1.5 BAB II.pdf
-
Author
shafrina-agustia -
Category
Documents
-
view
31 -
download
1
Embed Size (px)
description
Transcript of 1.5 BAB II.pdf
-
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kolesterol
a. Pengertian
Kolesterol adalah lipid ampifatik yang merupakan komponen
struktural essensial pembentuk membran sel serta lapisan lipoprotein
plasma. Liporprotein mengangkut sirkulasi bebas didalam sirkulasi darah,
tempat dimana unsur ini akan segera mengimbangi unsur kolesterol pada
lipoprotein lainnya dan membran sel (Murray, Granner, & Mayes, 2003).
Sejauh ini manfaat kolesterol yang terbanyak dalam tubuh selain
membentuk membran adalah untuk membentuk asam kolat dihati.
Kolesterol nantinya akan berkonjugasi dengan zat-zat lain untuk
membentuk garam empedu yang akan meningkatkan pencernaan dan
absorbsi lemak (Guyton & Hall, 2006).
Kolesterol adalah komponen alamiah dari makanan seperti daging
sapi, kambing, ayam dan ikan, daging unggas dan telur. Kolesterol hanya
terdapat pada sel binatang dan tidak berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Tumbuh-tumbuhan membuat phytoserol yaitu suatu substansi yang mirip
dengan kolesterol, tetapi manusia tidak mengambil phytoserol dari diitnya
ke dalam darah (Soeharto, 2004).
Apabila kolesterol terdapat dalam jumlah yang terlalu banyak
dalam darah dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah
sehingga menyebabkan penyempitan yang dinamakan aterosklerosis. Bila
penyempitan terjadi pada pembuluh darah jantung dapat menyebabkan
-
8
penyakit jantung koroner dan bila pada pembuluh darah otak dapat
menyebabkan penyakit serebrovaskular (Sunita, 2009).
Kadar kolesterol di dalam darah adalah dibawah 200 mg/dl apabila
melampaui batas normal maka disebut sebagai hiperkolesterolemia.
Hiperkolesterolemia biasanya terdapat pada penderita obesitas, diabetes
melitus, perokok, serta orang yang sering minum minuman beralkohol
(Hardjono, 2008).
Gambar1.
Struktur Kolesterol
Sumber: Guyton & Hall. (2006).
b. Pembentukan kolesterol
Kolesterol diabsorbsi setiap hari dari saluran pencernaan, yang
disebut kolesterol eksogen, sedangkan jumlah yang lebih besar dibentuk
dalam sel tubuh disebut kolesterol endogen. Pada dasarnya semua kolesterol
endogen yang beredar dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi
semua sel tubuh lain setidaknya membentuk sedikit kolesterol (Guyton,
2012). Hampir separuh dari jumlah kolesterol tubuh berasal dari sintesis
(700mg/hari), dan sisanya berasal dari makanan sehari-hari. Pada manusia
hati menghasilkan kurang lebih 10% dari total sintesis, sementara usus
sekitar 10% lainnya. Pada hakikatnya semua jaringan yang mengandung sel-
sel berinti mampu mensintesis kolesterol. Retikulum endoplasma dan sitosol
-
9
sel terutama bertanggung jawab atas sintesa kolesterol (Murray, Granner &
Mayes, 2003).
Proses sintesis kolesterol terdiri dari lima tahapan utama antara lain :
1) Merubah Asetil CoA menjadi 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA
(HMG-CoA).
2) Merubah HMG-CoA menjadi mevalonate
3) Mevalonate diubah menjadi molekul dasar isoprene, isopentenyl
pyrophosphate (IPP), bersamaan dengan hilangnya CO2.
4) IPP diubah menjadi squalene
5) Squalene diubah menjadi kolesterol.
(Marks, Marks &Smith, 2000).
c. Transportasi kolesterol
Kolesterol bersifat tidak larut dalam air sehingga diperlukan suatu
alat transportasi untuk beredar dalam darah yaitu apoprotein yang
merupakan salah satu jenis protein. Kolesterol akan membentuk kompleks
dengan apoprotein sehingga membentuk suatu ikatan yang disebut
lipoprotein. Lipoprotein ini terbagi menjadi 4 jenis yaitu:
1) Very low density lipoprotein (VLDL), membawa sebagian besar
trigliserida dalam darah. Pada proses selanjutnya sebagian VLDL
berubah menjadi LDL.
