BAB IV

download BAB IV

If you can't read please download the document

Transcript of BAB IV

9154BAB IVANALISIS DATA DAN PEMBAHASANGambaran Umum Obyek PenelitianProfil Kabupaten KaranganyarPada tahun 1847 Karanganyar merupakan satu wilayah Kawedanan dari Kadipaten Mangkunegaran di samping Kawedanan Wonogiri dan Malangjiwan. Arti Lambang bentuk, isi dan warna lambang dari pada lambang daerah Kabupaten Karanganyar merupakan sebuah perisai bersudut lima yang digayakan berwarna dasar coklat muda, bertepian (plisir) warna putih, isi lukisan sebuah segi enam berwarna dasar merah putih bertepian warna putih. Isi dan Warna Pada perisai tersebut terlukiskan empat belas macam benda alam, bangunan, tumbuh-tumbuhan yang tata. Letak geografi Kabupaten Karanganyar terletak di Propinsi Jawa Tengah, berbatasan dengan Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Sragen, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta, dan Kabupaten Boyolali. Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Penghargaan Anugrah Piala Citra Abdi Negara untuk kategori Kinerja Terbaik Pelayanan Publik pada tahun 2006 dan 2009. Piala Adipura empat kali berturut-turut hingga tahun 2010. Kedudukan DPRD Kabupaten KaranganyarDPRD Kabupaten merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai lembaga pemerintahan daerah kabupaten.Tugas dan Wewenang DPRD Kabupaten KaranganyarTugas dan wewenang dari DPRD Kabupaten Karanganyar adalah secara kelembagaan DPRD mempuyai hak sebagai berikut: Membentuk peraturan daerah yang dibahas dengan bupati untuk mendapat persetujuan bersamaMenetapkan APBD Kabupaten bersama-sama dengan bupatiMelaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya, keputusan bupati, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah, dan kerjasama internasional di daerahMengusulkan pengangkatan dan pemberhentian bupati/wakil bupati kepada Menteri Dalam Negeri melalui GubernurMemberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah kabupaten terhadap rencana perjanjian internasional yang menyangkut kepentingan daerahMeminta laporan keterangan pertanggungjawaban bupati dalam pelaksanaan tugas desentralisasiHak dan Kewajiban DPRD Kabupaten KaranganyarSecara kelembagaan DPRD mempunyai hak sebagai berikut:Interpelasi AngketMunyatakan pendapat Secara Personal, Anggota DPRD Kabupaten mempunyai hak: a. Mengajukan rancangan peraturan daerahb. Mengajukan pertanyaanc. Menyampaikan usul dan pendapatd. Memilih dan dipilihe. Membela dirif. Imunitasg. Protokoler h. Keuangan dan AdministratifSedangkan kewajiban seorang angota DPRD adalah sebagai berikut: Mengamalkan PancasilaMelaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati segala peraturan perundang-undanganMelaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerahMempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia dan daerahMemperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat di daerahMenyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakatMendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golonganMemberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah pemilihannyaMenaati kode etik dan Peraturan Tata Tertib DPRD KabupatenMenjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga yang terkait. Fungsi DPRD Kabupaten Karanganyar DPRD Kabupaten mempunyai fungsi: LegislasiAnggaranPengawasanDeskripsi DataPenelitian ini merupakan penelitian survey, dimana cara pengambilan sampel data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada obyek penelitian dan mendatangi lokasi penelitian yaitu pada Kantor Sekertariat DPRD provinsi Karanganyar. Dan waktu yang diperlukan untuk pengumpulan data yaitu selama 1 bulan dimulai dari Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota dewan pada DPRD Karanganyar yang berjumlah 45 orang. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel jenuh. Sampel jenuh adalah teknik pengambilan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 1999: 78).Kuisioner yang telah disebarkan berjumlah 50 kuisioner. Dari 50 kuesioner yang disebarkan tersebut, terdapat 9 kuisioner yang tidak kembali dan 1 kuesioner yang tidak dapat diikutsertakan dalam analisis karena telah meninggal dunia. Jumlah data yang dapat diolah untuk dianalisis adalah sebanyak 37 kuesioner. Secara lengkap data akan disajikan dalam table IV.1 berikut ini:Tabel IV.1Analisis Tingkat Pengembalian KuesionerKeteranganJumlah PersentaseKuisioner yang Di Distribusikan 50Kuisioner yang tidak kembali13Kuisioner yang Kembali37Kuisioner yang gugur karena tidak lengkap pengisianya Sehingga tidak dapat diolah-Outlier Data-Kuisioner yang dapat Dianalisi37Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013Jenis Kelamin RespondenKarakteristik responden berdasarkan jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel IV.2:Tabel