BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S...

63
43 BAB IV ANALISA IV. 1. Faktor Manusia IV.1.1 Analisa Target Pasar Gelanggang Olahraga di Kemaggisan Jakarta – Barat ini memiliki target pasar antara lain adalah : 1. Pelajar yaitu pelajar SD, SLTP dan SMU sekitar lingkungan tapak 2. Mahasiswa khususnya Mahasiswa Universitas Bina Nusantara 3. Intitusi Pemerintah atau Swasta 4. Masyarakat Umum IV.1.2 Klasifikasi Jenis Olahraga Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menentukan jenis olahraga yang direncanakan sebagai aktifitas berolahraga, yaitu : Berdasarkan penggolongan jenis olahraga Berdasarkan klasifikasi jenis aktifitas olahraga. Maka fasilitas olahraga yang direncanakan pada bangunan Gelanggang Olahraga ini terdiri dari : Fasilitas Olahraga Tertutup ( Indoor ), yang meliputi : ¾ Sport Hall ( tempat pertandingan olahraga ) seperti : lapangan basket, lapangan bola voli, lapangan bulutangkis dan lapangan futsal.

Transcript of BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S...

Page 1: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

43

BAB IV

ANALISA

IV. 1. Faktor Manusia

IV.1.1 Analisa Target Pasar

Gelanggang Olahraga di Kemaggisan Jakarta – Barat ini memiliki target

pasar antara lain adalah :

1. Pelajar yaitu pelajar SD, SLTP dan SMU sekitar lingkungan tapak

2. Mahasiswa khususnya Mahasiswa Universitas Bina Nusantara

3. Intitusi Pemerintah atau Swasta

4. Masyarakat Umum

IV.1.2 Klasifikasi Jenis Olahraga

Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menentukan jenis

olahraga yang direncanakan sebagai aktifitas berolahraga, yaitu :

• Berdasarkan penggolongan jenis olahraga

• Berdasarkan klasifikasi jenis aktifitas olahraga.

Maka fasilitas olahraga yang direncanakan pada bangunan Gelanggang

Olahraga ini terdiri dari :

• Fasilitas Olahraga Tertutup ( Indoor ), yang meliputi :

Sport Hall ( tempat pertandingan olahraga ) seperti : lapangan

basket, lapangan bola voli, lapangan bulutangkis dan lapangan

futsal.

Page 2: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

44

Olahraga lain yang masih dapat menggunakan fasilitas lapangan

basket seperti : tennis meja, beladiri ( aikido dan karate ), dsb.

Arena Billard.

Fasilitas olahraga kebugaran : fitness, senam aerobik.

Tempat latihan olahraga tertutup seperti : lapangan bola voli dan

bulutangkis.

• Fasilitas Olahraga Terbuka ( Out door ), diantaranya meliputi :

Jogging track

Tempat bermain skate – board

Kolam renang

Arena Panjat Tebing ( wall – climbing )

Dan fasilitas olahraga terbuka lainnya seperti lapangan basket,

lapangan bulutangkis dan lain – lain.

IV.1.3 Analisa Pelaku Kegiatan

Setelah menguraikan klasifikasi jenis olahraga dan aktifitasnya, maka

dapat dijabarkan dalam tabel mengenai daftar kegiatan, pelaku kegiatan dan

kebutuhan ruang yang akan digunakan :

Page 3: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

45

1. Kegiatan Olahraga

PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG

Penonton Mencari Informasi Membeli karcis Menunggu di depan pintu masuk

tribun Mencari tempat duduk Menonton Ke toilet Menelepon Makan dan minum Sholat

Hall / lobby Loket karcis

Tribun penonton Toilet penonton Telepon Umum Cafetaria Musholla

Pemain dan Pelatih Ganti pakaian Menerima penjelasan pelatih Menyiapkan peralatan Pemanasan Latihan / Bertanding Istirahat Membersihkan badan Makan dan minum Sholat

R. Ganti / loker R. Ganti / loker R. Ganti / loker

Lapangan OR R. Duduk R. Bilas / toilet Café Musholla

Wasit / Petugas Pertandingan

Ganti pakaian dan menyiapkan diri Memberi pengarahan pertandingan Memimpin pertandingan Mengawasi pertandingan Membersihkan badan Istirahat Makan dan minum Sholat

R. Ganti / loker Lapangan OR

R. Bilas / Toilet

Café Musholla

Pengelola dan Karyawan Rapat Mengatur kegiatan administrasi Mengawasi dan mengatur jalannya

pertandingan Menyiapkan masalah teknis dari wal

hingga akhir suatu pertandingan Mengurus pelayanan, administrasi dan

pemeliharaan bangunan. Makan dan minum Sholat

R. Rapat Ruang Pengelola Lapangan OR

Ruang pengelola

Ruang pengelola

R. makan / pantry Musholla

Page 4: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

46

2. Kegiatan Olahraga Kebugaran dan kegiatan lainnya.

PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG

Pengunjung / Pemain Mendaftar Menyewa peralatan

Menyimpan barang Ganti pakaian Ke toilet Berolahraga / latihan Istirahat Membeli peralatan / souvenir olahraga Membaca buku olahraga Membersihkan badan Makan dan minum Sholat

Kantor pengelola Tempat penyewaan

peralatan Loker R. ganti Toilet Ruang olahraga R. duduk terbuka Retail / Sport – shop

Perpustakaan mini R. bilas Café Musholla

Pengelola Memberi informasi Menjual tiket Menyewakan peralatan Mengawasi pengguna fasilitas Memberikan fasilitas P3K Sholat

Melalui papan pengumuman

Loket Rental alat Ruang pengawasan Ruang P3K Musholla

Penyewa Retail Menjual makanan dan minuman Menjual perlengkapan olahraga dan

souvenir Ke toilet Sholat

Cafetaria Retail / shop market

Toilet Musholla

IV.1.4 Analisa Aktifitas Pelaku Kegiatan

Kegiatan Utama

Penonton

Datang Mencari informasi

Beli tiket

Menelpon

Masuk tribun

PARKIR Beli makan & minum Keluar / pulang

Ke toilet

Page 5: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

47

Pemain dan Pelatih Olahraga

Pelaku Olahraga Kebugaran dan kegiatan lainnya

Petugas Pertandingan

Datang Masuk Ruangan

Melakukan persiapan

Berolahraga

PARKIR Makan & minum

keluar

Melakukan pendaftaran

Pengunjung datang

Masuk ruangan

Mengganti, menyimpan pakaian/alat

PARKIR

mendaftar

Melakukan kegiatan kebugaran selesai keluar

datang Masuk ruangan

Melakukan persiapan

PARKIR keluar

Pimpin pertandingan

Page 6: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

48

Pengelola

Berdasarkan alur / skema kegiatan tersebut, maka dapat dibuat suatu rangkuman

mengenai skema ruang secara makro, yaitu :

Skema Makro Pengelola Penonton / Pengguna

Pemain dan Pelatih

Datang Masuk ruangan

Melakukan kegiatan administrasi

Mengawasi pertandingan

Merawat lapangan

PARKIR Keluar

Sport Hall

Entrance hall

Cafeteria, perpustakaan, Sport - shop

toilet

Kantor Pengelola

Ruang

terbuka

Keterangan: Hub.langsung Terpisah fisik

Lapangan Olahrga Out door

Hall

Ruang ganti

toilet

Page 7: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

49

IV.1.5 Analisa Waktu Kegiatan

• Pengelola Administrasi : Senin – Minggu , pkl. 08.00 s/d 17.00

• Pengelola Operasional dan Maintainance : Senin – Minggu, pkl. 05.00 s/d 22.00

• Keamanan : Senin – Minggu, pkl. 05.00 s/d 24.00

• Pengunjung : Senin – Minggu, pkl. 06.00 s/d 21.00

IV.1.6 Analisa Hubungan Antar Ruang

Melalui alur / skema aktifitas yang digambarkan pada butir IV.1.3, dapat

digambarkan pula hubungan antar ruang baik secara makro maupun secara mikro

sebagaimana digambarkan di bawah ini :

1. Skema Makro

Masuk

Main entrance

Parkir area

Side entrance

Service entrance IN - DOOR

SPORT

OUT DOOR SPORT

Tam

an

H A L L

Ruang T

erbuka

Page 8: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

50

Servis area

2. Skema Mikro

Sport - Hall ( In – door Sport )

1

Entrance Hall

Arena Olahraga

( Sport Hall )

