BAB IV

13
BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta Pusat 1. Lokasi dan Cakupan Rumah Sakit Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) gatot Soebroto terletak di Jalan Dr. Abdul Rahman Saleh No. 24, Jakarta Pusat 10410. Pada Saat ini RSPAD Gatot Soebroto merupakan rumah sakit tingkat satu yang menjadi rujukan tertinggi jajaran TNI yang memberikan perawatan kesehatan untuk prajurit TNI-AD, Pegawai Negri Sipil serta masyarakat umum. 2. Visi dan Misi a. Visi RSPAD Gatot Soebroto menjadi rumah sakit kebanggan prajurit dan kebanggan masyarakat b. Misi Umum: Ikut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, menyeluruh dan terjangkau bagi masyarakat umum. Khusus: 34

description

tes

Transcript of BAB IV

35

BAB IVHASIL PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta Pusat1. Lokasi dan Cakupan Rumah SakitRumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) gatot Soebroto terletak di Jalan Dr. Abdul Rahman Saleh No. 24, Jakarta Pusat 10410.Pada Saat ini RSPAD Gatot Soebroto merupakan rumah sakit tingkat satu yang menjadi rujukan tertinggi jajaran TNI yang memberikan perawatan kesehatan untuk prajurit TNI-AD, Pegawai Negri Sipil serta masyarakat umum.

2. Visi dan Misia. VisiRSPAD Gatot Soebroto menjadi rumah sakit kebanggan prajurit dan kebanggan masyarakatb. MisiUmum:Ikut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, menyeluruh dan terjangkau bagi masyarakat umum.Khusus:Mendukung tugas pokok TNI-AD dengan menyelenggarakan dan melaksanakan pelayanan kesehatan bagi prajurit dan PNS TNI-AD serta keluarganya dan memberikan dukungan kesehatan, serta menyelenggarakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan.

B. Hasil Penelitian1. Analisis Univariat Distribusi Frekuensi Subjek PenelitianTujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan atau mendeskritifkan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti.Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data yang terisi lengkap sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditentukan untuk dianalisis lebih lanjut. Pemilihan data yang lengkap dimaksudkan agar memudahkan dalam pengolahan dan analisis data.Berdasarkan data yang terkumpul, didapatkan distribusi frekuensi pasien batu ginjal yang dilakukan tindakan ESWL yang sesuai kriteria penelitian di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta dalam kurun waktu 2011 sampai 2014 sebagai berikut.

a. Pemakaian Double J Stent

Tabel 2. Distribusi pasien batu ginjal yang dilakukan tindakan ESWL berdasarkan pemakaian double J stent di RSPAD Gatot Soebroto dalam kurun waktu 2011 sampai 2014

Double J StentJumlah Persentase

Ya 2948,3 Tidak 3151,7 Total 60100

Berdasarkan Tabel 2, pasien batu ginjal yang dilakukan tindakan ESWL di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta tahun 2011 sampai 2014 menurut penggunaan double j stent yang terbanyak adalah yang tidak melakukan pemasangan double j stent sebanyak 31 pasien (51,7%).

b. Ukuran rata-rata batu

Tabel 3. Distribusi pasien batu ginjal berdssarkan besar batu rata-rata sebelum dan sesudah tindakan ESWL di RSPAD Gatot Soebroto dalam kurum waktu 2011 sampai 2014

Ukuran Batu Rata-RataDouble J Stent SebelumSesudahYa 15,0 mm 5,6 mmTidak 15,1 mm 6,3 mm

Berdasarkan table 3. Pasien batu ginjal yang dilakukan ESWL di RSPAD Gatot Soebroto dalam kurun waktu 2011 sampai 2014 ukuran batu rata-rata sebelum tindakan yaitu 15mm dan sesudah tindakan ukuran batu rata-rata terbesar yaitu 6,3mm pada pasien tanpa pemasangan double J stent.

c. Stein Strasse

Tabel 4. Distribusi pasien batu ginjal berdasarkan terjadinya stein strasse pasca dilakukan tindakan ESWL dengan dan tanpa pemasangan double J stent di RSPAD Gatot Soebroto dalam kurun waktu 2011 sampai 2014

Stein StrasseJumlahPersentase

Ya 37 61,7Tidak 23 38,3Total 60 100

Berdasarkan Tabel 4, pasien batu ginjal yang dilakukan tindakan ESWL di RSPAD Gatot Soebroto dalam kurun waktu 2011 sampai 2014 berdasarkan terjadinya stein strasse yang terbanyak ialah yang mengalami stein strasse pasca tindakan ESWL sebanyak 37 pasien (61,7%).

d. Stone Free

Tabel 5. Distribusi pasien batu ginjal berdasarkan terjadinya stone free pasca dilakukan tindakan ESWL dengan dan tanpa pemasangan double J stent di RSPAD Gatot Soebroto dalam kurun waktu 2011 sampai 2014

Stone FreeJumlah Persentase

Ya 2440,0Tidak 3660,0Total 60100

Berdasarkan Tabel 5, pasien batu ginjal yang dilakukan tindakan ESWL di RSPAD Gatot Soebroto dalam kurun waktu 2011 sampai 2014 berdasarkan stone free yang terbanyak ialah yang tidak mengalami stone free (tidak adanya sisa batu atau fragmen yang tidak signifikan yaitu kurang dari) pasca tindakan ESWL sebanyak 36 pasien (60%).

