitu data dari kelompok

eksperimen yaitu kelompok yang mendapat perlakuan. Hasil pengukuran Mann-Whitney dari

pre-test dan post-test kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel4.8.

Tabel 4.8

Uji Mann-Whitney Pre Test dan Post Test Kelompok Eksperimen

Klmpk N Mean Rank Sum of Ranks

Kebbel pretest 13 11,33 136,00

posttest 13 15,36 215,00

Total 26

Test Statisticsb

VAR00032

Mann-Whitney U 36.000

Wilcoxon W 114.000

Z -2.010

Asymp. Sig. (2-tailed) .040

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .037a

Sig-value dari uji Mann-Whitney dari tabel4.8 dan 4.9 Penelitian ini menghasilkan bahwa

nilai mean untuk pretest lebih kecil daripada nilai mean untuk posttest (11,33 < 15,36) dan nilai

statistik uji Z yang besar yaitu -2,010 dan nilai sig.2-tailed adalah0,040 < 0,05. Karena itu hasil

uji signifikan secara statistik, dimana ada perbedaan skor yang signifikan pada pretest dan

Page 10: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Datarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3546/5/T1_132007061_BAB IV.pdf2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi

39

posttest kelompok eksperimen, dengan demikian bimbingan kelompok melalui metode

homeroom efektif dapat membantu meningkatkan kebiasaan belajar siswa.

4.4. Analisis Data Post Test

Tabel 4.9

Jumlah Rerata dua Kelompok

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Responden Skor Kebiasaan

Belajar Responden

Skor Kebiasaan

Belajar

A 84 F 86

L 77 Q 93

E 93 I 89

J 84 Y 90

B 102 O 95

C 89 T 89

H 88 S 98

D 99 K 104

M 102 N 106

W 100 R 96

V 94 X 95

Z 81 P 97

U 86 G 90

Jumlah Skor 1179 Jumlah Skor 1228

Page 11: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Datarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3546/5/T1_132007061_BAB IV.pdf2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi

40

4.4.1. Uji Mann-Whitney Kelompok Kontrol dengan Kelompok Eksperimen Setelah

Perlakuan

Uji Mann Whitney merupakan uji non-parametrik yang digunakan untuk

membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi yang sama. Uji Mann-Whitney

juga digunakan untuk menguji apakah dua mean populasi sama atau tidak.

Asumsi yang berlaku dalam uji Mann-Whitney adalah:

1. Uji Mann-Whitney mengasumsikan bahwa sampel yang berasal dari populasi adalah

acak,

2. Pada uji Mann-Whitney sampel bersifat independen (berdiri sendiri),

3. Skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal.

Hasil Pengukuran Uji Mann-Whitneydapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 4.10

Uji Mann-Whitney Setelah Perlakuan Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Ranks

Percentile Group of VAR00032 N Mean Rank Sum of Ranks

VAR00032 1 13 15.46 201.00

2 13 11.54 150.00

Total 26

Test Statistics

b

VAR00032

Mann-Whitney U 59.000

Wilcoxon W 150.000

Z -2.310

Asymp. Sig. (2-tailed) .030

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .204a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Percentile Group of VAR00032

Page 12: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Datarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3546/5/T1_132007061_BAB IV.pdf2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi

41

Dari output Rank, dapat dilihat bahwa nilai mean post test untuk kelompok Eksperimen

(1) lebih besar daripada nilai mean untuk kelompok Kontrol (2) (15,46 > 11,54) Selisih Mean

Rank post test antara kelompok kontrol dan eksperimen sebesar 3,9.Dari Nilai uji Mann-Whitney

U, dapat dilihat pada output “Test Statisticb” dimana nilai statistik uji Z -2,310 dan nilai sig.2-

tailed adalah 0,030 < 0,05, dengan demikian ada perbedaan skor yang signifikan pada kelompok

Eksperimen dan kelompok Kontrol.

