Bab iv

52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Sebelum Tindakan 1.Observasi awal Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam Kepuhrejo I Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan. Dalam pertemuan itu, peneliti menyampaikan tujuan untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. Kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam memberikan izin pelaksanaan penelitian. Kemudian peneliti dan guru Pendidikan Agama Islam berdiskusi mengenai rencana penelitian yang akan dilaksanakan, dan disepakati bahwa kelas V yang dijadikan sumber data penelitian. Dengan pertimbangan bahwa kelas V termasuk kelas yang mempunyai kemampuan yang heterogen dan juga merupakan kelas yang baik dalam disiplin dan 67

Transcript of Bab iv

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data Sebelum Tindakan

1. Observasi awal

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan pertemuan

dengan kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam Kepuhrejo I

Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan. Dalam pertemuan itu, peneliti

menyampaikan tujuan untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

Kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam memberikan izin

pelaksanaan penelitian. Kemudian peneliti dan guru Pendidikan Agama

Islam berdiskusi mengenai rencana penelitian yang akan dilaksanakan, dan

disepakati bahwa kelas V yang dijadikan sumber data penelitian. Dengan

pertimbangan bahwa kelas V termasuk kelas yang mempunyai

kemampuan yang heterogen dan juga merupakan kelas yang baik dalam

disiplin dan mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa

yang diamanatkan oleh setiap guru.

Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu berdiskusi

dengan wali kelas V, peneliti meminta data kelas V, yaitu data

kemampuan belajar siswa, sebagai tolak ukur dalam pengelompokan

belajar dengan menggunakan media kartu permainan yang akan

dilaksanakan di kelas V.

67

68

2. Perencanaan

Sebagai tindak lanjut sebelum terjun secara langsung dalam

pelaksanaan KBM, terlebih dahulu peneliti membuat perencanaan berupa:

a. Menentukan tempat penelitian dengan guru Pendidikan Agama Islam

(guru agama) untuk memilih kelas yang akan diteliti.

b. Melakukan Sering dengan guru mata pelajaran serta beberapa teman

sejawat tentang metode yang digunakan.

c. Guru mata pelajaran membantu peneliti dalam melakukan kegiatan

belajar mengajar.

d. Membuat perencanaan pembelajaran meliputi perencanaan satuan

pelajaran.

e. Membuat lembar observasi.

3. Pre test

Sebelum tindakan dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti

menjelaskan maksud tujuan kehadiran peneliti dengan guru terkait dengan

sistem pengajaran yang dilakukan oleh guru selama ini, yakni sejauh mana

keberhasilan seorang guru dalam menerapkan sistem pengajaran yang

menggunakan pembelajaran dengan model tradisional, yaitu dengan

metode ceramah tanpa menggunakan media. Kemudian akan dibandingkan

hasil sistem pembelajaran dengan menggunakan media kartu permainan

dengan metode diskusi yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa secara maksimal, dalam arti terdapat beberapa siswa yang

belum mencapai batas Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) sehingga

69

kriteria ketuntasan belajar klasikal siswa dalam satu kelas belum tercapai.

Adapun nilai KKM untuk mata pelajaran PAI siswa kelas V SDN

Keouhrejo 1 Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan tahun pelajaran

2009/2010 semester ganjil adalah 72.

4. Pelaksanaan pre test

Pelaksanaan pre test dilaksanakan sebelum guru mengajarkan

materi yang akan disampaikan kepada siswa terlebih dahulu guru

membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran agar pelaksanaan pre test

nantinya benar-benar dapat dijadikan sebagai acuan pada pembelajaran

selanjutnya, ketika guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode

ceramah siswa nampak sekali kurang antusias terhadap pelajaran, mereka

terlihat kurang begitu mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik.

Hal itu diketahui dari kurangnya rasa ingin tahu mereka terhadap materi

yang akan diberikan. Kebanyakan dari mereka kelihatannya jenuh

terhadap pelajaran. Setelah guru menerangkan materi yang disampaikan

tadi, kemudian guru membuat forum tanya jawab terhadap materi yang di

anggap oleh siswa kurang paham hanya ada 2 siswa yang mampu

memberanikan diri untuk bertanya. Pada akhir pelaksanaan pembelajaran

guru memberikan soal pre test terhadap siswa, akan tetapi sebelum siswa

mengerjakan soal guru memberikan waktu 15 menit kepada siswa untuk

belajar. Setelah itu guru membentuk 2 kelompok dari 10 siswa untuk

menggunakan media kartu permainan dalam proses belajar mengajar.

70

5. Hasil observasi pre test

Pada pelaksanaan pre test, siswa terlihat kurang antusias terhadap

pelajaran, mereka terlihat kurang dapat mengikuti kegiatan belajar

mengajar dengan baik. Hal itu diketahui dari kurangnya rasa ingin tahu

mereka terhadap materi yang akan diberikan. Kebanyakan dari mereka

kelihatannya jenuh terhadap pelajaran, ada yang tidak membawa buku

paket dengan alasan lupa, penjelasan dari guru tentang materi tidak ada

respon balik dari siswa, begitu juga pemahaman siswa yang ditunjukkan

siswa belum nampak, mereka masih kelihatan pasif terhadap materi yang

dijelaskan guru.