2. Analisis BivariatUntuk melihat hubungan antara pasien batu ginjal yang dilakukan tindakan ESWL yang menggunakan double j stent dengan terjadinya stein strasse dan stone free, maka dilakukan analisis bivariat dengan uji statistic Fisher Exact dan Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 5% (= 0,05). Berikut ini adalah hasil analisis bivariat antara variabel stein strasse dan stone free pasca tindakan ESWL dengan variabel bebas yang berhubungan yaitu pemasangan double j stent sebelum tindakan ESWL.

a. Analisa terjadinya Stein Strasse dengan pemasangan double J stent Tabel 6. Terjadinya Stein Strasse Pasca Tindakan ESWL dengan pemasangan double J stent dibandingkan dengan yang tidak pada pasien batu ginjal di RSPAD Gatot Soebroto dalam kurun waktu 2011 sampai 2014

Stein Strasse Double J Stent Total % P-Value Ya % Tidak %

Ya 13 45 16 55 29 100 Tidak 24 77 7 23 31 100 0,009Total 37 23 60Berdasarkan Tabel 6, pasien batu ginjal yang dilakukan tindakan ESWL di RSPAD Gatot Soebroto dalam kurun waktu 2011 sampai 2014 yang paling banyak mengalami stein strasse ialah pasien yang tidak menggunakan double j stent sebanyak 24 pasien (77%).

b. Analisa terjadinya Stone Free dengan Pemasangan Double J Stent Tabel 7. Terjadinya stone free pasca Tindakan ESWL dengan pemasangan Double J Stent Dibandingkan dengan yang tidak pada Pasien Batu Ginjal di RSPAD Gatot Soebroto dalam kurun waktu 2011 sampai 2014

Stone Free Double J Stent Total % P-Value Ya %Tidak %

Ya 13 45 16 55 29 100 Tidak 11 35 20 65 31 1000,460 Total 24 36 60

Berdasarkan Tabel 7, pasien batu ginjal yang dilakukan tindakan ESWL di RSPAD Gatot Soebroto dalam kurun waktu 2011 sampai 2014 yang paling banyak mengalami stone free ialah pasien yang menggunakan double j stent sebanyak 13 pasien (45%).

c. Rekapitulasi hasil Uji Fisher Exact dan Chi-Square dari terjadinya stein strasse dan stone free pasca tindakan ESWL dengan pemasangan double j stent

Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Uji Fisher Exact dan Chi-Square dari terjadinya stein strasse dan stone free pasca tindakan ESWL dengan pemasangan double j stent

No.Variabel terikatP-Value Keterangan

1Stein Strasse 0,05 0,009 Bermakna2Stone Free 0,05 0,460 Tidak Bermakna

Dari hasil uji Fisher Exact dan Chi-Square, didapatkan variabel stein strasse bermakna karena p < , sedangkan variabel stone free tidak bermakna karena p > .

C. Pembahasan1. Pembahasan Hasil Analisis UnivariatUntuk Distribusi frekuensi pasien batu ginjal yang dilakukan tindakan ESWL berdasarkan pemasangan double j stent yang paling banyak adalah yang tidak melakukan pemasangan yakni sebanyak 31 pasien dari 60 pasien yang diteliti. Berdasarkan terjadinya stein strasse paling banyak ialah terjadinya stein strasse pasca tindakan ESWL yaitu sebanyak 37 (61,7%) pasien dari 60 pasien yang diteliti, atau karena stein strasse adalah salah satu komplikasi yang sering timbul akibat dari turunnya pecahan batu ke ureter. Data hasil penelitian ini lebih besar dari pada penelitian di RSCM yaitu 13% kejadian stein strasse pada tindakan ESWL pada batu ginjal. Hal ini mungkin terjadi karena perbedaan alat ESWL yang digunakan di RSPAD Gatot Soebroto dimana bisa terdapat perbedaan besar fragmen dibandingkan alat yang digunakan di RSCM.Berdasarkan angka bebas batu (stone free) pasca tindakan ESWL paling banyak adalah yang tidak mengalami stone free yaitu sebanyak 36 (60%) pasien dari 60 pasien yang diteliti, hal ini sesuai teori bahwa pemecahan batu ginjal dengan ESWL rata-rata 10mm dalam setiap sesi ESWL, dimana pada penelitian ini rata-rata besar batu awal yaitu 15mm. sehingga lebih banyak yang memerlukan tindakan ulangan.

2. Pembahasan Hasil Analisis Bivariata. Hubungan antara Pemasangan Double J Stent dengan Terjadinya Stein StrasseBerdasarkan hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai P-Value 0,009 dimana nilai p0,05 (gagal menolak hipotesis H0). Hal ini menerangkan bahwa antara pemasangan double J stent dengan stone free tidak ada hubungan bermakna.Secara umum dapat dikatakan pasien bebas dari batu adalah dengan melihat tidak adanya gambaran sisa batu atau adanya fragmen yang tidak signifikan yaitu kurang dari 5mm dan tidak adanya keluhan pada pasien.Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pemasangan double J stent tidak meningkatkan stone free rate dibandingkan tanpa pemasangan double J stent (Turk, C. et al, 2011).

3. Keterbatasan PenelitianPenelitian ini menggunakan desain retrospektif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional meneliti variabel baik dependen maupun independen secara bersamaan. kelemahannya yaitu data yang didapat hanya menurut penilaian dokter pemeriksa pasien, sehingga sulit dipastikan tingkat keyakinan akan kesamaan data awal.Penelitian menggunakan data sekunder dari catatan medis yang kadang kurang akurat dalam pengumpulan data atau tidak lengkap datanya, sehingga data tersebut dianggap missing cases dan tidak bisa diikut sertakan dalam penelitian serta karena catatan medis dibuat tidak dalam rangka penelitian sejak awal maka tidak terdapat keseragaman dalam cara pengukuran maupun timing waktu kontrol.

34