2) Low density lipoprotein (LDL), yang mengangkut paling banyak
kolesterol di dalam darah. LDL dinamakan kolesterol jahat, karena
kadar LDL yang tinggi menyebabkan mengendapnya kolesterol dalam
arteri.
-
10
3) High density lipoprotein (HDL), yang mengangkut kolesterol lebih
sedikit. HDL sering disebut kolesterol baik, karena dapat membuang
kelebihan kolesterol jahat di pembuluh arteri kembali ke liver untuk di
proses dan dibuang. Jadi HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri
dan melindungi dari atherosclerosis dan PJK.
4) Trigliserida, yaitu jenis lemak dalam darah yang dapat mempengaruhi
kadar kolesterol dalam darah.
(Soeharto, 2004).
d. Proses lemak dan kolesterol dari bahan makanan sampai ke pembuluh
arteri
Proses mencerna lemak dan kolesterol dalam darah berasal dari dua
sumber yaitu dari bahan makanan yang dimakan dan juga bersumber dari
liver. Menurut Soeharto (2004) proses transportasi kolesterol didalam
pembuluh darah dijelaskan dalam beberapa perjalanan:
1) Proses pencernaan
Proses mencerna dan mentransfer berlangsung di pencernaan yang
berupa saluran yang terletak ditengah-tengah bagian tubuh , dari mulut
dan berakhir di anus. Makanan yang masuk di mulut akan dimulai proses
pencernaan dengan mengunyah dan menelan. Makanan digiling dan
dilarutkan dari mulut sampai ke usus dan saluran pencernaan, dan
makanan dipecah menjadi komponen-komponenya. Misalnya kompleks
karbohidrat menjadi glukosa sederhana, protein menjadi asam amino dan
lemak menjadi menjadi asam lemak yang dihasilkan karena reaksi dari
enzim-enzim yang terkandung dalam berbagai kelenjar dimulut, pankreas
dan usus halus.
-
11
2) Mencerna dan memecah lemak dari bahan makanan.
Lemak (kolesterol & trigliserida) dicerna sewaktu makan di usus/
pencernaan. Usus menghasilkan partikel kecil yang disebut Chylomicron
yang kemudian akan dilepaskan ke dalam airan darah. Di dalam
pembuluh darah chylomicron dipecah oleh enzim/ protein dan
melepaskan sebagan asam lemak. Asam lemak yang dibebaskan akan
dipakai untuk energi atau ditimbun sebagai lemak. Chylomicron yang
sudah kehilangan sebagian asam lemak disebut chylomicron remnant
yang beredar dalam darah dan akhinya diserap oleh liver.
3) Transportasi dan distribusi
Lemak/trigliserida dan kolesterol tidak larut dalam darah, agar dapat
larut dalam darah dan dapat di distribusikan ke seluruh organ bagian
tubuh lemak harus dikemas dengan protein menjadi lipoprotein antara
lain HDL, LDL, dan trigliserida. Perjalanan lipoprotein ke seluruh organ
tubuh dimulai dari liver menyediakan pengangkut atau carier bermuatan
kolesterol dan disebut VLDL. VLDL dikirim keluar liver dan masuk ke
pembuluh darah , VLDL bersirkulasi di pembuluh darah dan memecah
trigliserida untuk dipakai sebagai jaringan atau disimpan sebagai lemak.
VLDL yang sudah kehilangan trigliserida disebut sebagai VLDL
remnant.
VLDL remnant diambil oleh liver melalui reseptor atau dipecah
lebih jauh menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein). IDL diubah
menjadi LDL atau bisa diserap kembali oleh reseptor. LDL mengandung
paling banyak kolesterol (45%) dari semua jenis lipoprotein sehingga
merupakan pengirim atau pembawa kolesterol utama dalam darah.
-
12
Tabel 1
Klasifikasi kolesterol
LDL (Kolesterol Jahat)
Kurang dari 100 Optimal
100-129 Mendekati optimal
130-159 Batas normal
tertinggi
160-189 Tinggi
Lebih dari 190 Sangat Tinggi
HDL ( Kolesterol Baik)
Kurang dari 40 Rendah
Lebih dari 60 Tinggi
Kolesterol Total
Kurang dari 200 Yang diperlukan
200-239 Batas normal tinggi
Lebih dari 240 Tinggi
Sumber : Wiryowidagdo & Sitanggang (2006)
e. Fungsi kolesterol
1) Membentuk hormon seks yang sangat penting bagi perkembangan dan
fungsi organ seksual.
