BAB IV

11
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas masalah tentang asuhan kebidanan pada Ny. P G 2 P 1 A 0 di BPS Bidan Yuhani Somantri sejak usia 38 minggu 5 hari sampai usia 39 minggu 2 hari. A. Kehamilan Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. P G 2 P 1 A 0 secara komprehensif yang dilaksanakan dari tanggal 01 April – 26 April 2013 di BPS Bidan Yuhani Somantri, dimulai dari pengakajian sampai pelaksanaan didapatkan kesenjangan maupun kesesuaian antara teori dengan praktek. Pada kehamilan usia 38 minggu 5 hari merupakan kunjungan ulang Ny.P dan merupakan kunjungan awal dengan penulis, saat ini ibu sedang hamil anak kedua. Sehingga statusnya adalah G 2 P 1 A 0 . Siklus haidnya teratur 28 hari dan HPHT 03 Juli 2012. Taksiran persalinan jatuh pada tanggal 10 April 2013, dalam perhitungan ini penulis menghitung dengan menggunakan

description

BAB IV

Transcript of BAB IV

Page 1: BAB IV

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membahas masalah tentang asuhan kebidanan pada Ny. P G2P1A0 di

BPS Bidan Yuhani Somantri sejak usia 38 minggu 5 hari sampai usia 39 minggu 2

hari.

A. Kehamilan

Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. P G2P1A0 secara

komprehensif yang dilaksanakan dari tanggal 01 April – 26 April 2013 di BPS Bidan

Yuhani Somantri, dimulai dari pengakajian sampai pelaksanaan didapatkan

kesenjangan maupun kesesuaian antara teori dengan praktek. Pada kehamilan usia 38

minggu 5 hari merupakan kunjungan ulang Ny.P dan merupakan kunjungan awal

dengan penulis, saat ini ibu sedang hamil anak kedua.

Sehingga statusnya adalah G2P1A0. Siklus haidnya teratur 28 hari dan HPHT

03 Juli 2012. Taksiran persalinan jatuh pada tanggal 10 April 2013, dalam

perhitungan ini penulis menghitung dengan menggunakan hukum Naegele (tanggal

HPHT+7, bulan HPHT-3, tahun HPHT+1).

Selama kehamilan Ny. P berjalan normal dan tidak ada komplikasi yang

terjadi keluhan yang muncul pada klien adalah perut kadang terasa kencang-kencang

dan mengeluh sering buang air kecil pada malam hari pada saat usia kehamilan 38

minggu 5 hari. Keluhan tersebut muncul karena uterus terus mengalami pembesaran

dan kandung kencing tertekan oleh bagian terendah janin, yaitu kepala. Pemeriksaan

antenatal menggunakan standar minimal 7T, yaitu timbang berat badan, ukur

Page 2: BAB IV

tekanan darah, tes terhadap penyakit menular seksual dan temuwicara dalam rangka

persiapan rujukan (DepkesRI, 2003). Pada Ny. P dilakukan timbang berat, ukur

tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri tablet dan temuwicara dalam rangka

persiapan persalinan.

Status gizi Ny. P baik, hal ini terlihat dari penambahan berat badan sebanyak

10 kg atau dari berat badan sebelum hamil 55 kg menjadi 65 kg sampai persalinan.

Kenaikan berat badan selama hamil 10 kg, ini tergolong normal, karena menurut

teori kenaikan berat badan selama hamil normalnya 6,5 kg-16,5 kg (PUSDINAKES-

WHO-JHPIEGO, 2003). Ini membuktikan pada saat kehamilan pola makan dan

asupan nutrisi ibu baik. Hal ini dikarenakan Ny.P mengikuti dan menganjurkan

nasehat bidan,dan selalu makan dan minum yang bernutrisi tanpa adanya pantangan.

Pada pemeriksaan denyut jantung didapatkan frekuensi 140x/m, sesuai

dengan teori bahwa dalam keadaan normalfrekuensi denyut jantung janin 120- 140

x/m (Wiknjosastro, 2002).

