BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Respondenrepository.unika.ac.id/13257/5/12.60.0110 Andreas...
Transcript of BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Respondenrepository.unika.ac.id/13257/5/12.60.0110 Andreas...
37
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Responden
Data dalam penelitian ini menggunakan perusahaan-perusahaan manufaktur
besar dan sedang di Kota Semarang. Dalam penelitian ini data-data perusahaan
manukfaktur skala besar dan sedang yang berguna bagi penelitian di peroleh dari
sumber Badan Pusat Statistik (BPS) 2014. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner
di 17 perusahaan diperoleh sebanyak 66 responden yang mengisi kuesioner dan
dapat diolah. Tabel berikut menunjukan data perusahaan:
Tabel 4.1 Data Perusahaan
No. Nama Perusahaan Jenis
Industri
Kuesioner
yang
Disebar
Kuesioner
yang
Kembali
Kuesioner
yang
dapat
diolah
1 PT. Industri Jamu Jago Jamu 10 9 8
2 PT. Industri Jamu Borobudur Jamu 10 8 7
3 PT. Mebel Jansen Indonesia Mebel 3 0 0
4 PT. Fumira Plat Besi 10 9 6
5 PT. Ny. Meneer Jamu 10 7 7
6 PT. Damaitex Textile 10 7 7
7 CV. Metalindo Manunggal K Stainless 3 2 2
8 PT. Leo Agung Raya Jamu 4 2 2
9 PT. Shamprindo Perdana Obat 4 4 4
10 PT. Dasa Gaya Obat 5 4 4
11 PT. Arindo Garmentama Garmen 3 3 3
12 PT. Maju Jaya Sarana Grafika Percetakan 5 4 4
13 PT. Dyriana Bakery Roti 3 3 3
14 PT. Sido Muncul Jamu 6 0 0
15 Percetakan Laris Percetakan 5 4 4
16 Jessy Cakes Roti 5 3 3
17 Mie Citra Mandiri Mie Kering 4 2 2
Jumlah 100 71 66
Sumber: Pengolahan Data 2016
Sumber:
38
4.2. Gambaran Umum Responden
Tabel 4.2 menunjukan sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah
pria dengan persentase 66,7% sebanyak 44 responden, dan responden wanita
menunjukan persentase 33,3% sebanyak 22 responden. Hasil penelitian ini
Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden
Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase
Pria 44 66,7%
Wanita 22 33,3%
Usia Jumlah Responden Persentase
20 Tahun ke Bawah 0 0%
21-30 Tahun 15 22,7%
31-40 Tahun 32 48,5%
40 Tahun ke Atas 19 28,8%
Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase
SMA/Sederajat 0 0%
Akademi/Sedejarat 0 0%
Strata Satu (S1) 59 89,4%
Magister (S2) 7 10,6%
Doctor (S3) 0 0%
Lama Bekerja Jumlah Responden Persentase
1-5 Tahun 15 22,7%
6-10 Tahun 5 7,6%
11-15 Tahun 12 18,2%
15 Tahun ke Atas 34 51,5%
Jabatan Jumlah Responden Persentase
Low Manajer 19 28,8%
Manajer Administrasi 7 10,6%
Manajer Humas 2 3%
Manajer Keuangan 10 15,2%
Manajer Operasional 8 12,1%
Manajer Pemasaran 9 13,6%
Manajer R&D 2 3%
Manajer SDM 4 6,1%
Top Manajer 5 7,6%
SSumber: Lampiran 4a
39
menunjukan manajer-manajer pada perusahaan sampel masih banyak jenis kelamin
pria yang menjadi kepala bagian dalam perusahaan sampel.
Tabel 4.2 menunjukan rentang usia 31-40 Tahun 48,5% sebanyak 32
responden, usia 40 Tahun ke atas 28,8% sebanyak 19 responden, dan rentang usia
21-30 Tahun 22,7% sebanyak 15 responden. Berdasarkan Tabel 4.2 dapat
disimpulkan sebagian besar rentang usia responden dalam penelitian ini berkisar
31-40 Tahun.
Berdasarkan pilihan 5 jenis tingkat pendidikan pada kuesioner diperoleh
data pada Tabel 4.2, Tingkat Pendidikan Strata satu (S1) 89,4% sebanyak 59
responden dan Magister (S2) 10,6% sebanyak 7 responden. Jenis tingkat
pendidikan yang tidak terdapat dalam penelitian ini adalah SMA, Akademi, dan
Doctor (S3). Dapat disimpulkan Tingkat Pendidikan Strata Satu (S1) adalah
responden terbanyak dalam penelitian ini.
