BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara...

86
BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata Keraf (dalam Supriyanto, 2009:23) mengungkapkan bahwa istilah diksi digunakan untuk menyatakan kata-kata yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, yang meliputi persoalan frasaologi, gaya bahasa, dan ungkapan. Frasaologi menurut Keraf mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau susunan atau yang menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan- ungkapan. Seorang penulis harus menguasai banyak kosakata sehingga mampu memilih kata yang akan digunakan yang sesuai dengan gagasannya. 1. Pemanfaatan bahasa Daerah a. Bahasa Sunda Bahasa Sunda digunakan dalam percakapan antara Kugy dengan penduduk Bojong Koneng ketika Kugy mengajar di Sakola Alit dan ketika Kugy Keenan mengunjungi Desa Bojong Koneng untuk bertemu murid-muridnya. Penggunaan bahasa Sunda juga digunakaan dalam percakapa antara sesame warga Bojong Koneng. Upami Bapa terang teu Pak Usep ayeuna di mana?“(Kalau Bapak tahu nggak Pak Usep sekarang ada di mana?)” (Lestari, 2013:342) Penggunaan bahasa Sunda terdapat pada halaman: 59, 60, 89, 118, 119, 341, 342. b. Bahasa Bali 26

Transcript of BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara...

Page 1: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

26

BAB IV

ANALISIS

A. Diksi atau Pilihan Kata

Keraf (dalam Supriyanto, 2009:23) mengungkapkan bahwa istilah diksi

digunakan untuk menyatakan kata-kata yang dipakai untuk mengungkapkan suatu

ide atau gagasan, yang meliputi persoalan frasaologi, gaya bahasa, dan ungkapan.

Frasaologi menurut Keraf mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan

atau susunan atau yang menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan-

ungkapan. Seorang penulis harus menguasai banyak kosakata sehingga mampu

memilih kata yang akan digunakan yang sesuai dengan gagasannya.

1. Pemanfaatan bahasa Daerah

a. Bahasa Sunda

Bahasa Sunda digunakan dalam percakapan antara Kugy

dengan penduduk Bojong Koneng ketika Kugy mengajar di Sakola

Alit dan ketika Kugy Keenan mengunjungi Desa Bojong Koneng

untuk bertemu murid-muridnya. Penggunaan bahasa Sunda juga

digunakaan dalam percakapa antara sesame warga Bojong Koneng.

“Upami Bapa terang teu Pak Usep ayeuna di mana?”

“(Kalau Bapak tahu nggak Pak Usep sekarang ada di mana?)”

(Lestari, 2013:342)

Penggunaan bahasa Sunda terdapat pada halaman: 59, 60, 89,

118, 119, 341, 342.

b. Bahasa Bali

26

Page 2: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

27

Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan

dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali

asli.

“Niki putran titiange ane lanang, I Wayan Keenan”

“(Ini anak laki-laki saya yang paling besar. I Wayan Keenan)”

(Lestari, 2013:220)

Pada percakapan tersebut, terbukti bahwa keluarga pak Wayan

merupakan keluarga Bali asli yang masih memegang teguh bahasa

warisan leluhur tersebut.

“Keenan harus mulai belajar bahasa Bali.” Dengan gayanya

yang dewasa, Luhde mulai menasehati.

“Boleh. Ajarin, dong,” tantang Keenan.

“Coba ikuti saya, ya! Luhde berdehem, “Cang Bojok…”

“Cang Bojok…”

“… care bojog.”

Dengan patuh dan serius, Keenan mengikuti, “Cang bojok care

bojog.”

“Pintar,” Luhde mangut-mangut sambil menahan senyum/

“Artinya apa?” Tanya Keenan.

Tawa Luhde menyembur, “Artinya: saya jelek seperti monyet!”

serunya, lalu terbahak-bahak sendiri.

(Lestari, 2013:220)

Percakapan antara Keenan dan Luhde yang menggambarkan

bahwa sesungguhnya Keenan mengawali untuk belajar bahasa Bali

karena sebelumnya Keenan tidak mengetahui arti dan maksud jika

Pak Wayan sekeluarga berbincang dengan menggunakan bahasa

Bali.

Penggunaan bahasa Bali terdapat pada halaman: 57, 70, 200,

204, 219, 220, 237,283, 297, 369.

c. Bahasa Jawa

Page 3: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

28

Bahasa Jawa hanya terjadi satu kali dan hanya menjadi bahasa

campuran dengan bahasa Indonesia. Percakapan dengan bahasa

Jawa terjadi antara Eko dan Kugy.

“Spada! Yu-huu! Kulonuwun!”

“(Spada! Yu-huu! Permisi!)”

(Lestari, 2013:216)

2. Pemanfaatan bahasa Asing

Pemanfaatan kosa kata asing yang mungkin diperlukan, tidak

dianggap sebagai suatu kesalahan atau penyimpangan jika digunakan

dalam situasi non-formal. Adanya penyisipan dua bahasa atau lebih

dilakukan penutur dengan sadar atau dengan sebab-sebab tertentu. Hal

tersebut mencerminkan bahwa penggunaan bahasa yang terdapat di dalam

Perahu Kertas bersifat informal atau santai.

a. Bahasa Inggris

Percakapan dengan Bahasa Inggris terjadi di hampir semua

halaman. Bahasa Inggris menjadi bahasa campuran dalam bahasa

Indonesia. Percakapan terjadi diantara semua tokoh kecuali dalam

keluarga Keenan dan keluarga Pak wayan. Percakapan yang paling

banyak terjadi yang menggunakan bahasa Inggris yaitu percakapan

antara Keenan dan Wanda.

“Forget it, Keenan! There will be no tomorrow for you!”

“(Ingat itu, Keenan! Tidak akan ada besok untukmu!)”

(Lestari, 2013:176)

Percakapan antara Keenan dan Wanda banyak menggunakan

bahasa Inggris karena di dalam Perahu Kertas menceritakan bahwa

Wanda adalah seorang tokoh perempuan yang sekolah dan tinggal

Page 4: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

29

di Australia. Wanda yang sehari-harinya menggunakan bahasa

Inggris, menjadikan Wanda selalu menggunakan bahasa Inggris

kepada semua lawan bicaranya. Bukan hanya ke pada Keenan,

namun pada Kugy, Noni, Eko, dan semua orang-orang terdekat

wanda.

“Gua punya saudara, sepupu nggak langsung sih, tapi

hubungan kita lumayan deket. Dia lama tinggal di Melbourne.

Sekarang ini dia lagi cuti kuliah, pulang ke Indonesia buat

magang di perusahaan bokapnya. Dia mau main ke Bandung

minggu depan. Pas banget momennya dengan Keenan pulang

dari Bali” (Lestari, 2013:77).

Percakapan dengan menggunakan campuran bahasa Inggris

tidak hanya percapakan antara Keenan dan Wanda saja, namun

hampir semua tokoh kecuali percakapan antara tokoh utama

dengan warga Bandung atau antara tokoh utama dengan keluarga

Pak Wayan yang tinggal di Bali.

Pemanfaatan bahasa Inggris terdapat pada halaman: 5, 14, 27,

29, 30, 32, 34, 35, 37, 42, 43, 45, 50, 52, 63, 67, 75, 77, 78, 82, 83,

84, 85, 90, 91, 92, 93, 95, 98, 99, 100, 102, 107, 112, 113, 114,

115, 116, 119, 123, 125, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 133, 134,

138, 139, 140, 141, 142, 143, 148, 150, 151, 155, 162, 165, 168,

171, 172, 173, 174, 175, 176, 177, 182, 187, 188, 192, 193, 203,

213, 214, 217, 239, 241, 249, 251, 253, 254, 255, 257, 263, 270,

276, 286, 287, 318, 319, 320, 321, 322, 323, 324, 426, 343, 351,

383, 389, 400, 408.

b. Bahasa Belanda

Page 5: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

30

Bahasa Belanda digunakan dalam percakapan antara Keenan

dan keluarganya. Ibu Keenan yang berkebangsaan Belanda dan

Keenan yang bersekolah di Belanda, membuat bahasa Belanda

terjadi di beberapa halaman.

“Mungkin ini saja yang sebaiknya kamu bawa, vent,”

“(mungkin ini saja yang sebaiknya kamu bawa, nak

(panggilan untuk anak laki-laki))”

(Lestari, 2013:3)

“Bruinebonen soep dan kaas brodje. Oma kan nie ferget,

vent. Oma selalu pegang janji.”

“(Sup kacang merah dan roti keju. Oma kan tidak bisa lupa,

nak (panggilan untuk anak laki-laki). Oma selalu pegang

janji)”

(Lestari, 2013:3)

Penggunaan bahasa Belanda terdapat pada halaman: 1, 3,

111, 157, 158.

3. Pemendekan Kata

Pemendekan kata atau abrevasi diartikan sebagai proses penanggalan

satu atau beberapa bagian leksem tatau kombinasi leksem sehingga

menjadi bentuk baru yang berstatus kata (Kridalaksana, 1989:159).

a. Pemenggalan, yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu

bagian dari kata atau leksem.

1. “Santailah sedikit, Bu Noni. Legalisasi STTB ke sekolah aja gua

belum sempat ….” (Lestari, 2013:6).

Pemenggalan kata terdapat pada kata “Bu” yang berasal

dari kata “Ibu.”

2. “Gy? Udah di catat semua? Kugy?” (Lestari, 2013:7).

Pemenggalan kata terdapat pada kata “Gy” yang berasal

dari kata “Kugy” yaitu nama tokoh utama.

Page 6: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

31

3. “Keenan mana, Ma?” Tanya pria itu dengan gelisah (Lestari,

2013:11).

Pemenggalan kata terdapat pada kata “Ma” yang berasal

dari kata “Mama.”

4. “Untung kamu tidak di sini, Nan. Mama sudah kayak resepsonis

pribadi ngangkatin telpon buat dia,” celetuk ibunya lagi (Lestari,

2013:15).

Pemenggalan kata terdapat pada kata “Nan” yang berasal

dari kata “Keenan” yaitu nama tokoh utama.

5. “Sudah, Pa.” Keenan berdiri di samping satu travel bag (Lestari,

2013:16).

Pemenggalan kata terdapat pada kata “Pa” yang berasal dari

kata “Papa.”

6. “Aku nabung dulu, ya, Jos. Aku lagi bikin cerpen, nih. Kali ini aku

mau coba kirim ke majalah. Jadi ada penghasilan. Malu minta

sama bokap. Lagian kalo buat HP kayaknya nggak akan dikasih.”

(Lestari, 2013:29)

Pemenggalan kata terdapat pada kata “Jos” yang berasal

dari kata “Joshua” yaitu nama pacar Kugy.

7. Ibunya adalah sahabat lama Pak Wayan, dan Keenan mengenal

sosok pria itu sejak kecil (Lestari, 2013:69).

Pemenggalan kata terdapat pada kata “Pak” yang berasal

dari kata “Bapak”

8. “Di dekat perapian, Gy … nggak ada siapa-siapa lagi … Cuma

mereka berdua … duh, Eko payah, nih! Nggak pernah ngajak gua

ke tempat kayak gitu. Yang ada Pemadam Kelaparan „mulu!”

(Lestari, 2013:138).

Pemenggalan kata terdapat pada kata „mulu yang berasal

dari kata “melulu.”

Page 7: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

32

9. Noni pun tak dapat menahan tawa kecilnya. “Hi-hi … bener banget

kata Eko, sebetulnya gua juga udah pingin komentar. Dandanan lu

makin mirip Kugy, Wan. Pantes aja, formulanya udah sama. Baju-

baju dapet minjem!” (Lestari, 2013:150).

Pemenggalan kata terdapat pada kata “Wan” yang berasal

dari kata “Wanda” yaitu teman dekat Keenan.

10. “Nggak apa-apa. Thanks, Bim. Harusnya gua aja yang ambil ke

sana. Nggak perlu sampai elu ke sini ….” (Lestari, 2013:192).

Pemenggalan kata terdapat pada kata “Bim” yang berasal

dari kata “Bimo” yaitu nama teman dekat Kugy dan Keenan.

11. “Sori banget, Non ….” (Lestari, 2013:239).

Pemenggalan kata terdapat pada kata “Non” yang berasal

dari kata “Noni” yaitu nama teman dekat Kugy dan Keenan.

12. “Kamu itu naïf atau pura-pura polos, sih, Ko?” Noni berdecak

tidak sabar, “Ngaku aja, kenapa sih?” (Lestari, 2013:242).

Pemenggalan kata terdapat pada kata “Ko” yang berasal

dari kata “Eko” yaitu nama teman dekat Kugy dan Keenan.

13. “Masih pagi sekali, De. Anginnya dingin. Kamu masuk ke kamar

lagi saja.” (Lestari, 2013:290).

Pemenggalan kata terdapat pada kata “De” yang berasal

dari kata “Luhde” yaitu nama tokoh sampingan.

14. Lena mulai membaca sorot yang gelisah itu. “Apa yang bisa aku

bantu, Dri?” (Lestari, 2013:291).

Pemenggalan kata terdapat pada kata “Dri” yang berasal

dari kata “Adri” yaitu nama ayah dari Keenan.

15. “Berhubung ortu-ortu udah mendesak, yah you know lah jadi …,”

Noni berdehem, “bulan Februari depan, tepat pada hari Valentine,

gua dan Eko, tunangan.” (Lestari, 2013:318).

Page 8: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

33

Pemenggalan kata terdapat pada kata “ortu-ortu” yang

berasal dari kata “orangtua-orangtua.”

Pemenggalan kata sebagian besar terdapat dalam sebuah

percakapan antar tokoh di dalam Perahu Kertas.

b. Kontraksi, yaitu proses pemendekan dengan meringkas gabungan

leksem dasar atau gabungan fonem.

1. “Kamu kan kenal aku justru setelah aku pindah. Gara-gara pernah

ketemu aku di rumah Kugy, kan? Yang mungkin waktu itu kamu

masih jadi pelanggan setia taman bacaannya dalam rangka pe-de-

ka-te! Baru deh, sok akrab, sok udah naksir aku dari kelas 1,

padahal aku yakin kamu tahu aku aja nggak,” cerocos Noni sengit

(Lestari, 2013:34).

Kontraksi terdapat pada kata “pe-de-ka-te” yang merupakan

pemendekan dari kata pendekatan.

2. “Lu adalah manusia paling cuek dan pe-de yang gua tahu. Masa

gentar sama acara gitu dong? Bukan acara besar, kok. Kata Wanda,

Cuma sekitar lima puluh orang yang diundang ….” (Lestari,

2013:107).

Kontraksi terdapat pada kata “pe-de” yang merupakan

pemendekan dari kata percaya diri.

3. Sebagian besar keluarganya tengah berkumpul di depan teve

(Lestari, 2013:213).

Kontraksi terdapat pada kata “teve” yang merupakan

pemendekan dari kata televisi.

4. “Pe-er berat memang jadi di visual, tapi gua optimis bisa banget

dikejar” (Lestari, 2013:257).

Kontraksi terdapat pada kata “pe-er” yang merupakan

pemendekan dari kata pekerjaan rumah.

5. “Genius!” seru Kugy. “gimana kalo reuni ini kita buat dengan

tema… Kelompencampir?” (Lestari, 2013:334).

Page 9: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

34

Kontraksi terdapat pada kata “Kelompencapir” yang

merupakan singkatan dari kata kelompok pendengar, pembaca dan

pirsawan.

c. Penyingkatan, yaitu proses pemendekan yang menghasilkan kata yang

berupa gabungan huruf.

1. “Mungkin ini saa yang sebaiknya kamu bawa, vent,” Oma

menyerahkan dua buah buku bertuliskan 2500 Latihan Soal

UMPTN, “supaya jij bisa belajar di pesawat” (Lestari, 2013:3).

Penyingkatan terdapat pada kata “UMPTN” yang

merupakan singkatan dari “Ujian Masuk Perguruan Tinggi

Negeri.”

2. “Santailah sedikit, Bu Noni. Legalisasi STTB ke sekolah aja gua

belum sempat ….” (Lestari, 2013:6).

Penyingkatan terdapat pada kata “STTB” yang merupakan

singkatan dari “Surat Tanda Tamat Belajar.”

3. Noni anak tunggal dan Kugy yang dari keluarga besar adalah

sahabat karib yang saling melengkapi sejak TK (Lestari, 2013:8).

Penyingkatan terdapat pada kata “TK” yang merupakan

singkatan dari “Taman Kanak-kanak.”

4. Dari SD, Kugy rajin menabung, dan semua hasil tabungannya

dibelikan buku cerita anak-anak, dari mulai cergam stensilan

sampai buku dongeng klasik (Lestari, 2013:9).

Penyingkatan terdapat pada kata “SD” yang merupakan

singkatan dari “Sekolah Dasar.”

5. Kugy menjadi Pemimpin Redaksi majalah sekolah dari mulai SMP

sampai SMA (Lestari, 2013:9).

Page 10: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

35

Penyingkatan terdapat pada kata “SMP” dan kata “SMA”

yang merupakan singkatan dari “Sekolah Menengah Pertama” dan

“Sekolah Menengah Atas.”

6. “Aku coba telepon ke rumah tanteku, deh. Siapa tahu memang dia

pakai kereta yang lain. Pinjam HP ya, Non. Pulsa cekak, nih”

(Lestari, 2013:23).

Penyingkatan terdapat pada kata “HP” yang merupakan

singkatan dari “Handphone” yaitu Telepon Genggam.

7. “Panggilan untuk Keenan penumpang KA Parahyangan dari

Jakarta, sekali lagi, saudara Keenan, sepupu dari Eko Kurniawan,

ditunggu oleh saudara Eko dengan ciri-cirinya sebagai berikut:

rambut cepat berjambul Tintin, tinggi 175 cm, kulit cokelat sedang,

mata besar bulu mata lentik, pakai kaus Limpbizkit, ditemani oleh

dua cewek cakep ….” (Lestari, 2013:23).

Penyingkatan terdapat pada kata “KA” yang merupakan

singkatan dari “Kereta Api.”

8. “Kata anak-anak, IP lu tertinggi satu angkatan. Nggak percuma lu

disebut Siluman Kampus, kerjanya pulang melulu, ngerem di

kamar kayak beruang,” Bimo terkekeh (Lestari, 2013:57-58)

Penyingkatan terdapat pada kata “IP” yang merupakan

singkatan dari “Indeks Prestasi.”

9. “Anak Seni Rupa? ITB?” (Lestari, 2013:105).

Penyingkatan terdapat pada kata “ITB” yang merupakan

singkatan dari “Institut Teknologi Bandung.”

10. “Masa? Kok, tiap kali gua ke sini li juga nggak pernah ada. Tiap

gua ajak pergi lu nggak pernah mau. Kata anak-anak, lu ambil SP,

ya? Pingin cepat lulus terus ninggalin kita, ya?” Eko menoyor jidat

Kugy pelan, “Huuug … curang. Ke mana aja, sih? Kangen tauk”

(Lestari, 2013:161).

Penyingkatan terdapat pada kata “SP” yang merupakan

singkatan dari kata “Semester Pendek.”

