BAB III.pdf

6
BAB III DASAR-DASAR PERENCANAAN Tujuan dari perencanaan sistem plumbing adalah membuat perancangan penyediaan air bersih dan air pemadam kebakaran, penyaluran air buangan dan air hujan di suatu bangunan. 3.1 Air bersih 3.1.1 Kualitas Air Bersih Tujuan terpenting dari perencanaan penyediaan air bersih adalah kualitas air bersih. Penyediaan air bersih dengan kualitas yang tetap baik merupakan prioritas utama. Banyak negara telah menetapkan standar kualitas air bersih. Di Indonesia mempunyai peraturan tentang kualitas air besih salah satunya PP 82 tahun 2001 tentang . untuk penggunaan kualitas penyediaan air bersih pada suatu bangunan digunakan kelas 1. 3.1.2 Pencegahan Pencemaran Air Sistem penyediaan air bersih meliputi beberapa peralatan seperti tangki air bawah tanah, tangki air di atas atap, pompa-pompa, perpipaan, dsb. Dalam peralatan-peralatan ini, air minum harus dapat dialirkan ke tempat-tempat yang dituju tanpa mengalami pencemaran. Hal-hal yang dapat menyebabkan pencemaran antara lain masuknya kotoran, tikus, serangga, terjadinya karat, rusaknya bahan tangki dan pipa yang dapat menyebabkan pencemaran pada air bersih, adanya hubungan pipa air minum dengan pipa dengan fungsi lain yang akan mengakibatkan bercampurnya air minum dengan jenis kualitas air lainnya. Agar pencemaran air tidak terjadi, dapat ditanggulangi dengan cara-cara sebagai berikut : 1. Larangan hubungan pintas (cross connection), yaitu larangan hubungan fisik antara dua sistem pipa yang berbeda, satu sistem pipa untuk air minum dan sistem pipa air lainnya berisi air yang tidak diketahui atau diragukan kualitasnya, dimana air dapat mengalir dari satu sistem ke sistem lainnya. Sistem perpipaan air minum dan peralatannya tidak boleh terendam dalam air kotor atau bahan lain yang tercemar. 2. Pencegahan aliran balik (back flow)

Transcript of BAB III.pdf

Page 1: BAB III.pdf

BAB III

DASAR-DASAR PERENCANAAN

Tujuan dari perencanaan sistem plumbing adalah membuat perancangan penyediaan air

bersih dan air pemadam kebakaran, penyaluran air buangan dan air hujan di suatu bangunan.

3.1 Air bersih

3.1.1 Kualitas Air Bersih

Tujuan terpenting dari perencanaan penyediaan air bersih adalah kualitas air bersih.

Penyediaan air bersih dengan kualitas yang tetap baik merupakan prioritas utama. Banyak negara

telah menetapkan standar kualitas air bersih. Di Indonesia mempunyai peraturan tentang kualitas

air besih salah satunya PP 82 tahun 2001 tentang . untuk penggunaan kualitas penyediaan air

bersih pada suatu bangunan digunakan kelas 1.

3.1.2 Pencegahan Pencemaran Air

Sistem penyediaan air bersih meliputi beberapa peralatan seperti tangki air bawah tanah,

tangki air di atas atap, pompa-pompa, perpipaan, dsb. Dalam peralatan-peralatan ini, air minum

harus dapat dialirkan ke tempat-tempat yang dituju tanpa mengalami pencemaran.

Hal-hal yang dapat menyebabkan pencemaran antara lain masuknya kotoran, tikus,

serangga, terjadinya karat, rusaknya bahan tangki dan pipa yang dapat menyebabkan pencemaran

pada air bersih, adanya hubungan pipa air minum dengan pipa dengan fungsi lain yang akan

mengakibatkan bercampurnya air minum dengan jenis kualitas air lainnya. Agar pencemaran air

tidak terjadi, dapat ditanggulangi dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Larangan hubungan pintas (cross connection), yaitu larangan hubungan fisik antara dua

sistem pipa yang berbeda, satu sistem pipa untuk air minum dan sistem pipa air lainnya

berisi air yang tidak diketahui atau diragukan kualitasnya, dimana air dapat mengalir dari

satu sistem ke sistem lainnya. Sistem perpipaan air minum dan peralatannya tidak boleh

terendam dalam air kotor atau bahan lain yang tercemar.