Cafeteria

toilet

Kantor pengelola

Ruang ganti

Loket

Tribun Penonton

toilet

Ruang fitness

Biliard

Ruang ganti

Ruang Areobik

Sport Shop

Perpustakaan Mini

toilet

Ruang Pemain dan Pelatih

Page 9: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

51

Olahraga Out Door

IV.1.7 Perhitungan Kapasitas

Perhitungan kapasitas pengunjung maupun pengelola baik bagi

fasilitas olahraga, olahraga rekreasi, maupun kebugaran dipertimbangkan

berdasarkan :

• standart kapasitas tribun

• study perbandingan bangunan yang telah ada

Maka perhitungan kapasitas tersebut adalah:

1. kapasitas pengunjung :

• standart kapasitas tribun ( 2 buah ) = 2 x 30 m x 8 level / 0,5

= 960 orang

• fitness (asumsi 5 % dari total pengunjung) : 5 % x 960 = 48 orang

2. total pengunjung

Entrance hall

Outdoor Sport Kolam renang

cafetaria

Lobby & front desk

Ruang ganti / r. bilas

Loket

Toilet

Page 10: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

52

960 + 48 = 1008 orang

3. jumlah pengelola dan karyawan

asumsi 5 % dari jumlah pengunjung = 5 % x 1008 = 50 orang

4. total kapasitas

1008 orang + 50 orang = 1058 orang

IV.1.8 Perhitungan Ruang Fasilitas Olahraga

1. Perhitungan Fasilitas Ruang Publik

Fasilitas Kapasitas Ruang Standart Luasan Ruang

1. Entrance Hall 25 orang berdiri 0,65 m²/ orang Sirkulasi 15 %

18 m²

2. Loket tiket 25 orang berdiri 0,65 m²/ orang Sirkulasi 20 %

20 m²

3.Lobby/R. Tunggu Duduk 5 % x 1058 = 53 Berdiri 10 % x 1058 = 106 Total = 159 orang

0,65 m²/ orang ( berdiri ) 1,4 m² / orang (duduk) Sirkulasi 10 %

158 m²

4. Cafetaria 10 % x 1058 = 105 1,2 m²/ orang Sirkulasi 15 % Service 30 %

182 m²

5. Perpustakaan 10 % x 1058 = 105 1,2 m²/ orang Sirkulasi 15 % Service 30 %

182 m²

6. Sport – shop 3 unit ruang 15 m²/ unit 45 m²

7. Musholla 1 unit ( 30 org ) 50 m² 50 m²

8. Toilet Umum Ratio ( 1 : 4 ) wanita : pria 3 org wanita ; 2 unit wc 12 org pria ; 5 unit wc

0,6 m²/ orang Sirkulasi 20 % 2,1 m² / unit

22 m²

TOTAL 505 m²

2. Perhitungan Fasilitas Sport Hall dan Fasilitas Penunjang

Sport Hall menggunakan lapangan olahraga rangkap yaitu untuk lapangan

basket, lapangan bulu tangkis, bola voli dan lapangan futsal. Total luas ruangan

olahraga merupakan total kebutuhan ruang terluas.

Page 11: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

53

Page 12: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

54

Ruang Standar Sumber Kapasitas Luas Keterangan

Pemain dan Pelatih

1. Lapangan rangkap

2. Ruang Pemain / Atlit.

a. Pria

- Ruang ganti

- Loker

- Shower

- Urinouir

- Wc

- Wastafel

b. Wanita

- Ruang ganti

- Loker

- Shower

- Wc

- Wastafel

3. Ruang Pemanasan

4. Ruang P3K

5. Ruang Pelatih

6. Ruang Fitnes

1 m2 / unit

0.80 m2 / unit

2 m2 / unit

1.26 m2 / unit

2 m2 / unit

0.96 m2 / unit

1 m2 / unit

0.80 m2 / unit

2 m2 / unit

0.96 m2 / unit

2 m2 / unit

100 m2

12 m2

15 m2

15 m2

P P B B

Arenas

S

S

N A D

S

N A D

Arenas

S

S

S

N A D

Arenas

Arenas

Arenas

S

1 unit

15 0rang

5 unit

15 unit

5 unit

3 unit

3 unit

3 unit

15 0rang

5 unit

15 unit

5 unit

5 unit

3 unit

3 unit

1 unit

2 unit

1 unit

588 m2

5 m2

12 m2

10 m2

3.78 m2

6 m2

2.88 m2

5 m2

12 m2

10 m2

4.8 m2

2.88 m2

300 m2

12 m2

30 m2

15 m2

Sub Total 1019,34m2 x 20 %

= 1223,208 m2

Penonton

1. Loket tiket

2. Tribun Biasa

3. Tribun VIP

4. Hall Pengunjung

5. Toilet Penonton VIP

a. Pria

- Wc

2 m2 / orang

0.5 m2 / orang

0.8 m2 / orang

0.55 m2 /orang

2 m2 / unit

N A D

TPBO

TPBO

TPBO

S

8 orang

1000 orang

30 orang

1000 orang

20 orang

2 unit

16 m2

500 m2

24 m2

550 m2

4 m2

Indoor

Indoor

50 % kapasitas

Penonton

Perbandingan

Penonton pria

Page 13: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

55

- Wastafel

b. Wanita

- Wc

- Wastafel

6. Toilet penonton biasa

a. Pria

- Urinoir

- Wc

- Wastafel

b. Wanita

- Wc

- Wastafel

0.96 m2 / unit

2 m2 / unit

0.96 m2 / unit

1.26 m2 / unit

2 m2 / unit

0.96 m2 / unit

0.96 m2 / unit

2 m2 / unit

S

N A D

N A D

1 unit

10 orang

1 unit

2 unit

800 orang

15 unit

8 unit

6 unit

200 orang

8 unit

8 unit

0.96 m2

2 m2

1.92 m2

18.9 m2

16 m2

5.76 m2

7.68 m2

16 m2

& wanita 4 : 1

Perbandingan

Penonton pria

& wanita 4 : 1

1 unit wc pria

= untuk 200

org.

1 unit wc

wanita = untuk

100 org.

1 unit urinoir

= untuk 100

org.

1 unit wastafel

pria = untuk

200 org.

1 unit wastafel

wanita = untuk

100 org.

Sub Total 1163.22 x 20 %

= 1395.864 m2

Pengelola dan Komersil Area

1. Hall Penerima

2. Receptionis

3. R. Tunggu

4. R. Pimpinan

5. R. Sekretaris

12 m2

1.5 m2 / orang

9 m2

24 m2 / orang

9 m2 / orang

S

S

S

TSS

S

1unit

2 orang

1 unit

1 orang

1 orang

12 m2

3 m2

9 m2

24 m2

9 m2

Page 14: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

56

6. R. Kabag Umum

7. R. Kabag Operasional

8. R. Staff

9. R. Arsip

10.R. Keuangan / adm.

11.R. Rapat

12.Gudang

- Alat Olahraga

- Kebersihan

13.R. Operator

- Opt. score

- Opt. Lighting

14.R. Sound System

15.R. Panel

16.R. ME

17.R. AHU

18.R. P3K

12 m2 / orang

12 m2 / orang

4 m2 / orang

12 m2 / orang

12 m2 / orang

24 m2

100 m2

20 m2

6 m2 / orang

4 m2 / orang

6 m2 / orang

8 m2

30 m2

12 m2

15 m2

TSS

TSS

S

TSS

S

S

S

S

S

S

S

S

S

S

TPBO

1 orang

1 orang

6 orang

1 unit

1 orang

1 unit

1 unit

1 unit

4 orang

4 orang

4 orang

1 unit

1 unit

1 unit

1 unit

12 m2

12 m2

24 m2

12 m2

12 m2

24 m2

100 m2

20 m2

24 m2

18 m2

24 m2

8 m2

30 m2

12 m2

15 m2

Sub Total 404 x 20 %

=484.8 m2

Wartawan / Pers

1. Hall

2. R. Liputan TV

3. R. Liputan Radio

4. R. Wartawan

0.8 m2 / orang

6 m2 / orang

4 m2 / orang

1.5 m2 / orang

TPBO 10 orang

4 orang

4 orang

10 orang

8 m2

24 m2

16 m2

15 m2

Sub Total 63 x 20 %

= 75.6 m2

TOTAL KEBUTUHAN RUANG 3179.604 m2

=

3180 m2

Page 15: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

57

Keterangan sumber:

N A D = Ernst Neufert, Architect Data

S = Survey / Studi banding

T S S = Joseph de Chiara, Time Saver Standards for Building Types

ARENAS = Sport Council, A Planning, Design and Management Guide.

TPBO = Dinas Olahraga DKI,Tata cara Perencanaan Bangunan Olahraga.

