BAB IV

28
BAB IV HASIL ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa angka dan pemaparan yang meliputi pengujian kekuatan tarik dan kekuatan bending pada material austenitic stainless steel 304 yang telah mengalami proses pengelasan dengan variasi arus 80A, 100A, dan 150A. 4.1.1 Uji Kekuatan Tarik Dengan dilakukannya pengujian kekuatan tarik, maka akan menghasilkan data angka kekuatan tarik untuk austenitic stainless steel 304. Dari pengujian ini akan diketahui perbedaan nilai kekuatan tarik pada masing- masing kelompok perlakuan yang berbeda. Adapun hasil pengujian kekuatan tarik pada austenitic stainless steel 304 sebelum dan sesudah pengelasan adalah sebagai berikut: a. Deskripsi Data Kekuatan Tarik Spesimen Tanpa Perlakuan Kekuatan tarik spesimen tanpa perlakuan pada austenitic stainless steel 304 adalah sebagai berikut: 43

Transcript of BAB IV

BAB IV

HASIL ANALISIS

4.1 Deskripsi Data

Data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa angka dan pemaparan

yang meliputi pengujian kekuatan tarik dan kekuatan bending pada material

austenitic stainless steel 304 yang telah mengalami proses pengelasan dengan

variasi arus 80A, 100A, dan 150A.

4.1.1 Uji Kekuatan Tarik

Dengan dilakukannya pengujian kekuatan tarik, maka akan menghasilkan

data angka kekuatan tarik untuk austenitic stainless steel 304. Dari pengujian ini

akan diketahui perbedaan nilai kekuatan tarik pada masing-masing kelompok

perlakuan yang berbeda. Adapun hasil pengujian kekuatan tarik pada austenitic

stainless steel 304 sebelum dan sesudah pengelasan adalah sebagai berikut:

a. Deskripsi Data Kekuatan Tarik Spesimen Tanpa Perlakuan

Kekuatan tarik spesimen tanpa perlakuan pada austenitic stainless steel

304 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Nilai Kekuatan Tarik Spesimen austenitic stainless steel 304 tanpa perlakuanSpesimen Data Pengujian Tarik

σyp

(kg/mm2)ε

(%)σt

(kg/mm2)austenitic stainless steel 304 31,51 52 67,91

b. Deskripsi Data Kekuatan Tarik Spesimen yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan Arus 80A

Dibawah ini disediakan tabel 4.2 hasil pengujian tarik spesimen yang telah

mengalami proses pengelasan dengan arus 80A. Adapun tabel data kekuatan tarik

tersebut adalah sebagai berikut:

43

44

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Kekuatan Tarik Spesimen austenitic stainless steel 304setelah Proses Pengelasan dengan Arus 80A

Arus Pengelasan(Ampere)

Spesimen ke- Data Pengujian Tarik Letak Patah

Σyp

(kg/mm2)ε

(%)σt

(kg/mm2)…mm dari pusat

lasan80 1 9,09 18,49 17,61 32,6

2 9,49 14,66 17,88 6,83 10,26 15,08 19,97 34,9Σ 28,84 48,23 55,46 74,3

Nilai rata-rata 9,61 16,08 18,49 24,77

Dari tabel 4.2 dapat dilihat hasil pengujian tarik memiliki angka kekuatan

tarik terendah 17,61 kg/mm2 dan angka kekuatan tarik tertinggi sebesar 19,97

kg/mm2. Angka rata-rata untuk tingkat kekuatan tarik ketiga spesimen pada

austenitic stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 80A

menunjukkan angka rata-rata 18,49 kg/mm2.

Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk

grafik agar terlihat lebih jelas variasi nilai kekuatan tarik pada austenitic stainless

steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 80A. Adapun grafik hasil

pengujian tarik dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.1 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 80A (1)

45

Gambar 4.2 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 80A (2)

Gambar 4.3 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 80A (3)

c. Deskripsi Data Kekuatan Tarik Spesimen yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan Arus 100A

Hasil pengujian tarik spesimen yang telah mengalami proses pengelasan

dengan arus 100A dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:

46

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Kekuatan Tarik Spesimen austenitic stainless steel 304setelah Proses Pengelasan dengan Arus 100A.

