BAB IV

100
75 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data dan Temuan Penelitian 1. Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian MAN Tulungagung 2 a. Letak Geografis MAN Tulungagung 2 Secara geografis MAN Tulungagung 2, mempunyai letak yang relatif strategis. Terletak di sebelah timur jalan raya yang dilalui kendaraan penumpang umum dengan route tulungagung-popoh, Lokasi MAN Tulungagung 2 terletak di Jln. Ki Mangunsarkoro 101 Beji, Tulungagung. 1 b. Sejarah Singkat Berdirinya MAN Tulungagung 2 Cikal bakal berdirinya MAN 2 Tulungagung tidak terlepas dari sejarah adanya Pendidikan 1 Dokumentasi

description

yess

Transcript of BAB IV

79

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data dan Temuan Penelitian1. Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian MAN Tulungagung 2

a. Letak Geografis MAN Tulungagung 2

Secara geografis MAN Tulungagung 2, mempunyai letak yang relatif strategis. Terletak di sebelah timur jalan raya yang dilalui kendaraan penumpang umum dengan route tulungagung-popoh, Lokasi MAN Tulungagung 2 terletak di Jln. Ki Mangunsarkoro 101 Beji, Tulungagung.

b. Sejarah Singkat Berdirinya MAN Tulungagung 2

Cikal bakal berdirinya MAN 2 Tulungagung tidak terlepas dari sejarah adanya Pendidikan Guru Agama 4 Tahun Swasta yang ada di Tulungagung. Atas dukungan organisasi Islam dan persetujuan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Tulungagung dan Kepala Jawatan Pendidikan Agama Propinsi Jawa Timur, diusulkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Agama Kabupaten Tulungagung, Nomor: 63/B.2/PGA/K.8/1968, tanggal: 4 Januari 1968, tentang Usul PGA Swasta menjadi PGA 4 Tahun Negeri. Akhirnya pada tanggal: 17 Mei 1968 turun SK Menteri Agama Nomor: 105 Tahun 1968 tentang Penegerian PGA Swasta dengan Kepala Bapak REBIN S.Kemudian pada Tahun 1970 PGAN 4 Tahun menjadi PGAN 6 Tahun Tulungagung dengan SK Menteri Agama Nomor: 166 Tahun 1970, tanggal: 3 Agustus 1970, dengan Kepala Bapak REBIN S. sampai dengan Tahun 1971. Tahun 1971 sampai dengan Tahun 1980 Kepala PGAN 6 Tahun dijabat oleh Bapak SUJAI HABIB. Tahun 1980 sampai Tahun 1988 Kepala PGAN 6 Tahun dijabat oleh Bapak SANUSI. Tahun 1988 sampai dengan Tahun 1990 dijabat oleh Bapak REBIN S. Kemudian pada kepemimpinn Bapak Rebin S. PGAN 6 Tahun Tulungagung beralih fungsi menjadi Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung dengan SK Menteri Agama RI Nomor: 64 Tahun 1990, tanggal 25 April 1990 dengan pertimbangan bahwa jumlah tamatan Pendidikan Guru Agama Negeri secara rasional sudah memenuhi kebutuhan tenaga Guru Pendidikan Agama untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. c. Perkembangan Madrasah Aliyah Negeri Tulungagung 2

1. Tahun Pelajaran 1990/1991 (Tahun I)

Tahun Pelajaran 1990/1991 merupakan Tahun Pertama berdirinya MAN 2 Tulungagung. Pada Tahun tersebut jumlah Rombongan Belajarnya terdiri dari 2 Kelas dengan jumlah rata-rata per kelas 40 siswa.

2. Tahun Pelajaran 1991/1992 (Tahun II)

Pada perkembangan berikutnya jumlah Rombongan Belajar terdiri dari 4 Kelas dengan jumlah rata-rata per kelas 40 siswa.

3. Tahun Pelajaran 1992/1993 (Tahun III)

Pada Tahun tersebut MAN 2Tulungagung mulai menerima tambahan Guru baru dari Departemen Agama sebanyak 2 orang yakni: Drs. Nurrohmad dan Drs. Daruno Arifin. Mulai saat itu Rombongan Belajar bertambah menjadi 8 Kelas.

4. Tahun Pelajaran 1993/1994 (Tahun IV)

Pada Tahun Pelajaran tersebut MAN 2 Tulungagung mendapat jatah droping guru baru dari Departemen Agama sejumlah 2 orang yakni: Drs. Slamet Riyadi dan Drs. Hadi Mulyono. Dengan ditunjang oleh kerja sama yang baik, akhirnya MAN 2 Tulungagung mengalami peningkatan kwantitas. Jumlah Rombongan Belajar saat itu mencapai 12 kelas, dengan rincian sebagai berikut:

Kelas I = 6 kelas

Kelas II = 4 kelas

Kelas III = 2 kelas

Jumlah = 12 kelas

5. Tahun Pelajaran 1994/1995 (Tahun V)

Sebagaimana tahun sebelumnya pada Tahun Pelajaran tersebut MAN 2 Tulungagung mendapat jatah droping guru baru dari Departemen Agama sejumlah 4 orang yakni: Drs. Amin Tri Waluyo, Drs. Khoirul Huda, Drs. Samsul Hadi dan Drs. Muhibuddin serta ditambah 1 orang pindahan dari MAN Suruh, Jawa Tengah yaitu Asrori, BA. Saat itu MAN 2 Tulungagung mulai biasa mempertahankan minimal dari segi kwantitas. Jumlah Rombongan Belajar saat itu:

Kelas I = 6 kelas

Kelas II = 5 kelas

Kelas III = 4 kelas

Jumlah = 15 kelas

6. Tahun Pelajaran 1995/1996 (Tahun VI)

Pada Tahun Pelajaran tersebut berturut-turut mendapat jatah guru dari Departemen Agama yaitu: Drs. Muhamad Dopir, Dra. Yuni Lestari, Endang Minawati, S.Pd. dan Drs. Maskur. Pada tahun tersebut juga terjadi pergantian Kepala Masdrasah dari Bapak Sofjan Hadiprajitno, BA. yang sudah purna tugas kepada Bapak Drs. Mardjuni. Perkembangan MAN Tulungagung 2 saat itu mulai dapat dirasakan. Jumlah Rombongan Belajar selalu mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga saat ini menjadi sebagai berikut:

Kelas I = 9 kelas

Kelas II = 9 kelas

Kelas III = 9 kelas

Jumlah = 27 kelas

Demikian pula dalam hal kwalitas juga mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan. Selama dua tahun berturut-turut, yakni Tahun 2000/2001 sampai dengan 2001/2002 MAN 2 Tulungagung merupakan MAN terbaik ditingkat Kanwil Depag Provinsi Jawa Timur dalam perolehan Danem IPA. Demikian pula dengan prestasi-prestasi yang lain. 7. Pada Tahun Pelajaran 2010/2011

Pada tahun ini MAN 2 Tulungagung mendidik siswa sejumlah: 1.142 siswa yang terdiri dari 366 siswa laki-laki dan 776 siswa perempuan yang terbagi dalam :

Kelas I = 9 kelas

Kelas II = 9 kelas

Kelas III = 9 kelas

Jumlah = 27 kelas

8. Pada Tahun Pelajaran 2012/2013

Pada tahun ini MAN Tulungagung 2 mendidik siswa sejumlah 1200. Visi dan Misi serta Tujuan MAN Tulungagung 2

1. Visi MAN Tulungagung 2CERDIK BERSEMI (Cerdas, Dedikatif, Inovatif, Kompetitif dan Berjiwa Islami)a. Indikator Cerdas 1. Prestasi akademik meningkat2. Dapat mengatasi masalah dengan cepat dan tepat3. Rata-rata nilai Ujian Nasional meningkatb. Indikator Dedikatif

1. Tumbuhnya rasa memiliki pada semua warga Madrasah

2. Terjalinnya hubungan kekeluargaan antar warga Madrasah serta alumni

c. Indikator Inovatif

1. Berpikir realistis dan berorientasi masa depan

2. Senang melakukan riset dan pembaharuan untuk kemajuan

3. Memiliki jiwa wira usaha

4. Mampu mengenali potensi dan prestasi diri

d. Indikator Kompetitif

1. Unggul dalam bersaing ke jenjang pendidikan tinggi

2. Unggul dalam bersaing ke dunia kerja

e. Indikator Berjiwa Islami

1. Meningkatnya penghayatan dan pengamalan ajaran Islam

2. Meningkatnya budaya Islami dalam kehidupan sehari-hari

3. Berakhlaq mulia terhadap orang tua, warga Madrasah serta Masyarakat

2. Misi MAN Tulungagung 2

a. Melaksanakan strategi pembelajaran dan bimbingan secara efektif.

b. Menumbuh kembangkan semangat keunggulan pada seluruh jajaran warga Madrasah

c. Mendorong dan membantu siswa dalam mengenali prestasi dirinya.

d. Menumbuh kembangkan motivasi dikalangan para siswa untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Agama Islam secara benar dan continue.

e. Menekankan pada penerapan menejemen partisipatif.

3. Tujuan MAN Tulungagung 2

a. Peningkatan perolehan NUN rata-rata 7,5.

b. Meningkatkan prosentase lulusan yang melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi mencapai 20 % dari jumlah lulusan.

c. Memiliki team Olah Raga yang handal.

d. Peningkatan disiplin yang tinggi.

e. Pembentukan Habite Forming ( pembiasaan ) praktek-praktek keagamaan dikalangan para siswa melalui peningkatan pelaksanaan ajaran agama Islam di Madrasah ( tadarus Al Quran pagi, Sholat Dluhur dan Sholat Jumat).

f. Peningkatan kepedulian sosial.

2. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN Tulungagung 2

a. Perencanaan Sarana dan Prasarana MAN Tulungagung 2

Perencanaan perlengkapan sekolah merupakan proses memikirkan dan menetapkan program-program pengadaan fasilitas sekolah, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh data terkait perencanaan sarana dan prasarana di MAN Tulungagung 2, peneliti melakukan wawancara dengan waka kurikulum. Beliau menjelaskan bahwa;

Setiap tahun kita kan ada rencana kerja tahunan, nah direncana kerja tahunan itu kita tuangkan semua program kerja dalam kurun waktu satu tahun ajaran termasuk di situ perencanaan sarana dan prasarana madrasah dimana sarana dan prasarana itu juga termasuk di salah satu dari 8 standar pendidikan, kita juga merencanakan sarana dan prasarana untuk kegiatan yang terkait dengan pengembangan kreatifitas siswa, misalnya sarana berupa computer. nah.. komputer itu kan merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan kreatifitas siswa di bidang IT, desain grafis.