A = Asumsi

3. Perhitungan Fasilitas Olahraga Rekreasi dan Kebugaran

Fasilitas Kapasitas ruang Standard Luas ruang

Ruang fitness Senam 2 % x 1058 = 22 org Fitness 8 % x 1058 = 85 org

Total = 107 org

2 m² / org 2,5 m² /orang

256 m²

Ruang billiard 3 meja 4 m x 5 m 60 m² Toilet, shower Ratio wanita : pria ( 1 : 2 ) Ruang Ganti Total = 107 org a. Pria 71 org Kamar ganti 6 unit 0,6 m²/ unit WC 3 unit 1,2 m²/ unit Shower 6 unit 1 m² Loker 6 unit 0,42 m²/unit b. Wanita 36 orang Kamar ganti 3 unit 0,6 m²/ unit WC 2 unit 1,2 m²/ unit Shower 5 unit 0,42 m²/unit Loker 5 unit 0,42 m²/unit Sirkulasi 10 % 30 m²

Lobby &front desk office

15 orang 0,65 m²/orang sirkulasi 20 %

12 m²

TOTAL 358 m²

4. Perhitungan Fasilitas Penunjang Olahraga Air ( Kolam Renang )

Fasilitas Kapasitas Standard Luas ruang

Keterangan

Menara Air 5 x 5 m 25 m² a. Pria R ganti/ loker 40 org 1 – 1,2 m²/ unit 48 m² R. Bilas 40 org 0,81 m²/org 32 m² Toilet 20 orang 0,3 – 0,5 m²/

orang 10 m²

b. Wanita R. ganti / loker 40 org 1 – 1,2 m²/ unit 48 m² R. bilas 40 org 0,81 m²/org 32 m² Toilet 20 org 0,3 – 0,5 m²/ 10 m²

Untuk kolam dengan luas area

< 1000 m²

Page 16: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

58

orang Ruang Pengelola 5 orang 9 m² / orang 45 m² Tribun penonton 1000 orang 0,5 m²/orang 500 m² Loket 2 org 4 m² / org 8 m²

Lobby &front desk office

15 orang 0,65 m²/orang sirkulasi 20 %

12 m²

Luas area kolam renang

6 track 15 x 25 m²

Sirkulasi Tiap sisi 2,5 m

600 m²

R .pompa, ME, servis

Kolam 375 m² 60 % luas kolam 225 m²

Ruang P3k 1 unit 15 m² 15 m² Sub total 1610 m² Sirkulasi 20 % 322 m² TOTAL 1932 m²

5. Perhitungan Luas Ruang Servis

Fasilitas Kapasitas ruang Standard Luas ruang

Ruang ganti karyawan

10 unit 2,5 m² /orang 25 m²

Ruang istirahat 1 unit 6 m² 6 m² Ruang mesin Genset

Pompa Mesin panel

35m²

Ruang kontrol 1 unit 4m² 4 m² Gudang 1 unit 20 m² Toilet 1 unit 4 m²

TOTAL 94 m²

Total Keseluruhan Luas Bangunan adalah :

Jenis ruang Total

1. Fasilitas Ruang Publik 505 m²

2. Sport Hall dan Fasilitas Penunjang lainnya 3180 m²

3.Fasilitas Olahraga Rekreasi dan Kebugaran 358 m²

4. Fasilitas Penunjang Olahraga Air ( Kolam Renang ) 1932 m²

5 . Luas Ruang Servis 94 m²

TOTAL 6069 m²

Page 17: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

59

Sumber :

A. The handbook of Building Types Neufert Architect’s Data

B. Sport Council ; indoor sports and outdoor sports

C. Time Shaver Standart for Building Types

D. survey-study banding

IV.1.9 Perhitungan Ruang Luar

Dalam perencanaan bangunan Gelanggang Olahraga di Kemanggisan,

Jakarta – Barat ini, direncanakan kebutuhan ruang luar yang menunjang

antara lain:

Area Parkir

Taman dan Pedestrian

Olahraga Out door

Perhitungan Area Parkir

a. Mobil

• Pengelola 10 % x 30 orang = 3 orang = 3 mobil

( 1 mobil = 1 orang )

• Mobil untuk kepentingan servis

Asumsi 2 mobil = 2 mobil

• Pelatih dan official 2 team = 2 mobil

( 1 team = 1 mobil )

• Penonton 20 % x 1000 orang = 200 orang = 50 mobil

( 1 mobil = 4 orang )

Page 18: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

60

• Pengunjung 20 % x 50 orang = 10 orang = 3 mobil

( 1 mobil = 4 orang )

• 2 Liputan TV = 4 mobil

• 2 Liputan Radio = 2 mobil

Total = 66 mobil

b. Motor

• Pengelola 90 % x 30 orang = 27 orang = 27 motor

( 1 motor = 1 orang )

• Penonton 80 % x 1000 orang = 800 orang = 400 motor

( 1 motor = 2 orang )

• Pengunjung 80 % x 50 orang = 40 orang = 20 motor

(1 motor = 2 orang )

• Wartawan 5 media cetak = 10 motor

(1 motor = 1 orang ) Total = 452 motor

c. Bus

• Pemain / Atlit, Pelatih dan Official 2Team = 2 bus

( 1 team = 1 bus )

2. Kebutuhan Luasan Parkir

a. Mobil, 66 unit @ 12.5 m2 = 852 m2

b. Motor, 452 unit @ 2 m2 = 904 m2

c. Bus, 2 unit @ 30 m2 = 60 m2

Total = 1816 m2

Page 19: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

61

Perhitungan Luas Olahraga Outdoor

Jenis kendaraan Jumlah Standard Luas

Kolam renang dan sirkulasi 1 15 x 25 m² (20 x 30 m²)

600 m²

Lapangan basket rangkap futsal, bulutangkis

1 28 x 21 m² 588 m²

Area Skate Board 1 90 m² Tribun kapasitas 200 1 25 x 3.2 m² 80 m² Panjat Tebing 1 (dengan kapasitas 10

org) 2 m²/org 20 m²

TOTAL 1378 m²

Perhitungan Total Luas Ruang Luar

Ruang Luar Luasan

Area Parkir 1816 m²

Olahraga Oudoor 1378 m²

TOTAL 3194 m²

Perhitungan Luasan Bangunan dan Ruang Luar

Kebutuhan Luasan

Bangunan 6069 m²

Ruang Luar 3194 m²

TOTAL 9263 m²

IV.1.10 Perlengkapan Ruang Sport - Hall

A. Permukaan Lapangan

Permukaan lapangan yang diperlukan adalah permukaan yang mampu

memenuhi ‘standar utama’ yang dituntut oleh performa aktifitas olahraga bola

basket dan faktor keamanan bagi pemain.

Page 20: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

62

Ada beberapa jenis permukaan yang umum dipakai, antara lain :

• Permukaan keras

Seperti semen dan asphalt yang memiliki karakteristik keras, tahan lama,

perawatan mudah, sangat mendukung untuk performa tinggi namun kurang

aman terhadap kecelakaan atau cedera.

• Permukaan medium

Seperti kayu dan kombinasi vinyl dengan karet yang memiliki karakteristik

permukaan cukup keras tetapi nyaman.

Sehingga ditentukan permukaan medium sebagai alternatif pilihan untuk

Gelanggang Olahraga di Kemanggisan Jakarta – Barat.

B. Inlay atau garis lapangan

Ada beberapa jenis inlay, yaitu :

• Permanen, dimana garis ditanam pada bahan permukaan lantai.

Keuntungannya garis lebih tahan lama, tidak mudah rusak dan perawatan

mudah. Kekurangannya tidak fleksibel terhadap perubahan.

• Cat pada permukaan, Keuntungannya dapat diubah bila diinginkan dan

cukup tahan lama. Kekurangannya cepat kotor dan perlu perawatan ekstra,

perlu dilapis ulang tiap beberapa waktu.

• Self adhesive tape, Keuntungannya sangat mudah pemasangannya dan

dapat diubah dengan mudah. Kekurangannya tidak tahan lama dan mudah

rusak.

Page 21: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

63

Dari beberapa macam jenis inlay diatas, maka ditentukan jenis inlay yang

menggunakan cat sebagai garis lapangan pada Gelanggang Olahraga di

Kemanggisan Jakarta – Barat.

C. Plafond

Untuk kegiatan olahraga yang dituntut adalah ketinggiannya agar memenuhi

syarat, sehingga tidak mengganggu aktifitas. Menurut Sport Council,

gelanggang dengan fasilitas olahraga ketinggian plafondnya minimal 9,1 m.

