BAB II.pdf

32
5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Gizi Membahas mengenai status gizi, menurut Suhardjo (1990), terdapat tiga konsep yang terkait di dalamnya, yaitu proses dari organisme dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan metabolisme dan pembuangan untuk pemeliharaan hidup, pertumbuhan, fungsi organ tubuh dan produksi energi. Keseluruhan proses ini disebut gizi (Nutrition). Keadaan lain yang dilakukan oleh keseimbangan antara pemasukan zat gizi disatu pihak dan pengeluaran oleh organisme, dipihak lain disebut nutriture. Tanda-tanda atau penampilan yang diakibatkan oleh nutriture dapat terlihat melalui variabel tertentu yang disebut sebagai status gizi (nutritional status). 2. Pengertian Status Gizi Menurut Suhardjo (1983), status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan. Makanan yang memenuhi gizi tubuh, umumnya membawa ke status gizi memuaskan. Sebaiknya jika kekurangan atau kelebihan zat gizi esensial dalam makanan untuk jangka waktu yang lama disebut gizi salah. Manifestasi gizi salah dapat berupa gizi kurang dan gizi lebih (Supariasa, 2004). Zat gizi diartikan sebagai zat kimia yang terdapat dalam makanan yang diperlukan manusia untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sampai saat ini dikenal kurang lebih 45 jenis zat gizi dan sejak akhir tahun 1980-an dikelompokan keadaan zat gizi makro yaitu zat gizi sumber energi berupa karbohidrat, lemak dan protein dan zat gizi mikro yaitu vitamin dan mineral (Supariasa, 2004). Keadaan tubuh dikatakan berada pada tingkat status gizi optimal, jika jaringan tubuh jenuh oleh semua zat gizi. Kondisi ini memungkinkan

description

None

Transcript of BAB II.pdf

Page 1: BAB II.pdf

5

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Gizi

Membahas mengenai status gizi, menurut Suhardjo (1990),

terdapat tiga konsep yang terkait di dalamnya, yaitu proses dari organisme

dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan,

penyerapan, transportasi, penyimpanan metabolisme dan pembuangan

untuk pemeliharaan hidup, pertumbuhan, fungsi organ tubuh dan produksi

energi. Keseluruhan proses ini disebut gizi (Nutrition). Keadaan lain yang

dilakukan oleh keseimbangan antara pemasukan zat gizi disatu pihak dan

pengeluaran oleh organisme, dipihak lain disebut nutriture. Tanda-tanda

atau penampilan yang diakibatkan oleh nutriture dapat terlihat melalui

variabel tertentu yang disebut sebagai status gizi (nutritional status).

2. Pengertian Status Gizi

Menurut Suhardjo (1983), status gizi adalah keadaan tubuh sebagai

akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan. Makanan

yang memenuhi gizi tubuh, umumnya membawa ke status gizi

memuaskan. Sebaiknya jika kekurangan atau kelebihan zat gizi esensial

dalam makanan untuk jangka waktu yang lama disebut gizi salah.

Manifestasi gizi salah dapat berupa gizi kurang dan gizi lebih

(Supariasa, 2004). Zat gizi diartikan sebagai zat kimia yang terdapat dalam

makanan yang diperlukan manusia untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan. Sampai saat ini dikenal kurang lebih 45 jenis zat gizi dan sejak

akhir tahun 1980-an dikelompokan keadaan zat gizi makro yaitu zat gizi

sumber energi berupa karbohidrat, lemak dan protein dan zat gizi mikro

yaitu vitamin dan mineral (Supariasa, 2004).

Keadaan tubuh dikatakan berada pada tingkat status gizi optimal,

jika jaringan tubuh jenuh oleh semua zat gizi. Kondisi ini memungkinkan

Page 2: BAB II.pdf

6

tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang tinggi.

Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan

kebutuhan tubuh maka akan terjadi kesalahan gizi yang mencakup

kelebihan dan kekurangan zat gizi (Supariasa, 2004).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi menurut Suhardjo

(2003)

3.1 Faktor Langsung

3.1.1 Konsumsi Makanan

Konsumsi makanan oleh masyarakat atau oleh keluarga

bergantung pada jumlah dan jenis pangan yang dibeli, distribusi

dalam keluarga dan kebiasaan makan secara perorangan. Hal ini

tergantung pula pada pendapatan, agama, adat kebiasaan dan

pendidikan masyarakat bersangkutan.

3.1.2 Penyakit Infeksi

Antara status gizi kurang dan infeksi terdapat interaksi

bolak-balik. Infeksi dapat menimbulkan gizi kurang melalui

berbagai mekanismenya. Yang terpenting adalah efek langsung

dari infeksi sistemik pada katabolisme jaringan.

3.2 Faktor Tidak Langsung

3.2.1. Ketersediaan Pangan Tingkat Rumah Tangga

Hal ini terkait dengan produksi dan distribusi bahan

makanan dalam jumlah yang cukup mulai dari produsen

sampai ke tingkat rumah tangga.

3.2.2. Daya Beli Keluarga

Hal ini terkait dengan masalah pekerjaan atau mata

pencaharian atau penghasilan suatu keluarga. Apabila

pengasilan keluarga tidak cukup untuk membeli bahan

makanan yang cukup dalam jumlah dan kualitas, maka

Page 3: BAB II.pdf

7

konsumsi atau asupan gizi tiap anggota keluarga akan

berkurang yang pada gilirannya akan mempengaruhi

kesehatan dan perkembangan otak mereka.

3.2.3. Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku tentang Gizi

dan Kesehatan

Walaupun bahan makanan dapat disediakan oleh

keluarga dan daya beli memadai, tetapi karena kekurangan

pengetahuan ini bisa menyebabkan keluarga tidak

menyediakan makanan beraneka ragam setiap hari bagi

keluarganya. Pada gilirannya asupan gizi tidak sesuai

kebutuhan.

4. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi (PSG) adalah interpretasi dari data yang

didapatkan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi

populasi atau individu yang beresiko atau dengan status gizi buruk

(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKUI, 2007).

Metode dalam PSG dibagi ke dalam tiga kelompok:

4.1. Metode Langsung

4.1.1 Antropometri

Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi

tubuh dan komposisi tubuh (KM). Pertumbuhan dipengaruhi oleh

determinan biologis yang meliputi jenis kelamin, lingkungan, di dalam

rahim, jumlah kelahiran, berat lahir, pada kehamilan tunggal atau

majemuk, ukuran orang tua dan konstitusi genetik, serta faktor

lingkungan (termasuk iklim, musim, dan keadaan sosial ekonomi.

Pengaruh lingkungan, terutama gizi, lebih penting ketimbang latar

belakang genetik atau faktor biologis lain, terutama pada masa

pertumbuhan.

Tujuan yang hendak dicapai dalam pemeriksaan antropometri

adalah:

Page 4: BAB II.pdf

8

- Penapisan status gizi;

- Survey status gizi;

- Pemantauan status gizi.

Tabel 1. Pengukuruan Survey Gizi Berdasarkan Umur (WHO)

USIA PENGAMATAN

0-1 tahun Berat dan panjang badan.

1-5 tahun Berat dan panjang badan (sampai 3 tahun), tinggi badan

( > 3 tahun), lipat kulit biseps dan triseps, lingkar lengan.

