1.5 BAB II.pdf

21
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kolesterol a. Pengertian Kolesterol adalah lipid ampifatik yang merupakan komponen struktural essensial pembentuk membran sel serta lapisan lipoprotein plasma. Liporprotein mengangkut sirkulasi bebas didalam sirkulasi darah, tempat dimana unsur ini akan segera mengimbangi unsur kolesterol pada lipoprotein lainnya dan membran sel (Murray, Granner, & Mayes, 2003). Sejauh ini manfaat kolesterol yang terbanyak dalam tubuh selain membentuk membran adalah untuk membentuk asam kolat dihati. Kolesterol nantinya akan berkonjugasi dengan zat-zat lain untuk membentuk garam empedu yang akan meningkatkan pencernaan dan absorbsi lemak (Guyton & Hall, 2006). Kolesterol adalah komponen alamiah dari makanan seperti daging sapi, kambing, ayam dan ikan, daging unggas dan telur. Kolesterol hanya terdapat pada sel binatang dan tidak berasal dari tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan membuat phytoserol yaitu suatu substansi yang mirip dengan kolesterol, tetapi manusia tidak mengambil phytoserol dari diitnya ke dalam darah (Soeharto, 2004). Apabila kolesterol terdapat dalam jumlah yang terlalu banyak dalam darah dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan yang dinamakan aterosklerosis. Bila penyempitan terjadi pada pembuluh darah jantung dapat menyebabkan

description

hvhvkbk

Transcript of 1.5 BAB II.pdf

Page 1: 1.5 BAB II.pdf

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Kolesterol

a. Pengertian

Kolesterol adalah lipid ampifatik yang merupakan komponen

struktural essensial pembentuk membran sel serta lapisan lipoprotein

plasma. Liporprotein mengangkut sirkulasi bebas didalam sirkulasi darah,

tempat dimana unsur ini akan segera mengimbangi unsur kolesterol pada

lipoprotein lainnya dan membran sel (Murray, Granner, & Mayes, 2003).

Sejauh ini manfaat kolesterol yang terbanyak dalam tubuh selain

membentuk membran adalah untuk membentuk asam kolat dihati.

Kolesterol nantinya akan berkonjugasi dengan zat-zat lain untuk

membentuk garam empedu yang akan meningkatkan pencernaan dan

absorbsi lemak (Guyton & Hall, 2006).

Kolesterol adalah komponen alamiah dari makanan seperti daging

sapi, kambing, ayam dan ikan, daging unggas dan telur. Kolesterol hanya

terdapat pada sel binatang dan tidak berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Tumbuh-tumbuhan membuat phytoserol yaitu suatu substansi yang mirip

dengan kolesterol, tetapi manusia tidak mengambil phytoserol dari diitnya

ke dalam darah (Soeharto, 2004).

Apabila kolesterol terdapat dalam jumlah yang terlalu banyak

dalam darah dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah

sehingga menyebabkan penyempitan yang dinamakan aterosklerosis. Bila

penyempitan terjadi pada pembuluh darah jantung dapat menyebabkan

Page 2: 1.5 BAB II.pdf

8

penyakit jantung koroner dan bila pada pembuluh darah otak dapat

menyebabkan penyakit serebrovaskular (Sunita, 2009).

Kadar kolesterol di dalam darah adalah dibawah 200 mg/dl apabila

melampaui batas normal maka disebut sebagai hiperkolesterolemia.

Hiperkolesterolemia biasanya terdapat pada penderita obesitas, diabetes

melitus, perokok, serta orang yang sering minum minuman beralkohol

(Hardjono, 2008).

Gambar1.

