BAB IV
-
Upload
martyson-yudha-prawira -
Category
Documents
-
view
98 -
download
2
Transcript of BAB IV
BAB IV
PENGAMATAN TEKNIS DI LAPANGAN SELAMA
KEGIATAN PEMBORAN DAN PELEDAKAN
4.1. Pengamatan Selama Pemboran
Selama melakukan kegiatan pengamatan pemboran selama di lapangan
pemboran dari tanggal 1 Agustus sampai dengan 13 Agustus 2012 sebagai
berikut dengan jumlah ledak seluruhnya 725 lubang ledak :
4.1.1. Prepare Clean Up Drilling Location
Prepare clean up lokasi selama pengamatan dilakukan pada Pit
Paringguling 4 tepatnya pada blok utara dan selatan. Prepare Clean
Up Drilling Location ini menggunakan 1 buah unit Dozer Komatsu
7G dan 1 buah unit Bulldozer Komatsu 375A.
52
Gambar 4.1. Bulldozer Komatsu 375A melakukan Prepare Clean Up
Location Drilling (Ripping dan Dozing).
4.1.2. Marking Area
Penandaan titik lubang ledak dengan method triangle point
sebagai acuan akan dilakukannya pemboran sehingga memudahkan
operator dalam melakukan kegiatan pemboran lubang ledak.
53
Gambar 4.2. Rambu Peringatan Lokasi Pemboran untuk Lubang
Ledak.
4.1.3. Drill Design/Geometri Pemboran
Pembuatan drill design/geometri pemboran ini menggunakan
pola Staggered Pattern dengan geometri pemboran yang diamati di
lapangan sebagai berikut :
Space : 5.8 m
Burden : 5.8 m
Depth : 5.5 m
Diameter Hole (Dry Hole) : 5"
Diameter Hole (Wet Hole) : 4" sampai dengan 4.2"
Pembuatan Drill Design/Geometri Pemboran ini memudahkan
operator drilling untuk melakukan kegiatan pemboran sesuai dengan
drill design yang telah dibuat oleh Group Leader (GL) Drill Blast
PT. Saptaindra Sejati Job Site PT. Sumber Kurnia Buana.
4.1.4. Drilling Operation
54
Pengoperasian pemboran dilaksanakan oleh operator
pemboran dari PT. MARTON dengan mengikuti Drill
Design/Geometri Pemboran dari Group Leader Drill Blast dengan
jumlah lubang yang telah ditetapkan sesuai dengan kesepakatan
ataupun juga adanya penambahan jumlah lubang ledak sehingga
pemboran dapat dilakukan per baris/row yang dimana terutama row
yang dekat dengan free face/area bebas dan selanjutnya pada
baris/row berikutnya tapi terkadang pemboran tidak dilakukan sesuai
dengan prosedur sebagai contoh pemboran tidak dilakukan pada
baris/row pertama pada free face.
55
Gambar 4.3.. Unit Bor Junjin 1300 SD - E sedang melakukan
Pemboran Lubang Ledak pada Blok Utara pada
PRG-4.
Gambar 4.4. Mata Bor " Button Bit" diameter 5".
4.1.5. Pengecekan Kedalaman Lubang
56
Pengecekan kedalaman lubang ini untuk mengetahui
kedalaman lubang ledak yang telah dibor dan mengetahui keadaan
lubang ledak jika terdapat lubang ledak yang basah (wet hole)
maupun lubang ledak yang kering (dry hole). Pengecekan lubang
ledak/sounding ini dilakukan oleh Checker dan crew drill.
Pengecekan lubang ledak atau sounding ini menggunakan meteran
serta sebuah Pita orange yang bertuliskan 5.5K yang dimana artinya
angka 5.5 itu kedalamannya 5.5 m sedangkan untuk K itu
menyatakan bahwa lubang itu dalam keadaan kering dan 5.5B yang
dimana artinya angka 5.5 itu kedalamannya 5.5 m sedangkan untuk
B itu menyatakan bahwa lubang itu dalam keadaan basah.
57
Gambar 4.5 Lubak Ledak Dalam Keadaan Kering (Dry Hole).
Gambar 4.6. Lubang Ledak Dalam Keadaan Basah (Wet Hole).
4.1.6. Perhitungan Volume Pemboran
58
Setelah pengecekan kedalaman lubang ledak maka adanya
perhitungan untuk volume setara kedalaman lubang ledak sebagai
(sounding) sebagai berikut
Secara Actual Volume Sounding :B x S x Krata-rata x n
Keterangan :
B : Burden.
S : Space.
K : Kedalaman Lubang.
Krata-rata : Kedalaman Lubang rata-rata.
n : Jumlah banyaknya lubang.