5-20 tahun Berat dan tinggi badan, lipat kulit triseps.

> 20 tahun Berat dan tinggi badan, lipat kulit triseps.

Sumber : Gizi dan Ilmu Kesehatan Masyarakat FKMUI 2007

Tabel 2. Kelebihan dan Keterbatasan Antropometri

KELEBIHAN KEKURANGAN

Relatif murah Membutuhkan data referensi yang relevan

Cepat, sehingga dapat

dilakukan pada polupasi

yang besar

Kesalahan yang mumcul seperti kesalahan

pada peralatan (yang belum dikalibrasi),

kesalahan pada observer ( kesalahan

pengukuran, pembacaan dan pencatatan).

Objektif Hanya mendapatkan data pertumbuhan,

obesitas, malnutrisi, karena kurang energi

dan protein, tidak dapat memperoleh

informasi karena defisiensi zat mikro.

Gradable, dapat dirangking

apakah ringan, sedang atau

berat

Tidak menimbulkan rasa

sakit pada responden

Sumber : Gizi dan Ilmu Kesehatan Masyarakat FKMUI 2007

Page 5: BAB II.pdf

9

4.1.2. Menurut WHO 2007, indeks antropometri ada 3 yaitu :

a) Berat badan menurut umur (BB/U)

Berat badan merupakan parameter yang menggambarkan massa

tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang

mendadak, misalnya terserang penyakit infeksi yang menyebabakan

turunnya nafsu makan dan jumlah makanan yang dikonsumsi.

Pada kondisi yang normal, saat kondisi kesehatan baik dan

keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka

berat badan akan berkembang seiring dengan pertambahan umur.

Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat 2 kemungkinan

perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih

lambat dari keadaan normal.

Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan

menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi.

Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih

menggambarkan status gizi seseorang saat ini.

Titik batas indeks BB/U usia 5-10 tahun menurut rujukan WHO

2007 adalah:

1. Gizi lebih bila Z Score terletak > +2 SD

2. Gizi baik bila Z Score terletak antara ≥ -2 SD sampai dengan +2 SD

3. Gizi kurang bila Z Score terletak antara ≥ -3 SD sampai dengan -2 SD

4. Gizi buruk bila Z Score terletak < -3 SD

b) Tinggi badan Menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada

keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur.

Pertumbuhan tingi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif

terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu pendek. Pengaruh

defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang

relatif lama. Berdasarkan karakteristik tersebut, maka indeks ini

menggambarkan status gizi masa lalu.

Page 6: BAB II.pdf

10

Batas indeks TB/U usia 5-19 tahun menurut rujukan WHO 2007

adalah:

1. Gizi lebih bila Z Score terletak > +2 SD

2. Gizi baik bila Z Score terletak antara ≥ -2 SD sampai dengan +2 SD

3. Gizi kurang bila Z Score terletak antara ≥ -3 SD sampai dengan -2 SD

4. Gizi buruk bila Z Score terletak < -3 SD

c) Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)

Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi

badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah

dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu.

Pengukuran antropometri menggunakan IMT/U merupakan

rekomendasi WHO 2007 sebagai dasar untuk mengukur status gizi usia

5-19 tahun. Indeks ini tidak menimbulkan kesan underestimase pada

anak yang overweight dan obese serta kesan berlebihan pada anak gizi

kurang.

Batas indeks IMT/U menurut rujukan WHO:

1. Sangat Kurus bila Z Score terletak < - 3 SD

2. Kurus bila Z Score terletak < - 2 SD

3. Normal bila Z Score terletak – 2 SD < x < 1 SD

4. Lebih bila Z Score terletak > 1 SD

5. Obesitas bila Z Score terletak > 2 SD

4.1.3. Tanda-Tanda Klinis

Penilaian tanda-tanda klinik berdasarkan pada perubahan yang

terjadi yang berhubungan dengan kekurangan atau kelebihan asupan

zat gizi yang dapat dilihat pada jaringan epitel di mata, kulit, rambut,

mukosa mulut, dan organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti

kelenjar tiroid.

Beberapa kelebihan penggunaan tanda klinik yaitu:

o Murah, karena tidak memerlukan peralatan;

o Cepat sehingga dapt dilakukan pada populasi yang besar;

Page 7: BAB II.pdf

11

o Tidak membutuhkan highly qualified staff, karena pemeriksaan

dapat dilakukan dengan kader yang telah dilatih;

o Tidak menimbulkan rasa sakit pada orang yang diperiksa.

Beberapa keterbatasan dalam penggunaan tanda-tanda klinis yaitu:

o Subjektif, sehingga perlu adanya standardisasi, pengalaman

bagi pemeriksa;

o Keterbatasan kepastian penyebab zat gizi, terkadang

penyebabnya bukan karena kurang gizi, tetapi penyebab yang

lain, seperti infeksi (Misalnya kasus angular stomatitis ternyata

dapat disebabkan oleh kurangya riboflavin, tetapi karena jamur

Monila. Anemia dapat disebabkan juga tidak hanya kurang

gizi, tetapi infeksi cacing tambang);

o Diperlukan staf yang terlatih dengan sangat baik;

o Banyak tanda klinik yang muncul pada tingkat defisiensi berat.

4.1.4. Biofisik

Penentuan status gizi berdasarkan kemampuan fungsi dari

jaringan dan perubahan struktur jaringan.

Contoh pemeriksaan biofisik yang sering dilakukan:

o Pada kasus rabun senja dilakukan tes adaptasi dalam gelap

(night blindness test);

o Pemeriksaan physical performance energy expenditure &

work capacity) yang dihubungkan dengan anemia;

o Pemeriksaan ocular impression cytology, menempelkan

kertas saring pada konjungtiva untuk melihat bentuk dari

sel goblet, jika gepeng dan tidak ada inti, maka dikatakan

kurang vitamin A.

4.1.5. Biokimia

Tes laboratorium meliputi pemeriksaan biokimia, hematologi,

dan parasitologi. Pada pemeriksaan biokimia dibutuhkan spesimen

Page 8: BAB II.pdf

12

yang akan diuji, seperti darah, urin, tinja, dan jaringan tubuh seperti

hati, otot, tulang, rambut, kuku, dan lemak bawah kulit.

Beberapa kelebihan dari oenggunaan tes biokimia yaitu:

o Objektif

o Gradable, dapat diranking apakah ringan, sedang, atau berat.

Beberapa keterbatasan dari penggunaan tes laboratorium:

o Mahal, pada umumnya pemeriksaan laboratorium memerlukan

biaya yang tidak sedikit karena berhubungan dengan peralatan

dan reagennya;

o Keberadaan dari laboratorium, terkadang lokasi survey jauh

dari laboratorium;

o Kesukaran yang berhubungan dengan spesimen pada saat

pengumpulan, pengawetan, dan transportasi;

o Diperlukan data referensi untuk menentukan hasil

laboratorium.

4.1 Metode Tidak Langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu:

survey konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Pengertian dan

penggunaan metode ini akan diuraikan sebagai berikut:

4.2.1 Survey Konsumsi Makanan

Secara umum survey konsumsi makanan dimaksudkan

untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat

kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok,

rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap konsumsi makanan tersebut.

