BAB IV
-
Upload
ruli-adi-nugroho -
Category
Documents
-
view
35 -
download
0
Transcript of BAB IV
BAB IV
HASIL ANALISIS
4.1 Deskripsi Data
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa angka dan pemaparan
yang meliputi pengujian kekuatan tarik dan kekuatan bending pada material
austenitic stainless steel 304 yang telah mengalami proses pengelasan dengan
variasi arus 80A, 100A, dan 150A.
4.1.1 Uji Kekuatan Tarik
Dengan dilakukannya pengujian kekuatan tarik, maka akan menghasilkan
data angka kekuatan tarik untuk austenitic stainless steel 304. Dari pengujian ini
akan diketahui perbedaan nilai kekuatan tarik pada masing-masing kelompok
perlakuan yang berbeda. Adapun hasil pengujian kekuatan tarik pada austenitic
stainless steel 304 sebelum dan sesudah pengelasan adalah sebagai berikut:
a. Deskripsi Data Kekuatan Tarik Spesimen Tanpa Perlakuan
Kekuatan tarik spesimen tanpa perlakuan pada austenitic stainless steel
304 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Nilai Kekuatan Tarik Spesimen austenitic stainless steel 304 tanpa perlakuanSpesimen Data Pengujian Tarik
σyp
(kg/mm2)ε
(%)σt
(kg/mm2)austenitic stainless steel 304 31,51 52 67,91
b. Deskripsi Data Kekuatan Tarik Spesimen yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan Arus 80A
Dibawah ini disediakan tabel 4.2 hasil pengujian tarik spesimen yang telah
mengalami proses pengelasan dengan arus 80A. Adapun tabel data kekuatan tarik
tersebut adalah sebagai berikut:
43
44
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Kekuatan Tarik Spesimen austenitic stainless steel 304setelah Proses Pengelasan dengan Arus 80A
Arus Pengelasan(Ampere)
Spesimen ke- Data Pengujian Tarik Letak Patah
Σyp
(kg/mm2)ε
(%)σt
(kg/mm2)…mm dari pusat
lasan80 1 9,09 18,49 17,61 32,6
2 9,49 14,66 17,88 6,83 10,26 15,08 19,97 34,9Σ 28,84 48,23 55,46 74,3
Nilai rata-rata 9,61 16,08 18,49 24,77
Dari tabel 4.2 dapat dilihat hasil pengujian tarik memiliki angka kekuatan
tarik terendah 17,61 kg/mm2 dan angka kekuatan tarik tertinggi sebesar 19,97
kg/mm2. Angka rata-rata untuk tingkat kekuatan tarik ketiga spesimen pada
austenitic stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 80A
menunjukkan angka rata-rata 18,49 kg/mm2.
Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk
grafik agar terlihat lebih jelas variasi nilai kekuatan tarik pada austenitic stainless
steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 80A. Adapun grafik hasil
pengujian tarik dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.1 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 80A (1)
45
Gambar 4.2 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 80A (2)
Gambar 4.3 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 80A (3)
c. Deskripsi Data Kekuatan Tarik Spesimen yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan Arus 100A
Hasil pengujian tarik spesimen yang telah mengalami proses pengelasan
dengan arus 100A dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:
46
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Kekuatan Tarik Spesimen austenitic stainless steel 304setelah Proses Pengelasan dengan Arus 100A.
Arus Pengelasan(Ampere)
Spesimen ke- Data Pengujian Tarik Letak Patah
σyp
(kg/mm2)ε
(%)σt
(kg/mm2)…mm dari pusat
lasan100 1 11,80 14,57 22,57 35,6
2 11,60 13,37 21,40 46,23 11,80 15,57 22,77 38,2Σ 35,2 43,51 66,74 120,00
Nilai rata-rata 11,73 14,50 22,25 40,00
Dari tabel 4.3 dapat dilihat hasil pengujian tarik memiliki angka kekuatan
tarik terendah 21,40 kg/mm2 dan angka kekuatan tarik tertinggi sebesar 22,77
kg/mm2. Angka rata-rata untuk tingkat kekuatan tarik ketiga spesimen pada
austenitic stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 100A
menunjukkan angka rata-rata 22,25 kg/mm2.
Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk
grafik agar terlihat lebih jelas variasi nilai kekuatan tarik pada austenitic stainless
steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 100A. Adapun grafik hasil
pengujian tarik dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.4 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 100A (1)
47
Gambar 4.5 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 100A (2)
Gambar 4.6 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 100A (3)
d. Deskripsi Data Kekuatan Tarik Spesimen yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan Arus 150A
Hasil pengujian tarik spesimen yang telah mengalami proses pengelasan
dengan arus 150A dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:
48
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Kekuatan Tarik Spesimen austenitic stainless steel 304setelah Proses Pengelasan dengan Arus 150A.
Arus Pengelasan(Ampere)
Spesimen ke- Data Pengujian Tarik Letak Patah
σyp
(kg/mm2)ε
(%)σt
(kg/mm2)…mm dari pusat
lasan150 1 9,56 13,29 18,21 9,3
2 10,31 14,98 19,42 49,43 14,11 14,54 18,68 37,1Σ 33,98 42,82 56,31 95,8
Nilai rata-rata 11,33 14,27 18,77 31,93
Dari tabel 4.4 dapat dilihat hasil pengujian tarik memiliki angka kekuatan
tarik terendah 18,21 kg/mm2 dan angka kekuatan tarik tertinggi sebesar 19,42
kg/mm2. Angka rata-rata untuk tingkat kekuatan tarik ketiga spesimen pada
austenitic stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 150A
menunjukkan angka rata-rata 18,77 kg/mm2.
Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk
grafik agar terlihat lebih jelas variasi nilai kekuatan tarik pada austenitic stainless
steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 150A. Adapun grafik hasil
pengujian tarik dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.7 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 150A (1)
49
Gambar 4.8 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 150A (2)
Gambar 4.9 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 150A (3)
4.1.2 Uji Kekuatan Bending
Dengan dilakukannya pengujian bending, maka akan menghasilkan data
angka kekuatan bending untuk austenitic stainless steel 304. Dari pengujian ini
akan diketahui perbedaan nilai kekuatan bending pada masing-masing kelompok
perlakuan yang berbeda. Adapun hasil pengujian kekuatan bending pada
50
austenitic stainless steel 304 sebelum dan sesudah pengelasan adalah sebagai
berikut:
a. Deskripsi Data Kekuatan Bending Spesimen Tanpa Perlakuan
Kekuatan tarik spesimen tanpa perlakuan pada austenitic stainless steel
304 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Nilai Kekuatan Bending Spesimen austenitic stainless steel 304 tanpa perlakuan.Spesimen Data Pengujian Bending
Tegangan Bending(kg/mm2)
austenitic stainless steel 304 4,40
b. Deskripsi Data Kekuatan Bending Spesimen yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan Arus 80A
Dibawah ini disediakan tabel 4.6 hasil pengujian bending spesimen yang
telah mengalami proses pengelasan dengan arus 80A. Adapun tabel data kekuatan
bending tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Kekuatan Bending Spesimen austenitic stainless steel 304 setelah Proses Pengelasan dengan Arus 80A.
Arus Pengelasan(Ampere)
Spesimen ke- Data Pengujian Bending
Tegangan Bending(kg/mm2)
80 1 2,63
2 2,573 2,61Σ 7,81
Nilai rata-rata 2,60
Dari tabel 4.6 dapat dilihat hasil pengujian bending memiliki angka
kekuatan bending terendah 2,57 kg/mm2 dan angka kekuatan bending tertinggi
sebesar 2,63 kg/mm2. Angka rata-rata untuk tingkat kekuatan bending ketiga
spesimen pada austenitic stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan
arus 80A menunjukkan angka rata-rata 2,60 kg/mm2.
51
Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk
grafik agar terlihat lebih jelas variasi nilai kekuatan bending pada austenitic
stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 80A. Adapun grafik
hasil pengujian bending dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.10 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 80A (1)
Gambar 4.11 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 80A (2)
52
Gambar 4.12 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 80A (3)
c. Deskripsi Data Kekuatan Bending Spesimen yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan Arus 100A
Hasil pengujian bending spesimen yang telah mengalami proses
pengelasan dengan arus 100A dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Kekuatan Bending Spesimen austenitic stainless steel 304 setelah Proses Pengelasan dengan Arus 100A.