Dengan hasil ini mengindikasikan bahwa siswa kurang semangat

dan kurang antusias dalam pembelajaran, selain itu siswa kurang aktif

dalam bertanya dan menjawab, mayoritas dari mereka masih takut dan

ragu-ragu ketika pembelajaran PAI berlangsung. Kondisi ini menunjukkan

metode yang diterapkan oleh guru yakni metode ceramah di anggap

kurang maksimal. Indikatornya, rendah semangat belajar dalam upaya

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditandai dengan siswa

yang diam, pasif dan membuka buku pelajaran lain.

Selanjutnya, pada saat mengerjakan soal pre test siswa kurang

semangat dalam mengerjakan dan ketika menjawabnya isi jawabannya

masih ada yang kosong hanya dikerjakan sebagiannya saja artinya tidak

semua soal dikerjakan. Hasil pre test belajar siswa menunjukkan nilai rata-

rata 62,5 di bawah nilai KKM yang telah ditentukan atau 100% belum

71

tuntas, dengan nilai seperti ini dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa

masih sangat rendah dan dibawah standar keberhasilan. Dibawah ini dapat

dilihat hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada pembelajaran pre

test diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1.Hasil Pre Test Pembelajaran Siswa

No Nama Nilai Tes Keterangan1. Rara Widyaningrum 60 Belum Tuntas2. Agus S 60 Belum Tuntas3. Lina Widyawati 65 Belum Tuntas4. Muchlisin Galih 60 Belum Tuntas5. Rizki Agung 60 Belum Tuntas6. Usep Budiana 65 Belum Tuntas7. Yonatan 70 Belum Tuntas8. Della Nuraita 65 Belum Tuntas9. Anita Rahman 60 Belum Tuntas10. Neli 60 Belum Tuntas

Jumlah 625Rata-Rata 62.5

Sumber: hasil pre test siswa

6. Refleksi pre test

Dari hasil pre test dapatlah diketahui bahwa siswa kurang antusias

dalam mengikuti proses belajar mengajar, hal ini ditandai dengan tidak

adanya respon balik yang dilakukan oleh siswa terhadap materi yang

disampaikan guru, siswa kelihatannya tidak menghiraukan atau acuh tak

acuh terhadap penjelasan guru, kebanyakan dari mereka tidak fokus dalam

mengikuti pelajaran ada yang mengantuk, membaca buku pelajaran lain

dan ada yang bergurau padahal materi yang dijelaskan itu adalah berkaitan

dengan materi surat Al-Lahab dan Al-Kafirun. Hal ini ditunjukkan dengan

sikap siswa yang kelihatan raut wajahnya mengindikasikan kemalasan

72

dalam mengikuti pelajaran, sehingga perlu adanya perbaikan pengajaran

yang tepat untuk dilakukan oleh guru, karena dengan menggunakan

metode ceramah siswa nampak sekali kurang antusias terhadap pelajaran,

mereka terlihat kurang dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan

baik. Disinilah perlu adanya pengembangan media kartu permainan

dengan menggunakan metode diskusi yang dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa .

Untuk menyikapi hasil pre test yang telah dilaksanakan maka perlu

adanya perbaikan atau pembenahan sebagai berikut:

a. Meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan media yang

tepat yakni peneliti akan menggunakan media kartu permainan dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

b. Menerapkan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan

media kartu permainan yang di desain dengan bentuk diskusi dan

permainan kelompok dalam pemahaman materi, serta pemberian

soalsoal latihan pada materi Pendidikan Agama Islam.

c. Membentuk kelompok belajar agar siswa merasa antusias dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar.

B. Siklus I

1. Rencana tindakan siklus I

Pada rencana tindakan siklus pertama sebagai langkah awal untuk

mendapakan hasil yang optimal dan maksimum diantaranya dengan

melakukan tindakan kelas, dengan menumbuhkan rasa senang dan

73

memberikan motivasi kepada siswa, untuk itu, peneliti menggunakan

media kartu permainan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dengan menghubungkan dengan konteks permasalahan kehidupan sehari

hari, yaitu dengan konteks kehidupan pribadinya, sosial dan budayanya.

Siklus ini terdiri dari satu pokok bahasan yaitu ” Surat Al-Lahab

dan Al-Kafirun ” yang akan dilaksanakan selama 2 X 35 menit dalam satu

kali pertemuan. Peneliti melakukan penelitian dengan melakukan

perencanaan melalui beberapa tahap persiapan antara lain:

a. Membuat perencanaan pembelajaran

b. Membuat atau menyiapkan materi tentang Al-Quran Surat Al-Lahab

dan Al-Kafirun

c. Membagi siswa yang berjumlah 10 orang menjadi dua kelompok, yang

masing-masing kelompok beranggotakan lima orang dengan

memperhatikan kriteria nilai atau prestasi anak di dalam kelas.

d. Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti

peningkatan prestasi belajar siswa.

e. Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus I meliputi:

1) Pendahuluan 10 (sepuluh) menit

a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan baca doa.

b) Sikap siswa siap memulai pelajaran.

c) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan

pengetahuan siswa dengan materi yang akan disampaikan.

d) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu.

74

2) Kegiatan inti 50 (lima puluh) menit

a) Guru membagi murid menjadi dua kelompok, masing-masing

kelompok terdiri atas lima orang anggota kelompok (tiap

kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin

maupun kemampuannya).

b) Guru memberi penjelasan cara membuat dan mengisi kartu

permainan

c) Siswa membuat kartu dan memasukkan soal dan jawabannya

pada kartu

d) Guru menjelaskan cara bermain: Kelompok 1 memainkan kartu

dan kelompok 2 mencatat hasil dengan kartu kendali

e) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.