Struktur Kolesterol

Sumber: Guyton & Hall. (2006).

b. Pembentukan kolesterol

Kolesterol diabsorbsi setiap hari dari saluran pencernaan, yang

disebut kolesterol eksogen, sedangkan jumlah yang lebih besar dibentuk

dalam sel tubuh disebut kolesterol endogen. Pada dasarnya semua kolesterol

endogen yang beredar dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi

semua sel tubuh lain setidaknya membentuk sedikit kolesterol (Guyton,

2012). Hampir separuh dari jumlah kolesterol tubuh berasal dari sintesis

(700mg/hari), dan sisanya berasal dari makanan sehari-hari. Pada manusia

hati menghasilkan kurang lebih 10% dari total sintesis, sementara usus

sekitar 10% lainnya. Pada hakikatnya semua jaringan yang mengandung sel-

sel berinti mampu mensintesis kolesterol. Retikulum endoplasma dan sitosol

Page 3: 1.5 BAB II.pdf

9

sel terutama bertanggung jawab atas sintesa kolesterol (Murray, Granner &

Mayes, 2003).

Proses sintesis kolesterol terdiri dari lima tahapan utama antara lain :

1) Merubah Asetil CoA menjadi 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA

(HMG-CoA).

2) Merubah HMG-CoA menjadi mevalonate

3) Mevalonate diubah menjadi molekul dasar isoprene, isopentenyl

pyrophosphate (IPP), bersamaan dengan hilangnya CO2.

4) IPP diubah menjadi squalene

5) Squalene diubah menjadi kolesterol.

(Marks, Marks &Smith, 2000).

c. Transportasi kolesterol

Kolesterol bersifat tidak larut dalam air sehingga diperlukan suatu

alat transportasi untuk beredar dalam darah yaitu apoprotein yang

merupakan salah satu jenis protein. Kolesterol akan membentuk kompleks

dengan apoprotein sehingga membentuk suatu ikatan yang disebut

lipoprotein. Lipoprotein ini terbagi menjadi 4 jenis yaitu:

1) Very low density lipoprotein (VLDL), membawa sebagian besar

trigliserida dalam darah. Pada proses selanjutnya sebagian VLDL

berubah menjadi LDL.

2) Low density lipoprotein (LDL), yang mengangkut paling banyak

kolesterol di dalam darah. LDL dinamakan kolesterol jahat, karena

kadar LDL yang tinggi menyebabkan mengendapnya kolesterol dalam

arteri.

Page 4: 1.5 BAB II.pdf

10

3) High density lipoprotein (HDL), yang mengangkut kolesterol lebih

sedikit. HDL sering disebut kolesterol baik, karena dapat membuang

kelebihan kolesterol jahat di pembuluh arteri kembali ke liver untuk di

proses dan dibuang. Jadi HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri

dan melindungi dari atherosclerosis dan PJK.

4) Trigliserida, yaitu jenis lemak dalam darah yang dapat mempengaruhi

kadar kolesterol dalam darah.

(Soeharto, 2004).

d. Proses lemak dan kolesterol dari bahan makanan sampai ke pembuluh

arteri

Proses mencerna lemak dan kolesterol dalam darah berasal dari dua

sumber yaitu dari bahan makanan yang dimakan dan juga bersumber dari

liver. Menurut Soeharto (2004) proses transportasi kolesterol didalam

pembuluh darah dijelaskan dalam beberapa perjalanan:

1) Proses pencernaan

Proses mencerna dan mentransfer berlangsung di pencernaan yang

berupa saluran yang terletak ditengah-tengah bagian tubuh , dari mulut

dan berakhir di anus. Makanan yang masuk di mulut akan dimulai proses

pencernaan dengan mengunyah dan menelan. Makanan digiling dan

dilarutkan dari mulut sampai ke usus dan saluran pencernaan, dan

makanan dipecah menjadi komponen-komponenya. Misalnya kompleks

karbohidrat menjadi glukosa sederhana, protein menjadi asam amino dan

lemak menjadi menjadi asam lemak yang dihasilkan karena reaksi dari

enzim-enzim yang terkandung dalam berbagai kelenjar dimulut, pankreas

dan usus halus.

Page 5: 1.5 BAB II.pdf

11

2) Mencerna dan memecah lemak dari bahan makanan.

Lemak (kolesterol & trigliserida) dicerna sewaktu makan di usus/

pencernaan. Usus menghasilkan partikel kecil yang disebut Chylomicron

yang kemudian akan dilepaskan ke dalam airan darah. Di dalam

pembuluh darah chylomicron dipecah oleh enzim/ protein dan

melepaskan sebagan asam lemak. Asam lemak yang dibebaskan akan

dipakai untuk energi atau ditimbun sebagai lemak. Chylomicron yang

sudah kehilangan sebagian asam lemak disebut chylomicron remnant

yang beredar dalam darah dan akhinya diserap oleh liver.