Pengalaman kerja yang dimiliki responden-responden dalam penelitian ini
beragam. Tabel 4.2 menunjukan responden memiliki waktu kerja pada perusahaan
mereka di atas 15 Tahun dengan persentase 51,5%, waktu kerja responden lainnya
diikuti dengan lama kerja 1-5 Tahun 22,7%, 11-15 Tahun 18,2%, 6-10 Tahun 7,6%.
Dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak yang memiliki lama kerja di atas
15 tahun.
Secara umum jabatan manajer dibagi menjadi 3 bagian, yaitu Top Manajer,
Middle Manajer, dan Low Manajer. Middle manajer terdiri dari Manajer
Administrasi, Manajer Humas, Manajer Keuangan, Manajer Operasional, Manajer
40
Pemasaran, Manajer R&D, dan Manajer SDM. Berdasarkan Tabel 4.2 sebagian
besar responden adalah middle manajer dengan persentase 62,3% yang terbagi pada
middle-middle manajer. Low manajer dengan persentase 28,8% menempati
responden terbanyak ke 2 dan diikuti Top Manajer dengan persentase 7,6%.
4.3. Hasil Pengujian Alat Pengumpulan Data
4.3.1. Hasil Pengujian Validitas Konstruk
Validitas konstruk digunakan untuk menunjukan seberapa baik hasil-hasil
yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukur sesuai dengan teori-teori yang
digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk (Hartono, 2004). Pengujian
dilakukan dengan bantuan program SPSS yaitu pengujian Factor Analysis. Berikut
hasil dari uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan Rotated Component Matrix:
Langkah pertama pengujian Pada Tabel 4.3 Hasil dari pengujian KMO
adalah 0,820 > 0,5 dan Bartlett's Test signifikan pada 0,000. Berdasarkan kedua hal
tersebut yang memenuhi syarat maka analisis ini dapat digunakan. Berikut
dilakukan analisis pengujian selanjutnya:
Tabel 4.3 Pengujian KMO ke-1
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,820
Bartlett's Test of
Sphericity
Sig.
0,000
Sumber: Lampiran 3a
41
Keterangan
CI : CSR Internal
CE : CSR Eksternal
MK : Motivasi Karyawan
KP : Kinerja Perusahaan
Tabel 4.4 Rotated Component Matrix ke-1
Component
1 2 3 4
CI1 .726
CI2 .406 .707
CI3 .725
CI4 .732
CI5 .488
CI6 .484 .565
CI7 .735
CI8 .611 .462
CI9 .440
CI10 .627 .409
CI11 .702 .428
CE1 .474 .568 .432
CE2 .670 .507
CE3 .499 .598
CE4 .694
CE5 .510 .470
CE6 .792
CE7 .614
CE8 .484 .612
CE9 .662
CE10 .808
MK1 .480 .584
MK2 .680 .521
MK3 .491 .475
MK4 .490 .542
MK5 .704
MK6 .815
KP1 .742
KP2 .513 .434
KP3 .454 .679
KP4 .817
Sumber: Lampiran 3a
42
Langkah kedua pada Tabel 4.4 Rotated Component Matrix, pernyataan yang
valid terlihat berkumpul pada grup component. Variabel CSR Internal indikator
yang valid terlihat pada CI2,CI3,CI7,CI9,CI10. Variabel CSR Eksternal indikator
yang valid terlihat pada CE1,CE3,CE4,CE5,CE8. Variabel Motivasi Karyawan
indikator yang valid terlihat pada MK1,MK3,MK6. Variabel Kinerja Perusahaan
indikator yang valid terlihat pada KP1,KP2,KP3. Banyak indikator pernyataan yang
tidak valid harus dieleminasi dan diuji ulang.
Pengujian selanjutnya setelah mengeliminasi indikator yang tidak valid
Pada Tabel 4.5 Hasil dari pengujian KMO adalah 0,853 > 0,5 dan Bartlett's Test
signifikan pada 0,000. Berdasarkan kedua hal tersebut yang memenuhi syarat maka
analisis ini dapat digunakan kembali.
Langkah selanjutnya melihat kembali Tabel 4.4 Rotated Component Matrix,
pernyataan yang valid terlihat berkumpul pada grup component. Variabel CSR
Internal indikator yang valid terlihat pada CI2,CI9,CI10. Variabel CSR Eksternal
indikator yang valid terlihat pada CE4,CE5. Variabel Motivasi Karyawan indikator
yang valid terlihat pada MK1,MK3,MK6. Variabel Kinerja Perusahaan indikator
yang valid terlihat pada KP1,KP3. Beberapa indikator pernyataan terlihat masih
tidak valid harus kembali dieleminasi dan di uji ulang.
