BAB IV

28
80 BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan tahapan pengembangan sistem yang digunakan dalam laporan tugas akhir. Dalam penelitian ini, menggunakan metodologi pengembangan sistem RUP. 4.1 Inception Phase (Fase Permulaan) Tahap yang merupakan langkah awal untuk pengidentifikasian kebutuhan-kebutuhan sistem yang akan dibuat. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah business modelling workflow dan requirement workflow yaitu menganalisis, merumuskan dan menentukan perencanaan, cakupan dan kebutuhan utama bisnis. 4.1.1 Business Modelling Workflow Dalam tahap ini, perlu adanya pengenalan tehadap instansi tempat peneliti melakukan riset dalam hal ini adalah PT. Danareksa Investment Management. Dimulai dengan mengetahui bagaimana profil perusahaan, mengidentifikasi masalah dan mengidentifikasi sistem 80

Transcript of BAB IV

Page 1: BAB IV

80

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan tahapan pengembangan sistem yang

digunakan dalam laporan tugas akhir. Dalam penelitian ini, menggunakan

metodologi pengembangan sistem RUP.

4.1 Inception Phase (Fase Permulaan)

Tahap yang merupakan langkah awal untuk pengidentifikasian kebutuhan-

kebutuhan sistem yang akan dibuat. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap ini

adalah business modelling workflow dan requirement workflow yaitu

menganalisis, merumuskan dan menentukan perencanaan, cakupan dan kebutuhan

utama bisnis.

4.1.1 Business Modelling Workflow

Dalam tahap ini, perlu adanya pengenalan tehadap instansi tempat peneliti

melakukan riset dalam hal ini adalah PT. Danareksa Investment Management.

Dimulai dengan mengetahui bagaimana profil perusahaan, mengidentifikasi

masalah dan mengidentifikasi sistem yang berjalan. Dengan mengetahui

bagaimana dan apa yang terjadi pada perusahaan, peneliti dapat melakukan

perancangan dan pembangunan sistem sesuai dengan yang diinginkan pihak

instansi.

4.1.1.1 Profil PT. Danareksa Investment Management

Danareksa Investment Management (atau yang dikenal dengan DIM)

adalah anak perusahaan dari PT Danareksa (Persero). Didirikan pada tahun 1992,

80

Page 2: BAB IV

81

tugas utama DIM saat itu adalah mengelola "cikal bakal" Reksa Dana yang

dikenal dengan Sertifikat Danareksa, yang sebelumnya dikelola oleh perusahaan

induknya.

DIM adalah Manager Investasi pertama yang meluncurkan Reksa Dana di

Indonesia pada Juli 1996 dengan mengeluarkan Danareksa Seruni, Danareksa

Anggrek, dan Danareksa Mawar; tepat setelah Pemerintah RI mengeluarkan UU

No. 8/1995 tentang Pasar Modal.

Di dalam melakukan proses investasi atas aset Anda, DIM selalu bertindak

secara profesional dan transparan. DIM juga melakukan riset yang mendalam

untuk menentukan jenis investasi yang menarik dan juga memformulasikan dan

menjalankan berbagai strategi investasi untuk mendapatkan hasil yang terbaik

bagi Anda.

Saat ini, DIM mengelola lebih dari 30 Reksa Dana dan beberapa Kontrak

Pengelolaan Aset Investasi (KPAI) yang dibuat untuk mengakomodasikan

berbagai kebutuhan investasi Anda. DIM selalu berusaha untuk memiliki fokus

yang tinggi di dalam mengelola aset Anda dan memberikan imbal hasil investasi

yang tinggi berdasarkan risk-adjusted return dalam setiap produk yang dikelola.

PT. Danareksa Investment Management juga pencetus sejarah Pasar

Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah

oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa

Efek Indonesia (Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa

Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli

2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan

81

Page 3: BAB IV

82

dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal

telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai

dengan prinsip syariah.