Berdasarkan jenis data yang diperoleh, maka pengukuran

konsumsi makanan menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu

bersifat kualitatif dan kuantitatif.

a) Metode Kualitatif; biasanya untuk mengetahui frekuensi

makan, frekuensi konsumsi menurut jenis makanan dan

menggali informasi tentang kebiasaan makan serta cara-cara

Page 9: BAB II.pdf

13

memperoleh bahan makanan tersebut. Metode-metode

pengukuran konsumsi makanan bersifat kualitatif antara lain:

• Metode Frekuensi Makanan (food frequency)

• Metode dietary history

• Metode telepon

• Metode pendaftaran makanan (food list)

b) Metode Kuantitatif; metode secara kuantitatif

dimaksudkan untuk mengetahui jumlah makanan yang

dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi

dengan menggunakan Daftar Konsumsi Bahan Makanan

(DKBM) atau daftar lain yang diperlukan seperti Daftar

Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi Mentah-

Masak (DKMM) dan Daftar Penyerapan Minyak. Metode-

metode untuk pengukuran konsumsi secara kuantitatif

antara lain:

• Metode recall 24 jam

• Perkiraan makanan (estimated food records)

• Penimbangan makanan (food weighing)

• Metode food account

• Metode inventaris (inventory method)

• Pencatatan (household food records)

c) Metode Kualitatif dan Kuantitatif; beberapa metode

pengukuran bahkan dapat menghasilkan data yang bersifat

kualitatif maupun kuantitatif. Metode tersebut antara lain:

• Metode recall 24 jam

• Metode riwayat makan (dietary history)

d) Metode Food Frequency Questionnaire

Metode frekuensi makanan adalah untuk

memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah

Page 10: BAB II.pdf

14

bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu

seperti hari, minggu, bulan atau tahun. Selain itu dengan

metode frekuensi makanan dapat memperoleh gambaran

pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif.

Kuesioner frekuensi makanan memuat semua

tentang daftar bahan makanan atau makanan dan frekuensi

penggunaan makanan tersebut pada periode tertentu. Bahan

makanan yang terdapat dalam daftar tersebut adalah yang

dikonsumsi cukup sering oleh responden.

Kelebihan metode FFQ:

a. Relative murah dan sederhana

b. Dapat dilakukan sendiri oleh responden

c. Tidak membutuhkan latihan khusus

d. Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara

penyakit dan kebiasaan makan

Kekurangan metode FFQ:

a. Tidak dapat menghitung intake zat gizi sehari

b. Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data

c. Cukup menjemukan bagi pewawancara

d. Perlu membuat percobaan pendahuluan untuk

menentukan jenis bahan makanan yang akan masuk

dalam daftar kuesioner

e. Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi

4.2.2 Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan

menganalisis data beberapa penyebab tertentu dan data lainnya yang

berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai

bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.

Page 11: BAB II.pdf

15

5. Pola Konsumsi Pangan

5.1 Pola Konsumsi Pangan dan Gizi

Konsumsi makanan merupakan determinan gaya hidup yang paling

penting dan dapat diubah yang menentukan kesehatan manusia. Baik gizi

kurang maupun gizi lebih memegang peranan yang penting pada morbiditas

serta mortalitas (Soetjiningsih, 1995).

Kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh konsumsi pangan

dan gizi. Pola konsumsi pangan masyarakat dilandasi oleh kebiasaan

makan yang tumbuh dan berkembang melalui proses sosialisasi. Hal ini

menandakan bahwa pola konsumsi makanan dapat berubah-ubah karena

faktor tertentu (Soekirman, 2002).

Pola konsumsi makan adalah kebiasaan makan yang meliputi

jumlah, frekuensi dan jenis atau macam makanan. Penentuan pola

konsumsi makan harus memperhatikan nilai gizi makanan dan kecukupan

zat gizi yang dianjurkan. Hal tersebut dapat di tempuh dengan penyajian

hidangan yang bervariasi dan dikombinasi, ketersediaan pangan, macam

serta jenis bahan makanan mutlak diperlukan untuk mendukung usaha

tersebut. Disamping itu jumlah bahan makanan yang dikonsumsi juga

menjamin tercukupinya kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh

(Supariasa, dkk, 2002).

Manusia hidup bermasyarakat memiliki pandangan, kebiasaan dan

kebersamaan termasuk pola makannya. Pola makan individu dalam

keluarga mempunyai peranan penting dalam pembentukan pola makan

masyarakat. Pola yang dianut oleh remaja dimiliki melalui proses belajar

yang menghasilkan kebiasaan makan yang terjadi sejak dini sampai

dewasa dan akan berlangsung selama hidupnya, hingga kebiasaan makan

dan susunan hidangan masih bertahan sampai ada pengaruh yang dapat

mengubahnya.

Usia remaja memiliki tiga tahap yaitu usia 10-12 tahun, 13-15

tahun dan remaja akhir usia 16-19 tahun. Usia remaja merupakan peralihan

pola masa anak, namun pada usia remaja telah mendapatkan berbagai

pengarahan dan bimbingan orang tua tentang makanan yang harus

Page 12: BAB II.pdf

16

dikonsumsi guna pemenuhan kebutuhan yang mulai banyak aktivitasnya

baik di sekolah maupun di rumah. Delapan jam aktivitas fisik remaja

meliputi kegiatan belajar, bemain dan istirahat sebagian besar banyak

dilakukan di sekolah. Sedangkan aktivitas di rumah kurang lebih 5-6 jam

meliputi mengerjakan pekerjaan rumah, membantu orang tua dan bermain.

Aktivitas fisik remaja yang tergolong tinggi ini membutuhkan asupan

pangan mengandung gizi yang cukup, sehingga kondisi tubuh remaja akan

tetap baik. Asupan gizi dapat diketahui dengan mencermati pola kosnumsi

makan, termasuk frekuensi makan dan jenis serta jumlah makanan.

5.2. Frekuensi Makan

Frekuensi makan merupakan seringnya seseorang melakukan

kegiatan makan dalam sehari baik makanan utama maupun selingan.

Menurut Suhardjo (1990 : 30) frekuensi makan dikatakan baik bila

frekuensi makan setiap harinya tiga kali makanan utama atau dua kali

makanan utama dengan satu kali makanan selingan. Sedangkan bila

frekuensi makan setiap harinya dua kali makan utama atau kurang dinilai

kurang baik. Diantara dua waktu makan dapat dihidangkan makan

selingan yaitu makan selingan pagi antara pukul 10.00-11.00 dan makan

selingan sore antara 16.00-17.00 (Rizqi Auliana, 2001 : 63). Pengaturan

waktu makan yang teratur dapat mendisiplinkan remaja dalam hal apapun.

Pada umumnya setiap orang melakukan makanan utama tiga kali yaitu

makan pagi, makan siang dan makan malam atau sore.

Di samping makanan utama yang dilakukan tiga kali biasanya

dalam sehari makanan selingan dilakukan sekali atau dua kali diantara

waktu makan guna menanggulangi rasa lapar, sebab jarak waktu makan

yang lama.

5.3. Jenis Makanan

Jenis makanan yang dikonsumsi anak sekolah dasar dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu makanan utama dan makanan selingan.

