Bab IV

14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pembelajaran gerak dasar memukul dilaksanakan di SD Negeri 4 Talang Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung. Sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan langkah pertama adalah melakukan tes awal gerak dasar memukul pada siswa. Hasil tes awal tersebut sangat berguna untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan pada siklus pertama. Tes awal berguna untuk melihat prosentase hasil belajar pada setiap siklus untuk menentukan apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar. Berikut adalah deskripsi hasil yang didapat dalam penelitian : 1. Analisis Prosentase Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Pada Permainan Bola Bakar

Transcript of Bab IV

Page 1: Bab IV

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pembelajaran gerak dasar

memukul dilaksanakan di SD Negeri 4 Talang Kecamatan Teluk Betung

Selatan Bandar Lampung. Sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dilaksanakan langkah pertama adalah melakukan tes awal gerak dasar memukul

pada siswa. Hasil tes awal tersebut sangat berguna untuk menentukan tindakan

yang akan dilakukan pada siklus pertama. Tes awal berguna untuk melihat

prosentase hasil belajar pada setiap siklus untuk menentukan apakah tindakan

yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar. Berikut adalah deskripsi hasil

yang didapat dalam penelitian :

1. Analisis Prosentase Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Memukul

Bola Pada Permainan Bola Bakar

Hasil penelitian selanjutnya diolah dan dilihat penyebaran data yang

meliputi nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata serta prosentase setiap

siklusnya. Adapun data lengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 sebagai

berikut :

Page 2: Bab IV

27

Tabel 1. Deskripsi Hasil PTK Gerak Dasar Memukul

TesNilai

Tertinggi

Nilai

TerendahӾ

Ketuntasan Belajar

> KB > KB Jumlah

f % f % n %

Awal 70 50 60,7 6 20% 24 80% 30 100%

Siklus Pertama 80 60 66 14 46,67% 16 53,33% 30 100%

Siklus Kedua 80 60 71,7 26 86,67% 4 13,33% 30 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada setiap siklus terjadi

peningkatan yang berarti terhadap gerak dasar memukul. Pada tes awal

sebanyak 6 siswa (20 %) yang mencapai ketuntasan belajar dan 24 siswa

(80 %) yang tidak mencapai ketuntasan belajar. Selanjutnya setelah

diberikan tindakan pada siklus pertama meningkat menjadi 14 siswa (46,67

%) yang tuntas dan 16 siswa (53,33 %) yang tidak mencapai ketuntasan

belajar. Selanjutnya pada siklus kedua dapat dilihat bahwa sebanyak 26

siswa (86,67 %) telah mencapai ketuntasan belajar dan hanya 4 siswa

(13,33 %) yang tidak tuntas artinya siklus kedua, tindakan yang diberikan

telah berhasil.

Dengan tabel distribusi frekuensi tersebut maka berdasarkan prosentase

ketuntasan belajar dapat digambarkan grafik batang sebagai berikut :

Page 3: Bab IV

28

Gambar 4. Grafik Batang Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar

Pada Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II.

2. Analisis Prosentase Ketuntasan Belajar

a. Tes Awal Memukul Bola

Sebelum melakukan tindakan pada siklus pertama, dilakukan tes awal

dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat 6 siswa yang mencapai nilai

KKM yaitu 70.

Tabel 2. Analisis Hasil Tes Awal Memukul Bola

No Hasil Jumlah Prosentase

1. Ketuntasan 6 20 %

Indikator peningkatan dapat dilihat melalui rumus :

P= fNx 100 %

Tes Awal Siklus I Siklus II0

5

10

15

20

25

30

6

14

2624

16

4

Tuntas

Belum Tuntas

Page 4: Bab IV

29

Prosentase Ketuntasan Belajar :

P= 630x 100 %

P = 20 %

Gambar 5. Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan

Belum Tuntas Pada Tes Awal.

b. Siklus Pertama Memukul Bola

Setelah melakukan tindakan pada siklus pertama dengan alat modifikasi

berupa botol plastik. Pada akhir siklus siswa diberikan suatu tes kualitas

gerak dasar memukul dengan hasil berikut :

Tabel 3. Analisis Hasil Tes Siklus I Memukul Bola

No Hasil Jumlah Prosentase

1. Ketuntasan 14 46,67 %

Tes Awal0

5

10

15

20

25

30

6

24

Tuntas

Belum Tuntas

Page 5: Bab IV

30

Indikator peningkatan dapat dilihat melalui rumus :

P= fNx 100 %

Prosentase Ketuntasan Belajar :

P=1430x100 %

P = 46,67 %

Gambar 6. Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan

Belum Tuntas Pada Siklus Pertama.

c. Siklus Kedua Memukul Bola

Setelah melakukan tindakan pada siklus pertama, pada tahap ini siswa

melakukan gerak dasar memukul dengan alat modifikasi berupa bola

plastik, hasil tindakan yang diberikan semakin efektif karena sebanyak

Siklus I0

5

10

15

20

25

30

1416

Tuntas

Belum Tuntas

Page 6: Bab IV

31

50 % dari jumlah siswa telah mencapai ketuntasan belajar dengan

rincian hasil sebagai berikut :

Tabel 4. Analisis Hasil Tes Siklus II Memukul Bola

No Hasil Jumlah Prosentase

1. Ketuntasan 26 86,67 %

Indikator peningkatan dapat dilihat melalui rumus :

P= fNx 100 %

Prosentase Ketuntasan Belajar :

P=2 630x 100 %

P = 86,67 %

Gambar 7. Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan

Belum Tuntas Pada Siklus Kedua.