3) Penutup pembelajaran atau refleksi pengalaman belajar 10

(sepuluh) menit

a) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang sudah

dipelejari

b) Mengadakan refleksi pada proses dan hasil belajar hari itu

tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari

sebuah rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan

kehidupan sehari-hari.

c) Guru memberikan kesempatan siswa mengungkapkan

pengalaman spiritual mereka dalam kehidupan sehari-hari,

yang berkaitan dengan materi saat itu.

75

d) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan

yang akan mereka lakukan terkait dengan materi yang

dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

e) Pemberaan soal-soal latihan

f) Mengiinformasikan pembelajaran berikutnya.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Penelitian ini dilaksanakan tanggal 6 Agustus 2009. Pada

pertemuan pertama peneliti terlebih dahulu melakukan pre-test. Kemudian

dilanjutkan dengan pembahasan tentang silabus. Pembelajarannya

berlangsung selama 2 X 35 menit untuk setiap pertemuan.Pada

pelaksanaan siklus I ini, langkah-langkah pembelajaran dilakukan

sebagaimana scenario pembelajaran yang terdapat dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran yaitu sebagai berikut:

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Kegiatan pembelajaran dimulai dengan berwudlu dan membaca

surat-surat pendek, untuk membiasakan membaca Al-Quran dalam

kehidupan sehari-hari.

2) Guru menyebutkan materi pelajaran yang dibahas pada KBM hari

itu yakni: menjelaskan mengenai arti, pelajaran yang dapat

diambil, kemudian menuliskan dan menjelaskan tujuan yang ingin

dicapai

3) Sebagai pengantar pembelajaran, guru melakukan tanya jawab

dengan siswa untuk mengetahui apakah siswa memahami materi

76

mengenai arti dalam setiap kalimat surat Al-Lahab dan Al-Kafirun,

hikmah pelajaran yang dapat diambil dalam surat Al-Lahab dan

Al- Kafirun, serta penjelasan mengenai macam-macam bacaan nun

mati dan tanwin .

b. Kegiatan Inti

1) Pemahaman materi dalam bentuk diskusi dalam setiap kelompok

dan penggunaan kartu permainan

2) Pembuatan kartu permainan

a) Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya dan membuat kartu

permainan dengan memotong kertas karton atau kardus bekas

seukuran kartu remi atau kartu pulsa atau berdasarkan

kesepakatan kelompok dengan membuat kartu permainan

masing-masing 10 lembar setiap anggota kelompok .

b) Membuat soal dan jawaban sesuai dengan indikator.

Masingmasing anak membuat 5 soal dan 5 jawaban sekaligus,

dengan bimbingan guru.

c) Memkomunikasikan soal-soal yang telah dibuat sehingga tidak

ada soal yang sama.

d) Menulis soal-soal pada 5 kartu yang dibuat, dan menulis 5

jawaban pada kartu yang sudah dibuat juga. Kartu ditulis

dengan spidol berwarna-warni supaya menarik.

77

3) Permainan kartu

a) Kartu-kartu dikumpulkan menjadi satu, diacak (diujut) oleh

ketua kelompok dan dibagi. Masing-masing mendapat sepuluh

kartu, dengan lima kartu untuk soal dan lima kartu untuk

jawaban. Dengan mengucap kun ’aliman wala takun jahilan,

dengan artinya jadilah orang yang pintar dan jangan jadi

orang yang bodoh dengan membolak-balikkan tangan

(hompimpa). Yang menang, membaca salah satu soal dalam

kartu lebih dahulu dan semua mencari jawaban pada kartu

masing-masing. Bila ada yang menjawab dan jawabannya

benar, mereka serempak mengucapkan Alhamdulillah. Bila

tidak ada yang menjawab atau jawabanya salah, mereka

mengucapkan Astagfirullah. Selanjutnya kartu dan jawabannya

sudah dibaca ditaruh didepan kelompok begitu seterusnya

samapai semua kartu-kartu itu semua habis.

b) Perlu dipahami jika ketika kelolmpok 1 bermain, maka

kelompok 2 mencatat hasilnya dengan kartu kendala yang telah

disiapkan guru, begitu juga sebaliknya.

c) Guru berkeliling sambil mengamati, mengevaluasi dan menilai

siswa dengan kartu kendali

c. Kegiatan penutup/refleksi

1) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk lebih dalam

lagi mempelajari materi yang telah disampaikan sehingga pada

78

pertemuan yang akan datang pemahaman siswa akan terfokus pada

penjelasana materi yang disampaikan baik oleh guru maupun siswa

yang lain.

2) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan

yang akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari

dalam kehidupan sehari-hari, seperti perbuatan manusia yang

dilakukan dalam hubungannya dengan manusia lain yakni apakah

sudah mencerminkan tingkah laku yang sesuai dengan materi surat

Al- Lahab dan Al-Kafirun.

d. Penilaian

1) Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok

2) Inisiatif individu dalam membuat soal dan jawaban

3) Antusias siswa dalam KBM.

4) Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.

5) Tes lisan, dan tugas soal-soal latihan

3. Observasi Siklus I

Pada siklus I ini, selama pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan

menggunakan media media kartu permainan, para siswa mulai antusias

dan merespon positif dalam menyikapi materi pelajaran. Pada saat

kegiatan belajar mengajar berlangsung, para siswa tampak gembira dan

senang, hal ini dapat dilihat dari roman muka mereka yang tampak

memancarkan semangat dan antusias untuk belajar meskipun masih ada

79

beberapa siswa yang belum terbiasa dengan model pembelajaran yang

diterapkan oleh peneliti.