2) Membentuk hormon korteks adrenal yang penting bagi metabolisme dan
keseimbangan garam dalam tubuh.
3) Pertumbuhan jaringan otak dan saraf.
4) Pembungkus jaringan saraf dan melapisi membran sel.
5) Membuat vitamin D yang sangat bermanfaat untuk menyerap kalsium
tubuh sehingga kesehatan tulang dapat terjaga.
6) Bahan baku pembentukan asam garam empedu yang berperan
meningkatkan pembuangan lemak (Wijayakusuma, 2008). .
-
13
d. Faktor resiko
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya kadar kolesterol
dalam darah seperti asupan lemak yang tinggi dalam darah atau karena
faktor makanan juga ada beberapa faktor lainnya:
1) Usia
Insidensi hiperkolesterolemia meningkat sesuai proses penuaan
(Smeltzer & Bare, 2002). Pada umumnya, hiperkolesterolemia
menyerang pria mulai dari usia 20 tahun ke atas sedangkan pada wanita
menjadi lebih tinggi pada usia di atas 45 tahun atau setelah menopouse
(Dalimartha, Purnama, Sutarina, Mahendra, & Darmawan, 2008).
2) Faktor makanan
Makanan sangat mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah,
orang yang paling beresiko memiliki kadar kolesterol yang tinggi yaitu
mereka yang menerapkan pola makan yang banyak mengandung lemak
jenuh yang tinggi. Lemak jenuh biasa ditemukan pada (daging, mentega,
keju, dan krim) dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah
(Bull & Morrel, 2007).
3) Obesitas
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan kompleks
pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan
beberapa faktor biologik spesifik dan secara fisiologis terjadi akumulasi
jaringan lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adipose
sehingga dapat mengganggu kesehatan (Soegondo, 2007).
-
14
a) Klasifikasi obesitas
Body mass index (BMI) adalah parameter yang biasa
digunkan untuk mengetahui lemak tubuh pada pria maupun wanita
dewasa penghitungan BMI ini sangat simpel dan hanya berdasarkan
Berat badan dan tinggi badan. BMI merupakan parameter yang
diterima secara luas baik oleh dokter klinis maupun para peneliti.
b) Penafsiran BMI
Angka yang di dapat dari penghitungan BMI perlu
ditafsirkan berdasarkan kriteria berikut
Penafsiran BMI
Tabel 2
Penafsiran BMI
NO Ukuran BMI Keterangan
1. < 18,5 underweight 2. 18,5-22,9 Normal 3. 23-24,9 kelebihan / preobes 4. 25-29,9 obes 1 5. >30 obes 2
Sumber : Kemenkes RI (2010)
Pada orang obesitas menunjukkan output VLDL trigliserida yang
tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida yang
berlebihan dalam sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain. Bila
trigliserida LDL dan HDL mengalami lipolisis akan mengalami
lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini
secara tipikal ditandai dengan kadar HDL kolesterol yang rendah
(Anwar, 2004).
-
15
4) Latihan fisik
Latihan fisik yang dilakukan secara teratur sesuai kondisi tubuh,
bermanfaat dalam regulasi kolesterol yaitu menurunkan kadar
kolesterol total, LDL kolesterol dan trigliserida, sedangkan HDL dapat
meningkat secara bermakna (Murray, Granner, Mayes, & rodwell,
2003).
5) Genetik
Kolesterol didalam darah sebanyak 80% diproduksi oleh tubuh
kita sendiri. Ada sebagian orang yang memproduksi kolesterol lebih
banyak dibandingkan dengan yang lain ini disebabkan oleh faktor
keturunan. Pada orang yang sudah ada keturunan menderita
hiperkolesterol meskipun hanya sedikit mengkonsumsi makanan yang
mengandung kolesterol atau lemak jenuh tubuhnya akan tetap
memproduksi kolesterol lebih banyak (Tisnadjaja, 2008).
6) Jenis kelamin
Pada usia rentang remaja sampai sekitar lima puluh tahun laki-
laki memiliki resiko 2-3 kali lebih besar dibandingkan perempuan untuk
mengalami masalah aterosklerosis. Pada usia lima puluh tahun keatas
setelah menopouse perempuan memiliki resiko yang setara dengan laki-
laki. Pada usia pra-menopouse perempuan dilindungi oleh hormon
estrogen. Estrogen dipercaya mencegah pembentukan plak pada arteri
dengan meningktakan HDL dan menurunkan LDL (Tisnadjaja, 2008).