D. Tata Warna

Kriteria pemilihan warna untuk bangunan olahraga hendaknya :

1. berkesan sportif

2. tidak menyilaukan mata

3. memberi rasa nyaman

Beberapa alternatif warna :

Warna Kesan

Hijau Warna pohon dan rumput, memberi kesan alami

Kuning Warna matahari, memberi kesan hidup dan

gembira, selalu ceria

Biru Warna langit dan laut, memberi kesan tenang,

muda dan sporty

E. Pengaturan tribun penonton

Menurut Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Olahraga ( Dinas

Olahraga DKI ), tribun adalah tempat bagi penonton untuk menyaksikan

Page 22: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

64

pertandingan, agar fungsi tribun dapat optimal, tribun memenuhi beberapa

persyaratan :

• Orientasi pandangan harus kearah lapangan.

• Sudut kemiringan 30° - 35°, agar pandangan penonton yang dibelakang

tidak terganggu.

• Sirkulasi menyebar menuju tribun.

• Berada pada keempat sisi lapangan.

1. Jenis – jenis kriteria tribun

a. Tribun biasa

- Ukuran tempat duduk 0.40 x 0.60 m

- Terletak disekeliling lapangan.

- Bahan tempat duduk keras.

- Jumlahnya banyak

b. Tribun VIP

- Ukuran tempat duduk 0.60 x 0.80 m

- Terletak pada arah pandang terbaik.

- Bahan tempat duduk lebih nyaman.

- Jumlahnya terbatas.

Page 23: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

65

IV. 2. Aspek Bangunan

IV.2.1 Pola Massa Bangunan

Dalam menentukan bentuk pola massa yang sesuai dengan

perencanaan dan perancangan proyek ini, maka ada beberapa pertimbangan

dalam pemilihan bentuk pola massa yaitu :

Pertimbangan terhadap kondisi tapak dan lingkungan sekitar.

Pertimbangan terhadap berbagai jenis aktifitas yang ada didalamnya.

Pertimbangan terhadap bentuk sirkulasi dan pencapaian yang

direncanakan.

Pertimbangan terhadap keserasian komposisi antara bangunan dan

lingkungan.

Melalui beberapa pertimbangan penentuan pola massa bangunan

didapat beberapa analisa seperti :

Pola massa yang dipakai akan disesuaikan dengan pembagian jenis

kegiatan yang ada sehingga tercipta keselarasan antar bangunan.

Pola yang dipakai dimaksimalkan akan memudahkan pencapaian dan

sirkulasi yang terjadi di dalam tapak.

Pola massa yang akan dipakai dapat memanfaatkan bentuk dan

potensi tapak yang ada.

Ada 2 alternatif pemilihan pola massa bangunan yang akan

digunakan, yaitu:

Page 24: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

66

kriteria Massa Majemuk Massa Tunggal

bobot nilai poin nilai poin

Kondisi tapak dan lingkungan sekitar

2 2 4 3 6

Aktifitas yang ada di dalamnya

3 4 12 1 3

Pencapaian 3 2 6 4 12 Keserasian komposisi antar bangunan&lingk.

3 2 6 1 3

total 28 24

Keterangan:

Bobot : 3 sangat menentukan nilai : 4 sangat baik

2 menentukan 3 baik

1 cukup menentukan 2 cukup

1 kurang

Maka sesuai dengan kebutuhan, jenis kegiatan, konsep yang akan

diterapkan serta komposisi bangunan, menjadikan Pola Massa Majemuk

sebagai pola massa yang dipilih dalam perencanaan dan perancangan

bangunan Gelanggang Olahraga ini.

IV.2.2 Bentuk Dasar Massa Bangunan

Dalam buku Architecture Form, Space and Order oleh Francis D.K.

Ching, disebutkan bahwa bentuk dasar bangunan secara umum ada tiga,

yaitu:

Bentuk Keuntungan Kerugian

1. Segitiga Bentuk stabil dan berkarakter kuat Mudah digabungkan menjadi

bentuk-bentuk geometris lain (misalnya segienam, segidelapan, dsb.)

Orientasi ruang pada tiap-tiap sudutnya

Pengembangan ruang pada ketiga

Kurang efisien Fleksibilitas ruang kurang Layout ruang sulit

Page 25: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

67

sisinya

2. Segiempat Bentuk statis Mudah dikembangkan ke segala

arah Orientasi ruang pada keempat sisi

pembatasnya Layout ruang baik dan mudah Ruang memiliki efisiensi yang

tinggi, mudah digabungkan dengan bentuk lain

Orientasi ruang cenderung statis

3. Lingkaran

Bentuk halus dan informil Orientasi ruang memusat dan statis Indah dilihat dari luar

Sulit dikembangkan Fleksibilitas ruang rendah Sulit digabungkan dengan

bentuk lain Layout ruang sulit

Adapun beberapa pertimbangan dalam pemilihan bentuk dasar massa

bangunan antara lain adalah :

Efisiensi ruang

Kesesuaian dengan fungsi utama bangunan

Keterkaitan bentuk dasar massa dengan penampilan struktur dari bangunan.

Ada 3 alternatif dalam pemilihan bentuk dasar massa bangunan, yaitu :

kriteria Segiempat Lingkaran Segitiga

bobot nilai poin nilai poin nilai poin

Efisiensi ruang 3 4 12 2 6 1 3 Kesesuaian dengan fungsi utama bangunan

2 4 8 2 4 1 2

Keterkaitan bentuk dasar massa dengan penampilan struktur dari bangunan

2 2 4 3 6 1 2

Page 26: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

68

total 24 16 6

Keterangan:

Bobot : 3 sangat menentukan nilai : 4 sangat baik

2 menentukan 3 baik

1 cukup menentukan 2 cukup

1 kurang

Maka bentuk dasar dari massa bangunan yang direncanakan dalam

bangunan Gelanggang Olahraga ini terbagi atas :

1. Fasilitas Olahraga In – door dan Kantor Pengelola ( Sport – Hall )

Bentuk segi empat ataupun dari pengembangan bentuk dasarnya, karena

bentuk dasar dari lapangan basket, bulu tangkis, bola voli dan futsal berbentuk

persegi panjang. Namun masih dapat dilakukan penggabungan bentuk dengan

bentuk – bentuk dasar yang lain. Selain itu bentuk segi empat dapat mencapai

efektifitas ruang, bentuk dasar dari bangunan ini didasarkan atas perlengkapan

fasilitas kantor yang selalu ada di dalam ruangan kantor yaitu meja kerja.

2. Fasilitas Olahraga Out - door

Bentuk dasarnya adalah segi empat namun dapat digabungkan bentuk –

bentuk lain yang disesuaikan dengan bentuk dasar yang dipilih. Karena terdapat

berbagai fasilitas olahraga didalamnya maka diharapkan bentuk segi empat ini

memberikan suatu efisiensi ruang yang tinggi.

3. Servis area

Bentuk yang direncanakan dari bangunan area servis ini adalah segi empat

namun nantinya terdapat satu bentuk penggabungan dengan bentuk – bentuk

dasar yang ada lainnya.

Page 27: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

69

IV.2.3 Gubahan Massa

Adalah penempatan massa majemuk di dalam tapak. Hal – hal yang

harus diperhatikan dalam pemilihan gubahan massa ini antara lain adalah :

1. Kesesuaian perletakkan massa dengan bentuk tapak.

2. Hubungan antara massa dengan ruang luar secara proposional.

3. Bangunan utama merupakan inti dari perletakkan massa dalam tapak.

Menurut Francis D.K Ching, penataan massa dalam tapak ada

beberapa sistem, yaitu :

a. Sistem linear b. Sistem terpusat

c. Sistem radial d. Sistem cluster

Page 28: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

70

e. Sistem grid

Dengan melihat berbagai pertimbangan diatas, kelima sistem tersebut

mempunyai beberapa segi keuntunagan dan kerugiannya, namun dengan

lebih mempertimbangkan bahwa bentuk tapak yang ada adalah persegi

panjang ( memanjang ), maka sistem yang dipilih adalah sistem liniear,

disebabkan karena:

Bentuk tapak yang memanjang, sehingga nantinya lebih mudah mengatur

massa dalam sistem linear

Pencapaian dari massa ke massa tidak terlalu jauh

Pencapaian antar ruang tidak sulit karena sistemnya yang terarah

IV.2.4 Pola Sirkulasi Dalam Bangunan

Sirkulasi dalam bangunan ada 2 macam, yaitu :