Perhitungan Volume Setara dapat dilihat Tabel 4.1. Volume Setara
Pemboran pada halaman berikutnya
Tabel 4.1. Volume Setara Pemboran
59
Tgl Jumlah
Lubang
Burden
(m)
Space
(m)
Kedalama
n
rata-rata
lubang
(m)
Volume
m3
1/8/2012 50 5.8 5.8 5.25 8831
4/8/2012 107 5.8 5.8 5.48 19725
6/8/2012 70 5.8 5.8 4.94 11633
7/8/2012 71 5.8 5.8 4.53 10820
8/8/2012 107 5.8 5.8 4.8 17278
10/8/2012 108 5.8 5.8 4.9 17802
11/8/2012 60 5.8 5.8 5.18 10455
12/08/2012 80 5.8 5.8 4.83 12988
13/8/2012 72 5.8 5.8 4.7 11384
4.2. Pengamatan Selama Peledakan
Setelah kegiatan pemboran selesai maka dilanjutkan dengan kegiatan
peledakan dari pra sampai dengan pasca peledakan. ditangani langsung oleh
PT. DAHANA. Dari kegiatan pengisian, perangkaian, pengecekan dan
setelah pasca blasting. Adapun hasil pengamatan dari semua peralatan dan
perlengkapan peledakan sebagai berikut :
4.2.1. Electric Detonator
Detonator yang dipakai pada blasting ini menggunakan
Detonator listrik MSD 3m Del. Ex. India.
4.2.2. Ammonium Nitrate
Ammonium Nitrate sekali ini menggunakan Ammonium Nitrate
Prilled eks. China @25 kg.
4.2.3. In Hole Delay
Waktu tunda yang digunakan untuk dalam lubang (In Hole
Delay) menggunakan Dayadet Benchmaster Lw. 6 meter, 500 ms. Ex
Dahana.
4.2.4. Dinamit/Dayagel
Dinamit/Dayagel yang digunakan oleh PT. DAHANA yaitu
Dayagel Magnum 50 mm @500 gr ex. Dahana tetapi dilapangan
60
selama melakukan pengamatan PT. DAHANA hanya menggunakan
0.25 kg.
4.2.5. Surface Delay/TLD
Surface delay/TLD yang sering digunakan oleh PT. DAHANA
sebagai berikut :
Ez Trunkline TLD 6 M 25 MS ex. TK/USA.
Ez. Trunkline TLD 6 M 67 MS ex. TL/USA.
Dayadet Trunkmaster 6 Mtr, 75 MS. Ex Dahana.
Dayadet Trunkmster 6 Mtr, 100 MS. Ex Dahana.
Gambar 4.7. Detonator Nonel 500 MS
61
Gambar 4.8. Dayagel Magnum @500 gr buatan DAHANA.
Gambar 4.9. Ammonium Nitrate @25 kg Prilled Ex China
(campuran perbandingan AN : FO = 94.5% : 5.5% oleh
pihak PT. DAHANA).
62
Gambar 4.10. Plastic Linier dengan diameter 4" sampai dengan 4.2"
digunakan pada lubang ledak basah (Wet Hole).
4.2.6. Pipa
Pipa ini digunakan saat pengisian charging bahan peledak dan
stemming.
4.2.7. Cangkul
Cangkul digunakan untuk memudahkan dalam penutupan
stemming menggunakan sisa-sisa cutting bor.
4.2.8. Blasting Machine
Alat pemicu peledakan listrik menggunakan Blasting Machine
yang dimana mempunyai fungsi sebagai penyuplai energi listrik
yang cukup pada sistem peledakan listrik.
63
Gambar 4.11 Blasting Machine (Model CD1000-9J, Serial No.
1299).
4.2.9. Geometri Peledakan
Geometri peledakan yang digunakan dalam blast design sesuai
dengan ketetapan sebagai berikut :
Space : 5.8 m
Burden : 5.8 m
Average Depth : 5.5 m
Diameter Hole (Dry Hole) : 5"
Diameter Hole (Wet Hole) : 4" sampai dengan 4.2"
4.2.1. Perhitungan Volume Peledakan dan Powder Factor serta Volume
Fragmentasi
Perhitungan volume peledakan (Bank) dan powder factor
selama pelaksanaan kegiatan blasting dari tanggal 1 Agustus sampai
dengan 13 Agustus 2012 dengan menggunakan rumus dibawah ini :
Powder Factor= Jumlah Bahan PeledakJumlah Volume yangdiledakan
Volume = burden x space x Kedalaman rata-rata x Jumlah lubang
Setelah kegiatan peledakan dilakukan maka perlu melihat hasil
fragmentasi. Volume fragmentasi dapat dilakukan perhitungan
dengan melakukan kontak secara visual (melihat dengan sekilas
64
pandangan mata atau melalui media foto).Perhitungan untuk volume
fragmentasi daopat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Volume Fragmentasi=Volume Blasting /n % dimana
nilai n itu faktor berai sehingga material fragmentasi dalam keadaan
loose (LCM) pada rumus tersebut menyatakan bahwa ukuran dari
boulder hasil blasting dengan kriteria ukuran sebagai berikut :
Ukuran 1 - 21 cm.
Ukuran 21 - 40 cm.
Ukuran 41 - 60 cm.
Ukuran 61 - 80 cm.
Ukuran 81 - 100 cm.
Ukuran >101 cm.
65
Gambar 4.12. Free Face Sebelum Peledakan
66
Gambar 4.13. Free Face Sesudah Peledakan.
67