3) Transportasi dan distribusi

Lemak/trigliserida dan kolesterol tidak larut dalam darah, agar dapat

larut dalam darah dan dapat di distribusikan ke seluruh organ bagian

tubuh lemak harus dikemas dengan protein menjadi lipoprotein antara

lain HDL, LDL, dan trigliserida. Perjalanan lipoprotein ke seluruh organ

tubuh dimulai dari liver menyediakan pengangkut atau carier bermuatan

kolesterol dan disebut VLDL. VLDL dikirim keluar liver dan masuk ke

pembuluh darah , VLDL bersirkulasi di pembuluh darah dan memecah

trigliserida untuk dipakai sebagai jaringan atau disimpan sebagai lemak.

VLDL yang sudah kehilangan trigliserida disebut sebagai VLDL

remnant.

VLDL remnant diambil oleh liver melalui reseptor atau dipecah

lebih jauh menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein). IDL diubah

menjadi LDL atau bisa diserap kembali oleh reseptor. LDL mengandung

paling banyak kolesterol (45%) dari semua jenis lipoprotein sehingga

merupakan pengirim atau pembawa kolesterol utama dalam darah.

Page 6: 1.5 BAB II.pdf

12

Tabel 1

Klasifikasi kolesterol

LDL (Kolesterol Jahat)

Kurang dari 100 Optimal

100-129 Mendekati optimal

130-159 Batas normal

tertinggi

160-189 Tinggi

Lebih dari 190 Sangat Tinggi

HDL ( Kolesterol Baik)

Kurang dari 40 Rendah

Lebih dari 60 Tinggi

Kolesterol Total

Kurang dari 200 Yang diperlukan

200-239 Batas normal tinggi

Lebih dari 240 Tinggi

Sumber : Wiryowidagdo & Sitanggang (2006)

e. Fungsi kolesterol

1) Membentuk hormon seks yang sangat penting bagi perkembangan dan

fungsi organ seksual.

2) Membentuk hormon korteks adrenal yang penting bagi metabolisme dan

keseimbangan garam dalam tubuh.

3) Pertumbuhan jaringan otak dan saraf.

4) Pembungkus jaringan saraf dan melapisi membran sel.

5) Membuat vitamin D yang sangat bermanfaat untuk menyerap kalsium

tubuh sehingga kesehatan tulang dapat terjaga.

6) Bahan baku pembentukan asam garam empedu yang berperan

meningkatkan pembuangan lemak (Wijayakusuma, 2008). .

Page 7: 1.5 BAB II.pdf

13

d. Faktor resiko

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya kadar kolesterol

dalam darah seperti asupan lemak yang tinggi dalam darah atau karena

faktor makanan juga ada beberapa faktor lainnya:

1) Usia

Insidensi hiperkolesterolemia meningkat sesuai proses penuaan

(Smeltzer & Bare, 2002). Pada umumnya, hiperkolesterolemia

menyerang pria mulai dari usia 20 tahun ke atas sedangkan pada wanita

menjadi lebih tinggi pada usia di atas 45 tahun atau setelah menopouse

(Dalimartha, Purnama, Sutarina, Mahendra, & Darmawan, 2008).

2) Faktor makanan

Makanan sangat mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah,

orang yang paling beresiko memiliki kadar kolesterol yang tinggi yaitu

mereka yang menerapkan pola makan yang banyak mengandung lemak

jenuh yang tinggi. Lemak jenuh biasa ditemukan pada (daging, mentega,

keju, dan krim) dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah

(Bull & Morrel, 2007).

3) Obesitas

Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan kompleks

pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan

beberapa faktor biologik spesifik dan secara fisiologis terjadi akumulasi

jaringan lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adipose

sehingga dapat mengganggu kesehatan (Soegondo, 2007).

