BAB IV

23
IV-1 BAB IV ANALISA PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISA PENGOLAHAN DATA 4.1 PENGUMPULAN DATA Data yang diperoleh pada penelitian ini dengan cara surveypada responden yang sesuai terhadap sasaran dari penelitian ini, yaitu tujuann mendapatkan data yang valid sesuai dengan data yang diperlukan. Pengumpul data dilakukan dengan cara mendistribusikan kuisioner kepada responden. Penyebaran kuisioner ditujukan kepada 14 proyek terhadap ! responde kuisioner yang kembali sejumlah " kuisioner. #etiap 1 proyek di kuesioner dan pengisian dilakukan oleh orang yang terlibat dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi yang memahami tentang penerapan mana mutu pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi gedung bertingkat. Data kualitati$ pada penelitian ini yaituberupa kuisioner, #ementara untuk menguji validitas dan realibilitas dengan melihat variabel terikat Variabel terikat adalah quality planning, quality assurance, quality co variabel bebas adalah %1-%1", &1-&11, '1-'1(. 4.1.1 Responden Sasaran Data yang diperoleh dari total " kuisioner berupa nama perusahaan, nama proyek, lokasi proyek, tahunpelaksanaan, pemilik proyek, jenis bangunan, jenis konstruksi, jumlahpekerja, kedudukan JURUSAN TEKNIK SIPIL

description

asdsafadf

Transcript of BAB IV

BAB IVANALISA PENGOLAHAN DATA

4.1PENGUMPULAN DATAData yang diperoleh pada penelitian ini dengan cara survey pada responden yang sesuai terhadap sasaran dari penelitian ini, yaitu tujuannya untuk mendapatkan data yang valid sesuai dengan data yang diperlukan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendistribusikan kuisioner kepada responden.Penyebaran kuisioner ditujukan kepada 14 proyek terhadap 35 responden, kuisioner yang kembali sejumlah 30 kuisioner. Setiap 1 proyek diberikan 1-5 kuesioner dan pengisian dilakukan oleh orang yang terlibat dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi yang memahami tentang penerapan manajemen mutu pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi gedung bertingkat.Data kualitatif pada penelitian ini yaitu berupa kuisioner, Sementara untuk menguji validitas dan realibilitas dengan melihat variabel terikat dan bebas. Variabel terikat adalah quality planning, quality assurance, quality control, dan variabel bebas adalah A1-A10, B1-B11, C1-C12.

4.1.1Responden SasaranData yang diperoleh dari total 30 kuisioner berupa nama perusahaan, nama proyek, lokasi proyek, tahun pelaksanaan, pemilik proyek, jenis bangunan, jenis konstruksi, jumlah pekerja, kedudukan perusahaan, lingkup pekerjaan, dan pendidikan terakhir responden. Adapun nama nama perusahaan yang terdata beserta proyeknya, yaitu:1. Supermall Karawaci Lippo Karawaci2. U Residence U Residence 23. PT. Kipra Sarana Gedung Stikes4. PT. Stadin Strukturindo Konsultan Pulo Gadung Trade Center5. PT. Stadin Strukturindo Konsultan BSD Trade Center6. PT. Stadin Strukturindo Konsultan Tangram Hotel7. PT. Stadin Strukturindo Konsultan Sorong Papua Office8. JO. Sarana Adi Taruna Renovasi Gedung Balaikota9. PT. Setia Honda Mandiri - Bangunan Pendukung Kantor MHI10. PT. Setia Honda Mandiri Asuransi Astra Buana Kemudian berdasarkan pemilik proyek dan pendidikan terakhir responden dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2 dibawah ini.