Page 11: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

36

11. “Kamu-nggak salah info, kan Gy? Kamu bakal jadi co-py-wri-ter,”

eja Karel penuh penekanan, “bukan fa-shion e-di-tor! Juga bukan

re-sep-sio-nis! Dan bukan S-P-G!” (Lestari, 2013:249).

Penyingkatan terdapat pada kata “SPG” yang merupakan

singkatan dari kata “Sales Promotion Gilrs.”

4. Penggunaan Bentuk Ulang

Kata ulang dapat dikelompokan berdasarkan bentuk dan fungsi atau

makna perulangan. Berikut adalah jenis-jenis kata ulang:

a. Kata ulang berdasarkan bentuk

1. Dwipurna (Kata ulang sebagian), yaitu proses pengulangan yang

terjadi pada sebagian kata, biasanya terjadi pada bagian awal kata.

a. Sebuah rumah peninggalan zaman Belanda yang dikelilingi

pepohonan rindang (Lestari, 2013:44).

Kata pepohonan merupakan kata yang berasal dari kata pohon.

pohon-pohonan popohonan pepohonan

b. Kucing-kucing yang berjemur santai di atap tetangga akan

menjadi teman setianya (Lestari, 2013:160).

Kata tetangga merupakan kata yang berasal dari kata tangga.

Tangga-tangga tatangga tetangga

2. Dwilingga (Kata ulang utuh atau penuh)

a. Keajaiban tak datang-datang (Lestari, 2013:2).

b. Hanya sesekali telepon dari Mama yang memuji sketsa-sketsa

yang ia kirim, tanpa ucapan tambahan yang menyiratkan kalau

ia bisa terus tinggal di Amsterdam, menemani Oma yang

berjuang agar tidak digusur ke panti jompo karena dianggap

terlalu tua untuk hidup sendiri, melukis di salah satu bangku di

Vondelpark, tumbuh besar menjadi seniman-seniman yang ia

kagumi dan banyak berseliweran di kota ini (Lestari, 2013:2).

Page 12: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

37

c. “Kamar lu udah gua sapu-sapu dari kemarin” (Lestari, 2013:6).

d. Noni tiba-tiba tertawa (Lestari, 2013:7).

e. “Emang kadang-kadang mendingan nge-date pake sepeda

kumbang daripada Fiat kuning itu. Lebih sering si Fuad mogok

daripada si Kombi kawin” (Lestari, 2013:7).

f. Langkah-langkah beratnya hilir mudik sedari tadi (Lestari,

2013:11).

g. Seperti balap lari, mereka buru-buru ke pintu depan dan

langsung membuka halaman tengah Koran yang padat dengan

barisan nama-nama (Lestari, 2013:11).

h. Hampir setiap sore Kugy selalu mapir ke pantai, mengirimkan

surat-surat berisi cerita atau gambar untuk Neptunus (Lestari,

2013:13).

i. Pikirannya melayang pada surat-surat dan foto-foto yang sering

diselipkan di tas oleh cewek-cewek di sekolah, dan ia

menebak-nebak mana yang kira-kira ditemukan oleh abangnya

(Lestari, 2013:15).

j. Diam-diam ia mengamati kedua anak laki-lakinya yang terpaut

jarak umur enam tahun, dan menyadari betapa berbeda

keduanya (Lestari, 2013:15).

k. “Nggak sopan, bener-bener nggak sopan! Gua Cuma dianggap

kuli dorong mobil …,” sambil menggerutu Kugy bangun

(Lestari, 2013:18).

l. Jaket jins kegombrongan milik Karel yang digondol Kugy

detik-detik terakhir sebelum dia berangkat ke Bandung itu pun

tentu tidak membantu (Lestari, 2013:19).

m. Ragu, Keenan mendekati, menjajarkan langkahnya dengan kaki

yang melangkah besar-besar dan terburu-buru (Lestari,

2013:21).

n. Keenan pun tak akan mengenali sepupunya jika saja tidak

menemukan kedua mata bundar yang dinaungi bulu-bulu lentik

yang sejak dulu menjadi ciri khas Eko, yang membuatnya dulu

dipanggil “Si Cowok Cantik” (Lestari, 2013:24).

o. Kugy menunggu sambil memanyunkan mulut dan memeras

ujung-ujung kausnya yang basah (Lestari, 2013:27).

Page 13: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

38

p. “Fuad tewas. Besok masuk bengkel dulu. Rencananya Eko dan

Keenan mampir ke sini pake angkot, nanti kita jalan kaki aja

cari yang dekat-dekat, atau delivery service” (Lestari, 2013:30).

q. “Dan judul-judul apa yang lu pinjam. No hard feeling, dong”

(Lestari, 2013:34).

r. “Aku punya peti kuno, dikasih sama Karel, abangku.

Bentuknya kayak peti harta karun yang ada di komik-komik.

Karel bilang, peti itu diambil dari perahu karam, dan isinya

gulungan-gulungan naskah sejarah yang jadi hancur karena

terendam air laut. Aku senang sekali dapat peti itu, dan aku

bertekad untuk mengisinya ulang dengan naskah-naskah

dongeng buatanku, supaya peti itu kembali berisikan sesuatu.

Aku menulis dengan super semangat. Bertahun-tahun. Dan

jadilah bundel itu. Silahkan kamu baca-baca. Kamu bisa

kembalikan kapan pun kamu mau” (Lestari, 2013:38).

s. Di punggunya tergandul ranssel merah marun dengan emblem

huruf “K” warna hitam yang dijahit di tengah-tengah (Lestari,

2013:41).

t. “Kecil-kecil makannya banyak juga, ya,” komentarnya

(Lestari, 2013:43).

u. Rel-rel kawat bersaling silang di bawah plafon dengan lampu-

lampu halogen kecil yang bergantungan menerangi beberapa

spot tempat lukisan-lukisan Keenan yang terpaku di dinding

atau didirikan begitu saja di atas lantai (Lestari, 2013:44).

v. “Yang ini yang paling aneh,” potong Kugy, menunjuk lukisan

yang hanya seperti gradasi warna dan garis-garis halus seperti

larik-larik kapas (Lestari, 2013:45).

w. Kugy menatap lukisan itu lekat-lekat (Lestari, 2013:45).

x. Keenan garuk-garuk kepala, “ini kebetulan yang aneh”

(Lestari, 2013:45).

y. Cepat-cepat Kugy membuang muka ke sembarang arah, dan

menemukan mesin popcorn sebagai objek perhatian baru yang

lebih aman (Lestari, 2013:50).

z. Kugy mesem-mesem, “nggak maksa, sih … Cuma penasaram

aja” (Lestari, 2013:54).

Page 14: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

39

aa. Keenan memasukkan barang-barang terakhirnya sebelum tas

itu resmi diamanan dengan gembok kecil (Lestari, 2013:57).

bb. “Cep! Jangan jauh-jauh!” (Lestari, 2013:59).

cc. “Tapi minta bolos itu namanya „macam-macam‟. Seminggu

lagi! Buat apa sih kamu lama-lama amat di Ubud?” (Lestari,

2013:66).

dd. “Baik-baik, ya. Sampai ketemu semester depan” (Lestari,

2013:69).

ee. Printer kecil di kamarnya tak henti-henti berbunyi mencetak

seluruh dokumen dongengnya. Setelah semua siap, Kugy mulai

menggabungkan teks-teks dongengnya dengan sketsa-sketsa

Keenan, embuat semacam buku buatan tangan (Lestari,

2013:72).

ff. Jalan legian penuh sesak dengan orang-orang, mobil-mobil

bahkan nyaris tak bergerak (Lestari, 2013:73).

gg. Mereka bertiga akhirnya bergerak menuju kafe temaram

berhiaskan ornamen-ornamen Buddha yang hanya beberapa

puluh meter dari tempat mereka berdiri (Lestari, 2013:73).

hh. Sementara itu pikirannya melayang pada satu benda yang

hampir tak lepas dari tangannya beberapa hari ini, yang

membuat Pak Wayan dan banyu geleng-geleng kepala saking

seriusnya Keenan mengulik benda satu itu, bolak-balik

dihaluskan dan disempurnakan setiap hari (Lestari, 2013:75).

ii. Tepatnya, mereka tak punya dana cukup untuk menyewa

bangunan dan terpaksa melaksanakan kegiatan belajar

mengajar di saung-saung ladang atau di bawah pohon (Lestari,

2013:80).

jj. “Maaf agak berantakan, ya. Belum sempat beres-beres setelah

pulang dari Bali …” (Lestari, 2013:84).

kk. Sementara dilihatnya Eko dan Noni mesem-mesem di pojok

kamar (Lestari, 2013:84).

ll. Ia hanya malas menghadapi adegan-adegan yang sekiranya

bakal pedas di mata (Lestari, 2013:100).

mm. Kini, anak-anak itu mau lebih banyak memakai bahasa

Indonesia, dan Kugy pun diajari secara tidak langsung istilah-

istilah bahasa Sunda oleh anak-anak itu (Lestari, 2013:103).

Page 15: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

40

nn. “Kalian kok tega, sih! Bilang-bilang, dong! Gua kayak napi

buron begini …” (Lestari, 2013:107).

oo. Kali ini baju Wanda serba silver, serasi dengan tas, sepatu, dan

kuku-kuku (Lestari, 2013:107).

pp. Di pojokan itu, terdapat meja besar tempat berbagi aneka teh

dan minuman dihidangkan, lengkap dengan panganan kecil

yang ditata apik di nampan-nampan (Lestari, 2013:108).

qq. Keenan menoleh, menatap Wanda lekat-lekat (Lestari,

2013:113).

rr. Kucing-kucing yang berjemur santai di atap tetangga akan

menjadi teman setianya (Lestari, 2013:160).

ss. Obor-obor mulai dipancangkan di taman, dan meja-meja berisi

makanan mulai mengambil posisi (Lestari, 2013:168).

tt. Sambil tersenyum maklum, petugas itu menyiapkan stiker-

stiker petunjuk yang diminta Keenan (Lestari, 2013:179).

uu. Wajah-wajah yang tak asing (Lestari, 2013:200).

vv. Menggoyangkan kentungan-kentungan bambu yang bergantung

di tepi atap, yang seketika melantunkan bebunyian merdu

(Lestari, 2013:226).

ww. Menyisakan suara bambu dan suara-suara dalam kepalanya

(Lestari, 2013:226).

xx. Semburat matahari mulai terlihat, perlahan menggeser jernih

langit malam dan bintang-bintang (Lestari, 2013:261).

yy. Sedari tadi penganan yang disuguhkan adalah gelas-gelas berisi

anggur merah dan putih, serta makanan-makanan ringan

berukuran mungil yang diedarkan di atas baki (Lestari,

2013:272).

zz. Dengan segala daya yang entah dari mana, otot-otot muka Adri

mulai bergerak (Lestari, 2013:291).

aaa. Tangisan yang harus kembali dikuburnya dalam-dalam

(Lestari, 2013:300).

bbb. Seuntai gelang yang terdiri dari batu-batu mungil berwarna

biru cemerlang (Lestari, 2013:324).

Page 16: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

41

ccc. “Ngobrol dengan dia … rasanya kayak lagi baca buku

petuah-petuah bijak” (Lestari, 2013:333).

ddd. Sepanjang jalan, Kugy keasyikan mengobrol sampai-

sampai tak sadar mobil itu sudah sampai di mulut tol Cikampek

(Lestari, 2013:340).

eee. Karang-karang kecil bermunculan, tampak mengilap

disepuh buih ombak (Lestari, 2013:348).

fff. Dekat, terjangkau, dan jelas-jelas mencintainya (Lestari,

2013:357).

ggg. Sindiran-sindiran halus menjadi rutinitas baru yang ia

terima setiap hari (Lestari, 2013:359).

hhh. Jangan-jangan … (Lestari, 2013:368).

iii. “Makasih …,” Kugy tertawa lepas, “ngomong-ngomong, mata

kamu normal, kan?” (Lestari, 2013:377).

jjj. Hidup Darwin! Sekali lagi, ternyata evolusi itu memang ada!

Tumben-tumben seorang Kugy Karmachameleon mengenal

konsep „salah kostum‟;” komentar Keenan geli (Lestari,

2013:381).

kkk. “Bagus! Bagus! Itu yang saya tunggu-tunggu. Saya mau

lihat-lihat, dong” (Lestari, 2013:386).

lll. “Tapi, aku benar-benar butuh waktu sendiri dulu. Maaf sekali

lagi, ya” (Lestari, 2013:394).

mmm. Cepat-cepat ia membuka pintu (Lestari, 2013:401).

nnn. Noni geleng-geleng kepala (Lestari, 2013:406).

ooo. Malam ini, Remi menyusun tempat-tempat yang ingin ia

kunjungi dengan Kugy esok hari (Lestari, 2013:421).

ppp. ”Denger-denger, ada yang mau ke wedding exhibition, ya?”

Kakak perempuanya itu berceletuk (Lestari, 2013:423).

qqq. Hanya bunyi derit engsel besi ayunan dan bunyi ombak-

ombak kecil yang beradu dengan benteng tembok dekat kaki

mereka (Lestari, 2013:425).

Page 17: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

42

rrr. “Keenan Cuma buang-buang waktu,” sahutnya (Lestari,

2013:429).

Berdasarkan data di atas, kata-kata yang bergaris bawah

merupakan kata-kata yang mengandung kata ulang dwilingga,

yaitu kata ulang yang mengulang seluruh kata dasar dan kata

berimbuhan.

3. Kata ulang berubah bunyi

a. “Lu yakin dia pakai kereta jam lia? Kok gak muncul-muncul?”

Tanya Kugy pada eko yang celingak-celinguk tiada henti

(Lestari, 2013:20).

b. Tangannya serta-merta menunjuk kearah rak buku tempat

koleksi komik dan buku dongengnya berbaris rapi, demi

mengalihkan pembicaraan (Lestari, 2013:36).

c. Ia tenggelam dalam dunia khayal Kugy yang membawanya

jauh ke Negeri Antigravitia yang menggantung di selapis langit

sebelum bulan, ke bawah tanah tempatnya Joni gorong si

undur-undur penggali, ke dunia sayur-mayur tempat wortelina

menjadi penari balet yang ternama (Lestari, 2013:39).

d. Sementara itu pikirannya melayang pada satu benda yang

hampir tak lepas dari tangannya beberapa hari ini, yang

membuat Pak Wayan dan banyu geleng-geleng kepala saking

seriusnya Keenan mengulik benda satu itu, bolak-balik

dihaluskan dan disempurnakan setiap hari (Lestari, 2013:75).

e. “Oh, mangga, mangga. Diantar ku Bapa,” buru-buru Pak

Somad mematikan rokok kreteknya lalu mulai memanggili

anak-anak yang tercerai-berai di sekitar masjid (Lestari,

2013:89).

f. Lama sudah Keenan berusaha menyelami dua bola mata yang

selalu dilapisi lensa kontak berwarna-warni itu, mencari

sesuatu yang selama ini belum ia temukan (Lestari, 2013:132).

g. Ia memilih membuka buku sketsa lalu asyik mencorat-coret

(Lestari, 2013:150).

h. Mau tak mau Kugy melayani dulu basa-basi itu (Lestari,

2013:161).

Page 18: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

43

i. “Gua yakin lu pasti punya alasan lu sendiri, dan gua nggak

berhak ngutak-ngatik” (Lestari, 2013:162).

j. Lama Keenan membiarkan Wanda tersedu-sedan sambil

meratapkan segala penyesalannya, hingga perlahan, Keenan

melepaskan rangkulan tangan Wanda di kakinya, lalu

menariknya lagi untuk berdiri (Lestari, 2013:177).

k. Dari tempat ia duduk, langit tampak berhiaskan saling-silang

tali jemuran, beberapa kolor dan jins tidak kering yang tampak

masih diangin-anginkan (Lestari, 2013:181).

l. Barangkali Pak Wayan Cuma membutuhkan kehadiran mereka,

suara mereka, gerak-gerik mereka untuk menghidupkan

suasana (Lestari, 2013:204).

m. Ia bercerita soal keluh-kesahnya, keresahan batinnya, dan

kerinduannya pada semua yang dulu begitu indah (Lestari,

2013:208).

n. Suasana lantai bawah lebih tertib dengan orang-orang yang

berbaju lebih rapi, sementara lantai dua ingar-bingar, urakan,

dan lebih berantakan (Lestari, 2013:252).

o. Cekakak-cekikik di ruang itu makin menjadi (Lestari,

2013:255).

p. Suara ketawa-ketiwi sontak lenyap (Lestari, 2013:256).

q. “Ananconda-ku mulai aksi huru-hara, nih kayaknya nggak

mungkin lagi disumpal makanan basa-basi. Aku pamit duluan,

ya. Mau cari makan aja” (Lestari, 2013:274).

r. Ia sudah mendengar desas-desus bahwa satu kantor bermaksud

mengerjainya habis-habisan hari ini, dan isu utamanya justru

bukan dalam rangka perayaan ulang tahun, melainkan gara-

gara ia kini resmi menjadi pacar Bos Besar (Lestari, 2013:322).

s. Keenan mampu mengobrak-abrik seluruh tatanan hatinya

(Lestari, 2013:332).

t. “Tapi sampai sekarang, storybroard belum ada, konsepnya juga

masih gonta-ganti melulu” (Lestari, 2013:359).

Berdasarkan data di atas, kata-kata yang bergaris bawah

merupakan kata-kata yang mengandung kata ulang berubah bunyi.

Page 19: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

44

Pengulangan terjadi dengan pengulangan bunyi pada unsur

pertama maupun unsur kedua dalam kalimat.

4. Kata ulang berimbuhan, yaitu pengulangan kata ulang berimbuhan

terjadi dengan menambahkan imbuhan pada unsur kata pertama

atau kata kedua.

a. “Karel bilang, peti itu diambil dari perahu karam, dan isinya

gulungan-gulungan naskah sejarah yang jadi hancur karena

terendam air laut” (Lestari, 2013:38).

b. Ada sesuatu yang remuk di hati Kugy, dan pecahan-

pecahannya seolah-olah menyebar ke seluruh tubuh,

membuatnya meringkuk memeluk guling menahan pedih

(Lestari, 2013:86).

c. Tanpa menunggu labih lama, dibukanya lipatan-lipatan perahu

kertas itu, membaca tulisan Remi yang tertera di bagian

belakang pamflet restoran, …. (Lestari, 2013:271).

d. Dan ia putuskan untuk berbisik di telingan suaminya,

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang selama ini belum

terjawab: …. (Lestari, 2013:291).

Berdasarkan data di atas, kata-kata yang bergaris bawah

merupakan kata-kata yang mengandung kata ulang

berimbuhan. Kata ulang berimbuhan adalah mengulang kata

dasar sekaligus dengan imbuhannya (afiksasi)

5. Kata ulang semu

a. Anak laki-laki itu melihat sekeliling dengan khawatir (Lestari,

2013:15).

b. Pikirannya melayang pada surat-surat dan foto-foto yang sering

diselipkan di tas oleh cewek-cewek di sekolah, dan ia

menebak-nebak mana yang kira-kira ditemukan oleh abangnya

(Lestari, 2013:15).

c. Belum lagi, jam tangan plastik Kura-kura Ninja yang nyris tak

pernah lepas dari pergelangan tangannya (Lestari, 2013:19).