Page 13: BAB II.pdf

17

5.3.1. Makanan Utama

Makanan utama adalah makanan yang dikonsumsi seseorang

berupa makan pagi, makan siang dan makan malam yang terdiri dari

makanan pokok, lauk-pauk, sayur, buah dan minuman.

a. Makanan Pokok

Makanan pokok adalah makanan yang dianggap memegang

peranan penting dalam susunan hidangan. Pada umumnya makanan pokok

berfungsi sebagai sumber energi (kalori) dalam tubuh dan memberi rasa

kenyang (Achmad Djaeni Sediaotama, 2004 : 78). Makanan pokok yang

biasa dikonsumsi yaitu nasi, roti dan mie atau bihun.

1) Nasi

Nasi merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar

rakyat Indonesia. Kalori yang dihasilkan adalah 1089-1452 kalori

atau 2000 kalori seseorang perhari (Achmad Djaeni Sediaoetama,

2004 : 80).

2) Roti

Roti adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu

ditambah ragi (yeast), lemak, garam dan air proses pembuatannya

dengan fermentasi selama 1-8 jam. Roti kualitas baik berwarna

putih dan mempuyai tekstur seperti spons yang empuk merata

diseluruh bagian roti tersebut. Sedangkan roti biasanya dikonsumsi

pagi hari berupa roti tawar yang diolesi dengan margarin, diisi

selai, mesis dan dadar telur, sedangkan sore hari sebagai makanan

selingan atau kecil. Bahan dari roti adalah tepung terigu yang

mempunyai protein tinggi dari gluten yang dihasilkan tepung

tersebut. Adonan roti dapat menghasilkan berbagai bentuk roti,

seperti roti tawar, roti manis, roti pisang, roti isi daging dan

sebagainya.

3) Mie atau Bihun

Mie atau bihun adalah makanan yang terbuat dari tepung

terigu yang dijadikan adonan tanpa fermentasi, dilebarkan menjadi

lembaran tipis, diiris panjang-panjang dan dikeringkan. Mie yang

Page 14: BAB II.pdf

18

sering dimasak dan dikeringkan serta dikemas dalam bungkus

praktis untuk langsung dikonsumsi setelah direkonstitusi dengan

air panas sebentar adalah jenis supermie, indomie dan sebagainya

(Achmad Djaeni Sediaoetama, 2004 : 100).

b. Lauk-pauk

Lauk pauk terdiri dari dua golongan menurut jenisnya di

antaranya lauk pauk hewani dan lauk pauk nabati. Kedua jenis

lauk-pauk tersebut mempunyai protein hewani dan nabati

mempunyai fungsi, antara lain membangun sel-sel yang rusak dan

membentuk zat pengatur seperti enzim dan hormon (Achmad

Djaeni Sediaoetama, 2004 : 111).

1) Lauk pauk hewani

Lauk pauk hewani mencakup semua bahan makanan yang

berasal dari hewan terutama dari hewan piaraan, ternak, unggas,

ikan, susu dan telur. Hewan ternak yang dimakan adalah sapi,

kerbau dan kambing. Daging unggas yang biasa dipelihara dan

dijual daging serta telur di Indonesia adalah ayam. Telur unggas

juga banyak diperdagangkan dan dikonsumsi di Indonesia baik

telur ayam, bebek dan telur burung (telur puyuh). Fungsi telur

sebagai sumber protein tinggi dari jenis bahan makanan lain.

Daging ikan mempunyai komposisi zat gizi dari berbagai jenis

daging ikan lainnya sama. Kualitas protein ikan tergolong

sempurna (protein lengkap) yang mengandung semua asam amino

esensial dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tubuh. Ikan

biasanya dikonsumsi sebagai ikan segar, ikan kering yang

diasinkan dan ikan yang dikalengkan hasil teknologi pangan

modern. (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2004 : 112).

2) Lauk pauk nabati

Lauk pauk nabati merupakan bahan makanan yang

bersumber dari protein nabati. Bahan makanan ini terdiri atas

golongan kacang-kacangan dan hasil olahannya, seperti tempe dan

tahu. Sumber protein nabati juga lebih murah harganya

Page 15: BAB II.pdf

19

dibandingkan dengan sumber protein hewani. (Achmad Djaeni

Sediaoetama, 2004 : 119)

c. Jenis Sayur

Sayur adalah jenis masakan yang menggunkan dari sayuran

berwarna contohnya kacang-kacangan, kangkung, bayam, sawi

hijau, wortel dan sebagainya dan tidak berwarna contohnya kubis,

sawi putih dan taoge.

d. Buah

Buah-buahan berfungsi sebagai sumber vitamin dan

mineral tetapi pada buah-buah tertentu yang menghasilkan banyak

energi (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2004 : 129).

e. Minuman

Minuman merupakan cairan yang dikonsumsi yang tidak

terbatas waktunya, atau yang mengiringi makanan selingan berupa

minuman yang dikonsumsi adalah air putih mengiringi makan nasi,

sedangkan minuman selingan berupa es kelapa muda, juice, es

cendol, es teh, es jeruk dan sebagainya.

5.3.2. Makanan Selingan

Makanan selingan adalah makanan makanan kecil yang dibuat

sendiri maupun yang dijual didepan rumah maupun di sekolah. Makanan

selingan menurut bentuknya terdiri dari :

a. Makanan selingan berbentuk kering

Makanan selingan bentuk kering pada umumnya ceriping

pisang, ceriping singkong, kacang telur, popcorn dan sebagainya.

b. Makanan selingan berbentuk basah

Makanan selingan berbentuk basah pada umumnya lemper,

semar mendem, tahu isi, pastel, pisang goreng dan sebagainya.

c. Makanan selingan berbentuk kuah

Makanan berbentuk kuah pada umumnya bakso, mie ayam,

empek-empek, mie ketupat dan sebagainya.

Page 16: BAB II.pdf

20

d. Makanan selingan yang dijual di sekolah

Makanan sering dijual antara lain siomay, batagor, tempura,

humburger, hotdog dan sebagainya.

5.3.3. Perbedaan Pola Konsumsi Makan Anak Pra-Sekolah, Sekolah dan

Remaja

5.3.3.1.Anak Pra-Sekolah

Walaupun kebutuhan nutrisi relatif kurang, kelompok umur ini

masih rawan terhadap infeksi dan masalah gizi. Karena itu nutrisinya

diutamakan terhadap kalori dan protein, ditambah dengan perlunya

perhatian terhadap masukan vitamin A dan mineral besi. Anak pra-sekolah

lebih suka makan yang manis-manis dan sangat terpengaruh oleh iklan-

iklan di TV. Sarapan serta menu gizi seimbang sangat penting untuk

menjaga kondisi anak.

5.3.3.2.Anak Sekolah

Anak usia sekolah memiliki masa pertumbuhan yang cepat,

memiliki aktivitas yang tinggi serta memiliki fungsi kerja otak yang tinggi

karena berada dalam masa belajar. Anak usia sekolah rentan mengalami

masalah gizi yang akan mengganggu pertumbuhan, perkembangan,

gangguan perilaku serta gangguan belajar yang dapat mengganggu

pencapaian prestasi di sekolah. Penyakit infeksi seperti diare, ISPA, TBC,

demam berdarah, campak, cacar merupakan penyakit yang sering

menginfeksi anak usia sekolah. Anemia pada anak perempuan yang

memasuki usia menstruasi dapat dihindari dengan mengkonsumsi

makanan yang mengandung zat besi seperti; daging merah, daging unggas,

hati, telur, ikan tuna, sarden, salmon, kerang-kerangan, bayam, brokoli,

kedelai, sereal, kentang.

