BAB IV

4
BAB IV ANALISIS KASUS Tn.P seorang laki-laki, 39 tahun datang ke RS Raden Mattaher dengan keluhan nyeri pada kedua lengan dan muka ± sejak 11 jam SMRS. Dari anamnesis yang telah dilakukan diketahui bahwa nyeri yang dirasakan os adalah akibat luka bakar yang dialami os pada saat os hendak menghidupkan kompor minyak. Segera setelah terkena ledakan tersebut, tetangga os menyiram air sebagai usaha untuk memadamkan api, dan kemudian os menyiram lengan kirinya dengan minyak tanah. Beberapa saat kemudian kulit yang terkena luka bakar mulai melepuh. Dimana keluhan tersebut dirasakan lebih berat pada lengan sebelah kanan. Saat tiba di IGD RS Raden Mattaher Jambi os masih bisa berjalan sendiri. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil : TD : 120/80 mmHg Nadi : 92x/menit RR : 22x/menit Suhu : 36 0 C Pada pemeriksaan kepala ditemukan luka bakar pada bagian muka. Alis dan bulu mata (-). Pada pemeriksaan thorak tidak ada kelainan. Sesak dan tanda-tanda trauma

description

resume

Transcript of BAB IV

Page 1: BAB IV

BAB IV

ANALISIS KASUS

Tn.P seorang laki-laki, 39 tahun datang ke RS Raden Mattaher dengan

keluhan nyeri pada kedua lengan dan muka ± sejak 11 jam SMRS. Dari anamnesis

yang telah dilakukan diketahui bahwa nyeri yang dirasakan os adalah akibat luka

bakar yang dialami os pada saat os hendak menghidupkan kompor minyak. Segera

setelah terkena ledakan tersebut, tetangga os menyiram air sebagai usaha untuk

memadamkan api, dan kemudian os menyiram lengan kirinya dengan minyak tanah.

Beberapa saat kemudian kulit yang terkena luka bakar mulai melepuh.

Dimana keluhan tersebut dirasakan lebih berat pada lengan sebelah kanan. Saat tiba

di IGD RS Raden Mattaher Jambi os masih bisa berjalan sendiri.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil :

TD : 120/80 mmHg Nadi : 92x/menit RR : 22x/menit Suhu : 360C

Pada pemeriksaan kepala ditemukan luka bakar pada bagian muka. Alis dan

bulu mata (-). Pada pemeriksaan thorak tidak ada kelainan. Sesak dan tanda-tanda

trauma inhalasi (-). Pada kedua lengan, kanan dan kiri ditemukan luka bakar sampai

dengan diatas siku. Bula (+). Terasa nyeri (+). Setelah bula di buka, tampak dasar

luka berwarna pucat dengan pinggir kemerahan. Kemudian dilakukan pemeriksaan

penunjang pada pasien, dan didapat hasil darah rutin dan glukosa darah dalam batas

normal.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang

telah dilakukan terhadap os, maka os di diagnosis dengan combutio grade II ± 23%

dengan observasi trauma inhalasi.

Page 2: BAB IV

31

Hal ini sesuai dengan teori yang ada, dimana pada combutio grade II akan

ditemukan tanda seperti timbulnya eksudasi dan bula, serta tampak dasar luka

berwarna pucat. Pasien dengan combutio grade II biasanya juga akan mengeluh nyeri

pada daerah luka. Sedangkan apendises kulit dapat utuh atau hilang sebagian.

Untuk tatalaksana pada pasien ini diberikan :

- O2 3 L/m

- IVFD RL 2 line

Line I : 40 tetes/menit + ketorolac 1 amp/kolf (setelah habis selang

seling dengan tramadol 1 amp drip)

Line II : 40 tetes/menit

Infus pada line I dan II menetap hingga jam 12 siang hari berikutnya.

- WT, kemudian tutup luka dengan burnazin.

- Inj. Tetagam 250 IU

- Inj. Ceftriaxone 1x2 gram, IV (ST)

- Inj. Ranitidin 2x 1 amp, IV

- Pasang kateter

Pemberian terapi cairan pada pasien ini kurang tepat. Dengan berat badan 80kg

dan luas luka bakar 23%, seharusnya untuk terapi cairannya, diberikan RL sebanyak :

(rumus baxter)

4 x 23 x 80 kg = 7360 cc

Dimana 50% cairan (3.680 cc) diberikan pada 6 jam pertama, dan sisanya 18

jam berikutnya. Jadi seharusnya pada 6 jam pertama pasien diberikan terapi cairan

sekitar 204 tetes/menit. Dan pada 18 jam berikutnya 68 tetes/menit. Kemudian untuk

hari berikutnya diberikan cairan setengah dari cairan yang diberikan pada hari

pertama.

Page 3: BAB IV

32

Sedangkan jika pada pasien ini hanya diberikan cairan 2 line, dengan masing-

masingnya 40 tetes/menit. Maka cairan yang masuk selama 12 jam adalah 2.880 cc.

Untuk terapi medikamentosa lain, cukup rasional diberikan pada pasien ini.

Antibiotik sistemik spektrum luas bias diberikan untuk mencegah infeksi. Bila ada

infeksi, biasanya antibiotik diberikan berdasarkan hasil dan uji kepekaan kuman.

Untuk mengatasi nyeri dapat diberikan analgesic, pada pasien diberikan

ketorolac. Selanjutnya diberikan pencegahan tetanus berupa ATS dan/ toksoid.

Sehingga pada pasien ini diberikan tetagam sebagai pencegahan tetanus. Pemasangan

kateter sendiri bertujuan untuk mengontrol intake dan output cairan, karena pada

pasien ini dilakukan resusitasi cairan. Pada perawatan hari berikutnya, pasien

diberikan obat tambahan berupa salep sibro. Obat topical seperti salep ini dapat

diberikan untuk membuat luka bebas infeksi, mengurangi nyeri, bisa menembus eskar

dan mempercepat epitelisasi.