Page 20: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

45

d. Ia tenggelam dalam dunia khayal Kugy yang membawanya

jauh ke Negeri Antigravitia yang menggantung di selapis langit

sebelum bulan, ke bawah tanah tempatnya Joni gorong si

undur-undur penggali, ke dunia sayur-mayur tempat wortelina

menjadi penari balet yang ternama (Lestari, 2013:39).

e. Hanya Keenan yang begitu tegas dan tanpa tedeng aling-aling

menyatakan tidak suka (Lestari, 2013:55).

f. “Selamat melukis. Jangan lupa …. “ Kugy menempelkan kedua

telunjuknya di ubun-ubun seperti antenna (Lestari, 2013:64).

g. “Mau oleh-oleh apa?” (Lestari, 2013:68).

h. “Selain Sakola Alit, kira-kira ada faktor lain nggak?” (Lestari,

2013:102).

i. “Tapi saya benar-benar nggak kuat lagi untuk pura-pura betah

kuliah” (Lestari, 2013:156).

j. Dengan cepat, ia menggambar enam layang-layang (Lestari,

2013:184).

k. “Setiap pelukis pasti memiliki „jodoh‟-nya masing-masing”

(Lestari, 2013:205).

l. Pria itu mengambil ancang-ancang bicara (Lestari, 2013:211).

m. “Pintar,” Luhde manggut-manggut sambil menahan senyum

(Lestari, 2013:220).

n. “Kamu tuh naïf atau pura-pura polos, sih, Ko? Noni berdecak

tidak sabar, “Ngaku aja, kenapa sih?” (Lestari, 2013:242).

o. Tibalah ia di Bandara Ngurah Rai, disambut alunan gending

Bali yang sayup-sayup berkumandang dari kotak-kotak

pengeras suara (Lestari, 2013:293).

p. Ia sudah mendengar desas-desus bahwa satu kantor bermaksud

mengerjainya habis-habisan hari ini, dan isu utamanya justru

bukan dalam rangka perayaan ulang tahun, melainkan gara-

gara ia kini resmi menjadi pacar Bos Besar (Lestari, 2013:322).

Berdasarkan data di atas, kata-kata yang bergaris bawah

merupakan kata-kata yang mengandung kata ulang semu. Kata

Page 21: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

46

ulang semu adalah pengulangan kata ulang yang terjadi pada kata

dasar yang sebenarnya bukan hasil reduplikasi itu sendiri.

6. Kata ulang berdasarkan fungsi atau makna

1. Kata ulang bermakna mirip atau agak

a. Ada yang asyik mencari kutu di kepala temannya, ada yang

langsung merobek kertas dari bukunya dan bikin kapal-

kapalan, ada yang kerjanya teriak-teriak terus memanggili

temannya di saung sebelah, dan ada juga yang menatapnya

bergeming seperti melihat hantu (Lestari, 2013:90).

Kapal-kapalan adalah sesuatu yang mirip kapal. Kapal-

kapalan di novel Perahu Kertas adalah sebuah kertas yang

dibentuk menyerupai kapal dengan teknik origami.

b. Noni punya ide sejak lama ingin mengalungkan medali-

medalian untuk Kugy pada pesta ulang tahunnya yang ke-20 ini

sebagai tanda persahabatan mereka (Lestari, 2013:171).

Medali-medalian adalah sesuatu yang mirip dengan

medali, yaitu suatu penghargaan atas usaha seseorang.

2. Kata ulang bermakna jamak

a. Hanya sesekali telepon dari Mama yang memuji sketsa-sketsa

yang ia kirim, tanpa ucapan tambahan yang menyiratkan kalau

ia bisa terus tinggal di Amsterdam, menemani Oma yang

berjuang agar tidak digusur ke panti jompo karena dianggap

terlalu tua untuk hidup sendiri, melukis di salah satu bangku di

Vondelpark, tumbuh besar menjadi seniman-seniman yang ia

kagumi dan banyak berseliweran di kota ini (Lestari, 2013:2).

b. Ia tidak bisa menjelaskan bagaimana batinnya dibuat damai

dengan menyaksikan perahu-perahu kertas itu hanyut terbawa

air (Lestari, 2013:14).

c. Pikirannya melayang pada surat-surat dan foto-foto yang sering

diselipkan di tas oleh cewek-cewek di sekolah, dan ia

menebak-nebak mana yang kira-kira ditemukan oleh abangnya

(Lestari, 2013:15).

Page 22: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

47

d. Tak ada satu pun temannya yang percaya bahwa keduannya

bisa jadian, begitu juga dengan teman-teman Ojos (Lestari,

2013:27).

e. “Sementara isi kepalaku Cuma Pangeran Lobak, Peri Seledri,

Penyihir Nyi Kunyit, dan banyak lagi tokoh-tokoh sejenis”

(Lestari, 2013:37).

f. “Baru nanti setelah mapan, lalu orang-orang mulai percaya, aku

bisa nulis dongeng sesuka-sukaku” (Lestari, 2013:37).

g. “Pengalaman pribadi, ya? Itu karena Ojos bisa mendeteksi

cowok-cowok mana yang diam-diam naksir Kugy, tauk,“ ledek

Noni sambil menoyor bahu Eko (Lestari, 2013:53).

h. Semua anggota keluarga itu menjadi seniman-seniman besar

(Lestari, 2013:69).

i. Jalan Legian penuh sesak dengan orang-orang, mobil-mobil

bahkan nyaris tak bergerak (Lestari, 2013:73).

j. Matanya tak lepas mengamati foto-foto anak-anak yang akan

dibina oleh Ami dan teman-temannya (Lestari, 2013:81).

k. Malam itu, Noni dan Eko terpaksa menggantungkan nasib

perut mereka pada Mas-Mas pengantar pizza (Lestari,

2013:85).

l. Tokohnya adalah murid-muridku sendiri (Lestari, 2013:120).

m. Hanya serangga-serangga pohon yang terdengar bersahut-

sahutan (Lestari, 2013:121).

n. Kucing-kucing yang berjemur santai di atap tetangga akan

menjadi teman setianya (Lestari, 2013:160).

o. Segelintir orang saja yang tersisa, dan sebagian besar adalah

pegawai-pegawai rumah Wanda sendiri (Lestari, 2013:172).

p. Keberadaan Sakola Alit serta konsistensi Ami dan kawan-

kawan akhirnya menarik simpati penduduk sekitar (Lestari,

2013:183).

q. “Terserah Om Hans mau ngomong apa, Wanda punya motivasi

apa, kolektor-kolektor itu punya penilaian apa … buatku, kamu

melukis dengan seluruh jiwa kamu, dan itu yang penting!”

(Lestari, 2013:187).

Page 23: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

48

r. “Jangan mau sama yang kayak kita-kita ini. Kantongnya sakit

asma, napasnya satu-satu!” (Lestari, 2013:212).

s. Andaikan perempuan-perempuan itu tahu bahwa dalam lima

menit dirinya akan keluar makan bersama Remi, Kugy ragu

bisa keluar dari toilet tadi dalam keadaan utuh (Lestari,

2013:275).

t. “Untungnya klien-klien saya yang lama terus mendukung,

makanya AdVocaDo bisa seperti sekarang” (Lestari,

2013:287).

u. “Mari terus maju, hai Juru-Juru Dongeng!” (Lestari, 2013:311).

v. “Berhubung ortu-ortu udah mendesak, yah you know lah jadi

…,” Noni berdehem, “bulan Februari depan, tepat pada hari

Valentine, gua dan Eko, tunangan.” (Lestari, 2013:318).

w. “Bu … bu … kadieu, enggal! Ieu aya guru-guruna Pilik!”

(Lestari, 2013:342).

Berdasarkan data di atas, kata-kata yang bergaris bawah

merupakan kata-kata yang mengandung kata ulang jamak. Kata

ulang jamak merupakan suatu kata yang memiliki artian banyak

atau lebih dari satu.

3. Kata ulang bermakna macam-macam

a. Sebuah rumah peninggalan zaman Belanda yang dikelilingi

pepohonan rindang (Lestari, 2013:44).

Kata pepohonan merupakan kata yang berasal dari kata

pohon. Pepohonan adalah bermacam-macam jenis pohon

yang tumbuh di sebuah tempat.

b. Ia tenggelam dalam dunia khayal Kugy yang membawanya

jauh ke Negeri Antigravitia yang menggantung di selapis

langit sebelum bulan, ke bawah tanah tempatnya Joni gorong

si undur-undur penggali, ke dunia sayur-mayur tempat

wortelina menjadi penari balet yang ternama (Lestari,

2013:39).

Page 24: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

49

Berdasarkan data di atas, kata sayur-mayur yaitu bermacam-

macam jenis sayuran. Sayur-mayur di Data di atas menggambarkan

bermacam-macam sayuran yang dijadikan tokoh dalam sebuah

cerita dongeng.

4. Kata ulang bermakna intensitas

a. “Saya di kampus hanya seperlunya aja. Nggak terlalu suka

nongkrong-nongkrong” (Lestari, 2013:42).

b. Sesungguhnya, salah satu alasan ia sering lewat-lewat fakultas

Keenan adalah untuk memberikan majalah yang memuat

cerpennya, yang sudah ia siapkan di dalam ranselnya dan ia

bawa setiap hari (Lestari, 2013:43).

c. “Sumpah .. saya sama sekali nggak sangka kamu bisa menebak

setepat itu, “Keenan garuk-garuk kepala, “ini kebetulan yang

aneh” (Lestari, 2013:45).

d. “Mmm … nggak ada apa-apa lagi , Om. Silahkan saja lihat-

lihat. Mungkin Om dan Tante mau minum? Kita ada teh, wine

….” (Lestari, 2013:111).

e. Ia memilih membuka buku sketsa lalu asyik mencorat-coret

(Lestari, 2013:150).

f. “Lena … lihat anak kamu, dia pikir dia siapa? Berani-berani

minta berhenti kuliah hanya gara-gara lukisannya laku

segelintir. Dia nggak mikir bahwa saya, bapaknya, sudah

setengah mati banting tulang buat baya seluruh biaya

sekolahnya dari dia kecil sampai sekarang,” ayahnya lalu

menoleh pada Keenan (Lestari, 2013:156).

g. “Aduh, Gy! Apaan sih, nih! Nyodok-nyodok nggak jelas!

Ganggu, tauk!” Omel Kevin (Lestari, 2013:214).

Berdasarkan data di atas, kata-kata yang bergaris bawah

merupakan kata-kata yang mengandung kata ulang intensitas. Kata

ulang intensitas adalah kata ulang yang melakukan perbuatan

secara berulang-ulang atau berlangsung lama atau terus-menerus.

Page 25: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

50

5. Kata ulang bermakna kolektif atau bilangan

a. Seharian, Wanda dengan tekun menelponi satu-satu orang

yang ada dalam daftarnya, hingga akhirnya ia menyerah

(Lestari, 2013:114).

b. “Non! Kalian tuh temenan udah berapa tahun sih? Masa kalah

sama masalah beginian doing? Masalahnya apa juga nggak

jelas, tahu-tahu diem-dieman, terus dua-duanya sama-sama

keras kepala. Heran,” Eko mulai dongkol (Lestari, 2013:242).

c. “Mmm … saya nggak suka tiga-tiganya,” akhirnya ia berkata

(Lestari, 2013:256).

Berdasarkan data di atas, kata-kata yang bergaris bawah

merupakan kata-kata yang mengandung kata ulang bermakna

kolektif atau bilangan. Kata ulang kolektif atau bilangan adalah

kata ulang yang menunjukkan jumlah angka atau bilangan dalam

sebuah kalimat.

6. Kata ulang bermakna keadaan atau situasi

a. Diam-diam ia mengamati kedua anak laki-lakinya yang terpaut

jarak enam tahun, dan menyadari betapa berbeda keduanya

(Lestari, 2013:15).

b. “Hebat Mas Keenan, ya. Mentang-mentang ganteng, pacarnya

ganti-ganti, cantik-cantik lagi,” Mas Itok terus berkomentar

(Lestari, 2013:98).

c. “Lain kali, ingat-ingat kalo ini Kota Bandung. Pakai rok mini

malam-malam gini hanya disarankan bagi yang udah kebal dan

terlatih nahan angin kayak bending di Jalan Veteran” (Lestari,

2013:135).

d. Malam itu Kugy pun memutuskan, segala kenangan dan perkara

yang hanya akan membebani hatinya, ia buang jauh-jauh

(Lestari, 2013:248).

Berdasarkan data di atas, kata-kata yang bergaris bawah

merupakan kata-kata yang mengandung kata ulang bermakna

Page 26: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

51

keadaan atau situasi. Kata ulang ini berasal dari kata sifat yang

diulang dan membentuk kata ulang bermakna keadaan dan situasi.

e. Kata ulang bermakna tindakan yang dilakukan berkali-kali

a. Hampir semuanya terus-terusan menggunakan bahasa Sunda

(Lestari, 2013:103).

b. “Kang Keenan sering-sering datang, ya? “ pinta Pilik sambil

memasukkan gulungan gambar dari Keenan ke dalam tasnya

yang terbuat dari karung bekas tepung terigu (Lestari,

2013:119).

d. Semua halaman sudah habis ia baca, bahkan berkali-kali dan

tak terhitung lagi (Lestari, 2013:278).

e. Baru sehari Keenan tiba di Jakarta dan langsung menunggui di

rumah sakit terus-menerus, semua orang seketika melihat

perbaikan yang pesat dari kondisi ayahnya (Lestari, 2013:304).

Berdasarkan data di atas, kata-kata yang bergaris bawah

merupakan kata-kata yang bermakna tindakan yang dilakukan

berkali-kali. Kata ulang yang dilakukan berkali-kali bisa

mengandung kata ulang tambahan dan kata ulang ulang dwilingga.

f. Kata ulang bermakna kegiatan

a. Silahkan kamu baca-baca (Lestari, 2013:38).

b. Tepatnya, mereka tak punya dana cukup untuk menyewa

bangunan dan terpaksa melaksanakan kegiatan belajar

mengajar di saung-saung ladang atau di bawah pohon (Lestari,

2013:80).

c. “Iya, dia punya perusahaan trading, ekspor-impor. Dia bangun

semuanya sendiri dari nol. Kok, kamu tahu?” (Lestari,

2013:113).

d. “Gua lulus siding tadi pagi, Non. Dan Karel udah cariin gua

kerja di Jakarta, gua mulai coba magang sambil nunggu

wisuda. Jadi, gua mau pamitan, sekalian pingin ngobrol-

ngobrol aja,” dengan nada secerah mungkin Kugy bercerita

(Lestari, 2013:246).

Page 27: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

52

e. “Sebetulnya dilarang melakukan surat-menyurat sampai

lamaran kerja positif dikabulkan, tapi … aku coba, ya. Cuma

nggak janji lhooo …,” Kugy tertawa, siap menutup pintu

(Lestari, 2013:271).

f. “Tahun ini perkerjaan di kantor banyak sekali, Pak. Kebetulan

aja kantor saya lagi outing ke Bali, jadi saya bisa kabur

sebentar mampir ke Ubud, sekalian lihat-lihat” (Lestari,

2013:372).

Berdasarkan data di atas, kata-kata yang bergaris bawah

merupakan kata-kata yang mengandung kata ulang bermakna

kegiatan. Kata ulang bermakna kegiatan umumnya dilakukan oleh

dua atau lebih tokoh.

5. Pemilihan kata unik

Pilihan kata yang ringan dan penggambaran yang jelas membuat

pembaca bisa merasakan setiap detail yang Dee tulis dan

menggambarkannya dalam pikiran pembaca. Kata-kata yang ditulis secara

ringan dan gaya bahasa yang menyesuaikan dengan perkembangan

masyarakat modern. Walau ringan, tetap saja bahasa yang digunakan

memiliki makna yang berisi yang mewakili pribadi Dee.

Menurut Keraf dalam Diksi dan Gaya Bahasa (Keraf, 1995:87),

ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk

menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca seperti

apa yang dipikirkan atau dirasakan penulis. Maka setiap penulis Harus

berusaha secermat mungkin memilih kata-katanya untuk mencapai

maksud tersebut. Pilihan kata dalam sebuah karya nonsastra dan karya

sastra sangatlah berbeda. Dee dalam Perahu Kertas mampu menciptakan

imajinasi yang tepat bagi pembacanya.

Page 28: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

53

a. Karmachameleon

Keenan menerima bundel yang disodorkan padanya. Di sampul

depannya tertulis: “Kumpulan Dongeng Dari Peti Ajaib-Oleh:

Kugy Karmachameleon” (Lestari, 2013:38).

“Karmachameleon” merupakan nama pena Kugy. Semua karya-

karya hasil karya Kugy, dinamai dengan nama penanya yaitu “Kugy

Karmachameleon”, padahal nama asli Kugy adalah Kugy Alisa

Nugroho. Kugy merupakan mahasiswa yang mempunyai hobi dan cita-

cita sejak kecil sebagai penulis dongeng, cerpennya juga pernah

diterbitkan di sebuah majalah ibu kota.

Namun, ada satu hal yang mengusik Keenan, dan ia memutuskan

untuk bertanya, “Nama lengkap kamu Kugy Karmachameleon?”

“Bukan. Kugy Alisa Nugroho.”

“Jauh, ya?” (Lestari, 2013:39)

“Dee” adalah nama pena dari Dewi Lestari. Cerpen Dee juga

pernah diterbitkan di sebuah majalah terkenal. Dee yang merupakan

seorang sastrawan terkenal, menciptakan nama pena agar pembaca atau

penikmat sastra lebih mudah mengingatnya karena nama Dewi Lestari itu

tidak hanya satu. Kreativitas Dee dituangkan dalam novel Perahu Kertas.

Pengalamannya dalam menjadi sastrawan ia wujudkan dalam

memunculkan nama pena di novel Perahu Kertas untuk tokoh utama yang

secara kebetulan mempunyai profesi sebagai penulis.

b. Mother Alien

Judul bab: MOTHER ALIEN (Lestari, 2013:23).

“Mother Alien” adalah sebutan untuk Kugy dari teman-temannya.

Teman-temannya memanggil dengan panggilan “Mother Alien” karena

teman-teman Kugy menganggap Kugy adalah ketua orang-orang aneh

Page 29: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

54

sedunia. Menurut Noni, sahabat Kugy, Kugy adalah seseorang yang

tidak memiliki pengalaman aneh termasuk yang paling aneh untuk

ukuran orang normal.

“Maaf, sebetulnya gua kurang setuju,” Noni angkat tangan,

“karena bagi Kugy semua hal nggak ada yang aneh sekalipun

untuk ukuran orang normal”, (Lestari, 2013:23).

c. Fuad

“Biasa. Fuad lagi penyakitan, sementara Eko harus jemput

sepupunya ke stasiun, yang dari Belanda itu lho, terus mereka

butuh aku untuk dorong mobil kalau-kalau mogok. Eeh… dasar si

Fuad, beneran mogok dia”, (Lestari, 2013:26).