5.3.3.3.Anak Remaja

Pola yang dianut oleh remaja dimiliki melalui proses belajar yang

menghasilkan kebiasaan makan yang terjadi sejak dini sampai dewasa dan

Page 17: BAB II.pdf

21

akan berlangsung selama hidupnya, hingga kebiasaan makan dan susunan

hidangan masih bertahan sampai ada pengaruh yang dapat mengubahnya.

Usia remaja merupakan peralihan pola masa anak, namun pada usia remaja

telah mendapatkan berbagai pengarahan dan bimbingan orang tua tentang

makanan yang harus dikonsumsi guna pemenuhan kebutuhan yang mulai

banyak aktivitasnya baik di sekolah maupun di rumah. Aktivitas fisik remaja

sebagian besar banyak dilakukan di sekolah selama 8 jam meliputi kegiatan

belajar dan bermain saat istirahat. Aktivitas berada di rumah kurang lebih

selama 5-6 jam meliputi mengerjakan pekerjaan rumah, membantu orang tua

dan bermain di lingkungan sebayanya. Aktivitas fisik remaja membutuhkan

asupan pangan mengandung gizi yang cukup, sehingga kondisi tubuh remaja

akan tetap baik dalam arti tidak mudah jatuh sakit. Pola makan remaja yang

perlu dicermati adalah tentang frekuensi makan, jenis makanan dan jumlah

makanan. Khusus untuk remaja perempuan banyak yang melakukan diet, hal

ini perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi masukan zat-zat gizi. Besi

penting untuk anak perempuan untuk menghindari anemia. Kalsium penting

untuk pertumbuhan tinggi badan anak.

5.4.Pedoman Umum Gizi Seimbang

Pengembangan pedoman gizi seimbang baik untuk petugas ataupun

masyarakat adalah salah satu strategi dalam mencapai perubahan pola

konsumsi makanan yang ada si masyarakat dengan tujuan akhir yaitu

tercapainya status gizi masyarakat yang lebih baik.

Bahan makanan dikelompokkan berdasarkan fungsi utama zat gizi

dalam ilmu gizi yang dipopulerkan dengan istilah ”Tri Guna Makanan”.

1. Zat tenaga; yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-tepungan.

2. Zat pengatur; yaitu sayuran dan buah-buahan.

3. Zat pembangun; yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil

olahan.

Upaya untuk menanggulangi masalah gizi ganda, yakni gizi kurang

dan gizi lebih, adalah membiasakan mengonsumsi hidangan sehari-hari

dengan susunan zat gizi yang seimbang. Maka dari itu ada 13 Pesan Dasar

Gizi Seimbang yang perlu diikuti:

Page 18: BAB II.pdf

22

a). Makanlah Aneka Ragam Makanan

Makanan yang beranekaragam merupakan makanan yang

mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas

maupun kuantitasnya, yang dalam pelajaran ilmu gizi disebut triguna

makanan, yaitu makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan

zat pengatur. Kekurangan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis

makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makan yang lain.

Makanan sumber zat tenaga antara lain : Beras, jagung, gandum, ubi

kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan

yang mangandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan

sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.

Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan

nabati adalah kacang-kacangan, tempe tahu. Sedangkan yang berasal dari

hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan seperti

keju. Zat pembangunan berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan

perkembangan kecerdasan seseorang.

Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-

buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang

berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ tubuh.

Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang

dikonsumsi, minimal harus berasal dari satu jenis makanan sumber zat

tenaga, satu jenis makanan zat pembangaun dan satu jenis makan sumber

zat pengatur. Ini adalah penerapan prinsip penganekaragaman yang

minimal. Idealnya jika setiap kali makan, hidangan tersebut terdiri dari 4

kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah).

Memakan makanan dengan seimbang dan serat yang cukup (25-35

gram/hari) dapat mencegah atau memperkecil kemungkinan terjadinya

penyakit degeneratif seperti misalnya, jantung koroner, darah tinggi,

diabetes melitus, dan sebagainya.

Page 19: BAB II.pdf

23

b). Makanlah Makanan Untuk Memenuhi Kecukupan Energi

Setiap orang dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung

energi agar dapat hidup dan melaksanakan kegiatan sehari-hari, seperti

bekerja, belajar, berolah raga, berekreasi, kegiatan sosial dan kegiatan

yang lain. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengonsumsi

makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak. Kecukupan masukan

energi bagi seseorang ditandai oleh berat badan yang normal.

Konsumsi energi yang melebihi kecukupan akan disimpan sebagai

cadangan di dalam tubuh berbentuk lemak atau jaringan lain. Apabila

keadaan ini berlanjut akan menyebabkan kegemukan disertai berbagai

gangguan kesehatan. Antara lain tekanan darah tinggi, penyakit jantung,

diabets melitus. Tetapi apabila konsumsi energi kurang, maka cadangan

energi dalam tubuh yang berada dalam jaringan otak atau lemak akan

digunakan untuk menutupi kekurangan tersebut. Apabila hal ini berlanjut,

maka dapat menurunkan daya kerja, prestasi belajar dan kreativitas.

Kemudian diikuti oleh menurunnya produktivitas kerja, merosotnya

prestasi belajar dan prestasi olah raga.

c). Makanlah Makanan Sumber Karbohidrat Setengah Dari Kebutuhan

Energi

Terdapat dua kelompok karbohidrat, yaitu karbohidrat kompleks

dan karbohidrat sederhana. Makanan sumber karbohidrat kompleks adalah

padi-padian (beras, jagung, gandum); umbi-umbian (singkong, ubi jalar,

kentang); dan makanan lainnya seperti tepung, sagu, dan pisang.

Sedangkan gula sebagai karbohidrat sederhana, tidak mengandung zat gizi

lain. Konsumsi gula yang berlebih dapat mengurangi peluang terpenuhinya

zat gizi lain.

Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks di dalam

tubuh berlangsung lebih lama dari pada karbohidrat sederhana. Sehingga

dengan mengkonsumsi karbohidrat kompleks, orang tidak segara merasa

lapar. Sedangkan gula atau karbohidrat sederhana langsung dapat diserap

Page 20: BAB II.pdf

24

dan dipergunakan tubuh sebagai energi, sehingga cepat menimbulkan rasa

lapar.

Konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari jumlah

kecukupan energi atau sekitar 3-4 sendok makan setiap hari. Konsumsi

gula yang berlebihan akan menyebabkan konsumsi energi yang berlebih

dan disimpan dalam jaringan tubuh/lemak. Apabila hal ini berlangsung

lama dapat mengakibatkan kegemukan.