IV.2Jenis Kelamin RespondenJenis KelaminJumlah RespondenPersentaseLaki-Laki2978,38 %Perempuan821,62 %Total37100,00 %Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013Tabel IV.2 menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 29 orang atau sebesar 78,38% dan jumlah responden perempuan sebanyak 8 orang atau sebesar 21,62%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komposisi responden penelitian ini sebagian besar didominasi oleh reponden laki-laki. Hal ini dikarenakan laki-laki mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam menjaga keseimbangan antara intelektualitas dan emosional dalam proses politik.Usia RespondenKarakteristik responden berdasarkan usia responden dapat dilihat pada tabel IV.3:Tabel IV.3Usia RespondenUsia Jumlah RespondenPersentase< 30 Tahun--31 40 Tahun410,81 %41 50 Tahun2875,68 %> 51 Tahun513,51 %Total37100,00 %Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013Tabel IV.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki usia 41 50 tahun, yaitu sebanyak 28 responden atau 75,68%. Responden yang memiliki usia 31 40 tahun dengan jumlah responden sebanyak 4 orang atau 10,81%, sedangkan jumlah usia > 51 tahun sebanyak 5 responden atau 13,51% dari total responden yang berjumlah 37 responden. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini didominasi oleh responden yang berusia 41-50 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut merupakan usia produktif seseorang dalam berkarya, terutama bagi seorang laki-laki.Pendidikan Terakhir RespondenKarakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir responden dapat dilihat pada tabel Tabel IV.4:Tabel IV.4Tingkat Pendidikan RespondenPendidikanJumlah RespondenPresentaseSMA1027,03 %SMK12,70 %D1/D2/D338,19 %S12156,76 %S225,41 %S3--Total37100,00 %Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013Tabel IV.4 menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan SMA sebanyak 10 responden atau 27,03%, sedangkan responden dengan pendidikan SMK sebanyak 1 responden atau 2,70%, responden dengan pendidikan D1/D2/D3 sebanyak 3 responden atau 8,19%, responden dengan pendidikan S1 sebanyak 21 responden atau 56,76%, dan responden dengan pendidikan S2 sebanyak 2 responden atau 5,41% dari total responden yang berjumlah 37 responden. Dengan demikian pendidikan responden didominasi S1, hal ini mempengaruhi kemampuan dewan dalam menganalisis suatu hal saat melakukan pengawasan keuangan daerah.Keikutsertaan Dalam Pendidikan PelatihanKarakteristik responden berdasarkan keikutsertaan dalam pendidikan pelatihan dapat dilihat pada Tabel IV.5:Tabel IV.5 Keikutsertaan Dalam Pendidikan PelatihanKeteranganJumlah RespondenPersentaseBelum Pernah--1 Kali--2 3 Kali1335,14 %4 Kali atau Lebih2464,86 %Total37100,00 %Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013Tabel IV.5 menunjukkan bahwa responden yang mengikuti pendidikan pelatihan 2 3 kali sebanyak 13 responden atau 35,14%, sedangkan responden yang mengikuti pendidikan pelatihan 4 kali atau lebih sebanyak 24 responden atau 64,86% dari total responden yang berjumlah 37 responden. Hal ini karena semakin banyak dewan yang mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan tentang keuangan daerah, maka pengetahuan serta pengalaman dewan juga akan semakim baik.Pengalaman PolitikKarakteristik responden berdasarkan pengalaman politik dapat dilihat pada Tabel IV.6:Tabel IV.6 Pengalaman PolitikKeteranganJumlah RespondenPersentase< 2 Tahun12,70 %2 5 Tahun 1745,95 %> 5 Tahun 1951,35 %Total37100,00 %Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013Tabel IV.6 menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengalaman politik < 2 tahun sebanyak 1 responden atau 2,70%, responden yang memiliki pengalaman politik 2 5 tahun sebanyak 17 responden atau 45,95% dan responden yang memiliki pengalaman politik > 5 tahun sebanyak 19 responden atau 51,35% dari total responden yang berjumlah 37 responden. Hal ini karena semakin lama pengalaman politik yang dimiliki oleh dewan, maka akan semakin baik kemampuan dewan dalam menghadapi proses politik dalam pemerintahan.Pengalaman Sebagai Anggota DPR/DPRDKarakteristik responden berdasarkan pengalaman sebagai anggota DPR/DPRD dapat dilihat pada Tabel IV.7:Tabel IV.7 Pengalaman Sebagai Anggota DPR/DPRDKeteranganJumlah RespondenPersentaseSatu Periode2362,16 %Dua Periode924,32 %Lebih dari Dua Periode513,51 %Total37100,00 %Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013Tabel IV.7 menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengalaman sebagai anggota DPR/DPRD selama satu periode sebanyak 23 responden atau 62,16%, responden yang memiliki pengalaman sebagai anggota DPR/DPRD selama dua periode sebanyak 9 responden atau 24,32% dan responden yang memiliki pengalaman sebagai anggota DPR/DPRD