“Fuad” adalah panggilan kesayangan untuk mobil eko. Mobil tua

yang jika dipakai seringkali mogak yang membuat Eko dan teman-

temannya memanggilnya Fuad. Fuad merupakan mobil merk Fiat

dengan bodi 124.

d. Alien Nation

Eko membelesakkan kepalanya ke dalam bantal. Tertawa

terpingkal-pingkal. “Kok gua serasa ada di tengah alien nation gini,

ya?” cetusnya dari dalam benaman bantal, (Lestari, 2013:33).

“Alien Nation” adalah ungkapan dari Eko ke Kugy dan Keenan.

“Alien Nation” adalah kumpulan dari orang-orang aneh. Eko

menganggap bahwa jika Kugy dan Keenan bersatu maka akan

membentuk kumpulan orang aneh.

e. Advocado

Kugy tak percaya bisa lolos dari sebulan pertamanya di AdVocaDo

(Lestari, 2013:252).

Advocado adalah nama perusahaan advertising milik Remi.

Perusahaan periklanan yang dibangun Remi, teman Karel, kaka Kugy.

Page 30: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

55

Namun pegawai perusahaan periklanan lain sering memanggil nama

Advocado dengan nama Alpukat.

“Alpukat” adalah julukan gaul untuk AdVocaDo (Lestari,

2013:275).

6. Pemilihan kelompok kata

a. Lingkaran Suci

“Oke,” Kugy berdehem, “di lingkaran suci ini, sebutkan hal paling

aneh yang pernah kita lakukan. Ayo, yang jujur, ya!” (Lestari,

2013:31).

Lingkaran suci merupakan istilah yang dipakai Dee untuk

menggambarkan bagaimana Kugy, Keenan, Noni, dan Eko duduk

membentuk melingkar sambil bercerita dan tertawa.

Di ruangan tamu, yang digunakan bersama itu, tampak karton pipih

lebar bekas pizza menganga terbuka. Sebuah teve yang tak

ditonton menyala dengan suara sayup. Empat orang duduk dilantai,

berbincang asyik sambil tertawa-tawa. Dengan dus pizza kosong

sebagai pusat bagaikan kawanan Indian yang mengelilingi api

unggun (Lestari, 2013:31).

b. Dewa Neptunus

“Kugy suka kirim surat ke Dewa Neptunus,” ungkap Noni sambil

menahan geli (Lestari, 2013:32).

Bahwa Kugy sangat mengidolakan dewa laut, dalam mitologi yunani

disebut dengan Poseidon. Poseidon merupakan saudara kandung

Yupiter dan Pluto. Poisendon diibaratkan dengan planet Neptunus

karena planet Neptunus merupakan planet yang berwarna biru dan

mirip dengan warna laut yang biru, warna biru ini disebabkan oleh

kandungan yang ada. Kandungan planet Neptunus yaitu terdiri dari

banyak es seperti air, sehingga planet Neptunus berwarna biru

Page 31: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

56

(http://m.kompasiana.com/post/read/490120/2/neptunus-dan-dewa-

laut-dalam-perahu-kertas.html, 21/01/2015, 22.24).

Kugy hobi mengirim surat di kertas yang kemudian kertas tersebut

dibentuknya menjadi perahu yang akhirnya dilabuhkan di sungai

yang mengalir atau bahkan langsung di laut. Kugy yang

mempunyai zodiak Aquarius percaya bahwa suratnya akan sampai

ke laut dan dibaca oleh Dewa Neptunus. “Gua sebetulnya anak

buah Neptunus yang dikirim ke Bumi untuk jadi mata-mata, dan

SECARA KEBETULAN SEKALI, zodiak gua Aquarius. Ajaib,

kan?” tambahnya dengan mata berbinar-binar (Lestari, 2013:33).

c. Pemadam Kelaparan

Warung nasi dengan dinding bambu itu tampak padat. Orang-orang

berderet memilih makanan yang disajikan prasmanan. Keenan

berhenti sejenak untuk membaca plang yang tergantung di pintu:

“Warteg Pemadam Kelapanan” (Lestari, 2013:42).

Dee melahirkan sebuah tempat yang bernama “Pemadam

Kelaparan”, yang merupakan kantin dalam kampus yang menjadi

favorit para mahasiwa karena dengan harga yang murah, warung

makan tersebut mampu mengenyangkan dan memadamkan perut yang

mulai lapar. Harga yang murah dan disajikan secara prasmanan

memberi kepuasan tersendiri bagi mahasiswa yang makan di sana.

“Ada satu tempat makan yang wajib dijajal. Jangan ngaku anak

kampus deh kalau belum pernah ke sana….”

“Enak banget, ya?”

“Bukan. Murah Banget.”

“Oh. Pantesan nraktir…,” gumam Keenan sambil mengekeh pelan

(Lestari, 2013:42).

d. Siluman Kampus

“Kata anak-anak, IP lu tertinggi satu angkatan. Nggak percuma lu

disebut Siluman Kampus, kerjanya pulang melulu, ngerem di

kamar kayak beruang,” Bimo terkekeh. Keenan hanya tersenyum

sekilas, entah harus merasa bangga atau tersindir. Tapi ia cukup

suka sebutan itu. Siluman Kampus. (Lestari, 2013:42).

Page 32: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

57

Dee memunculkan istilah baru, yaitu “Siluman Kampus”. Keenan

dijuluki sebagai “Siluman Kampus” karena Keenan tidak pernah

berkumpul bersama teman-temannya seusai perkuliahan berakhir.

Keenan ke kampus hanya untuk belajar. Seusai belajar ia langsung

pulang ke kost untuk melukis. Ia lebih memilih pulang untuk melukis

daripada berkumpul dengan teman-teman kampusnya. Siluman adalah

makhluk halus, tersembunyi tidak kelihatan (http://kbbi.web.id,

21/01/2015, 22.48).

Keenan mempunyai hobi melukis namun karena paksaan

orangtuanya, ia terpaksa menuruti kemauan orangtuanya untuk masuk

dalam jurusan ekonomi, bukan seni rupa seperti yang Keenan

inginkan. Maka setelah perkuliahan berakhir, ia lebih memilih pulang

ke rumah kos untuk melukis daripada berkumpul dengan teman-

temannya sesama jurusan ekonomi.

e. Radar Neptunus

“Selamat melukis. Jangan lupa ….” Kugy menempelkan kedua

telunjuknya di ubun-ubun seperti antena.

Seketika keenan tertawa renyah. “Radar Neptunus …,” ia lalu ikut

menempelkan kedua telunjuk di ubun-ubun (Lestari, 2013:64).

Percakapan tersebut, menunjukkan bahwa antara Kugy dan Keenan

menggunakan istilah yang hanya diketahui oleh Kugy dan Keenan

yaitu “Radar Neptunus”. Arti “Radar Neptunus” dalam Perahu Kertas

adalah radar yang akan mempertemukan seseorang dengan belahan

jiwanya. Terbukti bahwa di akhir cerita, Kugy dan Keenan di

pertemukan karena adanya “Radar Neptunus”.

Page 33: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

58

“Kata sandi?” Orang itu bertanya pelan.

Keenan tersenyum. “Klapertaart.”

“Hah? Keparat?”

“Pisang susu.”

“Oke. Lolos”

“Kok, kamu bisa sampai di sini?” Tanya Keenan.

“Aku juga mau Tanya hal yang sama. Tapi kayaknya kita berdua

sudah tahu jawabannya.”

“Radar Neptunus,” Keenan tersenyum lebar. Secerah hatinya yang

mendadak merekah, dan terus-menerus mengembang seolah tiada

sepi (Lestari, 2013:432).

Tokoh Kugy dan Keenan jika memanggil sinyal dewa laut, ia akan

meletakkan dua telunjuknya di samping kepala. Dalam mitologi

Yunani, Poseidon/dewa laut digambarkan memiliki senjata yang

disebut trisula. Bentuk trisula seperti angka 3 yang menghadap ke atas,

benda yang dipegang ditangan Poseidon. Mitosnya, jika trisula

ditancapkan ke bumi maka dapat membelah dunia.

(http://m.kompasiana.com/post/read/490120/2/neptunus-dan-dewa-

laut-dalam-perahu-kertas.html, 21/01/2015, 23.02).

f. Proyek Percomblangan

Entah kenapa, tiba-tiba Kugy merasa Noni bukanlah orang yang

tepat untuk diajak bicara masalah ini, tidak dengan adanya proyek

percomblangan yang sepertinya betul-betul diseriusi sahabatnya itu

(Lestari, 2013:79).

Proyek percomblangan adalah usaha untuk membuat dua orang agar

bisa mempunyai suatu ikatan. Proyek percomblangan dalam Perahu

Kertas merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh Noni dan Eko

untuk menjodohkan Keenan dan Wanda agar bisa menjadi sepasang

kekasih. Hal ini membuat Noni menyebut dirinya adalah mak comblang

millennium.

Page 34: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

59

g. Macan Kampus

“Siapa tahu setelah nggak jadi mahasiswa, gua malah jadi macan

kampus” (Lestari, 2013:160).

Macan kampus adalah sebutan Keenan untuk dirinya sendiri.

Keenan yang sebelumnya dipanggil siluman kampus oleh temannya

karena Keenan ketika di kampus ia hanya menuntut ilmu dan tidak

pernah bermain dengan teman-temannya, seperti siluman yang seketika

datang dan seketika pergi, ia menyebut dirinya macan kampus. Macan

yang diibaratkan hewan buas dan pintar yang bisa menerkam

mangsanya, Keenan berharap bila ia keluar dari kampus ia bisa menjadi

pintar dan kelak bisa menjadi orang sukses diantara teman-teman

kampusnya.

h. Tawa pengampunan

Keenan menamakannya “tawa pengampunan”, karena layaknya

matahari yang tak menyimpan memori ataupun dendam dan

senantiasa memandikan Bumi dengan sinarnya, tawa itu pun

membawa efek yang sama bagi dirinya (Lestari, 2013:183-184).

Tawa pengampunan adalah senyum tawa lebar Kugy yang khas

yang diibaratkan Keenan menjadi tawa senyum murni tanpa dibuat-buat

oleh Kugy. Senyum yang membuat Keenan merasa hangat, senang, dan

lega. Bagi Keenan, senyum Kugy adalah obat mujarab yang dapat

menyembuhkan luka hatinya.

i. Jin Prambanan

“Gua tahu, lu kalo udah terobsesi sama sesuatu memang kayak

orang kesurupan jin Prambanan, suka rajin nggak kira-kira. Tapi…

ini… bidan akademis formal, Gy! Mana pernah lu segila ini sama

sekolah? Napsu banget sih pingin cepet beres! Ini nggak normal

tauuuk!” omel Eko panjang lebar (Lestari, 2013:228).

Page 35: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

60

Jin prambanan adalah ungkapan Eko ke Kugy karena Kugy

menjalani kegiatan dengan sangat keras. Eko mengibaratkan Kugy

seperti jin prambanan yaitu jin yang bekerja keras membangun seribu

candi di daerah Prambanan demi sang punjaan hati Rorojonggrang

dengan waktu satu malam. Seperti Kugy yang menjalani aktivitas

sebagai mahasiswa yang mengambil semester pendek dan juga

menjalani pekerjaan sebagai guru relawan untuk anak-anak kurang

mampu di daerah Bojong Koneng. Kerja keras Kugy yang menurut Eko

sangat berbeda dengan Kugy yang biasanya, membuat Eko

menjulukinya sebagai jin prambanan.

j. Ninja Asmara

Tidak hanya popular karena dianggap prodigy atas ide-idenya yang

gila, Kugy juga punya julukan baru, yakni : si Ninja Asmara”

(Lestari, 2013:283).

Ninja asmara adalah julukan untuk Kugy dari teman-teman

kantornya. Julukan tersebut diperoleh Kugy karena Kugy yang hanya

dianggap sebagai karyawan baru, sarjana kemarin sore yang memakai

jam tangan kura-kura ninja telah berhasil mematahkan hati banyak

perempuan yang selama ini mengincar Remi. Namun Kugy tidak

menyadari bahwa ia memiliki julukan baru karena Kugy adalah tipe

wanita yang cuek, tidak pernah ambil pusing atas apa yang terjadi di

kantornya kecuali urusan pekerjaan.

k. Reuni Kelompencampir

“Genius!” seru Kugy. “gimana kalo reuni ini kita buat dengan

tema… Kelompencampir?” (Lestari, 2013:334).

Page 36: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

61

Kelompencapir adalah singkatan dari Kelompok Pendengar,

Pembaca, dan Pirsawan. Siaran informasi bagi petani dan nelayan di

Indonesia yang sempat rutin ditayangkan di TVRI pada masa

pemerintahan Presiden Suharto. Diceritakan bahwa Kugy, Keenan,

Eko, dan Noni sedang reuni dalam acara tunangan Eko dan Noni,

dengan memakai kostum kaus oblong dan sarung, sambil minum kopi

tubruk dan makan singkong goreng, sambil mendengarkan radio AM,

membahas harga sayur-mayur dan jadwal panen ladang, Dee

menggambarkannya seperti Kelompencapir.

7. Pemilihan kalimat

Tulisan yang bagus adalah tulisan yang jujur, hasil dari penggalian

yang tak henti terhadap gaya sendiri, dikembangkan dari kepekaan

personal yaitu sesuatu yang tidak bisa ditiru oleh orang lain, karena datang

dari dalam diri. Kutipan adalah salinan kalimat, paragraf, atau pendapat

dari seorang pengarang orang terkenal (mempunyai pengaruh terhadap

orang banyak) karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal,

baik yang melalui media cetak maupun elektronik. Menurut kamus besar

bahasa Indonesia, mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari

buku atau yang lainnya. Mengutip berbeda dengan plagiat. Plagiat adalah

mengambil karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-

olah karangan atau pendapat sendiri.

Banyak kutipan yang diciptakan oleh Dee dalam Perahu Kertas.

Kutipan yang dilahirkan Dee bukan hanya sekedar kutipan biasa, namun

Page 37: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

62

kutipan yang memiliki makna di dalamnya. Kutipan Dee dijadikan oleh

sebagian orang khususnya kaum remaja untuk dijadikan penyemangat

dalam hal cinta dan perjuangan.

a. “Karena hanya bersama kamu, segalanya terasa dekat, segala

sesuatunya ada, segala sesuatunya benar. Dan Bumi hanyalah sebutir

debu di bawah telapak kaki kita” (Lestari, 2013:312).

Bait tersebut adalah potongan puisi Kugy yang dipersembahkan

Kugy sebagai hadiah ulang tahun untuk Keenan. Kugy mempunyai

cita-cita sebagai juru dongeng sehingga ia mengambil kuliah jurusan

sastra sedangkan Keenan mempunyai mimpi sebagai pelukis karena ia

mewarisi darah seni dari ibunnya namun ia harus kuliah dijurusan

ekonomi karena ayahnya menghendaki agar Keenan bisa meneruskan

usaha ayahnya. Mimpi Kugy terganjal kenyataan bahwa pekerjaan

sebagai juru dongeng tidak menghasilkan uang, tidak bisa diandalkan

sedangkan Keenan harus menuruti keinginan ayahnya. Mimpi mereka

mulai tumbuh sejak Kugy memberikan buku dongeng ke Keenan lalu

Keenan mulai menggambarkan ilustrasi. Mereka yakin bahwa suatu

saat mereka bisa berkarya bersama walaupun mereka harus berputar

untuk sesuatu yang bukan diri mereka hingga suatu saat mereka bisa

menjadi diri mereka sendiri.

Dee menggambarkan bahwa untuk mencapai sebuah tujuan

dalam hidup tidaklah mudah. Manusia harus melewati jalan yang

berliku, bahkan ia harus berputar untuk menjadi sesuatu yang bukan

dirinya sendiri hingga suatu saat ia akan menjadi dirinya sendiri.

Page 38: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

63

b. “Tanpa kekosongan, siapapun tidak akan bisa memulai sesuatu”

(Lestari, 2013:205).

Dee menggambarkan hidup seperti lembaran buku. Lembaran-

lembaran buku yang menuliskan kisah cerita kehidupan. Lembaran-

lembaran buku dimulai dari lembaran kosong, namun jika lembaran

tersebut sudah terisi berarti kita tidak bisa menuliskan cerita baru.

Semua dimulai dari lembar kosong hingga tertulislah cerita-cerita

kehidupan.

Keenan yang sudah kehabisan ide melukis karena buku

dongeng Kugy sudah habis, ia mulai merasa berada di titik bawah. Ia

harus mulai mencari inspirasi baru supaya ia bisa kembali melukis

lagi.

c. “Kenangan itu hanya hantu di sudut pikir. Selama kita cuma diam dan

nggak berbuat apa-apa, selamanya dia tetap jadi hantu. Nggak pernah

jadi kenyataan” (Lestari, 2013:221).

Dee menggambarkan kenangan sebagai hantu yang selalu

menghantui manusia ketika manusia ingin memulai sesuatu yang

baru. Jika manusia tersebut hanya diam dan tidak melakukan apa-apa,

hantu akan selalu membayang-bayangi namun jika manusia

mempunyai niat dan usaha untuk berubah maka hantu akan hilang dan

manusia akan beremu dengan kenyataan yang sebenarnya, kenyataan

yang selama ini ia inginkan.

Kalimat tersebut diucapkan oleh Luhde kepada Keenan saat

Luhde mengingatkan Keenan bahwa yang sekarang ada di samping

Keenan adalah Luhde bukan Kugy. Luhde menginginkan Keenan

melukiskan buku cerita dongeng milik Luhde karena buku dongeng

Page 39: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

64

dari Kugy sudah habis namun Keenan merasa belum bisa

melakukannya karena buku dongeng dari Kugylah yang selama ini

menjadi inspirasi dan Keenan belum pernah mencoba mencari

inspirasi lain.

d. “Suara ombak adalah lagu alam paling merdu” (Lestari, 2013:307).

Ombak pantai merupakan anugerah tak ternilai dari sang

pencipta. Gelombang-gelombang ombak yang tersapu angin membuat

deburan-deburan suara ombak semakin indah dan nyaman bila

didengarkan. Menurut Kugy, suara ombak adalah lagu alam paling

merdu. Sewaktu Kugy kecil, ia selalu tinggal di wilayah yang dekat

dengan laut. Di laut, ia bisa dengan leluasa menikmati nikmat Tuhan

yaitu laut. Deburan suara ombak membuat hatinya tenang, damai, dan

sejuk, selain itu ketika di laut ia bisa mengirimkan surat berbentuk

kertas yang ia tujukan kepada dewa laut Neptunus.

e. “Kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar hitam yang

kosong. Padahal sebenarnya tidak. Bintang kamu tetap di sana. Bumi

hanya sedang berputar” (Lestrari, 2013:260).

Dee menggambarkan hidup seperti bumi yang sedang berputar,

ada siang ada malam dan melewati berbagai musim yang berbeda.

Seperti hidup manusia, kadang cerah yang melambangkan

kebahagiaan dan kadang gelap yang melambangkan keadaan yang

susah. Hidup manusia berputar namun tujuan hidup manusia tetap

sama tidak akan berubah.