4.1.1.1.1 Logo Perusahaan

Gambar 4.1 Logo PT. Danareksa Investment Management

4.1.1.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Susunan Direksi: Presiden Direktur: John David Item

Direktur: Prihatmo Hari Mulyanto

Susunan Komisaris: Presiden Komisaris: Stephanus Turangan

Komisaris: Bob Prabowo

Komisaris: Purbaya Yudhi Sadewa

Dewan Pengawas Syariah: Ketua: KH. MA’ruf Amin

Anggota: Kanny Hidaya, SE

Tim pengelola Investasi: Head of Fixed Income: Priyanto Soedarsono

Research Analysis: Barkah Supriadi

Portofolio Manager: Oskar Syahbana

82

Page 4: BAB IV

83

4.1.1.1.3 Visi, Misi dan Falsafah Perusahaan

Visi

PT. Danareksa Investment Management Menjadi perusahaan penyedia jasa

keuangan terkemuka di regional.

Misi

Menciptakan nilai tambah bagi stakeholdermelalui layanan keuangan,

terutama di bidang pasar modal.

Mendorong perkembangan dan edukasi mengenai pasar modal di Indonesia.

Falsafah Perusahaan

Sebagai perusahaan investasi, PT. Danareksa Investment Management memiliki

falsafah sebagai berikut:

Logo perusahaan adalah simbol yang mencerminkan karakter perusahaan

seacar utuh dan jelas. Untuk itu, konsep penciptaan logo yang matang sangat

memnentukan makna logo secara keseluruhan.

Landasan konsep logo Danareksa Investment Management berawal dari

karakter perusahaan yang terbuka, dinamis dan inofatif. Karakter ini

dikembangkan menjadi simbol pergerakan yang merupakan perwujudan 3

komponen keberhasilan dibidang investasi perbankan, yaitu kombinasi dan

interaksi antara perusahaan, karyawan dan pelanggan.

Pemilihan warna perak pada logo simbol melambangkan sifat kokh dan

tegas, dengan warna biru pada logo tipe yang melambangkan kedinamisan dan

percaya diri serta perlindungan. Secara keseluruhan, logo Danareksa Investment

Management memberikan gambaran hubungan saling menguntungkan antara

83

Page 5: BAB IV

84

elemen-elemen tersebut yang menunjukkan kerja sama, interaksi positif dan

keseimbangan.

4.1.1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang dilakukan yaitu identifikasi terhadap masalah

yang terjadi di PT. Danareksa Investment Management. Di sini ditemukan

permasalahan yang ada di bagian pengelola investasi yaitu perusahaan tidak

memiliki sistem alokasi dana investor Reksa Dana Syariah secara

terkomputerisasi atau masih dilakukan dengan cara manual.

Pada sistem yang berjalan saat ini, ketika perusahaan melakukan proses

alokasi aset pada PT. Danareksa Investment Management belum terdapat adanya

sistem pendukung keputusan yang dapat membantu dalam proses penentuan

portofolio efek serta hanya memperoleh laporan atas transaksi alokasi dana

investor tersebut pada sore hari dari bank kustodian, dimana proses tersebut

kurang efektif bila terjadi perubahan pada kondisi pasar yang dapat

mempengaruhi alokasi aset tersebut. Untuk mengoptimalkan proses alokasi dana

investor tersebut ke berbagai portofolio, maka diperlukan adanya sebuah sistem

yang dapat memberikan sebuah infromasi dalam pengambilan keputusan agar

proses tersebut lebih optimal dan performa yang baik serta dapat memberikan

sebuah laporan yang dapat digunakan setiap saat tanpa perlu menunggu laporan

dari bank kustodian.

Dari permasalahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa diperlukannya

sebuah sistem pendukung keputusan dalam alokasi dana investor Reksa Dana

Syariah yang terkomputerisasi sehingga proses pengambilan keputusan dapat

84

Page 6: BAB IV

85

berlangsung cepat, efektif dan hasil yang didapatkan sesuai dengan kondisi pasar

serta kriteria yang dijadikan pertimbangan oleh PT. Danareksa Investment

Management .