Tabel 4.5 Pengujian KMO ke-2
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,853
Bartlett's Test of
Sphericity Sig. 0,000
Sumber: Lampiran 3a
43
Pengujian selanjutnya setelah mengeliminasi indikator yang tidak valid
Pada Tabel 4.6. Hasil dari pengujian KMO adalah 0,818 > 0,5 dan Bartlett's Test
signifikan pada 0,000. Berdasarkan kedua hal tersebut yang memenuhi syarat maka
Tabel 4.6 Rotated Component Matrix ke-2
Component
1 2 3 4
CI2 .591
CI3 .653 .462
CI7 .719
CI9 .498 .471
CI10 .457 .508
CE1 .709
CE3 .725
CE4 .648 .408
CE5 .710
CE8 .843
MK1 .823
MK3 .761 .439
MK6 .677 .489
KP1 .838
KP2 .756
KP3 .757
Sumber: Lampiran 3a
Tabel 4.7 Pengujian KMO Indikator yang Valid
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,818
Bartlett's Test of
Sphericity Sig. 0,000
Sumber: Lampiran 3a
44
analisis ini dapat digunakan kembali. Berikut dilakukan analisis pengujian
selanjutnya:
Langkah selanjutnya dapat dilihat melalui Tabel 4.8 Rotated Component
Matrix, pernyataan yang valid terlihat berkumpul pada grup component. Variabel
CSR Internal indikator yang valid terlihat pada CI2,CI9,CI10, indikator tersebut
termasuk dalam dimensi tempat kerja dan pendapatan yang layak. Variabel CSR
Eksternal indikator yang valid terlihat pada CE4,CE5, indikator tersebut termasuk
dalam dimensi kontribusi terhadap masyarakat lokal. Variabel Motivasi Karyawan
indikator yang valid terlihat pada MK1,MK3,MK6, indikator tersebut termasuk
dalam dimensi motivasi diri dalam melaksanakan tugas. Variabel Kinerja
Perusahaan indikator yang valid terlihat pada KP1,KP3, indikator tersebut termasuk
dalam dimensi reputasi perusahaan dan kondisi pasar perusahaan yang baik.
Berdasarkan Tabel 4.8 Rotated Component Matrix terlihat semua indikator variabel
Tabel 4.8 Rotated Component Matrix
Indikator yang Valid
Component
1 2 3 4
CI2 .787
CI9 .777
CI10 .739
CE4 .845
CE5 .762
MK1 .782
MK3 .569 .500
MK6 .822
KP1 .911
KP3 .737
Sumber: Lampiran 3a
45
telah berkelompok pada setiap variabel. Dapat disimpulkan bahwa indikator-
indikator tersebut telah menunjukan hasil-hasil dalam pengukuran Factor Analysis
sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya.
Dengan ini pengujian ini dinyatakan valid dan dapat dilakukan pengujian
selanjutnya.
4.3.2. Hasil Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana alat
ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Ghozali, 2006). Dalam menghitung
reliabilitas suatu data dapat digunakan pendekatan Cronbach’s Alpha. Bila nilai
Cronbach’s lebih kecil dari 0,6 maka item x dinyatakan tidak reliabel dan bila nilai
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 maka item x dinyatakan reliabel. Tabel
berikut menunjukan hasil dari Uji Reliabilitas pada kuesioner yang digunakan
dalam penelitian:
Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa variabel CSR Internal, CSR Eksternal,
Motivasi Karyawan, dan Kinerja Perusahaan dalam penelitian menunjukan
Cronbach’s Alpha > 0,6, hasil Cronbach’s alpha variabel CSR Eksternal yang
Tabel 4.9 Pengujian Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
CSR Internal 0,798 Reliabel
CSR Eksternal 0,687 Reliabel
Motivasi Karyawan 0,780 Reliabel
Kinerja Perusahaan 0,882 Reliabel
Sumber: Lampiran 3b
46
menunjukan hasil yang terendah diantara 4 variabel berikut. Berdasarkan hasil
pengujian reliabilitas dapat dikatakan semua variabel dalam penelitian ini telah
reliabel dan dapat dilakukan proses analisis selanjutnya.
4.4 Statistik Deskriptif
Persepsi responden terhadap setiap variabel dalam penelitian ini ditunjukan
dengan statistik deskriptif dengan kriteria Rendah, Sedang, dan Tinggi. Kriteria
tersebut dilihat dari hasil mean yang sesuai dengan kategori dan kisaran teoritis
yang berbeda. Berikut hasil mean tersebut:
Rata-rata skor jawaban responden terhadap variabel CSR Internal adalah
4,26 yang termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan indikator yang diterima,
CSR Internal yang telah dilakukan perusahaan berupa pemberian tempat kerja dan
pendapatan yang layak direspon baik oleh karyawannya.
Rata-rata skor jawaban responden terhadap variabel CSR Eksternal adalah
3,98 yang termasuk dalam kategori tinggi namun terendah diantara variabel lainya.
Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Variabel
Variabel Mean Kisaran
Teoritis
Kategori Keterangan
Rendah Sedang Tinggi
CSR
Internal 4,26 1-5 1,00-2,33 2,34-3,66 3,67-5,00 Tinggi
CSR
Eksternal 3,98 1-5 1,00-2,33 2,34-3,66 3,67-5,00 Tinggi
Motivasi
Karyawan 4,35 1-5 1,00-2,33 2,34-3,66 3,67-5,00 Tinggi
Kinerja
Perusahaan 4,33 1-5 1,00-2,33 2,34-3,66 3,67-5,00 Tinggi
Sumber: Lampiran 4b
47
Berdasarkan indikator yang diterima, CSR Eksternal berupa kontribusi terhadap
masyarakat lokal direspon baik oleh karyawan.
Rata-rata skor jawaban responden terhadap variabel Motivasi Karyawan
adalah 4,33 yang termasuk dalam kategori tinggi, hal ini berarti Motivasi Karyawan
tinggi dengan program CSR yang dilakukan perusahaan mempengaruhi motivasi
karyawan.
Rata-rata skor jawaban responden terhadap variabel Kinerja Perusahaan
adalah 4,23 yang termasuk dalam kategori tinggi, hal ini berarti karyawan merasa
Kinerja Perusahaan mereka telah baik.
Tabel 4.11 Compare Mean Kelompok
Industri Perusahaan
CSR
Internal
CSR
Eksternal
Motivasi
Karyawan
Kinerja
Perusahaan
Jamu
PT. Industri Jamu
Jago 3,87 4,06 4,42 4,38
PT. Industri Jamu
Borobudur 4,38 4,21 4,52 4,50
PT. Ny. Meneer 4,24 3,86 3,76 4,07 PT. Leo Agung
Raya 5,00 4,25 4,33 5,00
Textile PT. Damaitex 4,43 4,21 4,71 4,36 PT. Arindo
Garmentama 3,78 3,83 4,22 4,17
Farmasi PT. Shamprindo
Perdana 4,75 4,00 4,84 4,88
PT. Dasa Gaya 4,33 4,63 4,59 4,75
Percetakan PT. Maju Jaya
Sarana Grafika 4,43 4,25 4,50 4,14
Percetakan Laris 4,42 3,75 4,42 4,13
Besi PT. Fumira 4,28 4,17 4,06 4,17 CV. Metalindo
Manunggal 3,50 3,00 4,17 4,25
Makanan
PT. Dyriana 3,89 3,33 4,22 3,83
Jessy Cakes 4,33 3,17 4,44 4,50
Mie Citra Mandiri 3,51 3,00 4,16 4,25
Sumber: Pengolahan Data, 2016
48
Pada Tabel 4.11 Compare Mean dilakukan dengan cara melakukan rata-rata
respon jawaban responden pada setiap perusahaan dan membandingkan
berbasarkan kelompok 6 jenis kelompok industry sejenis. Hasil dalam penelitian ini
dalam skala organisasi, sehingga diperlukan perbandingan berdasarkan kelompok
industri untuk mengetahui respon responden terhadap variabel dalam penelitian.
Pada kelompok industri jamu disimpulkan CSR Internal dengan respon baik
ditunjukan pada PT. Leo Agung Raya dengan rata-rata 5,00. CSR Eksternal pada
PT. Leo Agung Raya juga menunjukan rata-rata respon yang paling tinggi diantara
4 perusahaan kelompoknya yaitu 4,25. CSR Internal dan CSR Eksternal yang telah
dilakukan PT. Leo Agung Raya telah lebih baik dibandingkan perusahaan pada
49
sejenisnya. Pada Kinerja Perusahaan rata-rata respon tertinggi juga ditunjukan oleh
PT. Leo Agung Raya 5,00 dan rata-rata respon Kinerja Perusahaan terendah PT.
Nyonya Meneer 4,07. Pada kelompok industri jamu disimpulkan PT. Leo Agung
Raya memiliki kinerja yang paling baik dibandingkan dengan 4 perusahaan
sejenisnya.
Pada Tabel 4.11 Compare Mean terdapat 2 perusahaan kelompok industri
textile. CSR Internal dan CSR Eksternal PT. Damaitex menunjukan respon rata-
rata 4,43 dan 4,21 lebih baik dibandingkan PT. Arindo Garmentama dengan rata-
rata respon 3,78 dan 3,83. Dapat disimpulkan CSR Internal dan Eksternal PT.
Damaitex lebih baik dibandingkan PT. Arindo Garmentama. Hasil rata-rata respon
kinerja perusahaan juga menunjukan hasil yang konsisten rata-rata skala kinerja
perusahaan PT. Damaitex 4,36 lebih baik dibandingkan dengan PT. Arindo
Garmentama 4,17. Dapat disimpulkan dalam penelitian ini, Kinerja PT. Damaitex
paling baik dalam kelompok industri textile.
