BAB III Trauamatologi Ske 2

4
BAB III PEMBAHASAN Seorang laki-laki, berusia 34 tahun, diantar polisi ke IGD RSUD Dr. Muwardi. 1 jam sebelum MRS pasien mengalami kecelakaan lalu lintas saat mengendarai mobil tanpa mengenakan sabuk pengaman dengan kecepatan tinggi. Pasien menabrak pohon saat menghindari becak. Pasien terbentur setir mobil pada perut bagian bawah. Pasien dalam keadaan sadar (compos mentis) mengeluh nyeri perut bagian bawah dan disertai tidak bisa kencing setelah kejadian tabrakan. Tidak bisa kencing dikarenakan adanya trauma pada buli-buli atau urethra bagian posterior. Trauma buli-buli mengakibatkan ruptur pada intraperitoneal menyebabkan urin masuk ke rongga peritoneum dan ruptur ekstraperitoneal. Dari pemeriksaan dokter IGD didapatkan kesadaran pasien compos mentis (GCS E4V5M6= 15), pupil isokhor yaitu perbedaan diameter kedua pupil < 1mm. Reflek cahaya (+/+) lateralisasi (-). Jalan nafas bebas berarti tidak ada sumbatan pada saluran nafas . Didapatkan nadi 120 x/menit menandakan adanya takikardi, nadi normalnya 60-100 x/menit. Tekanan darah : 90/60 mmHg, suhu 36,0 0 C, akral dingin dan lembab RR 24x/menit. Terdapat jejas pada regio hipokondria kanan yang diakibatkan benturan setir mobil, hal tersebut mengakibatkan terjadinya himpitan pada organ intra abdomen antara dinding depan abdomen dan kolumna vertebralis. Nampak keluar darah dari anus, sebelum mengetahui dari mana asal darahnya, pastikan terlebih dahulu