Dalam rencana pembelajaran menggunakan media kartu permainan

pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dari hasil pengamatan

selama tindakan berlangsung, pada pertemuan awal ini, kurang begitu

efektif dan siswa masih merasa malu-malu dan takut, yang disebabkan

model pembelajaran menggunakan media kartu permainan terasa sebagai

hal yang baru atau asing, sehingga berpengaruh pada hasil belajar yang

dialami oleh siswa pada saat itu. Kemungkinan hambatan yang terjadi

adalah karena siswa malu mengungkapkan jawaban, padahal peneliti

merasa siswa mampu menjawab pertanyaan tersebut.

Memasuki tahap kegiatan inti, peneliti mengembangkan materi

tentang arti dan pelajaran yang dapat diambil dalam surat Al-Lahab dan

Al- Kafirun, sekaligus guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan materi. Kemudian guru

menyuruh siswa untuk membentuk kelompok dengan masing-masing

anggota kelompok berjumlah 5 orang, setelah selesai dibentuk. Siswa

diajak untuk berdiskusi dan melakukan permainan kartu sebagai usaha

untuk meningkatkan hasil prestasi selanjutnya, untuk mengetahui hasil

prestasi belajar siswa terhadap materi PAI.

Berdasarkan hasil observasi Siklus I yang telah dilaksanakan di

peroleh data tes akhir siswa sebagai berikut:

80

Tabel 4.2.Nilai Tes Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas V SDN Kepuhrejo I

Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan (Siklus I)

No Nama Nilai Tes Keterangan1. Rara Widyaningrum 70 Belum Tuntas2. Agus S 75 Tuntas3. Lina Widyawati 65 Belum Tuntas4. Muchlisin Galih 75 Tuntas5. Rizki Agung 65 Belum Tuntas6. Usep Budiana 80 Tuntas7. Yonatan 70 Belum Tuntas8. Della Nuraita 75 Tuntas9. Anita Rahman 65 Belum Tuntas10. Neli 70 Belum Tuntas

Jumlah 710Rata-Rata 71.0

Dari hasil tes akhir siklus I pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai

rata-rata kelas untuk tes prestasi belajar PAI siswa adalah sebesar 71,0.

Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 72 (KKM) adalah sebanyak 4 siswa

(40%), sedangkan sisanya, yaitu 6 siswa (60%) mendapat nilai < 72

(KKM).

Dengan hasil seperti ini, mengindikasikan bahwa prestasi belajar

siswa masih belum seperti yang diharapkan atau bisa dikatakan masih

rendah. Ini dapat dilihat dari lembar observasi siswa yang menunjukkan

bahwa aktivitas kerjasama siswa belum mencapai apa yang diharapkan.

Kegiatan kelompok ini masih didominasi oleh para siswa yang aktif,

sedangkan mereka yang pasif cenderung mengikuti hasil yang telah

dikerjakan kelompok. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan individual

pada masing-masing siswa. Mereka yang aktif adalah mayoritas yang

memiliki prestasi di kelas, dan mereka yang pasif adalah yang berprestasi

81

kurang atau sedang dan mereka cenderung kurang percaya diri pada

kemampuannya.

Adapun hasil pengamatan terhadap respon siswa pada perbaikan

pembelajaran yang dilakukan dapat dilihat pada tabel data pengamatan

berikut ini.

Table 4.3Respon Siswa Terhadap pembeljaran Siklus I

No. NamaAspek yang Diamati

A B C D EB* K** B K B K B K B K

1. Rara Widyaningrum √ √ √ √ √2. Agus S √ √ √ √ √3. Lina Widyawati √ √ √ √ √4. Muchlisin Galih √ √ √ √ √5. Rizki Agung √ √ √ √ √6. Usep Budiana √ √ √ √ √7. Yonatan √ √ √ √ √8. Della Nuraita √ √ √ √ √9. Anita Rahman √ √ √ √ √10. Neli √ √ √ √ √

Jumlah 6 4 6 4 7 3 4 6 5 5

Prosentase (%)60%

40%

60%

40%

70%

30%

40%

60%

50%

50%

*) Baik**) Kurang

Keterangan:A : Keaktifan siswa untuk bertanya.B : Keaktifan siswa dalam bekerja sama dengan kelompok.C : Keaktifan siswa untuk melaksanakan diskusi dalam

kelompok.D : Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas.E : Keaktifan siswa untuk bersosialisasi dengan teman.

82

4. Refleksi Siklus I

Penggunaan media kartu permainan merupakan belajar yang

berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator, peran guru dalam

pembelajaran ini sangatlah sederhana.