53%47%Gambar 4.1 Kepemilikan Proyek

80%20%Gambar 4.2 Pendidikan Terakhir Responden

4.2ANALISIS & PEMBAHASAN STATISTIKFormat tabulasi data yang digunakan sebagai input tersebut terdiri dari 3 variabel terikat dan 33 variabel bebas dari 30 sampel proyek yang telah diteliti, dapat dianalisis dengan hasil seperti dibawah ini.Survey pendahuluan dilakukan untuk mengevaluasi kuisioner dan dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk menguji apakah setiap pertanyaan valid dan reliabel. Uji tersebut dilakukan menggunakan SPSS dengan cara sebagai berikut: Pertanyaan dikelompokan dalam berbagai faktor. Quality planning, quality assurance, quality control. Pertanyaan yang diuji adalah pertanyaan mengenai dampak dari setiap variabel bebas terhadap manajemen mutu yang memiliki skala (1: Tidak berpengaruh, 2: Sedikit berpengaruh, 3: Cukup Berpengaruh, 4: Berpengaruh, 5: Sangat berpengaruh) Dari hasil uji tersebut diperoleh nilai validitas dan reliabilitas pertanyaan yang diuji. Untuk uji validitas dapat dilihat dari nilai corrected item-total correlation (r hasil) yang dibandingkan dengan r table Dasar pengambilan keputusan untuk uji validitas adalah r hasil tidak boleh bernilai negative dan r hasil r table. Untuk uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai yang terdapat pada hasil analisa kemudian dibandingkan dengan r table.

4.2.1 Uji Validitas dan RealibilitasBerikut penjelasan dari hasil analisa uji Validitas:Tabel 4.1 Hasil Analisa Uji Validitas Faktor Quality PlanningNoVariabel Koefisien korelasip-valueR tabelKeputusan

1A10.2350.2120.361tidak valid

2A20.8020.0000.361valid

3A30.8660.0000.361valid

4A40.6470.0000.361valid

5A50.8480.0000.361valid

6A60.8410.0000.361valid

7A70.6340.0000.361valid

8A80.6880.0000.361valid

9A90.7690.0000.361valid

10A100.6210.0000.361valid

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa indikator yang memiliki nilai koefisien korelasi r table (0.361) dapat dikatakan bahwa indikator - indikator dari masing - masing variabel tersebut dikatakan valid, sedangkan untuk variable A1 yang memiliki nilai koefisien korelasi r tabel dikatakan bahwa variable tersebut tidak valid, sehingga variabel tersebut tidak bisa diikutsertakan dalam analisis berikutnya. Tabel 4.2 Hasil Analisa Uji Validitas Faktor Quality AssuranceNoVariabelKoefisien korelasip-valueR tabelKeputusan

1B10.6040.0000.361valid

2B20.5920.0010.361valid

3B30.4540.0120.361valid

4B40.0530.7800.361tidak valid

5B50.3450.0620.361tidak valid

6B60.8470.0000.361valid

7B70.8080.0000.361valid

8B80.9100.0000.361valid

9B90.7890.0000.361valid

10B100.8230.0000.361valid

11B110.7460.00600.3610valid

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat dua variabel yaitu B4 dan B5 yang memiliki nilai koefisien korelasi r tabel sehingga dikatakan dua variabel tersebut tidak valid. Tabel 4.3 Hasil Analisa Uji Validitas Faktor Quality ControlNoVariabelKoefisien korelasip-valueR tabelKeputusan