Arus Pengelasan(Ampere)

Spesimen ke- Data Pengujian Tarik Letak Patah

σyp

(kg/mm2)ε

(%)σt

(kg/mm2)…mm dari pusat

lasan100 1 11,80 14,57 22,57 35,6

2 11,60 13,37 21,40 46,23 11,80 15,57 22,77 38,2Σ 35,2 43,51 66,74 120,00

Nilai rata-rata 11,73 14,50 22,25 40,00

Dari tabel 4.3 dapat dilihat hasil pengujian tarik memiliki angka kekuatan

tarik terendah 21,40 kg/mm2 dan angka kekuatan tarik tertinggi sebesar 22,77

kg/mm2. Angka rata-rata untuk tingkat kekuatan tarik ketiga spesimen pada

austenitic stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 100A

menunjukkan angka rata-rata 22,25 kg/mm2.

Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk

grafik agar terlihat lebih jelas variasi nilai kekuatan tarik pada austenitic stainless

steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 100A. Adapun grafik hasil

pengujian tarik dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.4 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 100A (1)

47

Gambar 4.5 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 100A (2)

Gambar 4.6 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 100A (3)

d. Deskripsi Data Kekuatan Tarik Spesimen yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan Arus 150A

Hasil pengujian tarik spesimen yang telah mengalami proses pengelasan

dengan arus 150A dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:

48

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Kekuatan Tarik Spesimen austenitic stainless steel 304setelah Proses Pengelasan dengan Arus 150A.

Arus Pengelasan(Ampere)

Spesimen ke- Data Pengujian Tarik Letak Patah

σyp

(kg/mm2)ε

(%)σt

(kg/mm2)…mm dari pusat

lasan150 1 9,56 13,29 18,21 9,3

2 10,31 14,98 19,42 49,43 14,11 14,54 18,68 37,1Σ 33,98 42,82 56,31 95,8

Nilai rata-rata 11,33 14,27 18,77 31,93

Dari tabel 4.4 dapat dilihat hasil pengujian tarik memiliki angka kekuatan

tarik terendah 18,21 kg/mm2 dan angka kekuatan tarik tertinggi sebesar 19,42

kg/mm2. Angka rata-rata untuk tingkat kekuatan tarik ketiga spesimen pada

austenitic stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 150A

menunjukkan angka rata-rata 18,77 kg/mm2.

Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk

grafik agar terlihat lebih jelas variasi nilai kekuatan tarik pada austenitic stainless

steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 150A. Adapun grafik hasil

pengujian tarik dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.7 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 150A (1)

49

Gambar 4.8 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 150A (2)

Gambar 4.9 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 150A (3)

4.1.2 Uji Kekuatan Bending

Dengan dilakukannya pengujian bending, maka akan menghasilkan data

angka kekuatan bending untuk austenitic stainless steel 304. Dari pengujian ini

akan diketahui perbedaan nilai kekuatan bending pada masing-masing kelompok

perlakuan yang berbeda. Adapun hasil pengujian kekuatan bending pada

50

austenitic stainless steel 304 sebelum dan sesudah pengelasan adalah sebagai

berikut:

a. Deskripsi Data Kekuatan Bending Spesimen Tanpa Perlakuan

Kekuatan tarik spesimen tanpa perlakuan pada austenitic stainless steel

304 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Nilai Kekuatan Bending Spesimen austenitic stainless steel 304 tanpa perlakuan.Spesimen Data Pengujian Bending

Tegangan Bending(kg/mm2)

austenitic stainless steel 304 4,40

b. Deskripsi Data Kekuatan Bending Spesimen yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan Arus 80A

Dibawah ini disediakan tabel 4.6 hasil pengujian bending spesimen yang

telah mengalami proses pengelasan dengan arus 80A. Adapun tabel data kekuatan

bending tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Kekuatan Bending Spesimen austenitic stainless steel 304 setelah Proses Pengelasan dengan Arus 80A.

Arus Pengelasan(Ampere)

Spesimen ke- Data Pengujian Bending

Tegangan Bending(kg/mm2)

80 1 2,63

2 2,573 2,61Σ 7,81

Nilai rata-rata 2,60

Dari tabel 4.6 dapat dilihat hasil pengujian bending memiliki angka

kekuatan bending terendah 2,57 kg/mm2 dan angka kekuatan bending tertinggi

sebesar 2,63 kg/mm2. Angka rata-rata untuk tingkat kekuatan bending ketiga

spesimen pada austenitic stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan

arus 80A menunjukkan angka rata-rata 2,60 kg/mm2.