Kembali pada tujuan peneliti menggunakan media kartu permainan

adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap materi PAI

melalui pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, maka peneliti

menyimpulkan bahwa pada siklus I ini penerapan pendidikan dengan

menggunakan media kartu permainan, mampu menunjukkan peningkatan

prestasi belajar siswa, namun hasil yang dapat diperoleh sangat minim

sekali. Hal ini dapat dilihat dari:

a. Kegiatan pembelajaran dengan mengunakan kartu permainan sebagai

media, serta kegiatan belajar dengan mengelompokkan siswa melalui

kegiatan diskusi masih didominasi oleh siswa yang mempunyai

kemampuan lebih dan siswa yang lainnya masih merasa malu-malu

dan takut salah.

b. Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran menggunakan

media kartu permainan atau dengan kata lain, masih terbiasa dengan

metode ceramah.

c. Sebagian siswa merasa bingung tatkala diminta untuk membuat soal

dan jawaban yang ada dalam kartu permainan, sehingga mereka

berusaha untuk tidak menerima pelajaran yang menggunakan media

kartu permainan

83

d. Dalam penjelasan materi secara global, serta penggunaan media kartu

permainan sebagai sarana pembelajaran, siswa masih merasa bingung

dan takut salah. Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan siswa dalam

proses belajar yang dialami sebelumnya.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I, maka peneliti

akan melanjutkan pembelajaran pada siklus II dengan mengambil langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Memacu siswa untuk supaya bertanya kepada guru yang bersangkutan

bila ada materi yang kurang dipahami

b. Memberikan penjelasan agar siswa terbiasa menggunakan media kartu

permainan.

c. Guru lebih banyak memberikan pemahaman terhadap siswa yang

merasa bingung terhadap penggunaan media kartu permainan yang

ada.

d. Memberikan perhatian khusus kepada siswa yang belum terbiasa

menerima pembelajaran dengan menggunakan media kartu permainan,

dengan harapan siswa tidak merasa bingung lagi.

e. Memberikan motivasi pada siswa supaya untuk lebih giat belajar serta

terus memberikan saran pada mereka untuk tidak mudah putus asa.

f. Karena siswa masih belum menunjukkan rasa antusias dan rasa ingin

tahu, maka guru melanjutkan pembelajaran dengan menggunakan

media kartu permainan, serta menginformasikan materi selanjutnya

yang akan dipelajari.

84

C. Siklus II

1. Rencana tindakan siklus II

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya, yakni

siklus I, karena peneliti memandang perlu untuk melaksanakan siklus ini

untuk memaksimalkan peningkatan prestasi belajar siswa, mengingat

setelah dilakukan siklus I ternyata hasil yang dicapai belum mencapai

target yang diharapkan oleh peneliti. Hal ini ditunjukkan dengan

peningkatan prestasi belajar siswa mencapai 40%.

Sebagaimana halnya dengan pelaksanaan siklus I , siklus II ini

dimulai dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Membuat perencanaan pembelajaran

b. Membuat atau menyiapkan materi tentang Al-Quran Surat Al-Lahab

dan Al-Kafirun

c. Membagi siswa yang berjumlah 10 orang menjadi dua kelompok, yang

masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang dengan

memperhatikan kriteria nilai atau prestasi anak di dalam kelas.

d. Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti

peningkatan prestasi belajar siswa.

e. Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus II meliputi:

1) Pendahuluan 10 (sepuluh) menit

a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan baca doa.

b) Sikap siswa siap memulai pelajaran.

85

c) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan

pengetahuan siswa dengan materi yang akan disampaikan.

d) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu.

2) Kegiatan inti 50 (lima puluh) menit

a) Guru membagi murid menjadi dua kelompok, masingmasing

kelompok terdiri atas lima orang anggota kelompok (tiap

kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin

maupun kemampuannya).

b) Guru memberi penjelasan cara membuat dan mengisi kartu

permainan.

c) Siswa membuat kartu dan memasukkan soal dan jawabannya

pada kartu.

d) Guru menjelaskan cara bermain:

e) Kelompok 1 memainkan kartu dan kelompok 2 mencatat hasil

dengan kartu kendali.

f) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.

3) Penutup pembelajaran (refleksi pengalaman belajar 10 menit)

a) Mengadakan refleksi pada proses dan hasil belajar hari itu

tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari

sebuah rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan

kehidupan sehari-hari.

86

b) Guru memberikan kesempatan siswa mengungkapkan

pengalaman spiritual mereka dalam kehidupan sehari-hari,

yang berkaitan dengan materi saat itu.

c) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan

yang akan mereka lakukan terkait dengan materi yang

dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

d) Pemberan soal-soal latihan

e) Mengiiformasikan pembelajaran berikutnya.

2. Pelaksanaan tindakan siklus II

Siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2009, serta

pembelajaran ini berlangsung selama 2 X 35 menit . Pada pelaksanaan

siklus II ini, langkah-langkah pembelajaran dilakukan sebagaimana

skenario pembelajaran yang terdapat dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran yaitu sebagai berikut

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Kegiatan pembelajaran dimulai dengan berwudlu dan membaca

surat-surat pendek, untuk membiasakan membaca Al-Quran dalam

kehidupan sehari-hari.

2) Guru menyebutkan materi pelajaran yang dibahas pada KBM hari

itu yakni: menjelaskan mengenai arti, pelajaran yang dapat

diambil, kemudian menuliskan dan menjelaskan tujuan yang ingin

dicapai

87

3) Sebagai pengantar pembelajaran, guru melakukan tanya jawab

dengan siswa untuk mengetahui apakah siswa memahami materi

mengenai arti, pelajaran yang dapat diambil dalam surat Al-Lahab

dan Al-Kafirun serta penjelasan mengenai macam-macam bacaan

nun mati dan tanwin.

b. Kegiatan inti

1) Pemahaman materi dalam bentuk diskusi dalam setiap kelompok

dan penggunaan kartu permainan

2) Pembuatan kartu permainan

a) Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya dan membuat kartu

permainan dengan memotong kertas karton atau kerdus bekas

seukuran kartu remi atau kartu pulsa atau berdasarkan

kesepakatan kelompok dengan membuat kartu permainan

masing-masing 10 lembar setiap anggota kelompok .

b) Membuat soal dan jawaban sesuai dengan indikator. Masing-

masing anak membuat 5 soal dan 5 jawaban sekaligus, dengan

bimbigan guru.

c) Memkomunikasikan soal-soal yang telah dibuat sehingga tidak

ada soal yang sama.

d) Menulis soal-soal pada 5 kartu yang dibuat, dan menulis 5

jawaban pada kartu yang sudah dibuat juga. Kartu ditulis

dengan spidil berwarna-warni supaya menarik.