selama lebih dari dua periode sebanyak 5 responden atau 13,51% dari total responden yang berjumlah 37 responden. Dengan demikian, dapat meminimalisir adanya penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) serta kecurangan-kecurangan lainnya.KomisiKarakteristik responden berdasarkan komisi dapat dilihat pada Tabel IV.8:Tabel IV.8 Komisi RespondenKomisiJumlah RespondenPersentasePerekonomian Keuangan dan Pengawasan38,11 %Panitia Anggaran2567,57 %Badan Musyawarah821,62 %Balegda12,70 %Jumlah37100,00 %Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013Tabel IV.8 menunjukkan bahwa responden berdasarkan komisi perekonomian keuangan dan pengawasan sebanyak 3 responden atau 8,11%, responden berdasarkan komisi panitia anggaran sebanyak 25 responden atau 67,57%, responden berdasarkan komisi badan musyawarah sebanyak 8 responden atau 21,62%, dan responden berdasarkan komisi balegda sebanyak 1 responden atau 2,70% dari total responden yang berjumlah 37 responden. Dengan demikian komisi yang diduduki oleh responden didominasi oleh komisi Panitia Anggaran, hal tersebut dikarenakan tugas.Analisis DataDeskripsi StatistikDeskripsi data digunakan untuk mrmberikan gambaran mengenai data yang diperoleh dari hasil penelitian. Deskripdi data ini meliputi nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasinya. Hasil perhitungan deskripsi da dengan bantuan program SPSS 16 for windows dapat dilihat pada table IV.9 dibawah ini:Tabel IV.9Deskripsi StatistikNMinimumMaximumMeanStd. DeviationPengetahuan Dewan3718.0024.0019.86491.60143Akuntabilitas3715.0023.0020.00002.02759Partisipasi Masyarakat3725.0033.0027.86492.22564Transparasi Kebijakan Publik3715.0023.0019.21622.45102Pengawasan Keuangan Daerah3718.0025.0021.13511.35733Valid N (listwise)37Sumber: Data Diolah, 2013 Lampiran 4Variabel pengetahuan dewan dipeoleh berdasarkan 5 pertanyaan tentang pengetahuan dewan. Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh nilai tertinggi sebesar 24.00 dan nilai terendah sebesar 18.00 sehingga diperoleh nilai rata-rata mean sebesar 19.8649 yang apabila dibagi dengan 5 item pertanyaan, diperoleh tingkat rata-rata jawaban responden pada skala Likert 4 poin (dalam jawaban kuesioner berarti setuju). Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengetahuan dewan relatif tinggi.Variabel akuntabilitas dipeoleh berdasarkan 5 pertanyaan tentang pengetahuan dewan. Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh nilai tertinggi sebesar 23.00 dan nilai terendah sebesar 15.00 sehingga diperoleh nilai rata-rata mean sebesar 20.0000 yang apabila dibagi dengan 5 item pertanyaan, diperoleh tingkat rata-rata jawaban responden pada skala Likert 4 poin (dalam jawaban kuesioner berarti setuju). Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengetahuan dewan relatif tinggi.Variabel partisipasi masyarakat dipeoleh berdasarkan 7 pertanyaan tentang pengetahuan dewan. Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh nilai tertinggi sebesar 33.00 dan nilai terendah sebesar 25.00 sehingga diperoleh nilai rata-rata mean sebesar 27.8649 yang apabila dibagi dengan 7 item pertanyaan, diperoleh tingkat rata-rata jawaban responden pada skala Likert 4 poin (dalam jawaban kuesioner berarti setuju). Hal tersebut mengindikasikan bahwa partisipasi masyarakat relatif tinggi.Variabel Transparansi kebijakan Publik dipeoleh berdasarkan 5 pertanyaan tentang pengetahuan dewan. Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh nilai tertinggi sebesar 23.00 dan nilai terendah sebesar 15.00 sehingga diperoleh nilai rata-rata mean sebesar 19.2162 yang apabila dibagi dengan 5 item pertanyaan, diperoleh tingkat rata-rata jawaban responden pada skala Likert 4 poin (dalam jawaban kuesioner berarti setuju). Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengetahuan relatif tinggi.Variabel pengawasan keuangan dipeoleh berdasarkan 5 pertanyaan tenytang pengetahuan dewan. Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh nilai tertinggi sebesar 25.00 dan nilai terendah sebesar 18.00 sehingga diperoleh nilai rata-rata mean sebesar 21.1351 yang apabila dibagi dengan 5 item pertanyaan, diperoleh tingkat rata-rata jawaban responden pada skala Likert 4 poin (dalam jawaban kuesioner berarti setuju). Hal tersebut mengindikasikan pengawasan keuangan daerah sangat tinggi.Sedangkan standar deviasi untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: pengetahuan dewan sebesar 1.60143; akuntabilitas sebesar 2.02759; partisipasi masyarakat 2.22564; transparansi kebijakan publik sebesar 2.45102 dan pengawasan keuangan daerah sebesar 1.35733. Jika semakin tinggi tingkat stansar deviasinya maka akan semakin heterogenitas, yang berarti bahwa pernyataan dalam variabel tersebut semakin bervariasi. Namun jika semakin rendah tingkat standar deviasinya maka