Berbagai penelitian menyatakan bahwa gula merupakan media

yang baik bagi pertumbuhan bakteri yang dapat merusak gigi. Rusaknya

gigi oleh bakteri disebut keries. Makanan sumber karbohidrat kompleks

merupakan sumber energi utama dalam hidangan di Indonesia, seperti

nasi, jagung, ubi atau sagu. Tetapi makanan sumber karbohidrat kompleks

ini kurang memberikan zat gizi lain yang diperlukan tubuh. Oleh karena

itu, makanan sumber karbohidrat ini harus dibatasi konsumsinya sekitar

50-60% dari kebutuhan energi. Dengan demikian, kekurangan zat gizi

yang lain dapat dipenuhi dari sumber zat pembangun dan pengatur.

d). Batasi Konsumsi Lemak dan Minyak sampai Seperempat dari

Kecukupan Energi

Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk

meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A,

D, E, dan K, serta menambah lezatnya hidangan.

Ditinjau dari kemudahan proses pencernaan, lemak terbagi 3

golongan, yaitu:

a. Lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda. Merupakan

lemak yang paling mudah dicerna.

b. Lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal. Merupakan

lemak yang mudah dicerna.

c. Lemak yang mengandung asam lemak jenuh. Merupakan lemak yang

sulit dicerna.

Makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda dan tak

jenuh tunggal umumnya berasal dari makanan nabati, kecuali minyak

Page 21: BAB II.pdf

25

kelapa. Makanan sumber asam lemak jenuh umumnya berasal dari hewani.

Konsumsi lemak dan minyak yang paling sedikit 10% dari kebutuhan

energi.

Potensi lemak dan minyak sebagai sumber energi terhitung lebih

tinggi dari pada karbohidrat dan protein. Tiap gram lemak menghasilkan 9

kg kalori, sedangkan karbohidrat dan protein hanya 4 kg kalori. Selain

berpotensi tinggi kalori, lemak juga relatif lama berada dalam sistem

pencernaan dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, sehingga lemak

menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama. Jika seseorang

mengkonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi

konsumsi makanan lain. Akibatnya, kebutuhan zat gizi yang lain tidak

terpenuhi. Dianjurkan mengkonsumsi lemak dan minyak dalam makanan

sehari-hari tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi.

Bagi kebanyakan penduduk Indonesia, khususnya yang tinggal di

pedesaan, konsumsi lemak/minyak masih sangat rendah sehingga masih

perlu ditingkatkan. Sedangkan konsumsi lemak pada penduduk

diperkotaan sudah harus diwaspadai, karena cenderung berlebihan. Mereka

yang sudah berlebihan mengkonsumsi lemak harus segera menurunkan

secara bertahap, dengan cara mengurangi konsumsi makanan berlemak

tinggi, termasuk mengurangi konsumsi makanan bersantan dan yang

digoreng. Komposisi konsumsi lemak yang dianjurkan adalah:

a) 2 bagian makanan yang mengandung sumber lemak nabati

b) 1 bagian mengandung sumber lemak hewani.

e). Gunakan Garam Beryodium

Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3

(Kalium Iodat) sebanyak 30-80 ppm. Sesuai Keppres No. 69 tahun 1994,

semua garam yang beredar di Indonesia harus mengandung yodium.

Kebijaksanaan ini berkaitan erat dengan masih tingginya kejadian

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia.

GAKY merupakan masalah gizi yang serius, karena dapat

menyebabkan penyakit gondok dan kretin. Kekurangan unsur yodium

Page 22: BAB II.pdf

26

dalam makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan

seseorang. Indonesia saat ini diperkirakan kehilangan 140 juta I.Q point

akibat GAKY. Perhitungan ini didasarkan pada klasifikasi pengurangan

I.Q point sebagai berikut :

1. Kretin (GAKY berat) = 50 point

2. Gondok = 5 point

3. Bayi di daerah GAKY = 10 point

4. GAKY bentuk lain = 10 point

Catatan:

1. Rata-rata IQ manusia normal = 110

2. IQ dibawah 80 point tergolong bodoh

3. IQ point merupakan ukuran kemampuan seseorang dalam hal

berpikir, memecahkan masalah dan menyesuaikan diri dengan

keadaan yang baru.

Seperti halnya anemia gizi besi, anak sekolah yang menderita

GAKY biasanya memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk

menyelesaikan tingkat pendidikan formal tertentu. Bahkan mereka yang

menderita GAKY tingkat berat (kretin, kretinoid) tidak mampu menyerap

pelajaran pendidikan dasar.

Untuk menghindari pengaruh sampingan dari konsumsi garam

beryodium yang berlebihan, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi garam

tidak lebih dari 6 gram per orang per hari (2 gram tiap 1000 kilo kalori),

atau satu sendok teh setiap hari. Garam beryodium sebaiknya disimpan

ditempat kering dan terhindar dari panas dan sinar matahari.

f). Makanlah Makanan Sumber Zat Besi

Zat besi (Fe) adalah salah satu unsur penting dalam proses

pembentukan sel darah merah. Zat besi secara alamiah diperoleh dari

makanan. Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara

berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal

sebagai penyakit kurang darah.

Page 23: BAB II.pdf

27

Anemia Gizi Besi (AGB) terutama banyak diderita oleh wanita

hamil, wanita menyusui, dan wanita usia subur. Kelompok lain yang

rawan AGB adalah anak balita, anak usia sekolah, dan buruh serta tenaga

kerja berpenghasilan rendah.

Sumber utama zat besi adalah bahan pangan hewani dan kacang-

kacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Kesulitan utama untuk

memenuhi kebutuhan zat besi adalah rendahnya tingkat penyerapan zat

besi di dalam tubuh, terutama sumber zat besi nabati hanya diserap 1-2%.

Sedangkan tingkat penyerapan zat besi makanan asal hewani dapat

mencapai 10-20%. Ini berarti bahwa zat besi pangan asal hewani (heme)

lebih mudah diserap daripada zat besi pangan asal nabati (non heme).

Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam

membantu meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. Kehadiran

protein hewani seperti daging, ikan dan telur, vitamin C, vitamin A, Zink

(Zn), asam folat, zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat

besi dalam tubuh.

Tanda-tanda anemia gizi besi (AGB) antara lain : pucat, lemah lesu,

pusing dan penglihatan sering berkunang-kunang. Apabila dilakukan

pemeriksaan kadar Hb dalam darah, maka angka Hb dari kurang normal.

Bila terjadi pada anak sekolah, anemia gizi akan mengurangi kemampuan

belajar. Adapun ambang batas normal kadar Hb untuk berbagai kelompok

adalah sebagai berikut:

1. Anak Balita : 11 gram %

2. Anak Sekolah : 12 gram %

3. Wanita dewasa : 12 gram % dan Laki-laki dewasa : 13 gram %

4. Ibu hamil dan menyusui eksklusif : 11 gram %

g). Berikan ASI saja pada Bayi sampai 6 bulan dan Tambahkan MP-ASI

Sesudahnya

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Tidak ada

satupun makanan lain yang dapat menggantikan ASI, karena gizi, aspek

Page 24: BAB II.pdf

28

kekebalan asapek kejiwaan, berupa jalinan kasih sayang yang penting

untuk perkembangan mental dan kecerdasan anak.

Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari ASI, maka ASI

harus diberikan kepada bayi sesegera mungkin setelah dilahirkan (dalam

waktu 30 menit setelah lahir), karena daya isap bayi pada saat itu paling

kuat untuk merangsang produksi ASI selanjutnya. ASI yang keluar

pertama kali sampai beberapa hari setelah persalinan disebut kolostrom.