-
16
7) Merokok
Zat kimia yang terdapat dalam rokok terutama nikotin dapat
menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar
kolesterol jahat (LDL). Menurut Auli sani (dokter spesialis jantung)
mengungkapkan bahwa merokok dapat menyebabkan gangguan
metabolisme lemak. Pada orang-orang yang merokok ditemukan kadar
HDL rendah, artinya terjadi gangguan pembentukan kolesterol baik yang
bertugas membawa lemak dari jarigan ke hati. Sementara kebalikannya
kadar kolesterol LDL yang terlalu tinggi menyebabkan lemak dari hati di
bawa kembali ke jaringan tubuh (Indriasari, 2006).
e. Komplikasi
Ada beberapa dampak yang ditimbulkan dari akibat lanjut dari
kadar kolesterol yang tinggi berdasarkan berbagai macam sumber
seperti:
1) Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner sering terjadi pada penderita
hiperkolesterolemia diakibatkan oleh adanya penumpukan lemak atau
disebut ateroklerosis pada pembuluh darah (Anwar, 2004).
Penumpukan lemak yang terjadi akan menyebabkan berkurangnya
aliran darah pada beberapa bagian otot jantung. Penyempitan ini
menyebabkan rasa nyeri pada dada dan dapat berakibat gangguan pada
otot jantung dan bahkan menyebabkan serangan jantung (Dalimartha,
Purnama, Sutarina, Mahendra, & Darmawan, 2008).
-
17
2) Stroke
Meningkatnya kadar kolesterol dalam darah terutama LDL, akan
menyebabkan terjadinya aterosklerosis. Hipotesis yang menjelaskan
proses terjadinya aterosklerosis (aterogenesis) pada pembuluh darah
dan memperlihatkan bagaimana peran lemak pada peristiwa ini antara
lain; 1) hipotesis reaksi terhadap cedera, dimana terjadinya injuri pada
lapisan endothelium pembuluh darah arteri secara berulang akan
menimbulkan perlukaan secara perlahan yang berkembang
mengakibatkan kenaikan sel otot polos, jaringan pengikat lipid secara
bertahap. Lesi ini akan terus berkembang mengakibatkan lumen
pembuluh darah menjadi menyempit karena intima menebal. 2)
hipotesis monoclonal, menjelaskan terjadinya kegagalan dalam
menahan ateroma sejalan dengan bertambahnya usia seseorang karena
sel-sel yang mengontrol ini hilang atau mati dan tidak diganti secara
cukup (Nurhidayat & Rusjidi, 2009)
3) Aterosklerosis
Semakin tinggi kadar kolesterol semakin besar resiko terkena
serangan jantung. Kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya
aterosklerosis. Aterosklerosis adalah suatu kondisi dimana kolesterol
menumpuk di dinding pembuluh darah arteri. Kolesterol bukan
merupakan satu-satunya faktor yang membentuk aterosklerosis,
aterosklerosis semakin mudah terbentuk selain akibat kadar kolesterol
yang tinggi juga disebabkan oleh faktor lainnya seperti diabetes
melitus, hipertensi, riwayat keluarga menderita penyakit jantung,
pertambahan usia dan kurang aktivitas.
-
18
Pembentukan aterosklerosis diawali dengan rusaknya dinding
pembuluh darah, setelah dinding pembuluh darah rusak maka kolesterol
yang dibawa LDL terperangkap pada dinding pembuluh darah. Semakin
lama akan semakin menebal dan akhirnya aterosklerosis dapat menutup
semua permukaan pembuluh darah (Cahyono & Suharjo, 2008).
f. Penatalaksanaan
Terdapat bukti-bukti yang kuat yang menunjukkan bahwa
menurunkan kadar kolesterol pada pasien dengan resiko penyakit
jantung koroner memperbaiki tingkat morbiditas dan mortalitas.
Indikasi pengobatan untuk menurunkan kadar kolesterol pada pasien
tanpa penyakit apapun yang membuat mereka termasuk resiko tinggi
untuk penyakit hiperkolesterolemia seringkali didasarkan pada
perhitungan resiko penyakit jantung koroner secara keseluruhan.