Page 8: 1.5 BAB II.pdf

14

a) Klasifikasi obesitas

Body mass index (BMI) adalah parameter yang biasa

digunkan untuk mengetahui lemak tubuh pada pria maupun wanita

dewasa penghitungan BMI ini sangat simpel dan hanya berdasarkan

Berat badan dan tinggi badan. BMI merupakan parameter yang

diterima secara luas baik oleh dokter klinis maupun para peneliti.

b) Penafsiran BMI

Angka yang di dapat dari penghitungan BMI perlu

ditafsirkan berdasarkan kriteria berikut

Penafsiran BMI

Tabel 2

Penafsiran BMI

NO Ukuran BMI Keterangan

1. < 18,5 underweight

2. 18,5-22,9 Normal

3. 23-24,9 kelebihan / preobes

4. 25-29,9 obes 1

5. >30 obes 2

Sumber : Kemenkes RI (2010)

Pada orang obesitas menunjukkan output VLDL trigliserida yang

tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida yang

berlebihan dalam sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain. Bila

trigliserida LDL dan HDL mengalami lipolisis akan mengalami

lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini

secara tipikal ditandai dengan kadar HDL kolesterol yang rendah

(Anwar, 2004).

Page 9: 1.5 BAB II.pdf

15

4) Latihan fisik

Latihan fisik yang dilakukan secara teratur sesuai kondisi tubuh,

bermanfaat dalam regulasi kolesterol yaitu menurunkan kadar

kolesterol total, LDL kolesterol dan trigliserida, sedangkan HDL dapat

meningkat secara bermakna (Murray, Granner, Mayes, & rodwell,

2003).

5) Genetik

Kolesterol didalam darah sebanyak 80% diproduksi oleh tubuh

kita sendiri. Ada sebagian orang yang memproduksi kolesterol lebih

banyak dibandingkan dengan yang lain ini disebabkan oleh faktor

keturunan. Pada orang yang sudah ada keturunan menderita

hiperkolesterol meskipun hanya sedikit mengkonsumsi makanan yang

mengandung kolesterol atau lemak jenuh tubuhnya akan tetap

memproduksi kolesterol lebih banyak (Tisnadjaja, 2008).

6) Jenis kelamin

Pada usia rentang remaja sampai sekitar lima puluh tahun laki-

laki memiliki resiko 2-3 kali lebih besar dibandingkan perempuan untuk

mengalami masalah aterosklerosis. Pada usia lima puluh tahun keatas

setelah menopouse perempuan memiliki resiko yang setara dengan laki-

laki. Pada usia pra-menopouse perempuan dilindungi oleh hormon

estrogen. Estrogen dipercaya mencegah pembentukan plak pada arteri

dengan meningktakan HDL dan menurunkan LDL (Tisnadjaja, 2008).

Page 10: 1.5 BAB II.pdf

16

7) Merokok

Zat kimia yang terdapat dalam rokok terutama nikotin dapat

menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar

kolesterol jahat (LDL). Menurut Auli sani (dokter spesialis jantung)

mengungkapkan bahwa merokok dapat menyebabkan gangguan

metabolisme lemak. Pada orang-orang yang merokok ditemukan kadar

HDL rendah, artinya terjadi gangguan pembentukan kolesterol baik yang

bertugas membawa lemak dari jarigan ke hati. Sementara kebalikannya

kadar kolesterol LDL yang terlalu tinggi menyebabkan lemak dari hati di

bawa kembali ke jaringan tubuh (Indriasari, 2006).

e. Komplikasi

Ada beberapa dampak yang ditimbulkan dari akibat lanjut dari

kadar kolesterol yang tinggi berdasarkan berbagai macam sumber

seperti:

1) Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner sering terjadi pada penderita

hiperkolesterolemia diakibatkan oleh adanya penumpukan lemak atau

disebut ateroklerosis pada pembuluh darah (Anwar, 2004).

Penumpukan lemak yang terjadi akan menyebabkan berkurangnya

aliran darah pada beberapa bagian otot jantung. Penyempitan ini

menyebabkan rasa nyeri pada dada dan dapat berakibat gangguan pada

otot jantung dan bahkan menyebabkan serangan jantung (Dalimartha,

Purnama, Sutarina, Mahendra, & Darmawan, 2008).