Kelompok industri selanjutnya adalah farmasi. CSR Internal dengan respon
rata-rata skala tertinggi PT. Shamprindo Perdana 4,75 dan respon CSR Eksternal
rata-rata skala tertinggi PT. Dasa Gaya 4,63. Berdasarkan hasil CSR Internal dan
CSR Eksternal kedua perusahaan tersebut menunjukan hasil yang tidak konsisten,
pada rata-rata respon skala kinerja perusahaan tertinggi ditunjukan PT. Shamprindo
Perdana 4,88. Kinerja PT. Shamprindo Perdana paling baik pada industri
sejenisnya.
50
Kelompok industri percetakan skala rata-rata respon tertinggi CSR Internal
dan CSR Eksternal pada PT. Maju Jaya Sarana Grafika 4,43 dan 4,25. Hasil rata-
rata respon skala kinerja perusahaan tertinggi ditunjukan pada PT. Maju Jaya
Sarana Grafika 4,14 lebih baik dibandingkan Percetakan Laris 4,13. Pada kelompok
industri percetakan dapat disimpulkan CSR Internal, Eksternal dan Kinerja
Perusahaan yang telah baik adalah PT. Maju Jaya Sarana Grafika.
Kelompok Industri pengolahan besi rata-rata respon pada CSR Internal dan
CSR Eksternal tertinggi pada PT. Fumira 4,28 dan 4,17. Sedangkan rata-rata respon
kinerja perusahaan pada CV. Metalindo Manunggal 4,25 sedangkan PT. Fumira
4,17, hal ini tidak konsisten dengan hasil rata-rata respon CSR Internal dan CSR
Eksternal. Dapat disimpulkan yang telah melakukan CSR Internal dan Eksternal
dengan baik adalah PT. Fumira dan kinerja perusahaan terbaik adalah CV.
Metalindo Manunggal.
Kelompok industri yang terakhir adalah makanan, dengan rata-rata respon
CSR Internal tertinggi pada Jessy Cakes 4,33 dan CSR Eksternal pada PT. Dyriana
3,33. Sedangkan rata-rata respon kinerja perusahaan Jessy Cakes 4,50 paling tinggi
dibandingkan dengan kedua perusahaan sejenisnya. Dapat disimpulkan CSR
Internal yang telah baik dilakukan oleh Jessy Cakes, CSR Eksternal oleh PT.
Dyriana dan Kinerja perusahaan paling baik dalam kelompok industri makanan
dalam penelitian ini adalah Jessy Cakes.
4.5. Analisis Measurement Model
Computation of degress of freedom (Default Model)
51
Tabel 4.10 menunjukan bahwa jumlah momen sampel sebanyak 10,
sedangkan jumlah parameter yang diestimasi adalah 9. (Degrees of Freedom) DF
sebesar (10-9)=1, dapat dikatakan DF sudah bernilai positif. Pada Result (Default
Model) juga menunjukan kalimat Minimum was achieved yang artinya DF telah
memadahi/model layak dan dapat dilakukan analisis selanjutnya.
Analisis selanjutnya dapat dilakukan apabila sebuah measurement model
terbukti valid sehingga perlu dilakukan analisis hubungan indikator dengan
konstruknya. Hasil pengujian Model dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 4.12 Notes for Models
Number of Distinct Sample Moments 10
Number of Distinct Parameter to be Estimated 9
Degrees of Freedom (10-9) 1
Minimum was achieved
Chi-Square 19,509
Degrees of Freedom 1
Probability Level 0,000
Sumber: Lampiran 6a
Tabel 4.13 Hasil Pengujian Goodness of Fit
Keterangan Default Model Saturated
Model
Independence
Model Hasil
CMIN 19,509 0,000 98,389 Fit
CMIN/DF 19,509 - 16,398 Tidak
GFI 0,885 1,0 0,520 Fit
AGFI -0,148 - 0,2 Tidak
52
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa CMIN pada Default Model
sebesar 19,509, hal ini dapat dikatakan baik karena hasil CMIN Default Model
berada diantara hasil CMIN Saturated Model dan CMIN Independence Model.
Hasil CMIN/DF menunjukan hasil 19,509, hasil ini dikatakan tidak fit, karena hasil
yang baik seharusnya bernilai < 3. Hasil GFI menunjukan angka 0,885 dan AGFI -
0,148, hasil dapat dikatakan fit apabila berada di rentang 0 sampai 1, hasil fit hanya
pada GFI.
NFI,CFI, IFI, dan RFI menunjukan hasil 0,802; 0,8; 0,810; dan -0,190. Hasil
dari NFI, CFI, IFI telah fit karena berada pada rentang 0 sampai 1, sedangkan RFI
tidak pada rentang tersebut sehingga tidak dapat dikatakan fit. Pada hasil uji
Parsimony Fit Indices (PRATIO, PNFI, PCFI) menunjukan hasil berada di range
values, yaitu berada diantara 0 sampai 1 dengan hasil 0,167; 0,134; 0,133.