Arus Pengelasan(Ampere)
Spesimen ke- Data Pengujian Bending
Tegangan Bending(kg/mm2)
100 1 3,39
2 3,243 3,33Σ 9,96
Nilai rata-rata 3,32
Dari tabel 4.7 dapat dilihat hasil pengujian bending memiliki angka
kekuatan bending terendah 3,24 kg/mm2 dan angka kekuatan bending tertinggi
sebesar 3,39 kg/mm2. Angka rata-rata untuk tingkat kekuatan bending ketiga
53
spesimen pada austenitic stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan
arus 100A menunjukkan angka rata-rata 3,32 kg/mm2.
Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk
grafik agar terlihat lebih jelas variasi nilai kekuatan bending pada austenitic
stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 100A. Adapun
grafik hasil pengujian bending dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.13 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 100A (1)
54
Gambar 4.14 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 100A (2)
Gambar 4.15 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 100A (3)
d. Deskripsi Data Kekuatan Bending Spesimen yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan Arus 150A
Hasil pengujian bending spesimen yang telah mengalami proses
pengelasan dengan arus 150A dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini:
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Kekuatan Bending Spesimen austenitic stainless steel 304 setelah Proses Pengelasan dengan Arus 150A.
55
Arus Pengelasan(Ampere)
Spesimen ke- Data Pengujian Bending
Tegangan Bending(kg/mm2)
150 1 2,77
2 2,973 2,86Σ 8,60
Nilai rata-rata 2,87
Dari tabel 4.8 dapat dilihat hasil pengujian bending memiliki angka
kekuatan bending terendah 2,77 kg/mm2 dan angka kekuatan bending tertinggi
sebesar 2,97 kg/mm2. Angka rata-rata untuk tingkat kekuatan bending ketiga
spesimen pada austenitic stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan
arus 150A menunjukkan angka rata-rata 2,87 kg/mm2.
Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk
grafik agar terlihat lebih jelas variasi nilai kekuatan bending pada austenitic
stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 150A. Adapun
grafik hasil pengujian bending dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.16 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses
56
Pengelasan dengan arus 150A (1)
Gambar 4.17 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 150A (2)
Gambar 4.18 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 150A (3)
Dari beberapa tabel hasil pengujian kekuatan tarik dan kekuatan bending
diatas, maka tabel nilai kekuatan tarik dan kekuatan bending untuk austenitic
stainless steel 304 dapat disederhanakan menjadi tabel 4.9 dibawah ini sehingga
dapat terlihat nilai kekuatan tarik dan kekuatan bending pada austenitic stainless
57
steel 304 yang telah mengalami pengelasan dengan variasi arus 80A, 100A, dan
150A.
Tabel 4.9 Hasil Rata-rata Pengujian Tegangan Tarik dan Tegangan bending pada Proses Pengelasan dengan Variasi Arus 80A, 100A, dan 150A
Arus Pengelasan(Ampere)
DataPengujian Tarik Pengujian
Bendingσyp
(kg/mm2)ε
(%)σt
(kg/mm2)Tegangan Bending(kg/mm2)
Tanpa Perlakuan 31,51 52 67,91 4,4080 9,61 16,08 18,49 2,60100 11,73 14,50 22,25 3,32150 11,33 14,27 18,77 2,87
Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk
grafik agar terlihat lebih jelas perbedaan nilai kekuatan tarik dan kekuatan
bending pada austenitic stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan
variasi arus 80A, 100A, dan 150A. Adapun grafik hasil pengujian tarik dapat
dilihat pada gambar 4.19 dibawah ini:
tanpa per-lakuan
80A 100A 150A
tegangan tarik 67.91 18.4899999999998
22.25 18.77
5254565
tegangan tarik
(kgf
/mm
2)
Gambar 4.19 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan Variasi Arus 80A, 100A, dan 150A.
Adapun grafik hasil pengujian bending dapat dilihat pada gambar 4.20
dibawah ini:
58
tanpa per-lakuan
80A 100A 150A
tegangan bending 4.4 2.6 3.32 2.87
0.5
1.5
2.5
3.5
4.5
tegangan bending(k
gf/m
m2)
Gambar 4.20 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan Variasi Arus 80A, 100A, dan 150A.