Lukisan-lukisan Keenan yang hanya terinspirasi oleh buku

dongeng Kugy membuat Keenan sangat bergantung dengan tulisan

Page 40: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

65

tersebut. Ketika buku dongeng Kugy habis, Keenan mulai goyah. Ia

mulai bingung untuk mencari inspirasi lain. Ia sudah mencoba

membuat ilustrasi dari buku Luhde namun tetap saja ia merasa ada

yang kurang. Akhirnya Keenan dipertemukan dengan Kugy dan

mereka menjalankan proyek bersama. Proyek peluncuran serial buku

dongeng beserta lukisan-lukisan buatan Keenan.

f. “Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Karena hati tidak perlu

memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh” (Lestari, 2013:430)

Dee menggambarkan hati sebagai perahu kertas. Perahu kertas

selalu mengikuti aliran air. Air selokan atau air sungai akan berakhir

di laut. Begitu pula dengan perahu kertas yang dihanyutkan di aliran

air, ia akan mengikuti aliran air hingga akhirnya perahu kertas

berlabuh di laut walaupun beberapa menit setelah dihanyutkan,

perahu kertas berubah menjadi sampah namun ia tetap akan berakhir

di laut.

Data di atas adalah percakapan antara Luhde dan Keenan. Jodoh

adalah ditangan Tuhan. Walaupun manusia memaksakan untuk

mencintai atau memilih seseorang namun jika belum berjodoh, maka

hati mereka tidak akan ketemu. Seperti kisah cinta Luhde dan

Keenan, Luhde yang telah memilih Keenan dan Keenan juga memilih

Luhde walau hati yang sebenarnya ia lebih memilih Kugy, dan pada

akhirnya cinta Keenan terhadap Kugylah yang menang. Diceritakan

bahwa Keenan dan Kugy bersatu menjadi sebuah keluarga kecil.

g. “Pada akhirnya, tidak ada yang bisa memaksa. Tidak juga janji atau

kesetiaan. Tidak ada. Sekalipun akhirnya dia memilih untuk tetap

bersamamu, hatinya tidak bisa dipaksa oleh apapun, oleh siapapun”

(Lestari, 2013:391).

Page 41: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

66

Dee menggambarkan bahwa hati tidak bisa dipaksa, hati selalu

menuntun kemana harus melangkah. Hati memiliki peranan yang

sangat penting bagi setiap pengambilan keputusan. Hati tidak bisa

dipaksa oleh apapun dan siapapun karena hati tahu kemana ia akan

berlabuh. Kesetiaan dan janji akan kalah dengan hati.

Kutipan tersebut diucapkan oleh Poyan kepada Luhde. Poyan

sudah tahu kemana hati luhde akan berlabuh yaitu di hati Keenan.

Namun, poyan juga sudah tahu bahwa pemilik hati Keenan

sebenarnya bukanlah Luhde namun Kugy. Poyan mengingatkan

kepada Luhde bahwa hati Keenan yang sudah dimiliki oleh wanita

lain tidak bisa dipaksa untuk dimiliki Luhde walaupun sebelumya

Keenan sudah berjanji akan tinggal bersama Luhde. Poyan

mengingatkan bahwa jangan sampai cinta bertepuk sebelah tangan,

lebih baik mundur daripada merasakan sakit seperti yang ia rasakan

saat mencintai ibunya Keenan.

B. Gaya Bahasa

Jenis gaya bahasa atau majas, (Kutha Ratna, 2014:439-447):

1. Majas Penegasan:

f. Aferesis

- “Di dekat perapian, Gy … nggak ada siapa-siapa lagi … Cuma

mereka berdua … duh, Eko payah, nih! Nggak pernah ngajak

gua ke tempat kayak gitu. Yang ada Pemadam Kelaparan

„mulu!” (Lestari, 2013:138).

Page 42: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

67

Kata („mulu) merupakan pemenggalan kata yang berasal dari

kata melulu yang artinya “terus”. Kata („mulu) merupakan

penegasan dengan menghilangkan suku kata (me-).

g. Alonim

1. Bagi Kugy, ungkapan opposite attract adalah yang paling

sempurna untuk menggambarkan dinamikanya dengan Ojos

(Lestari, 2013:27).

Kata (Ojos) merupakan nama panggilan yang diberikan

Kugy untuk pacarnya yang bernama asli Joshua.

2. “Bu Ugiiii … ada Pak Guru Rangginang …,” serunya lantang

(Lestari, 2013:183).

- Ugi adalah panggilan anak-anak sekolah Alit untuk

memanggil Kugy. Ugy didapatkan dari menghilangkan

huruf K dalam kata Kugy.

- Rangginang adalah panggilan anak-anak sekolat Alit untuk

memanggil Keenan. Anak-anak sekolah Alit yang kesulitan

mengeja nama Keenan, akhirnya mereka memanggil

Keenan yang pelafalannya hampir sama rangginang, yaitu

makanan khas tanah Jawa.

h. Antiklimaks

1. Noni dan Kugy tumbuh besar bersama, selalu tinggal di

kompleks perumahan yang sama, pindah dari satu kota ke kota

lain hampir selalu bersamaan: Ujungpandang, Balikpapan,

Bontang, dan terakhir di Jakarta saat mereka kelas 1 SMP

(Lestari, 2013:8).

Page 43: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

68

2. “Panggilan untuk Keenan penumpang KA Parahyangan dari

Jakarta, sekali lagi, saudara Keenan, sepupu dari Eko

Kurniawan, ditunggu oleh saudara Eko dengan ciri-cirinya

sebagai berikut: rambut cepat berjambul Tintin, tinggi 175 cm,

kulit cokelat sedang, mata besar bulu mata lentik, pakai kaus

Limpbizkit, ditemani oleh dua cewek cakep ….” (Lestari,

2013:23).

3. “ … Dalam ingatan Keenan, Eko adalah anak berbadan besar

cenderung tambun, periang, bermata cantik seperti anak

perempuan dengan bulu mata lebat dan lentik. Dalam ingatan

Eko, Keenan adalah anak bule berambut kecoklatan, kurus

dengan tungkai-tungkai panjang, bersorot mata teduh dan

selalu tersenyum rama, tapi jarang bicara….” (Lestari,

2013:24).

4. Keenan, yang tak hanya berbakat di seni lukis, ternyata bisa

memahat dengan halus. Dengan cepat, ia mempelajari ukiran-

ukiran dasar Bali seperti patra kuta mesir, taluh kakul, dan

pungelan (Lestari, 2013:219).

Data di atas mengandung majas Antiklimaks yaitu kalimat

turun menurun, kalimat dari puncak lalu turun menurun.

i. Apofasis/Preterisio

1. Terlintas jelas di kepalanya sore hari di Galeri Warsita, saat

Keenan dan ia sama-sama memandangi Wanda dari kejauhan ,

dan terdengar jelas di kupingnya waktu itu, apa yag diucapkan

Keenan …. Kugy menggeleng, barangkali waktu itu ia salah

menangkap, atau ia salah berharap .… melintas jelas di

kepalanya siang hari di bawah pohon beringin dekat lading

cabe, sasst Keenan berkata bahwa ia kehilangan dirinya, Kugy

takkan lupa cara Keenan menatapnya …. Kugy pun

menggeleng, barangkali waktu itu ia salah melihat, atau lagi-

lagi salah berharap. Dan terlintaslah petang di pintu gerbang,

saat ia mendapatkan dirinya dipeluk, degup jantung yang terasa

berdenyut bersama …. Kugy pun menggeleng, barangkali

waktu itu salah. Selama ini ia salah (Lestari, 2013:139).

2. Tidak mungkin ada cowok normal yang tidak tertarik dengan

wanda … tapi Keenan mungkin beda, dia melihat kuantitas

yang lain … tapi cowok tetap saja cowok … tapi mungkin

Wanda membosankan, nggak seru, dan nggak nyambung …

tapi kalau secantik itu, siapa lagi yang peduli soal seru dan

Page 44: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

69

nyambung … dan benak Kugy pun tak berhenti berceloteh

(Lestari, 2013:85).

Data di atas adalah isi pikiran Kugy, bahwa semua yang telah

terjadi antara Kugy dan Keenan, disangkal Kugy. Ia mengingkari

suatu hal yang benar-benar telah terjadi karena ia tidak ingin

berharap lebih.

j. Aposiopesis

1. “Nggak pa-pa. saya salah mengenali orang. Saya pikir tadinya

kamu … emm … maaf, ya.” (Lestari, 2013:21).

2. “Hmm … begitulah,” jawab Kugy sambil melirik jemarinya

yang masih bersaputkan sisa lem akibat kegiatan temple

menempelnya sejak beberapa hari terakhir (Lestari, 2013:74).

3. “Ami? Hai, ini Kugy. Aku udah memutuskan … iya … aku

mau jadi pengajar di Sakola Alit. Mulai secepatnya bisa? Iya

… aku siap, kok” (Lestari, 2013:87).

4. “Well, udah hampir lima bulan kalian kenal dan jalan bareng.

Jelas-jelas kalian nyambung. Jelas-jelas dia selalu bela-belain

nemuin lu. Dan jelas-jelas … dia … Wanda gitu! Kurang apa

lagi sih cewek satu itu? Cowok sehat mana yang nggak ngiler

ngacak-ngacak tanah lihat dia” tutur Eko berapi-api(Lestari,

2013:127).

5. “Gy! Tebak apa yang baru saja terjadi! Tadiii … barusaaan …

malam iniii … aduh, nggak boleh berisik, ya? Nggak kuat

niiiih …” (Lestari, 2013:137).

6. Bukan, gila. Gua baru ditelpon sama Wanda. Aduuuh …

seneng banget gua …” Noni terkikik-kikik sendiri, “Tadi

Wanda sama Keenan kencan berdua, gitu. Terus nggak tahu

gimana, pokoknya Wanda akhirnya nembak si Keenan …

monyong, ya? Dasar cowok-cowok sekarang. Bikin susah aja.

Kok bukan si Keenan yang nembak duluan, coba? Emang dia

makhluk aneh sih, kayak elu. Nggak bisa ditebak maunya apa.

Terus …” Noni mengambil napas, mengatur antara tawa dan

kata-kata yang berbalapan di mulutnya (Lestari, 2013:138).

Page 45: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

70

7. “Tapi … tapi aku bener-bener nggak bisa berangkat. Sabtunya

kan aku harus … apa kita nggak bisa pergi hari lain-“ (Lestari,

2013:147).

8. “Hai, Nan … apa kab-? Bimo sampai menghentikan

kalimatnya ketika sepenuhnya menyadari apa yang ia lihat,

“gila, lu kurus banget, Nan” (Lestari, 2013:192).

Kalimat-Data di atas merupakan percakapan antara dua tokoh

yang di tengah-tengah percapakan terdapat penghentian di dalam

sebuah kalimat. Penghentian di tengah-tengah kalimat biasanya

muncul di dalam sebuah dialog percapakan antar tokoh.

k. Bombastis

1. “Wow! Gila. Seru banget! Yaudah, kamu mandi, gih. Besok

aku telepon lagi ya, Sayang. Bye!” (Lestari, 2013:30).

Penambahan kata “Wow”, kata “Gila” , dan kata “Seru

banget” menunjukkan keterangan secara berlebihan dan dalam

novel PK menunjukkan kekaguman yang amat sangat.

2. “Wow. Lukisan baru? Ck-ck-ck … sadis. Lukisan keren gila,”

Eko berdecak kagum (Lestari, 2013:126).

Penambahan kata “Wow”, “Sadis” dan kata “Gila”

menunjukkan keterangan secara berlebihan dan dalam novel

Perahu Kertas menunjukkan kekaguman yang amat sangat,

kekaguman Eko terhadap lukisan baru Keenan.

3. “Wow! Selamat ya, Mas. Biarpun saya belum kenal orangnya.

Yang pasti, dia cewek yang sangat beruntung. Kapan-kapan,

kenalin, ya” Penambahan kata “Wow” (Lestari, 2013:389).

Penambahan kata “Wow” menunjukkan keterangan secara

berlebihan dan kata Wow sendiri mengungkapkan kekaguman

dan kekagetan yang dirasakan Keenan.

Page 46: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

71

l. Elipsis

1. “Medalinya udah siap, kan, Ko?”

“Beres!” (Lestari, 2013:169).

Data di atas merupakan percakapan antara Eko dengan

Noni. Noni meanyakan hal medali yang dijawab oleh Eko

dengan kata „beres!‟ yang disertai tanda seru yang merupakan

kesungguhan Eko.

2. Eko mengangguk, “Tadi udah tidur, kok. Dan ada kakaknya

yang nemenin juga,” jawabnya, “kayaknya justru lu yang harus

ngejagain seseorang.”

“Siapa?”

Eko tak langsung menjawab. Dari bawah kolong meja, ia

mengeluarkan sebotol Dom Perignon yang sudah tiga perempat

kosong. “Kalo tadi nggak gua sita, udah pasti botol ini kering

sampai tetes terakhir. Tinggal jadi vas bunga.” (Lestari,

2013:173).

Data di atas merupakan percakapan antara Keenan dan Eko

yang sedang membicarakan orang lain yaitu Wanda. Data di

atas memiliki satu kalimat yang tidak lengkap yaitu kalimat

„siapa?‟ yang merupakan pertanyaan Keenan kepada Eko yang

menanyakan tentang siapa orang yang dimaksud oleh Eko

sedangkan pada data selanjutnya, Eko menjawab dengan tidak

menyebutkan nama melainkan dengan mengungkapkan tingkah

laku seseorang yang dimaksud.

3. “Kadang-kadang aku berharap kamu jadi pengajar tetap di

sini,” kata Kugy.

“Supaya?” (Lestari, 2013:185).

Data di atas merupakan percakapan antara Kugy dengan

Keenan. Keenan bertanya alasan Kugy dengan hanya

Page 47: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

72

menggunakan kata „supaya?‟ dan merupakan suatu kalimat

yang tidak lengkap.

4. “Oh, ya? Gimana caranya?”

“Berdoa.” (Lestari, 2013:352).

Data di atas merupakan percakapan antara Kugy dengan

Keenan. Kugy bertanya bagaimana agar mereka merasa aman

selama mereka tidur di pantai, namun Keenan dengan menjawab

dengan kalimat „berdoa.‟ dan percakapanpun berhenti.

Elipsis merupakan kalimat yang tidak lengkap, yaitu kalimat

yang hanya terdiri dari satu kata. Kalimat tersebut bisa terdapat

dalam sebuah dialog atau pun narasi.

m. Enumerasio/akumulasio

1. Cewek bertubuh mungil itu tak henti-hentinya bergerak,

berjingkat, kadang melompat, bahkan kakinya menendangi

udara (Lestari, 2013:4).

2. Ia dikenal sebagai pionir dengan ide-ide segar bagi kehidupan

bulletin sekolah, ia nekat memburu figur publik betulan untuk

diwawancarai dengan pendekatan yang profesional,yang lalu

dituangkan ke dalam bentuk artikel yang serius (Lestari,

2013:9).

3. Mereka berjalan-jalan ke toko buku, iseng-iseng ke Kebun

Binatang di Taman Sari, ngopi sore di jalan Dago, hingga

akhrinya Keenan mengantar Kugy pulang ke kosannya (Lestari,

2013:123).

4. Hingga perlahan panas tubuh Keenan mulai merambat,

mencairkan otot-otot Kugy yang tadi terkunci, memejamkan

kelopak matanya yang tadi terbuka, dan dengan segenap hati ia

mulai meresapi bahwa diriya sedang dipeluk (Lestari,

2013:124).

5. Keindahan dunia Jendral Pilik dan Pasuka Alit yang terwujud

dalam semua karyanya, serta kenyataan hidup seorang anak

bernama Pilik bin Usep yang harus tergusur karena

keluarganya tak punya bukti kepemilikan tanah, harus tinggal

Page 48: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

73

dalam sebuah gubuk di pinggir pembuangan sampah, dan

menderita tifus tiga bulan yang lalu tanpa mampu mencari

pertolongan medis (Lestari, 2013:343).

6. Setahun terakhir kariernya yang berhasil ia cetuskan, semua

proyek yang berhasil ia pimpin, begadang bermalam-malam,

hari-hari kurang tidur, Arisan Toilet, perahu kertas yang

dititipkan Remi padanya, malam bersejarah di pinggir Pantai

Ancol, dan kini ia harus kembali berhadapan dengan Remi

untuk satu keputusan besar (Lestari, 2013:362).

Enumerasio/akumulasio, yaitu beberapa peristiwa saling

berhubungan, disebut satu demi satu. Kalimat-Data di atas saling

berhubungan satu dengan yang lainnya dan merupakan

keterangaan lengkap dari kalimat sebelumnya.

n. Ekslamasio

1. “Kugy! Woooi! Ada telepon, tuh!” (Lestari, 2013:5).

2. “Aduh. Maaf. Gambarnya kena, ya? Sori …,” Kugy sibuk

menyeka airmata di pipinya (Lestari, 2013:47).

Ekslamasio, yaitu menggunakan kata seru: wah, aduh, amboi,

astaga, awas, dan sebagainya. Data di atas mengandung kata seru

Woi yang diperkuat dengan tanda seru, yang membuktikan bahwa

Data di atas mengandung majas Ekslamasio.

o. Interupsi

1. Dari luar, adik perempuannya, Keshia, mengetuk-mengetuk

pintu (Lestari, 2013:5).

Kata Keshia merupakan sisipan yang menerangkan kalimat

„adik perempuannya‟, „nya‟ di sini menunjuk pada Kugy.

2. “… tapi, begitu aku bisa membuat sesuatu dari dunia mereka

sendiri, sesuatu yang mereka kenal, mendadak kayak ada

sesuatu yang dihidupkan dalam diri mereka. Seperti ada

kebanggaan, harapan, semangat …,” Kugy sampai berhenti

Page 49: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

74

mengatur napasnya, “seperti ada keajaiban” (Lestari,

2013:121).

3. “ …. Dia nggak mikir bahwa saya, bapaknya, sudah setengah

mati banting tulang buat bayar seluruh biaya sekolah dia dari

kecil sampai sekarang,” ayahnya lalu menoleh pada Keenan

(Lestari, 2013:156).

Data di atas menyisipkan kelompok kata atau kalimat

tertentu untuk mempertegas kalimat yang terkandung dalam

kalimat. Penyisipan terletak pada kalimat yang digaris bawahi

dan letak sisipan berada di tengah-tengah kalimat, diantara dua

kalimat. Interupsi sendiri adalah majas yang menyisikan

kelompok kata tertentu yang merupakan penegasan dari

kalimat sebelumnya.

p. Invokasi

- “Terima kasih ya, Tuhan! Makan gratis! Nggak pakai dorong!”

Kugy melonjak girang dan menghilang di balik pintu kamar

mandi (Lestari, 2013:30).

Ungkapan Data di atas menunjukkan kalimat terima kasih

kepada Tuhan disertai dengan tanda seru. Ungkapan terima

kasih terhadap kodrati atas apa yang terjadi.

q. “Klimaks, yaitu urutan kalimat menuju puncak.

- “Karena, saya pikir kamu punya syarat itu semua. Ide kamu

fresh, out of the box, dan justru karena kamu anak baru, kamu

belum banyak distorsi ini-itu. Kamu punya karakter yang pas

untuk spirit klien ini. Dan jarang-jarang juga kita punya klien

yang memilih untuk nggak „main aman‟. Jadi, saya pikir,

sinergi mereka dan kamu bakal cocok banget,” papar Remi

(Lestari, 2013:263).