Pada saat pemeriksaan fisik, ditemukan perubahan-perubahan fisiologi yang

umum terjadi pada wanita hamil Ny. P mengalami pembesaran payudara, dan

hiperpigmentasi pada puting susu, yang disebabkan oleh peningkatkan hormon

estrogen dan progesteron (Manuaba, 1998). Ny. P juga sudah mengeluarkan

kolostrum. Hal ini sesuai dengan teori bahwa usia kehamilan 12 minggu keatas

payudara akan mengeluarkan cairan berwarna putih agak jernih yang dicabut

colostrum (Winkjosastro, 2002). Hal ini bisa disebabkan karena faktor nutrisi Ny. P

seimbang sehingga produksi hormon terkendali dengan baik.

Selama asuhan antenatal semua asuhan yang diberikan pada Ny. P dapat

terlaksanakan dengan baik, begitupun keadaan Ny. P beserta janinnya selama masa

Page 3: BAB IV

antenatal dalam keadaan normal dikarenakan Ny. P dan suami bersikap kooperatif

seperti ibu sering bertanya dan mendengarkan penjelasan bidan dan menjalankannya.

Sehingga tidak terjadi kesulitan dalam memberikan asuhan. Begitupun dengan

kunjungan-kunjungan berikutnya. Ibu dan keluarga bersikap kooperatif sehingga

memudahkan dalam pemberian asuhan.

B. Persalinan

Persalinan Ny. P berjalan normal, tidak terjadi kelainan dan penyulit

sehingga tidak dilakukan penanganan khusus hanya penanganan secara alami sesuai

dengan asuhan kebidanan yang fisiologis.

1. Kala I

Kala I Ny. P dimulai pada saat tiba di ruang bersalin pukul 10.00 WIB dengan

keluhan mules-mules yang semakin sering dan semakin bertambah kuat, hasil

pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 4 cm, dan lengkap pada pukul 12.30

WIB. Kala 1 fase aktif berlangsung selama 3 jam, ini tidak sesuai dengan teori

sebab secara teoritis pada kala I aktif berlangsung selama 7 jam pada multipara,

akan tetapi pada Ny.P hanya berlangsung 3 jam. Hal ini bisa disebabkan adanya

Hiss yang adekuat, portio tipis, keadaan otot serviks yang lunak dan pada

pemeriksaan anc yang rutin.

Selama kala I pembukaan berlangsung normal yaitu 3 jam. Dari pembukaan 4 cm

sampai 10 cm. Hal ini sesuai dengan teori dalam Prawirohardjo, (2009) yang

menyatakan bahwa Pada primigravida kala I berlangsung 13 jam, sedangkan

pada multigravida berlangsung 7 jam.

2. Kala II

Page 4: BAB IV

Kala II berlangsung selama 40 menit, his pada kala II 4 kali dalam 10 menit

lamanya 45 detik dan kuat. Proses pengeluaran janin tidak ada masalah. Bayi

lahir spontan, menangis kuat, jenis kelamin perempuan, berat badan 3400 gram,

PB 50 cm, anus (+), cacat (-). Kala II berlangsung selama 40 menit sesuai dengan

teori bahwa kala II pada multi gravida berlangsung ½ sd 1 jam (Sarwono AB,

2002). Hal ini disebabkan karena faktor psikologis ibu yang baik, hiss yang

adekuat, dan keadaan serviks yang lunak, keadaan tulang pangul yang baik,dan

Ny.P sudah pernah melahirkan.

3. Kala III

Kala III Berlangsung selama 10 menit, sesuai dengan teori bahwa placenta akan

lahir dalam waktu 6-15 menit setelah bayi lahir. (Asuhan Persalinan Normal.,

2004). Plasenta lahir normal dan dilahirkan secara Brandt Andrew. Perdarahan

normal hanya ± 150 cc karena di dalam kala III menggunakan manajemen aktif

kala III dengan langkah pertama memberikan oxytocin 10 unit secara IM yang

bekerja menjepit pembuluh darah di dalam uterus sehingga perdarahan tidak

terlalu banyak, kemudian meregangkan tali pusat dan melakukan masase uterus

setelah plasenta lahir.

Kala III berlangsung selama 10 menit, plasenta lahir lengkap dan tidak ada

selaput plasenta yang tertinggal, kontraksi uterus baik, jumlah perdarahan sekitar

± 100cc. sedangkan dalam teori pada kala III berlangsung ± 15 menit setelah

bayi lahir, plasenta tidak ada yang tertinggal, jumlah perdarahan tidak lebih dari

400 sampai 500cc (Manuaba, 1998, Sarwono, 2006).