Selanjutnya waka sarana dan prasarana menambahkan bahwa;

Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yang terkait dengan pengembangan kreatifitas siswa itu, misalnya pengadaan komputer, pengadaan sarana praktek, pengadaan sarana pendukung ekstra kurikuler dan lain sebagainya. Nah.. dari semua sarana yang kita butuhkan tadi, kita identifikasi, kemudian kita analisa, kan kebutuhan akan sarana dan prasarana itu kan tidak mungkin kita penuhi seluruhnya dalam kurun waktu yang sama, pemenuhannya itu ya berdasarkan prioritas fungsi, keperluan, dan manfaatnya.

Berdasarkan kutipan hasil wawancara dengan waka kurikulum dan waka sarana dan prasarana di atas, mengisyaratkan bahwa perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di MAN Tulungagung 2 berpedoman pada kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan oleh lembaga. berangkat dari kegiatan tersebut, pihak terkait mengidentifikasi sarana dan prasarana selanjutnya menganalisa kebutuhan sesuai dengan prioritas keperluan, fungsi, kegunaan dan manfaatnya.

Adapun prosedur perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, sebagaimana yang diungkapkan oleh waka sarana dan prasarana, beliau menjelaskan bahwa;

Langkah-langkah dalam perencanaan sarana dan prasarana dimulai dari rapat dengan bapak ibu/guru, kepala lab, kepala perpus, waka kurikulum, kepala sekolah dan bendahara. Dalam rapat tersebut kita musyawarah mengenai perlengkapan apa saja yang sekolah butuhkan terkait dengan pengembangan kreatifitas siswa, selanjutnya kita mengidentifikasi sarana sesuai kebutuhan dan menganalisanya. Nah langkah selanjutnya kami menentukan anggaran untuk pengadaan sarana tersebut. setelah penganggaran ditetapkan selanjutnya kami menyusun rencana pengadaan sarana dan prasarana ke dalam program kerja tahunan.

Selanjutnya waka kurikulum menambahkan bahwa;

ya seperti biasa setiap tahun kita melakukan musyawarah dengan komite sekolah untuk mengidenfikasi kebutuhan yang nanti hasilnya kita tuangkan ke dalam APBM, nah dari situ kita kan dapat melihat apa-apa saja kebutuhan dalam satu tahun itu, nah dari situ anggaran sudah ada dan kita tuangkan dalam rencana kerja tahunan.Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas bahwa pelaksanaan perencanaan sararana dan prasarana pendidikan di MAN Tulungagung 2 dimulai dari musyawarah dengan komite sekolah untuk mengidentifikasi kebutuhan yang hasilnya nanti di tuangkan ke dalam APBM, setelah melakukan musyawarah dengan komite sekolah. Di lain kesempatan, diadakan rapat kembali dengan guru, kepala lab, kepala perpus, waka sarana dan prasarana, waka kurikulum, kepala sekolah dan bendahara untuk mengidentifikasi kebutuhan dan menganalisa kebutuhan serta menetapkan anggaran dana untuk pengadaan. Selanjutnya setelah tercapai kesepakatan pengurus sekolah menetapkan rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ke dalam program kerja tahunan.Perencanaan sarana dan prasarana dilakukan dalam tempo waktu tertentu, hal ini senada dengan ungkapan waka sarana dan prasarana. Beliau mengungkapkan bahwa;

Biasanya perencanaan dilakukan menjelang tahun ajaran baru, jadi seperti tahun ajaran 2013/2014 sebulan yang lalu kita sudah membahas tentang rancangan sarana dan prasarana serta rancangan anggarannya kemudian dalam menyusun anggaran kita sudah mempunyai platkom tentang rancangan program kerja.

Sebagaimana kutipan hasil wawancara dengan waka sarana dan prasarana pelaksanaan perencanaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan menjelang tahun ajaran baru, dalam perencanaan tersebut juga dibahas mengenai kebutuhan, anggaran dan serta program kerja.b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN Tulungagung 2

Pengadaan sarana dan prasarana sekolah pada dasarnya merupakan upaya merealisasikan rencana pengadaan sarana dan prasarana sekolah yang telah disusun sebelumnya. Disis lain, dalam rangka meningkatkan kreatifitas siswa, pengadaan perlengkapan sekolah harus dilakukan sendiri oleh sekolah. Adapun cara-cara yang ditempuh sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, sebagaimana diungkapkan oleh waka kurikulum;

Jadi seperti saya sampaikan tadi, kita identifikasikan kebutuhan, kan kebutuhan tidak mungkin kita penuhi semuanya. Ada prioritas yang kalau kita lihat dalam jangka waktu setahun itu kan pemenuhannya disesuaikan dengan target kita. Taruhlah misalnya untuk pemenuhan sarana dan prasarana LCD di kelas, ndak bisa totalitas kita penuhi, sesuai kemampuan kita Tahun ini kita membeli sekian LCD, kalau sifatnya seperti itu mau tidak mau kita ya harus pembelian.

Selanjutnya waka sarana dan prasarana menambahkan, bahwa;

Untuk pengadaan sarana dan prasarana sekolah, kita membeli dari toko atau pemesanan. Kalau sarana itu dari pemerintah, kita mengajukan proposal ke pemerintah.

Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas diketahui bahwa cara yang ditempuh oleh MAN Tulungagung 2 dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui pembelian. Pengadaan sarana dan prasaran melalui pembelian tentunya memerlukan dana. Adapun sumber dana yang digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana, sebagaimana ungkapkan waka sarana dan prasarana, bahwa;

Sumber anggarannya ya mayoritas ya dari komite sekolah, ya aplikasinya dalam iuran tiap bulan. Kalau dari pemerintah ada tapi sifatnya dari dana DIPA tetapi untuk yang dari DIPA itu sifatnya tidak sampai menyentuh sesuai dengan kebutuhan riil kita, banyak sarana dan prasarana untuk perawatan madrasah dan sebagainya jadi dana dari pemerintah tidak cukup untuk memenuhinya.

Sumber dana untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di MAN Tulungagung 2 berasal dari dua sumber, yaitu dana dari komite sekolah dan dana dari pemerintah. Dana dari pemerintah ini namanya DIPA. Untuk memperoleh dana DIPA sekolah mengajukan proposal kepada pemerintah. Dana dari DIPA ini nilainya cukup besar dan dana ini biasanya dialokasikan untuk rehab gedung atau pembangunan gedung baru.

c. Inventarisasi Sarana dan Prasarana dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa di MAN Tulungagung 2

Inventarisasi merupakan kegiatan menyusun dan mencatat sarana dan prasarana yang ada secara teratur, tertib, dan lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku. Secara umum inventarisasi dilakuakan untuk usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah.Adapun kegiatan-kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan di MAN Tulungagung 2, sebagaimana yang diungkapkan oleh pegawai administrasi, beliau menjelaskan bahwa;

Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana meliputi; pencatatan barang inventaris ke dalam buku induk inventaris dan buku golongan barang inventaris, pencatatan barang habis pakai, misalnya pensil, spidol, polpen dan lain sebagainya ke dalam buku catatan non inventaris barang, setelah pencatatan dilanjutan dengan pemberian kode.

Barang inventaris adalah perlengkapan sekolah yang digunakan secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama, misalnya meja, kursi, papan tulis, buku-buku dan lain sebagainya. Barang inventaris ini dicatat ke dalam buku induk inventaris barang. sedangkan barang non inventaris adalah perlengkapan sekolah yang habis pakai, misalnya spidol, penghapus, pensil, polpen dan lain sebagainya. Barang-barang ini di catat di buku catatan non inventaris. Agar kegiatan inventarisasi berjalan dengan tertib dan lancar, ada beberapa prosedur yang harus diikuti oleh lembaga pendidikan dalam melakukan inventarisasi barang, berikut ini adalah prosedur inventrarisasi sarana dan prasarana pendidikan di MAN Tulungagung 2 sebagaimana diungkapkan petugas kantor, beliau menjelaskan bahwa;

Yang termasuk barang inventarisasi, itu prosedurnya yang jelas adalah barang milik Negara, nah.. barang milik Negara itu pembeliannya dari pemerintah, pembeliannya dengan perencanaan dokumen kontrak dan sebagainya. Kemudian setelah barang itu diterima dimasukkan ke dalam aplikasi, namanya Simak Aplikasi BMN, nah.. setelah dimasukkan itu kan terdaftar, ambil saja contoh komputer, komputer itu kan dalam kategori barang milik Negara. Kursi masuknya ke perolehan BMN, masuk ke dalam pembelian. Setelah masuk dalam pembelian kan ada rincian, katakanlah kursi besi metal punya kode akses seperti ini 03.02.05.003, kemudian nomer awal karena kita sudah pernah mengadakan pembelian. Kode karena sudah masuk dalam Aplikasi BMN, itu secara otomatis akan muncul dan kita tinggal ngeprint dan melakukan pelabelan ke barangnya tersebut.

Meskipun tidak ada ketentuan waktu yang ditetapkan, namun inventarisasi barang atau sarana dan prasarana pendidikan di MAN Tulungagung 2 tetap berjalan dengan tertib. Pelaksanaan inventarisasi itu dilakukan setiap ada pembelian atau mutasi barang.

Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan dilakukan oleh pegawai administrasi sekolah yang berkompeten dan dibantu oleh beberapa staf yang telah ditunjuk atau diserahi tanggung jawab oleh kepala sekolah. Dalam hal ini pelaku inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan di MAN Tulungagung 2 adalah bapak Anang Kus.

d. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa di MAN Tulungagung 2Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam kondisi baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan mencakup daya upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar peralatan tersebut dalam kondisi baik. Dalam pemeliharaan terdapat beberapa kegiatan, sebagaiman penuturan waka sara dan prasarana, beliau menjelaskan bahwa;Pemeliharaan sarana dan prasarana di MAN Tulungagung 2 dimulai dari perawatan rutin/perawatan yang dilakukan setiap hari, misalnya membersihkan kelas, kebersihan ruang guru, kebersihan kantor dan lain sebagainya. Perawatan mingguan, seperti pembersihan saluran air dari kotoran. Perawatan bulanan seperti pengecekan komputer, kendaraan.

Selanjutnya waka kurikulum menambahkan bahwa;

Pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan secara terus menerus, misalnya pemeliharaan sehari-hari seperti kebersihan kelas, kebersihan ruangan yang lain, kebersihan halaman Kalau pemeliharaan berkala seperti pengecatan tembok, pengecekan komputer, kendaraan dan lainnya. Kalau perawatan preventif, misalnya perbaikan meja, kursi dan lainnya.