Data di atas merupakan majas klimaks, yaitu majas dengan

urutan kalimatnya menuju puncak. Hal ini dapat dibuktikan

Page 50: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

75

dengan adanya kata „jadi‟ di kalimat akhir yang merupakan

simpulan dari kalimat-kalimat sebelumnya.

r. Kolokasi

- “ …. Dia nggak mikir bahwa saya, bapaknya, sudah setengah

mati banting tulang buat bayar seluruh biaya sekolah dia dari

kecil sampai sekarang,” ayahnya lalu menoleh pada Keenan

(Lestari, 2013:156).

Kata „banting tulang‟ menunjukkan asosiasi permanen satu

kata dengan kata yang lain. Banting tulang adalah bekerja

keras, bekerja keras yang umumnya dilakukkan oleh laki-laki.

s. Koreksio/epanortosis

- “Ternyata selama ini aku ketinggian menilai kamu …,”

(Lestari, 2013:188).

Data di atas adalah kalimat yang memperbaiki kalimat

sebelumnya yang dianggap salah, yang dibayangkan oleh tokoh

ini adalah sesuatu yang besar, yang memiliki suatu kelebihan

yang istimewa namun ternyata apa yang dibayangkan oleh si

tokoh adalah salah besar. Semua tidak sesuai dengan apa yang

dibayangkan dan diharapkan.

t. Pleonasme

1. Rambut sebahu Kugy sebagian naik ke atas seperti disasak

setengah jadi (Lestari, 2013:21).

Terdapat kata naik yang diikuti dengan kata ke atas, dimana

bahwa naik sudah pasti ke atas. Frasa ke atas merupakan

keterangan yang tidak penting karena sudah ada kata naik yang

memiliki maksud yang sama. Keterangan ini hanya

Page 51: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

76

menegaskan kalimat saja bahwa rambut Kugy membentuk

sebuah model yang ke atas.

2. Perempuan mungil setinggi dagunya, kelihatan seperti anak

SMP, gaya berbusana tidak ada juntrungnya, rambut seperti

orang baru kesetrum, kedua mata membelalak seperti

mengancam (Lestari, 2013:21).

Terdapat kata kedua mata. Jumlah mata yaitu ada dua. Pada

Data di atas, menunjukkan bahwa penegasan „kedua mata‟

merupakan keterangan secara berlebihan karena tanpa

disebutkan „kedua mata‟, semua orang sudah mengetahui

bahwa mata itu ada dua.

Majas pleonasme adalah majas yang berfungsi untuk

menegaskan suatu arti kalimat dengan menambahkan kata atau

frasa yang berlebihan. Majas pleonasme menambahkan

keterangan kepada suatu kalimat tetapi sesungguhnya

keterangan tersebut tidak dibutuhkan. Meskipun dibuang,

kalimat tersebut memili8ki makna yang tetap, namun majas ini

membuat suatu kalimat terdengar lebih jelas dan kuat.

u. Praterio

- “Saya ingin minta satu hari saja. Saya ingin mengajak kamu ke

suatu tempat. Kapan kamu bisa, kasih tahu saya. Nanti kamu

akan mengerti kenapa buku itu begitu penting buat hidup saya”

(Lestari, 2013:339).

Praterio, yaitu menyembunyikan maksud yang

sesungguhnya. Data di atas adalah percakapan antara Kugy

dengan Keenan. Keenan yang ingin memberikan kejutan untuk

Kugy, terpaksa merahasiakan maksud atas menganjak Kugy

Page 52: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

77

untuk berlibur ke suatu tempat. Keenan mempunyai maksud

yang tersembunyi atas Kugy sehingga Kugy menjadi

penasaran.

v. Repetisi

- “Bagus! Bagus! Itu yang saya tunggu-tunggu. Saya mau lihat-

lihat, dong” (Lestari, 2013:386).

Repetisi adalah majas dengan perulangan kata atau

kelompok kata. Pengulangan kata pada Data di atas adalah

pada kata „Bagus‟ yang mengalami perulangan sebanyak dua

kali.

w. Zeugma

1. Kugy ikut tertawa. Namun terasa tawar dan sumbang (Lestari,

2013:86).

Data di atas seolah-olah tidak logis dan rancu. Kata tertawa

dengan terasa tawar dan sumbang adalah jauh berbeda.

Sumbang diperuntukkan untuk sebuah suara ketika bernyanyi

dan tawar merupakan rasa yang dirasakan oleh lidah, seperti

tidak ada rasanya.

2. Peristiwa demi peristiwa terhubung, dan ia seolah menyaksikan

sebuah kebohongan menggelembung, dan merekah kian besar,

dan kini berdiri lurus-lurus di hadapan (Lestari, 2013:176).

Menggelembung adalah sifat dari sebuah balon dan

merekah adalah sifat dari bunga yang mekar. Dee

menggunakan sifat dari balon dan bunga untuk

mengilustrasikan sebuah kebohongan dan ini terlihat rancu

karena kebohongan dan bunga dan balon terlihat rancu.

Page 53: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

78

3. Lambungnya riuh rendah seolah tengah berlangsung

pertandingan bola (Lestari, 2013:181).

Lambung yang keroncongan diibaratkan seperti rame ketika

sedang menonton bola. „rame‟ diidentikkan dengan sesuatu

yang hingar-bingar namun dalam Data di atas, Dee

menggunakan kata riuh rendah yang menunjukkan bahwa perut

tidak terlihat seperti keroncongan atau lapar.

Zeugma, yaitu seolah-olah tidak logis dan tidak gramatikal,

rancu. Kalimat-Data di atas terlihat tidak logis, rancu dan tidak

gramatikal. Dee mengibaratkannya tidak sesuai dengan apa

yang terjadi. Terkadang penulis atau sastrawan ingin

menggunakan kata-kata yang berbeda dengan sastrawan yang

lain namun terkadang itu membuat terlihat tidak logis dan

rancu.

2. Majas Perbandingan:

a. Alegori

1. Wajahnya bersemburat merah saat ia mengulurkan tangan,

“Hai. Kugy ….” (Lestari, 2013:25).

Bersemburat merah seperti sedang menahan malu namun

tidak berani untuk mengungkapkan. Dee menggambarkan

Kugy sedang menahan malu ketika ia bertemu dengan Keenan

karena pertemuan sebelumnya, Kugy bersikap galak dengan

Keenan padahal ternyata Keenan adalah orang yang sebenarnya

ia cari.

Page 54: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

79

2. Sejenak lagi, kelima lukisannya akan berlayar ke Pulau

Dewata, dan Keenan merasa benar-benar seperti hendak

melepaskan mereka ke khayangan (Lestari, 2013:179).

Dee melukiskannya dengan membandingkan Pulau Dewata

yaitu Bali dengan khayangan yang menurut persepsi

masyarakat bahwa khayangan adalah tempat yang nyaman dan

indah.

3. Keenan menamainnya “tawa pengampunan”, karena layaknya

matahari yang tak menyimpan memori ataupun dendam dan

senantiasa memandikan Bumi dengan sinarnya, tawa itu pun

membawa efek yang sama bagi dirinya (Lestari, 2013:184).

Dee melukiskan dengan membandingkan senyum Kugy

dengan matahari yang sangatlah indah yang selalu menyinari

Bumi dengan sinarnya yang akan membawa efek luar biasa

bagi orang-orang yang ada di Bumi.

4. Mengkhayalkan bentangan laut luas dan suara ombak. Ia

pernah bilang pada Keenan, suara ombak adalah lagu alam

yang paling merdu (Lestari, 2013:232).

Ombak pantai merupakan anugerah tak ternilai dari sang

pencipta. Gelombang-gelombang ombak yang tersapu angin

membuat deburan-deburan suara ombak semakin indah dan

nyaman bila didengarkan. Menurut Kugy, suara ombak adalah

lagu alam paling merdu. Sewaktu Kugy kecil, ia selalu tinggal

di wilayah yang dekat dengan laut. Di laut, ia bisa dengan

leluasa menikmati nikmat Tuhan yaitu laut. Deburan suara

ombak membuat hatinya tenang, damai, dan sejuk, selain itu

ketika di laut ia bisa mengirimkan surat berbentuk kertas yang

ia tujukan kepada dewa laut Neptunus.

Page 55: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

80

5. Langit berwarna kemerahan. Menyala bagai disulut api.

Arakan-arakan awan tampak merona jingga ditelan ufuk barat.

Hal kedua yang disadarinya adalah deburan ombak yang

dahsyat dari arah bawah (Lestari, 2013:346).

Dee membandingkan warna langit yang kemerahan dengan

api. Api berwarna merah selaras dengan langit senja yang

berwarna orange kemerahan.

Alegori, yaitu perbandingan dengan alam secara utuh.

Kalimat-Data di atas mengandung perbandingan dengan alam

secara utuh. Dee menggambarkannya dengan susunan kata-kata

yang indah yang mampu membuat pembaca membayangkan

apa yang dilukiskan Dee di dalam cerita.

b. Alusio

- “ …. Dia nggak mikir bahwa saya, bapaknya, sudah setengah

mati banting tulang buat bayar seluruh biaya sekolah dia dari

kecil sampai sekarang,” ayahnya lalu menoleh pada Keenan

(Lestari, 2013:156).

Kata „banting tulang‟ menunjukkan ungkapan, peribahasa

atau sampiran yang berarti bekerja keras. Banting tulang

bukanlah membanting tulang namun memiliki arti bahwa

bekerja dengan sungguh-sungguh demi mendapatkan hasil

yang banyak.

c. Antonomasia

1. “Jadi … Neng satu ini mau mencoba peruntungannya jadi Mak

Comblang,” timpal Eko seraya menyentuh sekilas ujung Noni

(Lestari, 2013:77).

Mak Comblang adalah orang yang menjodohkan dua orang

yaitu laki-laki dan perempuan. Mak comblang akan selalu

Page 56: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

81

mengusahakan agar dua orang tersebut menjadi satu ikatan.

Mak comblang dalam Data di atas adalah Noni. Noni ingin

agar Keenan dan Wanda berjodoh agar tidak ada ketimpangan

di kelompok mereka.

2. “Hai, Tuan Putri. Kok bisa parkir di situ? Kapan munculnya?”

Keenan menyapa sambil tertawa (Lestari, 2013:204).

Tuan Putri adalah panggilan Keenan untuk Luhde. Luhde

yang bagi Keenan sangatlah spesial makan Keenan memanggil

Luhde dengan sebuat Tuan Putri.

3. “Hai, Pak Direktur Muda. Ganteng amat,” sapa Noni (Lestari,

2013:406).

Direktur Muda adalah panggilan Noni untuk Keenan.

Keenan yang ingin menjadi pelukis harus mengorbankan cita-

citanya sebagai pelukis untuk menjadi Direktur di perusahaan

orangtuanya. Keenan terpaksa menjadi Direktur diusianya yang

masih muda karena ayahnya yang menjadi pengendali atas

perusahaannya sedang sakit berat. Dengan berat hati namun

tanpa paksaan orang tua, Keenan mengambil alih tugas

ayahnya sebagai Direktur perusahaan.

d. Disfemisme

1. Kugy terduduk dengan paksa, mata terpejam sebelah dan

rambut semrawut (Lestari, 2013:17).

2. “Gy! Lu kayak gembel baru gila! Keren!” teriak Eko sembari

merogoh-rogoh ransel mencari kamera (Lestari, 2013:19).

Page 57: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

82

Dee menggambarkan Kugy dengan mata terpejam sebelah

dan rambut semrawut seperti gembel baru gila. Dee

menunjukkan kekurangan tokoh yaitu tokoh Kugy. Tokoh

Kugy selalu digambarkan dengan sosok yang tampil biasa,

selalu cuek dengan penampilan dan tubuhnya.

e. Epitet

1. “Wanda,” ia mengulang namanya dengan nada merdu bak

resepsionis kantor (Lestari, 2013:82).

Resepsionis kantor digambarkan sebagai wanita cantik

yang menawan. Wanda digambarkan dengan wanita cantik,

rapi, rambut panjang, wangi, dengan suara merdu.

2. Kugy terkekeh, “Optimis banget sih ente. Emangnya Keenan

maun sama tipe cewek Barbie kayak Wanda gitu?” (Lestari,

2013:86).

Barbie selalu digambarkan dengan wajah cantik, tubuh

semampai, rambut panjang, memakai pakaian yang rapi dan

modis, yang bisa membuat orang langsung terpesona ketika

melihatnya.

f. Eponim

1. Ojos yang necis dan jago basket adalah pujaan banyak cewek

di sekolah karena kegantengannya, mobilnya yang keren, dan

sikapnya sesuai primbon Prince Charming (Lestari, 2013:27).

Prince Charming adalah pangeran dari kerajaan yang

digambarkan dengan ketampanan, harta yang melimpah dan

sikap romantis dan dermawan.

2. Kugy di kenal dengan julukan Mother Alien (Lestari, 2013:28).

Mother Alien adalah duta besar dari semua makhluk aneh di

bumi. Kugy digambarkan sebagai sosok yang popular karena

Page 58: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

83

aktivitas dan pergaulan yang luas namun ia adalah sosok yang

cuek dengan dandanan, serampangan, semrawut walaupun

sebenarnya dia adalah perempuan cerdas.

3. Dalam ingatan Eko, Keenan adalah anak bule berambut

kecokelatan, kurus dengan tungkai-tungkai panjang, bersorot

mata teduh dan selalu senyum ramah tapi jarang bicara

(Lestari, 2013:24).

Penggambaran Dee terhadap Keenan, penggambaran yang

menunjukkan ciri-ciri khusus atas Keenan melalui sudut

pandang Eko.

4. Dalam ingatan Keenan, Eko adalah anak berbadan besar

cenderung tambun, periang bermata cantik seperti anak

perempuan dengan bulu mata lebat dan lentik (Lestari,

2013:24).

Penggambaran Dee terhadap Eko, penggambaran yang

menunjukkan ciri-ciri khusus atas Keenan melalui sudut

pandang Keenan.

Eponim, yaitu nama yang menunjukkan ciri-ciri tertentu.

Kalimat-Data di atas menunjukkan ciri-ciri tertentu atas tokoh-

tokoh yang digambarkan oleh Dee

g. Eufisme

1. “Aku harus meninggalkan kamu waktu itu. Aku tidak mungkin

mengorbankan Keenan dalam perutku. Dan keputusanku bukan

karena Adri … bukan karena hatiku memilih dia … tapi karena

kandunganku ….” (Lestari, 2013:299).

Kata „mengorbankan‟ adalah kata yang lebih halus dari aborsi.

Dee memilih menggunakan kata „mengorbankan‟ daripada „aborsi‟

karena kata „aborsi‟ sendiri memiliki makna yang cenderung

negatif, dan novel Perahu Kertas ini ditujukan bagi kaum remaja,

Page 59: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

84

ia takut bahwa Perahu Kertas memberi efek buruk bagi

pembacanya.

2. Pilik pergi membawa mimpinya untuk bisa masuk SMP

(Lestari, 2013:344).

Kata „pergi‟ adalah kata halus dari meninggal.

h. Hipalase/enalase

1. “Well, Agen Keenan Simalakamania, aku harus mengakui, ini

adalah penculikan yang sangat menyenangkan,” Kugy

terkekeh,”cheers” (Lestari, 2013:347).

Penculikan adalah peristiwa melarikan orang lain. Penculikan

selalu diidentikkan dengan segala sesuatu yang negatif dan seram

namun dalam Data di atas, penculikan digambarkan dengan

sesuatu yang menyenangkan.

2. Ia lebih mirip rumah angker (Lestari, 2013:202).

Dee membandingkan wajah Keenan dengan rumah angker.

Wajah Keenan yang sedang sedih dan marah atas penipuan yang

telah dilakukan oleh Wanda membuat wajah Keenan terlihat

seperti rumah angker.

Hipalase/enalase, yaitu keterangan yang seolah-olah

ditempatkan pada tempat yang salah.

i. Hiperbola

1. Matanya berkilat-kilat pertanda semangatnya menyala-nyala

(Lestari, 2013:120).

Berkilat-kilat identik dengan petir yang menyambar. Mata

digambarkan berkilat seperti petir dan diselaraskan dengan

semangat yang menyala.

Page 60: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

85

2. “Dasar seniman gaptek. Di era milennium ini, sungguh absurd

adanya kalo lu nggak punya HP” (Lestari, 2013:127).

Era milennium merupakan era perubahan, modernisasi

sudah mulai terlihat. Namun untuk kebutuhan HP, hanya orang

yang butuh saja yang memilikinya, karena jika orang tersebut

tidak butuh, ia lebih mengandalkan warung telepon. HP dalam

era tersebut sangatlah mahal maka banyak orang yang masih

lebih memilih menggunakan warung telepon daripada HP.

Bukan absurd namun lebih cenderung karena kebutuhan. Dee

menggambarkan tertalu berlebihan, karena tidak memiliki HP

maka disebut dengan absurd

3. Rasanya ia ingin melesat menembus atap saking gembiranya

(Lestari, 2013:136).

Dee menggambarkannya secara berlebihan karena manusia

tidak mungkin bisa untuk menembus atap. Data di atas adalah

ungkapan kebahagiaan yang terlalu berlebihan.

4. Hatinya teraduk-aduk (Lestari, 2013:177).

Hati digambarkan seperti air di dalam cangkir yang

diaduki-aduk agar bisa tercampur zat atau bahan lain.

Penggambaran hati yang teraduk-aduk terlihat sangat

berlebihan karena hati tidak bisa diaduk, hati hanya bisa sakit.

5. Hatinya seketika tersayat dan teriris melihat anaknya sendiri

muncul sembunyi-sembunyi seperti narapidana kabur dan takut

tertangkap (Lestari, 2013:195).

Page 61: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

86

Penggambaran hati yang tersayat dan teriris, seperti dengan

daging potong. Dee menggambarkannya dengan berlebihan,

menyamakan hati dengan daging.

6. Ada gempa yang mengguncang hatinya (Lestari, 2013:393).

Gempa adalah pergeseran lempeng bumi di bawah tanah

atau laut. Gempa menimbulkan guncangan hebat bagi wilayah

yang mengalami pergeseran lempeng bumi. Dee

menggambarkan hati yang terguncang seperti gempa yang

terjadi di bumi. Dee menggambarkannya dengan berlebihan

karena menyamakan hati dengan gempa.

j. Litotes

1. “Kalian berdua aja, deh. Gue nggak bakat nyomblangin orang.

Statistik kegagalan gua seratus persen,” sahut Kugy malas

(Lestari, 2013:77).

Kugy yang sebenarnya cemburu dengan rencana Eko dan Noni

maka ia merendahkan diri bahwa ia tidak bisa menjadi mak

comblang dan lebih baik dia tidak ikut dengan rencana mereka

berdua.

2. “Kalian kok tega, sih! Bilang-bilang, dong! Gua kayak napi

buron begini ….” (Lestari, 2013:107).

Data di atas adalah kalimat Kugy untuk merendahkan

dirinya, karena ia merasa tidak pantas hadir di acara pameran

lukisan dengan pakaian seadanya tanpa dandan terlebih dahulu.

