BAB IV
-
Upload
maiia-dwinta-sentani -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of BAB IV
25
BAB IVANALISA KASUS
Keluhan utama pada pasien ini adalah keropeng kekuningan pada telapak kaki kiri. Disertai rasa gatal terutama pada malam hari. Pada pasien tidak terdapat riwayat kontak dengan barang iritan, obat-obatan oles, atau kosmetik tertentu. Riwayat atopi pada pasien menonjol dengan pasien mengalami gatal-gatal jika mengkonsumsi mie atau telur, ayah pasien juga mengeleuh gatal-gatal jika mengkonsumsi telur.Gambaran klinis yang tampak pada pasien adalah lesi kulit pada regio plantaris sinistra berupa krusta tebal, berbentuk pulau, berwarna kekuningan dengan ekskoriasi dan likenifikasi. Gejala utama pada DA ialah pruritus, dapat hilang timbul sepanjang hari tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari. Lesi kulit pada dermatitis atopik pada usia 8 tahun termasuk tipe DA anak. Lesi kulit yang timbul lebih kering, tidak begitu eksudatif, lebih banyak papul, likenifikasi, dan sedikit skuama. Rasa gatal menyebabkan penderita sering menggaruk; dapat terjadi erosi, likenifikasi.Pembahasan : Gejala yang timbul pada pasien ini sesuai dengan gejala DA dimana keluhan utama yang timbul berupa gatal yang dirasakan lebih hebat terutama pada malam hari. Pada pasien juga didapatkan riwayat atopi berupa gatal jika mengkonsumsi telur dan mie dan riwayat keluarga atopi sesuai dengan kriteria mayor Hannifin dan Rajka. Gambaran lesi yang ditemukan pada pasien ini sesuai dengan gambaran lesi kulit dermatitis atopik kronis pada anak di mana ditemukan adanya lesi yang lebih kering dengan tanda garukan berupa ekskoriasi. Diagnosis pada pasien ini didasarkan pada kriteria Hanifin dan Rajka untuk dermatitis atopik.
Pada pasien memenuhi 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor. Kriteria Mayor
Pruritus
Morfologi dan distribusi lesi tipikal
Dermatitis kronis, residif
Riwayat atopi keluarga
Kriteria Minor
Xerosis kutis
Keratosis pilaris / iktiosis vulgaris/ hiperlinear palmarisTidak ada
Peningkatan reaktivitas IgETidak diperiksa
Peningkatan kadar IgE serumTidak diperiksa
Onset masa awal kehidupan
Tendensi untuk infeksi kulitTidak ada
Tendensi untuk dermatitis non spesifik pada tangan/kakiTidak ada
Dermatitis pada areola mamaeTidak ada
CheilitisTidak ada
Konjungtivitis berulangTidak ada
Lipatan infraorbital Dennie MorganTidak ada
KeratokonusTidak diperiksa
Katarak subkapsular anteriorTidak ada
Allergic shinersTidak ada
Wajah terlihat pucat/kemerahanTidak ada
Pityriasis albaTidak ada
Gatal bila berkeringat
Intoleransi pada wol atau pelarut lemakTidak ada
Aksentuasi perifolikullarTidak ada
Hipersensitivitas terhadap makananTidak ada
Perjalanan penyakit dipengaruhi faktor lingkungan atau emosionalTidak ada
White dermographism atau delayed blanch response
Pemeriksaan PenunjangPada pasien ini tidak diperlukan karena sudah memenuhi kriteria diagnosis
TatalaksanaPada pasien ini diberikan tatalaksana secara umum untuk DA berupa edukasi, pemberian terapi topikal berupa kortikosteroid dan terapi emolien pada pasien ini, dan pengobatan sistemik dengan antihistamin untuk mengurangi rasa gatal. Pada pasien ini dipilih pengobatan awal dengan kortikosteroid potensi sedang yaitu mometason furoate 0,1% karena pasien merupakan pasien anak dengan kulit yang relatif tipis namun lesi kulit yang timbul adalah lesi kulit kronis dengan likenifikasi dimana terjadi penebalan epidermis. Area tempat yang terkena bukan merupakan area yang sensitif seperti wajah ataupun intertrigo. Penyakit yang diderita berupa lesi kulit yang responsif terhadap kortikosteroid sehingga tidak diperlukan kortikosteroid dengan potensi tinggi yang harus dipertimbangkan efek samping yang mungkin timbul. Pada pasien ini diberikan antihistamin karena pasien merasa sangat gatal untuk membantu pemutusan rantai gatal-garuk. Salah satu mediator yang berperan dalam patogenesis DA adalah histamin sehingga terapi antihistamin akan memblok reseptor H1 pada kulit dan meringankan rasa gatal.23