Berdasarkan hasil pengukuran-pengukuran 12 item Goodness of Fit, 3 item tidak
lolos uji fit. Hasil Goodness of Fit item-item pada penelitian ini telah lolos lebih
dari 50% dari total Goodness of Fit yang dipakai, maka dapat dikatakan model
sudah fit sehingga dapat dilakukan analisis selanjutnya (Wijanto, 2008:44-56).
NFI 0,802 1,0 0,000 Fit
CFI 0,8 1,0 0,000 Fit
IFI 0,810 1,0 0,000 Fit
RFI -0,190 - 0,000 Tidak
PRATIO 0,167 0,000 1,0 Fit
PNFI 0,134 0,000 0,000 Fit
PCFI 0,133 0,000 0,000 Fit
Sumber: Lampiran 5
53
4.6. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan Structural
Equation Modeling (SEM) dengan program AMOS 21 dengan tingkat keyakinan
90% yang berarti batas error 10%. Analisis signifikansi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Keterangan:
CI : CSR Internal
CE : CSR Eksternal
MK : Motivasi Karyawan
KP : Kinerja Perusahaan
Structural Equation Modeling Intervening
Tabel 4.14 Regression Weight
Estimate S.E. C.R. P
CI → MK .558 .096 5.844 ***
CE → MK .168 .093 1.797 .072
MK → KP .436 .125 3.492 ***
CE → KP .202 .096 2.095 .036
CI → KP .238 .119 2.006 .045
Sumber: Lampiran 6a
54
Sumber: Pengolahan data, 2016
Analisis pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat Critial Ratio (CR)
yang terdapat pada Tabel 4.14 Regression Weight dengan melihat nilai P yang
menentukan hubungan antar variabel signifikan atau tidak. Kriteria penerimaan
hubungan antar variabel pada tingkat probabilitas signifikansi kurang dari α=10%.
Berdasarkan Tabel 4.14, hubungan variabel CSR Internal terhadap variabel
Movitasi Karyawan menunjukan hasil signifikan **** dengan nilai β=0,56 positif.
Hubungan variabel CSR Eksternal terhadap variabel Movitasi Karyawan
menunjukan hasil signifikan 0,072 < 0,10 dengan nilai β=0,17 positif. Hubungan
Variabel Motivasi Karyawan terhadap variabel Kinerja Perusahaan menunjukan
hasil signifikan **** dengan nilai β=0,44 positif.
Dalam model penelitian variabel intervening terdapat syarat bahwa variabel
independen terhadap variabel dependen juga disyaratkan signifikan. Tabel 4.14
Regression Weight variabel CSR Internal terhadap variabel Kinerja perusahaan
menunjukan nilai 0,045 < 0,10 nilai β=0,24 positif dan variabel CSR Eksternal
terhadap variabel Kinerja perusahaan menunjukan nilai 0,036 < 0,10 nilai β=0,20
positif. Kedua hubungan antar variabel independen dan dependen tersebut telah
signifikan sehingga memenuhi syarat variabel intervening.
55
4.6.1. Hipotesis 1 CSR Internal berpengaruh positif terhadap Kinerja
Perusahaan dengan Motivasi Karyawan sebagai variabel intervening
Hubungan CSR Internal terhadap Kinerja Perusahaan dengan pengaruh
pemediasi Motivasi Karyawan, dapat disimpulkan berdasarkan pengujian
Regression Weight pada program AMOS 21 dan Sobel Test. Hasil tersebut dapat
dianalisis melalui Tabel 4.14; Tabel 4.15, dapat diambil kesimpulan mengenai
penerimaan hipotesis. Tabel 4.14 Regression Weight CSR Internal terhadap
Motivasi Karyawan memiliki tingkat probabilitas signifikansi 0,000 < 0,10 dengan
nilai β=0,56 menunjukan hasil arah positif, hasil ini dapat dikatakan CSR Internal
yang diberikan perusahaan kepada karyawan berpengaruh signifikan positif
terhadap Motivasi Karyawan.
Motivasi Karyawan terhadap Kinerja Perusahaan memiliki tingkat
probabilitas signifikansi 0,000 < 0,10 dengan nilai β=0,44 menunjukan hasil arah
positif, hasil ini dapat dikatakan Motivasi Karyawan dalam bentuk persepsi yang
dibangun perusahaan kepada mereka, berpengaruh signifikan positif terhadap
Kinerja Perusahaan. Dalam model penelitian variabel intervening terdapat syarat
bahwa variabel independen terhadap variabel dependen juga disyaratkan signifikan.