1C10.8110.0000.361valid

2C20.9390.0000.361valid

3C30.4260.0190.361valid

4C40.5700.0010.361valid

5C50.8190.0000.361valid

6C60.7040.0000.361valid

7C70.5130.0040.361valid

8C80.6260.0000.361valid

9C90.2980.1100.361tidak valid

10C100.4200.0210.361tidak valid

11C110.6830.0000.361valid

12C120.0390.8390.361tidak valid

Dari tabel diatas terlihat bahwa terdapat tiga variabel yang tidak valid yang memiliki nilai koefisien korelasi r tabel yaitu C9, C10 dan C12.Berikut penjelasan dari hasil analisa uji Realibilitas:Besarnya reability alat ukur yang telah diujikan menunjukan sejauh mana tingkat kepercayaan, Triton (2006), jika skala itu dikelompokan kedalam 5 kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantaban alpha dapat di interpretasikan sebagai berikut:1. Nilai Alpha cronbachs 0,00 s.d 0,20 berarti kurang reliabel 2. Nilai Alpha cronbachs 0,21 s.d 0,40 berarti agak reliabel 3. Nilai Alpha cronbachs 0,41 s.d 0,60 berarti cukup reliabel 4. Nilai Alpha cronbachs 0,61 s.d 0,80 berarti reliabel 5. Nilai Alpha cronbachs 0,81 s.d 1,00 berarti sangat reliabel Tabel 4.4 Case processing summary pada faktor Quality PlanningN%

CasesValid ExcludedaTotal30030100.00100.0

A Listwise deletion based on all variables in the procedure Tabel 4.5 Case processing summary pada faktor Quality AssuranceN%

CasesValid ExcludedaTotal30030100.00100.0

A Listwise deletion based on all variables in the procedureTabel 4.6 Case processing summary pada faktor Quality ControlN%

CasesValid ExcludedaTotal30030100.00100.0

A Listwise deletion based on all variables in the procedureTabel 4.7 Reliability StatisticsRealiability Statistic Quality PlanningRealibility Statistic Quality AssuranceRealibility Statistic Quality Control

Cronbachs alpha ()N of itemCronbachs alpha ()N of itemCronbachs alpha ()N of item

0.88290.86690.8229

Sangat RealibilitySangat RealibilitySangat Realibility

4.3ANALISIS & PEMBAHASAN AHPAnalisa AHP dilakukan untuk menentukan prioritas dari masing-masing variabel. Prioritas disusun berdasarkan kumulatif dari bobot dari seluruh jawaban responden terhadap pengendalian mutu.

4.3.1Dampak Variabel Manajemen MutuCara penentuan bobot dari masing-masing variabel terhadap manajemen mutu adalah sebagai berikut:a. Menentukan angka untuk matriks perbandingan berpasangan, dalam hal ini ada 5 level, yaitu tidak berpengaruh, sedikit berpengaruh, cukup berpengaruh, berpengaruh, sangat berpengaruh. Angka yang digunakan berdasarkan dari tabel skala nilai perbandingan berpasangan seperti tabel dibawah ini:Tabel 4.8 Skala Penilaian Perbandingan BerpasanganIntensitas KepentinganKeteranganPenjelasan

1Kedua elemen sama pentingDua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan

3Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen yang lainPengalaman dan penilaian sedikit meyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya

5Elemen yang satu lebih penting dari pada elemen lainnyaPengalaman dan penilaian sangat kuat meyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya

7Satu elemen jelas lebih penting dari pada elemen yang lainnyaSatu elemen sangat kuat disokong, dan dominannya telah terlibat daam praktek

9Satu elemen mutlak lebih penting dari pada elemen lainnyaBukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan

2, 4, 6, 8Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatanNilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara dua pilihan

IV-7BAB IV ANALISA PENGOLAHAN DATA

JURUSAN TEKNIK SIPIL b. Membuat matriks perbandingan berpasangan untuk dampak variabel terhadap manajemen mutu proyek.Tabel 4.9 Matriks BerpasanganKeteranganSangat BerpengaruhBerpengaruhCukup BerpengaruhSedikit BerpengaruhTidak Berpengaruh

Sangat Berpengaruh13579

Berpengaruh0.331357

Cukup Berpengaruh0.200.33135

Sedikit Berpengaruh0.140.200.3313

Tidak Berpengaruh0.110.140.200.331

1.794.689.5316.3325.00

Sumber: Hasil Olahanc. Mencari bobot elemen untuk dampak variabel terhadap manajemen mutu proyek.Nilai prioritas didapat dengan rumus : (a11 x a12 x a13 x ... x a1n)^(1/n)Tabel 4.10 Normalisasi Matriks KeteranganSangat BerpengaruhBerpengaruhCukup BerpengaruhSedikit BerpengaruhTidak BerpengaruhJumlahPrioritasPersentase