Page 11: 1.5 BAB II.pdf

17

2) Stroke

Meningkatnya kadar kolesterol dalam darah terutama LDL, akan

menyebabkan terjadinya aterosklerosis. Hipotesis yang menjelaskan

proses terjadinya aterosklerosis (aterogenesis) pada pembuluh darah

dan memperlihatkan bagaimana peran lemak pada peristiwa ini antara

lain; 1) hipotesis reaksi terhadap cedera, dimana terjadinya injuri pada

lapisan endothelium pembuluh darah arteri secara berulang akan

menimbulkan perlukaan secara perlahan yang berkembang

mengakibatkan kenaikan sel otot polos, jaringan pengikat lipid secara

bertahap. Lesi ini akan terus berkembang mengakibatkan lumen

pembuluh darah menjadi menyempit karena intima menebal. 2)

hipotesis monoclonal, menjelaskan terjadinya kegagalan dalam

menahan ateroma sejalan dengan bertambahnya usia seseorang karena

sel-sel yang mengontrol ini hilang atau mati dan tidak diganti secara

cukup (Nurhidayat & Rusjidi, 2009)

3) Aterosklerosis

Semakin tinggi kadar kolesterol semakin besar resiko terkena

serangan jantung. Kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya

aterosklerosis. Aterosklerosis adalah suatu kondisi dimana kolesterol

menumpuk di dinding pembuluh darah arteri. Kolesterol bukan

merupakan satu-satunya faktor yang membentuk aterosklerosis,

aterosklerosis semakin mudah terbentuk selain akibat kadar kolesterol

yang tinggi juga disebabkan oleh faktor lainnya seperti diabetes

melitus, hipertensi, riwayat keluarga menderita penyakit jantung,

pertambahan usia dan kurang aktivitas.

Page 12: 1.5 BAB II.pdf

18

Pembentukan aterosklerosis diawali dengan rusaknya dinding

pembuluh darah, setelah dinding pembuluh darah rusak maka kolesterol

yang dibawa LDL terperangkap pada dinding pembuluh darah. Semakin

lama akan semakin menebal dan akhirnya aterosklerosis dapat menutup

semua permukaan pembuluh darah (Cahyono & Suharjo, 2008).

f. Penatalaksanaan

Terdapat bukti-bukti yang kuat yang menunjukkan bahwa

menurunkan kadar kolesterol pada pasien dengan resiko penyakit

jantung koroner memperbaiki tingkat morbiditas dan mortalitas.

Indikasi pengobatan untuk menurunkan kadar kolesterol pada pasien

tanpa penyakit apapun yang membuat mereka termasuk resiko tinggi

untuk penyakit hiperkolesterolemia seringkali didasarkan pada

perhitungan resiko penyakit jantung koroner secara keseluruhan.

Penatalaksanaan non farmakologis yang dapat dilakukan yaitu

dengan cara menurunkan kadar lipid dengan diet dengan cara

mengurangi asam lemak, terutama makanan kolesterol tinggi (daging

merah, telur, makan-makanan tinggi lemak, produk susu (Davey, 2003)

Penatalaksanaan famakologis hiperkolesterolemia yang

biasanya dilakukan dalam waktu lama yaitu menggunakan obat. Hal ini

dikarenakan tidak semua orang melakukan perubahan gaya hidup yang

efektif untuk mengatasi hiperkolesterolemia, untuk itu digunakan

berbagai golongan obat seperti fibrat, resin, statin, dan derivat asam

nikotinat (Rubeinstein, Wayne, & Bradley, 2007).

Page 13: 1.5 BAB II.pdf

19

2. Bekam

Bekam mulai terkenal pada zaman mesir kuno, dimana kehidupan mereka

mempunyai aktivitas berdagang yang tidak hanya antar suku tetapi juga ke

berbagai bangsa. Perjalanan yang jauh dan cukup melelahkan , membuat kondisi

tubuh terasa tidak nyaman, maka mereka berupaya untuk mengurangi rasa sakit

di bagian anggota tubuhnya yang dirasakan sakit, dengan mengeluarkan cairan-

cairan darah yang dianggap mempengaruhi keseimbangan atau metabolisme

tubuh. Tindakan ini merupakan metode pembersihan darah yang tidak saja

memberikan kenyamanan, keseimbangan dan menjaga metabolisme tubuh. Akan

tetapi merupakan salah satu cara untuk penyembuhan penyakit dengan cara

pengeluaran darah dari anggota tubuh (Fatahillah, 2006).