Tabel 4.14 Regression Weight variabel CSR Internal terhadap variabel Kinerja
Perusahaan menunjukan nilai 0,045 < 0,10 dengan nilai β=0,24 menunjukan hasil
arah positif. Signifikansi pada Regression Weight telah diterima karena P-Value
kurang dari nilai α=10%. Secara keseluruhan dengan melihat nilai β(Beta) dapat
disimpulkan hubungan antar variabel telah signifikan dengan arah positif.
56
Salah satu kelemahan AMOS 21 dibanding dengan program SEM lainnya
seperti terletak pada tidak dapat diketahui signifikan tidaknya peranan tidak
langsung (indirect effect). Sebelum menentukan kesimpulan penerimaan hipotesis
terlebih dahulu diperlukan pengujian indirect effect tersebut dengan bantuan Sobel
Test Analisis.
Hasil Sobel Test Hipotesis 1
Tabel 4.15 Sobel Test Hipotesis 1
Sumber: Lampiran 6b
Hasil uji indirect effect pada Sobel Test pada Tabel 4.15 P-Value pengujian
baik sobel (0,002), Aroian (0,003), Goodman Test (0,002) ketiganya kurang dari
nilai α=10%. Berdasarkan ketiga pengujian tersebut hasil uji Indirect Effect
Motivasi Karyawan pada hipotesis 1 diterima.
Pengaruh Variabel Mediasi Motivasi Karyawan kepada Variabel
Independen CSR Internal dan Variabel Dependen Kinerja Perusahaan menunjukan
hasil mengenai jenis variabel mediasi. Pengaruh CSR Internal terhadap Kinerja
Perusahaan sebelum dimediasi oleh Motivasi Karyawan menunjukan hasil yang
signifikan positif, dan setelah dipengaruhi variabel mediasi Motivasi Karyawan
hubungan variabel CSR Internal terhadap Kinerja perusahaan tetap signifikan
57
positif. Dapat disimpulkan bahwa Motivasi Karyawan dalam hipotesis pertama ini
adalah Partial Mediation.
Berdasarkan hasil-hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa H1, CSR
Internal berpengaruh positif terhadap Kinerja Perusahaan dengan Motivasi
Karyawan sebagai Variabel Intervening diterima.
4.6.2. Hipotesis 2 CSR Eksternal berpengaruh positif terhadap Kinerja
Perusahaan dengan Motivasi Karyawan sebagai variabel intervening
Hubungan CSR Eksternal terhadap Kinerja Perusahaan dengan pengaruh
pemediasi Motivasi Karyawan, dapat disimpulkan berdasarkan pengujian
Regression Weight pada program AMOS 21 dan Sobel Test. Hasil tersebut dapat
dilihat pada Tabel 4.14; Tabel 4.16, dapat diambil kesimpulan mengenai
penerimaan hipotesis. Tabel 4.14 Regression Weight CSR Eksternal terhadap
Motivasi Karyawan memiliki tingkat probabilitas signifikansi 0,072 < 0,10 dengan
nilai β=0,17 menunjukan hasil arah positif, hasil ini dapat dikatakan CSR Eksternal
yang diberikan perusahaan kepada masyarakat setempat berpengaruh signifikan
positif terhadap Motivasi Karyawan.
Motivasi Karyawan terhadap Kinerja Perusahaan memiliki tingkat
probabilitas signifikansi 0,000 < 0,10 dengan nilai β=0,44 menunjukan hasil arah
positif, hasil ini dapat dikatakan Motivasi Karyawan dalam bentuk persepsi yang
dibangun perusahaan kepada mereka, berpengaruh signifikan positif terhadap
Kinerja Perusahaan. Dalam model penelitian variabel intervening terdapat syarat
bahwa variabel independen terhadap variabel dependen juga disyaratkan signifikan.
58
Tabel 4.14 Regression Weight variabel CSR Eksternal terhadap variabel Kinerja
Perusahaan menunjukan nilai 0,036 < 0,10 dengan nilai β=0,20 menunjukan hasil
arah positif. Signifikansi pada Regression Weight telah diterima karena P-Value
kurang dari nilai α=10%. Secara keseluruhan dengan melihat nilai β(Beta) dapat
disimpulkan hubungan antar variabel telah signifikan dengan arah positif.
Sebelum menentukan kesimpulan penerimaan hipotesis ke 2 kembali
diperlukan pengujian indirect effect tersebut dengan bantuan Sobel Test Analisis
Hasil Sobel Test Hipotesis 2
Tabel 4.16 Sobel Test Hipotesis 2
Sumber: Lampiran 6b
Hasil uji indirect effect pada Sobel Test pada Tabel 4.16 P-Value sobel
(0,10), Aroian (0,12), Goodman Test (0,09). Hasil sobel dan aroian menunjukan P-
Value lebih besar dari α=10%, tetapi hasil dari Goodman Test menunjukan P-Value
lebih kecil dari α=10%. Analisis penerimaan Sobel Test dapat dilihat melalui salah
satu diantara sobel, Aroian, Goodman Test (Murniati dkk, 2013). Berdasarkan uji
Goodman Test, hasil uji Indirect Effect Motivasi Karyawan pada hipotesis kedua
ini masih dapat diterima.