Penatalaksanaan non farmakologis yang dapat dilakukan yaitu
dengan cara menurunkan kadar lipid dengan diet dengan cara
mengurangi asam lemak, terutama makanan kolesterol tinggi (daging
merah, telur, makan-makanan tinggi lemak, produk susu (Davey, 2003)
Penatalaksanaan famakologis hiperkolesterolemia yang
biasanya dilakukan dalam waktu lama yaitu menggunakan obat. Hal ini
dikarenakan tidak semua orang melakukan perubahan gaya hidup yang
efektif untuk mengatasi hiperkolesterolemia, untuk itu digunakan
berbagai golongan obat seperti fibrat, resin, statin, dan derivat asam
nikotinat (Rubeinstein, Wayne, & Bradley, 2007).
-
19
2. Bekam
Bekam mulai terkenal pada zaman mesir kuno, dimana kehidupan mereka
mempunyai aktivitas berdagang yang tidak hanya antar suku tetapi juga ke
berbagai bangsa. Perjalanan yang jauh dan cukup melelahkan , membuat kondisi
tubuh terasa tidak nyaman, maka mereka berupaya untuk mengurangi rasa sakit
di bagian anggota tubuhnya yang dirasakan sakit, dengan mengeluarkan cairan-
cairan darah yang dianggap mempengaruhi keseimbangan atau metabolisme
tubuh. Tindakan ini merupakan metode pembersihan darah yang tidak saja
memberikan kenyamanan, keseimbangan dan menjaga metabolisme tubuh. Akan
tetapi merupakan salah satu cara untuk penyembuhan penyakit dengan cara
pengeluaran darah dari anggota tubuh (Fatahillah, 2006).
Bekam adalah sebuah metode pengobatan dengan penyedotan kulit di
bagian-bagian tertentu untuk mengeluarkan racun dan oksidan dalam tubuh
melalui torehan tipis yang mengenai pembuluh darah kapiler pada epidermis.
Titik pada penusukan jarum bekam mengacu pada titik akupunktur, namun yang
membedakan terapi bekam dengan akupunktur adalah pada terapi tusuk jarum
reaksi yang dihasilkan hanyalah sebatas perangsangan, sedangkan pada terapi
bekam selain proses perangsangan juga terjadi proses pergerakan aliran darah
(Ridho, 2012).
Berdasarkan prosesnya, bekam dibedakan menjadi 2 macam yaitu bekam
basah dan bekam kering. Bekam basah merupakan metode bekam yang
sebenarnya yakni mengeluarkan darah kotor yang ada di tubuh, sedangkan
bekam kering disebut juga bekam angin adalah metode bekam tanpa
mengeluarkan darah, bekam ini ditujukan untuk mengeluarkan kelebihan angin
dalam tubuh (Muhadi & Muadzin, 2002).
-
20
a. Bekam basah
1) Pengertian
Bekam basah atau hijamah yang artinya pelepasan darah
kotor. Terapi bekam basah merupakan suatu metode pembersihan
darah dan angin, dengan mengeluarkan toksin di dalam tubuh melalui
permukaan kulit dengan cara menyedot (Fatahillah, 2006). Bekam
basah diartikan sebagai proses pembekaman dengan melakukan sayatan
untuk mengeluarkan darah yang ada di kapiler epidermis (Ridho, 2012).
Bekam basah dilakukan karena adanya racun (toksin) yang ada didalam
tubuh yang menyebabkan penyumbatan pembuluh darah sehingga
peredaran darah menjadi tidak lancar (Muhadi & Muadzin, 2002).
2) Manfaat
Darah kotor adalah darah yang mengandung racun atau darah
statis yang menyumbat peredaran darah sehingga mengakibatkan sistem
peredaran darah dalam tubuh kurang lancar. Jika darah kotor tersebut
tidak dikeluarkan maka tubuh akan melemah dan mudah terserang
penyakit. Untuk menyembuhkan penyakit, tidak ada cara yang paling
efektif selain bekam basah. Darah yang diambil dengan bekam basah
ialah darah yang berada di bawah lapisan jaringan kulit, yaitu pembuluh
darah kapiler bukan pembuluh darah vena ataupun arteri. Karena kulit
merupakan jaringan terbesar yang ada pada tubuh yang terdapat sisa-
sisa toksin dalam darah (Muhadi & Muadzin, 2002).
-
21
Metode pengobatan bekam basah merupakan suatu teknik
detoksifikasi (pengeluaran racun dalam tubuh) yang efektif dalam
menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit dari yang ringan hingga
berat sekalipun dengan menghilangkan sumber penyakitnya bukan
hanya gejala saja (Muhadi & Muadzin, 2002).
