BAB IV
-
Upload
fredhy-mastoto -
Category
Documents
-
view
16 -
download
0
description
Transcript of BAB IV
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Desa Puriala merupakan salah satu desa induk tertua yang berada
di Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe dengan luas wilayah 1.500 Ha.
Jarak antara Desa Puriala dengan ibu kota Kecamatan Puriala 1 km, ke ibu
kota Kabupaten Konawe + 27 km. Adapun batas-batas wilayah Desa Puriala
antara lain :
1.1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tetehaka
1.2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tetewatu
1.3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Puuhopa dan Ahuawali
1.4. Sebelah timur berbatasan dengan Rawa Aopa
2. Keadaan Sosial
Desa Puriala terdiri dari 3 dusun dengan jumlah penduduk keseluruhan
sebanyak 722 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 272 jiwa dan
perempuan sebanyak 255 jiwa, sedangkan jumlah kepala keluarga sebanyak
177 KK, 78% diantaranya KK miskin dengan penghasilan rata-rata sebesar
Rp. 10.000,-/hari. Masyarakat Desa Puriala sebagian besar mata
pencahariannya adalah petani dan peternak serta sebagian lain bermata
pencaharian sebagai pedagang, PNS serta beberapa diantaranya bekerja
di sektor jasa.
37
38
3. Keadaan Ekonomi
Untuk penerimaan pajak Desa Puriala belum membuat Perdes untuk
retribusi desa, pendapatan tanah kas untuk Desa Puriala belum ada
penerimaan. Mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 Desa Puriala dalam
pembangunannya masih tergantung pada Alokasi Dana Desa (ADD).
4. Sarana Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan di Desa Puriala
Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe, sarana pelayanan kesehatan yang ada
yaitu satu Puskesmas yang berpusat di Kecamatan Puriala, satu puskesmas
pembantu (pustu) dan satu posyandu (Profil Desa Puriala, 2015).
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
1.1. Umur
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Puriala Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe Tahun 2015
No UmurJumlah
f ( % )1.2.
60 – 70 tahun> 70 tahun
2414
63,236,8
n 38 100Sumber : Data Primer
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 38 responden, lebih banyak
responden kelompok umur 60-70 tahun yaitu sebanyak 24 orang (63,2%),
sedangkan kelompok umur > 70 tahun sebanyak 14 orang (36,8%).
39
1.2. Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Puriala Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe Tahun 2015
No Jenis KelaminJumlah
f ( % )1.2.
Laki-lakiPerempuan
1523
39,560,5
n 38 100Sumber : Data Primer
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 38 responden, lebih banyak
responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 23 orang
(60,5%), sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak
15 orang (39,5%).
1.3. Pendidikan
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Puriala
Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe Tahun 2015
No PendidikanJumlah
f ( % )1.2.3.
Tidak tamat SDSD
SMP
19118
5028,921,1
n 38 100Sumber : Data Primer
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 38 responden, lebih banyak
responden yang tidak tamat SD yaitu sebanyak 19 orang (50%) dan
terendah adalah responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak
8 orang (21,1%).
40
1.4. Pekerjaan
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Puriala Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe Tahun 2015
No PekerjaanJumlah
f ( % )1.2.3.
WiraswastaPetaniIRT
62012
15,7952,6331,58
n 38 100Sumber : Data Primer
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 38 responden, lebih banyak
responden yang bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 20 orang (52,63%)
dan terendah adalah responden dengan pekerjaan wiraswasta sebanyak
6 orang (15,79%).
2. Variabel Yang Diukur
2.1. Pengetahuan
Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Kebersihan Diri di Desa Puriala Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe Tahun 2015
No PengetahuanJumlah
f ( % )1.2.
BaikKurang
731
18,481,6
n 38 100Sumber : Data Primer
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 38 responden, lebih banyak
responden memiliki pengetahuan kategori kurang yaitu sebanyak 31 orang
(81,6%) dan lebih sedikit responden yang memiliki pengetahuan kategori
baik sebanyak 7 orang (18,4%).
41
2.2. Sikap
Tabel 4.6 Distribusi Sikap Responden Tentang Kebersihan Diri di Desa Puriala Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe Tahun 2015
No SikapJumlah
f ( % )1.2.
BaikKurang
929
23,776,3
n 38 100Sumber : Data Primer
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 38 responden, lebih banyak
responden memiliki sikap kategori kurang yaitu sebanyak 29 orang (76,3%)
dan lebih sedikit responden yang memiliki sikap kategori baik sebanyak
9 orang (23,7%).