3. “Lu emang sinting nggak kepalang. IP terbaik dua semester

berturut-turut, ee … malah cabut! Transfer ilmu dulu, kek.

Kasihani orang-orang kayak gua yang IP-nya satu koma gini,”

Bimo tergelak (Lestari, 2013:159).

Page 62: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

87

Data di atas adalah kalimat Bimo yang merendahkan diri

bahwa IP-nya hanya satu koma, padahal Bimo bukanlah

mahasiswa yang sebodoh itu.

4. “Ini saya bawakan oleh-oleh sedikit dari Bandung, Bu. Buat

semua yang di sini,” Keenan pun menyerahkan sekantong besar

aneka makanan yang ia sempatkan beli di toko oleh-oleh

sebelum menaiki bus kemarin (Lestari, 2013:200).

Data di atas adalah kalimat Keenan yang merendahkan diri

kalau ia merasa hanya membawa oleh-oleh sedikit padahal ia

membawa oleh-oleh sekantong besar aneka makanan.

k. Metafora

1. “Menurut survey: selain narik becak dan gali kubur, pekerjaan

mengkhayal dan menulis ternyata juga butuh asupan kalori

tinggi,” sahut Kugy, lalu mencabut dua pisang susu yang

bergantung di sebelah kepalanya (Lestari, 2013:43).

Dee membandingkan profesi yaitu penarik becak, tukang

gali kubur dengan mengkhayal dan menulis, yang ternyata

sama-sama memiliki asupan makan yang banyak. Profesi

sebagai penarik becak dan gali kubur adalah profesi yang

membutuhkan tenaga yang banyak yang memungkinkan

orangnya memiliki napsu makan yang banyak sedangkan

penulis tidak mengeluarkan tenaga banyak, namun dengan

memikir dan mengkhayal maka itu bisa menguras energy dan

membuatnya memiliki napsu makan yang banyak juga.

2. “Non …,” ucapnya pelan setelah sekian lama hening, “kamu

tahu nggak, kijang yang larinya cepet kayak kilat, bisa beku

kayak patung kalau ketemu singa ….” (Lestari, 2013:203).

Page 63: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

88

Dee membandingkan kijang si pelari cepat dan banyak akal

bisa diam seperti patung jika bertemu dengan sosok singa si

raja hutan yang paling ditakuti semua makhluk.

3. “Ini tempat tidur yang nggak bisa didapatkan di hotel termahal

sekalipun. Tempat tidur pasir. Alamiah dan juga terapeutik

karena punya efek refleksiologis,: sepeti tukang obat Keenan

menerangkan, sambil terus menimbuni Kugy dengan pasir yang

disendokkan dengan ember (Lestari, 2013:349).

Dee membandingkan tempat tidur hotel yang terbuat

dengan bahan yang empuk dan lembut dengan tempat tidur dari

pasir yang bahus pasir pantai namun keras.

l. Metonimia

1. “Kamu nggak bareng sama aku,” Ojos berkata pedas, “Kamu

bareng sama Tolkien!” Dan ia pun bangkit berdiri,

meninggalkan ruang itu dan Kugy yang termangu (Lestari,

2013:101).

Tolkien adalah sebuah buku yang sangat tebal yang ditulis

oleh J.R.R Tolkien. Ojos yang marah kepada, hanya menyebut

nama sang penulis namun yang dimaksud adalah buku dari

penulis yang bernama Tolkien.

2. Gara-gara pulang ke Jakarta nebeng Fuad yang kini sudah bisa

menempuh perjalanan luar kota, Kugy tak bisa menghindar

ketika Noni mengajaknya mampir ke Galeri Warsita (Lestari,

2013:106).

Fuad adalah mobil Fiat 124S berwarna kuning milik Eko

yang diberi nama Fuad, seperti nama manusia.

3. “.… Lu bertapa di gua beruang berapa hari doing aja, dia yang

bela-belain nyusulin. Apa yang bikin lu nggak yakin, sih?”

(Lestari, 2013:128).

Page 64: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

89

Gua beruang adalah panggilan kamar kos Keenan dari Eko

karena jika Eko merasa bahwa jika Keenan sudah masuk

kamarnya maka Keenan tidak akan keluar lagi seperti beruang

yang hibernasi di gua.

4. Remi mengambil tangan Kugy dan menciumnya, “Malam ini

saya diwakili oleh si biru ini aja, ya” ujarnya sambil mengusap

gelang yang melingkar di pergelangan tangan Kugy (Lestari,

2013:326).

Si biru adalah gelang batu lapis lazuli yang berwarna biru

menyerupai biru laut, hadiah dari Remi untuk Kugy.

Kalimat-Data di atas menggunakan suatu nama namun

yang dimaksud adalah benda lain, maka termasuk dalam majas

Metonimia.

m. Periphrasis

- Sejenak lagi, kelima lukisannya akan berlayar ke Pulau

Dewata, dan Keenan merasa benar-benar seperti hendak

melepaskan mereka ke khayangan (Lestari, 2013:179).

Pulau Dewata adalah sebutan untuk pulau Bali karena pulau

Bali sangat kental dengan agama Hindu yang ditunjukkan

dengan banyaknya sesaji yang dipersembahkan untuk Dewata

penjaga di berbagai tempat di pulau Bali.

n. Personifikasi

1. Angkutan kota Colt L-300 yang sudah tua dan kepayahan

menanjak itu hanya mengantarkan mereka bertiga sampai

mulut sebuah jalan setapak (Lestari, 2013:88).

Sebuah angkutan kota dibandingkan seperti manusia yang

sudah renta yang sudah tidak lagi gesit namun mudah sekali

lelah. Jalan dibandingkan dengan mulut makhluk hidup. Jalan

Page 65: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

90

adalah benda mati yang tidak memiliki panca indera seperti

layaknya makhluk hidup.

2. Baru kali itu ia menyadari betapa dalam perasaanya untuk

Keenan dan betapa jauh hatinya telah jatuh (Lestari, 2013:170).

Hati dibandingkan dengan suatu benda yang bisa jatuh

padahal hati adalah salah satu organ tubuh manusia yang

melekat didalam tubuh sehingga hati tidak bisa jatuh karena

menyatu dengan organ-organ lain di dalam tubuh manusia.

Majas personifikasi adalah majas yang menganggap benda

mati seperti benda hidup. Ciri majas ini adalah terdapat pilihan

kata yang mengenakan sifat manusia pada benda mati. Majas

personifikasi memiliki gaya bahasa perbandingan, yaitu

membandingkan benda mati atau tidak bergerak sehingga

seperti tampak bernyawa dan dapat berperilaku seperti

manusia. Simbolik

3. “ …. Dia nggak mikir bahwa saya, bapaknya, sudah setengah

mati banting tulang buat bayar seluruh biaya sekolah dia dari

kecil sampai sekarang,” ayahnya lalu menoleh pada Keenan

(Lestari, 2013:156).

Kata „banting tulang‟ menunjukkan perbandingan simbol

yang berarti bekerja keras. Banting tulang bukanlah

membanting tulang namun memiliki arti bahwa bekerja dengan

sungguh-sungguh demi mendapatkan hasil yang banyak.

Simbolik, yaitu perbandingan dengan simbol.

o. Simile

1. Seperti mata-mata yang rutin melapor ke markas besar,Kugy

percaya bahwa ia harus menulis surat untuk Neptunus dan

Page 66: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

91

melaporkan apa saja yang terjadi dalam hidupnya (Lestari,

2013:13).

Kugy yang merasa dirinya adalah anak buah Neptunus

maka ia merasa seperti mata-mata bagi Neptunus yang artinya

seperti detektif yang sedang melakukan pengintaian.

2. Perempuan mungil setinggi dagunya, kelihatan seperti anak

SMP, gaya berbusana tidak ada juntrungnya, rambut seperti

orang baru kesetrum, kedua mata membelalak seperti

mengancam (Lestari, 2013:21).

Kugy yang memiliki postur tubuh kecil, mungil namun

cerdas yang hanya setinggi anak SMP, maka Dee

menggunakan kata „seperti‟ untuk menggambarkan kondisi

fisik Kugy. Rambut orang kesetrum adalah kaku, naik ke atas

seperti keadaan Kugy sekarang.

3. Betulan seperti anak kucing (Lestari, 2013:25).

Kugy yang malu bertemu Keenan karena kejadian

sebelumnya maka ia digambarkan seperti anak kucing yang

ketika bertemu dengan orang lain yang belum dikenal pasti

malu-malu dan ingin menyembunyikan diri menghindari orang

tersebut.

4. “Keenan sudah kuanggap seperti anakku sendiri. Ini rumahnya

juga. Kapan pun dia ingin kemari, sudah pasti kuterima”

(Lestari, 2013:51).

Keenan adalah anak kandung Adri dan Lena sahabat

Wayan. Dahulu sebelum Lena menikah dengan Adri, Wayan

adalah kekasih Lena namun Karen suatu hal maka mereka

Page 67: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

92

berpisah. Keenan adalah cinta kedua Wayan setelah Lena maka

ia selalu menganggap Keenan seperti anak kandungnya sendiri.

5. Letupan dalam hati Kugy mendadak seperti dibanjir air dingin

(Lestari, 2013:54).

Hati Kugy kaget, dingin dan membeku seperti dibanjiri air

dingin.

6. Noni menyerocos seperti tukang obat sedang promosi (Lestari,

2013:83).

Tukang obat adalah orang yang ketika menawarkan

dagangannya selalu berbicara tanpa henti, seperti Noni yang

memang memiliki sifat cerewet. Dee membandingkan Noni

dengan tukang obat yang memiliki sifat yang sama, yaitu sama-

sama cerewet.

7. Lidahnya seperti kelu untuk memberikan tanggapan apa pun

(Lestari, 2013:86).

Kelu adalah ketidakmampuan mampu untuk berbicara. Dee

menggambarkan lidah Kugy seperti kelu karena tidak mampu

berbicara karena ia kaget bahwa Noni dan Eko ingin

menjodohkan Keenan orang yang ia taksir dengan Wanda.

8. Sorot mata Kugy, sorot mata Keenan, dan gaya antena yang

seolah-olah merupakan kata sandi antara mereka berdua

(Lestari, 2013:102).

Radar Neptunus adalah radar yang hanya diketahui oleh

Kugy dan Keenan. Arti “Radar Neptunus” dalam Perahu

Kertas adalah radar yang akan mempertemukan seseorang

dengan belahan jiwanya. Radar ini digambarkan dengan

Page 68: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

93

meletakkan kedua jari telunjuk di atas telinga seperti antena

yang merupakan kata sandi antara Kugy dan Keenan.

9. “Kita sesak-sesakan aja berlima kayak pindang,” ajak Ami

sambil terkekeh (Lestari, 2013:122).

Pindang adalah hasil olahan ikan dengan cara kombinasi

perebusan dan penggaraman. Ikan yang akan dipindang ditata

secara rapi dan penuh sesak dimasukkan di dalam wadah lalu

dilakukan proses pemindangan. Dee membandingan Ami dan

teman-temannya yang akan masuk mobil namun tidak

memungkinkan untuk diisi orang banyak jadi seperti

berdesakan, seperti ikan yang akan dipindang.

10. “Dan kalo digabung, kita berdua kayak bendera. Siap dikerek,”

Keenan tertawa renyah, “masuk, yuk. Saya ada kejutan buat

kamu” (Lestari, 2013:129).

Bendera Indonesia berwarna merah putih, seperti baju yang

dipakai oleh Keenan dan Wanda yang berwarna merah untuk

Wanda dan putih untuk Keenan.

11. Risi dengan posisi Wanda yang tahu-tahu menempel seperti

anak kanguru (Lestari, 2013:131).

Anak kanguru yang selalu menempel digendong oleh

induknya digambarkan Dee seperti Wanda yang menempel

pada Keenan.

12. Memasang muka memelas seperti anak anjing hilang induk

(Lestari, 2013:134).

Anjing yang ketika kehilangan induknya pasti sedih dan

memelas karena tidak bisamenemukan sang induk. Dee

Page 69: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

94

menggambarkan tingkah laku Ojos yang seperti memelas

ketika memohon pada Kugy agar mau ikut liburang dengannya.

13. Keenan telah membuatnya seperti orang lumpuh (Lestari,

2013:170).

Orang lumpuh artinya tidak bisa bergerak dan hanya bisa

diam, digambarkan oleh Dee untuk keadaan Kugy ketika

Keenan mengatakan sesuatu yang sangat mengkagetkan Kugy.

14. Sejenak lagi, kelima lukisannya akan berlayar ke Pulau

Dewata, dan Keenan merasa benar-benar seperti hendak

melepaskan mereka ke khayangan (Lestari, 2013:179).

Khayangan adalah tempat yang selalu diimajiansikan

sangat jauh yang indah dan hanya ditempati oleh dewa dewi.

Dee menggambarkan bahwa Keenan melepas lukisan-

lukisannya ke tempat yang jauh nan indah yaitu pulau yang

dihuni oleh dewa-dewa, bukan tempat imajinasi namun pulau

yang sungguh-sungguh seperti layaknya khayangan yaitu pulau

Bali.

15. Dan Keenan merasa seperti aktor malang yang bermimpi

melampaui skenarionya (Lestari, 2013:182).

Aktor adalah laki-laki yang melakukan sebuah peran dan

sebuah film. Dee menggambarkan bahwa Keenan merasa

sedang di dalam sebuah film namun ia terlalu banyak

berimprovisasi di dalam skenarionya.

16. Sendirian di kamarnya, Kugy mulai menulis seperti orang

kesetanan (Lestari, 2013:190).

Page 70: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

95

Kesetanan adalah orang yang menyerupai setan. Dee

menggambarkan Kugy yang menulis tanpa henti seperti setan

yang sedang mengamuk karena marah.

17. Sejak insiden di rumah Wanda, ia lama menyendiri dan

mengurung diri bak seorang pertapa (Lestari, 2013:193).

Bak seorang pertapa adalah orang yang sedang melakukan

kegiatan bertapa di sebuah tempat yang tidak dapat diganggu

oleh apapun. Dee menggambarkan Keenan yang sedang sedih

dan marah seperti seorang pertapa yang menyendiri dan tidak

bisa diganggu, ia hanya butuh waktu untuk sendiri dan

merenungi nasib yang menimpanya.

18. Pak Wayan menceritakan betapa kagetnya dia ketika dikirimi

lukisan-lukisan Keenan yang seperti jatuh dari langit saking tak

terduganya (Lestari, 2013:194).

Menerima kiriman dari Keenan berupa lukisan-lukisan

koleksi Keenan membuat Pak Wayan kaget karena tidak

menyangka. Dee menggambarkan keadaan tersebut seperti

sesuatu yang turun dari langit karena sesuatu yang turun dari

langit adalah tidak terduga.

19. Matanya cekung seperti orang kelelahan (Lestari, 2013:202).

Hal yang paling mudah untuk menilai orang tersebut lelah

atau tidak, dapat diketahui melalui matanya. Dee

menggambarkan bahwa mata Keenan yang cekung berarti

tanda kelelahan yang mendalam oleh Keenan.

20. Hati Kugy seperti kena setrum di gardu listrik begitu

mendengar nama itu disebut (Lestari, 2013:229).

Page 71: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

96

Kekagetan yang dialami Kugy digambarkan oleh Dee yaitu

seperti orang kena setrum. Orang yang terkena setrum pasti

sangat kaget dan menjadikannya linglung. Hal itulah yang

dibandingkan Dee untuk menggambarkan kondisi Kugy.

21. Manusia satu itu seperti madu yang dikerubungi para lebah

(Lestari, 2013:273).

Dee menggambarkan Remi seperti madu yang dikerubungi

lebah karena Remi adalah sesosok laik-laki muda, tampan, dan

sukses maka Dee membandingan Remi dengan madu

sedangkan yang dimaksud lebah adalah para wanita-wanita

yang mengerubungi Remi.

22. “Kamu seperti malaikat….” (Lestari, 2013:282).

Hati Luhde yang halus, lembut serta orang yang santun,

membuat Keenan mengatakan bahwa Luhde seperti malaikat.

Malaikat digambarkan sebagai sesosok yang baik, halus,

lembut dan semua yang baik-baik ada pada sosok malaikat.

23. Matahari yang terik membuat pipi Kugy seperti tomat ranum

(Lestari, 2013:370).

Tomat ranum adalah tomat yang berwarna kemerahan. Dee

menggambarkan pipi Kugy yang terkena sinar matahari terlihat

kemerahan seperti tomat ranum.

Majas simile merupakan majas yang membandingksn

sesuatu hal dengan hal yang lainnya dengan menggunakan kata

penghubung atau kata pembanding dimana dua hal tersebut

berbeda nmun memiliki sifat atau karakteristik yang sama.

Page 72: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

97

Kata penghubung yang digunakan, seperti: seperti, laksana,

umpama, bak, dan lain-lain

p. Sinedoke

- Pars Prototo

1. Kantornya hanya satu ruangan dari keseluruhan galeri yang

luas itu (Lestari, 2013:90).

2. “Gy, Mas Itok itu mungkin orang paling sok tahu sedunia,

tapi aku yakin dia punya alasan sampai bisa bilang begitu.

Memangnya ada apa antara kamu dan Keenan?” (Lestari,

2013:146).

3. “Gue mungkin orang paling cembururan di dunia, tapi radar

gue nggak pernah salah …” (Lestari, 2013:146).

4. “Nah, sekarang kamu pikir. Gimana caranya saya bisa eksis

terus jadi agen, sementara satu-satunya orang di dunia yang

menganggap saya agen rahasia Neptunus, ya, cuma kamu

doang tapa kamu, status agen rahasia saya nggak berlaku”

(Lestari, 2013:334).

Pars prototo berasal dari bahasa latin yang berarti

sebagian untuk keseluruhan objek. Majas pars prototo

adalah majas yang digunakan sebagian unsur atau objek

untuk menunjukkan keseluruhan objek. Dalam hal ini, gaya

bahasa pars prototo mengungkapkan „ikon‟ dari sebuah

objek yang dapat mengarahkan makna pada objek yang

dimaksud.

- Totem proparte, yaitu keseluruhan untuk sebagian.

- “Ha-ha-ha … di jagat raya ini mungkin cuma Mas Itok

yang tahu kapan kita jadian. Kita berdua aja nggak tuh ….”

(Lestari, 2013:109).

Page 73: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

98

Totem proparte adalah majas sinedoke yang

mengungkapkan keseluruhan untuk menunjukkan sebagian.

Data di atas menggunakan kata „jagat raya‟ yang

menyatakan keseluruahan untuk sebagian.

q. Sinestesia

- Sekalipun samar, Keenan dapat melihat mata tua itu berkaca-

kaca, dan dalam gerakan cepat Oma tampak menyusut sesuatu

dari ujung matanya (Lestari, 2013:4).

Pada Data di atas terdapat „mata tua berkaca-kaca‟ yang

menggunakan salah satu alat indera yaitu indera penglihat yaitu

mata. Mata berkaca-kaca berarti bahwa sedang menangis.