4.2 Analisis Statistik
Berdasarkan data yang diperoleh setelah pelaksanaan penelitian ini yakni
data nilai kekuatan tarik dan kekuatan bending pada austenitic stainless steel 304
yang telah mengalami proses pengelasan dengan variasi arus 80A, 100A, dan
150A. Untuk menguji ada atau tidak ada perbedaan kekuatan tarik akibat variasi
arus las tungsten inert gas (TIG) pada pengelasan austenitic stainless steel dan
ada atau tidak ada perbedaan kekuatan bending akibat variasi arus las tungsten
inert gas (TIG) pada pengelasan austenitic stainless steel, maka dilakukan dengan
uji Anova dengan taraf signifikansi α = 0,05
4.2.1 Uji Normalitas Data
Sebelum pengujian statistik dilakukan, populasi diuji dengan uji
normalitas. Tujuannya adalah untuk melihat apakah populasi yang digunakan
termasuk berdistribusi normal atau tidak. Jika ternyata hasil uji berdistribusi
normal, pengujian statistik dapat dilakukan dengan uji parametrik, tetapi jika tidak
berdistribusi normal, maka uji statistik dilakukan dengan uji nonparametrik.
59
Adapun pengambilan keputusan untuk uji normalitas adalah sebagai
berikut:
a. Hipotesis
Hipotesis yang dihasilkan untuk kasus ini adalah:
H0 : populasi adalah normal
Ha : populasi adalah tidak normal
b. Dasar pengambilan keputusan
Nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05, distribusi adalah tidak normal
Nilai signifikansi atau probabilitas > 0.05, distribusi adalah normal
Tabel 4.10 dibawah ini merupakan hasil uji normalitas data pada
penelitian.
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestArus Pengelasan Tarik Bending
N 9 9 9Normal Parametersa,,b Mean 2.00 19.8344 2.9300
Std. Deviation .866 1.98373 .32051Most Extreme Differences Absolute .209 .164 .167
Positive .209 .164 .159Negative -.209 -.138 -.167
Kolmogorov-Smirnov Z .628 .492 .500Asymp. Sig. (2-tailed) .826 .969 .964
Berdasarkan tabel 4.10 diatas yaitu hasil uji Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig.(2-tailed) untuk variabel Arus Pengelasan
adalah 0,826, variabel tarik 0,969 dan nilai variabel bending 0,964. Karena
masing-masing variabel nilainya melebihi nilai α (alpha) 0,05 sehingga dapat
diambil keputusan bahwa H0 yang menyatakan populasi adalah normal tidak
ditolak. Dengan kata lain, populasi data yang telah diuji berdistribusi normal dan
asumsi yang digunakan pada pengujian anova yaitu populasi yang akan diuji
berdistribusi normal sudah terpenuhi.
60
4.2.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat kehomogenan data varian
sebagai prasyarat uji anova satu arah. Pedoman dalam pengambilan keputusan
untuk uji homogenitas adalah berdasarkan uji Levenes. Uji ini bertujuan untuk
menguji berlaku atau tidaknya asumsi anova satu arah, yaitu apakah semua
populasi mempunyai varian yang sama atau tidak.
Adapun pengambilan keputusan untuk uji homogenitas adalah sebagai
berikut:
a. Hipotesis
Hipotesis yang dihasilkan untuk kasus ini adalah:
H0 : ketiga varians populasi adalah identik
Ha : ketiga varians populasi adalah tidak identik
b. Dasar pengambilan keputusan
Nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak
Nilai signifikansi atau probabilitas > 0.05, maka H0 tidak ditolak
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.Tarik 2.098 2 6 .204Bending 1.119 2 6 .386
Hasil uji homogenitas pada tabel 4.11 diatas menggunakan uji Levene.
Nilai Levene F hitung sebesar 2,098 dengan nilai probabilitas adalah 0,204 untuk
variabel tarik, dan untuk variabel bending nilai F hitungnya 1,119 dan nilai
probabilitasnya adalah 0,386. Karena nilai probabilitas baik variabel tarik maupun
variabel bending > dari 0,05, maka H0 tidak ditolak, dengan kata lain ketiga
61
varians populasi adalah identik atau sama. Dengan demikian, asumsi kesamaan
varians untuk uji Anova sudah terpenuhi.