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh semua warga sekolah, baik oleh siswa, guru, karyawan maupun kepala sekolah. Agar kegiatan pemeliharaan tercapai, salah satu cara yang ditempuh adalah menanamkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Maka dengan sendirinya semua warga sekolah akan mengetahui nilai, fungsi, kegunaan, dan manfaat sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

Dampak dari adanya pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah yang dapat dirasarakan langsung oleh sekolah adalah kreatifitas siswa meningkat, sebagaimana penuturan guru biologi, beliau menjelaskan bahwa;Dalam pembelajaran biologi, hal-hal yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kreatifitas, adalah memberi tugas seperti membuat power point terkait dengan materi pembelajaran, mencari bahan pembelajaran di internet dengan langkah-langkah yang ditetapkan, Selanjutnya kepala tata usaha menambahkan, bahwa; Pengembangan kreatifitas siswa itu lebih banyak tersalurkan pada kegiatan ekstrakurikuler, misalnya ekstra drum band, di ektra ini siswa dilatih untuk memainkan alat musik seperti drum, terompet dan lain sebagainya,

e. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN Tulungagung 2

Penghapusan adalah kegiatan menyingkirkan atau menghilangkan sarana dan prasarana pendidikan dari daftar inventaris karena dianggap tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Penghapusan saran dan prasarana pendidikan dilakukan berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan dengan tujuan membersihkan ruangan dari penumpukan barang yang sudah tidak terpakai, menekan pemborosan biaya perawatan.

Penghapusan barang inventaris dilakukan dengan beberapa pertimbangan, sebagaimana diungkapkan oleh kepala tata usaha;Untuk penghapusan barang, pertimbangannya dari segi manfaatnya, biaya pemeliharaan lebih besar dari manfaat, yang berikut dalam keadaan rusak, umur pemakaian lebih dari batas yang telah ditentukan, misalnya kendaraan itu lebih dari 15 tahun, itu akan dilakukan penghapusan.

Adapun prosedur penghapusan yang harus diikuti oleh sekolah dalam melakukan penghapusan barang inventaris.

a. Gedung dan kendaraanan, prosedurnya;1) Barang yang berupa gedung atau bangunan dan kendaraan harus ada penilaian dari pihak yang kompeten. 2) Sekolah mengajukan dinas bumi dan bangunan, dinas inrmasi dan perhubungan untuk mengadakan penilaian3) Setelah ada penilaian (taksiran harga) dari kedua dinas selanjutnya kita usul ke wilayah atau Kantor Kementrian Jawa Timur.4) Selanjutnya berkas tersebut di kirim ke Sekjen Kemeng

5) Selanjutnya Sekjen Kemenag minta persetujuan Kantor Lelang Malang

6) Setelah ada persetujuan dari Kantor Lelang Malang, Sekjen Kemenag akan menerbitkan SK penghapusan barang7) Selanjutnya SK penghapusan di kirim ke sekolah. 8) Selanjutnya barang tersebut di lelang dengan kantor lelang Malang,

b. Peralatan lain, seperti meja, kursi

1. Sekolah melakukan taksiran harga

2. Selanjutnya sekolah mengajukan ke wilayah atau kantor kementrian agama Jawa Timur3. Selanjutnya Kantor Kementrian Agama Jawa Timur minta persetujuan ke Kantor Lelang Malang

4. Setelah ada persetujuan Kantor Wilayah Kementrian Agama menerbitkan SK 5. Selanjutnya SK dikirimkan ke sekolah.

6. Sekolah melakukan pelelangan di Kantor Lelang Malang.

f. Pengawasan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa Man Tulungagung 2

Pengawasan adalah kegiatan untuk menjamin kegiatan-kegiatan telah berjalan sesuai dengan perencanaan untuk mencapai tujuan. Tujuannya adalah agar hasil pekerjaan diperoleh secara berdaya guna yaitu hasil yang sesuai dan tepat dengan pengeluaran yang seminimal mungkin dan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Pengawasan sangat perlu dilakukan oleh sekolah agar setiap kegiatan dalam manajemen sarana dan prasarana berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki. Pengawasan dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan pemakaian sarana dan prasarana pendidikan, mengukur hasil-hasil kegiatan yang telah diseleseikan.Dalam menggali dana mengenai pengawasan, peneliti melakukan wawancara dengan bapak Anang Ramli, beliau menjelaskan bahwa;

Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah ini dilakukan oleh personel sekolah khususnya kepala sekolah, guru dan staf. Pengawasannya ya dilakukan secara rutin, misalnya saya melakukan observasi ke kelas-kelas, kalau ada kelas yang kotor biasanya saya meminta siswa-siswi untuk membersihkan. Pengawasan berkala. biasanya saya selaku kepala tata usaha membuat laporan ke wilayah maupun pusat, pelaporannya dilakukan setiap bulan, triwulan dan persemester.

Selanjutnya kepala sekolah menambahkan bahwa;

Pengawasan sarana dan prasarana dilakukan setiap waktu, misalnya kalau ada genteng yang bocor, segera kita perbaiki, ada meja yang rusak ya segera dilakukan perbaikan.

Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas mengisyaratkan bahwa pengawasan terhadap sarana dan prasarana pendidikan di MAN Tulungagung 2 melibatkan unsur-unsur yang ada di sekolah. Pengawasan tersebut dilakukan secara langsung dan rutin maupun berkala. 3. Temuan Penelitian dan Proposisi Kasus di MAN Tulungagung 2

1) Temuan Penelitian MAN Tulungagung 2

Berdasarkan paparan data kasus di MAN Tulungagung 2 dapat dituliskan temuan penelitian sebagai berikut;a. Perencanan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa di MAN Tulungagung 2

Dari berbagai sumber yang telah dipaparkan di atas bahwa proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan diantaranya, dimulai dengan pengadaan rapat dengan komite sekolah untuk membahas sarana dan prasarana yang diperlukan kemudian dilanjutkan dengan pengiidentifikasian serta analisa kebutuhan sarana dan prasarana maupun penetapan anggaran dana. Setelah rapat dengan komite sekolah berakhir dilanjutkan rapat dengan personel sekolah yang meliputi guru, waka sarana dan prasarana, waka kurikulum, bendahara sekolah, kepala tata usaha dan kepala sekolah.Dalam rapat tersebut terdapat berbagai usulan mengenai sarana dan prasarana yang diperlukan, semua usulan yang diajukan ditampung dan selanjutnya diidentifikasi serta dilakukan analisa kebutuhan sarana dan prasarana dalam jangka satu tahun. Setelah kebutuhan sarana dan prasarana terencana, selanjutnya dilakukan penganggaran dana. langkah terakhir menyusun rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN Tulungagung 2

Dari berbagai sumber yang telah dipaparkan di atas bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dimulai dari identifikasi kebutuhan dan analisa kebutuhan sarana dan prasarana. Setelah kebutuhan sarana dan prasarana sekolah tersusun atau terdaftar, langkah selanjutnya sekolah mengadakan sarana dan prasarana melalui pembelian, baik itu langsung membeli di toko maupun pemesanan. Apabila dana yang diperlukan untuk pengadaan sarana nilainya lebih kecil, maka sekolah akan melakukan prioritas pengadaan sarana dan prasarana sekolah.

Untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, MAN Tulungagung 2 menggunakan dana dari komite sekolah dan pemerintah. Dana dari pemerintah diperoleh melalui pengajuan proposal kepada pemerintah. Dana dari pemerintah ini berasal dari dana DIPA. Dana DIPA ini tidak sepenuhnya mencukupi pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Biasanya dana DIPA ini dialokasikan untuk rehab gedung atau pembangunan gedung baru.

c. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN Tulungagung 2

Berdasarkan pemaparan berbagai sumber di atas bahwa yang masuk kedalam daftar inventaris ada dua jenis, yaitu barang inventaris dan barang non inventaris. Barang inventaris Negara adalah barang yang digunakan secara terus menerus dalam proses pembelajaran dan digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Prosedur inventarisasinya adalah barang yang telah diterima sekolah, dimasukkan ke dalam aplikasi, namanya Simak Aplikasi BMN, setelah masuk ke Aplikasi BMN, barang tersebut secara langsung masuk ke perolehan BMN dan masuk ke dalam daftar pembelian, dan secara otomatis kode barang muncul. selanjutnya kode tersebut dicetak dan petugas inventarisasi melakukan pelabelan. Sedangkan khusus barang non inventaris dicatat di dalam buku induk non inventaris dan stok barang. Selanjutnya dilakukan pelabelan. Adapun pihak yang terlibat dalam inventarisasi barang yang dimiliki oleh MAN Tulungagung 2 adalah pegawai kantor. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN Tulungagung 2

Berdasarkan dari berbagai sumber data yang telah dipaparkan pada sub bab sebelumnya bahwa kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan meliputi;

a) pemeliharaan rutin, misalnya pemeliharaan kebersihan kelas, pemeliharaan kebersihan halaman, kebersihan saluran air dan lain sebagainyab) pemeliharaan berkala, misalnya pemeliharaan barang-barang elektronik, pengecatan gedung, pengontrolan pipa air

c) pemeliharaan preventif, misalnya perbaikan meja dan kursi

Adapun pihak yang terlibat dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah seluruh warga sekolah meliputi; siswa, guru, karyawan, kepala sekolah. .

d. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas SiswaBerdasarkan paparan data penelitian yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya bahwa proses penghapusan sarana dan prasarana sekolah dilakukan dengan cara melalukan pelelangan barang inventaris dengan bekerjasama dengan kantor lelang malang.

e. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN Tulungagung 2Berdasarkan paparan data penelitian sebagaimana yang telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa pengawasan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan oleh kepala sekolah, pegawai administrasi sekolah, kepala labooratorium, dan seluruh warga sekolah.

Adapun prosedur pengawasan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh MAN Tulungagung 2 adalah dengan cara mengadakan pelaporan seluruh barang inventaris ke kantor pusat. Pelaporan ini dilakukan setiap bulan, triwulan dan persemester.

2) Proposisi Kasus di MAN Tulungagung 2

Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana penulis paparkan pada sub bab sebelumnya, dapan disusun beberapa proposisi yang terkait dengan fokus penelitian. Proposisi tersedut disusun sebagai berikut;

a. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa di MAN Tulungagung 2 dilakukan dengan cara mengidentifikasi kebutuhan dan menganalisa kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan kemudian menyusun daftar sarana dan prasarana pendidikan beserta anggaran dana untuk pengadaan. Setelah itu sekolah menyusun rencana pengadaan sarana dan prasarana ke dalam program kerja.b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa di MAN Tulungagung 2 dilakukan dengan cara sekolah mengidentifikasi kebutuhan dan analisa kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan kemudian melakukan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan menyesuaikan anggaran dana yang tersedia serta menyeleksi kebutuhan berdasarkan skala prioritas. Sumber dana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan berasal dari komite sekolah dan pemerintah.c. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa di MAN Tulungagung 2 dilakukan dengan cara membuat dokumen kontrak pembelian kemudian memasukkan barang yang diterima ke dalam Aplikasi Simak BMN setelah masuk ke dalam Aplikasi Simak BMN, barang tersebut terdaftar ke daftar inventaris barang perolehan BMN dan masuk dalam pembelian. Setelah barang terdaftar secara otomatis kode akses barang tersebut muncul, selanjutnya sekolah mencetak kode tersebut dan melakukan pelabelan.d. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa di MAN Tulungagung 2 dilakukan dengan cara pemeliharaan rutin dan terus menerus, pemeliharaan berkala dan pemeliharaan preventif. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan umumnya bersifat perbaikan dan perawatan. Untuk perbaikan yang bersifat ringan dikerjakan oleh personel sekolah, sedangkan perbaikan untuk kerusakan berat mendatangkan tenaga ahli dari luar.e. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa di MAN Tulungagung 2 dilakukan dengan cara pelelangan barang dengan bekerjasama dengan Kantor Lelang Malang berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan.f. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa di MAN Tulungagung 2 dilakukan dengan cara membuat laporan inventaris barang ke kabupaten, wilayah dan pusat. Pelaporannya dilakukan setiap bulan, triwulan dan persemester.B. Paparan Data dan Temuan Penelitian MAN 3 Kediri. 1. Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian MAN 3 Kediri

a. Letak Geografis MAN 3 Kediri

Secara geografis MAN 3 Kediri mempunyai letak yang relatif strategis. Terletak di sebelah timur jalan raya, MAN 3 Kediri berada di kota Kediri yang berlokasi di Jl. Letjend. Suprapto 58 Banjaran kota Kediri.

b. Sejarah Berdirinya MAN 3 KediriMAN 3 Kediri terletak di kota Kediri yang berlokasi di Jl. Letjend. Suprapto 58 Banjaran kota Kediri. MAN 3 Kediri pada awalnya adalah Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) Kediri yang berlokasi di barat alun-alun kota Kediri pada tanggal 25 Agustus 1950.