2. Pencegahan aliran balik (back flow)

Page 2: BAB III.pdf

Aliran balik merupakan aliran air atau cairan lain, zat atau campuran, ke dalam sistem

perpipaan air minum, yang berasal dari sumber lain yang bukan untuk air minum. Aliran

balik ini tidak dapat dipisahkan dengan hubungan pintas akibat efek siphon-balik (back

siphonage), yaitu terjadinya aliran masuk ke dalam pipa air minum dari air tercemar yang

disebabkan oleh timbulnya tekanan negatif dalam pipa. Pencegahan aliran balik ini dapat

dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

a. Menyediakan celah udara

b. Memasang alat pencegah aliran balik, seperti “pemecah vakum”

3.1.3 Sistem Penyediaan Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih yang banyak digunakan dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Sistem sambungan langsung

Sistem sambungan langsung berarti suatu sistem dimana pipa distribusi dalam gedung

disambungkan langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih (misalnya, pipa utama

dari Perusahaan Daerah Air Minum). Sistem ini dapat diterapkan apabila debit dan tekanan

mencukupi.

2. Sistem tangki atap

Ini merupakan sistem dimana air bersih yang berasal dari sumber air (misalnya dari

Perusahaan Daerah Air Minum) ditampung terlebih dahulu dalam tangki atap bawah

(dipasang pada lantai terendah bangunan atau di bawah muka tanah), kemudian

dipompakan ke tangki atas yang biasanya disimpan di atas atap atau di atas lantai tertinggi

bangunan. Air ditampung terlebih dahulu karena tekanannya tidak mencukupi untuk

dialirkan langsung ke sistem plambing. Air dari tangki atap kemudian dialirkan ke sistem

distribusi bangunan.

Pada setiap tangki bawah dan tangki atap harus dipasang alarm untuk menunjukkan muka

air rendah dan penuh. Apabila tekanan air dalam pipa utama cukup besar, air dapat

langsung dialirkan ke tangki atap tanpa disimpan dalam tangki bawah dan dipompa.

3. Sistem tangki tekan

Pada sistem ini, air yang telah ditampung dalam tangki bawah dipompakan ke dalam suatu

bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air dari tangki tersebut

dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan. Sistem ini digunakan apabila debit

Page 3: BAB III.pdf

mencukupi, tetapi tekanannya kurang. Sistem tangki tekan dirancang agar volume udara

tidak lebih dari 30 % dan 70 % volume tangki berisi air.

4. Sistem tanpa tangki

Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan, maupun

tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa

menghisap air langsung dari pipa utama. Sistem ini sebenarnya dilarang di Indonesia.

Dalam tugas besar ini digunakan sistem tangki bawah dan tangki atap, yaitu air yang

berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum terlebih dahulu ditampung pada tangki bawah

kemudian dipompakan ke tangki atas.

3.1.4 Laju Aliran Air

Besarnya laju aliran air yang masuk ke dalam gedung dapat diperkirakan berdasarkan

jumlah pemakai, jenis dan jumlah alat plambing, unit beban alat plambing, serta pemakaian air

terhadap waktu.

Untuk menentukan laju aliran, perkiraan berdasarkan jumlah pemakai merupakan metode

yang praktis. Ini dilakukan dengan menghitung pemakaian air rata-rata dari setiap penghuni dan

perkiraan jumlah penghuni.

Untuk menghitung total kebutuhan air bersih yang digunakan, saya menggunakan buku

Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing pengarang Soufyan Moh.Noerbambang dan

Takeo Morimuro. Sedangkan untuk menentukan jumlah minimum alat plambing yang harus

disediakan, saya menggunakan SNI 03-6381-2000.

