BAB IV

13
37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Desa Puriala merupakan salah satu desa induk tertua yang berada di Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe dengan luas wilayah 1.500 Ha. Jarak antara Desa Puriala dengan ibu kota Kecamatan Puriala 1 km, ke ibu kota Kabupaten Konawe + 27 km. Adapun batas-batas wilayah Desa Puriala antara lain : 1.1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tetehaka 1.2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tetewatu 1.3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Puuhopa dan Ahuawali 1.4. Sebelah timur berbatasan dengan Rawa Aopa 2. Keadaan Sosial Desa Puriala terdiri dari 3 dusun dengan jumlah penduduk keseluruhan sebanyak 722 jiwa yang terdiri 37

description

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhggggggggggggggggggggggggggggggggbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbfffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffhhhh

Transcript of BAB IV

Page 1: BAB IV

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

Desa Puriala merupakan salah satu desa induk tertua yang berada

di Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe dengan luas wilayah 1.500 Ha.

Jarak antara Desa Puriala dengan ibu kota Kecamatan Puriala 1 km, ke ibu

kota Kabupaten Konawe + 27 km. Adapun batas-batas wilayah Desa Puriala

antara lain :

1.1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tetehaka

1.2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tetewatu

1.3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Puuhopa dan Ahuawali

1.4. Sebelah timur berbatasan dengan Rawa Aopa

2. Keadaan Sosial

Desa Puriala terdiri dari 3 dusun dengan jumlah penduduk keseluruhan

sebanyak 722 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 272 jiwa dan

perempuan sebanyak 255 jiwa, sedangkan jumlah kepala keluarga sebanyak

177 KK, 78% diantaranya KK miskin dengan penghasilan rata-rata sebesar

Rp. 10.000,-/hari. Masyarakat Desa Puriala sebagian besar mata

pencahariannya adalah petani dan peternak serta sebagian lain bermata

pencaharian sebagai pedagang, PNS serta beberapa diantaranya bekerja

di sektor jasa.

37

Page 2: BAB IV

38

3. Keadaan Ekonomi

Untuk penerimaan pajak Desa Puriala belum membuat Perdes untuk

retribusi desa, pendapatan tanah kas untuk Desa Puriala belum ada

penerimaan. Mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 Desa Puriala dalam

pembangunannya masih tergantung pada Alokasi Dana Desa (ADD).

4. Sarana Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan di Desa Puriala

Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe, sarana pelayanan kesehatan yang ada

yaitu satu Puskesmas yang berpusat di Kecamatan Puriala, satu puskesmas

pembantu (pustu) dan satu posyandu (Profil Desa Puriala, 2015).

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

1.1. Umur

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Puriala Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe Tahun 2015

No UmurJumlah

f ( % )1.2.

60 – 70 tahun> 70 tahun

2414

63,236,8

n 38 100Sumber : Data Primer

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 38 responden, lebih banyak

responden kelompok umur 60-70 tahun yaitu sebanyak 24 orang (63,2%),

sedangkan kelompok umur > 70 tahun sebanyak 14 orang (36,8%).

Page 3: BAB IV

39

1.2. Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Puriala Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe Tahun 2015

No Jenis KelaminJumlah

f ( % )1.2.

Laki-lakiPerempuan

1523

39,560,5

n 38 100Sumber : Data Primer

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 38 responden, lebih banyak

responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 23 orang

(60,5%), sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak

15 orang (39,5%).

1.3. Pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Puriala

Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe Tahun 2015

No PendidikanJumlah

f ( % )1.2.3.

Tidak tamat SDSD

SMP

19118

5028,921,1

n 38 100Sumber : Data Primer

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 38 responden, lebih banyak

responden yang tidak tamat SD yaitu sebanyak 19 orang (50%) dan

terendah adalah responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak

8 orang (21,1%).

Page 4: BAB IV

40

1.4. Pekerjaan

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Puriala Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe Tahun 2015

No PekerjaanJumlah

f ( % )1.2.3.

WiraswastaPetaniIRT

62012

15,7952,6331,58

n 38 100Sumber : Data Primer

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 38 responden, lebih banyak

responden yang bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 20 orang (52,63%)

dan terendah adalah responden dengan pekerjaan wiraswasta sebanyak

6 orang (15,79%).

2. Variabel Yang Diukur

2.1. Pengetahuan

Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Kebersihan Diri di Desa Puriala Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe Tahun 2015

No PengetahuanJumlah

f ( % )1.2.

BaikKurang

731

18,481,6

n 38 100Sumber : Data Primer

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 38 responden, lebih banyak

responden memiliki pengetahuan kategori kurang yaitu sebanyak 31 orang

(81,6%) dan lebih sedikit responden yang memiliki pengetahuan kategori

baik sebanyak 7 orang (18,4%).

Page 5: BAB IV

41

2.2. Sikap

Tabel 4.6 Distribusi Sikap Responden Tentang Kebersihan Diri di Desa Puriala Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe Tahun 2015

No SikapJumlah

f ( % )1.2.

BaikKurang

929

23,776,3

n 38 100Sumber : Data Primer

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 38 responden, lebih banyak

responden memiliki sikap kategori kurang yaitu sebanyak 29 orang (76,3%)

dan lebih sedikit responden yang memiliki sikap kategori baik sebanyak

9 orang (23,7%).