Bekam adalah sebuah metode pengobatan dengan penyedotan kulit di

bagian-bagian tertentu untuk mengeluarkan racun dan oksidan dalam tubuh

melalui torehan tipis yang mengenai pembuluh darah kapiler pada epidermis.

Titik pada penusukan jarum bekam mengacu pada titik akupunktur, namun yang

membedakan terapi bekam dengan akupunktur adalah pada terapi tusuk jarum

reaksi yang dihasilkan hanyalah sebatas perangsangan, sedangkan pada terapi

bekam selain proses perangsangan juga terjadi proses pergerakan aliran darah

(Ridho, 2012).

Berdasarkan prosesnya, bekam dibedakan menjadi 2 macam yaitu bekam

basah dan bekam kering. Bekam basah merupakan metode bekam yang

sebenarnya yakni mengeluarkan darah kotor yang ada di tubuh, sedangkan

bekam kering disebut juga bekam angin adalah metode bekam tanpa

mengeluarkan darah, bekam ini ditujukan untuk mengeluarkan kelebihan angin

dalam tubuh (Muhadi & Muadzin, 2002).

Page 14: 1.5 BAB II.pdf

20

a. Bekam basah

1) Pengertian

Bekam basah atau hijamah yang artinya “pelepasan darah

kotor”. Terapi bekam basah merupakan suatu metode pembersihan

darah dan angin, dengan mengeluarkan toksin di dalam tubuh melalui

permukaan kulit dengan cara menyedot (Fatahillah, 2006). Bekam

basah diartikan sebagai proses pembekaman dengan melakukan sayatan

untuk mengeluarkan darah yang ada di kapiler epidermis (Ridho, 2012).

Bekam basah dilakukan karena adanya racun (toksin) yang ada didalam

tubuh yang menyebabkan penyumbatan pembuluh darah sehingga

peredaran darah menjadi tidak lancar (Muhadi & Muadzin, 2002).

2) Manfaat

Darah kotor adalah darah yang mengandung racun atau darah

statis yang menyumbat peredaran darah sehingga mengakibatkan sistem

peredaran darah dalam tubuh kurang lancar. Jika darah kotor tersebut

tidak dikeluarkan maka tubuh akan melemah dan mudah terserang

penyakit. Untuk menyembuhkan penyakit, tidak ada cara yang paling

efektif selain bekam basah. Darah yang diambil dengan bekam basah

ialah darah yang berada di bawah lapisan jaringan kulit, yaitu pembuluh

darah kapiler bukan pembuluh darah vena ataupun arteri. Karena kulit

merupakan jaringan terbesar yang ada pada tubuh yang terdapat sisa-

sisa toksin dalam darah (Muhadi & Muadzin, 2002).

Page 15: 1.5 BAB II.pdf

21

Metode pengobatan bekam basah merupakan suatu teknik

detoksifikasi (pengeluaran racun dalam tubuh) yang efektif dalam

menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit dari yang ringan hingga

berat sekalipun dengan menghilangkan sumber penyakitnya bukan

hanya gejala saja (Muhadi & Muadzin, 2002).

Pembekaman biasanya dilakukan dipermukaan kulit dan

jaringan bawah kulit, jaringan ini akan disayat tipis atau ditusuk-tusuk

kecil sehingga akan meyebabkan keluarnya darah disertai zat-zat

berbahaya seperti serotinin, histamin, bradikinin dan zat-zat berbahaya

lainnya (Ridho, 2012).