51

Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk

grafik agar terlihat lebih jelas variasi nilai kekuatan bending pada austenitic

stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 80A. Adapun grafik

hasil pengujian bending dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.10 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 80A (1)

Gambar 4.11 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 80A (2)

52

Gambar 4.12 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 80A (3)

c. Deskripsi Data Kekuatan Bending Spesimen yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan Arus 100A

Hasil pengujian bending spesimen yang telah mengalami proses

pengelasan dengan arus 100A dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Kekuatan Bending Spesimen austenitic stainless steel 304 setelah Proses Pengelasan dengan Arus 100A.

Arus Pengelasan(Ampere)

Spesimen ke- Data Pengujian Bending

Tegangan Bending(kg/mm2)

100 1 3,39

2 3,243 3,33Σ 9,96

Nilai rata-rata 3,32

Dari tabel 4.7 dapat dilihat hasil pengujian bending memiliki angka

kekuatan bending terendah 3,24 kg/mm2 dan angka kekuatan bending tertinggi

sebesar 3,39 kg/mm2. Angka rata-rata untuk tingkat kekuatan bending ketiga

53

spesimen pada austenitic stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan

arus 100A menunjukkan angka rata-rata 3,32 kg/mm2.

Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk

grafik agar terlihat lebih jelas variasi nilai kekuatan bending pada austenitic

stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 100A. Adapun

grafik hasil pengujian bending dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.13 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 100A (1)

54

Gambar 4.14 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 100A (2)

Gambar 4.15 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 100A (3)

d. Deskripsi Data Kekuatan Bending Spesimen yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan Arus 150A

Hasil pengujian bending spesimen yang telah mengalami proses

pengelasan dengan arus 150A dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini:

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Kekuatan Bending Spesimen austenitic stainless steel 304 setelah Proses Pengelasan dengan Arus 150A.

55

Arus Pengelasan(Ampere)

Spesimen ke- Data Pengujian Bending

Tegangan Bending(kg/mm2)

150 1 2,77

2 2,973 2,86Σ 8,60

Nilai rata-rata 2,87

Dari tabel 4.8 dapat dilihat hasil pengujian bending memiliki angka

kekuatan bending terendah 2,77 kg/mm2 dan angka kekuatan bending tertinggi

sebesar 2,97 kg/mm2. Angka rata-rata untuk tingkat kekuatan bending ketiga

spesimen pada austenitic stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan

arus 150A menunjukkan angka rata-rata 2,87 kg/mm2.

Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk

grafik agar terlihat lebih jelas variasi nilai kekuatan bending pada austenitic

stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan arus 150A. Adapun

grafik hasil pengujian bending dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.16 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses

56

Pengelasan dengan arus 150A (1)

Gambar 4.17 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 150A (2)

Gambar 4.18 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan arus 150A (3)

Dari beberapa tabel hasil pengujian kekuatan tarik dan kekuatan bending

diatas, maka tabel nilai kekuatan tarik dan kekuatan bending untuk austenitic

stainless steel 304 dapat disederhanakan menjadi tabel 4.9 dibawah ini sehingga

dapat terlihat nilai kekuatan tarik dan kekuatan bending pada austenitic stainless

57

steel 304 yang telah mengalami pengelasan dengan variasi arus 80A, 100A, dan

150A.

Tabel 4.9 Hasil Rata-rata Pengujian Tegangan Tarik dan Tegangan bending pada Proses Pengelasan dengan Variasi Arus 80A, 100A, dan 150A

Arus Pengelasan(Ampere)

DataPengujian Tarik Pengujian

Bendingσyp

(kg/mm2)ε

(%)σt

(kg/mm2)Tegangan Bending(kg/mm2)

Tanpa Perlakuan 31,51 52 67,91 4,4080 9,61 16,08 18,49 2,60100 11,73 14,50 22,25 3,32150 11,33 14,27 18,77 2,87

Selain dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk

grafik agar terlihat lebih jelas perbedaan nilai kekuatan tarik dan kekuatan

bending pada austenitic stainless steel 304 setelah mengalami pengelasan dengan

variasi arus 80A, 100A, dan 150A. Adapun grafik hasil pengujian tarik dapat

dilihat pada gambar 4.19 dibawah ini:

tanpa per-lakuan

80A 100A 150A

tegangan tarik 67.91 18.4899999999998

22.25 18.77

5254565

tegangan tarik

(kgf

/mm

2)

Gambar 4.19 Grafik Nilai Pengujian Tarik yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan Variasi Arus 80A, 100A, dan 150A.