semakin homogen, yang artinya bahwa variasi jawaban atau pertanyyan dalam variabel tersebut semakin kecil.Uji Instrumen PenelitianPengujian instrumen penelitian dilakukan sebelum analisis terhadap data primer, maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap angket yang dipakai dalam penelitian.Uji ValiditasUji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan masing-masing item pernyataan dalam angket. Item yang gugur tidak digunakan lagi dalam penelitian dan yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah yang valid saja. Berikut ini adalah hasil pengujian validitas :Pengetahuan Dewan (X1)Hasil uji validitas variabel Pengetahuan Dewan (X1) ditunjukkan dalam tabel IV.10:Tabel IV.10Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan Dewan (X1)Pernyataanr hitungr tabelSig.KeteranganItem 10,5900,3160,000validItem 20,4360,3160,000validItem 30,7870,3160,000validItem 40,9010,3160,000validItem 50,6660,3160,000validSumber: Data Diolah, 2013 Lampiran 5Berdasarkan hasil uji validitas seperti yang disajikan pada tabel IV.10 menunjukkan bahwa semua item pernyataan untuk variabel Pengetahuan Dewan (X1) mempunyai nilai rhitung > 0,316 (rhitung > r tabel) pada taraf signifikansi 5% (0,05), sehingga semua item berkorelasi dengan skor totalnya. Artinya variabel Pengetahuan Dewan (X1) memiliki item pernyataan yang valid dan selanjutnya dapat digunakan dalam penelitian.Akuntabilitas (X2)Hasil uji validitas variabel Akuntabilitas (X2) ditunjukkan dalam tabel IV.11:Tabel IV.11Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas (X2)Pernyataanr hitungr tabelSig.KeteranganItem 10,7150,3160,000validItem 20,7200,3160,000validItem 30,7530,3160,000validItem 40,7250,3160,000validItem 50,6800,3160,000validSumber: Data Diolah, 2013 Lampiran 5Berdasarkan hasil uji validitas seperti yang disajikan pada tabel IV.11 menunjukkan bahwa semua item pernyataan untuk variabel Akuntabilitas (X2) mempunyai nilai rhitung > 0,316 (rhitung > rtabel) pada taraf signifikansi 5% (0,05), sehingga semua item berkorelasi dengan skor totalnya. Artinya variabel Akuntabilitas (X2) memiliki item pernyataan yang valid dan selanjutnya dapat digunakan dalam penelitian.Partisipasi Masyarakat (X3)Hasil uji validitas variabel Partisipasi Masyarakat (X3) ditunjukkan dalam tabel IV.12:Tabel IV.12Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Masyarakat (X3)Pernyataanr hitungr tabelSig.KeteranganItem 10,6740,3160,000validItem 20,6250,3160,000validItem 30,5800,3160,000validItem 40,6820,3160,000validItem 50,5290,3160,001validItem 60,5880,3160,000validItem 70,5930,3160,000validSumber: Data Diolah, 2013 Lampiran 5Berdasarkan hasil uji validitas seperti yang disajikan pada tabel IV.12 menunjukkan bahwa semua item pernyataan untuk variabel Partisipasi Masyarakat (X3) mempunyai nilai rhitung > 0,316 (rhitung > rtabel) pada taraf signifikansi 5% (0,05), sehingga semua item berkorelasi dengan skor totalnya. Artinya variabel Partisipasi Masyarakat (X3) memiliki item pernyataan yang valid dan selanjutnya dapat digunakan dalam penelitian.Transparasi Kebijakan Publik (X4)Hasil uji validitas variabel Transparasi Kebijakan Publik (X4) ditunjukkan dalam tabel IV.13:Tabel IV.13Hasil Uji Validitas Variabel Transparasi Kebijakan Publik (X4)Pernyataanr hitungr tabelSig.KeteranganItem 10,8210,3160,000validItem 20,8340,3160,000validItem 30,6400,3160,000validItem 40,6880,3160,000validItem 50,6960,3160,000validSumber: Data Diolah, 2013 Lampiran 5Berdasarkan hasil uji validitas seperti yang disajikan pada tabel IV.13 menunjukkan bahwa semua item pernyataan untuk variabel Transparasi Kebijakan Publik (X4) mempunyai nilai rhitung > 0,316 (rhitung > rtabel) pada taraf signifikansi 5% (0,05), sehingga semua item berkorelasi dengan skor totalnya. Artinya variabel Transparasi Kebijakan Publik (X4) memiliki item pernyataan yang valid dan selanjutnya dapat digunakan dalam penelitian.Pengawasan Keuangan Daerah (Y)Hasil uji validitas variabel Pengawasan Keuangan Daerah (Y) ditunjukkan dalam tabel IV.14:Tabel IV.14Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan Keuangan Daerah (Y)Pernyataanr hitungr tabelSig.KeteranganItem 10,6100,3160,000validItem 20,6530,3160,000validItem 30,6150,3160,000validItem 40,6870,3160,000validItem 50,6870,3160,000validSumber: Data Diolah, 2013 Lampiran 5Berdasarkan hasil uji validitas seperti yang disajikan pada tabel IV.14 menunjukkan bahwa semua item pernyataan untuk variabel Pengawasan Keuangan Daerah (Y) mempunyai nilai rhitung > 0,316 (rhitung > rtabel) pada taraf signifikansi 5% (0,05), sehingga semua item berkorelasi dengan skor totalnya. Artinya variabel Pengawasan Keuangan Daerah (Y) memiliki item pernyataan yang valid dan selanjutnya dapat digunakan dalam penelitian.Uji ReliabilitasSetelah diuji tingkat validitasnya, maka