Setahun kemudian, SGAI diubah namanya menjadi Pendidikan Guru Agama Pertama Negeri (PGAP N), yang kemudian, namanya diubah lagi menjadi Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Kediri pada tahun 1960.

PGAN Kediri, pindah ke gedung baru, Jl. Letjend. Soeprapto no 48 pada tahun pelajaran 1966-1967. Berdasarkan SK. Mentri agama. No. 16 dan 17/1978, pada tanggal 16 Maret 1978, kelas 1, 2 dan 3 PGAN 4 thn berubah menjadi Tsanawiyah sedangkan eks PGAN 6 tahun menjadi PGA. Mulai 1 Juli 1992 tepatnya tahun ajaran 1990/1991 secara resmi PGAN Kediri dialihfungsikan menjadi MAN 3 Kediri. Alih fungsi ini berdasarkan SK. Mentri agama. RI tanggal 27 Januari 1992 no 42. Sebagai Kepala MAN 3 Kediri pertama kali adalah Bpk. Drs. H. Soeparno.

Sejak alih fungsi PGAN Kediri menjadi MAN 3 Kediri, tepatnya pada bulan Juli 1992, sekolah ini telah mengalami banyak penyempurnaan dan kemajuan yang sangat pesat, apalagi setelah sekolah yang beralamat di Jl. Letjen Suprapto no 58 ini termasuk salah satu dari 25 Madrasah Aliyah yang terpilih dalam program peningkatan mutu pendidikan Kontrak Prestasi tahun 2007 di seluruh Indonesia.

Kemajuan MAN 3 Kediri yang semakin membanggakan bisa dilihat dari sarana pembelajaran yang modern, fasilitas fisik yang lengkap, program-program madrasah yang dapat diunggulkan, prestasi sekolah maupun siswa di berbagai event perlombaan tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional.

c. Visi dan Misi MAN 3 Kediri

Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bercirikan Agama Islam, dalam menghadapi perkembangan dan tantangan masa depan seperti : perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, era informasi dan globalisasi yang sangat cepat serta tantangan moral dan akhlak yang dinamis sehingga diwujudkan dalam Visi Madrasah sebagai berikut;

Visi MAN 3 Kediri secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut;

1. ISLAMI, yaitu menciptakan kegiatan yang bernuansa Islam meliputi :

a. Pembudayaan salam

b. Pembudayaan bacaan Basmallah

c. Kegiatan taddarus sebelum pelajaran dimulai ( ( 15 menit )

d. Sholat dhuha pada waktu istirahat I ( 10.00 10.15 )

e. Sholat dhuhur berjamaah pada istirahat II ( 11.45 12.15 )

f. Sholat Jumat di masjid At-Taqwa MAN 3 Kediri

g. Penambahan pelajaran muhadatsah (percakapan Bahasa Arab) dan baca Al Quran

h. Pelaksanaan kegiatan keagamaan

i. Kajian Islami oleh Seksi Kerohanian Islam (SKI)

j. Latihan kultum tiap hari Rabu sebelum sholat dhuhur

k. Pembinaan keagamaan bagi siswi yang berhalangan sholat

l. Kegiatan siswa yang berkaitan dengan peringatan hari besar Islam

m. Semua mata pelajaran dikorelasikan dengan nilai-nilai Islam.

n. Berbusana Islami

o. Berperilaku dan bersikap Islami

2. UNGGUL, yaitu berusaha menghasilkan prestasi yang optimal dalam berbagai bidang, diantaranya :

a. Unggul dalam perolehan DANEM/DANUN

b. Unggul dalam penjaringan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi

c. Unggul dalam penguasaan IPTEK

d. Unggul dalam lomba kreativitas

e. Unggul dalam olah raga

f. Unggul dalam disiplin madrasah

g. Unggul dalam ketrampilan

h. Unggul dalam kebersihan dan ketertiban

3. POPULIS, yaitu dikenal dan diminati masyarakat melalui :

a. Peningkatan prestasi akademis

b. Peningkatan prestasi ekstra kurikuler (Drumb Band, Pramuka, PMR, KIR IPA/IPS/Bahasa, Jurnalis, Pecinta Alam, Karate, Sepak bola, dll)

c. Pengadaan lomba-lomba tingkat MTs/SMP, MA/SMA

4. INDAH, yaitu menciptakan suasana dan iklim belajar yang sejuk, aman, indah dan nyaman agar siswa kerasan di sekolah dengan cara :

a. Menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan

b. Pengadaan dan pemeliharan taman sekolah

c. Pengadaan program penghijauan

5. MANDIRI, yaitu menyiapkan dan memberi bekal kepada siswa yang akan lengsung terjun dalam kehidupan masyarakat melalui :

a. Pengembangan bahasa ( Bahasa Arab dan Bahasa Inggris )

b. Ketrampilan IPA terapan

c. Ketrampilan otomotif

d. Ketrampilan tata busana

e. Ketrampilan komputer

6. BERWAWASAN LINGKUNGAN, yaitu Madrasah yang punya kepedulian terhadap kelestarian lingkungan melalui :a. Pengolahan dan pemisahan sampah

b. Penggiatan Mata Pelajaran Mulok

c. Kepedulian kelestarian lingkungan melalui Ekstra KIR

Adapun MISI MAN 3 Kediri adalah :1. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Islam dan budaya bangsa sebagai sumber kearifan dan bertindak

2. Mengembangkan potensi akademik peserta didik secara optimal sesuai dengan bakat dan minat melalui proses pembelajaran

3. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif kepada peserta didik dibidang ketrampilan sebagai modal untuk terjun ke dunia usaha.

4. Mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan olah raga dan kesenian serta kegiatan ekstra kurikuler lain untuk memupuk disiplin dan mengembangkan kreativitas

5. Mengoptimalkan kompetensi warga madrasah dalam memberi pelayanan kepada siswa dan masyarakat pengguna pendidikan

6. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan warga madrasah dan stakeholders berdasarkan konsep School Based Managemen.d. Tujuan MAN 3 KediriBerdasarkan visi dan misi yang telah ada, maka tujuan madrasah yang akan dicapai adalah :

1. Membuat dan menciptakan kegiatan madrasah yang bersifat Islami sehingga anak didik bisa memahami dan mengamalkan konsep ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari

2. Menjadikan madrasah memiliki prestasi secara optimal dalam berbagai bidang

3. Menjadikan madrasah untuk dikenal dan diminati oleh masyarakat melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler berdasarkan prestasi yang diperoleh

4. Menjadikan suasana lingkungan madrasah yang bersih, rindang, indah dan aman sehingga tercipta kenyamanan dalam kegiatan proses belajar mengajar

5. Menyiapkan dan memberi bekal kepada semua anak didik khususnya berupa pengembangan bahasa (Arab dan Inggris), ketrampilan IPA terapan, otomotif dan tata busana serta komputer yang didasarkan atas minat, potensi, kemampuan dan kecakapan yang dimiliki siswa serta kondisi madrasah.

2. Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN 3 Kediria. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN 3 KediriPerencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses perancangan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Proses ini melibatkan unsur-unsur penting di sekolah, seperti kepala sekolah, wakamad bidang sarana dan prasarana, wakamad bidang kurikulum, kepala tata usaha dan guru. Hal demikian sebagaimana diungkapkan oleh bapak Basuki Rachmad selaku waka kurikulum, beliau mengungkapkan bahwa;

Biasanya tiap kepala lab, perpustakaan atau pembina (guru) yang lain itu mengajukan, kemudian di ACC dengan yang terkait, apakah waka sarana, atau kurikulum. Kemudian yang berkaitan dengan kurikulum saya harus mengetahui terus nanti muaranya terakhir ke waka sarpras dan kepala. Misalnya, saya perlu ini, misalnya ada untuk pembelajaran kimia, biasanya dari guru kimia kemudian ke kepala lab kimia dan kepala lab kimia ke saya dan saya mengetahui dan baru ke waka sarana, baru ke Kepala Sekolah kemudian bendahara.

Selanjutnya waka sarana dan prasarana menambahkahkan bahwa;

kami (waka sarana dan prasarana) memberikan semacam format kepada bapak ibu guru, pembina-pembina lab yang terkait dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, disitu nanti juga ada nilai atau anggaran dana, jumlah. Berangkat dari situ kemudian saya membuat rancangan sarana dan prasarana selanjutnya saya ajukan kepada Kepala Sekolah dan selanjutnya ke bendahara. Kemudian bapak Sjaroni selaku kepala sekolah juga menjelaskan bahwa;

Segala kegiatan yang ada di MAN 3 Kediri, semuanya berbasis perencanaan termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana, yang terlibat dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana ya dewan guru,staf, waka sarana dan prasarana, siswa, kepala sekolah, maupun bendahara sekolah, dimana bendahara sekolah menyediakan dana dan ikut membuat anggaran dana.

Di lain kesempatan, kepala tata usaha juga menambahkan, bahwa;

Perencanaan sarana dan prasarana sekolah juga melibatkan siswa, misalnya dalam bidang ekstrakurikuler Seni musik, siswa membuat daftar sarana dan prasarana yang diperlukan untuk pengembangan seni music, selanjutnya daftar sarana yang diperlukan diajukan ke OSIS, dari OSIS dilanjutkan ke waka kurikulum setelah waka kurikulum mengetahui dan menyetujui di lanjutkan ke waka sarana dan kemudian ke pimpinan dan pimpinan ke bendahara.