Sangat Berpengaruh0.5600.6420.5240.4290.3602.5140.493100.00%5.102

Berpengaruh0.1870.2140.3150.3060.2801.3010.25551.73%5.105

Cukup Berpengaruh0.1120.0710.1050.1840.2000.6720.12525.40%5.366

Sedikit Berpengaruh0.0800.0430.0350.0610.1200.3390.06112.48%5.512

Tidak Berpengaruh0.0620.0310.0210.0200.0400.1740.0326.45%5.475

Sumber: Hasil Olahan

JURUSAN TEKNIK SIPIL d. Cek konsistensi AHPNilai diperoleh dari penjumlahan baris dibagi dengan bobot prioritas tiap elemen, sehingga diperoleh tiap baris. Nilai maks dapat dicari dengan perhitungan sebagai berikut: Nilai Consistency Index (CI) dapat dicari dengan cara sebagai berikut :

Berdasarkan Random Index (RI) untuk jumlah elemen atau kriteria dari suatu Analytical Hierarchy Process berjumlah 5 elemen adalah 1.12 (diambil dari tabel 3.2) maka nilai consistency ratio (CR) adalah :

Nilai 0.069 menyatakan bahwa rasio konsistensi dari hasil penelitian dampak risiko yang berpengaruh terhadap manajemen mutu mempunyai rasio sebesar 6.9%. Nilai ini menjelaskan bahwa hasil penelitian dapat diterima seperti yang dikemukakan oleh Thomas L. Saaty.e. Berdasarkan perhitungan matriks didapatkan bobotnya dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.11 Bobot Elemen Dampak Level DampakTidak BerpengaruhSedikit BerpengaruhCukup BerpengaruhBerpengaruhSangat Berpengaruh

Bobot0.0650.1250.2540.5171.000

Sumber: Hasil Olahan Tabel 4.10f. Berdasarkan matriks berpasangan, maka perhitungan nilai lokal pengaruh / dampak didapat dengan mengalikan bobot elemen masing-masing sesuai dengan nilai bobot elemen diatas. Perhitungan nilai pengaruh / dampak dapat dilihat pada tabel berikut ini:Tabel 4.12 Nilai Lokal DampakVariabelTidak BerpengaruhSedikit BerpengaruhCukup BerpengaruhBerpengaruhSangat BerpengaruhNilai Lokal

0.0650.1250.2540.5171.000

A2001419720.4

A3001002022.5

A400233411.4

A50017349.9

A6061011922.1

A7011710211.6

A8021214212.5

A901623013.5

A100022809.7

B1001821015.6

B2001731015.9

B304916112.1

B608161510.6

B708115615.0

B800914716.5

B908215514.3

B100167349.3

B1101196412.1

C10720128.5

C204618213.3

C300272125.1

C406915010.8

C508614211.8

C60819128.3

C70262115.3

C8001119012.6

C1104418414.6

Sumber: Hasil Olahan

4.3.2Frekuensi Variabel yang TerjadiCara penentuan bobot dari frekuensi masing-masing variabel yang terjadi adalah sebagai berikut:a. Menentukan angka untuk matriks perbandingan berpasangan, dalam hal ini ada 5 level frekuensi, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi. Angka yang digunakan berdasarkan dari Tabel 4.30 skala nilai perbandingan berpasangan.b. Membuat matriks perbandingan berpasangan untuk frekuensi variabel yang terjadi.