langkah selanjutnya adalah pengujian reliabilitas. Kriteria keputusan reliabel tidaknya pernyataan dinyatakan apabila nilai cronbachs alpha > 0,60. Berikut adalah hasil pengujian reliabilitas ditunjukkan dalam tabel IV.15:Tabel IV.15Hasil Uji Reliabilitas KuestionerVariabelCronbach AlphaCritical ValueKeteranganPengetahuan Dewan 0,7140,60ReliabelAkuntabilitas 0,7660,60ReliabelPartisipasi Masyarakat 0,6860,60ReliabelTransparasi Kebijakan Publik 0,7850,60ReliabelPengawasan Keuangan Daerah 0,6420,60ReliabelSumber: Data Diolah, 2013 Lampiran 6Berdasarkan tabel IV.15 diatas menunjukkan hasil pengujian reliabilitas diperoleh bahwa semua variabel mempunyai nilai Cronbach Alpha > 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan-pernyataan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.Uji Asumsi KlasikUji NormalitasUji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data memiliki sebaran yang normal. Dalam penelitian ini dilakukan dengan tehnik One Sample Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas ditunjukkan dalam tabel IV.16:Tabel IV.16Hasil Uji NormalitasSignifikansiSimpulanUnstandardized Residual0,346Data terdistribusi normalSumber: Data Diolah, 2013 Lampiran 5Dari hasil perhitungan uji normalitas dengan One Sample Kolmogorov Smirnov pada tabel IV.16 menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan Unstandardized Residual sebesar 0,346 oleh karena nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga keseluruhan data dalam penelitian ini berdistribusi normal.Uji HeteroskedastisitasUntuk mengetahui model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain, maka akan diuji heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas ditunjukkan dalam tabel IV.17.Tabel IV.17Hasil Uji HeteroskedastisitasVariabelp-valueKeteranganPengetahuan Dewan 0,926Bebas Heteroskedastisitas Akuntabilitas 0,354Bebas Heteroskedastisitas Partisipasi Masyarakat 0,803Bebas HeteroskedastisitasTransparasi Kebijakan Publik 0,066Bebas HeteroskedastisitasSumber: Data Diolah, 2013 Lampiran 5Berdasarkan hasil tabel IV.17 diketahui bahwa nilai probability (p-value) lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semua data tersebut bebas dari masalah heterokedastisitas. Artinya model regresi dalam penelitian ini baik atau homoskedastisitas.Uji MultikolinearitasUji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variabel independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Nilai yang dipakai dalam penelitian ini adalah nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Hasil uji multikolinearitas ditunjukkan dalam tabel IV.18.Tabel IV.18Hasil Uji MultikolinearitasVariabelToleranceVIFKeteranganPengetahuan Dewan 0,8241,214Tidak ada masalah MultikolinearitasAkuntabilitas 0,9111,097Tidak ada masalah MultikolinearitasPartisipasi Masyarakat 0,8311,203Tidak ada masalah MultikolinearitasTransparasi Kebijakan Publik 0,9531,050Tidak ada masalah MultikolinearitasSumber: Data Diolah, 2013 Lampiran 5Dari hasil perhitungan tabel IV.18 menunjukkan bahwa nilai tolerance semua variabel < 1, sedangkan nilai VIF semua variabel < 10 berarti tidak terdapat korelasi atau dapat dikatakan bahwa data dalam penelitian ini tidak ada masalah multikolinearitas. Artinya model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi korelasi antar variabel independen.Pengujian HipotesisPengujian hipotesis menggunakan analisis regresi sederhana. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun model persamaan regresi untuk masing-masing pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:Pengujian Hipotesis 1Hasil analisis untuk hipotesis 1 pada penelitian ini dengan menggunkan SPSS 16 for Windows, disajikan pada tabel dibawah ini:Tabel IV.19Hasil Analisis Koefisien Regresi SederhanaVariabelKoefisien regresit hitungProb.Konstanta 12,8145,1630,000Pengetahuan Dewan 0,4193,3640,002R2 = 0,244Adjusted R2 = 0,223F hitung = 11,313Prob F = 0,002Sumber: Data Diolah, 2013 Lampiran 5Berdasarkan tabel IV.19 diatas diperoleh persamaan regresi sederhana sebagai berikut :Y = 12,814 + 0,419X1 + ePersamaan regresi tersebut menerangkan bahwa: = 12,814, Nilai konstanta bernilai positif, artinya bahwa apabila tidak ada variabel yang mempengaruhi Pengawasan Keuangan Daerah (Y), maka Pengawasan Keuangan Daerah sebesar 12,814 satuan.1 = 0,419, Pengetahuan Dewan berpengaruh positif terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. Artinya jika Pengetahuan Dewan semakin tinggi maka Pengawasan Keuangan Daerah akan semakin tinggi.Uji t digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t, yaitu menguji signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel IV.19 diatas hasil uji t diperoleh nilai thitung variabel Pengetahuan Dewan (X1) sebesar 3,364 yang menunjukkan lebih besar dari ttabel sebesar 2,036 atau 