BAB IV

4
BAB IV Pembahasan Kasus A. Efek B. Peran Perawat dan Orang Tua Pendidikan seks merupakan upaya pengajaran penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kapada anak sejak ia mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan seks, naluri, dan perkawinan. Sedangkan pendidikan seksualitas di sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan yang diberikan oleh orang tua. Pendidikan seksualitas yang diberikan oleh orang tua maupun sekolah sebaiknya tidak dilakukan dengan komunikasi yang bersifat dua arah. Orang tua maupun guru sebaiknya tidak hanya memberikan larangan kepada anak, tetapi juga menjelaskan alasan mengapa sebuah perilaku dilarang. Perawat juga memiliki peranan dalam kasus diatas. Peran perawat dalam tumbuh kembang anak diantaranya adalah membantu anak menyelesaikan tahap-tahap perkembangan dan antisipasi terhadap orang tua tentang fase-fase yang akan dilaluinya. Selain itu perawat dapat melakukan tindakan, beberapa tindakan diantaranya adalah: 1. Tindakan diagnostik : wawancara dengan klien, pemeriksaan fisik, pengambilan sample untuk pemeriksaan lab. 2. Tindakan terapeutik : bertujuan untuk mengurangi, mencegah dan mengatasi masalah klien.

description

Bab 4

Transcript of BAB IV

BAB IVPembahasan KasusA. EfekB. Peran Perawat dan Orang TuaPendidikan seks merupakan upaya pengajaran penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kapada anak sejak ia mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan seks, naluri, dan perkawinan. Sedangkan pendidikan seksualitas di sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan yang diberikan oleh orang tua. Pendidikan seksualitas yang diberikan oleh orang tua maupun sekolah sebaiknya tidak dilakukan dengan komunikasi yang bersifat dua arah. Orang tua maupun guru sebaiknya tidak hanya memberikan larangan kepada anak, tetapi juga menjelaskan alasan mengapa sebuah perilaku dilarang. Perawat juga memiliki peranan dalam kasus diatas. Peran perawat dalam tumbuh kembang anak diantaranya adalah membantu anak menyelesaikan tahap-tahap perkembangan dan antisipasi terhadap orang tua tentang fase-fase yang akan dilaluinya. Selain itu perawat dapat melakukan tindakan, beberapa tindakan diantaranya adalah:1. Tindakan diagnostik : wawancara dengan klien, pemeriksaan fisik, pengambilan sample untuk pemeriksaan lab.2. Tindakan terapeutik : bertujuan untuk mengurangi, mencegah dan mengatasi masalah klien. 3. Tindakan edukasi : bertujuan mengubah perilaku klien dengan promosi kesehatan. 4. Tindakan merujuk : kemampuan perawat untuk mengambil keputusan klinik dan kemampuan untuk melakukan kerjasama dengan tim kesehatan lainnyaParent-Child Interaction Therapy (PCIT)Parent-Child Interaction Therapy (PCIT) merupakan program pelatihan prilaku yang dikembangkan oleh Dr. Sheila Eyberg yang melibatkan kerjasama antara orang tua dan anak (McNeil & Hembree-Kigin, 2010; Nurita, 2012). PCIT awalnya diterapkan untuk usia anak-anak awal yaitu usia 3 sampai 6 tahun, dewasa ini PCIT telah berkembang dan diterapkan pada anak berusia 7 hingga 12 tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa PCIT dapat memberikan efek penurunan masalah perilaku pada anak, peningkatan keterampilan orang tua, dan penurunan stree pada orang tua. Melalui PCIT, orang tua belajar untuk menjalin ikatan dengan anak dan mengembangkan gaya pengasuhan yang lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan anak yang pernah mengalami pengalaman negative. Misalnya orang tua belajar memperkuat model dan menemukan cara konstruktif pengelolaan emosi, seperti frustasi, trauma, dan ketertekanan psikis yang dialami oleh anak. Penerapan PCIT salah satunya adalah pemberian perhatian positif terhadap prilaku anak yang diharapkan dengan itu dapat membangun self-esteem yang baik pada anak. Program Parent-Child Interaction Therapy (PCIT) menggunakan dua tahap, yait :1. Child Directed Interaction (CDI)Pada tahap ini orang tua dilatih untuk meningkatkkan hubungan antara orang tua dengan anak melnggunakan keterampilan. Keterampilan yang akan diajarkan yaitu:a. Memuji (praising). Pada anak usia sekolah, penting untuk pemberian pujian unlabeled. Pujian unlabeled merupakan pujian yang tidak perlu disertai dengan kegiatan postif yang anak lakukan, seperti bagus. Selain dengan cara verbal, pujian pun dapat diberikan dengan cara non-verbal, seperti mengusap kepala, dll.b. Merefleksi (reflection). Orang tua mengulang dan menanggapi apa yang dikatakan dan dilakukan anak, hal ini menunjukan bahwa orang tua mendengarkan dan menunjukan komunikasi yang efektif. c. Mengimitasi (imitating). Orang tua diharapkan tidak mengimitasi prilaku anak secara langsung.d. Menjelaskan/mendeskripsikan (describing). Orang tua mengambarkan aktivitas anak, disini orang tua harus menunjukan minat dan menggunakan kosa kata yang positif saat berbicara dengan anak.e. Antusis (enthusiasm). Pada anak usia sekolah, sebaiknya menunjukan antusis secara halus dan dengan sikap yang tulus.2. Discipline and Compliance (PDI)Pada tahap ini, keterampilan yang diajarkan adalah orang tua berlatih untuk meningkatkan disiplin anak. Agar meningkatkan disiplin, orang tua harus merespon secara berbeda ketika anak disiplin atau tidak. Keterampilan yang diajarkan diantarnya adalah:a. Memberikan perintah secara efektifb. Memuji saat anak disiplin kepatuhanc. Menggunakan time-out saat anak menunjukan ketidakpatuhand. Membangun aturan

Daftar Pustaka:Bowden, V. R.,Greenberg, C. S. (2010). Children and Their Families: The Continuum of Care. Philadelphia: Wolters KluwerNuritas, S. (2012). Pendekatan PCIT (Parent-Child Interaction Therapy) pada Anak Usia Sekolah dengan Masalah Prilaku Disruptive). http://lib.ui.ac.id/file?file=dig ital/20314253-T%2031196-Pendekatan%20PCIT-full%20text.pdf (diakses pada 13-02-2015 16.59 WIB)Child Welfare Information Gateway. (2012). Trauma-Focused Cognitive Behavioral Therapy for Children Affected by Sexual Abuse or Trauma. https://www.childwelfare.gov/pubs/ trauma/ (diakses pada 13-02-2015 16.39 WIB)