Petikan penuturan yang dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa perencanaan sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan kreatifitas siswa MAN 3 Kediri melibatkan semua unsur yang ada di sekolah diantaranya adalah siswa, guru, kepala laboratorium, waka sarana dan prasarana, waka kurikulum, kepala sekolah dan bendara sekolah.Adapun prosedur perencanaan sarana dan prasarana pendidikan sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Basuki Rachmad selaku Waka Kurikulum, beliau mengungkapkan bahwa;

Perencanaan sarana dan prasarana dimulai dari kita mengadakan rapat kemudian membuat rancangan kebutuhan sarana dan prasarana, seperti mengidentifikasi kebutuhan, menganalisa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh sekolah kemudian merencanakan pengurusan, pengaturan, perawatan dan pencatatan sarana dan prasarana yang dimiliki. Selanjutnya kami juga membuat anggaran untuk pengadaan, perawatan dan lainnya dan yang terakhir menetapkan rencana pengadaan sarana dan prasarana.

Selanjutnya waka sarana dan prasarana menambahkan bahwa;

Dalam perencanaan. Pertama, waka sarana dan prasarana membuat rancangan kebutuhan sarana dan prasarana kemudian diajukan ke pimpinan, dan kemudian diadakan rapat selanjutnya diidentifikasi kebutuhan serta menganalisa kebutuhan dan yang terakhir merancang anggaran dana.

Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa MAN 3 Kediri dalam merencanakan sarana dan prasarana pendidikan mengikuti prosedur perencanaan yang meliputi; pengadaan rapat dengan unsur-unsur terkait kemudian mengidentifikasi dan menganalisa kebutuhan, merencanakan pengurusan, pengaturan dan perawatan, merancang anggaran dana dan selanjutnya menetapkan rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. Semua prosedur ini diikuti untuk memprediksi kebutuhan sarana dan prasarana serta dana yang diperlukan untuk pengadaan, perawatan, pengaturan dan inventarisasi maupun penghapusan sarana dan prasarana sekolah dalam jangka waktu satu tahun ajaran,

Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dalam kurun waktu tertentu, hal ini senada dengan ungkapan bapak Marwah selaku waka sarana dan prasarana, beliau mengungkapkan bahwa;Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana biasanya menjelang tahun ajaran baru, kita membuat perencanaan itu ya mengenai kegiatannya apa, waktunya kapan, kemudian sasarannya apa, kemudian dananya berapa.

Selanjutnya bapak Basuki Rachmad selaku waka kurikulum menambahkan bahwa; perencanaan dilakukan menjelang tahun ajaran baru, ada yang namanya program tiap waka seperti waka kurikulum, waka sarpras atau mungkin waka kesiswaan kemudian kita bertemu di program-program tersebut, jadi biasanya bulan Mei. Kemudian bapak Sjaroni juga menambahkan bahwa Rapat perencanaan pengadaan sarana dan prasarana dilaksanakan sekitar bulan Mei, Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa perencanaan pengadaan sarana dan prasarana dilakukan sebelum tahun ajaran baru berlangsung yaitu sekitar bulan Mei, tujuannya agar ketika tahun ajaran baru berlangsung sekolah telah memiliki rancangan mengenai sarana dan prasarana yang diperlukan.b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di MAN 3 Kediri dalam Meningkatkan Kreatifitas SiswaPengadaan merupakan serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kebutuhan sarana dan prasarana dapat berkaitan dengan jenis, jumlah waktu, tempat dan harga serta sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Pengadaan dilakukan sebagai bentuk realisasi atas perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya. Tujuannya adalah untuk menunjang proses pendidikan agar berjalan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Ada beberapa cara yang dilakukan oleh MAN 3 Kediri untuk kegiatan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini senada sebagaimana ungkapan bapak Basuki selaku waka kurikulum, beliau mengungkapkan bahwa;

Pengadaan sarana dan prasarana biasanya yang paling banyak itu pembelian. Pembelian dilakukan kalau dananya sudah tersedia, dan biasanya kami membelinya di toko atau kadang memesan, seperti meja dan kursi, almari, sapu dan sulak, computer, LCD dan lain sebagainya. kalau pembuatan sendiri biasanya peralatan yang sederhana dan biayanya murah dan ini dilakukan oleh guru atau siswa, misalnya alat peraga, . Selanjutnya bapak Sjaroni selaku kepala sekolah menambahkan bahwa;

Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah ini paling banyak ya diperoleh melalui pembelian. kalau sumbangan dari pemerintah biasanya dalam bentuk dana, dan dana itu berasal dari DIPA.Berdasarkan penuturan yang dikemukakan oleh waka kurikulum dan kepala sekolah MAN 3 Kediri di atas menyatakan bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di MAN 3 Kediri diperoleh melalui pembelian dan pembuatan sendiri. Pembelian biasanya dilakukan dengan cara langsung membeli di toko maupun melalui pemesanan. Pembelian ini dilakukan ketika kondisi keuangan sekolah telah tersedia. Sedangkan pengadaan peralatan sekolah dengan pembuatan sendiri dilakukan oleh guru dan siswa. Peralatan yang dibuat adalah peralatan yang sederhana dan biayanya murah.Kemudian bapak Marwah selaku waka sarana dan prasarana menambahkan bahwa;

Misalnya saja sarana yang berkaitan dengan lab kimia maka kita bekerjasama dengan Pembina lab yang tahu sarana tentang seluk beluk sarana lab yang dibutuhkan, misalnya juga yang berkaitan dengan sarana olahraga, pengadaan kami tidak langsung membelikan misalnya bola, dan sebagainya tidak, tapi berdasarkan kebutuhan dari Pembina. Bukan berarti dalam pengadaan kami melepaskan tidak, tapi tetap ada koordinasi dengan saya mungkin juga pengadaannya sama saya mungkin juga tidak, liat keperluan. Tetapi intinya tidak semua sarana yang membeli waka sarana.

Berdasarkan kutipan penuturan di atas menyatakan bahwa pengadaan sarana dan prasarana dilakukan melalui pembelian dengan berkoordinasi dengan Pembina atau guru yang bersangkutan. Dimana Pembina atau guru adalah orang yang lebih tahu tentang kebutuhan yang diperlukan dalam proses pengembangan kreatifitas siswa di MAN 3 Kediri.Selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan kepada kepala tata usaha tentang pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di Madrasah ini, apakah ada sumbangan dari instansi lain pak? kemudian beliau menjelaskan bahwa biasanya sumbangan itu diperoleh dari departemen lingkungan hidup, sumbangan itu berupa tempat sampah. Jumlahnya biasanya melihat jumlah kelas yang ada, kalau misalnya kita memiliki 33 kelas, maka kita memperoleh sumbangan tempat sampah sebanyak 66 buah. Kalau dari pemerintah ya ada tapi biasanya sumbangan itu untuk rehab gedung atau pembangunan/penambahan ruang.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di MAN 3 Kediri ada yang diperoleh dari sumbangan departemen lingkungan hidup yang berupa tempat sampah. Ini menunjukkan bahwa MAN 3 Kediri adalah lembaga pendidikan yang memperhatikan kebersihan lingkungan. Dengan lingkungan yang bersih dan rapi membuat para penghuni MAN 3 Kediri merasa nyaman dan betah berada di sekolah. Kondisi yang demikian dapat membangkitkan kinerja staf, karyawan dan guru serta dapat membangkitkan minat belajar siswa sehingga siswanya menjadi pribadi yang kreatif.Dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah tentunya memerlukan dana atau biaya. Dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, sebagaimana ungkapan bapak Marwah selaku waka sarana dan prasarana, bahwa;Dananya itu kan tidak dari satu sumber, kalau itu berasal dari dana DIPA, dana DIPA itu berasal dari Negara kita membuat proposal misalnya, untuk rehab gedung, pembangunan mahad itu dananya dari pemerintah, itu kalau memang nilainya lebih dari menurut aturan dananya itu besar atau kurang lebih 200 juta rupiah, kalau harus melalui lelang ya harus di lelang. tapi kalau dana itu tidak sampai 200 juta, itu tidak perlu dilelang dan harus menunjuk siapa yang mengerjakan. kalau dana dari komite itu kan kita kelola dan tidak perlu dilelang, ya kita melihat sarana yang dibutuhkan. dana dari komite sekolah aplikasinya ya iuran tiap bulan, biasanya kita memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana melalui pembelian.

Dilain kesempatan bapak Sjaroni selaku kepala sekolah menambahkan bahwa;

Untuk pemenuhan kebutuhan sekolah terkait sarana dan prasarana, kalau itu dana yang diperlukan untuk pemenuhannya nilainya sedikit atau kurang dari dua ratus juta rupiah, kita menggunakan dana dari komite sekolah atau kas sekolah, biasanya dana ini digunakan untuk membeli alat-alat elektronik, penghapus, tinta, spidol, papan tulis dan lainnya. Dan kalau dana dari pemerintah itu namanya DIPA, untuk memperoleh dana dari DIPA pihak sekolah harus mengajukan proposal yang ditujukan kepada pemerintah, biasanya dana dari DIPA ini digunakan untuk rehab gedung, membangun mahad. Sekarang ini saya merencanakan membangun mahad agar proses pembelajaran dan pembentukan pribadi siswa siswi MAN 3 Kediri dapat optimal, dana yang diperlukan sekitar 2 milyar, saat ini kami telah mengajukan bantuan dana ke pemerintah. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dana yang di gunakan oleh MAN 3 Kediri untuk pengadaan sarana dan prasarana berasal dari dua sumber, pertama dana dari komite sekolah yang direalisasikan dalam bentuk iuran tiap bulan. Dana ini digunakan oleh sekolah untuk membeli berbagai perlengkapan sekolah, misalnya meja, kursi, papan tulis, alat-alat elektronik seperti computer, LCD, mesin foto copy, peralatan praktek dan lain sebagainya. Kedua dana dari DIPA atau pemerintah, dimana dana dari DIPA ini diperoleh melalui pengajuan proposal kepada pemerintah, kalau proposal itu disetujui pihak yang terkait akan mengadakan tinjauan dan dinilai keyakannya untuk memperoleh persetujuan setelah disetujui dana tersebut di kirim ke sekolah. c. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN 3 KediriInventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyusun sarana dan prasarana yang ada secara teratur, tertib dan lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku. Sarana dan prasarana yang diinventarisasi tidak hanya sarana dan prasarana yang berasal dari pemerintah tetapi semua barang atau perlengkapan sekolah, baik barang habis pakai maupun bahan yang tahan lama. Untuk menggali data yang berkaitan dengan inventarisasi sarana dan prasarana sekolah, peneliti mengadakan wawancara dengan kepala tata usaha. mengenai pelaku/petugas inventarisasi, beliau menjelaskan bahwa;Biasanya KTU menugaskan stafnya untuk melakukan inventaris tiap-tiap kelas, biasanya KTU bersama stafnya masuk keruangan atau koordinasi dengan waka kurikulum maupun waka sarana dan prasarana, mejamu kabe piro, kursimu piro.