3,364 > 2,036, dengan nilai p-value sebesar 0,002 diterima pada taraf signifikansi 5% (p Ftabel yaitu 11,313 > 2,67. Hasil pengujian dapat dilihat juga dari nilai signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari tingkat =0,05, yang berarti menunjukkan secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS dalam analisis regresi linier sederhana diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,223 atau 22,3%. Hal ini berarti 22,3% variasi dari Pengawasan Keuangan Daerah (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Pengetahuan Dewan. Sedangkan sisanya 77,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.Pengujian Hipotesis 2Hasil analisis untuk hipotesis 2 pada penelitian ini dengan menggunkan SPSS 16 for Windows, disajikan pada tabel dibawah ini:Tabel IV.20Hasil Analisis Koefisien Regresi SederhanaVariabelKoefisien regresit hitungProb.Konstanta 19,5560,7410,464Pengetahuan Dewan -0,160-0,1170,907Akuntabilitas-0,291-0,2210,826X1.X20,0270,3920,698R2 = 0,355Adjusted R2 = 0,296F hitung = 6,046Prob F = 0,002Sumber: Data Diolah, 2013 Lampiran 5Berdasarkan tabel IV.20 diatas diperoleh persamaan regresi sederhana sebagai berikut :Y = 19,556 0,160X1 0,291X2 + 0,027X1X2 + ePersamaan regresi tersebut menerangkan bahwa: = 19,556, Nilai konstanta bernilai positif, artinya bahwa apabila tidak ada variabel yang mempengaruhi Pengawasan Keuangan Daerah (Y), maka Pengawasan Keuangan Daerah sebesar 19,556 satuan.1 = 0,160, Pengetahuan Dewan berpengaruh negatif terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. Artinya jika Pengetahuan Dewan semakin tinggi maka Pengawasan Keuangan Daerah akan semakin turun.2 = 0,291, Akuntabilitas berpengaruh negatif terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. Artinya jika Akuntabilitas semakin tinggi maka Pengawasan Keuangan Daerah akan semakin turun.3 = 0,027, kombinasi Pengetahuan Dewan dan Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. Artinya jika kombinasi Pengetahuan Dewan dan Akuntabilitas semakin tinggi maka Pengawasan Keuangan Daerah akan semakin tinggi.Uji t digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t, yaitu menguji signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel IV.20 diatas hasil uji t diperoleh nilai thitung variabel Pengetahuan Dewan (X1) sebesar -0,117 yang menunjukkan lebih kecil dari ttabel sebesar 2,036 atau -0,117 < 2,036, dengan nilai p-value sebesar 0,907 ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05) maka tidak terdukung secara statistik sehingga Pengetahuan Dewan (X1) tidak berpengaruh terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (Y). Nilai thitung variabel Akuntabilitas (X2) sebesar -0,221 yang menunjukkan lebih kecil dari ttabel sebesar 2,036 atau -0,221 > 2,036, dengan nilai p-value sebesar 0,826 ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05) maka tidak terdukung secara statistik sehingga Akuntabilitas (X2) tidak berpengaruh terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (Y). Nilai thitung kombinasi variabel Pengetahuan Dewan (X1) dan Akuntabilitas (X2) sebesar 0,027 yang menunjukkan lebih kecil dari ttabel sebesar 2,036 atau 0,027 > 2,036, dengan nilai p-value sebesar 0,698 ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05) maka tidak terdukung secara statistik sehingga kombinasi variabel Pengetahuan Dewan (X1) dan Akuntabilitas (X2) tidak berpengaruh terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (Y).Berdasarkan data yang dihasilkan dari perhitungan SPSS, diperoleh Fhitung pada pada pengujian regresi sederhana sebesar 6,046 dan Ftabel sebesar 2,67. Apabila dibandingkan dengan hasil nilai Fhitung dengan Ftabel, maka dapat dilihat bahwa uji statistik dari distribusi Fhitung > Ftabel yaitu 6,046 > 2,67. Hasil pengujian dapat dilihat juga dari nilai signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari tingkat =0,05, yang berarti menunjukkan secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS dalam analisis regresi linier sederhana diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,296 atau 29,6%. Hal ini berarti 29,6% variasi dari Pengawasan Keuangan Daerah (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Pengetahuan Dewan dan Akuntabilitas. Sedangkan sisanya 70,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Pengujian Hipotesis 3Hasil analisis untuk hipotesis 3 pada penelitian ini dengan menggunkan SPSS 16 for Windows, disajikan pada tabel dibawah ini:Tabel IV.21Hasil Analisis Koefisien Regresi SederhanaVariabelKoefisien regresit hitungProb.Konstanta 15,2450,5280,601Pengetahuan Dewan 0,0850,0580,954Partisipasi Masyarakat-0,028-0,0280,978X1.X30,0090,1780,860R2 = 0,298Adjusted R2 = 0,234F hitung = 4,661Prob F = 0,008Sumber: Data Diolah, 2013 Lampiran 5Berdasarkan tabel IV.21 diatas diperoleh