BAB IV
Click here to load reader
-
Upload
ayi-maulana -
Category
Documents
-
view
89 -
download
1
Transcript of BAB IV
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam kasus ini penulis menyajikan pembahasan dan membandingkan antara teori
dengan manajemen asuhan kebidanan secara komprehensif yaitu dengan melakukan
pemeriksaan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan nifas yang dilakukan pada Ny “W”
usia 30 tahun G3P2A0 pada tanggal 12 Mei 2011 sampai tanggal 12 September 2011 di BPS
Bd.Mirsa Purwati, Am.Keb di Desa. Salembaran Jaya, Kec. Kosambi, Kab. Tangerang
A. Antenatal
Berdasarkan pemantauan perkembangan psikologis dan fisiologis dan
berdasarkan asuhan yang diberikan selama pemantauan kehamilan. Perkembangan
fisiologis ditemukan beberapa masalah yaitu penulis hanya melakukan 9T sedangkan
menurut izzatijannah.wordpress.com asuhan yang harus diterapkan 14T. Asuhan yang
tidak dilakukan 5T diantaranya Pemeriksaan VDRL, senam payudara dan pijat tekan
payudara, Pemeliharaan tingkat kebugaran/senam ibu hamil, Temu wicara dalam
rangka persiapan rujukan, Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis
gondok, Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria. Hal ini tidak
dilakukan karena ibu tidak tinggal diwilayah endemis gondok dan malaria, persiapan
rujukan tidak dilakukan karena ibu tidak ada indikasi untuk di rujuk, Masalah lain yaitu
pada saat kunjungan ANC ke-4 colostrum belum keluar dan peranan bidan
memberikan konseling tentang gizi yang baik dan perawatan payudara pada puting
susu yang datar.
Dalam asuhan kehamilan pada Ny.M sudah sesuai menurut Perawatan Ibu
Hamil (2009) yaitu Melakukan asuhan pada ibu hamil oleh ibu bidan dilakukan dengan
cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan, serta
melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan kepuasan serta kesejahteraan ibu
dan janin selama periode kehamilan.
B. Persalinan
Berdasarkan perkembangan psikologis dan fisiologis dan asuhan yang
diberikan berdasarkan pemantauan selama persalinan .
Dalam melaksanakan asuhan pada Ny.M di kala I penulis telah memberikan
asuhan sesuai dengan teori menurut (Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, 2008)
80
81
yaitu Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi, Persiapan
perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan, Persiapan rujukan,
Memberikan Asuhan Sayang Ibu, Asuhan sayang ibu selama persalinan termasuk:
Memberikan dukungan emosional, Membantu pengaturan posisi ibu, Memberikan
cairan dan nutrisi, Keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur, serta
Pencegahan infeksi.
Dalam melaksanakan asuhan pada Ny.M di kala II penulis telah memberikan
asuhan sesuai dengan teori menurut (Perawatan Ibu Bersalin, 2008 yaitu
Meningkatkan perasaan aman dengan memberikan dukungan dan memupuk rasa
kepercayaan dan keyakinan pada diri ibu bahwa dia mampu untuk melahirkan,
Membimbing pernafasan yang adekuat, Membantu posisi meneran sesuai pilihan ibu,
Meningkatkan peran serta keluarga, menghargai anggota keluarga atau teman yang
mendampingi, Melakukan tindakan-tindakan yang membuat nyaman seperti mengusap
dahi, dan memijat pinggang, libatkan keluarga, Memperhatikan pemasukan nutrisi dan
cairan ibu dengan member makan dan minum, Menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, Mengusahakan kandung kemih kosong dengan cara membantu dan memacu
ibu mengosongkan kandung kencing secara teratur. . Perkembangan fisiologis
ditemukan masalah yaitu tidak dilakukan IMD sementara Menurut (yeyeh Ai Rukiyah,
2010) manfaat IMD yaitu Untuk mempererat ikatan batin antara ibu-anak, setelah
dilahirkan sebaiknya bayi langsung diletakkan di dada ibunya sebelum bayi
dibersihkan. Sentuhan kulit dengan kulit mampu menghadirkan efek psikologis yang
dalam diantara ibu dan anak. Jika dilakukan kontak anatar kulit ibu dan bayi, maka
hormon stress akan kembali turun sehingga bayi menjadi lebih tenang, tidak stress,
pernapasan dan detak jantungnya lebih stabil. Sentuhan, hisapan, dan jilatan bayi
pada putting ibu selama proses IMD akan merangsang keluarnya oksitosin yang
menyebabkan uterus berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta dan
mengurangi perdarahan pada ibu. Sehingga ada kesenjangan antara teori dan
kenyataan yang didapat penulis.
Dalam melaksanakan asuhan pada Ny.M di kala III penulis telah memberikan
asuhan sesuai dengan teori menurut (Perawatan Ibu Bersalin, 2008) yaitu Bidan perlu
menjelaskan kondisi ibu, perlu penjahitan atau tidak, bimbingan tentang kelanjutan
tindakan dan perawatan ibu. Serta Bidan menjelaskan kondisi plasenta, lahir lengkap
atau tidak.
82
Dalam melaksanakan asuhan pada Ny.M di kala IV penulis telah memberikan
asuhan sesuai dengan teori menurut (Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, 2008)
yaitu Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk merangsang uterus
berkontraksi baik dan kuat, Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan
secara melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya fundus uteri setinggi atau
beberapa jari dibawah pusat, Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan,
Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi) perineum,
Evaluasi keadaan umum ibu, Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama
persalinan kala empat di bagian belakang partograf segera setelah asuhan diberikan
atau setelah penilaian dilakukan.
Jadi asuhan yang diberikan pada Ny.M sudah sesuai dan tidak ada kesenjangan
antara teori dan kenyataan yang didapat penulis.
C. Bayi Baru Lahir
Dari perkembangan psikologis dan fisiologis dan asuhan yang diberikan
berdasarkan pemantauan pada bayi baru lahir. Perkembangan fisiologis ditemukan
masalah yaitu tidak dilakukan IMD sementara Menurut (yeyeh Ai Rukiyah, 2010)
manfaat IMD yaitu Untuk mempererat ikatan batin antara ibu-anak, setelah dilahirkan
sebaiknya bayi langsung diletakkan di dada ibunya sebelum bayi dibersihkan.
Sentuhan kulit dengan kulit mampu menghadirkan efek psikologis yang dalam diantara
ibu dan anak. Jika dilakukan kontak anatar kulit ibu dan bayi, maka hormon stress
akan kembali turun sehingga bayi menjadi lebih tenang, tidak stress, pernapasan dan
detak jantungnya lebih stabil. Sentuhan, hisapan, dan jilatan bayi pada putting ibu
selama proses IMD akan merangsang keluarnya oksitosin yang menyebabkan uterus
berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan
pada ibu. Sehingga ada kesenjangan antara teori dan kenyataan yang didapat penulis.
D. Nifas
Dari perkembangan psikologis dan fisiologis dan asuhan yang diberikan
berdasarkan pemantauan selama nifas. Perkembangan fisiologis ditemukan masalah
yaitu ASI tidak keluar dengan lancar pada 2 hari pertama setelah persalinan sehingga
diberikan susu formula dan pasien tidak memberikan ASI secara eksklusif. Sementara
dalam perawatan masa nifas (2009) meurut Utami (2005) mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat dikatakan sebagai “pemberian ASI
83
secara eksklusif” saja, tanpa tambahan cairan lain sepeti susu formula, jeruk, madu, air
teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu,
biscuit, bubur nasi, dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif dianjurkan untuk jangka
waktu sekurang-kurangnya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Hal ini
merupakan kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang didapat penulis.
Menurut (Saifuddin, 2009) asuhan yang diberikan kepada ibu nifas diantaranya
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, Mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan, Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, Pemberian
ASI awal, Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, Menjaga bayi tetap
sehat dengan cara mencegah hipotermi, Memastikan involusi uterus berjalan normal,
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal, Memastikan
ibu mendapat cukup makan, cairan, dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit, Memberikan konseling pada ibu
mengenai, asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari. Menanyakan pada ibu tentang penyulit penyulit yang ibu atau bayi alami,
Memberikan konseling untuk KB sedini mungkin. Asuhan yang diberikan sudah sesuai
dan tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan yang didapat penulis.
E. Keluarga Berencana
Dari perkembangan psikologis dan fisiologis dan asuhan yang diberikan
berdasarkan pemantauan pada saat KB. Perkembangan fisiologis tidak ditemukan
masalah. Menurut Saifuddin 2006, pemberian konseling KB sebaiknya dilakukan sedini
mungkin atau pada saat ibu nifas 6 minggu. Pada saat 6 minggu post partum, ibu
menginginkan KB suntik 3 bulan. Jadi, kenyataan yang penulis hadapi tidak terdapat
kesenjangan antara kenyataan dengan teori yang didapat.