Tabel 1. Jumlah minimum alat plambing yang harus disediakan

Jenis

Bangunan

Water Closet (WC) Urinal (UR) Lavatory (LV)

Jumlah

orang Pria Wanita

Jumlah

orang Pria

Jumlah

orang

Banyak

unit

Sekolah

1-15 1 1 1-30 1 1-30 1

16-30 1 2 31-55 2 31-55 2

31-55 2 3 56-80 2 56-80 2

50-80 3 4 81-110 3 81-110 3

80-110 4 5 111-150 4 111-150 3

Page 4: BAB III.pdf

110-150 6 7 151-190 4 151-190 4

151-190 7 8 191-240 6 191-240 4

191-240 8 10 241-300 6 241-300 5

241-300 9 12 >300 1 untuk setiap

penambahan

75 orang

>300 1 untuk

setiap

penambahan

50 orang

>300 1 untuk setiap

penambahan 30

orang

Sumber : Babbit, 1960

3.1.5 Perhitungan Diameter Pipa Air Bersih

Perhitungan diameter pipa air bersih dilakukan dengan 3 cara yaitu :

1. Menghitung diameter dari beban alat plambing (GPM) dari total fixture unit alat

plambing yang ada pada bangunan.

2. Menghitung diameter dari kebutuhan air dari Plumbing Feature (PF) dan kecepatan

aliran.

3. Menghitung diameter dari kerugian tekanan gesek pipa yang akan digunakan dari total

FU alat plumbing yang ada pada bangunan.

3.1.5.1 Menghitung diameter dari beban alat plambing (GPM) dari total fixture unit alat

plambing yang ada pada bangunan.

Perhitungan diameter pipa air bersih dilakukan dengan menghitung beban alat

plambing (GPM) dari akumulasi fixture unit alat plambing yang ada pada bangunan

tersebut. Nilai fixture unit untuk setiap alat plambing dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Fixture Unit Tiap Alat Plambing

untuk Air Bersih

Alat Plambing Jenis Nilai Unit Fixture

Water Closet (WC) Flushometer, public 10

Urinal (UR) Pedestal with flushometer 10

Lavatory (LV) Public 2

Sink (SK) Service 3

Faucet (FC) / keran - 2

Sumber : Harold. E. Babbitt, 1960, Water Supply Engineering, Tabel 1-2

Page 5: BAB III.pdf

Fixture unit yang didapat alat plambing kemudian masukkan ke gambar 1 untuk

grafik beban alat plambing (GPM) terhadap fixture unit.

Gambar 1 . Grafik beban alat plambing (GPM) terhadap fixture unit

(1) Untuk sitem dengan katup

(2) Sistem tangki

GPM yang didapat dari grafik tersebut kemudian dicocokkan ke tabel 3.

Tabel 3 : Penentuan diameter pipa air sesuai GPM

Sum

ber :

Harol

d. E. Babbitt, 1960, Water Supply Engineering, Tabel 3-4

3.1.5.2 Menghitung diameter dari kebutuhan air dari Plumbing Feature (PF) dan

kecepatan aliran.

Kebutuhan air tiap PF yang saya gunakan “Noerbambang, Soufyan M. & Takeo

Morimura. 1996. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing “ dan kecepatan

aliran sebesar 0,9m/s – 2 m/s dari SNI 03-7065-2005. Kecepatan aliran yang lambat

akan membuat endapan pada pipa dan jika laju akan mengikis pipa.

GPM 4-10 12-18 20-30 32-50 60-88 90-190 192-300 390-450

Ø ½ ¾ 1 1¼ 1½ 2 2½ 3

Page 6: BAB III.pdf

Tabel 4 : Laju aliran dan ukuran pipa sambungan

Laju

aliran Pipa

sambungan

Nama alat plumbing

(L/detik) (mm)

Kloset (dengan tangki)

110-180 24

Kloset (dengan katup)

15 13

Peturasan (5-7 orang dengan tangki )

4,5 - 6,3 13

Bak cuci tangan kecil (faucet)

10 13

Bak cuci tangan biasa (lavatory)

15 13

Bak cuci dapur (sink 20mm)

15 20

Sumber : Noerbambang, Soufyan M. & Takeo Morimura. 1996. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem

Plambing table 3.13

3.1.5.3 Menghitung diameter dari kerugian tekanan gesek pipa yang akan digunakan dari

total FU alat plumbing yang ada pada bangunan.

Untuk mengitung diameter pipa cara 3 adalah dengan membandingkan pipa

sambungan pada Tabel 4 : Laju aliran dan ukuran pipa sambungan dengan nilai FU

dengan mempertimbangkan faktor keserempakan penggunaan alat plumbing.