persamaan regresi sederhana sebagai berikut :Y = 15,245 + 0,085X1 0,028X3 + 0,009X1X3 + ePersamaan regresi tersebut menerangkan bahwa: = 15,245, Nilai konstanta bernilai positif, artinya bahwa apabila tidak ada variabel yang mempengaruhi Pengawasan Keuangan Daerah (Y), maka Pengawasan Keuangan Daerah sebesar 15,245 satuan.1 = 0,085, Pengetahuan Dewan berpengaruh positif terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. Artinya jika Pengetahuan Dewan semakin tinggi maka Pengawasan Keuangan Daerah akan semakin tinggi.2 = 0,028, Partisipasi Masyarakat berpengaruh negatif terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. Artinya jika Partisipasi Masyarakat semakin tinggi maka Pengawasan Keuangan Daerah akan semakin turun.3 = 0,009, kombinasi Pengetahuan Dewan dan Partisipasi Masyarakat berpengaruh positif terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. Artinya jika kombinasi Pengetahuan Dewan dan Partisipasi Masyarakat semakin tinggi maka Pengawasan Keuangan Daerah akan semakin tinggi.Uji t digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t, yaitu menguji signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel IV.21 diatas hasil uji t diperoleh nilai thitung variabel Pengetahuan Dewan (X1) sebesar 0,058 yang menunjukkan lebih kecil dari ttabel sebesar 2,036 atau 0,058 < 2,036, dengan nilai p-value sebesar 0,954 ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05) maka tidak terdukung secara statistik sehingga Pengetahuan Dewan (X1) tidak berpengaruh terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (Y). Nilai thitung variabel Partisipasi Masyarakat (X3) sebesar -0,028 yang menunjukkan lebih kecil dari ttabel sebesar 2,036 atau -0,028 > 2,036, dengan nilai p-value sebesar 0,978 ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05) maka tidak terdukung secara statistik sehingga Partisipasi Masyarakat (X3) tidak berpengaruh terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (Y). Nilai thitung kombinasi variabel Pengetahuan Dewan (X1) dan Partisipasi Masyarakat (X3) sebesar 0,178 yang menunjukkan lebih kecil dari ttabel sebesar 2,036 atau 0,178 > 2,036, dengan nilai p-value sebesar 0,860 ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05) maka tidak terdukung secara statistik sehingga kombinasi variabel Pengetahuan Dewan (X1) dan Partisipasi Masyarakat (X3) tidak berpengaruh terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (Y).Berdasarkan data yang dihasilkan dari perhitungan SPSS, diperoleh Fhitung pada pada pengujian regresi sederhana sebesar 4,661 dan Ftabel sebesar 2,67. Apabila dibandingkan dengan hasil nilai Fhitung dengan Ftabel, maka dapat dilihat bahwa uji statistik dari distribusi Fhitung > Ftabel yaitu 4,661 > 2,67. Hasil pengujian dapat dilihat juga dari nilai signifikansi sebesar 0,008 lebih kecil dari tingkat =0,05, yang berarti menunjukkan secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS dalam analisis regresi linier sederhana diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,234 atau 23,4%. Hal ini berarti 23,4% variasi dari Pengawasan Keuangan Daerah (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Pengetahuan Dewan dan Partisipasi Masyarakat. Sedangkan sisanya 76,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Pengujian Hipotesis 4Hasil analisis untuk hipotesis 4 pada penelitian ini dengan menggunkan SPSS 16 for Windows, disajikan pada tabel dibawah ini:Tabel IV.22Hasil Analisis Koefisien Regresi SederhanaVariabelKoefisien regresit hitungProb.Konstanta 46,8783,0540,004Pengetahuan Dewan -1,411-1,8360,075Transparasi Kebijakan Publik-1,881-2,2690,030X1.X40,1012,4230,021R2 = 0,398Adjusted R2 = 0,343F hitung = 7,258Prob F = 0,001Sumber: Data Diolah, 2013 Lampiran 5Berdasarkan tabel IV.22 diatas diperoleh persamaan regresi sederhana sebagai berikut :Y = 46,878 1,411X1 1,881X4 + 0,101X1X4 + ePersamaan regresi tersebut menerangkan bahwa: = 46,878, Nilai konstanta bernilai positif, artinya bahwa apabila tidak ada variabel yang mempengaruhi Pengawasan Keuangan Daerah (Y), maka Pengawasan Keuangan Daerah sebesar 46,878 satuan.1 = 1,411, Pengetahuan Dewan berpengaruh negatif terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. Artinya jika Pengetahuan Dewan semakin tinggi maka Pengawasan Keuangan Daerah akan semakin turun.2 = 1,881, Transparasi Kebijakan Publik berpengaruh negatif terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. Artinya jika Transparasi Kebijakan Publik semakin tinggi maka Pengawasan Keuangan Daerah akan semakin turun.3 = 0,101, kombinasi Pengetahuan Dewan dan Transparasi Kebijakan Publik berpengaruh positif terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. Artinya jika kombinasi Pengetahuan Dewan dan Transparasi Kebijakan Publik semakin tinggi maka Pengawasan Keuangan Daerah akan