Siklus II0

5

10

15

20

25

30 26

4

Tuntas

Belum Tuntas

Page 7: Bab IV

32

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas V SD Negeri 4 Talang

Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung, bahwa pembelajaran gerak

dasar memukul dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat yang dimodifikasi

yaitu pemukul berupa botol plastik dan bola berupa bola plastik. Dengan alat

modifikasi yang telah digunakan memudahkan siswa belajar melakukan

pembelajaran gerak dasar memukul yang telah diajarkan kepada siswa sehingga

hasil pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

Berdasarkan hasil dari data tes awal diperoleh data bahwa masih rendahnya

prosentase ketuntasan belajar siswa, hanya 6 siswa yang mencapai ketuntasan

belajar, kegagalan yang rata-rata dilakukan oleh siswa adalah pada tahap

pelaksanaan yaitu titik berat badan ke belakang, tangan kanan lurus ke belakang

lalu ayunan berat badan ke depan dengan tumpuan kaki kanan bersamaan

gerakan tangan lurus sebagai tumpuan kaki kiri.

Berdasarkan hasil analisis pada siklus pertama dari 30 siswa dengan tindakan

yaitu pembelajaran menggunakan alat yang dimodifikasi alat pemukul berupa

botol plastik diperoleh peningkatan yang berarti sebesar 46,67 %. Artinya

pembelajaran tersebut memberikan pengaruh yang berarti. Pembelajaran

pertama yaitu diberikan konsep alat yang dimodofikasi alat pemukul berupa

botol plastik, keuntungan dari alat ini adalah siswa akan dapat melakukan

gerakan yang benar. Konsep gerakan yang benar tersimpan diotak dan

dipraktikkan pada saat guru memberikan tugas gerak melakukan gerak dasar

Page 8: Bab IV

33

memukul yang benar dengan menggunakan alat yang dimodifikasi sebagai alat

penunjang pembelajaran bagi siswa sehingga membuat siswa lebih mudah

untuk melakukan gerakan memukul tersebut dan mampu meningkatkan serta

memperbaiki pembelajaran gerak dasar memukul.

Berdasarkan hasil penilaian pada siklus pertama, diperoleh prosentase

ketuntasan belajar dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran gerak

dasar memukul berupa botol plastik adalah dari 30 siswa terdapat 14 siswa yang

mencapai ketuntasan belajar. Tapi masih belum tercapai efektivitas

pembelajaran pada siklus pertama ini. Hal ini disebabkan, karena siswa masih

kesulitan dalam mempraktikkan konsep gerakan memukul yang diperoleh.

Siswa belum terbiasanya untuk berlatih, seperti yang dikatakan dalam prinsip

belajar gerak bahwa anak yang telah siap akan lebih unggul dalam menerima

pembelajaran, dan memang diperlukan waktu untuk mencapai peningkatan.

Selain itu kurangnya keseriusan siswa pada saat pembelajaran turut mendukung

belum tercapainya ketuntasan belajar. Hasil penelitian ini menjadi refleksi bagi

peneliti. Refleksi ini bertujuan mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ada

pada siklus pertama dan sebagai acuan peneliti untuk memperbaiki tindakan

yang akan diberikan pada saat pembelajaran siklus kedua yaitu penggunaan alat

modifikasi berupa bola plastik.

Pada siklus kedua ini peneliti menggunakan alat modifikasi berupa bola plastik.

Pembelajaran pada siklus kedua ini terlaksana sudah efektif, karena siswa

benar-benar siap, disiplin saat memulai pelajaran, serius dalam memperhatikan

materi ajar yang diberikan dan sangat termotivasi untuk mengikuti

Page 9: Bab IV

34

pembelajaran gerak dasar memukul tersebut. Hasil penelitian menunjukkan

peningkatan prosentase ketuntasan belajar dari 30 siswa yang mencapai

ketuntasan belajar sebanyak 26 siswa atau 86,67 %.

Sebagian besar siswa telah mencapai ketuntasan belajar pada siklus kedua, dari

30 siswa hanya 4 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Namun

dilihatnya dari perbandingan nilai rata-rata pada setiap siklus masing-masing

siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar tersebut juga telah mengalami

peningkatan keterampilan pembelajaran gerak dasar memukul tetapi

peningkatannya masih belum mencapai KKM sehingga masih perlu latihan

lebih banyak lagi.

Dengan melihat deskripsi hasil penelitian tindakan kelas pada pembelajaran

gerak dasar memukul ini dapat disimpulkan bahwa pada setiap siklusnya

tindakan yang diberikan dapat memberikan pengaruh yang berarti terhadap

peningkatan prosentase keberhasilan siswa dalam pembelajaran gerak dasar

memukul pada siswa. Pada siklus kedua dengan bola plastik menunjukkan

bahwa pada siklus kedua telah efektif. Dengan melihat hasil rekapitulasi

refleksi siklus kedua pada setiap indikator pembelajaran gerak dasar memukul,

maka masih perlu ditingkatkan lagi agar siswa melakukan gerakan lebih

sempurna. Prosentase keberhasilan dapat ditingkatkan lagi dengan pemilihan

dan penggunaan alat yang lebih tepat dan menarik.