4.5. Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Bimbingan Kelompok dengan

Teknik Homeroom dapat Meningkatkan Kebiasaan Belajar pada Siswa Kelas XII.A SMK PGRI

1 Salatiga”. Hasil analisis data uji mann whitney menunjukan bahwa perbedaan kebiasaan

belajar antara pretest dan posttest diperoleh nilai signifikasi 0,04< 0,05 dan hasil rank

menunjukan bahwa skor ranking rata-rata pretest 11,33 dan skor rata-rata posttest 15,36. Dengan

demikian pemberian layanan bimbigan kelompok dengan metode homeroom dapat

meningkatkan kualitas kebiasaan belajar kelompok eksperimen, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini diterima.

4.6. Pembahasan

Dari hasil penelitian ini tampak bahwa pemberian bimbingan kelompok dengan teknik

homeroomdapat membantu dalam meningkatkan kebiasaan belajar siswa. Hal ini terbukti adanya

perbedaan antara skor pre test dan post test kelompok eksperimen, dimana kelompok ekperimen

adalah kelompok yang diberikan bimbingan kelompok dengan teknik homeroom. Hal ini

Page 13: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Datarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3546/5/T1_132007061_BAB IV.pdf2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi

42

ditunjukkan dengan nilai Asymp. Sig. dari pretest dan posttest kelompok eksperimen yaitu (2-

tailed) 0,04< 0,05dimana ada perbedaan skor yang signifikan pada pretest dan posttest kelompok

eksperimen, dengan demikian bimbingan kelompok melalui metode homeroom dapat membantu

meningkatkan kualitas kebiasaan belajar siswa.

Dalam penelitian ini pada saat pre test skor siswa kelompok eksperimen memiliki tingkat

kebiasaan belajar yang rendah hal yang sama dialami oleh kelompok kontrol. Setelah diberikan

bimbingan kelompok dengan teknik homeroom, dilakukan post test untuk mengetahui apakah

ada peningkatan kebiasaan belajar pada kelompok eksperimen. Dan dalam penelitian ini didapat

bahwa kelompok eksperimen menunjukkan kenaikan kebiasaan belajar sedangkan kelompok

kontrol tidak menunjukkan kenaikan.Dalam kaitannya dengan kebiasaan belajar, Oemar Hamalik

(1995) mengemukakan seseorang yang ingin berhasil dalam belajar hendaknya mempunyai sikap

serta kebiasaan belajar yang baik.

Kelompok eksperimen yang mendapatkan treatment berupa bimbingan kelompok dengan

tehnik homeroom yang dapat membantu memperbaiki pola atau kebiasaan belajar siswa

mendapatkan mendapat kenaikan skor ranking rata-rata rank yang menunjukan bahwa skor

ranking rata-rata pretest 11,33 dan skor rata-rata posttest 15,36, dengan demikian ada

peningkatan skor antara pretest dan posttes kelompok eksperimen sebesar 4,03. Dari penelitian

sebelumnya oleh Sarmiatun (2011) tentang Peningkatan kebiasaan belajar melalui konseling

kelompok behavioral mendapatkan hasil yang signifikan. Dari hasil U-test ada perbedaan pre test

dan past test dengan hasil sig=0,006 < sig=0,050.

Hasil ini sejalan dengan yang ditulis oleh Santoso (1988) proses kebiasaan belajar

dipengaruhi oleh dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal, yang tergolong

faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri subyek yang belajar seperti faktor

Page 14: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Datarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3546/5/T1_132007061_BAB IV.pdf2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi

43

fisiologis dan psikologis, sedangkan yang tergolong faktor eksternal adalah segala faktor yang

bersumber dari luar subyek yang belajar seperti faktor lingkungan belajar dan faktor sistem

instruktusional dan kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang ada pada diri siswayang

bersifat teratur dan otomatis yang dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. Jadi dengan bimbingan

kelompok dapat membantu siswa dalam menciptakan lingkungan belajar dan pola belajar yang

baik.

Bimbingan kelompok dengan metode homeroom mampu menciptakan suasana yang

kondusif dan nyaman sehingga siswa dapat memahami dan menghayati tentang pengertian dan

peranan kebiasaan belajar sehingga siswa terdorong dan dapat berfikir juga menerapkan

bagaimana cara meningkatkan kualitas kebiasaan belajar supaya menjadi lebih baik.