Selanjutnya, di lain kesempatan peneliti menanyakan hal yang sama terkait petugas inventarisasi sarana dan prasarana sekolah kepada bapak Marwah selaku waka sarana dan prasarana, beliau menjelaskan bahwa;

Yang mengintarisasi perlengkapan sekolah ya kepala tata usaha dibantu oleh stafnya yang telah ditunjuk dengan berkoordinasi dengan waka sarana dan prasarana maupun kepala sekolah.

Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas, dalam proses inventarisasi perlengkapan sekolah melibatkan unsur-unsur yang ada di sekolah yang terdiri dari kepala tata usaha beserta staf (pegawai kantor/pegawai administrasi), waka sarana dan prasarana, waka kurikulum serta kepala sekolah.

Adapun kegiatan-kegiatan inverntarisasi yang dilakukan oleh petugas inventarisas sarana dan prasarana pendidikan di MAN 3 Kediri, sebagaiman ungkapan kepala tata usaha, yaitu;

melakukan pengadministrasian barang inventaris, seperti; memasukkan barang ke dalam buku induk inventaris kalau itu barang milik Negara, selanjutkan mencatat barang ke dalam buku golongan barang inventaris untuk memudahkan pencariannya. kalau itu barang habis pakai seperti buku, kapur dan lain sebagainya itu dicatat dalam buku non inventaris, setelah pencatatan ini selesei dilanjutkan dengan pemberian kode barang dan dilanjutkan dengan membuat laporan dan yang terakhir membuat rekapan barang inventaris.

Hal senada juga diungkapkan oleh waka sarana dan prasarana, beliau menjelaskan bahwa;

dalam inventarisasi barang yang dilakukan yaitu pencatatan barang ke dalam buku induk/buku golongan/buku barang non inventaris, pemberian kode, pengklasifikasian barang, dan yang terakhir yaitu pelaporan.

Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas, mengisyaratkan bahwa kegiatan yang dilakukan dalam inventarisasi barang meliputi pencatatan barang ke dalam buku induk kemudian dilanjutkan pencatatan barang ke buku golongan barang, namun kalau barang itu merupakan barang habis pakai, maka pencatatanya ke dalam buku non inventaris. Setelah pencatatan selesei dilanjutkan dengan pemberian kode barang dan yang terakhir membuat laporan inventaris barang. Semua kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah dalam mencari atau menemukan kembali barang inventaris.Setelah mengetahui kegiatan inventarisasi barang, peneliti melanjutkan wawancara perihal proses inventarisasi yang dilakukan oleh personel MAN 3 Kediri, berikut penuturan kepala tata usaha;

Inventarisasi barang dimulai dengan mencatat barang ke dalam buku induk barang inventaris khusus barang milik Negara dan buku catatan barang non inventaris. kemudian kami memberi kode inventaris barang berdasarkan jenisnya, tujuannya untuk mempermudah pencarian ketika kita memerlukannya, dan yang terakhir adalah pelaporan barang inventaris, dengan prosedur kami membuat daftar mutasi barang inventaris rangkap 2, yang 1 set asli untuk disampaikan kepada Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten dan yang 1 set untuk arsip kita.

Selanjutnya, peneliti menanyakan kepada wakamad sarana dan prasarana perihal waktu pelaksanaan inventarisasi barang, beliau menjelaskan bahwa;

Inventarisasi barang dilakukan ketika ada pembelian barang maupun mutasi barang.

Hal ini juga terlihat dari hasil observasi yang peneliti lakukan ketika sedang berada di ruang perpustakaan, petugas perpus sedang memberi kode buku-buku inventaris yang baru. Dengan pemberian kode memudahkan pengunjung perpus dalam mendapatkan buku yang diinginkan.

Dari kutipan hasil wawancara di atas bahwa pelaksanaan inventarisasi barang yang dimiliki oleh MAN 3 Kediri adalah ketika ada barang baru masuk/setelah terjadi pembelian.d. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN 3 KediriPemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. pemeliharaan yang baik mengakibatkan barang jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin, lebih terkontrol sehingga terhindar dari kehilangan serta memberikan hasil pekerjaan yang baik.

Untuk memperoleh data mengenai pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, peneliti mengadakan wawancara kepada waka kurikulum, beliau menjelaskan bahwa;Pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan secara berkesinambungan, dengan melakukan perawatan sehari-hari seperti perawatan kebersihan kelas yang dilakukan siswa dengan cara membuat jadwal piket, kebersihan kamar mandi, kebersihan kantor yang dilakukan oleh petugas kebersihan sekolah. Ada juga perawatan berkala, biasanya dilakukan sebulan/dua bulan sekali, seperti penggantian baterai jam, perbaikan/servis barang elektronik dan lain sebagainya.

Selanjutnya waka sarana dan prasarana menjelaskan bahwa;

Pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan secara terus menerus, katakanlah pemeliharaan sehari-hari, misalnya kebersihan kelas seperti menyapu lantai, membersihkan meja dari debu, membersihkan jendela, merapikan meja dan kursi. Kalau pemeliharaan berkala seperti pengecatan tembok, pengontrolan genteng dan lain sebagainya.

Dari kutipan hasil wawancara di atas dapat di ketahui bahwa Pemeliharaan sarana dan prasarana di MAN 3 Kediri dilakukan secara berkesinambungan dan terus-menerus, harus melibatkan kesadaran seluruh warga sekolah, dan ada kerjasama antar warga sekolah. Penempatan barang juga harus di perhatikan hal ini bertujuan agar barang tidak hilang dan tetap terjaga keawetannya. Tanggung jawab akan kebersihan dan barang dalam lingkungan sekolah harus dipupuk dan sangsi akan diberlakukan jika tidak terlaksanaya kebersihan dan banyaknya barang yang hilang dan rusak.Kondisi lingkungan sekolah yang bersih, rapi, indah dan teduh, juga terlihat dari hasil pengamatan peniliti. Dalam pengamatan peneliti melihat kondisi ruang kelas bersih, meja dan kursi tertata rapi, papan tulis yang bersih, taman yang indah dan rindang, parkiran sepeda dan sepeda motor yang rapi, ruang perpustakaan yang rapi dan yang bersih, kamar mandi yang bersih, dan lain sebagainya. Adapun pelaksana pemelihara sarana dan prasarana pendidikan di MAN 3 Kediri, sebagaimana ungkapan waka sarana dan prasarana sebagai berikut;

Terkait dengan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah itu ada timnya tersendiri; misalnya pemeliharaan kebersihan ruangan itu yang melaksanakan ya petugas kebersihan sekolah, pemeliharaan meja, kursi itu, kita memperkerjakan tukang harian yang sehari-harinya memeriksa barang-tersebut, kalau untuk pemeliharaan barang elektronik, itu ada tenaga ahli di bidangnya , seperti operator computer. dan kalau untuk barang yang rusak dan kami tidak bisa memperbaikinya, kami memanggil tenaga dari luar yang ahli di bidang sarana dan prasarana tersebut.

Di lain kesempatan waka kurikulum menambahkan bahwa; Yang memelihara sarana dan prasarana sekolah itu ya semua warga sekolah, baik itu siswa, guru, karyawan maupun pekerja harian yang sehari-harinya diserahi tugas untuk memelihara sarana dan prasarana tertentu, misalnya petugas kebersihan itu ya membersihkan semua kebersihan lingkungan sekolah, kalau tukang harian itu ya memperbaiki meja yang rusak, kursi yang rusak, membenahi genteng, mengecat tembok dan lain-lain.

Selanjutnya kepala perpustakaan juga menambahkan bahwa;

Pemeliharaan barang yang ada dilakukan oleh petugas perpus mulai dari membersihkan buku dari debu, menata buku ke rak-rak. merapikan meja dan kursi, serta menjaga kebersihan ruang perpus. kalau siswa, biasanya setelah membaca buku-buku yang dibaca di kembalikan ke rak, siswa dilarang membawa buku keluar dari perpus tanpa seijin petugas perpus, misalnya untuk peminjaman itu ada batas tempo, kalau misalnya terlambat peminjam dikenakan sanksi. Sebagaimana kutipan hasil wawancara di atas menegaskan bahwa dalam pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah itu harus melibatkan kesadaran seluruh warga sekolah, dan ada kerjasama antar warga sekolah. Tanggung jawab akan kebersihan dan pemeliharaan barang di lingkungan sekolah harus dipupuk dan sanksi akan diberlakukan jika terjadi pelanggaran maupun terjadi kehilangan dan kerusakan sarana dan prasarana dalam hal buku atau peralatan praktek. Hal ini bertujuan agar barang tetap terjaga keawetannya.

Di lain kesempatan, salah satu guru TIK mengungkapkan bahwa setelah proses pembelajaran selesei, misalnya di lab ada computer yang rusak, saya mencoba untuk memperbaikinya namun jika saya tidak mampu memperbaiki, saya mendatangkan tenaga ahli dari luar dengan berkoordinasi dengan waka sarana dan prasarana.Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan juga terlihat dari hasil observasi yang peneliti lakukan ketika melihat ruang laboratorium computer, di ruangan itu ada petugas laboratorium sedang memperbaiki computer yang rusak dengan dibantu oleh 3 orang siswa SPG dari SMK.

Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah tentunya menggunakan peralatan yang menunjang. sebagaimana ungkapan waka kurikulum, beliau mengungkapkan bahwa;

Kalau itu untuk perawattan kebersihan kelas, alat yang digunakan ya sapu ijuk, sulak, atau mungkin lap. kalau itu untuk perawatan taman alatnya ya sapu lidi, sabit, atau cikrak dan tempat sampah, kalau itu untuk perawatan barang elektronik ya lap untuk membersihkan debu, kalau ada bautnya yang longgar, diperbaiki dengan obeng dan peralatan untuk perbaikan elektronik, kalau itu untuk perawatan gedung, ya cat, kuas, timba, palu, dan lain sebagainya.

Selanjutnya waka sarana dan prasarana menambahkan, bahwa;

Untuk perawatan alatnya banyak mbak, sesuai dengan kebutuhan. misalnya untuk kebersihan ruangan, ya kita menggunakan sapu, sulak, dan lap, kalau untuk perawatan furniture kita ya menggunakan paku, petil dan kadang juga obeng dan gergaji, kalau untuk perawatan computer, alatnya ya lap, obeng, taspen, gunting dan lain sebagainya.

Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas, alat yang digunakan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di MAN 3 Kediri ada bermacam-macam. Penggunaan alat ini disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsinya. Sebagaimana penuturan di atas, untuk pemeliharaan kebersihan kelas, alat yang digunakan sapu, sulak/kemoceng, lap dan tempat sampah, sedangkan untuk perawatan computer alat yang digunakan meliputi; obeng, taspen, gunting, lap, dan lain sebagainya.

e. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN 3 KediriPenghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris karena sarana dan prasarana sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan untuk pelaksanaan pembelajaran. Disamping itu, penghapusan sarana dan prasarana dilakukan untuk menekan pemborosan biaya perawatan serta meringankan beban kerja pelaksana inventaris. Hal demikian juga diungkapkan oleh waka sarana dan prasarana, beliau mengungkapkan bahwa;

Untuk melakukan penghapusan sarana dan prasarana pendidikan di Madrasah ini ada pertimbangannya. Pertama karena sarana tersebut rusak. Kedua sudah tidak memiliki nilai fungsi dan kurang efisien, misalnya mesin ketik kita hapus dan diganti dengan computer, papan tulis kapur, kita ganti dengan whiteboard dengan pertimbangan untuk menjaga kelas dari dabu. Ketiga biaya perawatan lebih mahal.

Selanjutnya waka kurikulum menambahkan bahwa;

Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan karena barangnya sudah rusak, melebihi batas usia pemakaian, sarana tersebut dinilai kurang efektif dan efesien, dan biaya perawatannya lebih mahal.

Sebagaimana kutipan hasil wawancara di atas mengisyaratkan bahwa, penghapusan sarana dan prasarana pendidikan di MAN 3 Kediri dilakukan ketika sarana dan prasarana dalam kondisi rusak atau sudah tidak layak pakai, sarana dan prasarana dinilai sudah tidak efektif dan efisien, dan biaya perawatanya mahal.Adapun prosedur penghapusan sarana dan prasarana pendidikan di MAN 3 Kediri sebagaimana diungkapkan oleh kepala tata usaha, beliau menjelaskan bahwa;

Prosesnya begini mbak, sarana dan prasarana di sekolah ini kan ada yang berupa gedung dan bangunan, barang bergerak seperti kendaraan dan peralatan lain. kalau untuk gedung dan bangunan atau kendaraan itu harus dinilai terlebih dahulu oleh pihak yang berkomputen di bidang ini, misalnya gedung ini dinilai 20 juta, nah setelah ada penilaian dari dina, kemudian diusulkan ke Kantor Dinas Pendidikan Kota atau Kabupaten, kalau disetujui, Dinas akan mengeluarkan SK penghapusan, selanjutnya panitia penghapusan akan melihat, misalnya gedung yang rusak dan mereka juga membuat berita acara pemeriksaan. setelah diperiksa panitia penghapusan mengusulkan gedung yang rusak tadi ke kantor pusat di Jakarta. setelah ada surat persetujuan dari kantor penghapusan di Jakarta, selanjutnya dilakukan penghapusan, kalau itu harus di lelang ya kita lelang. dan hasil pelelangan tersebut menjadi milik nega.

Sebagaimana kutipan hasil wawancara di atas, diketahui bahwa penghapusan barang inventaris khususnya gedung dan kendaraan, memiliki prosedur yang harus diikuti. Semua prosedur penghapusan sarana dan prasarana tersebut telah dilaksanakan oleh MAN 3 Kediri. Lembaga pendidikan ini melaksanakan prosedur penghapusan dengan tertib. Sehingga terjadi transparansi hasil penghapusan sarana dan prasarana dengan pihak yang terkait.Untuk penghapusan sarana dan prasarana yang lain seperti meja, kkursi, sapu, papan tulis dan lain-lainnya, itu dilakukan secara langsung oleh karyawan MAN 3 Kediri tanpa melibatkan Dinas terkait. Misalnya saja ada meja dan kursi yang rusak, biasanya meja dan kursi itu di bawa ke gudang, kalau memungkinkan untuk diperbaiki ya di perbaiki.

Selanjutnya peneliti menanyakan perihal pelaku yang terlibat dalam penghapusan, waka sarana dan prasarana menjelaskan bahwa;Yang memindahkan barang yang telah rusak atau tidak terpakai, katakanlah meja rusak, biasanya tukang yang telah saya tugasi untuk memantau dan memperbaiki barang tersebut.

Kemudian di lain kesempatan waka kurikulum menambahkan bahwa;

Katakanlah barang yang rusak itu meja, kursi atau mungkin sapu dan peralatan kebersihan lainnya, jika memang tidak layak pakai. Biasanya kami yang bawa ke gudang dan kadang siswa juga ikut membantu.

Sebagaimana kutipan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa, dalam penghapusan sarana dan prasarana sekolah melibatkan beberapa personel sekolah, diantaranya; waka sarana dan prasarana, waka kurikulum, pembantu sekolah, siswa, dan diketahui oleh karyawan serta kepala sekolah. f. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifittas Siswa MAN 3 KediriPengawasan dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan program sarana dan prasarana pendidikan. Dengan pengawasan yang seksama dapat ditemukan kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan, kesalahan dalam bekerja utnuk menggunakan sarana dan prasarana pendidikan. Pengawasan merupakan suatu tindakan pencagahan yang bersifat preventif.

Dalam menggali data terkait dengan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan di MAN 3 kediri, peneliti mengadakan wawancara dengan waka sarana dan prasarana, beliau menjelaskan bahwa;

Pengawasan terhadap sarana dan prasarana sekolah, karena sekolah kita adalah sekolah negeri maka barang/perlengkapan yang ada disini adalah barang milik Negara. Barang milik Negara ini secara rutin kita laporkan ke pusat. pelaporannya ada tiap bulan, triwulan dan tiap semester.

Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa pengawasan sarana dan prasarana pendidikan di MAN 3 Kediri dilakukan secara berkesinambungan dengan membuat laporan inventaris barang ke kantor pusat yang dilakukan dalam tempo tiap bulan, triwulan dan persemester.

Selanjutnya kepala sekolah menambahkan, bahwa;

Pengawasan sarana dan prasarana sekolah dilakukan setiap waktu, setiap hari bahkan tiap bulanan. Seperti, ketika terjadi pengawasan ada barang yang rusak, itu ya langsung kita perbaiki. kalau ada ruang yang mosrah-masrih, segera kita tata kembali.

Dari pemaparan kepala sekolah di atas mengisyaratkan bahwa pengawasan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan oleh sekolah bertujuan untuk menjaga keberadaan, kegunaan dan fungsi sarana dan prasarana pendidikan sehingga tujuan lembaga dalam mengembangkan kreatifitas siswa dapat tercapai sesuai dengan harapan.Di lain kesempatan peneliti menanyakan perihal pelaku pengawasan sarana dan prasarana sekolah, berkaitan dengan hal ini waka sarana dan prasarana menambahkan bahwa;

Yang terlibat dalam pengawasan sarana dan prasarana sekolah ya saya sendiri selaku waka sarana dan prasarana, pegawai kantor yang bertanggungjawab dalam proses inventarisasi, dan kepala sekolah,

Selanjutnya waka kurikulum menambahkan, bahwa;

Pengawasan sarana dan prasarana dilakukan oleh semua warga sekolah, khususnya waka sarana dan prasarana,para pembina, kepala lab/petugas, dan karyawan.

Sebagaimana kutipan hasil wawancara dengan waka sarana dan prasarana serta kepala sekolah, menunjukkan bahwa seluruh warga sekolah MAN 3 Kediri ikut berperan dalam pengawasan sarana dan prasarana sekolah dan yang bertanggungjawab terhadap keseluruhan pengawasan adalah waka sarana dan prasarana beserta kepala sekolah. 3. Temuan Penelitian dan Proposisi Kasus di MAN 3 Kediri1) Temuan Penelitian MAN 3 Kediri

Berdasarkan paparan data kasus di MAN 3 Kediri dapat dituliskan temuan penelitian sebagai berikut;

a. Perencanan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa di MAN 3 Kediri

Dari berbagai sumber yang telah dipaparkan di atas bahwa proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan diantaranya, dimulai dengan pengadaan rapat dengan personel sekolah yang meliputi guru, waka sarana dan prasarana, waka kurikulum, bendahara sekolah, kepala tata usaha dan kepala sekolah. Dalam rapat tersebut dilakukan pengidentifikasian dan analisa kebutuhan sarana dan prasarana dalam jangka satu tahun. Setelah kebutuhan sarana dan prasarana terencana, selanjutnya dilakukan penganggaran dana. langkah terakhir menyusun rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. Perencanaannya dilakukan setiap bulan Mei.

b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN Tulungagung 2

Dari berbagai sumber yang telah dipaparkan di atas bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dimulai dari identifikasi kebutuhan dan analisa kebutuhan sarana dan prasarana. Setelah kebutuhan sarana dan prasarana sekolah tersusun atau terdaftar, langkah selanjutnya sekolah mengadakan sarana dan prasarana melalui pembelian, baik itu langsung membeli di toko maupun pemesanan. Apabila dana yang diperlukan untuk pengadaan sarana nilainya lebih kecil, maka sekolah akan melakukan prioritas pengadaan sarana dan prasarana sekolah.

Untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, MAN 3 Kediri menggunakan dana dari komite sekolah dan pemerintah. Dana dari pemerintah diperoleh melalui pengajuan proposal kepada pemerintah. Dana dari pemerintah ini berasal dari dana DIPA. Dana DIPA ini tidak sepenuhnya mencukupi pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Biasanya dana DIPA ini dialokasikan untuk rehab gedung atau pembangunan gedung baru.

c. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN 3 KediriBerdasarkan dari berbagai sumber data yang telah dipaparkan pada sub bab sebelumnya bahwa inventarisasi barang inventaris di MAN 3 Kedidiri dimulai dengan mencatat barang ke dalam buku induk barang inventaris. Selanjutnya diklasifikasikan dan dicatat di buku golongan inventaris. Sedangkan buku catatan barang non inventaris digunakan untuk mencatat barang non inventaris. setelah pencatatan selesei dilanjutkan dengan pemberian kode, selanjutnya membuat laporan triwulan dan tahunan mutasi barang inventaris rangkap 2, yang 1 set asli untuk disampaikan kepada Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten dan yang 1 set untuk arsip.d. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Pendidikan MAN 3 KediriBerdasarkan dari berbagai sumber data yang telah dipaparkan pada sub bab sebelumnya bahwa kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan meliputi;

a. Pemeliharaan rutin, meliputi pemeliharaan harian, seperti kebersihan ruangan, mingguan seperti kebersihan tempat pembuangan sampah akhir dan bulan seperti penggantian batere jam.

b. Pemeliharaan berkala, misalnya pengecatan gedung, pengontrolan pipa air.

Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah ada yang dilakukan oleh personel sekolah dan tenaga ahli dari luar. Kerusakan yang sifatnya ringan dikerjakan oleh pihak sekolah. Kerusakan yang sifatnya berat atau parah, dikerjakan oleh tenaga ahli yang di datangkan dari luar. e. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN 3 KediriBerdasarkan paparan data penelitian yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya bahwa proses penghapusan sarana dan prasarana sekolah dilakukan dengan cara melalukan pelelangan barang inventaris dengan bekerjasama dengan kantor lelang malang.

f. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN 3 KediriBerdasarkan paparan data penelitian sebagaimana yang telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa pengawasan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan oleh kepala sekolah, pegawai administrasi sekolah, kepala labooratorium, waka kurikulum dan waka sarana dan prasaranaAdapun prosedur pengawasan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh MAN 3 Kediri adalah dengan cara mengadakan pelaporan seluruh barang inventaris ke kantor pusat. Pelaporan ini dilakukan setiap bulan, triwulan dan persemester. 2) Proposisi Kasus di MAN 3 Kediri

Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disebutkan pada sub bab sebelumnya, dapat disusun beberapa proposisi yang terkait dengan fokus penelitian. Proposisi tersebut disusun sebagai berikut;a. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan kreatifitas siswa di MAN 3 Kediri dimulai dari pengajuan kebutuhan sarana dan prasarana dari guru, kepala laboratorium dan kepala perpustakaan (dimana dalam pengajuan tersebut telah disebutkan anggaran dana pengadaan) kepada waka kurikulum kemudian waka kurikulum melanjutkan ke waka sarana dan prasarana dan waka sarana mengajukan kepada kepala sekolah dan langkah terakhir kepala sekolah mengajukan ke bendahara sekolah.

b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan kreatifitas siswa di MAN 3 Kediri dilakukan dengan cara koordinasi antara Pembina atau guru dengan waka kurikulum maupun waka sarana dan prasarana terkait dengan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Kemudian dilakukan pembelian sarana dan prasarana pendidikan dengan menggunakan dana dari komite sekolah. Sedangkan dana dari pemerintah yang diperoleh melalui pengajuan proposal dialokasikan untuk pembangunan gedung baru ataupun rehab gedung.c. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan kreatifitas siswa di MAN 3 Kediri dimulai dari pencatatan barang inventaris ke dalam buku Induk dan barang non inventaris ke dalam buku barang non inventaris kemudian dilanjutkan dengan pemberian kode dan langkah selanjutnya sekolah membuat laporan dan membuat daftar rekapitulasi barang inventaris.d. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan kreatifitas siswa di MAN 3 Kediri dilakukan secara rutin dan berkala oleh tim dan dibantu semua warga sekolah, baik itu pemeliharaan dalam bentuk perbaikan maupun perawatan. Untuk perbaikan yang sifatnya ringan dikerjakan oleh pihak sekolah yang telah ditugasi, sedangkan perbaikan untuk kerusakan berat sekolah mendatangkan teknisi dari luar. e. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan kreatifitas siswa di MAN 3 Kediri dilakukan dengan cera lelang dan disimpan di gudang.f. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan kreatifitas siswa di MAN 3 Kediri dilakukan secara rutin oleh waka sarana dan prasarana, waka kurikulum, pegawai administrasi dan kepala sekolah dengan cara melaporkan semua barang inventaris ke pemerintah kabupaten, wilayah dan pusat. Pelaporannya dilakukan setiap bulan, triwulan dan semester.C. Analisis Data Lintas SitusNoManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN Tulungagung 2Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa MAN 3 Kediri

1Perencanaan

a. pengadaan musyawarah dengan komite sekolah

b. pengadaan rapat intern tanpa melibatkan komite

c. identifikasi dan analisa kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

d. menyusun anggaran dana

e. menetapkan rencana pengadaan sarana dan prasarana dalam program kerja

f. perencanaan dilakukan di awal tahun ajaran baruPerencanaan

a.pengadaan rapat intern sekolah

b. identifikasi dan analisa kebutuhan

c.menyusun anggaran dana

d.menetapkan rencana pengadaan sarana dan prasarana dalam program kerja

e.perencanaan dilakukan menjelang tahun ajaran baru sekitar bulan Mei

2Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

a.Identifikasi kebutuhan dan analisa kebutuhan

b.melihat anggaran dana dan menyesuaikan anggaran dana dengan kebutuhan

c.membuat skala prioritas pengadaan sarana dan prasarana

d.pengadaan atau pembelian sarana dan prasarana

e.sumber dana berasal dari komite dan DIPAPengadaan sarana dan prasarana pendidikan

a. Koordinasi dengan guru, kepala lab dan unsur lainnya

b. Identifikasi kebutuhan dan analisa kebutuhan

c. melihat dana yang tersedia

d. pengadaan atau pembelian sarana dan prasarana

e. sumber dana terdiri dari komite dan dana DIPA

f. sarana yang diperoleh dari sumbangan berupa tempat sampah

3Inventarisasi1) Barang inventaris

a. Pembuatan dokumen kontrak pembelian untuk barang inventaris

b. Memasukkan barang pembelian ke Aplikasi Simak BMN

c. Barang terdaftar dan masuk ke perolehan BMN

d. Kode inventaris barang muncul

e. Petugas mencetak

f. Petugas melakukan pelabelan

Barang non inventaris

Dicatat di buku barang non inventarisInventarisasiBarang Inventaris

a. Pencatatn barang inventaris di buku induk inventaris

b. Pengklasifikasian

c. Memberi kode

d. Membuat laporan

e. Membuat daftar rekapitulasi barang

Barang non inventaris

Dicatat di buku non inventaris

4Pemeliharaan 1. Pemeliharaan rutin dan berkala

2. Pemeliharaan dilakukan oleh tim

yang diserahi tanggung jawab

3. Perbaikan dilakukan oleh tim dan tenaga ahli dari luarPemeliharaan1. Pemeliharaan rutin, berkala dan pencegahan

2. Pemeliharaan dilakukan oleh seluruh warga sekolah

3. Perbaikan dilakukan oleh personel sekolah dan tenaga ahli dari luar

Penghapusan

1. Pelelangan

2. Disimpan di gudangPenghapusan1. Pelelangan

2. Disimpan di gudang

PengawasanPengawasan terhadap sarana dan prasarana dilakukan secara rutin dan berkalaPengawasan

Pengawasan terhadap sarana dan prasarana dilakukan secara rutin dan berkala

Dokumentasi

Ibid

Ibid

Ibid

Wawancara dengan waka kurikulum bapak Muhib tanggal 10 Juni 2013, pukul 10.15

Wawancara dengan waka sarana dan prasarana bapak Maskur tanggal 10 Juni 2013, pukul 10.45

Wawancara dengan waka sarana dan prasarana bapak Maskur10 Juni 2013, pukul 10.15

Ibid

Wawancara dengan waka sarana dan prasarana tanggal 10 Juni 2013, pukul 10.45

Wawancara dengan waka kurikulum tanggal 10 Juni 2013, pukul 10.15

Wawancara dengan waka sarana dan prasarana 10 Juni 2013, pukul 10.45

Wawancara dengan bapak Anang Kus tanggal 4 Juni 2013 pukul 10.30

Wawancara dengan bapak Anang Ramli tanggal 21 Juni 2013, pukul 15;00

Wawancara dengan bapak Anang Kus tanggal 4 Juni 2013, pukul10.30

Ibid

Ibid

Wawancara dengan waka sarana dan prasarana tanggal 10 Juni 2013, pukul 10.45

Wawancara dengan waka kurikulum tanggal 10 Juni 2013, pukul 10.15

Wawancara dengan Guru Biologi tanggal 14 Juni 2013, pukul 10.00

Wawancara dengan Kepala Tata Usaha tanggal 7 Juni 2013 jam 11.00

Ibid

Wawancara dengan bapak Anang kus tanggal 4 Juni 2013 pukul 10.30

Ibid

Wawancara dengan bapak Anang Ramli, tanggal 14 Juni 2013 pukul 15.00

Wawancara dengan bapak Khoirul Huda, tanggal 13 Juni 2013 pukul 10.00

Dokumentasi

Ibid

Ibid

Sumber data: Wawancara Wakamad Kurikulum bapak Basuki Rachmad, 8 Juni 2013 pukul 12.30

Sumber data: Wawancara Wakamad Sarana dan Prasarana bapak Marwah, 8 Juni 2013 pukul 10.00

Sumber data: Kepala sekolah bapak Sjaroni, 15 Juni 2013 pukul 12.30

Sumber data: Wawancara Kepala Tata Usaha bapak Muhtar, 8 Juni 2013 pukul 12.00

Wawancara Wakamad Kurikulum bapak Basuki Rachmad, 8 Juni 2013 pukul 12.30

Wawancara Wakamad Sarana dan Prasarana bapak Marwah, 8 Juni 2013 pukul 10.00

Wawancara waka sarana dan prasarana Bapak Marwah tanggal 8 Juni 2013 pukul 10.00

Wawancara dengan kepala sekolah Bapak Sjaroni tanggal 15 Juni 2013 pukul 12.30

Wawancara dengan bapak Basuki Rachmad, 8 Juni 2013 pukul 12.30

Wawancara dengan waka sarana dan prasarana bapak Marwah tanggal 8 Juni 2013 pukul 10.00

Wawancara dengan kepala tata usaha, 8 Juni 2013 pukul 12.00

Ibid

Wawancara dengan kepala sekolah bapak Sjaroni tanggal 15 Juni 2013 pukul 12.30

Wawancara dengan bapak Muhtar selaku Kepala Tata Usaha, 8 Juni 2013 pukul 12.00

Wawancara dengan bapak Marwah selaku waka sarana dan prasarana, 8 Juni 2013 pukul 10.00

Wawancara dengan bapak Muhtar selaku Kepala Tata Usaha, 8 Juni 2013 pukul 12.00

Ibid

Wawancara dengan bapak Muhtar tanggal 15 Juni 2013 pukul 13.00

Ibid

Wawancara dengan bu Masruroh selaku petugas perpustakaan tanggal 15 Juni 2013 pukul 10.30

Wawancara dengan bapak Basuki Rachmad tanggal 8 Juni 2013 pukul 12.00

Observasi tanggal 8 Juni 2013 pukul 11.00

Wawancara dengan bapak Marwah tanggal 15 Juni 2013 pukul 10.00

Wawancara dengan bapak Basuki Rachmad tanggal 8 Juni 2013 pukul 12.00

Wawancara dengan bu Nining tanggal 20 Juni 2013 pukul 11.00

Observasi tanggal 8 Juni 2013 pukul 11.00

Wawancara dengan bapak Basuki Rachmad tanggal 15 Juni 2013 pukul 12.00

Wawancara waka sarana dan prasarana tanggal 8 Juni 2013 pukul 10.00

Wawancara waka kurikulum tanggal 15 Juni 2013 pukul 12.00

Wawancara dengan bapak Muhtar tanggal 20 Juni 2013 pukul 12.30

Wawancara pegawai kantor tanggal 20 Juni 2013 pukul 12.00

Wawancara dengan Bapak Basuki Rachmad tanggal 8 Juni 2013 pukul 10.00

Wawancara dengan bapak Sjaroni tanggal 15 Juni 2013 pukul 12.30

Wawancara dengan bapak Marwah tanggal 8 Juni 2013 pukul 10.00

Wawancara dengan bapak Basuki Rachmad tanggal 15 Juni 2013 pukul 12.00