description

TUGAS

Transcript of BAB III Trauamatologi Ske 2

BAB IIIPEMBAHASANSeorang laki-laki, berusia 34 tahun, diantar polisi ke IGD RSUD Dr. Muwardi. 1 jam sebelum MRS pasien mengalami kecelakaan lalu lintas saat mengendarai mobil tanpa mengenakan sabuk pengaman dengan kecepatan tinggi. Pasien menabrak pohon saat menghindari becak. Pasien terbentur setir mobil pada perut bagian bawah. Pasien dalam keadaan sadar (compos mentis) mengeluh nyeri perut bagian bawah dan disertai tidak bisa kencing setelah kejadian tabrakan. Tidak bisa kencing dikarenakan adanya trauma pada buli-buli atau urethra bagian posterior. Trauma buli-buli mengakibatkan ruptur pada intraperitoneal menyebabkan urin masuk ke rongga peritoneum dan ruptur ekstraperitoneal. Dari pemeriksaan dokter IGD didapatkan kesadaran pasien compos mentis (GCS E4V5M6= 15), pupil isokhor yaitu perbedaan diameter kedua pupil < 1mm. Reflek cahaya (+/+) lateralisasi (-). Jalan nafas bebas berarti tidak ada sumbatan pada saluran nafas . Didapatkan nadi 120 x/menit menandakan adanya takikardi, nadi normalnya 60-100 x/menit. Tekanan darah : 90/60 mmHg, suhu 36,0 0C, akral dingin dan lembab RR 24x/menit. Comment by user: Tambahin ya yon pengertiannyaComment by user: Bahas ya yonTerdapat jejas pada regio hipokondria kanan yang diakibatkan benturan setir mobil, hal tersebut mengakibatkan terjadinya himpitan pada organ intra abdomen antara dinding depan abdomen dan kolumna vertebralis. Nampak keluar darah dari anus, sebelum mengetahui dari mana asal darahnya, pastikan terlebih dahulu apakah itu darah segar atau darah yang bercampur dengan sisa makanan. Jika darah segar maka disebabkan trauma pada rectum adanya ruptur dari arteri-arteri yang memvaskularisasinya. Keluarnya darah pada orificium urethra externum menandakan adanya ruptur pada urethra dan hematom pada regio perineum . Hal ini menunjukkan adanya fraktur pelvis diperkuat dengan pemeriksaan stabilitas pelvis (tes kompresi+, tes distriksi +). Dimana pecahan tulang mengenai urethra dan rectum sehingga keluar darah. Hasil pemeriksaan stabilitas pelvis tersebut juga mengindikasikan pasien terkena fraktur pelvis tipe tidak stabil. Fraktur pelvis tipe ini secara rotasi tidak stabil tapi secara vertikal stabil. Daya rotasi luar yang mengena pada satu sisi pelvis dapat merusak dan membuka simfisis biasa disebut fraktur open book. Fraktur pelvis sering merupakan salah satu yang menyebabkan trauma multipel yang dapat menyebabkan organ-organ lain dalam panggul. Penderita bisa datang dalam keadaan anemia atau syok karena perdarahan yang hebat.Comment by user: Jelasin ya yon, hehe Berdasarkan pemeriksaan rectal toucher didapatkan prostat melayang (floating prostat). Hal ini disebabkan ruptur dari urethra pars membranacea akibat fraktur pelvis, dimana terputusnya ligamen puboprostatika mengakibatkan prostat tidak terfiksasi ditempatnya dan posisi prostat kearah superior sehingga disebut prostat melayang atau floating prostat. Floating prostat merupakan salah satu dari trias trauma urethra posterior selain bloody discharge dan retensio urine.Pada skenario dokter tidak melakukan pemasangan kateter karena merupakan kontra indikasi pada trauma urethra. Jika dilakukan pemasangan kateter akan menambah ruptur pada urethranya dan apabila terdapat trauma buli-buli juga akan membuat ruptur di vesika urinarianya, serta dapat terjadi infeksi pada vesika urinaria maupun urethranya dan septikemia.Dokter IGD melakukan pemeriksaan primary survey, adjunct primary survey, dan secondary survey. Pemeriksaan primary survey dilakukan selama 2 menit dan berpatokan pada urutan ABCDE, yaitu airway (jalan nafas), breathing (bantuan nafas), circulation (sirkulasi), defibrillation, dan exposure (enviromental control). Secondary survey dilakukan dengan pemeriksaan tanda vital, riwayat cedera atau trauma, pemeriksaan runtut dari kepala hingga ekstremitas dan pemeriksaan neurologi. Pada pemeriksaan abdomen lihat tanda luka tumpul atau tusuk, nyeri tekan. Jika ada nyeri tekan hati-hati terhadap kemungkinan internal bleeding. Jika nyeri disertai distensi kemungkinan terjadi syok hemorrhagi. Periksa pelvis, lihat ada tidaknya deformitas, ekskoriasi, kontusi, abrasi, penetrasi, luka bakar, laserasi, pembengkakan. Raba nyeri tekan, instabilitas, krepitasi dengan menekan simfifis pubis ke bawah dan merapatkan crista iliaca. Periksa ke-2 tungkai dan ke-2 lengan. Angulasi ekstremitas atas dipasang bidai sesuai dengan keadaan yang ditemukan. Pemeriksaan neurologi yang pertama adalah penilaian tingkat kesadaran, yaitu A (alert), V (verbal/menjawab kesadaran), P (pain/ bereaksi terhadap rangsang nyeri), U (unresponsive/ tidak berreaksi). Selain itu lakukan pemeriksaan motorik, sensorik dan reflek pupil.Konsul pada dokter bedah orthopedi dilakukan untuk penilaian fraktur pelvis yang terjadi pada pasien dan tindaklanjutnya. Untuk trauma urethra dan buli-buli diperlukan konsul lebih lanjut pada dokter bedah urologi. Sedangkan dokter bedah digestif untuk penangan darah yang keluar dari rektum pasien.