1. Sirkulasi horisontal, yaitu berupa koridor atau selasar.

Untuk menentukan sistem sirkulasi harus memperhatikan apa fungsi

ruang tersebut. Fungsi ruang dapat berupa :

a. sebagai inti dari bangunan sehingga semua orang akan

berkumpul di ruang tersebut

b. hanya sebagai penunjang dimana untuk mencapai suatu ruang,

orang hanya melewati ruang – ruang tersebut

Page 29: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

71

c. ruang yang harus dilewati untuk mencapai ruang yang dituju

Dengan adanya bermacam – macam fungsi ruang, maka ada beberapa

sistem sirkulasi horisontal yang digunakan, yaitu :

MELEWATI RUANG MENEMBUS RUANG BERAKHIR DI RUANG

• integritas ruang dapat dipertahankan

• konfigurasi jalan luwes • ruang – ruang perantara

dapat dipergunakan untuk menghubungkan jalan dengan ruang – ruangnya

• jalan dapat menembus sebuah ruang menurut sumbunya, miring atau sepanjang sisinya

• dalam memotong sebuah ruang, jalan menimbulkan pola – pola istirahat dan gerak didalamnya

• lokasi ruang menentukan

jalan • hubungan jalan – ruang

ini digunakan untuk mencapai dan memasuki secara fungsional / melambangkan ruang – ruang yang penting

Dengan melihat keterangan diatas, maka dapat diambil kesimpulan :

Massa I : berupa sport – hall untuk pertandingan bola basket, badminton, volli

dan futsal dan semluruh fasilitas olahraga in – door serta kantor pengelola pusat.

Untuk kegiatan utama sebagai ruang inti bangunan dipilih sirkulasi berakhir

di ruang.

Untuk kegiatan pengelolaan dimana orang harus melewati ruang tersebut,

dipilih surkulasi menembus ruang.

Untuk kegiatan penunjang dimana tanpa keharusan orang untuk melalui

ruang tersebut dipilih sistem sirkulasi melewati ruang.

Massa II : berupa bangunan olahraga out - door.

Page 30: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

72

Untuk kegiatan utama sebagai ruang inti bangunan dipilih sirkulasi berakhir

di ruang.

Merupakan ruang – ruang yang mempunyai privacy cukup tinggi sehingga

sistem yang sirkulasi melewati ruang dan berakhir di ruang dapat digunakan

untuk kegiatan ini.

Untuk kegiatan olahraga air dipilih sistem sirkulasi berakhir di ruang.

Untuk kegiatan pengelolaan dimana orang harus melewati ruang tersebut,

dipilih sirkulasi menembus ruang.

2. Sirkulasi vertikal, yaitu suatu sirkulasi untuk mencapai ruang dari lantai

bawah ke lantai atas. Untuk menentukan sistemnya harus memperhatikan

ketinggian bangunan yaitu berapa jumlah lantai yang direncanakan sehingga

dapat ditentukan jenis sistem apa yang dapat digunakan.

Jenis Sirkulasi Keuntungan Kerugian

1. Tangga

a. Hemat biaya pemeliharaan

karena tidak membutuhkan

listrik untuk

menggerakkannya

b. Dapat digunakan untuk 2

arah ( naik & turun ) pada 1

tangga

c. Pemasangan lebih mudah

d. Dapat digunakan dalam

keadaan apapun ( misalnya

: kebakaran )

a. Butuh tenaga yang

banyak untuk

mencapainya sehingga

mudah lelah

b. Hanya dapat digunakan

pada bangunan ≤ 4 lantai

c. Kurang dapat

menampung orang dalam

waktu yang cepat,

terkadang harus

mengantri terlebih

dahulu.

2. Ramp a. Kemajuan geraknya lebih

lancar

a. Membutuhkan ruang yang

cukup luas untuk

Page 31: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

73

b. Kurang dapat menampung

orang dalam waktu yang

cepat, terkadang harus

mengantri terlebih dahulu.

kemiringannya

3. Eskalator

a. Lebih efisien dalam

pencapaian dan waktu

b. Dapat menampung orang

banyak dalam ewaktu yang

relatif cepat, tidak harus

antri

a. Mahal biaya

perawatan

b. Karena digerakkan

oleh mesin maka ada

biaya tambahan

untuk listrik

4. Lift

a. Dapat mengangkut banyak

orang dalam waktu cepat

b. Dapat digunakan untuk

bangunan ≥ 4 lantai

c. Lebih cepat dalam

pencapaian dan waktu

a. Membutuhkan ruang

yang cukup luas

b. Keharusan menunggu

c. Tidak dapat

digunakan dalam

keadaan terdesak (

misalnya : kebakaran

)

Dengan melihat beberapa alternatif dan keuntungan serta kerugiannya, maka

sistem sirkulasi vertikal dalam bangunan yang cocok digunakan dalam bangunan

Gelanggang Olahraga ini adalah tangga, karena :

• Bangunan tidak bertingkat tinggi

• Hemat biaya

• Mudah dalam pemeliharaan

Page 32: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

74

Perhitungan jumlah tangga:

- Untuk bangunan olahraga pada umumnya waktu yang dibutuhkan

untuk pengosongan seluruh penonoton adalah dalam waktu 5 – 10

menit.

Lebar minimum tangga = jumlah penonton

Waktu keluar dalam detik x 1,25

Maka lebar tangga minimum = 1000 = 1,66 ≈ 2 m

(8 x 60 dt ) x 1,25

Perhitungan ini merupakan perhitungan lebar tangga minimum,

disamping itu faktor lain yang menentukan adalah :

- jarak tangga maksimum 25 m

- penyebaran dan perletakkan tangga harus jelas dan mudah dicapai

- kelandaian anak tangga ( tinggi tanjakan 15 – 17 cm atau lebar

tanjakan 28 – 30 cm )

IV.2.5 Entrance Bangunan

Pertimbangan – pertimbangan dalam perencanaan entrance atau

pintu masuk untuk manusia dan barang berkaitan dengan :

1. Entrance Manusia ( pengunjung, penonton, pengelola, karyawan )

• Pintu masuk pengunjung dan penonton lebih diarahkan ke pintu

utama (main - entrance), diman dibagi menjadi 2 bagian yaitu

untuk pengunjung atau penonton yang menggunakan kendaraan

Page 33: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

75

ataupun yang berjalan kaki. Pintu utama ini diusahakan

dirancang dengan daya tarik tersendiri dimana nantinya dapat

menarik perhatian orang yang melihatnya. Posisi dan bukaan

pintu masuk utama harus mudah terlihat dan memiliki dimensi

yang cukup lebar sehingga dapat menampung seluruh

pengunjung.

• Pintu masuk untuk pengelola dan karyawan diarahkan ke pintu

sekunder (side - entrance), posisi dan bukaan pintu masuk ini

lebih didekatkan dengan ruang pengelola dan karyawan. Pintu

sekunder ini memiliki dimensi yang lebih kecil dari pada pintu

masuk utama.

2. Entrance Barang

• Pintu masuk ini disesuaikan dengan jenis dan ukuran baranga

yang akan masuk ke dalam bangunan. Pintu masuk ini nantinya

juga akan digunakan untuk pintu servis pembuangan sampah.

IV.2.6 Sistem Utilitas Bangunan

1. Analisa Pencahayaan

Salah satu cara efisiensi energi adalah pegurangan pemakaian energi listrik

melalui penerangan alami.

Jenis Pencahayaan Penyelesaian Karakteristik

Pencahayaan Alami Bukaan dinding ( jendela ) • Daya jangkau sinar kurang merata dan terbatas

• Perawatan

Page 34: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

76

mudah • Tidak

memerlukan energi

Bukaan plafond • Perancangan dan perawatan agak sulit

• Daya jangkau sinar merata • Tidak membutuhkan energi

Pencahayaan Buatan Lampu pijar

Lampu TL ( Fluorscent )

• Lebih murah dan mudah perawatannya • Lebih boros energi • Lebih mahal • Lebih hemat energi

Lampu Halogen • Daya tahan tinggi • Cukup hemat energi • Panas • Cocok untuk ruang luar

Pencahayaan buatan pada malam hari seperti pencahayaan ruang luar

dengan lampu-lampu taman dapat menggunakan energi matahari tersimpan

pada siang hari dengan menggunakan solar cell.

Radiasi matahari pada daerah tropis 1000 Watt/m², energi matahari dapat

diserap sebesar 6% sampai 30%. Apabila daya serap solar cell 12%, output

daya listrik yang dihasilkan 120 Watt. Energi ini selanjutnya akan disimpan

pada batterai accu, sama seperti prinsip rechargeable battery. Energi ini

selanjutnya akan diubah menjadi energi listrik pada malam hari.