4.2.3 Pengujian One Way Anova
Setelah diketahui data berdistribusi normal dan terbukti bahwa ketiga
varian adalah homogen, selanjutnya data hasil pengujian kekuatan tarik dan
bending austenitic stainless steel 304 yang telah mengalami proses pengelasan
tersebut di analisis satu jalur (one way anova). Analisis varian satu jalur
merupakan teknik analisis multivariate yang berfungsi membedakan rerata lebih
dari dua kelompok data dengan cara membandingkan variansinya. Setelah pada
ketiga variasi perlakuan terbukti sama, kemudian dilakukan uji one way anova
untuk menguji apakah ketiga perlakuan mempunyai rerata yang sama.
Tabel 4.12 Data Anova Pengaruh Variasi Arus Pengelasan terhadap Tingkat Kekuatan Tarik dan Kekuatan BendingAustenitic Stainless Steel 304
ANOVASum of Squares df Mean Square F Sig.
Tarik Between Groups 26.305 2 13.153 15.245 .004Within Groups 5.176 6 .863Total 31.481 8
Bending Between Groups .788 2 .394 70.962 .000Within Groups .033 6 .006Total .822 8
a. Hipotesis
Hipotesis yang dihasilkan dalam kasus ini adalah sebagai berikut:
H0 : ketiga rata-rata populasi adalah identik
Ha : ketiga rata-rata populasi adalah tidak identik
b. Dasar pengambilan keputusan
Jika statistik hitung (angka F output) > statistik tabel (tabel F) atau nilai
signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak
62
Jika statistik hitung (angka F output) < statistik tabel (tabel F) atau nilai
signifikansi > 0.05, maka H0 tidak ditolak
F hitung dari output untuk uji tarik adalah 15,245 dan untuk bending
70,962
Sedang statistik tabel bisa dihitung pada tabel F:
Tingkat signifikansi (α) adalah 5 %
Numerator adalah (jumlah jenis perlakuan - 1) atau 3 - 1 = 2
Denumerator = jumlah kasus - jumlah variabel perlakuan, atau 9 – 3 = 6
Dari tabel F, didapat angka 5,14.
Terlihat bahwa F hitung untuk uji tarik adalah 15,245 dengan probabilitas
0,004 dan F hitung untuk bending 70,962 dengan probabilitas 0,000. Karena
probabilitas < 0,05 maka H0 yang menyatakan ketiga rata-rata populasi adalah
identik ditolak dan Ha tidak ditolak. Dengan kata lain nilai rata-rata kekuatan tarik
dan bending austenitic stainless steel 304 setelah mengalami proses pengelasan
dengan variasi arus 80A, 100A, dan 150A tersebut berbeda.
Setelah mendapatkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan variasi arus
terhadap kekuatan tarik dan bending austenitic stainless steel 304, selanjutnya
perlu dilakukan pengujian sumbangan efektif variabel. Dari hasil pengujian ini,
akan didapatkan sebarapa besar pengaruh variabel bebas terhadap hasil variabel
terikat.
Tabel 4.13 Hasil Pengujian Sumbangan Efektif Variabel
Measures of AssociationModel R R Squared Adjusted R
SquareStd. Error of the
EstimateTarik .159a .025 -.114 2.09371Bending .126a .016 -.125 .33990
63
Dari tabel 4.13 terlihat bahwa nilai Rsquared kekuatan tarik adalah 0,025 atau
2,5%. Dapat diartikan bahwa arus pengelasan hanya mempengaruhi 2,5%
kekuatan hasil pengelasan untuk menahan kekuatan tarik. Sedangkan nilai Rsquared
kekuatan bending adalah 0,016 atau 1,6%, berarti bahwa arus pengelasan hanya
mempengaruhi 1,6% kekuatan hasil pengelasan untuk menahan kekuatan bending.
Sisanya untuk kekuatan tarik 97,5% dan bending 98,4% adalah dipengaruhi oleh
variabel lain yang lebih dominan yang menentukan kekuatan hasil pengelasan
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.