C. Pembahasan

1. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh gambaran bahwa sebagian

besar responden memiliki pengetahuan kategori kurang dengan persentase

81,6%, yang berarti sebagian besar responden belum mengetahui tentang

kebersihan diri. Hasil ini diperoleh dari perhitungan kuesioner dimana dari

beberapa pertanyaan tentang indikator kebersihan diri yang diajukan,

pertanyaan yang lebih banyak dijawab salah yaitu tentang mandi bisa

mencegah gatal-gatal di badan, menggosok gigi bisa mencegah sakit gigi,

membersihkan telinga, membersihkan atau memotong kuku. Beberapa item

kebersihan diri tersebut dijawab salah oleh responden. Peneliti berasumsi

Page 6: BAB IV

42

bahwa kurangnya pengetahuan ini disebabkan oleh pendidikan sebagian besar

responden yang masih rendah. Pendidikan yang rendah memungkinkan

ketersediaan informasi juga kurang, terutama tentang kebersihan diri. Namun

ada sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kategori baik dengan

persentase 18,4%, yang berarti hanya sebagian kecil responden mengetahui

dengan baik tentang kebersihan diri. Adapun pertanyaan yang banyak

dijawab dengan benar oleh responden yaitu mencuci tangan setiap kali

hendak makan, mandi harus menggunakan sabun dan mandi harus 2 kali

sehari. Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan yang baik tentang kebersihan

diri ini dipengaruhi oleh ketersediaan informasi yang dimiliki responden

tentang kebersihan diri. Dipandang dari latar belakang pendidikan, semua

responden termasuk kategori pendidikan rendah yakni tidak tamat SD, SD

dan SMP. Akan tetapi tingkat pendidikan SMP kemampuan berpikirnya

lebih baik dari pada pendidikan SD atau tidak tamat SD. Semakin tinggi

tingkat pendidikan memungkinkan ketersediaan informasi yang memadai dan

kemampuan berpikir yang lebih baik. Pengetahuan yang baik akan membuat

responden dapat menyikapi dengan baik tentang indikator kebersihan diri.

Penelitian yang serupa pernah dilakukan oleh Erdhayanti dan Kartinah

(2011) dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Lansia

Dengan Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene di Panti

Werdha Darma Bakti Pajang Surakarta”, dari penelitian ini diperoleh hasil

berdasarkan pengetahuan dari 46 orang lansia yang dijadikan sampel, ada 25

lansia (54,3%) yang memiliki pengetahuan rendah, 16 lansia (34,8%)

Page 7: BAB IV

43

memiliki pengetahuan sedang dan 5 lansia (10,9%) memiliki pengetahuan

baik. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil yang peneliti peroleh

dimana kedua penelitian ini ditemukan sebagian besar lansia masih memiliki

pengetahuan kurang tentang kebersihan diri. Solusi yang perlu peneliti

berikan yaitu sebaiknya para lansia diberikan pendidikan kesehatan melalui

penyuluhan mengenai praktik kebersihan diri sehari-hari.

Menurut Widijanto (2008) bahwa seseorang yang pendidikannya

tinggi tingkat pengetahuannya lebih baik dibandingkan dengan seseorang

yang strata pendidikannya rendah.

2. Sikap

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh gambaran bahwa sebagian

besar responden memiliki sikap kategori kurang dengan persentase 76,3%,

yang berarti sebagian besar responden menyatakan tidak setuju terhadap

beberapa item pertanyaan tentang kebersihan diri. Hasil ini diperoleh dari

perhitungan kuesioner dimana dari beberapa pertanyaan tentang indikator

kebersihan diri yang diajukan, pertanyaan yang lebih banyak dijawab tidak

setuju yaitu tentang mandi bisa mencegah gatal-gatal di badan, menggosok

gigi bisa mencegah sakit gigi, membersihkan telinga, membersihkan atau

memotong kuku. Beberapa item kebersihan diri tersebut dijawab tidak setuju

oleh responden. Peneliti berasumsi bahwa sikap yang kurang ini disebabkan

oleh pengetahuan sebagian besar responden yang juga masih kurang. Namun

ada sebagian kecil responden memiliki sikap kategori baik dengan persentase

23,7%, yang berarti hanya sebagian kecil responden setuju tentang indikator

Page 8: BAB IV

44

kebersihan diri. Adapun pertanyaan yang banyak dijawab setuju oleh

responden yaitu mencuci tangan setiap kali hendak makan, mandi harus

menggunakan sabun dan mandi harus 2 kali sehari. Peneliti berasumsi bahwa

sikap yang baik tentang kebersihan diri ini dipengaruhi oleh pengatahuan

yang baik tentang konsep kebersihan diri. Sikap yang baik akan membentuk

perilaku yang baik untuk dapat melakukan praktik kebersihan diri secara baik

dan benar.

Penelitian yang serupa pernah dilakukan oleh Erdhayanti dan Kartinah

(2011) dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Lansia

Dengan Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene di Panti

Werdha Darma Bakti Pajang Surakarta”, dari penelitian ini diperoleh hasil

berdasarkan sikap dari 46 orang lansia yang dijadikan sampel, ada 28 lansia

(60,9%) yang memiliki sikap rendah, 15 lansia (32,6%) memiliki sikap

sedang dan 3 lansia (6,5%) memiliki sikap baik. Hasil penelitian tersebut

sejalan dengan hasil yang peneliti peroleh dimana kedua penelitian ini

ditemukan sebagian besar lansia masih memiliki pengetahuan kurang tentang

kebersihan diri.

Menurut Notoatmodjo (2011), bahwa pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (overt behavior), karena dari pengalaman dan penelitian ternyata

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.