3) Alat yang diperlukan

Menurut Nastiti (2012) alat yang diperlukan untuk

melakukan terapi bekam basah antara lain sebagai berikut :

a) Lanset

b) Cawan dan pam penyedot

c) Kapas dan tisu

d) Alkohol 70%

e) Sarung tangan bersih

f) Minyak zaitun

Peralatan terapi bekam harus di sterilkan setelah penggunaan,

untuk mencegah infeksi nosokomial. Lancet dan sarung tangan

hanya di gunakan untuk sekali pemakaian (Ahmadia & Schwebelb,

2008).

Page 16: 1.5 BAB II.pdf

22

4) Proses pemberian terapi bekam basah

Pembekaman dilakukan pada titik-titik khusus yang

berhubungan dengan mekanisme penyakit. Terapi bekam basah

yang biasa dilakukan ialah dengan memberikan perlukaan pada tiga

titik tubuh, yakni punuk, scapula dekstra dan scapula sinistra.

Ahmadia dan Schwebelb (2008) mengatakan bahwa titik punuk

merupakan titik yang dijadikan sebagai sumber penyembuhan

berbagai penyakit. Titik ini merupakan titik pertemuan semua

darah yang mengalir diseluruh tubuh. Sehingga dengan

pembekaman memberikan respon pembersihan sirkulasi darah dan

juga memberikan efek autoregulasi. Titik-titik bekam basah

biasanya juga di area tubuh yang dirasakan sakit atau kurang

nyaman.

Beberapa proses terapi bekam :

a) Diwajibkan untuk memakai sarung tangan bagi si pembekam.

b) Pastikan alat yang akan digunakan untuk berbekam di sterilkan

dengan kapas yang diberi alkoho atau direbus terlebih dahulu.

c) Bersihkan terlebih dahulu daerah tubuh yang akan dibekam

dengan kapas yang dibasahi alkohol.

d) Menentukan titik bekam, yaitu titik bekam utama dan dibagian

tubuh yang sakit.

e) Setelah bersih letakkan mangkuk atau cop bekam selama 7

menit bagi pria dan 5 menit bagi wanita untuk menghisap angin

kotor atau penyakit dan untuk mengumpulkan sel-sel darah yang

telah mati dari daerah sekitar tubuh tersebut.

Page 17: 1.5 BAB II.pdf

23

f) Pembekaman melakukan perlukaan pada titik bekam yang telah

ditentukan dengan menggunakan pena lancet dengan penusukan

berlawanan dengan arah jarum jam dari arah titik tengah bekam

tersebut keluar, penusukan juga tidak terlalu menekan

permukaan kulit prinsipnya penyayatan harus setipis mungkin

dan hanya mengenai pembuluh darah kapiler.

g) Setelah semua selesai, letakkan gelas cop di permukaan daerah

yang telah ditusuk atau disayat, lalu sedot selama 3-5 menit.

h) Setelah darah kotor keluar cabutlah cop dan bersihkan dengan

kapas.

i) Lalu sedot kembali selama 1-7 kali, tetapi kalau plasma atau

cairan putih sudah keluar sebelum 7 kali sedotan, bekam

dianggap selesai di daerah tersebut.

j) Lalu bersihkan kembali daerah yang telah dibekam dengan

kapas yang telah dibasahi alkohol.

k) Setelah dibersihkan dengan alkohol diberikan minyak zaitun dan

berikan pijatan disekitar tubuh yang telah dibekam agar

peredaran darahnya menjadi lebih lancar.

l) Suruhlah pasien untuk tidur berbaring dan berikanlah air hangat

atau air madu agar kekuatan pulih kembali (Ridho, 2012).

5) Efek samping

Pada beberapa kasus terkadang muncul efek samping seperti

mual jika jarak waktu berbekam kurang dari 2 jam setelah makan

dan lemas jika pembekaman teralalu lama dan terlalu banyak titik.

Page 18: 1.5 BAB II.pdf

24

Tetapi jika dilakukan sesuai prosedur efek samping tersebut jarang

sekali terjadi.

Proses penyayatan di bawah kulit untuk mengeluarkan darah

kotor atau tusukan kecil dapat menimbulkan bekas yang nantinya

akan meninggalkan luka dan akan sembuh dalam 2-3 hari (Sari,

Indrawati, & Djing, 2008).