semakin tinggi.Uji t digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t, yaitu menguji signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel IV.22 diatas hasil uji t diperoleh nilai thitung variabel Pengetahuan Dewan (X1) sebesar -1,836 yang menunjukkan lebih kecil dari ttabel sebesar 2,036 atau -1,836 < 2,036, dengan nilai p-value sebesar 0,075 ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05) maka tidak terdukung secara statistik sehingga Pengetahuan Dewan (X1) tidak berpengaruh terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (Y). Nilai thitung variabel Transparasi Kebijakan Publik (X4) sebesar -2,269 yang menunjukkan lebih besar dari ttabel sebesar -2,036 atau -2,269 > -2,036, dengan nilai p-value sebesar 0,030 diterima pada taraf signifikansi 5% (p 2,036, dengan nilai p-value sebesar 0,021 diterima pada taraf signifikansi 5% (p Ftabel yaitu 7,258 > 2,67. Hasil pengujian dapat dilihat juga dari nilai signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari tingkat =0,05, yang berarti menunjukkan secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS dalam analisis regresi linier sederhana diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,343 atau 34,3%. Hal ini berarti 34,3% variasi dari Pengawasan Keuangan Daerah (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Pengetahuan Dewan dan Transparasi Kebijakan Publik (X4). Sedangkan sisanya 65,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan Hipotesis 1Hipotesis 1 yang menyatakan: Pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah (APBD).Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai thitung variabel Pengetahuan Dewan (X1) sebesar 3,364 yang menunjukkan lebih besar dari ttabel sebesar 2,036 atau 3,364 > 2,036, dengan nilai p-value sebesar 0,002 diterima pada taraf signifikansi 5% (p 2,036, dengan nilai p-value sebesar 0,698 ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05) maka tidak terdukung secara statistik sehingga kombinasi variabel Pengetahuan Dewan (X1) dan Akuntabilitas (X2) tidak berpengaruh terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (Y). Artinya variabel akuntabilitas tidak bisa memoderasi hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah (APBD), sehingga hipotesis 2 yang menyatakan Akuntabilitas berpengaruh terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah (APBD) ditolak. Hal ini tidak mendukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Devi, Yulinda P dan Andriyana, Lilik, (2010), Sopanah dan Wahyudi fungsinya dalam mengawasi tahapan penyusunan hingga laporan pertanggungjawaban keuangan daerah (APBD). Kegagalan dalam menerapkan standar operasional prosedur akuntabilitas mengakibatkan pemborosan waktu, pemborosan sumber dana dan sumber-sumber daya yang lain, penyimpanan kewenangan, dan menurunya kepercayaan masyarakat kepada lembaga pemerintahan.Isa (2007), serta Coryanata, Isma (2007) menyatakan bahwa interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dan akuntabilitas berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah (APBD). Sebagai anggota dewan perlu mengerti dan memahami pedoman akuntabilitas instansi pemerintah agar dapat menjalankan Hipotesis 3Hipotesis 3 yang menyatakan: Partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah (APBD).Nilai thitung kombinasi variabel Pengetahuan Dewan (X1) dan Partisipasi Masyarakat (X3) sebesar 0,178 yang menunjukkan lebih kecil dari ttabel sebesar 2,036 atau 0,178 > 2,036, dengan nilai p-value sebesar 0,860 ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05) maka tidak terdukung secara statistik sehingga kombinasi variabel Pengetahuan Dewan (X1) dan Partisipasi Masyarakat (X3) tidak berpengaruh terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (Y). Artinya variabel partisipasi masyarakat tidak bisa memoderasi hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah (APBD), sehingga hipotesis 3 yang menyatakan partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah (APBD) ditolak. Hal ini tidak mendukung dengan penelitian yang dilakukan oleh, Devi, Yulinda P dan Andriyana, Lilik, (2010), Sopanah dan Wahyudi Isa (2007), Coryanata, Isma (2007), Werimon, dkk (2007), serta Sopanah dan Mardiasmo (2003) membuktikan bahwa partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan daerah (APBD). Hipotesis 4Hipotesis 4 yang menyatakan: Transparansi kebijakan publik berpengaruh terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah (APBD).Nilai thitung kombinasi variabel Pengetahuan Dewan (X1) dan Transparasi Kebijakan Publik (X4) sebesar 2,423 yang menunjukkan lebih kecil dari ttabel sebesar 2,036 atau 2,423 > 2,036, dengan nilai p-value sebesar 0,021 diterima pada taraf signifikansi 5% (p0,05), thitung probabilitas transparansi kebijakan publik sebesar 0,021 (p