Kolostrom mengandung zat kekebalan, vitamin A yang tinggi, lebih kental

dan berwarna kekuning-kuningan. Oleh karena itu, kolostrom harus

diberikan kepada bayi. Sekalipun produksi ASI pada hari-hari pertama

baru sedikit, namun mencukupi kebutuhan bayi. Hindari pemberian air

gula, air tajin dan makanan pralaktal lain (selain ASI lancar diproduksi).

Pada usia 0-6 bulan, bayi hanya diberi ASI saja (pemberian ASI

Eksklusif), karena produksi ASI pada periode tersebut sudah mencukupi

kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang sehat. ASI Eksklusif yaitu

pemberian hanya air susu ibu saja tanpa tambahan cairan atau makanan

lain. Agar pemberian ASI Eksklusif dapat berhasil, selain tidak

memberikan susu formula, perlu pula diperhatikan cara menyesui yang

baik dan benar, yaitu tidak dijadwal, ASI diberikan sesering mungkin,

termasuk menyusui pada malam hari. Apabila pada periode ini, bayi

dipaksa menerima makanan selain ASI, maka akan timbul gangguan

kesehatan pada bayi, seperti diare, alergi dan bahaya yang fatal. Tanda

bahwa ASI Eksklusif memenuhi kebutuhan bayi antara lain : bayi tidak

rewel, dan tumbuh sesuai grafik pada Kartu Menuju Sehat (KMS).

Keadaan gizi ibu yang baik selama hamil dan menyusui, serta

persiapan psikologis selama kehamilan, akan menunjang keberhasilan

menyusui. Kegagalan pemberian ASI eksklusif akan menyebabkan

berkurangnya jumlah sel-sel otak bayi sebanyak 15-20%, sehingga

menghambat perkembangan kecerdasan bayi pada tahap selanjutnya.

MP – ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi

yang diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya

selain ASI setelah umur 6 bulan. Pada umur 6 bulan (masa transisi), bayi

Page 25: BAB II.pdf

29

terus minum ASI dan mulai diperkenalkan dengan Makanan Pendamping

ASI (MP – ASI). MP-ASI berbentuk lumat atau setengah cair. Ingat

berikan ASI dahulu baru MP – ASI.

Pada umur 6-9 bulan, kuantitas dan kualitas MP-ASI perlu

diperhatikan, MP-ASI diberikan sesuai umur bayi, minimal diberikan 3x

sehari. Porsi MP-ASI setiap kali makan sebagai berikut:

1. Pada umur 6 bulan, berikan minimal 6 sendok makan;

2. Pada umur 7 bulan, berikan minimal 7 sendok makan;

3. Pada umur 8 dan 9 bulan, berturut-turut berikan 8 dan 9 sendok makan.

Sejak umur 10 bulan, makanan keluarga perlu diperkenalkan

kepada bayi, agar pada saat berumur 12 bulan, bayi sudah dapat makan

bersama keluarga. Porsi makanan anak 12 bulan kira-kira separuh dari

porsi orang dewasa. Pemberian ASI tetap diteruskan sampai bayi berumur

2 tahun. Makanan selingan yang bergizi (bubur kacang hijau, biskuit,

pepaya/jeruk) perlu ditambahkan. Pada umur 23 bulan, secara bertahap

anak perlu disapih. Antara lain dengan menjarangkan waktu menyusui.

h). Biasakan Makan Pagi

Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi

anak sekolah, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan

memudahkan menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajar menjadi lebih

baik. Membiasakan makan pagi pada anak memang terasa sulit. Adanya

citra makan pagi sebagai suatu kegiatan yang dirasakan menjengkelkan

perlu diubah menjadi salah satu kebiasaan yang disukainya.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengubah citra tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Anak-anak perlu dibiasakan bangun lebih pagi, agar tersedia waktu

yang cukup

2. Para orang tua hendaknya memberi contoh yang baik, yaitu

membiasakan makan pagi

3. Pada saat makan pagi, sebaiknya anak ditemani oleh salah seorang

anggota keluarga

Page 26: BAB II.pdf

30

4. Orang tua dan guru hendaknya tidak bosan mengingatkan anak untuk

selalu makan pagi, dan memberi penjelasan mengenai manfaat makan

pagi

5. Bagi anak yang tidak sempat makan pagi, sebaiknya makanan dibawa

ke sekolah

6. Untuk membiasakan anak-anak yang belum biasa makan pagi, perlu

memakai cara bertahap. Mula-mula diberikan makan pagi dengan

takaran (porsi) sedikit, kemudian secara bertahap, porsi makanan

ditambah sesuai dengan anjuran.

Kebiasaan makan pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi

kecukupan gizinya sehari-hari. Jenis hidangan untuk makan pagi dapat

dipilih dan disusun sesuai dengan keadaan. Namun akan lebih baik bila

terdiri dari makanan sumber zat tenaga, sumber zat pembangun dan

sumber zat pengatur.

Seseorang yang tidak makan pagi memiliki risiko menderita

gangguan kesehatan berupa menurunya kadar gula darah dengan tanda-

tanda antara lain : lemah, keluar keringat dingin, kesadaran menurun

bahkan pingsan. Bagi anak sekolah, kondisi ini menyebabkan merosotnya

konsentrasi belajar yang mengakibatkan menurunya prestasi belajar.

Kebiasaan menghindari makanan pagi dengan tujuan untuk menurunkan

berat badan, jelas merupakan kekeliruan yang dapat mengganggu kondisi

kesehatan. Bagi seseorang yang tidak sempat makan pagi di rumah, agar

tetap mengupayakan makan pagi di tempat lain yang memungkinkan.

i). Minumlah Air Bersih yang Aman dan Cukup Jumlahnya

Air minum harus bersih dan aman. Aman berarti bersih dan bebas

kuman. Air minum harus dididihkan terlebih dahulu. Fungsi air dalam

tubuh adalah:

1. Melancarkan transportasi zat gizi dalam tubuh

2. Mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh

3. Mengatur suhu tubuh

4. Melancarkan dalam proses buang air besar dan kecil

Page 27: BAB II.pdf

31

Untuk memenuhi fungsi tersebut di atas, cairan yang dikonsumsi

orang dewasa, terutama air minum, sekurang-kurangnya 2 liter atau setara

dengan 8 gelas setiap hari. Untuk anak disarankan sebanyak 6 gelas per

hari. Selain itu, mengonsumsi cukup cairan dapat mencegah dehidrasi atau

kekurangan cairan tubuh, dan dapat menurunkan risiko penyakit batu

ginjal.

j). Lakukan Aktivitas Fisik Secara Teratur

Aktivitas fisik sangat bermanfaat bagi setiap orang. Karena dapat

meningkatkan kebukaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan

fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuan. Seseorang

yang sehat dapat melakukan aktvitas fisik setiap hari tanpa kelelahan yang

berarti.