4.1.1.3 Identifikasi Sistem Berjalan

Sistem alokasi dana investor Reksa Dana Syariah pada sistem yang

berjalan di PT. Danareksa Investment Management sebagai berikut:

a. Formulir Aplikasi Pembukaan Rekening yang telah diisi oleh Nasabah, oleh

Marketing Officer dilakukan validasi dan pengecekkan kelengkapan

dokumen aplikasi pembukaan rekening berdasarkan ketentuan yang berlaku

dari BAPEPAM.

b. Setelah dilakukan pengecekan kelengkapan dokumen beserta validitasnya,

maka Marketing Officer akan menginput data tersebut ke dalam sistem.

c. Setelah nasabah mendapatkan ID serta Password maka nasabah dapat

memilih Reksa Dana Syariah yang diinginkan setelah membaca porspektus

dari masing-masing Reksa Dana Syariah, maka nasabah tersebut akan

mendapatkan no rekening Virtual Account dari system tersebut untuk

mentransfer sejumlah dana.

d. Setelah dana terkumpul dalam sebuah Reksa Dana maka Manajer Investasi

akan mulai mengalokasikan dana tersebut ke beberapa unit penyertaan yang

persentase minimum dan maksimum dananya telah ditentukan oleh

BAPEPAM.

e. Manajer investasi akan melakukan analisa terlebih dahulu terhadap kondisi

perekonomian indonesia.

85

Page 7: BAB IV

86

f. Setelah melakukan analisa, maka Manajer Investasi akan memberikan

instruksi transaksi kepada Bank Kustodian untuk pembelian Portofolio Efek.

g. Atas dasar instruksi yang diterima, maka pada Hari Bursa selanjutnya (T+1)

Bank Kustodian melakukan proses alokasi penambahan atau pengurangan

dalam bentuk laporan dan diberikan kepada Manajer Investasi pada hari

transaksi (T+0).

h. Jika Bank Kustodian memberikan laporan bahwa alokasi tersebut melebihi

batas maksimum atau minimum maka manajer investasi harus mengurangi

atau menambahkan pembelian portofolio efek.

Berikut gambaran atau rich picture dari sistem yang berjalan di PT.

Danareksa Investment Management, Jakarta Pusat.

Gambar 4.4 Sistem yang Sedang Berjalan

86

Page 8: BAB IV

87

4.1.2 Requirement Workflow

Requirement workflow dijadikan sebagai tahapan untuk merumuskan dan

menetukan perencanaan serta hal-hal utama yang dibutuhkan dalam sistem. Juga

melihat resiko-resiko yang mungkin terjadi setelah sistem selesai dibuat.

4.1.2.1 Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk keefektifan kinerja dalam pengalokasian dana investor Reksa Dana

Syariah, perlu adanya sebuah sistem yang secara otomatis mengolah data dalam

proses alokasi dana investor Reksa Dana Syariah untuk mengurangi kesalahan-

kesalahan.

Dari permasalahan akan ketidakefektifan waktu dalam pengambilan

keputusan alokasi dana investor Reksa Dana Syariah maka dibuat sistem

informasi pendukung keputusan alokasi dana investor Reksa Dana Syariah yang

secara otomatis melakukan alokasi dana investor tersebut berdasarkan kondisi

ekonomi yang dapat mempengaruhi proses tersebut. Berikut hal-hal yang perlu

dirancang untuk pendukung sistem usulan:

a. Formulir Aplikasi Pembukaan Rekening yang telah diisi oleh Nasabah, oleh

Marketing Officer dilakukan validasi dan pengecekkan kelengkapan

dokumen aplikasi pembukaan rekening berdasarkan ketentuan yang berlaku

dari BAPEPAM.

b. Setelah dilakukan pengecekan kelengkapan dokumen beserta validitasnya,

maka Marketing Officer akan menginput data tersebut ke dalam sistem.

c. Setelah nasabah mendapatkan ID serta Password maka nasabah dapat

memilih Reksa Dana Syariah yang diinginkan setelah membaca porspektus

87

Page 9: BAB IV

88

dari masing-masing Reksa Dana Syariah, maka nasabah tersebut akan

mendapatkan no rekening Virtual Account dari sistem tersebut untuk

mentransfer sejumlah dana.