Pembekaman biasanya dilakukan dipermukaan kulit dan
jaringan bawah kulit, jaringan ini akan disayat tipis atau ditusuk-tusuk
kecil sehingga akan meyebabkan keluarnya darah disertai zat-zat
berbahaya seperti serotinin, histamin, bradikinin dan zat-zat berbahaya
lainnya (Ridho, 2012).
3) Alat yang diperlukan
Menurut Nastiti (2012) alat yang diperlukan untuk
melakukan terapi bekam basah antara lain sebagai berikut :
a) Lanset
b) Cawan dan pam penyedot
c) Kapas dan tisu
d) Alkohol 70%
e) Sarung tangan bersih
f) Minyak zaitun
Peralatan terapi bekam harus di sterilkan setelah penggunaan,
untuk mencegah infeksi nosokomial. Lancet dan sarung tangan
hanya di gunakan untuk sekali pemakaian (Ahmadia & Schwebelb,
2008).
-
22
4) Proses pemberian terapi bekam basah
Pembekaman dilakukan pada titik-titik khusus yang
berhubungan dengan mekanisme penyakit. Terapi bekam basah
yang biasa dilakukan ialah dengan memberikan perlukaan pada tiga
titik tubuh, yakni punuk, scapula dekstra dan scapula sinistra.
Ahmadia dan Schwebelb (2008) mengatakan bahwa titik punuk
merupakan titik yang dijadikan sebagai sumber penyembuhan
berbagai penyakit. Titik ini merupakan titik pertemuan semua
darah yang mengalir diseluruh tubuh. Sehingga dengan
pembekaman memberikan respon pembersihan sirkulasi darah dan
juga memberikan efek autoregulasi. Titik-titik bekam basah
biasanya juga di area tubuh yang dirasakan sakit atau kurang
nyaman.
Beberapa proses terapi bekam :
a) Diwajibkan untuk memakai sarung tangan bagi si pembekam.
b) Pastikan alat yang akan digunakan untuk berbekam di sterilkan
dengan kapas yang diberi alkoho atau direbus terlebih dahulu.
c) Bersihkan terlebih dahulu daerah tubuh yang akan dibekam
dengan kapas yang dibasahi alkohol.
d) Menentukan titik bekam, yaitu titik bekam utama dan dibagian
tubuh yang sakit.
e) Setelah bersih letakkan mangkuk atau cop bekam selama 7
menit bagi pria dan 5 menit bagi wanita untuk menghisap angin
kotor atau penyakit dan untuk mengumpulkan sel-sel darah yang
telah mati dari daerah sekitar tubuh tersebut.
-
23
f) Pembekaman melakukan perlukaan pada titik bekam yang telah
ditentukan dengan menggunakan pena lancet dengan penusukan
berlawanan dengan arah jarum jam dari arah titik tengah bekam
tersebut keluar, penusukan juga tidak terlalu menekan
permukaan kulit prinsipnya penyayatan harus setipis mungkin
dan hanya mengenai pembuluh darah kapiler.
g) Setelah semua selesai, letakkan gelas cop di permukaan daerah
yang telah ditusuk atau disayat, lalu sedot selama 3-5 menit.
h) Setelah darah kotor keluar cabutlah cop dan bersihkan dengan
kapas.
i) Lalu sedot kembali selama 1-7 kali, tetapi kalau plasma atau
cairan putih sudah keluar sebelum 7 kali sedotan, bekam
dianggap selesai di daerah tersebut.
j) Lalu bersihkan kembali daerah yang telah dibekam dengan
kapas yang telah dibasahi alkohol.
k) Setelah dibersihkan dengan alkohol diberikan minyak zaitun dan
berikan pijatan disekitar tubuh yang telah dibekam agar
peredaran darahnya menjadi lebih lancar.
l) Suruhlah pasien untuk tidur berbaring dan berikanlah air hangat
atau air madu agar kekuatan pulih kembali (Ridho, 2012).
5) Efek samping
Pada beberapa kasus terkadang muncul efek samping seperti
mual jika jarak waktu berbekam kurang dari 2 jam setelah makan
dan lemas jika pembekaman teralalu lama dan terlalu banyak titik.
-
24
Tetapi jika dilakukan sesuai prosedur efek samping tersebut jarang
sekali terjadi.