Adapun grafik hasil pengujian bending dapat dilihat pada gambar 4.20

dibawah ini:

58

tanpa per-lakuan

80A 100A 150A

tegangan bending 4.4 2.6 3.32 2.87

0.5

1.5

2.5

3.5

4.5

tegangan bending(k

gf/m

m2)

Gambar 4.20 Grafik Nilai Pengujian Bending yang telah Mengalami Proses Pengelasan dengan Variasi Arus 80A, 100A, dan 150A.

4.2 Analisis Statistik

Berdasarkan data yang diperoleh setelah pelaksanaan penelitian ini yakni

data nilai kekuatan tarik dan kekuatan bending pada austenitic stainless steel 304

yang telah mengalami proses pengelasan dengan variasi arus 80A, 100A, dan

150A. Untuk menguji ada atau tidak ada perbedaan kekuatan tarik akibat variasi

arus las tungsten inert gas (TIG) pada pengelasan austenitic stainless steel dan

ada atau tidak ada perbedaan kekuatan bending akibat variasi arus las tungsten

inert gas (TIG) pada pengelasan austenitic stainless steel, maka dilakukan dengan

uji Anova dengan taraf signifikansi α = 0,05

4.2.1 Uji Normalitas Data

Sebelum pengujian statistik dilakukan, populasi diuji dengan uji

normalitas. Tujuannya adalah untuk melihat apakah populasi yang digunakan

termasuk berdistribusi normal atau tidak. Jika ternyata hasil uji berdistribusi

normal, pengujian statistik dapat dilakukan dengan uji parametrik, tetapi jika tidak

berdistribusi normal, maka uji statistik dilakukan dengan uji nonparametrik.

59

Adapun pengambilan keputusan untuk uji normalitas adalah sebagai

berikut:

a. Hipotesis

Hipotesis yang dihasilkan untuk kasus ini adalah:

H0 : populasi adalah normal

Ha : populasi adalah tidak normal

b. Dasar pengambilan keputusan

Nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05, distribusi adalah tidak normal

Nilai signifikansi atau probabilitas > 0.05, distribusi adalah normal

Tabel 4.10 dibawah ini merupakan hasil uji normalitas data pada

penelitian.

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestArus Pengelasan Tarik Bending

N 9 9 9Normal Parametersa,,b Mean 2.00 19.8344 2.9300

Std. Deviation .866 1.98373 .32051Most Extreme Differences Absolute .209 .164 .167

Positive .209 .164 .159Negative -.209 -.138 -.167

Kolmogorov-Smirnov Z .628 .492 .500Asymp. Sig. (2-tailed) .826 .969 .964

Berdasarkan tabel 4.10 diatas yaitu hasil uji Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig.(2-tailed) untuk variabel Arus Pengelasan

adalah 0,826, variabel tarik 0,969 dan nilai variabel bending 0,964. Karena

masing-masing variabel nilainya melebihi nilai α (alpha) 0,05 sehingga dapat

diambil keputusan bahwa H0 yang menyatakan populasi adalah normal tidak

ditolak. Dengan kata lain, populasi data yang telah diuji berdistribusi normal dan

asumsi yang digunakan pada pengujian anova yaitu populasi yang akan diuji

berdistribusi normal sudah terpenuhi.

60

4.2.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat kehomogenan data varian

sebagai prasyarat uji anova satu arah. Pedoman dalam pengambilan keputusan

untuk uji homogenitas adalah berdasarkan uji Levenes. Uji ini bertujuan untuk

menguji berlaku atau tidaknya asumsi anova satu arah, yaitu apakah semua

populasi mempunyai varian yang sama atau tidak.

Adapun pengambilan keputusan untuk uji homogenitas adalah sebagai

berikut:

a. Hipotesis

Hipotesis yang dihasilkan untuk kasus ini adalah:

H0 : ketiga varians populasi adalah identik

Ha : ketiga varians populasi adalah tidak identik

b. Dasar pengambilan keputusan

Nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak

Nilai signifikansi atau probabilitas > 0.05, maka H0 tidak ditolak

Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.Tarik 2.098 2 6 .204Bending 1.119 2 6 .386

Hasil uji homogenitas pada tabel 4.11 diatas menggunakan uji Levene.