• Analisa penggunaan solar cell:

• Kebutuhan penerangan luar 3082 m² = 10 w/m² x 3082 m²

= 30820 Watt

Page 35: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

77

• Waktu penerangan malam dari jam 6 sampai jam 6 pagi = 12 jam sama

dengan waktu penyimpanan energi surya pada siang hari ( jam 6 pagi

sampai 6 sore).

• Daya serap 20% dari radiasi matahari rata-rata 500 W/m²

= 20% x 500 W/m²

= 100 Watt

• Tegangan baterai per m² 60 V. Berarti per m² = 60 V x 100 W

= 6000 Watt

• Perkiraan luas bidang solar cell = 30820 / 6000 Watt = 5,1 m²

2. Analisis Penghawaan

Jenis Penghawaan Penyelesaian Karakteristik

Penghawaan Alami Bukaan dinding ( jendela ) • Angin merata dan terbatas • Tidak memerlukan energi

listrik Bukaan plafond • Perancangan dan perawatan

agak sulit • Angin merata • Tidak membutuhkan energi

Penghawaan Buatan AC Split

• Temperatur setiap ruangan dapat dikontrol dari masing – masing unit

• Menimbulkan bising dan energi besar

AC Central • Tidak bising dan energi secara

keseluruhan lebih hemat • Butuh ruang untuk ducting,

isolasi, dll

Dalam perencanaan dan perancangan proyek ini, penghawaan alami sangat

dimaksimalkan dengan cara memberikan banyak bukaan – bukaan (ventilasi),

Page 36: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

78

namun untuk beberapa ruangan tetapa menggunankan penghawaan buatan

yairu AC Split.

3. Analisa Kebutuhan Air

A. Analisa Kebutuhan air bersih

Total luas bangunan : 6069 m²

Kebutuhan air : 1 m3 / hari / 100 m² ( Utilitas Bangunan :

Hartono Purbo)

Kebutuhan air bersih : 60,69 m3 / hari

Sistem distribusi air bersih dengan reservoir di atas gedung dilakukan

dengan pertimbangan jaminan kelancaran distribusi air bersih khususnya

pada saat aliran listrik padam.

B. Analisa Kebutuhan air kotor

Luas bangunan : 6069 m²

Okupansi : 4 m²/orang

Jumlah pengunjung maksimal : 6069 / 4 = 1517 orang

Standar air kotor = 30 ltr/orang /hari

Volume air kotor : 1517 orang x 30 ltr = 45510 ltr = 45,51m3

Dimensi tanki aerasi = 45,51 m³

Dimensi tanki pengendapan = 1/3 x 45,51 = 15,17 m³

Sistem pengolahan air kotor :

• Kotoran padat : ditampung untuk diolah dalam tangki klorinasi,

aerasi dan septic tank dan akhirnya ke riol kota

Page 37: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

79

• Kotoran cair : disalurkan menuju treatment kemudian diolah dan

disalurkan ke riol kota.

Sistem pemakaian kembali air hujan :

Air hujan yang jatuh ke atap dikumpulkan dalam reservoir

khusus yang kemudian diolah sehingga dapat digunakan untuk keperluan

air non minum.

4. Analisa Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Pemadam api CO2

Water sprinkler

Jumlah 6069 m² / 25 = 242 unit

1 zone = 16 unit sehingga membutuhkan 15 zone

16 x 100 ltr/menit x 30 menit = 48 000 ltr = 48 m³

Hidrant

Luas bangunan : 6069 m²

Kebutuhan : 6069 / 800 =7 unit

Kebutuhan air : 7 x 400 ltr/menitx 30 menit = 84 m³

• Analisa Kebutuhan Listrik

Jenis utilitas Standar (watt/m²) Luas (m²) Beban normal watt

Penerangan ruang 10 watt/m² 6069 60690 Penerangan ruang luar

10 watt/m² 3082 30820

Pompa 10 watt/m² 6069 60690 Saklar 15 watt/m² 6069 91035 Tata suara 0,025 watt/m² 6069 151,7 Jumlah 243.386.7 watt

Page 38: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

80

IV.2.7 Analisa Sistem Struktur

Struktur terpilih adalah Struktur Space – Frame dengan pertimbangan

antara lain adalah :

1. Bentangan yang dihasilkan cukup lebar

2. Pemasangannya relatif cepat dan efsien

3. Dapat memberikan kesan estetika secara optimal

4. Sesuai dengan topik – tema, struktur rangka nantinya dapat menampilkan struktur

secara jujur dalam perancangannya

Struktur rangka ruang merupakan komposisi dari batang – batang yang

masing – masing berdiri sendiri memikul gaya tekan yang sentris dan

dikaitkan satu sama lain dengan sistem dalam tiga dimensi. Elemen dasar dari

Struktur rangka ruang ( space - frame) adalah ’spherical’ = volume =

meruang. Contohnya :

- Limas - Limas Segitiga - Limas Segienam - Kerucut

Space Frame dapat dikatakan juga pengulangan dari beberapa

elemen dasar ’spherical’ tersebut hingga membentuk sebuah bidang lebar

(luas). Dari keseluruhan sistem struktur yang ada, struktur rangka merupakan

salah satu struktur yang paling cocok untuk bentangan besar dan dapat

menopang beban yang paling berat. Bahannya terbuat dari baja atau

alumunium. Struktur ini terdiri dari bentuk sudut, pipa atau bentuk – bentuk

lain yang berhubungan dengan bentuk struktur tiga dimensi.

Page 39: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

81

Bentuk dasar dari unit – unit sistem struktur ini adalah:

- Triangular - Rectangular

- Hexagonal

Prinsip Penyaluran Gaya :

Berprinsip pada kerjasama antara batang – batangnya yang vertikal serta

diagonal dalam satu rangkaian. Penyusunan elemen menjadi konfigurasi

segitiga hingga menjadi bentuk stabil.

Efektif bentang : 25 - 100 m

Bahan utama : baja, kayu

Keuntungan :

• Efisien untuk bangunan rendah

• Sesuai digunakan untuk bentang lebar

• Mudah dibentuk sesuai dengan bentuk ruang yang ada

Page 40: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

82

• Bentuk berkesan ringan

• Pemasangan relatif cepat dan efisien

• Dapat memberikan estetika secara optimal

• Penutup atap dapat dikombinasikan dengan fiberglass,

polycarbonate, alumunium maupun genteng

Kerugian :

• Hanya efisien jika bentangannya simetris kedua arah dan biaya

perawatannya cukup mahal.

Penerapan pada bangunan :

• Untuk kegiatan yang membutuhkan fleksibelitas tinggi dalam hal

pengembangan dan pengurangan maupun bongkar pasang.

Dilihat dari sistemnya, space – frame dapat dibagi atas :

Flat Systems ( Sistem Datar )

Folded Systems ( Sistem Patahan )

Curved Systems ( Sistem Melengkung)

Beberapa bentuk aplikasi sistem struktur space frame menurut buku

Structure Systems : 1997, antara lain adalah :

Page 41: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

83

Bentuk Dasar Bentuk Aplikasi

1. Space – frame dengan sistem datar yang tersusun dari prisma segi – empat.

• Tipe 1

• Tipe 2

• Tipe 3

2. Space – frame dengan sistem datar yang tersusun dari prisma segi – tiga.

• Tipe 1

• Tipe 2

Page 42: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

84

3. Space – frame dengan sistem datar yang tersusun dari limas segi empat dan segi enam.

4. Space – frame dengan sistem datar yang tersusun berdasarkan piramid segi – enam.

Pada buku Structure Systems, dijelaskan pula bahwa sistem struktur space –

frame ini bisa digunakan sebagai atap untuk bangunan bentang lebar maupun sebagai

struktur dindingnya. Seperti contoh dibawah ini :

1. Space – frame untuk atap bentang lebar

Page 43: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

85

2. Space – frame untuk atap dan struktur dinding

Sedangkan dilihat dari metode pemasangannya dan sistemnya, sistem struktur

space - frame ini terbagi berdasarkan jenisnya, yaitu :

Unistrut

Sistem dari unistrut ini adalah semua batang kisi unistrut mempunyai

panjang dan penampang yang sama. Batang tersebut dirakit oleh

pekerja dengan menggunakan elemen yang selalu sama, satu baut

cukup untuk pemasangan satu batang.