Proses penyayatan di bawah kulit untuk mengeluarkan darah
kotor atau tusukan kecil dapat menimbulkan bekas yang nantinya
akan meninggalkan luka dan akan sembuh dalam 2-3 hari (Sari,
Indrawati, & Djing, 2008).
6) Hal-hal yang perlu diperhatikan
Bekam basah tidak dianjurkan pada pasien yang menderita
diabetes melitus, penderita anemia, wanita hamil, penderita
kelainan darah, penderita infeksi kulit merata (Fatahillah, 2006).
7) Pembuktian ilmiah
Mekanisme kerja terapi bekam terjadi dibawah kulit dan otot
yang banyak terdapat titik saraf. Titik-titik ini saling berhubungan
antara organ tubuh satu dengan lainnya sehingga bekam dilakukan
tidak selalu pada bagian tubuh yang sakit tetapi pada titik simpul
saraf yang terkait. Pembekaman biasanya dilakukan pada
permukaan kulit (kutis), jaringan bawah kulit (sub kutis), yang
menyebabkan jaringan ini akan rusak. Kerusakan disertai keluarnya
darah akibat bekam basah akan ikut serta keluar beberapa zat
berbahaya seperti serotinin, histamin, bradikinin dan zat-zat
berbahaya lainnya (Naufal, 2008).
Beberapa penyakit sudah berhasil diatasi melalui manfaat
bekam basah antara lain, asam urat, diabetes melitus, gangguan
jantung, stroke, kelumpuhan, penurunan fungsi saraf (Umar, 2008).
Bekam basah juga terbukti meningkatkan regenerasi sel darah
-
25
merah dan menambah jumlah antioksidan alami dalam tubuh
(Widada, 2010).
Gambar. 2
Terapi bekam basah
Sumber: Al Maki (2011)
b. Bekam kering
1) Pengertian
Bekam kering adalah proses pembekaman dengan pompa
tanpa mengeluarkan darah. Bekam kering akan mengeluarkan
patogen angin, panas dan api (Ridho, 2012).
2) Manfaat
Bekam kering bermanfaat untuk mengurangi pegal-pegal,
sakit kepala, migrain dikarenakan oleh angin, serta dapat juga unuk
meningkatkana kekebalan tubuh dan mengurangi rasa nyeri dengan
pelepasan neurotransmitter (Wong, 2010)
3) Alat-alat yang diperlukan
Alat untuk bekam kering sama dengan alat-alat yang
digunakan untuk bekam basah. Pada bekam kering, permukaan
kulit yang dibekam tidak dilakukan penusukan dengan jarum untuk
mengeluarkan darah (Nastiti, 2012). Alat yang diperlukan untuk
melakukan bekam kering adalah sebagai berikut (cawan dan pam
-
26
penyedot, kapas dan tisu, alkohol, sarung tangan bersih, dan
minyak zaitun)
4) Proses pemberian terapi bekam kering
Pemberian terapi bekam kering dimulai dari dengan
menghisap permukaan kulit dan memijat permukaan sekitarnya lalu
cop bekam di tempelkan di permukaan kulit dan mengambil
oksigen dan menciptakan ruang hampa. Kulit dan daging akan
tertarik dan hal tersebut akan merangsang sirkulasi darah maupun
otot-otot disekitarnya (Nastiti, 2012).
5) Efek samping
Proses pembekaman kering biasanya menimbulkan bekas
bulat-bulat merah keunguan dan biasanya hilang 2-3 hari (Nastiti,
2012).
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka dalam suatu penelitian yang
menghubungkan struktur dari konsep-konsep atau teori-teori yang akan diteliti
dalam penelitian ( Wood & Judith, 2006). Kerangka konsep dalam penelitian ini
dapat dilihat pada skema 1 yang disajikan berikut ini.
-
27
Skema 1
Kerangka konsep penelitian gambaran kadar kolesterol pasien yang mendapatkan terapi bekam
C. Pertanyaan penelitian
Pertnyaan penelitian adalah suatu bentuk pertanyaan yang menghendaki jawaban
dari peneliti yang akan dilakukan (Notoadmojo, 2005). Adapun pertanyaan
penelitian pada penelitian ini adalah bagaimana gambaran kadar kolesterol pasien
yang mendapatkan terapi bekam?
Kadar kolesterol total bekam
Kolesterol
sebelum
Kolesterol
sesudah