4. Kala IV

Page 5: BAB IV

Kala IV pada Ny. P tidak terjadi kelainan. Pengawasan dilakukan selama 2 jam

dengan mengobservasi TTV, perdarahan, TFU dan kontraksi uterus. Keadaan

umum ibu baik, TD 110/80 mmHg, N: 84 x/menit, S : 36,6 oC, RR : 20 x/menit

TFU sepusat, kontraksi uterus baik dan perdarahan ± 100 cc. Sesuai dengan teori

syaifuddin, 2002 bahwa dalam kala IV observasi dilakukan selama 2 jam setelah

bayi lahir dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya

perdarahan post partum. Hal ini dikarenakan setelah persalinan ibu mencukupi

asupan nutrisi yang kurang dengan makan dan minum,sehingga pada kala IV

keadaan ibu stabil.

C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandung kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas

berlangsung kira-kira 6 minggu. (Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan

Neonatal, 2002).

Pengamatan nifas pada Ny. P dilakukan mulai 15 menit setelah melahirkan

sampai kontrol pada hari ke-6 post partum. Masa nifas berlangsung normal, masa

involusi uterus berjalan normal, masa involusi uterus berjalan normal yaitu dari 15

menit plasenta lahir TFU sepusat, 2 jam post partum 2 jari bawah pusat dan pada 2

hari post partum TFU 4 jari bawah pusat, kemudian setelah 6 hari post partum TFU

2 jari diatas simpisis (Mochtar, 1998).

Berdasarkan catatan perkembangan evaluasi maka periode nifas Ny. P tidak

di sertai dengan penyulit sehingga nifas tersebut termasuk kedalam kategori nifas

normal, tidak ada tanda-tanda komplikasi maupun penyulit nifas yang lainnya seperti

Page 6: BAB IV

adanya kejang, perdarahan, infeksi. Hal ini disebabkan karena ibu selalu mengikuti

anjuran yang diberikan, dan melakukannya sesuai dengan apa dijelaskan, Ny. P juga

mengkonsumsi makan dan minuman yang bergizi, tanpa ada pantangan, sehinga

semua kebutuhan nutrisi yang diperlukan tubuh tercukupi.

D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Bayi Ny. P lahir pada tanggal 05 April 2013 pukul 13.10 WIB, dalam keadaan

sehat, menangis spontan jenis kelamin perempuan letak belakang kepala, berat 3400

gram, panjang badan 50 cm, anus (+), tidak ditemukan adanya kelainan atau cacat

bawaan. Segera setelah lahir penulis melakukan penanganan pada bayi baru lahir

dengan mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya

kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks, mengganti handuk basah

dengan handuk/kain yang kering. Hal ini dilakukan untuk mencegah kehilangan

panas pada tubuh bayi, dan dari hasil evaluasi bayi tidak mengalami hipotermi. Hal

ini sesuai dengan teori penanganan BBL menurut Vivian, (2010) yaitu setelah bayi

lahir dilakukan bebarapa asuhan yaitu : memotong tali pusat untuk mencegah

terjadinya hipotermia, bayi yang baru lahir harus segera dikeringkan dan dibungkus

dengan kain kering, menunda memandikan bayi baru lahir sampai tubuh bayi stabil,

menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir.

Setelah 1 jam post partum bayi diberikan vitamin K 0,5 mg secara IM pada

paha kiri bayi bagian atas lateralyang berfungsi untuk mencegah perdarahan otak. 2

jam pasca bayi lahir dianjurkan dalam APN dilakukan pemberian injeksi imunisasi

hepatitis B. (APN, 2004)

Page 7: BAB IV

Pada pengkajian terhadap bayi Ny. P usia 32 tahun, penulis tidak menemukan

adanya tanda bahaya pada bayi baru lahir. Pada saat 6 jam bayi baru lahir

dimandikan dalam teori 6 jam bayi baru lahir harus dimandikan (Sarwono, 2002). Ini

menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori yang ada. Karena dalam prakteknya

6 jam bayi baru lahir tersebut dimandikan.