JURUSAN TEKNIK SIPIL Tabel 4.13 Matriks Berpasangan untuk FrekuensiKeteranganSangat TinggiTinggiSedangRendahSangat Rendah

Sangat Tinggi12345

Tinggi0.501234

Sedang0.330.50123

Rendah0.250.330.5012

Sangat Rendah0.200.250.330.501

2.284.086.8310.5015.00

Sumber: Hasil Olahanc. Mencari bobot elemen untuk frekuensi variabel yang terjadi.Tabel 4.14 Normalisasi Matriks Berpasangan untuk FrekuensiKeteranganSangat TinggiTinggiSedangRendahSangat RendahJumlahPrioritasPersentase

Sangat Tinggi0.5600.4280.3150.2450.2001.7470.326100.00%5.356

Tinggi0.2800.2140.2100.1840.1601.0470.20663.10%5.089

Sedang0.1870.1070.1050.1220.1200.6410.12538.39%5.119

Rendah0.1400.0710.0520.0610.0800.4050.07623.35%5.316

Sangat Rendah0.1120.0530.0350.0310.0400.2710.04814.73%5.639

1.2780.8730.7170.6430.6004.110

Sumber: Hasil Olahan

JURUSAN TEKNIK SIPIL d. Cek konsistensi AHPNilai diperoleh dari penjumlahan baris dibagi dengan bobot prioritas tiap elemen, sehingga diperoleh tiap baris. Nilai maks dapat dicari dengan perhitungan sebagai berikut : Nilai Consistency Index (CI) dapat dicari dengan cara sebagai berikut :

Berdasarkan Random Index (RI) untuk jumlah elemen atau kriteria dari suatu Analytical Hierarchy Process berjumlah 5 elemen adalah 1.12 (diambil dari tabel 3.2) maka nilai consistency ratio (CR) adalah :

Nilai 0.069 menyatakan bahwa rasio konsistensi dari hasil penelitian dampak risiko yang berpengaruh terhadap pemborosan proyek mempunyai rasio sebesar 6.78%. Nilai ini menjelaskan bahwa hasil penelitian dapat diterima seperti yang dikemukakan oleh Thomas L. Saaty.e. Berdasarkan perhitungan matriks didapatkan bobotnya dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.15 Bobot Elemen FrekuensiLevel DampakTidak BerpengaruhSedikit BerpengaruhCukup BerpengaruhBerpengaruhSangat Berpengaruh

Bobot0.1470.2340.3840.6311.000

Sumber: Hasil Olahan Tabel 4.14f. Berdasarkan matriks berpasangan, maka perhitungan nilai lokal frekuensi variabel dapat dilakukan dengan mengalikan bobot elemen masing-masing sesuai dengan nilai bobot elemen diatas. Perhitungan nilai lokal frekuensi variabel yang terjadi dapat dilihat pada tabel berikut ini:Tabel 4.16 Nilai Lokal FrekuensiVariabelTidak BerpengaruhSedikit BerpengaruhCukup BerpengaruhBerpengaruhSangat BerpengaruhNilai Lokal

0.1470.2340.3840.6311.000

A2001419720.4

A3001002022.5

A400233411.4

A50017349.9

A6061011922.1

A7011710211.6

A8021214212.5

A901623013.5

A100022809.7

B1001821015.6

B2001731015.9

B304916112.1

B608161510.6

B708115615.0

B800914716.5

B908215514.3

B100167349.3

B1101196412.1

C10720128.5

C204618213.3

C300272125.1

C406915010.8

C508614211.8

C60819128.3

C70262115.3

C8001119012.6

C1104418414.6

Sumber: Hasil Olahan

4.3.3Nilai Global Variabel Terhadap Pengendalian MutuUntuk menghitung rangking/peringkat dibutuhkan nilai global. Skala untuk dampak variabel dan frekuensi risiko yang terjadi dapat dilihat sebagai berikut:Tabel 4.17 Matriks Berpasangan Nilai GlobalKeteranganDAMPAKFREKUENSI