Page 44: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

86

Join Sistem Unistrut ( Buku Konstruksi Daniel L. Schodeck 1991 )

Space Deck

Sistem dari struktur ini adalah sistem yang terdiri atas piramida yang

dipasang dengan puncak bawah. Sisi alas bujursangkar dibaut satu

dengan yang lainnya, sedangkan puncaknya dihubungkan dengan

batang tarik yang dilengkapi dengan baut pengencang.

Sistem Space – Deck ( Buku Konstruksi Daniel L. Schodeck 1991 )

Mero

Sistem ini dibuat oleh Mengeringhausen, di Jerman. Sistem ini

memiliki dua elemen dasar, yakni sebuah batang dan bola

penghubung yang memiliki delapan belas lubang berulir (ball joint).

Sebuah ball joint dapat menerima ujung dari delapan belas batang

tanpa kesukaran. Sistem Mero sangat luwes dan mengetengahkan

prefabrifikasi secara maksimum.

Page 45: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

87

Join Sistem Mero ( Buku Konstruksi Daniel L. Schodeck 1991 )

Oktaplatte

Sistem dari oktaplatte ini adalah dilaksanakan dengan konstruksi las.

Struktur ini terdiri atas bidang delapan yang berusuk pipa. Batang ini

dilas listrik pada titik simpul. Keindahan dan kehalusan struktur

ruang baja ini memungkinkan struktur untuk dibiarkan telanjang

tanpa ditutup.

Join Sistem Oktaplatte( Buku Konstruksi Daniel L. Schodeck 1991 )

Triodetic

Ciri istimewa yang dimiliki sistem ini adalah suatu metode original

perakitan tanpa las, tanpa baut, dan tanpa keling. Titik simpul terdiri

atas semacam tombol tempat pemasangan berbagai batang dengan

sembarang profil, pemasangan terjadi karena deformasi ujung batang

yang sudah dipotong menurut sudut yang sesuai, kemudian dipaksa

masuk kedalam celah bergerigi. Sistem ini menyatukan dua

Page 46: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

88

keuntungan, yakni pemasangan yang mudah dandatya tahan yang

besar.

Join Sistem Triodetic ( Buku Konstruksi Daniel L. Schodeck 1991 )

Dengan semakin berkembangnya macam – macam sistem struktur sapace –

frame ini, semakin banyak pula perusahaan – perusahaan konstruksi yang

mengembangkan keunggulan dari system struktur ini, salah satunya adalah Mero

dimana adanya penggabungan penerapan system struktur space – frame dengan

sistem peredam suara.

Bentuk Dasar

Space – frame dengan teknologi peredam suara dan dengan metode dualapis untuk

meredam suara yang lebih baik

Bentuk setelah diberi peredam suara

Page 47: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

89

Dibawah ini terdapat tabel yang menggambarkan contoh – contoh

lain dalam penggunaan system struktur space – frame :

Contoh – contoh lain dari Sistem Struktur Space - Frame

IV. 3. Aspek Lingkungan

IV.3.1 Analisa Kondisi Tapak

A. Kondisi Eksisting Tapak

• Tapak berbentuk persegi dengan panjang 150 meter dan lebar 100

meter.

• Luas tapak 15.000 m²

• Kontur tanah datar

• Dekat dengan hunian, perdagangan, dan pendidikan

Page 48: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

90

Lokasi Tapak

B. Batas Tapak

• Batas utara : Bangunan Usaha

• Batas Selatan : Bangunan Usaha

• Batas Barat : Kawasan Hunian

• Batas Timur : Bangunan Usaha

Jl. Raya Kebon Jeruk Kampus Anggrek BINUS

Page 49: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

91

Kawasan Hunian Bangunan Usaha

C. Peraturan pada Tapak

• KDB : 60 %

Luas lantai maksimal 60 % x 15000 m² = 9000 m²

Luas lantai yang direncanakan 6069 m² (memenuhi syarat)

• GSB 15 meter

• KLB : 2.5

Setelah menganalisa kondisi tapak yang ada, maka diperoleh hasil bahwa

mayoritas penduduk merupakan penduduk kalangan menengah dimana

wilayah tempat mereka tinggal merupakan kawasan yang rawan akan

kemacetan dan dikelilingi bangunan – bangunan yang didominasi dengan

bangunan – bangunan usaha, kawasan pemukiman dan sarana pendidikan.

IV.3.2 Analisa Entrance Tapak

Pemilihan letak main entrance dilakukan berdasarkan pertimbangan:

• Kemudahan pencapaian baik untuk kendaraan umum, pribadi ataupun

pejalan kaki.

• Mudah terlihat

Page 50: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

92

• Kelancaran arus lalu lintas seputar tapak

• Kondisi lingkungan yang dilalui sebelum mencapai tapak

Untuk dapat menentukan entrance kedalam tapak, maka dapat dipakai

metode sebagai berikut :

Alternatif Keuntungan Kerugian

1. Alternatif 1

- Mudah dicapai oleh

kendaraan maupun

pejalan kaki

- Mudah terlihat

- Lebih teratur karena

ada pembedaan antara

pintu masuk dan pintu

keluar

- Harus lebih jelas

arahannya untuk

menentukan yang

mana pintu masuk

dan pintu keluar

2. Alternatif 2

3. Alternatif 3

- Mudah terlihat

- Lebih teratur karena

ada pembedaan antara

pintu masuk dan pintu

keluar

- Mudah terlihat

- Lebih jelas karena

- Sulit dicapai oleh

kendaraan maupun

pejalan kaki

- Harus lebih jelas

arahannya untuk

menentukan yang

mana pintu masuk

dan pintu keluar

- Kemungkinan

terjebak kemacetan

Page 51: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

93

hanya terdapat satu

entrance ke dalam

tapak

lebih tinggi

- Akan terjadi

crossing

kriteria Alt.1 Alt.2 Alt.3

bobot nilai poin nilai poin nilai poin

Kemudahan pencapaian 3 3 9 2 6 1 3 Mudah terlihat 2 3 6 3 6 2 4 Kelancaran lalu lintas 2 2 4 1 2 1 2 Kondisi lingkungan 1 2 2 2 2 2 2

total 21 16 11

Keterangan:

Bobot : 3 sangat menentukan nilai : 4 sangat baik

2 menentukan 3 baik

1 cukup menentukan 2 cukup

1 kurang

Berdasarkan metode di atas maka main entrance terdapat pada

Alternatif 1.

IV.3.3 Analisa Zoning dalam Tapak

Pertimbangan yang mendasari analisis dan perencanaan zoning dalam

tapak adalah sebagai berikut:

• Pencapaian dan sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan ke dalam tapak

Page 52: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

94

• Bentuk dan kondisi tapak

• Hubungan kegiatan – kegiatan dalam tapak

• Tata ruang luar yang ingin di capai

• Pola tata letak bangunan

• Karakter lingkungan bangunan di sekitar tapak

Ada 2 alternatif dalam penentuan perencanaan zoning dalam tapak, yaitu :

Alternatif Keuntungan Kerugian

1. Alternatif 1

- Pengunjung dapat langsung

menuju ruang publik

- Mudah terlihat dari depan

bangunan sehingga bangunan

publik yang akan ditonjolkan

- Area servis dekat dengan

zona publik, semi – publik

dan private.

- Area servis jauh

dari entrance.

- Untuk mencapai

area semi publik

harus melewati area

publik terlebih

dahulu

2. Alternatif 2

-- Area servis dekat dengan

entrance.

- Area servis jauh

dari zona private

Page 53: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

95

• Kesimpulan : Pada analisa zoning dalam tapak ini didapat suatu

kesimpulan bahwa area servis harus mudah dicapai, dan keberadaannya

harus dekat antara area yang lain. Untuk zoning dalam tapak dipilih

alternatif 1.

IV.3.4 Analisa Orientasi Matahari

Matahari memiliki perputaran dari timur pada pagi hari dan menuju

kearah barat pada sore hari. Matahari pagi sangat baik untuk kesehatan yaitu

antara jam 07.00 – 10.00, sedangkan matahari sore kurang baik untuk

kesehatan yaitu antara jam 15.00 – 17.00.

Alternatif

Keuntungan Kerugian

1. Alternatif 1

- Didalam ruangan

tidak panas

- Memerlukan

pencahayaan

buatan

2. Alternatif 2 - Mendapatkan

pencahayaan alami

yaitu melalui sinar

matahari

- Bagian

belakang

mendapat

matahari sore

- Panas

Page 54: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

96

3. Alternatif 3

- Di dalam ruangan

tidak mendapat

panas

- Memerlukan

pencahayaan

buatan

4. Alternatif 4

- Mendapatkan

matahari pagi

- Tidak

memerlukan

pencahayaan pada

siang hari

- Bagian

belakang

mendapat

matahari sore

- Panas

• Kesimpulan : Pada analisa orientasi bangunan ini didapat suatu

kesimpulan bahwa pencahayaan matahari yang terlalu banyak pun akan

memberikan dampak kesilauan dan hal tersebut dapat mengurangi

kenyamanan penonton dan konsentrasi pemain.