88

3) Permainan kartu

a) Kartu-kartu dikumpulkan menjadi satu, diacak (diujut) oleh

ketua kelompok dan dibagi. Masng-masing mendapat sepuluh

kartu, dengan lima kartu untuk soal dan lima kartu untuk

jawaban. Dengan mengucap kun ’aliman wala takun jahilan,

dengan artinya jadilah orang yang pintar dan jangan jadi

orang yang bodoh dengan membolak-balikkan tangan

(hompimpa). Yang menang, membaca salah satu soal dalam

kartu lebih dahulu dan semua mencari jawaban pada kartu

masing-masing. Bila ada yang menjawab dan jawabannya

betul, mereka serempak mengucapkan Alhamdulillah. Bila

tidak ada yang menjawab atau jawabanya salah, mereka

mengucapkan Astagfirullah. Selanjutnya kartu dan jawabannya

sudah dibaca ditaruh didepan kelompok begitu seterusnya

samapai semua kartu-kartu itu semua habis.

b) Perlu dipahami jika ketika kelolmpok 1 bermain, maka

kelompok 2 mencatat hasilnya dengan kartu kendala yang telah

disiapkan guru, begitu juga sebaliknya.

4) Guru berkeliling sambil mengamati, mengevaluasi dan menilai

siswa dengan kartu kendali

c. Kegiatan penutup/refleksi

1) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk lebih dalam

lagi mempelajari materi yang telah disampaikan sehingga pada

89

pertemuan yang akan datang pemahaman siswa akan terfokus pada

penjelasana materi yang disampaikan baik oleh guru maupun siswa

yang lain.

2) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan

yang akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari

dalam kehidupan sehari-hari, seperti perbuatan manusia yang

dilakukan dalam hubungannya dengan manusia lain yakni apakah

sudah mencerminkan tingkah laku yang sesuai dengan materi surat

Al-Lahab dan Al-Kafirun.

d. Penilaian

1) Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok

2) Inisiatif individu dalam membuat soal dan jawaban

3) Antusias siswa dalam KBM.

4) Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.

5) Tes lisan, dan tugas soal-soal latihan

3. Observasi siklus II

Pada siklus II ini, hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa

mengalami peningkatan prestasi belajar yang cukup tinggi dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar, siswa mulai terbiasa bertanya dan

dapat menggunakan media kartu permainan dalam proses belajar mengajar

di kelas.

Memasuki kegiatan inti, hasil pengamatan menunjukkan siswa

begitu antusias untuk berlomba mencapai hasil yang lebih baik antar

90

sesama anggota kelompok. Sering kali peneliti mendengar pertanyaan-

pertanyaan dari siswa mengenai materi yang belum dipahami kepada guru.

Sudah mulai ada komunikasi dan kerjasama yang cukup baik pada diskusi

antar sesama anggota kelompok, karena masing-masing siswa sudah mulai

bisa menghilangkan rasa tidak bisa dan takut salah dalam mengajukan

pendapat dan membuat soal jawaban. Mayoritas dari mereka sudah mulai

terbiasa dengan model pembelajaran yang peneliti terapkan di kelas V ini.

Ditambah lagi pada siklus II ini, peneliti berusaha memberikan pujian

pada salah satu kelompok atas prestasi yang diraih, dengan itu maka akan

menjadi penyemangat bagi kelompok lain yang belum pernah

mendapatkan pujian dari peneliti. Berdasarkan hasil observasi pada siklus

II yang telah dilaksanakan di peroleh data sebagai berikut:

Tabel 4.4Nilai Tes Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas V SDN Kepuhrejo I

Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan (Siklus II)

No Nama Siswa Nilai Tes Keterangan1. Rara Widyaningrum 85 Tuntas2. Agus S 90 Tuntas3. Lina Widyawati 100 Tuntas4. Muchlisin Galih 95 Tuntas5. Rizki Agung 65 Belum Tuntas6. Usep Budiana 90 Tuntas7. Yonatan 90 Tuntas8. Della Nuraita 85 Tuntas9. Anita Rahman 85 Tuntas10. Neli 85 Tuntas

Jumlah 870Rata-Rata 87.0

91

Dari hasil tes akhir siklus II pada tabel di atas, diketahui bahwa

nilai rata-rata kelas untuk tes prestasi belajar PAI siswa adalah sebesar 87.

Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 72 (KKM) adalah sebanyak 9 siswa

(90%), sedangkan sisanya, yaitu 1 siswa (10%) mendapat nilai < 72

(KKM)

Dengan hasil seperti ini mengindikasikan prestasi belajar siswa

sudah maksimal sesuai dengan target yang diharapkan oleh guru dan

siswa. Hal ini dapat dilihat dari lembar observasi siswa yang sudah

menunjukkan kenaikan dari nilai ulangan siswa dan lembar kerja siswa.