d. Setelah dana terkumpul dalam sebuah Reksa Dana maka Manajer Investasi

akan mulai mengalokasikan dana tersebut ke beberapa unit penyertaan yang

persentase minimum dan maksimum dananya telah ditentukan oleh

BAPEPAM.

e. Manajer investasi akan melakukan analisis terlebih yang secara otomatis

dihitung oleh sistem berdasarkan informasi kondisi perekonomian

Indonesia. Untuk proses perhitungannya, manajer investasi menginput nilai

matriks untuk setiap kriteria kemudian portofolio efek yang akan dihitung

skornya dengan menggunakan Model Perbandingan Eksponensial (MPE).

f. Setelah melakukan analisis, maka manajer investasi akan membuat

perhitungan untuk persentase maksimum dan minimum alokasi dana

investor Reksa Dana dengan menggunakan perhitungan Markov Chains.

g. Setelah melakukan perhitungan persentase maksimum dan minimum, maka

Manajer Investasi akan memberikan instruksi transaksi kepada Bank

Kustodian untuk pembelian Portofolio efek berupa saham-saham dengan

perhitungan Forecasting.

h. Atas dasar instruksi yang diterima, maka pada Hari Bursa selanjutnya (T+1)

Bank Kustodian melakukan proses alokasi penambahan atau pengurangan

dalam bentuk laporan dan diberikan kepada Manajer Investasi pada hari

transaksi (T+0).

88

Page 10: BAB IV

89

Gambar 4.5 Sistem yang Diusulkan

4.1.2.2 Identifikasi Ruang Lingkup Sistem

Pada tahap ini dijelaskan kriteria-kriteria yang dijadikan acuan dalam

proses alokasi dana investor Reksa Dana Syariah. Kriteria-kriterianya adalah

sebagai berikut:

89

Page 11: BAB IV

90

a. Krisis Amerika

Krisi Amerika dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia, karena

perekonomian berkiblat pasa perekonomian Amerika.

b. Inflasi

Inflasi dapat mempengaruhi kenaikan suku bunga Bank Indonesia dan

menurunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

c. Index Harga Saham

Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan

pergerakan harga saham. Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki

lima fungsi (BEI, 2008) yaitu:

1. Sebagai indikator tren pasar,

2. Sebagai indikator tingkat keuntungan,

3. Sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio,

4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif,

5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.

d. Kurs Rupiah

Menurunnya kurs Rupiah terhadap mata uang asing memiliki pengaruh

negative terhadap ekonomi dan pasar modal. Menurunnya kurs dapat mening

katkan biaya impor bahan baku dan meningkatkan suku bunga walaupun dapat

meningkatkan ekspor.

90

Page 12: BAB IV

91

e. Gejolak Politik Indonesia

Peristiwa politik di Indonesia dapat berdampak positif maupun negative bagi

kestabilan kondisi ekonomi Indonesia, yang mendukung kestabilan pasar

modal dan kemudian mendukung iklim investasi di Indonesia.

f. Gejolak Politik

Gejala politik di Irak terdapat resiko kenaikan harga minyak mentah dunia

karena Irak merupakan pensupply minyak terbesar di Indonesia.

g. Kenaikan Harga BBM

Akibat kenaikan harga minyak mentah dunia, maka menimbulkan keniakan

harga BBM bersubsidi yang dapat menimbulkan terjadinya inflasi di

Indonesia.

h. Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia

Naik turunnya tingkat suku bunga Bank Indonesia dapat mempengaruhi yield

Obligasi.

4.1.2.3 Identifikasi Analisis Persyaratan Sistem

Dalam penelitian ini akan dibahas analisis persyaratan sistem yang

terbagi ke dalam dua bagian, yaitu persyaratan fungsional dan persyaratan non-

fungsional.