Nilai Levene F hitung sebesar 2,098 dengan nilai probabilitas adalah 0,204 untuk

variabel tarik, dan untuk variabel bending nilai F hitungnya 1,119 dan nilai

probabilitasnya adalah 0,386. Karena nilai probabilitas baik variabel tarik maupun

variabel bending > dari 0,05, maka H0 tidak ditolak, dengan kata lain ketiga

61

varians populasi adalah identik atau sama. Dengan demikian, asumsi kesamaan

varians untuk uji Anova sudah terpenuhi.

4.2.3 Pengujian One Way Anova

Setelah diketahui data berdistribusi normal dan terbukti bahwa ketiga

varian adalah homogen, selanjutnya data hasil pengujian kekuatan tarik dan

bending austenitic stainless steel 304 yang telah mengalami proses pengelasan

tersebut di analisis satu jalur (one way anova). Analisis varian satu jalur

merupakan teknik analisis multivariate yang berfungsi membedakan rerata lebih

dari dua kelompok data dengan cara membandingkan variansinya. Setelah pada

ketiga variasi perlakuan terbukti sama, kemudian dilakukan uji one way anova

untuk menguji apakah ketiga perlakuan mempunyai rerata yang sama.

Tabel 4.12 Data Anova Pengaruh Variasi Arus Pengelasan terhadap Tingkat Kekuatan Tarik dan Kekuatan BendingAustenitic Stainless Steel 304

ANOVASum of Squares df Mean Square F Sig.

Tarik Between Groups 26.305 2 13.153 15.245 .004Within Groups 5.176 6 .863Total 31.481 8

Bending Between Groups .788 2 .394 70.962 .000Within Groups .033 6 .006Total .822 8

a. Hipotesis

Hipotesis yang dihasilkan dalam kasus ini adalah sebagai berikut:

H0 : ketiga rata-rata populasi adalah identik

Ha : ketiga rata-rata populasi adalah tidak identik

b. Dasar pengambilan keputusan

Jika statistik hitung (angka F output) > statistik tabel (tabel F) atau nilai

signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak

62

Jika statistik hitung (angka F output) < statistik tabel (tabel F) atau nilai

signifikansi > 0.05, maka H0 tidak ditolak

F hitung dari output untuk uji tarik adalah 15,245 dan untuk bending

70,962

Sedang statistik tabel bisa dihitung pada tabel F:

Tingkat signifikansi (α) adalah 5 %

Numerator adalah (jumlah jenis perlakuan - 1) atau 3 - 1 = 2

Denumerator = jumlah kasus - jumlah variabel perlakuan, atau 9 – 3 = 6

Dari tabel F, didapat angka 5,14.

Terlihat bahwa F hitung untuk uji tarik adalah 15,245 dengan probabilitas

0,004 dan F hitung untuk bending 70,962 dengan probabilitas 0,000. Karena

probabilitas < 0,05 maka H0 yang menyatakan ketiga rata-rata populasi adalah

identik ditolak dan Ha tidak ditolak. Dengan kata lain nilai rata-rata kekuatan tarik

dan bending austenitic stainless steel 304 setelah mengalami proses pengelasan

dengan variasi arus 80A, 100A, dan 150A tersebut berbeda.

Setelah mendapatkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan variasi arus

terhadap kekuatan tarik dan bending austenitic stainless steel 304, selanjutnya

perlu dilakukan pengujian sumbangan efektif variabel. Dari hasil pengujian ini,

akan didapatkan sebarapa besar pengaruh variabel bebas terhadap hasil variabel

terikat.

Tabel 4.13 Hasil Pengujian Sumbangan Efektif Variabel

Measures of AssociationModel R R Squared Adjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateTarik .159a .025 -.114 2.09371Bending .126a .016 -.125 .33990

63

Dari tabel 4.13 terlihat bahwa nilai Rsquared kekuatan tarik adalah 0,025 atau

2,5%. Dapat diartikan bahwa arus pengelasan hanya mempengaruhi 2,5%

kekuatan hasil pengelasan untuk menahan kekuatan tarik. Sedangkan nilai Rsquared

kekuatan bending adalah 0,016 atau 1,6%, berarti bahwa arus pengelasan hanya

mempengaruhi 1,6% kekuatan hasil pengelasan untuk menahan kekuatan bending.

Sisanya untuk kekuatan tarik 97,5% dan bending 98,4% adalah dipengaruhi oleh

variabel lain yang lebih dominan yang menentukan kekuatan hasil pengelasan

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.