DAMPAK12

FREKUENSI0.501

1.503.00

Sumber: Hasil Olahan

Tabel 4.18 Nilai PrioritasKeteranganDAMPAKFREKUENSIJUMLAHPRIORITAS

DAMPAK0.670.671.330.667

FREKUENSI0.330.330.670.333

1.001.002.00

Sumber: Hasil OlahanBerikut ditampilkan peringkat / rangking dan nilai akhir dari perhitungan AHP:Tabel 4.19 Nilai Akhir Faktor PrioritasVariabelNilai LokalNilai GlobalNilai AkhirFaktor PrioritasRangking

DampakFrekuensiDampak (%)Frekuensi (%)

0.670.33

C325.125.416.8368.39725.2341

A322.523.115.1027.62322.7252

A622.122.414.7797.38022.1583

A220.421.413.6587.05720.7154

B115.616.910.4575.59116.0485

B816.515.011.0744.96216.0366

B215.916.310.6335.38816.0217

B715.017.610.0585.80115.8598

B914.318.59.5586.10415.6629

C1114.815.79.9345.19715.13110

C213.316.98.9345.57214.50611

C812.618.38.4576.04114.49812

A913.516.09.0765.26814.34413

A812.515.78.4025.16813.56914

B312.114.68.0824.83312.91515

B1112.114.28.0774.70012.77716

A711.614.97.7834.92412.70717

C511.814.57.8824.79012.67218

C410.815.17.2324.98812.22019

A411.412.87.6354.23111.86520

B610.613.07.0894.28011.36921

A109.713.96.5174.57411.09222

A59.913.26.6134.35810.97123

B109.312.36.2494.05510.30424

C18.513.05.6764.2939.96925

C68.312.05.5893.9739.56226

C75.311.23.5303.7127.24327

Sumber: Hasil Olahan Skor tertinggi: 25.234 Skor terendah: 7.243 Rentangan: 17.991 Batas Kelas: 3.598Tabel 4.20 Nilai Level Faktor PrioritasPenilaian Faktor PrioritasBatas AtasBatas BawahRanking

Sangat tinggi25.23421.6361 3

Tinggi21.63618.0384

Sedang18.03814.445 12

Rendah14.4410.84213 23

Sangat rendah10.8427.24324 - 27

Sumber: Hasil Olahan Tabel 4.19Berdasarkan bobot hasil dari perhitungan yang telah dilakukan, berikut adalah hasil analisis peringkat 1 12 (Sangat Tinggi Sedang) dari 27 faktor yang berpengaruh terhadap pengendalian mutu.Tabel 4.21 Faktor DominanVariabelNilai AkhirFaktor PrioritasRangkingDominan

C325.2341YES

A322.7252YES

A622.1583YES

A220.7154YES

B116.0485YES

B816.0366YES

B216.0217YES

B715.8598YES

B915.6629YES

C1115.13110YES

C214.50611YES

C814.49812YES

A914.34413NO

A813.56914NO

B312.91515NO

B1112.77716NO

A712.70717NO

C512.67218NO

C412.22019NO

A411.86520NO

B611.36921NO

A1011.09222NO

A510.97123NO

B1010.30424NO

C19.96925NO

C69.56226NO

C77.24327NO

Rata - Rata14.377

Sumber: Hasil Olahan Tabel 4.19Berdasarkan hasil dari faktor dominan, peringkat 1 12 (Sangat Tinggi Sedang) merupakan faktor yang dominan. Akan menjadi dominan jika nilai faktor prioritas > rata rata faktor dominan. Atas dasar tersebut, maka diambil peringkat 1 12 sebagai faktor penting dalam mencapai pengendalian mutu yang optimal.Tabel 4.22 Peringkat Faktor Prioritas dari PerhitunganRangkingVariabel PrioritasBobot

1C3Pengendalian Anggaran Biaya25.234

2A3Penetapan Standar Mutu22.725

3A6Merencanakan Gambar Desain22.158

4A2Menyusun Anggaran Biaya Proyek20.175

5B1Memeriksa Kelengkapan Dokumen Kontrak16.048

6B8Memastikan Ketepatan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan16.036