A. Persyaratan Fungsional

Persyaratan fungsional diidentifikasikan dengan adanya input, proses,

output dan data tersimpan yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran peningkatan

sistem.Adapun input dalam sistem ini adalah sebagai berikut:

91

Page 13: BAB IV

92

1. Data Nasabah Reksa Dana

Berfungsi untuk memberikan informasi terhadap perkembangan Reksa Dana

Syariah.

2. Data Reksa Dana Syariah

Data berfungsi untuk mengetahui secara jelas data-data yang dibutuhkan

oleh pengambil keputusan.

3. Data kondisi perekonomian Indonesia berdasarkan beberapa kriteria

Ditujukan untuk mengetahui nilai-nilai kualitas dari alternatif investasi

berdasarkan kondisi perekonomian Indonesia.

4. Penilaian Alternatif

Berfungsi mengetahui konsistensi keputusan dari perhitungan yang terjadi

dalam sistem.

5. Index Harga Saham

Berfungsi mengetahui pergerakan harga saham.

6. Alpha dan Beta

Berfungsi mengetahui pengaruh terhadap saham-saham di Jakarta Islamic

Index.

Proses yang terjadi dalam sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Penyimpanan data ke dalam database

Biodata nasabah yang telah diinput dengan sukses, maka sistem akan

menyimpan data tersebut ke dalam database nasabah.

2. Penghapusan data nasabah

92

Page 14: BAB IV

93

Data yang telah disimpan ke dalam database dapat dilakukan penghapusan

data jika terdapat kesalahan-kesalahan.

3. Penilaian Alternatif Metode Perbandingan Eksponensial

Ketika Fund Manager menentukan tingkat kepentingan kriteria dan

menentukan skor alternatif pada kriteria tertentu dengan memberikan nilai

setiap alternatif berdasarkan kriterianya.

4. Markov Chains

Hasil penilaian yang telah disimpan, maka akan dilanjutkan dengan

perhitungan Markov Chains yang disatukan dengan data History dan

menghasilkan persentase alternativf investasi yang akan dialokasikan.

5. Perhitungan Forecasting

Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan saham-saham yang optimal dari

saham-saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.

Sedangkan output dari sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Data nasabah

Digunakan untuk mengetahui berapa banyak nasabah yang terdaftar dalam

Reksa Dana Syariah

2. Nilai prioritas

Digunakan saat penghitungan untuk mendapatkan nilai setiap kriteria

penilaian alternatif untuk menghasilkan nilai prioritas.

3. Nilai Persentase

Memberikan infromasi persentase dari alternatif alokasi investasi.

4. Saham-saham optimal

93

Page 15: BAB IV

94

Digunakan untuk memberikan informasi terhadap saham-saham optimal

dengan metode Forecasting.

5. Laporan

Merupakan output berupa diagram lingkaran dan print-out yang menyatakan

dari transaksi pembrlian portofolio efek.

Data dalam database pada sistem ini diberi nama database investasi,

yang tediri dari beberapa entitas, diantaranya:

1. User, user yang diperbolehkan menggunakan sistem.

2. Data nasabah, yaitu nasabah yang tercatat sebagai investor Reksa Dana

Syariah.

3. Hasil hitung nilai prioritas, merupakan data yang berisi prioritas dari

alternatif investasi.

4. Hasil persentase Markov Chains, merupakan data yang berisi persentase

alternatif investasi .

5. Saham optimal, merupakan data yang berisi saham-saham optimal yang

telah terdaftar di Jakarta Islamic Index.

B. Persyaratan Non- Fungsional

Persyaratan non fungsional yang dimaksud adalah tenggang waktu yang

diperlukan, biaya serta hal-hal lain yang tidak termasuk fungsi teknis dari sistem

yang dibangun. Masalah waktu hanya menyangkut dengan waktu yang digunakan

untuk penelitian yaitu pada tanggal 30 Desember 2011 dan 15 Februari saat

melakukan riset, 20 Februari 2012– 20 Maret 2012 (pada saat PKL), tanggal 30

Desember 2011, 15 Februari dan 10 Mei 2012 saat wawancara.

94

Page 16: BAB IV

95

Sedangkan untuk persyaratan biaya tidak dijelaskan karena penelitian

ini ditujukan untuk tugas akhir bukan untuk komersial. Sedangkan unutk

keamanan data, penelitian ini tidak membahasnya.

4.1.2.4 Estimasi Resiko

Setelah pembangunan sistem ini, akan terdapat beberapa hambatan dalam

penggunaan sistem atau beberapa resiko yang mungkin akan dihadapi oleh user

dan perusahaan. Untuk dapat meminimalisir resiko-resiko yang mungkin akan

muncul, maka yang harus dilakukan sebelum pembangunan sistem adalah

mengestimasi resiko dengan cara mengetahui dampak dari resiko tersebut

sehingga dapat mengetahui strategi apa yang harus dilakukan untuk menghadapi

resiko tersebut.

Tabel 4.1 menjelaskan perkiraan resiko yang akan terjadi dan solusi

yang dihadapi dalam pembangunan sistem pendukung keputusan ini.

Tabel 4.1 Estimasi Resiko SistemNo. Resiko Solusi Peringanan Resiko

1 Pengguna tidak familiar terhadap sistem yang baru

Pelaksanaan training

2 Kurangnya komputer pada bagian terkait

Pengadaan komputer

4.1.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem

Pada sub bab ini akan dijelaskan bagaimana perbedaan antara sistem yang

telah berjalan dengan sistem yang diusulkan baik kekurangan maupun kelebihan

masing-masing dari sistem.

95

Page 17: BAB IV

96

a. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan

Untuk kelebihan dan kekurangan sistem yang berjalan pada PT. Danareksa

Investment Management, Jakarta Pusat dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan

Kelebihan Kekurangan

1. Sudah tersedia sistem database yang menyimpan data calon peserta.

1. Keputusan yang diambil bersifat subjektif dan masih manual

2. Penilaian kualitas berlangsung lama, karena proses analisa penilaian masih secara manual.

b. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Usulan

Tujuan dibuatnya sistem usulan adalah untuk memperbaiki sistem lama

walaupun dalam sistem usulan ini masih terdapat sedikit kekurangan. Untuk

kelebihan dan kekurangan sistem usulan ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Usulan

Kelebihan Kekurangan

1. Kriteria yang ditetapkan cukup mewakili terhadap kualitas calon peserta.

1. User membutuhkan pelatihan terlebih dahulu sebelum menggunakan sistem.

2. Pengolahan data lebih cepat dan lebih akurat, karena sudah terkomputerisasi.

3. Hasil keputusan bersifat objektif bukan subjektif

4. Proses pengambilan keputusan lebih cepat dilakukan.

96

Page 18: BAB IV

97

c. Perbandingan Sistem Keseluruhan

Setelah menganalisis perbedaan dari masing-masing sistem, dapat

disimpulkan perbedaan secara keseluruhan dari kedua sistem ini, yaitu:

Tabel 4.4 Perbedaan Sistem Secara KeseluruhanSistem Berjalan Sistem Usulan

1. Sistem belum terkomputerisasi 1. Sistem terkomputerisasi,

sehingga pengolahan data

menjadi lebih baik

2. Sistem belum memiliki metode

perhitungan penilaian khusus

dalam penilaian calon peserta

2. Sistem telah memiliki metode

perhitungan penilaian khusus

dalam proses penilaian calon

peserta

3. Proses pengambilan keputusan

berlangsung lebih lama.

3. Proses pengambilan

keputusan lebih cepat

4. hasil keputusan biasanya bersifat subjektif

4. Hasil dari keputusan yang diambil lebih bersifat obyektif

4.2 Elaboration Phase (Fase Pembangunan)

4.2.1 Ananlysis And Design Workflow

4.2.2 Implementation Workflow

4.2.3 Test Workflow

4.3 Construction Phase

4.3.1 Implementation Workflow

4.3.2 Test Workflow

4.3.3 Deployment Workflow

4.4 Transition Phase

4.4.1 Deployment Workflow

97

Page 19: BAB IV

98

98