Majas sinestesia adalah majas pengungkapannya berupa rasa

dari alat indera yang diungkapkan melalui ungkapan rasa alat

indera lainnya.

r. Tropen

- “ …. Dia nggak mikir bahwa saya, bapaknya, sudah setengah

mati banting tulang buat bayar seluruh biaya sekolah dia dari

kecil sampai sekarang,” ayahnya lalu menoleh pada Keenan

(Lestari, 2013:156).

Penggunaan kata „banting tulang‟ yang berarti bekerja

keras, menunjukkan perbandingan dengan suatu pekerjaan

dengan kata-kata yang memiliki arti yang sama. Majas tropen

adalah majas yang menggunakan istilah lain dengan makna

sejajar.

3. Majas Pertentangan:

a. Antithesis, yaitu berlawanan.

Page 74: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

99

1. Keluarganya sendiri bahkan tidak usah repot mengurus ini-itu

ketika Kugy harus bersiap kuliah di Bandung (Lestari, 2013:8).

Terdapat kata ini-itu yang merupakan keterangan yang

berlawanan.

2. Ujarnya seraya sesekali menyibak dedaunan bambu yang

menggempur mereka dari kiri-kanan (Lestari, 2013:116).

Terdapat kata kiri-kanan yang merupakan keterangan yang

berlawanan.

Majas antithesis adalah majas yang mengungkapkan

sesuatu dengan menggunakan kata-kata yang memiliki makna

yang berlawanan. Antithesis berasal dari bahasa Yunani, Anti

berarti bertentangan menempatkannya.

b. Okupasi

1. “Sebagai pegawai, saya merasa kamu salah satu aset paling

menjanjikan yang pernah saya temukan. Sebagai teman, iya,

kayaknya saya mulai menyesal …,”Remi terkekeh geli, “tapi

saya mau dong jadi agen rahasia Neptunus ….” (Lestari,

2013:267).

Data di atas mengandung majas pertentangan karena pada

kalimat pertama bermakna memuji sedangkan pada kalimat

kedua bermakna penyesalan maka pernyataan di atas termasuk

dalam majas Okupasi yaitu majas pertentangan dengan

penjelasan.

2. “… Sebagai atasan, saya sedih karena kehilangan salah satu

anak buah terbaik. Tapi sebagai orang yang mencintai kamu,

saya bahagia karena kamu berhasil memilih yang terbaik untuk

hidup kamu,” Remi tersenyum lembut (Lestari, 2013:363).

Data di atas mengandung majas pertentangan karena pada

kalimat pertama bermakna penyesalan sedangkan pada kalimat

Page 75: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

100

kedua bermakna bersyukur maka pernyataan di atas termasuk

dalam majas Okupasi yaitu majas pertentangan dengan

penjelasan.

c. Prolepsis/antisipasi

1. Umurku baru berjalan delapan belas, tapi kenapa aku merasa

terlalu lelah untuk semua ini? (Lestari, 2013:1).

Data di atas adalah ucapan dalam hati Keenan. Keenan

merasa bahwa hidupnya terlalu berat untuk usianya yang masih

remaja. Menurutnya, diusia yang masih muda saatnya ia

mencoba berbagai hal baru bukan malah merasa tertekan

karena ia harus mengubur mimpi yang merupakan cita-citanya

dari kecil.

2. Jika ia tidak datang, Noni pasti kecewa (Lestari, 2013:169).

Pada Data di atas terdapat kata „jika‟. Kata jika pada

kalimat tersebut adalah pengandaian dalam sebuah peristiwa

yang belum terjadi. Kata jika seolah-olah mendahului

peristiwanya.

Majas prolepsis/antisipasi adalah majas yang memiliki

kata-kata seolah-olah mendahului peritiwanya.

4. Majas Sindiran:

a. Innuendo

- Kugy langsung pucat pasi. “Kalian kok tega, sih! Bilang-

bilang, dong! Gua kayak napi buron begini ….” (Lestari,

2013:107).

Page 76: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

101

Data di atas adalah kalimat yang diucapkan oleh Kugy ke

Eko. Kugy merendahkan diri di depan teman-temannya padahal

dandanan Kugy pada hari itu seperti dandanan Kugy pada hari-

hari biasanya.

b. Ironi

1. “Nama kamu yang paling unik, ya” (Lestari, 2013:36).

Memiliki nama Kugy, bagi Kugy adalah sebuah nama yang

aneh dan merupakan nama yang tidak layak diberikan kepada

oleh seseorang. Ucapan Keenan tidak membuat Kugy tersindir

namun membuat Kugy sedikit tidak terima dengan orangtuanya

yang memberikan nama Kugy untuk Kugy.

2. “Kecil-kecil makannya banyak juga, ya,” komentarnya

(Lestari, 2013:43).

Data di atas adalah sindiran Keenan untuk Kugy karena

Kugy yang berbadan kecil namun memiliki napsu makan

seperti laki-laki yang berbadan gemuk. Namun Kugy tidak

merasa tersindir atas ucapan dari Keenan tersebut.

3. “Di sini kan lebih awal sejam, dan sebentar lagi udah mau jam

12. Jadi … selamat tahun baru, ya, kecil. Jangan cepat gede,

nanti nggak seru lagi” (Lestari, 2013:75).

Data di atas adalah ucapan Keenan yang ditujukan untuk

Kugy. Keenan mengucapkan sesuatu yang merupakan sindiran

namun bagi Kugy adalah sesuatu yang membuat ia tersenyum-

senyum sendiri.

4. “Lu adalah manusia paling cuek dan pe-de yang gua tahu.

Masa gentar sama acara gitu dong? Bukan acara besar, kok.

Page 77: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

102

Kata Wanda, Cuma sekitar lima puluh orang yang diundang

….” (Lestari, 2013:107).

Data di atas adalah percakapan antara Eko dengan Kugy.

Eko yang selalu melihat Kugy berdandan ala kadarnya, tiba-

tiba melihat Kugy minder dengan dandananya, maka Eko

mengeluarkan semangat agar Kugy tidak minder namun di

balik semangat tersebut, tersimpan sindiran secara halus untuk

Kugy.

5. “Memang kamu nggak boleh dikasih makan gratis, bikin rugi

panitia” (Lestari, 2013:108).

Data di atas adalah sindiran Keenan untuk Kugy karena

Keenan merasa bahwa Kugy yang memiliki badan kecil namun

memiliki napsu makan yang besar. Namun, Kugy yang disindir

tidak merasa tersindir malah ia merasa bangga dengan yang

terjadi dengannya.

6. “Hidup Darwin! Sekali lagi, ternyata evolusi itu memang ada!

Tumben-tumben seorang Kugy Karmachameleon mengenal

konsep „salah kostum‟,” komentar Keenan geli (Lestari,

2013:381).

Data di atas merupakan sindiran Keenan pada Kugy.

Namun sindiran tersebut disertai dengan intonasi bercanda

sehingga Data di atas termasuk dalam majas ironi.

c. Sarkasme

1. “Kamu nggak bareng sama aku,” Ojos berkata pedas, “kamu

bareng sama Tolkien!” Dan ia pun bangkit berdiri,

meninggalkan ruang itu dan Kugy yang termangu (Lestari,

2013:101).

Page 78: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

103

Data di atas adalah ucapan Ojos pada Kugy. Terdapat

keterangan yang menyatakan bahwa Ojos berkata pedas dan

meninggalkan Kugy, maka Data di atas termasuk dalam majas

sarkasme.

2. “Lu adalah orang paling gila yang pernah gua tahu,” Bimo

menggeleng-gelengkan kepalanya (Lestari, 2013:159).

Data di atas adalah ucapan Bimo pada Keenan. Bimo

merasa bahwa Keenan adalah orang yang paling pintar namun

ia memilih untuk keluar dari kampusnya demi sebuah cita-cita.

Dengan pemilihan kata „gila‟ maka Data di atas termasuk

dalam majas sarkasme.

3. “Gimana mungkin kamu melukis di tempat busuk begini?”

tukas Wanda, tangannya tak henti-henti mengipas-ngipas muka

(Lestari, 2013:165).

Data di atas adalah ucapan Wanda pada Keenan. Keenan

pindah ke kos yang lebih kecil dari sebelumnya dan hal itu

membuat Wanda menjadi sedikit tidak terima. Adanya kata

„busuk‟ membuat Data di atas menjadi kasar dan termasuk

dalam majas sarkasme.

4. “Gila, lu kurus banget, Nan” (Lestari, 2013:192).

Data di atas adalah sindiran Bimo pada Keenan. Keenan

yang sebelumnya memiliki badan yang tegap dan besar,

menjadi kurus karena keadaan yang terjadi padanya. Bimo

langsung mengutarakan sindirannya pada Keenan karena Bimo

yang kaget melihat keadaan Keenan yang sekarang.

Page 79: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

104

Penambahan kata „gila‟ membuat kalimat tersebut terlihat

menjadi sindiran kasar.

5. “ … Tuh, entar hasilnya kayak Karin, badan tinggal tulang

sama dosa doang” (Lestari, 2013:235).

Data di atas adalah sindiran Kevin pada Karin. Kevin yang

memiliki badan gempal menyindir Karin yang berbadan kurus

karena sudah bekerja. Pemilihan kata pada kalimat „badan

tinggal tulang sama dosa‟ membuat Data di atas terlihat kasar

dan masuk dalam majas sarkasme.

6. “Najis lo!” (Lestari, 2013:275).

Data di atas adalah sindiran langsung antara sekumpulan

perempuan yang berada di kamar mandi yang sedang

mebicarakan Remi. Kata „najis‟ yang kasar disertai tanda seru

di belakang kalimat membuat Data di atas terlihat kasar dan

masuk dalam majas sarkasme.

Majas sarkasme adalah adalah majas yang berupa sindiran

kasar. Sarkasme dapat berupa penghinaan yang

mengekspresikan rasa kesal dan marah dengan menggunakan

kata-kata kasar. Majas ini dapat melukai perasaan seseorang.

d. Sinisme

1. “Udah dua kali kamu ngomong „kapan-kapan‟ ke saya hari ini.

Moga-moga nggak ada yang ketiga kalinya,” ucapnya pelan

(Lestari, 2013:95).

Data di atas merupakan sentilan Keenan terhadap Kugy.

Pemilihan kata yang cenderung halus dan tidak kasar namun

Page 80: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

105

berisi sindiran, membuat Data di atas termasuk dalam majas

sinisme.

2. “Kugy dan Keenan pacaran itu selamanya hanya akan ada di

otak Mas Itok seorang,” Eko menambahkan sambil terkekeh

(Lestari, 2013:98).

Data di atas adalah ucapan Eko pada Keenan. Menurut Eko,

ia mengutarakan dengan nada bercanda namun bagi Keenan, ia

merasa tersentil dengan ucapan Eko tersebut karena yang

Keenan harapkan adalah ia bisa bersatu dengan Kugy namun

bagi Eko merupakan hal yang dianggap bercanda.

3. “Dasar seniman gaptek. Di era millennium ini, sungguh absurd

adanya kalo lu nggak punya HP” (Lestari, 2013:127).

Data di atas adalah sindiran Eko pada Keenan. Namun

Keenan menerima sindiran tersebut karena sindiran tersebut

merupakan suatu hal yang nyaa yang dialami Keenan.

4. “Gue kok nggak yakin yang namanya „kapan-kapan‟ itu bakal

ada,” potong Ojos dengan nada tinggi (Lestari, 2013:147).

Penambahan keterangan pada kalimat „potong Ojos dengan

nada tinggi‟ dan dengan kata-kata yang halus namun intonasi

yang tinggi membuat Data di atas termasuk dalan majas

sinisme.

5. “Dari pertama kita jadian, gue selalu berusaha ngejar dunia lo.

Tapi lo bukan cuma lari, lo tuh terbang. Dan lo suka lupa, gue

masih di Bumi. Kaki gue masih di tanah. Gimana kita bisa

terus jalan kalo tempat kita berpijak aja beda,” tutur Ojos getir

(Lestari, 2013:147).

Page 81: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

106

Data di atas adalah ucapan Ojos untuk Kugy. Walau terasa

halus namun bagi Kugy, ucapan Ojos membuat Kugy merasa

tersindir dan sakit hati.

6. “Aku udah lihat judul lukisan kamu yang baru. „Alit‟ itu nama

sekolah tempat Kugy ngajar, kan? Kamu terinspirasi gara-gara

dia? Hebat banget itu anak sampai dibikinkan lukisan segala,”

ujar Wanda sinis (Lestari, 2013:151).

Data di atas adalah ucapan Wanda kepada Keenan untuk

Kugy. Penambahan kata „sinis‟ membuat Data di atas termasuk

dalam majas sinisme. Kata-kata yang digunakan memang halus

namun intonasi membuatnya terlihat sedikit kasar.

7. “Iya, kok bisa, sih? Susuknya keluaran dari dukun mana, Jeng?

Yang bertanya pun tergelak sendiri (Lestari, 2013:285).

Data di atas adalah sindiran teman-teman Kugy pada Kugy

karena teman-temannya tersebut iri terhapad Kugy yang

berhasil menaklukan hati Remi. Pemilihan kata „susuk‟ yang

diidentikkan dengan sesuatu yang negatif, maka Data di atas

termasuk dalam majas sinisme.

8. “Nan? Hello? Please, deh. Hari gini nulis dongeng! Lu kata

kita hidup di negeri peri?” Eko terbahak (Lestari, 2013:321).

Data di atas adalah sindiran Eko pada Kugy namun

diutarakan kepada Keenan. Eko yang tidak yakin dengan cita-

cita Kugy, merasa bahwa hal tersebut bias dibikin bercanda.

9. “Aneh,” balas Remi geli, “tukang khayal tapi kena jurus cemen

gini aja kikuk. Kelamaan jomblo, ya?” ia lantas mengecup

kening Kugy (Lestari, 2013:323).

Data di atas adalah ucapan Remi pada Kugy. Remi

menyindir Kugy karena Kugy menagis saat Remi memberikan

Page 82: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

107

kejutan terhadapnya. Pada kalimat „kelamaan jomblo, ya?‟

terlihat bahwa pemilihan kata yang terkandung di dalamnya

merupakan sindiran halus namun agak kasar.

10. “Yah, gitu deh, fenomena anak bau kencur, semangatnya juga

tai-tai ayam” (Lestari, 2013:359).

Data di atas merupakan sindiran untuk Kugy dari teman-

teman kantornya karena Kugy sudah tidak hanya fokus bekerja

di kantor namun ia juga fokus untuk membuat dongeng yang

merupakan cita-citanya semenjak ia kecil. Kugy yang

mendengar sindiran tersebut tetap santai untuk bekerja, ia tidak

terpengaruh dengan sindiran tersebut.

11. “Otak brilian tapi nggak didukung profesionalisme sama aja

bo‟ong” (Lestari, 2013:359).

Data di atas merupakan sindiran untuk Kugy dari teman-

teman kantornya karena Kugy sudah tidak hanya fokus bekerja

di kantor namun ia juga fokus untuk membuat dongeng yang

merupakan cita-citanya semenjak ia kecil. Kugy yang

mendengar sindiran tersebut tetap santai untuk bekerja, ia tidak

terpengaruh dengan sindiran tersebut.

Majas Sinisme adalah majas yang berupa sindiran agak

kasar. Kata-kata yang digunakan halus namun diikuti dengan

kata sindiran atau dengan intonasi si pengucap.

Page 83: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

108

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasul analisis kajian stilistika novel Perahu Kertas karya Dewi

(Dee) Lestari yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan diksi yang menonjol dalam novel Perahu Kertas karya Dewi

(Dee) Lestari adalah Pemanfaatan kata bahasa asing yaitu bahasa Inggris.

Penggunaan bahasa Inggris digunakan oleh hampir semua tokoh di dalam

Perahu Kertas. Hal tersebut terjadi karena Perahu Kertas termasuk dalam

novel modern dan ditulis oleh Dewi (Dee) Lestari yang merupakan sastrawan

angkatan baru. Pengguanaan bahasa Inggris ini telah mengikuti perkembangan

zaman modern dan sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini sehingga Perahu

Kertas sangat mudah untuk dimengerti oleh pembaca yang umumnya adalah

anak muda.

2. Pemakaian gaya bahasa yang digunakan dalam Perahu Kertas karya Dewi

(Dee) Lestari mampu menimbulkan suasana yang berbeda dan mampu

menimbulkan keragaman bahasa yang membuat Perahu Kertas menjadi indah

dan menarik Pemakaian gaya bahasa yang menonjol dalam novel Perahu

Kertas karya Dewi (Dee) Lestari adalah majas perbandingan yaitu majas

simile. Majas simile adalah majas yang menggunakan kata-kata pembanding

seperti: seperti, bak, umpama, laksana, dll. Pemakaian majas simile membuat

Dee terlihat lebih kreatif dibanding sastrawan lain dan majas tersebut

memperlihatkan bahwa Dee mempunyai ciri khas yang unik dan cerdas.

108

Page 84: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

109

B. Saran

Penelitian “Kajian Stilistika Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari ”

hendaknya dapat bermanfaat bagi pembaca. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan penjelasan mengenai stilistika mengenai diksi atau pilihan kata dan

pemakaian gaya bahasa dalam Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari .

Semoga penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain dengan kajian

naskah yang berbeda.

Page 85: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

110

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 1995. Stilistika (Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya Sastra).

Semarang: IKIP Semarang Press.

Keraf, Gorys. 2013. Komposisi. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.

Jakarta: Gramedia.

Lestari, Dewi . 2013. Perahu Kertas. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Moleong, Lexy J.. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Poerwadarminta. 1986. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan

Penerapannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode & Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

______. 2009. Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Saini. Jacob 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Sangidu. 2004. Penelitian Sastra. Yogyakarta: Unit Penerbitan Sastra Asia Barat

FIB UGM.

Satoto, Sudiro. 1995. Stilistika. Surakarta: STSI Press Surakarta.

Semi, Atar. 1993. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar

Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Page 86: BAB IV ANALISIS A. Diksi atau Pilihan Kata · 27 Bahasa Bali digunakan dalam percakapan antara Keenan dengan keluarga Pak Wayan yang sebenarnya adalah orang Bali asli. “Niki putran

111

Sudjiman, Panuti. 1993. Bunga Rampai Stilistika. Jakarta: Grafiti.

Supriyanto, Teguh. 2009. Penelitian Stilistika dalam Prosa. Jakarta: Pusat Bahasa

Sutejo. 2010. Teori Aplikasi dan Alternatif Pembelajarannya. Yogyakarta:

Pustaka Felicha.

Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Lembaga Penelitian

Universitas Sebelas Maret.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Yogyakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Sumber Website:

KBBI. 2015. Kamus Besar Bahasa Indonesia.<http://kbbi.web.id>. (diakses

tanggal 21 Januari 2015, pukul 22.48).

Kelasiana. 2015. Pengertiaan dan Contoh Kata Ulang

Lengkap.<http:kelasindonesia.com/2015/04/pegertian-dan-contoh-kata-

ulang-lengkap.html?m=1>. (diakses tanggal 17 Novemper 2015, pukul

22.10).

Kompasiana. 2010. Neptunus dan Dewa Laut dalam Perahu Kertas.<.http://m.

kompasiana.com/post/read490120/2/neptunus-dan-dewa-laut-dalam-

perahu-kertas.html>. (diakses tanggal 21 Januari 2015, pukul 22.24).