Olah raga harus dilakukan secara teratur. Macam dan takaran olah

raga berbeda menurut usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan kondisi

kesehatan. Ketidakseimbangan antara makanan yang dikonsumsi dan aktivitas

fisik, banyak dijumpai di kalangan tertentu.

k). Hindari Minum Minuman Berakohol

Seseorang yang minum-minuman beralkohol akan sering buang air

kecil sehingga menimbulkan rasa haus. Orang ini akan mengatasi rasa hausnya

dengan minum minuman beralkohol lagi. Alkohol hanya mengandung energi,

tetapi tidak mengandung zat gizi lain. Kebiasan minum minuman beralkohol

dapat mengakibatkan:

1. Terhambatnya proses penyerapan gizi

2. Hilangnya zat-zat gizi yang penting, meskipun orang tersebut

mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang cukup,

3. Kurang gizi,

4. Penyakit gangguan hati,

5. Kerusakan saraf otak dan jaringan.

Disamping itu minum minuman beralkohol dapat menyebabkan

ketagihan dan kehilangan kendali diri. Hal ini dapat menjadi faktor

pencetus ke arah tindak kriminal.

Page 28: BAB II.pdf

32

l). Makanlah Makanan yang aman Bagi Kesehatan

Selain harus bergizi lengkap dan seimbang makanan harus juga

layak konsumsi, sehingga aman bagi kesehatan. Makanan yang aman

adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia berbahaya, serta

tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat. Makanan yang tidak

bertentangan dengan keyakinan atau norma agama dikenaldengan istilah

“halal”.

Selama ini, konsep “halal” yang lazim dipergunakan dalam kaidah

agama Islam, sering diartikan secara sempit. Konsep makanan halal dalam

arti luas, selain tidak beralkohol dan bukan daging babi, adalah makanan

yang harus diolah atau dipersiapkan secara hygienis, sehingga tidak

mengandung cemaran yang dapat membahayakan kesehatan manusia.

Agar makanan atau masakan dapat memenuhi syarat-syarat halal

dan aman untuk dikonsumsi, maka sejak bahan makanan tersebut

ditanam/diternakan sampai siap disantap, maka maka makanan harus

diperlukan secara baik dan benar.

Sejak pengolahan dan pengemasan di pabrik sampai makanan

diangkut dan dipasarkan ke tingkat pengecer/pedagang atau langsung ke

konsumen, harus dilakukan dengan cara baik dan benar. Sedangkan cara

penanganan makananyang baik di rumah tangga meliputi cara-cara :

mempersiapkan, menyimpan, mencuci, mengolah/memasak, menyimpan

makanan matang, yang baik dan benar.

Tanda-tanda umum bagi makanan yang tidak aman bagi kesehatan

antara lain : berlendir, berjamur, aroma dan rasa atau warana makanan

berubah. Khusus untuk makanan olahan pabrik, bila melewati tanggal

kadaluwarsa, atau terjadi karat/kerusakan pada kemasan, makanan kaleng

tersebut harus segera dimusnahkan. Sebaiknya, makanan dengan tanda-

tanda tersebut tidak dibeli dan tidak dikonsumsi, meskipun harganya

sangat murah. Tanda lain dari makanan yang tidak memenuhi syarat aman,

adalah bila dalam pengolahanya ditambahkan bahan tambahan berbahaya,

seperti asam borax/bleng, formalin, zat pewarna rhodamin B dan methanil

Page 29: BAB II.pdf

33

yellow, seperti banyak dijumpai pada makanan jajanan pasar. Oleh karena

itu, produsen jajanan pasar perlu diberi penyuluhan.

m). Bacalah Label Pada Makanan yang Dikemas

Label pada makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi,

jenis dan ukuran bahan-bahanyang digunakan, susunan zat gizi, tanggal

kadaluwarsa dan keterangan penting lain. Air minum dalam kemasan, yang

banyak beredar di pasaran, telah diproses seuai dengan ketentuan

pemerintah dan memenuhi syarat-syarat kesehatan. Peraturan perundang-

undangan menetapkan bahwa setiap produk makanan yang dikemas harus

mencantumkan keterangan pada label.

Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang dikemas

sangat membantu konsumen pada saat memilih dan mengggunakan

makanan tersebut, sesuai kebutuhan gizi dan keadaan kesehatan konsumen.

Beberpa singkatan yang lazim digunakan dalam label antara lain:

1. MD = makanan yang dibuat di dalam negeri

2. ML = makanan luar negeri (import)

3. Exp = tanggal kadaluarsa, artinya batas waktu makanan tersebut masih

layak dikonsumsi. Sesudah tanggal tersebut, makanan tidak layak

dikonsumsi

4. SNI = Standard Nasional Indonesia, yakni keterangan bahwa mutu

makanan telah sesuai dengan persyaratan

5. SP = Sertifikat Penyuluhan

6. Angka Kecukupan Gizi

Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) adalah taraf

konsumsi zat-zat gizi esensial yang berdasarkan pengetahuan ilmiah

dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat.

Page 30: BAB II.pdf

34

Tabel 3. Angka Kecukupan Gizi Energi dan Protein Anak Usia 10-12

Tahun

No Jenis

Kelamin

Energi

(kkal)

Karbohidrat

(g)

Protein

(g)

Lemak

(g)

1 Perempuan 2050 1025 50 512.5

2 Laki-laki 2050 1025 50 512.5

Sumber : DepKes RI 2004

Angka tersebut sudah memperhitungkan variasi kebutuhan

individu, sehingga kecukupan ini setara dengan kebutuhan rata-rata

ditambah jumlah tertentu untuk mencapai tingkat aman (safe level).

Kecukupan gizi tersebut sudah mencakup kurang lebih 97,5 persen

populasi untuk dapat hidup sehat. Kecukupan gizi antar individu

sebetulnya sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh jenis kelamin, berat

badan, umur, tinggi badan, keadaan fisiologis, aktivitas, metabolisme

tubuh, dan sebagainya.

Kegunaan angka kecukupan gizi;

a. Menetukan kecukupan makanan

b. Merencanakan bantuan makanan dalam rangka program

kesejahteraan rakyat

c. Mengevaluasi tingkat kecukupan penyediaan pangan untuk

kelompok tertentu

d. Menilai tingkat konsumsi individu maupun masyarakat.

e. Menilai status gizi masyarakat

f. Merencanakan fortifikasi makanan

g. Merencanakan KIE di bidang gizi termasuk penyusunan PUGS

h. Merancanakan kecukupan gizi institusi

i. Membuat label gizi pada kemasan produk makanan industri

Page 31: BAB II.pdf

35

II.2 Kerangka Teori

Status Gizi Anak

Status Infeksi

Pola Konsumsi Makan

Outcome

Sebab Langsung

Sebab Tidak

Langsung

Jenis Frekuensi Jumlah

Daya Beli, Akses Pangan, Akses Informasi dan Akses Kesehatan

Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pendidikan

Pola Asuh, Pemberian Makan,

Pola Asuh Psikososial,

Penyediaan Makan, Kebersihan dan

Sanitasi

Ketersediaan dan Pola

Konsumsi Rumah Tangga

Pelayanan Kesehatan

dan Kesehatan

Lingkungan

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Keterangan Gambar :

Page 32: BAB II.pdf

36

II.3 Kerangka Konsep

II.4 Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan antara pola konsumsi makan dengan status gizi anak

kelas 6 di SDN PB Kelapa Dua Tangerang Tahun Ajaran 2010-2011.

Ha : Ada hubungan antara pola konsumsi makan dengan status gizi anak kelas

6 di SDN PB Kelapa Dua Tangerang Tahun Ajaran 2010-2011.

Status Gizi

Frekuensi Makan

- Makan Pagi - Makan Siang - Makan Malam - Selingan

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

Jenis Makanan