7B2Verifikasi Keaslian Dokumen Kontrak16.021

8B7Memastikan Adanya Komunikasi Antar Pihak yang Terlibat15.859

9B9Memeriksa Kesamaan Pekerjaan Dengan Desain Awal15.662

10C11Pengawasan Komunikasi Antar Pihak yang Terlibat15.131

11C2Pengendalian Jadwal14.506

12C8Pengendalian Kinerja dan Produktivitas14.498

Sumber: Hasil Olahan1. Perencanaan Mutu (Quality Planning)a. Penetapan Standar MutuTindakan respon: Mengkaji standar mutu yang ada sehingga sesuai dengan proyek yang akan dilaksanakan. Menentukan standar mutu yang akan menjadi dasar dari keseluruhan proyek. Merundingkan dengan seluruh pihak terkait mengenai standar mutu yang akan digunakan. Standar mutu dipaparkan secara jelas agar seluruh pihak terkait dapat memahaminya.b. Merencanakan Gambar DesainTindakan respon: Mengkaji gambar rencana dengan lokasi proyek. Memiliki data yang lengkap. Tenaga ahli perencanaan harus kompeten. Dilakukan ceklist, review dan cek gambar kerja sebelum diserahkan. Setiap gambar desain harus mengikuti standar mutu yang telah ditentukan.c. Menyusun Anggaran Biaya ProyekTindakan respon: Anggaran dibuat dengan baik sesuai peraturan yang berlaku. Memperhatikan kemungkinan kenaikan harga dari supplier.

2. Penjaminan Mutu (Quality Assurance)a. Memeriksa Kelengkapan Dokumen KontrakTindakan respon: Seluruh dokumen harus lengkap tidak boleh ada yang kurang.b. Memastikan Ketepatan Waktu Pelaksanaan PekerjaanTindakan respon: Adanya laporan harian, mingguan, dan bulanan untuk memantau progres dari proyek. Melaksanakan rapat kerja. Memberikan peringatan apabila ada pekerjaan yang tertunda tanpa alasan yang jelas.c. Verifikasi Keaslian Dokumen KontrakTindakan respon: Dokumen harus asli dan dapat dipertanggung jawabkan. Legalisir dari setiap dokumen harus diperiksa. Sistem dan kualitas sertifikasi harus kredibel.d. Memastikan Adanya Komunikasi Antar Pihak yang TerlibatTindakan respon: Setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus ada koordinasi dengan pihak terkait. Setiap pekerjaan yang tertunda harus ada laporan ke pihak terkait.e. Memeriksa Kesamaan Pekerjaan Dengan Desain AwalTindakan respon: Pengawas harus teliti dalam memeriksa hasil pekerjaan dengan gambar kerja. Melaporkan setiap hasil pekerjaan yang tidak sesuai.

3. Pengendalian Mutu (Quality Control)a. Pengendalian Anggaran BiayaTindakan respon: Mengontrol setiap pengeluaran agar sesuai dengan anggaran.b. Pengawasan Komunikasi Antar Pihak yang TerlibatTindakan respon: Mengontrol laporan dari setiap kegiatan agar sampai ke pihak terkait. Konsultan pengawas teknis lebih pro aktif, jangan menunggu.c. Pengendalian JadwalTindakan respon: Mengontrol setiap kegiatan agar sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan. Mendahulukan kegiatan lain yang bisa didahulukan apabila ada kegiatan yang harus tertunda.d. Pengendalian Kinerja dan ProduktivitasTindakan respon: Mengontrol setiap kegiatan agar sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. Selalu mengambil sample test setiap material yang datang dan dilakukan test laboratorium yang bersertifikat. SOP harus jelas dan sanksi yang tegas. Tempatkan SDM yang berkualitas dan pengawas harus selalu berada di lapangan.JURUSAN TEKNIK SIPIL