C. Pembahasan
1. Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh gambaran bahwa sebagian
besar responden memiliki pengetahuan kategori kurang dengan persentase
81,6%, yang berarti sebagian besar responden belum mengetahui tentang
kebersihan diri. Hasil ini diperoleh dari perhitungan kuesioner dimana dari
beberapa pertanyaan tentang indikator kebersihan diri yang diajukan,
pertanyaan yang lebih banyak dijawab salah yaitu tentang mandi bisa
mencegah gatal-gatal di badan, menggosok gigi bisa mencegah sakit gigi,
membersihkan telinga, membersihkan atau memotong kuku. Beberapa item
kebersihan diri tersebut dijawab salah oleh responden. Peneliti berasumsi
42
bahwa kurangnya pengetahuan ini disebabkan oleh pendidikan sebagian besar
responden yang masih rendah. Pendidikan yang rendah memungkinkan
ketersediaan informasi juga kurang, terutama tentang kebersihan diri. Namun
ada sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kategori baik dengan
persentase 18,4%, yang berarti hanya sebagian kecil responden mengetahui
dengan baik tentang kebersihan diri. Adapun pertanyaan yang banyak
dijawab dengan benar oleh responden yaitu mencuci tangan setiap kali
hendak makan, mandi harus menggunakan sabun dan mandi harus 2 kali
sehari. Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan yang baik tentang kebersihan
diri ini dipengaruhi oleh ketersediaan informasi yang dimiliki responden
tentang kebersihan diri. Dipandang dari latar belakang pendidikan, semua
responden termasuk kategori pendidikan rendah yakni tidak tamat SD, SD
dan SMP. Akan tetapi tingkat pendidikan SMP kemampuan berpikirnya
lebih baik dari pada pendidikan SD atau tidak tamat SD. Semakin tinggi
tingkat pendidikan memungkinkan ketersediaan informasi yang memadai dan
kemampuan berpikir yang lebih baik. Pengetahuan yang baik akan membuat
responden dapat menyikapi dengan baik tentang indikator kebersihan diri.
Penelitian yang serupa pernah dilakukan oleh Erdhayanti dan Kartinah
(2011) dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Lansia
Dengan Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene di Panti
Werdha Darma Bakti Pajang Surakarta”, dari penelitian ini diperoleh hasil
berdasarkan pengetahuan dari 46 orang lansia yang dijadikan sampel, ada 25
lansia (54,3%) yang memiliki pengetahuan rendah, 16 lansia (34,8%)
43
memiliki pengetahuan sedang dan 5 lansia (10,9%) memiliki pengetahuan
baik. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil yang peneliti peroleh
dimana kedua penelitian ini ditemukan sebagian besar lansia masih memiliki
pengetahuan kurang tentang kebersihan diri. Solusi yang perlu peneliti
berikan yaitu sebaiknya para lansia diberikan pendidikan kesehatan melalui
penyuluhan mengenai praktik kebersihan diri sehari-hari.
Menurut Widijanto (2008) bahwa seseorang yang pendidikannya
tinggi tingkat pengetahuannya lebih baik dibandingkan dengan seseorang
yang strata pendidikannya rendah.
2. Sikap
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh gambaran bahwa sebagian
besar responden memiliki sikap kategori kurang dengan persentase 76,3%,
yang berarti sebagian besar responden menyatakan tidak setuju terhadap
beberapa item pertanyaan tentang kebersihan diri. Hasil ini diperoleh dari
perhitungan kuesioner dimana dari beberapa pertanyaan tentang indikator
kebersihan diri yang diajukan, pertanyaan yang lebih banyak dijawab tidak
setuju yaitu tentang mandi bisa mencegah gatal-gatal di badan, menggosok
gigi bisa mencegah sakit gigi, membersihkan telinga, membersihkan atau
memotong kuku. Beberapa item kebersihan diri tersebut dijawab tidak setuju
oleh responden. Peneliti berasumsi bahwa sikap yang kurang ini disebabkan
oleh pengetahuan sebagian besar responden yang juga masih kurang. Namun
ada sebagian kecil responden memiliki sikap kategori baik dengan persentase
23,7%, yang berarti hanya sebagian kecil responden setuju tentang indikator
44
kebersihan diri. Adapun pertanyaan yang banyak dijawab setuju oleh
responden yaitu mencuci tangan setiap kali hendak makan, mandi harus
menggunakan sabun dan mandi harus 2 kali sehari. Peneliti berasumsi bahwa
sikap yang baik tentang kebersihan diri ini dipengaruhi oleh pengatahuan
yang baik tentang konsep kebersihan diri. Sikap yang baik akan membentuk
perilaku yang baik untuk dapat melakukan praktik kebersihan diri secara baik
dan benar.
Penelitian yang serupa pernah dilakukan oleh Erdhayanti dan Kartinah
(2011) dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Lansia
Dengan Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene di Panti
Werdha Darma Bakti Pajang Surakarta”, dari penelitian ini diperoleh hasil
berdasarkan sikap dari 46 orang lansia yang dijadikan sampel, ada 28 lansia
(60,9%) yang memiliki sikap rendah, 15 lansia (32,6%) memiliki sikap
sedang dan 3 lansia (6,5%) memiliki sikap baik. Hasil penelitian tersebut
sejalan dengan hasil yang peneliti peroleh dimana kedua penelitian ini
ditemukan sebagian besar lansia masih memiliki pengetahuan kurang tentang
kebersihan diri.
Menurut Notoatmodjo (2011), bahwa pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (overt behavior), karena dari pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.