6) Hal-hal yang perlu diperhatikan

Bekam basah tidak dianjurkan pada pasien yang menderita

diabetes melitus, penderita anemia, wanita hamil, penderita

kelainan darah, penderita infeksi kulit merata (Fatahillah, 2006).

7) Pembuktian ilmiah

Mekanisme kerja terapi bekam terjadi dibawah kulit dan otot

yang banyak terdapat titik saraf. Titik-titik ini saling berhubungan

antara organ tubuh satu dengan lainnya sehingga bekam dilakukan

tidak selalu pada bagian tubuh yang sakit tetapi pada titik simpul

saraf yang terkait. Pembekaman biasanya dilakukan pada

permukaan kulit (kutis), jaringan bawah kulit (sub kutis), yang

menyebabkan jaringan ini akan rusak. Kerusakan disertai keluarnya

darah akibat bekam basah akan ikut serta keluar beberapa zat

berbahaya seperti serotinin, histamin, bradikinin dan zat-zat

berbahaya lainnya (Naufal, 2008).

Beberapa penyakit sudah berhasil diatasi melalui manfaat

bekam basah antara lain, asam urat, diabetes melitus, gangguan

jantung, stroke, kelumpuhan, penurunan fungsi saraf (Umar, 2008).

Bekam basah juga terbukti meningkatkan regenerasi sel darah

Page 19: 1.5 BAB II.pdf

25

merah dan menambah jumlah antioksidan alami dalam tubuh

(Widada, 2010).

Gambar. 2

Terapi bekam basah

Sumber: Al Maki (2011)

b. Bekam kering

1) Pengertian

Bekam kering adalah proses pembekaman dengan pompa

tanpa mengeluarkan darah. Bekam kering akan mengeluarkan

patogen angin, panas dan api (Ridho, 2012).

2) Manfaat

Bekam kering bermanfaat untuk mengurangi pegal-pegal,

sakit kepala, migrain dikarenakan oleh angin, serta dapat juga unuk

meningkatkana kekebalan tubuh dan mengurangi rasa nyeri dengan

pelepasan neurotransmitter (Wong, 2010)

3) Alat-alat yang diperlukan

Alat untuk bekam kering sama dengan alat-alat yang

digunakan untuk bekam basah. Pada bekam kering, permukaan

kulit yang dibekam tidak dilakukan penusukan dengan jarum untuk

mengeluarkan darah (Nastiti, 2012). Alat yang diperlukan untuk

melakukan bekam kering adalah sebagai berikut (cawan dan pam

Page 20: 1.5 BAB II.pdf

26

penyedot, kapas dan tisu, alkohol, sarung tangan bersih, dan

minyak zaitun)

4) Proses pemberian terapi bekam kering

Pemberian terapi bekam kering dimulai dari dengan

menghisap permukaan kulit dan memijat permukaan sekitarnya lalu

cop bekam di tempelkan di permukaan kulit dan mengambil

oksigen dan menciptakan ruang hampa. Kulit dan daging akan

tertarik dan hal tersebut akan merangsang sirkulasi darah maupun

otot-otot disekitarnya (Nastiti, 2012).

5) Efek samping

Proses pembekaman kering biasanya menimbulkan bekas

bulat-bulat merah keunguan dan biasanya hilang 2-3 hari (Nastiti,

2012).

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka dalam suatu penelitian yang

menghubungkan struktur dari konsep-konsep atau teori-teori yang akan diteliti

dalam penelitian ( Wood & Judith, 2006). Kerangka konsep dalam penelitian ini

dapat dilihat pada skema 1 yang disajikan berikut ini.

Page 21: 1.5 BAB II.pdf

27

Skema 1

Kerangka konsep penelitian “ gambaran kadar kolesterol pasien yang

mendapatkan terapi bekam”

C. Pertanyaan penelitian

Pertnyaan penelitian adalah suatu bentuk pertanyaan yang menghendaki jawaban

dari peneliti yang akan dilakukan (Notoadmojo, 2005). Adapun pertanyaan

penelitian pada penelitian ini adalah bagaimana gambaran kadar kolesterol pasien

yang mendapatkan terapi bekam?

Kadar kolesterol total bekam

Kolesterol

sebelum

Kolesterol

sesudah