Adapun hasil pengamatan terhadap respon siswa pada perbaikan

pembelajaran yang dilakukan dapat dilihat pada tabel data pengamatan

berikut ini.

Tabel 4.5Respon Siswa Terhadap Perbaikan Pembelajaran Siklus II

No. NamaAspek yang Diamati

A B C D EB* K** B K B K B K B K

1. Rara Widyaningrum √ √ √ √ √2. Agus S √ √ √ √ √3. Lina Widyawati √ √ √ √ √4. Muchlisin Galih √ √ √ √ √5. Rizki Agung √ √ √ √ √6. Usep Budiana √ √ √ √ √7. Yonatan √ √ √ √ √8. Della Nuraita √ √ √ √ √9. Anita Rahman √ √ √ √ √10. Neli √ √ √ √ √

Jumlah 10 0 9 1 10 0 8 20 10 0

Prosentase (%)100%

0% 90%

10%

100%

0% 80%

20%

100%

0%

*) Baik

92

**) Kurang

Keterangan:A : Keaktifan siswa untuk bertanya.B : Keaktifan siswa dalam bekerja sama dengan kelompok.C : Keaktifan siswa untuk melaksanakan diskusi dalam

kelompok.D : Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas.E : Keaktifan siswa untuk bersosialisasi dengan teman.

4. Refleksi siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini tetap sama dengan

siklus II, yaitu bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

terhadap mata pelajaran PAI. Pada siklus II ini, siswa sudah mengerti

dengan model pembelajaran yang diterapkan peneliti. Bahkan mayoritas

dari mereka sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang

peneliti terapkan di kelas V ini. Pada waktu membuat soal dan jawaban

yang diberikan peneliti, para siswa sudah bisa membuat dengan baik dan

benar, serta tugas-tugas lainnya baik tes lisan maupun ulangan harian, dan

soal-soal yang ada di dalam LKS, dengan demikian tugas yang dikerjakan

secara individu sudah dianggap berhasil, hal ini ditandai dengan roman

muka yang kelihatan gembira.

Kembali pada tujuan, peneliti menggunakan media kartu

permainan adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap

materi PAI melalui pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif,

maka peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus II ini penerapan

pendidikan dengan menggunakan media kartu permainan, dapat

93

meningkatkan prestasi belajar siswa yang cukup tinggi, hal ini dapat

dilihat dari :

a. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat lebih semangat,

antusias dan tidak merasa bosan saat pembelajaran berlangsung.

b. Dengan penggunaan media kartu permainan siswa lebih aktif, dan ada

peningkatan dalam prestasi belajar .

c. Siswa mampu membuat soal jawaban dengan baik dan benar.

d. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari lembar observasi

yang meningkat pada setiap siklusnya.

Secara keseluruhan, sejak dilakukan pre test, tindakan siklus I

sampai tindakan siklus II terjadi peningkatan prestasi belajar yang

mengembirakan dan respon siswa terhadap pembelajaran PAI juga sangat

menggembirakan, dimana dengan penggunaan media kartu permainan

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam kelas V di SDN Kepuhrejo I Kecamatan Takeran

Kabupaten Magetan.

Dengan demikian, peneliti memandang bahwa tidak perlu

dilakukan tindakan selanjutnya dan mengakhiri penelitian tindakan di

kelas V di SDN Kepuhrejo I Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan.

D. PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, yang bertujuan untuk

mengetahui apakah dengan penggunaan media kartu permainan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa, juga untuk mengetahui pola penggunaan

94

media kartu permainan yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas

V pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Pada pelaksanaan pre test, siswa terlihat kurang antusias terhadap

pelajaran, mereka terlihat kurang dapat mengikuti belajar mengajar dengan

baik. Dari hasil pre test dapatlah diketahui bahwa siswa kurang antusias

dalam mengikuti proses belajar mengajar, hal ini ditandai dengan tidak

adanya respon balik yang dilakukan oleh siswa terhadap materi yang

disampaikan guru, kebanyakan dari mereka tidak fokus dalam mengikuti

pelajaran.

Pada siklus I ini sebelum siswa dikelompokkan dalam beberapa

kelompok, guru mendiskusikan tentang topik pelajaran yang dikaitkan dengan

konteks kehidupan siswa sehari-hari. Hal ini diasumsikan dapat menarik

perhatian siswa pada pelajaran yang diberikan guru dan semakin mudah dia

dapat menyimpulkan apakah ia sudah mencapai tujuan atau belum.

Pada siklus I peneliti menggunakan pembelajaran dengan

menggunakan media kartu permainan yang dimaksudkan agar siswa

termotivasi dan memahami dalam belajar materi Pendidikan Agama Islam

dan tentunya agar prestasi belajar siswa juga meningkat.

Secara umum hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa,

penerimaan yang positif dari siswa kelas V terhadap penggunaan media kartu

permainan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap materi

Pendidikan Agama Islam (PAI).

95

Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil observasi yang telah dilaksanakan

terdapat peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai rata-rata dari

pre test sebesar 62,5 pada siklus I ini meningkat menjadi 71 atau sekitar 40%.