Page 55: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

97

IV.3.5 Analisa Angin

Alternatif

Keuntungan Kerugian

1. Alternatif 1

- Sirkulasi angin

sangat sedikit

- Memerlukan

penghawaan

buatan (AC)

2. Alternatif 2

- Mendapatkan

angin yang cukup

- Tidak perlu Air –

Conditioner (AC)

- Sirkulasi

angin dapat

berputar – putar

didalam

ruangan

3. Alternatif 3

- Mendapat angin

yang cukup

- Tidak perlu Air –

Conditioner (AC)

- Sirkulasi

angin dapat

berputar – putar

didalam

ruangan

4. Alternatif 4 - Sirkulasi angin - Perlu Air –

Page 56: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

98

sanagat sedikit

Conditioner

(AC)

• Kesimpulan : Pada analisa angin, didapatkan suatu kesimpulan bahwa

aliran udara yang diusahakan cukup sehingga tidak memerlukan

pendingin buatan berupa AC. Untuk itu maka dibuatkan bukaan –

bukaan berupa jendela maupun ventilasi yang sesuai, bukaan harus

memiliki keseimbangan sehingga tidak terjadi cross – ventilation.

IV.3.6 Analisa Kebisingan

Alternatif

Keuntungan Kerugian

1. Alternatif 1

- Kemungkinan sisi

dalam bangunan yang

terkena bising kecil.

- Sisi depan

adalah bagian

yang paling

banyak terkena

sumber bising.

2. Alternatif 2 - Area belakang

bangunan tidak

- Bagian dalam

bangunan

Page 57: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

99

terkena bising. terkena sumber

bising.

• Kesimpulan : Pada analisa kebisingan, didapat kesimpulan bahwa

sumber bising terdapat pada bagian pertigaan jalan dimana daerah

tersebut sering rawan akan kemacetan. Untuk meredam sumber bising

yang ada maka diperbanyak penghijauan dan diminimalkannya bukaan –

bukaan pada bagian depan bangunan.

IV.3.7 Analisa Best – View

Alternatif

Keuntungan Kerugian

1. Alternatif 1

- Massa dapat

lebih berbentuk

memanjang ke

belakang.

- Hanya bagian

depan saja

yang dapat

memperoleh

view ke jalan.

2. Alternatif 2 - Hampir seluruh

bagian dari

Page 58: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

100

bangunan yaitu

bagian depan dan

samping dapat

terlihat dari muka

jalan.

3. Alternatif 3

- Bagian samping

dan depan dapat

terlihat dari muka

jalan.

- Tidak terlalu

cocok dengan

bentuk tapak.

- Orientasi

massa terlalu

menghadap ke

kanan.

4. Alternatif 4

- Bagian samping

dan depan dapat

terlihat dari muka

jalan.

- Tidak terlalu

cocok dengan

bentuk tapak.

- Orientasi

massa terlalu

menghadap ke

kanan.

• Kesimpulan : Pada analisa best - view, didapatkan suatu kesimpulan

bahwa best – view bangunan harus dapat dilihat dari berbagai arah,

sehingga dapat memberikan kesan menarik bagi orang yang melihatnya.

Page 59: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

101

Orientasi massa bangunan juga harus disesuaikan dengan bentuk tapak

yang sudah ada.

IV.3.8 Analisa Sirkulasi dalam Tapak

Sirkulasi dalam tapak dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Sirkulasi manusia, yaitu gerak pencapaian dari dan ke fasilitas –

fasilitas dalam tapak yang dilakukan oleh pengguna bangunan yaitu

pengunjung ataupun pengelola.

2. Sirkulasi kendaraan, yaitu gerak kendaraan dalam tapak yang dibawa

baik oleh pengunjung maupun pihak pengelola sehingga membutuhkan jalur

kendaraan dan area parkir.

Dalam buku Architecture Form, Space and Order oleh Francis D.K. Ching,

disebutkan bahwa pola sirkulasi memiliki beberapa jenis, yaitu:

Jenis sirkulasi Keuntungan Kerugian

1. Linier

a. Linier menerus

b. Linier bertekuk

c. Linier berpotongan

d. Linier bercabang

Sirkulasi jelas dan terarah

Mudah disesuaikan

dengan tapak yang

berkontur

Mudah dalam pencapaian

ke bangunan

Kurang efisien karena

membutuhkan banyak

ruang

Page 60: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

102

e. Linier berbelok

f. Linier melingkar

2. Radial

Lintasan yang berkembang

dari atau berhenti pada suatu

pusat titik yang sama

3. Spiral

4. Grid

5. Network

Memusatkan kegiatan /

orientasi

Efisiensi tinggi karena

hanya membutuhkan

ruang minimal

Langsung dan mudah

untuk mencapai titik

tertentu

Penyesuaian terhadap

kontur cukup baik

Dapat memiliki areal yang

relative luas

Dapat digunakan pada

daerah berkontur

Pencapaiannya relative

mudah

Pola sederhana

Mempunyai pergerakkan

yang bebas

Arah sirkulasi terpusat

pada satu titik sehingga

perhatian ke titik-

titik lainnya berkurang

Sesuai untuk wadah

rekreasi yang ingin

mendapatkan vocal point.

Sulit menentukan orientasi

Sulit untuk menentukan

orientasi karena

banyaknya pertemuan –

pertemuan yang sama

Memberikan kesan

monoton dan tidak sesuai

dengan sifat rekreasi

Pola tidak sederhana dan

terkesan kompleks

Page 61: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

103

6. Komposit

Merupakan gabungan dari bentuk

– bentuk diatas

Memilih beberapa arah

Pergerakkannya tidak

membosankan

Dapat langsung ke

beberapa arah

sehingga diperlukan

elemen – elemen

pengarah.

Pengalirannya berubah –

ubah.

Kemungkinan pola tidak

jelas dan tidak sederhana ,

sehingga masih diperlukan

elemen pengarah.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses perencanaan

sirkulasi di dalam tapak, seperti :

Kemudahan

Kejelasan

Keamanan

Kenyamanan

Kesimpulan : Pola sirkulasi yang dapat digunakan dan dikembangkan

pada perancangan Gelanggang Olahraga di Kemanggisan Jakarta – Barat

ini adalah pola radial.

IV.3.9 Analisa Tata Ruang Luar

Penataan ruang luar seharusnya memperhatikan beberapa kriteria

sebagai berikut:

• Fungsi utama bangunan sebagai gelanggang olahraga yang memerlukan

kemudahan dalam pencapaian.

Page 62: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

104

• Ruang luar harus menciptakan suasana segar, alami yang juga dapat

membantu penghijauan kota.

• Ruang luar menunjang penampilan bangunan dengan pemakaian elemen-

elemen yang tepat.

• Penghijauan sebagai isolator terhadap debu, panas matahari, dan

kebisingan dari luar tapak; sebagai pengarah dan pembatas; serta sebagai

wujud interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi perencanaan tata ruang luar ini,

antara lain adalah :

1. Orientasi Bangunan

2. Elemen Pengisi Ruang Luar, yang terbagi atas :

a. Elemen Lunak

Merupakan elemen yang bersifat alami biasanya berupa vegetasi dari

berbagai jenis dan ukuran seperti pepohonan, rumput, semak-semak dan

lain-lain.

Page 63: BAB IV ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00024-AR-Bab 4.pdf · TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 ... N A D =

105

b. Elemen Keras

Merupakan elemen yang bersifat artifisial biasanya lebih berupa

perkerasan seperti plasa, pedestrian, area parkir, area bermain, kolam air,

dan lain-lain.

c. Elemen Dekorasi

Merupakan elemen tambahan yang bertujuan untuk memperindah ruang

luar maupun sebagai elemen pendukung, elemen tersebut dapat berupa:

bangku taman, lampu taman, sculpture, petunjuk arah, pot-pot bunga.

Berdasarkan analisa tata ruang luar yang telah dilakukan, maka di

dapat hasil bahwa tata ruang luar yang baik harus dicapai mengingat tapak

berada pada daerah yang memiliki kondisi kebisingan yang cukup tinggi

sehingga membutuhkan penyaring suara agar tidak mengganggu kegiatan

didalam bangunan.