Pengaruh Variabel Mediasi Motivasi Karyawan kepada Variabel
Independen CSR Eksternal dan Variabel Dependen Kinerja Perusahaan
59
menunjukan hasil mengenai jenis variabel mediasi. Pengaruh CSR Eksternal
terhadap Kinerja Perusahaan sebelum dimediasi oleh Motivasi Karyawan
menunjukan hasil yang signifikan positif, dan setelah dipengaruhi variabel mediasi
Motivasi Karyawan hubungan variabel CSR Eksternal terhadap Kinerja perusahaan
tetap signifikan positif. Dapat disimpulkan bahwa Motivasi Karyawan dalam
hipotesis kedua ini adalah Partial Mediation.
Berdasarkan hasil-hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa H2, CSR
Eksternal berpengaruh positif terhadap Kinerja Perusahaan dengan Motivasi
Karyawan sebagai Variabel Intervening diterima.
4.7. Hasil dan Analisis
Berdasarkan hasil analisis-analisis dalam penelitian ini, Corporate Social
Responsibility(CSR) yang telah dilakukan perusahaan-perusahaan sampel terhadap
stakeholdernya beragam. Hasil pengujian validitas konstruk, indikator dengan
menggunakan Factor Analysis disimpulkan, CSR Internal dengan dimensi tempat
kerja dan pendapatan yang layak telah menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan
teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya. Sedangkan
dimensi CSR training pada karyawan disimpulkan tidak menunjukan hasil-hasil
yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu
konstruknya.
Pada CSR Eksternal pada perusahaan sampel yang telah menunjukan hasil-
hasil yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu
konstruknya yaitu dimensi kontribusi perusahaan terhadap masyarakat lokal.
60
Dimensi yang tidak menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan teori-teori yang
digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya yaitu penanganan pada
pelanggan dan mitra bisnis.
Pada Motivasi Karyawan menunjukan bagaimana mereka percaya akan
kemampuan mereka, berdasarkan hasil Factor Analysis, Indikator yang telah
menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk
mendefinisikan suatu konstruknya yaitu kepuasan, kebanggaan, dan keefektifan
karyawan melaksanakan tugasnya sedangkan beberapa indikator yang lain belum.
Kinerja Perusahaan merupakan tolak ukur bagaimana menilai sebuah organisasi,
pada penelitian ini dapat disimpulkan berdasarkan Factor Analisis, indikator pada
perusahaaan-perusahaan sampel telah memiliki reputasi dan pasar yang lebih baik
dibandingkan kompetitornya telah menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan
teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya. Sedangkan
indikator keberhasilan dalam strategi pengelolaan keuangan dan meraih laba tinggi
tahunan belum menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan teori-teori yang
digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya. Respon responden akan
kinerja perusahaan tidak terlepas dari hubungan motivasi yang ada dalam diri
mereka sehingga menimbulkan kepuasan kerja. Dalam menganalisis variabel dalam
penelitian ini dapat ditarik kesimpulan CSR, Motivasi, dan kinerja mendapatkan
rata-rata respon yang baik oleh para responden.
CSR Internal dan Eksternal menunjukan hasil yang signifikan positif pada
uji hipotesis terhadap motivasi karyawan, hal ini dapat disimpulkan respon
responden terhadap CSR telah baik, dimana hal tersebut mempengaruhi persepsi
61
mereka dalam bentuk Motivasi yang menimbulkan dorongan kerja. Berdasarkan
teori motivasi yang digunakan, dalam Two Factors Theory CSR Internal dan
Eksternal terhadap Motivasi Karyawan mencakup dalam Hiegene Factors(faktor
kesehatan) dimana CSR Internal dan Eksternal terbukti dapat menjadi faktor
ekstrinsik yang mempengaruhi Motivasi Karyawan. Motivasi Karyawan juga
menunjukan hasil yang signifikan positif terhadap kinerja perusahaan, motivasi
dalam bentuk dorongan dalam diri tersebut berdampak pada apa yang mereka
kerjakan, dorongan kerja tersebut mempengaruhi Kinerja Perusahaan tempat
mereka bekerja. Pada penelitian ini menguji apakah motivasi karyawan dapat
menjadi variabel intervening terhadap variabel CSR Internal dan CSR Eksternal,
uji indirect effect telah menunjukan Motivasi Karyawan dapat menjadi Partial
Mediation.