Berdasarkan data tes, observasi dan refleksi akhir maka untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa serta mengatasi masalah-masalah yang

muncul pada siklus I peneliti mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memacu siswa untuk supaya mau bertanya kepada guru yang

bersangkutan bila ada materi yang kurang diphami

b. Memberikan penjelasan agar siswa terbiasa menggunakan media kartu

permainan.

c. Guru lebih banyak memberikan pemahaman terhadap siswa yang merasa

bingung terhadap penggunaan media kartu permainan yang ada.

d. Memberikan perhatian khusus kepada siswa yang belum terbiasa

menerima pembelajaran dengan menggunakan media kartu permainan,

dengan harapan siswa tidak merasa bingung lagi.

e. Memberikan motivasi pada siswa supaya untuk lebih giat belajar serta

terus memberikan saran pada mereka untuk tidak mudah putus asa.

f. Karena siswa masih belum menunjukkan rasa antusias dan rasa ingin tahu,

maka guru melanjutkan pembelajaran dengan menggunakan media kartu

permainan, serta menginformasikan materi selanjutnya yang akan

dipelajari.

Pada akhir kegiatan belajar, peneliti mengajak siswa melakukan

refleksi, yakni dengan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya

96

mengenai materi yang barusan dipelajari. Kemudian, memberi kesempatan

siswa untuk merencanakan tindakan yang akan mereka lakukan terkait

dengan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Semula dengan penggunaan media kartu permainan tersebut, siswa

terlihat mengalami kesulitan dalam penerapannya, penyebabnya, yakni: siswa

masih terbiasa dengan pendekatan tradisional (ceramah) atau teacher

oriented, sedangkan penggunaan media kartu permainan yang diterapkan

harus dilakukan secara kelompok dengan menuntut kemandirian siswa.

Sementara siswa yang berprestasi tampak lebih dominan di kelas. Motivasi

dan pemahaman siswa terhadap materi kurang mendalam sehingga berakibat

pada hasil belajar yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Pada siklus II penggunaan media kartu permainan, terlihat lebih

semangat, antusias dan tidak merasa bosan saat pembelajaran berlangsung,

dengan penggunaan media kartu permainan siswa lebih aktif.

Pola penggunaan media kartu permainan dalam meningkatkan

pemahaman dan prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama

Islam kelas V di SDN Kepuhrejo I Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan

dilakukan secara konsisten dengan menggunakan media kartu permainan,

berusaha untuk membiasakan siswa untuk belajar dengan menggunakan

media kartu permainan, memodifikasi kegiatan belajar dengan cara

mengorganisir siswa untuk membuat soal jawaban secara kelompok,

memotivasi siswa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

97

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat

peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai rata-rata dari pre test

sebesar 62,5 pada siklus II ini meningkat menjadi 87 atau sekitar 90%. Data

Observasi pre test - Siklus II SDN Kepuhrejo I Kecamatan Takeran

Kabupaten Magetan selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Table 4.6Nilai Tes Prestasi Belajar PAI Siswa

Kelas V SDN Kepuhrejo I Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan (Pre test - Siklus)

No Nama SiswaNilai

PretestSiklus

ISiklus II

1 Rara Widyaningrum 60 70 852 Agus S 60 75 903 Lina Widyawati 65 65 1004 Muchlisin Galih 60 75 955 Rizki Agung 60 65 656 Usep Budiana 65 80 907 Yonatan 70 70 908 Della Nuraita 65 75 859 Anita Rahman 60 65 8510 Neli 60 70 85

Jumlah 625 710 870Rata – Rata 62.5 71 87Persentase 0 % 40 % 90 %

Hasil pengamatan peneliti dari respon siswa pada perbaikan

pembelajaran siklus I – siklus II yang dilakukan dapat dilihat pada tabel data

pengamatan berikut ini.

98

Table 4.7Hasil Respon Siswa Kelas V SDN Kepuhrejo I

Pada Siklus I dan II

Kode Sasaran ObservasiHasil Observasi Keterangan

Siklus I Siklus II1. Keaktifan siswa untuk

bertanya60% 100% Meningkat

2. Keaktifan siswa dalam bekerja sama dengan kelompok

60% 90% Meningkat

3. Keaktifan siswa untuk melaksanakan diskusi dalam kelompok

70% 100% Meningkat

4. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas

40% 80% Meningkat

5. Keaktifan siswa untuk bersosialisasi dengan teman

50% 100% Meningkat

Dengan demikian, data-data hasil penelitian yang telah dipaparkan di

atas, maka terbukti bahwa dengan penggunaan media kartu permainan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V pada bidang studi Pendidikan

Agama Islam kelas V di SDN Kepuhrejo I Kecamatan Takeran Kabupaten

Magetan dengan indikator keberhasilan:

1. Selama pembelajaran berlangsung siswa tampak senang, antusias dan

gembira, hal ini dapat dilihat dari roman muka mereka yang selalu tampak

berseri-seri dalam mengerjakan tugas Siswa semakin senang dan antusias

dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

2. Hasil (nilai) yang mereka dapatkan lebih baik atau meningkat dari hasil

yang mereka dapatkan sebelumnya. Hal ini dilihat dari besarnya rasa ingin

tahu mereka terhadap materi yang kurang dipahami dan pemahaman siswa

meningkat terlihat dari penguasaan materi yang dipelajari.

99

3. Dengan penggunaan media kartu permainan siswa mendapatkan

pengalaman dalam diskusi kelompok, yakni siswa mampu membuat

pertanyaan dan jawaban pada setiap anggota kelompok yang membuat

suasana kelas lebih aktif.

4. Pemahaman siswa dalam menerima materi PAI dengan menggunakan

media kartu permainan semakin meningkat, hal ini ditandai dengan

kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti.