Bab iv
-
Upload
iwan-hariyanto -
Category
Documents
-
view
28 -
download
1
Transcript of Bab iv
![Page 1: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan dengan
menggunakan teknik pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data
sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya, yaitu tes dan observasi, yang
digunakan untuk menganalisis lebih lanjut tentang kemampuan dalam
mengapresiasi cerita wayang dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya
melalui model cooperative learning type Jigsaw pada siswa kelas IX-C SMP
Negeri 2 Balerejo Madiun.
Hasil Penelitian ini menggunakan 3 siklus, pada masing-masing siklus
ditampilkan mengenai pelaksanaan model cooperative learning type Jigsaw
dalam proses pembelajaran mengapresiasi karya sastra cerita wayang dari unsur
intrinsik segi tokoh, setting dan gaya.
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Pada tahap proses perencanaan ini, langkah-langkah yang dilakukan
adalah :
1) Topik pembelajaran : mengapresiasi cerita wayang dari unsur intrinsik
segi
tokoh, setting dan gaya.
45
![Page 2: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/2.jpg)
2) Tujuan pembelajaran : a) siswa mampu menemukan karakter tokoh
dalam cerita wayang b) siswa dapat menemukan setting dalam cerita
wayang c) siswa dapat menemukan gaya yang digunakan dalam cerita
wayang .
3) Skenario pembelajaran : a) siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
tiap kelompok beranggotakan 4 orang siswa dan diberi sebuah cerita
wayang untuk diapresiasi dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan
gaya b) siswa berdiskusi untuk menemukan jawaban permasalahan
unsur intrinsik cerita wayang dari segi tokoh, setting dan gaya dengan
model pembelajaran cooperative learning type Jigsaw.
4) Instrumen penelitian : tes ,dan observasi
b. Pelaksanaan
1) Guru memberikan langkah-langkah dalam mengapresiasi cerita wayang
.
2) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang
siswa.
3) Dalam satu kelompok tersebut diberi sebuah cerita wayang dan
permasalahan yang ada hubungannya dengan apresiasi cerita wayang
dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya.
4) Tiap anggota kelompok mendapatkan satu pertanyaan yang ada
hubungannya dengan tokoh, setting dan gaya dalam cerita wayang .
46
![Page 3: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/3.jpg)
5) Masing-masing siswa mengelompokkan diri sesuai dengan
permasalahannya.
6) Setelah menemukan jawaban kemudian bergabung lagi pada kelompok
asal.
7) Setiap kelompok diminta untuk mengungkapkan hasil pembahasannya.
8) Guru memberikan penekanan dan kesimpulan pada akhir diskusi.
9) Guru memberikan tes tertulis pada setiap anak.
Adapun nilai siswa dalam siklus I ini dapat ditunjukkan dalam tabel
berikut :
Tabel 1
Nilai Siswa dalam Siklus 1
NO. NamaNilai
Tes Siklus I1 Anisa Dwi Mei Sasvita 602 Davik Setia Ardi 653 Didik Riswanto 604 Dwi Haryanti 705 Dwi Wahyunugroho 606 Dyah Untari 657 Ema Kurniawati 658 Heri Cahyono 609 Irfan Susanto 7510 Rekma Arum Warsito 7511 Umi Sarofah 7012 Widyakartikasari 6013 Yogi Trihanggoro 6014 Yunita Setianingrum 6515 Dedi Pratama 6016 Depy Ratna Sulistiyowati 6017 Desta Dwi Prasetya 7018 Esma Rizki Aditya P 75
47
![Page 4: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/4.jpg)
19 Esmindari 6020 Johan Angga Saputra 7021 Ricky Darwanto 6522 Rika Fatmawati 8023 Uswatun Umi Kholbibah 8024 Rama Aifama 7525 Rika Naristian 7026 Sunarti 8027 Ulin Eka Purnamawati 6528 Zain Mutaqin 6029 Anjar Ika Yuliana C L 7030 Diah Ayu Nurmalasari 70
Jumlah 2020Rata-rata 67.34
Dari tabel 1 dapat dihitung Mean (rata-rata) sebagai berikut :
M = ∑ X N
= 2020 = 67,34 30
Keterangan : M = Mean ( rata-rata )
X = Jumlah nilai yang diperoleh
N = Jumlah sampel
Dari tabel di atas tampak bahwa nilai rata-rata siswa adalah 67,34
dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 80. Jumlah siswa yang mendapat
nilai 70 ke atas adalah 14 orang siswa yang berarti 46,67 % dari sejumlah 30
48
![Page 5: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/5.jpg)
orang siswa memiliki nilai di atas taraf penguasaan konsep yang telah
diberikan.
Adapun data frekuensi hasil jumlah siswa yang memperoleh nilai
70 ke atas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2
Data Frekuensi Hasil Tes Siklus I
NO. NILAI FREKUENSI PROSENTASE KETERANGAN 1. 2. 3. 4. 5.
80 75 70 65 60
3 4 7 6 10
10 % 13,34% 23,34 % 20% 33,32 %
BaikBaikBaik
CukupCukup
TOTAL : 30 100 %
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan secara kontinyu atau terus menerus dalam
proses pembelajaran maupun pada hasil belajar. Evaluasi dilakukan
terhadap dampak dari pemberian model pembelajaran cooperative learning
type Jigsaw selama mengapresiasi cerita wayang .
Dari hasil evaluasi diketahui keefektifan model pembelajaran
cooperative learning type Jigsaw yang telah disusun, untuk memperbaiki
akan diberikan pada siklus II . Selain itu hasil observasi juga memberikan
49
![Page 6: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/6.jpg)
petunjuk apakah pengajaran remidi perlu dilakukan pada akhir siklus II.
Adapun hasil observasi pada siklus I dapat dilaporkan sebagai berikut :
Tabel 3
Hasil Observasi aktivitas siswa pada siklus I
No. Aspek yang dinilai Nilai Keterangan1 2 3 4
1. Mengapresiasi cerita wayang
v 1=kurang (40-50)2=cukup (55-69)3=baik (70-84)4=sangat baik (85-100)
2. Kedisiplinan v3. Keaktifan v4. Semangat v
Dari data observasi di atas menunjukkan bahwa kemampuan siswa
dalam mengapresiasi cerita wayang masih berada pada kriteria cukup. Siswa
terlihat kurang semangat dan kurang aktif dalam kegiatan diskusi.
d. Refleksi
Dalam pembelajaran siklus I , konsep-konsep yang diajarkan
teridentifikasi sebagian . Pemahaman tentang mengapresiasi cerita wayang
dari
unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya melalui model cooperative
learning type Jigsaw banyak mengalami hambatan, diantaranya disebabkan:
1) Instruksi guru dalam memberi tugas kepada kelompok kurang jelas,
sehingga siswa masih banyak yang kebingungan dalam mengerjakan
tugas.
50
![Page 7: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/7.jpg)
2) Penyebaran anak-anak pandai tidak merata dalam setiap kelompok. Hal
ini disebabkan pembagian kelompok diatur secara acak.
3) Kegiatan diskusi belum lancar, karena hanya didominasi oleh siswa-
siswa tertentu sehingga kerjasama kelompok relatif kurang.
4) Waktu kurang cukup bagi siswa untuk memahami isi dari cerita wayang
yang dibagikan secara mendadak.
5) Pada saat representasi hasil diskusi tanggapan dari kelompok lain masih
kurang sehingga tampak kaku dan kurang efektif.
Dengan asumsi kurang efektif dalam proses belajar mengajar yang
meliputi 5 faktor tersebut, maka hal ini diperbaiki pada siklus II.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Pada tahap proses perencanaan ini, langkah-langkah yang dilakukan
adalah :
1) Topik pembelajaran : mengapresiasi cerita wayang dari unsur intrinsik
segi tokoh, setting dan gaya.
2) Tujuan pembelajaran : a) siswa mampu menemukan karakter tokoh
dalam cerita wayang b) siswa dapat menemukan setting dalam cerita
wayang c) siswa dapat menemukan gaya yang digunakan dalam cerita
wayang .
51
![Page 8: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/8.jpg)
3) Skenario pembelajaran : a) siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
tiap kelompok beranggotakan 4 siswa dan diberi sebuah cerita wayang
untuk diapresiasi dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya b)
siswa berdiskusi untuk menemukan jawaban permasalahan unsur
intrinsik cerita wayang dari segi tokoh, setting dan gaya dengan model
pembelajaran cooperative learning type Jigsaw.
4) Instrumen penelitian : tes, dan observasi
b. Pelaksanaan
1) Guru memberikan langkah-langkah dalam mengapresiasi cerita wayang.
2) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang
siswa.
3) Dalam satu kelompok tersebut diberi sebuah cerita wayang dan
permasalahan yang ada hubungannya dengan apresiasi cerita wayang
dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya.
4) Tiap anggota kelompok mendapatkan satu pertanyaan yang ada
hubungannya dengan tokoh, setting dan gaya dalam cerita wayang .
5) Masing-masing siswa mengelompokkan diri sesuai dengan
permasalahannya.
6) Setelah menemukan jawaban kemudian bergabung lagi pada kelompok
asal.
7) Setiap kelompok diminta untuk mengungkapkan hasil pembahasannya.
8) Guru memberikan penekanan dan kesimpulan pada akhir diskusi.
52
![Page 9: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/9.jpg)
9) Guru memberikan tes tertulis pada setiap anak.
Adapun nilai siswa dalam siklus II ini dapat ditunjukkan dalam tabel
berikut :
Tabel 4 Nilai Siswa dalam Siklus II
NO. NamaNilai
Tes Siklus 21 Anisa Dwi Mei Sasvita 702 Davik Setia Ardi 703 Didik Riswanto 704 Dwi Haryanti 755 Dwi Wahyunugroho 656 Dyah Untari 707 Ema Kurniawati 758 Heri Cahyono 609 Irfan Susanto 7510 Rekma Arum Warsito 6511 Umi Sarofah 7512 Widyakartikasari 6513 Yogi Trihanggoro 6014 Yunita Setianingrum 7015 Dedi Pratama 6516 Depy Ratna Sulistiyowati 7017 Desta Dwi Prasetya 7518 Esma Rizki Aditya P 7019 Esmindari 7520 Johan Angga Saputra 7521 Ricky Darwanto 7022 Rika Fatmawati 9023 Uswatun Umi Kholbibah 8524 Rama Aifama 7025 Rika Naristian 7526 Sunarti 7527 Ulin Eka Purnamawati 7028 Zain Mutaqin 7529 Anjar Ika Yuliana C L 8030 Diah Ayu Nurmalasari 85
Jumlah 2170
53
![Page 10: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/10.jpg)
Rata-rata 72.34
Dari tabel 3 dapat dihitung Mean (rata-rata) sebagai berikut :
M = ∑ X N
= 2170 = 72,34 30
Keterangan : M = Mean ( rata-rata)
X = Jumlah nilai yang diperoleh
N = Jumlah sampel
Dari tabel di atas tampak bahwa nilai rata-rata siswa adalah 72,34
dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90. Jumlah siswa yang mendapat
nilai 70 ke atas ada 24 orang siswa, yang berarti 80 % dari sejmlah 30 orang
siswa memiliki nilai di atas taraf penguasaan konsep yang telah diberikan.
Adapun data frekuensi hasil jumlah siswa yang memperoleh nilai
70 ke atas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5
Data Frekuensi hasil Tes Siklus II
NO. NILAI FREKUENSI PROSENTASE KETERANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.
90 85 80 75 70 65
12110104
3,34 % 6,67 % 3,34% 33,34 % 33,34% 14,60%
Sangat baik Sangat baik Baik Baik Baik Cukup
54
![Page 11: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/11.jpg)
7. 60 2 6,67 % CukupTOTAL: 30 100 %
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan secara kontinyu atau terus menerus dalam
proses pembelajaran maupun pada hasil belajar. Evaluasi dilakukan terhadap
dampak dari pemberian model pembelajaran cooperative learning type Jigsaw
selama mengapresiasi cerita wayang, begitu juga keaktifan anggota kelompok
dalam menyelesaikan tugas, peningkatan kemampuan pada setiap kelompok,
peningkatan minat siswa terhadap sastra dalam mengapresiasi cerita wayang
dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya. Adapun hasil observasi dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6
Hasil Observasi aktivitas siswa pada siklus II
No. Aspek yang dinilai Nilai Keterangan1 2 3 4
1. Mengapresiasi cerita wayang
v 1=kurang (40-50)2=cukup (55-69)3=baik (70-84)4=sangat baik (85-100)
2. Kedisiplinan v3. Keaktifan v4. Semangat v
55
![Page 12: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/12.jpg)
Dari data observasi di atas menunjukkan bahwa siswa terlihat
semangat dalam mengikuti pelajaran. Hampir semua siswa sudah berusaha ,
namun masih ada siswa yang mengalami kesulitan.
d.Refleksi
Pada siklus II proses kegiatan belajar mengajar sudah lebih baik dari
siklus I hal ini disebabkan kelemahan-kelemahan pada siklus I sudah
diperbaiki antara lain :
1) Penyebaran anak disesuaikan dengan kemampuan anak dalam kelas
tersebut.
2) Kelompok siswa diperbaiki dengan pengertian penyebaran heterogen.
3) Materi bahan bacaan cerita wayang diberikan lebih awal sehingga siswa
lebih siap dalam proses belajar mengajar.
3. Siklus Ketiga
a. Perencanaan
Pada tahap proses perencanaan ini, langkah-langkah yang dilakukan
adalah :
5) Topik pembelajaran : mengapresiasi cerita wayang dari unsur intrinsik
segi tokoh, setting dan gaya.
56
![Page 13: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/13.jpg)
6) Tujuan pembelajaran : a) siswa mampu menemukan karakter tokoh
dalam cerita wayang b) siswa dapat menemukan setting dalam cerita
wayang c) siswa dapat menemukan gaya yang digunakan dalam cerita
wayang .
7) Skenario pembelajaran : a) siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
tiap kelompok beranggotakan 4 siswa dan diberi sebuah cerita wayang
untuk diapresiasi dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya b)
siswa berdiskusi untuk menemukan jawaban permasalahan unsur
intrinsik cerita wayang dari segi tokoh, setting dan gaya dengan model
pembelajaran cooperative learning type Jigsaw.
8) Instrumen penelitian : tes , observasi dan angket
b. Pelaksanaan
1) Guru memberikan langkah-langkah dalam mengapresiasi cerita wayang.
2) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang
siswa.
3) Dalam satu kelompok tersebut diberi sebuah cerita wayang dan
permasalahan yang ada hubungannya dengan apresiasi cerita wayang
dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya.
4) Tiap anggota kelompok mendapatkan satu pertanyaan yang ada
hubungannya dengan tokoh, setting dan gaya dalam cerita wayang .
5) Masing-masing siswa mengelompokkan diri sesuai dengan
permasalahannya.
57
![Page 14: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/14.jpg)
6) Setelah menemukan jawaban kemudian bergabung lagi pada kelompok
asal.
7) Setiap kelompok diminta untuk mengungkapkan hasil pembahasannya.
8) Guru memberikan penekanan dan kesimpulan pada akhir diskusi.
9) Guru memberikan tes tertulis pada setiap anak.
Adapun nilai siswa dalam siklus III ini dapat ditunjukkan dalam
tabel berikut :
Tabel 7
Nilai Siswa dalam Siklus III
NO.Nama
NilaiTes Siklus 3
1 Anisa Dwi Mei Sasvita 902 Davik Setia Ardi 703 Didik Riswanto 804 Dwi Haryanti 905 Dwi Wahyunugroho 806 Dyah Untari 707 Ema Kurniawati 808 Heri Cahyono 709 Irfan Susanto 8010 Rekma Arum Warsito 7011 Umi Sarofah 6012 Widyakartikasari 8013 Yogi Trihanggoro 8014 Yunita Setianingrum 9015 Dedi Pratama 7016 Depy Ratna Sulistiyowati 8017 Desta Dwi Prasetya 9018 Esma Rizki Aditya P 8019 Esmindari 7020 Johan Angga Saputra 8021 Ricky Darwanto 7022 Rika Fatmawati 100
58
![Page 15: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/15.jpg)
23 Uswatun Umi Kholbibah 7024 Rama Aifama 6025 Rika Naristian 9026 Sunarti 7027 Ulin Eka Purnamawati 8028 Zain Mutaqin 9029 Anjar Ika Yuliana C L 8030 Diah Ayu Nurmalasari 70
Jumlah 2340Rata-rata 78
Dari tabel 3 dapat dihitung Mean (rata-rata) sebagai berikut :
M = ∑ X N
= 2340 = 78 30
Keterangan : M = Mean ( rata-rata)
X = Jumlah nilai yang diperoleh
N = Jumlah sampel
Dari tabel di atas tampak bahwa nilai rata-rata siswa adalah 78
dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100. Jumlah siswa yang
mendapat nilai 70 ke atas ada 28 orang siswa, yang berarti 93,34 % dari
sejmlah 30 orang siswa memiliki nilai di atas taraf penguasaan konsep yang
telah diberikan.
59
![Page 16: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/16.jpg)
Adapun data frekuensi hasil jumlah siswa yang memperoleh nilai di
atas 60 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8
Data Frekuensi hasil Tes Siklus III
NO. NILAI FREKUENSI PROSENTASE KETERANGAN1. 100 1 3,33 % Sangat baik2.
3.
4.
5.
90
80
70
60
6
11
10
2
20%
36,67%
33,33%
6,67%
Sangat baik
Baik
Baik
CukupTOTAL: 30 100 %
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan secara kontinyu atau terus menerus dalam
proses pembelajaran maupun pada hasil belajar. Evaluasi dilakukan terhadap
dampak dari pemberian model pembelajaran cooperative learning type Jigsaw
selama mengapresiasi cerita wayang , begitu juga keaktifan anggota kelompok
dalam menyelesaikan tugas, peningkatan kemampuan pada setiap kelompok,
peningkatan minat siswa terhadap sastra dalam mengapresiasi cerita wayang
dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya. Pada siklus ini siswa terlihat
penuh semangat dalam mengikuti pelajaran, dan juga terlihat lebih aktif pada
saat berdiskusi. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9
Hasil Observasi aktivitas siswa pada siklus III
60
![Page 17: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/17.jpg)
No. Aspek yang dinilai Nilai Keterangan1 2 3 4
1. Mengapresiasi cerita wayang
v 1=kurang (40-50)2=cukup (55-69)3=baik (70-84)4=sangat baik (85-100)
2. Kedisiplinan v3. Keaktifan v4. Semangat v
63
d. Refleksi
Pada siklus 3 proses kegiatan belajar mengajar sudah lebih baik dari
siklus 2 hal ini disebabkan kelemahan-kelemahan pada siklus 2 sudah
diperbaiki antara lain :
1) Penyebaran anak disesuaikan dengan kemampuan anak dalam kelas
tersebut.
2) Kelompok siswa diperbaiki dengan pengertian penyebaran heterogen.
3) Materi bahan bacaan cerita wayang diberikan lebih awal sehingga siswa
lebih siap dalam proses belajar mengajar.
Untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran
mengapresiasi cerita wayang melalui model cooperative learning type
Jigsaw, maka pada akhir tindakan siklus III ini dibagikan angket kepada
semua siswa . Hasil dari angket siswa dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10
ANGKET SISWA
No. PertanyaanSiklus III
Ya Tidak
61
![Page 18: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/18.jpg)
1. Apakah pembelajaran dengan model cooperatif learning menyenangkan ?
( 90% ) ( 10 % )
2. Apakah pembelajaran dengan model cooperatif learning membuat kamu mudah mempelajari materi ?
( 93 % ) ( 7 % )
3. Apakah kamu senang menjadi ketua kelompok, evaluator dan juru bicaa saat berdiskusi ?
( 75 % ) ( 25 % )
4. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas sebagai ketua kelompok.evaluator dan juru bicara ?
( 20 % ) ( 80 % )
5. Apakah kamu sudah mempelajari materi yang akan didiskusikan dengan kelompok?
( 95 % ) ( 5 % )
6. Apakah kamu merasa kesulitan menerangkan/ mempresentasikan hasil jawaban kamu dihadapan siswa dan guru ?
( 15 % ) ( 85 % )
7. Apakah kamu merasa kesulitan dalam berdiskusi ?
( 10 % ) ( 90 % )
8. Apakah kamu merasa kesulitan dalam mengerjakan soal-soal tes dalam diskusi dan setelah diskusi ?
( 5 % ) ( 95 % )
B . Pembahasan
Ditinjau dari hasil belajar yang ditunjukkan oleh nilai tes pada siklus I,
siklus 2, dan siklus 3 maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran ini sudah
berhasil. Kekurangan yang terdapat pada siklus 1 sudah diperbaiki pada siklus 2,
dan kekurangan pada siklus 2 sudah diperbaiki pada siklus 3, sehingga pada saat
62
![Page 19: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/19.jpg)
observasi dan refleksi pada siklus 3 sudah diperoleh gambaran yang menunjukkan
peningkatan kualitas belajar siswa.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kualitas belajar siswa dapat
ditingkatkan dengan diberikan perlakuan-perlakuan tertentu yang sesuai dengan
materi mengapresiasi cerita wayang yang harus dipelajari oleh siswa, Hal ini juga
nampaknya dipengaruhi oleh gairah belajar yang dimiliki, karena model
pembelajaran yang monoton saja akan membuat siswa bosan dan menganggap
proses pembelajaran bukanlah sustu hal yang menarik. Kegairahan belajar siswa
juga ditunjukkan dengan partisipasi mereka yang meningkat selama diskusi
berlangsung, ataupun juga kesiapan pada saat mereka harus saling bertukar
peran.
Siswa yang memiliki kekurangan juga dapat belajar pada temannya, ini
adalah suatu hal yang menguntungkan, karena dengan keberanian untuk
mengungkapkan apa yang mereka ketahui, akan dapat diketahui pula hal-hal yang
belum diketahui dari tingkat pemahaman mereka, sehingga hal ini memungkinkan
adanya penambahan-penambahan/ perbaikan-perbaikan yang dapat diperoleh
melalui model pembelajaran cooperative learning type Jigsaw.
Indikator yang jelas terbaca dari penelitian tindakan kelas ini adalah
meningkatnya nilai rata-rata kelas, tingkat pemahaman siswa, nilai tertinggi dan
terendah yang berhasil dicapai siswa, serta prosentase jumlah siswa yang
mendapat nilai di atas 70.
63
![Page 20: Bab iv](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071705/55a9b4101a28abc7698b4671/html5/thumbnails/20.jpg)
64